Anda di halaman 1dari 10

Indah Nurhayati, Joko Sutrisno, Pungut, & Budi Projo Sembodo : Arang Aktif Ampas Tebu sebagai Media

Adsorbsi untuk Meningkatkan Kualitas Air Sumur Gali

ARANG AKTIF AMPAS TEBU SEBAGAI MEDIA ADSORPSI UNTUK


MENINGKATKAN KUALITAS AIR SUMUR GALI

Indah Nurhayati1), Joko Sutrisno2), Pungut3), dan Budi Prijo Sembodo4)


1), 2) & 3)
Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
4)
Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri
Universitas PGRI Adi Buana (UNIPA) Surabaya
Email : indahtekling@yahoo.com

Abstrak

Penelitian ini tentang pemanfaatan karbon aktif ampas tebu sebagai media adsorpsi untuk
menurunkan kandungan zat besi dan kesadahan pada air sumur gali. Tujuan penelitian untuk
menentukan suhu karbonasi dan konsentrasi CaCO3 yang paling optimum untuk pembuatan
karbon aktif serta mengkaji efektifitasnya dalam menurunkan kadar logam Fe dan kesadahan.
Penelitian ini terdiri atas dua tahap, tahap pertama menentukan kondisi optimum karbon aktif
berdasarkan SNI 06-3730-1995 yang didasarkan pada suhu karbonasi dan konsentrasi CaCO3,
tahap kedua penggunaan karbon aktif dalam penyerapan logam Fe dan kesadahan berdasarkan
ketinggian media. Pengukuran kadar Fe3+ menggunakan spektrofotometer, sedangkan pengukuran
kesadahan dengan menggunakan titrimeteri EDTA. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi
CaCO3 5,5.10-5 M dan suhu karbonasi 3500C paling optimum untuk menghasilkan karbon aktif
paling sesusai SNI 06-3730-1995. Serapan optimum pada waktu operasi 2 jam pada media karbon
aktif ampas tebu dengan tinggi 60 cm dapat menurunkan Fe sebesar 88% dan kesadahan 60%.

Kata Kunci : Adsorpsi, Ampas Tebu, Besi, Karbon Aktif, Kesadahan.

Abstract

This study on the use of activated carbon from bagasse as an adsorption medium to enhance
iron content and hardness in dug wells. The aim of research to determine the most optimum of the
carbonation temperature and concentration CaCO3 of to produce activated carabon and their
effectiveness to adsorb the Fe and hardness and in water treatment dug wells. This study
consisted of two stages, the first stage of determining the optimum conditions base on SNI 06-
3730-1995 there was temperature, concentration of CaCO3. The second stage of the use of
activated carbon in to enhance consentrationof Fe and hardness by adsorption based on height
media activated carbon. Measurements of Fe using a spectrophotometer,hardness using
titrimteri EDTA. The research result is a concentration of CaCO3 5,5.10-5 M and a temperature of
350 0C most optimum carbonation base on SNI 06-3730-1995. In 2 hours operating time and
media height of 60 cm optimum adsorption the Fe content can be lowered by 88% and hardness
by 60%.

Keywords: Adsorption, Bagasse, Iron, Activated Carbon, Hardness.

Jurnal Teknik WAKTU Volume 13 Nomor 02 – Juli 2015 – ISSN : 1412-1867 9


Indah Nurhayati, Joko Sutrisno, Pungut, & Budi Projo Sembodo : Arang Aktif Ampas Tebu sebagai Media
Adsorbsi untuk Meningkatkan Kualitas Air Sumur Gali

PENDAHULUAN dan Mn mampu diserap oleh ampas tebu


Air tanah merupakan sumber air yang seperti Pb dan Cu. Arang aktif dari ampas tebu
banyak digunakan dalam aktivitas domestik yang diaktivasi dengan H3PO4 10% dapat
terutama sebagai air bersih. Perembesan air digunakan sebagai adsorben pada pemurnian
tanah melewati bebatuan mineral ketika minyak goreng bekas, dengan mengikat asam
merembes pada lapisan kulit bumi sehingga lemak bebas sebesar 49,7%. Arang ampas tebu
banyak ion logam yang terbawa. Air sumur yang diaktifasi menggunakan HCl 0,1 M
adalah air tanah yang sebagaian besar kurang dapat menghasilkan arang aktif yang
layak digunakan tanpa melalui pengolahan memenuhi SNI 06-3730-1995 (Asbahani,
terlebih dahulu karena mengandung logam 2013).
Besi (Fe), Mangan (Mn), Kalsium (Ca) dan
Magnesium (Mg). Karbon Aktif
Kandungan Fe dan Mn dalam tubuh Karbon aktif adalah karbon yang telah
manusia dibatasi, logam ini bersifat diproses dengan cara diaktivasikan sehingga
akumulatif terutama pada organ penyaringan memiliki pori dengan luas permukaan yang
sehingga dapat mengganggu fungsi fisiologis, sangat besar sehingga mampu meningkatkan
disamping itu logam Fe dan Mn dapat daya adsorpsinya. Karbon aktif merupakan
menimbulkan bau yang kurang sedap, material yang memiliki diameter pori dengan
menyebabkan warna kuning pada dinding bak ukuran skala molekul (nanometer) yang
penampung air bersih/kamar mandi serta memiliki gaya Van derWaals yang kuat
menyebabkan bercak-bercak kuning pada (Arfan, 2006). Karbon aktif (activated carbon)
pakaian. merupakan adsorben yang banyak digunakan
Kandungan logam Ca dan Mg dalam pada pengolahan air, maupun pengolahan air
air tanah mengubah sifatnya menjadi sadah. limbah karena memilki kemampuan untuk
Air sadah kurang baik digunakan untuk menyerap senyawa organik dan anorganik.
kegiatan yang menggunakan sabun, karena Ampas tebu merupakan salah satu
logam Ca dan Mg bereaksi lebih dahulu bahan yang cukup potensial dikembangkan
dengan logam Na dalam sabun, sehingga sebagai karbon aktif karena ketersediaannya
terbentuklah senyawa-senyawa kalsium dan yang melimpah dan nilai ekonominya belum
magnesium relative lebih sukar larut dalam air tinggi. Ampas tebu dapat diperoleh dari industri
sehingga berakibat proses pencucian tidak yang menggunakan tebu sebagai bahan baku yakni:
berlangsung secara optimal. pabrik pabrik gula yang tersebar di Pulau Jawa
Kualitas air bersih diatur dalam maupun di luar Pulau Jawa, usaha kecil berupa
PERMENKES No.416/Menkes/Per/IX/1990 pembuatan gula merah disamping itu sekarang
tentang standart kualitas air bersih, syarat tumbuh usuha mikro yang berbahan baku tebu
untuk kandungan parameter logam Fe tidak misalnya minuman es tebu.
boleh melebihi dari 1,0 mg/l, sedangkan Mn ≤ Pada saat ini pemanfaatan ampas tebu
0,5 mg/l dan untuk kesadahan adalah ≤500 sebagaian besar digunakan sebagai bahan
mg/l. Metode yang umum digunakan untuk bakar tambahan pada boiler, media tanam,
menurunkan kandungan Fe dan Mn dengan bahan tambahan pupuk dan yang tidak
cara oksidasi yakni dilakukan kontak dengan termanfaatkan dibuang tanpa mengalami
udara sehingga logam mengendap dalam pengolahan sehingga menyebabkan
bentuk Fe(OH)2 dan Mn(OH)2, sedangkan pencemaran lingkungan yang pada akhirnya
metode lain yang digunakan dengan adsorpsi. menyebabkan lingkungan menjadi tidak sehat
Adsorpsi dapat digunakan untuk menurunkan serta berkurang nilai estetikanya. Berdasarkan
kandungan logam dalam badan air. paparan tersebut diperlukan solusi untuk
Ampas tebu mampu menyerap ion Pb menangani masalah ampas tebu dengan
dan Cu sampai di atas 90% (Indah dan Joko memanfaatkan ampas tebu dibuat menjadi
:2013), logam-logam itu dalam sistem karbon aktif, sehingga dapat mempunyai nilai
periodik unsur termasuk unsur logam tambah dan meningkatkan daya dukung
golongan B sama dengan Fe dan Mn. Unsur- lingkungan.
unsur pada golongan yang sama memiliki sifat Karbon aktif berupa karbon amorf
fisika maupun kimia yang hampir sama terdiri dari karbon bebas serta
dengan demikian dapat diperkirakan bahwa Fe
10 Jurnal Teknik WAKTU Volume 13 Nomor 02 – Juli 2015 – ISSN : 1412-1867
Indah Nurhayati, Joko Sutrisno, Pungut, & Budi Projo Sembodo : Arang Aktif Ampas Tebu sebagai Media
Adsorbsi untuk Meningkatkan Kualitas Air Sumur Gali

mempunyai kemampuan daya serap yang baik ampas tebu, kulit durian, serbuk gergaji, kayu
yang dapat digunakan sebagai bahan keras, kayu campuran, kayu lunak, kayu jati,
pemucat (penghilang zat warna), penyerap kayu karet dan sebagainya (Siringgo- Ringgo,
gas, penyerap logam, bahan organik maupun 2013). Pembuatan karbon aktif berlangsung
non organik yang dikenal dengan istilah tiga tahap yaitu proses dehidrasi, proses
adsorben (Rahayu, 2004 dalam Asbahani, karbonisasi dan proses aktivasi. Sedangkan
2013). pemilihan bahan baku untuk pembuatan
Bahan baku untuk pembuatan arang karbon aktif ditentukan berdasarkan besarnya
aktif dapat berasal dari hewan, tumbuh- kandungan karbon pada bahan.
tumbuhan, limbah ataupun mineral yang Di Indonesia telah membuat standar
mengandung karbon. Bahan baku tersebut mutu karbon aktif menurut BSN (Badan
antara lain tulang, sekam padi, tongkol jagung, Standarisasi Nasional) yakni SNI 06-3730-
tempurung kelapa, sabut kelapa, cangkang 1995, seperti pada tabel 1 di bawah ini :
kelapa sawit, cangkang kopi, cangkang kemiri,

Tabel 1. Standar Kualitas Karbon Aktif (BSN :SNI 06-3730-1995)

Prasyarat kualitas(%)
Uraian
Butiran Serbuk
Bagian yang hilang pada pemanasan 9500C Maks. 15 Maks. 25
Konsentrasi air Maks. 4,5 Maks. 15
Konsentras iabu Maks. 2,5 Maks. 10
Karbonaktif murni Min.80 Min.65
Daya serap terhadap Larutan I2 Min.20 Min.20

Proses Pembuatan Karbon Aktif rendah, uap CO 2 atau aliran gas pada
Secara garis besar ada 3 tahap temperatur tinggi.
pembuatan karbon aktif, yaitu: 2. Proses Aktivasi Kimia
a. Proses Dehidrasi Proses aktivasi kimia merujuk pada
Proses dehidrasi adalah proses pelibatan bahan-bahan kimia atau
penghilangan air pada bahan baku reagen pengaktif. Bahan kimia yang
melalui reaksi kimia. dapat digunakan sebagai pengaktif
b. Proses karbonasi diantaranya CaCl 2, CaCO3, NaCl,
Proses karbonasi adalah proses MgCl 2, HCl, H3PO4, ZnCl, HNO3.
pembakaran bahan baku dengan
menggunakan udara terbatas dengan Karbon aktif dari Ampas Tebu
o
temperature udara antara 300 C sampai Ampas tebu (Bagasse) adalah bahan
o
900 C. Proses ini menyebabkan sisa berserat dari batang tebu yang telah
penguraian senyawa organik yang mengalami ekstraksi nira dan tidak tahan
menyusun struktur bahan membentuk disimpan karena mudah terserang jamur.
metanol, uap asam asetat, tar dan Ampas tebu kebanyakan digunakan sebagai
hidrokarbon. Material padat yang bahan bakar untuk menghasilkan energy/panas
tertinggal setelah proses karbonisasi sebagai bahan bakar ketel uap (Boiler) pada
adalah karbon dalam bentuk arang pabrik gula. Menurut Badan peneliti dan
dengan permukaan spesifik yang sempit. pengembangan PT Gula Putih Mataram tahun
c. ProsesAktivasi 2002, ampas tebu mengandung bahan organik
Prosesaktivasi dibedakan menjadi 2 sekitar 90%, unsur hara N (0,3%), P2O5
bagian, yaitu: (0,02%).
1. Proses Aktivasi Termal Ampas tebu dapat digunakan sebagai
Proses aktivasi termal umumnya adsorben, seperti yang dikemukakan oleh
melibatkan gas pengoksidasi seperti Indah (2013) efisiensi penyerapan logam Cu
oksida oleh udara pada temperatur dengan adsorben ampas tebu pada pH 6,51
sebesar 94,3%. Pada laju aliran 20 ml/menit

Jurnal Teknik WAKTU Volume 13 Nomor 02 – Juli 2015 – ISSN : 1412-1867 11


Indah Nurhayati, Joko Sutrisno, Pungut, & Budi Projo Sembodo : Arang Aktif Ampas Tebu sebagai Media
Adsorbsi untuk Meningkatkan Kualitas Air Sumur Gali

ampas tebu dapat menyerap logam berat Pb mencampuri kulit kembali sampai normal,
sebesar 294 ppm dengan efisiensi 90 %. kondisi asam rendah dan dapat menjadi iritasi.
Suhendarwati, dkk. Menyatakan bahwa Mencuci rambut dengan air sadah dapat
arang aktif ampas tebu dengan aktifasi mengeraskan permukaan rambut karena
menggunakan KOH 5M, diperoleh arang aktif tertutup oleh dadih yang membuat rambut
yang mendekati standart arang aktif. Hasil rapuh, mudah kotor, sulit diatur, dan tidak
penelitian (Sudibandriyo, 2011) menunjukkan berkilau sehingga diperlukan sampo berlebih.
bahwa luas permukaan arang aktif ampas Pencucian dengan air lunak membuat bersih
tebu tertinggi sebesar 938,2 m2/g diperoleh sepenuhnya, lembut, terlihat alami dan mudah
dengan diperoleh dengan cara aktivasi diatur.
menggunakan KOH dengan rasio massa Unsur besi dalam air diperlukan untuk
aktivator/massa arang 3/1 dan karbonisasi memenuhi kebutuhan tubuh merupakan unsur
dengan suhu 400oC. penting dan berguna untuk metabolisme tubuh
Surest, Azhary H.dkk. menyatakan diperlukan besin 7-35 mg/hari oleh tubuh. Zat
pembuatan arang aktif ampas tebu dengan besi dalam jumlah kecil dibutuhkan oleh tubuh
variabel jenis zat aktivator (HCl, NaOH, dan untuk pembentukan sel-sel darah merah yang
CaCl2), lamanya waktu aktivasi (24 jam, 22 dapat diperoleh tidak hanya dari, tetapi dalam
jam, 20 jam), dan suhu karbonisasi (300oC, dosis besar dapat merusak dinding usus. Debu
400oC dan 500oC). Karbon aktif terbaik Fe juga dapat diakumulasi di dalam alveoli
diperoleh dari pada suhu karbonisasi 500oC, dan menyebabkan berkurangnya fungsi paru-
dengan menggunakan aktivator HCl, lama paru.
aktivasi 24 jam Konsentrasi besi yang tinggi dapat
dirasakan dan dapat menodai kain dan
Besi dan Kesadahan Dalam Air perkakas dapur. Besi adalah elemen kimiawi
Kesadahan dinyatakan dalam mg/l yang dapat ditemukan hamper di setiaptempat
sebagai CaCO3 (kalsium karbonat) karena dibumi pada semua lapisan geologis dan badan
pada umumnya kesadahan ini dievaluasi pada air. Besi dalam air dapat berbentuk Fe(II) dan
kondisi konsentrasi ion kalsium (Ca2+) dan Fe(III) terlarut. Fe(II) terlarut dapat tergabung
magnesium (Mg2+) yang merupakan ion utama dengan zat organik membentuk suatu senyawa
penyebab kesadahan diturunkan dengan cara kompleks (Asbahani, 2013).
diendapkan dalam bentuk kalsium karbonat Konsentrasi besi lebih besar dari 0,3
(CaCO3). Kesadahan total dapat didefinisikan mg/l dapat menimbulkan warna kuning pad
sebagai jumlah kesadahan kalsium dan aair,member rasa tidak enak, pengendapan
kesadahan magnesium. pada dinding pipa, pertum- buhan bakteri besi,
Air sadah dapat menyebabkan kerugian menyebabkan kekeruhan pada air (Asbahani,
berupa gangguan dan atau kerusakan baik 2013).
teknis maupun terhadap kesehatan manusia. Kadar besi dapat dikurangi/dihilangkan
Kesadahan air dapat menurunkan efisiensi dari secara fisika, kimia, biologi maupun
penggunaan sabun. menyebabkan noda pada kombinasi dari metode tersebut. Metode fisika
bahan pecah belah dan bahan flat, dapat dilakukan dengan cara adsorpsi, aerasi,
menyebabkan bahan linen berubah pucat, presipitasi, elektrolitik, pertukaran
menyumbat semburan pembilas dan saluran ion(ionexchange), adsorbs dan sebagainya.
air, Residu kesadahan Air dapat melapisi Metode kimia dapat dilakukan dengan
elemen pemanas dan menurunkan efisiensi pembubuhan senyawa khlor, permanganat,
panas dan dapat menciptakan buih logam pada kapur-soda, ozon, poliphosphat, koagulan,
kamar mandi shower dan bathtubs. flokulan dll. Metode biologi dapat dilakukan
Beberapa studi mengindikasikan denganc aramenggunakan mikroorganisme
hubungan antara konsentrasi kesadahan akteri besi yang mampu mengoksidasi
terutama kalsium dan magnesium dengan senyawa besi dan mangan(Asbahani 2013).
penyakit kardiovaskuler. Mandi dengan sabun
pada air sadah akan meninggalkan lapisan
dadih sabun yang lengket pada lapisan kulit.
Lapisan ini dapat menghalangi pembersihan
terhadap tanah dan bakteri. Dadih sabun
12 Jurnal Teknik WAKTU Volume 13 Nomor 02 – Juli 2015 – ISSN : 1412-1867
Indah Nurhayati, Joko Sutrisno, Pungut, & Budi Projo Sembodo : Arang Aktif Ampas Tebu sebagai Media
Adsorbsi untuk Meningkatkan Kualitas Air Sumur Gali

METODE dikeringkan dalam oven dari suhu


Populasi dalam penelitian ini adalah air kamar sampai suhu 150oC selama 2
sumur gali yang mengandung logam berat jam.
Fe2+dan kesadahan di atas baku mutu air f. Menganalisis kualitas karbon aktif
bersih sesuai dengan PERMENKES ampas tebu untuk kualitas air sumur
No.416/MEN.KES/PER/IX/1990 tentang gali.
syarat-syarat dan pengawasan kualitas air. 1) Bagian yang hilang pada
Sebagai sampel adalah sampel buatan yakni pemanasan 950oC
larutan FeSO4, dan CaCO3 dengan kadar Fe Karbon aktif dipanaskan sampai suhu
4,24 ppm dan kesadahan 1428 mg/L.
950oC dalam furnace. Setelah suhu
Variabel Penelitian tercapai, karbon dibiarkan dingin
Variabel bebas dalam penelitian adalah dalam furnace dalam kondisi tidak
suhu karbonasi pembuatan arang aktif dari berhubungan dengan udara luar.
ampas tebu, yaitu suhu 3000C, 3500 C, Setelah dingin dimasukkan kedalam
4000C,4500C dan 500oC, konsentrasi CaCO3 desikator dan ditimbang. Untuk
yang digunakan untuk aktivasi arang ampas menghitung bagian yang hilang pada
tebu, yaitu 5,5.10-5M dan 2,75.10-5M dan pemanasan 950oC menggunakan
ketinggian media adsorpsi ampas tebu yakni rumus sebagai berikut:
30cm dan 60 cm, sedangkan variabel terikat %Volatile matter =
kualitas karbon aktif sesuai dengan SNI
a = berat karbon aktif mula-mula
dengan SNI 06-3730-1995 untuk pembuatan
(gram)
karbon aktif dan konsentrasi ion logam Fe dan
b = berat karbon akhir
kesadahan total untuk adsorpsi.
2) Kadar air
Langkah Penelitian
Karbon aktif ditimbang seberat 1
Langkah-langkah penelitian adalah sebagai
gram dan dimasukkan ke dalam kurs
berikut:
porselin yang telah dikeringkan,
1. Pembuatan arang aktif ampas tebu
kemudian dimasukkan ke dalam oven
a. Mengeringkan ampas tebu dengan
matahari langsung hingga kadar air pada suhu 115oC selama 3 jam,
yang dikandung rendah (kering). selanjutnya sampel karbonaktif
Kemudian ampas tebu dipotong- didinginkan dalam desikator dan
potong dengan ukuran 5 mm. ditimbang. Kadar air dapat dihitung
b. Pada proses karbonasi ampas tebu dengan persamaan berikut:
dilakukan dengan cara membakar Volatile matter = x100%
ampas tebu dalam furnace tubular
elama 30 menit pada suhu yang a=berat karbon aktif mula- mula
(gram)
divariasikan (300oC, 350oC, 400oC, b = berat karbon aktif setelah
450oC, 500oC.) dikeringkan (gram)
c. Proses aktivasi kimia dilakukan 3) Kadar abu
dengan menggunakan larutan CaCO3 Karbonaktif ditimbang seberat 1
dengan konsentrasi 5,5.10-5 M dan gram dimasukkan kedalam kurs
2,75.10-5M. porselin yang telah diketahui
d. Proses aktivasi ini dilakukan dengan beratnya. Lalu diabukan dalam
cara mengaduk menggunakan furnace secara perlahan setelah semua
magnetic strirrer selama 4 jam pada karbon hilang. Nyala diperbesar pada
suhu dijaga 80oC. Setelah itu suhu 800oC selama 2 jam. Bila seluruh
didiamkan selama 24 jam. karbon telah menjadi abu, dinginkan
e. Menyaring arang ampas tebu dengan dalam desikator lalu ditimbang hingga
kertas saring, dan mencuci dengan diperoleh bobot tetapnya. Untuk
aquades hingga pH 7. Sampel menghitung konsentrasi abu
menggunakan rumus sebagai berikut:

Jurnal Teknik WAKTU Volume 13 Nomor 02 – Juli 2015 – ISSN : 1412-1867 13


Indah Nurhayati, Joko Sutrisno, Pungut, & Budi Projo Sembodo : Arang Aktif Ampas Tebu sebagai Media
Adsorbsi untuk Meningkatkan Kualitas Air Sumur Gali

Kadar abu= x 100% Adsorpsi dengan adsorben arang aktif


ampas tebu
a. Menyusun media adsorpsi yang terdiri
4) Daya serap terhadap I2 dari pasir, arang aktif ampas tebu dan
a) Karbon aktif ditimbang kerikil
sebanyak 0,5 gram dan b. Mengisi kolom adsorpsi dengan air
dicampurkan dengan 50 ml suling terlebih dahulu untuk
larutan Iodium 0,1 N, membasahi media penyerap.
kemudian dikocok dengan c. Sampel air buatan dimasukkan ke
alat pengocok selama 15 dalam bak penampung tandon.
menit. d. Dengan menggunakan pompa air dari
b) Setelah itu sampel disentrifuge tandon dialirkan ke bak pengatur
sampai karbonnya turun. debit.
c) Kemudian diambil 10 ml e. Mengukur debit sampai diperoleh
larutan sampel dan dititrasi debit konstan
dengan larutan Natrium f. Air yang keluar dari output kolom
Tiosulfat 0,1 N. diukur konsentrasi logamnya dan
d) Jika warna kuning pada kesadahannya.
larutan mulai samar, kedalam g. Pengambilan sampel dilakukan setiap
larutan tersebut ditambahkan 15 menit dengan operasi adsorpsi
larutan amilum 1% sebagai selama 2 jam
indikator sehingga berwarna
biru tua. Metode Analisis Data
e) Larutan dititrasi kembali Data pengukuran parameter karbon aktif
sampai warna biru tua didasarkan/dibandingkan dengan Standar
berubah menjadi warna Kualitas Karbon Aktif SNI 06-3730-1995)
bening. ,jumlah parameter yang memenuhi syarat
f) Menghitung daya serap I2 dijadikan acuan dalam menentukan kualitas
dengan rumus sebagai berikut. karbon aktif. Data hasil penelitian bedasarkan
ketinggian adsorben berupa parameter besi dan
I2 (mg/g) = kesadahan dilakukan analisis secara deskriptif
V = volume natrium disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.
thio sulfat
N = normalitas natrium HASIL DAN PEMBAHASAN
thiosulfat Pengaruh Suhu Karbonasi dan Konsentrasi
12,69 = jml I2 sesuai dengan CaCO3 terhadap Kualitas Arang Aktif
1 ml natrium thiosulfat Kualitas arang aktif yang dihasilkan dari
W= berat sampel ampas tebu dengan aktivasi larutan CaCO3
dapat dilihat pada tabel 2.
2. Karbon aktif dengan kualitas terbaik
digunakan sebagai media adsorpsi untuk
menurunkan Fe dan kesadahan.

14 Jurnal Teknik WAKTU Volume 13 Nomor 02 – Juli 2015 – ISSN : 1412-1867


Indah Nurhayati, Joko Sutrisno, Pungut, & Budi Projo Sembodo : Arang Aktif Ampas Tebu sebagai Media
Adsorbsi untuk Meningkatkan Kualitas Air Sumur Gali

Tabel 2. Kualitas Carbon Aktif Ampas Tebu

CaCO3 CaCO3
SUHU
KUALITAS ARANG (5,5. 10-5 M) (2.7,5. 10-5 M)
KARBONASI
Ket Ket
3000C Bagian yang hilang pada pemanasan 9500C (%) 97 TM 97 TM
Kadar abu (%) 86 TM 91 TM
Kadar air (%) 4 M 5 M
Daya serap I2 (mg/g) 380 M 279 M
3500C Bagian yang hilang pada pemanasan 9500C (%) 94 TM 99 TM
Kadar abu (%) 71 TM 80 TM
Kadar air (%) 5 M 5 M
Daya serap I2 (mg/g) 432 M 380 M
4000C Bagian yang hilang pada pemanasan 9500C (%) 92 TM 96 TM
Kadar abu (%) 66 TM 75 TM
Kadar air (%) 5 M 5 M
Daya serap I2 (mg/g) 368 M 253 M
4500C Bagian yang hilang pada pemanasan 9500C (%) 93 TM 99 TM
Kadar abu (%) 67 TM 73 TM
Kadar air (%) 5 M 6 M
Daya serap I2 (mg/g) 298 M 253 M
5000C Bagian yang hilang pada pemanasan 9500C (%) 98 TM 98 TM
Kadar abu (%) 50 TM 69 TM
Kadar air (%) 5 M 6 M
Daya serap I2 (mg/g) 285 M 247 M
Keterangan :
M : Memenuhi SNI 06-3730-1995; TM : Tidak memenuhi SNI 06-3730-1995

Uji Kualitas daya serap terhadap I2 Dari gambar 1 dapat dilihat bahwa
Uji kualitas daya serap terhadap iodin suhu karbonasi terhadap ampas tebu
bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpengaruh terhadap daya serap I2. Pada suhu
adsorpsi dalam mengadsorbsi larutan yang 3500C dihasilkan karbon aktif yang mempunyai
berbau. Daya serap karbon aktif terhadap iodida daya serap paling tinggi, hal ini disebabkan
adalah jumlah miligram iodin yang diadsorpsi pada karena pada suhu dibawah 3500C ampas
oleh satu gram karbon aktif. Pengaruh suhu tebu belum mengalami karbonasi sempurna dan
karbonasi dan konsentrasi CaCO3 terhadap daya pada suhu karbonasi diatas 3500C daya serap I2
serap I2 dapat dilihat pada gambar 1. semakin menurun dikarenakan pada suhu tinggi
carbon terbakar menjadi abu.
Konsentrasi CaCO3 juga berpengaruh
terhadap daya serap I2, semakin tinggi
konsentrasi CaCO3 semakin tinggi daya serap
I2, hal ini dikarenakan penambahan konsentrasi
senyawa pengaktivasi akan memudahkan
senyawa-senyawa tar diikat keluar melewati
pori-pori karbonaktif sehingga permukaan
karbonaktif semakin lebar atau luas sehingga
semakin besar pula daya serap karbonaktif
Gambar 1. Konsentrasi CaCO3Terhadap Daya tersebut.
Serap I2 Dengan adanya zat pengakivasi
berfungsi sebagai reagen pengaktif dan zat ini

Jurnal Teknik WAKTU Volume 13 Nomor 02 – Juli 2015 – ISSN : 1412-1867 15


Yudo Darmanto & Suning : Pengembangan Potensi Ekonomi Kawasan Pesisir Sedati Berbasis Masyarakat

akan mengaktifkan atom-atom karbon sehingga suhu karbonasi antara 300 -5000C dan aktivasi
daya serapnya menjadi lebih baik. Zat aktivator menggunakan CaCO3 kadar abunya antara 50
bersifat mengikat air yang menyebabkan air % - 91%. Sesuai dengan SNI06-3730-1995
yang terikat kuat pada pori- pori karbon yang karbon aktiv minimal kadar abunya 10%.
tidak hilang pada saat karbonisasi menjadi Dengan demikian Karbon aktif ampas tebu
lepas. Selanjutnya zat aktivator tersebut akan dengan suhu karbonasi antara 300 – 5000C dan
memasuki pori dan membuka permukaan arang aktivasi menggunakan CaCO3 belum
yang tertutup. Dengan demikian pada saat memenuhi standa mutu karbonaktif SNI06-
dilakukan pemanasan,senyawa pengotoryang 3730-1995. Hasil karbon aktif yang belum
berada dalam pori menjadi lebih mudah terserap memenuhi standar tersebut kemungkinan
sehingga luas permukaan karbon aktif semakin disebabkan kurang lama dan kurang tinggi suhu
besar dan meningkatkan daya serapnya. proses aktifasinya sehingga pori- pori belum
Sesuai dengan standart kualitas karbon mengembang dan belum dapat terbuka
aktif sesuai SNI 06-3730-1995 daya serap I2 sempurna. Selain itu dapat juga dipengaruh
adalah minimal 20 mg/g, dengan demikian ioleh kandungan karbon yang dimiliki ampas
karbon aktif ampas tebu dengan suhu tebu rendah, sehingga sedikit karbon yang
karbonasi 350 – 5000C dan aktivasi selama 4 berhasil teraktivasi, serta adanya pengotor lain
jam dengan suhu 800C dihasilkan karbon aktiv yang menyebabkan terbentuknya karbonaktif
yang memenuhi kualitas sesuai SNI 06-3730- menjadi terhambat.
1995 untuk parameter daya serap I2. Dari gambar 3 terlihat bahwa suhu
karbonasi dan konsentrasi CaCO3 berpengaruh
Kadar Air Karbon Aktif terhadap kadar abu karbon aktif. Semakin
SNI 06-3730-1995 mensyaratkan kadar tinggi konsentrasi semakin rendah kadar
abu untuk karbon aktif serbuk maksimal 15%. abunya dan semakin tinggi suhu karbonasi
Karbon aktif ampas tebu dengan suhu juga semakin rendah kadar abunya.
karbonasi 350 – 5000C dan aktivasi selama 4
jam dengan suhu 800C dihasilkan karbon aktif
yang memenuhi kualitas kadar air. Kadar air
yang tinggi berpengaruh terhadap daya serap
adsorben.
Pengaruh suhu kabonasi dan
konsentrasi CaCO3terhadap kadar air dari
karbon aktif ampas tebu dapat dilihat pada
gambar 2. Dari gambar 2 menunjukkan bahwa
suhu kabonasi dan konsentrasi CaCO3 tidak Gambar 3. Pengaruh Suhu Kabonasi dan
berpengaruh terhadap kadar air. Konsentrasi CaCO3 Kadar Abu

Bagian Yang Hilang Pada Pemanasan 9500C


Uji bagian yang hilang pada pemanasan
9500C bertujuan untuk melihat seberapa besar
bagian yang hilang dari karbon aktif apabila
dilakukan pemanasan hingga 950°C. Sesuai
dengan SNI 06-3730-1995 karbon aktif
minimal kadar bagian yang hilang pada
pemanasan 9500C maksimal 25 %. Karbon aktif
ampas tebu dengan suhu karbonasi antara 300 -
Gambar 2. Pengaruh Suhu Kabonasi dan 5000C dan aktivasi menggunakan CaCO3
Konsentrasi CaCO3Kadar Air memiliki kadar bagian yang hilang pada
pemanasan 9500C antara 92% - 99%. Secara
Kadar Abu Karbon Aktif keseluruhan karbon aktif yang dihasilkan belum
Kadar abu merupakan sisa mineral memenuhi standar karbon aktif sesuai SNI 06-
yang tertinggal setelah pembakaran pada suhu 3730-1995. Hal ini kemungkinan disebabkan
500-8000C. Karbon aktif ampas tebu dengan tidak sempurnanya penguraian senyawa
16 Jurnal Teknik WAKTU Volume 13 Nomor 02 – Juli 2015 – ISSN : 1412-1867
Indah Nurhayati, Joko Sutrisno, Pungut, & Budi Projo Sembodo : Arang Aktif Ampas Tebu sebagai Media
Adsorbsi untuk Meningkatkan Kualitas Air Sumur Gali

nonkarbon seperti CO2 , CO dan H2.


Pengaruh suhu kabonasi dan
konsentrasi CaCO3 terhadap kadar bagian yang
hilang pada pemanasan 9500C karbon aktif
ampas tebu dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 5. Pengaruh Tinggi Media Terhadap


Efisiensi Penurunan Fe

Gambar 4. Pengaruh Suhu Kabonasi dan


Konsentrasi CaCO3Terhadap Kadar Bagian
Yang Hilang Pada Pemanasan 9500C
Suhu karbonasi dan konsentrasi CaCO3
berpengaruh terhadap kualitas karbon aktif
untuk parameter bagian yang hilang pada
pemanasan 9500C. Semakin pekat konsentrasi
zat aktivator semakin kecil kadar bagian yang
hilang pada pemanasan 9500C. Dari suhu
karbonasi antara 300 – 5000C didapatkan kadar Gambar 6. Pengaruh Tinggi Media Terhadap
bagian yang hilang pada pemanasan 9500C Efisiensi Penurunan Kesadahan
paling kecil pada suhu karbonasi 4000C.
Pembuatan karbon aktif ampas tebu Dari gambar 5 dan 6 terlihat bahwa
berdasarkan variasi suhu karbonasi dan tinggi media karbon aktif dalam proses
konsentrasi CaCO3 sebagai bahan aktivasinya adsorpsi berpengaruh terhadap efisiensi
didapatkan karbon aktif yang paling baik sesuai penurunan Fe dan kesadahan. Semakin tinggi
SNI06-3730-1995 adalah karbon aktif pada media karbon aktif semakin tinggi efisiensi
suhu karbonasi 3500C dan diaktivasi penurunan Fe dan kesadahan. Hal ini terjadi
menggunakan CaCO3 dengan konsentrasi 5,5. karena dengan semakin tinggi media berarti
10-5M semakin bertambah jumlahkarbon aktif ampas
tebu dan menyebabkan bertambahnya jumlah
Pengaruh Ketinggian Karbon Aktif partikel dan luas permukaan material karbon
Terhadap Penurunan Fe dan Kesadahan ampas tebu, sehingga semakin bertambah
Hasil analisis kadar Fe dan kesadahan besarnya daya serap terhadap Fe dan
dalam sampel air bersih setelah diadsorpsi kesadahan.
menggunakan media pasir, karbon aktif dan Dalam waktu operasi adsorpsi selama 2
kerikil disajikan dalam gambar 5 dan 6. jam efisiensi penurunan Fe dan kesadahan
Pengaruh ketinggian karbon aktif masih mengalami kenaikan, hal ini menunjukan
terhadap penurunan Fe dan kesadahan dapat media karbon aktif belum mengalami
dilihat pada gambar 5 dan 6. kejenuhan. Efisiensi penurunan Fe lebih tinggi
daripada efisiensi penurunan kesadahan,
keadaan ini disebabkan Fe merupakan logam
amfoter sehingga dapat terikat dalam keadaan
asam ataupun basa, selain itu disebabkan Fe
juga dapat berikatan kovalen koordinasi.
Kesadahan dalam air diidentikan dengan kadar
Ca. Rendahnya penurunan Ca kemungkinan
disebabkan karena proses aktivasi karbon
ampas tebu ini menggunakan CaCO3 sehingga

Jurnal Teknik WAKTU Volume 13 Nomor 02 – Juli 2015 – ISSN : 1412-1867 17


Yudo Darmanto & Suning : Pengembangan Potensi Ekonomi Kawasan Pesisir Sedati Berbasis Masyarakat

dalam proses adsorpsi karbon aktif kurang kuat 1995terutama untuk parameter daya serap I2
mengikat Ca, kemungkinan ada Ca yang dan kadar air
terlepas pada saat adsorpsi. 3. Selama waktu operasi 2 jam media karbon
aktif ampas tebu dengan tinggi 60 cm dapat
KESIMPULAN menurunkan Fe sebesar 88% dan kesadahan
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: 60%.
1. Konsentrasi CaCO3 5,5.10-5M adalah 4. Ketinggian media karbon aktif ampas tebu
konsentrasi yang paling baik untuk berpengaruh terhadap efisiensi penurunan
menghasilkan karbon aktif ampas tebu Fe dan kesadahan.
dengan kualitas sesusai dengan SNI 06-
3730-1995 terutama untuk parameter daya Ucapan Terima Kasih
serap I2 dan kadar air Peneliti mengucapkan terima kasih kepada
2. Suhu karbonasi ampas tebu 3500C adalah Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada
suhu yang paling baik untuk menghasilkan Masyarakat (LPPM) Universitas PGRI Adi
karbon aktif dari ampas tebu dengan Buana (UNIPA) Surabaya yang telah
kualitas sesusai dengan SNI06-3730- membiayai penelitian ini melalui hibah Adi
Buana.

DAFTAR PUSTAKA

Arfan Y. 2006. Pembuatan KarbonAktif Berbahan Dasar Batubara Dengan Perlakuan Aktivasi
Terkontrol Serta Uji Kinerjanya. Depok: DepartemenTeknikKimiaFt-Ui.
Asbahani . 2013. Pemanfaatan Limbah Ampas Tebu Sebagai Karbon Aktif Untuk Menurunkan
Kadar Besi Pada Air SumurJurnal Teknik Sipil Untan / Volume 13 Nomor 1 – Juni 2013.
Benny Syahputra, Hermin Poedjiastoeti,2012. Penurunan Fe Pada AirSumur Secara Pneumatic
System, Http://Www.Journal.Unissula.Ac.Id>Home>Vol14,No ( 15 Juni 2013 )
Depkes Ri, 1992. Undang-Undang No.23 Th.1992 Tentang Kesehatan, Jakarta.
Depkesri, 1990. Peraturan Menkes Ri No.416/Menkes/Per/Ix/199Tentang Syarat-Syarat Dan
Pengawasan Kualitas Air, Jakarta.
Ditjen Ppm Dan Plp, 1998. Pedoman Penyehatan Air, Depkes Ri, Jakarta.
Erlani, 2011. Variasi Luas Wilayah Cascade Terhadap PenurunanKadar Fe (Besi) Air,
Http://Www.Sanitasi-Keslingmks-Biogspot.Com. (10 Juni 2013)
Farihah T. Dkk. 2013. Pengaruh Ukuran Arang Akti Ampas Tebu Sebagai Biomaterial
Pretreatment Terhadap Karakteristik Biodiesel Minyak Jelantah. Jurnal Teknik Pomits Vol.
2, No. 2, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
Hermana, J, Voijant B, Dan Samodra M.A (2001). Laboratorium Lingkungan, Jurusan Teknik
Lingkungan FTSP ITS Surabaya.
Indah, N Dan Joko, S. 2013. Pemanfaatan Limbah Ampas Tebu Sebagai Penyerap Logam Berat
Cu. Program Studi Teknik Lingkungan, FTSP Unipa, Surabaya.
Margono, 2010. Kridha Nirmala, POLTEKES Kemenkes Surabaya.
Notoatmodjo,S, 1993. Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta
Sanropie, Djoko Dan Mardjono, 1984. Penyediaan Air Bersih, Depkes Ri, Jakarta..
Siringo-Ringo, Berliana, Dkk. 2013. Arang Aktif. :
Http://Www.Sharemyeyes.Com/2013/06/Arang-Aktif.Html Diakses 5 Mei 2014.
Suhendarwati, Et, All . Pengaruh Konsentrasi Larutan Kalium Hidroksida Pada Abu Dasar Ampas
Tebu Teraktivasi. Jurnal Sumberdaya Alam & Lingkungan. Fakultas Teknologi Pertanian,
Universitas Brawijaya
Sudibandriyo, M, Dkk. 2011. Karakteristik Luas Permukaan Karbon Aktif Dari AmpasTebu
Dengan Aktivasi Kimia. Jurnal Teknik Kimia Indonesia Vol. 10, No. 3, 2011, 149-156. UI
Depok
Surest, Azhary H.Dkk. PembuatanKarbon Aktif Dari Cangkang Biji Ketapang.

18 Jurnal Teknik WAKTU Volume 13 Nomor 02 – Juli 2015 – ISSN : 1412-1867

Anda mungkin juga menyukai