Puji syukur kita haturkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya tulis yang berjudul Perancangan
Kantor PT Bukit Asam Tanpa Listrik dengan Menggunakan Prinsip Kerja Sel
Photovoltaic Sebagai Konventor Cahaya Matahari Menjadi Energi Listrik dengan
baik.
Dalam penulisan karya tulis ini, penulis merasa masih banyak kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
pembuatan karya tulis ini kedepannya, walaupun demikian semoga karya tulis ini
bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
i
ABSTRAK
Dalam karya ilmiah ini akan dibahas mengenai perancangan kantor PT
Bukit Asam tanpa listrik dengan menggunakan prinsip kerja sel photovoltaictipe
silikon kristal sebagai konventor cahaya matahari menjadi energi listrik.
Tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimanakah perancangan kantor PT bukit
Asam dengan menggunakan prinsip kerja sel photovoltaicsebagai konventor
cahaya matahari menjadi energi listrik. Karya ilmiah ini menggunakan metode
studi literatur (library research). Lokasi bangunan dapat menentukan daya radiasi
matahari yang akan diterima. Untuk lokasi bangunan di atas garis khatulistiwa
panel surya dihadapkan ke arah selatan, jika lokasi bangunan berada di bawah
garis khatulistiwa panel surya dihadapkan ke arah utara namun hal ini hanya
berlaku pada bangunan yang memiliki bentuk atap yang datar. Di Indonesia,
rumah rata-rata memiliki kemiringan atap 30 – 40°. Sedangkan panel suryadapat
menangkap sinar matahari, idealnya, pada minimal 10°. Semakin miring atap,
efisiensi panel surya akan berkurang. Efisiensi ini cukup kecil dibandingkan
dengan total produksi daya yang dapat dihasilkan panel surya. Jadi, energi surya
(Photovoltaic) dapat menjadi solusi alternatif sumber energi.
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Kepala SMA Unggul Negeri 4 Lahat Guru Pembimbing
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Atom silikon yang mempunyai 14 elektron dengan empat
elektron terluar (valensi) ................................................................................. 4
Gambar 2 Struktur dua dimensi kristal Silikon .............................................................. 5
Gambar 3 Doping atom pentavalen ................................................................................. 6
Gambar 4 Jalur energi semikonduktor tipe-n ................................................................. .6
Gambar 5 Doping atom trivalen ..................................................................................... .7
Gambar 6 Jalur energi semikonduktor tipe-p ................................................................. .7
Gambar 7 Sel photovoltaic ............................................................................................ .9
Gambar 8 Struktur dasar sel photovoltaic silikon ........................................................... 9
Gambar 9 Efek medan listrik dalam sel photovoltaic ..................................................... 11
Gambar 10 Spektrum gelombang elektromagnetik ........................................................... 15
Gambar 11 Cara kerja sel photovoltaic ............................................................................ .15
Gambar 12 Model rangkaian sel PV ................................................................................ .16
Gambar 13 Aplikasi sel photovoltaic pada atap rumah.................................................... .17
Gambar 14 Bentuk rancangan pemasangan photovoltaic ................................................ .18
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Sifat-sifat Silikon ............................................................................................... 5
Tabel 2 Efisiensi sel photovoltaic ................................................................................... 8
v
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................... ii
ABSTRAK ...................................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................3
1.3 Tujuan..............................................................................................................................3
1.4 Manfaat ...........................................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................4
2.1 Semikonduktor Silikon Kristal sebagai Material Sel Photovoltaic ............... 4
2.1.1 Semikonduktor tipe-n ........................................................................... 6
2.1.2 Semikonduktor tipe-p ........................................................................... 7
2.2 Sel Photovoltaic ............................................................................................ 8
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................................12
3.1 Jenis Penilitian ............................................................................................... 12
3.2 Metode Pengumpulan data............................................................................. 12
3.2.1 Dokumentasi........................................................................................ 12
3.2.2 Studi Literatur ...................................................................................... 12
3.3 Metode Analisis Data..................................................................................... 12
vi
4.1.3 Sistem kerja dari photovoltaic .............................................................. 14
4.1.4 Banyak photovolteic yang digunakan sebagai penghasil Listrik ......... 18
4.1.5 Harga photovoltaic sekeping ................................................................ 18
4.1.6 Analisis biaya ...................................................................................... 18
4.1.7 Bentuk rancangan pemasangan photovoltaic ....................................... 18
4.1.8 Pemasangan photovoltaic yang tepat ................................................... 19
4.1.8.1 Lokasi pembangunan ............................................................... 19
4.1.8.2 Arah atap bangunan yang dipasangi sel photovoltaic.............. 19
4.1.8.3 Tipe atap bangunan .................................................................. 19
4.1.8.4 Kemiringan atap....................................................................... 19
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
"Untuk intern PTBA, saat ini kita mulai ganti lampu pijar dengan lampu
hemat energi, mengecat dinding dengan warna cerah, menggunakan AC dengan
Repregent, lampu jalan solar cell, pembuatan biopori dan lain-lain," ujarnya. Tim
Auditor UI Madi, kegiatan hemat energi ini sebenarnya bukan pencanangan lagi,
tetapi meneruskan. Jika saat ini, sudah mendapatkan emas, kedepan bisa diamond.
Kekayaan alam ini, adalah titipan tuhan. Ke depan mencari dan menggunakan
energi alternatif seperti solar cell dan lain-lain.
Berawal dari masalah tersebut maka diperlukan suatu pengembangan energi
non-fosil yang berasal dari alam dan dapat diperbaharui (energi terbarukan). Salah
satu pemanfaatan energi terbarukan (renewable energy) adalah energi surya.
Matahari merupakan sumber utama di bumi dengan cadangan energi yang luar
biasa besar dan diperkirakan tidak akan habis dalam waktu 5 milyar tahun ke
depan. Sebagai negara tropis, Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar
untuk memanfaatkan energi surya tersebut. Salah satu teknologi yang sudah
diterapkan untuk memanfaatkan potensi energi surya adalah sel photovoltaic.
Melalui alat ini maka cahaya matahari dapat dikonversi menjadi energi listrik.
Penggunaan sel photovoltaic untuk menghasilkan energi listrik dipandang
lebih ramah lingkungan karena tidak menimbulkan polusi dan tidak menghasilkan
zat-zat berbahaya seperti NOx dan SOx, yang dapat mengakibatkan hujan asam,
serta CO2 yang dapat mengakibatkan kenaikan suhu permukaan bumi (efek rumah
kaca).
Dalam karya ilmiah ini akan dibahas mengenai perancangan kantor PT Bukit
Asam tanpa listrik dengan menggunakan prinsip kerja sel photovoltaic tipe silikon
kristal sebagai konventor cahaya matahari menjadi energi listrik. Tujuannya
adalah untuk mengetahui bagaimanakah perancangan kantor PT bukit Asam
dengan menggunakan prinsip kerja sel photovoltaic sebagai konventor cahaya
matahari menjadi energi listrik.
2
1.2 Rumusan Masalah
Uraian dalam latar belakang di atas memberikan dasar bagi peneliti untuk
merumuskan masalah penelitian berikut, “Bagaimanakah perancangan kantor PT
Bukit Asam tanpa listrik dengan menggunakan prinsip kerja sel photovoltaic
sebagai konventor cahaya matahari menjadi energi listrik ? ”
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Silikon (Si) merupakan bahan terbanyak ke dua yang ada di bumi setelah
oksigen (O2) (Hamonangan,2005:1). Silikon merupakan bahan semikonduktor
yang mempunyai nomor atom empat belas yang setiap satu inti atom (nucleus)
masing-masing memiliki empat elektron valensi. Bahan-bahan semikonduktor
yang lain adalah Karbon (C), Germanium (Ge), Timbal (Pb), Thin (Sn) dan
Antimon (Sb). Dalam suatu atom, elektron-elektron bergerak mengelilingi inti
melalui orbit-orbit yang telah ditentukan yang masing-masing mempunyai tingkat
energi spesifik. Silikon mempunyai orbit-orbit yang dinyatakan oleh tiga bilangan
kuantum utama n = 1, 2, dan 3. Elektron memenuhi kapasitas orbit n = 1 dan n = 2
sedangkan untuk orbit terluar masih ada empat tempat kosong untuk elektron (Rio
dan Iida, 1999 : 8-9).
4
Tabel 2.1 Beberapa sifat semikonduktor silikon (Rio dan Iida, 1999:239-240)
NO BESARAN FISIKA SATUAN Si SILIKON (Si)
1 Nomor atom Kg/mol 14
2 Berat jenis Kg/m3 2,329.103
3 Koefisien difusi elektron m2/s 3,5.10-3
4 Koefisien difusi hole m2/s 1,25.10-3
5 Akseptor pengedop - B, Al, Ga
6 Donor pengedop - P, As, Sb
7 Celah energi pada 300 K Ev 1,1
8 Konsentrasi pembawa m-3 1,5.1016
intrinsik pada 300 K
9 Mobilitas elektron m2V-1s-1 0,135
10 Mobilitas hole m2V-1s-1 0,048
11 Jumlah doping pada 300 K m-3 1020-1021
12 Konduktivitas termal pada Wm-1K-1 30-140
300 K
13 Koefisien Piezzo resistivitas 10-11 m2N-1 -14 +138
(untuk keadaan tipe-n tipe-p) -155 +8
+8 +6
Menurut Hamonangan (2005:1) ikatan inti atom yang stabil adalah jika
dikelilingi oleh delapan elektron. Oleh karena itu, empat buah elektron atom
kristal silikon tersebut membentuk ikatan kovalen dengan elektron atom
tetangganya. Pada suhu yang sangat rendah ( 0 K ), struktur atom silikon
divisualisasikan seperti pada gambar berikut.
5
Ikatan kovalen menyebabkan elektron tidak dapat berpindah dari satu inti
atom ke inti atom yang lain. Pada kondisi demikian, bahan semikonduktor bersifat
isolator karena tidak ada elektron yang dapat berpindah untuk menghantarkan
listrik. Agar bahan semikonduktor dapat mengahantarkan listrik, maka diperlukan
elektron valensi bebas dalam jumlah lebih banyak dengan memberikan doping
pada bahan semikonduktor ini. Doping merupakan proses menambahkan
ketidakmurnian ke dalam bahan semikonduktor. Berdasarkan ketidakmurniannya
semikonduktor dibedakan menjadi dua tipe yaitu tipe-n dan tipe-p.
Elektron bebas
Menurut Rio dan Iida (1999:29), elektron bebas ini dianggap berada pada
bagian terbawah dari jalur yang diperbolehkan. Perbedaan antara tingkat donor
dan jalur konduksi adalah sedemikian kecil sehingga elektron dapat dieksitasikan
pada temperatur kamar (kT = 0,025 eV).
6
2.1.2 Semikonduktor tipe-p
Untuk mendapatkan silikon tipe-p, bahan dopingnya adalah unsur yang
memiliki 3 elektron valensi (trivalen). Oleh karena, silikon memiliki 4 elektron,
maka ada ikatan kovalen yang kosong (hole). Hole ini digambarkan sebagai
akseptor yang siap menerima elektron. Dengan demikian, kekurangan elektron
menyebabkan semikonduktor ini dinamakan tipe-p.
Hole
Menurut Rio dan Iida (1999:29), tingkat akseptor menerima elektron dari
jalur valensi untuk membentuk hole (pembawa muatan positif).
7
Tabel 2.2 Efisiensi sel photovoltaic (Mart, T. 2007:5)
Material Efisiensi (%)
Monocrystaline Silicon 24
Polycrystaline Silicon 18
Amorphous Silicon 13
8
Menurut Yuliarto (2007:1) tipe silikon kristal merupakan jenis divais sel
photovoltaic yang memiliki efisiensi tinggi. Efisiensi sel photovoltaic komersial
berkisar antara 10 - 17 % dan berukuran sekitar 10 - 15 cm2 dengan ketebalan
sekitar 0,3 mm.
Pada dasarnya sel photovoltaic terdiri atas kaca penutup transparan, material
anti refleksi, semikonduktor tipe-p dan tipe-n (terbuat dari campuran silikon), dan
elektrode. Semi-konduktor tipe-p dan tipe-n berfungsi untuk menghasilkan medan
listrik. Struktur dasar sel photovoltaic dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Keterangan :
a. Cover glass : Kaca penutup yang transparan, berfungsi untuk
melindungi elemen-elemen sel dari keadaan
lingkungan, tahan terhadap air dan gas, kuat dan
stabil, serta memiliki daya tembus cahaya yang
tinggi.
9
b. Antireflective coating : Lapisan yang berfungsi untuk mengurangi
pemantulan dan menyerap lebih banyak cahaya
matahari. Material yang digunakan adalah lapisan
Timah dioksida (SnO2) yang tipis yang
merupakan bahan TCO (Transparent Conducting
Oxide).
c. Contact grid : Kisi penghubung pada permukaan sel yang terbuat
dari Aluminum. Berfungsi sebagai elektroda
negatif yang akan menangkap elektron bebas
ketika foton membentur sel dan menghubungkan
antara material semikonduktor tipe-n dan load
(beban) eksternal.
d. N-type Si : Semikonduktor silikon tipe-n yang memiliki
kelebihan elektron.
e. P-type Si : Semikonduktor silikon tipe-p yang memiliki
kelebihan hole.
f. Back contact : Penghubung bagian belakang sel yang terbuat
dari Aluminum. Berfungsi sebagai elektroda
positif yang menghubungkan antara material
semikonduktor tipe-p dengan beban eksternal.
10
dan hole berekombinasi (bergabung kembali) di sekitar bidang pertemuan,
maka elektron dan hole akan lenyap. Daerah disekitar bidang pertemuan yang
tidak terdapat pembawa muatan disebut daerah pengosongan (depletion
region).
Gambar 9. Efek medan listrik dalam sel photovoltaic (Anderson, 2007 :3)
11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.2.1 Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode untuk mencari dokumen atau data-data
yang dianggap penting melalui artikel koran/majalah, jurnal, pustaka, brosur,
buku dokumentasi serta melalui media elektronik yaitu internet, yang ada
kaitannya dengan diterapkannya penelitian ini.
12
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 PEMBAHASAN
4.1.1 Photovoltaic sebagai solusi
13
4.1.3 Prinsip kerja sel photovoltaic sebagai konventor cahaya matahari
menjadi energi listrik
Menurut Yuliarto (2007 :1) prinsip kerja sel photovoltaic adalah dengan
memanfaatkan teori cahaya sebagai partikel yang disebut dengan foton. Energi
yang dipancarkan oleh sebuah cahaya dengan panjang gelombang λ (meter) dan
frekuensi foton υ (Hertz) dirumuskan dengan persamaan:
E = hυ .................. (1)
c
dengan υ = .……….... (2)
dengan h adalah konstanta Plancks (6,62 x 10-34 J.s) dan c adalah kecepatan
cahaya dalam vakum (3 x 108 m/s). Foton dengan celah pita energi (bandgap
energy) tertentu dapat membebaskan elektron dalam material semikonduktor sel
photovoltaic dari ikatan atomnya untuk menghasilkan arus listrik. Bandgap
energy merupakan jumlah energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari
ikatan kovalen untuk menghasilkan arus listrik. Untuk membebaskan elektron,
energi foton harus minimal sama besar dengan bandgap energy.
Menurut Beiser (1990:381) celah energi (energy gap) dari silikon adalah 1,1
eV. Menurut Rio dan Iida (1999 :52) celah energi dirumuskan :
14
Sedangkan foton dalam cahaya tampak memiliki energi antara 1 sampai 3
eV. Energi sebesar itu dapat dengan mudah diabsorpsi oleh elektron bebas dalam
logam karena pita energi terizinkannya hanya terisi sebagian. Untuk sel
photovoltaic pada umumnya, celah energinya berkisar antara 1,0 sampai 1,6 eV.
Hal ini berarti bahwa foton dalam cahaya tampak (dengan panjang gelombang
400 nm sampai 700nm) dapat membebaskan elektron dalam material
semikonduktor sel photovoltaic dari keterikatannya dengan atom (U.S.
Departement of Energy. 2006). Energi foton dari cahaya matahari bervariasi
sesuai dengan perbedaan panjang gelombangnya dan dapat digambarkan sebagai
berikut.
15
Contact Grid (-)
Ketika sinar matahari yang disebut dengan foton (minimal memiliki energi
~ 1,1 eV) terserap ke dalam sel photovoltaic, maka foton akan membebaskan
pembawa minoritas dalam daerah tipe-p (berupa elektron) yang dipaksa melintasi
sambungan oleh medan listrik statik. Medan listrik statik tersebut menyebabkan
elektron-elektron mengalir ke contact grid dan sebaliknya hole akan mengalir ke
back contact. Aliran elektron inilah yang menyebabkan terciptanya arus listrik
(arus drift). Jika antara contact grid dan back contact dihubungkan dengan lampu
bohlam, maka elektron secara otomatis akan mengalir dari contact grid ke bohlam
sehingga bohlam menyala dan pada akhirnya elektron akan kembali ke dalam sel
melalui back contact. Dengan demikian terjadi konversi secara langsung radiasi
matahari yang masuk menjadi energi listrik.
Perhitungan tegangan, arus dan daya pada sel photovoltaic
Menurut Aditya (2006:13) komponen di dalam sel Photovoltaic dapat
digambarkan sebagai rangkaian listrik.
is iR
Sel PV id
16
Arus listrik yang terjadi dapat dilukiskan :
iR = is – id ................. (5)
dengan, id = i0 [e(eV/kT) – 1] ................. (6)
sehingga, iR = is - i0 [e(eV/kT) – 1] ................. (7)
Nilai tegangan V dapat diperoleh dengan mengatur arus beban i R menjadi nol :
0 = is - i0 [e(eV/kT) – 1] ………….. (8)
e(eV/kT) = (is/i0) + 1 ………….. (9)
V = kT/e ln [(is/ i0) + 1] ................. (10)
Sedangkan daya yang dihasilkan sel photovoltaic, P = η R A cos β ........... (11)
dengan P = V.I ................. (12)
Keterangan :
is : arus sumber (Ampere)
i0 : arus balik jenuh (Ampere)
iR : arus beban (Ampere)
T: temperatur dalam Kelvin (K)
e : muatan satu elektron (1,6 . 10-19 C)
k : konstanta Boltzman (1,38 . 10-23 Joule/K)
V : tegangan yang dihasilkan oleh sel photovoltaic (Volt)
I : arus yang dihasilkan oleh sel photovoltaic(Ampere)
R : intensitas cahaya matahari (Watt/m 2)
A : luas sel photovoltaic (m2)
β : sudut datang cahaya matahari dihitung dari garis normal
η : efisiensi sel photovoltaic
Gambar 13. Aplikasi sel photovoltaic pada atap bangunan (Anderson, 2007:1)
17
4.1.4 Banyak photovolteic yang digunakan sebagai penghasil listrik
Banyaknya photovoltaic yang akan digunakan terngantung dengan luas atap
bangunan yang dimiliki untuk satu keping photovoltaic membutuhkan luas 1,64
m2.
4.1.5 Harga photovoltaic sekeping
Harga photovoltaic yang berdimensi 1.650 x 992 x 35 mm dengan max
power 250 watt adalah Rp. 3.625.000. Harga untuk ukuran atap bangunan 150 m2
dengan disusun penuh panel sel surya adalah Rp 332.203.079.
4.1.6 Analisa biaya
Berdasarkan bangunan kantor PT. Bali Mei Sho yang menjadi sampel,
penggunaan daya tertinggi yaitu 2,445 kWh per bulan. Jadi dalam satu hari daya
yang digunakan adalah 81,5 kWh per hari, dengan mengunakan panel surya yang
memiliki kapasitas 250 wp dikalikan dengan lama panas terik mata hari sekitar 5
jam akan dihasilkan daya sebesar 1,25 kWh per satu panel. Untuk memenuhi
kebutuhan daya listrik kantor tersebut perharinya, maka di butuhkan sekitar 66
panel surya dengan harga Rp. 3.625.000 per panel, jadi biaya yang dibutuhkan
adalah Rp. 239.250.000, daya tahan panel surya ini sekitar 20-25 tahun.
4.1.7 Bentuk rancangan pemasangan photovoltaic
18
4.1.8 Pemasangan photovoltaic yang tepat
4.1.8.1 Lokasi bangunan
Lokasi bangunan dapat menentukan daya radiasi matahari yang
akan diterima. Untuk lokasi bangunan di atas garis khatulistiwa panel
surya dihadapkan ke arah selatan, jika lokasi bangunan berada di
bawah garis khatulistiwa panel surya dihadapkan ke arah utara namun
hal ini hanya berlaku pada bangunan yang memiliki bentuk atap yang
datar.
4.1.8.2 Arah atap bangungan yang dipasangi sel photovolteic
Untuk atap bertipe pelana Idealnya atap bangunan menghadap
utara atau selatan. Karena dengan begitu, sistem panel surya akan
bekerja dengan lebih maksimal.
19
BAB V
PENUTUP
5.1 SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulan :
1. Sel photovoltaic merupakan teknologi alternatif yang dapat dikembangkan
untuk mengatasi masalah krisis energi. Alat ini mampu mengkonversi
cahaya matahari menjadi energi listrik.
2. Sel photovoltaic bekerja dengan memanfaatkan teori cahaya sebagai
partikel yang disebut dengan foton. Ketika foton terserap oleh sel
photovoltaic, maka elektron-elektron di dalam semikonduktor akan
terbebas dari keterikatannya dengan atom.
3. Elektron mengalir ke contact grid dan sebaliknya hole akan mengalir ke
back contact.
4. Aliran elektron inilah yang menyebabkan terciptanya arus listrik.
5. Bahan dan cara kerja yang aman terhadap lingkungan menjadikan sel
photovoltaic sebagai salah satu teknologi pembangkit energi listrik yang
ramah lingkungan dan efisien bagi penyediaan energi alternatif masyarakat
di masa depan.
5.2 SARAN
Berdasarkan hasil penelitian ini penulis menyarankan pemakaian sel
photovoltaic pada atap kantor atau bangunan PT Bukit Asam tanpa listrik dengan
menggunakan prinsip kerja sel photovoltaic sebagai konventor cahaya matahari
menjadi energi listrik sebagai salah satu teknologi pembangkit energi listrik yang
ramah lingkungan dan efisien bagi penyediaan energi alternatif masyarakat di
masa depan sesuai dengan program PTBA.
20
DAFTAR PUSTAKA
Rio, Reka.S., dan Masomari Iida. 1999. Fisika dan Teknologi Semikonduktor.
Jakarta : Pradnya Paramita.
21
Yuliarto, Brian. 2007. “Energi Surya: Alternatif Sumber Energi Masa Depan di
Indonesia” . http://www.indeni.org/content/blogcategory. Diakses pada
tanggal 18 Oktober 2017 pukul 17.28 WIB.
22