Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TEKNIK TENAGA LISTRIK

BIOETANOL

DISUSUN OLEH :

Shela Dillen Putri (061840411745)

Kelas : 2 EGD

Instruktur

Ir. Ali Nurdin, M.T.

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2018 - 2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

kATA PENGANTAR .......................................................................................... iii


BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
1.1 LATAR BELAKANG ..................................................................................... 4
1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................................................. 5
1.3 TUJUAN PENULISAN .................................................................................. 5

BAB II
PEMBAHASAN .................................................................................................... 5
2.1 ETANOL .......................................................................................................... 6
2.2 BIOETANOL .................................................................................................. 7
2.3 PROSES PEMBUATAN BIOETANOL ....................................................... 8

BAB III
PENUTUP ............................................................................................................ 12
3.1KESIMPULAN ............................................................................................... 12
3.2 SARAN ........................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 13

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr,Wb

Pertama-tama saya panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Bioetanol”. Dan tak lupa shalawat beserta salam tetap terlimpah
curahkan kepada Nabi Muhammad SAW karena berkat perjuangannya kita bisa
berada dalam zaman yang penuh ilmu pengetahuan ini.
Saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya makalah ini. Diantaranya ucapan terima kasih kepada Dosen
mata kuliah Teknik Tenaga Listrik. Dan saya berharap semoga makalah yang
saya buat ini dapat bermanfaat.
Saya menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Setiap saran, kritik, dan komentar yang bersifat
membangun dari pembaca demi kemajuan dimasa yang akan datang.

Wassalamu’alaikum Wr,Wb

Palembang, 06 juli 2019

Penulis

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sadarkah kita akan kondisi bahwa semakin hari, persediaan bahan bakar
di muka bumi semakin menipis? Sementara itu, jumlah manusia terus bertambah
dan perkembangan teknologi semakin pesat. Hal ini menyebabkan kebutuhan
akan energi justru semakin meningkat. Oleh sebab itu, diperlukan sumber energi
lain untuk mengganti bahan bakar yang memang merupakan sumber energi yang
tidak dapat diperbaharui. Berbagai penelitian pun dilakukan untuk mendapatkan
sumber energi alternatif. Sumber energi alternatif ini pun mulai populer di
seluruh dunia, menggantikan sumber energi fosil yang perlahan-lahan mulai habis
dan pada umumnya, sumber energi alternatif ini lebih ramah lingkungan.
Salah satu jenis dari energi alternatif tersebut adalah BIOETANOL atau
Bahan Bakar Hayati. Bioetanol adalah setiap bahan bakar yang dihasilkan dari
bahan-bahan organik dengan cara di fermentasikan dan membutuhkan factor
biologis dalam prosesnya.
Bioetanol sebenarnya sudah lama digunakan oleh manusia sejak zaman
prasejarah dalam bentuk alcohol. Campuran dari Bioetanol yang mendekati
kemurnian untuk pertama kali ditemukan oleh Kimiawan Muslim yang
mengembangkan proses distilasi pada masa Kalifah Abbasid dengan peneliti
yang terkenal waktu itu adalah Jabir ibn Hayyan (Geber), Al-Kindi (Alkindus)
dan al-Razi (Rhazes). Catatan yang disusun oleh Jabir ibn Hayyan (721-815)
menyebutkan bahwa uap dari wine yang mendidih mudah terbakar. Al-Kindi
(801-873) dengan tegas menjelaskan tentang proses distilasi wine. Sedangkan
Bioetanol absolut didapatkan pada tahun 1796 oleh Johann Tobias Lowitz,
dengan menggunakan distilasi saringan arang.
Antoine Lavoisier menggambarkan bahwa Bioetanol adalah senyawa
yang terbentuk dari karbon, hidrogen dan oksigen. Pada tahun 1808 Nicolas-
Théodore de Saussure dapat menentukan rumus kimia etanol. Lima puluh tahun
kemudian (1858), Archibald Scott Couper menerbitkan rumus bangun etanol.
Dengan demikian etanol adalah salah satu senyawa kimia yang pertama kali
ditemukan rumus bangunnya.
Rumus molekul etanol adalah C2H5OH atau rumus empiris C2H6O atau
rumus bangunnya CH3-CH2-OH. bioetanol merupakan bagian dari kelompok
metil (CH3-) yang terangkai pada kelompok metilen (-CH2-) dan terangkai
dengan kelompok hidroksil (-OH). Bioetanol tidak berwarna dan tidak berasa tapi
memilki bau yang khas. Bahan ini dapat memabukkan jika diminum. Karena
sifatnya yang tidak beracun bahan ini banyak dipakai sebagai pelarut dalam dunia
farmasi dan industri makanan dan minuman.

4
Bioetanol menawarkan kemungkinan memproduksi energi tanpa
meningkatkan kadar karbon di atmosfer karena berbagai tanaman yang digunakan
untuk memproduksi bioetanol mengurangi kadar karbondioksida di atmosfer,
tidak seperti bahan bakar fosil yang mengembalikan karbon yang tersimpan di
bawah permukaan tanah selama jutaan tahun ke udara. Dengan begitu bioetanol
lebih bersifat carbon neutral dan sedikit meningkatkan konsentrasi gas-gas rumah
kaca di atmosfer (meski timbul keraguan apakah keuntungan ini bisa dicapai di
dalam prakteknya). Penggunaan bioetanol mengurangi pula ketergantungan pada
minyak bumi serta meningkatkan keamanan energi.
Salah satu bahan baku yang dapat digunakan untuk pembuatan bioetanol
adalah tetes tebu. Tetes tebu berupa cairan kental dan diperoleh dari tahap
pemisahan Kristal gula. Molase tidak dapat lagi dibentuk menjadi sukrosa namun
masih mengandung gula dengan kadar tinggi 50-60%, asam amino dan
mineral. Tingginya kandungan gula dalam molase sangat potensial dimanfaatkan
sebagai bahan baku bioetanol. Molase masih mengandung kadar gula yang
cukup untuk dapat menghasilkan etanol dengan proses fermentasi, biasanya
pH molase berkisar antara 5,5-6,5. Molase yang masih mengandung kada gula
sekitar 10-18% telah memberikan hasil yang memuaskan dalam pembuatan
etanol.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalah pada makalah ini :
1. Bagaimana proses pengolahan tetes tebu menjadi bioetanol ?
2. Bagaimana pemanfaatan bioetanol berbahan baku tetes tebu sebagai
energi alternatif ?

1.3 TUJUAN PENULISAN


Adapun tujuan penulisan makalah ini :
1. Mengetahui proses pengolahan tetes tebu menjadi bioetanol.
2. Mengetahui manfaat dan penerapan bioetanol dari tetes tebu sebagai
energi alternatif.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 ETANOL

Etanol disebut juga etil-alkohol atau alkohol saja, adalah alkohol yang
paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, hal ini disebabkan karena
memang etanol yang digunakan sebagai bahan dasar pada minuman tersebut,
bukan metanol, atau grup alkohol lainnya. Etanol merupakan sejenis cairan yang
mudah menguap, tidak berwarna dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan
dalam kehidupan sehari - hari. Etanol merupakan senyawa alkohol yang diperoleh
lewat proses fermentasi dengan bantuan mikroorganisme. Bahan baku pembuatan
etanol berupa ubi kayu, jagung, ubi jalar, dan tebu. Semuanya merupakan
tanaman penghasil karbohidrat yang sangat mudah ditemukan di Indonesia
karena iklim dan keadaan tanah Indonesia yang mendukung pertumbuhan
tersebut. Di Indonésia ubi kayu dinilai sebagai sumber karbohidrat yang paling
potensial untuk diolah menjadi etanol hal ini karena ubi kayu memiliki daya
tahan tinggi terhadap penyakit, dan tempat diatur panennya serta dapat tumbuh
ditempat yang kurang subur. namun kadar pati nya tergolong rendah (30 %)
dibandingkan dengan jagung (70 %) dan tebu (55%). Dalam sejarahnya etanol
telah lama digunakan sebagai bahan bakar.
Etanol adalah salah satu bahan bakar alternatif (yang dapat diperbaharui)
yang ramah lingkungan yang menghasilkan gas emisi karbon yang lebih rendah
dibandingkan dengan bensin dan sejenisnya.
Etanol digunakan secara luas di Brasil dan Amerika Serikat. Kedua
negara ini memproduksi 88% dari seluruh jumlah bahan bakar etanol yang
diproduksi di dunia. Kebanyakan mobil-mobil yang beredar di Amerika Serikat
saat ini dapat menggunakan bahan bakar dengan kandungan etanol sampai 10%,
dan penggunaan bensin etanol 10% malah diwajibkan di beberapa kota dan
negara bagian AS. Sejak tahun 1976, pemerintah Brasil telah mewajibkan
penggunaan bensin yang dicampur dengan etanol, dan sejak tahun 2007,
campuran yang legal adalah berkisar 25% etanol dan 75% bensin. Di bulan
Desember 2010 Brasil sudah mempunyai 12 juta kendaraan dan truk ringan
bahan bakar fleksibel dan lebih dari 500 ribu sepeda motor yang dapat
menggunakan bahan bakar etanol murni.
Penggunaan etanol sebagai bahan bakar mempunyai beberapa keunggulan
dibanding dengan bahan bakar minyak, yaitu kandungan oksigen yang tinggi
sebesar 35%, sehingga jika dibakar sangat ramah lingkungan karena emisi gas
karbon monoksida yang dihasilkan lebih rendah yaitu 19-25% dibandingkan
dengan bahan bakar minyak. Sehingga tidak memberikan kontribusi pada
akumulasi karbon dioksida di atmosfer dan bioetanol bersifat dapat diperbaharui,

6
sedangkan bahan bakar minyak akan habis karena bahan bakunya adalah fosil
(Aisyah, S. N; Sembiring, K. C, 2010).
2.2 Bioetanol
Bioetanol adalah setiap bahan bakar yang dihasilkan dari bahan-bahan
organik dengan cara di fermentasikan dan membutuhkan faktor biologis dalam
prosesnya. Bioetanol tidak saja menjadi alternatif yang sangat menarik untuk
substitusi bensin, namun mampu juga menurunkan emisi CO2. Dalam hal prestasi
mobil, bioetanol dan gasohol (kombinasi bioetanol dan bensin) tidak kalah
dengan bensin. Pada dasarnya pembakaran bioetanol tidak menciptakan CO2
netto ke lingkungan karena zat yang sama akan diperlukan untuk pertumbuhan
tanaman sebagai bahan baku bioethanol. Etanol adalah senyawa organik
golongan alkohol primer. Proses destilasi dapat menghasilka n etanol dengan
kadar 95% volume, untuk digunakan sebagai bahan bakar (biofuel) perlu lebih
dimurnikan lagi hingga mencapai 99% yang lazim disebut fuel grade ethanol
(FGE). Proses pemurnian dengan prinsip dehidrasi umumnya dilakukan dengan
metode Molecular Sieve, untuk memisahkan air dari senyawa etanol. Bioetanol
biasanya diproduksi secara fermentasi dari bahan yang mengandung glukosa atau
polisakarida. Hampir 93% etanol di dunia merupakan bioetanol yang merupakan
hasil fermentasi secara anaerobik, sedangkan sisanya adalah etanol yang
disintesis secara kimia.
Bioetanol dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan angka oktan pada
bensin karena angka oktan etanol cukup tinggi yaitu 135 sedangkan angka oktan
premium yang dijual sebagai bahan bakar adalah 98. Semakin tinggi bilangan
oktan, maka menghasilkan kestabilan pada proses pembakaran. Proses
pembakaran dengan daya yang lebih sempurna akan mengurangi emisi gas
karbon monoksida.

Bioetanol adalah etanol yang dibuat dari biomassa yang mengandung


komponen pati atau selulosa seperti singkong dan tetes tebu atau molase. dalam
dunia industri umumnya dipergunakan sebagai bahan baku industri turunan
alkohol, campuran untuk minuman keras (seperti sake atau gyn) serta bahan baku
farmasi dan kosmetika. Bahan baku bio-etanol yang dapat digunakan antara lain
ubi kayu, tebu, sagu dll. Menurut Fardiaz (1992) etanol atau alkohol
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, antara lain:
1. Bahan baku industri, contoh: industri minuman beralkohol,
industri asam asetat
2. Pelarut dalam industri, contoh: industri farmasi, kosmetika dan
plastik
3. Bahan desinfektan, contoh: peralatan kedokteran, rumah
tangga dan peralatan di rumah sakit
4. Bahan bakar kendaraan
Secara umum produksi bioetanol mencakup 3 rangkaian proses yaitu
persiapan bahan baku, fermentasi dan pemurnian. Bahan baku sebelumnya di
encerkan untuk mengurangi kadar glukosa. Fermentasi pemecahan gula gula
sederhana menjadi etanol dengan melibatkan enzim dan ragi, dilakukan pada

7
suhu sekitar 27 sampai 32 derajat celcius. Reaksi yang dapat terjadi pada etanol
antara lain dehidrasi, dehidrogenasi, oksidasi, dan esterifikasi (Rizani, 2000).
Pemurnian etanol dilakukan dengan metode distilasi pada suhu 78 sampai 100
derajat celcius. Produk yang dihasilkan pada tahap ini memiliki kemurnian
sampai 90%.

2.3 PROSES PEMBUATAN BIOETANOL

Bioetanol adalah etanol yang dibuat dari biomassa yang mengandung


komponen pati atau selulosa seperti singkong dan tetes tebu atau molase. dalam
dunia industri umumnya dipergunakan sebagai bahan baku industri turunan
alkohol, campuran untuk minuman keras (seperti sake atau gyn) serta bahan baku
farmasi dan kosmetika. Bahan baku bio-etanol yang dapat digunakan antara lain
ubi kayu, tebu, sagu dll. Menurut Fardiaz (1992) etanol atau alkohol
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, antara lain:
5. Bahan baku industri, contoh: industri minuman beralkohol,
industri asam asetat
6. Pelarut dalam industri, contoh: industri farmasi, kosmetika dan
plastik
7. Bahan desinfektan, contoh: peralatan kedokteran, rumah
tangga dan peralatan di rumah sakit
8. Bahan bakar kendaraan
Secara umum produksi bioetanol mencakup 3 rangkaian proses yaitu
persiapan bahan baku, fermentasi dan pemurnian. Bahan baku sebelumnya di
encerkan untuk mengurangi kadar glukosa. Fermentasi pemecahan gula gula
sederhana menjadi etanol dengan melibatkan enzim dan ragi, dilakukan pada
suhu sekitar 27 sampai 32 derajat celcius. Reaksi yang dapat terjadi pada etanol
antara lain dehidrasi, dehidrogenasi, oksidasi, dan esterifikasi (Rizani, 2000).
Pemurnian etanol dilakukan dengan metode distilasi pada suhu 78 sampai 100
derajat celcius. Produk yang dihasilkan pada tahap ini memiliki kemurnian
sampai 90%.
Cara paling mudah membuat bioetanol adalah dengan bahan yang banyak
mengandung gula, contohnya adalah tetes tebu atau molases.Molases merupakan
hasil samping pada industri pengolahan gula dengan wujud bentuk cair. Hal tersebut
sesuai dengan pendapat Pond dkk., (1995) yang menyatakan bahwa molasses adalah
limbah utama industri pemurnian gula. Molases merupakan sumber energi yang esensial
dengan kandungan gula didalamnya. Oleh karena itu, molasses telah banyak
dimanfaatkan sebagai bahan tambahan pakan ternak dengan kandungan nutrisi atau zat
gizi yang cukup baik. Molasses memiliki kandungan protein kasar 3,1 %; serat kasar 0,6
%; BETN 83,5 %; lemak kasar 0,9 %; dan abu 11,9 %.

Tetes tebu merupakan produk samping dari pabrik tebu yang memiliki
kadar gula sangat tinggi (>50%). Pembuatan bioetanol dari tetes tebu secara
umum adalah seperti berikut.

8
Bahan-bahan yang diperlukan untuk pembuatan bioetanol dari
tetes/molasses antara lain adalah:
1. tetes tebu/molasses (kadar gula 50%)
2. NPK dan Urea
3. Fermipan
4. Air
Langkah-langkah pembuatan bioetanol adalah, sebagai berikut :

A.Pengenceran Tetes Tebu


Kadar gula dalam tetes tebu terlalu tinggi untuk proses fermentasi, oleh
karena itu perlu diencerkan terlebih dahulu. Kadar gula yang diinginkan kurang
lebih adalah 14 %. Misal: larutkan 28 kg (atau 22.5 liter) molasses dengan 72 liter
air. Aduk hingga tercampur merata. Volume airnya kurang lebih 94.5 L.
Masukkan ke dalam fermentor.
Catatan: jika kandungan gula dalam tetes kurang dari 50%, penambahan air
harus disesuaikan dengan kadar gula awalnya. Yang penting adalah kadar gula
akhirnya kurang lebih 14%.
B.Penambahan Urea dan NPK
Urea dan NPK berfungsi sebagai nutrisi ragi. Kebutuhan hara tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Urea sebanyak 0.5% dari kadar gula dalam larutan fermentasi.
b. NPK sebanyak 0.1% dari kadar gula dalam larutan fermentasi.
Untuk contoh di atas, kebutuhan urea adalah sebanyak 70 gr dan NPK sebanyak
14 gr. Gerus urea dan NPK ini sampai halus, kemudian ditambahkan ke dalam
larutan molasses dan diaduk.

C.Penambahan Ragi
Bahan aktif ragi roti adalah khamir Saccharomyces cereviseae yang dapat
memfermentasi gula menjadi etanol. Ragi roti mudah dibeli di toko-toko bahan-
bahan kue atau di supermarket. Sebaiknya tidak menggunakan ragi tape, karena
ragi tape terdiri dari beberapa mikroba. Konsentrasi sumber gula dalam tetes tebu
berpengaruh terhadap pertumbuhan Saccharomyces cerevisiae pembentuk flok.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada konsentrasi sumber gula 15%
dan 20%, sel mengalami pertumbuhan secara signifikan. Namun, pada
konsentrasi sumber gula 25% tingkat pertumbuhan sel sangat rendah karena
tingginya kandungan sumber gula mengakibatkan viskositas dan tekanan osmotik
dalam medium meningkat sehingga sel mengalami stres dan metabolisme sel
menurun. Gaur (2006) menyatakan bahwa pertumbuhan Saccharomyces
cerevisiae meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi gula hingga 20%

9
dalam medium, tetapi meningkatnya konsentrasi gula lebih dari 20%
mengakibatkan pertumbuhan sel terhambat.
Syarat-syarat yang dipergunakan dalam memilih ragi untuk fermentasi,
adalah:

1. Cepat berkembang biak.


2. Tahan terhadap alkohol tinggi.
3. Tahan terhadap suhu tinggi.
4. Mempunyai sifat yang stabil.
5. Cepat mengadakan adaptasi terhadap media yang difermentasi.
Dalam prosesnya, ragi diberi air hangat-hangat kuku secukupnya.
Kemudian diaduk-aduk perlahan hingga tempak sedikit berbusa. Setelah itu baru
dimasukkan ke dalam fermentor. Fermentor ditutup rapat.

D.Fermentasi
Proses fermentasi akan berjalan beberapa jam setelah semua bahan
dimasukkan ke dalam fermentor. Maka akan tampak gelembung-gelembung
udara kecil-kecil dari dalam fermentor. Gelembung-gelembung udara ini adalah
gas CO2 yang dihasilkan selama proses fermentasi. Kadang-kadang terdengar
suara gemuruh selama proses fermentasi ini. Selama proses fermentasi ini
usahakan agar suhu tidak melebihi 36oC dan pH nya dipertahankan 4.5 – 5.
Proses fermentasi berjalan kurang lebih selama 66 jam atau kira-kira 2.5 hari.
Salah satu tanda bahwa fermentasi sudah selesai adalah tidak terlihat lagi adanya
gelembung-gelembung udara. Kadar etanol di dalam cairan fermentasi kurang
lebih 7% – 10 %. Pada prisipnya reaksi dalam proses pembuatan etanol dengan
fermentasi adalah sebagai berikut:
C6H12O6 C2H5OH + CO2
Monosakarida etanol gas karbon dioksida

E.Distilasi dan Dehidrasi


Setelah proses fermentasi selesai, masukkan cairan fermentasi ke dalam
evaporator atau boiler. Panaskan evaporator dan suhunya dipertahankan sekitar
90 derajat Celcius. Pada suhu ini etanol sudah menguap, tetapi air tidak menguap.
Uap etanol dialirkan ke distilator. Bioetanol akan keluar dari pipa pengeluaran
distilator. Distilasi pertama, biasanya kadar etanol masih di bawah 95%. Apabila
kadar etanol masih di bawah 95%, distilasi perlu diulangi lagi (reflux) hingga
kadar etanolnya 95%.Apabila kadar etanolnya sudah 95% dilakukan dehidrasi
atau penghilangan air. Untuk menghilangkan air bisa menggunakan kapur tohor

10
atau zeolit sintetis. Setelah itu didistilasi lagi hingga kadar airnya kurang lebih
99.5%.

3.5 PEMANFAATAN BIOETANOL


Bioetanol dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar minyak tanah
untuk memasak. Kadar etanol 90% dalam 1 liter dapat menyalakan api selama 4
jam. Bioetanol dapat digunakan pada kendaraan bermotor, tanpa mengubah
mekanisme kerja mesin jika dicampur dengan bensin dengan kadar bioetanol
lebih dari 99,5%. Perbandingan bioetanol pada umumnya di Indonesia baru
penambahan 10% dari total bahan bakar. Pencampuran bioetanol absolut
sebanyak 10 % dengan bensin (90%), sering disebut Gasohol E-10. Gasohol
singkatan dari gasoline (bensin) dan bioetanol. bioetanol absolut memiliki angka
oktan (ON) 117, sedangkan Premium hanya 87-88. Gasohol E-10 secara
proporsional memiliki ON 92 atau setara Pertamax. Pada komposisi ini bioetanol
dikenal sebagai octan enhancer (aditif) yang paling ramah lingkungan dan di
negara-negara maju telah menggeser penggunaan Tetra Ethyl Lead (TEL)
maupun Methyl Tertiary Buthyl Ether (MTBE).
Gas buang bioetanol lebih sedikit polusinya. Itu karena gas buang
bioetanol melepas karbondioksida lebih banyak dari pada karbonmonoksida.
Karbondioksida adalah zat yang diperlukan tumbuhan untuk memasak makanan.
Sebaliknya, gas buang bensin banyak mengandung karbonmonoksida yang
merugikan kesehatan makhluk hidup.
Pencampuran bioetanol juga bisa menghemat penggunaan bensin. Dalam
setahun, kita bisa menghemat bensin sebanyak 1,5 juta kiloliter. Kalau
diuangkan, itu setara dengan Rp 8.170.000.000.000,00. Pembakarannya lebih
sempurna. Asapnya pun lebih ramah lingkungan dan bahan baku yang digunakan
sangat mudah untuk ditanam di wilayah ini.

11
BAB III

PENUTUP
3.1KESIMPULAN

Seiring kelangkaan yang terjadi akhir akhir ini tentang bahan bakan
minyak, banyak bermunculan energi alternatif yang bisa menggantikan bahan
bakar minyak yang mulai menipis. bioetanol merupakan salah satu energi
alternatif yang dapat dikembangkan oleh masyarakat dengan mudah. Bahan yang
digunakan untuk membuat etanol antara lain jagung, tetes tebu, ubi kayu dan lain
lain. Cara pembuatan bioetanol dari molase yaitu mengencerkan tetes tebu,
kemudian diberi NPK dan urea serta ragi atau saacharomyces cerevisia. setelah
pencampuran selesai langsung dilakukan proses fermentasi selama minimal 3
hari. Setelah itu proses distilasi dan dehidrasi dilakukan sebagai proses terakhir.
Pemanfaatan bioetanol dapat digunakan sebagai bahan bakar pengganti minyak
tanah dan bahan bakar pengganti bensin atau campuran bensin. Penggunaan
bioetanol dengan molase bisa lebih hemat dari bensin dan lebih ramah
lingkungan karena bisa menaikkan bilangan oktan tanpa menggunakan MTBE
dan TEL yang sangat berbahaya bagi lingkungan.

3.2 SARAN
1. Sebaiknya kita lebih kreatif untuk berinovasi menciptakan sumber
daya alternatif guna mengurangi kelangkaan sumber daya alam
lainnya
2. Sebaiknya barang barang yang tidak terpakai, limbah perusahaan, atau
limbah pertanian dapat diusahakan untuk didaur ulang dengan
maksimal
3. Sebaiknya kita dapat memanfaatkan sumber daya alam yang ada
sekarang dengan sebaik- baiknya
4. Pemahaman masyarakat tentang energy alternative perlu ditingkatkan.
5. Bioetanol harus disosialisasikan penggunaannya kepada masyarakat
dan mulai diteapkan.
6. Pemerintah mulai memperhatikan dan mengadakan pelatihan untuk
membuat energy alternative.

12
Daftar Pustaka

- Jobsheet “ Kimia Organik “ Politeknik Negeri Sriwijaya 2018/2019

- https://id.m.wikipedia.org/wiki/Bahan_bakar_etanol (Diakses pada tanggal 4


juli 2019)

- https://id.m.wikipedia.org/wiki/Etanol (Diakses pada tanggal 4 juli 2019)

- https://www.academia.edu/10342464/ENERGI_ALTERNATIF_BIOETANOL
( Diakses pada tanggal 30 juni 2019)

13

Anda mungkin juga menyukai