BAB IV
responden yang terdiri atas lima Kantor Akuntan Publik dan 4 Universitas Negeri dan
secara langsung KAP dan Universitas yang menjadi lokasi pengambilan sampel dan
dilakukan kurang lebih selama 2 minggu yaitu dari tanggal 28 Maret hingga 7 April
2011. Kuesioner yang dibagikan melebihi jumlah sampel penelitian yang ditentukan
Tabel 4.1
Daftar KAP dan Universitas serta Distribusi Kuesioner
No. Nama KAP dan Universitas Jumlah
Kuesioner
1 Drs. Thomas, Blasius, Widartoyo & Rekan 8
2 Drs. Rusman Thoeng, M.Com, BAP 7
3 Drs. Daniel Hassa & Rekan 3
4 Drs. Usman & Rekan 5
5 Drs. Harly Weku 3
6 FE Universitas Hasanuddin 40
7 FE Universitas Negeri Makassar 30
8 FE Universitas Muslim Indonesia 25
9 FE Universitas Atmajaya 20
Total Kuesioner 141
Sumber : Data Primer, diolah 2011
64
65
Tabel 4.2
Ikhtisar Distribusi dan Pengembalian Kuesioner
Jumlah
No. Keterangan Persentase
Kuesioner
1 Distribusi kuesioner 141 100%
2 Kuesioner yang tidak kembali 2 1,41%
3 Kuesioner yang kembali 139 98,58%
4 Kuesioner yang cacat 5 3,54%
5 Kuesioner yang dapat diolah 134 92,22%
n sampel = 134
Responden Rate = (134/141) x 100% = 95,03%
akuntan lebih dari 5 tahun, 5 orang (19,23%) berprofesi sebagai akuntan lebih
dari 3 tahun, dan 17 orang (65,38%) baru berprofesi sebagai akuntan lebih dari
2 tahun.
65
66
(37,03%) responden yang berjenis kelamin laki-laki dan 68 orang (62,96%) yang
angkatan 2008. Dari semua respondan tersebut telah ditentukan bahwa mereka
adalah mahasiswa yang telah melulusi mata kuliah pengantar bisnis dan
Pengujian validitas data dalam penelitian ini dilakukan secara statistik dengan
alat analisis berupa Statistical Product and Service Solution 17 (SPSS.17). Dasar
66
67
a) Kuesioner r hitung (koefisien korelasi) harus positif dan lebih besar dari r
pada output uji validitas pada kolom correct item – total correlation yang
diperoleh dari hasil uji dua arah dengan alpha 5 % (interval kepercayaan 95%)
c) Besarnya nilai r tabel diperoleh dari tabel daftar nilai kritis Pearson produk
Hasil yang diperoleh dari pengujian ini disajikan dalam tabel berikut:
Corrected
No. Item-Total r Tabel Kevalidan
Pernyataan
Correlation
1 EB1 0.108 0.1422 Tidak Valid
2 EB2 0.080 0.1422 Tidak Valid
3 EB3 0.079 0.1422 Tidak Valid
4 EB4 0.212 0.1422 Valid
5 EB5 0.234 0.1422 Valid
6 EB6 0.143 0.1422 Valid
7 EB7 0.041 0.1422 Tidak Valid
8 EB8 0.335 0.1422 Valid
9 EB9 0.467 0.1422 Valid
10 EB10 0.351 0.1422 Valid
11 EB11 0.305 0.1422 Valid
12 EB12 0.365 0.1422 Valid
13 EB13 0.347 0.1422 Valid
14 EB14 0.299 0.1422 Valid
15 EB15 0.292 0.1422 Valid
16 EB16 0.403 0.1422 Valid
67
68
Pada tabel hasil uji validitas data, terdapat 4 item pernyataan yang tidak valid.
Pernyataan tersebut yaitu EB1, EB2, EB3 dan EB7. Hal ini ditunjukkan dengan nilai
koefisien korelasi positif tapi tidak lebih besar daripada r-tabel, maka pernyataan
tersebut tidak dimasukkan dalam uji reliabilitas, normalitas dan hipotesis. Sehingga
68
69
Corrected Item-
No. Total r Tabel Kevalidan
Pernyataan
Correlation
1 EB4 0.194 0.1422 Valid
2 EB5 0.241 0.1422 Valid
3 EB6 0.149 0.1422 Valid
4 EB8 0.350 0.1422 Valid
5 EB9 0.495 0.1422 Valid
6 EB10 0.344 0.1422 Valid
7 EB11 0.279 0.1422 Valid
8 EB12 0.387 0.1422 Valid
9 EB13 0.367 0.1422 Valid
10 EB14 0.310 0.1422 Valid
11 EB15 0.287 0.1422 Valid
12 EB16 0.416 0.1422 Valid
13 EB17 0.466 0.1422 Valid
14 EB18 0.342 0.1422 Valid
15 EB19 0.249 0.1422 Valid
16 EB20 0.281 0.1422 Valid
17 EB21 0.246 0.1422 Valid
18 EB22 0.439 0.1422 Valid
19 EP1 0.441 0.1422 Valid
20 EP2 0.425 0.1422 Valid
21 EP3 0.501 0.1422 Valid
22 EP4 0.619 0.1422 Valid
23 EP5 0.496 0.1422 Valid
24 EP6 0.386 0.1422 Valid
25 EP7 0.426 0.1422 Valid
26 EP8 0.141 0.1422 Tidak Valid
69
70
Pada uji validitas kedua ini, ditemukan masih ada pernyataan yang tidak valid
yaitu pernyataan EP8, EP13 dan EP15 yang ditunjukkan dengan nilai koefisien
korelasi positif tapi tidak lebih besar daripada r-tabel. Sehingga diperlukan pengujian
validitas data selanjutnya dengan menghilangkan item yang tidak valid tersebut
Corrected Item-
No. Total r Tabel Kevalidan
Pernyataan
Correlation
1 EB4 0.189 0.1422 Valid
2 EB5 0.255 0.1422 Valid
3 EB6 0.146 0.1422 Valid
4 EB8 0.343 0.1422 Valid
5 EB9 0.525 0.1422 Valid
6 EB10 0.362 0.1422 Valid
7 EB11 0.264 0.1422 Valid
8 EB12 0.418 0.1422 Valid
70
71
reabilitas sebesar 0,6 atau lebih. Hasil pengujian reabilitas data untuk sisa 34 pernyataan
71
72
Cronbach's
No. Cronbach's Alpha Keterangan
Pernyataan Alpha
if Item Deleted
1 EB4 0.870 0.600 Reliabel
2 EB5 0.868 0.600 Reliabel
3 EB6 0.870 0.600 Reliabel
4 EB8 0.866 0.600 Reliabel
5 EB9 0.861 0.600 Reliabel
6 EB10 0.865 0.600 Reliabel
7 EB11 0.869 0.600 Reliabel
8 EB12 0.864 0.600 Reliabel
9 EB13 0.866 0.600 Reliabel
10 EB14 0.866 0.600 Reliabel
11 EB15 0.867 0.600 Reliabel
12 EB16 0.864 0.600 Reliabel
13 EB17 0.863 0.600 Reliabel
14 EB18 0.865 0.600 Reliabel
15 EB19 0.868 0.600 Reliabel
16 EB20 0.866 0.600 Reliabel
17 EB21 0.866 0.600 Reliabel
18 EB22 0.863 0.600 Reliabel
19 EP1 0.863 0.600 Reliabel
20 EP2 0.863 0.600 Reliabel
21 EP3 0.862 0.600 Reliabel
22 EP4 0.860 0.600 Reliabel
23 EP5 0.862 0.600 Reliabel
24 EP6 0.864 0.600 Reliabel
25 EP7 0.864 0.600 Reliabel
26 EP9 0.861 0.600 Reliabel
27 EP10 0.870 0.600 Reliabel
28 EP11 0.863 0.600 Reliabel
29 EP12 0.863 0.600 Reliabel
30 EP14 0.865 0.600 Reliabel
31 EP16 0.865 0.600 Reliabel
72
73
Berdasarkan tabel hasil uji reabilitas data, menunjukkan bahwa setiap item
memiliki koefisien alpha lebih besar dari 0,6. Hal ini berarti setiap item pernyataan
tersebut telah reliabel. Dapat dilihat pada tabel data yang telah diolah dengan bantuan
SPSS 17.0 for windows Cronbach’s Alpha bahwa masing-masing item pernyataan
menunjukkan nilai reliabel rata-rata di atas 0.800, itu berarti bahwa tingkat reliabilitas
data terhitung tinggi karena telah mendekati angka satu. Hal ini sesuai dengan
pernyataan yang dibahas pada bab metodologi penelitian tentang uji reliabilitas
tersebut akan ditentukan teknik analisis statistik yang tepat. Pengujian normalitas
dilakukan dengan menggunakan one sample Kolmogorov Smirnov test, pengujian ini
dilakukan untuk mengetahui distribusi data. Jika nilai signifikansi lebih besar dari
0,05 maka data terdistribusi dengan normal, dan jika kurang dari 0,05 maka data
tidak terdistribusi dengan normal (Santoso, 2001). Pada tabel 4.3 dapat dilihat hasil
73
74
a
Test Statistics
EB MEAN EP MEAN
dengan metode Kolmogorov Smirnov diperoleh lebih besar dari 0.05. Pada tabel di
atas dapat dilihat bahwa untuk pernyataan tentang etika bisnis hasil uji normalitas
menunjukkan angka 0.353 dan untuk pernyataan mengenai etika profesi akuntansi
ditunjukkan dengan angka 0.813. Angka tersebut menunjukkan bahwa semua data
baik itu mengenai prinsip etika bisnis dan etika profesi akuntansi telah berdistribusi
normal.
Equality of Variances. Apabila nilai probabilitas lebih besar dari taraf signifikansi
maka varian antar kelompok adalah homogen. Sebaliknya jika probabilitas yang
dihasilkan lebih kecil dari taraf signifikansi, maka varian antar kelompok heterogen.
74
75
F Sig. F Sig.
bisnis diperoleh data yaitu nilai F untuk akuntan publik sebesar 0.367 dan nilai
sebesar 0.550 dan nilai signifikansinya yaitu 0.906. Nilai signifikansi yang lebih
besar dari 0.05 menunjukkan bahwa varians kedua sampel tersebut adalah homogen.
Sedangkan untuk hasil uji homogenitas dari kedua kelompok sampel terhadap
etika profesi akuntansi diperoleh data yaitu nilai F untuk akuntan publik sebesar
0.781 dan nilai signifikansi sebesar 0.385, sedangkan pada mahasiswa akuntansi
75
76
diperoleh nilai F sebesar 3.318 dan nilai signifikansi 0.071. Nilai signifikansi yang
lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa varians kedua sampel adalah homogen.
Tabel 4.9
Hasil uji Independent-Sample T- test
Responden Dipandang dari Segi Gender terhadap Etika Bisnis
Dari uji hipotesis persepsi responden dipandang dari segi gender terhadap
etika bisnis yang terlihat pada tabel 4.9 dapat disimpulkan bahwa untuk masing-
mahasiswa dan mahasiswi akuntansi tidak terdapat perbedaan persepsi terhadap etika
bisnis. Hasil independent sample T-test menunjukkan nilai signifikansi untuk akuntan
76
77
memiliki signifikansi yang lebih besar dari taraf signifikansi 5 % sehingga hipotesis
alternatif diterima oleh data. Berdasarkan nilai mean juga dapat dilihat bahwa
persepsi akuntan publik lebih baik jika dibandingkan mahasiswa akuntansi terhadap
etika bisnis, dapat dilihat dari nilai mean akuntan yang rata-rata lebih besar dari
pemahaman yang lebih baik daripada mahasiswa terhadap prinsip etika bisnis.
Independent Sample T-test. Hasil pengujian disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.10
Hasil uji Independent Sample T-test
Responden Dipandang dari Segi Gender terhadap Etika Profesi Akuntansi
77
78
Berdasarkan hasil uji hipotesis persepsi responden dipandang dari segi gender
terhadap etika profesi akuntansi yang terlihat pada tabel 4.10 dapat disimpulkan
bahwa untuk masing-masing kelompok responden baik itu akuntan laki-laki, akuntan
terhadap etika profesi akuntansi. Hasil dari pengujian hipotesis menggunakan metode
sebesar 0.316 dan akuntan perempuan 0.323, sedangkan mahasiswa akuntansi nilai
signifikansi yang lebih besar dari taraf signifikansi 5 % sehingga hipotesis alternatif
kedua diterima oleh data. Berdasarkan nilai mean juga dapat dilihat bahwa persepsi
akuntan publik lebih baik jika dibandingkan mahasiswa akuntansi dalam memahami
prinsip etika profesi akuntansi, dapat dilihat dari nilai mean akuntan yang lebih besar
publik perempuan, dan mahasiswa memiliki pemahaman yang lebih baik daripada
mahasiswi terhadap prinsip etika profesi akuntansi. Belum diteliti faktor apa yang
menyebabkan hal tersebut, tetapi bisa diduga ini ada kaitannya dengan yang
menjadikan profesi akuntan terutama akuntan publik lebih banyak digeluti oleh kaum
78
79
Hasil penelitian ini selaras dengan hasil penelitian Murtanto dan Marini
(2003) serta Martadi dan Suranta (2006) dimana hasil penelitiannya menemukan
tidak ada perbedaan yang signifikan antara persepsi akuntap publik laki-laki dan
perempuan serta mahasiswa dan mahasiswi akuntansi terhadap etika bisnis dan etika
profesi akuntansi. Namun hasil penelitian di atas berbeda dengan hasil penelitian
yang pernah dilakukan oleh Ekayani dan Putra (2003) yang menemukan adanya
perbedaan signifikan antara akuntan dan mahasiswa akuntansi terhadap etika bisnis
dan juga penelitian oleh Winarna dan Retnowati (2003) dimana penelitiannya
terhadap etika profesi akuntansi. Ada banyak faktor yang belum dianalisis secara
pasti mengenai faktor yang berpengaruh terhadap perbedaan hasil penelitian tersebut.
mungkin menjadi salah satu faktor adanya perbedaan pada hasil penelitian terhadap
persepsi. Namun peneliti yakin masih ada faktor lain yang berpengaruh namun belum
diteliti lebih mendalam terhadap sama dan beda dari hasil penelitian tersebut terhadap
struktural yang dikemukakan Umar (2010: 21) dan bertentangan dengan teori gender
karena pekerjaan membentuk perilaku melalui struktur reward, laki- laki dan
perempuan akan memberi respon yang sama pada lingkungan jabatan yang sama. Jadi
79
80
mendapat pelatihan dan jabatan yang sama akan menunjukkan prioritas etis yang
sama pula.
Hal ini tentu dapat terlihat pada hasil penelitian yang menunjukkan tidak ada
perbedaan hasil yang signifikan pada setiap kelompok sampel terkait persepsinya
terhadap kode etik baik itu etika bisnis maupun etika profesi akuntansi. Teori ini juga
dapat menjadi faktor penyebab tidak adanya perbedaan yang signifikan pada persepsi
atau situasi etis akan didasarkan pada relevansi dan pengamatan terhadap informasi
etis yang terungkap, sehingga standar keputusan yang layak untuk sampai pada
dinyatakannya judgement auditor mungkin akan sama meskipun auditor tersebut laki-
bahwa informasi atau bukti diperiksa hanya jika informasi atau bukti tersebut
penting atau relevan dengan judgement. Karenanya, auditor akan sensitif dalam
gender.
mampu memahami dan menginternalisasi pengetahuan akan kode etik yang berlaku
di dunia bisnis maupun di dunia profesi itu sendiri. Tidak adanya perbedaan
80
81
signifikan dalam memandang etika bisnis dan etika profesi akuntansi antara
mahasiswa dan akuntan diharapkan dapat menjadi modal awal bagi mahasiswa untuk
pendidikan, misalnya menghadirkan mata kuliah etika bisnis dan profesi tidak hanya
bagi mahasiswa pendidikan profesi akuntansi tetapi juga bagi mahasiswa akuntansi
pada umumnya mungkin dapat menjadi solusi alternatif untuk menekankan betapa
81