Anda di halaman 1dari 18

64

BAB IV

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Sampel Penelitian

Data pada penelitian ini diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada

responden yang terdiri atas lima Kantor Akuntan Publik dan 4 Universitas Negeri dan

Swasta di kota Makassar. Pendistribusian kuesioner dilakukan dengan mendatangi

secara langsung KAP dan Universitas yang menjadi lokasi pengambilan sampel dan

membagikannya kepada responden. Proses pendistribusian hingga pengumpulan data

dilakukan kurang lebih selama 2 minggu yaitu dari tanggal 28 Maret hingga 7 April

2011. Kuesioner yang dibagikan melebihi jumlah sampel penelitian yang ditentukan

sebelumnya 91 sampel yakni sebanyak 141 eksemplar. Adapun rincian

pendistribusian kuesioner tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.1
Daftar KAP dan Universitas serta Distribusi Kuesioner
No. Nama KAP dan Universitas Jumlah
Kuesioner
1 Drs. Thomas, Blasius, Widartoyo & Rekan 8
2 Drs. Rusman Thoeng, M.Com, BAP 7
3 Drs. Daniel Hassa & Rekan 3
4 Drs. Usman & Rekan 5
5 Drs. Harly Weku 3
6 FE Universitas Hasanuddin 40
7 FE Universitas Negeri Makassar 30
8 FE Universitas Muslim Indonesia 25
9 FE Universitas Atmajaya 20
Total Kuesioner 141
Sumber : Data Primer, diolah 2011

64
65

Tabel 4.2
Ikhtisar Distribusi dan Pengembalian Kuesioner

Jumlah
No. Keterangan Persentase
Kuesioner
1 Distribusi kuesioner 141 100%
2 Kuesioner yang tidak kembali 2 1,41%
3 Kuesioner yang kembali 139 98,58%
4 Kuesioner yang cacat 5 3,54%
5 Kuesioner yang dapat diolah 134 92,22%
n sampel = 134
Responden Rate = (134/141) x 100% = 95,03%

Sumber : Data Primer, diolah 2011

Dari keseluruan kuesioner yang kembali, tidak semuanya digunakan

dalam tahap analisis. Setelah dilakukan proses penyuntingan, terdapat lima

kuesioner yang gugur karena tidak lengkap atau tidak diisi.

4.1.1 Karakteristik Akuntan Publik

Dari 26 responden akuntan publik, berdasarkan perbedaan gender

terdapat 19 orang (73,07%) yang berjenis kelamin laki-laki, dan 9 orang

(26,93%) responden yang berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan lamanya

bekerja sebagai akuntan, 4 orang (15,38%) yang sudah berprofesi sebagai

akuntan lebih dari 5 tahun, 5 orang (19,23%) berprofesi sebagai akuntan lebih

dari 3 tahun, dan 17 orang (65,38%) baru berprofesi sebagai akuntan lebih dari

2 tahun.

65
66

Berdasarkan jenjang pendidikan tinggi, 20 orang (76,92%)

berpendidikan S1 dan 6 orang (23,07%) yang berpendidikan S2 dan tidak ada

satu orang responden pun yang berpendidikan S3.

4.1.2 Karakteristik Mahasiswa Akuntansi

Dari 108 mahasiswa akuntansi yang menjadi responden, 40 orang

(37,03%) responden yang berjenis kelamin laki-laki dan 68 orang (62,96%) yang

berjenis kelamin perempuan. Sedangkan berdasarkan angkatan terdaftar di

universitas yaitu sebanyak 17 orang (15,75%) mahasiswa laki-laki angkatan

2007, 23 orang (21,29%) laki-laki angkatan 2008, 27 orang (25%) mahasiswi

perempuan angkatan 2007, dan sebanyak 41 orang (37,96%) mahasiswi

angkatan 2008. Dari semua respondan tersebut telah ditentukan bahwa mereka

adalah mahasiswa yang telah melulusi mata kuliah pengantar bisnis dan

pengauditan sebagai sumber awal bagi mahasiswa dalam mempelajari

pemahaman tentang etika bisnis maupun etika profesi akuntansi.

4.2 Uji Kualitas Data

4.2.1 Uji Validitas Data

Pengujian validitas data dalam penelitian ini dilakukan secara statistik dengan

menggunakan pendekatan validitas konstruk metode Pearson Correlation dengan

alat analisis berupa Statistical Product and Service Solution 17 (SPSS.17). Dasar

pengambilan keputusan valid tidaknya butir-butir pertanyaan dalam kuesioner adalah:

66
67

a) Kuesioner r hitung (koefisien korelasi) harus positif dan lebih besar dari r

tabel (Product Moment Pearson)

b) Nilai r hitung untuk masing-masing butir pertanyaan bisa dilihat langsung

pada output uji validitas pada kolom correct item – total correlation yang

diperoleh dari hasil uji dua arah dengan alpha 5 % (interval kepercayaan 95%)

c) Besarnya nilai r tabel diperoleh dari tabel daftar nilai kritis Pearson produk

momen dengan menentukan DF (Degree of Fredoom) = n – 1 = 134 – 1 = 133.

Sehingga pada alpha sebesar 0,05 diperoleh r tabel sebesar 0,1422.

Hasil yang diperoleh dari pengujian ini disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas

Corrected
No. Item-Total r Tabel Kevalidan
Pernyataan
Correlation
1 EB1 0.108 0.1422 Tidak Valid
2 EB2 0.080 0.1422 Tidak Valid
3 EB3 0.079 0.1422 Tidak Valid
4 EB4 0.212 0.1422 Valid
5 EB5 0.234 0.1422 Valid
6 EB6 0.143 0.1422 Valid
7 EB7 0.041 0.1422 Tidak Valid
8 EB8 0.335 0.1422 Valid
9 EB9 0.467 0.1422 Valid
10 EB10 0.351 0.1422 Valid
11 EB11 0.305 0.1422 Valid
12 EB12 0.365 0.1422 Valid
13 EB13 0.347 0.1422 Valid
14 EB14 0.299 0.1422 Valid
15 EB15 0.292 0.1422 Valid
16 EB16 0.403 0.1422 Valid

67
68

17 EB17 0.445 0.1422 Valid


18 EB18 0.305 0.1422 Valid
19 EB19 0.242 0.1422 Valid
20 EB20 0.266 0.1422 Valid
21 EB21 0.226 0.1422 Valid
22 EB22 0.448 0.1422 Valid
23 EP1 0.412 0.1422 Valid
24 EP2 0.375 0.1422 Valid
25 EP3 0.484 0.1422 Valid
26 EP4 0.588 0.1422 Valid
27 EP5 0.481 0.1422 Valid
28 EP6 0.391 0.1422 Valid
29 EP7 0.400 0.1422 Valid
30 EP8 0.153 0.1422 Valid
31 EP9 0.525 0.1422 Valid
32 EP10 0.281 0.1422 Valid
33 EP11 0.502 0.1422 Valid
34 EP12 0.491 0.1422 Valid
35 EP13 0.174 0.1422 Valid
36 EP14 0.419 0.1422 Valid
37 EP15 0.173 0.1422 Valid
38 EP16 0.360 0.1422 Valid
39 EP17 0.526 0.1422 Valid
40 EP18 0.515 0.1422 Valid
41 EP19 0.420 0.1422 Valid
Sumber : Data Kuesioner, diolah 2011

Pada tabel hasil uji validitas data, terdapat 4 item pernyataan yang tidak valid.

Pernyataan tersebut yaitu EB1, EB2, EB3 dan EB7. Hal ini ditunjukkan dengan nilai

koefisien korelasi positif tapi tidak lebih besar daripada r-tabel, maka pernyataan

tersebut tidak dimasukkan dalam uji reliabilitas, normalitas dan hipotesis. Sehingga

68
69

diperlukan pengujian validitas data selanjutnya dengan menghilangkan item yang

tidak valid tersebut.

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Lanjutan

Corrected Item-
No. Total r Tabel Kevalidan
Pernyataan
Correlation
1 EB4 0.194 0.1422 Valid
2 EB5 0.241 0.1422 Valid
3 EB6 0.149 0.1422 Valid
4 EB8 0.350 0.1422 Valid
5 EB9 0.495 0.1422 Valid
6 EB10 0.344 0.1422 Valid
7 EB11 0.279 0.1422 Valid
8 EB12 0.387 0.1422 Valid
9 EB13 0.367 0.1422 Valid
10 EB14 0.310 0.1422 Valid
11 EB15 0.287 0.1422 Valid
12 EB16 0.416 0.1422 Valid
13 EB17 0.466 0.1422 Valid
14 EB18 0.342 0.1422 Valid
15 EB19 0.249 0.1422 Valid
16 EB20 0.281 0.1422 Valid
17 EB21 0.246 0.1422 Valid
18 EB22 0.439 0.1422 Valid
19 EP1 0.441 0.1422 Valid
20 EP2 0.425 0.1422 Valid
21 EP3 0.501 0.1422 Valid
22 EP4 0.619 0.1422 Valid
23 EP5 0.496 0.1422 Valid
24 EP6 0.386 0.1422 Valid
25 EP7 0.426 0.1422 Valid
26 EP8 0.141 0.1422 Tidak Valid

69
70

27 EP9 0.534 0.1422 Valid


28 EP10 0.243 0.1422 Valid
29 EP11 0.511 0.1422 Valid
30 EP12 0.504 0.1422 Valid
31 EP13 0.142 0.1422 Tidak Valid
32 EP14 0.413 0.1422 Valid
33 EP15 0.135 0.1422 Tidak Valid
34 EP16 0.344 0.1422 Valid
35 EP17 0.529 0.1422 Valid
36 EP18 0.522 0.1422 Valid
37 EP19 0.413 0.1422 Valid
Sumber : Data Kuesioner, diolah 2011

Pada uji validitas kedua ini, ditemukan masih ada pernyataan yang tidak valid

yaitu pernyataan EP8, EP13 dan EP15 yang ditunjukkan dengan nilai koefisien

korelasi positif tapi tidak lebih besar daripada r-tabel. Sehingga diperlukan pengujian

validitas data selanjutnya dengan menghilangkan item yang tidak valid tersebut

sampai seluruh item benar-benar valid.

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Lanjutan

Corrected Item-
No. Total r Tabel Kevalidan
Pernyataan
Correlation
1 EB4 0.189 0.1422 Valid
2 EB5 0.255 0.1422 Valid
3 EB6 0.146 0.1422 Valid
4 EB8 0.343 0.1422 Valid
5 EB9 0.525 0.1422 Valid
6 EB10 0.362 0.1422 Valid
7 EB11 0.264 0.1422 Valid
8 EB12 0.418 0.1422 Valid

70
71

9 EB13 0.327 0.1422 Valid


10 EB14 0.326 0.1422 Valid
11 EB15 0.298 0.1422 Valid
12 EB16 0.423 0.1422 Valid
13 EB17 0.443 0.1422 Valid
14 EB18 0.362 0.1422 Valid
15 EB19 0.253 0.1422 Valid
16 EB20 0.317 0.1422 Valid
17 EB21 0.294 0.1422 Valid
18 EB22 0.457 0.1422 Valid
19 EP1 0.467 0.1422 Valid
20 EP2 0.466 0.1422 Valid
21 EP3 0.516 0.1422 Valid
22 EP4 0.623 0.1422 Valid
23 EP5 0.522 0.1422 Valid
24 EP6 0.402 0.1422 Valid
25 EP7 0.394 0.1422 Valid
26 EP9 0.539 0.1422 Valid
27 EP10 0.201 0.1422 Valid
28 EP11 0.499 0.1422 Valid
29 EP12 0.488 0.1422 Valid
30 EP14 0.390 0.1422 Valid
31 EP16 0.346 0.1422 Valid
32 EP17 0.516 0.1422 Valid
33 EP18 0.539 0.1422 Valid
34 EP19 0.419 0.1422 Valid
Sumber : Data Kuesioner, diolah 2011

4.2.2 Uji Reliabilitas Data

Uji reliabilitas dilakukan dengan melihat hasil dari Cronbach’s Alpha

Coefficient. Suatu instrumen dikatakan reliabel bila memiliki koefisien keandalan

reabilitas sebesar 0,6 atau lebih. Hasil pengujian reabilitas data untuk sisa 34 pernyataan

dapat dilihat pada tabel berikut :

71
72

Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas Data

Cronbach's
No. Cronbach's Alpha Keterangan
Pernyataan Alpha
if Item Deleted
1 EB4 0.870 0.600 Reliabel
2 EB5 0.868 0.600 Reliabel
3 EB6 0.870 0.600 Reliabel
4 EB8 0.866 0.600 Reliabel
5 EB9 0.861 0.600 Reliabel
6 EB10 0.865 0.600 Reliabel
7 EB11 0.869 0.600 Reliabel
8 EB12 0.864 0.600 Reliabel
9 EB13 0.866 0.600 Reliabel
10 EB14 0.866 0.600 Reliabel
11 EB15 0.867 0.600 Reliabel
12 EB16 0.864 0.600 Reliabel
13 EB17 0.863 0.600 Reliabel
14 EB18 0.865 0.600 Reliabel
15 EB19 0.868 0.600 Reliabel
16 EB20 0.866 0.600 Reliabel
17 EB21 0.866 0.600 Reliabel
18 EB22 0.863 0.600 Reliabel
19 EP1 0.863 0.600 Reliabel
20 EP2 0.863 0.600 Reliabel
21 EP3 0.862 0.600 Reliabel
22 EP4 0.860 0.600 Reliabel
23 EP5 0.862 0.600 Reliabel
24 EP6 0.864 0.600 Reliabel
25 EP7 0.864 0.600 Reliabel
26 EP9 0.861 0.600 Reliabel
27 EP10 0.870 0.600 Reliabel
28 EP11 0.863 0.600 Reliabel
29 EP12 0.863 0.600 Reliabel
30 EP14 0.865 0.600 Reliabel
31 EP16 0.865 0.600 Reliabel

72
73

32 EP17 0.863 0.600 Reliabel


33 EP18 0.863 0.600 Reliabel
34 EP19 0.864 0.600 Reliabel
Sumber : Data Kuesioner, diolah 2011

Berdasarkan tabel hasil uji reabilitas data, menunjukkan bahwa setiap item

memiliki koefisien alpha lebih besar dari 0,6. Hal ini berarti setiap item pernyataan

tersebut telah reliabel. Dapat dilihat pada tabel data yang telah diolah dengan bantuan

SPSS 17.0 for windows Cronbach’s Alpha bahwa masing-masing item pernyataan

menunjukkan nilai reliabel rata-rata di atas 0.800, itu berarti bahwa tingkat reliabilitas

data terhitung tinggi karena telah mendekati angka satu. Hal ini sesuai dengan

pernyataan yang dibahas pada bab metodologi penelitian tentang uji reliabilitas

dimana nilai reliabel yang mendekati angka 1 dikategorikan tinggi.

4.3 Hasil Uji Asumsi Klasik

4.3.1 Uji Normalitas Data

Uji normalitas dimaksudkan untuk melihat sebaran distribusi data dari

masing-masing variabel penelitian. Untuk selanjutnya berdasarkan distribusi

tersebut akan ditentukan teknik analisis statistik yang tepat. Pengujian normalitas

dilakukan dengan menggunakan one sample Kolmogorov Smirnov test, pengujian ini

dilakukan untuk mengetahui distribusi data. Jika nilai signifikansi lebih besar dari

0,05 maka data terdistribusi dengan normal, dan jika kurang dari 0,05 maka data

tidak terdistribusi dengan normal (Santoso, 2001). Pada tabel 4.3 dapat dilihat hasil

uji normalitas untuk item-item pernyataan.

73
74

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Data

a
Test Statistics

EB MEAN EP MEAN

Most Extreme Absolute .061 .141


Differences
Positive .061 .141

Negative -.061 -.041

Kolmogorov-Smirnov Z .353 .813

Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000 .523

Sumber : Data Kuesioner, diolah 2011

Hasil pengujian menunjukkan bahwa semua nilai signifikansi uji normalitas

dengan metode Kolmogorov Smirnov diperoleh lebih besar dari 0.05. Pada tabel di

atas dapat dilihat bahwa untuk pernyataan tentang etika bisnis hasil uji normalitas

menunjukkan angka 0.353 dan untuk pernyataan mengenai etika profesi akuntansi

ditunjukkan dengan angka 0.813. Angka tersebut menunjukkan bahwa semua data

baik itu mengenai prinsip etika bisnis dan etika profesi akuntansi telah berdistribusi

normal.

4.3.2 Uji Homogenitas Data

Pengujian Homogenitas antar sampel dilakukan dengan Levene’s Test for

Equality of Variances. Apabila nilai probabilitas lebih besar dari taraf signifikansi

maka varian antar kelompok adalah homogen. Sebaliknya jika probabilitas yang

dihasilkan lebih kecil dari taraf signifikansi, maka varian antar kelompok heterogen.

74
75

Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas Data

Levene's Test for Equality Levene's Test for Equality


of Variances of Variances

Akuntan Publik Mahasiswa Akuntansi

F Sig. F Sig.

EB MEAN Equal variances assumed .367 .550 .014 .906

Equal variances not


assumed

EP MEAN Equal variances assumed .781 .385 3.318 .071

Equal variances not


assumed

Sumber : Data Kuesioner, diolah 2011

Hasil pengujian homogenitas dari kedua kelompok sampel terhadap etika

bisnis diperoleh data yaitu nilai F untuk akuntan publik sebesar 0.367 dan nilai

signifikansi sebesar 0.550, sedangkan pada mahasiswa akuntansi diperoleh nilai F

sebesar 0.550 dan nilai signifikansinya yaitu 0.906. Nilai signifikansi yang lebih

besar dari 0.05 menunjukkan bahwa varians kedua sampel tersebut adalah homogen.

Sedangkan untuk hasil uji homogenitas dari kedua kelompok sampel terhadap

etika profesi akuntansi diperoleh data yaitu nilai F untuk akuntan publik sebesar

0.781 dan nilai signifikansi sebesar 0.385, sedangkan pada mahasiswa akuntansi

75
76

diperoleh nilai F sebesar 3.318 dan nilai signifikansi 0.071. Nilai signifikansi yang

lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa varians kedua sampel adalah homogen.

4.4 Uji Hipotesis

Hipotesis penelitian ini dinyatakan sebagai berikut :

H1 : Tidak terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara persepsi akuntan

laki-laki, akuntan perempuan, mahasiswa dan mahasiswi akuntansi di Kota

Makassar terhadap etika bisnis. Pengujian untuk hipotesis ini dilakukan

dengan menggunakan Independent Sample T-test. Hasil pengujian disajikan

dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.9
Hasil uji Independent-Sample T- test
Responden Dipandang dari Segi Gender terhadap Etika Bisnis

Profesi Rata-rata (Mean) Sig. (2-tailed) Status H1


Akuntan Publik Laki-laki = 4.20 0.461 Diterima
Perempuan = 4.12
0.455
Mahasiswa Akuntansi Laki-laki = 4.00 0.438 Diterima
Perempuan = 4.05
0.446
Sumber : Data Kuesioner, diolah 2011

Dari uji hipotesis persepsi responden dipandang dari segi gender terhadap

etika bisnis yang terlihat pada tabel 4.9 dapat disimpulkan bahwa untuk masing-

masing kelompok responden baik itu akuntan laki-laki, akuntan perempuan,

mahasiswa dan mahasiswi akuntansi tidak terdapat perbedaan persepsi terhadap etika

bisnis. Hasil independent sample T-test menunjukkan nilai signifikansi untuk akuntan

76
77

laki-laki sebesar 0.461 dan akuntan perempuan 0.455, sedangkan mahasiswa

menunjukkan nilai signifikansi 0.438 dan mahasiswi akuntansi 0.446. Keempatnya

memiliki signifikansi yang lebih besar dari taraf signifikansi 5 % sehingga hipotesis

alternatif diterima oleh data. Berdasarkan nilai mean juga dapat dilihat bahwa

persepsi akuntan publik lebih baik jika dibandingkan mahasiswa akuntansi terhadap

etika bisnis, dapat dilihat dari nilai mean akuntan yang rata-rata lebih besar dari

mahasiswa akuntansi. Jika dilakukan perbandingan antar kelompok sampel, akuntan

publik laki-laki lebih tinggi tingkat pemahamannya dibandingkan akuntan publik

perempuan, namun berbeda pada mahasiswa dimana mahasiswi memiliki

pemahaman yang lebih baik daripada mahasiswa terhadap prinsip etika bisnis.

H2 : Tidak terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara persepsi akuntan

laki-laki, akuntan perempuan, mahasiswa dan mahasiswi akuntansi di Kota

Makassar terhadap etika profesi akuntansi.

Pengujian untuk hipotesis ini juga dilakukan dengan menggunakan

Independent Sample T-test. Hasil pengujian disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.10
Hasil uji Independent Sample T-test
Responden Dipandang dari Segi Gender terhadap Etika Profesi Akuntansi

Profesi Rata-rata (Mean) Sig. (2-tailed) Status H2


Akuntan Publik Laki-laki = 4.33 0.316 Diterima
Perempuan = 4.19
0.323
Mahasiswa Akuntansi Laki-laki = 4.14 0.339 Diterima
Perempuan = 4.02
0.441

77
78

Sumber : Data Kuesioner, diolah 2011

Berdasarkan hasil uji hipotesis persepsi responden dipandang dari segi gender

terhadap etika profesi akuntansi yang terlihat pada tabel 4.10 dapat disimpulkan

bahwa untuk masing-masing kelompok responden baik itu akuntan laki-laki, akuntan

perempuan, mahasiswa dan mahasiswi akuntansi tidak terdapat perbedaan persepsi

terhadap etika profesi akuntansi. Hasil dari pengujian hipotesis menggunakan metode

Independent Sample T-test menunjukkan nilai signifikansi untuk akuntan laki-laki

sebesar 0.316 dan akuntan perempuan 0.323, sedangkan mahasiswa akuntansi nilai

signifikansinya sebesar 0.339 dan mahasiswi akuntansi 0.441. Keempatnya memiliki

signifikansi yang lebih besar dari taraf signifikansi 5 % sehingga hipotesis alternatif

kedua diterima oleh data. Berdasarkan nilai mean juga dapat dilihat bahwa persepsi

akuntan publik lebih baik jika dibandingkan mahasiswa akuntansi dalam memahami

prinsip etika profesi akuntansi, dapat dilihat dari nilai mean akuntan yang lebih besar

dari mahasiswa akuntansi. Jika dilakukan perbandingan antar kelompok sampel,

akuntan publik laki-laki lebih tinggi tingkat pemahamannya dibandingkan akuntan

publik perempuan, dan mahasiswa memiliki pemahaman yang lebih baik daripada

mahasiswi terhadap prinsip etika profesi akuntansi. Belum diteliti faktor apa yang

menyebabkan hal tersebut, tetapi bisa diduga ini ada kaitannya dengan yang

menjadikan profesi akuntan terutama akuntan publik lebih banyak digeluti oleh kaum

laki-laki daripada perempuan.

78
79

Hasil penelitian ini selaras dengan hasil penelitian Murtanto dan Marini

(2003) serta Martadi dan Suranta (2006) dimana hasil penelitiannya menemukan

tidak ada perbedaan yang signifikan antara persepsi akuntap publik laki-laki dan

perempuan serta mahasiswa dan mahasiswi akuntansi terhadap etika bisnis dan etika

profesi akuntansi. Namun hasil penelitian di atas berbeda dengan hasil penelitian

yang pernah dilakukan oleh Ekayani dan Putra (2003) yang menemukan adanya

perbedaan signifikan antara akuntan dan mahasiswa akuntansi terhadap etika bisnis

dan juga penelitian oleh Winarna dan Retnowati (2003) dimana penelitiannya

menemukan adanya perbedaan yang signifikan antara akuntan dan mahasiswa

terhadap etika profesi akuntansi. Ada banyak faktor yang belum dianalisis secara

pasti mengenai faktor yang berpengaruh terhadap perbedaan hasil penelitian tersebut.

Perbedaan lokasi penelitian dan karakteristik responden dimasing-masing wilayah

mungkin menjadi salah satu faktor adanya perbedaan pada hasil penelitian terhadap

persepsi. Namun peneliti yakin masih ada faktor lain yang berpengaruh namun belum

diteliti lebih mendalam terhadap sama dan beda dari hasil penelitian tersebut terhadap

etika bisnis dan etika profesi akuntansi.

Hasil penelitian ini juga mendukung teori gender dengan pendekatan

struktural yang dikemukakan Umar (2010: 21) dan bertentangan dengan teori gender

yang ada pada pendekatan sosialisasi gender. Pendekatan struktural menyatakan

karena pekerjaan membentuk perilaku melalui struktur reward, laki- laki dan

perempuan akan memberi respon yang sama pada lingkungan jabatan yang sama. Jadi

79
80

pendekatan struktural memprediksikan bahwa laki-laki dan perempuan yang

mendapat pelatihan dan jabatan yang sama akan menunjukkan prioritas etis yang

sama pula.

Hal ini tentu dapat terlihat pada hasil penelitian yang menunjukkan tidak ada

perbedaan hasil yang signifikan pada setiap kelompok sampel terkait persepsinya

terhadap kode etik baik itu etika bisnis maupun etika profesi akuntansi. Teori ini juga

dapat menjadi faktor penyebab tidak adanya perbedaan yang signifikan pada persepsi

antara kelompok sampel tersebut.

Dari hasil penelitian ini dapat diasumsikan bahwa auditor membuat

keputusan berdasarkan bukti-bukti, sehingga sensitivitas mereka terhadap informasi

atau situasi etis akan didasarkan pada relevansi dan pengamatan terhadap informasi

etis yang terungkap, sehingga standar keputusan yang layak untuk sampai pada

dinyatakannya judgement auditor mungkin akan sama meskipun auditor tersebut laki-

laki ataupun perempuan. Muthmainnah (2006) dalam penelitiannya menyatakan

bahwa informasi atau bukti diperiksa hanya jika informasi atau bukti tersebut

penting atau relevan dengan judgement. Karenanya, auditor akan sensitif dalam

memeriksa informasi yang relevan dengan keputusan, tanpa melihat perbedaan

gender.

Mahasiswa sebagai calon akuntan publik pada masa selanjutnya diharapkan

mampu memahami dan menginternalisasi pengetahuan akan kode etik yang berlaku

di dunia bisnis maupun di dunia profesi itu sendiri. Tidak adanya perbedaan

80
81

signifikan dalam memandang etika bisnis dan etika profesi akuntansi antara

mahasiswa dan akuntan diharapkan dapat menjadi modal awal bagi mahasiswa untuk

mempersiapkan diri sebelum terjun langsung menjalankan profesi tersebut. Dengan

meningkatkan penanaman pahaman etis bagi mahasiswa melalui kurikulum

pendidikan, misalnya menghadirkan mata kuliah etika bisnis dan profesi tidak hanya

bagi mahasiswa pendidikan profesi akuntansi tetapi juga bagi mahasiswa akuntansi

pada umumnya mungkin dapat menjadi solusi alternatif untuk menekankan betapa

pentingnya memahami kode etik sebagai bekal profesional nantinya.

81

Anda mungkin juga menyukai