PEMBANGUNAN DAN
PENGEMBANGAN EKONOMI WILAYAH
DALAM PRESPEKTIF ISLAM
Oleh:
Nur Syam AS
Juhanis
Teknik PWK-UIN Alauddin Makassar
PEMBANGUNAN MENURUT ISLAM
Islam memandang manusia secara utuh meliputi aspek, fisik, psikologis dan spiritual; oleh
karena itu konsep masyarakat sejahtera adalah pemenuhan terhadap kebutuhan primer untuk
menghadirkan kesejahteraan lahir dan batin.
Masyarakat sejahtera dalam skala paling minimal, menurut Islam dibingkai dalam lima
kemaslahatan pokok (al-dharûriyât al-Khams) yang harus terpenuhi, yakni keselamatan pokok
agama (rukun Iman dan rukus Islam), jiwa, akal yang sehat, keturunan yang baik dan jaminan
keselamatan kepemilikan harta kekayaan. Kelima hal ini disebut dengan al-Hâjât al-dharûriyât
(kebutuhan primer).
Pembangunan sektor kebutuhan dasar untuk menjamin keselamatan lima hal pokok bagi
kemaslahatan manusia tersebut harus menjadi prioritas utama, yang juga mengharuskan
pendistribusian dan alokasi sumber dana atau anggaran pembangunan secara proporsional dan
memadai untuk produksi kebutuhan dasar dimaksud.
Hal ini tidak mungkin lepas dari faktor “kebijakan” sebagai kewajiban negara dalam melayani
masyarakat. Negara menjamin ketersediaan pelayanan kesejahteraan dasar dalam tingkat
tertentu bagi warganya”.
Masalah yang berkenaan dengan masyarakat sejahtera muncul, ketika sistem ekonomi kapitalis
mendefinisikan “kesejahteraan” sebagai konsep materialis murni, yang menafikan keterkaitan
rohani di dalam.
Dalam pemikiran Islam, doktrin Maqâşid al-Syarî’ah, sebagaimana dijelaskan al-Syâţibî,21
bahwa tujuan akhir dari segala aturan syari‟ah adalah maşlahat atau kebaikan dan
kesejahteraan umat manusia. Dan yang paling utama dalam Maqâşid tersebut adalah lima
maslahat pada skala dharûriyah (al-dharûriyât al-kahms), yang menjamin keselamatan pokok-
pokok agama, jiwa, keturunan, akal dan harta manusia; secara ekonomi, mengutamakan
penyediaan segala hak dasar kebutuhan ekonomi untuk pemeliharaan lima maslahat tersebut.
POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI MENURUT ISLAM
Dalam pertumbuhan ekonomi ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi
pertumbuhan itu sendiri, yaitu :
Sumberdaya yang dapat dikelola (invistible resources)
Pertumbuhan ekonomi sangat membutuhkan sumberdaya yang dapat digunakan
dalam memproduksi asset-asset fisik untuk menghasilkan pendapatan.
Wirausaha (entrepreneurship)
Wirausaha merupakan kunci dalam proses pertumbuhan ekonomi dan sangat
determinan. Wirausaha dianggap memiliki fungsi dinamis yang sangat dibutuhkan
dalam suatu pertumbuhan ekonomi. Nabi Muhammad Saw, dalam beberapa hadits
menekankan pentingnya wirausaha. Dalam hadits riwayat Ahmad beliau bersabda,
”Hendaklah kamu berdagang (berbisnis), karena di dalamnya teedapat 90 % pintu
rezeki”. Dalam hadits yang lain beliau bersabda, ”Sesungguhnya sebaik-baik
pekerjaan adalah perdagangan (bisnis)”.
Teknologi (technology)
kemajuan teknologi merupakan sumber terpenting pertumbuhan ekonomi
KONSEP PEMBANGUNAN DAN EKONOMI DALAM
PRESPEKTIF ISLAM
ير َ ت أَ ْيدِي ُك ْم َو َي ْعفُوا
ٍ ع ْن َك ِث ِ َوما أَصا َب ُك ْم ِم ْن ُم
َ صي َب ٍة فَ ِبما َك
ْ س َب
“Dan segala sesuatu yang menimpa kalian (berupa adzab dan bala’) adalah
disebabkan oleh perbuatan tangan kalian. Dan Allah banyak memaafkan kalian.” (QS.
Asy-Syuura: 30)
KONSEP pembangunan dan ekonomi menurut perspektif Islam berbeda dengan
konsep pembangunan ekonomi yang dikemukakan oleh pemikir barat. Dalam
perspektif Islam, pembangunan ekonomi bersifat material dan spiritual, yang mencakup
pula pembangunan sumber daya manusia (SDM), sosial, kebudayaan dan lainnya. Dalam
perkataan lain dampak pembangunan dalam Islam adalah menyeluruh sebagaimana
konsepsi Islam sebagai agama yang menyeluruh. Bukan hanya ekonomi yang bersifat
material tetapi juga pembangunan nonmaterial yang bersifat spiritual, akhlak, sosial dan
kebudayaan.
Sebagai contoh, pertumbuhan ekonomi dalam perspektif Islam tidak sekedar terkait dengan
peningkatan volume barang dan jasa, namun juga terkait dengan aspek moralitas dan kualitas
akhlak serta keseimbangan antara tujuan dunia dan ukhrawi. Ukuran keberhasilan pertumbuhan
ekonomi tidak semata-mata dilihat dari sisi pencapaian materi semata, namun juga ditinjau dari
sisi perbaikan kualitas kehidupan beragama, sistem jaminan sosial dan kemasyarakatan.
Jika memacu pembangunan ekonomi saja, maka akan tercerabutnya nilai-nilai keadilan dan
kesejahteraan, akan lahir pelaku pembangunan yang korup, pembisnis yang kotor dan masyarakat
yang materialistik. Semua sisi kehidupan dinilai dengan uang. Uang menjadi alat ukur
kesejahteraan.
KONSEP PEMBANGUNAN DAN EKONOMI DALAM
PRESPEKTIF ISLAM
Kehadiran ekonomi Islam meminimalisasi paradoks yang diakibatkan konvensional dengan
mengubah paradigma konflik antara pertumbuhan dengan distribusi, melalui penciptaan berbagai
instrument dan mekanisme yang bisa menjamin tumbuhnya ekonomi di satu sisi, dan terciptanya
distribusi di sisi lain. Konsepsi ini tercermin dalam kesatuan arah pembangunan Islam melalui
tiga sektor yaitu produktivitas sektor ril, keuangan syariah, dan kesejahteraan yang terefleksi
pada zakat, infak, sedakah dan wakaf (Ziswaf).
Dalam perspektif ekonomi Islam, paling tidak ada tiga faktor yang mempengaruhi
tingkat pembangunan : Pertama, investible resources (sumber daya yang dapat diinvestasikan).
Maksudnya adalah segala sumber daya yang dapat digunakan untuk menggerakkan roda
perekonomian. Sumber daya tersebut antara lain SDA, SDM dan modal. SDA adalah anugerah
dari Allah yang disiapkan untuk kepentingan manusia. Adapun sumber daya modal adalah potensi
dana yang bisa dioptimalkan, antara lain saving rate di suatu negara. Saving rate adalah proporsi
dana yang disimpan oleh masyarakat dalam bentuk tabungan yang dapat digunakan sebagai modal
untuk membiayai pembangunan. Tinggal bagaimana caranya agar dana-dana tersebut bisa
disalurkan kepada sektor-sektor yang menjadi prioritas pembangunan. Hal ini sangat tergantung
dengan SDM.
PENDEKATAN DALAM PEMBANGUNAN
2. Sosialisme
Melihat masyarakat sejahtera dengan pendekatan komunal, bahwa keadilan yang
dimaksud untuk mencapai kesejahteraan tersebut adalah pemerataan yang diatur
oleh negara atau pemerintah pusat.
PEMBANGUNAN MENURUT ISLAM
Wirausaha (entrepreneurship)
Wirausaha merupakan kunci dalam proses pertumbuhan ekonomi dan sangat
determinan. Wirausaha dianggap memiliki fungsi dinamis yang sangat dibutuhkan
dalam suatu pertumbuhan ekonomi. Nabi Muhammad Saw, dalam beberapa hadits
menekankan pentingnya wirausaha. Dalam hadits riwayat Ahmad beliau bersabda,
”Hendaklah kamu berdagang (berbisnis), karena di dalamnya teedapat 90 % pintu
rezeki”. Dalam hadits yang lain beliau bersabda, ”Sesungguhnya sebaik-baik
pekerjaan adalah perdagangan (bisnis)”.
Teknologi (technology)
kemajuan teknologi merupakan sumber terpenting pertumbuhan ekonomi
POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI MENURUT ISLAM
Dalam pertumbuhan ekonomi ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi pertumbuhan itu
sendiri, yaitu :
Sumberdaya Alam
Pertumbuhan ekonomi sangat membutuhkan sumberdaya yang dapat digunakan dalam
memproduksi asset-asset fisik untuk menghasilkan pendapatan.
Sumberdaya manusia
Manusialah yang paling aktif berperan dalam pertumbuhan ekonomi.
Jumlah Penduduk
Perkembangan penduduk akan mendorong pembangunan ekonomi, karena bertambahnya
penduduk akan memperluas pasar dan perluasan pasar akan meningkatkan spesialisasi
Wirausaha
Wirausaha merupakan kunci dalam proses pertumbuhan ekonomi dan sangat determinan.
Wirausaha dianggap memiliki fungsi dinamis yang sangat dibutuhkan dalam suatu
pertumbuhan ekonomi. Nabi Muhammad Saw, dalam beberapa hadits menekankan
pentingnya wirausaha. Dalam hadits riwayat Ahmad beliau bersabda, ”Hendaklah kamu
berdagang (berbisnis), karena di dalamnya teedapat 90 % pintu rezeki”. Dalam hadits
yang lain beliau bersabda, ”Sesungguhnya sebaik-baik pekerjaan adalah perdagangan
(bisnis)”.
POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI MENURUT ISLAM
Budaya
Berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan dan juga dapat
menjadi penghambat pembangunan
Kebijakan Pemerintah
Keberpihakan dalam segala aspek
Perluasan produksi yang bermanfaat yang bukan hanya dapat dibeli, namun
juga bermanfaat bagi kepentingan ummat manusia secara keseluruhan.
Perbaikan kualitas hidup dengan memberikan prioritas pada tiga hal yaitu
terciptanya lapangan kerja, sistem keamanan nasional yang luas dan efektif
untuk menjamin kebutuhan dasar masyarakat, dan Pembagian kekayaan dan
pendapatan dan merata.
Catatan : Silahkan ajukan pertanyaan atau ruang diskusi terkait dengan materi perkuliahan
Islam melalui Al-Quran dan
Al-Sunnah sebagai
pedoman dalam
mengarungi kehidupan
yang penuh kepastian bagi
yang mengikutinya
16