Anda di halaman 1dari 300

i

Bupati Indramayu
Assalamualaikum wr.wb.
Pencapaian Visi Pemerintah Daerah Kabupaten Indramayu Tahun 2011-2015
mewujudkan masyarakat Indramayu REMAJA (Religius, Maju, Mandiri, dan Sejahtera),
membutuhkan ruang dan rencana tata ruang yang berkualitas serta memiliki keleluasan
untuk berinvestasi, mendorong Kabupaten Indramayu untuk dapat lebih berperan dalam
persaingan di tingkat regional maupun nasional, dengan tetap menjaga pelaksanaan
pembangunan berkelanjutan dan menarik bagi investasi dunia usaha dalam maupun luar
negeri.
Fungsi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Indramayu Tahun 2011-
2031 sebagai mata spasial Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
Kabupaten Indramayu Tahun 2005-2025 dan juga pedoman dalam Penyusunan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Indramayu Tahun 2011-2015,
yang telah mengintegrasikan kepentingan nasional, regional dan lokal dalam satu prinsip
kesatuan penataan ruang untuk mewujudkan ruang Indramayu yang produktif dan berdaya
saing tinggi mewujudkan Indramayu REMAJA.
Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang,
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Indramayu Tahun 2011-2031 telah disusun
melalui proses perencanaan sinergik dan partisipatif bersama para pemangku kepentingan
Indramayu.
Buku Materi Teknis RTRW Kabupaten Indramayu Tahun 2011-2031 merupakan
bagian tak terpisahkan dari dokumen Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu Nomor 1
Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Indramayu Tahun
2011-2031.
ii
Dengan mengucap puji syukur kepada Allah SWT, saya menyambut gembira atas
telah disusunnya Buku Materi Teknis RTRW Kabupaten Indramayu Tahun 2011-2031, dan
mengharapkan buku ini dapat menjadi referensi sehingga bermanfaat bagi semua pihak
untuk percepatan pembangunan Kabupaten Indramayu yang lebih baik dari waktu ke waktu.
Wassalamualaikum wr. wb.
Indramayu, 24 Januari 2012
BUPATI INDRAMAYU,
ANNA SOPHANAH
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
iii
KATA PENGANTAR
Materi Teknis ini disusun berdasarkan Undang-undang Nomor 26 tahun 2007 tentang
Penataan Ruang dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 16/PRT/M/2009
tentang Pedoman Penyusan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten.
Materi Teknis ini berisi tentang Pendahuluan, Tujuan, Kebijakan, dan Strategi
Penataan Ruang Wilayah Kabupaten, Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten,
Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten, Rencana Kawasan Strategis Kabupaten,
Arahan Pemanfaatan Ruang, Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang, serta
Kelembagaan dan Peran Masyarakat.
Kepada semua pihak yang telah turut membantu dalam proses penyusunan Materi
Teknis ini kami sampaikan terima kasih.
Indramayu, Desember 2011
Tim Penyusun
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
iv
DAFTAR ISI
KATA SAMBUTAN BUPATI i
KATA PENGANTAR ........... iii
DAFTAR ISI . iv
DAFTAR TABEL . vii
DAFTAR GAMBAR ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .. I-1
1.2 Fungsi dan Kedudukan . I-3
1.3 Ruang Lingkup . I-3
1.3.1 Lingkup Wilayah .. I-3
1.3.2 Lingkup Substansi I-4
1.4 Dasar Hukum . I-4
1.5 Profil Wilayah Kabupaten Indramayu .. I-12
1.5.1 Penduduk .... I-12
1.5.2 Ekonomi I-16
1.5.3 Penggunaan Lahan .... I-21
1.5.4 Infrastruktur Wilayah ... I-25
1.5.4.1 Sumber Daya Air dan Irigasi ... I-25
1.5.4.2 Jalan dan Perhubungan ... I-28
1.5.4.3 Energi dan Telekomunikasi ... I-29
1.5.5 Sumberdaya Alam, Lingkungan Hidup, dan Kelautan . I-35
1.5.6 Pemerintahan ... I-44
1.6 Isu-isu Strategis Penataan Ruang Wilayah Kabupaten I-46
1.7 Kinerja Penataan Ruang Kabupaten Indramayu ... I-49
1.7.1 Rencana Struktur Ruang ... I-49
1.7.1.1 Rencana Pengembangan Sistem Pusat-pusat Permukiman /
Sistem Kota-kota dan Sistem Perwilayahan ..
I-49
1.7.1.2 Rencana Transportasi I-52
1.7.1.3 Rencana Prasarana I-53
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
v
1.7.1.4 Rencana Kawasan Andalan I-54
1.7.2 Rencana Pemanfaatan Ruang .. I-54
BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG
WILAYAH KABUPATEN
2.1 Tujuan Penataan Ruang .. II-1
2.2 Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang II-2
BAB III RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN
3.1 Sistem Pusat Kegiatan .. III-1
3.1.1 Sistem Perkotaan . III-1
3.1.2 Sistem Perdesaan III-7
3.2 Sistem Jaringan Prasarana Wilayah Kabupaten . III-9
3.2.1 Sistem Jaringan Prasarana Utama . III-10
3.2.2 Sistem Jaringan Prasarana Lainnya III-21
BAB IV RENCANA POLA RUANG WILAYAH KABUPATEN
4.1 Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung .. IV-1
4.2 Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya IV-11
4.2.1 Kawasan Peruntukan Hutan Produksi .. IV-11
4.2.2 Kawasan Peruntukan Hutan Rakyat . IV-15
4.2.3 Kawasan Peruntukan Pertanian IV-16
4.2.4 Kawasan Peruntukan Perikanan . IV-19
4.2.5 Kawasan Peruntukan Pertambangan IV-20
4.2.6 Kawasan Peruntukan Industri .. IV-21
4.2.7 Kawasan Peruntukan Pariwisata . IV-26
4.2.8 Kawasan Peruntukan Permukiman IV-32
4.2.9 Kawasan Peruntukan Budidaya Lainnya . IV-40
BAB V RENCANA KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN
5.1 Kawasan Strategis Provinsi V-1
5.2 Kawasan Strategis Kabupaten . V-2
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
vi
BAB VI ARAHAN PEMANFAATAN RUANG
6.1 Rencana Perwujudan Struktur Ruang .. VI-1
6.2 Rencana Perwujudan Pola Ruang . VI-5
6.3 Rencana Perwujudan Kawasan Strategis VI-9
BAB VII ARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
7.1 Ketentuan Umum Peraturan Zonasi .. VII-1
7.1.1 Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Struktur Ruang VII-2
7.1.2 Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Pola Ruang VII-6
7.1.2.1 Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan Lindung . VII-6
7.1.2.2 Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan Budidaya .. VII-10
7.1.3 Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan Startegis........................ VII-15
7.2 Arahan Perizinan . VII-15
7.3 Arahan Pemberian Insentif dan Disinsentif .. VII-17
7.3.1 Insentif . VII-17
7.3.2 Disinsentif VII-18
7.4 Arahan Sanksi VII-18
BAB VIII KELEMBAGAAN DAN PERAN MASYARAKAT
8.1 Kelembagaan . VIII-1
8.1.1 Lembaga Formal Pemerintahan .. VIII-1
8.1.2 Lembaga Fungsional .. VIII-1
8.2 Peran Masyarakat VIII-3
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Sebaran Jumlah Penduduk Per Kecamatan Tahun 2009 .. I-12
Tabel 1.2 Sebaran Kepadatan Penduduk Per Kecamatan Tahun 2009 .. I-13
Tabel 1.3 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Indramayu Tahun
2005 2010
I-16
Tabel 1.4 PDRB Kabupaten Indramayu Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas
Dasar Harga Konstan Tahun 2000, tahun 2007 2010 .
I-17
Tabel 1.5 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Indramayu atas dasar
Harga Berlaku Menurut Kelompok Sektor Tahun 2007 2010 (Juta
Rupiah) .....................................................................................
I-18
Tabel 1.6 Perbandingan Laju Pertumbuhan Ekonomi PDRB Kabupaten
Indramayu Tahun 2007 2010 Tanpa Migas dan dengan Migas
(Persen) ..................................................................................
I-21
Tabel 1.7 Penggunaan Lahan I-22
Tabel 1.8 Luas Lahan Kritis di Kabupaten Indramayu I-24
Tabel 1.9 Pelayanan Jaringan Telkom dan Telepon Seluler Tiap Kecamatan di
Kabupaten Indramayu ..
I-30
Tabel 1.10 Menara Telekomunikasi Eksisting Kabupaten Indramayu .. I-31
Tabel 1.11 Menara Telekomunikasi Eksisting per Operator Wilayah Kabupaten
Indramayu ..
I-32
Tabel 1.12 Distribusi Jumlah BTS Wilayah Kabupaten Indramayu . I-34
Tabel 1.13 Hasil Produksi Pertambangan Minyak dan Gas Bumi I-35
Tabel 1.14 Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Indramayu .. I-44
Tabel 1.15 Pembagian Hirarki Kota di Kabupaten Indramayu I-49
Tabel 1.16 Rencana Transportasi Kabupaten Indramayu I-52
Tabel 1.17 Rencana Prasarana Kabupaten Indramayu I-53
Tabel 1.18 Rencana Penggunaan Lahan Kabupaten Indramayu I-55
Tabel 1.19 Kinerja Penataan Ruang Kabupaten Indramayu I-56
Tabel 3.1 Sistem Perkotaan Kabupaten Indramayu III-6
Tabel 3.2 Sistem Perdesaan Kabupaten Indramayu III-8
Tabel 3.3 Rencana Pengembangan Jaringan Jalan III-10
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
viii
Tabel 3.4 Jaringan Irigasi di Wilayah Kabupaten Indramayu III-25
Tabel 3.5 Lokasi Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah .... III-28
Tabel 3.6 Pelayanan Sistem Jaringan Perpipaan Air Minum Perkotaan .. III-29
Tabel 3.7 Jalur dan Ruang Evakuasi Bencana III-30
Tabel 4.1 Kriteria dan Lokasi Kawasan Lindung IV-3
Tabel 4.2 Skoring Kelas Lereng . IV-14
Tabel 4.3 Skoring Kelas Jenis Tanah IV-14
Tabel 4.4 Skoring Kelas Intensitas Hujan .. IV-14
Tabel 4.5 Tipologi Lahan Kawasan Berdasarkan Kesesuaian Lahan dan
Persyaratan Agroklirnat ..
IV-17
Tabel 4.6 Pola Penggunaan Lahan Pada Kawasan Industri .. IV-23
Tabel 4.7 Alokasi Lahan Pada Kawasan Industri IV-24
Tabel 4.8 Standar Teknis Pelayanan Umum di Kawasan Industri . IV-24
Tabel 4.9 Karakteristik Kawasan Peruntukan Pariwisata IV-27
Tabel 4.10 Kebutuhan Sarana Pendidikan Pada Kawasan Peruntukan
Permukiman .
IV-34
Tabel 4.11 Kebutuhan Sarana Kesehatan Pada Kawasan Peruntukan Permukiman IV-35
Tabel 4.12 Kebutuhan Sarana Ruang Terbuka, Taman, dan Lapangan Olahraga .. IV-36
Tabel 4.13 Kebutuhan Sarana Perdagangan dan Niaga Pada Kawasan
Peruntukan Permukiman
IV-37
Tabel 5.1 Penetapan dan Arahan Penanganan Kawasan Strategis Provinsi V-1
Tabel 5.2 Penetapan dan Arahan Penanganan Kawasan Strategis Kabupaten V-2
Tabel 6.1 Tahapan Pelaksanaan Program-Program Pemanfaatan Ruang . VI-11
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Peta Wilayah Administrasi ......... I-5
Gambar 1.2 Peta Kepadatan Penduduk I-15
Gambar 1.3 Peta Penggunaan Lahan . I-23
Gambar 1.4 Peta Penunjukkan Kawasan Hutan .. I-26
Gambar 1.5 Peta Hidrologi .. I-37
Gambar 1.6 Peta Kawasan Rawan Bencana .. I-43
Gambar 3.1 Peta Struktur Ruang Wilayah Kabupaten .. III-3
Gambar 3.2 Peta Sistem Jaringan Prasarana Utama . III-17
Gambar 3.3 Peta Sistem Jaringan Prasarana Lainnya .. III-22
Gambar 3.4 Peta Sistem jaringan Prasarana Lingkungan . III-27
Gambar 4.1 Peta Pola Ruang Wilayah Kabupaten .. IV-2
Gambar 5.1 Peta Kawasan Strategis .. V-5
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Penyelenggaraan penataan ruang nasional dilaksanakan berdasarkan asas
keterpaduan, keserasian, keselarasan, dan keseimbangan, keberlanjutan, keberdayagunaan
dan keberhasilgunaan, keterbukaan, kebersamaan dan kemitraan, perlindungan kepentingan
umum, kepastian hukum dan keadilan, serta akuntabilitas. Asas tersebut dilaksanakan untuk
mewujudkan keharmonisan antara lingkungan alam dan buatan, keterpaduan dalam
penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber
daya manusia, serta perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap
lingkungan akibat pemanfaatan ruang, sesuai dengan tujuan penyelenggaraan penataan
ruang, yaitu mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan
berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan ketahanan nasional. Untuk itu, dalam
rangka menyelaraskan dan menjabarkan strategi dan arahan kebijakan penyelenggaraan
penataan ruang nasional di wilayah Kabupaten, diperlukan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten yang mengakomodir kepentingan nasional, regional dan lokal dalam satu
kesatuan penataan ruang.
Ruang wilayah Kabupaten Indramayu adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang
laut, ruang udara dan ruang dalam bumi, sebagai tempat masyarakat Kabupaten Indramayu
melakukan kegiatan dan memelihara kelangsungan hidupnya, serta merupakan suatu
sumber daya yang harus ditingkatkan upaya pengelolaannya secara bijaksana.
RTRW Kabupaten Indramayu secara keruangan harus mencerminkan bagian dari
keruangan lingkup Provinsi Jawa Barat. Disamping itu juga harus dapat menjadi matra ruang
yang tegas dan jelas bagi pembangunan daerah yaitu dapat menjadi pedoman dalam
penyelenggaraan penataan ruang, serta untuk menjaga kegiatan pembangunan agar tetap
sesuai dengan kaidah-kaidah pembangunan berkelanjutan. Sebagai matra spasial
pembangunan, maka RTRW Kabupaten Indramayu disusun berdasarkan pencermatan
terhadap kepentingan-kepentingan jangka panjang, serta dengan memperhatikan dinamika
yang terjadi, baik dalam lingkup eksternal maupun internal.
Secara hirarkis RTRW akan mengacu pada RTRW Provinsi dan RTRW Nasional, hal
tersebut telah diatur dalam peraturan dan perundangan yang ada. Dengan demikian bila
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-2
RTRW dijadikan dasar pijakan daerah, dalam pembangunan, maka pembangunan kabupaten
merupakan bagian integral dari pembangunan regional dan nasional.
Sehubungan dengan itu, dalam proses penyusunannya tidak terlepas dari hasil
evaluasi pelaksanaan RTRW Kabupaten Indramayu sebelumnya, sebagai dasar dalam
perumusan strategi dan rencana tata ruang ke depan. Hal ini terutama dikaitkan dengan
kinerja penataan ruang, yang pada kenyataannya masih terdapat penyimpangan, baik dalam
aspek struktur maupun pola ruang. Selanjutnya dari sisi dinamika pembangunan, telah
diperhatikan pula beberapa perubahan yang perlu diantisipasi dan direspon dalam suatu
substansi rencana tata ruang yang mampu menjamin keberlangsungan pelaksanaannya di
lapangan, serta terlebih penting lagi dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan jangka
panjang.
Dalam konteks penataan ruang wilayah kabupaten, dinamika eksternal mencakup
pengaruh tataran regional dan nasional. Dinamika eksternal ini juga dipengaruhi oleh
perkembangan paradigma baru dalam penataan ruang sehubungan dengan terbitnya
peraturan perundangan penataan ruang yang baru, serta peraturan perundangan lainnya
yang terkait termasuk Norma Standar Pedoman dan Manual (NSPM) yang telah diterbitkan
oleh Pemerintah.
Dari sisi konservasi lingkungan, isu global warming memberikan pengaruh yang besar
terhadap kebijakan penataan ruang dan pembangunan di Indonesia termasuk Kabupaten
Indramayu. Dengan adanya isu tersebut, tentu kebijakan penataan ruang yang dihasilkan
harus sejalan dengan konservasi dan preservasi lingkungan, serta upaya-upaya mitigasi
bencana.
Kabupaten Indramayu juga menghadapi berbagai tantangan dan dinamika
pembangunan yang bersifat internal. Isu internal terutama tingginya pertumbuhan jumlah
penduduk tahun 2011 yang mencapai 1,75 juta jiwa dan dalam waktu 20 tahun mendatang,
yaitu tahun 2031 akan berjumlah 2,021 juta jiwa. Hal ini tentu akan berimplikasi pada
semakin tingginya kebutuhan akan sumberdaya lahan, air, energi, ketahanan pangan,
kesempatan kerja, dan sebagainya.
Selain dari aspek kependudukan, dinamika internal juga ditunjukkan oleh masih
belum optimalnya pencapaian target Indeks Pembangunan Manusia (IPM), rendahnya
tingkat kelestarian lingkungan, kenyamanan bermukim, keleluasaan beraktifitas, kelancaran
bermobilitas dan kelayakan prasarana, serta belum optimalnya upaya-upaya dalam mitigasi
bencana dan masih membutuhkan peningkatan lebih lanjut.
Berdasarkan penjelasan di atas, perumusan substansi RTRW Kabupaten Indramayu
yang memuat tujuan, kebijakan dan strategi, rencana, arahan pemanfaatan ruang dan
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-3
pengendalian pemanfaatan ruang, ditujukan untuk dapat menjaga sinkronisasi dan
konsistensi pelaksanaan penataan ruang dan mengurangi penyimpangan, serta diharapkan
akan lebih mampu merespon tantangan dan menjamin keberlanjutan pembangunan, melalui
berbagai pembenahan dan pembangunan ruang yang produktif dan berdaya saing tinggi
demi terwujudnya masyarakat Indramayu REMAJA Religius, Maju, Mandiri dan Sejahtera.
1.2 FUNGSI DAN KEDUDUKAN
RTRW Kabupaten Indramayu Tahun 2011-2031 merupakan matra spasial dari RPJPD
Kabupaten Indramayu, yang berfungsi sebagai penyelaras kebijakan penataan ruang serta
sebagai acuan bagi Pemerintah Daerah dan masyarakat untuk mengarahkan lokasi, dan
menyusun program pembangunan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang di Kabupaten
Indramayu.
Kedudukan RTRW Kabupaten Indramayu Tahun 2011-2031 adalah sebagai pedoman
dalam :
a. Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Indramayu dan rencana sektoral lainnya.
b. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.
c. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antarwilayah,
Kabupaten/Kota, serta keserasian antarsektor.
d. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi.
e. Penataan ruang kawasan strategis kabupaten
1.3 RUANG LINGKUP
1.3.1 Lingkup Wilayah
RTRW Kabupaten Indramayu Tahun 2011-2031 mencakup perencanaan seluruh
wilayah administrasi Kabupaten Indramayu, yang meliputi :
Wilayah daratan, seluas 209.942 Ha.
Wilayah pesisir dan laut, dengan garis pantai sepanjang 147 km dan sejauh 4 mil dari
pantai.
Wilayah udara.
Wilayah dalam bumi.
Batas koordinat Kabupaten Indramayu berada pada posisi 107
0
51 108
0
32 BT dan
06
0
13 06
0
40 LS, dengan batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Laut Jawa
Sebelah Selatan : Kabupaten Majalengka, Sumedang dan Cirebon
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-4
Sebelah Barat : Kabupaten Subang
Sebelah Timur : Laut Jawa dan Kabupaten Cirebon
Wilayah adminitrasi Kabupaten Indramayu dapat dilihat dari Gambar 1.1.
1.3.2 Lingkup Substansi
Lingkup subtansi RTRW Kabupaten Indramayu Tahun 2011-2031 tidak terlepas dari
muatan substansi yang diatur dalam peraturan perundangan yang mengatur tentang
penataan ruang. Lingkup substansi mencakup penjelasan kondisi dan permasalahan
penataan ruang, kondisi dan tuntutan penataan ruang 20 (duapuluh) tahun ke depan, tujuan
penataan ruang, kebijakan dan strategi penataan ruang, rencana tata ruang wilayah, arahan
pemanfaatan ruang, arahan pengendalian pemanfaatan ruang, serta kelembagaan dan
peran serta masyarakat.
1.4 DASAR HUKUM
RTRW Kabupaten Indramayu mengacu pada dasar hukum meliputi :
1. Pasal 18 ayat (6) Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah
Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1968
tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan
mengubah Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-
daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Barat (Lembaran Negera Republik
Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 2851).
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria
(lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2043).
4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3274).
5. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati
dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419).
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-5
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-6
6. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3881).
7. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3888), sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 19 Tahun
2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Kehutanan menjadi Undang-undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4412).
8. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4152).
9. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4169).
10. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4247).
11. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3477).
12. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4377).
13. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421).
14. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah keduakalinya dengan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844).
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-7
15. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4725).
16. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4722);
17. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4723).
18. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4844).
19. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4725).
20. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 84,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4739).
21. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4899).
22. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 69).
23. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4959).
24. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4966).
25. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 19, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4974).
26. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 5025).
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-8
27. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 Tentang Ketenagalistrikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5052).
28. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059).
29. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 149,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5068).
30. Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5073).
31. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5168).
32. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5188).
33. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundangan-
undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234).
34. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi
Vertikal di Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1988 Nomor 10,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3373).
35. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1998 tentang Penertiban dan Pendayagunaan
Tanah Terlantar (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 52,
Tambahan Lembaran negara Republik Indonesia Nomor 3747).
36. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisa Dampak Lingkungan
Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3838).
37. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta untuk
Penataan Ruang Wilayah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 20,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 3934).
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-9
38. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4242).
39. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2003 tentang Penatagunaan Tanah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4385).
40. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan Kehutanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 146, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4452).
41. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 147, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4453), senagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 45 Tahun 2004 Tentang Perlindungan Hutan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5056).
42. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4489), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 44 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun
2005 Tentang Jalan Tol (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 88,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5019).
43. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 33,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4490).
44. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4532).
45. Peraturan Pemerintahan Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Noor 165, Tamabhan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4593).
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-10
46. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4624).
47. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4655).
48. Peraturan Pemerintahan Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan
Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfataan Hutan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
4366), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 16, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4818).
49. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737).
50. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833).
51. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2008 tentang Pedoman Pemberian Insentif dan
Pemberian Kemudahan Penanaman Modal di Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4139).
52. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2009 tentang Jalan Tol (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5019).
53. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 Tentang Kepelabuhanan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5070).
54. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2010 tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan
dan Fungsi Kawasan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor
15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5097).
55. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Penertiban dan Pendayagunaan
Tanah Terlantar (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 16,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5098).
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-11
56. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Tata Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5103).
57. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Serta
masyarakat dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5160).
58. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam
dan Kawasan Pelestarian Alam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5217).
59. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pengelolaan
Lingkungan Geologi (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2002 Nomor 2 Seri
E).
60. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 8 Tahun 2005 tentang Sempadan Sumber
Air (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005 Nomor 2 Seri E).
61. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009 2029 (Lembaran Daerah Provinsi
Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 22 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 86).
62. Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu Nomor 3 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Pembuatan Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu (Lembaran Daerah Kabupaten
Indramayu Nomor 3 Tahun 2006 Seri. E.2).
63. Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah di Kabupaten Indramayu (Lembaran Daerah Kabupaten
Indramayu Nomor 4 Tahun 2007 Seri A. 2).
64. Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu Nomor 6 Tahun 2008 tentang Urusan
Pemerintahan Kabupaten Indramayu (Lembaran Daearah Kabupaten Indramayu Nomor
6 Tahun 2008 Seri. D.2).
65. Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu Nomor 7 Tahun 2008 tentang Sekretariat
Daerah dan Sekretariat DPRD Kabupaten Indramayu (Lembaran Daerah Kabupaten
Indramayu Nomor 7 Tahun 2008 Seri. D.3).
66. Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu Nomor 8 Tahun 2008 tentang Dinas Daerah
Kabupaten Indramayu (Lembaran Daerah Kabupaten Indramayu Nomor 8 Tahun 2008
Seri. D.4).
67. Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu Nomor 9 Tahun 2008 tentang Lembaga
Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Indramayu (Lembaran
Daerah Kabupaten Indramayu Nomor 9 Tahun 2008 Seri. D.5).
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-12
68. Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu Nomor 10 Tahun 2008 tentang Kecamatan
dan Kelurahan di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Indramayu (Lembaran Daerah
Kabupaten Indramayu Nomor 10 Tahun 2008 Seri. D.6).
1.5 PROFIL WILAYAH KABUPATEN INDRAMAYU
1.5.1 Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Indramayu tahun 2009 sebanyak 1.744.897 jiwa,
dengan komposisi jumlah laki-laki sebanyak 888.579 jiwa dan jumlah perempuan sebanyak
856.318 jiwa. Jumlah rumah tangga Kabupaten Indramayu tahun 2009 sebanyak 455.889
KK. Kecamatan Indramayu merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar
sebanyak 103.980 jiwa. Konsentrasi sebaran jumlah penduduk terpusat pada kecamatan-
kecamatan bagian utara Kabupaten Indramayu, terutama kecamatan yang dilalui oleh jalur
Pantura Pulau Jawa. Sebaran jumlah penduduk per kecamatan tahun 2009 dapat dilihat
pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1
Sebaran Jumlah Penduduk Per Kecamatan Tahun 2009
NO KECAMATAN
JUMLAH
RUMAH
TANGGA
JUMLAH PENDUDUK
TOTAL
LAKI-LAKI PEREMPUAN
1 Haurgeulis 22.594 47.038 46.048 93.086
2 Gantar 15.252 35.070 31.277 66.347
3 Kroya 17.071 32.297 31.407 63.704
4 Gabuswetan 15.686 29.381 29.477 58.858
5 Cikedung 12.193 19.688 19.984 39.672
6 Terisi 15.234 27.232 26.132 53.364
7 Lelea 15.066 24.776 24.971 49.747
8 Bangodua 8.132 14.363 13.923 28.286
9 Tukdana 15.605 27.537 26.869 54.406
10 Widasari 10.310 18.364 17.537 35.901
11 Kertasemaya 12.821 30.997 29.406 60.403
12 Sukagumiwang 8.936 17.802 17.184 34.986
13 Krangkeng 17.300 34.284 33.490 67.774
14 Karangampel 16.025 33.064 31.853 64.917
15 Kedokanbunder 11.698 22.974 21.871 44.845
16 Juntinyuat 22.601 43.568 40.908 84.476
17 Sliyeg 16.097 31.112 29.081 60.193
18 Jatibarang 18.397 36.960 35.009 71.969
19 Balongan 10.848 20.968 19.656 40.624
20 Indramayu 26.648 52.916 51.064 103.980
21 Sindang 12.230 25.842 25.077 50.919
22 Cantigi 6.255 12.360 11.875 24.235
23 Pasekan 5.883 12.125 11.517 23.642
24 Lohbener 14.689 28.397 27.286 55.683
25 Arahan 9.068 17.239 16.835 34.074
26 Losarang 15.453 29.460 28.423 57.883
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-13
NO KECAMATAN
JUMLAH
RUMAH
TANGGA
JUMLAH PENDUDUK
TOTAL
LAKI-LAKI PEREMPUAN
27 Kandanghaur 23.086 44.134 42.523 86.657
28 Bongas 12.958 23.358 22.960 46.318
29 Anjatan 22.427 44.168 43.280 87.448
30 Sukra 11.517 23.386 22.489 45.875
31 Patrol 13.809 27.719 26.906 54.625
TOTAL 455.889 888.579 856.318 1.744.897
Sumber : Indramayu Dalam Angka Tahun 2009
Persebaran penduduk berdasarkan kepadatan telah mencapai angka sebesar 834
jiwa per km
2
. Kecamatan Karangampel yaitu sebesar 2.201 jiwa/ Km
2
, sedangkan yang
terendah adalah Kecamatan Cantigi 266 jiwa/ Km
2
. Konsentrasi sebaran jumlah penduduk
terpusat pada kecamatan-kecamatan bagian utara Kabupaten Indramayu, terutama
kecamatan yang dilalui oleh jalur Pantura Pulau Jawa. Terjadinya kesenjangan penyebaran
penduduk secara geografis dimungkinkan berkaitan erat dengan faktor daya tarik wilayah,
terutama dengan aspek ekonomi serta ketersediaan prasarana permukiman yang ada.
Sebaran kepadatan penduduk per kecamatan di Kabupaten Indramayu dapat dilihat pada
Tabel 1.2 dan Gambar 1.2.
Tabel 1.2
Sebaran Kepadatan Penduduk Per Kecamatan Tahun 2009
NO KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK PER Km
2
1 Haurgeulis 1.511
2 Gantar 326
3 Kroya 553
4 Gabuswetan 610
5 Cikedung 313
6 Terisi 458
7 Lelea 885
8 Bangodua 694
9 Tukdana 1.165
10 Widasari 917
11 Kertasemaya 1.338
12 Sukagumiwang 943
13 Krangkeng 1.131
14 Karangampel 2.201
15 Kedokanbunder 1.397
16 Juntinyuat 1.661
17 Sliyeg 1.087
18 Jatibarang 1.644
19 Balongan 1.056
20 Indramayu 1.641
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-14
NO KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK PER Km
2
21 Sindang 1.555
22 Cantigi 266
23 Pasekan 280
24 Lohbener 1.593
25 Arahan 1.025
26 Losarang 486
27 Kandanghaur 1.131
28 Bongas 1.016
29 Anjatan 1.073
30 Sukra 1.058
31 Patrol 1.394
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2010
Ditinjau dari perpindahan penduduk (migrasi), antara yang keluar ke Indramayu
dengan yang masuk Indramayu pada tahun 2009 terdapat selisih sejumlah 910 orang.
Adapun banyaknya jumlah yang keluar Indramayu mengindikasikan minimnya peluang kerja
di daerah, sehingga banyak penduduk yang keluar untuk mencari pekerjaan terutama ke
sentra-sentra industri kawasan bodebek, DKI Jakarta, Bandung dan daerah lainnya.
Laju pertumbuhan penduduk (LPP) rata-rata Kabupaten Indramayu selama periode
2009-2010 sebesar 0,70%. Perubahan laju pertumbuhan penduduk secara langsung maupun
tidak langsung mempengaruhi struktur penduduk, dalam kondisi ketenagakerjaan, komposisi
penduduk usia kerja dan angkatan kerja.
Dalam ketenagakerjaan, besar kecilnya kontribusi angkatan kerja dalam
perekonomian dapat dipantau melalui suatu indikator, yaitu Tingkat Partisipasi Angkatan
Kerja (TPAK). Semakin tinggi TPAK semakin besar bagian dari penduduk usia kerja yang
sesungguhnya terlibat, atau berusaha untuk terlibat, dalam kegiatan produktif yaitu
memproduksi barang dan jasa, dalam kurun waktu tertentu. Pada tahun 2010 di Kabupaten
Indramayu terdapat sebanyak 1.758.682 orang dan angkatan kerja sebanyak 988.641 orang
dengan tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) sebesar 65,21 %.
Kualitas penduduk juga diukur menggunakan komponen-komponen target dalam
Indeks Pembangunan Manusia (IPM), yaitu Indeks Pendidikan melalui nilai Rata-rata Lama
Sekolah (RLS) dan Angka Melek Huruf (AMH), serta Indeks Kesehatan melalui nilai Angka
Harapan Hidup (AHH). Realisasi IPM Kabupaten Indramayu tahun 2006-2010 dapat dilihat
pada Tabel 1.3.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-15
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-16
Tabel 1.3
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Indramayu
Tahun 2005-2010
No. INDIKATOR
TAHUN
2006 2007 2008 2009 2010
1
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
(IPM)
65,92 67,4 68,64 69,84 70,43
A BIDANG PENDIDIKAN
Angka Melek Huruf 84,21 87,24 88,58 89,71 89,72
Indeks AMH 84,21 87,24 88,58 89,71 89,72
Rata Lama Sekolah 6,09 6,23 6,51 6,81 6,99
Indeks RLS 40,60 41,53 43,4 43,4 46,60
Indeks Pendidikan (IP) 69,67 72,00 73,52 74,94 75,35
B BIDANG KESEHATAN
Angka Harapan Hidup (AHH) 65,53 66,17 66,84 67,46 67,54
Indeks Kesehatan (IK) 67,55 68,62 69,73 70,77 70,9
C BIDANG DAYA BELI
Purchasing Power Parity (PPP) 562.030 566.400 571.220 576.180 581.440
Indeks Daya Beli (Indeks PPP) 60,55 61,56 62,68 63,82 65,04
Sumber : BPS Kabupaten Indramayu Tahun 2010
Secara umum, indeks IPM Kabupaten Indramayu masih relatif rendah jika
dibandingkan dengan Kabupaten/Kota lain di Jawa Barat, sehingga perlu penanganan yang
sangat serius untuk ketiga indikator IPM tersebut. Masalah pendidikan, kesehatan,
kemiskinan dan pengangguran sangat memerlukan penanganan yang serius, selain itu
pengendalian penduduk secara terintegrasi juga perlu dilakukan mengingat masalah
kependudukan berkonsekuensi terhadap penataan ruang di Kabupaten Indramay, khususnya
terhadap guna lahan, kondisi iklim, ketahanan pangan, kesempatan kerja, kecukupan energi
dan air baku.
1.5.2 Ekonomi
PDRB Kabupaten Indramayu selama periode 2007-2010, baik yang dihitung atas
dasar harga berlaku maupun yang dihitung atas dasar harga konstan 2000, terus
menunjukkan peningkatan. Pada Tahun 2007, nilai PDRB Kabupaten Indramayu atas dasar
harga berlaku dengan minyak dan gas bumi mencapai Rp. 34.541.953,08 juta; kemudian
tahun 2008 Rp. 41.528.321,49 juta; Tahun 2009 mengalami sedikit penurunan akibat dari
pengaruh deflasi harga menjadi Rp.40.525.614.19 juta; dan Tahun 2010 mengalami
kenaikan akibat dari pengaruh inflasi harga menjadi Rp. 45.366.415,52 juta. PDRB
Kabupaten Indramayu selama periode 2007-2010 dapat di lihat pada Tabel 1.4.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-17
Tabel 1.4
PDRB Kabupaten Indramayu Atas Dasar Harga Berlaku
dan Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000,
Tahun 2007-2010
Sumber : Sumber : BPS Kabupaten Indramayu Tahun 2010
Catatan : *) Angka perbaikan
**) Angka sangat sementara
Jika unsur minyak dan gas bumi ini dikeluarkan, maka nilai PDRB atas dasar harga
berlaku yang tercapai hanya sebesar Rp. 12.492.761,85 juta (2007); Rp. 14.188.348,64 juta
(2008); Rp.16.569.381,45 juta (2009); dan Rp. 19.575.777,44 juta (2010), perbandingan
nilai tersebut memperlihatkan bahwa lebih dari 56 persen nilai PDRB Kabupaten Indramayu
adalah berasal dari kegiatan ekonomi yang terkait dengan unsur minyak dan gas bumi.
Sampai Tahun 2007 lalu, peranan minyak dan gas bumi dalam perekonomian di wilayah
Kabupaten Indramayu adalah sebesar 63,83 persen, kemudian meningkat menjadi 65,83 persen
pada Tahun 2008. Pada Tahun 2009, mengalami penurunan menjadi sebesar 59,11 persen,
hal ini disebabkan adanya penurunan produksi Migas khususnya di UP VI Balongan dan menurun
kembali menjadi 56,85 persen pada Tahun 2010.
Kelompok sektor primer meliputi kegiatan di sektor pertanian dan
pertambangan/penggalian. Kemudian untuk kelompok sektor sekunder, aktivitas ekonominya
meliputi kegiatan di sektor industri pengolahan; listrik, gas dan air serta kegiatan di sektor
konstruksi/bangunan. Sedangkan kelompok ketiga yaitu kelompok tersier, meliputi kegiatan
ekonomi pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran; Angkutan dan Komunikasi; dan sektor
Perbankan dan jasa-jasa baik jasa perusahaan, perorangan, pemerintahan, dan swasta.
Sementara itu, berdasarkan pengelompokan kegiatan sektoral, pada Tahun 2007,
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dengan Migas menunjukkan bahwa peranan kelompok
URAIAN 2007 2008 2009
*)
2010
**)
PDRB Kabupaten Indramayu
Dengan Migas Atas Dasar
Harga Berlaku (juta rupiah)
34.541.953,08 41.528.321,49 40.525.614,19 45.366.415,52
PDRB Kabupaten Indramayu
Dengan Migas Atas Dasar Harga Konstan
2000 (juta rupiah)
12.956.044,05 13.545.865,90 13.741.502,18 15.196.214,53
PDRB Kabupaten Indramayu
Tanpa Migas Atas Dasar
Harga Berlaku (juta rupiah)
12.492.761,85 14.188.348,64 16.569.381,45 19.575.777,44
PDRB Kabupaten Indramayu
Tanpa Migas Atas Dasar Harga Konstan
2000 (juta rupiah)
6.477.712,80 6.584.973,29 7.005.343,47 7.811.410,06
Peranan Migas terhadap PDRB
Kabupaten Indramayu Atas Dasar Harga
Berlaku (persen)
63,83 65,83 59,11 56,85
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-18
sektor sekunder adalah yang terbesar yaitu mencapai Rp. 14.510.842,90 juta (42,01
persen). Sementara itu, kelompok sektor primer dan tersier pada tahun tersebut masing-
masing sebesar Rp. 13.328.256,60 juta (38,59 persen) dan Rp. 6.702.853,58 juta
(19,40 persen). Pada Tahun 2008 distribusi persentase kelompok primer mengalami
penurunan sebesar 4 point, kelompok sekunder naik sebesar 4,30 point, sedangkan kelompok
tersier turun 0,3 point. Pada Tahun 2009 distribusi persentase kelompok primer mengalami
kenaikan sebesar 3,53 point, kelompok sekunder turun sebesar 6,80 point, sedangkan
kelompok tersier naik 3,27 point. Pada Tahun 2010 dibanding tahun 2009, peranan
kelompok sektor primer mengalami kenaikan menjadi sebesar Rp. 18.712.996,63 juta (41,25
persen). Hal ini menunjukkan bahwa perekonomian di Kabupaten Indramayu
mengandalkan sektor primer (pertanian dan pertambangan). Sedangkan kelompok sektor
sekunder dan kelompok tersier secara nominal mengalami kenaikan menjadi Rp.
16.574.531,29 juta dan Rp. 10.078.887,6 juta. Namun secara distribusi persentase
mengalami penurunan menjadi 36,53 persen dan 22,22 persen.
Tabel 1.5
Produk Domestik Regional Bruto
Kabupaten Indramayu atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Kelompok Sektor Tahun 2007-2010
(Juta Rupiah)
KELOMPOK SEKTOR 2007 2008 2009
*)
2010
**)
Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Dengan Migas
1. Primer 13.328.256,60 14.366.476,17 15.446.931,19 18.712.996,63
(38,59) (34,59) (38,12) (41,25)
2. Sekunder 14.510.842,90 19.229.945,84 16.011.980,38 16.574.531,29
(42,01) (46,31) (39,51) (36,53)
3. Tersier 6.702.853,58 7.931.899,48 9.066.702,62 10.078.887,60
(19,40) (19,10) (22,37) (22,22)
PDRB ADHB MIGAS 34.541.953,08 41.528.321,49 40.525.614,19 45.366.415,52
Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Tanpa Migas
Primer 4.705.674,83 5.054.974,28 6.199.963,54 8.146.055,51
(37,67) (35,63) (37,42) (41,61)
Sekunder 1.084.233,44 1.201.474,88 1.302.715,28 1.350.834,33
(8,68) (8,47) (7,86) (6,90)
3. Tersier 6.702.853,58 7.931.899,48 9.066.702,62 10.078.887,60
(53,65) (55,90) (54,72) (51,49)
PDRB ADHB TANPA MIGAS 12.492.761,85 14.188.348,64 16.569.381,45 19.575.777,44
Sumber : BPS Kabupaten Indramayu Tahun 2010
Catatan : *) Angka perbaikan
**) Angka sangat sementara
Angka dalam kurung ( ) merupakan distribusi persentase kelompok sektor terhadap PDRB
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-19
Hal berbeda ditunjukkan apabila 3 (tiga) kelompok sektor tersebut ditinjau dari
sisi tanpa migas. Terlihat bahwa perekonomian di Kabupaten Indramayu selama kurun
waktu empat tahun terakhir didominasi oleh kelompok sektor tersier yaitu sebesar 53,65
persen (2007); 55,90 persen (2008); 54,72 persen (2009) dan 51,49 persen (2010).
Kelompok sektor primer mempunya distribusi persentase terbesar kedua yaitu : 37,67 persen
(2007); 35,63 persen (2008); 37,42 persen (2009) dan 41,61 persen (2010). Namun distribusi
persentase sektor Sekunder selama kurun waktu empat tahun terakhir mengalami trend
menurun yaitu : 8,68 persen (2007); 8,47 persen (2008); 7,86 persen (2009) dan 6,90
persen (2010). Apabila dicermati secara nominalnya sektor primer mengalami kenaikan 7,42
persen pada tahun 2008; 22,65 persen pada tahun 2009; dan pada tahun 2010 sebesar 31,39
persen. Untuk sektor sekunder dan sektor tersier perkembangan persentase secara nominal
mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Sektor sekunder pada tahun 2008 mengalami
penurunan sebesar 10,81 persen; 8,43 persen (2009) dan 3,69 persen (2010). Untuk sektor
tersier pada tahun 2008 mengalami penurunan sebesar 18,34 persen; 14,31 persen (2009)
dan 11,16 persen (2010).
Apabila dicermati lebih mendalam, terlihat bahwa kelompok sektor primer baik dari sisi
dengan migas maupun tanpa migas memberikan distribusi persentase yang kembali
meningkat selama kurun waktu 2008-2010 seiring dengan menurunnya kelompok sektor
lainnya (sekunder dan tersier). Hal tersebut menunjukkan bahwa perekonomian di Kabupaten
Indramayu kembali mengandalkan kelompok sektor yang berasal dari sumber daya alam
(natural resources) daripada kelompok sektor yang merubah barang mentah (raw
material) menjadi barang setengah jadi atau barang jadi dan kelompok sektor jasa-jasa
(services).
Distribusi persentase kelompok sektor ditinjau dari sisi dengan migas
memperlihatkan bahwa pada Tahun 2010, kelompok sektor yang paling berperan adalah
kelompok sektor primer dengan 41,25 persen, disusul kemudian kelompok sektor
sekunder 36,53 persen, dan kelompok sektor tersier sebesar 22,22 persen. Sedangkan
apabila ditinjau dari sisi tanpa migas terlihat bahwa pada Tahun 2010, kelompok sektor
yang paling berperan adalah kelompok sektor tersier dengan 51,49 persen, disusul
kemudian kelompok sektor primer 41,61 persen.
Sementara itu, pergerakan ekonomi Kabupaten Indramayu selama periode Tahun
2007-2010, nampak bahwa PDRB atas dasar harga konstan 2000 tanpa migas mengalami
peningkatan laju pertumbuhan yang cukup tinggi pada Tahun 2010 besarannya cukup
signifikan. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Indramayu (tanpa migas) pada Tahun
2007 mencapai 5,62 persen. Sementara pada Tahun 2008, laju pertumbuhannya tertekan
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-20
dan menunjukkan perlambatan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 1,66 persen
seiring dengan tidak menentunya kondisi ekonomi global dan pada akhir tahun 2009 laju
pertumbuhan membaik cukup signifikan menjadi 6,38 persen. kemudian meningkat pada
Tahun 2010 menjadi sebesar 11,51 persen. Hal ini menggambarkan Kabupaten Indramayu
mampu melewati kondisi krisis ekonomi global dengan aktivitas ekonominya yang berbasis
agraris.
Khusus untuk kelompok sektor primer, mengingat bahwa kegiatan pertanian di
Kabupaten Indramayu menempati posisi yang strategis maka sektor pertanian
dipisahkan dari sektor pertambangan dan penggalian. Dengan demikian, analisis
terhadap sektor pertanian dapat dilakukan tersendiri. Berdasarkan data PDRB
Kabupaten Indramayu Tanpa Migas atas dasar harga konstan 2000, laju pertumbuhan
sektor Pertanian pada Tahun 2007 adalah sebesar 0,82 persen dan menurun menjadi
deflasi 6,04 persen pada Tahun 2008. Hal ini disebabkan Produksi padi dan palawija
mengalami penurunan 6,53 persen. Sementara itu pada Tahun 2009, sektor pertanian
kembali naik cukup signifikan menjadi sebesar 12,11 persen dan tahun berikutnya
meningkat sangat signifikan menjadi sebesar 24,01 persen pada Tahun 2010. Hal ini
disebabkan produksi dan harga sektor pertanian naik, misalnya padi dari produksi naik
sebesar 2,55 persen sedang dari sisi harga naik 10,39 persen. Buah-buahan dari sisi
produksi naik sebesar 106 persen sedang dari sisi harga naik sebesar 18 persen. Laju
pertumbuhan sektor sekunder pada tahun 2007 adalah sebesar 8,37 persen dan
meningkat menjadi 8,84 persen pada tahun 2008. Namun pada tahun 2009 dan tahun
2010 mengalami perlambatan sebesar 4,32 persen dan 1,43 persen. Laju pertumbuhan
sektor tersier pada tahun 2007 adalah sebesar 9,32 persen dan melambat menjadi 6,59
persen pada tahun 2008, pada tahun 2009 mengalami perlambatan sebesar 2,72
persen dan pada tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar 3,67 persen.
Berdasarkan PDRB Kabupaten Indramayu dengan Migas, Selain sektor pertanian
yang menempati posisi khusus, menarik dikaji adalah perkembangan yang terjadi di
kelompok sektor sekunder khususnya yang terkait dengan kegiatan industri pengolahan.
Periode 2007-2010 menjadi masa keterpurukan bagi kegiatan industri pengolahan secara
umum, dimana pada Tahun 2007 laju pertumbuhan kelompok sektor sekunder sebesar deflasi
1,34 persen kemudian meningkat kinerjanya yang diperlihatkan dengan laju pertumbuhannya
yang sebesar 19,36 persen. Ketergantungan terhadap komponen impor membuat banyak
perusahaan Industri pada saat itu mengurangi kapasitas produksinya, bahkan ada yang
sampai menutup kegiatan usahanya. Keadaan ini berlanjut hingga tahun 2009 laju
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-21
pertumbuhan ekonomi sebesar deflasi 6,34 persen dan tahun 2010 laju pertumbuhan
ekonomi meningkat sebesar 15,82 persen.
Kelompok sektor tersier selama periode tahun 2007-2010 berfluktuatif, terlihat
pada tahun 2007 tumbuh sebesar 9,32 persen, bahkan pada tahun terakhir, yaitu
melambat menjadi 6,59 persen tahun 2008, menjadi 2,72 persen pada tahun 2009 dan
meningkat lagi menjadi 3,67 persen tahun 2010. Perbandingan laju pertumbuhan
ekonomi PDRB kabupaten indramayu tahun 2007-2010 tanpa migas dan dengan migas dapat
dilihat pada Tabel 1.6.
Tabel 1.6
Perbandingan Laju Pertumbuhan Ekonomi
PDRB Kabupaten Indramayu Tahun 2007-2010
Tanpa Migas dan dengan Migas (Persen)
KELOMPOK SEKTOR 2007 2008 2009
*)
2010
**)
A. Laju PDRB Kabupaten Indramayu Tanpa Migas
1. Primer
0,82 -5,97 12,08 23,90
a. Pertanian
0,82 -6,04 12,11 24,01
b. Pertambangan & Penggalian
0,11 5,00 8,00 8,00
2. Sekunder
8,37 8,84 4,32 1,43
3. Tersier
9,32 6,59 2,72 3,67
Produk Domestik Regional Bruto Tanpa Migas
5,62 1,66 6,38 11,51
B. Laju PDRB Kabupaten Indramayu Dengan Migas
1. Primer
1,32 -2,39 4,61 11,86
a. Pertanian
0,82 -6,04 12,11 24,01
b. Pertambangan & Penggalian
1,63 -0,14 0,25 3,98
2. Sekunder
-1,34 19,36 -6,34 15,82
3. Tersier
9,32 6,59 2,72 3,67
Produk Domestik Regional Bruto Dengan Migas
2,65 4,55 1,44 10,59
Sumber : BPS Kabupaten Indramayu Tahun 2010
Catatan : *) Angka perbaikan
**) Angka Sangat Sementara
1.5.3 Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan Kabupaten Indramayu didominasi oleh sawah irigasi dan
sawah tadah hujan dengan seluas 146.115 Ha setara dengan 69,59 % dari luas
Kabupaten Indramayu.
Sedangkan kawasan terbangun (permukiman) dengan luas keseluruhan
mencapai 18.520 Ha sekitar 8,82 % dari luas Kabupaten Indramayu. Untuk lebih jelas
mengenai data dan peta penggunaan lahan di Kabupaten Indramayu tahun 2009 dapat
dilihat pada Tabel 1.7 dan Gambar 1.3.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-22
Tabel 1.7
Pengunaan Lahan
NO PENGGUNAAN LAHAN LUAS (HA)
1. Permukiman 18.520
2. Sawah irigasi 106.895
3. Sawah tadah hujan 39.220
4. Empang, tambak 19.020
5. Penggaraman 2.110
6. Ladang, tegalan, perkebunan 13.140
7. Danau, situ, rawa, dan kolam 856,8
8. Industri 603,1
9. Hutan mangrove 1.314
10. Hutan 5.594
11. Sungai dan lain-lain 1.927
12. Kawasan konservasi Pulau Biawak 742
Sumber : Peta Citra Quickbird Tahun 2009
A. Sumberdaya Hutan
Kerusakan (degradasi) hutan merupakan salah satu masalah lingkungan yang paling
serius, karena berdampak terhadap persediaan kayu, sumberdaya non-kayu, serta
konservasi keanekaragamanhayati dan fungsi ekologis hutan bagi kepentingan hidup
manusia. Besarnya degradasi hutan di Kabupaten Indramayu digambarkan dengan luasan
tegakan hutan saat ini kurang dari 10%, dibandingkan fakta bahwa 19% luas wilayah
Kabupaten Indramayu ditetapkan sebagai kawasan hutan negara dengan luasan 8.023 Ha
hutan mangrove dan 32.004 Ha sebagai hutan produksi. Sehingga diperkirakan jika tidak ada
upaya-upaya pengendalian konversi fungsi hutan dan pengendalian penggunaan lebih (over
utilization), hutan di Kabupaten Indramayu akan hilang.
Kerusakan hutan menjadi semakin serius akibat tindakan perambahan secara
langsung oleh masyarakat, dan secara tidak langsung oleh pengusaha komersial karena
lemahnya pengawasan dan penegakan hukum. Kerusakan hutan cenderung merubah lahan
subur menjadi lahan kritis, dan secara langsung menurunkan fungsi lindungnya, sehingga
tidak dapat melindungi kawasan bawahannya secara maksimal, dan dapat menyebabkan
terjadinya kekeringan, longsor, dan bencana lainnya.
Dari data yang ada tercatat sekitar 10.355 Ha lahan potensial kritis, 7.625 Ha
lahan semi kritis dan lahan kritis sekitar 3.987 Ha dan perubahan lahan akibat abrasi
pantai sekitar 2.431,970 Ha, sehingga total lahan kritis yang perlu dipulihkan mencapai
24.398.970 Ha. Untuk lebih jelasnya mengenai data lahan kritis di tiap kecamatan
dapat dilihat pada Tabel 1.8 di bawah ini.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-23
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-24
Tabel 1.8
Luas Lahan Kritis di Kabupaten Indramayu
No Kecamatan
Potensial
Kritis (Ha)
Semi Kritis (Ha) Kritis (Ha) Jumlah
1 Haurgeulis 1.518 2.198 2.012 5.728
2 Gantar 0 0 0 0
3 Kroya 827 508 544 1.879
4 Gabuswetan 39 25 14 78
5 Cikedung 1.548 493 507 2.584
6 Terisi 0 0 0 0
7 Lelea 373 96 96 565
8 Bangodua 563 2 0 565
9 Tukdana 0 0 0 0
10 Widasari 338 9 0 374
11 Kertasemaya 745 23 0 768
12 Sukagumiwang 0 0 0 0
13 Krangkeng 0 543 0 543
14 Karangampel 0 1.004 76 1.080
15 Kedokanbunder 0 0 0 0
16 Juntinyuat 747 35 0 782
17 Sliyeg 639 3 0 642
18 Jatibarang 242 0 0 242
19 Balongan 825 0 0 825
20 Indramayu 0 203 44 247
21 Sindang 0 1.003 262 1.265
22 Cantigi 0 50 103 153
23 Pasekan 0 0 0 0
24 Lohbener 0 926 0 926
25 Arahan 0 40 0 40
26 Losarang 239 78 72 389
27 Kandanghaur 300 73 0 373
28 Bongas 741 2 0 743
29 Anjatan 671 0 0 671
30 Sukra 0 311 257 569
31 Patrol 0 0 0 0
Jumlah 10.355 7.625 3.987 21.967
Sumber : BPS, Indramayu Dalam Angka Tahun 2009
B. Alih Fungsi Lahan Hutan
Berdasarkan penetapan kawasan hutan di Kabupaten Indramayu oleh Kementerian
Kehutanan, ditetapkan bahwa kawasan hutan di Kabupaten Indramayu adalah seluas 40.027
Ha dengan perincian 8.023 Ha hutan lindung dan 32.004 Ha sebagai hutan produksi. Peta
penunjukkan kawasan hutan dapat dilihat pada Gambar 1.4.
Berdasarkan data penggunaan lahan, terlihat bahwa terjadi alih fungsi lahan hutan
yang cukup besar, baik pada kawasan hutan produksi maupun hutan lindung. Pada kawasan
hutan lindung yang berupa tegakan hutan bakau, banyak beralih fungsi menjadi tambak
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-25
sedangkan pada kawasan hutan produksi beralih fungsi menjadi perkebunan dan sudah
berlangsung sangat lama.
C. Alih Fungsi Lahan Sawah
Luas lahan pertanian di Kabupaten Indramayu adalah 146.115 Ha terdiri dari
sawah irigasi seluas 106.895 Ha dan sawah tadah hujan seluas 39.220 Ha.
Lahan kawasan pertanian beririgasi diharapkan dapat lebih produktif dibandingkan
lahan sawah tadah hujan, namun yang terjadi adalah penurunan kinerja untuk kawasan
sawah. Pada tahun 2010 luas panen meskipun mengalami peningkatan namun dari sisi
produksinya mengalami penurunan dari 1.588.866,12 ton di tahun 2009 menjadi
1.557.552,30 ton pada tahun 2010.
1.5.4 Infrastruktur Wilayah
1.5.4.1 Sumber Daya Air dan Irigasi
Kabupaten Indramayu memiliki curah hujan tahunan rata-rata berkisar antara
Curah hujan rata-rata tahunan sebesar 1.428,45 mm dan memiliki potensi sumber daya
air khususnya air permukaan yang sangat besar dan belum dimanfaatkan secara
optimal dan lebih banyak yang terbuang ke laut.
Kabupaten Indramayu berdasarkan kondisi geografis dan fisiografi merupakan
dataran rendah dan pantai serta berada pada bagian hilir daerah aliran sungai yang
besar, yaitu DAS Cimanuk dan DAS Cipunagara yang terbagi dalam 14 aliran sungai
yang mengalir ke arah utara yaitu ke Laut Utara Jawa, dimana sungai yang tergolong
besar adalah Sungai Cimanuk, Sungai Cipanas, Sungai Cipunegara, Sungai Cilalanang,
Sungai Kumpulkuista, Sungai Pamengkang dan Sungai Cimanis. Dan berdasarkan
penetapan wewenang dan pengelolaan berada dalam 2 (dua) Wilayah Sungai (WS)
yaitu WS Cimanuk Cisanggarung dan WS Citarum.
Selain sumber daya air alami, Kabupaten Indramayu memiliki waduk dan situ.
Waduk dan situ yang menjadi sumber kebutuhan air di Kabupaten Indramayu adalah
sebagai berikut :
a. Bendung Rentang yang berada di Sungai Cimanuk yang mengairi Daerah Irigasi
Rentang melalui Saluran Induk Cipelang dan Sindopraja seluas 66.175 Ha.
b. Bendung Salamdarma yang berada di sungai Cipunegara mengairi Daerah Irigasi
Cipunagara melalui Saluran Induk Bugis seluas 24.405 Ha.
c. Waduk Cipancuh yang mengairi Daerah irigasi Cipancuh seluas 6.318 Ha.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-26
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-27
d. Bendung Sumurwatu yang berada di sungai Cipanas mengairi Daerah Irigasi
Cipanas I seluas 2.855 Ha.
e. Bendung HBM yang berada di sungai Cipanas mengairi Daerah Irigasi Cipanas II
seluas 3.265 Ha.
f. Waduk Situbolang mengairi daerah Situ bolang seluas 365 Ha.
g. Bendung Cibelerang yang berada di sungai Cibelerang mengairi Daerah Irigasi
Cibelerang seluas 325 Ha.
h. Bendung Cipondoh mengairi Daerah Irigasi Cipondoh seluas 698 Ha.
i. Bendung Lebiah mengairi Daerah Irigasi Lebiah seluas 217 Ha.
j. Bendung Sumber Mas mengairi Daerah Irigasi Sumber Mas seluas 382 Ha.
k. Bendung Niwo mengairi Daerah Irigasi Niwo seluas 173 Ha.
l. Bendung Sangkep mengairi Derah irigasi Sangkep seluas 98 Ha.
m. Bendung Lalanang mengairi Daerah Irigasi Lalanang seluas 597 Ha.
n. Bendung Pedati mengairi Daerah Irigasi Pedati seluas 1.499 Ha.
o. Bendung Cipapan mengairi Daerah Irigasi Cipapan seluas 240 Ha.
p. Pompanisasi mengairi Daerah Irigasi Pompanisasi seluas 318 Ha.
q. Bendung Legeh mengairi Daerah Irigasi Legeh seluas 408 Ha.
Pengembangan sumber daya air pada wilayah sungai ditujukan untuk peningkatan
kemanfaatan fungsi sumber daya air guna memenuhi kebutuhan air baku untuk rumah
tangga, pertanian, industri, pariwisata, dan untuk keperluan lainnya. Pemenuhan kebutuhan
air baku untuk pertanian dilakukan dengan pengembangan sistem irigasi dan merupakan
wewenang dan tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah. Kriteria pembagian
tanggung jawab pengelolaan irigasi selain didasarkan pada keberadaan jaringan tersebut
terhadap wilayah administrasi juga didasarkan pada strata luasannya sebagai berikut :
Daerah Irigasi (DI) dengan luas < 1000 Ha dan berada dalam satu kabupaten/kota
menjadi kewenangan dan tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota.
Daerah Irigasi (DI) dengan luas 1000 - 3000 Ha atau DI yang bersifat lintas
kabupaten/kota menjadi kewenangan dan tanggung jawab pemerintah provinsi.
Daerah Irigasi (DI) dengan luas > 3000 Ha atau DI yang bersifat lintas provinsi, strategis
nasional, dan lintas negara menjadi kewenangan dan tanggung jawab pemerintah pusat.
Sesuai dengan kebijakan pengelolaan air baku untuk irigasi, maka di Indramayu
dibagi menjadi dua bagian pelayanan irigasi, yaitu daerah irigasi Rentang dan daerah
irigasi kecil yang mendapat pasokan air dari Bendung Rentang, Bendung Salamdarma,
Bendung Sumurwatu, Bendung HBM, Bendung Cibelerang dan bendung-bendung kecil
lainnya berada dibawah pengelolaan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air,
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-28
Pertambangan dan Energi Kabupaten Indramayu, sedangkan daerah irigasi Cipunegara
yang mendapatkan pasokan air dari Waduk Jatiluhur menjadi kewenangan dan
tanggung jawab pemerintah pusat dibawah pengelolaan PJT II Jatiluhur Divisi III Seksi
Patrol.
1.5.4.2 Jalan dan Perhubungan
Berdasarkan pembagian kewenangan penanganan jalan, sistem jaringan jalan di
Kabupaten Indramayu ditinjau dari status jalan, terdiri atas jalan nasional sepanjang
108,15 km, jalan propinsi sepanjang 105,68 km, jalan kabupaten sepanjang 798,035
km. Sedangkan jalan desa dan jembatan Kabupaten adalah sepanjang 980,150 km dan
2.990,150 meter. Kondisi jalan kabupaten adalah terdapat 54,13 % kondisinya baik
(400,058 km), 29,51 % kondisi sedang (235,520 km), 13,98 % kondisi rusak ringan
(111,582 km) dan 6,38 % (50,875 km) rusak berat.
Sementara itu jumlah terminal yang ada di Kabupaten Indramayu sebanyak 6 buah
yaitu terminal Indramayu (tipe C), terminal Sindang (tipe C), terminal Jatibarang (tipe
C/lintas), terminal Karangampel (tipe C), Terminal Patrol (tipe C) dan terminal Haurgeulis
(tipe C). Untuk ketersediaan jaringan trayek angkutan umum dalam wilayah Kabupaten
Indramayu sudah tersebar di 31 Kecamatan yaitu sebanyak 43 trayek.
Berkaitan dengan jaringan pelayanan kereta api, kabupaten Indramayu
merupakan perlintasan jalur kereta api antara Jakarta dengan kota-kota lain di Jawa
Tengah dan Jawa Timur. Dengan adanya stasiun kereta api yang ada sekarang yaitu di
Haurgeulis, Cilegeh, Terisi, Kedokangabus, Telagasari, Kertasemaya dan Jatibarang,
kereta api menjadi sarana transportasi yang sangat prospektif untuk dikembangkan
sejalan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan ketersediaan transportasi
massal.
Sedangkan untuk transportasi laut di Kabupaten Indramayu hingga sekarang masih
terbatas pada angkutan niaga dan perikanan. Pada tahun 2009 tercatat sebanyak 3.891 unit
kapal yang terdiri dari 3.233 kapal nelayan dan 658 kapal niaga berlabuh di Kabupaten
Indramayu.
Sementara itu untuk transportasi udara, Kabupaten Indramayu memanfaatkan
bandara Soekarno Hatta di Jakarta maupun bandara Husein Sastranegara di Bandung yang
jaraknya relatif jauh dari Indramayu, akan tetapi dengan adanya rencana pembangunan
Bandara Internasional di Kertajati Kabupaten Majalengka, merupakan suatu keuntungan
bagi masyarakat Indramayu karena faktor jaraknya yang relatif lebih dekat.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-29
1.5.4.3 Energi dan Telekomunikasi
Kabupaten Indramayu memiliki potensi energi fosil berupa gas dan minyak bumi.
Potensi cadangan gas dan minyak bumi Kabupaten Indramayu tersebar baik yang berada di
wilayah daratan (on shore) maupun di wilayah perairan (off shore) di seluruh di Indramayu.
Hal ini juga didukung dengan keberadaan kilang pengolahan minyak di Kecamatan Balongan.
Sementara itu, terkait dengan pemanfaatan listrik yang berasal dari PLN, pasokan
listrik dipenuhi dari Sistem Ketenagalistrikan Jawa Madura Bali (Jamali). Pengelolaan pasokan
listrik dilakukan oleh PT. PLN P3B (Persero) Region Jawa Barat, yang melayani untuk daerah
Karawang, Cianjur, Purwakarta, Cimahi, Bandung, Majalaya, Sumedang, Cirebon, Garut,
Tasikmalaya.
Pendistribusian kelistrikan di Indramayu dikelola oleh PT. PLN (Persero) UPJ
Indramayu melalui 4 (tiga) buah Gardu Induk untuk melayani kebutuhan listrik bagi seluruh
masyarakat hingga ke desa-desa maupun untuk kebutuhan bagi berbagai sektor usaha dan
jasa yang ada di Indramayu. Dalam upaya memenuhi kebutuhan listrik nasional, maka di
Indramayu akan dibangun PLTU 500 KV yang berada di Desa Sumuradem, Kecamatan
Sukra.
Pengembangan energi surya telah dilakukan dalam skala kecil (rumah tangga),
ditujukan bagi masyarakat yang tidak mendapatkan jaringan listrik PLN. Kendala yang
dihadapi pada pengembangan energi surya adalah elemen dan pemeliharaan yang masih
cukup mahal.
Dalam pelayanan jasa telekomunikasi, PT Telkom membagi wilayah jasa
telekomunikasi telepon tetap di Jawa Barat menjadi dua divisi regional (divre), yaitu:
Divre II Jakarta dan Divre III Jawa Barat.
Untuk wilayah Kabupaten Indramayu termasuk ke dalam Divre III Jawa Barat yang
melayani kebutuhan telekomunikasi masyarakat sebagian besar wilayah Jawa Barat.
Divre III Jawa Barat mempunyai tujuh Kadantel dengan area pelayanan:
a. Kadantel Bandung: area pelayanan Bandung dan Sumedang
b. Kadantel Garut: area pelayanan Garut
c. Kadantel Subang: area pelayanan Subang
d. Kadantel Cirebon: area pelayanan Cirebon, Kuningan, Indramayu dan Majalengka
e. Kadantel Tasikmalaya: area pelayanan Tasikmalaya dan Ciamis
f. Kadantel Cianjur: area pelayanan Cianjur
g. Kadantel Sukabumi: area pelayanan Sukabumi
Jumlah satuan sambungan telepon (SST) dari PT. Telkom di Kabupaten Indramayu
adalah sebanyak 15.393 SST. Selain PT. Telkom, sejumlah penyedia layanan telepon
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-30
seluler sudah beroperasi di Kabupaten Indramayu. Perkembangan telepon seluler ini
telah mampu melayani kebutuhan telekomunikasi bagi penduduk Kabupaten
Indramayu, untuk lebih jelasnya mengenai layanan telepon dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 1.9
Pelayanan Jaringan Telkom dan Telepon Seluler Tiap Kecamatan
di Kabupaten Indramayu
No Kecamatan
Jaringan Telkom Telepon Seluler
Desa
Terlayani
Desa Belum
terlayani
Desa
Terlayani
Desa Belum
terlayani
1 Haurgeulis Semua desa - Semua desa -
2 Gantar - Semua desa Semua desa -
3 Kroya D.Sukamelang Semua desa -
4 Gabuswetan D.Gabuswetan Semua desa -
5 Cikedung - - - -
6 Terisi Semua desa Semua desa -
7 Lelea
D.Lelea
D.Tamansari
D.Pangauban
D.Tunggulpayung
D.Tugu
D.Nunuk
D.Tempel
D.Talagasari
D.Langgengsari
D.Cempeh
D.Tempelkulon
Semua desa -
8 Bangodua Semua desa - Semua desa -
9 Tukdana Semua desa - Semua desa -
10 Widasari Semua desa -
D.Bunder
D.Leuwigede
D.Widasari
D.Bangkaloa Ilir
D.Kalensari
D.Ujunggaris
D.Kongsijaya
D.Ujungjaya
D.Ujungpendokjaya
D.Kasmaran
11 Kertasemaya
D.Tulungagung
D.Tenajar Kidul
D.Kertasemaya
D.Kliwed
D.Tenajar
D.Tenajar Lor
D.Jengkok
D.Tegal
Wirangrong
D.Manguntara
D.Jambe
D.Lemahayu
D.Larangan
Jambe
D.Sukawera
Semua desa -
12 Sukagumiwang Semua desa - Semua desa -
13 Krangkeng Semua desa - Semua desa -
14 Karangampel Semua desa - Semua desa -
15 Kedokanbunder Semua desa - Semua desa -
16 Juntinyuat Semua desa - Semua desa -
17 Sliyeg Semua desa - Semua desa -
18 Jatibarang Semua desa - Semua desa -
19 Balongan Semua desa - Semua desa -
20 Indramayu Semua desa - Semua desa -
21 Sindang Semua desa - Semua desa -
22 Cantigi Semua desa - Semua desa -
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-31
No Kecamatan
Jaringan Telkom Telepon Seluler
Desa
Terlayani
Desa Belum
terlayani
Desa
Terlayani
Desa Belum
terlayani
23 Pasekan Semua desa - Semua desa -
24 Lohbener Semua desa - Semua desa -
25 Arahan Semua desa - Semua desa -
26 Losarang Semua desa - Semua desa -
27 Kandanghaur Semua desa - Semua desa -
28 Bongas Semua desa - Semua desa -
29 Anjatan
D.Anjatan
Utara
D.Anjatan
D.Anjatan Baru
D.Kedung
Wungu
D.Salamdarma
D.Mangunjaya
D.Bugistua
D.Bugis
D.Wanguk
D.Lempuyang
D.Kopyah
D.Cilandak
D.Cilandak Lor
Semua desa -
30 Sukra
D.Sukra Wetan
D.Sumuradem
D.Sumuradem
Timur
D.Bogor
D.Sukra
D.Ujunggebang
D.Tegal Taman
Semua desa -
31 Patrol Semua desa - Semua desa -
Sumber : Hasil Wawancara dan Survei Lapangan Tahun 2009
Berdasarkan hasil survey lapangan, jumlah menara telekomunikasi eksisting wilayah
Kabupaten Indramayu yang dicatat berdasarkan penggunaan menara bersama, dapat dilihat
pada tabel 1.10.
Tabel 1.10
Menara Telekomunikasi Eksisting Kabupaten Indramayu
No KECAMATAN
Menara Eksisting
Multi
Operator
Single
Operator
Non
Operator
Grand
Total
1 Haurgeulis 4 7 0 11
2 Kroya 4 12 2 18
3 Gabus wetan 3 8 0 11
4 Cikedung 1 2 0 3
5 Lelea 4 5 1 10
6 Bangodua 4 3 0 7
7 Widasari 3 3 0 6
8 Kertasemaya 3 2 0 5
9 Krangkeng 6 1 0 7
10 Karangampel 6 7 2 15
11 Juntinyuat 7 12 1 20
12 Sliyeg 3 7 2 12
13 Jatibarang 4 12 0 16
14 Balongan 4 3 2 9
15 Indramayu 8 21 1 30
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-32
No KECAMATAN
Menara Eksisting
Multi
Operator
Single
Operator
Non
Operator
Grand
Total
16 Sindang 3 4 0 7
17 Cantigi 1 3 0 4
18 Sukagumiwang 1 3 0 4
19 Gantar 4 14 1 19
20 Kedokan Bunder 4 4 1 9
21 Terisi 4 8 0 12
22 Loh bener 6 11 2 19
23 Arahan 2 0 1 3
24 Losarang 8 5 0 13
25 Kandanghaur 4 9 0 13
26 Bongas 4 5 1 10
27 Anjatan 1 10 0 11
28 Sukra 2 8 0 10
29 Tukdana 2 4 1 7
30 Pasekan 1 1 0 2
31 Patrol 4 5 1 10
Grand Total 115 199 19 333
PROSENTASE 34.53% 59.76% 5.71% 100.00%
Sumber : Hasil Survei Lapangan Tahun 2010
Di Kabupaten Indramayu terdapat total 333 unit menara telekomunikasi seluler.
Dimana yang berdiri dan telah digunakan sebagai menara telekomunikasi bersama mencapai
34,53 % (masih dibawah 50%).
Dari hasil ini maka sangat dibutuhkan suatu pengendalian pembangunan menara,
artinya bahwa penyelenggara Telekomunikasi diharuskan untuk memanfaatkan dan
mengoptimalkan menara (single operator) yang sudah ada terlebih dahulu sejumlah 199 unit
Menara. Menara telekomunikasi eksisting per operator di wilayah Kabupaten Indramayu
dapat dilihat pada tabel 1.11.
Tabel 1.11
Menara Telekomunikasi Eksisting per Operator
Wilayah Kabupaten Indramayu
NO P E M I L I K
T O W E R E K S I S T I N G
Multi
Operator
Single
Operator
Non
Operator
TOTAL
1 PT. XL Axiata, Tbk.
41 44 1
86
47.70% 51.20% 1.20%
2 PT. Indosat, Tbk. 15 41 0 56
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-33
NO P E M I L I K
T O W E R E K S I S T I N G
Multi
Operator
Single
Operator
Non
Operator
TOTAL
26.80% 73.20% 0.00%
3 PT. Telkomsel,Tbk
31 55 1
87
35.60% 63.20% 1.10%
4 PT. Natrindo Telepon Seluler
3 15 0
18
16.70% 83.30% 0.00%
5 PT. Hutchison CP.Tel
11 5 0
16
68.80% 31.30% 0.00%
6 PT. Telkom Indonesia
0 6 1
7
0.00% 85.70% 14.30%
7 PT. Mobile 8
0 1 0
1
0.00% 100.00% 0.00%
8 PT. Bakrie Telecom
1 2 0
3
33.30% 66.70% 0.00%
9 UNKNOWN
0 2 1
3
0.00% 66.70% 33.30%
10 PT. Polda Indramayu
0 1 0
1
0.00% 100.00% 0.00%
11 PT. Dian Swastika .S
1 7 0
8
12.50% 87.50% 0.00%
12 PT. Deltacomsel
0 1 0
1
0.00% 100.00% 0.00%
13
PT. Konsorsium Telecomindo
Approtech
0 0 1
1
0.00% 0.00% 100.00%
14 Mikro Cell
0 1 0
1
0.00% 100.00% 0.00%
15 PT. Mitratel
0 0 1
1
0.00% 0.00% 100.00%
16 PT. Mobile Selular Indonesia
0 1 0
1
0.00% 100.00% 0.00%
17 PT. Indoprima Mikroselindo
0 2 0
2
0.00% 100.00% 0.00%
18 PT. Bukaka
0 1 0
1
0.00% 100.00% 0.00%
19 Polsek Patrol
0 1 0
1
0.00% 100.00% 0.00%
20 PT. Protelindo
6 2 1
9
66.70% 22.20% 11.10%
21 PT. PERTAMINA
0 1 3
4
0.00% 25.00% 75.00%
22 Radio Cinde
1 0 0
1
100.00% 0.00% 0.00%
23 Radio MG FM 0 1 0 1
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-34
NO P E M I L I K
T O W E R E K S I S T I N G
Multi
Operator
Single
Operator
Non
Operator
TOTAL
0.00% 100.00% 0.00%
24 PT. Satelindo
0 1 0
1
0.00% 100.00% 0.00%
25 Stasiun DAOP 3 Cirebon
0 0 1
1
0.00% 0.00% 100.00%
26 PT. Sarana Inti Persada
0 2 0
2
0.00% 100.00% 0.00%
27 PT. SmartFren
1 1 0
2
50.00% 50.00% 0.00%
28 PT. Tower Bersama
4 3 1
8
50.00% 37.50% 12.50%
29 Combat,TBTS,new site
0 0 1
1
0.00% 0.00% 100.00%
30 PT. Tritunggal Putra Perkasa
0 0 5
5
0.00% 0.00% 100.00%
31 Tower Radio
0 0 1
1
0.00% 0.00% 100.00%
32 PT. Nurama Indotama
0 2 0
2
0.00% 100.00% 0.00%
T O T A L
115 199 19 333
34.50% 59.80% 5.70% 100%
Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Indramayu Tahun 2010
Sedangkan jumlah keseluruhan BTS yang terdapat di Kabupaten Indramayu yang
dimiliki oleh setiap operator (penyelenggara telekomunikasi) termasuk yang menempel
sebagai ko-lokasi, yang tersebar di 333 unit menara telekomunikasi eksisting, adalah
sejumlah 251 BTS, dimana secara detail dapat dituangkan seperti Tabel 1.12 di bawah ini.
Tabel 1.12
Distribusi Jumlah BTS Wilayah Kabupaten Indramayu
N
O
KECAMATAN
O p e r a t o r P e n g g u n a
X
L
I
S
A
T
S
M
A
R
T
T
S
E
L
H
C
P
T
N
T
S
M
8
F
L
E
X
I
E
S
I
A
S
T
I
U
K
W
N
J
u
m
l
a
h
1 Haurgeulis 4 1 2 2 3 1 0 1 1 0 0 15
2 Kroya 8 2 1 5 3 2 0 0 0 0 0 21
3 Gabus wetan 2 3 0 5 2 1 0 0 0 0 2 15
4 Cikedung 2 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 4
5 Lelea 1 4 1 3 2 1 0 1 0 0 0 13
6 Bangodua 3 2 0 2 3 0 0 1 1 0 0 12
7 Widasari 3 3 0 2 2 0 0 0 0 0 0 10
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-35
8 Kertasemaya 3 2 0 3 0 0 0 0 0 0 2 10
9 Krangkeng 3 3 0 2 4 1 0 1 0 0 2 16
10 Karangampel 8 1 0 4 2 1 0 0 1 0 3 20
11 Juntinyuat 7 4 1 5 3 3 0 2 1 0 2 28
12 Sliyeg 5 2 0 2 2 2 0 0 0 0 1 14
13 Jatibarang 5 2 1 4 3 2 0 1 1 0 4 23
14 Balongan 2 3 0 3 2 2 0 0 1 0 0 13
15 Indramayu 8 4 1 7 4 3 0 2 0 1 11 41
16 Sindang 3 1 0 2 2 2 0 0 0 0 1 11
17 Cantigi 1 2 0 2 1 0 0 0 0 0 0 6
18 Sukagumiwang 2 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 5
19 Gantar 6 3 1 5 4 3 0 0 0 0 0 22
20 Kedokan Bunder 1 2 1 4 2 1 0 1 0 0 0 12
21 Terisi 2 3 2 4 2 1 0 1 1 0 0 16
22 Loh bener 5 5 0 3 6 3 0 0 1 0 1 24
23 Arahan 2 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 4
24 Losarang 4 1 2 5 3 1 0 2 2 0 2 22
25 Kandanghaur 2 3 2 4 2 2 0 1 1 0 0 17
26 Bongas 3 2 0 5 2 0 0 1 0 0 1 14
27 Anjatan 2 4 0 4 1 2 0 0 0 0 0 13
28 Sukra 4 2 0 4 1 0 0 0 0 0 2 13
29 Tukdana 2 1 0 2 1 0 0 1 0 0 1 8
30 Pasekan 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 4
31 Patrol 1 0 1 2 2 2 0 3 1 0 1 13
Grand Total
10
5
67 16 98 68 37 0 19 12 1 36 459
PROSENTASE ( % )
2
2
.
9
0
%
1
4
.
6
0
%
3
.
5
0
%
2
1
.
4
0
%
1
4
.
8
0
%
8
.
1
0
%
0
.
0
0
%
4
.
1
0
%
2
.
6
0
%
0
.
2
0
%
7
.
8
0
%
1
0
0
.
0
0
%
Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Indramayu Tahun 2010
1.5.5 Sumberdaya Alam, Lingkungan Hidup & Kelautan
A. Pertambangan
Kabupaten Indramayu memiliki potensi bahan galian (mineral) yang beraneka ragam
dan tersebar di setiap kecamatan. Bahan galian meliputi bahan galian mineral bukan logam
dan batuan. Bahan galian mineral bukan logam yang ada di Kabupaten Indramayu adalah
tanah liat (clay). Sedangkan bahan galian batuan antara lain sirtu dan pasir urug. Selain itu,
Kabupaten Indramayu memilki potensi pertambangan gas dan minyak bumi yang berada di
wilayah daratan (on shore) maupun di wilayah perairan (off shore). Adapun bahan hasil
produksi pertambangan minyak dan gas bumi yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 1.13.
Tabel 1.13
Hasil Produksi Pertambangan Minyak dan Gas Bumi
Jenis Jumlah Produksi
Minyak Bakar 2.101.310 Barel
Gas Alam 35.643.190 MMBTU
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-36
Jenis Jumlah Produksi
Bahan Bakar Minyak
- Solar 2.281.760 Barel
- Premium 3.991.238 Barel
- Kerosine 1.400.183 Barel
- Diesel Oil 160.804 Barel
Bahan Bakar Khusus
- Pertamax Plus 208.824 Barel
- Pertamax 549.212 Barel
Non BBM
- Minasol 12.429 Barel
- LPG MIX 951.542 Ton
- LPG ODORLESS 17.712 Ton
- Propylene 534.646 Ton
Lain-lain
- Decant Oil 811.158 Barel
B. Air Permukaan
Air permukaan di Kabupaten Indramayu berasal dari sungai dan air genangan,
yaitu Sungai Cimanuk, Cipunegara, Cipanas, Cibelerang, Cipondoh, Cilalanang dan lain-
lain serta dari Waduk Cipancuh, Waduk Bojongsari, Situ Brahim, Situ Jangkar, Situ
Sindang, Situ Bolang, Situ Kesambi dan Bendung Rentang, Bendung Salamdarma,
Bendung Sumurwatu, Bendung HBM, Bendung Cibelerang dan bendung-bendung kecil
lainnya.
Kuantitas dan kualitas sumberdaya air di Kabupaten Indramayu tergolong buruk dan
dinyatakan tidak layak untuk bahan baku air minum, karena telah terkontaminasi bakteri coli
melampaui baku mutu air minum, yaitu lebih dari 2000/100ml. Hal ini diperparah, karena
kondisi DAS di hulunya sudah mengalami kerusakan yang cukup parah. Dengan kondisi
bahan baku air minum yang buruk, penggunaan air permukaan untuk air bersih
membutuhkan perlakuan (treatment), yang berdampak terhadap tingginya biaya produksi
untuk penyediaan air bersih.
C. Air Tanah
Potensi air tanah di Kabupaten Indramayu yaitu berupa cekungan air tanah Subang,
Indramayu, dan cekungan air tanah Sumber-Cirebon dan ketiga cekungan tersebut
merupakan cekungan lintas Kabupaten/Kota. Meskipun memilki potensi air tanah, namun
perlu ada pengendalian terhadap penggunaannya secara sinergis melalui strategi kebijakan
pengelolaan air tanah yang utuh menyeluruh dan dilaksanakan secara terkoordinasi untuk
menjaga keseimbangan antara pengambilan dan kemampuan pengimbuhannya. Wilayah
Cekungan Air Tanah di wilayah Kabupaten Indramayu dapat dilihat pada Gambar 1.5.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-37
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-38
Ketidakseimbangan pengambilan dan kemampuan pengimbuhan air tanah dapat
berdampak semakin menurunnya permukaan air tanah dan memiliki dampak lingkungan
yang sangat luas.
D. Udara
Penurunan daya dukung udara diakibatkan semakin meningkatnya berbagai polutan
dari aktivitas manusia. Kontribusi terbesar pencemaran udara berasal dari penggunaan
energi fosil untuk transportasi, industri, pembangkit listrik dan rumah tangga, pembakaran
sampah serta konversi lahan dan kebakaran hutan.
Transportasi dianggap sebagai penyumbang polutan tertinggi (sekitar 60% dari
pencemaran total), karena semakin tingginya pengguna kendaraan pribadi terutama
kendaraan bermotor roda dua.
Sumber polutan lainnya adalah kegiatan industri. Lemahnya pengendalian
pencemaran udara serta penggunaan teknologi yang tidak ramah lingkungan menyebabkan
masalah pencemaran udara dari pemenuhan kebutuhan energi masih terus menjadi
permasalahan utama.
Pencemaran udara yang terjadi berkontribusi terhadap terjadinya pemanasan global
dan perubahan iklim. Efek pemanasan global terhadap perubahan iklim terutama terjadi
karena peningkatan secara gradual temperatur permukaan global akibat efek emisi gas-gas
rumah kaca (terutama CO
2
). Kemudian, terkait pula dengan keberadaan luasan hutan yang
semakin berkurang serta meningkatnya pencemaran dan kerusakan lingkungan. Perubahan
iklim berimplikasi sangat luas terhadap berbagai aspek, seperti perubahan musim dan
bencana. Kejadian bencana banjir tahunan di musim hujan dan kekeringan panjang di
musim kemarau, memberi dampak ikutan seperti kebakaran hutan, penyebaran penyakit dan
keringnya sumber air bersih, yang juga tidak luput mengancam keberadaan lahan pangan di
Kabupaten Indramayu. Potensi terjadinya hujan asam juga harus dicermati, karena tingginya
tingkat konsentrasi CO
2
yang bercampur dengan air hujan juga akan membentuk asam
karbonat yang menyebabkan tingginya tingkat keasaman. Hal tersebut menimbulkan
kerugian terhadap berbagai infrastruktur pembangunan, karena mempercepat korosi dan
juga sangat berpengaruh terhadap kerusakan ekosistem.
E. Pesisir dan Laut
Secara geografis wilayah Kabupaten Indramayu berada di wilayah pantai utara Jawa
dengan panjang garis pantai 147 km, sehingga jika berdasarkan kewenangan kabupaten
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-39
dalam pengelolaan sumberdaya di wilayah laut sejauh 4 mil, maka luas wilayah lautan
Kabupaten Indramayu adalah 946,68 km
2
.
Kondisi fisik dasar pesisir Kabupaten Indramayu terdiri dari dataran pantai dan rawa
alluvial pantai dengan kemiringan lereng 0%-5%, merupakan daerah yang bertopografi
landai, perairan dangkal, memiliki substrat lumpur, berpasir dan berawa, pola arus yang
dipengaruhi arus laut Jawa, serta bervegetasi mangrove dan terumbu karang. Sungai-sungai
yang bermuara ke pantura diantaranya Sungai Cimanuk, Cipunagara, Cipanas, Cimanis,
Cilalanang, Pangkalan, Kumpulkuista dan Pamengkang. Perairan laut relatif tenang menjadi
lingkungan yang kondusif bagi perkembangan wilayah baik aktivitas sosial maupun aktivitas
ekonomi.
Wilayah pesisir dan laut Kabupaten Indramayu memiliki pulau-pulau kecil, yaitu
Gugusan Pulau Biawak yang terdiri dari Pulau Biawak, Pulau Gosong, dan Pulau Candikian.
Wilayah Pesisir dan Laut Kabupaten Indramayu memiliki potensi kegiatan
perekonomian beragam, seperti perikanan baik tangkap maupun budidaya (tambak),
pertanian, pemukiman, pariwisata, pelayaran, pertambangan, pelabuhan, perdagangan serta
konservasi alam. Produksi perikanan tangkap Kabupaten Indramayu tahun 2009 adalah
sebesar 90.801,40 ton. Sedangkan produksi perikanan budidaya baik di tambak, kolam,
sungai dan waduk adalah sebesar 65,128.55 ton.
Kegiatan pariwisata pesisir dan laut berupa wisata alam pantai dan laut, wisata
budaya, serta wisata pendidikan dan penelitian. Potensi pariwisata di Kabupaten Indramayu
sangat besar, terutama wisata pesisir di pulau biawak, namun belum berkembang secara
optimal, karena rendahnya aksesibilitas, kurangnya infrastruktur pendukung, sarana dan
prasarana, sehingga menyebabkan masih minimnya tingkat kunjungan wisata.
Wilayah Kabupaten Indramayu merupakan bagian dari lintasan jalur perekonomian
utama Jawa sehingga perkembangan fisik wilayah dan kepadatan penduduk serta aktivitas
masyarakat tumbuh dengan pesat. Percepatan pertumbuhan tersebut menimbulkan tingkat
perubahan fungsi lahan yang cepat. Perubahan fungsi lahan dan aktivitas penduduk di
wilayah pesisir tentunya mengurangi daya dukung dan daya tampung yang dimiliki, dan
berdampak pada kualitas lingkungan, terutama pencemaran air laut, akresi, abrasi dan
fenomena gelombang laut pasang. Secara umum, Indeks pencemaran air laut di Pantai Utara
Jawa adalah antara 7,391-9,843 yang menunjukan bahwa wilayah ini, termasuk Kabupaten
Indramayu, sudah tercemar berat. Tingkat abrasi di Kabupaten Indramayu sangat tinggi,
dimana sampai dengan tahun 2009 luasan daerah yang terabrasi yaitu seluas 1.653,5 Ha
dengan panjang pantai terabrasi yaitu sepanjang 42,6 km. Banjir rob sering terjadi di
wilayah pesisir Indramayu, hal ini salah satunya karena gelombang laut pasang serta karena
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-40
kondisi geografis yang relatif landai. Perubahan iklim yang sudah menjadi isu global diyakini
telah menyebabkan perubahan sistem alam termasuk wilayah pesisir. Gelombang pasang
yang terjadi pada setiap awal dan akhir tahun semakin meluas jangkauannya, dengan
periode yang semakin singkat dan intensitas yang semakin meningkat.
Ekosistem pesisir Kabupaten Indramayu adalah mangrove dan terumbu karang.
Luasan hutan mangrove di Kabupaten Indramayu berdasarkan penetapan Kementerian
Kehutanan adalah seluas 8.023 Ha. Berdasarkan hasil survey, kondisi hutan mangrove di
pesisir Kabupaten Indramayu sangat memprihatinkan, hal ditunjukkan oleh persen tutupan
kurang dari 50% dan kerapatan pohon per Hae kurang dari 1.000.
Terumbu karang di Kabupaten Indramayu pada umumnya dalam kondisi rusak dan
mengancam perkembangbiakan ikan dan biota laut lainnya. Kerusakan disebabkan oleh
eksploitasi dalam mencari ikan dan tingkat pencemaran yang tinggi. Terumbu karang di
Kabupaten Indramayu terdapat di Pulau Biawak, Pulau Gosong, Pulau Candikian dan di
Pantai Desa Majakerta Kecamatan Balongan.
F. Keanekaragaman Hayati
Pelestarian keanekaragaman hayati (termasuk plasma nutfah) di Kabupaten
Indramayu tersebar dalam kawasan konservasi sebagai lokasi konservasi keanekaragaman
ekosistem yang dilakukan secara insitu dan menekankan terjaminnya dan terpeliharanya
keanekaragaman hayati secara alami melalui proses evolusi, yaitu di kawasan suaka alam,
pelestarian alam dan cagar budaya.
Pemanfaatan sumberdaya hayati untuk berbagai keperluan secara tidak seimbang
ditandai dengan makin langkanya beberapa jenis flora dan fauna yang kehilangan
habitatnya, kerusakan ekosistem dan menipisnya plasma nutfah. Sebagai upaya
mempertahankan keanekaragaman hayati upaya yang harus dilakukan berupa perlindungan,
dan penegakan hukum lingkungan, terutama terhadap berbagai kasus dan ancaman seperti
perburuan dan perdagangan satwa langka, serta perambahan hutan/ penebangan liar.
Keanekaragaman Flora
Menurut Van Steenis (dalam Backer & Bakhuizen van de Brink, 1965) di Pulau Jawa,
dari 6.543 jenis yang ada, 1.523 jenis (23,4 %) adalah tanaman budidaya, sisanya adalah
tumbuhan liar (4.598 jenis) dan tumbuhan asing yang ternaturalisasi (413 jenis).
Kabupaten Indramayu memiliki keanekaragaman tumbuhan, tumbuhan yang
termasuk pohon dan diusahakan sebagai hutan produksi di Kabupaten Indramayu yaitu jati
(Tectona grandis), kayu putih, bako-bako, dan ac. Mangium. Sementara itu untuk vegetasi
di wilayah pesisir indramayu banyak dijumpai ekosistem mangrove dan estuari. Ekosistem
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-41
mangrove merupakan ekosistem peralihan antara ekosistem darat dengan laut. Ekosistem
estuari banyak dijumpai di muara sungai dan merepresentasikan pengaruh daratan terhadap
laut di badan perairan kali/kanal.
Vegetasi mangrove di kawasan pantai didominasi oleh tegakan api-api (Avicena
marina) yang banyak tumbuh di pantai, saluran air dan pematang tambak. Sedangkan
tegakan jenis Rizhopora micronata banyak dijumpai de bagian tengah areal tambak.
Dibeberapa lokasi di pesisir Indramayu terutama pada lokasi sekitar pelabuhan (jetty)
berpasir landai, dijumpai vegetasi pantai seperti kangkungan (Ipomea pescaprae), putrid
malu (Mimosa sp), saliara (Lantana camara) alang-alang, cermut dan tumbuhan menjalar
lainnya.
Keanekaragaman Fauna
Secara umum dunia fauna dapat dikelompokkan ke dalam kelompok: serangga,
pisces, amfibi, reptil, aves dan mamalia. Jenis fauna dari kelompok-kelompok tersebut ada
yang langsung berhubungan dengan kepentingan manusia yaitu bisa bermanfaat bagi
manusia, bersifat hama, disukai untuk dipelihara atau dikonsumsi dan juga fauna dengan
status khusus seperti fauna endemik (hanya ditemui di suatu daerah tertentu),
langka/hampir punah dan punah.
Di kawasan pesisir Kabupaten Indramayu yang merupakan lahan basah (mud flat),
hewan terrestrial yang menonjol adalah hewan liar dari kelompok burung. Menurut
Syahminan, dkk (2001), di kawasan pesisir Indramayu terdapat 45 jenis burung dari 30
famili, dimana 11 jenis burung di pesisir tersebut diantaranya merupakan jenis burung yang
dilindungi yaitu Egretta intermedia, Mycteria cinerea, Acciptiter soloensis, Numenius arquata,
N.Phaepus, Chlidonias hybridus, C. Leucopterus, Sterna albrifrons, Halcycon chloris, H.
Sanctus dan Alcedo caerulescens.
Kelompok ikan, hingga saat ini diketahui ada 132 jenis ikan air tawar yang tercatat di
region Jawa dan Bali, 13 jenis diantaranya adalah jenis endemik. Adapun untuk jenis ikan
yang berada di kawasan pesisir diantaranya adalah ikan sembilang, bloso, betook, blanak,
ikan buntal, cray fish, dan ikan lain dari kelompok artropoda. Selain itu pada kawasan pesisir
terutama pada daerah pantai berpasir juga banyak terdapat biota pesisir lain diantaranya
kepiting kecil, kerang-kerangan, remis dan lain sebagainya.
Kelompok amfibi dan reptil semakin langka, karena habitat yang tersedia semakin
berkurang dan belum satupun dari jenis kelompok ini yang sudah bisa didomestikasi dan
dibudidaya. Kelangkaan beberapa spesies kelompok ini terjadi sebagai akibat perburuan oleh
manusia untuk dikonsumsi dan dipelihara antara lain seperti katak sawah, katak catang,
beberapa jenis ular, biawak, bunglon dan lain- lain. Di Jawa dan Bali tercatat setidaknya 142
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-42
jenis reptil dan 36 jenis amfibi. Amfibi di Jawa dan Bali terdapat 42 jenis, termasuk di
antaranya 11 jenis amfibi endemik. Beberapa jenis amfibi dan reptil yang banyak dijumpai
Kabupaten Indramayu adalah biawak terutama di daerah Pulau Biawak.
G. Kebencanaan
Kabupaten Indramayu baik secara geologi maupun berdasarkan topografi memiliki
tingkat kerawanan yang tinggi terhadap beberapa jenis bencana, diantaranya adalah banjir,
gerakan tanah, dan abrasi. Untuk potensi bencana kegempaan baik tektonik maupun
vulkanik di Kabupaten Indramayu relatif kecil, hal ini disebabkan karena letak Indramayu
yang berada di pantai utara Jawa, dan relatif jauh dari pertemuan antara lempeng Indo-
Australia dan lempeng Eurasia yang berada pantai selatan jawa serta jauh dari lokasi
keberadaan gunung berapi. Kawasan rawan bencana dapat dilihat pada Gambar 1.6.
Penyebab terjadinya banjir di Kabupaten Indramayu disebabkan oleh intensitas curah
hujan yang tinggi dengan durasi di atas normal sehingga menghasilkan air limpasan yang
melebihi daya dukung sistem drainase, perubahan penggunaan lahan yang tidak terkendali
serta kondisi geologi dan morfologi lahan terutama pada Daerah Aliran Sungai (DAS). Selain
itu potensi banjir juga terjadi pada daerah sepanjang Sungai Cimanuk, terutama pada
daerah-daerah dengan kondisi tanggul yang kritis.
Selain itu banjir rob juga sering terjadi di wilayah pesisir Indramayu, hal ini salah
satunya karena gelombang laut pasang serta karena kondisi geografis yang relatif landai.
Perubahan iklim yang sudah menjadi isu global diyakini telah menyebabkan perubahan
sistem alam termasuk wilayah pesisir. Gelombang pasang yang terjadi pada setiap awal dan
akhir tahun semakin meluas jangkauannya, dengan periode yang semakin singkat dan
intensitas yang semakin meningkat. Sementara itu bencana abrasi di Kabupaten Indramayu
memiliki tingkat kerawanan yang sangat tinggi, dimana sampai dengan tahun 2009 luasan
daerah yang terabrasi yaitu seluas 1.653,5 Ha dengan panjang pantai terabrasi yaitu
sepanjang 42,6 km. Sedangkan kawasan bencana rawan gerakan tanah di Kabupaten
Indramayu seluas 14 Ha berada di Kecamatan Gantar.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-43
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-44
1.5.6 Pemerintahan
Dalam rangka meningkatkan kapasitas pelayanan yang dilakukan oleh
pemerintahan desa dan kelurahan di Kabupaten Indramayu, maka dilakukan pemekaran
terhadap desa dan kelurahan. Kabupaten Indramayu terdiri dari 31 Kecamatan, 310
desa dan 8 kelurahan dengan jumlah satuan kerja perangkat daerah sebanyak 2
Sekretariat, 1 Inspektorat, 7 Badan, 15 Dinas, 2 Kantor, 1 Satuan Polisi Pamong Praja,
2 Rumah Sakit, 31 Kantor Kecamatan dan 8 Kantor Kelurahan.
Permasalahan yang dihadapi dalam aspek pemerintahan antara lain masih belum
optimalnya peran pemerintah baik sebagai fasilitator, regulator dan motivator, hal ini terlihat
dari masih rendahnya keterlibatan masyarakat dalam pembangunan.
Tabel 1.14
Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Indramayu
NO SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH JUMLAH
I Sekretariat, terdiri dari:
1. Sekretariat Daerah Kabupaten Indramayu.
2. Sekretariat DPRD Kabupaten Indramayu.
2
II Inspektorat Kabupaten Indramayu 1
III Badan, terdiri dari :
1. Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Indramayu.
2. Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Indramayu.
3. Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten
Indramayu.
4. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berancana Kabupaten
Indramayu.
5. Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kabupaten Indramayu.
6. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Indramayu.
7. Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian Kabupaten Indramayu.
7
IV Dinas, terdiri dari :
1. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Indramayu.
2. Dinas Pertanian dan Peternaakan Kabupaten Indramayu.
3. Dinas Cipta Karya Kabupaten Indramayu.
4. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Indramayu.
5. Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan
Kabupaten Indramayu.
6. Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu.
7. Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu.
8. Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kabupaten Indramayu.
9. Dinas Bina Marga Kabupaten Indramayu.
10. Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu.
11. Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Pertambangan, dan Energi Kabupaten
Indramayu.
12. Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kabupaten Indramayu.
13. Dinas Kebersihan dan Pertamananan Kabupaten Indramayu.
14. Dinas Pemuda, Olahraga, dan Kebudayaan Kabupaten Indramayu.
15. Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Indramayu.
15
V Kantor, terdiri dari :
1. Kantor Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Indramayu.
2
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-45
NO SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH JUMLAH
2. Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Indramayu.
VI Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Indramayu. 1
VII Rumah Sakit, terdiri dari :
1. Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Indramayu.
2. Rumah Sakit Umum Daerah Pantura MA. Sentot Patrol Kabupaten Indramayu.
2
VIII Kecamatan, terdiri dari :
1. Kecamatan Indramayu.
2. Kecamatan Sindang.
3. Kecamatan Balongan.
4. Kecamatan Pasekan.
5. Kecamatan Arahan.
6. Kecamatan Cantigi.
7. Kecamatan Lohbener.
8. Kecamatan Juntinyuat.
9. Kecamatan Karangampel.
10. Kecamatan Krangkeng.
11. Kecamatan Kedokanbunder.
12. Kecamatan Sliyeg.
13. Kecamatan Jatibarang.
14. Kecamatan Kertasemaya.
15. Kecamatan Sukagumiwang.
16. Kecamatan Tukdana.
17. Kecamatan Bangodua.
18. Kecamatan Widasari.
19. Kecamatan Lelea.
20. Kecamatan Cikedung.
21. Kecamatan Terisi.
22. Kecamatan Losarang.
23. Kecamatan Kandanghaur.
24. Kecamatan Gabuswetan.
25. Kecamatan Kroya.
26. Kecamatan Bongas.
27. Kecamatan Patrol.
28. Kecamatan Sukra.
29. Kecamatan Anjatan.
30. Kecamatan Haurgeulis.
31. Kecamatan Gantar.
31
IX Keluarahn, terdiri dari :
1. Keluarahan Paoman.
2. Keluarahan Margadari.
3. Keluarahan Lemahabang.
4. Keluarahan Lemahmekar.
5. Keluarahan Karanganyar.
6. Keluarahan Karangmalang.
7. Keluarahan Kepandean.
8. Keluarahan Bojongslawi.
8
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-46
1.6 ISU-ISU STRATEGIS PENATAAN RUANG KABUPATEN INDRAMAYU
Kondisi Kabupaten Indramayu yang penuh dinamika dan karakteristik baik wilayah
maupun masyarakat yang spesifik, memunculkan tantangan dan tuntutan yang berbeda
dengan wilayah lainnya. Hal ini sejalan dengan jumlah penduduk yang terus bertambah,
kebutuhan perumahan yang meningkat, penurunan luasan budidaya pangan, ekspansi
investasi yang juga memerlukan ruang serta kondisi kebencanaan yang ada di Kabupaten
Indramayu. Sehingga perlu adanya pemikiran untuk merancanang dan membangun wilayah
Kabupaten Indramayu dalam upaya pemenuhan kebutuhan ruang untuk pengembangan
perkotaan maupun perdesaan dimasa yang akan datang.
Kewenangan kabupaten dalam penyelenggaraan penataan ruang adalah pengaturan,
pembinaan dan pengawasan terhadap penataan ruang wilayah kabupaten, pelaksanaan
penataan ruang wilayah kabupaten, pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis, serta
kerjasama penataan ruang antar kabupaten.
RTRW Kabupaten merupakan penjabaran strategi dan arahan kebijakan
penyelenggaraan penataan ruang nasional dan provinsi di wilayah kabupaten, yang mengacu
kepada pedoman bidang penataan ruang dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD), agar tercapai keselarasan dengan rencana pembangunan daerah.
Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang yang aman,
nyaman, produktif, dan berkelanjutan. Dengan kata lain, penataan ruang diharapkan mampu
mengharmonisasi lingkungan alami dan buatan, menterpadukan penggunaan sumber daya
serta melindungi fungsi ruang demi mencegah dampak negatif yang mungkin diterima
lingkungan sebagai akibat dari pemanfaatan ruang.
Terdapat beberapa isu stategis yang perlu disikapi dalam penataan ruang Kabupaten
Indramayu. Isu tersebut meliputi perkembangan global ataupun fenomena global yang perlu
disikapi, yaitu ekonomi dunia yang diperkirakan dapat mempengaruhi perekonomian nasional
yang berimplikasi secara langsung terhadap perkembangan ekonomi Kabupaten Indramayu
baik berupa peluang investasi maupun peluang pasar bagi produk Indramayu, kemudian isu
global warming yang ternyata sangat menentukan ketahanan hidup suatu bangsa, termasuk
mengenai daya dukung lingkungan baik udara, laut, daratan, dan air, yang mempengaruhi
iklim setempat dan dunia. Isu lainnya meliputi perkembangan penduduk yang walaupun
lajunya dapat ditekan namun secara jumlah tetap meningkat cukup tajam dan diperkirakan
pada tahun 2031 akan mencapai jumlah 2,021 juta jiwa. Dampaknya antara lain akan terjadi
kecenderungan alih fungsi lahan yang menuju kepada penurunan daya dukung lingkungan.
Sehingga, perlu dilakukan optimalisasi penggunaan lahan agar daya dukung lahan, udara, air
dan ketersediaan pangan tetap dapat terjaga.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-47
Wilayah Kabupaten Indramayu merupakan kawasan yang memiliki arti strategis baik
secara nasional maupun provinsi. Kabupaten merupakan sentra produksi pertanian serta
perikanan dan merupakan lumbung padi Jawa Barat dan Nasional.
Beberapa tuntutan yang harus dipenuhi dalam RTRW Kabupaten Indramayu ke
depan adalah penyediaan ruang untuk investasi (insfrastruktur dan kawasan strategis),
ruang untuk kebutuhan kawasan lindung dan kebutuhan pangan, ruang untuk distribusi
penduduk (pengembangan desa dan kota), serta ruang untuk mitigasi bencana.
Pengembangan ruang untuk investasi diperlukan dengan pemikiran bahwa investasi
merupakan salah satu alat yang dapat digunakan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Meskipun demikian, peruntukan pengembangan ruang untuk investasi perlu
memperhatikan peruntukan ruang yang lainnya untuk menciptakan keseimbangan
peruntukan ruang baik kawasan lindung maupun budidaya, sehingga tercipta kelestarian
lingkungan dan pembangunan yang berkelanjutan. Peruntukan pengembangan ruang untuk
investasi di Kabupaten Indramayu perlu memperhatikan rencana pengembangan wilayah
dalam konstelasi nasional maupun regional. Pembangunan jalan tol Cikampek-Palimanan
dengan interchange di wilayah Kecamatan Terisi serta pembangunan PLTU dengan kapasitas
3x300 MW di Desa Sumuradem Kecamatan Sukra yang merupakan suplai listrik sistem
Jawa-Bali merupakan faktor penting dalam pengembangan ruang terutama untuk investasi di
Kabupaten Indramayu. Selain itu berkaitan dengan investasi, hal penting lainnya adalah
bagaimana mewujudkan ruang yang berdaya saing bagi investor dan investasi yang layak
dan penting dikembangkan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat di
Kabupaten Indramayu
Pengembangan ruang untuk kebutuhan pangan dan kawasan lindung diperlukan
untuk mengantisipasi kebutuhan pangan akibat pertumbuhan penduduk dan upaya
mempertahankan daya dukung lingkungan untuk pembangunan yang keberlanjutan dalam
rangka menciptakan kehidupan yang nyaman dan produktif di Kabupaten Indramayu.
Sementara itu ruang, berkaitan dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk,
untuk kebutuhan distribusi penduduk didasari pemikiran bahwa pertumbuhan penduduk
yang ada perlu diantisipasi dengan kecukupan sarana dan prasarana yang memadai dan
tersebar secara berimbang. Pengembangan jaringan jalan dan pengembangan sarana-
prasarana umum akan meningkatkan pergerakan orang dan barang serta perekonomian.
Kondisi yang ada saat ini, perkembangan kawasan permukiman yang ada cenderung
berkembang secara sporadis dan linier. Hal tersebut mengakibatkan ketidak efektifan serta
kemahalan sarana dan prasarana.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-48
Ruang untuk kebutuhan mitigasi di landasi kenyataan bahwa Indonesia pada
umumnya dan Kabupaten Indramayu pada khususnya merupakan wilayah yang rawan
bencana. Kabupaten Indramayu merupakan daerah yang berada dalam kawasan dataran
banjir (flood plain) dan berada di pesisir pantai dengan topografi yang landai sehingga
bencana banjir dan abrasi merupakan bencana yang sering terjadi. Dengan kondisi yang
ada, perlu adanya kesiapan dan langkah-langkah serta perhatian dalam penataan ruang dan
pengembangan wilayah. Sehingga pemahaman risiko bencana harus mulai diintegrasikan
pada proses pembangunan ke depan, guna meminimalisasi risiko dan kerugian yang
mungkin timbul atas hasil pembangunan yang dicapai.
Pada masa yang akan datang, tantangan yang dihadapi dalam pengembangan
sarana dan prasarana wilayah di Kabupaten Indramayu adalah meningkatkan kualitas dan
cakupan pelayanan meliputi:
a. Penataan dan pengembangan angkutan umum.
b. Pengembangan jaringan jalan yang efektif dan efisien.
c. Peningkatan sarana dan prasarana pelabuhan yang ada dan mengembangkan pelabuhan
baru.
d. Revitalisasi dan pengembangan jaringan rel kerata api.
e. Pengembangan infrastruktur penampung air baku, baik yang bersifat alami maupun
buatan untuk meminimalisasi terjadinya bencana banjir dan kekeringan.
f. Peningkatan layanan jaringan irigasi untuk menjamin keberlanjutan sistem irigasi serta
meningkatkan intensitas tanam padi sawah serta menjaga alih fungsi lahan sawah
beririgasi teknis dalam mempertahankan Kabupaten Indramayu sebagai lumbung padi.
g. Pengembangan jaringan telekomunikasi baik yang menggunakan jaringan kabel maupun
nirkabel.
h. Pengembangan sarana dan prasarana dasar pemukiman, berupa pengembangan rumah
secara vertikal di perkotaan, meningkatkan cakupan pelayanan air bersih, dan sanitasi
lingkungan serta pengembangan pengelolaan sampah.
i. Pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana permukiman, berupa fasilitas
pendidikan, perdagangan dan jasa, kesehatan, peribadatan, dan ruang terbuka hijau.
Selain itu diperlukan konsistensi dalam implementasi antara perencanaan,
pemanfaatan, dan pengendalian pemanfaatan ruang dalam jangka panjang. Penataan ruang
perlu mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung lahan serta kerentanan terhadap
bencana alam. Aspek regulasi yang jelas diperlukan agar tidak terjadi konflik pemanfaatan
ruang antar sektor.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-49
1.7 KINERJA PENATAAN RUANG KABUPATEN INDRAMAYU
1.7.1 Rencana Struktur Ruang
Dalam RTRW Kabupaten Indramayu 1994/1995, rencana struktur diuraikan dalam
bentuk Rencana Pengembangan Sistem Pusat-pusat Permukiman/Sistem Kota-kota dan
Sistem Perwilayahan, Rencana Sistem Transportasi dan Rencana Pengembangan Sarana dan
Prasarana Wilayah.
1.7.1.1 Rencana Pengembangan Sistem Pusat-pusat Permukiman/ Sistem Kota-
Kota dan Sistem Perwilayahan
Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan dalam menentukan hirarki kota-kota,
Kabupaten Indramayu terdiri dari 4 hirarki/orde kota yaitu orde I, orde II, orde III dan orde
IV. Masing-masing kota pada setiap hirarki memiliki fungsi kota atau distribusi kegiatan yang
berbeda-beda. Pembagian hirarki sistem kota tersebut adalah sebagai berikut Tabel 1.15.
Tabel 1.15
Pembagian Hirarki Kota di Kabupaten Indramayu
Hirarki/Orde Nama Kota Fungsi Kota
Hirarki I Kota Indramayu Pusat pelayanan perdagangan dan
jasa interregional
Pusat perhubungan dan komunikasi
Pusat pelayanan sosial skala
kabupaten
Pusat pendidikan tinggi
Pusat administrasi pemerintahan
Pusat permukiman
Hirarki II Kota Jatibarang Pusat pelayanan perdagangan dan
jasa interregional
Pusat perhubungan dan komunikasi
Pusat pelayanan sosial
Pusat pengembangan pariwisata
Pusat permukiman
Hirarki III Kota Karangampel Pusat pelayanan perdagangan dan
jasa SWPP
Pusat pelayanan sosial dan skala
SWPP
Pusat permukiman
Pusat perhubungan dan komunikasi
Kota Kandanghaur Pusat pelayanan perdagangan dan
jasa SWPP
Pusat pelayanan sosial dan skala
SWPP
Pusat permukiman
Pusat perhubungan dan komunikasi
Kota Haurgeulis Pusat pelayanan perdagangan dan
jasa SWPP
Pusat pelayanan sosial dan skala
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-50
Hirarki/Orde Nama Kota Fungsi Kota
SWPP
Pusat permukiman
Pusat perhubungan dan komunikasi
Hirarki IV Kota Balongan Pusat pelayanan perdagangan dan
jasa kecamatan
Pusat pelayanan sosial skala
kecamatan
Pusat kegiatan industri petrokimia
Pusat permukiman
Kota Sindang Pusat pelayanan perdagangan dan
jasa kecamatan
Pusat pelayanan sosial skala
kecamatan
Pusat permukiman
Kota Sliyeg Pusat pelayanan perdagangan dan
jasa kecamatan
Pusat pelayanan sosial skala
kecamatan
Pusat permukiman
Kota Kertasemaya Pusat pelayanan perdagangan dan
jasa kecamatan
Pusat pelayanan sosial skala
kecamatan
Pusat permukiman
Kota Widasari Pusat pelayanan perdagangan dan
jasa kecamatan
Pusat pelayanan sosial skala
kecamatan
Pusat permukiman
Kota Lohbener Pusat pelayanan perdagangan dan
jasa kecamatan
Pusat pelayanan sosial skala
kecamatan
Pusat permukiman
Kota Bangodua Pusat pelayanan perdagangan dan
jasa kecamatan
Pusat pelayanan sosial skala
kecamatan
Pusat permukiman
Kota Lelea Pusat pelayanan perdagangan dan
jasa kecamatan
Pusat pelayanan sosial skala
kecamatan
Pusat permukiman
Kota Juntinyuat Pusat pelayanan perdagangan dan
jasa kecamatan
Pusat pelayanan sosial skala
kecamatan
Pusat permukiman
Kota Krangkeng Pusat pelayanan perdagangan dan
jasa kecamatan
Pusat pelayanan sosial skala
kecamatan
Pusat permukiman
Kota Cikedung Pusat pelayanan perdagangan dan
jasa SWPP
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-51
Hirarki/Orde Nama Kota Fungsi Kota
Pusat pelayanan sosial dan skala
SWPP
Pusat permukiman
Pusat perhubungan dan komunikasi
Kota Kroya Pusat pelayanan perdagangan dan
jasa kecamatan
Pusat pelayanan sosial skala
kecamatan
Pusat permukiman
Kota Losarang Pusat pelayanan perdagangan dan
jasa kecamatan
Pusat pelayanan sosial skala
kecamatan
Pusat permukiman
Kota Gabuswetan Pusat pelayanan perdagangan dan
jasa kecamatan
Pusat pelayanan sosial skala
kecamatan
Pusat permukiman
Kota Bongas Pusat pelayanan perdagangan dan
jasa kecamatan
Pusat pelayanan sosial skala
kecamatan
Pusat permukiman
Kota Sukra Pusat pelayanan perdagangan dan
jasa kecamatan
Pusat pelayanan sosial skala
kecamatan
Pusat permukiman
Kota Anjatan Pusat pelayanan perdagangan dan
jasa kecamatan
Pusat pelayanan sosial skala
kecamatan
Pusat permukiman
Sumber : RTRW Kabupaten Indramayu 1994/1995
Di samping hirarki kota-kota, Kabupaten Indramayu telah menetapkan dalam rencana
strukturnya sistem perwilayahan, yang terdiri dari:
SWPP I Indramayu, meliputi Kecamatan Indramayu, Lohbener, Sindang, Balongan, PWK
Arahan, PWK Cantigi Wetan dengan pusatnya Indramayu.
SWPP II Karangampel, meliputi Kecamatan Karangampel, Juntinyuat, dan Krangkeng
dengan pusatnya Kota Karangampel.
SWPP III Jatibarang, meliputi Kecamatan Jatibarang, Widasari, Bangodua, Sliyeg dan
Kertasemaya dengan pusatnya Kota Jatibarang.
SWPP IV Losarang, meliputi Kecamatan Losarang, Cikedung, dan Lelea dengan pusatnya
di Kota Losarang.
SWPP V Kandanghaur, meliputi Kecamatan Kandanghaur, Gabuswetan, Bongas dan
Kroya dengan pusatnya di Kota Kandanghaur.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-52
SWPP VI Haurgeulis, meliputi Kecamatan Haurgeulis, Anjatan dan Sukra dengan
pusatnya di Kota Haurgeulis.
1.7.1.2 Rencana Transportasi
Kabupaten Indramayu telah merencanakan aspek jaringan jalan, rencana terminal
angkutan umum, jaringan kereta api dan rencana sistem angkutan laut. Hanya sistem
angkutan udara yang tidak menjadi bahasan rencana transportasi Kabupaten Indramayu.
Tabel 1.16
Rencana Transportasi Kabupaten Indramayu
Aspek Sistem Transportasi
Jalan Pembuatan jalan baru
o Jalan alternatif untuk menghindari konflik di pusat kota
Jatibarang
o Pembukaan ruas jalan Tinumpuk-Pekandangan
o Pembuatan jalan baru Kota Cikedung-Kota Gabuswetan
o Pembuatan jalan baru Kota Gabuswetan-Bongas
o Pembuatan jalan baru Kota Karangampel-Kota Sliyeg
Peningkatan kondisi jalan
o Ruas jalan Kota Bongas-Kota Kandanghaurruas jalan
Temiyang-Pejaten
o Ruas jalan untuk meningkatkan pusat SWPP Haurgeulis-
Cikedung-Jatibarang
o Ruas jalan PWK Cantigi-PWK Arahan ke jalur jalan negara
o Ruas jalan untuk meningkatkan interaksi Kota Kertasemaya
dengan Kota Karangampel dan Kota Krangkeng
Peningkatan fungsi jalan
Perbaikan kondisi jalan
Pelebaran jalan
o Ruas jalan Pamukan-batas Palimanan
o Ruas jalan Jatibarang-Karangampel
Terminal Pemindahan lokasi terminal yang berada di Pusat Kota
Indramayu dan Kota Jatibarang ke luar kawasan pusat kota
Pengembangan sub terminal di tiap kota kecamatan yang
berfungsi sebagai pusat wilayah pengembangan pembangunan
Kereta Api Pengembangan sub stasiun kereta api di Terisi dan Haurgeulis,
serta stasiun kereta api Jatibarang
Laut Pengembangan prasarana pelabuhan laut interinsuler Eretan
Pengembangan prasarana Pelabuhan Perikanan di Eretan,
Dadap dan Brondong
Pengembangan pelabuhan perminyakan Pertamina
Sumber : RTRW Kabupaten Indramayu, 1994/1995
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-53
1.7.1.3 Rencana Prasarana
Rencana aspek prasarana Kabupaten Indramayu meliputi aspek air bersih, air limbah,
drainase, persampahan, prasarana air dan irigasi.
Tabel 1.17
Rencana Prasarana Kabupaten Indramayu
Aspek Prasarana
Air Bersih Pengembangan Cabang Indramayu dengan meningkatkan
kapasitas produksi dari 70 liter/detik menjadi 245
liter/detik.
Rencana pembangunan instalasi baru Lohbener dengan
kapasitas produksi 20 liter/detik.
Pengembangan cabang Jatibarang dengan meningkatkan
kapasitas produksi dari 40 liter/detik.
Pengembangan cabang Jatibarang dengan meningkatkan
kapasitas produksi dari 40 liter/detik menjadi 60 liter/detik.
Rencana pembangunan sistem regional Kertasemaya-
Karangampel-Juntinyuat dengan kapasitas produksi 318
liter/detik.
Rencana pembangunan instalasi baru di haurgeulis dengan
kapasitas produksi 60 liter/detik.
Air Limbah Penyaluran air limbah domestik, baik di perkotaan maupun
pedesaan diarahkan pada sistem individual (jamban
keluarga/JAGA) dan komunal (MCK, jamban
bersama/JAMA, mandi kakus umum/MKU).
Untuk wilayah perkotaan diarahkan ditangani dengan cara
penyedotan, pengelolaan IPLT dan pembuangannya pada
TPA limbah.
Sistem pembuangan limbah perkotaan diarahkan
menggunakan sistem septic tank, sedangkan di pedesaan
menggunakan sistem cubluk.
Drainase perbaikan pada penyumbatan-penyumbatan saluran
drainase.
pemeliharaan saluran drainase.
peningkatan kapasitas dan perbaikan sistem.
pembangunan jaringan baru.
normalisasi saluran/kali, antara lain saluran PLP Bagian
Hilir, Kali Coblok, Kali Sojor.
arah aliran diarahkan ke sungai yang mengalir dan
bermuara di Laut Jawa antara lain Sungai Cimanuk,
Cilalakang, Pangkalan, Cipanas, Eretan, Saradan, Ciluncat,
Kali Anyar, Kali Gabus, Kali Kosta.
Pengerukan lumpur pada muara sungai yang mengalami
pendangkalan, antara lain pada muara Kali Cipanas, Kali
Saradan, Kali Pangkalan, kali Ciluncat dan kali pembuangan
lainnya.
Penggelontoran pada muara sungai yang mengalami
pendangkalan.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-54
Persampahan Setiap sistem perwilayahan direncana 1 TPA.
Prasarana air dan
Irigasi
Rencana bendungan Karet Ambatan.
Rencana bendungan Karet Kumpulkuwista.
Sumber : RTRW Kabupaten Indramayu, 1994/1995
1.7.1.4 Rencana Kawasan Andalan
Rencana kawasan andalan untuk Kabupaten Indramayu menggunakan istilah wilayah
tertentu/kawasan prioritas. Wilayah prioritas ini adalah kawasan strategis dan diprioritaskan
bagi kepentingan nasional/daerah berdasarkan pertimbangan kriteria strategis. Wilayah yang
termasuk dalam wilayah prioritas ini adalah:
a. Kawasan yang mempunyai karakteristik sebagai kawasan terbelakang.
b. Kawasan kritis yaitu kawasan pantai yang mengalami kerusakan lingkungan akibat abrasi
(erosi ombak), kawasan pertanian/sawah yang rawan banjir dan kekeringan.
c. Kawasan yang berperan menunjang kegiatan sektor-sektor ekonomi seperti:
Kota yang berfungsi sebagai pusat wilayah pengembangan pembangunan.
Kawasan pariwisata Pantai Tirtamaya-Pulau Biawak.
d. Kawasan tumbuh cepat, yaitu:
Kota Jatibarang
Kawasan Industri Balongan
Kawasan pelabuhan Eretan (Zona Industri Losarang-Kandanghaur)
e. Kawasan pertanahan dan keamanan (militer) yang berupa komplek militer maupun
komplek pelatihan yang memerlukan ruang untuk aktivitasnya, menurut Rencana
Hankam (Kodim) terdapat tiga lokasi Kawasan Hankam yaitu di bagian tengah
Kecamatan Haurgeulis dan Cikedung serta di daerah pelabuhan Eretan.
1.7.2 Rencana Pemanfaatan Ruang
Rencana pola pemanfaatan ruang Kabupaten Indramayu dapat dikelompokkan
menjadi 2 yaitu kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan lindung terdiri dari:
Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan dibawahnya, yaitu kawasan hutan
lindung.
Kawasan perlindungan setempat, yaitu sempadan pantai dan sempadan sungai.
Kawasan suaka alam dan cagar budaya, yaitu kawasan pantai berhutan bakau.
Untuk kawasan budidaya, pola guna lahan yang direncanakan terdiri dari:
Kawasan budidaya pertanian, terdiri dari hutan produksi, tanaman pangan lahan basah,
perkebunan dan perikanan darat/tambak.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-55
Kawasan budidaya non pertanian, terdiri dari permukiman, kawasan industri terbatas,
zona pengembangan industri dan peruntukan lahan industri.
Tabel 1.18
Rencana Penggunaan Lahan Kabupaten Indramayu
NO JENIS PENGGUNAAN LUAS (HA) %
A. Kawasan Lindung
1 Sempadan pantai 1.167,5 0,58
2 Sempadan sungai 9.505 4,75
3 Sempadan waduk/danau/situ 110 0,05
4 Hutan bakau 475 0,24
JUMLAH 11.257,5 5,63
B Kawasan Budidaya
a. Budidaya Pertanian
1 Hutan Produksi 13.500 6,75
2 Tanaman Pangan Lahan basah (Sawah) 118.513 59,23
3 Perkebunan 2.850 1,42
4 Perikanan Darat/tambak 6.100 3,05
JUMLAH 140.963 70,45
b. Budidaya non Pertanian
1 Permukiman 43.223,5 21,60
2 Kawasan Industri terbatas 1.000 0,50
3 Zona Pengembangan Industri 3.500 1,75
4 Peruntukan lahan Industri 155 0,08
JUMLAH 47.878,5 23,93
TOTAL 200.099 100
Sumber : RTRW Kabupaten Indramayu, 1994/1995
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Indramayu 1994/1995, maka
kinerja penataan ruang Kabupaten baik rencana struktur maupun pola ruang didasarkan atas
ketersediaan prasarana dan sarana yang mendukung seperti bandara, pelabuhan, terminal,
angkutan, dan infrastruktur yang bersifat regional seperti TPA, pasar induk, rumah sakit,
perguruan tinggi dan pengolahan limbah serta kapasitas serta kondisi dari prasarana dan
sarana yang ada.
Kinerja kinerja penataan ruang Kabupaten Indramayu dapat dilihat pada Tabel 1.19.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-56
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-57
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-58
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-59
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-60
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-61
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-62
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-63
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-64
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-65
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-66
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-67
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-68
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-69
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-70
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-71
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-72
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-73
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-74
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-75
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-76
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-77
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-78
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-79
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-80
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
I-81
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
II-1
BAB II
TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI
PENATAAN RUANG
2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG
Rencana Tata Ruang Wilayah diharapkan menjadi pedoman bagi seluruh pemangku
kepentingan dalam pelaksanaan pembangunan di berbagai sektor/bidang, serta
mengakomodasikan pembagian peran dengan kabupaten/kota dan bersifat saling
melengkapi serta selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD).
Seluruh masyarakat Kabupaten Indramayu dapat menikmati sarana dan prasarana baik
dasar maupun yang bersifat pelayanan wilayah perkotaan dan perdesaan. Penyelenggaraan
penataan ruang dilaksanakan melalui koordinasi yang mantap dan sistematis baik dalam
pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang, di semua tingkat
pemerintahan didukung dengan infrastruktur data spasial yang mutakhir.
Kemantapan daya dukung lingkungan Kabupaten Indramayu harus tetap terjaga
secara konsisten bagi pelaksanaan pembangunan berkelanjutan. Upaya untuk melestarikan
kualitas dan fungsi lingkungan agar lebih asri dan lestari tetap dilanjutkan melalui perbaikan
menerus pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta selalu mendorong
perilaku dan budaya ramah lingkungan di masyarakat, memelihara fungsi dan kualitas
infrastruktur alam, infrastruktur buatan, serta sarana dan prasarana lingkungan yang
terbangun.
Peningkatan kualitas dan kuantitas jaringan infrastruktur transportasi yang handal
dan terintegrasi, mantapnya pemenuhan kebutuhan air baku untuk berbagai keperluan,
mantapnya pengendalian banjir dan kekeringan, tersedianya jaringan irigasi yang
berkelanjutan, mantapnya pelayanan telekomunikasi, terpenuhinya kebutuhan air bersih dan
sanitasi serta terpenuhinya kebutuhan rumah bagi masyarakat diharapkan dapat diwujudkan
pada akhir tahun rencana. Hal ini dibutuhkan untuk penciptaan Kabupaten Indramayu
sebagai daerah tujuan utama investasi skala nasional dan internasional.
Penataan ruang diarahkan untuk mewujudkan penataan ruang yang berkelanjutan,
mendukung daya saing daerah, dan berkeadilan, serasi, serta mampu mewadahi
perkembangan wilayah dan aktivitas perekonomiannya dengan tetap menjaga keseimbangan
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
II-2
daya dukung dan daya tampung lingkungan. Hal tersebut diarahkan untuk mengendalikan
perkembangan kabupaten menjadi berkelanjutan melalui penerapan manajemen perkotaan
yang meliputi optimasi dan pengendalian pemanfaatan ruang serta pengamanan zona
lindung, penciptaan aktivitas ekonomi melalui penyediaan ruang-ruang investasi beserta
dukungan sistem transportasi yang efisien dan ramah lingkungan.
Dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan, tantangan dan peluang,
serta harapan penataan ruang Kabupaten Indramayu 20 tahun ke depan, maka tujuan
penataan ruang Kabupaten Indramayu 2031 adalah :
Penataan ruang di wilayah Daerah bertujuan Mewujudkan pemerataan
pembangunan terintegrasi di seluruh wilayah Daerah berbasis pertanian,
perikanan, kehutanan, serta industri
Pernyataan tersebut di atas memiliki makna :
Penataan ruang wilayah Kabupaten Indramayu dapat mewujudkan pembangunan terpadu
dan merata di seluruh wilayah Kabupaten Indramayu dengan berbasis sektor pertanian,
perikanan, kehutanan dan industri di dalam pengembangan ekonomi wilayah sesuai dengan
arahan pemanfaatan ruang yang telah ditetapkan.
Menyikapi hal tersebut di atas, maka tujuan penataan ruang Kabupaten Indramayu
tersebut hanya dapat dicapai melalui upaya membenahi dan membangun ruang Kabupaten
indramayu. Membenahi ruang dimaksudkan untuk melakukan pengendalian pemanfaatan
ruang pada kawasan dengan pertumbuhan yang telah melampaui daya dukung dan daya
tampungnya serta melakukan upaya-upaya pelestarian dan rehabilitasi terhadap pemulihan
kondisi lingkungan yang ada. Membangun ruang dimaksudkan untuk mengoptimalkan
sumber daya ruang yang ada dalam rangka meningkatkan nilai tambah sebesar-besarnya
bagi kesejahteraan masyarakat Kabupaten Indramayu dengan tetap memperhatikan kaidah
pembangunan berkelanjutan.
2.2 KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG
Kebijakan dan strategi perencanaan tata ruang disusun dalam rangka mewujudkan
rencana tata ruang ruang berkelanjutan dan operasional, serta mengakomodasi paradigma
baru dalam perencanaan. Kebijakan dan strategi perencanaan tata ruang, terdiri dari :
1. Pengendalian dan pengembangan pemanfaatan lahan pertanian.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
II-3
Kebijakan ini bertujuan untuk mengendalikan dan mengembangkan pemanfaatan lahan
pertanian sesuai dengan kaidah penataan ruang.
Strategi :
a. Mengendalikan alih fungsi lahan pertanian.
b. Mengembangkan produktivitas pertanian.
c. Meningkatkan sarana dan prasarana pendukung kegiatan pertanian.
d. Mengembangkan irigasi pertanian.
e. Mengoptimalkan kawasan pertanian lahan basah.
f. Mengoptimalkan kawasan pertanian lahan kering.
g. Menetapkan kawasan lahan pertanian pangan berkelanjutan.
h. Mengembangkan kawasan pusat pengembangan agropolitan.
2. Pengoptimalan produktivitas kawasan peruntukan perikanan.
Kebijakan ini bertujuan untuk mengoptimalkan produktivitas kawasan peruntukan
perikanaan sehingga menjadi lebih berdaya guna dan berhasil guna.
Strategi :
a. Mengembangkan perikanan tangkap dan budidaya.
b. Mengoptimalkan produktivitas kawasan peruntukan perikanan.
c. Mengembangkan minapolitan.
d. Mengembangkan industri pengolahan hasil perikanan
3. Pengelolaan dan pemanfaatan potensi hutan.
Kebijakan ini bertujuan untuk merinci arahan pengelolaan dan pemanfaatan potensi
hutan.
Strategi :
a. Mengelola potensi sumber daya hutan.
b. Meningkatkan produksi mutu dan tanaman perkebunan.
c. Memanfaatkan potensi tanah terlantar dan lahan kritis.
4. Pengembangan kawasan industri.
Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan daya tarik investasi.
Strategi :
a. Mengembangkan kawasan peruntukkan industri.
b. Mengembangkan industri kecil dan menengah.
c. Mengembangkan pusat promosi dan pemasaran hasil industri kecil dan menengah.
5. Pengembangan kawasan pariwisata terpadu berbasis potensi alam.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
II-4
Kebijakan ini bertujuan untuk mengembangkan kawasan peruntukkan pariwisata.
Strategi :
a. Mengembangkan obyek wisata unggulan.
b. Mengembangkan zona wisata terpadu di bagian utara wilayah kabupaten.
c. Mengembangkan sarana dan prasarana penunjang kepariwisataan.
6. Pengembangan usaha pertambangan mineral, minyak dan gas bumi.
Kebijakan ini bertujuan mengoptimalkan, menata, dan mengendalikan usaha
pertambangan mineral, minyak dan gas bumi.
Strategi :
a. Mengoptimalkan usaha pertambangan mineral, minyak dan gas bumi.
b. Menata dan mengendalikan usaha pertambangan mineral, minyak dan gas bumi.
7. Pengembangan kawasan permukiman.
Kebijakan ini bertujuan menyediakan sarana dan prasarana permukiman, meningkatkan
kualitas, menata kawasan, serta mengendalikan pertumbuhannya.
Strategi :
a. Menjamin ketersediaan sarana dan prasarana permukiman.
b. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana permukiman.
c. Menata kawasan permukiman.
d. Mengendalikan pertumbuhan permukiman.
8. Pengembangan pusat-pusat pelayanan.
Kebijakan ini bertujuan membentuk pusat kegiatan yang terintegrasi dan berhirarki
serta meningkatkan interaksi yang sinergis antara pusat kegiatan perkotaan dan
perdesaan.
Strategi :
a. Membentuk pusat kegiatan yang terintegrasi dan berhirarki.
b. Meningkatkan interaksi antara pusat kegiatan perdesaan dan perkotaan secara
sinergis menjamin ketersediaan sarana dan prasarana permukiman.
9. Pengembangan sistem jaringan prasarana wilayah.
Kebijakan ini bertujuan mengembangkan sistem jaringan prasarana wilayah.
Strategi :
a. Mengembangkan prioritas jaringan sarana dan prasarana wilayah dalam mendukung
kegiatan pertanian, perikanan, kehutanan dan industri.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
II-5
b. Mengembangkan dan memantapkan jaringan jalan dalam mendukung sistem
perkotaan, mendorong pertumbuhan dan pemerataan wilayah.
c. Mengembangkan infrastruktur pendukung pertumbuhan wilayah.
d. Mengoptimalkan dan mengembangkan jaringan kereta api.
e. Meningkatkan jangkauan pelayanan dan mutu sistem jaringan telekomunikasi.
f. Meningkatkan sistim dan optimalisasi sistem jaringan sumber daya air.
g. Mengembangkan pelayanan prasarana energi.
h. Mengembangkan prasarana pengelolaan lingkungan.
i. Menetapkan jalur evakuasi kawasan rawan bencana.
10. Pengendalian dan pelestarian kawasan lindung
Kebijakan ini bertujuan mengendalikan dan dan melestarikan kawasan lindung.
Strategi :
a. Memulihkan fungsi lindung.
b. Mencegah perkembangan kegiatan budidaya di kawasan lindung.
c. Meningkatkan kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan swasta dalam
pengelolaan kawasan.
d. Menghindari kawasan yang rawan bencana sebagai kawasan terbangun.
11. Pengembangan kawasan strategis sesuai kepentingan fungsi daya dukung lingkungan.
Kebijakan ini bertujuan mengembangkan kawasan strategis sesuai dengan fungsi daya
dukung lingkungannya.
Strategi :
a. Meningkatkan kegiatan yang mendorong pengembalian fungsi lindung.
b. Menjaga kawasan lindung dari kegiatan budidaya.
c. Mempertahankan luasan kawasan lindung.
d. Meningkatkan keanekaragaman hayati kawasan lindung.
e. Mengembangkan ruang terbuka hijau pada kawasan perlindungan setempat dan
ruang evakuasi bencana alam.
12. Pengembangan kawasan strategis sesuai kepentingan pertumbuhan ekonomi
Kebijakan ini bertujuan mengembangkan kawasan strategis sesuai dengan kepentingan
pertumbuhan ekonominya.
Strategi :
a. Mengembangkan kegiatan ekonomi skala besar.
b. Menyediakan prasarana dan sarana penunjang kegiatan ekonomi.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
II-6
c. Menetapkan hierarki simpul-simpul pertumbuhan ekonomi wilayah.
d. Mengembangkan kerjasama dalam penyediaan tanah.
e. Memanfaatkan potensi tanah terlantar dan lahan kritis.
13. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara
Kebijakan ini bertujuan meningkatkan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan
negara.
Strategi :
a. Mendukung penetapan kawasan strategis nasional dengan fungsi khusus Pertahanan
dan Keamanan.
b. Mengembangkan kegiatan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan
strategis nasional untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan.
c. Mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun di
sekitar kawasan strategis nasional yang mempunyai fungsi khusus pertahanan dan
keamanan.
d. Turut serta menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan dan keamanan.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
III-1
BAB III
RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN
Rencana struktur ruang wilayah kabupaten merupakan kerangka tata ruang wilayah
kabupaten yang tersusun atas konstelasi pusat-pusat kegiatan yang berhierarki satu sama
lain yang dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten terutama jaringan
transportasi.
Rencana struktur ruang wilayah kabupaten dapat dilihat pada gambar 3.1.
3.1 SISTEM PUSAT KEGIATAN
Pusat kegiatan di wilayah kabupaten merupakan simpul pelayanan sosial, budaya,
ekonomi, dan/atau administrasi masyarakat di wilayah kabupaten, yang terdiri atas:
a. PKN yang berada di wilayah kabupaten.
b. PKW yang berada di wilayah kabupaten.
c. PKL yang berada di wilayah kabupaten.
d. PKSN yang berada di wilayah kabupaten.
e. Pusat-pusat lain di dalam wilayah kabupaten yang wewenang penentuannya ada pada
pemerintah daerah kabupaten, yaitu:
1) Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) merupakan kawasan perkotaan yang berfungsi untuk
melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa.
2) Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) merupakan pusat permukiman yang berfungsi
untuk melayani kegiatan skala antar desa.
Sistem pusat kegiatan ini terdiri atas sistem perkotaan dan sistem perdesaan.
3.1.1 Sistem Perkotaan
Kawasan perkotaan, karena jenis kegiatan, intensitas kegiatan serta tingginya
kepadatan penduduknya, membutuhkan daerah yang memiliki daya dukung lingkungan yang
memadai, tidak membutuhkan biaya tinggi untuk pemanfaatannya serta aman. Di sisi lain
pengembangan perkotaan juga harus memperhatikan kelestarian lingkungan. Kedua hal
tersebut pada dasarnya merupakan prinsip dasar dalam konsep pembangunan
berkelanjutan. Pembangunan Kabupaten Indramayu ke depan diharapkan dapat menjamin
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
III-2
keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup
generasi masa kini dan generasi masa depan.
Sistem perkotaan adalah kerangka tata ruang yang tersusun atas konstelasi pusat-
pusat kegiatan sosial, ekonomi dan budaya yang satu sama lain saling berkaitan membentuk
sistem pelayanan perkotaan secara berjenjang. Sistem perkotaan di kabupaten Indramayu
terdiri atas :
1. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW).
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) maksudnya pusat pelayanan yang dipandang dari posisi
pelayanan wilayah dalam lingkup regional dan nasional. Perkotaan Indramayu ditetapkan
sebagai PKW di Provinsi Jawa Barat.
PKW Indramayu meliputi : Kelurahan Paoman, Kelurahan Margadadi, Kelurahan
Lemahabang, Kelurahan Lemahmekar, Kelurahan Karanganyar, Kelurahan
Karangmalang, Kelurahan Kepandean, Kelurahan Bojongsari, Desa Pekandangan, Desa
Singaraja, Desa Singajaya, Desa Sindang, Desa Dermayu, Desa Penganjang, Desa
Tegalurung, dan Desa Balongan dengan wilayah layanan seluruh kabupaten.
2. Pusat Kegiatan Lokal (PKL).
Pusat Kegiatan Lokal (PKL) maksudnya pusat pelayanan yang melayani dalam lingkup
beberapa kecamatan dalam kabupaten. PKL di Kabupaten Indramayu meliputi :
a. PKL Jatibarang.
PKL Jatibarang berupa kawasan perkotaan Jatibarang yang mencakup Desa
Jatibarang Baru, Desa Jatibarang dan Desa Bulak dengan wilayah layanan Kecamatan
Jatibarang, Kecamatan Sliyeg, Kecamatan Kertasemaya, Kecamatan Widasari, Desa
Cadangpinggan Kecamatan Sukagumiwang dan sebagian Kecamatan Lohbener yang
terdiri dari Desa Rambatan Kulon, Desa Sindangkerta, Desa Pamayahan, Desa
Lohbener, Desa Legok, Desa Waru dan Desa Bojongslawi.
b. PKL Losarang.
PKL Losarang berupa kawasan perkotaan Losarang yang mencakup Desa Jangga,
Desa Puntang, Desa Krimun dan Desa Losarang dengan wilayah layanan Kecamatan
Losarang, Kecamatan Arahan, sebagian Kecamatan Lelea meliputi Desa Cempeh,
Desa Lelea, Desa Tamansari, Desa Panguban, Desa Telagasari dan Desa Langengsari,
sebagian Kecamatan Lohbener yang terdiri dari Desa Kiajaran Kulon, Kiajaran Wetan,
Desa Langut, Desa Larangan dan Desa Lanjan.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
III-3
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
III-4
c. PKL Haurgeulis.
PKL Haurgeulis berupa kawasan perkotaan Haurgeulis yang mencakup Desa
Haurgeulis, Desa Cipancuh, Desa Sukajati, Desa Wanakaya, Desa Kertanegara, Desa
Mekarjati dan Desa Karangtumaritis dengan wilayah layanan Kecamatan Haurgeulis,
sebagian Kecamatan Anjatan yang terdiri dari Desa Bugis, Desa Lempuyang, Desa
Mangunjaya, Desa Salamdarma, Desa Bugistua, Desa Kedungwung dan Desa
Wanguk, sebagian Kecamatan Bongas yang terdiri dari Desa Cipaat, Desa Bongas,
Desa Sidamulya, dan Desa Cipedang, serta sebagian Kecamatan Kroya yang terdiri
dari Desa Jayamulya, Desa Sukamelang, Desa Temiyang dan Desa Temiyangsari.
d. PKL Karangampel.
PKL Karangampel berupa kawasan perkotaan Karangampel yang mencakup Desa
Karangampel, Desa Sendang, Desa Karangampel Kidul, Desa Mundu, Desa
Dukuhjeruk dan Desa Dukuhtengah dengan wilayah layanan Kecamatan
Karangampel, Kecamatan Juntinyuat, Kecamatan Krangkeng dan Kecamatan
Kedokanbunder.
e. PKL Patrol.
PKL Patrol berupa kawasan perkotaan Patrol yang mencakup Desa Patrol, Desa Patrol
Lor dan Desa Patrol Baru dengan wilayah layanan Kecamatan Patrol, Kecamatan
Sukra, dan sebagian Kecamatan Anjatan meliputi Desa Cilandak Lor, Desa Anjatan
Utara, Desa Cilandak, Desa Anjatan, Desa Anjatan Baru dan Desa Kopyah.
f. PKL Kandanghaur.
PKL Kandanghaur berupa kawasan perkotaan Kandanghaur yang mencakup Desa
Eretan Wetan, Desa Eretan Kulon, Desa Bulak dan Desa Pareangirang dengan
wilayah layanan Kecamatan Kandanghaur, sebagian Kecamatan Gabuswetan meliputi
Desa Babakanjaya, Desa Kedungdawa, Desa Gabuskulon, Desa Sekarmulya, Desa
Rancamulya, Desa Rancahan, Desa Gabuswetan, Desa Drunten Wetan dan Desa
Drunten Kulon, sebagian Kecamatan Bongas meliputi Desa Plawangan, Desa
Kertamulya, Desa Kertajaya dan Desa Margamulya.
g. PKL Gantar.
PKL Gantar berupa kawasan perkotaan Gantar yang mencakup Desa Gantar dengan
wilayah layanan Kecamatan Gantar, sebagian Kecamatan Kroya meliputi Desa Kroya,
Desa Tanjungkerta, Desa Sukaslamet dan Desa Sumbon.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
III-5
3. Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp).
Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) maksudnya pusat pelayanan yang dipromosikan
untuk kemudian hari ditetapkan sebagai PKL. PKLp di Kabupaten Indramayu meliputi :
a. PKLp Tukdana.
PKLp Tukdana berupa kawasan perkotaan Tukdana yang mencakup Desa Tukdana
dan Desa Lajer dengan wilayah layanan Kecamatan Tukdana, Kecamatan Bangodua
dan sebagian Kecamatan Sukagumiwang meliputi Desa Cibeber, Desa Gunungsari
dan Desa Sukagumiwang.
b. PKLp Terisi.
PKLp Terisi berupa kawasan perkotaan Terisi yang mencakup Desa Rajasinga, Desa
Karangasem dan Desa Cibereng dengan wilayah layanan Kecamatan Terisi,
Kecamatan Cikedung, Desa Kedokangabus Kecamatan Gabuswetan dan sebagian
kecamatan Lelea meliputi Desa Tugu, Desa Tugulpayung, Desa Tempel Kulon dan
Desa Nunuk.
4. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK).
Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) maksudnya kawasan pusat pelayanan perkotaan yang
melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa. PPK di Kabupaten Indramayu
meliputi :
a. PPK Anjatan berupa kawasan perkotaan Anjatan yang mencakup Desa Anjatan Utara,
Desa Bugis, Desa Anjatan, Desa Anjatan Baru, Desa Mangunjaya, Desa Salamdarma
dan Desa Bugistua dengan wilayah layanan Kecamatan Anjatan.
b. PPK Widasari berupa kawasan perkotaan Widasari yang mencakup Desa Ujungjaya,
Desa Ujunggaris, Desa Widasari dan Desa Kongsijaya dengan wilayah layanan
Kecamatan Widasari.
c. PPK Sukra berupa kawasan perkotaan Sukra yang mencakup Desa Sukra dan Desa
Sukra Wetan dengan wilayah layanan di Kecamatan Sukra.
d. PPK Arahan berupa kawasan perkotaan Arahan yang mencakup Desa Arahan Lor
dengan wilayah layanan Kecamatan Arahan.
e. PPK Cantigi berupa kawasan perkotaan Cantigi yang mencakup Desa Panyingkiran
kidul dengan wilayah layanan Kecamatan Cantigi.
f. PPK Pasekan berupa kawasan perkotaan Pasekan yang mencakup Desa Pasekan
dengan wilayah layanan Kecamatan Pasekan.
g. PPK Kedokanbunder berupa kawasan perkotaan Kedokanbunder yang mencakup
Desa Kedokanbunder dengan wilayah layanan Kecamatan Kedokanbunder.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
III-6
h. PPK Sliyeg berupa kawasan perkotaan Sliyeg yang mencakup Desa Sliyeg dengan
wilayah layanan Kecamatan Sliyeg.
i. PPK Bangodua berupa kawasan perkotaan Bangodua yang mencakup Desa
Tegalgirang dengan wilayah layanan kecamatan Bangodua.
j. PPK Sukagumiwang berupa kawasan perkotaan Sukagumiwang yang mencakup Desa
Sukagumiwang dengan wilayah layanan Kecamatan Sukagumiwang.
k. PPK Lelea berupa kawasan perkotaan Lelea yang mencakup Desa Tamansari dan
Desa Lelea dengan wilayah layanan Kecamatan Lelea.
l. PPK Cikedung berupa kawasan perkotaan Cikedung yang mencakup Desa Cikedung
Lor dengan wilayah layanan Kecamatan Cikedung.
m. PPK Gabuswetan berupa kawasan perkotaan Gabuswetan yang mencakup Desa
Gabuswetan dengan wilayah layanan Kecamatan Gabuswetan.
n. PPK Kroya berupa kawasan perkotaan Kroya yang mencakup Desa Kroya dengan
wilayah layanan Kecamatan Kroya.
o. PPK Bongas berupa kawasan perkotaan Bongas yang mencakup Desa Margamulya
dengan wilayah layanan Kecamatan Bongas.
p. PPK Juntinyuat berupa kawasan perkotaan Juntinyuat yang mencakup Desa
Juntinyuat dengan wilayah layanan Kecamatan Juntinyuat.
q. PPK Krangkeng berupa kawasan perkotaan Krangkeng yang mencakup Desa
Krangkeng dengan wilayah layanan Kecamatan Krangkeng.
r. PPK Lohbener berupa kawasan perkotaan Lohbener yang mencakup Desa Lohbener
dan Desa Pamayahan dengan wilayah layanan Kecamatan Lohbener.
s. PPK Kertasemaya berupa kawasan perkotaan Kertasemaya yang mencakup Desa
Tulungagung dan Desa Kertasemaya dengan wilayah layanan Kecamatan
Kertasemaya.
Sistem perkotaan di Kabupaten Indramayu dapat dilihat tabel 3.1.
Tabel 3.1
Sistem Perkotaan Kabupaten Indramayu
No. Kecamatan PKW PKL PKLp PPK
1 Indramayu Indramayu
2 Sindang
3 Balongan
4 Cantigi Cantigi
5 Arahan Arahan
6 Pasekan Pasekan
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
III-7
No. Kecamatan PKW PKL PKLp PPK
7 Jatibarang Jatibarang
8 Widasari Widasari
9 Bangodua Bangodua
10 Tukdana Tukdana
11 Sliyeg Sliyeg
12 Kedokanbunder Kedokanbunder
13 Juntinyuat Juntinyuat
14 Karangampel Karangampel
15 Krangkeng Krangkeng
16 Lohbener Lohbener
17 Losarang Losarang
18 Lelea Lelea
19 Cikedung Cikedung
20 Terisi Terisi
21 Kroya Kroya
22 Kandanghaur Kandanghaur
23 Gabuswetan Gabuswetan
24 Bongas Bongas
25 Patrol Patrol
26 Anjatan Anjatan
27 Haurgeulis Haurgeulis
28 Gantar Gantar
29 Sukra Sukra
30 Kertasemaya Kertasemaya
31 Sukagumiwang Sukagumiwang
Sumber : RTRWN, RTRWP Jawa Barat, dan hasil analisis tahun 2010
3.1.2 Sistem Perdesaan
Sistem perdesaan di Kabupaten Indramayu berupa Pusat Pelayanan Lingkungan
(PPL) yang meliputi pusat-pusat permukiman di berbagai desa. Pusat Pelayanan Lingkungan
(PPL) maksudnya pusat pelayanan yang hanya melayani lingkup desa. PPL di Kabupaten
Indramayu meliputi :
a. Pusat permukiman Desa Sanca berada di Kecamatan Gantar.
b. Pusat permukiman Desa Sukaslamet berada di Kecamatan Kroya.
c. Pusat permukiman Desa Jayamulya berada di Kecamatan Kroya.
d. Pusat permukiman Desa Babakanjaya berada di Kecamatan Gabuswetan.
e. Pusat permukiman Desa Kedokangabus berada di Kecamatan Gabuswetan.
f. Pusat permukiman Desa Loyang berada di Kecamatan Cikedung.
g. Pusat permukiman Desa Karangasem berada di Kecamatan Terisi.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
III-8
h. Pusat permukiman Desa Manggungan berada di Kecamatan Terisi.
i. Pusat permukiman Desa Telagasari berada di Kecamatan Lelea.
j. Pusat permukiman Desa Tempel Kulon berada di Kecamatan Lelea.
k. Pusat permukiman Desa Wanasari berada di Kecamatan Bangodua.
l. Pusat permukiman Desa Tenajar berada di Kecamatan Kertasemaya.
m. Pusat permukiman Desa Bondan berada di Kecamatan Sukagumiwang.
n. Pusat permukiman Desa Singakerta berada di Kecamatan Krangkeng.
o. Pusat permukiman Desa Kapringan berada di Kecamatan Krangkeng.
p. Pusat permukiman Desa Dukuhjati berada di Kecamatan Krangkeng.
q. Pusat permukiman Desa Kedokanbunder Wetan berada di Kecamatan Kedokanbunder.
r. Pusat permukiman Desa Segeran berada di Kecamatan Juntinyuat.
s. Pusat permukiman Desa Dadap berada di Kecamatan Juntinyuat.
t. Pusat permukiman Desa Tugu berada di Kecamatan Sliyeg.
u. Pusat permukiman Desa Lobener berada di Kecamatan Jatibarang.
v. Pusat permukiman Desa Panyingkiran Lor berada di Kecamatan Cantigi.
w. Pusat permukiman Desa Karanganyar berada di Kecamatan Pasekan.
x. Pusat permukiman Desa Kiajaran Kulon berada di Kecamatan Lohbener.
y. Pusat permukiman Desa Cidempet berada di Kecamatan Arahan.
z. Pusat permukiman Desa Jumbleng berada di Kecamatan Losarang.
aa. Pusat permukiman Desa Wirakanan berada di Kecamatan Kandanghaur.
bb. Pusat permukiman Desa Kertamulya berada di Kecamatan Bongas.
cc. Pusat permukiman Desa Cipedang berada di Kecamatan Bongas.
dd. Pusat permukiman Desa Kedungwungu berada di Kecamatan Anjatan.
ee. Pusat permukiman Desa Sumuradem berada di Kecamatan Sukra.
ff. Pusat permukiman Desa Bugel berada di Kecamatan Patrol.
Sistem perdesaan di Kabupaten Indramayu dapat dilihat tabel 3.2.
Tabel 3.2
Sistem Perdesaan Kabupaten Indramayu
No. Kecamatan Pusat Permukiman Desa
1. Pasekan Karanganyar
2. Cantigi Panyingkiran Lor
3. Arahan Cidempet
4. Jatibarang Lobener
5. Bangodua Wanasari
6. Sliyeg Tugu
7. Kedokanbunder Kedokanbunder Wetan
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
III-9
No. Kecamatan Pusat Permukiman Desa
8. Juntinyuat
Segeran
Dadap
9. Krangkeng
Singakerta
Kapringan
Dukuhjati
10. Lohbener Kiajaran Kulon
11. Losarang Jumbleng
12. Lelea
Telagasari
Tempelkulon
13. Cikedung Loyang
14. Terisi
Karangasem
Manggungan
15. Kroya
Sukaslamet
Jayamulya
16. Kandanghaur Wirakanan
17. Gabuswetan
Babakanjaya
Kedokangabus
18. Bongas
Kertamulya
Cipedang
19. Patrol Bugel
20. Anjatan Kedungwungu
21. Gantar Sanca
22. Sukra Sumuradem
23. Kertasemaya Tenajar
24. Sukagumiwang Bondan
Sumber : Hasil Analisis tahun 2010
3.2 SISTEM JARINGAN PRASARANA WILAYAH KABUPATEN
Sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten merupakan elemen yang
menghubungkan antar pusat kegiatan yang terdiri dari sistem prasarana transportasi, energi,
telekomunikasi, dan sumberdaya air yang mengintegrasikannya dan memberikan layanan
bagi fungsi kegiatan yang ada di wilayah kabupaten. Sistem jaringan prasarana wilayah
kabupaten terdiri atas :
1. Sistem jaringan prasarana utama.
Sistem jaringan prasarana utama adalah sistem jaringan yang merupakan pokok
pembentuk struktur ruang yang terdiri dari jaringan transportasi darat, laut dan udara.
2. Sistem jaringan prasarana lainnya.
Sistem jaringan prasarana lainnya adalah sistem jaringan yang terdiri dari sistem jaringan
energi, telekomunikasi, sumberdaya air, dan prasarana wilayah lainnya.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
III-10
3.2.1 Sistem Jaringan Prasarana Utama
Sistem jaringan prasarana utama di Kabupaten Indramayu terdiri atas : sistem
jaringan transportasi darat, sistem jaringan perkeretaapian, dan sistem jaringan transportasi
laut. Sistem jaringan prasarana utama dapat dilihat pada gambar 3.2.
A. Sistem Jaringan Transportasi Darat
Sistem jaringan transportasi darat berupa jaringan lalu lintas dan angkutan jalan
yang terdiri atas sistem jaringan jalan, jaringan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan, dan
jaringan pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan.
Sistem jaringan jalan terbagi menjadi sistem jaringan jalan primer dan sistem
jaringan jalan sekunder. Sistem jaringan jalan primer merupakan sistem jaringan jalan
dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah
di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud
pusat-pusat kegiatan. Sistem jaringan jalan sekunder merupakan sistem jaringan jalan
dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan
perkotaan.
Rencana pengembangan jaringan jalan dapat dilihat pada tabel 3.3.
Tabel 3.3
Rencana Pengembangan Jaringan Jalan
NO.
KLASIFIKASI
FUNGSI/STATUS JALAN
NAMA RUAS JALAN
1. Arteri primer, status Nasional 1. Ruas Sewo Lohbener;
2. Ruas Lohbener Jatibarang;
3. Ruas Jatibarang Langut; dan
4. Ruas Jatibarang Cadangpinggan (batas
Indramayu-Cirebon).
2. Kolektor primer (1), status
Nasional
1. Ruas Lohbener Batas Kota Indramayu;
2. Jalan Soekarno-Hatta;
3. Jalan Mulia Asri;
4. Ruas Lingkar Indramayu Karangampel; dan
5. Ruas Karangampel Singakerta (batas
Indramayu-Cirebon).
3. Kolektor primer (2), status
Provinsi
1. Ruas Jalan Jenderal Ahmad Yani (dalam
Perkotaan Jatibarang);
2. Ruas Jalan Mayor Dasuki (dalam Perkotaan
Jatibarang);
3. Ruas Jalan Siliwangi (dalam Perkotaan
Jatibarang);
4. Ruas Jalan Letnan Joni (dalam Perkotaan
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
III-11
NO.
KLASIFIKASI
FUNGSI/STATUS JALAN
NAMA RUAS JALAN
Jatibarang);
5. Ruas Jalan Karangampel Jatibarang;
6. Ruas Jalan Bodas (batas Majalengka) -
Widasari (Jatibarang);
7. Ruas Jalan Cijelag Cikamurang; dan
8. Ruas Jalan Bantarwaru - Cikamurang (batas
Sumedang-Indramayu).
4. Kolektor primer (3), status
Provinsi
Jalan Jangga Cikamurang.
5. Kolektor sekunder (1) dalam
Perkotaan Indramayu, status
Kabupaten
1. Ruas Jalan Letjend. MT. Haryono;
2. Ruas Jalan Letjend. S. Parman;
3. Ruas Jalan R.A Kartini;
4. Ruas Jalan Jend. Sudirman;
5. Ruas Jalan Ir. H. Djuanda;
6. Ruas Jalan Letjend. Suprapto;
7. Ruas Jalan Jend. A. Yani; dan
8. Ruas Jalan Jend. Gatot Subroto.
6. Kolektor sekunder (2) dalam
Perkotaan Indramayu, status
Kabupaten
1. Ruas Jalan Pahlawan; dan
2. Ruas Jalan Laksamana Yos Sudarso.
7. Kolektor sekunder (3) dalam
Perkotaan Indramayu, status
Kabupaten
Jalan Oto Iskandardinata.
8. Lokal sekunder (1) dalam
Perkotaan Indramayu, status
Kabupaten
1. Ruas Jalan R.E Martadinata;
2. Ruas Jalan Veteran;
3. Ruas Jalan Tanjung Pura;
4. Ruas Jalan Kapten Arya;
5. Ruas Jalan Letnan Purbadi;
6. Ruas Jalan Pasarean;
7. Ruas Jalan Pendidikan;
8. Ruas Jalan Golf;
9. Ruas Jalan Mayjend. Sutojo;
10. Ruas Jalan Mayor Sastra Atmaja;
11. Ruas Jalan Kapten Piere Tendean;
12. Ruas Jalan Wiralodra;
13. Ruas Jalan Letnan Wargana;
14. Ruas Jalan Lemahabang;
15. Ruas Jalan Tembaga Raya;
16. Ruas Jalan Pembangunan;
17. Ruas Jalan Kerukunan;
18. Ruas Jalan Siapem I;
19. Ruas Jalan Siapem II;
20. Ruas Jalan Siapem III;
21. Ruas Jalan Sudibyo;
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
III-12
NO.
KLASIFIKASI
FUNGSI/STATUS JALAN
NAMA RUAS JALAN
22. Ruas Jalan Kopral Dali;
23. Ruas Jalan Tridaya I;
24. Ruas Jalan Tridaya II;
25. Ruas Jalan Tridaya III;
26. Ruas Jalan Pasar Baru;
27. Ruas Jalan Istiqomah;
28. Ruas Jalan Pahlawan I;
29. Ruas Jalan Pahlawan II;
30. Ruas Jalan Pahlawan III;
31. Ruas Jalan Pahlawan IV;
32. Ruas Jalan Karya;
33. Ruas Jalan Letnan Sutejo;
34. Ruas Jalan Letnan Sutejo I;
35. Ruas Jalan Telepon;
36. Ruas Jalan Karangsawah I;
37. Ruas Jalan Karangsawah II;
38. Ruas Jalan Sasak Kembar;
39. Ruas Jalan Kirancang;
40. Ruas Jalan Anggasara;
41. Ruas Jalan Ki Gendis;
42. Ruas Jalan Sidomukti;
43. Ruas Jalan Sidamulya;
44. Ruas Jalan Sidoasri;
45. Ruas Jalan Stasiun;
46. Ruas Jalan Poaman Utara;
47. Ruas Jalan Kopral Yahya;
48. Ruas Jalan Paoman Asri Raya;
49. Ruas Jalan Kalen Yamin;
50. Ruas Jalan Rasamala;
51. Ruas Jalan Gardu;
52. Ruas Jalan Cimanuk Timur;
53. Ruas Jalan Islamic Centre;
54. Ruas Jalan Cimanuk Barat;
55. Ruas Jalan Murah Nara;
56. Ruas Jalan Singalodra;
57. Ruas Jalan Endang Darma Ayu;
58. Ruas Jalan P. Dharma Kusuma;
59. Ruas Jalan KH. Agus Salim;
60. Ruas Jalan Manunggal;
61. Ruas Jalan KH. Ahmad Dahlan;
62. Ruas Jalan Nyi Resik;
63. Ruas Jalan Marngali;
64. Ruas Jalan Rumah Sakit;
65. Ruas Jalan Sindang Citra Raya;
66. Ruas Jalan Babar Layar;
67. Ruas Jalan Sampurna;
68. Ruas Jalan Bojongsari;
69. Ruas Jalan Pepabri Utama;
70. Ruas Jalan Griya Ayu Utama;
71. Ruas Jalan Griya Asri Utama I;
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
III-13
NO.
KLASIFIKASI
FUNGSI/STATUS JALAN
NAMA RUAS JALAN
72. Ruas Jalan Griya Asri Utama II;
73. Ruas Jalan Bumi Mekar Raya;
74. Ruas Jalan Cinde Raya Utama;
75. Ruas Jalan Citra Dharma Ayu Raya;
76. Ruas Jalan Pabean Kencana Raya;
77. Ruas Jalan Pabean;
78. Ruas Jalan Wirapermoda;
79. Ruas Jalan Jaka Mukamad;
80. Ruas Jalan Radio;
81. Ruas Jalan Pekandangan Jaya;
82. Ruas Jalan Sutajaya;
83. Ruas Jalan Pasar Lama;
84. Ruas Jalan Prajagumiwang; dan
85. Ruas Jalan Tanggul Terusan.
9. Lokal sekunder (2) dalam
Perkotaan Indramayu, status
Kabupaten
1. Ruas Jalan Ir. Sutami;
2. Ruas Jalan Siliwangi; dan
3. Ruas Jalan Bima Basuki.
10. Lokal sekunder (3) dalam
Perkotaan Indramayu, status
Kabupaten
1. Ruas Jalan Tentara Pelajar;
2. Ruas Jalan Tambak Raya;
3. Ruas Jalan Cimanuk;
4. Ruas Jalan Letjend. D.I Panjaitan;
5. Ruas Jalan Perjuangan;
6. Ruas Jalan Olahraga; dan
7. Ruas Jalan Mayor Dasuki.
11. Lokal sekunder (1) dalam
Perkotaan Jatibarang, status
Kabupaten
1. Ruas Jalan Mayor Sangun;
2. Ruas Jalan Jukri;
3. Ruas Jalan Sindupraja;
4. Ruas Jalan Kebulen;
5. Ruas Jalan Ampera;
6. Ruas Jalan Jatibarang Indah Raya;
7. Ruas Jalan Suci;
8. Ruas Jalan Pendowo;
9. Ruas Jalan Dariah;
10. Ruas Jalan Kulit;
11. Ruas Jalan PDAM; dan
12. Ruas Jalan Tanggul Kali Sojar.
12. Lokal sekunder (3) dalam
Perkotaan Jatibarang, status
Kabupaten
1. Ruas Jalan Serma Jubaedi;
2. Ruas Jalan Klasi Daim;
3. Ruas Jalan Praka Aan; dan
4. Ruas Jalan Sojar.
13. Lokal sekunder (1) dalam
Perkotaan Haurgeulis, status
Kabupaten
1. Ruas Jalan Siliwangi Dalam;
2. Ruas Jalan Terusan KH. A. Dahlan;
3. Ruas Jalan Manggungan;
4. Ruas Jalan KH. Dewantara;
5. Ruas Jalan Sukajadi;
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
III-14
NO.
KLASIFIKASI
FUNGSI/STATUS JALAN
NAMA RUAS JALAN
6. Ruas Jalan Cipancuh Kertanegara; dan
7. Ruas Jalan Sumur Bandung.
14. Lokal sekunder (3) dalam
Perkotaan Haurgeulis, status
Kabupaten
1. Ruas Jalan KH. Ahmad Dahlan;
2. Ruas Jalan Alun-alun Barat;
3. Ruas Jalan Alun-alun Selatan;
4. Ruas Jalan Kauman Raya;
5. Ruas Jalan KH. Agus Salim;
6. Ruas Jalan Panggoro;
7. Ruas Jalan Lengkeng;
8. Ruas Jalan Kehutanan; dan
9. Ruas Jalan Pemuda.
15. Kolektor primer (4) luar
Perkotaan Indramayu, status
Kabupaten
1. Ruas Jalan Patrol Haurgeulis;
2. Ruas Jalan Haurgeulis Karangtumaritis;
3. Ruas Jalan Haurgeulis Bantarwaru;
4. Ruas Jalan Sanca Pasirangin;
5. Ruas Jalan Tulungagung Ciranggong; dan
6. Ruas Jalan Bondan Kedungdongkal.
16. Lokal primer (1) luar Perkotaan
Indramayu, status Kabupaten
1. Ruas Jalan Kopyah Bugis;
2. Ruas Jalan Bugis Salamdarma;
3. Ruas Jalan Sukra Bugis;
4. Ruas Jalan Bugis Wanguk;
5. Ruas Jalan Haurgeulis Gantar;
6. Ruas Jalan Gantar Bantarhuni;
7. Ruas Jalan Gabuskulon Wanguk;
8. Ruas Jalan Babakan Dampyang Gantar;
9. Ruas Jalan Plawangan Lempuyang;
10. Ruas Jalan Kroya Sukaslamet;
11. Ruas Jalan Sukaslamet Gantar;
12. Ruas Jalan Anjatan Cilandak;
13. Ruas Jalan Cipancuh Jayamulya;
14. Ruas Jalan SP. Sukra SP Cilandak;
15. Ruas Jalan Bugel Arjasari;
16. Ruas Jalan Baleraja Kiarakurung;
17. Ruas Jalan Patrol Baru Mekarsari;
18. Ruas Jalan Sukra Bogor;
19. Ruas Jalan Legok Margamulya;
20. Ruas Jalan Margamulya Cipedang;
21. Ruas Jalan Karangsinom Gabuskulon;
22. Ruas Jalan Muntur Manggungan;
23. Ruas Jalan Manggungan Kedokangabus;
24. Ruas Jalan Rajasinga Kroya;
25. Ruas Jalan Gabuskulon Kroya;
26. Ruas Jalan Cipedang Jayamulya;
27. Ruas Jalan Kertajaya Cipedang;
28. Ruas Jalan Gembreng Sidamulya;
29. Ruas Jalan Drunten Wetan Kedungdawa;
30. Ruas Jalan Kandanghaur Curug
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
III-15
NO.
KLASIFIKASI
FUNGSI/STATUS JALAN
NAMA RUAS JALAN
Kandanghaur;
31. Ruas Jalan Pejaten Temiyangsari;
32. Ruas Jalan Manggungan Gabuswetan;
33. Ruas Jalan Ciberang Manggungan;
34. Ruas Jalan Wirakanan Rancamulya;
35. Ruas Jalan Margamulya Nyamplung;
36. Ruas Jalan Sukaslamet SP. Cikamurang;
37. Ruas Jalan Kertamulya Bongas;
38. Ruas Jalan Terisi Tugu;
39. Ruas Jalan Cikedung Jatimulya;
40. Ruas Jalan Jatisura Rawabolang;
41. Ruas Jalan Larangan Tugu;
42. Ruas Jalan Telagasari SP. Terisi;
43. Ruas Jalan Widasari Telakop;
44. Ruas Jalan SP. Cikedung Mundakjaya;
45. Ruas Jalan Wanasari Tugu;
46. Ruas Jalan Curug Bangodua;
47. Ruas Jalan Bangodua Tukdana;
48. Ruas Jalan Sukaperna Rancajawat;
49. Ruas Jalan Kerticala SP. Tugu;
50. Ruas Jalan Kerticala Sumber;
51. Ruas Jalan SP. Tukdana SP. Sukamulya;
52. Ruas Jalan Lobener Majasih;
53. Ruas Jalan Pekandangan Jatibarang;
54. Ruas Jalan Tegalurung Tambi;
55. Ruas Jalan Sudikampiran Gadingan;
56. Ruas Jalan SP Sudikampiran Kliwed;
57. Ruas Jalan Kertasemaya Jayawinangun;
58. Ruas Jalan SP. Gadingan Segeran;
59. Ruas Jalan Lobener Tanggul;
60. Ruas Jalan Kalensari Malangsari;
61. Ruas Jalan Sudimampir Tinumpuk;
62. Ruas Jalan Sambimaya Tugu;
63. Ruas Jalan SP. Kliwed Sukawera;
64. Ruas Jalan Gunungsari Ujunggebang;
65. Ruas Jalan Kedaton Purwajaya;
66. Ruas Jalan Panyindangan Kidul
Lamarantarung;
67. Ruas Jalan SP. Balongan Kali Manggis;
68. Ruas Jalan Cangkingan Kedokanbunder;
69. Ruas Jalan Kedokanbunder Tanjungsari;
70. Ruas Jalan Mundu Gopala;
71. Ruas Jalan SP. Cangkingan Segeran;
72. Ruas Jalan Segeran SP. Mundu;
73. Ruas Jalan Lombang Segeran;
74. Ruas Jalan SP. Juntinyuat SP. Juntikebon;
75. Ruas Jalan Juntikebon SP. Segeran;
76. Ruas Jalan Juntinyuat Pondoh;
77. Ruas Jalan Pringgacala Tanjakan;
78. Ruas Jalan SP. Bencirong Luwunggesik;
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
III-16
NO.
KLASIFIKASI
FUNGSI/STATUS JALAN
NAMA RUAS JALAN
79. Ruas Jalan Bencirong Srengseng;
80. Ruas Jalan Srengseng Kapringan;
81. Ruas Jalan Srengseng Kedokanbunder;
82. Ruas Jalan Singakerta Kapringan;
83. Ruas Jalan Kiajaran Kulon Cangkring;
84. Ruas Jalan Bangkir Cemara;
85. Ruas Jalan Panyingkiran Cantigi Kulon;
86. Ruas Jalan SP. Bangkir Telukagung;
87. Ruas Jalan Sindangkerta Tawangsari;
88. Ruas Jalan Legok Lelea;
89. Ruas Jalan Sindang Pecuk;
90. Ruas Jalan Pagirikan Totoran;
91. Ruas Jalan Pasekan Karanganyar;
92. Ruas Jalan SP. Kenanga Rambatan;
93. Ruas Jalan Rambatan Wetan Pecuk;
94. Ruas Jalan Pekandangan Sukaurip;
95. Ruas Jalan Singaraja Balongan;
96. Ruas Jalan Balongan SP. Wisma Jati;
97. Ruas Jalan Tanjakan Kalianyar;
98. Ruas Jalan Totoran Karanganyar;
99. Ruas Jalan Curug Kandanghaur Drunten
Wetan; dan
100. Ruas Jalan SP. Kertamulya SP. Kertajaya.
17. Lokal primer (2) luar Perkotaan
Indramayu, status Kabupaten
1. Ruas Jalan Sukra Tegaltaman;
2. Ruas Jalan Ujunggebang TPI;
3. Ruas Jalan Eretan Wetan TPI;
4. Ruas Jalan TPI Glayem TPI;
5. Ruas Jalan Lingkar Tirtamaya;
6. Ruas Jalan Karangampel Juntikebon;
7. Ruas Jalan Benda Tegalagung; dan
8. Ruas Jalan Cangkring TPI.
18. Kolektor sekunder (1) luar
perkotaan Indramayu, status
Kabupaten
Ruas Jalan Singaraja Majakerta
19. Jalan lingkungan Tersebar pada setiap kecamatan
20. Jalan bebas hambatan Ruas Cikopo Palimanan
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2010
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
III-17
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
III-18
Jaringan prasarana lau lintas dan angkutan jalan terdiri atas terminal penumpang,
jembatan timbang, dan unit pengujian kendaraan bermotor. Rencana pembangunan terminal
penumpang tipe B berada di Kecamatan Lohbener. Pengoptimalan terminal pembangunan
tipe C meliputi PKL Jatibarang, PKL Karangampel, PKL Patrol, dan PKL Haurgeulis, sedangkan
pembangunan terminal penumpang tipe C meliputi PKL Losarang, PKL Kandanghaur, PKL
Gantar, PKLp Tukdana dan PKLp Terisi. Pengembangan jembatan timbang berada di
kecamatan Losarang, sedangkan pembangunan unit pengujian kendaraan bermotor berada
di kecamatan Sindang.
Jembatan memegang peranan penting dalam menghubungkan satu wilayah dengan
wilayah lainnya yang terhambat oleh kondisi fisik alam berupa sungai dan lain-lain. Wilayah
Kabupaten Indramayu perlu membangun beberapa jembatan karena dilalui oleh sungai
besar meliputi : Sungai Cimanuk, Cipanas, Cipunegara, Cilalanang, Pangkalan, Kumpulkuista,
Pamengkang, dan Cimanis.
Jembatan timbang adalah seperangkat alat untuk menimbang kendaraan barang/truk
yang dapat dipasang secara tetap atau alat yang dapat dipindah-pindahkan (portable) yang
digunakan untuk mengetahui berat kendaraan beserta muatannya digunakan untuk
pengawasan jalan. Hal ini dilakukan untuk melihat gelagat atau tren lalu-lintas angkutan
barang dan kelebihan muatan. Sehubungan dewasa ini konfigurasi kendaraan dan arus lalu-
lintas yang tinggi, maka diperlukan jembatan timbang modern. Pengembangan jembatan
timbang yang berada di Kecamatan Losarang harus ini harus jembatan modern karena
secara otomatis menimbang kendaraan yang lewat, yaitu dengan timbangan elektronik
digital yang komputerisasi, artinya secara otomatis kendaraan akan ditimbang secara
keseluruhan dan batas-batas toleransi pelanggaran yang diijinkan. Misalnya, secara bertahap
pelanggaran akan dikurangi dimulai toleransi kelebihan muatan 70%, kemudian 50%,
selanjutnya 30%, dan seterusnya.
Pengujian kendaraan bermotor disebut juga uji kir adalah serangkaian kegiatan
menguji dan/atau memeriksa bagian-bagian kendaraan bermotor, kereta gandengan, kereta
tempelan dan kendaraan khusus dalam rangka pemenuhan terhadap persyaratan teknis dan
laik jalan. Pelaksanaan Pengujian kendaraan bermotor dilaksanakan oleh Unit Pengujian
Kendaraan Bermotor pada Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informasi Kabupaten
Indramayu dan pemeriksaan dilakukan oleh Penguji yang memenuhi persyaratan yang
ditetapkan oleh pemerintah, bagi kendaraan yang memenuhi kelaikan akan disahkan oleh
pejabat yang ditunjuk akan diberi tanda uji.
Jaringan pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan terdiri atas:
a. Jaringan trayek angkutan penumpang meliputi :
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
III-19
1. Layanan angkutan umum antar kota antar provinsi (AKAP) dengan trayek Indramayu
Jakarta.
2. Layanan angkutan umum antar kota dalam provinsi (AKDP) meliputi:
Trayek Indramayu Cirebon.
Trayek Indramayu Pamanukan.
Trayek Indramayu Bandung.
3. Layanan angkutan umum lokal dikembangkan di setiap wilayah layanan PKL.
4. Layanan angkutan umum perkotaan dikembangkan di PKW.
b. Jaringan lintas angkutan barang.
Jaringan lintas angkutan barang berada pada jaringan jalan primer meliputi jalan arteri,
kolektor, dan lokal. Setiap pengembangan suatu kawasan yang menimbulkan bangkitan
dan tarikan lalu lintas harus disertai dengan dokumen analisa dampak lalu lintas.
B. Sistem Jaringan Perkeretaapian
Rencana sistem jaringan perkeretaapian terdiri atas:
a. Pengembangan jaringan rel kereta api jalur lintas utara yang menghubungkan Cirebon
Jakarta meliputi:
1. Kecamatan Haurgeulis;
2. Kecamatan Kroya;
3. Kecamatan Terisi;
4. Kecamatan Cikedung;
5. Kecamatan Lelea;
6. Kecamatan Widasari;
7. Kecamatan Jatibarang; dan
8. Kecamatan Kertasmaya.
b. Pengembangan stasiun kereta api meliputi :
1. Stasiun kereta api Haurgeulis berada di Kecamatan Haurgeulis;
2. Stasiun kereta api Cilegeh berada di Kecamatan Kroya;
3. Stasiun kereta api Kedokangabus berada di Kecamatan Gabuswetan;
4. Stasiun kereta api Terisi berada di Kecamatan Terisi;
5. Stasiun kereta api Telagasari berada di Kecamatan Lelea;
6. Stasiun kereta api Jatibarang berada di Kecamatan Jatibarang; dan
7. Stasiun kereta api Kertasemaya berada di Kecamatan Kertasmaya.
c. Pembangunan dan peningkatan sistem jaringan jalur KA (kereta api) lintas utara-selatan
yang menghubungkan Kecamatan Indramayu Kecamatan Jatibarang;
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
III-20
d. Pembangunan jaringan jalur KA meliputi:
1. Terminal Khusus Batubara Kecamatan Sukra; dan
2. Pelabuhan Pengumpul Kecamatan Losarang.
e. Pembangunan dan peningkatan sistem jaringan jalur KA (kereta api) lintas utara-selatan
yang menghubungkan Perkotaan Jatibarang Bandara Udara Kertajati yang melewati:
1. Kecamatan Jatibarang;
2. Kecamatan Widasari;
3. Kecamatan Bangodua; dan
4. Kecamatan Tukdana.
C. Sistem Jaringan Transportasi Laut
Rencana sistem jaringan transportasi laut meliputi :
a. Tatanan kepelabuhan.
Tatanan Kepelabuhanan adalah suatu sistem kepelabuhanan yang memuat peran, fungsi,
jenis, hierarki pelabuhan, Rencana Induk Pelabuhan, dan lokasi pelabuhan serta
keterpaduan intra-dan antarmoda serta keterpaduan dengan sektor lainnya.
Tatanan kepelabuhan di Kabupaten Indramayu meliputi:
1. Pengembangan terminal khusus.
Terminal Khusus adalah terminal yang terletak di luar Daerah Lingkungan Kerja dan
Daerah Lingkungan Kepentingan pelabuhan yang merupakan bagian dari pelabuhan
terdekat untuk melayani kepentingan sendiri sesuai dengan usaha pokoknya.
Terminal khusus di Kabupaten Indramayu meliputi :
Terminal khusus minyak dan gas bumi berada di Kecamatan Balongan; dan
Terminal khusus batubara berada di Kecamatan Sukra.
2. Pembangunan pelabuhan pengumpul.
Pelabuhan pengumpul adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan
angkutan laut dalam negeri, alih muat angkutan laut dalam negeri dalam jumlah
menengah, dan sebagai tempat asal tujuan penumpang dan/atau barang, serta
angkutan penyeberangan dengan jangkauan pelayanan antar provinsi.
Pembangunan pelabuhan pengumpul di Kabupaten Indramayu berada di Kecamatan
Losarang.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
III-21
b. Alur pelayaran.
Alur pelayaran adalah perairan dari segi kedalaman, lebar, dan bebas hambatan
pelayaran lainnya dianggap aman dan selamat untuk dilayari. Alur pelayaran di
Kabupaten Indramayu meliputi:
1. Alur pelayaran di laut; dan
2. Alur pelayaran sungai.
3.2.2 Sistem Jaringan Prasarana Lainnya
Sistem prasarana lainnya terdiri atas :
a. Sistem jaringan energi.
b. Sistem jaringan telekomunikasi.
c. Sistem jaringan sumber daya air.
d. Sistem jaringan prasarana wilayah lainnya.
Sistem prasarana lainnya dapat dilihat pada gambar 3.3.
A. Sistem Jaringan Energi
Rencana sistem jaringan energi di Kabupaten Indramayu terdiri atas:
1. Pengembangan jaringan pipa minyak dan gas bumi meliputi :
a. Kecamatan Balongan;
b. Kecamatan Juntinyuat;
c. Kecamatan Karangampel;
d. Kecamatan Kertasemaya;
e. Kecamatan Kedokanbunder;
f. Kecamatan Lohbener;
g. Kecamatan Losarang;
h. Kecamatan Kandanghaur;
i. Kecamatan Gabuswetan;
j. Kecamatan Kroya;
k. Kecamatan Bongas;
l. Kecamatan Anjatan;
m. Kecamatan Haurgeulis;
n. Kecamatan Patrol; dan
o. Kecamatan Sukra.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
III-22
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
III-23
2. Pembangunan dan pengembangan pembangkit tenaga listrik meliputi :
a. Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang telah ada berada di
Desa Sumuradem Timur Kecamatan sukra.
b. Pembangunan PLTU Tahap II berada di Kecamatan Patrol meliputi :
1. Desa Mekarsari;
2. Desa Patrol; dan
3. Desa Patrol Lor;
c. Pengembangan gardu induk (GI) listrik meliputi :
1. GI berada di Desa Singajaya Kecamatan Indramayu;
2. GI berada di Desa Tambi Kecamatan Sliyeg;
3. GI berada di Desa Plosokerep Kecamatan Terisi; dan
4. GI berada di Desa Cipancuh Kecamatan Haurgeulis.
d. Pengembangan pemanfaatan batubara untuk industri dan pembangkit listrik.
e. Pengembangan instalasi dan jaringan distribusi listrik melalui desa mandiri energi
untuk meningkatkan pasokan listrik ke seluruh wilayah; dan
f. Pengembangan sumber energi alternatif.
3. Pengembangan jaringan transmisi tenaga listrik meliputi :
a. Jaringan listrik untuk penyediaan energi listrik di setiap kecamatan untuk kebutuhan
rumah tangga dan non rumah tangga;
b. Jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kilovolt dan sistem
distribusinya 20 kilovolt;
c. Jaringan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) berada di Kecamatan
Sukra;
d. Jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dengan lokasi meliputi :
1. Kecamatan Sukagumiwang;
2. Kecamatan Kertasemaya;
3. Kecamatan Jatibarang;
4. Kecamatan Indramayu;
5. Kecamatan Widasari;
6. Kecamatan Lelea;
7. Kecamatan Cikedung;
8. Kecamatan Terisi;
9. Kecamatan Gabuswetan;
10. Kecamatan Kroya; dan
11. Kecamatan Haurgeulis;
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
III-24
e. Jaringan Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR) berada di setiap kecamatan; dan
f. Areal konservasi pada jaringan SUTT meliputi kurang lebih 20 meter pada setiap sisi
jaringan.
B. Sistem Jaringan Telekomunikasi
Sistem jaringan telekomunikasi terdiri atas jaringan teresterial dan jaringan satelit.
Jaringan terseterial berupa kabel telepon yang tersebar di setiap kecamatan sedangkan
jaringan satelit untuk menjangkau telekomunikasi di kawasan hutan atau kabupaten yang
terpencil.
Menara telekomunikasi berupa menara BTS, menara radio udara, dan menara radio
komunikasi udara keberadaannya diperlu ditata dan dikendalikan keberadaannya.
Pertumbuhan menara telekomunikasi yang pesat, tanpa adanya penataan yang baik akan
berdampak pada lingkungan sekitar, seperti terganggunya fungsi resapan air, berkurangnya
nilai estitika pada kawasan yang memiliki nilai estitika tinggi, dampak sosial, lingkungan dan
ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat, kawasan perkotaan akan terlihat semrawut oleh
menara telekomunikasi jika dilihat secara keseluruhan.
Oleh sebab itu, Pemerintah Daerah sebagai regulator harus sigap dalam menanggapi
fenomena tersebut. Rencana pengaturan lokasi dan struktur, serta dapat mengendalikan
pertumbuhan jumlah menara tersebut. Tentu saja kebijakan yang dimaksudkan tidak
bertentangan dengan kebijakan lain yang tingkatannya lebih tinggi, dan juga tidak
mengganggu layanan telekomunikasi yang semestinya dapat diterima oleh masyarakat luas.
C. Sistem Jaringan Sumberdaya Air
Sistem jaringan sumber daya air meliputi peningkatan pengelolaan wilayah sungai,
cekungan air tanah (CAT), dan sistem jaringan irigasi serta pengembangan jaringan air baku
untuk air bersih, jaringan air minum kepada kelompok pengguna serta sistem pengendalian
daya rusak air.
Peningkatan pengelolaan wilayah sungai diarahkan untuk pengembangan prasarana
pengendalia daya rusak air, jaringan irigasi, waduk dalam rangka konservasi dan
pendayagunaan sumberdaya air dan rehabilitasi kawasan hutan dan lahan kritis di hulu
Daerah Aliran Sungai (DAS) kritis dan sangat kritis. Peningkatan pengelolaan wilayah sungai
meliputi wilayah sungai lintas provinsi yaitu Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung, wilayah
sungai lintas kabupaten yaitu Wilayah Sungai Citarum, wilayah sungai satu kabupaten yang
meliputi 73 aliran sungai kecil, waduk yaitu waduk Cipancuh dan waduk Bojongsari, dan situ
yaitu Situ Brahim, Situ Jangkar, Situ Sindang, Situ Bolang, Situ Buburgadung, serta Situ
Kesambi.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
III-25
Peningkatan pengelolaan Cekungan Air Tanah (CAT) diarahkan untuk penataan dan
penyusunan sistem informasi air tanah, peningkatan prasarana dan sarana konservasi air
tanah, serta penataan dan peningkatan prasrana dan sarana pendayagunaan air tanah.
Peningkatan pengelolaan Cekungan Air Tanah (CAT) tersebut berupa Cekungan Air Tanah
(CAT) lintas kabupaten yang meliputi Cekungan Air Tanah (CAT) Subang, Cekungan Air
Tanah (CAT) Indramayu, dan Cekungan Air Tanah (CAT) Sumber Cirebon.
Peningkatan pengelolaan sistem jaringan irigasi dilakukan dengan cara meningkatkan
kualitas saluran irigasi, melakukan perlindungan terhadap daerah aliran air, melakukan
pembangunan dan perbaikan pintu-pintu air, dan mencegah terjadinya pendangkalan
terhadap saluran irigasi. Pemanfaatan sumber daya air untuk kepentingan irigasi dilakukan
dengan cara pengaturan dalam bentuk kerjasama dengan proporsi yang seimbang, dan
pengaturan kebutuhan irigasi dan komposisi antar wilayah.
Peningkatan pengelolaan sistem jaringan irigasi dilakukan dengan cara meningkatkan
kualitas saluran irigasi, melakukan perlindungan terhadap daerah aliran air, melakukan
pembangunan dan perbaikan pintu-pintu air, dan mencegah terjadinya pendangkalan
terhadap saluran irigasi. Pemanfaatan sumber daya air untuk kepentingan irigasi dilakukan
dengan cara pengaturan dalam bentuk kerjasama dengan proporsi yang seimbang, dan
pengaturan kebutuhan irigasi dan komposisi antar wilayah.
Tabel 3.4
Jaringan Irigasi di Wilayah Kabupaten Indramayu
No. Kewenangan
Daerah Irigasi
(DI)
Luas
(ha)
1 PEMERINTAH
DI. Rentang 66.692
DI. Jatiluhur 24.511
DI. Cipancuh 6.319
DI. Cipanas I 3.963
DI. Cipanas II 3.265
2 PROVINSI
DI. Cipanas II 2.855
DI. Pedati 1.499
3 KABUPATEN
DI. Cibelerang 325
DI. Cilalanang 597
DI. Cipapan 240
DI. Cipondoh 700
DI. Lebiah 217
DI. Legeh 408
DI. Niwo 173
DI. Sangkep 98
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
III-26
No. Kewenangan
Daerah Irigasi
(DI)
Luas
(ha)
DI. Situbolang 365
DI. Sumber mas 382
Sumber : Dinas PSDA, Pertambangan dan Energi Kabupaten Indramayu Tahun 2010
Pengembangan jaringan air minum kepada kelompok pengguna berupa peningkatan
pelayanan dan pengelolaan air minum yang dilakukan melalui peningkatan kapasitas
sambungan langganan dengan lokasi 25 kecamatan serta pemasangan sambungan
langganan baru untuk wilayah kecamatan yang belum terlayani meliputi Kecamatan
Cikedung, Terisi, Bongas, Kroya, Haurgeulis, dan Gantar.
Pengembangan sistem pengendalian daya rusak air meliputi normalisasi sungai,
pembangunan dan pengembangan tembok penahan tanah (tanggul), mengendalikan
pengambilan air tanah, meningkatkan jumlah imbuhan air tanah untuk menghambat atau
mengurangi laju penurunan muka air tanah, pembangunan dan pengembangan pintu air,
pembangunan lubang-lubang biopori di permukiman, penyediaan embung pengendali banjir
di setiap kawasan permukiman mandiri, serta penanaman pohon di sempadan sungai, situ,
waduk, dan lahan-lahan kritis. Normalisasi sungai meliputi wilayah sungai lintas provinsi,
wilayah sungai lintas kabupaten, dan wilayah sungai dalam satu kabupaten.
D. Sistem Jaringan Prasarana Wilayah Lainnya
Sistem jaringan prasarana wilayah lainnya dalam hal ini berupa jaringan prasarana
lingkungan. Jaringan prasarana lingkungan tersebut terdiri atas sistem jaringan
persampahan, sistem jaringan limbah, sistem jaringan drainase, sistem jaringan air minum
perkotaan, serta jalur dan ruang evakuasi bencana. Sistem jaringan prasarana lingkungan
dapat dilihat pada gambar 3.4.
Sistem jaringan persampahan meliputi pengembangan sistem pengangkutan
diprioritaskan pada kawasan permukiman perkotaan dan pusat kegiatan masyarakat,
pengembangan sistem composting pada kawasan perdesaan dan permukiman berkepadatan
rendah, pengembangan Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS), dan
peningkatan sistem pengelolaan sanitary landfill pada TPPAS dan dengan sistem 3R.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
III-27
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
III-28
Pengelolaan persampahan di permukiman dapat dilakukan melalui konsep
pengelolaan 3 R, yaitu reduce (mengurangi volume), reuse (menggunakan kembali) dan
recycle (mendaur ulang). Konsep 3 R ini bersifat melengkapi atau menyempurnakan konsep
pengelolaan sampah yang dilakukan oleh Pemerintah sehingga diperoleh hasil yang optimal.
Kombinasi konsep 3 R dapat mengembangkan paradigma pengelolaan sampah menjadi
meminimalkan, mengumpulkan, memilah, mengangkut dan membuang sisanya.
Lokasi Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) yang ada di
Kabupaten Indramayu dapat dilihat pada tabel 3.5.
Tabel 3.5
Lokasi Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS)
NO. TPPAS LUAS (HA) LOKASI
1 TPPAS Pecuk 8
Desa Panyindangan Kulon
Kecamatan Sindang
2 TPPAS Kebulen 1
Desa Kebulen
Kecamatan Jatibarang
3
TPPAS
Kertawinangun
2
Desa Kertawinangun
Kandanghaur
4 TPPAS Mekarjati 1
Desa Mekarjati
Kecamatan Haurgeulis
Sumber : Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Indramayu Tahun 2010
Sistem jaringan air limbah meliputi sistem jaringan air limbah non domestik dan
domestik. Sistem jaringan air limbah non domestik berupa pembangunan Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT) pada kegiatan
industri, rumah sakit, hotel, dan restoran yang berada di seluruh wilayah kabupaten. Sistem
jaringan air limbah domestik berupa pembangunan jamban umum dan mandi cuci kakus
(MCK) pada kawasan permukiman.
Sistem jaringan drainase dilakukan dengan cara mengembangkan saluran drainase
pada kawasan terbangun, melakukan pemeliharaan dan pembangunan saluran-saluran
primer, sekunder dan tersier, mengoptimalkan dan memadukan fungsi saluran besar, sedang
dan kecil, mengembangkan sistem drainase yang terintegrasi dengan sistem DAS dan sub
DAS untuk kawasan perdesaan, mengembangkan sistem drainase terpadu untuk kawasan
perkotaan yang rentan banjir, menangani sistem mikro, menangani sistem makro yang
dilakukan melalui perbaikan dan normalisasi badan air dari endapan lumpur dan sampah,
serta pengelolaan drainase yang diprioritaskan di sepanjang sisi jalan kolektor dan lokal.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
III-29
Penanganan sistem mikro jaringan drainase meliputi :
1. Pembangunan tanggul penahan banjir dan saluran baru.
2. Perbaikan inlet saluran air hujan dari jalan ke saluran.
3. Perbaikan dan normalisasi saluran dari endapan lumpur dan sampah.
4. Memperlebar dimensi saluran.
Sistem jaringan air minum perkotaan meliputi pengembangan jaringan perpipaan air
minum, pengembangan jaringan non air minum, dan pemberdayaan kelompok pengelola air
minum sendiri. Pengembangan jaringan perpipaan air minum meliputi 25 perkotaan di
wilayah kabupaten, sedangkan pengembangan jaringan non perpipaan air minum meliputi 6
perkotaan di wilayah kabupaten yang belum memiliki jaringan perpipaan air minum.
Pelayanan sistem jaringan perpipaan air minum perkotaan dapat dilihat pada tabel 3.6.
Tabel 3.6
Pelayanan Sistem Jaringan Perpiaan Air Minum Perkotaan
NO. PERKOTAAN KETERANGAN
1. Indramayu Terlayani
2. Sindang Terlayani
3. Balongan Terlayani
4. Pasekan Terlayani
5. Arahan Terlayani
6. Cantigi Terlayani
7. Lohbener Terlayani
8. Juntinyuat Terlayani
9. Karangampel Terlayani
10. Krangkeng Terlayani
11. Kedokanbunder Terlayani
12. Sliyeg Terlayani
13. Jatibarang Terlayani
14. Kertasemaya Terlayani
15. Sukagumiwang Terlayani
16. Widasari Terlayani
17. Bangodua Terlayani
18. Tukdana Terlayani
19. Lelea Terlayani
20. Losarang Terlayani
21. Kandanghaur Terlayani
22. Patrol Terlayani
23. Sukra Terlayani
24. Anjatan Terlayani
25. Gabuswetan Terlayani
26. Haurgeulis Belum terlayani
27. Gantar Belum terlayani
28. Cikedung Belum terlayani
29. Terisi Belum terlayani
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
III-30
NO. PERKOTAAN KETERANGAN
30. Bongas Belum terlayani
31. Kroya Belum terlayani
Sumber : PDAM Kabupaten Indramayu Tahun 2010
Jalur dan ruang evakuasi bencana di wilayah kabupaten Indramayu meliputi jalur
evakuasi rawan bencana banjir dan gelombang pasang, serta ruang evakuasi bencana alam.
Jalur evakuasi rawan bencana banjir dan gelombang pasang diarahkan pada jaringan jalan
terdekat menuju ruang evakuasi bencana meliputi 28 ruas jalan yang tersebar lokasinya.
Ruang evakuasi bencana alam meliputi ruang terbuka yang terkonsentrasi di suatu wilayah,
gedung pemerintah, gedung sekolah, gedung pertemuan, gedung olahraga, dan bangunan
lainnya yang memungkinkan sebagai ruang evakuasi bencana pada daerah rawan bencana.
Jalur dan ruang evakuasi bencana dapat dilihat pada tabel 3.7.
Tabel 3.7
Jalur dan Ruang Evakuasi Bencana
NO
JALUR EVAKUASI
BENCANA
DAERAH RAWAN
BENCANA
KETERANGAN
BENCANA
1. Ruas Sewo Lohebener Kecamatan Sukra, Patrol,
Kandanghaur, Losarang,
dan Lohbener.
Banjir dan gembang
pasang
2. Ruas Lohbener Batas Kota
Indramayu
Kecamatan Lohbener,
Sindang, dan Indramayu
Banjir
3. Jalan Mulia Asri Kecamatan Indramayu Banjir
4. Ruas Lingkar Indramayu
Karangampel
Kecamatan Indramayu,
Sliyeg, Juntinyuat, dan
Karangampel
Banjir
5. Ruas Karangampel
Singakerta
Kecamatan Karangampel
dan Krangkeng
Gelombang pasang
dan banjir
6. Ruas Karangampel -
Jatibarang
Kecamatan Jatibarang,
Sliyeg, dan Karangampel
Banjir
7. Ruas Jangga Cikamurang Kecamatan Losarang dan
Terisi
Banjir
8. Ruas Jalan Jend. Gatot
Subroto
Kecamatan Indramayu Banjir
9. Ruas Jalan Laksamana Yos
Sudarso
Kecamatan Indramayu dan
Pasekan
Banjir
10. Ruas Jalan R.E Martadinata Kecamatan Indramayu Banjir
11. Ruas Jalan Patrol Haurgeulis Kecamatan Patrol, Anjatan,
dan Haurgeulis
Banjir
12. Ruas Jalan Haurgeulis
Gantar
Kecamatan Haurgeulis Banjir
13. Ruas Jalan Gabuskulon
Wanguk
Kecamatan Gabuswetan,
Kroya, dan Bongas
Banjir
14. Ruas Jalan Legok Kecamatan Bongas dan Banjir
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
III-31
NO
JALUR EVAKUASI
BENCANA
DAERAH RAWAN
BENCANA
KETERANGAN
BENCANA
Margamulya Kandanghaur
15. Ruas Jalan Margamulya
Cipedang
Kecamatan Bongas Banjir
16. Ruas Jalan Karangsinom
Gabuskulon
Kecamatan Kandanghaur
dan Gabuswetan
Banjir
17. Ruas Jalan Muntur
Manggungan
Kecamatan Losarang dan
Terisi
Banjir
18. Ruas Jalan Rajasinga Kroya Kecamatan Terisi dan Kroya Banjir
19. Ruas Jalan Terisi Tugu Kecamatan Terisi dan
Cikedung
Banjir
20. Ruas Jalan Larangan Tugu Kecamatan Lelea Banjir
21. Ruas Jalan Pekandangan
Jatibarang
Kecamatan Indramayu dan
Jatibarang
Banjir
22. Ruas Jalan Bangkir Cemara Kecamatan Lohbener,
Arahan, dan Cantigi
Banjir
23. Ruas Jalan Kiajaran Kulon
Cangkring
Kecamatan Cantigi dan
Lohbener
Banjir
24. Ruas Jalan Sindang Pecuk Kecamatan Sindang Banjir
25. Ruas Jalan Pagirikan
Totoran
Kecamatan Pasekan Banjir dan gelombang
pasang
26. Ruas Jalan Pasekan
Karanganyar
Kecamatan Pasekan Banjir
27. Ruas Jalan Tanjakan
Karanganyar
Kecamatan Krangkeng Gelombang pasang
28. Ruas Jalan Sukra
Tegaltaman
Kecamatan Sukra Gelombang pasang
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2010
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
IV-1
BAB IV
RENCANA POLA RUANG WILAYAH KABUPATEN
Rencana pola ruang wilayah kabupaten meliputi rencana pola ruang kawasan lindung
dan rencana pola ruang kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis kabupaten.
Rencana pola ruang wilayah kabupaten dapat dilihat pada gambar 4.1.
4.1 RENCANA POLA RUANG KAWASAN LINDUNG
Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam, sumberdaya buatan dan
nilai sejarah serta budaya bangsa, guna kepentingan pembangunan berkelanjutan.
Pengembangan kawasan lindung di Kabupaten Indramayu bertujuan untuk
mewujudkan kelestarian fungsi lingkungan hidup, meningkatkan daya dukung lingkungan
dan menjaga keseimbangan ekosistem antar wilayah guna mendukung proses pembangunan
berkelanjutan.
Kawasan lindung Kabupaten Indramayu meliputi :
a. Kawasan hutan lindung.
b. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya berupa kawasan
resapan air.
c. Kawasan perlindungan setempat, terdiri atas:
1. Kawasan sempadan pantai.
2. Kawasan sempadan sungai.
3. Kawasan sekitar waduk dan situ.
4. Kawasan sempadan jaringan irigasi.
5. Kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) perkotaan.
d. Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya, terdiri atas:
1. Kawasan suaka margasatwa.
2. Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.
e. Kawasan rawan bencana alam terdiri atas:
1. Kawasan rawan gelombang pasang.
2. Kawasan rawan banjir.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
IV-2
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
IV-3
f. Kawasan lindung geologi, terdiri atas:
1. Kawasan rawan bencana alam geologi.
2. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah.
g. Kawasan lindung lainnya, terdiri atas:
1. Kawasan perlindungan plasma nutfah.
2. Kawasan terumbu karang.
Adapun kriteria setiap komponen kawasan lindung dapat dilihat pada tabel 4.1.
Berdasarkan jenis dan kriteria kawasan lindung tersebut, maka rencana pola ruang
kawasan lindung Kabupaten Indramayu adalah :
a. Menetapkan kawasan lindung Daerah sebesar 14 (empat belas) persen dari luas seluruh
wilayah Daerah yang meliputi kawasan lindung berupa kawasan hutan dan kawasan
lindung di luar kawasan hutan, yang ditargetkan untuk dicapai pada tahun 2031.
b. Mempertahankan kawasan hutan minimal 30 (tiga puluh) persen dari luas Daerah Aliran
Sungai (DAS).
c. Mempertahankan kawasan resapan air atau kawasan yang berfungsi hidrologis untuk
menjamin ketersediaan sumberdaya air.
d. Mengendalikan pemanfaatan ruang kawasan lindung yang berada di luar kawasan hutan
sehingga tetap berfungsi lindung.
Tabel 4.1
Kriteria dan Lokasi Kawasan Lindung
Fungsi Jenis/Tipe Kriteria
Klasifikasi
Fisik
Lokasi Luas
1. Kawasan Hutan Lindung
Kawasan hutan
berfungsi lindung
Hutan
lindung
Kawasan pantai
berhutan bakau
sesuai SK Menhut
No. 419/Kpts
II/1999
Hutan Kecamatan
Losarang, Cantigi
dan Pasekan
8.023 Ha
2. Kawasan yang memberikan perlindungan bagi kawasan bawahannya
Kawasan resapan
air
Kawasan dengan
curah hujan rata-
rata lebih dari 1000
mm/tahun.
Lapisan tanahnya
berupa pasir halus
berukuran minimal
1/16 mm.
Mempunyai
kemampuan
meluluskan air
Non Hutan Kecamatan Gantar,
Kroya, Terisi,
Cikedung, Lelea,
Widasari, Bangodua
dan Tukdana
8.805 Ha
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
IV-4
Fungsi Jenis/Tipe Kriteria
Klasifikasi
Fisik
Lokasi Luas
dengan kecepatan
lebih dari 1 m/hari.
Kedalaman muka
air tanah lebih dari
10 m terhadap
permukaan tahan
setempat.
Kelerengan kurang
dari 15%.
Kedudukan muka
air tanah dangkal
lebih tinggi dari
kedudukan muka
air tanah dalam.
3. Kawasan perlindungan setempat
3.1 Sempadan
pantai
Daratan sepanjang
tepian pantai yang
lebarnya proporsional
dengan bentuk dan
kondisi fisik pantai,
sekurang-kurangnya
100 meter dari titik
pasang tertinggi ke
arah darat.
Non Hutan Kecamatan
Krangkeng,
Karangampel,
Juntinyuat,
Balongan,
Indramayu, Cantigi,
Pasekan,
Losarang,
Kandanghaur,
Patrol dan Sukra.
7.458Ha
3.2 Sempadan
sungai
Sekurang-
kurangnya 5 meter
di sebelah luar
sepanjang kaki
tanggul di luar
kawasan perkotaan
dan 3 meter di
sebelah luar
sepanjang kaki
tanggul di dalam
kawasan
perkotaan.
Sekurang-
kurangnya 100
meter di kanan kiri
sungai besar dan
50 meter di kanan-
kiri sungai kecil
yang tidak
bertanggul diluar
kawasan
perkotaan.
Sekurang-
kurangnya 10
meter dari tepi
sungai untuk yang
mempunyai
Non Hutan Sungai Cimanuk,
Cipanas,
Cipunegara,
Cilalanang,
Pangkalan,
Kumpulkuista,
Pamengkang dan
Cimanis.
1.917 Ha
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
IV-5
Fungsi Jenis/Tipe Kriteria
Klasifikasi
Fisik
Lokasi Luas
kedalaman tidak
lebih besar dari 3
meter.
Sekurang-
kurangnya 15
meter dari tepi
sungai untuk
sungai yang
mempunyai
kedalaman lebih
dari 3 meter - 20
meter.
Sekurang-
kurangnya 20
meter dari tepi
sungai untuk
sungai yang
mempunyai
kedalaman lebih
dari 20 meter.
Sekurang-
kurangnya 100
meter dari tepi
sungai untuk
sungai yang
terpengaruh oleh
pasang surut air
laut, dan berfungsi
sebagai jalur hijau.
3.3 Kawasan
sekitar waduk
dan situ
Daratan sepanjang
tepian waduk dan
situ yang lebarnya
proporsional dengan
bentuk dan kondisi
fisik waduk dan situ
sekurang-kurangnya
50 meter dari titik
pasang tertinggi ke
arah darat.
Non Hutan Situ Bolang di
kecamatan
Cikedung
Situ
Buburgadung
berada di
Kecamatan
Cikedung
Rawa Bedahan di
Kecamatan
Cikedung
Rawa Cirakit di
Kecamatan
Cikedung
Rawa Sinang di
Kecamatan
Cikedung
Rawa Bacin di
Kecamatan
Tukdana
Waduk
Bojongsari di
Kecamatan
Indramayu
738 Ha
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
IV-6
Fungsi Jenis/Tipe Kriteria
Klasifikasi
Fisik
Lokasi Luas
Waduk Cipancuh
di Kecamatan
Haurgeulis
3.4 Kawasan
sempadan
jaringan
irigasi
Garis sempadan air
untuk bangunan,
diukur dari tepi
atas samping
saluran atau dari
luar kaki tangkis
saluran atau
bangunannya
dengan jarak : 5
meter untuk
saluran irigasi dan
pembuangan
dengan
kemampuan 4
m
3
/detik atau lebih,
3 meter untuk
saluran irigasi dan
pembuangan
dengan
kemampuan 1
sampai 4 m
3
/detik,
2 meter untuk
saluran irigasi dan
pembuangan
dengan
kemampuan kurang
dari 1 m
3
/detik.
Pada kawasan
konservasi ini
dimungkinkan
adanya jalan
inspeksi untuk
pengontrolan
saluran dengan
lebar jalan
minimum 4 meter.
Perlindungan pada
irigasi sekunder
baik di dalam
maupun diluar
permukiman
ditetapkan
minimum 6 meter
kiri-kanan saluran.
Pada kawasan
konservasi ini
dimungkinkan
adanya jalan
inspeksi untuk
pengontrolan
Non Hutan Lokasi tersebar di
Kabupaten/Kota
21.406 Ha
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
IV-7
Fungsi Jenis/Tipe Kriteria
Klasifikasi
Fisik
Lokasi Luas
saluran dengan
lebar jalan
minimum 3 meter.
3.5 RTH
Perkotaan
Lahan dengan luas
paling sedikit 2.500
meter persegi.
Berbentuk satu
hamparan,
berbentuk jalur,
atau kombinasi dari
bentuk satu
hamparan dan
jalur.
Didominasi
komunitas
tumbuhan.
Lokasi tersebar di
setiap kecamatan
1.722 Ha
4. Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya
4.1 Kawasan
suaka
margasatwa
Kawasan yang
ditunjuk
merupakan tempat
hidup dan
perkembangan dari
suatu jenis satwa
yang perlu
dilakukan upaya
konservasi.
Memiliki
keanekaraga-man
dan/atau keunikan
satwa.
Memiliki luas yang
cukup sebagai
habitat jenis satwa
yang
bersangkutan.
Hutan Suaka Margasatwa
di Desa Bulak
Kecamatan
Jatibarang
4 Ha
4.2 Kawasan
cagar budaya
dan ilmu
pengetahuan
Benda buatan
manusia, bergerak
atau tidak bergerak
yang berupa
kesatuan atau
kelompok, atau
bagian-bagiannya
atau sisa-sisanya,
yang berumur
sekurang-
kurangnya 50
tahun atau
mewakili masa
gaya yang khas
dan sekurang-
kurangnya 50
Non Hutan Kawasan Pulau
Biawak di
Kecamatan
Pasekan
Kawasan situs
yang tersebar di
Kecamatan
Sindang,
Indramayu,
Karanganpel,
Krangkeng,
Jatibarang,
Sliyeg, dan
Sukagumiwang.
15.540
Ha
12 Ha
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
IV-8
Fungsi Jenis/Tipe Kriteria
Klasifikasi
Fisik
Lokasi Luas
tahun serta
dianggap
mempunyai nilai
penting bagi
sejarah, ilmu
pengetahuan, dan
kebudayaan.
Lokasi yang
mengandung atau
diduga
mengandung
benda cagar
budaya.
5. Kawasan rawan bencana alam
5.1. Kawasan
gelombang
pasang
Kawasan sekitar
pantai yang rawan
terhadap
gelombang pasang
dengan kecepatan
antara 10 sampai
dengan 100
kilometer per jam
yang timbul akibat
angin kencang atau
gravitasi bulan atau
matahari.
Kawasan yang
diidentifikasi sering
dan berpotensi
tinggi mengalami
bencana
gelombang pasang.
Non Hutan Kecamatan Sukra,
Patrol,
Kandanghaur,
Losarang,
Cantigi,
Pasekan,
Indramayu,
Balongan,
Juntinyuat,
Karangampel, dan
Krangkeng.
5.2 Kawasan
rawan banjir
Kawasan yang
diidentifikasi sering
dan berpotensi tinggi
mengalami bencana
banjir.
Non Hutan Kecamatan Sukra,
Patrol,
Kandanghaur,
Losarang, Cantigi,
Arahan, Lohbener,
Sindang,
Indramayu,
Balongan,
Juntinyuat,
Karangampel,
Krangkeng,
Pasekan, Cikedung,
Terisi, Bongas,
Gabuswetan, Lelea,
Widasari,
Bangodua,
Tukdana, Gantar,
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
IV-9
Fungsi Jenis/Tipe Kriteria
Klasifikasi
Fisik
Lokasi Luas
Haurgeulis dan
Jatibarang.
6. Kawasan lindung geologi
6.1 Kawasan rawan bencana alam geologi
a. Kawasan
rawan
abrasi
Pantai yang
berpotensi memiliki
kerentanan terjadinya
abrasi dan/atau
pernah mengalami
abrasi.
Non Hutan Kecamatan Sukra,
Patrol,
Kandanghaur,
Losarang, Cantigi,
Pasekan,
Indramayu,
Balongan,
Juntinmyuat,
Karangampel, dan
Krangkeng.
1.653 Ha
b. Kawasan
rawan
gerakan
tanah
Kawasan dengan
kerentanan tinggi
untuk terpengaruh
gerakan tanah,
terutama jika
kegiatan manusia
menimbulkan
gangguan pada
lereng di kawasan ini.
Non Hutan Kecamatan Gantar 14 Ha
6.2 Kawasan yang
Memberikan
perlindungan
terhadap air
tanah
Meliputi kriteria
kawasan imbuhan air
tanah :
Memiliki jenis fisik
batuan tanah
dengan
kemampuan
meluluskan air
dengan jumlah
yang berarti.
Memiliki lapisan
penutup tanah
berupa pasir
sampai lanau.
Memiliki hubungan
hidrogeologis yang
menerus dengan
daerah lepasan;
dan/atau
Memiliki muka air
tanah tidak
tertekan yang
letaknya lebih
Hutan dan
Non hutan
Kecamatan
Indramayu,
Sindang, Pasekan,
Cantigi, Arahan,
Lohbener, Widasar,
Jatibarang,
Bangodua,
Tukdana, Cikedung,
Terisi, Kroya dan
Gantar.
29.890 Ha
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
IV-10
Fungsi Jenis/Tipe Kriteria
Klasifikasi
Fisik
Lokasi Luas
tinggi daripada
muka air tanah
yang tertekan.
7. Kawasan lindung lainnya
7.1 Kawasan
perlindungan
plasma nutfah
Areal yang ditunjuk
memiliki jenis
plasma nutfah
tertentu yang
belum terdapat di
dalam kawasan
konservasi yang
telah ditetapkan.
Merupakan areal
tempat
pemindahan satwa
yang merupakan
tempat kehidupan
baru bagi satwa
tersebut
mempunyai luas
cukup dan
lapangannya tidak
membahayakan.
Kawasan
perlindungan
plasma nutfah
adalah kawasan di
luar kawasan suaka
alam dan
pelestarian alam
yang
diperuntukkan bagi
pengembangan
dan pelestarian
pemanfaatan
plasma nutfah
tertentu.
Non Hutan Muara Cimanuk di
Kecamatan
Pasekan.
Pulau Biawak di
Kecamatan
Pasekan.
7.2 Kawasan
terumbu
karang
Berupa kawasan
yang berbentuk
dari koloni masif
dari hewan kecil
yang secara
bertahap
membentuk
terumbu karang.
Terdapat di
sepanjang pantai
dengan kedalaman
paling dalam 40
meter.
Dipisahkan oleh
laguna dengan
Perairan
Laut
Pantai Majakerta
di Kecamatan
Balongan.
Kawasan Pulau
Biawak di
Kecamatan
Pasekan.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
IV-11
Fungsi Jenis/Tipe Kriteria
Klasifikasi
Fisik
Lokasi Luas
kedalaman antara
40 sampai dengan
75 meter.
Sumber : Keppres No. 32/1990, SK Menhut No. 419/Kpts II/1999, Perda No. 2/1996, PP No 26 Tahun 2008
tentang RTRWN, Perda No.22/2010 tentang RTRWP Jawa Barat.
Adapun sasaran pengembangan kawasan lindung adalah :
a. Terjaganya fungsi lindung pada kawasan lindung non hutan.
b. Terjaganya kawasan-kawasan resapan air atau kawasan yang berfungsi hidrologis.
c. Terjaminnya ketersediaan sumber daya air.
d. Berkurangnya lahan kritis dan tanah terlantar.
e. Terbentuknya kawasan penyangga di sekitar kawasan hutan lindung dan konservasi.
f. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya pada kawasan lindung.
g. Berkurangnya dampak bencana alam yang diakibatkan oleh kerusakan alam.
4.2 RENCANA POLA RUANG KAWASAN BUDIDAYA
Kawasan budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan
sumber daya buatan. Kawasan budidaya di Kabupaten Indramayu berupa kawasan
peruntukan hutan produksi, kawasan peruntukan hutan rakyat, kawasan peruntukan
pertanian, kawasan peruntukan perikanan, kawasan peruntukan pertambangan, kawasan
peruntukan industri, kawasan peruntukan pariwisata, kawasan peruntukan permukiman dan
kawasan peruntukan budidaya lainnya.
4.2.1 Kawasan Peruntukan Hutan Produksi
Hutan Produksi adalah areal hutan yang dipertahankan sebagai kawasan hutan dan
berfungsi untuk menghasilkan hasil hutan bagi kepentingan konsumsi masyarakat, industri
dan ekspor. Kawasan peruntukan hutan produksi di Kabupaten Indramayu yaitu berupa
hutan produksi tetap seluas 32.004 Ha yang berlokasi di Kecamatan Haurgeulis, Gantar,
Terisi, Kroya, Cikedung, dan Tukdana.
Dengan memperhatikan kriteria kawasan budidaya hutan produksi yang terdapat
dalam RTRWN dan RTRWP Jawa Barat maka arah pengembangan kawasan budidaya hutan
produksi adalah :
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
IV-12
1. Meningkatkan pembangunan lintas sektor dan subsektor, serta kegiatan ekonomi
sekitarnya.
2. Meningkatkan fungsi lindung.
3. Meningkatkan upaya pelestarian kemampuan sumberdaya hutan.
4. Meningkatkan pendapatan masyarakat terutama di daerah setempat.
5. Meningkatkan kesempatan kerja terutama masyarakat setempat.
6. Mendorong perkembangan usaha dan peran serta masyarakat terutama di daerah
setempat.
Kawasan peruntukan hutan produksi memiliki fungsi antara lain:
1. Penghasil kayu dan bukan kayu.
2. Sebagai daerah resapan air hujan untuk kawasan sekitarnya.
3. Membantu penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat setempat.
4. Sumber pemasukan dana bagi Pemerintah Daerah (dana bagi hasil) sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Kriteria umum dan kaidah perencanaan kawasan peruntukan hutan produksi antara
lain :
1. Penggunaan kawasan peruntukan hutan produksi untuk kepentingan pembangunan di
luar kehutanan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Tidak mengubah fungsi pokok kawasan peruntukan hutan produksi.
b. Penggunaan kawasan peruntukan hutan produksi untuk kepentingan pertambangan
dilakukan melalui pemberian ijin pinjam pakai oleh Menteri terkait dengan
memperhatikan batasan luas dan jangka waktu tertentu serta kelestarian
hutan/lingkungan.
c. Penggunaan kawasan peruntukan hutan produksi untuk kepentingan pertambangan
terbuka harus dilakukan dengan ketentuan khusus dan secara selektif.
2. Kegiatan pemanfaatan kawasan peruntukan hutan produksi mencakup tentang kegiatan
pemanfaatan kawasan, kegiatan pemanfaatan jasa lingkungan, kegiatan pemanfaatan
hasil kayu dan atau bukan kayu, dan kegiatan pemungutan hasil kayu dan atau bukan
kayu.
3. Kegiatan pemanfaatan kawasan peruntukan hutan produksi harus terlebih dahulu
memiliki kajian studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) yang
diselenggarakan oleh pemrakarsa yang dilengkapi dengan Rencana Pemantauan
Lingkungan (RPL) dan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL).
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
IV-13
4. Cara pengelolaan produksi hutan yang diterapkan harus didasarkan kepada rencana
kerja yang disetujui Dinas Kehutanan dan atau Kementerian Kehutanan, dan
pelaksanaannya harus dilaporkan secara berkala. Rencana kerja tersebut harus memuat
juga rencana kegiatan reboisasi di lokasi hutan yang sudah ditebang.
5. Kegiatan di kawasan peruntukan hutan produksi harus diupayakan untuk tetap
mempertahankan bentuk tebing sungai dan mencegah sedimentasi ke aliran sungai
akibat erosi dan longsor.
6. Kegiatan pemanfaatan kawasan peruntukan hutan produksi harus diupayakan untuk
menyerap sebesar mungkin tenaga kerja yang berasal dari masyarakat lokal.
7. Kawasan peruntukan hutan produksi dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
pembangunan di luar sektor kehutanan seperti pertambangan, pembangunan jaringan
listrik, telepon dan instalasi air, kepentingan religi, serta kepentingan pertahanan dan
keamanan.
8. Kegiatan pemanfaatan kawasan peruntukan hutan produksi wajib memenuhi kriteria dan
indikator pengelolaan hutan secara lestari yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan
ekologi.
9. Pemanfaatan ruang beserta sumber daya hasil hutan di kawasan peruntukan hutan
produksi harus diperuntukan untuk sebesar-besarnya bagi kepentingan negara dan
kemakmuran rakyat, dengan tetap memelihara sumber daya tersebut sebagai cadangan
pembangunan yang berkelanjutan dan tetap menjaga kelestarian fungsi hutan sebagai
daerah resapan air hujan serta memperhatikan kaidah-kaidah pelestarian fungsi
lingkungan hidup.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 83/KPTS/UM/8/1981,
penetapan batas hutan produksi sebagai berikut:
1. Parameter yang diperhatikan dan diperhitungkan dalam penetapan hutan produksi
adalah lereng (kemiringan) lapangan, jenis tanah, dan intensitas hujan.
2. Untuk keperluan penilaian fisik wilayah, setiap parameter tersebut dibedakan dalam 5
tingkatan (kelas) yang diuraikan dengan tingkat kepekaannya terhadap erosi. Makin
tinggi nilai kelas parameter makin tinggi pula tingkat kepekaannya terhadap erosi.
3. Skoring fisik wilayah ditentukan oleh total nilai kelas ketiga parameter setelah masing-
masing nilai kelas parameter dikalikan dengan bobot 20 untuk parameter lereng, bobot
15 untuk parameter jenis tanah, dan bobot 10 untuk parameter intensitas hujan (lihat
tabel 4.2, Tabel 4.3 dan tabel 4.4);
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
IV-14
Tabel 4.2
Skoring Kelas Lereng
Kelas Lereng Kisaran Lereng (%) Keterangan
Hasil Nilai
Kelas x Bobot
1 0 - 8 Datar 20
2 8 - 15 Landai 40
3 15 - 25 Agak curam 60
4 25 - 45 Curam 80
5 45 Sangat curam 100
Sumber : Penanganan Khusus Kawasan Puncak Kriteria Lokasi & Standar Teknik,
Dept. Kimpraswil
Tabel 4.3
Skoring Kelas Jenis Tanah
Kelas Tanah Kelompok Jenis Tanah
Kepekaan
Terhadap Erosi
Hasil Nilai
Kelas x Bobot
1 Aluvial, Tanah, Glei,
Planossol, Hidromorf
Kelabu, Literite Air Tanah
Tidak peka 15
2 Latosol agak peka 30
3 Brown Forest Soil, Non
Calcic
kurang peka 45
4 Andosol, Laterictic
Gromusol, Podsolik
peka 60
5 Regosol, Litosol Organosol,
Renzine
sangat peka 75
Sumber : Penanganan Khusus Kawasan Puncak Kriteria Lokasi & Standar Teknik,
Dept. Kimpraswil
Tabel 4.4
Skoring Kelas Intensitas Hujan
Kelas
Intensitas
Hujan
Kisaran Curah Hujan
(mm/hari hujan)
Keterangan
Hasil Nilai
Kelas x Bobot
1 8 - 13,6 sangat rendah 10
2 13,6 - 20,7 rendah 20
3 20,7 - 27,7 sedang 30
4 27,7 - 34,8 tinggi 40
5 34,8 sangat tinggi 50
Sumber : Penanganan Khusus Kawasan Puncak Kriteria Lokasi & Standar Teknik,
Dept. Kimpraswil
4. Berdasarkan hasil penjumlahan skoring ketiga parameter tersebut yaitu lereng, jenis
lahan, dan intensitas hujan suatu wilayah hutan dinyatakan memenuhi syarat untuk
ditetapkan sebagai hutan produksi tetap jika memiliki skoring fisik wilayah dengan nilai <
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
IV-15
125, tidak merupakan kawasan lindung, serta berada di luar hutan suaka alam, hutan
wisata dan hutan produksi tetap, hutan produksi terbatas, dan hutan konversi lainnya.
Kriteria teknis peruntukan kawasan peruntukan hutan produksi sebagai berikut :
1. Radius atau jarak yang diperbolehkan untuk melakukan penebangan pohon di kawasan
hutan produksi:
a. > 500 (lima ratus) meter dari tepi waduk atau danau.
b. > 200 (dua ratus) meter dari tepi mata air dan kiri kanan sungai di daerah rawa.
c. > 100 (seratus) meter dari kiri kanan tepi sungai.
d. > 50 (lima puluh) meter dari kiri kanan tepi anak sungai.
e. > 2 (dua) kali kedalaman jurang dari tepi jurang.
f. > 130 (seratus tiga puluh) kali selisih pasang tertinggi dan pasang terendah dari tepi
pantai.
2. Luas kawasan hutan dalam setiap daerah aliran sungai (DAS) dan atau pulau minimal
30% dari luas daratan. Berdasarkan pertimbangan tersebut setiap provinsi dan
kabupaten/kota yang luas kawasan hutannya kurang dari 30% perlu menambah luas
hutannya. Sedangkan bagi provinsi dan kabupaten/kota yang luas kawasan hutannya
lebih dari 30% tidak boleh secara bebas mengurangi luas kawasan hutannya.
4.2.2 Kawasan Hutan Rakyat
Kawasan peruntukan hutan rakyat di Kabupaten Indramayu seluas kurang lebih
38.516 Ha berada di setiap kecamatan. Pengembangan kawasan peruntukan hutan rakyat
dapat memanfaatkan kawasan lain berdasarkan daya dukung lingkungan dan nilai ekonomis.
Kawasan lain tersebut meliputi:
a. Kawasan sempadan pantai.
b. Kawasan sempadan sungai.
c. Kawasan sekitar waduk dan situ.
Melalui pembangunan hutan rakyat berkelanjutan dari tahun ke tahun serta
pengelolaannya diarahkan sebagai usaha kelompok tani secara mandiri, diharapkan akan
mempercepat upaya rehabilitasi lahan, perbaikan lingkungan, pemenuhan kebutuhan kayu
sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat perdesaan disekitar hutan.
Sasaran lokasi hutan rakyat adalah lahan milik rakyat, tanah adat atau lahan di luar
kawasan hutan yang memiliki potensi untuk untuk pengembangan hutan rakyatm dapat
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
IV-16
berupa lahan tegalan dan lahan pekarangan yang luasnya memenuhi syarat sebagai hutan
rakayat dalam wilayah DAS Prioritas.
4.2.3 Kawasan Peruntukan Pertanian
Kawasan budidaya pertanian merupakan kawasan yang ditujukan untuk mewujudkan
ketahanan pangan nasional. Arahan pengembangan pertanian difokuskan pada :
1. Mempertahankan kawasan pertanian pangan irigasi teknis.
2. Mendukung ketahanan pangan provinsi dan nasional.
3. Meningkatkan produktivitas melalui pola intensifikasi, diversifikasi, dan pola tanam yang
sesuai dengan kondisi tanah dan perubahan iklim.
4. Ditunjang dengan pengembangan infrastruktur sumberdaya air yang mampu menjamin
ketersediaan air.
5. Meningkatkan kesejahteraan petani dan pemanfaatan yang lestari.
Pengembangan kawasan pertanian pangan merujuk pada ketentuan sebagai berikut:
1. Memiliki kesesuaian lahan untuk dikembangkan sebagai kawasan pertanian.
2. Terutama berada dalam di lahan beririgasi teknis.
3. Memiliki kesesuaian lahan untuk pengembangan kawasan hortikultura dan
memperhatikan aspek penetapan kawasan hortikultura sesuai ketentuan peraturan
perundangan.
Penetapan kawasan peruntukan pertanian ini diperlukan untuk memudahkan dalam
penumbuhan dan pengembangan kawasan pertanian berbasis agribisnis mulai dari
penyediaan sarana produksi, budidaya, pengolahan pasca panen dan pemasaran serta
kegiatan pendukungnya secara terpadu, terintegrasi dan berkelanjutan.
Manfaat penetapan kriteria peruntukan kawasan pertanian untuk:
1. Meningkatkan daya dukung lahan baik kawasan pertanian yang telah ada maupun
melalui pembukaan lahan baru untuk pertanian tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan, peternakan, dan pendayagunaan investasi.
2. Meningkatkan sinergitas dan keterpaduan pembangunan lintas sektor dan sub sektor
yang berkelanjutan.
3. Meningkatkan pelestarian dan konservasi sumber daya alam untuk pertanian dan
mengendalikan alih fungsi lahan dan pertanian ke non pertanian agar ketersediaan lahan
tetap berkelanjutan.
4. Memberikan kemudahan dalam mengukur kinerja program dan kegiatan penumbuhan
dan pengembangan kawasan pertanian.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
IV-17
5. Mendorong tersedianya bahan baku industri hulu dan hilir dan/atau mendorong
pengembangan sumber energi terbarukan, dan meningkatkan ketahanan pangan,
kemandirian pangan dan kedaulatan pangan.
6. Menciptakan kesempatan kerja dan meningkatkan pendapatan serta kesejahteraan
masyarakat, meningkatkan pendapatan nasional dan daerah, melestarikan nilai sosial
budaya dan daya tarik kawasan perdesaan sebagai kawasan agropolitan.
Kawasan peruntukan pertanian ditetapkan berdasarkan kesesuaian lahan dalam
pengembangan komoditas tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan.
Tipologi lahan kawasan pertanian berdasarkan kesesuaian lahan dan persyaratan agroklimat
tersaji dalam tabel 4.5.
Tabel 4.5
Tipologi Lahan Kawasan Berdasarkan Kesesuaian Lahan dan
Persyaratan Agroklimat
No
Kawasan Kesesuaian Lahan
Persyaratan
Agroklimat
1 Tanaman Pangan Dataran rendah dan dataran tinggi,
dengan bentuk lahan datar sampal
berombak (lereng <8%), kesesualan lahan
tergolong S1, S2 atau S3, memiliki dan
atau tidak memiliki prasarana irigasi untuk
pengembangan.
Disesuaikan dengan
komoditas yang
dikembarigkan
sesuai dengan
agropedoklimat
setempat
2. Hortikultura Dataran rendah dan dataran tinggi,
dengan bentuk lahan datan sampai
berbukit, kesesuaian lahan tergolong SI,
S2 atau S3, clan tersedia sumber air yang
cukup.
Disesuaikan dengan
komoditas yang
dikembangkan
sesuai dengan
agropedoklimat
setempat
3. Perkebunan Dataran rendah dan dataran tinggi,
dengan bentuk Iahan datar sampai
berbukit, kesesualan lahan tergolong SI,
S2 atau S3.
Disesuaikan dengan
komoditas yang
dikembangkan
sesuai dengan
agropedoklimat
setempat
4. Peternakan Dataran rendah dan dataran tinggi sampai
berbukit di luar pemukiman dengan sistem
sanitasi yang cukup. Tidak berada di
permukiman dan memperhatikan aspek
lingkungan.
Disesuaikan dengan
komoditas yang
dikembangkan
sesuai dengan
agropedoklimat
setempat
Sumber :Permentan No. 41 Tahun 2009
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
IV-18
Keterangan :
S1 = lahan sangat sesuai.
S2 = lahan cukup sesuai.
S3 = sesuai marjinal.
Kawasan peruntukan pertanian di Kabupaten Indramayu meliputi :
1. Kawasan tanaman pangan seluas 92.370 Ha berada di setiap kecamatan. Selanjutnya
Kawasan tanaman pangan tersebut akan ditetapkan sebagai lahan pertanian pangan
berkelanjutan.
2. Kawasan hortikultura seluas 3.407 Ha berada di setiap kecamatan.
3. Kawasan perkebunan seluas 1.155 Ha berada di setiap kecamatan.
4. kawasan peternakan meliputi :
a. Itik tersebar di wilayah Daerah dengan sentra pengembangan komoditas itik meliputi
: Kecamatan Haurgeulis, Kecamatan Krangkeng, Kecamatan Jatibarang, Kecamatan
Sindang, Kecamatan Anjatan, Kecamatan Gantar, Kecamatan Terisi, Kecamatan
Cikedung, Kecamatan Widasari, Kecamatan Kertasemaya, Kecamatan Karangampel,
dan Kecamatan Pasekan.
b. Kambing dan domba tersebar di wilayah Daerah dengan sentra pengembangan
komoditas kambing-domba meliputi : Kecamatan Haurgeulis, Kecamatan Gantar,
Kecamatan Kroya, Kecamatan Cikedung, Kecamatan Tukdana, Kecamatan Cantigi,
Kecamatan Anjatan, dan Kecamatan Kandanghaur.
c. Sapi potong tersebar di wilayah Daerah dengan daerah pengembangan komoditas
sapi potong meliputi : Kecamatan Haurgeulis, Kecamatan Gantar, Kecamatan
Cikedung, Kecamatan Terisi, Kecamatan Lelea, Kecamatan Tukdana, Kecamatan
Kertasemaya, Kecamatan Juntinyuat, dan Kecamatan Anjatan.
d. Kerbau tersebar di wilayah Daerah dengan daerah pengembangan komoditas kerbau
meliputi : Kecamatan Gantar, Kecamatan Cikedung, dan Kecamatan Terisi.
e. Kuda tersebar di wilayah Daerah dengan daerah pengembangan komoditas kuda
meliputi : Kecamatan Cikedung, Kecamatan Lelea, Kecamatan Widasari, dan
Kecamatan Kandanghaur.
f. Ayam ras pedaging di wilayah Daerah dengan sentra pengembangan komoditas
ayam ras pedaging meliputi : Kecamatan Haurgeulis, Kecamatan Gantar, Kecamatan
Kroya, Kecamatan Gabuswetan, Kecamatan Terisi, Kecamatan Lelea, Kecamatan
Kertasemaya, Kecamatan Sukagumiwang, Kecamatan Krangkeng, Kecamatan
Karangampel, Kecamatan Kedokanbunder, Kecamatan Lohbener, Kecamatan
Kandanghaur, Kecamatan Bongas, dan Kecamatan Anjatan.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
IV-19
g. Ayam buras pedaging tersebar di setiap kecamatan.
h. Ayam buras petelur tersebar di setiap kecamatan.
4.2.4 Kawasan Peruntukan Perikanan
Pengembangan kawasan peruntukan perikanan meliputi:
a. Pengembangan kawasan budidaya air tawar.
b. Pengembangan kawasan budidaya air payau.
c. Pengembangan kawasan budidaya air laut.
d. Pengembangan kawasan industri pengolahan perikanan.
Pengembangan kawasan peruntukan perikanan, dilaksanakan untuk:
a. Meningkatkan produksi ikan.
b. Meningkatkan konsumsi ikan.
c. Meningkatkan kesempatan berusaha dan kesempatan kerja.
d. Meningkatkan pendapatan pembudidaya ikan dan udang.
e. Meningkatkan pengelolaan dan pelestarian sumberdaya perikanan.
Kawasan peruntukan perikanan di Kabupaten Indramayu berupa kawasan perikanan
tangkap, kawasan perikanan budidaya, kawasan pengolahan, dan kawasan minapolitan.
Untuk kawasan perikanan tangkap terdiri dari perikanan tangkap di laut sejauh 4 mil dan
kawasan perikanan tangkap di perairan umum. Sementara itu kawasan perikanan budidaya
terdiri atas kawasan perikanan budidaya air payau, air tawar, dan budidaya laut.
Kawasan perikanan budidaya air payau di Kabupaten Indramayu adalah seluas
14.083 Ha yang berlokasi di Kecamatan Krangkeng, Karangampel, Juntinyuat, Balongan,
Indramayu, Sindang, Pasekan, Cantigi, Kandanghaur, Patrol, Sukra, dan Losarang.
Sedangkan perikanan budidaya air tawar berlokasi tersebar di setiap kecamatan dengan luas
405 Ha. Sementara itu kawasan perikanan budidaya laut meliputi kawasan pesisir di
kabupaten Indramayu yang mencakup 38 desa dan 11 kecamatan dengan laut sejauh 4 mil.
Adapun kawasan perikanan budidaya laut ini juga meliputi kawasan peruntukan pelabuhan
pendaratan ikan yaitu :
1. Pelabuhan samudera Karangsong yang dilengkapi tempat pelelangan ikan berada di
Kecamatan Indramayu.
2. Pelabuhan perikanan pantai Dadap dan tempat pelelangan ikan Dadap berada di
Kecamatan Juntinyuat.
3. Pelabuhan pendaratan ikan Eretan Wetan dan Eretan Kulon yang dilengkapi tempat
pelelangan ikan berada di Kecamatan Kandanghaur.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
IV-20
4. Pelabuhan pendaratan ikan Glayem yang dilengkapi tempat pelelangan ikan berada di
Kecamatan Juntinyuat.
5. Pelabuhan pendaratan ikan Tegalagung yang dilengkapi tempat pelelangan ikan berada
di Kecamatan Sukra.
6. Pelabuhan pendaratan ikan Ujunggebang yang dilengkapi tempat pelelangan ikan
berada di Kecamatan Sukra.
7. Pelabuhan pendaratan ikan Bugel berada di Kecamatan Patrol.
8. Pelabuhan pendaratan ikan Cemara berada di Kecamatan Losarang.
9. Pelabuhan pendaratan ikan Cangkring berada di Kecamatan Cantigi.
10. Pelabuhan pendaratan ikan Majakerta berada di Kecamatan Balongan.
11. Pelabuhan pendaratan ikan Lombang yang dilengkapai tempat pelelangan ikan berada di
Kecamatan Juntinyuat.
12. Pelabuhan pendaratan ikan Limbangan yang dilengkapi tempat pelelangan ikan berada
di Kecamatan Juntinyuat.
13. Pelabuhan pendaratan ikan Juntinyuat berada di Kecamatan Juntinyuat.
Kawasan pengolahan di Kabupaten Indramayu berupa industri pengolahan hasil
perikanan yang berlokasi di Desa Dadap Kecamatan Juntinyuat, Desa Limbangan Kecamatan
Juntinyuat, Desa Karangsong Kecamatan Indramayu, Desa Kenanga Kecamatan Sindang,
Kelurahan Paoman Kecamatan Indramayu, Desa Eretan Wetan Kecamatan Kandanghaur,
Desa Eretan Kulon Kecamatan Kandanghaur, dan Desa Ujunggebang Kecamatan Sukra.
Kawasan minapolitan di Kabupaten Indramayu terdiri dari 4 kawasan minapolitan,
yaitu minapolitan garam berada di Desa Santing Kecamatan Losarang, minapolitan perikanan
tangkap berada di Desa Karangsong Kecamatan Indramayu, minapolitan perikanan budidaya
di Desa Karanganyar Kecamatan Pasekan dan Desa Krimun Kecamatan Losarang serta
minapolitan pengolahan hasil perikanan berada di Desa Kenanga Kecamatan Sindang.
4.2.5 Kawasan Peruntukan Pertambangan
Pengembangan kawasan peruntukan pertambangan dilakukan dengan tetap menjaga
kualitas lingkungan. Pengembangan kawasan peruntukan pertambangan diarahkan untuk:
1. Meningkatkan pendapatan daerah dan perekonomian wilayah.
2. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan.
3. Mendorong upaya pengendalian pemanfaatan kawasan pertambangan secara lestari,
baik untuk pertambangan skala besar maupun skala kecil.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
IV-21
4. Meningkatkan penerapan penambangan yang memenuhi persyaratan keselamatan dan
kesehatan kerja.
5. Meningkatkan penanggulangan kerusakan lahan di wilayah kerja pertambangan.
6. Mendukung keberlanjutan ekosistem di wilayah sekitar kawasan.
Kawasan peruntukan pertambangan adalah kawasan yang :
1. Memiliki sumberdaya dan potensi pertambangan yang berwujud padat, cair atau gas
berdasarkan data geologi.
2. Merupakan wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk pemusatan kegiatan pertambangan
secara berkelanjutan.
3. Tidak mengganggu fungsi kelestarian lingkungan hidup dan masyarakat sekitarnya.
4. Tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Kawasan peruntukan pertambangan di Kabupaten Indramayu meliputi kawasan
pertambangan mineral dan kawasan pertambangan minyak dan gas bumi. Kawasan
pertambangan mineral terdiri atas mineral bukan logam dan batuan, dimana mineral
bukan logam adalah berupa tanah liat yang berlokasi tersebar di setiap kecamatan.
Sedangkan batuan berupa sirtu yang berlokasi di Desa Bantarwaru Kecamatan Gantar
dan pasir urug yang berada di Kecamatan Gantar, Lohbener, Arahan dan
Sukagumiwang.
Kawasan pertambangan minyak dan gas bumi di Kabupaten Indramayu berlokasi
di Kecamatan Krangkeng, Karangampel, Sliyeg, Kedokanbunder, Kertasemaya,
Jatibarang, Losarang, Lohbener, Kandanghaur, Sukra, Anjatan, Bongas, Kroya,
Gabuswetan, Patrol, Haurgeulis dan Balongan.
4.2.6 Kawasan Peruntukan Industri
Sebagian atau seluruh bagian kawasan peruntukan industri dapat dikelola oleh satu
pengelola tertentu. Dalam hal ini, kawasan yang dikelola oleh satu pengelola tertentu
tersebut disebut kawasan industri.
Kawasan peruntukan industri memiliki fungsi antara lain:
1. Memfasilitasi kegiatan industri agar tercipta aglomerasi kegiatan produksi di satu lokasi
dengan biaya investasi prasarana yang efisien.
2. Mendukung upaya penyediaan lapangan kerja.
3. Meningkatkan nilai tambah komoditas yang pada gilirannya meningkatkan Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) di wilayah yang bersangkutan.
4. Mempermudah koordinasi pengendalian dampak lingkungan yang mungkin ditimbulkan.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
IV-22
Kriteria umum dan kaidah perencanaan kawasan peruntukan industri :
1. Pemanfaatan kawasan peruntukan industri harus sebesar-besarnya diperuntukan bagi
upaya mensejahterakan masyarakat melalui peningkatan nilai tambah dan peningkatan
pendapatan yang tercipta akibat efisiensi biaya investasi dan proses aglomerasi, dengan
tetap mempertahankan kelestarian fungsi lingkungan hidup.
2. Jenis industri yang dikembangkan harus mampu menciptakan lapangan kerja dan dapat
meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat setempat. Untuk itu jenis industri yang
dikembangkan harus memiliki hubungan keterkaitan yang kuat dengan karakteristik
lokasi setempat, seperti kemudahan akses ke bahan baku dan atau kemudahan akses ke
pasar.
3. Kawasan peruntukan industri harus memiliki kajian Amdal, sehingga dapat ditetapkan
kriteria jenis industri yang diijinkan beroperasi di kawasan tersebut.
4. Untuk mempercepat pengembangan kawasan peruntukan, di dalam kawasan peruntukan
industri dapat dibentuk suatu perusahaan kawasan industri yang mengelola kawasan
industri.
5. Khusus untuk kawasan industri, pihak pengelola wajib menyiapkan kajian studi Amdal
sehingga pihak industri cukup menyiapkan RPL dan RKL.
Karakteristik lokasi dan kesesuaian lahan kawasan peruntukan industri yang
berorientasi bahan mentah:
1. Kemiringan lereng : kemiringan lereng yang sesuai untuk kegiatan industri berkisar
0% - 25%, pada kemiringan >25% - 45% dapat dikembangkan
kegiatan industri dengan perbaikan kontur, serta ketinggian
tidak lebih dari 1000 meter dpl.
2. Hidrologi : bebas genangan, dekat dengan sumber air, drainase baik
sampai sedang.
3. Klimatologi : lokasi berada pada kecenderungan minimum arah angin yang
menuju permukiman penduduk.
4. Geologi : dapat menunjang konstruksi bangunan, tidak berada di daerah
rawan bencana longsor.
5. Lahan : area cukup luas minimal 20 ha, karakteristik tanah bertekstur
sedang sampai kasar, berada pada tanah marginal untuk
pertanian.
Kriteria teknis kawasan peruntukan industri meliputi :
1. Harus memperhatikan kelestarian lingkungan.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
IV-23
2. Harus dilengkapi dengan unit pengolahan limbah.
3. Harus memperhatikan suplai air bersih.
4. Jenis industri yang dikembangkan adalah industri yang ramah lingkungan dan memenuhi
kriteria ambang limbah yang ditetapkan Kementerian Lingkungan Hidup.
5. Pengelolaan limbah untuk industri yang berkumpul di lokasi berdekatan sebaiknya
dikelola secara terpadu.
6. Pembatasan pembangunan perumahan baru di kawasan peruntukan industri.
7. Harus memenuhi syarat AMDAL sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku.
8. Memperhatikan penataan kawasan perumahan di sekitar kawasan industri.
9. Pembangunan kawasan industri minimal berjarak 2 Km dari permukiman dan berjarak
15-20 Km dari pusat kota.
10. Kawasan industri minimal berjarak 5 Km dari sungai tipe C atau D.
11. Penggunaan lahan pada kawasan industri terdiri dari penggunaan kaveling industri, jalan
dan saluran, ruang terbuka hijau, dan fasilitas penunjang. Pola penggunaan lahan pada
kawasan industri secara teknis dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6
Pola Penggunaan Lahan Pada Kawasan Industri
No. Jenis Penggunaan
Struktur
Penggunaan (%)
Keterangan
1. Kaveling Industri Maksimal 70 % Setiap kaveling harus mengikuti
ketentuan KDB sesuai dengan
Perda setempat.
2. Jalan dan Saluran 8 12 % Terdapat jalan primer dan jalan
sekuder Tekanan gandar primer
minimal 8 ton dan sekunder
minimal 5 ton Perkerasan jalan
minimal 7 meter.
3. Ruang Terbuka Hijau Minimal 10 % Dapat berupa jalur hijau (green
belt), taman dan
perimeter
4. Fasilitas Penunjang 6 12 % Dapat berupa kantin, guest
house, tempat ibadah,
fasilitas olahraga, tempat
pengolahan air bersih,
gardu induk, rumah
telekomunikasi.
Sumber : Pedoman Teknis Pengembangan Kawasan Industri (Industrial Estate) di Daerah, Balitbang
Indag - Puslitbang, 2001
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
IV-24
12. Setiap kawasan industri, sesuai dengan luas lahan yang dikelola, harus mengalokasikan
lahannya untuk kaveling industri, kaveling perumahan, jalan dan sarana penunjang, dan
ruang terbuka hijau. Alokasi lahan pada Kawasan Industri dapat dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7
Alokasi Lahan Pada Kawasan Industri
No
Luas Lahan Dapat Dijual (Maksimal 70%)
Jalan & Sarana
Penunjang
Lainnya
Maksimal 70%
Ruang
Terbuka
Hijau (%)
No Luas
Kawasan
Industri
(Ha)
Kaveling
Industri
(%)
Kaveling
Komersial (%)
Kaveling
Perumahan
(%)
1. 10 - 20 65 70 Maksimal 10 Maksimal 10 Sesuai kebutuhan Minimal 10
2. 20 50 65 70 Maksimal 10 Maksimal 10 Sesuai kebutuhan Minimal 10
3. 50 100 60 70 Maksimal 12,5 Maksimal 10 Sesuai kebutuhan Minimal 10
4. 100 200 50 70 Maksimal 15 Maksimal 10 Sesuai kebutuhan Minimal 10
5. 200 500 45 70 Maksimal 17,5 10 25 Sesuai kebutuhan Minimal 10
6. 500 40 70 Maksimal 20 10 30 Sesuai kebutuhan Minimal 10
Sumber : Pedoman Teknis Pengembangan Kawasan Industri (Industrial Estate) di Daerah, Balitbang
Indag - Puslitbang, 2001
13. Kawasan Industri harus menyediakan fasilitas fisik dan pelayanan umum. Standar teknis
pelayanan umum dan fasilitas fisik di kawasan industri dapat dilihat tabel 4.8.
Tabel 4.8
Standar Teknis Pelayanan Umum di Kawasan Industri
No Teknis Pelayanan Standar Kebutuhan Keterangan
1. Tenaga Kerja 90 110 tenaga kerja/Ha
2. Luas lahan per unit usaha 0,3 5 Ha Terdapat beberapa variasi
urutan kaveling. Rata-rata
kebutuhan lahan 1,34
Ha/unit usaha industri
3. Listrik 0,15 0,2 MVA/Ha Sumber dari PLN atau
swasta
4. Telekomunikasi 4 5 SST/Ha Termasuk faximile/telex
Telepon umum 1 SST/16
Ha
5. Air bersih 0,55 0,75 liter/Ha Sumber PDAM/air tanah
usaha sendiri sesuai
ketentuan yang berlaku
6. Saluran drainase Sesuai debit Ditempatkan di kiri kanan
jalan utama dan
lingkungan
7. Saluran sewerage Sesuai debit Saluran tertutup yang
terpisah dari saluran
drainase
8. Prasarana dan sarana
sampah
1 bak sampah/kaveling
1 armada sampah/20 Ha
1 unit TPS/20 Ha
Perkiraan limbah padat
yang dihasilkan adalah 4
m
3
/Ha/hari
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
IV-25
No Teknis Pelayanan Standar Kebutuhan Keterangan
9. Kapasitas kelola IPAL Standar influent :
BOD : 400 600 mg/l
COD : 600 800 mg/l
TSS : 400 600 mg/l
PH : 4 - 10
Kualitas parameter limbah
cair yang berada di atas
standar influent yang
ditetapkan, wajib dikelola
terlebih dahulu oleh
pabrik yang bersangkutan
10. Jaringan jalan a. Jalan utama 2 lajur 1 arah dengan
perkerasan 2 x 7 m, atau
1 jalur dengan perkerasan
minimal 8 m
b. Jalan lingkungan 2 arah dengan perkerasan
minimal 7 m
11. Kebutuhan hunia 1,5 tenaga kerja/unit
hunian
12. Kebutuhan fasilitas
komersila
Sesuai dengan kebutuhan
dengan maksimum 20 %
luas lahan
Diperlukan Trade Center
untuk promosi wilayah
dan produk
13. Bangkitan transportasi Ekspor : 3,5 TEUs/Ha/bulan
Impor : 3,0 TEUs/Ha/Bulan
Belum termasuk angkutan
buruh dan karyawan
Sumber : Pedoman Teknis Pengembangan Kawasan Industri (Industrial Estate) di Daerah, Balitbang
Indag - Puslitbang, 2001
Kawasan peruntukan industri di Kabupaten Indramayu terdiri atas
1. Industri besar seluas 1.000 Ha berada di Kecamatan Balongan.
2. Industri menengah seluas 1.000 Ha berada di Kecamatan Losarang, Kecamatan
Kandanghaur, Kecamatan Patrol, dan Kecamatan Sukra.
3. Industri kecil dan makro tersebar di wilayah Daerah meliputi :
a. Industri krupuk ikan dan udang berada di Desa Kenanga Kecamatan Sindang.
b. Industri batik yang berlokasi di Kelurahan Paoman Kecamatan Indramayu, Desa
Pabean Udik Kecamatan Indramayu, Desa Penganjang Kecamatan Sindang, Desa
Terusan Kecamatan Sindang dan Desa Babadan Kecamatan Sindang.
c. Industri gitar mini berada di Desa Lelea Kecamatan Lelea.
d. Industri kain bordir berada di Desa Sukawera Kecamatan Kertasemaya.
e. Industri dodol berada di Kecamatan Karangampel.
f. Industri keripik melinjo berada di Kecamatan Karangampel.
g. Industri gerabah/keramik berada di Kecamatan Kandanghaur.
h. Industri kerajinan topeng berada di Kecamatan Sliyeg.
i. Industri tenun gedogan dan waring berada di Kecamatan Juntinyuat.
j. Industri ayaman bambu dan pandan yang berada di Kecamatan Sliyeg, Arahan dan
Lelea.
k. Industri kecap berada di Kecamatan Lohbener, Jatibarang dan Juntinyuat.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
IV-26
l. Industri keripik mangga berada di Kecamatan Lohbener.
m. Industri rajungan berada di Desa Eretan Wetan Kecamatan Kandanghaur dan Desa
Dadap Kecamatan Juntinyuat.
n. Industri bandeng tanpa duri berada di Kecamatan Indramayu.
o. Industri makanan lumpia kering berada di Kecamatan Lohbener.
4.2.6 Kawasan Peruntukan Pariwisata
Kawasan pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau
disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata. Jenis obyek wisata yang diusahakan dan
dikembangkan di kawasan peruntukan pariwisata dapat berupa wisata alam atau pun wisata
sejarah dan konservasi budaya.
Fungsi utama kawasan peruntukan pariwisata memiliki fungsi antara lain:
1. Memperkenalkan, mendayagunakan dan melestarikan nilai-nilai sejarah/budaya lokal dan
keindahan alam.
2. Mendukung upaya penyediaan lapangan kerja yang pada gilirannya dapat meningkatkan
pendapatan masyarakat di wilayah yang bersangkutan.
Kriteria umum dan kaidah perencanaan kawasan peruntukan pariwisata sebagai
berikut :
1. Kegiatan kepariwisataan diarahkan untuk memanfaatkan potensi keindahan alam,
budaya dan sejarah di kawasan peruntukan pariwisata guna mendorong perkembangan
pariwisata dengan memperhatikan kelestarian nilai-nilai budaya, adat istiadat, mutu dan
keindahan lingkungan alam serta kelestarian fungsi lingkungan hidup.
2. Kegiatan kepariwisataan yang dikembangkan harus memiliki hubungan fungsional
dengan kawasan industri kecil dan industri rumah tangga serta membangkitkan kegiatan
sektor jasa masyarakat.
3. Pemanfaatan lingkungan dan bangunan cagar budaya untuk kepentingan pariwisata,
sosial, pendidikan, ilmu pengetahuan, kebudayan dan agama harus memperhatikan
kelestarian lingkungan dan bangunan cagar budaya tersebut. Pemanfaatan tersebut
harus memiliki izin dari Pemerintah Daerah dan atau Kementerian yang menangani
bidang kebudayaan.
4. Pengusahaan situs benda cagar budaya sebagai obyek wisata diharapkan dapat
membantu memenuhi kebutuhan dana bagi pemeliharaan dan upaya pelestarian benda
cagar budaya yang bersangkutan.
5. Pemanfaatan ruang di kawasan peruntukan pariwisata harus diperuntukan untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, dengan tetap memelihara sumber daya tersebut
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
IV-27
sebagai cadangan pembangunan yang berkelanjutan dan tetap memperhatikan kaidah-
kaidah pelestarian fungsi lingkungan hidup.
6. Pada kawasan peruntukan pariwisata, fasilitas fisik yang harus tersedia meliputi jaringan
listrik, telepon, jaringan jalan raya, tempat pembuangan sampah, drainase, dan saluran
air kotor.
7. Harus memberikan dampak perkembangan terhadap pusat produksi seperti kawasan
pertanian, perikanan, dan perkebunan.
8. Harus bebas polusi.
9. Pengelolaan dan perawatan benda cagar budaya dan situs adalah tanggung jawab
pemerintah/pemerintah daerah.
10. Setiap orang dilarang mengubah bentuk dan atau warna, mengambil atau memindahkan
benda cagar budaya dari lokasi keberadaannya.
Karakteristik lokasi dan kesesuaian lahan kawasan peruntukan kawasan pariwisata
sebagai berikut :
1. Memiliki struktur tanah yang stabil.
2. Memiliki kemiringan tanah yang memungkinkan dibangun tanpa memberikan dampak
negatif terhadap kelestarian lingkungan.
3. Merupakan lahan yang tidak terlalu subur dan bukan lahan pertanian yang produktif.
4. Memiliki aksesibilitas yang tinggi.
5. Tidak mengganggu kelancaran lalu lintas pada jalur jalan raya regional.
6. Tersedia prasarana fisik yaitu listrik dan air bersih.
7. Terdiri dari lingkungan/ bangunan/ gedung bersejarah dan cagar budaya.
8. Memiliki nilai sejarah, ilmu pengetahuan dan budaya, serta keunikan tertentu.
9. Dilengkapi fasilitas pengolah limbah (padat dan cair).
Karakteristik kawasan peruntukan pariwisata dapat dilihat pada tabel 4.9
Tabel 4.9
Karakteristik Kawasan Peruntukan Pariwisata
No Jenis Wisata
Kriteria Teknis
Fisik Prasarana Sarana
1. Wisata Alam
Wisata bahari Mempunyai struktur
tanah yang stabil
Mempunyai
kemiringan tanah
yang memungkinkan
dibangun tanpa
memberikan dampak
negative terhadap
kelestarian
Jenis prasarana yang
tersedia antara lain
jalan, air bersih,
listrik, dan telepon
Mempunyai nilai
pencapaian dan
kemudahan
hubungan yang tinggi
dan mudah dicapai
Tersedia angkutan
umum
Jenis sarana yang
tersedia yaitu
hotel/penginapan,
rumah makan,
kantor pengelola,
tempat rekreasi dan
hiburan, WC umum,
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
IV-28
No Jenis Wisata
Kriteria Teknis
Fisik Prasarana Sarana
lingkungan
Mempunyai daya tarik
flora dan fauna
aquatic, pasir putih,
dan terumbu karang
Harus bebas bau
tidak enak, debu,
asap serta air
tercemar
dengan kendaraan
bermotor
Memperhatikan resiko
bahaya dan bencana
Perancangan
sempadan patai yang
memperhatikan tinggi
gelombang laut
dan musholla
Gaya bangunan
disesuaikan dengan
kondisi lingkungan
dan dianjurkan untuk
menampilkan cirri-
ciri budaya daerah
2. Wisata Buatan
Dibangun disesuaikan
dengan kebutuhan
dan peruntukannya
Status kepemilikan
harus jelas dan tidak
menimbulkan
masalah dalam
penguasaannya
Mempunyai struktur
tanah yang stabil
Mempunyai
kemiringan tanah
yang memungkinkan
dibangun tanpa
memberikan dampak
negative terhadap
kelestarian
lingkungan
Mempunyai daya tarik
historis, kebudayaan,
dan pendidikan
Bebas bau tidak enak,
debu, dan air
tercemar
Jenis prasarana yang
tersedia antara lain
jalan, air bersih,
listrik, dan telepon
Mempunyai nilai
pencapaian dan
kemudahan
hubungan yang tinggi
dan mudah dicapai
dengan kendaraan
bermotor roda empat
Tersedia angkutan
umum
Gaya bangunan
disesuaikan dengan
kondisi lingkungan
dan menampilkan
cirri-ciri budaya
daerah
Jenis sarana yang
tersedia yaitu rumah
makan, kantor
pengelola, tempat
rekreasi dan hiburan,
WC umum, dan
musholla
Ada tempat untuk
melakukan kegiatan
penerangan wisata,
pentas seni,
pameran dan
penjualan barang-
barang hasil
kerajinan
Terdapat
perkampungan adat
Taman Rekreasi Luas lahan minimal 3
Ha
Mempunyai struktur
tanah yang stabil
Mempunyai
kemiringan tanah
yang memungkinkan
dibangun tanpa
memberikan dampak
negative terhadap
kelestarian
lingkungan
Harus bebas bau
yang tidak enak,
debu, air yang
tercemar
Jenis prasarana yang
tersedia antara lain
jalan, air bersih,
listrik, dan telepon
Mempunyai nilai
pencapaian dan
kemudahan
hubungan yang tinggi
dan mudah dicapai
dengan kendaraan
bermotor roda empat
Tersedia angkutan
umum
Tersedia rumah
makan, kantor
pengelola, tempat
rekreasi dan hiburan,
WC umum, Musholla
dan tempat parker
Tersedia
sekurangnya 3 jenis
sarana rekreasi yang
mengandung unsure
hiburan, pendidikan,
kebudayaan, dan
arena bermain anak-
anak
Ada tempat untuk
melakukan kegiatan
penerangan
wisata,pentas seni,
pameran, dan
penjualan barang-
barang hasil
kerajinan
Sumber : Kriteria Lokasi dan Standar Teknis Kawasan Budi daya, Departemen PU, 2003
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
IV-29
Kriteria teknis kawasan peruntukan pariwisata sebagai berikut :
1. Pemanfaatan Taman Wisata Alam untuk kegiatan pariwisata alam dilaksanakan sesuai
dengan asas konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
2. Pemanfaatan Taman Wisata Alam untuk sarana pariwisata alam diselenggarakan dengan
persyaratan sebagai berikut:
a. Luas kawasan yang dimanfaatkan untuk pembangunan sarana dan prasarana
pariwisata alam maksimum 10% dari luas zona pemanfaatan taman wisata alam
yang bersangkutan.
b. Bentuk bangunan bergaya arsitektur setempat.
c. Tidak mengubah bentang alam yang ada.
d. Tidak mengganggu pandangan visual.
3. Pihak-pihak yang memanfaatkan kawasan Taman Wisata Alam untuk kegiatan
pengusahaan pariwisata alam harus menyusun Rencana Karya Pengusahaan Pariwisata
Alam yang dilengkapi dengan AMDAL sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
4. Pemanfaatan kawasan Taman Wisata Alam untuk kegiatan pengusahaan pariwisata alam
diberikan untuk jangka waktu paling lama 30 tahun sesuai dengan jenis kegiatannya.
5. Jenis-jenis usaha sarana pariwisata alam yang dapat dilakukan dalam kawasan Taman
Wisata Alam meliputi kegiatan usaha:
a. Akomodasi seperti pondok wisata, bumi perkemahan, karavan, dan penginapan.
b. Makanan dan minuman.
c. Sarana wisata tirta.
d. Angkutan wisata.
e. Cenderamata.
f. Sarana wisata budaya.
6. Dalam rangka pelestarian nilai-nilai budaya setempat, pemerintah daerah dapat
menetapkan kawasan, lingkungan dan atau bangunan sebagai lingkungan dan bangunan
cagar budaya sebagai kawasan pariwisata budaya. Penetapannya dilakukan apabila
dalam suatu kawasan terdapat beberapa lingkungan cagar budaya yang mempunyai
keterkaitan keruangan, sejarah, dan arkeologi.
7. Penetapan kawasan, lingkungan dan atau bangunan bersejarah sebagai kawasan
pariwisata oleh Pemerintah Kota/Kabupaten berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
IV-30
8. Kriteria, tolak ukur, dan penggolongan lingkungan cagar budaya berdasarkan kriteria nilai
sejarah, umur, keaslian, dan kelangkaan. Sedangkan kriteria penggolongan bangunan
cagar budaya berdasarkan kriteria nilai sejarah, umur, keaslian, kelangkaan,
tengeran/landmark, dan arsitektur. Kriteria dan tolak ukur tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Nilai sejarah dikaitkan dengan peristiwa-peristiwa perjuangan, ketokohan, politik,
sosial, budaya yang menjadi simbol nilai kesejarahan tingkat nasional dan atau
daerah masing-masing.
b. Umur dikaitkan dengan batas usia sekurang-kurangnya 50 tahun.
c. Keaslian dikaitkan dengan keutuhan baik sarana dan prasarana lingkungan maupun
struktur, material, tapak bangunan dan bangunan di dalamnya.
d. Kelangkaan dikaitkan dengan keberadaannya sebagai satu-satunya atau yang
terlengkap dari jenisnya yang masih ada pada lingkungan lokal, nasional, atau dunia.
e. Tengeran dikaitkan dengan keberadaan sebuah bangunan tunggal monumen atau
bentang alam yang dijadikan simbol dan wakil dari suatu lingkungan.
f. Arsitektur dikaitkan dengan estetik dan rancangan yang menggambarkan suatu
zaman dan gaya tertentu.
9. Berdasarkan kriteria dan tolak ukur, kawasan lingkungan cagar budaya dapat
dikelompokkan menjadi beberapa golongan yang berbeda satu dengan lainnya.
Penggolongan lingkungan cagar budaya diatur melalui Keputusan Bupati/Walikota
setempat.
10. Pelestarian lingkungan dan bangunan cagar budaya yang dijadikan kawasan pariwisata
harus mengikuti prinsip-prinsip pemugaran yang meliputi keaslian bentuk, penyajian dan
tata letak dengan memperhatikan nilai sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.
11. Pengembangan lahan yang berada dalam kawasan lingkungan cagar budaya harus
mengikuti peraturan perundangan yang berlaku.
Pengembangan kawasan pariwisata di Kabupaten Indramayu diarahkan kepada :
1. Pariwisata budaya.
Pariwisata budaya di Kabupaten Indramayu berupa Situs Sejarah Wiralodra Indramayu
seluas kurang lebih 2 Ha berada di Desa Sindang Kecamatan Sindang dan Cagar budaya
Batu Wadon, Batu Lanang, dan rumah adat kayu seluas kurang lebih 3 Ha berada di
Desa Cikawung Kecamatan Terisi.
2. Pariwisata alam.
Pariwisata alam di Kabupaten Indramayu meliputi:
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
IV-31
a. Situ Bolang berada di Kecamatan Cikedung.
b. Taman wisata alam laut Kawasan Pulau Biawak seluas kurang lebih 15.540 Ha yang
berada di Kecamatan Pasekan.
c. Pantai Tirtamaya seluas kurang lebih 9 Ha berada di Kecamatan Juntinyuat.
d. Pantai Glayem berada di Kecamatan Juntinyuat.
e. Pantai Ujunggebang berada di Kecamatan Sukra.
f. Pantai Balongan berada di Kecamatan Balongan.
g. Agrowisata mangga seluas kurang lebih 110 Ha yang berada di Kecamatan
Jatibarang dan Widasari.
h. Minawisata sentra garam seluas kurang lebih 1.576 Ha yang berada di Kecamatan
Krangkeng, Losarang dan Kandanghaur.
i. Wisata flora Rafflesia Arnoldi berada di Desa Pawidean Kecamatan Jatibarang.
3. Pariwisata buatan.
Pariwisata buatan di Kabupaten Indramayu yaitu Waterboom Bojongsari dan Waduk
Bojongsari seluas kurang lebih 15 Ha yang berada di Kelurahan Bojongsari Kecamatan
Indramayu dan Kampung Wisata Air seluas kurang lebih 10 Ha yang berada di Desa
Wanantara Kecamatan Sindang.
4. Pariwisata minat khusus.
Pariwisata minat khusus meliputi:
a. Pondok Pesantren Al-Zaytun seluas kurang lebih 1.200 (seribu dua ratus) hektar
berada di Kecamatan Gantar.
b. Mangrove centre seluas kurang lebih 5 (lima) hektar berada di Desa Pabean Ilir
Kecamatan Pasekan.
c. Kerajinan batik di Kelurahan Paoman Kecamatan Indramayu.
d. Upacara adat istiadat yaitu:
Upacara Ngarot berada Kecamatan Lelea.
Pesta laut Nadran di Desa Eretan Wetan Kecamatan Kandanghaur, Desa Eretan
Kulon Kecamatan Kandanghaur, Desa Karangsong Kecamatan Indramayu, Desa
Limbangan Kecamatan Juntinyuat, Desa Lombang Kecamatan Juntinyuat dan
Desa Dadap Kecamatan Juntinyuat.
Pesta Sedekah Bumi tersebar di setiap kecamatan.
Pesta Ngunjungan tersebar di setiap kecamatan.
Jaringan berada di Kecamatan Kandanghaur.
Pesta Mapag Tamba tersebar di setiap kecamatan;.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
IV-32
Pesta adat Mapag Sri tersebar di setiap kecamatan.
e. Wisata kuliner dan wisata tempat pemancingan yang berlokasi tersebar di setiap
kecamatan.
4.2.8 Kawasan Peruntukan Permukiman
Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung,
baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan
tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan
dan penghidupan.
Karakteristik lokasi dan kesesuaian lahan kawasan peruntukan permukiman sebagai
berikut :
1. Topografi datar sampai bergelombang (kelerengan lahan 0 - 25%).
2. Tersedia sumber air, baik air tanah maupun air yang diolah oleh penyelenggara dengan
jumlah yang cukup. Untuk air PDAM suplai air antara 60 L/org/hari 100 liter/org/hari.
3. Tidak berada pada daerah rawan bencana (longsor, banjir, erosi, abrasi).
4. Drainase baik sampai sedang.
5. Tidak berada pada wilayah sempadan sungai/pantai/waduk/danau/mata air/saluran
pengairan/rel kereta api dan daerah aman penerbangan.
6. Tidak berada pada kawasan lindung.
7. Tidak terletak pada kawasan budi daya pertanian/penyangga.
8. Menghindari sawah irigasi teknis.
Kriteria dan batasan teknis kawasan peruntukan permukiman sebagai berikut :
1. Penggunaan lahan untuk pengembangan perumahan baru 40% - 60% dari luas lahan
yang ada, dan untuk kawasan-kawasan tertentu disesuaikan dengan karakteristik serta
daya dukung lingkungan.
2. Kepadatan bangunan dalam satu pengembangan kawasan baru perumahan tidak
bersusun maksimum 50 bangunan rumah/ha dan dilengkapi dengan utilitas umum yang
memadai.
3. Memanfaatkan ruang yang sesuai untuk tempat bermukim di kawasan peruntukan
permukiman di perdesaan dengan menyediakan lingkungan yang sehat dan aman dari
bencana alam serta dapat memberikan lingkungan hidup yang sesuai bagi
pengembangan masyarakat, dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan
hidup.
4. Kawasan perumahan harus dilengkapi dengan:
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
IV-33
a. Sistem pembuangan air limbah yang memenuhi SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara
Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan.
b. Sistem pembuangan air hujan yang mempunyai kapasitas tampung yang cukup
sehingga lingkungan perumahan bebas dari genangan. Saluran pembuangan air
hujan harus direncanakan berdasarkan frekuensi intensitas curah hujan 5 tahunan
dan daya resap tanah. Saluran ini dapat berupa saluran terbuka maupun tertutup.
Dilengkapi juga dengan sumur resapan air hujan mengikuti SNI 03-2453-2002
tentang Tata Cara Perencanaan Sumur Resapan Air Hujan untuk Lahan Pekarangan
dan dilengkapi dengan penanaman pohon.
c. Prasarana air bersih yang memenuhi syarat, baik kuantitas maupun kualitasnya.
Kapasitas minimum sambungan rumah tangga 60 liter/orang/hari dan sambungan
kran umum 30 liter/orang/hari.
d. Sistem pembuangan sampah mengikuti ketentuan SNI 03-3242-1994 tentang Tata
Cara Pengelolaan Sampah di Permukiman.
5. Penyediaan kebutuhan sarana pendidikan di kawasan peruntukan permukiman yang
berkaitan dengan jenis sarana yang disediakan, jumlah penduduk pendukung, luas lantai
dan luas lahan minimal, radius pencapaian, serta lokasi dan penyelesaian secara lebih
rinci ditunjukkan pada tabel 4.10.
6. Penyediaan kebutuhan sarana kesehatan di kawasan peruntukan permukiman yang
berkaitan dengan jenis sarana yang disediakan, jumlah penduduk pendukung, luas lantai
dan luas lahan minimal, radius pencapaian, serta lokasi dan penyelesaian secara lebih
rinci ditunjukkan pada tabel 4.11.
7. Penyediaan kebutuhan sarana ruang terbuka, taman, dan lapangan olah raga di kawasan
peruntukan permukiman yang berkaitan dengan jenis sarana yang disediakan, jumlah
penduduk pendukung, luas lahan minimal, radius pencapaian, dan kriteria lokasi dan
penyelesaian secara lebih rinci ditunjukkan pada Tabel 4.12.
8. Penyediaan kebutuhan sarana perdagangan dan niaga di kawasan peruntukan
permukiman yang berkaitan dengan jenis sarana yang disediakan, jumlah penduduk
pendukung, luas lantai dan luas lahan minimal, radius pencapaian, serta lokasi dan
penyelesaian secara lebih rinci ditunjukkan pada Tabel 4.13.
9. Pemanfaatan kawasan perumahan merujuk pada SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara
Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan, serta Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 1 Tahun 1987 tentang Penyerahan Prasarana Lingkungan, Utilitas Umum, dan
Fasilitas Sosial Perumahan kepada Pemerintah Daerah.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
IV-34
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
IV-35
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
IV-36
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
IV-37
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
IV-38
10. Dalam rangka mewujudkan kawasan perkotaan yang tertata dengan baik, perlu
dilakukan peremajaan permukiman kumuh yang mengacu pada Instruksi Presiden Nomor
5 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kampung Kota.
Fungsi utama kawasan peruntukan permukiman sebagai berikut :
1. Sebagai lingkungan tempat tinggal dan tempat kegiatan yang mendukung peri kehidupan
dan penghidupan masyarakat sekaligus menciptakan interaksi sosial.
2. Sebagai kumpulan tempat hunian dan tempat berteduh keluarga serta sarana bagi
pembinaan keluarga.
Kriteria umum dan kaidah perencanaan kawasan peruntukan permukiman sebagai
berikut :
1. Pemanfaatan ruang untuk kawasan peruntukan permukiman harus sesuai dengan daya
dukung tanah setempat dan harus dapat menyediakan lingkungan yang sehat dan aman
dari bencana alam serta dapat memberikan lingkungan hidup yang sesuai bagi
pengembangan masyarakat, dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan
hidup.
2. Kawasan peruntukan permukiman harus memiliki prasarana jalan dan terjangkau oleh
sarana tranportasi umum.
3. Pemanfaatan dan pengelolaan kawasan peruntukan permukiman harus didukung oleh
ketersediaan fasilitas fisik atau utilitas umum (pasar, pusat perdagangan dan jasa,
perkantoran, sarana air bersih, persampahan, penanganan limbah dan drainase) dan
fasilitas sosial (kesehatan, pendidikan, agama).
4. Tidak mengganggu fungsi lindung yang ada.
5. Tidak mengganggu upaya pelestarian kemampuan sumber daya alam.
6. Dalam hal kawasan siap bangun (kasiba) dan lingkungan siap bangun (lisiba), penetapan
lokasi dan penyediaan tanah; penyelenggaraan pengelolaan; dan pembinaannya diatur di
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 1999 tentang Kawasan Siap Bangun dan
Lingkungan Siap Bangun yang Berdiri Sendiri.
Kawasan peruntukan permukiman di Kabupaten Indramayu seluas kurang lebih
17.837 Ha yang terdiri dari :
1. Permukiman perkotaan seluas kurang lebih 5.249 Ha yang meliputi 81 desa/kelurahan
dan kelurahan tersebar di PKW, PKL, PKLp, dan PPK.
2. Permukiman perdesaan seluas kurang lebih 12.590 Ha yang meliputi 235 desa.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
IV-39
Arahan pengembangan kawasan permukiman perkotaan :
1. Mengembangkan kawasan permukiman vertikal pada kawasan perkotaan dengan
intensitas pemanfaatan ruang menengah hingga tinggi.
2. Mengendalikan kawasan permukiman horizontal pada kawasan perkotaan dengan
intensitas pemanfaatan ruang menengah.
3. Penataan permukiman kumuh perkotaan.
4. Pembangunan Rumah Sakit Tipe B di PKW dan Rumah Sakit Tipe C di PKL.
5. Pembangunan dan pengembangan Puskesmas di PKL, PKLp dan PPK.
6. Pembangunan pusat kebudayaan di PKW.
7. Pembangunan kawasan olahraga terpadu di PKW dan sarana olahraga di PKL, PKLp, dan
PPK.
8. Pembangunan dan pengembangan Pasar Induk Beras Regional berada di Kecamatan
Losarang.
9. Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa di PKW, PKL, PKLp, dan PPK.
10. Pengembangan kegiatan perdagangan modern berada di PKW, PKL, dan PKLp.
11. Pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana pendidikan di PKW, PKL, PKLp,
dan PPK.
12. Pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana peribadatan di PKW, PKL,
PKLp, dan PPK.
13. Pengembangan pemakaman umum sebagai ruang terbuka hijau.
Sementara arahan pengembangan kawasan permukiman perdesaan diarahkan pada :
a. Pengembangan ruang permukiman horizontal mencakup kegiatan pertanian, kehutanan,
perikanan, pengelolaan sumberdaya alam, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan
sosial, dan kegiatan ekonomi.
b. Penataan permukiman kumuh perdesaan.
c. Pembangunan dan pengembangan Puskesmas Pembantu.
d. Pembangunan dan pengembangan Pasar Lingkungan.
e. Pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana peribadatan.
f. Pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana pendidikan dasar.
g. Pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana lapangan olahraga.
h. Pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana peribadatan.
i. Pembangunan dan pengembangan taman bermain.
j. Pengembangan pemakaman umum sebagai ruang terbuka hijau.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
IV-40
4.2.9 Kawasan Budidaya Lainnya
Kawasan peruntukan budidaya lainnya di Kabupaten Indramayu adalah berupa
kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan negara. Rencana kawasan pertahanan
keamanan mencakup penetapan lokasi yang digunakan untuk kepentingan pertahanan dan
keamanan, yang bertujuan mengamankan dan menjaga fungsi kawasan pertahanan
keamanan. Sedangkan sasaran rencana pengamanan tersebut adalah agar terkendalinya
kegiatan pembangunan di kawasan pertahanan keamanan, serta terjaminnya kepentingan
pertahanan keamanan.
Kawasan peruntukan pertahanan keamanan merupakan kawasan yang ditetapkan
dengan fungsi utama untuk kepentingan kegiatan pertahanan dan keamanan yang terdiri
dari kawasan militer dan kepolisian. Kawasan pertahanan keamanan ditetapkan berdasarkan
lokasi yang telah ditentukan oleh TNI dan Polri sebagai daerah latihan militer atau daerah
pengamanan militer.
Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan Negara di kabupaten Indramayu
adalah:
1. Markas Batalion Tempur Tentara Nasional Indonesia Arhanudse Batere R berada di Desa
Sukamelang Kecamatan Kroya.
2. Markas satuan teritorial Komando Distrik Militer 0616/Indramayu berada di Kecamatan
Indramayu.
3. Markas satuan teritorial Komando Rayon Militer yang berlokasi tersebar di 17 (tujuh
belas) kecamatan, meliputi :
a. Kecamatan Indramayu.
b. Kecamatan Sindang.
c. Kecamatan Lohbener.
d. Kecamatan Jatibarang.
e. Kecamatan Bangodua.
f. Kecamatan Kertasemaya.
g. Kecamatan Sliyeg.
h. Kecamatan Karangampel.
i. Kecamatan Krangkeng.
j. Kecamatan Juntinyuat.
k. Kecamatan Losarang.
l. Kecamatan Lelea.
m. Kecamatan Anjatan.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
IV-41
n. Kecamatan Cikedung.
o. Kecamtan Haurgeulis.
p. Kecamatan Kandanghaur.
q. Kecamatan Gabuswetan.
4. Markas Sub Detasemen Polisi Militer III/3-3 yang berlokasi di Kecamatan Indramayu.
5. Markas Sub Detasemen Zeni Bangunan 073/III Indramayu berada di Kecamatan
Indramayu.
6. Markas Polisi Resor Indramayu berada di Kecamatan Indramayu.
7. Markas Polisi Sektor tersebar di setiap kecamatan.
8. Pos TNI Angkatan Laut Dadap berada di Kecamatan Juntinyuat.
9. Pos TNI Angkatan Laut Eretan berada di Kecamatan Kandanghaur.
10. Sub Pos Polair Dadap berada di Kecamatan Juntinyuat.
11. Sub Pos Polair Eretan berada di Kecamatan Kandanghaur.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
V-1
BAB V
RENCANA KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten (RTRWK) memuat penetapan Kawasan
Strategis Kabupaten (KSK) yang menjadi kewenangannya, sesuai dengan kriteria penetapan.
Penetapan KSK, dilaksanakan dengan memperhatikan Kawasan Strategis Nasional (KSN) dan
Kawasan Strategis Provinsi (KSP) yang terdapat di wilayah Kabupaten.
Rencana Kawasan Strategis Kabupaten dapat dilihat pada gambar 5.1.
5.1 KAWASAN STRATEGIS PROVINSI
Kawasan Strategis Provinsi (KSP) diprioritaskan terhadap wilayah yang mempunyai
pengaruh sangat penting dalam lingkup provinsi terhadap aspek pertahanan keamanan
negara, lingkungan hidup, ekonomi, sosial dan budaya, dan/atau pendayagunaan
sumberdaya alam dan teknologi tinggi.
Kriteria penetapan KSP yang berada di Kabupaten Indramayu dilakukan dengan
mempertimbangkan aspek kepentingan yaitu aspek kepentingan ekonomi, kepentingan
fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. Adapun KSP yang berada di Kabupaten
Indramayu adalah KSP pertanian berlahan basah dan beririgasi teknis Pantura Jawa Barat,
KSP Kilang Minyak Balongan dan KSP Pesisir Pantura.
Adapun Kawasan Strategis Provinsi Jawa Barat berdasarkan sudut kepentingan,
kriteria dan arahan penanganan dapat dilihat pada tabel 5.1.
Tabel 5.1
Penetapan dan Arahan Penanganan Kawasan Strategis Provinsi
No Kepentingan KSP Kriteria Arahan Penanganan
1. Pertumbuhan
ekonomi
1. KSP pertanian
berlahan
basah dan
beririgasi
teknis Pantura
Jawa Barat.
Kawasan yang
potensial
menimbulkan masalah
yang bersifat lintas
kabupaten/kota,
bersifat fisik
lingkungan dan
ekonomi.
Kawasan potensial alih
fungsi lahan.
Merupakan daerah lumbung
padi nasional.
Mempertahankan luasan
lahan sawah.
Meningkatkan pendapatan
petani dengan program
multiaktivitas agribisnis dan
perbaikan irigasi.
Memperkecil resiko banjir
dan kekeringan.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
V-2
No Kepentingan KSP Kriteria Arahan Penanganan
2. KSP Kilang
Minyak
Balongan
Kawasan yang
diprioritaskan menjadi
kawasan yang dapat
mendorong
perekonomian Jawa
Barat.
Mengembangkan kawasan
agroindustri.
Memanfaatkan hasil
pertanian sebagai bahan
olahan industri yang
dikembangkan.
2. Fungsi dan
daya dukung
lingkungan
hidup
1. KSP Pesisir
Pantura.
Kawasan yang
membutuhkan
sinergitas koordinasi
penanganan lintas
kabupaten/kota,
bersifat fisik
lingkungan dan
kebencanaan.
Kawasan daratan
(kecamatan)
sepanjang pesisir
pantai serta perairan
pantai sepanjang 12
mil laut dari pasang
tertinggi.
Pengendalian pemanfaatan
SDA yang melebihi daya
dukung lingkungan.
Rehabilitasi/revitalisasi
kawasan hutan mangrove.
Pengembangan/
peningkatan kegiatan
ekonomi pesisir.
Peningkatan kualitas
pemukiman nelayan.
5.2 KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN
Kawasan strategis kabupaten adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan
karena mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam lingkup Kabupaten ditinjau dari
sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, serta fungsi dan daya dukung
lingkungan hidup.
Adapun Kawasan strategis Kabupaten Indramayu berdasarkan sudut kepentingan,
kriteria dan arahan penanganan dapat dilihat pada tabel 5.2.
Tabel 5.2
Penetapan dan Arahan Penanganan Kawasan Strategis Kabupaten
No Kepentingan KSP Lokasi
Arah
pengembangan
Arahan
Penanganan
1 Pertumbuhan
ekonomi
1. KSK
Prajapolitan
PKW Indramayu Konsep
pembangunan
perkotaan sebagai
pusat
pemerintahan
daerah berbasis
wilayah dengan
pendekatan dan
sistem manajemen
kawasan dengan
prinsip-prinsip,
Pengembangan
perkotaan
Indramayu sebagai
KSK Prajapolitan.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
V-3
No Kepentingan KSP Lokasi
Arah
pengembangan
Arahan
Penanganan
integrasi, efisiensi,
kualitas, dan
akselerasi.
2. KSK
Minapolitan
Minapolitan
Ujunggebang
berada di
Kecamatan
Sukra.
Minapolitan
Eretan berada
di Kecamatan
Kandanghaur.
Minapolitan
Dadap berada
di Kecamatan
Juntinyuat.
Minapolitan
Karangsong
berada di
Kecamatan
Indramayu.
Minapolitan
Cemara berada
di Kecamatan
Cantigi.
Konsep
pembangunan
kelautan dan
perikanan berbasis
wilayah dengan
pendekatan dan
sistem manajemen
kawasan dengan
prinsip-prinsip,
integrasi, efisiensi,
kualitas, dan
akselerasi.
Pengembangan
perkotaan Sukra
sebagai KSK
Minapolitan
Ujunggebang.
Pengembangan
perkotaan
Kandanghaur
sebagai KSK
Minapolitan
Eretan.
Pengembangan
perkotaan
Juntinyuat
sebagai KSK
Minapolitan
Dadap.
Pengembangan
perkotaan Cantigi
sebagai KSK
Minapolitan
Cemara.
Pengembangan
perkotaan
Indramayu
sebagai KSK
Minapolitan
Karangsong.
3. KSK
Agropolitan
Agropolitan
Widasari
berada di
Kecamatan
Widasari.
Agropolitan
Kerticala
berada di
Kecamatan
Tukdana.
Agropolitan
Cipancuh
berada di
Kecamatan
Haurgeulis.
Kota pertanian,
desa-desa sentra
produksi pertanian
dan desa peyangga
yang ada di
sekitarnya yang
mampu memacu
berkembangnya
sistem dan usaha
agribisnis,
sehingga dapat
melayani,
mendorong,
menarik, dan
menghela kegiatan
pembangunan
pertanian di
wilayah sekitarnya.
Pengembangan
perkotaan
Widasari sebagai
KSK Agropolitan
Widasari.
Pengembangan
perkotaan
Tukdana sebagai
KSK Agropolitan
Kerticala.
Pengembangan
perkotaan
Haurgeulis
sebagai KSK
Agropolitan
Cipancuh.
2. Fungsi dan daya
dukung
lingkungan
KSK
Wanapolitan
Wanapolitan
Sanca berada
di Kecamatan
Konsep
pembangunan
kehutanan dan
Pengembangan
perkotaan Gantar
sebagai KSK
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
V-4
No Kepentingan KSP Lokasi
Arah
pengembangan
Arahan
Penanganan
hidup Gantar.
Wanapolitan
Cikawung
berada di
Kecamatan
Terisi.
perkebunan
berbasis wilayah
dengan
pendekatan dan
sistem manajemen
kawasan dengan
prinsip-prinsip,
integrasi, efisiensi,
kualitas, dan
akselerasi.
Wanapolitan
Sanca.
Pengembangan
perkotaan Terisi
sebagai KSK
Wanapolitan
Cikawung.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
V-5
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VI-1
B BA AB B V VI I
A AR RA AH HA AN N P PE EM MA AN NF FA AA AT TA AN N R RU UA AN NG G
Arahan pemanfaatan ruang wilayah di Kabupaten Indramayu terdiri atas indikasi
program utama, indikasi lokasi, indikasi waktu pelaksanaan, indikasi sumber pendanaan dan
indikasi pelaksana kegiatan yang berpedoman pada rencana struktur ruang, rencana pola
ruang dan penetapan Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) melalui penyusunan rencana
perwujudan struktur ruang, rencana perwujudan pola ruang dan rencana perwujudan
kawasan strategis.
Tahapan pelaksanaan program-program pemanfaatan ruang dapat dilihat pada tabel
6.1.
6.1 RENCANA PERWUJUDAN STRUKTUR RUANG
Perwujudan struktur ruang di Kabupaten Indramayu terdiri atas perwujudan sistem
pusat kegiatan dan perwujudan sistem prasarana wilayah.
A. Perwujudan sistem pusat kegiatan dilakukan melalui :
1. Mendorong pengembangan pusat kegiatan wilayah Indramayu melalui program :
a. Penyusunan dan/atau revisi Rencana Detail Tata Ruang PKW Indramayu.
b. Pengembangan dan peningkatan prasarana perkotaan.
2. Mendorong pengembangan pusat kegiatan lokal melalui program :
a. Penyusunan dan/atau revisi Rencana Detail Tata Ruang pada kawasan perkotaan
yang ditetapkan sebagai PKL.
b. Pengembangan dan peningkatan prasarana perkotaan.
3. Pengembangan pusat kegiatan lokal promosi Tukdana dan Terisi melalui program :
a. Penyusunan dan/atau revisi Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan
Tukdana dan Terisi.
b. Pengembangan dan peningkatan prasarana perkotaan.
4. Pengembangan pusat pelayanan kawasan melalui program :
a. Penyusunan dan/atau revisi Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan
Ibukota Kecamatan.
b. Koordinasi pengelolaan kawasan perkotaan.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VI-2
c. Pengembangan dan peningkatan fasilitas perkotaan.
d. Pengembangan dan peningkatan prasarana perkotaan.
5. Pengembangan pusat pelayanan lingkungan melalui program :
a. Program pengembangan tata ruang kawasan pusat perdesaan melalui
penyusunan Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D).
b. Program pengembangan pusat pelayanan perdesaan.
c. Penyediaan sarana minimum.
B. Perwujudan sistem prasarana wilayah dilakukan melalui :
1. Perwujudan sistem jaringan prasarana utama meliputi :
a. Perwujudan sistem jaringan transportasi darat dilakukan melalui program :
1) Pengembangan jaringan jalan arteri primer status Nasional.
2) Pengembangan jaringan jalan kolektor primer 1 status Nasional.
3) Pengembangan jaringan jalan kolektor primer 2 status Provinsi.
4) Pengembangan jaringan jalan kolektor primer 3 status Provinsi.
5) Pengembangan jaringan jalan kolektor sekunder 1 dalam Perkotaan
Indramayu status Kabupaten.
6) Pengembangan jaringan jalan kolektor sekunder 2 dalam Perkotaan
Indramayu status Kabupaten.
7) Pengembangan jaringan jalan kolektor sekunder 3 dalam Perkotaan
Indramayu status Kabupaten.
8) Pengembangan jaringan jalan lokal sekunder 1 dalam Perkotaan Indramayu
status Kabupaten.
9) Pengembangan jaringan jalan lokal sekunder 2 dalam Perkotaan Indramayu
status Kabupaten.
10) Pengembangan jaringan jalan lokal sekunder 3 dalam Perkotaan Indramayu
status Kabupaten.
11) Pengembangan jaringan jalan lokal sekunder 1 dalam Perkotaan Jatibarang
status Kabupaten.
12) Pengembangan jaringan jalan lokal sekunder 3 dalam Perkotaan Jatibarang
status Kabupaten.
13) Pengembangan jaringan jalan lokal sekunder 1 dalam Perkotaan Haurgeulis
status Kabupaten.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VI-3
14) Pengembangan jaringan jalan lokal sekunder 3 dalam Perkotaan Haurgeulis
status Kabupaten.
15) Pengembangan jaringan jalan kolektor primer 4 luar Perkotaan Indramayu
status Kabupaten.
16) Pengembangan jaringan lokal primer 1 luar Perkotaan Indramayu status
Kabupaten.
17) Pengembangan jaringan lokal primer 2 luar Perkotaan Indramayu status
Kabupaten.
18) Pengembangan jaringan kolektor sekunder 1 luar Perkotaan Indramayu status
Kabupaten.
19) Pembangunan jaringan jalan startegis Kabupaten.
20) Pembangunan dan peningkatan jalan lingkungan.
21) Pemeliharaan jaringan jalan seluruh Daerah.
22) Pengembangan pemasangan rambu-rambu lalu lintas dan marka jalan.
23) Pembangunan jalan bebas hambatan ruas Cikopo Palimanan sepanjang
kurang lebih 19 Km.
24) Pembangunan dan pemeliharaan jembatan.
25) Pembangunan terminal penumpang tipe B.
26) Penataan terminal penumpang tipe C.
27) Pembangunan terminal penumpang tipe C.
28) Peningkatan kelaikan pengoperasian kendaraan bermotor.
29) Pengembangan jembatan timbang.
30) Pengembangan angkutan dalam perkotaan.
31) Pengembangan sistem transportasi massal.
32) Pengembangan rute dan jumlah armada angkutan umum.
33) Pengembangan angkutan umum pedesaan.
b. Perwujudan sistem jaringan perkeretaapian dilakukan melalui pogram :
1) Peningkatan jaringan rel yang ada.
2) Pengembangan baru jalur rel.
3) Penataan dan peningkatan stasiun kereta api.
c. Perwujudan sistem transportasi laut dilakukan melalui pogram :
1) Penataan terminal khusus batubara serta minyak dan gas bumi.
2) Pembangunan pelabuhan pengumpul.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VI-4
2. Perwujudan sistem jaringan prasarana lainnya meliputi :
a. Perwujudan sistem jaringan energi dilakukan melalui program :
1) Pengembangan pembangkit listrik tenaga uap.
2) Pengoptimalan sumur-sumur minyak dan gas bumi.
3) Rehabilitasi jaringan pipa minyak dan gas bumi.
4) Peningkatan cakupan layanan dan kualitas infrastruktur energi dan kelistrikan.
5) Rehabilitasi jaringan transmisi tenaga listrik seluruh Daerah.
6) Pengembangan jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150
kilovolt.
7) Penambahan gardu listrik pada desa-desa yang belum terlayani.
8) Pengembangan dan pemanfaatan sumber energi alternatif.
b. Perwujudan sistem jaringan telekomunikasi dilakukan melalui program :
1) Rehabilitasi jaringan telekomunikasi.
2) Peningkatan cakupan layanan dan kualitas infrastruktur telekomunikasi.
3) Penataan menara telekomunikasi secara bersama.
4) Pengembangan telepon nirkabel.
c. Perwujudan sistem jaringan sumber daya air dilakukan melalui program :
1) Pengelolaan dan konservasi daerah aliran sungai (DAS).
2) Pengelolaan alur Sungai Cimanuk Lama.
3) Pengendaliaan pemanfaatan air tanah.
4) Pengembangan jaringan irigasi.
5) Revitalisasi jaringan irigasi teknis.
6) Peningkatan jaringan irigasi setengah teknis menjadi teknis.
7) Pemeliharaan jaringan irigasi.
8) Pemeliharaan dan penataan kawasan sekitar situ.
9) Pembangunan longstrorage Sungai Cipanas.
10) Pemeliharaan waduk dan embung.
11) Peningkatan pelayanan dan pengelolaan air minum.
12) Normalisasi sungai.
13) Pembangunan dan rehabilitasi tanggul kritis.
d. Perwujudan sistem jaringan prasarana wilayah lainnya dilakukan melalui program:
1) Peningkatan prasarana dan sarana persampahan.
2) Peningkatan pengelolaan persampahan.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VI-5
3) Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan Instalasi
Pengolahan Limbah Tinja (IPLT).
4) Pembangunan jamban umum dan mandi cuci kakus (MCK) pada kawasan
permukiman.
5) Pengembangan prasarana pengolahan limbah industri, limbah medis, limbah
bahan berbahaya dan beracun (B3) secara mandiri.
6) Pembangunan dan pemeliharaan saluran drainase.
7) Peningkatan kapasitas saluran drainase.
8) Peningkatan kapasitas dan distribusi pelayanan air minum perkotaan dengan
jaringan perpipaan.
9) Pembangunan sistem pelayanan air minum non-perpipaan.
10) Penetapan jalur evakuasi bencana.
11) Penyediaan ruang evakuasi bencana.
6.2 RENCANA PERWUJUDAN POLA RUANG
Perwujudan pola ruang di Kabupaten Indramayu meliputi perwujudan kawasan
lindung dan perwujudan kawasan budidaya.
A. Perwujudan kawasan lindung di Kabupaten Indramayu meliputi :
1. Perwujudan kawasan hutan lindung melalui program :
a. Konservasi kawasan hutan lindung yang rusak.
b. Pemantapan batas dan pematokan kawasan hutan lindung.
c. Pengembangan vegetasi untuk hutan lindung.
2. Perwujudan kawasan yang memberi perlindungan terhadap kawasan bawahannya
melalui program :
a. Rehabilitasi lahan kritis di kawasan resapan air.
b. Pembatasan pendirian bangunan baru.
c. Pemantauan secara rutin untuk mencegah terjadinya penebangan liar dan
kebakaran hutan.
d. Pengembangan vegetasi tegakan tinggi yang mampu memberikan perlindungan
terhadap permukaan tanah dan mampu meresapkan air ke dalam tanah.
e. Pembatasan pendirian bangunan yang menutup tanah.
3. Perwujudan kawasan perlindungan setempat melalui program :
a. Pemulihan kawasan pesisir pantai Daerah terhadap alih fungsi lahan.
b. Penanaman vegetasi yang berkayu pada kawasan sempadan pantai.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VI-6
c. Pengelolaan tanah timbul sebagai kawasan lindung sempadan pantai.
d. Perlindungan sekitar sungai terhadap alih fungsi lindung.
e. Perlindungan sekitar waduk dan situ terhadap kegiatan alih fungsi dan kegiatan
yang menyebabkan kerusakan kualitas sumber air.
f. Membatasi penggunaan lahan secara langsung untuk bangunan yang tidak
berhubungan dengan konservasi waduk dan situ.
g. Penanaman tanaman perdu dan tanaman tegakan tinggi pada kawasan sekitar
jaringan irigasi.
h. Peningkatan kawasan sekitar jaringan irigasi.
i. Penataan RTH perkotaan.
j. Perluasan RTH perkotaan.
4. Perwujudan kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya melalui
program :
a. Pengembangan dan pelestarian kawasan suaka margasatwa yang berada di Desa
Bulak Kecamatan Jatibarang.
b. Pengelolaan kawasan konservasi laut daerah dan penataan fungsi Kawasan Pulau
Biawak.
c. Pengembangan dan pelestarian 12 (dua belas) situs.
d. Pengelolaan dan pengembangan mangrove centre.
5. Perwujudan kawasan rawan bencana alam melalui program :
a. Penanaman tanaman lindung.
b. Penataan drainase.
c. Peningkatan kawasan konservasi.
d. Pembangunan barak barak pengungsi dan tempat penampungan sementara.
e. Perbaikan dan pembangunan jalur-jalur evakuasi.
f. Penanaman vegetasi yang berkayu dengan tegakan tinggi.
g. Pemantauan hutan secara berkala.
h. Pengaturan bangunan dan daerah hijau.
i. Peningkatan distribusi air utama yang berasal dari sumber-sumber air terdekat.
6. Perwujudan kawasan lindung geologi melalui program :
a. Identifikasi dan inventarisasi kawasan rawan bencana geologi.
b. Mitigasi bencana alam geologi.
c. Penetapan kawasan lindung geologi.
d. Pelestarian kawasan air tanah.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VI-7
7. Perwujudan kawasan lindung lainnya melalui program :
a. Perlindungan dan pelestarian plasma-nutfah.
b. Perlindungan dan pelestarian terumbu karang.
B. Perwujudan kawasan budidaya di Kabupaten Indramayu meliputi :
1. Perwujudan kawasan peruntukan hutan produksi melalui program :
a. Intensifikasi produksi hasil hutan.
b. Intensifikasi dan ekstensifikasi hasil hutan non kayu.
c. Penerapan konservasi tanah.
d. Pemanfaatan tanah terlantar dan lahan kritis yang mengacu pada ketentuan
peraturan perundang-undangan.
2. Perwujudan kawasan peruntukan hutan rakyat melalui program :
a. Inventarisasi kawasan hutan rakyat.
b. Pemanfaatan tanah terlantar dan lahan kritis yang mengacu pada ketentuan
peraturan perundang-undangan.
c. Pengembangan pola tanam hutan rakyat.
d. Diversifikasi tanaman hutan.
3. Perwujudan kawasan peruntukan pertanian melalui program :
a. Revitalisasi dan peningkatan pertanian tanaman pangan.
b. Peningkatan produktivitas tanaman pangan.
c. Intensifikasi dan ekstensifikasi hortikultura.
d. Penetapan kawasan peruntukan perkebunan.
e. Peningkatan produktivitas tanaman perkebunan.
f. Peningkatan kualitas ternak.
g. Diversifikasi jenis ternak dan hasilnya.
4. Perwujudan kawasan peruntukan perikanan melalui program :
a. Pengembangan sarana prasarana pendukung perikanan.
b. Pengembangan industri pengolahan hasil perikanan.
c. Intensifikasi produksi perikanan darat dan laut.
d. Pembangunan dan peningkatan TPI.
e. Penataan KSK minapolitan.
5. Perwujudan kawasan peruntukan pertambangan melalui program :
a. Penertiban kegiatan pertambangan sirtu dan pasir urug.
b. Penetapan kawasan peruntukan pertambangan.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VI-8
c. Eksploitasi migas di pantai utara daerah.
d. Eksplorasi potensi migas di pantai utara daerah.
6. Perwujudan kawasan peruntukan industri melalui program :
a. Penetapan sentra-sentra industri kecil-menengah.
b. Pengembangan lembaga pemasaran.
c. Penetapan kawasan industri.
d. Pengawasan limbah industri.
e. Pengembangan kawasan peruntukan industri.
7. Perwujudan kawasan peruntukan pariwisata melalui program :
a. Penyediaan infrastruktur pendukung kegiatan wisata.
b. Pengembangan pemasaran pariwisata.
c. Pembinaan sadar wisata.
d. Penataan obyek wisata alam.
e. Penataan obyek wisata budaya.
f. Penataan obyek wisata minat khusus.
8. Perwujudan kawasan peruntukan permukiman melalui program :
a. Penataan kawasan peruntukan permukiman.
b. Pengendalian pertumbuhan pembangunan permukiman.
c. Penataan dan rehabilitasi kawasan permukiman.
d. Peningkatan sanitasi lingkungan permukiman.
e. Penataan permukiman kumuh perkotaan.
f. Pembangunan rumah sakit Tipe B dan rumah sakit Tipe C.
g. Pembangunan dan pengembangan puskesmas.
h. Pembangunan dan pengembangan puskesmas pembantu.
i. Pembangunan pusat kebudayaan.
j. Pembangunan dan pengembangan kawasan olahraga terpadu dan sarana
olahraga.
k. Pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana lapangan olahraga.
l. Pembangunan dan pengembangan pasar induk beras regional.
m. Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa.
n. Pengembangan kegiatan perdagangan modern.
o. Pembangunan dan pengembangan pasar lingkungan.
p. Pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana pendidikan.
q. Pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana peribadatan.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VI-9
r. Pengembangan pemakaman umum sebagai ruang terbuka hijau.
s. Penataan permukiman kumuh perdesaan.
t. Pembangunan dan pengembangan taman bermain.
u. Pengembangan sarana dan prasarana permukiman.
v. Pembangunan perumahan penunjang kawasan industri.
9. Perwujudan kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan Negara melalui program
penetapan kawasan pertahanan dan keamanan Negara.
6.3 RENCANA PERWUJUDAN KAWASAN STRATEGIS
Kawasan Strategis di Kabupaten Indramayu terdiri dari kawasan strategis provinsi
dan kawasan strategis kabupaten, dimana upaya perwujudannya dilakukan melalui
pengembangan kawasan strategis provinsi dan pengembangan kawasan strategis
kabupaten.
A. Pengembangan kawasan strategis provinsi dilakukan melalui program :
1. Pengembangan kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi
berupa KSP Kilang Minyak Balongan.
2. Pengembangan kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi
berupa KSP pertanian berlahan basah dan beririgasi teknis Pantura Jawa Barat.
3. Pengembangan kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung
lingkungan hidup berupa Pesisir Pantura.
B. Pengembangan kawasan strategis kabupaten dilakukan melalui :
1. Perwujudan kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi melalui
program :
a. Pengembangan perkotaan Indramayu sebagai KSK Prajapolitan.
b. Pengembangan perkotaan Sukra sebagai KSK Minapolitan Ujunggebang.
c. Pengembangan perkotaan Kandanghaur sebagai KSK Minapolitan Eretan.
d. Pengembangan perkotaan Juntinyuat sebagai KSK Minapolitan Dadap.
e. Pengembangan perkotaan Cantigi sebagai KSK Minapolitan Cemara.
f. Pengembangan perkotaan Indramayu sebagai KSK Minapolitan Karangsong.
g. Pengembangan perkotaan Widasari sebagai KSK Agropolitan Widasari.
h. Pengembangan perkotaan Tukdana sebagai KSK Agropolitan Kerticala.
i. Pengembangan perkotaan Haurgeulis sebagai KSK Agropolitan Cipancuh.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VI-10
2. Perwujudan kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung
lingkungan hidup melalui program :
a. Pengembangan perkotaan Gantar sebagai KSK Wanapolitan Sanca.
b. Pengembangan perkotaan Terisi sebagai KSK Wanapolitan Cikawung.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VI-11
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VI-12
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VI-13
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VI-14
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VI-15
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VI-16
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VI-17
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VI-18
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VI-19
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VI-20
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VI-21
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VI-22
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VI-23
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VI-24
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VI-25
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VI-26
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VI-27
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VI-28
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VI-29
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VI-30
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VI-31
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VI-32
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VI-33
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VI-34
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VI-35
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VI-36
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VI-37
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VI-38
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VII-1
BAB VII
ARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
Dalam rangka mewujudkan pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif, diperlukan
keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruang dalam berbagai konteks keruangan, termasuk
keterpaduan dalam tata ruang Nasional, Provinsi dan Kabupaten. Hal tersebut dalam upaya
perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat
pemanfaatan ruang.
Pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang bertujuan untuk :
1. Menjamin bahwa pemanfaatan ruang dilakukan sesuai dengan rencana umum tata ruang
dan rencana rinci tata ruang.
2. Mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang.
3. Menjamin bahwa pembangunan yang akan dilaksanakan dapat mencapai standar kualitas
minimum.
4. Melindungi atau menjamin agar pembangunan baru tidak mengganggu pemanfaatan
ruang yang telah ada.
5. Memelihara atau memanfaatkan lingkungan secara berkelanjutan.
6. Menyediakan aturan yang seragam di setiap zona.
7. Mencegah dampak pembangunan yang merugikan.
8. Meminimalkan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang.
Arahan pengendalian pemanfaatan ruang Kabupaten Indramayu sebagai acuan
dalam pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang meliputi:
a. Ketentuan umum peraturan zonasi.
b. Ketentuan perizinan.
c. Ketentuan insentif dan disinsentif.
d. Arahan pengenaan sanksi.
7.1 KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI
Ketentuan umum peraturan zonasi terdiri dari hal-hal yang diperbolehkan,
diperbolehkan bersyarat, dan tidak diperbolehkan pada ruang wilayah Kabupaten. Peraturan
zonasi memuat ketentuan umum peraturan zonasi struktur ruang, pola ruang, dan kawasan
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VII-2
strategis. Peraturan zonasi ini digunakan sebagai pedoman bagi Pemerintah Kabupaten
dalam menyusun peraturan zonasi (zoning regulation) yang lebih detail.
Ketentuan umum peraturan zonasi wilayah Kabupaten meliputi:
a. Ketentuan umum peraturan zonasi struktur ruang.
b. Ketentuan umum peraturan zonasi pola ruang.
c. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan strategis.
7.1.1 Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Struktur Ruang
Rencana struktur ruang Kabupaten Indramayu meliputi rencana pengembangan
susunan sistem pusat kegiatan dan sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten yang
berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat yang secara hierarki
memiliki hubungan fungsional.
Ketentuan umum peraturan zonasi untuk struktur ruang meliputi:
a. Ketentuan umum peraturan zonasi sistem perkotaan dengan ketentuan:
1. Diperbolehkan melakukan pemanfaatan ruang di sekitar jaringan prasarana yang
mendukung berfungsinya sistem perkotaan.
2. Diperbolehkan bersyarat pemanfaatan ruang dengan intensitas tinggi agar tidak
mengganggu fungsi sistem perkotaan.
3. Tidak diperbolehkan melakukan pemanfaatan ruang yang dapat menyebabkan
gangguan terhadap berfungsinya sistem perkotaan.
b. Ketentuan umum peraturan zonasi sistem perdesaan dengan ketentuan:
1. Diperbolehkan melakukan pemanfaatan ruang disekitar jaringan prasarana untuk
mendukung berfungsinya sistem perdesaan.
2. Diperbolehkan melakukan peningkatan kegiatan perdesaan dengan didukung fasilitas
dan infrastruktur.
3. Diperbolehkan bersyarat pemanfaatan ruang agar tidak mengganggu fungsi sistem
perdesaan.
4. Tidak diperbolehkan melakukan pemanfaatan ruang yang menyebabkan gangguan
terhadap berfungsinya sistem perdesaan.
c. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan sekitar jaringan jalan dengan ketentuan:
1. Diperbolehkan penyediaan jalur pejalan kaki.
2. Diperbolehkan bersyarat melakukan pengembangan prasarana pelengkap jalan
sesuai dengan kondisi dan kelas jalan.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VII-3
3. Diperbolehkan bersyarat pemanfaatan ruang di sepanjang garis sempadan jalan yang
tingkat intensitas pengembangan ruangnya menengah hingga tinggi.
4. Diperbolehkan bersyarat pengembangan kawasan budidaya dengan memperhatikan
ruang milik jalan, ruang manfaat jalan, dan ruang pengawasan jalan maupun garis
sempadan jalan.
5. Diperbolehkan bersyarat pergerakan lokal pada jaringan jalan arteri primer dan
kolektor primer dengan adanya pemisahan antara jalur cepat dan lambat.
6. Tidak diperbolehkan akses langsung dari bangunan ke jalan.
7. Tidak diperbolehkan melakukan alih fungsi lahan yang berfungsi lindung di sepanjang
garis sempadan jalan.
d. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan sekitar jaringan perkeretaapian dengan
ketentuan:
1. Diperbolehkan bersyarat pemanfaatan ruang di sepanjang sisi jaringan jalur kereta
api dengan intensitas menengah hingga tinggi.
2. Diperbolehkan bersyarat menempatkan fasilitas operasi kereta api serta bangunan
pelengkap lainnya pada ruang manfaat jalur kereta api.
3. Diperbolehkan bersyarat pemanfaatan ruang yang peka terhadap dampak lingkungan
akibat lalu lintas kereta api di sepanjang jalur kereta api.
4. Diperbolehkan bersyarat perlintasan sebidang antara jaringan jalur kereta api dan
jalan.
5. Tidak diperbolehkan pemanfaatan ruang pengawasan jalur kereta api yang dapat
mengganggu kepentingan operasi dan keselamatan transportasi perkeretaapian.
e. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan sekitar jaringan transportasi laut dengan
ketentuan:
1. Diperbolehkan pemanfaatan ruang untuk kebutuhan operasional pelabuhan laut.
2. Diperbolehkan pemanfaatan ruang di sekitar pelabuhan laut sesuai dengan
kebutuhan pengembangan pelabuhan laut berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
3. Diperbolehkan bersyarat pembangunan yang digunakan untuk transportasi laut.
f. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan sekitar jaringan energi dengan ketentuan:
1. Diperbolehkan jaringan melintasi tanah milik dan/atau dikuasai pemerintah.
2. Tidak diperbolehkan melakukan pemanfaatan ruang di sekitar pembangkit listrik yang
tidak memperhitungkan jarak aman dari kegiatan lain.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VII-4
3. Tidak diperbolehkan melakukan pemanfaatan ruang bebas di sepanjang jalur
transmisi.
g. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan sekitar jaringan telekomunikasi dengan
ketentuan:
1. Diperbolehkan jaringan melintasi tanah milik dan/atau dikuasai pemerintah.
2. Diperbolehkan bersyarat kegiatan pembangunan menara telekomunikasi bersama.
3. Tidak diperbolehkan mendirikan bangunan di sekitar menara telekomunikasi dalam
radius bahaya keamanan dan keselamatan.
h. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan sekitar jaringan sumber daya air dengan
ketentuan:
1. Diperbolehkan kegiatan pertanian dengan syarat tidak merusak tatanan lingkungan
dan bentang alam yang akan mengganggu kualitas maupun kuantitas air.
2. Diperbolehkan bersyarat pemanfaatan ruang di sekitar wilayah sungai, waduk dan
situ agar tetap dapat dijaga kelestarian lingkungan dan fungsi lindung kawasan.
3. Tidak diperbolehkan terhadap pemanfaatan ruang dan kegiatan di sekitar sumber
daya air yang dapat mengganggu kualitas sumber daya air.
4. Tidak diperbolehkan terhadap pemanfaatan ruang dan kegiatan di sekitar daerah
irigasi yang dapat mengganggu kualitas sumber daya air.
5. Tidak diperbolehkan terhadap pemanfaatan ruang dan kegiatan di sekitar waduk dan
bendungan yang dapat mengganggu kualitas sumber daya air.
6. Tidak diperbolehkan terhadap pemanfaatan ruang dan kegiatan di sekitar sistem
pengendali banjir.
i. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan sekitar jaringan persampahan dengan
ketentuan:
1. Diperbolehkan mendirikan bangunan mendukung jaringan persampahan.
2. Diperbolehkan mendirikan bangunan penunjang pengolahan sampah berupa kantor
pengelola, gudang atau garasi kendaraan pengangkut dan alat-alat berat, pos
keamanan, bangunan TPS dan tempat mesin pengolah sampah.
3. Diperbolehkan bersyarat kegiatan daur ulang sampah sepanjang tidak merusak
lingkungan dan bentang alam maupun perairan setempat.
4. Tidak diperbolehkan pemanfaatan ruang dan kegiatan di sekitar wilayah pengelolaan
persampahan.
5. Tidak diperbolehkan lokasi TPST berdekatan dengan kawasan permukiman.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VII-5
j. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan sekitar jaringan air limbah dengan
ketentuan:
1. Diperbolehkan mendirikan bangunan pendukung jaringan pengolahan limbah.
2. Diperbolehkan untuk kegiatan industri dengan syarat menyiapkan prasarana
pengelolaan limbah tersendiri.
3. Diperbolehkan penyediaan prasarana penunjang pengelolaan limbah.
4. Tidak diperbolehkan pembuangan limbah industri ke badan sungai.
5. Tidak diperbolehkan pemanfaatan ruang dan kegiatan di sekitar pengelolaan limbah.
k. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan sekitar jaringan drainase dengan ketentuan:
1. Diperbolehkan mendirikan bangunan mendukung jaringan drainase.
2. Diperbolehkan bersyarat pengembangan kegiatan perkotaan dengan didukung
jaringan drainase.
3. Diperbolehkan bersyarat pemanfaatan ruang di sekitar prasarana jaringan drainase
dengan tidak merubah fungsi utama.
4. Diperbolehkan bersyarat membangun jaringan drainase dengan sistem tertutup pada
kegiatan perkotaan dengan tidak merubah fungsi utama.
5. Tidak diperbolehkan memanfaatkan saluran drainase sebagai tempat pembuangan
sampah, air limbah atau material padat lainnya.
l. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan sekitar jaringan air minum perkotaan
dengan ketentuan:
1. Diperbolehkan kegiatan pertanian sepanjang tidak merusak tatanan lingkungan dan
bentang alam.
2. Tidak diperbolehkan pemanfaatan ruang dan kegiatan di sekitar sumber air minum.
3. Diperbolehkan bersyarat pemanfaatan ruang di sekitar sumber air minum dengan
tidak merubah fungsi utama.
m. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan sekitar jalur dan ruang evakuasi bencana
dengan ketentuan:
1. Diperbolehkan bersyarat pemanfaatan ruang di sekitar ruang terbuka dengan tidak
merubah fungsi utama.
2. Diperbolehkan bersyarat keberadaan ruang terbuka sepanjang tidak merusak tatanan
lingkungan dan bentang alam yang akan mengganggu kualitas lingkungan.
3. Tidak diperbolehkan pemanfaatan ruang dan kegiatan di ruang terbuka.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VII-6
7.1.2 Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Pola Ruang
Ketentuan umum peraturan zonasi pola ruang meliputi:
a. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan lindung.
b. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan budidaya.
7.1.2.1 Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan Lindung
Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan lindung meliputi:
a. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan hutan lindung dengan ketentuan:
1. Diperbolehkan melakukan pemanfaatan ruang untuk wisata alam tanpa mengubah
bentang alam.
2. Diperbolehkan bersyarat pembangunan non kehutanan diluar pertambangan terbuka.
3. Tidak diperbolehkan melakukan kegiatan yang berpotensi mengurangi luas kawasan
hutan dan tutupan vegetasi.
b. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan resapan air dengan ketentuan:
1. Diperbolehkan melakukan pemanfaatan ruang yang tidak mengurangi fungsi lindung
kawasan.
2. Diperbolehkan melakukan kegiatan pertanian tanaman semusim atau tahunan yang
disertai tindakan konservasi dan agrowisata.
3. Diperbolehkan melakukan pemanfaatan ruang untuk RTH.
4. Diperbolehkan pembangunan sumur resapan pada lahan terbangun.
5. Diperbolehkan bersyarat kegiatan pemanfaatan ruang untuk kegiatan budidaya
terbangun penunjang kawasan.
6. Diperbolehkan bersyarat mendirikan bangunan yang menunjang fungsi kawasan dan
atau bangunan merupakan bagian dari suatu jaringan atau transmisi bagi
kepentingan umum.
7. Tidak diperbolehkan melakukan pengambilan air tanah pada semua kedalaman
kecuali untuk keperluan air minum rumah tangga penduduk setempat.
8. Tidak diperbolehkan melakukan kegiatan yang dapat mengurangi daya serap tanah
terhadap air.
9. Tidak diperbolehkan melakukan kegiatan budidaya yang bersifat menutupi infiltrasi
air ke dalam tanah.
c. Ketentuan umum peraturan zonasi sempadan pantai dengan ketentuan:
1. Diperbolehkan pemanfaatan ruang untuk RTH, pertahanan dan keamanan, dan
perhubungan.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VII-7
2. Diperbolehkan pemanfaatan ruang untuk kepentingan adat dan kearifan lokal.
3. Diperbolehkannya pengembangan struktur alami dan struktur buatan untuk
mencegah abrasi, akresi dan intrusi air laut.
4. Diperbolehkan bersyarat pemanfaatan ruang bagi kegiatan rekreasi, wisata bahari,
dan ekowisata dengan tidak mendirikan bangunan permanen.
5. Diperbolehkan bersyarat pemanfaatan ruang untuk hutan rakyat.
6. Tidak diperbolehkan membuang secara langsung limbah padat, limbah cair, limbah
gas dan limbah B3.
7. Tidak diperbolehkan kegiatan yang dapat menurunkan fungsi ekologis dan estetika
kawasan dengan mengubah dan/atau merusak bentang alam, kelestarian fungsi
pantai dan akses terhadap kawasan sempadan pantai.
d. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan sekitar sungai dengan ketentuan:
1. Diperbolehkan melakukan pemanfaatan ruang untuk RTH.
2. Diperbolehkan melakukan kegiatan yang dapat memperkuat fungsi perlindungan
sempadan sungai.
3. Diperbolehkan bersyarat mendirikan bangunan yang menunjang fungsi sempadan
sungai dan/atau bangunan yang merupakan bagian dari suatu jaringan atau transmisi
bagi kepentingan umum.
4. Diperbolehkan bersyarat pemanfaatan ruang untuk hutan rakyat.
5. Tidak diperbolehkan melakukan kegiatan yang secara sengaja dan jelas menghambat
arah dan intensitas aliran air.
e. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan sekitar waduk dan situ meliputi:
1. Ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan sekitar waduk dengan ketentuan:
a) Diperbolehkan melakukan pemanfaatan ruang untuk RTH.
b) Diperbolehkan bersyarat melakukan kegiatan budidaya perikanan air tawar.
c) Diperbolehkan bersyarat pemanfaatan ruang untuk hutan rakyat.
d) Tidak diperbolehkan melakukan kegiatan yang dapat merusak kualitas waduk,
kondisi fisik tepi dan dasar waduk.
e) Tidak diperbolehkan melakukan kegiatan budidaya termasuk mendirikan
bangunan kecuali bangunan yang diperlukan untuk menunjang fungsi waduk
dan/atau bangunan yang merupakan bagian dari suatu jaringan atau transmisi
bagi kepentingan umum.
2. Ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan sekitar situ dengan ketentuan:
a) Diperbolehkan pemanfaatan ruang untuk RTH sekitar situ.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VII-8
b) Diperbolehkan bersyarat melakukan kegiatan budidaya perikanan air tawar.
c) Diperbolehkan bersyarat pemanfaatan ruang untuk hutan rakyat.
d) Tidak diperbolehkan melakukan kegiatan yang merusak daerah tangkapan air
situ.
e) Tidak diperbolehkan mendirikan bagunan permanen untuk hunian dan tempat
usaha.
f) Tidak diperbolehkan membuang secara langsung limbah padat, limbah cair,
limbah gas dan limbah B3.
g) Tidak diperbolehkan kegiatan pemanfaatan ruang yang dapat mengganggu
kelestarian sumberdaya air, keseimbangan fungsi lindung, serta kelestarian flora
dan fauna.
f. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan sekitar jaringan irigasi dengan ketentuan:
1. Diperbolehkan mendirikan bangunan mendukung jaringan irigasi.
2. Diperbolehkan melakukan pemanfaatan ruang untuk RTH.
3. Tidak diperbolehkan melakukan kegiatan yang secara sengaja dan jelas menghambat
arah dan intensitas aliran air.
g. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) perkotaan
dengan ketentuan:
1. Diperbolehkan melakukan kegiatan perkotaan berupa kegiatan rekreasi dan olahraga
alam.
2. Diperbolehkan bersyarat melakukan pengembangan jenis tanaman semusim.
3. Tidak diperbolehkan melakukan penebangan pohon tanpa seizin instansi atau pejabat
yang berwenang.
h. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan suaka margasatwa dengan ketentuan:
1. Diperbolehkan pemanfaatan kawasan suaka alam dan suaka margasatwa, sebagai
fungsi ekologis, sosial, estetika dan edukasi.
2. Diperbolehkan kegiatan yang menunjang kegiatan rekreasi dan fasilitas umum
disekitar kawasan suaka alam dan suaka margasatwa dengan syarat mengikuti
pengaturan pendirian bangunan.
3. Tidak diperbolehkan kegiatan yang mengubah dan/atau merusak kawasan suaka
alam dan suaka margasatwa.
i. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan dengan
ketentuan:
1. Diperbolehkan pemanfaatan ruang untuk pendidikan, penelitian, dan pariwisata.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VII-9
2. Tidak diperbolehkan kegiatan dan pendirian bangunan yang tidak sesuai dengan
fungsi kawasan.
3. Tidak diperbolehkan kegiatan yang dapat merusak kawasan cagar budaya dan ilmu
pengetahuan.
4. Tidak diperbolehkan kegiatan yang dapat mengubah bentukan geologi tertentu yang
mempunyai manfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
5. Tidak diperbolehkan pemanfaatan ruang yang mengganggu kelestarian lingkungan di
sekitar cagar budaya dan ilmu pengetahuan.
6. Tidak diperbolehkan kegiatan yang dapat mengganggu upaya pelestarian budaya
masyarakat setempat.
j. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan rawan gelombang pasang dengan
ketentuan:
1. Diperbolehkan bersyarat pemanfaatan ruang dengan mempertimbangkan
karakteristik, jenis, dan ancaman bencana.
2. Diperbolehkan pendirian bangunan untuk kepentingan pemantauan ancaman
bencana dan kepentingan umum.
k. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan rawan banjir dengan ketentuan:
1. Diperbolehkan pembuatan sumur resapan.
2. Diperbolehkan penetapan jalur evakuasi dari permukiman penduduk.
3. Diperbolehkan bersyarat pendirian bangunan untuk kepentingan pemantauan
ancaman bencana dan kepentingan umum.
4. Diperbolehkan bersyarat pemanfaatan dataran banjir bagi ruang terbuka hijau dan
pembangunan fasilitas umum dengan kepadatan rendah.
5. Tidak diperbolehkan pemanfaatan ruang bagi kegiatan permukiman dan fasilitas
umum penting lainnya.
l. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan rawan abrasi dengan ketentuan:
1. Diperbolehkan untuk kegiatan ruang terbuka hijau.
2. Diperbolehkan penyediaan jalur evakuasi.
3. Diperbolehkan bersyarat pengembangan kegiatan budidaya dengan syarat konstruksi
yang sesuai.
4. Diperbolehkan bersyarat pendirian bangunan untuk kepentingan pemantauan
ancaman bencana dan kepentingan umum.
m. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air
tanah dengan ketentuan:
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VII-10
1. Diperbolehkan bersyarat dikembangkan menjadi kawasan budidaya dengan
memperhatikan kelestarian dan keberlanjutan fungsi kawasan imbuhan air.
2. Diperbolehkan bersyarat pemanfaatan air tanah dengan memperhatikan besarnya
cadangan air tanah serta kelestarian lingkungan hidup kawasan sekitarnya.
3. Tidak diperbolehkan kegiatan yang dapat menimbulkan pencemaran.
n. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan perlindungan plasma-nutfah dengan
ketentuan:
1. Tidak diperbolehkan kegiatan dan pendirian bangunan yang tidak sesuai dengan
fungsi kawasan.
2. Tidak diperbolehkan melakukan kegiatan yang dapat mengganggu fungsi kawasan
dalam melindungi plasma dan/atau genetik di kawasan perlindungan plasma nutfah.
3. Tidak diperbolehkan melakukan kegiatan yang dapat mengganggu arsitektur bentang
alam.
o. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan terumbu karang dengan ketentuan:
1. Tidak diperbolehkan kegiatan dan pendirian bangunan yang tidak sesuai dengan
fungsi kawasan.
2. Tidak diperbolehkan melakukan kegiatan yang dapat mengganggu fungsi kawasan
dalam melindungi terumbu karang.
3. Tidak diperbolehkan melakukan kegiatan yang dapat mengganggu arsitektur bentang
alam.
7.1.2.2 Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan Budidaya
Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan budidaya meliputi:
a. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan hutan produksi dengan
ketentuan:
1. Diperbolehkan bersyarat kegiatan pemanfaatan hasil hutan.
2. Diperbolehkan bersyarat kegiatan pendirian bangunan untuk menunjang kegiatan
pemanfaatan hasil hutan.
3. Diperbolehkan alih fungsi hutan produksi.
b. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan hutan rakyat dengan ketentuan:
1. Diperbolehkan pengembangan hutan secara berkelanjutan.
2. Diperbolehkan melakukan penghijauan dan rehabilitasi hutan.
3. Diperbolehkan bersyarat pemanfaatan hasil hutan.
4. Diperbolehkan bersyarat pendirian bangunan hanya untuk menunjang kegiatan
pemanfaatan hasil hutan.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VII-11
5. Tidak diperbolehkan pengembangan budidaya lainnya yang mengurangi luas hutan.
c. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan tanaman pangan dengan
ketentuan:
1. Diperbolehkan melakukan pembuatan pematang, teras, dan saluran drainase.
2. Diperbolehkan melakukan pola tanam monokultur, tumpangsari, dan campuran
tumpang gilir.
3. Tidak diperbolehkan melakukan alih fungsi lahan yang telah ditetapkan sebagai lahan
pertanian pangan berkelanjutan.
4. Tidak diperbolehkan melakukan kegiatan yang dapat merusak kelestarian sumber air
untuk kepentingan irigasi.
5. Diperbolehkan pembangunan sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten untuk
kepentingan umum.
d. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan hortikultura dengan ketentuan:
1. Diperbolehkan melakukan pola tanam monokultur, tumpangsari, dan tumpang gilir.
2. Diperbolehkan melakukan tindakan konservasi berkaitan dengan vegetatif dan sipil
teknis, yaitu pembuatan pematang, terasering, dan saluran drainase.
3. Diperbolehkan bersyarat konversi lahan sawah beririgasi non teknis untuk keperluan
infrastruktur strategis.
4. Tidak diperbolehkan melakukan alih fungsi lahan sawah beririgasi teknis yang telah
ditetapkan sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan, kecuali untuk
pembangunan sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten.
e. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan perkebunan dengan ketentuan:
1. Diperbolehkan melakukan kegiatan budidaya peternakan, perikanan, permukiman,
dan kegiatan pariwisata.
2. Diperbolehkan permukiman perdesaan bagi penduduk yang bekerja disektor
perkebunan.
3. Tidak diperbolehkan penanaman jenis tanaman perkebunan bersifat menyerap air.
4. Tidak diperbolehkan merubah jenis tanaman perkebunan bagi kawasan perkebunan
besar yang tidak sesuai dengan perizinan.
5. Diperbolehkan bangunan pendukung kegiatan perkebunan dan jaringan prasarana
wilayah.
6. Diperbolehkan alih fungsi kawasan peruntukan perkebunan menjadi fungsi lainnya.
f. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan peternakan dengan ketentuan:
1. Diperbolehkan melakukan pemanfaatan ruang untuk permukiman di sekitar kawasan.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VII-12
2. Diperbolehkan bangunan prasarana wilayah dan bangunan pendukung kegiatan
peternakan.
3. Tidak diperbolehkan pengembangan kawasan peternakan yang dibebani fungsi
pariwisata merusak fungsi pariwisata.
4. Tidak diperbolehkan mengakibatkan pencemaran dan kerusakan lingkungan.
g. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan perikanan dengan ketentuan:
1. Diperbolehkan bangunan prasarana wilayah dan bangunan pendukung kegiatan
perikanan.
2. Diperbolehkan melakukan pemanfaatan ruang untuk pembudidayaan ikan air tawar
dan jaring apung.
3. Diperbolehkan melakukan pemanfaatan ruang untuk permukiman di sekitar kawasan.
4. Diperbolehkan bersyarat pemanfaatan sumber daya perikanan tidak boleh melebihi
potensi lestari.
5. Diperbolehkan bersyarat kegiatan perikanan tangkap dan budidaya perikanan dengan
memperhatikan kelestarian lingkungan.
6. Tidak diperbolehkan pengembangan kawasan perikanan yang dibebani fungsi wisata
merusak fungsi pariwisata.
7. Tidak diperbolehkan kegiatan yang mengakibatkan pencemaran air dan kerusakan
lingkungan lainnya.
h. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan pertambangan dengan
ketentuan:
1. Diperbolehkan pengembangan kawasan permukiman pendukung kegiatan
pertambangan.
2. Diperbolehkan bersyarat percampuran kegiatan pertambangan dengan fungsi
kawasan lain sejauh mendukung atau tidak merubah fungsi utama kawasan.
3. Diperbolehkan bersyarat penambangan pasir atau sirtu di dalam badan sungai hanya
pada ruas-ruas tertentu yang dianggap tidak menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan.
4. Diperbolehkan bersyarat pengeboran eksplorasi dan/atau eksploitasi minyak dan gas
bumi pada kawasan lindung atau lahan pertanian pangan berkelanjutan.
5. Tidak diperbolehkan kegiatan penambangan di luar kawasan pertambangan.
6. Tidak diperbolehkan melakukan kegiatan penambangan yang dapat menimbulkan
kerusakan lingkungan.
7. Tidak diperbolehkan penambangan di dalam kawasan lindung.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VII-13
8. Tidak diperbolehkan kegiatan penambangan terbuka di dalam kawasan lindung.
9. Tidak diperbolehkan kegiatan penambangan di kawasan rawan bencana dengan
tingkat kerentanan tinggi.
10. Tidak diperbolehkan melakukan kegiatan pada kawasan perkotaan.
i. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan industri dengan ketentuan:
1. Diperbolehkan pembangunan perumahan baru sekitar kawasan peruntukan industri
dengan syarat tidak mengganggu fungsi utama dan hanya untuk perumahan
karyawan industri.
2. Diperbolehkan melakukan pengelolaan sesuai dengan manajemen kawasan
peruntukan industri dan memperhatikan dampak lingkungan.
3. Diperbolehkan melakukan pengembangan kegiatan industri yang ditunjang
ketersediaan sarana dan prasarana pendukungnya.
4. Diperbolehkan kegiatan industri yang tidak mengakibatkan kerusakan atau alih fungsi
kawasan lindung.
5. Tidak diperbolehkan kegiatan yang memberikan dampak merusak dan menurunkan
kualitas lingkungan.
6. Diperbolehkan bersyarat kegiatan industri dengan memiliki sistem pengolahan limbah
dan/atau limbah B3.
7. Diperbolehkan bersyarat kegiatan industri pada lokasi yang berdekatan dengan
memiliki pengelolaan limbah terpadu.
8. Diperbolehkan bersyarat pengembangan kawasan peruntukan industri pada
sepanjang jalan arteri atau kolektor dengan dilengkapi jalan frontage road.
9. Diperbolehkan pembangunan dan pengembangan industri baru pada kawasan
industri.
j. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan pariwisata dengan ketentuan:
1. Diperbolehkan pemanfaatan kawasan fungsi lindung untuk kegiatan wisata.
2. Diperbolehkan kegiatan penelitian dan pendidikan.
3. Diperbolehkan pemanfaatan lahan-lahan tidur untuk kegiatan pariwisata.
4. Diperbolehkan melakukan kegiatan yang tidak mengubah dan mengganggu bentuk
arsitektur setempat, bentang alam, dan pandangan visual.
5. Diperbolehkan melakukan pengembangan wisata alam dan wisata minat khusus yang
tidak mengganggu fungsi kawasan lindung.
6. Diperbolehkan melakukan pemanfaatan potensi alam dan budaya masyarakat.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VII-14
7. Diperbolehkan bersyarat pendirian bangunan hotel dan fasilitas penunjang pariwisata
dengan menerapkan kearifan lokal.
8. Diperbolehkan bersyarat pembangunan sarana dan prasarana penunjang wisata
dengan tidak mengganggu fungsi kawasan lindung.
k. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan permukiman dengan ketentuan:
1. Diperbolehkan pengambilan air baku dari air permukaan.
2. Diperbolehkan melakukan menyediakan sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana
perdagangan dan niaga, kebutuhan sarana ruang terbuka, taman dan lapangan
olahraga.
3. Diperbolehkan adanya kegiatan industri skala rumah tangga dan fasilitas sosial
ekonomi lainnya dengan skala pelayanan lingkungan.
4. Diperbolehkan bersyarat pembangunan pemukiman dengan menyediakan
kelengkapan keselamatan bangunan dan lingkungan.
5. Diperbolehkan bersyarat pembangunan pemukiman dengan menetapkan jenis dan
syarat penggunaan bangunan.
6. Diperbolehkan bersyarat pembangunan pemukiman dengan menyediakan drainase,
sumur resapan, dan penampungan air hujan.
7. Diperbolehkan bersyarat pembangunan pemukiman dengan menyediakan fasilitas
parkir.
8. Diperbolehkan bersyarat pemanfaatan air tanah dalam dan/atau sumur bor.
9. Tidak diperbolehkan kegiatan yang menganggu fungsi permukiman dan
kelangsungan kehidupan sosial masyarakat.
10. Tidak diperbolehkan mengembangkan permukiman terutama pada tikungan sungai,
dan alur sungai kering di kawasan rawan longsor dengan tingkat kerawanan tinggi.
l. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan pertahanan dan keamanan negara dengan
ketentuan:
1. Diperbolehkan penetapan kawasan pertahanan dan keamanan negara.
2. Diperbolehkan bersyarat kegiatan budidaya di sekitar kawasan pertahanan dan
keamanan negara dengan tidak mengganggu fungsi utama.
3. Diperbolehkan penyediaan infrastruktur pendukung kawasan pertahanan dan
keamanan negara.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VII-15
7.1.3 Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan Strategis
Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan strategis meliputi:
a. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan strategis dari sudut kepentingan
pertumbuhan ekonomi dengan ketentuan:
1. Diperbolehkan pengembangan sarana dan prasarana penunjang guna menimbulkan
minat investasi.
2. Diperbolehkan perubahan fungsi ruang minimal melalui arahan bangunan vertikal
sesuai kondisi kawasan.
3. Diperbolekan penyediaan ruang terbuka hijau.
4. Diperbolehkan bersyarat perubahan atau penambahan fungsi ruang tertentu pada
ruang terbuka di kawasan ini.
5. Tidak diperbolehkan perubahan fungsi dasar.
b. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan
daya dukung lingkungan hidup dengan ketentuan:
1. Diperbolehkan kegiatan rehabilitasi lahan pada kerusakan lingkungan.
2. Diperbolehkan pembuatan sumur resapan pada kawasan dengan kemampuan tanah
meresapkan air.
3. Diperbolehkan penambahan bangunan penunjang kepentingan pariwisata.
7.2 ARAHAN PERIZINAN
Arahan perizinan merupakan acuan bagi pejabat yang berwenang dalam pemberian
izin pemanfaatan ruang berdasarkan rencana struktur dan pola ruang yang ditetapkan dalam
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Indramayu. Izin pemanfaatan ruang diberikan oleh
pejabat Pemerintah Daerah yang berwenang. Izin pemanfaatan ruang diberikan kepada
calon pengguna ruang yang akan melakukan kegiatan pemanfaatan ruang pada suatu
kawasan berdasarkan rencana tata ruang. Untuk itu, setiap pemberian izin pemanfaatan
ruang harus dilakukan dengan persyaratan teknis dan persyaratan administratif sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan setiap pejabat Pemerintah Daerah
yang berwenang menerbitkan izin pemanfaatan ruang dilarang menerbitkan izin yang tidak
sesuai pemanfaatan ruang berdasarkan rencana struktur dan pola ruang.
Pemberian izin diberikan oleh pejabat yang berwenang dengan mengacu pada
rencana tata ruang dan/atau peraturan zonasi. Pemberian izin dilakukan secara terkoordinasi
dengan memperhatikan kewenangan dan kepentingan berbagai instansi terkait. Ketentuan
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VII-16
lebih lanjut mengenai prosedur pemberian izin pemanfaatan ruang diatur dengan peraturan
Bupati.
Izin pemanfaatan ruang diberikan untuk:
1. Menjamin pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana tata ruang, peraturan zonasi, dan
standar pelayanan minimal bidang penataan ruang.
2. Mencegah dampak negatif pemanfaatan ruang.
3. Melindungi kepentingan umum dan masyarakat luas.
4. Pemanfaatan yang optimal atas tanah terlantar dan lahan kritis dengan mengacu pada
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Jenis perizinan terkait pemanfaatan ruang di Kabupaten meliputi:
1. Izin lingkungan.
Izin lingkungan meliputi:
a. Izin Gangguan atau Hinder Ordonasi (HO).
Izin gangguan adalah pemberian izin tempat usaha kepada Perusahaan atau Badan
di lokasi tertentu yang dapat menimbulkan bahaya, kerusakan lingkungan.
b. Izin persetujuan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL), Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL), dan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
2. Izin perencanaan dan pembanguan.
Izin perencanaan dan pembangunan meliputi:
a. Izin prinsip.
Izin prinsip dipakai sebagai kelengkapan persyaratan teknis permohonan izin
peruntukan penggunaan lahan, izin lokasi, dan izin mendirikan bangunan.
b. Izin peruntukan penggunaan lahan.
Izin peruntukan penggunaan lahan dengan ketentuan lokasi yang diajukan kurang
dari 1 (satu) hektar meliputi:
1) Industri rumah tangga.
2) Perkantoran.
3) Perdagangan dan jasa.
4) Pariwisata buatan.
c. Izin lokasi.
Izin lokasi dengan ketentuan lokasi yang diajukan sama atau lebih dari 1 (satu)
hektar meliputi:
1) Kawasan industri.
2) Industri besar.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VII-17
3) Industri sedang.
4) Perkantoran.
5) Perdagangan dan jasa.
d. Izin mendirikan bangunan (IMB).
Izin mendirikan bangunan (IMB) diberikan berdasarkan rencana detail tata ruang.
3. Izin kegiatan.
Izin kegiatan meliputi:
a. Izin usaha kawasan industri.
b. Izin surat izin usaha perusahaan (SIUP).
c. Izin keramaian.
7.3 ARAHAN PEMBERIAN INSENTIF DAN DISINSENTIF
Untuk mendorong kesesuaian pemanfaatan ruang wilayah di Provinsi Jawa Barat,
dikembangkan perangkat insentif dan disinsentif. Tata cara dan mekanisme pemberian
insentif dan disinsentif diatur oleh Peraturan Daerah.
7.3.1 Insentif
Insentif merupakan perangkat atau upaya untuk memberikan imbalan terhadap
pelaksanaan kegiatan yang sesuai dengan kegiatan yang didorong dalam rencana tata
ruang. Insentif dapat diberikan oleh Pemerintah Kabupaten kepada Pemerintah Desa dan
masyarakat umum yang melaksanakan pembangunan sesuai dengan RTRWK yang telah
ditetapkan, berupa aspek pengaturan atau kebijakan, aspek ekonomi dan aspek
pembangunan. Ketentuan insentif dilengkapi besaran dan jenis kompensasi yang dapat
diberikan.
Ketentuan insentif dari Pemerintah Kabupaten kepada Pemerintah Desa meliputi:
1. Pemberian kompensasi.
2. Subsidi silang.
3. Penyediaan sarana dan prasarana.
4. Publisitas atau promosi daerah.
Ketentuan insentif dari Pemerintah Kabupaten kepada masyarakat umum meliputi:
1. Pemberian kompensasi.
2. Pengurangan retribusi.
3. Imbalan.
4. Sewa ruang dan urun saham.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VII-18
5. Penyediaan prasarana dan sarana.
6. Penghargaan.
7. Kemudahan perizinan.
7.3.2 Disinsentif
Disinsentif merupakan perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, atau
mengurangi pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai dengan kegiatan yang didorong dalam
rencana tata ruang. Ketentuan pemberian disinsentif mengatur bentuk pengenaan
kompensasi dalam pemanfaatan ruang. Disinsentif dibebankan oleh Pemerintah Kabupaten
kepada Pemerintah Desa dan masyarakat umum yang melaksanakan pembangunan tidak
sesuai dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan. Ketentuan disinsentif dilengkapi
besaran dan jenis kompensasi yang dapat diberikan.
Ketentuan disinsentif dari Pemerintah Kabupaten kepada Pemerintah Desa meliputi:
1. Pengenaan retribusi yang tinggi.
2. Pembatasan penyediaan sarana dan prasarana.
Ketentuan disinsentif dari Pemerintah Kabupaten kepada masyarakat umum meliputi:
1. Pengenaan pajak dan/atau retribusi yang tinggi.
2. Pemberian persyaratan khusus dalam proses perizinan.
3. Pembatasan penyediaan sarana dan prasarana infrastruktur.
7.4 ARAHAN SANKSI
Sanksi dikenakan kepada orang perseorangan dan/atau badan hukum yang
melakukan pelanggaran ketentuan larangan yang telah ditetapkan dalam RTRWK.
Pelanggaran terhadap RTRWK ini dikenakan sanksi administrasi dan atau sanksi pidana.
Arahan pengenaan sanksi mengatur sanksi administratif kepada pelanggar
pemanfaatan ruang meliputi:
1. Melanggar ketentuan arahan peraturan zonasi di kabupaten.
2. Memanfaatkan ruang tanpa izin dan/atau tidak sesuai dengan izin berdasarkan RTRW
Kabupaten.
3. Melanggar ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin yang diterbitkan
berdasarkan RTRW Kabupaten.
4. Memanfaatkan ruang dengan izin yang diperoleh dengan prosedur yang tidak benar.
5. Memanfaatkan ruang yang menghalangi akses terhadap kawasan yang oleh ketentuan
peraturan perundang-undangan dinyatakan sebagai milik umum.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VII-19
6. Melakukan kegiatan penambangan terbuka di dalam kawasan lindung.
7. Melakukan kegiatan penambangan di kawasan rawan bencana dengan tingkat
kerentanan tinggi.
8. Melakukan kegiatan penambangan yang menimbulkan kerusakan lingkungan.
9. Melakukan kegiatan penambangan pada kawasan perkotaan.
10. Melakukan alih fungsi lahan yang berfungsi lindung.
11. Memanfaatkan ruang bebas di sepanjang jalur transmisi sistem jaringan energi.
12. Melakukan pemanfaatan ruang yang menyebabkan gangguan terhadap fungsi sistem
perkotaan dan sistem infrastruktur wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten.
13. Melakukan kegiatan yang berpotensi mengurangi luas kawasan hutan dan tutupan
vegetasi.
14. Memanfaatkan hasil tegakan di kawasan resapan air.
15. Melakukan kegiatan pemanfaatan ruang yang dapat mengganggu bentang alam,
kesuburan dan keawetan tanah, fungsi hidrologi, kelestarian flora, dan fauna, serta
fungsi lingkungan hidup di kawasan lindung.
16. Merusak koleksi tumbuhan dan satwa di kawasan pelestarian alam dan/atau Kawasan
Pulau Biawak.
17. Melakukan kegiatan yang merusak kualitas dan kuantitas air, kondisi fisik kawasan, dan
daerah tangkapan air.
18. Membuang secara langsung limbah padat, limbah cair, limbah gas, dan limbah B3.
19. Melakukan kegiatan yang dapat menurunkan fungsi ekologis dan estetika kawasan
dengan mengubah dan/atau merusak bentang alam, serta kelestarian fungsi mata air
termasuk akses terhadap kawasan mata air.
20. Melakukan kegiatan yang mengubah dan/atau merusak, kondisi fisik kawasan mata air,
serta kelestarian mata air.
21. Melakukan kegiatan yang mengubah dan/atau merusak RTH.
22. Melakukan kegiatan di atas tanah timbul, kecuali untuk perluasan kawasan lindung.
23. Secara melawan hukum menguasai tanah yang berasal dari tanah timbul, baik berupa
daratan yang terbentuk secara alami maupun buatan karena proses pengendapan di
sungai, situ, dan/atau waduk.
24. Melakukan kegiatan dan pendirian bangunan yang tidak sesuai dan merusak fungsi
kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VII-20
25. Memanfaatkan ruang yang mengganggu kelestarian lingkungan di sekitar cagar budaya
dan ilmu pengetahuan meliputi peninggalan sejarah, bangunan arkeologi, serta wilayah
dengan bentukan geologi tertentu.
26. Melakukan kegiatan yang dapat mengganggu fungsi kawasan dalam melindungi
plasma/genetik di kawasan perlindungan plasma nutfah.
27. Mengubah dan/atau merusak bentuk arsitektur setempat, bentang alam, dan
pemandangan visual di kawasan pariwisata.
Sanksi administratif dalam bentuk :
1. Peringatan tertulis.
2. Penghentian sementara kegiatan.
3. Penghentian sementara pelayanan umum.
4. Penutupan lokasi.
5. Pencabutan izin.
6. Pembatalan izin.
7. Pembongkaran bangunan.
8. Pemulihan fungsi ruang.
9. Denda administratif.
Tata cara pengenaan sanksi administratif meliputi:
a. Peringatan tertulis dapat dilaksanakan dengan prosedur bahwa Pejabat yang berwenang
dalam penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang dapat memberikan peringatan tertulis
melalui penertiban surat peringatan tertulis sebanyak-banyaknya 3 (tiga) kali.
b. Penghentian sementara kegiatan dapat dilakukan melalui:
1. Penertiban surat perintah penghentian kegiatan sementara dari pejabat yang
berwenang melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang.
2. Apabila pelanggar mengabaikan perintah penghentian kegiatan sementara, pejabat
yang berwenang melakukan penertiban dengan menerbitkan surat keputusan
pengenaan sanksi penghentian sementara secara paksa terhadap kegiatan
pemanfaatan ruang.
3. Pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban dengan memberitahukan
kepada pelanggar mengenai pengenaan sanksi penghentian kegiatan pemanfaatan
ruang dan akan segera dilakukan tindakan penertiban oleh aparat penertiban.
4. Berdasarkan surat keputusan pengenaan sanksi, pejabat yang berwenang melakukan
penertiban dengan bantuan aparat penertiban melakukan penghentian kegiatan
pemanfaatan ruang secara paksa.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VII-21
5. Setelah kegiatan pemanfaatan ruang dihentikan, pejabat yang berwenang melakukan
pengawasan agar kegiatan pemanfaatan ruang yang dihentikan tidak beroperasi
kembali sampai dengan terpenuhinya kewajiban pelanggar untuk menyesuaikan
pemanfaatan ruangnya dengan rencana tata ruang dan/atau ketentuan teknis
pemanfaatan ruang yang berlaku.
c. Penghentian sementara pelayanan umum dapat dilakukan melalui:
1. Penertiban surat pemberitahuan penghentian sementara pelayanan umum dari
pejabat yang berwenang melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang
(membuat surat pemberitahuan penghentian sementara pelayanan umum).
2. Apabila pelanggar mengabaikan surat pemberitahuan yang disampaikan, pejabat
yang berwenang melakukan penertiban dengan menerbitkan surat keputusan
pengenaan sanksi penghentian sementara pelayanan umum kepada pelanggar
dengan memuat rincian jenis-jenis pelayanan umum yang akan diputus.
3. Pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban dengan memberitahukan
kepada pelanggar mengenai pengenaan sanksi penghentian sementara pelayanan
umum yang akan segera dilaksanakan, disertai rincian jenis-jenis pelayanan umum
yang akan diputus.
4. Pejabat yang berwenang menyampaikan perintah kepada penyedia jasa pelayanan
umum untuk menghentikan pelayanan kepada pelanggar, disertai penjelasan
secukupnya.
5. Penyedia jasa pelayanan umum menghentikan pelayanan kepada pelanggar.
6. Pengawasan terhadap penerapan sanksi penghentian sementara pelayanan umum
dilakukan untuk memastikan tidak terdapat pelayanan umum kepada pelanggar
sampai dengan pelanggar memenuhi kewajibannya untuk menyesuaikan
pemanfaatan ruangnya dengan rencana tata ruang dan ketentuan teknis
pemanfaatan ruang yang berlaku.
d. Penutupan lokasi dapat dilakukan melalui:
1. Penertiban surat perintah penutupan lokasi dari pejabat yang berwenang melakukan
penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang.
2. Apabila pelanggar mengabaikan surat perintah yang disampaikan pejabat yang
berwenang menerbitkan surat keputusan pengenaan sanksi penutupan lokasi kepada
pelanggar.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VII-22
3. Pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban dengan memberitahukan
kepada pelanggar mengenai pengenaan sanksi penutupan lokasi yang akan segera
dilaksanakan.
4. Berdasarkan surat keputusan pengenaan sanksi, pejabat yang berwenang dengan
bantuan aparat penertiban melakukan penutupan lokasi secara paksa.
5. Pengawasan terhadap penerapan sanksi penutupan lokasi untuk memastikan lokasi
yang ditutup tidak dibuka kembali sampai dengan pelanggar memenuhi kewajibannya
untuk menyesuaikan pemanfaatan ruangnya dengan rencana tata ruang dan
ketentuan teknis pemanfaatan ruang yang berlaku.
e. Pencabutan izin dapat dilakukan melalui:
1. Menerbitkan surat pemberitahuan sekaligus pencabutan izin oleh pejabat yang
berwenang melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang.
2. Apabila pelanggar mengabaikan surat pemberitahuan yang disampaikan, pejabat
yang berwenang menerbitkan surat keputusan pengenaan sanksi pencabutan izin
pemanfaatan ruang.
3. Pejabat yang berwenang memberitahukan kepada pelanggar mengenai pengenaan
sanksi pencabutan izin.
4. Pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban mengajukan permohonan
pencabutan izin kepada pejabat yang memiliki kewenangan untuk melakukan
pencabutan izin.
5. Pejabat yang memiliki kewenangan untuk melakukan pencabutan izin menerbitkan
keputusan pencabutan izin.
6. Memberitahukan kepada pemanfaat ruang mengenai status izin yang telah dicabut,
sekaligus perintah untuk menghentikan kegiatan pemanfaatan ruang secara
permanen yang telah dicabut izinnya.
7. Apabila pelanggar mengabaikan perintah untuk menghentikan kegiatan pemanfaatan
yang telah dicabut izinnya, pejabat yang berwenang melakukan penertiban kegiatan
tanpa izin sesuai peraturan perundang-undangan.
f. Pembatalan izin dilakukan melalui:
1. Membuat lembar evaluasi yang berisikan dengan arahan pola pemanfaatan ruang
dalam rencana tata ruang yang berlaku.
2. Memberitahukan kepada pihak yang memanfaatkan ruang perihal rencana
pembatalan izin, agar yang bersangkutan dapat mengambil langkah-langkah yang
diperlukan untuk mengantisipasi hal-hal akibat pembatalan izin.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VII-23
3. Menerbitkan surat keputusan pembatalan izin oleh pejabat yang berwenang
melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang.
4. Memberitahukan kepada pemegang izin tentang keputusan pembatalan izin.
5. Menerbitkan surat keputusan pembatalan izin dari pejabat yang memiliki kewenangan
untuk melakukan pembatalan izin.
6. Memberitahukan kepada pemanfaat ruang mengenai status izin yang telah
dibatalkan.
g. Pembongkaran bangunan dilakukan melalui:
1. Menerbitkan surat pemberitahuan perintah pembongkaran bangunan dari pejabat
yang berwenang melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang.
2. Apabila pelanggar mengabaikan surat pemberitahuan yang disampaikan, pejabat
yang berwenang melakukan penertiban mengeluarkan surat keputusan pengenaan
sanksi pembongkaran bangunan.
3. Pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban memberitahukan kepada
pelanggar mengenai pengenaan sanksi pembongkaran bangunan yang akan segera
dilaksanakan.
4. Berdasar surat keputusan pengenaan sanksi, pejabat yang berwenang melakukan
tindakan penertiban dengan bantuan aparat penertiban melakukan pembongkaran
bangunan secara paksa.
h. Pemulihan fungsi ruang dapat dilakukan melalui:
1. Menetapkan ketentuan pemulihan fungsi ruang yang berisi bagian-bagian yang harus
dipulihkan fungsinya dan cara pemulihannya.
2. Pejabat yang berwenang melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang
menerbitkan surat pemberitahuan perintah pemulihan fungsi ruang.
3. Apabila pelanggar mengabaikan surat pemberitahuan yang disampaikan, pejabat
yang berwenang melakukan penertiban mengeluarkan surat keputusan pengenaan
sanksi pemulihan fungsi ruang.
4. Pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban, memberitahukan kepada
pelanggar mengenai pengenaan sanksi pemulihan fungsi ruang yang harus
dilaksanakan pelanggar dalam jangka waktu tertentu.
5. Pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban melakukan pengawasan
pelaksanaan kegiatan pemulihan fungsi ruang.
6. Apabila sampai jangka waktu yang ditentukan pelanggar belum melaksanakan
pemulihan fungsi ruang, pejabat yang bertanggung jawab melakukan tindakan
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VII-24
penertiban dapat melakukan tindakan paksa untuk melakukan pemulihan fungsi
ruang.
7. Apabila pelanggar pada saat itu dinilai tidak mampu membiayai kegiatan pemulihan
fungsi ruang, pemerintah dapat mengajukan penetapan pengadilan agar pemulihan
dilakukan oleh pemerintah atas beban pelanggar di kemudian hari.
Denda administratif dapat dikenakan secara tersendiri atau bersama-sama dengan
pengenaan sanksi administratif. Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria dan tata cara
pengenaan sanksi adminstratif diatur lebih lanjut dalam Peraturan Daerah.
Setiap orang yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan dalam
Peraturan Daerah ini dikenakan sanksi pidana sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Penegakan Peraturan Daerah ini dilakukan oleh Satuan Polisi Pamong Praja dan
Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) sesuai dengan kewenangannya, berkoordinasi dengan
Kepolisian, berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VIII-1
BAB VIII
KELEMBAGAAN DAN PERAN MASYARAKAT
8.1 KELEMBAGAAN
Lembaga penataan ruang memegang peran krusial dalam proses penyelenggaraan
penataan ruang. Proses penyelenggaraan penataan ruang memerlukan lembaga yang
mampu mengkoordinasikan penataan ruang terutama dalam aspek perencanaan tata ruang
serta aspek pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang. Kelembagaan
dikelompokkan menjadi dua, yaitu lembaga formal pemerintahan dan lembaga fungsional.
8.1.1 Lembaga Formal Pemerintahan
Sesuai tugas pokok dan fungsi organisasi perangkat daerah tingkat Kabupaten,
lembaga formal pemerintahan yang bertanggung jawab pada aspek penataan ruang adalah
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Indramayu yang merupakan lembaga
formal yang menangani perencanaan wilayah Kabupaten Indramayu.
8.1.2 Lembaga Fungsional
Lembaga fungsional adalah lembaga koordinasi penyelenggaraan penataan ruang
provinsi, yaitu Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD) Kabupaten Indramayu.
BKPRD Kabupaten Indramayu dibentuk dalam rangka menyerasikan dan mensinergikan
penataan ruang Kabupaten, melalui pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi antarsusunan
pemerintahan berdasarkan ketentuan peraturan perundangan-undangan di bidang penataan
ruang. BKPRD Kabupaten Indramayu bersifat ad-hoc dalam memudahkan upaya
penyelesaian permasalahan dan/atau konflik penataan ruang Indramayu.
Susunan personalia BKPRD meliputi unsur pemerintah daerah, yang terdiri dari
penanggung jawab, ketua, sekretaris, anggota inti, dan kelompok kerja, serta dapat dibantu
oleh anggota tetap fungsional dan tenaga ahli.
Dalam melaksanakan tugas koordinasi penataan ruang, BKPRD Kabupaten Indramayu
memiliki fungsi:
a. Perencanaan tata ruang meliputi :
1. Pengkoordinasian dan perumusan penyusunan rencana tata ruang kabupaten
Indramayu.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VIII-2
2. Pemaduserasian Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten
Indramayu dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Indramayu dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
Indramayu serta mempertimbangkan pembangunan berkelanjutan melalui instrumen
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS).
3. Pengintegrasian, pemaduserasian, dan pengharmonisasian Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Indramayu dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional,
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat, Rencana Tata Ruang Kawasan
Strategis Nasional, Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi, dan Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten berbatasan.
4. Pengkoordinasian pelaksanaan konsultasi Rancangan Peraturan Daerah tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten kepada Badan Koordinasi Penataan Ruang
Daerah (BKPRD) Propinsi Jawa Barat dan Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional
(BKPRN) dalam rangka memperoleh persetujuan substansi teknis.
5. Pengkoordinasian pelaksanaan evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten kepada Gubernur Jawa Barat.
6. Pelaksanaan sinergitas penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Indramayu dengan Kabupaten yang berbatasan.
7. Pelaksanaan fasilitasi dan supervisi penyusunan rencana tata ruang yang menjadi
wewenang dan tanggungjawab Pemerintah Kabupaten Indramayu.
8. Pemberian rekomendasi kepada Bupati dalam proses penetapan Rancangan
Peraturan Daerah menjadi Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten.
9. Fasilitasi pelaksanaan konsultasi substansi teknis Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten.
10. Fasilitasi pelaksanaan evaluasi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten.
11. Optimalisasi peran masyarakat dalam perencanaan tata ruang.
b. Pemanfaatan ruang meliputi:
1. Pengkoordinasian penanganan dan penyelesaian permasalahan dalam pemanfaatan
ruang wilayah Kabupaten Indramayu, dan memberikan pengarahan serta saran
pemecahannya.
2. Pemberian rekomendasi guna memecahkan permasalahan pemanfaatan ruang
Kabupaten.
3. Pemberian informasi dan akses kepada pengguna ruang terkait Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Indramayu.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VIII-3
4. Menjaga akuntabilitas publik sebagai bentuk layanan pada jajaran pemerintah,
swasta, dan masyarakat.
5. Fasilitasi pelaksanaan kerjasama penataan ruang dengan Kabupaten yang
berbatasan.
6. Optimalisasi peran masyarakat dalam pemanfaatan ruang.
c. Pengendalian pemanfaatan ruang meliputi :
1. Pengkoordinasian penetapan arahan peraturan zonasi wilayah Kabupaten Indramayu.
2. Pemberian rekomendasi perijinan pemanfaatan ruang Kabupaten Indramayu.
3. Fasilitasi dalam pelaksanaan penetapan insentif dan disinsentif dalam pelaksanaan
pemanfaatan ruang Kabupaten Indramayu.
4. Fasilitasi pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan penyelenggaraan
penataan ruang.
5. Fasilitasi pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang untuk menjaga konsistensi
pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang.
6. Optimalisasi peran masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang.
7. Evaluasi kinerja pelaksanaan penataan ruang Kabupaten.
8.2 PERAN MASYARAKAT
Dalam penyelenggaraan penataan ruang dilakukan oleh pemerintah daerah dengan
melibatkan peran masyarakat. Peran masyarakat dalam penataan ruang dilakukan pada
tahap perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.
Tujuan pengaturan bentuk dan tata cara peran masyarakat dalam penataan ruang
adalah:
a. Menjamin terlaksananya hak dan kewajiban masyarakat di bidang penataan ruang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Mendorong peran masyarakat dalam penataan ruang.
c. Menciptakan masyarakat yang ikut bertanggung jawab dalam penataan ruang.
d. Mewujudkan pelaksanaan penataan ruang yang transparan, efektif, akuntabel, dan
berkualitas.
e. Meningkatkan kualitas pelayanan dan pengambilan kebijakan penataan ruang.
Bentuk peran masyarakat dalam perencanaan tata ruang berupa:
a. Masukan mengenai:
1. Persiapan penyusunan rencana tata ruang.
2. Penentuan arah pengembangan wilayah atau kawasan.
3. Pengidentifikasian potensi dan masalah pembangunan wilayah atau kawasan.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VIII-4
4. Perumusan konsepsi rencana tata ruang.
5. Penetapan rencana tata ruang.
b. Kerjasama dengan Pemerintah, Pemerintah Daerah dan/atau sesama unsur masyarakat
dalam perencanaan tata ruang .
Pemerintah daerah dapat secara aktif melibatkan masyarakat, terutama masyarakat
yang terkena dampak langsung dari kegiatan penataan ruang, yang memiliki keahlian di
bidang penataan ruang, dan/atau yang kegiatan pokoknya di bidang penataan ruang.
Tata cara peran masyarakat dalam perencanaan tata ruang dilaksanakan melalui :
a. Menyampaikan masukan mengenai arah pengembangan, potensi dan masalah, rumusan
konsepsi/rancangan rencana tata ruang melalui media komunikasi dan/atau forum
pertemuan.
b. Kerjasama dalam perencanaan tata ruang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Bentuk peran masyarakat dalam pemanfaatan ruang dapat berupa:
a. Masukan mengenai kebijakan pemanfaatan ruang.
b. Kerjasama dengan pemerintah daerah dan/atau sesama unsur masyarakat dalam
pemanfaatan ruang.
c. Kegiatan memanfaatkan ruang yang sesuai dengan kearifan lokal dan rencana tata ruang
yang telah ditetapkan.
d. Peningkatan efisiensi, efektivitas, dan keserasian dalam pemanfaatan ruang darat, ruang
laut, ruang udara, dan ruang di dalam bumi dengan memperhatikan kearifan lokal serta
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
e. Kegiatan menjaga kepentingan pertahankan dan keamanan serta memelihara dan
meningkatkan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumber daya alam.
f. Kegiatan investasi dalam pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Tata cara peran masyarakat dalam pemanfaatan ruang dilaksanakan melalui:
a. Menyampaikan masukan mengenai kebijakan pemanfaatan ruang melalui media
komunikasi dan/atau forum pertemuan.
b. Kerjasama dalam pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
c. Pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan.
d. Penataan terhadap izin pemanfaatan ruang.
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VIII-5
Bentuk peran masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang dapat berupa :
a. Masukan terjait arahan dan/atau peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan
disinsentif serta pengenaan sanksi.
b. Keikutsertaan dalam memantau dan mengawasi pelaksanaan rencana tata ruang yang
telah ditetapkan.
c. Pelaporan kepada instansi dan/atau pejabat yang berwenang dalam hal menemukan
dugaan penyimpangan atau pelanggaran kegiatan pemanfaatan ruang yang melanggar
rencana tata ruang yang telah ditetapkan.
d. Pengajuan keberatan terhadap keputusan pejabat yang berwenang terhadap
pembangunan yang dianggap tidak sesuai dengan rencana tata ruang.
Tata cara peran masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang dilaksanakan
melalui :
a. Menyampaikan masukan terkait arahan dan/atau peraturan zonasi, perizinan, pemberian
insentif dan disinsentif serta pengenaan sanksi kepada pejabat yang berwenang.
b. Memantau dan mengawasi pelaksanaan rencana tata ruang.
c. Melaporkan kepada instansi dan/atau pejabat yang berwenang dalam hal menemukan
dugaan penyimpangan atau pelanggaran kegiatan pemanfaatan ruang yang melanggar
rencana tata ruang yang telah ditetapkan.
d. Mengajukan keberatan terhadap keputusan pejabat yang berwenang terhadap
pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang.
Hak masyarakat dalam penataan ruang meliputi:
a. Mengetahui Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten.
Masyarakat dapat mengetahui Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten dari Lembaran
Daerah Kabupaten, pengumuman atau penyebarluasan oleh Pemerintah Kabupaten pada
tempat-tempat yang memungkinkan masyarakat mengetahui dengan mudah.
Pengumuman atau penyebarluasan dapat dilakukan melalui penempelan/ pemasangan
peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten pada tempat-tempat umum dan kantor-
kantor yang secara fungsional menangani rencana tata ruang tersebut.
b. Menikmati pertambahan nilai ruang sebagai akibat dari penataan ruang.
Menikmati manfaat ruang dan/atau pertambahan nilai ruang sebagai akibat penataan
ruang dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk
menikmati dan memanfaatkan ruang beserta sumberdaya alam yang terkandung di
dalamnya yang berupa manfaat ekonomi, sosial dan lingkungan dilaksanakan atas dasar
pemilikan, penguasaan atau pemberian hak tertentu berdasarkan peraturan perundang-
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031
VIII-6
undangan ataupun atas hukum adat dan kebiasaan yang berlaku atas ruang pada
masyarakat setempat.
c. Memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang timbul akibat pelaksanaan
kegiatan pembangunan yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten.
Untuk memperoleh penggantian yang layak atas kondisi yang dialami sebagai akibat
kegiatan pembangunan yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
maka perolehan penggantian tersebut ditetapkan berdasarkan musyawarah dengan
pihak yang berkepentingan. Jika tidak tercapai kesepakatan mengenai penggantian yang
layak, maka penyelesaian dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
d. Mengajukan keberatan kepada pejabat berwenang terhadap pembangunan yang tidak
sesuai dengan rencana tata ruang.
e. Mengajukan tuntutan pembatalan izin dan penghentian pembangunan yang tidak sesuai
dengan rencana tata ruang kepada pejabat berwenang.
f. Mengajukan pemanfaatan ruang yang lebih optimal terhadap rencana tata ruang yang
telah ditetapkan.
Kewajiban masyarakat dalam penataan ruang meliputi:
a. Menaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan.
b. Memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan ruang.
c. Mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang.
d. Memberikan akses terhadap kawasan yang oleh ketentuan peraturan perundang-
undangan dinyatakan sebagai milik umum.
e. Memaksimalkan pemanfaatan ruang yang dimiliki terhadap rencana tata ruang yang
telah ditetapkan.
Pelaksanaan kewajiban masyarakat dalam penataan ruang dilaksanakan dengan
mematuhi dan menerapkan kriteria, kaidah, baku mutu dan aturan penataan ruang yang
ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Kaidah dan aturan pemanfaatan
ruang yang dipraktekkan masyarakat secara turun temurun dapat diterapkan sepanjang
memperhatikan faktor-faktor daya dukung lingkungan, estetika lingkungan, lokasi dan
struktur pemanfaatan ruang serta dapat menjamin pemanfaatan ruang yang serasi, selaras,
seimbang dan berkelanjutan.
TABEL 1.19
KINERJA PENATAAN RUANG KABUPATEN INDRAMAYU
Pusat WP
Lingkup WP
(kecamatan)
Fasilitas Pendukung Kinerja
Indramayu Indramayu Setiap pusat desa sudah dilayani jaringan jalan dan dapat
dilalui kendaraan roda 4.
Semua desa sudah terlayani angkutan umum dengan jenis
angkutan antardesa, bus AKDP dan elf.
Fasilitas pendidikan: 25 TK, 57 SD/MI, 10 SMP/MTs, 15 SMA
dan 5 akademi.
Fasilitas kesehatan: 1 RS Umum (pusat kota), 1 RS swasta
(Desa Singajaya), 2 Puskesmas, 4 Pustu dan 127 Posyandu.
Fasilitas perdagangan: 1 pasar desa, 1 pasar daerah, 1
pasar hewan, 1 TPI dan 2 toserba.
Fasilitas peribadatan: 11 mesjid dan 75 langgar.
Fasilitas keuangan: 4 KUD, 10 bank, 1 Pegadaian.
Listrik: semua desa terlayani jaringan PLN.
Telepon: semua desa sudah terlayani jaringan Telkom dan
telepon seluler.
Air bersih: menggunakan PDAM (kualitas bagus) dan air
tanah (sumur bor dan sumur pompa).
Air buangan: menggunakan septic tank dan saluran selokan
Drainase dan sistem pengendalian banjir: saluran air dan
gorong-gorong.
Sampah: masyarakat menggunakan sistem pembuangan
tradisional (ditimbun dan dibakar) dan ke TPS.
Irigasi: semua desa telah terlayani saluran irigasi, dikelola
PU Pengairan dan Pemda.
Kondisi jalan sebagian besar bagus,
menggunakan konstruksi aspal batu.
Orientasi pergerakan cenderung ke
Jatibarang.
Orientasi pendidikan ke pusat kota
Indramayu.
Rujukan kesehatan ke RSUD di
Indramayu dan RS Pertamina.
Daerah yang sering terkena banjir adalah
Desa Singaraja, Singajaya, Karangsong,
Paoman dan Margadadi (lama banjir 3
hari, tinggi hingga 70 cm, frekuensi bulan
Januari-Februari).
Upaya pengendalian banjir dengan
pengurasan saluran air dan ketertiban
pembuangan sampah.
Sindang Setiap pusat desa sudah dilayani jaringan jalan dan dapat
dilalui kendaraan roda 4.
Semua desa sudah terlayani angkutan umum dengan jenis
angkutan antardesa dan elf.
Fasilitas pendidikan: 17 TK, 10 SD/MI, 4 SMP/MTs, 2 SMA
dan 2 akademi.
Orientasi pergerakan cenderung ke
Jatibarang.
Orientasi pendidikan ke pusat Kota
Indramayu.
Rujukan kesehatan ke RSUD di
Indramayu.
Pusat WP
Lingkup WP
(kecamatan)
Fasilitas Pendukung Kinerja
Fasilitas kesehatan: 2 Puskesmas, 2 Pustu dan 50 Posyandu.
Fasilitas perdagangan: 1 pasar dan 1 minimarket.
Fasilitas peribadatan: 21 mesjid dan 96 musholla.
Fasilitas keuangan: 2 bank, 1 BPR dan 1 KUD.
Listrik: semua desa terlayani jaringan PLN.
Telepon: semua desa sudah terlayani jaringan Telkom dan
telepon seluler.
Air bersih: menggunakan PDAM kecuali Desa Panyindangan
Kulon.
Air buangan: menggunakan septic tank dan saluran selokan.
Drainase dan sistem pengendalian banjir: saluran air.
Sampah: masyarakat menggunakan sistem pembuangan
tradisional (ditimbun dan dibakar) dan ke TPS (5 desa
memiliki TPS, 5 desa tidak).
Irigasi: dikelola PU Pengairan.
Orientasi belanja ke Indramayu dan
Lohbener.
Daerah yang sering terkena banjir adalah
Desa Babadan, Panyindangan Kulon dan
Wanantara (lama banjir 3 hari, tinggi
hingga 30-40 cm, frekuensi bulan
Januari-Februari).
Upaya pengendalian banjir dengan
pengurasan saluran air dan ketertiban
pembuangan sampah.
Irigasi dalam kondisi bagus.
Balongan Jalan negara 5 km, jalan provinsi 3,5 km, jalan kabupaten
25,3 km dan jalan desa 26,05 km.
Setiap pusat desa sudah dilayani jaringan jalan dan dapat
dilalui kendaraan roda 4.
Semua desa sudah terlayani angkutan umum dengan jenis
angkutan antardesa, bus AKDP dan elf. Wilayah yang tidak
dilalui angkutan umum dilayani oleh ojek dan becak.
Angkutan umum regional yang melewati kecamatan ini
adalah jalur Jatibarang-Balongan.
Fasilitas pendidikan: 9 TK, 26 SD/MI, 4 SMP/MTs, 1 SMA, 1
SMK dan 1 MA.
Fasilitas kesehatan: 1 Puskesmas dan 2 Pustu.
Fasilitas perdagangan: 1 pasar desa dan minimarket.
Fasilitas peribadatan: 11 mesjid dan 75 langgar.
Fasilitas keuangan: 2 bank dan 1 BPR.
Listrik: semua desa terlayani jaringan PLN.
Telepon: semua desa sudah terlayani jaringan Telkom dan
telepon seluler.
Air bersih: seluruh desa telah terlayani jaringan PDAM.
Kondisi jalan sebagian besar bagus,
menggunakan konstruksi aspal batu
Orientasi pergerakan cenderung ke
Jatibarang.
Orientasi pendidikan ada yang ke
Indramayu .
Rujukan kesehatan ke RSUD di
Indramayu.
Terdapat pasar mingguan bergilir,
melayani masyarakat kecamatan
setempat.
Orientasi belanja ke Jatibarang,
Indramayu dan Cirebon.
Desa Gelarmandala sering terkena banjir
(lama banjir 1-3 hari, tinggi hingga 1
meter, frekuensi bulan Desember-
Januari).
Upaya pengendalian banjir dengan
pengerukan saluran air dan gorong-
Pusat WP
Lingkup WP
(kecamatan)
Fasilitas Pendukung Kinerja
Namun ada juga yang menggunakan air tanah (kualitas
bagus, kedalaman 5 meter, dalam musim kemarau sumber
air kering).
Air buangan: sebagian rumah tangga menggunakan septic
tank, dan sebagian lagi membuang langsung ke saluran dan
sungai.
Drainase dan sistem pengendalian banjir: saluran air dan
gorong-gorong.
Sampah: masyarakat menggunakan sistem pembuangan
tradisional (ditimbun dan dibakar).
Irigasi: semua desa telah terlayani saluran irigasi, dikelola
PU Pengairan. Sumber air dari Sungai Rentang.
gorong.
Kondisi irigasi bagus, namun terkadang
kering.
Lohbener Jalan negara 15 km, jalan provinsi 5 km, jalan kabupaten 12
km dan jalan desa 40,25 km.
Setiap pusat desa sudah dilayani jaringan jalan dan dapat
dilalui kendaraan roda 4.
Semua desa sudah terlayani angkutan umum dengan jenis
angkutan antardesa, elf dan ojek.
Fasilitas pendidikan: 2 TK, 35 SD, 8 MI, 3 SMP, 5 MTs, 3
SMA dan 2 MA.
Fasilitas kesehatan: 2 Puskesmas dan 4 Pustu.
Fasilitas perdagangan: 1 pasar desa.
Fasilitas peribadatan: 12 mesjid dan 48 langgar tersebar di
setiap desa.
Fasilitas keuangan: 5 bank, 1 BPR dan 3 lain-lain.
Listrik: semua desa terlayani jaringan PLN, hanya
kapasitasnya belum memadai.
Telepon: semua desa sudah terlayani jaringan telepon
seluler.
Air bersih: seluruh desa telah terlayani jaringan PDAM
namun hanya pada bangunan di tepi jalan utama. Sumber
lain yang digunakan adalah air tanah dan sumur (Lohbener,
Pamayahan dan Sindangkerta).
Air buangan: membuang langsung ke saluran dan sungai.
Kondisi jalan sebagian besar berlubang,
menggunakan konstruksi aspal batu.
Orientasi pendidikan cenderung ke
Jatibarang dan Indramayu.
Rujukan kesehatan ke RSUD di
Indramayu.
Orientasi belanja cenderung ke Jatibarang
dan Indramayu.
Seluruh desa terkena banjir (lama banjir
musiman selama bulan November-
Januari.
Upaya pengendalian banjir dengan
pengerukan saluran air dan gorong-
gorong, pembuangan sampah
terkoordinir dan pembuatan tempat
sampah.
Kondisi irigasi bagus.
Pusat WP
Lingkup WP
(kecamatan)
Fasilitas Pendukung Kinerja
Drainase dan sistem pengendalian banjir: saluran air dan
gorong-gorong.
Sampah: masyarakat menggunakan sistem pembuangan
tradisional (ditimbun dan dibakar).
Irigasi: semua desa telah terlayani saluran irigasi, dikelola
Dinas Pengairan.
Arahan Jalan kabupaten 17 km dan jalan desa 40 km.
Setiap pusat desa sudah dilayani jaringan jalan dan dapat
dilalui kendaraan roda 4.
Semua desa sudah terlayani angkutan umum antardesa, elf
dan ojek.
Fasilitas pendidikan: 6 TK, 18 SD, 1 MI, 2 SMP, 2 MTs, 1
SMA.
Fasilitas kesehatan: 1 Puskesmas, 2 Pustu dan 51 Posyandu.
Fasilitas perdagangan: 1 pasar kabupaten.
Fasilitas peribadatan: 11 mesjid dan 63 langgar.
Fasilitas keuangan: 1 bank.
Listrik: semua desa terlayani jaringan PLN.
Telepon: semua desa sudah terlayani jaringan telepon
seluler.
Air bersih: seluruh desa telah terlayani jaringan PDAM
dan/atau air tanah.
Air buangan: saluran dan sungai.
Drainase dan sistem pengendalian banjir: saluran air dan
gorong-gorong.
Sampah: masyarakat menggunakan sistem pembuangan
tradisional (ditimbun dan dibakar).
Irigasi: semua desa telah terlayani saluran irigasi, dikelola
Dinas Pengairan.
Kondisi jalan sebagian besar rusak
berlubang, menggunakan konstruksi
aspal batu.
Semua desa sering terkena genangan
pada musim penghujan November-
Januari.
Upaya pengendalian banjir dengan
pengerukan saluran air dan gorong-
gorong, pembuatan sampah terkoordinir
dan pembuatan tempat sampah.
Kondisi irigasi bagus.
Cantigi Jalan desa 60 km (konstruksi aspal batu).
Setiap pusat desa sudah dilayani jaringan jalan dan dapat
dilalui kendaraan roda 4.
Desa yang sudah terlayani angkutan umum adalah Desa
Kondisi jalan sebagian besar rusak.
Orientasi pergerakan cenderung ke
Kecamatan Indramayu.
Orientasi pendidikan cenderung ke
Pusat WP
Lingkup WP
(kecamatan)
Fasilitas Pendukung Kinerja
Cangkring, dengan jenis angkutan antardesa. Sisanya
dilayani ojek dan becak.
Angkutan umum regional yang melewati kecamatan ini
adalah jalur Bangkir-Cangkring.
Fasilitas pendidikan: 15 SD, 3 SMP dan 1 MTs.
Fasilitas kesehatan: 1 Puskesmas dan 1 Pustu.
Fasilitas perdagangan: 1 pasar desa.
Fasilitas peribadatan: 8 mesjid dan 33 langgar.
Fasilitas keuangan: 1 BPR.
Listrik: semua desa terlayani jaringan PLN.
Telepon: semua desa belum terlayani jaringan Telkom,
namun sudah terlayani jaringan telepon seluler.
Air bersih: seluruh desa telah terlayani jaringan PDAM
(namun hanya bangunan yang berada di jalan utama di
setiap desa). Penggunaan air tanah juga dilakukan; untuk
mendapatkan kualitas yang bagus perlu kedalaman 3 meter.
Air buangan: sebagian rumah tangga menggunakan septic
tank, dan sebagian lagi membuang langsung ke saluran dan
sungai.
Drainase dan sistem pengendalian banjir: saluran air dan
gorong-gorong.
Sampah: masyarakat menggunakan sistem pembuangan
tradisional (ditimbun dan dibakar)
Irigasi: -
Kecamatan Indramayu dan Sindang.
Rujukan kesehatan ke RSUD di
Indramayu .
Pasar desa untuk melayani masyarakat
kecamatan setempat.
Desa Cangkring sering terkena banjir
(lama banjir 1-2 jam, tinggi hingga 0,5
meter, frekuensi tergantung situasi air
laut).
Upaya pengendalian banjir dengan
pengerukan saluran air dan gorong-
gorong.
Pasekan Jalan kabupaten 10,5 km dan jalan desa 29,3 km.
Setiap pusat desa sudah dilayani jaringan jalan dan dapat
dilalui kendaraan roda 4.
Fasilitas pendidikan: 9 TK, 26 SD/MI, 4 SMP/MTs, 1 SMA, 1
SMK dan 1 MA.
Fasilitas kesehatan: 1 Puskesmas dan 1 Pustu.
Fasilitas perdagangan: 313 warung, 42 kios dan 28 toko.
Fasilitas peribadatan: 11 mesjid dan 75 langgar.
Fasilitas keuangan: 2 bank, 1 koperasi, 1 KUD, 1 BPKD
Listrik: semua desa terlayani jaringan PLN.
Kondisi jalan sedang dan berbatu.
Orientasi pergerakan cenderung ke
Kecamatan Indramayu.
Orientasi pendidikan cenderung ke
Kecamatan Indramayu.
Rujukan kesehatan ke RSUD di
Indramayu
Orientasi belanja ke Indramayu.
Tahun 2006 seluruh desa terkena banjir.
Pusat WP
Lingkup WP
(kecamatan)
Fasilitas Pendukung Kinerja
Telepon: semua desa sudah terlayani jaringan Telkom
(kurang bagus) dan telepon seluler.
Air bersih: seluruh desa telah terlayani jaringan PDAM dan
ada juga penggunaan sumur bor.
Air buangan: sebagian rumah tangga menggunakan septic
tank.
Drainase dan sistem pengendalian banjir: saluran air dan
gorong-gorong.
Sampah: masyarakat menggunakan sistem pembuangan
tradisional (ditimbun dan dibakar).
Irigasi: semua desa terlayani tetapi belum maksimal,
sumber pengairan dari Sungai Cimanuk dan pompanisasi
pada musim kemarau. Irigasi dikelola PU Pengairan dan
Pemda.
Karangampel Karangampel Setiap pusat desa sudah dilayani jaringan jalan dan dapat
dilalui kendaraan roda 4.
Angkutan umum melayani setiap desa berupa mobil
angkutan, elf dan ojek.
Fasilitas pendidikan: 9 TK, 33 SD, 2 MI, 7 SMP, 2 MTs, 4
SMA (swasta), 1 SMK dan 1 MA.
Fasilitas kesehatan: 2 Puskesmas, 1 Pustu dan 76 Posyandu.
Fasilitas perdagangan: 1 pasar desa (Desa Karangampel), 1
pasar kabupaten, 1 pasar hewan dan fasilitas lain 4 unit.
Fasilitas peribadatan: 27 mesjid dan 193 musholla tersebar
di setiap desa, serta 1 gereja.
Fasilitas keuangan: 3 bank, 3 BPR dan 1 pegadaian.
Listrik: semua desa terlayani jaringan PLN.
Telepon: semua desa sudah terlayani jaringan telepon
seluler.
Air bersih: menggunakan jaringan PDAM dan air tanah.
Air buangan: rumah tangga menggunakan buangan
langsung ke saluran dan sungai.
Drainase dan sistem pengendalian banjir: saluran air dan
gorong-gorong.
Aksesibilitas cenderung ke Kecamatan
Karangampel.
Orientasi pendidikan ke Indramayu,
Jatibarang dan Cirebon.
Rujukan kesehatan ke RSUD di
Indramayu dan Cirebon.
Orientasi belanja masyarakat cenderung
ke Jatibarang dan Cirebon.
Drainase tidak berfungsi.
Semua desa sering terkena banjir,
frekuensi banjir terutama pada bulan
November-Januari. Upaya pengendalian
melalui pengerukan saluran air dan
gorong-gorong, pembuangan sampah
terkoordinir dan pembuatan tempat
sampah.
Kondisi irigasi baik.
Pusat WP
Lingkup WP
(kecamatan)
Fasilitas Pendukung Kinerja
Sampah: masyarakat menggunakan sistem pembuangan
tradisional (ditimbun dan dibakar).
Irigasi: teknis, setengah teknis dan non-teknis. Semua desa
telah terlayani irigasi yang dikelola dinas pengairan.
Juntinyuat Setiap pusat desa sudah dilayani jaringan jalan, konstruksi
aspal batu, dan dapat dilalui kendaraan roda 4.
Semua desa sudah terlayani angkutan umum dengan jenis
angkutan kota, bus AKDP, elf, ojek dan becak.
Terminal bayangan di Desa Segeran Kidul.
Fasilitas pendidikan: 34 SD, 14 SMP, 4 SMA, 1 SMK dan 1
MA.
Fasilitas kesehatan: 2 Puskesmas dan 4 Pustu.
Fasilitas perdagangan: 2 pasar desa.
Fasilitas peribadatan: 15 mesjid dan 1 gereja.
Fasilitas keuangan: 2 bank dan BPR.
Listrik: semua desa terlayani jaringan PLN.
Telepon: semua desa sudah terlayani Telkom dan jaringan
telepon seluler.
Air bersih: menggunakan jaringan PDAM tetapi belum
maksimal, selain itu juga digunakan air tanah (kualitas
bagus, kedalaman 2-3 meter, dalam musim kemarau air
tanah kering).
Air buangan: rumah tangga menggunakan septic tank,
langsung ke saluran selokan dan sungai.
Drainase dan sistem pengendalian banjir: saluran air dan
gorong-gorong.
Sampah: masyarakat menggunakan sistem pembuangan
tradisional (ditimbun dan dibakar), belum terdapat TPS dan
TPA, terdapat rencana pembangunan TPS di Desa
Juntinyuat.
Irigasi: semua desa telah terlayani saluran irigasi untuk
persawahan, bersumber dari Sungai Rentang, dikelola Dinas
Pengairan untuk saluran primer, sementara saluran
sekunder dikelola desa dan petani.
Kondisi jalan kabupaten sebagian besar
rusak.
Aksesibilitas cenderung ke Kecamatan
Karangampel dan Jatibarang.
Orientasi pendidikan ke Indramayu,
Karangampel, Krangkeng dan Cirebon.
Rujukan kesehatan ke RSUD di
Indramayu dan Cirebon.
Jangkauan pelayanan pasar desa untuk
melayani masyarakat kecamatan dan
sekitarnya. Pasar desa bersifat mingguan
dan bergilir.
Daerah yang sering terkena banjir adalah
Desa Pondoh, Timumpuk, Juntinyuat dan
Lombang, dengan lama banjir 7 hari,
ketinggian banjir mencapai 0,5-1 meter,
frekuensi bulan Desember-Februari.
Upaya pengendalian banjir dengan
pengerukan saluran air dan gorong-
gorong
Kondisi irigasi baik, namun kadang terjadi
kekeringan.
Pusat WP
Lingkup WP
(kecamatan)
Fasilitas Pendukung Kinerja
Krangkeng Jalan negara 6 km, jalan kabupaten 22 km, jalan desa 69
km.
Setiap pusat desa sudah dilayani jaringan jalan dan dapat
dilalui kendaraan roda 4.
Fasilitas pendidikan: 3 TK, 37 SD, 9 MI, 3 SMP, 2 MTs, 3
SMA, 1 SMK dan 1 MA.
Fasilitas kesehatan: 2 Puskesmas, 4 Pustu dan 55 Posyandu.
Fasilitas perdagangan: 1 pasar desa (mingguan), 1
minimarket, 2 KUD.
Fasilitas peribadatan: 28 mesjid dan 140 musholla tersebar
di setiap desa.
Fasilitas keuangan: 1 bank dan 2 koperasi.
Listrik: semua desa terlayani jaringan PLN.
Telepon: semua desa sudah terlayani jaringan telepon
Telkom dan seluler.
Air bersih: menggunakan jaringan PDAM, kecuali Desa Tegal
Mulya dan Kedungungu.
Air buangan: rumah tangga menggunakan buangan
langsung ke saluran drainase dan sungai.
Drainase dan sistem pengendalian banjir: saluran air dan
gorong-gorong.
Sampah: masyarakat menggunakan sistem pembuangan
tradisional (ditimbun dan dibakar) dan dibuang ke sungai.
Irigasi: dikelola dinas pengairan.
Kondisi jalan menuju pusat desa sebagian
besar dalam kondisi cukup baik.
Aksesibilitas cenderung ke Kecamatan
Karangampel.
Rujukan kesehatan ke RS di Indramayu
dan Cirebon.
Pemanfaatan pasar desa belum optimal
karena bersifat mingguan, orientasi
belanja masyarakat Krangkeng cenderung
ke Karangampel.
Drainase tidak berfungsi.
8 desa sering terkena banjir (kecuali
Krangkeng, Srengseng dan Dukuh Jati),
lama banjir 3 hari dengan ketinggian
hingga 1 meter. Frekuensi banjir
terutama pada bulan Februari-Maret.
Upaya pengendalian melalui pengerukan
saluran air dan gorong-gorong.
Kondisi irigasi baik.
Kedokan Bunder Jalan provinsi 2 km, jalan kabupaten 20 km, jalan desa 218
km.
Setiap pusat desa sudah dilayani jaringan jalan dan dapat
dilalui kendaraan roda 4.
Sudah terlayani angkutan umum.
Fasilitas pendidikan: 3 TK, 19 SD, 6 MI, 2 SMP, 2 MTs, 3
SMA, 2 SMK dan 1 MA.
Fasilitas kesehatan: 1 Puskesmas, 2 Pustu, 305 Posyandu
dan 1 Polindes.
Fasilitas perdagangan: 1 pasar desa, 1 pasar hewan, 5
Kondisi jalan kabupaten rusak, kondisi
jalan menuju pusat desa sebagian dalam
kondisi sedang.
Aksesibilitas cenderung ke Kecamatan
Karangampel.
Orientasi pendidikan ke Jatibarang.
Rujukan kesehatan ke RS di Indramayu.
Orientasi belanja masyarakat cenderung
ke Karangampel.
Drainase dalam kondisi baik dan belum
Pusat WP
Lingkup WP
(kecamatan)
Fasilitas Pendukung Kinerja
koperasi, 2 minimarket.
Fasilitas peribadatan: 27 mesjid dan 193 musholla tersebar
di setiap desa, serta 1 gereja.
Fasilitas keuangan: 1 bank.
Listrik: semua desa terlayani jaringan PLN.
Telepon: semua desa sudah terlayani jaringan telepon
seluler.
Air bersih: menggunakan jaringan PDAM (3 desa) dan air
tanah.
Air buangan: rumah tangga menggunakan E. Ang,
plesengan, cemplung dan MCK.
Drainase dan sistem pengendalian banjir: saluran air dan
gorong-gorong.
Sampah: masyarakat menggunakan sistem pembuangan
tradisional (ditimbun dan dibakar).
Irigasi: teknis, setengah teknis dan non-teknis, dikelola
dinas pengairan.
pernah mengalami banjir.
Kondisi irigasi baik.
Jatibarang Jatibarang Jalan negara 10 km, jalan provinsi 2 km, jalan kabupaten
21,730 km dan jalan desa 95 km.
Setiap pusat desa sudah dilayani jaringan jalan dan dapat
dilalui kendaraan roda 4.
Semua desa sudah terlayani angkutan umum dengan jenis
angkutan kota, elf, becak dan ojek.
Fasilitas pendidikan: 14 TK, 51 SD/MI, 11 SMP, 4 SMA, 4
SMK dan 1 akademi pertanian.
Fasilitas kesehatan: 1 RS (RS Zamzam), 2 Puskesmas, 2
Pustu dan 15 Posyandu.
Fasilitas perdagangan: 3 koperasi, 1 pasar umum (Desa
Jatibarang), 1 pasar swalayan, 1 pasar hewan.
Fasilitas peribadatan: 24 mesjid dan 191 musholla tersebar
di setiap desa, 4 gereja, 1 vihara, 1 kelenteng dan 1
kuil/pura.
Fasilitas keuangan: 12 bank, 6 KUD dan 3 lembaga
keuangan lainnya.
Orientasi pendidikan ada yang ke
Indramayu dan Widasari.
Rujukan kesehatan ke RS di Indramayu.
Pasar dengan bangunan permanen
berjumlah 1 unit, sedangkan tidak
permanen 7 unit.
Orientasi belanja ke Jatibarang,
Indramayu dan cirebon.
Seluruh desa sering terkena genangan
(musiman pada bulan November-Januari).
Upaya pengendalian banjir dengan
pengerukan saluran air dan gorong-
gorong, pembuangan sampah
terkoordinir dan pembuatan tempat
sampah.
Kondisi irigasi bagus.
Pusat WP
Lingkup WP
(kecamatan)
Fasilitas Pendukung Kinerja
Listrik: semua desa terlayani jaringan PLN.
Telepon: semua desa sudah terlayani jaringan telepon
seluler.
Air bersih: seluruh desa telah menggunakan jaringan PDAM
Tirta Darma Ayu Jatibarang, Jatisawi dan Lohbener. Namun
ada juga yang menggunakan air tanah.
Air buangan: rumah tangga membuang langsung ke saluran
dan sungai.
Drainase dan sistem pengendalian banjir: saluran air dan
gorong-gorong.
Sampah: masyarakat menggunakan sistem pembuangan
tradisional (ditimbun dan dibakar).
Irigasi: semua desa telah terlayani saluran irigasi, dikelola
Dinas Pengairan. Fasilitas yang tersedia: saluran primer 1
unit, saluran sekunder 1 unit, saluran tersier 18 unit, pintu
air 30 unit dan saluran pembuang 4 unit.
Sliyeg Jalan negara 10 km, jalan provinsi 15 km dan jalan
kabupaten 15 km.
Setiap pusat desa sudah dilayani jaringan jalan dan dapat
dilalui kendaraan roda 4.
Semua desa sudah terlayani angkutan umum dengan jenis
angkutan kota, bus AKDP, elf dan ojek.
Fasilitas pendidikan: 11 TK, 34 SD, 10 MI, 6 SMP, 2 MTs, 1
SMA dan 1 SMK.
Fasilitas kesehatan: 2 Puskesmas, 2 Pustu dan 57 Posyandu.
Fasilitas perdagangan: 571 kios, 723 warung dan 1 lumbung
desa.
Fasilitas peribadatan: 18 mesjid dan 175 musholla tersebar
di setiap desa.
Fasilitas keuangan: 17 koperasi, 1 BPKD, 3 bank.
Listrik: semua desa terlayani jaringan PLN.
Telepon: semua desa sudah terlayani jaringan telepon
seluler walaupun kualitas belum terlalu baik.
Air bersih: seluruh desa telah menggunakan jaringan PDAM,
Kondisi jalan kabupaten sebagian besar
baik.
Orientasi pendidikan ke Indramayu dan
Jatibarang.
Rujukan kesehatan ke RS di Indramayu
dan Cirebon.
Seluruh desa sering terkena genangan
(musiman pada bulan November-Januari).
Upaya pengendalian banjir dengan
pengerukan saluran air dan gorong-
gorong, pembuangan sampah
terkoordinir dan pembuatan tempat
sampah.
Kondisi irigasi baik.
Pusat WP
Lingkup WP
(kecamatan)
Fasilitas Pendukung Kinerja
namun ada yang menggunakan air tanah.
Air buangan: rumah tangga membuang langsung ke saluran
dan sungai.
Drainase dan sistem pengendalian banjir: saluran air dan
gorong-gorong.
Sampah: masyarakat menggunakan sistem pembuangan
tradisional (ditimbun dan dibakar).
Irigasi: semua desa telah terlayani saluran irigasi, dikelola
Dinas Pengairan.
Kertasemaya Jalan negara 5 km, jalan kabupaten 18,5 km, jalan desa
28,8 km.
Setiap pusat desa sudah dilayani jaringan jalan.
Fasilitas pendidikan: 6 TK, 30 SD, 8 MI, 6 SMP, 4 MTs, 3
SMA, 2 SMK dan 3 MA.
Fasilitas kesehatan: 1 Puskesmas, 2 Pustu, 53 Posyandu, 2
Polindes.
Fasilitas perdagangan: 1 pasar desa, 1 pasar hewan, 5
pasar mingguan, 5 KUD, dan pertokoan di sepanjang
Pantura.
Fasilitas peribadatan: 19 mesjid tersebar di setiap desa.
Fasilitas keuangan: 4 bank.
Listrik: semua desa terlayani jaringan PLN.
Telepon: 7 desa sudah terlayani telepon jaringan Telkom,
sementara 6 desa lain belum, namun seluruh desa telah
terlayani jaringan telepon seluler.
Air bersih: menggunakan jaringan PDAM.
Air buangan: rumah tangga menggunakan buangan
langsung ke saluran dan sungai.
Drainase dan sistem pengendalian banjir: drainase tertutup
dan umumnya berada di koridor jalan utama Pantura.
Sampah: masyarakat menggunakan sistem pembuangan
tradisional (ditimbun dan dibakar), dibuang ke sungai dan
ke TPS.
Irigasi: teknis, dikelola dinas pengairan.
Kondisi jalan sebagian besar dalam
kondisi baik dan bisa dilalui kendaraan
roda 4.
Frekuensi pergerakan penduduk lebih
sering ke Jatibarang (termasuk
berbelanja kebutuhan sehari-hari) karena
jaraknya relatif dekat.
Orientasi pendidikan ke Jatibarang dan
Cirebon.
Rujukan kesehatan ke RS di Cirebon.
Jangkauan pelayanan pasar untuk
masyarakat kecamatan dan sekitarnya,
lokasi pasar di sisi jalan.
Kondisi irigasi bagus.
Pusat WP
Lingkup WP
(kecamatan)
Fasilitas Pendukung Kinerja
Bangodua Setiap pusat desa sudah terlayani jaringan jalan dan dapat
dilalui kendaraan beroda 4.
Tidak semua desa dilayani angkutan umum, hanya desa
yang dilalui jalan utama saja.
Fasilitas pendidikan: 5 TK, 15 SD, 1 SMP, dan 1 MI.
Fasilitas kesehatan: 1 Puskesmas, 3 Pustu, 52 Posyandu.
Fasilitas perdagangan: -.
Fasilitas peribadatan: 21 masjid dan 113 langgar tersebar di
setiap desa, serta 1 gereja (Desa Tugu).
Fasilitas keuangan: 2 bank .
Listrik: semua desa terlayani jaringan PLN.
Telepon: semua desa yang sudah terlayani jaringan Telkom
dan seluler.
Air bersih: semua desa yang telah terlayani PDAM.
Air buangan: rumah tangga menggunakan septic tank, dan
buangan langsung ke saluran dan sungai.
Drainase dan sistem pengendalian banjir: saluran air dan
gorong-gorong.
Sampah: masyarakat menggunakan sistem pembuangan
tradisional (ditimbun dan dibakar).
Irigasi: teknis, setengah teknis, dan non-teknis, dikelola PU
Pengairan dan Pemda.
Frekuensi pergerakan penduduk lebih
sering ke Jatibarang (termasuk
berbelanja kebutuhan sehari-hari).
Orientasi pendidikan ke Indramayu dan
Jatibarang.
Drainase: desa yang sering terkena banjir
adalah Desa Pangauban, Tempel, Tempel
Kulon dan Cempeh (lama banjir 20 hari,
tinggi hingga 1 meter, selama Desember-
Februari, upaya pengendalian melalui
pengerukan saluran dan gorong-gorong.
Kondisi irigasi bagus, terkadang terjadi
kekeringan.
Widasari Jalan nasional (Widasari-Lohbener dan Widasari-Jatibarang),
jalan provinsi (Widasari-Jatitujuh dan Widasari-Bangkaloa),
jalan kabupaten (Widasari-Tlangkop dan Kalensari-
Malangsari).
Jalan sudah dilalui angkutan umum mobil dan bus.
Fasilitas pendidikan: 20 SD (tersebar di setiap desa), 20
SMP, 7 MTs dan 12 SMA.
Fasilitas kesehatan: 1 Puskesmas, 1 Pustu, 69 Posyandu.
Fasilitas perdagangan: 1 minimarket.
Fasilitas peribadatan: 16 mesjid dan 109 musholla tersebar
di setiap desa.
Fasilitas keuangan: 2 bank dan 1 BPR.
Kondisi jalan desa rusak.
Frekuensi pergerakan penduduk lebih
sering ke Jatibarang (termasuk
berbelanja kebutuhan sehari-hari) karena
jaraknya relatif dekat.
Orientasi pendidikan ke Jatibarang.
Rujukan kesehatan ke RS di Cirebon dan
Indramayu.
Drainase pada musim hujan tidak dapat
menampung aliran air sehingga seluruh
desa rawan banjir (lama banjir 3 hari
dengan tinggi hingga 1 meter).
Pusat WP
Lingkup WP
(kecamatan)
Fasilitas Pendukung Kinerja
Listrik: semua desa terlayani jaringan PLN.
Telepon: 15 wartel, telepon seluler tersedia di Desa Bunder,
Leuwigede dan Widasari).
Air bersih: menggunakan jaringan PDAM.
Air buangan: rumah tangga menggunakan septic tank, dan
buangan langsung ke saluran dan sungai.
Drainase dan sistem pengendalian banjir: drainase terbuka.
Sampah: masyarakat menggunakan sistem pembuangan
tradisional (ditimbun dan dibakar) atau dibuang ke sungai.
Irigasi: teknis, dikelola dinas pengairan.
Kondisi irigasi bagus.
Sukagumiwang Jalan negara 3 km, jalan kabupaten 18 km, jalan desa 16
km.
Setiap pusat desa sudah dilayani jaringan jalan dan dapat
dilalui kendaraan roda 4.
Sarana angkutan umum yang tersedia adalah angkutan
perkotaan berupa mobil, elf, becak dan ojek.
Fasilitas pendidikan: 18 SD, 8 MI, 2 SMP, 3 MTs, 1 SMA, 1
SMK dan 2 MA.
Fasilitas kesehatan: 1 Puskesmas dan 2 Pustu.
Fasilitas perdagangan: 1 pasar kabupaten.
Fasilitas peribadatan: 25 mesjid tersebar di setiap desa.
Fasilitas keuangan: 1 bank dan 2 koperasi.
Listrik: semua desa terlayani jaringan PLN.
Telepon: semua desa sudah terlayani jaringan telepon
seluler.
Air bersih: menggunakan jaringan PDAM dan air tanah.
Air buangan: rumah tangga menggunakan buangan
langsung ke saluran dan sungai.
Drainase dan sistem pengendalian banjir: saluran air dan
gorong-gorong.
Sampah: masyarakat menggunakan sistem pembuangan
tradisional (ditimbun dan dibakar), dibuang ke sungai dan
ke TPS.
Irigasi: semua desa terlayani irigasi, dikelola dinas
Kondisi jalan sebagian besar dengan
konstruksi aspal batu, dalam kondisi
rusak berlubang.
Frekuensi pergerakan penduduk lebih
sering ke Cirebon.
Orientasi pendidikan ke Sukagumiwang
dan Cirebon.
Rujukan kesehatan ke RS di Indramayu
dan Cirebon.
Semua desa sering terkena genangan
terutama pada musim penghujan bulan
November-Januari. Upaya pengendalian
melalui pengerukan saluran air dan
gorong-gorong, pembuangan sampah
yang terkoordinir, dan pembuatan tempat
sampah.
Kondisi irigasi bagus.
Pusat WP
Lingkup WP
(kecamatan)
Fasilitas Pendukung Kinerja
pengairan.
Tukdana Jalan provinsi 10 km, jalan kabupaten 29 km, jalan desa 65
km.
Setiap pusat desa sudah terlayani jaringan jalan dan dapat
dilalui kendaraan beroda 4.
Fasilitas pendidikan: 0 TK, 40 SD, 6 MI, 5 SMP, 2 MTs, 3
SMA, 1 MA dan 2 SMK.
Fasilitas kesehatan: 1 Puskesmas, 5 Pustu, 71 Posyandu.
Fasilitas perdagangan: 13 pasar desa tersebar di setiap
desa.
Listrik: semua desa terlayani jaringan PLN, dengan 13
gardu.
Telepon: semua desa yang sudah terlayani jaringan Telkom
dan seluler.
Air bersih: semua desa yang telah terlayani PDAM.
Air buangan: rumah tangga menggunakan buangan
langsung ke saluran dan sungai.
Drainase dan sistem pengendalian banjir: drainase tutup
untuk sepanjang jalur kabupaten.
Sampah: masyarakat menggunakan sistem pembuangan
tradisional (ditimbun dan dibakar) atau dibuang ke TPS,
kemudian diangkut ke TPA Jatibarang.
Irigasi: ada.
Kondisi jalan sebagian besar dalam
kondisi baik, dilalui bus dan angkutan
umum.
Frekuensi pergerakan penduduk lebih
sering ke Jatibarang (termasuk
berbelanja kebutuhan sehari-hari).
Orientasi pendidikan ke I Jatibarang.
Kondisi irigasi bagus.
Losarang Losarang Jalan negara 8 km, jalan kabupaten 11 km dan jalan desa
36 km.
Setiap pusat desa sudah dilayani jaringan jalan dan dapat
dilalui kendaraan roda 4.
Desa yang sudah dilayani angkutan adalah Desa Jangga,
Rajaiyang, Pegagan. Jenis kendaraan umum yang
digunakan adalah angkutan pedesaan, ojek dan becak.
Terminal bayangan di Desa Jangga (angkutan umum jalur
Jangga-Cikedung-Pegagan).
Angkutan umum regional yang melewati kecamatan ini
Kondisi jalan sebagian besar rusak,
menggunakan konstruksi aspal batu.
Orientasi pergerakan cenderung ke
Indramayu.
Orientasi pendidikan ada yang ke
Indramayu.
Rujukan kesehatan ke RS di Indramayu.
Pasar melayani masyarakat sekitar.
Semua desa sering terkena banjir (lama
banjir 3-4 hari, tinggi hingga 2 meter,
Pusat WP
Lingkup WP
(kecamatan)
Fasilitas Pendukung Kinerja
cukup banyak (bis AKDP dan elf) karena terletak di Pantura.
Fasilitas pendidikan: 6 TK, 121 SD/MI, 3 SMP/MTs, 1 SMA
dan 1 SMK.
Fasilitas kesehatan: 1 RS Swasta (Desa Krimun), 2
Puskesmas dan 4 Pustu.
Fasilitas perdagangan: 1 pasar desa dan 4 minimarket
Fasilitas peribadatan: 20 mesjid, 67 langgar, 1 gereja dan 1
pura/klenteng.
Fasilitas keuangan: 2 bank, 1 BPR dan 1 Pegadaian.
Listrik: semua desa terlayani jaringan PLN.
Telepon: semua desa sudah terlayani jaringan Telkom dan
telepon seluler.
Air bersih: sebagian desa sudah terlayani jaringan PDAM
kecuali Desa Pegagan, Rajaiyang, Ranjeng, Pangkalan dan
Cemara. Sumber air lain adalah air tanah dengan kualitas
bagus kecuali pada musim kemarau. Kedalaman air tanah
100 m lebih.
Air buangan: sebagian rumah tangga menggunakan septic
tank, dan sebagian lagi membuang langsung ke saluran dan
sungai.
Drainase dan sistem pengendalian banjir: saluran air dan
gorong-gorong.
Sampah: masyarakat menggunakan sistem pembuangan
tradisional (ditimbun dan dibakar), TPA di Desa Krimun,
pengangkutan menggunakan gerobak
Irigasi: -.
frekuensi bulan Desember-Januari).
Upaya pengendalian banjir dengan
pengerukan saluran air dan gorong-
gorong.
Lelea Jalan kabupaten 12 km, jalan desa 66 km.
Setiap pusat desa sudah terlayani jaringan jalan dan dapat
dilalui kendaraan beroda 4.
Semua desa sudah dilayani angkutan umum kecuali Desa
Tempel, Tempel Kulon, dan Cempeh dilayani ojek.
Angkutan umum jalur Larangan-Tugu.
Terdapat terminal bayangan di Desa Tugu.
Fasilitas pendidikan: 15 TK, 31SD/MI, 3 SMP Negeri, dan 1
Kondisi jalan sebagian besar rusak
berlubang, konstruksi aspal batu, dapat
dilayani kendaraan roda 4.
Frekuensi pergerakan penduduk lebih
sering ke Jatibarang.
Orientasi pendidikan ke Indramayu.
Terdapat rencana pembangunan SMA di
Desa Telagasari.
Pusat WP
Lingkup WP
(kecamatan)
Fasilitas Pendukung Kinerja
SMK.
Fasilitas kesehatan: 2 Puskesmas, 3 Pustu.
Fasilitas perdagangan: 2 pasar desa (Lelea dan
Tunggulpayung), 3 minimarket.
Fasilitas peribadatan: 21 masjid dan 113 langgar tersebar di
setiap desa, serta 1 gereja (Desa Tugu).
Fasilitas keuangan: 2 bank.
Listrik: semua desa terlayani jaringan PLN.
Telepon: desa yang sudah terlayani telepon Telkom adalah
Desa Lelea, Tamansari, Pangauban, dan seluruh desa telah
terlayani saluran telepon seluler.
Air bersih: desa yang telah terlayani PDAM adalah Desa
Lelea, Tamansari dan Cempeh, sisanya menggunakan air
tanah (kualitas bagus, kedalaman 36-40 m).
Air buangan: rumah tangga menggunakan septic tank, dan
buangan langsung ke saluran dan sungai.
Drainase dan sistem pengendalian banjir: saluran air dan
gorong-gorong.
Sampah: terdapat TPS di Desa Tugu dan Lelea melayani
sampah pasar desa, sementara masyarakat menggunakan
sistem pembuangan tradisional (ditimbun dan dibakar).
Irigasi: teknis dan non-teknis, seluruh desa terlayani,
sumber air dari Sungai Rentang, dikelola Dinas Pengairan.
Rujukan kesehatan ke RS Indramayu.
Jangkauan pelayanan pasar untuk
masyarakat kecamatan dan sekitarnya.
Drainase: desa yang sering terkena banjir
adalah Desa Pangauban, Tempel, Tempel
Kulon dan Cempeh (lama banjir 20 hari,
tinggi hingga 1 meter, selama Desember-
Februari, upaya pengendalian melalui
pengerukan saluran dan gorong-gorong.
Kondisi irigasi bagus, terkadang terjadi
kekeringan.
Cikedung Tidak ada terminal, hanya ada halte penumpang.
Fasilitas pendidikan: 18 SD, 1 SMP Negeri, 1 MTs, 2 SLTP
swasta, dan 1 SLTA.
Fasilitas kesehatan: 1 Puskesmas, 1 Pustu .
Fasilitas perdagangan: 1 pasar desa, lokasi di perbatasan
Kecamatan Cikedung dan Terisi.
Fasilitas peribadatan: masjid dan langgar tersebar di setiap
desa.
Fasilitas keuangan: 5 bank dan 1 BPR.
Listrik: hampir semua desa terlayani jaringan PLN.
Telepon: beberapa desa yang sudah terlayani jaringan
Orientasi pergerakan penduduk ke
Kecamatan Lelea dan Terisi, serta ke
Subang dan Cirebon.
Orientasi pendidikan ke Terisi (SMA).
Drainase: desa-desa tidak mengalami
banjir tetapi hanya genangan air pada
musim penghujan (November-Januari),
upaya pengendalian melalui pengerukan
saluran dan gorong-gorong, pembuangan
sampah dan pembuatan tempat sampah
terpadu.
Pusat WP
Lingkup WP
(kecamatan)
Fasilitas Pendukung Kinerja
Telkom sedangkan untuk jaringan telepon seluler semua
desa sudah terlayani.
Air bersih: desa yang terlayani jaringan PDAM yang berada
di jalan utama, sumber air bersih berasal dari air tanah
(kualitas cukup bagus, kedalaman 20 m).
Air buangan: rumah tangga menggunakan buangan
langsung ke selokan atau sungai.
Drainase dan sistem pengendalian banjir: saluran air dan
gorong-gorong.
Sampah: tidak ada TPA, semua menggunakan sistem
pembuangan tradisional (ditimbun dan dibakar).
Irigasi: teknis, setengah teknis dan sederhana, dengan
sumber air dari Jatiluhur. Seluruh desa terlayani irigasi,
dikelola Dinas Pengairan dan masyarakat.
Terisi Jalan negara 50 km, jalan desa 20 km.
Setiap pusat desa sudah terlayani jaringan jalan dan dapat
dilalui kendaraan beroda 4.
Angkutan umum antar kecamatan jalur Terisi-Janggar
(Losarang) dan Terisi-Cikamurang.
Setiap desa yang sudah dilayani angkutan umum berupa
mobil, elf dan ojek.
Terdapat terminal bayangan dan stasiun KA.
Fasilitas pendidikan: 5 TK, 32 SD/MI, 4 SMP Negeri, 1 SMP
swasta, 4 MTs, 1 SMA Negeri, 1 SMA swasta, 3 MA, 1
universitas swasta .
Fasilitas kesehatan: 1 Puskesmas, 3 Pustu, 75 Posyandu.
Fasilitas perdagangan: 1 pasar desa dan 1 pasar hewan.
Fasilitas peribadatan: 32 masjid dan 170 musholla tersebar
di setiap desa.
Fasilitas keuangan: 2 bank dan 2 BPR.
Listrik: semua desa terlayani jaringan PLN, distribusi dari
Gardu Induk Kandanghaur.
Telepon: seluruh desa sudah terlayani telepon seluler, dan
sebagian Telkom.
Kondisi jalan sebagian besar rusak
berlubang, konstruksi aspal batu, dapat
dilayani kendaraan roda 4.
Orientasi pendidikan ke di Kecamatan
Terisi.
Layanan kesehatan yang diakses di
Kecamatan Terisi dan Kabupaten Subang.
Pergerakan belanja kebutuhan sehari-hari
masyarakat Terisi ke Subang.
Air bersih: sumber air tanah kering pada
musim kemarau.
Drainase: semua desa yang sering
terkena genangan selama November-
Januari, upaya pengendalian melalui
pengerukan saluran dan gorong-gorong,
pembuangan sampah terkoordinir, dan
pembuatan tempat sampah.
Kondisi irigasi bagus.
Pusat WP
Lingkup WP
(kecamatan)
Fasilitas Pendukung Kinerja
Air bersih: seluruh desa telah terlayani PDAM, sumber air
bersih berasal dari air tanah.
Air buangan: rumah tangga menggunakan buangan
langsung ke saluran dan sungai.
Drainase dan sistem pengendalian banjir: saluran air dan
gorong-gorong.
Sampah: tidak ada TPA, semua menggunakan sistem
pembuangan tradisional (ditimbun dan dibakar)
Irigasi: tersedia, dikelola Dinas Pengairan dan masyarakat.
Kandanghaur Kandanghaur Jalan negara 12 km, jalan kabupaten 17 km, dan jalan desa
35 km.
Setiap pusat desa sudah terlayani jaringan jalan dan dapat
dilalui kendaraan beroda 4.
Kecamatan terletak di jalur regional Pantura, dilewati
angkutan umum regional (AKDP).
Sebagian desa yang sudah dilayani angkutan pedesaan
khususnya desa yang berbatasan dengan jalan Pantura,
sementara desa sisanya dilayani ojek, dokar dan becak.
Terdapat terminal bayangan di Karangsinom (transit
angkutan Patrol-Indramayu).
Fasilitas pendidikan: 9 TK, 43 SD/MI, 9 SMP, 1 MTs, 5 SMA,
4 SMK dan 1 PT.
Fasilitas kesehatan: 1 Puskesmas rawat inap, 1 Puskesmas
dan 1 Pustu.
Fasilitas perdagangan: 2 pasar desa (Eretan Wetan dan
Bulak) dan 4 minimarket, dan pertokoan di sepanjang
Pantura.
Fasilitas peribadatan: 28 masjid dan 127 langgar tersebar di
setiap desa, dan 4 gereja.
Fasilitas keuangan: 3 bank, 1 BPR dan 7 koperasi.
Listrik: semua desa terlayani jaringan PLN.
Telepon: seluruh desa sudah terlayani Telkom dan telepon
seluler.
Air bersih: PDAM (Desa Karanganyar, Wirakanan, Panjunan
Kondisi jalan Pantura baik, hotmix;
kondisi jalan desa sebagian besar rusak
berlubang, dengan konstruksi aspal batu.
Orientasi pergerakan penduduk ke
Subang, Indramayu dan Cirebon.
Orientasi pendidikan ke di Kecamatan
Indramayu dan Cirebon.
Rujukan kesehatan ke RS Patrol,
Indramayu, Losarang dan Cirebon.
Drainase: semua desa yang sering
terkena banjir (kecuali Desa Curug dan
Karangmulya) selama Desember-Januari,
dengan lama banjir 3-7 hari, ketinggian
30 cm 2 m.
Upaya pengendalian melalui pengerukan
saluran dan gorong-gorong.
Pusat WP
Lingkup WP
(kecamatan)
Fasilitas Pendukung Kinerja
dan Eretan Kulon) dan air tanah (kedalaman 30 meter).
Air buangan: rumah tangga menggunakan septic tank, atau
buangan langsung ke saluran dan sungai.
Drainase dan sistem pengendalian banjir: saluran air dan
gorong-gorong.
Sampah: menggunakan sistem pembuangan tradisional
(ditimbun dan dibakar), terdapat TPA di Desa Soge
(pelayanan setempat).
Irigasi: seluruh desa terlayani saluran irigasi untuk
persawahan, dikelola PU Pengairan dan Pemda.
Gabuswetan Setiap pusat desa sudah terlayani jaringan jalan dan dapat
dilalui kendaraan beroda 4.
Desa yang sudah dilayani angkutan umum adalah desa yang
dilalui jalan utama, sementara desa lain dilayani oleh ojek.
Tidak ada terminal.
Angkutan luar kecamatan: Gabuswetan-Sekarmulya-
Karangsinom.
Fasilitas pendidikan: 12 TK, 33 SD/MI, 2 SMP Negeri, 8 MTs,
3 SMA/SMK, 1 MA swasta.
Fasilitas kesehatan: 2 Puskesmas, 2 Pustu, 84 Posyandu, 5
Polindes.
Fasilitas perdagangan: 4 pasar desa (Desa Gabuswetan,
Babakanjaya, Kedokangabus, Drunten Wetan), 4
minimarket.
Fasilitas peribadatan: masjid dan langgar tersebar di setiap
desa.
Fasilitas keuangan: 5 bank dan 1 BPR.
Listrik: semua desa terlayani jaringan PLN.
Telepon: desa yang sudah terlayani jaringan Telkom adalah
Desa Gabuswetan, namun semua sudah terlayani jaringan
telepon seluler.
Air bersih: 3 dari 10 desa telah terlayani PDAM (Desa
Gabuswetan, Gabuskulon dan Sekarmulya), sumber air
bersih berasal dari air tanah (kualitas cukup bagus,
Kondisi jalan sebagian besar rusak
berlubang, konstruksi aspal batu, dapat
dilayani kendaraan roda 4.
Orientasi pendidikan ke Kandanghaur,
Losarang dan Indramayu.
Rujukan kesehatan ke RS di Indramayu
dan Cirebon.
Pasar tradisional melayani masyarakat
lingkup kecamatan dan sekitarnya, letak
di sisi jalan.
Air bersih: sumber air tanah kering pada
musim kemarau.
Drainase: desa yang sering terkena banjir
adalah Desa Gabuswetan, Drunten
Wetan, Drunten Kulon (2-3 hari, tinggi
0,4 m, selama Januari-Februari), upaya
pengendalian melalui pengerukan saluran
dan gorong-gorong.
Kondisi irigasi bagus.
Pusat WP
Lingkup WP
(kecamatan)
Fasilitas Pendukung Kinerja
kedalaman 30 m).
Air buangan: rumah tangga menggunakan septic tank, dan
buangan langsung ke selokan atau sungai.
Drainase dan sistem pengendalian banjir: saluran air dan
gorong-gorong.
Sampah: tidak ada TPA, semua menggunakan sistem
pembuangan tradisional (ditimbun dan dibakar).
Irigasi: teknis, setengah teknis dan sederhana, dengan
sumber air dari Jatiluhur. Seluruh desa terlayani irigasi,
dikelola Dinas Pengairan dan masyarakat.
Kroya Setiap pusat desa sudah terlayani jaringan jalan dan dapat
dilalui kendaraan beroda 4.
Desa yang sudah dilayani angkutan umum adalah desa yang
dilalui jalan utama, sementara desa lain dilayani oleh ojek.
Tidak ada terminal.
Angkutan luar kecamatan: Sukaslamet-Kroya, Tanjung-
Kroya, Karang Sinom-Kroya.
Fasilitas pendidikan: 6 TK, 17 SD Negeri, 2 MI, 2 SD swasta,
3 SMP Negeri, 2 MTs, 1 SMA Negeri (Desa Temiyang).
Fasilitas kesehatan: 2 Puskesmas (Desa Kroya dan
Temiyang), 2 Pustu.
Fasilitas perdagangan: 1 pasar desa (Desa Sukaslamet), 1
minimarket.
Fasilitas peribadatan: 32 masjid dan 110 langgar tersebar di
setiap desa, serta 1 gereja.
Fasilitas keuangan: 2 bank dan 1 BPR.
Listrik: semua desa terlayani jaringan PLN.
Telepon: desa yang sudah terlayani jaringan Telkom adalah
Desa Sukamelang, namun semua sudah terlayani jaringan
telepon seluler.
Air bersih: semua desa belum terlayani PDAM, sumber air
bersih berasal dari air tanah (kualitas cukup bagus,
kedalaman 12 m).
Air buangan: rumah tangga menggunakan buangan
Kondisi jalan sebagian besar rusak
berlubang, konstruksi aspal batu, dapat
dilayani kendaraan roda 4.
Orientasi pendidikan ke Indramayu.
Rujukan kesehatan ke RS di Subang dan
Indramayu.
Pasar tradisional melayani masyarakat
lingkup kecamatan dan sekitarnya.
Air bersih: sumber air tanah kering pada
musim kemarau.
Tidak ada desa rawan banjir.
Pusat WP
Lingkup WP
(kecamatan)
Fasilitas Pendukung Kinerja
langsung ke selokan atau sungai.
Drainase dan sistem pengendalian banjir: tidak ada.
Sampah: tidak ada TPA, semua menggunakan sistem
pembuangan tradisional (ditimbun dan dibakar).
Irigasi: tidak ada (sawah tadah hujan).
Bongas Jalan kabupaten 17 km, jalan desa 12 km.
Setiap pusat desa sudah terlayani jaringan jalan dan dapat
dilalui kendaraan beroda 4.
Belum ada angkutan umum, hanya ojek.
Fasilitas pendidikan: 5 TK, 27 SD, 2 MI, 6 SMP, 2 MTs, 1
SMK dan 1 MA.
Fasilitas kesehatan: 2 Puskesmas (ada fasilitas rawat inap)
dan 3 Pustu.
Fasilitas perdagangan: 1 pasar desa dan 2 minimarket.
Terdapat pasar mingguan yang bergilir setiap desa.
Fasilitas peribadatan: 26 masjid dan 61 langgar tersebar di
setiap desa.
Fasilitas keuangan: 2 bank dan 1 BPR.
Listrik: sebagian besar desa sudah terlayani PLN kecuali
Desa Margamulya dan Sidamulya.
Telepon: seluruh desa sudah terlayani telepon seluler dan
Telkom.
Air bersih: belum ada jaringan PDAM, tetapi terdapat tangki
air bersih dari PU di Desa Cipaat dan Bonas. Sumber lain
adalah air tanah dengan kedalaman 30 m (rasa air asin).
Air buangan: rumah tangga menggunakan septic tank, atau
buangan langsung ke saluran dan sungai.
Drainase dan sistem pengendalian banjir: saluran air dan
gorong-gorong.
Sampah: semua menggunakan sistem pembuangan
tradisional (ditimbun dan dibakar), terdapat TPA di Desa
Margamulya melayani masyarakat setempat.
Irigasi: semua desa terlayani irigasi, dengan sumber dari
Eretan, Anjatan dan Kandanghaur. Dikelola oleh Dinas
Kondisi jalan sebagian besar rusak
berlubang, konstruksi aspal batu, dapat
dilayani kendaraan roda 4.
Orientasi pergerakan penduduk
cenderung ke Kecamatan Anjatan,
Kandanghaur dan Losarang.
Orientasi pendidikan ke di Kecamatan
Anjatan, Kandanghaur dan Losarang.
Rujukan kesehatan ke RS Patrol,
Losarang dan Subang.
Pergerakan belanja kebutuhan sehari-hari
masyarakat Terisi ke Subang.
Air bersih: sumber air tanah kering pada
musim kemarau.
Drainase: desa yang sering terkena banjir
adalah Desa Margamulya, Plawangan,
Bongas dan Kertamulya, selama
Desember-Januari, rata-rata 3 hari
dengan kedalaman banjir hingga 1 meter.
Upaya pengendalian melalui pengerukan
saluran dan gorong-gorong.
Pusat WP
Lingkup WP
(kecamatan)
Fasilitas Pendukung Kinerja
Pengairan dan Jasa Tirta.
Haurgeulis Haurgeulis Jalan menghubungkan seluruh pusat desa.
Angkutan umum melayani 4 dari 10 desa (Haurgeulis,
Cipancuh, Sumbermulya, Sukajadi), sisanya dilayani ojek.
Stasiun KA.
Terminal (Desa Haurgeulis) melayani trayek antar
kecamatan (Bantarwaru-Subang, Sanca-Gantar, Patrol).
Fasilitas pendidikan: 49 SD (di setiap desa), 10 SMP dan 7
SMA.
Fasilitas kesehatan: 1 RS (Desa Haurgeulis), 3 Puskesmas.
Fasilitas perdagangan: 1 pasar desa (Desa Haurgeulis), 6
minimarket.
Fasilitas peribadatan: masjid dan langgar tersebar di setiap
desa, 3 gereja.
Fasilitas keuangan: 1 bank dan 3 BPR.
Listrik: semua desa terlayani jaringan PLN.
Telepon: semua desa terlayani jaringan Telkom dan telepon
seluler.
Air bersih: semua desa terlayani PDAM (kualitas air kurang
bagus) dan air tanah (kedalaman 25 meter).
Air buangan: rumah tangga menggunakan septic tank dan
sebagian langsung ke selokan atau sungai.
Drainase dan sistem pengendalian banjir: saluran air dan
gorong-gorong.
Sampah: TPA di Desa Mekarjati (pelayanan setempat),
armada pengangkutan dengan gerobak, sistem
pembuangan tradisional (ditimbun dan dibakar).
Irigasi: sumber irigasi PJT Jatiluhur, semua desa terlayani
saluran irigasi.
Akses pergerakan masyarakat cenderung
ke Subang.
Kondisi jalan sebagian besar rusak
berlubang, konstruksi aspal batu, dapat
dilayani kendaraan roda 4.
Orientasi pendidikan juga ke Subang.
Rujukan kesehatan ke RS di Subang
(jarak tempuh lebih dekat dan biaya lebih
murah daripada ke Kecamatan
Indramayu).
Pasar tradisional melayani masyarakat
lingkup kecamatan dan sekitarnya, lokasi
pasar di sisi jalan.
Drainase: hampir seluruh desa
merupakan daerah yang sering terkena
banjir (3-7 hari, tinggi 0,5 m, selama
Januari-Februari), upaya pengendalian
melalui pengerukan saluran dan gorong-
gorong.
Sukra Terletak di jalur jalan regional Pantura.
Setiap pusat desa sudah terlayani jaringan jalan dan dapat
dilalui kendaraan beroda 4.
Angkutan umum regional yang melintas berupa bus AKDP,
Kondisi jalan sebagian besar rusak
berlubang, konstruksi aspal batu, dapat
dilayani kendaraan roda 4.
Orientasi pergerakan penduduk
Pusat WP
Lingkup WP
(kecamatan)
Fasilitas Pendukung Kinerja
Kopayu, elf dan angkutan pedesaan.
Belum semua desa terlayani angkutan umum pedesaan,
hanya yang terletak di jalur pantura. Sisanya menggunakan
ojek dan becak.
Terdapat terminal bayangan dan stasiun KA.
Fasilitas pendidikan: 20 SD, 3 MI, 5 SMP dan 1 SMA .
Fasilitas kesehatan: 1 Puskesmas (ada fasilitas rawat inap)
dan 1 Pustu.
Fasilitas perdagangan: 1 pasar desa.
Fasilitas peribadatan: 14 masjid dan 126 langgar tersebar di
setiap desa.
Fasilitas keuangan: 2 bank dan 1 BPR.
Listrik: semua desa terlayani jaringan PLN.
Telepon: seluruh desa sudah terlayani telepon seluler, dan
sebagian desa telah terlayani Telkom kecuali Desa Bogor,
Sukra, Ujunggebang dan Tegal Taman.
Air bersih: seluruh desa telah terlayani PDAM, kondisi air
bagus, sumber lain adalah air tanah dengan kedalaman
rata-rata 20 meter.
Air buangan: sebagian menggunakan septic tank, sebagian
buangan langsung ke saluran dan sungai.
Drainase dan sistem pengendalian banjir: saluran air dan
gorong-gorong.
Sampah: semua menggunakan sistem pembuangan
tradisional (ditimbun dan dibakar), terdapat TPS di Desa
Sukra (dekat pasar tradisional, melayani masyarakat
setempat dan pasar).
Irigasi: seluruh desa terlayani saluran irigasi dengan sumber
air dari Jatiluhur, dikelola oleh Perum Jasa Tirta.
cenderung ke Kabupaten Subang dan
Kecamatan Patrol.
Orientasi pendidikan ke Kabupaten
Subang.
Rujukan kesehatan ke RS Patrol dan
Subang.
Pasar di Sukra terletak di sisi jalan utama
sehingga mengganggu lalu lintas.
Drainase: semua desa yang sering
terkena banjir selama Februari-Maret
dengan lama banjir rata-rata 7 hari,
kedalaman hingga 1 meter.
Upaya pengendalian melalui pengerukan
saluran dan gorong-gorong.
Irigasi perlu perbaikan saluran.
Anjatan Jalan provinsi 8 km, jalan kabupaten 20 km dan jalan desa
120 km.
Setiap pusat desa sudah terlayani jaringan jalan dan dapat
dilalui kendaraan beroda 4.
Setiap desa yang sudah dilayani angkutan umum berupa
Kondisi jalan sebagian besar rusak
berlubang, konstruksi aspal batu, dapat
dilayani kendaraan roda 4.
Orientasi pergerakan masyarakat
cenderung ke Haurgeulis dan Subang.
Pusat WP
Lingkup WP
(kecamatan)
Fasilitas Pendukung Kinerja
mobil, elf dan ojek.
Fasilitas pendidikan: 7 TK, 37 SD, 7 SMP, 8 MTs, 2 SMA dan
2 SMK.
Fasilitas kesehatan: 2 Puskesmas dan 4 Pustu.
Fasilitas perdagangan: 1 pasar kabupaten, 1 pasar desa, 5
pasar tumpah, 1 pasar hewan dan 3 pasar bunga.
Fasilitas peribadatan: 45 masjid dan 195 langgar tersebar di
setiap desa, serta 2 gereja.
Fasilitas keuangan: 3 bank dan 1 BPR.
Listrik: semua desa terlayani jaringan PLN.
Telepon: seluruh desa sudah terlayani telepon seluler, dan
sebagian Telkom untuk wilayah yang dilalui jalan utama.
Air bersih: desa yang dilalui jalan utama telah terlayani
PDAM, sisanya masih menggunakan sumber air tanah
dengan kedalaman 20 meter.
Air buangan: buangan langsung ke saluran dan sungai.
Drainase dan sistem pengendalian banjir: saluran air dan
gorong-gorong.
Sampah: sistem pembuangan tradisional (ditimbun dan
dibakar), terdapat TPS di Patrol dan TPA di Kedung Ungu
(melayani masyarakat setempat).
Irigasi: semua desa terlayani saluran irigasi, dikelola Dinas
Pengairan.
Orientasi pendidikan ke di Kecamatan
Haurgeulis.
Rujukan kesehatan ke RS Patrol dan
Subang.
Drainase: semua desa yang sering
terkena banjir selama November-Januari,
selama 7 hari dengan ketinggian hingga 1
meter.
Upaya pengendalian melalui pengerukan
saluran dan gorong-gorong, pembuangan
sampah terkoordinir, dan pembuatan
tempat sampah.
Kondisi irigasi bagus.
Gantar Setiap pusat desa sudah terlayani jaringan jalan dan dapat
dilalui kendaraan beroda 4.
Setiap desa sudah melayani angkutan umum dan ojek.
Terminal di Desa Gantar.
Angkutan keluar kota: Gantar-Bekasi.
Fasilitas pendidikan: 5 TK, 18 SD, 7 MI, 4 SMP, 3 MTs.
Fasilitas kesehatan: 1 RS (Desa Patrol Lor), 1 Puskesmas, 1
Pustu dan 1 Poskesdes.
Fasilitas perdagangan: 1 pasar desa (keliling, mingguan).
Fasilitas peribadatan: 31 masjid dan 93 langgar tersebar di
setiap desa, dan 1 gereja.
Kondisi jalan sebagian besar rusak
berlubang, konstruksi jalan aspal batu.
Pergerakan cenderung ke Kecamatan
Haurgeulis dan Kabupaten Subang.
Fasilitas SMA belum ada sehingga
orientasi pendidikan ke Kecamatan
Haurgeulis, Indramayu dan Kabupaten
Subang.
Rujukan kesehatan ke RS Patrol,
Losarang dan Kabupaten Subang.
Pasar regional melayani masyarakat lokal
Pusat WP
Lingkup WP
(kecamatan)
Fasilitas Pendukung Kinerja
Fasilitas keuangan: 2 bank dan 1 BPR.
Listrik: semua desa terlayani jaringan PLN.
Telepon: semua desa terlayani jaringan Telkom dan jaringan
telepon seluler.
Air bersih: PDAM (seluruh desa namun bangunan yang
terletak di jalan utama) dan air tanah (kedalaman 25 meter
dengan rasa asin).
Air buangan: tidak ada jaringan air limbah, sehingga rumah
tangga dan unit usaha menggunakan pembuangan langsung
ke selokan atau sungai.
Drainase dan sistem pengendalian banjir: saluran air dan
gorong-gorong.
Sampah: menggunakan sistem pembuangan tradisional
(ditimbun dan dibakar).
Irigasi: seluruh desa terlayani saluran irigasi, dengan
pasokan air dari Waduk Jatiluhur (PJT II Jatiluhur Seksi
Patrol).
dan Subang.
Drainase: desa yang sering terkena banjir
adalah Desa Mekarsari, Patrol Baru, Patrol
Lor, Bugel dan Sukahaji ( 1-2 hari,
tinggi 1 m, selama Desember-Januari),
upaya pengendalian melalui pengerukan
saluran dan gorong-gorong.
Patrol Terletak di jalur jalan regional Pantura.
Setiap pusat desa sudah terlayani jaringan jalan dan dapat
dilalui kendaraan beroda 4.
Angkutan umum regional yang melintas berupa bus AKDP,
Kopayu, elf dan angkutan pedesaan.
Belum semua desa terlayani angkutan umum pedesaan,
hanya Desa Patrol, Limpas, Arjasari, Bugel dan Sukahaji.
Sisanya menggunakan ojek dan becak.
Terdapat terminal di Desa Patrol.
Fasilitas pendidikan: 20 SD, 3 MI, 5 SMP dan 1 SMA.
Fasilitas kesehatan: 1 Puskesmas (ada fasilitas rawat inap)
dan 1 Pustu.
Fasilitas perdagangan: 1 pasar regional (Desa Patrol) dan 1
pasar desa (Desa Bugel). Selain itu terdapat pertokoan di
sepanjang Pantura.
Fasilitas peribadatan: 14 masjid dan 126 langgar tersebar di
setiap desa.
Kondisi jalan pantura bagus dengan
konstruksi hotmix, sementara kondisi
jalan desa sebagian besar rusak
berlubang (konstruksi aspal batu).
Orientasi pergerakan penduduk
cenderung ke Kabupaten Subang.
Orientasi pendidikan ke Kabupaten
Subang.
Rujukan kesehatan ke RS Patrol dan
Subang.
Pasar di Sukra terletak di sisi jalan utama
sehingga mengganggu lalu lintas.
Drainase: semua desa yang sering
terkena banjir selama Februari-Maret
dengan lama banjir rata-rata 7 hari,
kedalaman hingga 1 meter.
Upaya pengendalian melalui pengerukan
Pusat WP
Lingkup WP
(kecamatan)
Fasilitas Pendukung Kinerja
Fasilitas keuangan: 2 bank dan 1 BPR.
Listrik: semua desa terlayani jaringan PLN.
Telepon: seluruh desa sudah terlayani telepon seluler, dan
sebagian desa telah terlayani Telkom kecuali Desa Bogor,
Sukra, Ujunggebang dan Tegal Taman.
Air bersih: seluruh desa telah terlayani PDAM, kondisi air
bagus, sumber lain adalah air tanah dengan kedalaman
rata-rata 20 meter.
Air buangan: sebagian menggunakan septic tank, sebagian
buangan langsung ke saluran dan sungai.
Drainase dan sistem pengendalian banjir: saluran air dan
gorong-gorong.
Sampah: semua menggunakan sistem pembuangan
tradisional (ditimbun dan dibakar), terdapat TPS di Desa
Sukra (dekat pasar tradisional, melayani masyarakat
setempat dan pasar).
Irigasi: seluruh desa terlayani saluran irigasi dengan sumber
air dari Jatiluhur, dikelola oleh Perum Jasa Tirta.
saluran dan gorong-gorong.
Irigasi perlu perbaikan saluran.
Tabel 4.10
Kebutuhan Sarana Pendidikan Pada Kawasan Peruntukan Permukiman
No
Jenis
Sarana
Jumlah
Penduduk
Pendukung
(jiwa)
Kebutuhan Per Satuan
Sarana
Standar
(m2/jiwa)
Kriteria
Luas
Lantai Min
(m
2
)
Luas
Lahan Min
(m
2
)
Radius
Pencapaian (m)
Lokasi dan Penyelesaian
1. TK 1.250 216 500 0,28 500 Ditengah kelompok keluarga
Tidak menyeberang jalan raya
Bergabung dengan taman sehingga
terjadi pengelompokan kegiatan
2. SD 1.600 633 2.000 1,25 1.000
3. SLTP 4.800 2.282 9.000 1,88 1.000 Dapat dijangkau dengan kendaraan
umum
Disatukan dengan lapangan olahraga
Tidak selalu harus di pusat lingkungan
4. SLTA 4.800 3.835 12.500 2,6 3.000
5. Taman
Bacaan
2.500 72 150 0,09 1.000 Ditengah kelompok warga
Tidak menyeberang jalan lingkungan
Sumber: SNI 03-1733-2004 tentang Tatacara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
Tabel 4.11
Kebutuhan Sarana Kesehatan Pada Kawasan Peruntukan Permukiman
No Jenis Sarana
Jumlah
Penduduk
Pendukung
(jiwa)
Kebutuhan Per Satuan
Sarana
Standar
(m2/jiwa)
Kriteria
Luas
Lantai Min
(m
2
)
Luas
Lahan Min
(m
2
)
Radius
Pencapaian
(m)
Lokasi dan Penyelesaian
1. Posyandu 1.250 36 60 0,048 500 Ditengah kelompok tetangga
Tidak menyeberang jalan raya
2. Balai Pengobatan
Warga
2.500 150 300 0,12 1.000 Ditengah kelompok tetangga
Tidak menyeberang jalan raya
3. BKIA/Klinik Bersalin 30.000 1.500 3.000 0,1 4.000 Dapat dijangkau dengan kendaraan
umum
4. Puskesmas
Pembantu dan Balai
Pengobatan
Lingkungan
30.000 150 300 0,006 1.500 Dapat dijangkau dengan kendaraan
umum
5. Puskesmas dan
Balai Pengobatan
120.000 420 1.000 0,008 3.000 Dapat dijangkau dengan kendaraan
umum
6. Tempat Praktek
Dokter
5.000 18 - - 1.500 Dapat dijangkau dengan kendaraan
umum
7. Apotik/Rumah Obat 30.000 120 250 0,025 1.500 Dapat dijangkau dengan kendaraan
umum
Sumber: SNI 03-1733-2004 tentang Tatacara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
Tabel 4.12
Kebutuhan Sarana Ruang Terbuka, Taman, dan Lapangan Olah Raga
No Jenis Sarana
Jumlah
Penduduk
Pendukung
(jiwa)
Kebutuhan
Luas Lahan
Min (m
2
)
Standar
(m
2
/jiwa)
Radius
Pencapaian
(m)
Kriteria Lokasi dan Penyelesaian
1. Taman / Tempat
Main
250 250 1 100 Di tengah kelompok tetangga
2. Taman / Tempat
Main
2.500 1.250 0,5 1.000 Di pusat kegiatan lingkungan
3. Taman dan
Lapangan Olahraga
30.000 9.000 0,3 Sedapat mungkin berkelompok dengan
sarana pendidikan
4. Taman dan
Lapangan Olahraga
120.000 24.000 0,2 Terletak di jalan utama
Sedapat mungkin berkelompok dengan
sarana pendidikan
5. Jalur Hijau - - 15 m Terletak menyebar
6. Kuburan /
Pemakaman Umum
120.000 2.000 Mempertimbangkan radius pencapaian dan
area yang dilayani
Sumber: SNI 03-1733-2004 tentang Tatacara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
Tabel 4.13
Kebutuhan Sarana Perdagangan dan Niaga Pada Kawasan Peruntukan Permukiman
No Jenis Sarana
Jumlah
Penduduk
Pendukung
(jiwa)
Kebutuhan Per Satuan
Sarana
Standar
(m2/jiwa)
Kriteria
Luas
Lantai Min
(m
2
)
Luas Lahan
Min (m
2
)
Radius
Pencapaian
(m)
Lokasi dan Penyelesaian
1. Toko / Warung 250 50
(termasuk
gedung)
100 (bila
berdiri sendiri)
0,4 300 Ditengah kelompok tetangga
Dapat merupakan bagian dari
sarana lain
2. Pertokoan 6.000 1.200 3.000 0,5 2.000 Di pusat kegiatan sub
lingkungan
KDB 40 %
Dapat berbentuk P dan D
3. Pusat Pertokoan
dan Pasar
Lingkungan
30.000 13.500 10.000 0,33 Dapat dijangkau dengan
kendaraan umum
4. Pusat
Perbelanjaan dan
Niaga (toko,
pasar, bank, dan
kantor)
120.000 36.000 36.000 0,3 Terletak di jalan utama
Termasuk sarana parker
sesuai ketentuan yang
berlaku
Sumber: SNI 03-1733-2004 tentang Tatacara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
Tabel 6.1
TAHAPAN PELAKSANAAN PROGRAM-PROGRAM PEMANFAATAN RUANG
NO PROGRAM UTAMA LOKASI SUMBER DANA INSTANSI PELAKSANA
WAKTU PELAKSANAAN
PJM-1
(2011-2015)
PJM-2
(2016-
2020)
PJM-3
(2021-
2025)
PJM-4
(2026-
2031) 1 2 3 4 5
A. Perwujudan Struktur Ruang
1. Perwujudan sistem pusat kegiatan
1.1 Pengembangan pusat kegiatan wilayah Indramayu
a. Penyusunan dan/atau revisi Rencana Detail
Tata Ruang PKW Indramayu
Kecamatan Indramayu, Kecamatan
Sindang, dan Kecamatan Balongan
APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Bappeda dan Din. Cipta
Karya
b. Pengembangan dan peningkatan prasarana
perkotaan
Kecamatan Indramayu, Kecamatan
Sindang, dan Kecamatan Balongan
APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Bappeda, Din. Cipta Karya,
Din. Bina Marga, Din. PSDA
dan Tamben, DKP, dan Din.
Hubkominfo
1.2 Pengembangan pusat kegiatan lokal
a. Penyusunan dan/atau revisi Rencana Detail
Tata Ruang pada kawasan perkotaan yang
ditetapkan sebagai PKL
Kecamatan Karangampel, Kecamatan
Jatibarang, Kecamatan Losarang,
Kecamatan Kandanghaur, Kecamatan
Patrol, Kecamatan Gantar, dan
Kecamatan Haurgeulis
APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Bappeda dan Din. Cipta
Karya
b. Pengembangan dan peningkatan prasarana
perkotaan
Kecamatan Karangampel, Kecamatan
Jatibarang, Kecamatan Losarang,
Kecamatan Kandanghaur, Kecamatan
Patrol, Kecamatan Gantar, dan
Kecamatan Haurgeulis
APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Bappeda, Din. Cipta Karya,
Din. Bina Marga, Din. PSDA
dan Tamben, DKP, dan Din.
Hubkominfo
1.3 Pengembangan pusat kegiatan lokal promosi Tukdana
dan Terisi
a. Penyusunan dan/atau revisi Rencana Detail
Tata Ruang Kawasan Perkotaan Tukdana dan
Terisi
Kecamatan Tukdana dan Kecamatan
Terisi
APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Bappeda dan Din. Cipta
Karya
b. Pengembangan dan peningkatan prasarana
perkotaan
Kecamatan Tukdana dan Kecamatan
Terisi
APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Bappeda, Din. Cipta Karya,
Din. Bina Marga, Din. PSDA
dan Tamben, DKP, dan Din.
Hubkominfo
1.4 Pengembangan pusat pelayanan kawasan
a. Penyusunan dan/atau revisi Rencana Detail
Tata Ruang Kawasan Perkotaan Ibukota
Kecamatan
Kecamatan Pasekan, Kecamatan
Arahan, Kecamatan Cantigi,
Kecamatan Lohbener, Kecamatan
Juntinyuat, Kecamatan Krangkeng,
Kecamatan Kedokanbunder,
Kecamatan Sliyeg, Kecamatan
APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Bappeda dan Din. Cipta
Karya
NO PROGRAM UTAMA LOKASI SUMBER DANA INSTANSI PELAKSANA
WAKTU PELAKSANAAN
PJM-1
(2011-2015)
PJM-2
(2016-
2020)
PJM-3
(2021-
2025)
PJM-4
(2026-
2031) 1 2 3 4 5
Kertasemaya, Kecamatan
Sukagumiwang, Kecamatan Widasari,
Kecamatan Bangodua, Kecamatan
Lelea, Kecamatan Cikedung,
Kecamatan Gabuswetan, Kecamatan
Kroya, Kecamatan Bongas,
Kecamatan Sukra, dan Kecamatan
Anjatan
b. Koordinasi pengelolaan kawasan perkotaan Kecamatan Pasekan, Kecamatan
Arahan, Kecamatan Cantigi,
Kecamatan Lohbener, Kecamatan
Juntinyuat, Kecamatan Krangkeng,
Kecamatan Kedokanbunder,
Kecamatan Sliyeg, Kecamatan
Kertasemaya, Kecamatan
Sukagumiwang, Kecamatan Widasari,
Kecamatan Bangodua, Kecamatan
Lelea, Kecamatan Cikedung,
Kecamatan Gabuswetan, Kecamatan
Kroya, Kecamatan Bongas,
Kecamatan Sukra, dan Kecamatan
Anjatan
APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Bappeda, Din. Cipta Karya,
Din. Bina Marga, Din. PSDA
dan Tamben, Din.
Kebersihan dan
Pertamanan, dan Din.
Hubkominfo
c. Pengembangan dan peningkatan fasilitas
perkotaan
Kecamatan Pasekan, Kecamatan
Arahan, Kecamatan Cantigi,
Kecamatan Lohbener, Kecamatan
Juntinyuat, Kecamatan Krangkeng,
Kecamatan Kedokanbunder,
Kecamatan Sliyeg, Kecamatan
Kertasemaya, Kecamatan
Sukagumiwang, Kecamatan Widasari,
Kecamatan Bangodua, Kecamatan
Lelea, Kecamatan Cikedung,
Kecamatan Gabuswetan, Kecamatan
Kroya, Kecamatan Bongas,
Kecamatan Sukra, dan Kecamatan
Anjatan
APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Bappeda, Din. Cipta Karya,
Din. Bina Marga, Din. PSDA
dan Tamben, Din.
Kebersihan dan
Pertamanan, dan Din.
Hubkominfo
d. Pengembangan dan peningkatan prasarana
perkotaan
Kecamatan Pasekan, Kecamatan
Arahan, Kecamatan Cantigi,
Kecamatan Lohbener, Kecamatan
Juntinyuat, Kecamatan Krangkeng,
Kecamatan Kedokanbunder,
Kecamatan Sliyeg, Kecamatan
Kertasemaya, Kecamatan
APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Bappeda, Din. Cipta Karya,
Din. Bina Marga, Din. PSDA
dan Tamben, Din.
Kebersihan dan
Pertamanan, dan Din.
Hubkominfo
NO PROGRAM UTAMA LOKASI SUMBER DANA INSTANSI PELAKSANA
WAKTU PELAKSANAAN
PJM-1
(2011-2015)
PJM-2
(2016-
2020)
PJM-3
(2021-
2025)
PJM-4
(2026-
2031) 1 2 3 4 5
Sukagumiwang, Kecamatan Widasari,
Kecamatan Bangodua, Kecamatan
Lelea, Kecamatan Cikedung,
Kecamatan Gabuswetan, Kecamatan
Kroya, Kecamatan Bongas,
Kecamatan Sukra, dan Kecamatan
Anjatan
1.5 Pengembangan pusat pelayanan lingkungan
a. Pengembangan tata ruang kawasan pusat
perdesaan melalui penyusunan Kawasan
Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D)
Desa Sanca, Desa Sukaslamet, Desa
Jayamulya, Desa Babakanjaya, Desa
Kedokangabus, Desa Loyang, Desa
Karangasem, Desa Manggungan,
Desa Telagasari, Desa Tempel Kulon,
Desa Wanasari, Desa Tenajar, Desa
Bondan, Desa Singakerta, Desa
Kapringan, Desa Dukuhjati, Desa
Kedokanbunder Wetan, Desa
Segeran, Desa Dadap, Desa Tugu,
Desa Lobener, Desa Panyingkiran
Lor, Desa Karanganyar, Desa
Kiajaran Kulon, Desa Cidempet, Desa
Jumbleng, Desa Wirakanan, Desa
Kertamulya, Desa Cipedang, Desa
Kedungwungu, Desa Sumuradem,
dan Desa Bugel.
APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Bappeda dan BPMD
b. Pengembangan pusat pelayanan perdesaan Desa Sanca, Desa Sukaslamet, Desa
Jayamulya, Desa Babakanjaya, Desa
Kedokangabus, Desa Loyang, Desa
Karangasem, Desa Manggungan,
Desa Telagasari, Desa Tempel Kulon,
Desa Wanasari, Desa Tenajar, Desa
Bondan, Desa Singakerta, Desa
Kapringan, Desa Dukuhjati, Desa
Kedokanbunder Wetan, Desa
Segeran, Desa Dadap, Desa Tugu,
Desa Lobener, Desa Panyingkiran
Lor, Desa Karanganyar, Desa
Kiajaran Kulon, Desa Cidempet, Desa
Jumbleng, Desa Wirakanan, Desa
Kertamulya, Desa Cipedang, Desa
Kedungwungu, Desa Sumuradem,
dan Desa Bugel.
APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Bappeda, BPMD, dan Din.
Cipta Karya
NO PROGRAM UTAMA LOKASI SUMBER DANA INSTANSI PELAKSANA
WAKTU PELAKSANAAN
PJM-1
(2011-2015)
PJM-2
(2016-
2020)
PJM-3
(2021-
2025)
PJM-4
(2026-
2031) 1 2 3 4 5
c Penyediaan sarana minimum Desa Sanca, Desa Sukaslamet, Desa
Jayamulya, Desa Babakanjaya, Desa
Kedokangabus, Desa Loyang, Desa
Karangasem, Desa Manggungan,
Desa Telagasari, Desa Tempel Kulon,
Desa Wanasari, Desa Tenajar, Desa
Bondan, Desa Singakerta, Desa
Kapringan, Desa Dukuhjati, Desa
Kedokanbunder Wetan, Desa
Segeran, Desa Dadap, Desa Tugu,
Desa Lobener, Desa Panyingkiran
Lor, Desa Karanganyar, Desa
Kiajaran Kulon, Desa Cidempet, Desa
Jumbleng, Desa Wirakanan, Desa
Kertamulya, Desa Cipedang, Desa
Kedungwungu, Desa Sumuradem,
dan Desa Bugel.
APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemn. PU, Bappeda,
BPMD, Din. Cipta Karya,
Din. Bina Marga, Din. PSDA
dan Tamben, Din.
Kebersihan dan
Pertamanan, dan Din.
Hubkominfo
2. Perwujudan sistem prasarana wilayah
2.1 Perwujudan sistem jaringan prasarana utama
2.1.1 Perwujudan sistem jaringan transportasi
darat
a. Pengembangan jaringan jalan arteri
primer status Nasional
Ruas Sewo Lohbener, ruas
Lohbener Jatibarang, ruas
Jatibarang Langut, ruas Jatibarang
Candangpinggan
APBN Kemen. PU
b. Pengembangan jaringan jalan
kolektor primer 1 status Nasional
Ruas Lohbener Batas Kota
Indramayu, Jalan Soekarno-Hatta,
Jalan Mulia Asri, ruas Lingkar
Indramayu Karangampel, dan ruas
Karangampel Singakerta
APBD Provinsi Din. Bina Marga Prov.
c. Pengembangan jaringan jalan
kolektor primer 2 status Provinsi
Ruas Jalan Jenderal Ahmad Yani
(dalam Perkotaan Jatibarang), Jalan
Mayor Dasuki (dalam Perkotaan
Jatibarang), Jalan Siliwangi (dalam
Perkotaan Jatibarang), Jalan Letnan
Joni (dalam Perkotaan Jatibarang),
ruas Karangampel Jatibarang, ruas
Bodas (batas Majalengka) - Widasari
(Jatibarang), ruas Cijelag
Cikamurang, dan ruas Bantarwaru -
Cikamurang (batas Sumedang-
Indramayu)
APBD Provinsi Din. Bina Marga Prov.
NO PROGRAM UTAMA LOKASI SUMBER DANA INSTANSI PELAKSANA
WAKTU PELAKSANAAN
PJM-1
(2011-2015)
PJM-2
(2016-
2020)
PJM-3
(2021-
2025)
PJM-4
(2026-
2031) 1 2 3 4 5
d. Pengembangan jaringan jalan
kolektor primer 3 status Provinsi
Ruas Jalan Jangga Cikamurang APBD Provinsi Din. Bina Marga Prov.
e. Pengembangan jaringan jalan
kolektor sekunder 1 dalam Perkotaan
Indramayu status Kabupaten
Ruas Jalan Letjend. MT. Haryono,
Ruas Jalan Letjend. S. Parman, Ruas
Jalan R.A Kartini, Ruas Jalan Jend.
Sudirman, Ruas Jalan Ir. H. Djuanda,
Ruas Jalan Letjend. Suprapto, Ruas
Jalan Jend. A. Yani; dan Ruas Jalan
Jend. Gatot Subroto.
APBD Kabupaten Din. Bina Marga
f. Pengembangan jaringan jalan
kolektor sekunder 2 dalam Perkotaan
Indramayu status Kabupaten
Ruas Jalan Pahlawan dan Ruas Jalan
Laksamana Yos Sudarso
APBD Kabupaten Din. Bina Marga
g. Pengembangan jaringan jalan
kolektor sekunder 3 dalam Perkotaan
Indramayu status Kabupaten
Ruas Jalan Oto Iskandardinata APBD Kabupaten Din. Bina Marga
h. Pengembangan jaringan jalan lokal
sekunder 1 dalam Perkotaan
Indramayu status Kabupaten
uas Jalan R.E Martadinata, Ruas
Jalan Veteran, Ruas Jalan Tanjung
Pura, Ruas Jalan Kapten Arya, Ruas
Jalan Letnan Purbadi, Ruas Jalan
Pasarean, Ruas Jalan Pendidikan,
Ruas Jalan Golf, Ruas Jalan Mayjend.
Sutojo, Ruas Jalan Mayor Sastra
Atmaja, Ruas Jalan Kapten Piere
Tendean, Ruas Jalan Wiralodra, Ruas
Jalan Letnan Wargana, Ruas Jalan
Lemahabang, Ruas Jalan Tembaga
Raya, Ruas Jalan Pembangunan,
Ruas Jalan Kerukunan, Ruas Jalan
Siapem I, Ruas Jalan Siapem II, Ruas
Jalan Siapem III, Ruas Jalan Sudibyo,
Ruas Jalan Kopral Dali, Ruas Jalan
Tridaya I, Ruas Jalan Tridaya II, Ruas
Jalan Tridaya III, Ruas Jalan Pasar
Baru, Ruas Jalan Istiqomah, Ruas
Jalan Pahlawan I, Ruas Jalan
Pahlawan II, Ruas Jalan Pahlawan III,
Ruas Jalan Pahlawan IV, Ruas Jalan
Karya, Ruas Jalan Letnan Sutejo,
Ruas Jalan Letnan Sutejo I, Ruas
Jalan Telepon, Ruas Jalan
Karangsawah I, Ruas Jalan
Karangsawah II, Ruas Jalan Sasak
APBD Kabupaten Din. Bina Marga
NO PROGRAM UTAMA LOKASI SUMBER DANA INSTANSI PELAKSANA
WAKTU PELAKSANAAN
PJM-1
(2011-2015)
PJM-2
(2016-
2020)
PJM-3
(2021-
2025)
PJM-4
(2026-
2031) 1 2 3 4 5
Kembar, Ruas Jalan Kirancang, Ruas
Jalan Anggasara, Ruas Jalan Ki
Gendis, Ruas Jalan Sidomukti, Ruas
Jalan Sidamulya, Ruas Jalan
Sidoasri, Ruas Jalan Stasiun, Ruas
Jalan Poaman Utara, Ruas Jalan
Kopral Yahya, Ruas Jalan Paoman
Asri Raya, Ruas Jalan Kalen Yamin,
Ruas Jalan Rasamala, Ruas Jalan
Gardu, Ruas Jalan Cimanuk Timur,
Ruas Jalan Islamic Centre, Ruas
Jalan Cimanuk Barat, Ruas Jalan
Murah Nara, Ruas Jalan Singalodra,
Ruas Jalan Endang Darma Ayu, Ruas
Jalan P. Dharma Kusuma, Ruas Jalan
KH. Agus Salim, Ruas Jalan
Manunggal, Ruas Jalan KH. Ahmad
Dahlan, Ruas Jalan Nyi Resik, Ruas
Jalan Marngali, Ruas Jalan Rumah
Sakit, Ruas Jalan Sindang Citra Raya,
Ruas Jalan Babar Layar, Ruas Jalan
Sampurna, Ruas Jalan Bojongsari,
Ruas Jalan Pepabri Utama, Ruas
Jalan Griya Ayu Utama, Ruas Jalan
Griya Asri Utama I, Ruas Jalan Griya
Asri Utama II, Ruas Jalan Bumi Mekar
Raya, Ruas Jalan Cinde Raya Utama,
Ruas Jalan Citra Dharma Ayu Raya,
Ruas Jalan Pabean Kencana Raya,
Ruas Jalan Pabean, Ruas Jalan
Wirapermoda, Ruas Jalan Jaka
Mukamad, Ruas Jalan Radio, Ruas
Jalan Pekandangan Jaya, Ruas Jalan
Sutajaya, Ruas Jalan Pasar Lama,
Ruas Jalan Prajagumiwang; dan Ruas
Jalan Tanggul Terusan.
i. Pengembangan jaringan jalan lokal
sekunder 2 dalam Perkotaan
Indramayu status Kabupaten
Ruas Jalan Ir. Sutami, Ruas Jalan
Siliwangi, dan Ruas Jalan Bima
Basuki.
APBD Kabupaten Din. Bina Marga
j. Pengembangan jaringan jalan lokal
sekunder 3 dalam Perkotaan
Indramayu status Kabupaten
Ruas Jalan Tentara Pelajar, Ruas
Jalan Tambak Raya, Ruas Jalan
Cimanuk, Ruas Jalan Letjend. D.I
Panjaitan, Ruas Jalan Perjuangan,
Ruas Jalan Olahraga, dan Ruas Jalan
APBD Kabupaten Din. Bina Marga
NO PROGRAM UTAMA LOKASI SUMBER DANA INSTANSI PELAKSANA
WAKTU PELAKSANAAN
PJM-1
(2011-2015)
PJM-2
(2016-
2020)
PJM-3
(2021-
2025)
PJM-4
(2026-
2031) 1 2 3 4 5
Mayor Dasuki.
k. Pengembangan jaringan jalan lokal
sekunder 1 dalam Perkotaan
Jatibarang status Kabupaten
Ruas Jalan Mayor Sangun, Ruas
Jalan Jukri, Ruas Jalan Sindupraja,
Ruas Jalan Kebulen, Ruas Jalan
Ampera, Ruas Jalan Jatibarang Indah
Raya, Ruas Jalan Suci, Ruas Jalan
Pendowo, Ruas Jalan Dariah, Ruas
Jalan Kulit, Ruas Jalan PDAM, dan
Ruas Jalan Tanggul Kali Sojar.
APBD Kabupaten Din. Bina Marga
l. Pengembangan jaringan jalan lokal
sekunder 3 dalam Perkotaan
Jatibarang status Kabupaten
Ruas Jalan Serma Jubaedi, Ruas
Jalan Klasi Daim, Ruas Jalan Praka
Aan, dan Ruas Jalan Sojar.
APBD Kabupaten Din. Bina Marga
m. Pengembangan jaringan jalan lokal
sekunder 1 dalam Perkotaan
Haurgeulis status Kabupaten
Ruas Jalan Siliwangi Dalam, Ruas
Jalan Terusan KH. A. Dahlan, Ruas
Jalan Manggungan, Ruas Jalan KH.
Dewantara, Ruas Jalan Sukajadi,
Ruas Jalan Cipancuh Kertanegara,
dan Ruas Jalan Sumur Bandung.
APBD Kabupaten Din. Bina Marga
n. Pengembangan jaringan jalan lokal
sekunder 3 dalam Perkotaan
Haurgeulis status Kabupaten
Ruas Jalan KH. Ahmad Dahlan, Ruas
Jalan Alun-alun Barat, Ruas Jalan
Alun-alun Selatan, Ruas Jalan
Kauman Raya, Ruas Jalan KH. Agus
Salim, Ruas Jalan Panggoro, Ruas
Jalan Lengkeng, Ruas Jalan
Kehutanan, dan Ruas Jalan Pemuda.
APBD Kabupaten Din. Bina Marga
o. Pengembangan jaringan jalan
kolektor primer 4 luar Perkotaan
Indramayu status Kabupaten
Ruas Jalan Patrol Haurgeulis, Ruas
Jalan Haurgeulis Karangtumaritis,
Ruas Jalan Haurgeulis Bantarwaru,
Ruas Jalan Sanca Pasirangin, Ruas
Jalan Tulungagung Ciranggong, dan
Ruas Jalan Bondan
Kedungdongkal.
APBD Kabupaten Din. Bina Marga
p. Pengembangan jaringan lokal primer
1 luar Perkotaan Indramayu status
Kabupaten
Ruas Jalan Kopyah Bugis, Ruas
Jalan Bugis Salamdarma, Ruas
Jalan Sukra Bugis, Ruas Jalan
Bugis Wanguk, Ruas Jalan
Haurgeulis Gantar, Ruas Jalan
Gantar Bantarhuni, Ruas Jalan
Gabuskulon Wanguk, Ruas Jalan
Babakan Dampyang Gantar, Ruas
APBD Kabupaten Din. Bina Marga
NO PROGRAM UTAMA LOKASI SUMBER DANA INSTANSI PELAKSANA
WAKTU PELAKSANAAN
PJM-1
(2011-2015)
PJM-2
(2016-
2020)
PJM-3
(2021-
2025)
PJM-4
(2026-
2031) 1 2 3 4 5
Jalan Plawangan Lempuyang, Ruas
Jalan Kroya Sukaslamet, Ruas
Jalan Sukaslamet Gantar, Ruas
Jalan Anjatan Cilandak, Ruas Jalan
Cipancuh Jayamulya, Ruas Jalan
SP. Sukra SP Cilandak, Ruas Jalan
Bugel Arjasari, Ruas Jalan Baleraja
Kiarakurung, Ruas Jalan Patrol
Baru Mekarsari, Ruas Jalan Sukra
Bogor, Ruas Jalan Legok
Margamulya, Ruas Jalan Margamulya
Cipedang, Ruas Jalan Karangsinom
Gabuskulon, Ruas Jalan Muntur
Manggungan, Ruas Jalan
Manggungan Kedokangabus, Ruas
Jalan Rajasinga Kroya, Ruas Jalan
Gabuskulon Kroya, Ruas Jalan
Cipedang Jayamulya, Ruas Jalan
Kertajaya Cipedang, Ruas Jalan
Gembreng Sidamulya, Ruas Jalan
Drunten Wetan Kedungdawa, Ruas
Jalan Kandanghaur Curug
Kandanghaur, Ruas Jalan Pejaten
Temiyangsari, Ruas Jalan
Manggungan Gabuswetan, Ruas
Jalan Ciberang Manggungan, Ruas
Jalan Wirakanan Rancamulya, Ruas
Jalan Margamulya Nyamplung,
Ruas Jalan Sukaslamet SP.
Cikamurang, Ruas Jalan Kertamulya
Bongas, Ruas Jalan Terisi Tugu,
Ruas Jalan Cikedung Jatimulya,
Ruas Jalan Jatisura Rawabolang,
Ruas Jalan Larangan Tugu, Ruas
Jalan Telagasari SP. Terisi, Ruas
Jalan Widasari Telakop, Ruas Jalan
SP. Cikedung Mundakjaya, Ruas
Jalan Wanasari Tugu, Ruas Jalan
Curug Bangodua, Ruas Jalan
Bangodua Tukdana, Ruas Jalan
Sukaperna Rancajawat, Ruas Jalan
Kerticala SP. Tugu, Ruas Jalan
Kerticala Sumber, Ruas Jalan SP.
Tukdana SP. Sukamulya, Ruas
Jalan Lobener Majasih, Ruas Jalan
Pekandangan Jatibarang, Ruas
NO PROGRAM UTAMA LOKASI SUMBER DANA INSTANSI PELAKSANA
WAKTU PELAKSANAAN
PJM-1
(2011-2015)
PJM-2
(2016-
2020)
PJM-3
(2021-
2025)
PJM-4
(2026-
2031) 1 2 3 4 5
Jalan Tegalurung Tambi, Ruas
Jalan Sudikampiran Gadingan,
Ruas Jalan SP Sudikampiran
Kliwed, Ruas Jalan Kertasemaya
Jayawinangun, Ruas Jalan SP.
Gadingan Segeran, Ruas Jalan
Lobener Tanggul, Ruas Jalan
Kalensari Malangsari, Ruas Jalan
Sudimampir Tinumpuk, Ruas Jalan
Sambimaya Tugu, Ruas Jalan SP.
Kliwed Sukawera, Ruas Jalan
Gunungsari Ujunggebang, Ruas
Jalan Kedaton Purwajaya, Ruas
Jalan Panyindangan Kidul
Lamarantarung, Ruas Jalan SP.
Balongan Kali Manggis, Ruas Jalan
Cangkingan Kedokanbunder, Ruas
Jalan Kedokanbunder Tanjungsari,
Ruas Jalan Mundu Gopala, Ruas
Jalan SP. Cangkingan Segeran,
Ruas Jalan Segeran SP. Mundu,
Ruas Jalan Lombang Segeran,
Ruas Jalan SP. Juntinyuat SP.
Juntikebon, Ruas Jalan Juntikebon
SP. Segeran, Ruas Jalan Juntinyuat
Pondoh, Ruas Jalan Pringgacala
Tanjakan, Ruas Jalan SP. Bencirong
Luwunggesik, Ruas Jalan Bencirong
Srengseng, Ruas Jalan Srengseng
Kapringan, Ruas Jalan Srengseng
Kedokanbunder, Ruas Jalan
Singakerta Kapringan, Ruas Jalan
Kiajaran Kulon Cangkring, Ruas
Jalan Bangkir Cemara, Ruas Jalan
Panyingkiran Cantigi Kulon, Ruas
Jalan SP. Bangkir Telukagung,
Ruas Jalan Sindangkerta
Tawangsari, Ruas Jalan Legok
Lelea, Ruas Jalan Sindang Pecuk,
Ruas Jalan Pagirikan Totoran, Ruas
Jalan Pasekan Karanganyar, Ruas
Jalan SP. Kenanga Rambatan,
Ruas Jalan Rambatan Wetan
Pecuk, Ruas Jalan Pekandangan
Sukaurip, Ruas Jalan Singaraja
Balongan, Ruas Jalan Balongan SP.
NO PROGRAM UTAMA LOKASI SUMBER DANA INSTANSI PELAKSANA
WAKTU PELAKSANAAN
PJM-1
(2011-2015)
PJM-2
(2016-
2020)
PJM-3
(2021-
2025)
PJM-4
(2026-
2031) 1 2 3 4 5
Wisma Jati, Ruas Jalan Tanjakan
Kalianyar, Ruas Jalan Totoran
Karanganyar, Ruas Jalan Curug
Kandanghaur Drunten Wetan, dan
Ruas Jalan SP. Kertamulya SP.
Kertajaya.
q. Pengembangan jaringan lokal primer
2 luar Perkotaan Indramayu status
Kabupaten
Ruas Jalan Sukra Tegaltaman,
Ruas Jalan Ujunggebang TPI, Ruas
Jalan Eretan Wetan TPI, Ruas Jalan
TPI Glayem TPI, Ruas Jalan
Lingkar Tirtamaya, Ruas Jalan
Karangampel Juntikebon, Ruas
Jalan Benda Tegalagung, dan Ruas
Jalan Cangkring TPI.
APBD Kabupaten Din. Bina Marga
r. Pengembangan jalan kolektor
sekunder 1 luar Perkotaan Indramayu
status Kabupaten
Ruas Jalan Singaraja Majakerta APBD Kabupaten Din. Bina Marga
s. Pembangunan jalan strategis
Kabupaten
Seluruh wilayah Daerah APBD Kabupaten Din. Bina Marga
t. Pembangunan dan peningkatan jalan
lingkungan
Seluruh wilayah Daerah APBD Kabupaten Din. Cipta Karya
u. Pemeliharaan jaringan jalan seluruh
Daerah
Seluruh wilayah Daerah APBD Kabupaten dan
masyarakat
Din. Bina Marga
v. Pengembangan pemasangan rambu-
rambu lalu lintas dan marka jalan
Seluruh wilayah Daerah APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Kemen. Perhubungan, Din.
Perhubungan Prov., dan
Din. Hubkominfo
w. Pembangunan jalan bebas hambatan
ruas Cikopo Palimanan sepanjang
kurang lebih 19 (Sembilan belas)
kilometer
Kecamatan Gantar dan Kecamatan
Terisi
APBN Kemen. PU
x. Pembangunan dan pemeliharaan
jembatan
Seluruh wilayah Daerah APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Kemen. PU, Din. Bina
Marga Prov., dan Din Bina
Marga
y. Pembangunan terminal penumpang
tipe B
Kecamatan Lohbener APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Kemen. Perhubungan, Din.
Perhubungan Prov.,
Bappeda, dan Din. Cipta
Karya, dan Dinhubkominfo
NO PROGRAM UTAMA LOKASI SUMBER DANA INSTANSI PELAKSANA
WAKTU PELAKSANAAN
PJM-1
(2011-2015)
PJM-2
(2016-
2020)
PJM-3
(2021-
2025)
PJM-4
(2026-
2031) 1 2 3 4 5
z. Penataan terminal penumpang tipe C Kecamatan Karangampel, Kecamatan
Jatibarang, Kecamatan Patrol, dan
Kecamatan Haurgeulis
APBD Kabupaten Din. Cipta Karya, dan Din.
Hubkominfo
aa. Pembangunan terminal penumpang
tipe C
Kecamatan Losarang, Kecamatan
Kandanghaur, Kecamatan Gantar,
Kecamatan Terisi, dan Kecamatan
Tukdana
APBD Kabupaten Din. Cipta Karya, dan Din.
Hubkominfo
bb. Peningkatan kelaikan pengoperasian
kendaraan bermotor
Kecamatan Sindang APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen. Perhubungan, Din.
Perhubungan Prov., Din.
Cipta Karya, dan Din.
Hubkominfo
cc. Pengembangan jembatan timbang Kecamatan Losarang APBN Kemen. Perhubungan
dd. Pengembangan angkutan dalam
perkotaan
Kecamatan Indramayu, Kecamatan
Sindang, Kecamatan Balongan,
Kecamatan Pasekan, dan Kecamatan
Jatibarang
APBD Kabupaten dan
masyarakat
Din. Hubkominfo
ee. Pengembangan sistem transportasi
massal
Seluruh wilayah Daerah APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen. Perhubungan, Din.
Perhubungan Prov.,
Bappeda, dan Din.
Hubkominfo
ff. Pengembangan rute dan jumlah
armada angkutan umum
Seluruh wilayah Daerah APBN, APBD Prov.,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen. Perhubungan, Din.
Perhubungan Prov.,
Bappeda, dan Din.
Hubkominfo
gg. Pengembangan angkutan umum
pedesaan
Seluruh wilayah Daerah APBD Kabupaten dan
masyarakat
Din. Hubkominfo
2.1.2 Perwujudan sistem jaringan perkerataapian
a. Peningkatan jaringan rel yang ada Kecamatan Haurgeulis, Kecamatan
Kroya, Kecamatan Gabuswetan,
Kecamatan Terisi, Kecamatan
Cikedung, Kecamatan Lelea,
Kecamatan Widasari, Kecamatan
Jatibarang, Kecamatan Kertasemaya,
dan Kecamatan Indramayu
APBN Kemen. Perhubungan
b. Pengembangan baru jalur rel Kecamatan Tukdana, Kecamatan
Bangodua, Kecamatan Widasari,
Kecamatan Jatibarang, Kecamatan
APBN Kemen. Perhubungan
NO PROGRAM UTAMA LOKASI SUMBER DANA INSTANSI PELAKSANA
WAKTU PELAKSANAAN
PJM-1
(2011-2015)
PJM-2
(2016-
2020)
PJM-3
(2021-
2025)
PJM-4
(2026-
2031) 1 2 3 4 5
Sukra, Kecamatan Anjatan,
Kecamatan Haurgeulis, Kecamatan
Losarang, dan Kecamatan Terisi
c. Penataan dan peningkatan stasiun
kereta api
Kecamatan Haurgeulis, Kecamatan
Kroya, Kecamatan Gabuswetan,
Kecamatan Terisi, Kecamatan Lelea,
Kecamatan Jatibarang, dan
Kecamatan Kertasemaya
APBN Kemen. Perhubungan
2.1.3 Perwujudan sistem jaringan prasarana
lainnya
a. Penataan terminal khusus batubara
serta minyak dan gas bumi
Kecamatan Sukra dan Kecamatan
Balongan
APBN Kemen. Perhubungan
b. Pembangunan pelabuhan pengumpul Kecamatan Losarang APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Kemen. Perhubungan, Din.
Perhubungan Prov.,
Bappeda dan Din.
Hubkominfo
2.2 Perwujudan sistem jaringan prasarana lainnya
2.2.1 Perwujudan sistem jaringan energi
a. Pengembangan pembangkit listrik
tenaga uap
Kecamatan Patrol dan Kecamatan
Sukra
APBN Kemen. ESDM
b. Pengoptimalan sumur-sumur minyak
dan gas bumi
Kecamatan Balongan, Kecamatan
Juntinyuat, Kecamatan
Kedokanbunder, Kecamatan
Karangampel, Kecamatan Lohbener,
Kecamatan Losarang, Kecamatan
Kandanghaur, Kecamatan Sukra,
Kecamatan Kroya, dan Kecamatan
Kertasemaya
APBN Kemen. ESDM
c. Rehabilitasi jaringan pipa minyak dan
gas bumi
Kecamatan Balongan, Kecamatan
Juntinyuat, Kecamatan Karangampel,
Kecamatan Kedokanbunder,
Kecamatan Kertasemaya, Kecamatan
Lohbener, Kecamatan Losarang,
Kecamatan Kandanghaur, Kecamatan
Gabuswetan, Kecamatan Kroya,
Kecamatan Patrol, Kecamatan Sukra,
Kecamatan Anjatan, Kecamatan
Bongas, dan Kecamatan Haurgeulis
APBN Kemen. ESDM
NO PROGRAM UTAMA LOKASI SUMBER DANA INSTANSI PELAKSANA
WAKTU PELAKSANAAN
PJM-1
(2011-2015)
PJM-2
(2016-
2020)
PJM-3
(2021-
2025)
PJM-4
(2026-
2031) 1 2 3 4 5
d. Peningkatan cakupan layanan dan
kualitas infrastruktur energi dan
kelistrikan
Seluruh wilayah Daerah APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Kemen. ESDM, Din. ESDM
Prov., Din. PSDA dan
Tamben
e. Rehabilitasi jaringan transmisi tenaga
listrik seluruh Daerah
Seluruh wilayah Daerah APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Kemen. ESDM, Din. ESDM
Prov., Din. PSDA dan
Tamben
f. Pengembangan jaringan Saluran Udara
Tegangan Tinggi (SUTT) 150 (seratus
lima puluh) kilovolt
Kecamatan Sukra APBN Kemen. ESDM
g. Penambahan gardu listrik pada desa-
desa yang belum terlayani
Seluruh wilayah Daerah APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Kemen. ESDM, Din. ESDM
Prov., Din. PSDA dan
Tamben
h. Pengembangan dan pemanfaatan
sumber energi alternatif
Seluruh wilayah Daerah APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen. ESDM, Din. ESDM
Prov., Din. PSDA dan
Tamben
2.2.2 Perwujudan sistem jaringan telekomunikasi
a. Rehabilitasi jaringan telekomunikasi Seluruh wilayah Daerah APBN Kemen. Kominfo
b. Peningkatan cakupan layanan dan
kualitas infrastruktur telekomunikasi
Seluruh wilayah Daerah APBN Kemen. Kominfo
c. Penataan menara telekomunikasi
secara bersama
Seluruh wilayah Daerah APBN, APBD Kabupaten,
dan masyarakat
Kemen. Kominfo dan Din.
Hubkominfo
d. Pengembangan telepon nirkabel Seluruh wilayah Daerah APBN Kemen. Kominfo
2.2.3 Perwujudan sistem jaringan sumber daya air
a. Pengelolaan dan konservasi daerah
aliran sungai (DAS)
Seluruh wilayah Daerah APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Kemen. PU, Din. PSDA
Prov., Din. PSDA dan
Tamben
b. Pengelolaan alur Sungai Cimanuk
Lama
Kecamatan Indramayu, Kecamatan
Sindang, dan Kecamatan Pasekan
APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Kemen. PU, Din. PSDA
Prov., Din. PSDA dan
Tamben
c. Pengendaliaan pemanfaatan air tanah Seluruh wilayah Daerah APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen. PU, Din. PSDA
Prov., Din. PSDA dan
Tamben, Kantor LH, Sat. Pol
PP
NO PROGRAM UTAMA LOKASI SUMBER DANA INSTANSI PELAKSANA
WAKTU PELAKSANAAN
PJM-1
(2011-2015)
PJM-2
(2016-
2020)
PJM-3
(2021-
2025)
PJM-4
(2026-
2031) 1 2 3 4 5
d. Pengembangan jaringan irigasi Seluruh wilayah Daerah APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen. PU, Din. PSDA
Prov., Din. PSDA dan
Tamben
e. Revitalisasi jaringan irigasi teknis Seluruh wilayah Daerah APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen. PU, Din. PSDA
Prov., Din. PSDA dan
Tamben
f. Peningkatan jaringan irigasi setengah
teknis menjadi teknis
Seluruh wilayah Daerah APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Kemen. PU, Din. PSDA
Prov., Din. PSDA dan
Tamben
g. Pemeliharaan jaringan irigasi Seluruh wilayah Daerah APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen. PU, Din. PSDA
Prov., Din. PSDA dan
Tamben
h. Pemeliharaan dan penataan kawasan
sekitar situ
Kecamatan Sindang dan Kecamatan
Cikedung
APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Kemen. PU, Din. PSDA
Prov., Din. PSDA dan
Tamben
i. Pembangunan longstrorage Sungai
Cipanas
Kecamatan Terisi, Kecamatan
Losarang, dan Kecamatan
Kandanghaur
APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Kemen. PU, Din. PSDA
Prov., Din. PSDA dan
Tamben
j. Pemeliharaan waduk dan embung Seluruh wilayah Daerah APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen. PU, Din. PSDA
Prov., Din. PSDA dan
Tamben
k. Peningkatan pelayanan dan
pengelolaan air minum
Seluruh wilayah Daerah APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Kemen. PU, Din. PSDA
Prov., Din. PSDA dan
Tamben, dan Din. Cipta
Karya
l. Normalisasi sungai Seluruh wilayah Daerah APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen. PU, Din. PSDA
Prov., Din. PSDA dan
Tamben
m Pembangunan dan rehabilitasi tanggul
kritis
Seluruh wilayah Daerah APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen. PU, Din. PSDA
Prov., Din. PSDA dan
Tamben, dan Din. Hutbun
2.2.4 Perwujudan sistem jaringan prasarana
wilayah lainnya
a. Peningkatan prasarana dan sarana
persampahan
Seluruh wilayah Daerah APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen. PU, Kemen LH, Din.
Kimrum Prov., Din. Cipta
Karya, DKP, dan Kantor LH
NO PROGRAM UTAMA LOKASI SUMBER DANA INSTANSI PELAKSANA
WAKTU PELAKSANAAN
PJM-1
(2011-2015)
PJM-2
(2016-
2020)
PJM-3
(2021-
2025)
PJM-4
(2026-
2031) 1 2 3 4 5
b. Peningkatan pengelolaan persampahan Seluruh wilayah Daerah APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Kemen. PU, Kemen LH, Din.
Kimrum Prov., Din. Cipta
Karya, DKP, dan Kantor LH
c. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) dan Instalasi
Pengolahan Limbah Tinja (IPLT)
Seluruh wilayah Daerah APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen. PU, Kemen LH,
Kemen. Perindustrian, Din.
Kimrum Prov., Din. Cipta
Karya, DKP, Din.
Kesehatan, Din Perindag,
Sat. Pol PP, dan Kantor LH
d. Pembangunan jamban umum dan
mandi cuci kakus (MCK) pada kawasan
permukiman
Seluruh wilayah Daerah APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Kemen. PU, Din. Kimrum
Prov., dan Din. Cipta Karya
e. Pengembangan prasarana pengolahan
limbah industri, limbah medis, limbah
bahan berbahaya dan beracun (B3)
secara mandiri
Seluruh wilayah Daerah APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen LH, Din. Kimrum
Prov., Din. Cipta Karya,
DKP, Sat. Pol PP, dan
Kantor LH
f. Pembangunan dan pemeliharaan
saluran drainase
Seluruh wilayah Daerah APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Kemen. PU, Din. Kimrum
Prov., Din. Cipta Karya, dan
DKP
g. Peningkatan kapasitas saluran drainase Seluruh wilayah Daerah APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen. PU, Din. Kimrum
Prov., Din. Cipta Karya, dan
DKP
h. Peningkatan kapasitas dan distribusi
pelayanan air minum perkotaan dengan
jaringan perpipaan
Seluruh wilayah Daerah APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Kemen. PU, Din. Kimrum
Prov., dan Din. Cipta Karya
i. Pembangunan sistem pelayanan air
minum non-perpipaan
Seluruh wilayah Daerah APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen. PU, Din. Kimrum
Prov., dan Din. Cipta Karya
j. Penetapan jalur evakuasi bencana Ruas Sewo Lohbener, Ruas
Lohbener Batas Kota Indramayu,
Jalan Mulia Asri, Ruas Lingkar
Indramayu Karangampel, Ruas
Karangampel Singakerta (batas
Indramayu-Cirebon), Ruas
Karangampel Jatibarang, Ruas
Jangga Cikamurang, Ruas Jalan
Jend. Gatot Subroto, Ruas Jalan
Laksamana Yos Sudarso, Ruas Jalan
APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Kemen. PU., Din. Bina
Marga Prov., Setda,
Bappeda, Din. Bina Marga,
Bad. Kesbangpolinmas, dan
Sat Pol PP
NO PROGRAM UTAMA LOKASI SUMBER DANA INSTANSI PELAKSANA
WAKTU PELAKSANAAN
PJM-1
(2011-2015)
PJM-2
(2016-
2020)
PJM-3
(2021-
2025)
PJM-4
(2026-
2031) 1 2 3 4 5
R.E Martadinata, Ruas Jalan Patrol
Haurgeulis, Ruas Jalan Haurgeulis
Gantar, Ruas Jalan Gabuskulon
Wanguk, Ruas Jalan Legok
Margamulya, Ruas Jalan Margamulya
Cipedang, Ruas Jalan Karangsinom
Gabuskulon, Ruas Jalan Muntur
Manggungan, Ruas Jalan Rajasinga
Kroya, Ruas Jalan Terisi Tugu,
Ruas Jalan Larangan Tugu, Ruas
Jalan Pekandangan Jatibarang,
Ruas Jalan Bangkir Cemara, Ruas
Jalan Kiajaran Kulon Cangkring,
Ruas Jalan Sindang Pecuk, Ruas
Jalan Pagirikan Totoran, Ruas Jalan
Pasekan Karanganyar, Ruas Jalan
Tanjakan Karanganyar, Ruas Jalan
Sukra Tegaltaman, dan Ruas Jalan
Ujunggebang TPI.
k. Penyediaan ruang evakuasi bencana Seluruh wilayah Daerah APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Kemen. PU, Din. Sosial
Prov., Setda, Bappeda, Bad.
Kesbangpolinmas,
Dinsosnakertrans, dan Sat
Pol PP
B. Perwujudan Pola Ruang
1. Perwujudan kawasan lindung
1.1 Perwujudan kawasan hutan lindung
a. Konservasi kawasan hutan lindung yang rusak Kecamatan Pasekan, Kecamatan
Cantigi, dan Kecamatan Losarang
APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Kemen. Kehutanan, Kemen.
LH, Din. Hut Prov., Din.
Hutbun, dan Kantor LH
b. Pemantapan batas dan pematokan kawasan
hutan lindung
Kecamatan Pasekan, Kecamatan
Cantigi, dan Kecamatan Losarang
APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Kemen. Kehutanan, Din. Hut
Prov., dan Din. Hutbun
c. Pengembangan vegetasi untuk hutan lindung Kecamatan Pasekan, Kecamatan
Cantigi, dan Kecamatan Losarang
APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Kemen. Kehutanan, Din. Hut
Prov., dan Din. Hutbun
1.2 Perwujudan kawasan yang memberi perlindungan
terhadap kawasan bawahannya
a. Rehabilitasi lahan kritis di kawasan resapan air Kecamatan Gantar, Kecamatan
Kroya, Kecamatan Terisi, Kecamatan
Cikedung, Kecamatan Lelea,
Kecamatan Tukdana, Kecamatan
Bangodua, dan Kecamatan Widasari
APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Kemen. Kehutanan, Din. Hut
Prov., dan Din. Hutbun
NO PROGRAM UTAMA LOKASI SUMBER DANA INSTANSI PELAKSANA
WAKTU PELAKSANAAN
PJM-1
(2011-2015)
PJM-2
(2016-
2020)
PJM-3
(2021-
2025)
PJM-4
(2026-
2031) 1 2 3 4 5
b. Pembatasan pendirian bangunan baru Kecamatan Gantar, Kecamatan
Kroya, Kecamatan Terisi, Kecamatan
Cikedung, Kecamatan Lelea,
Kecamatan Tukdana, Kecamatan
Bangodua, dan Kecamatan Widasari
APBD Kabupaten Badan Perizinan dan
Penanaman Modal dan
Kantor LH
c. Pemantauan secara rutin untuk mencegah
terjadinya penebangan liar dan kebakaran hutan
Kecamatan Gantar, Kecamatan
Kroya, Kecamatan Terisi, Kecamatan
Cikedung, Kecamatan Lelea,
Kecamatan Tukdana, Kecamatan
Bangodua, dan Kecamatan Widasari
APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Kemen. Kehutanan, Din. Hut
Prov., dan Din. Hutbun
d. Pengembangan vegetasi tegakan tinggi yang
mampu memberikan perlindungan terhadap
permukaan tanah dan mampu meresapkan air
ke dalam tanah
Kecamatan Gantar, Kecamatan
Kroya, Kecamatan Terisi, Kecamatan
Cikedung, Kecamatan Lelea,
Kecamatan Tukdana, Kecamatan
Bangodua, dan Kecamatan Widasari
APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Kemen. Kehutanan, Din. Hut
Prov., dan Din. Hutbun
e. Pembatasan pendirian bangunan yang menutup
tanah
Kecamatan Gantar, Kecamatan
Kroya, Kecamatan Terisi, Kecamatan
Cikedung, Kecamatan Lelea,
Kecamatan Tukdana, Kecamatan
Bangodua, dan Kecamatan Widasari
APBD Kabupaten Badan Perizinan dan
Penanaman Modal, Kantor
LH, dan Sat Pol PP
1.3 Perwujudan kawasan perlindungan setempat
a. Pemulihan kawasan pesisir pantai Daerah
terhadap alih fungsi lahan
Kecamatan Sukra, Kecamatan Patrol,
Kecamatan Kandanghaur, Kecamatan
Losarang, Kecamatan Cantigi,
Kecamatan Pasekan, Kecamatan
Indramayu, Kecamatan Balongan,
Kecamatan Juntinyuat, Kecamatan
Karangampel, dan Kecamatan
Krangkeng
APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen LH, Kemen. KP, Din.
Kanla Prov., Din. Hut. Prov.,
BPLHD Prov., Din. Kanlan,
Din. Hutbun, Kantor LH, dan
Sat Pol PP
b. Penanaman vegetasi yang berkayu pada
kawasan sempadan pantai
Kecamatan Sukra, Kecamatan Patrol,
Kecamatan Kandanghaur, Kecamatan
Losarang, Kecamatan Cantigi,
Kecamatan Pasekan, Kecamatan
Indramayu, Kecamatan Balongan,
Kecamatan Juntinyuat, Kecamatan
Karangampel, dan Kecamatan
Krangkeng
APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen LH, Kemen. KP, Din.
Kanla Prov., Din. Hut. Prov.,
BPLHD Prov., Din. Kanlan,
Din. Hutbun, dan Kantor LH
c. Pengelolaan tanah timbul sebagai kawasan
lindung sempadan pantai
Kecamatan Losarang, Kecamatan
Cantigi, Kecamatan Pasekan, dan
Kecamatan Indramayu
APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen LH, Din. Hut. Prov.,
BPLHD Prov., Setda, Din.
Hutbun, dan Kantor LH
NO PROGRAM UTAMA LOKASI SUMBER DANA INSTANSI PELAKSANA
WAKTU PELAKSANAAN
PJM-1
(2011-2015)
PJM-2
(2016-
2020)
PJM-3
(2021-
2025)
PJM-4
(2026-
2031) 1 2 3 4 5
d. Perlindungan sekitar sungai terhadap alih fungsi
lindung
Seluruh wilayah Daerah APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Din. PSDA Prov. Dan Din
PSDA Tamben
e. Perlindungan sekitar waduk dan situ terhadap
kegiatan alih fungsi dan kegiatan yang
menyebabkan kerusakan kualitas sumber air
Kecamatan Indramayu, Kecamatan
Sindang, Kecamatan Cikedung, dan
Kecamatan Haurgeulis
APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Din. PSDA Prov. dan Din
PSDA Tamben
f. Membatasi penggunaan lahan secara langsung
untuk bangunan yang tidak berhubungan
dengan konservasi waduk dan situ
Kecamatan Indramayu, Kecamatan
Sindang, Kecamatan Cikedung, dan
Kecamatan Haurgeulis
APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Badan Perizinan dan
Penanaman Modal, Din.
PSDA Tamben, dan Sat Pol
PP
g. Penanaman tanaman perdu dan tanaman
tegakan tinggi pada kawasan sekitar jaringan
irigasi
Seluruh wilayah Daerah APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Din. PSDA Tamben dan Din.
Hutbun
h. Peningkatan kawasan sekitar jaringan irigasi Seluruh wilayah Daerah APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen. PU, Din. PSDA
Prov., dan Din. PSDA
Tamben
i. Penataan RTH perkotaan Kawasan perkotaan Daerah APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen. PU, Din. Kimrum
Prov., Bappeda, Din. Cipta
Karya, DKP, dan Kantor LH
j. Perluasan RTH perkotaan Kawasan perkotaan Daerah APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Kemen. PU, Din. Kimrum
Prov., Bappeda, Din. Cipta
Karya, DKP, dan Kantor LH
1.4 Perwujudan kawasan suaka alam, pelestarian alam,
dan cagar budaya
a. Pengembangan dan pelestarian kawasan suaka
margasatwa yang berada di Desa Bulak
Kecamatan Jatibarang
Desa Bulak Kecamatan Jatibarang APBD Kabupaten dan
masyarakat
Din. Budparpora
b. Pengelolaan kawasan konservasi laut daerah
dan penataan fungsi Kawasan Pulau Biawak
Desa Pabean Ilir Kecamatan Pasekan APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen. KP, Din. KP Prov.,
dan Din. Kanla
c. Pengembangan dan pelestarian 12 (dua belas)
situs
Kecamatan Sindang, Kecamatan
Indramayu, Kecamatan Jatibarang,
Kecamatan Karangampel, Kecamatan
Krangkeng, Kecamatan
Sukagumiwang, Kecamatan Sliyeg,
dan Kecamatan Juntinyuat
APBD Kabupaten dan
masyarakat
Din. Budparpora
NO PROGRAM UTAMA LOKASI SUMBER DANA INSTANSI PELAKSANA
WAKTU PELAKSANAAN
PJM-1
(2011-2015)
PJM-2
(2016-
2020)
PJM-3
(2021-
2025)
PJM-4
(2026-
2031) 1 2 3 4 5
d. Pengelolaan dan pengembangan mangrove
centre
Desa Pabean Ilir Kecamatan Pasekan APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen. LH, Din. Hut Prov.,
dan Din. Hutbun
1.5 Perwujudan kawasan rawan bencana alam
a. Penanaman tanaman lindung Kecamatan Pasekan, Kecamatan
Cantigi, Kecamatan Losarang,
Kecamatan Tukdana, , Kecamatan
Cikedung, Kecamatan Terisi,
Kecamatan Kroya, Kecamatan
Gantar, dan Kecamatan Haurgeulis
APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen. Hut., Din. Hut.
Prov., dan Din. Hutbun
b. Penataan drainase Seluruh wilayah Daerah APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen. PU, Din. Kimrum
Prov., dan Din. Cipta Karya
c. Peningkatan kawasan konservasi Seluruh wilayah Daerah APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Kemen. Hut., Din. Hut.
Prov., dan Din. Hutbun
d. Pembangunan barakbarak pengungsi dan
tempat penampungan sementara
Seluruh wilayah Daerah APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Kemen. Sosial, Din. Sosial
Prov., dan Din.
Sosnakertrans
e. Perbaikan dan pembangunan jalur-jalur
evakuasi
Seluruh wilayah Daerah APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Kemen. Sosial, Din. Sosial
Prov., BKBPPM, dan Din.
Sosnakertrans
f. Penanaman vegetasi yang berkayu dengan
tegakan tinggi
Seluruh wilayah Daerah APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Kemen. Hut., Din. Hut.
Prov., dan Din. Hutbun
g. Pemantauan hutan secara berkala Kecamatan Pasekan, Kecamatan
Cantigi, Kecamatan Losarang,
Kecamatan Tukdana, , Kecamatan
Cikedung, Kecamatan Terisi,
Kecamatan Kroya, Kecamatan
Gantar, dan Kecamatan Haurgeulis
APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Kemen. Hut., Din. Hut.
Prov., dan Din. Hutbun
h. Pengaturan bangunan dan daerah hijau Seluruh wilayah Daerah APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen. Hut., Din. Hut.
Prov., dan Din. Hutbun
i. Peningkatan distribusi air utama yang berasal
dari sumber-sumber air terdekat
Seluruh wilayah Daerah APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen. PU, Din. PSDA
Prov., dan Din. PSDA
Tamben
NO PROGRAM UTAMA LOKASI SUMBER DANA INSTANSI PELAKSANA
WAKTU PELAKSANAAN
PJM-1
(2011-2015)
PJM-2
(2016-
2020)
PJM-3
(2021-
2025)
PJM-4
(2026-
2031) 1 2 3 4 5
1.6 Perwujudan kawasan lindung geologi
a. Identifikasi dan inventarisasi kawasan rawan
bencana geologi
Kecamatan Sukra, Kecamatan Patrol,
Kecamatan Kandanghaur, Kecamatan
Losarang, Kecamatan Cantigi,
Kecamatan Pasekan, Kecamatan
Indramayu, Kecamatan Balongan,
Kecamatan Juntinyuat, Kecamatan
Karangampel, dan Kecamatan
Krangkeng.
APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Kemen. LH, Kemen. ESDM,
BPLHD Prov., BKBPPM,
dan Kantor LH
b. Mitigasi bencana alam geologi Kecamatan Sukra, Kecamatan Patrol,
Kecamatan Kandanghaur, Kecamatan
Losarang, Kecamatan Cantigi,
Kecamatan Pasekan, Kecamatan
Indramayu, Kecamatan Balongan,
Kecamatan Juntinyuat, Kecamatan
Karangampel, dan Kecamatan
Krangkeng.
APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Kemen. LH, Kemen. ESDM,
BPLHD Prov., BKBPPM,
dan Kantor LH
c. Penetapan kawasan lindung geologi Kecamatan Sukra, Kecamatan Patrol,
Kecamatan Kandanghaur, Kecamatan
Losarang, Kecamatan Cantigi,
Kecamatan Pasekan, Kecamatan
Indramayu, Kecamatan Balongan,
Kecamatan Juntinyuat, Kecamatan
Karangampel, Kecamatan Krangkeng,
Kecamatan Sindang, Kecamatan
Arahan, Kecamatan Lohbener,
Kecamatan Widasari, Kecamatan
Jatibarang, Kecamatan Bangodua,
Kecamatan Tukdana, Kecamatan
Cikedung, Kecamatan Terisi,
Kecamatan Kroya, dan Kecamatan
Gantar.
APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Kemen. LH, Kemen. ESDM,
BPLHD Prov., BKBPPM,
dan Kantor LH
d. Pelestarian kawasan air tanah Kecamatan Indramayu, Kecamatan
Pasekan, Kecamatan Cantigi,
Kecamatan Sindang, Kecamatan
Arahan, Kecamatan Lohbener,
Kecamatan Widasari, Kecamatan
Jatibarang, Kecamatan Bangodua,
Kecamatan Tukdana, Kecamatan
Cikedung, Kecamatan Terisi,
Kecamatan Kroya, dan Kecamatan
Gantar.
APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen. LH, Kemen. ESDM,
BPLHD Prov., BKBPPM,
dan Kantor LH
NO PROGRAM UTAMA LOKASI SUMBER DANA INSTANSI PELAKSANA
WAKTU PELAKSANAAN
PJM-1
(2011-2015)
PJM-2
(2016-
2020)
PJM-3
(2021-
2025)
PJM-4
(2026-
2031) 1 2 3 4 5
1.7 Perwujudan kawasan lindung lainnya
a. Perlindungan dan pelestarian plasma-nutfah Kawasan Pulau Biawak Kecamatan
Pasekan dan Muara Sungai Cimanuk
Kecamatan Pasekan.
APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen. LH, BPLHD Prov.,
Din Hutbun, dan Kantor LH
b. Perlindungan dan pelestarian terumbu karang Desa Majakerta Kecamatan Balongan
dan Kawasan Pulau Biawak
Kecamatan Pasekan.
APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen. LH, BPLHD Prov.,
Din Hutbun, dan Kantor LH
2. Perwujudan kawasan budidaya
2.1 Perwujudan kawasan peruntukan hutan produksi
a. Intensifikasi produksi hasil hutan Kecamatan Gantar, Kecamatan
Haurgeulis, Kecamatan Kroya,
Kecamatan Terisi, Kecamatan
Cikedung, dan Kecamatan Tukdana.
APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Kemen. Hut., Din.
Kehutanan Prov., dan Din.
Hutbun
b. Intensifikasi dan ekstensifikasi hasil hutan non
kayu
Kecamatan Gantar, Kecamatan
Haurgeulis, Kecamatan Kroya,
Kecamatan Terisi, Kecamatan
Cikedung, dan Kecamatan Tukdana.
APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Kemen. Hut., Din.
Kehutanan Prov., dan Din.
Hutbun
c. Penerapan konservasi tanah Kecamatan Gantar, Kecamatan
Haurgeulis, Kecamatan Kroya,
Kecamatan Terisi, Kecamatan
Cikedung, dan Kecamatan Tukdana.
APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Kemen. Hut., Din.
Kehutanan Prov., dan Din.
Hutbun
d. Pemanfaatan tanah terlantar dan lahan kritis
yang mengacu pada ketentuan peraturan
perundang-undangan
Kecamatan Gantar, Kecamatan
Haurgeulis, Kecamatan Kroya,
Kecamatan Terisi, Kecamatan
Cikedung, dan Kecamatan Tukdana.
APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen. Hut., Din.
Kehutanan Prov., dan Din.
Hutbun
2.2 Perwujudan kawasan peruntukan hutan rakyat
a. Inventarisasi kawasan hutan rakyat Seluruh wilayah Daerah APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Kemen. Hut., Din.
Kehutanan Prov., dan Din.
Hutbun
b. Pemanfaatan tanah terlantar dan lahan kritis
mengacu pada peraturan perundang-undangan
Seluruh wilayah Daerah APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen. Hut., Din.
Kehutanan Prov., dan Din.
Hutbun
c. Pengembangan pola tanam hutan rakyat Seluruh wilayah Daerah APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen. Hut., Din.
Kehutanan Prov., dan Din.
Hutbun
d. Diversifikasi tanaman hutan Seluruh wilayah Daerah. APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen. Hut., Din.
Kehutanan Prov., dan Din.
Hutbun
NO PROGRAM UTAMA LOKASI SUMBER DANA INSTANSI PELAKSANA
WAKTU PELAKSANAAN
PJM-1
(2011-2015)
PJM-2
(2016-
2020)
PJM-3
(2021-
2025)
PJM-4
(2026-
2031) 1 2 3 4 5
2.3 Perwujudan kawasan peruntukan pertanian
a. Revitalisasi dan peningkatan pertanian tanaman
pangan
Seluruh wilayah Daerah APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen. PU, Din. PSDA
Prov., Din. Pertanian
Tanaman Pangan Prov.,
Bappeda, Din. PSDA
Tamben, dan Din. Tanak
b. Peningkatan produktivitas tanaman pangan Seluruh wilayah Daerah APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen. Pertanian, Din.
Pertanian Tanaman Pangan
Prov., dan Din. Tanak
c. Intensifikasi dan ekstensifikasi hortikultura Seluruh wilayah Daerah APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen. Pertanian, Din.
Pertanian Tanaman Pangan
Prov., dan Din. Tanak
d. Penetapan kawasan peruntukan perkebunan Seluruh wilayah Daerah APBD Kabupaten Kemen. Pertanian, Din.
Perkebunan Prov., dan Din.
Hutbun
e. Peningkatan produktivitas tanaman perkebunan Seluruh wilayah Daerah APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen. Pertanian, Din.
Perkebunan Prov., dan Din.
Hutbun
f. Peningkatan kualitas ternak Seluruh wilayah Daerah APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen. Pertanian, Din.
Peternakan Prov., dan Din.
Tanak
g. Diversifikasi jenis ternak dan hasilnya Seluruh wilayah Daerah APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen. Pertanian, Din.
Peternakan Prov., dan Din.
Tanak
2.4 Perwujudan kawasan peruntukan perikanan
a. Pengembangan sarana prasarana pendukung
perikanan
Seluruh wilayah Daerah. APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen. KP, Din. Kanla.
Prov., dan Din. Kanla
b. Pengembangan industri pengolahan hasil
perikanan
Kecamatan Indramayu, Kecamatan
Sindang, Kecamatan Sukra,
Kecamatan Juntinyuat, dan
Kecamatan Kandanghaur.
APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen. KP, Din. Kanla.
Prov., Din. Kanla, dan Din.
Perindag
c. Intensifikasi produksi perikanan darat dan laut Seluruh wilayah Daerah. APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen. KP, Din. Kanla.
Prov., dan Din. Kanla
NO PROGRAM UTAMA LOKASI SUMBER DANA INSTANSI PELAKSANA
WAKTU PELAKSANAAN
PJM-1
(2011-2015)
PJM-2
(2016-
2020)
PJM-3
(2021-
2025)
PJM-4
(2026-
2031) 1 2 3 4 5
d. Pembangunan dan peningkatan TPI Kecamatan Sukra, Kecamatan Patrol,
Kecamatan Kandanghaur, Kecamatan
Losarang, Kecamatan Cantigi,
Kecamatan Pasekan, Kecamatan
Indramayu, Kecamatan Balongan,
Kecamatan Juntinyuat, Kecamatan
Karangampel, dan Kecamatan
Krangkeng.
APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen. KP, Din. Kanla.
Prov., dan Din. Kanla
e. Penataan KSK minapolitan Desa Ujunggebang Kecamatan
Sukra, Desa Cemara Kecamatan
Cantigi, Desa Karangsong Kecamatan
Indramayu, Desa Dadap Kecamatan
Juntinyuat, Desa Eretan Wetan dan
Eretan Kulon Kecamatan
Kandanghaur.
APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Kemen. KP, Din. Kanla.
Prov., Bappeda dan Din.
Kanla
2.5 Perwujudan kawasan peruntukan pertambangan
a. Penertiban kegiatan pertambangan sirtu dan
pasir urug
Kecamatan Gantar, Kecamatan
Lohbener, Kecamatan Arahan, dan
Kecamatan Sukagumiwang.
APBD Kabupaten Din. PSDA Tamben dan Sat
Pol PP
b. Penetapan kawasan peruntukan pertambangan Seluruh wilayah Daerah. APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Kemen. ESDM, dan Din.
PSDA Tamben
c. Eksploitasi migas di pantai utara Daerah Pantai utara Daerah. APBN Kemen. ESDM
d. Eksplorasi potensi migas di pantai utara Daerah Pantai utara Daerah. APBN Kemen. ESDM
2.6 Perwujudan kawasan peruntukan industri
a. Penetapan sentra-sentra industri kecil-
menengah
Seluruh wilayah Daerah. APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Bappeda dan Din. Kop,
UKM, Perindag
b. Pengembangan lembaga pemasaran Seluruh wilayah Daerah. APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Din. Kop, UKM, Perindag
c. Penetapan kawasan industri Kecamatan Balongan, Kecamatan
Losarang, Kecamatan Kandanghaur,
Kecamatan Patrol, dan Kecamatan
Sukra.
APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Bappeda dan Din. Kop,
UKM, Perindag
d. Pengawasan limbah industri Seluruh wilayah Daerah. APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen. LH, BPLHD Prov.,
Bappeda, Din. Kop, UKM,
Perindag, Kantor LH, dan
NO PROGRAM UTAMA LOKASI SUMBER DANA INSTANSI PELAKSANA
WAKTU PELAKSANAAN
PJM-1
(2011-2015)
PJM-2
(2016-
2020)
PJM-3
(2021-
2025)
PJM-4
(2026-
2031) 1 2 3 4 5
Sat Pol PP
e. Pengembangan kawasan peruntukan industri Kecamatan Balongan, Kecamatan
Losarang, Kecamatan Kandanghaur,
Kecamatan Patrol, dan Kecamatan
Sukra.
APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen. Perindag, Din.
Perindag Prov., Bappeda,
BPPM, dan Din. Kop, UKM,
Perindag
2.7 Perwujudan kawasan peruntukan pariwisata
a. Penyediaan infrastruktur pendukung kegiatan
wisata
Seluruh wilayah Daerah. APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen PU, Din Budpar
Prov., Bappeda, Din. Cipta
Karya, Din. Bina Marga, dan
Din. Porabudpar
b. Pengembangan pemasaran pariwisata Seluruh wilayah Daerah. APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen Budpar, Din Budpar
Prov., Bappeda, dan Din.
Porabudpar
c. Pembinaan sadar wisata Seluruh wilayah Daerah. APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen Budpar, Din Budpar
Prov., Bappeda, dan Din.
Porabudpar
d. Penataan obyek wisata alam Seluruh wilayah Daerah. APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen. Budpar, Din. Budpar
Prov., Bappeda dan Din.
Porabudpar
e. Penataan obyek wisata budaya Seluruh wilayah Daerah. APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen. Budpar, Din. Budpar
Prov., Bappeda dan Din.
Porabudpar
f. Penataan obyek wisata minat khusus Seluruh wilayah Daerah. APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen. Budpar, Din. Budpar
Prov., Bappeda dan Din.
Porabudpar
2.8 Perwujudan kawasan peruntukan permukiman
a. Penataan kawasan peruntukan permukiman Seluruh wilayah Daerah. APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen Pera, Din. Kimrum
Prov., Bappeda dan Din.
Cipta Karya
b. Pengendalian pertumbuhan pembangunan
permukiman
Seluruh wilayah Daerah. APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Kemen Pera, Din. Kimrum
Prov., Bappeda, BPPM, dan
Din. Cipta Karya
c. Penataan dan rehabilitasi kawasan permukiman Seluruh wilayah Daerah. APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen. Pera, Din. Kimrum
Prov., Bappeda dan Din.
Cipta Karya
NO PROGRAM UTAMA LOKASI SUMBER DANA INSTANSI PELAKSANA
WAKTU PELAKSANAAN
PJM-1
(2011-2015)
PJM-2
(2016-
2020)
PJM-3
(2021-
2025)
PJM-4
(2026-
2031) 1 2 3 4 5
d. Peningkatan sanitasi lingkungan permukiman Seluruh wilayah Daerah. APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen. Pera, Din. Kimrum
Prov., dan Din. Cipta Karya
e. Penataan permukiman kumuh perkotaan Perkotaan Indramayu, Perkotaan
Pasekan, Perkotaan Lohbener,
Perkotaan Arahan, Perkotaan Cantigi,
Perkotaan Juntinyuat, Perkotaan
Karangampel, Perkotaan Krangkeng,
Perkotaan Sukagumiwang, Perkotaan
Sliyeg, Perkotaan Jatibarang,
Perkotaan Kertasemaya, Perkotaan
Kedokabunder, Perkotaan Tukdana,
Perkotaan Bangodua, Perkotaan
Widasari, Perkotaan Losarang,
Perkotaan Lelea, Perkotaan
Cikedung, Perkotaan Terisi,
Perkotaan Kandanghaur, Perkotaan
Gabuswetan, Perkotaan Kroya,
Perkotaan Bongas, Perkotaan Patrol,
Perkotaan Sukra, Perkotaan Anjatan,
Perkotaan Haurgeulis, dan Perkotaan
Gantar.
APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen. Pera, Kemen. PU,
Din. Kimrum Prov., dan Din.
Cipta Karya
f. Pembangunan dan pengembangan Rumah Sakit
Tipe B dan Rumah Sakit Tipe C
Kecamatan Sindang, Kecamatan
Jatibarang, Kecamatan Karangampel,
Kecamatan Losarang, Kecamatan
Kandanghaur, Kecamatan Patrol,
Kecamatan Haurgeulis, Kecamatan
Gantar, dan Kecamatan Tukdana.
APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Kemen. Kesehatan, Din Kes
Prov, dan Din Kes.
g. Pembangunan dan pengembangan Puskesmas Seluruh wilayah Daerah. APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Kemen. Kesehatan, Din Kes
Prov, dan Din Kes.
h. Pembangunan dan pengembangan Puskesmas
Pembantu
Seluruh wilayah Daerah. APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Kemen. Kesehatan, Din Kes
Prov, dan Din Kes.
i. Pembangunan pusat kebudayaan Kecamatan Indramayu APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Kemen Pera, Din Kimrum
Prov, Din. Porabudpar, dan
Din Cipta Karya
j. Pembangunan dan pengembangan kawasan
olahraga terpadu dan sarana olahraga
Kecamatan Indramayu dan
Kecamatan Sindang
APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Kemen Pera, Din Kimrum
Prov, Din. Porabudpar, dan
Din Cipta Karya
NO PROGRAM UTAMA LOKASI SUMBER DANA INSTANSI PELAKSANA
WAKTU PELAKSANAAN
PJM-1
(2011-2015)
PJM-2
(2016-
2020)
PJM-3
(2021-
2025)
PJM-4
(2026-
2031) 1 2 3 4 5
k. Pembangunan dan pengembangan sarana dan
prasarana lapangan olahraga
PKL, PKLp, dan PPK APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Kemen Pera, Din Kimrum
Prov, Din. Porabudpar, dan
Din Cipta Karya
l. Pembangunan dan pengembangan Pasar Induk
Beras Regional
Kecamatan Losarang APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Kemen. Perdag, Din.
Perindag. Prov, dan Din.
Kop, UKM, Perindag
m Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa PKW, PKL, PKLp, dan PPK APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen. Perdag, Din.
Perindag. Prov, dan Din.
Kop, UKM, Perindag
n. Pengembangan kegiatan perdagangan modern PKW, PKL, PKLp, dan PPK APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen. Perdag, Din.
Perindag. Prov, dan Din.
Kop, UKM, Perindag
o. Pembangunan dan pengembangan pasar
lingkungan
PPL APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen. Perdag, Din.
Perindag. Prov, dan Din.
Kop, UKM, Perindag
p. Pembangunan dan pengembangan sarana dan
prasarana pendidikan
Seluruh wilayah Daerah. APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen. Dik., Din Dik Prov,
dan Din. Dik
q. Pembangunan dan pengembangan sarana dan
prasarana peribadatan
Seluruh wilayah Daerah. APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Din. Cipta Karya
r. Pengembangan pemakaman umum sebagai
ruang terbuka hijau
Seluruh wilayah Daerah. APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
DKP
s. Penataan permukiman kumuh perdesaan Seluruh wilayah Daerah. APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen. Pera, Din Kimrum
Prov., Din Cipta Karya
t. Pembangunan dan pengembangan taman
bermain
Seluruh wilayah Daerah. APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen. Pera, Din Kimrum
Prov., Din Cipta Karya
u. Pengembangan sarana dan prasarana
permukiman
Seluruh wilayah Daerah. APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Kemen. Pera, Din Kimrum
Prov., Din Cipta Karya
v. Pembangunan perumahan penunjang kawasan
industri
Kecamatan Balongan, Kecamatan
Losarang, Kecamatan Kandanghaur,
APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
Kemen Pera, Din. Kimrum
Prov., Din. Cipta Karya, dan
NO PROGRAM UTAMA LOKASI SUMBER DANA INSTANSI PELAKSANA
WAKTU PELAKSANAAN
PJM-1
(2011-2015)
PJM-2
(2016-
2020)
PJM-3
(2021-
2025)
PJM-4
(2026-
2031) 1 2 3 4 5
Kecamatan Patrol, dan Kecamatan
Sukra.
masyarakat Din. Kop, UKM, dan
Perindag
2.9 Perwujudan kawasan peruntukan pertahanan dan
keamanan negara
a. Penetapan kawasan pertahanan dan keamanan
negara
Seluruh wilayah Daerah APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Kemen. Hankam,
Bakesbang Linmasda Prov.,
BKBPPM
C. Perwujudan Kawasan Strategis
1. Perwujudan kawasan strategis provinsi
a. Pengembangan kawasan strategis dari sudut
kepentingan pertumbuhan ekonomi berupa KSP Kilang
Minyak Balongan.
Kecamatan Balongan. APBD Provinsi Kemen ESDM, Dinas ESDM
Prov., Disperindag Prov.,
Din. Kimrum Prov.
b. Pengembangan kawasan strategis dari sudut
kepentingan pertumbuhan ekonomi berupa KSP
pertanian berlahan basah dan beririgasi teknis Pantura
Jawa Barat
Seluruh wilayah Daerah. APBD Provinsi Kemen. Pertanian, Kemen.
PU, Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Prov.,
Dinas PSDA Prov., dan Dis.
Kimrum Prov.
c. Pengembangan kawasan strategis dari sudut
kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup
berupa Pesisir Pantura.
Kecamatan Sukra, Kecamatan Patrol,
Kecamatan Kandanghaur, Kecamatan
Losarang, Kecamatan Cantigi,
Kecamatan Pasekan, Kecamatan
Indramayu, Kecamatan Balongan,
Kecamatan Juntinyuat, Kecamatan
Karangampel, dan Kecamatan
Krangkeng.
APBD Provinsi Kemen. KP, Dishut Prov.,
Din. Kimrum Prov., Dinas
Perikanan dan Kelautan
Prov., BPLHD Prov.,
Disperindag Prov.
2. Perwujudan kawasan strategis kabupaten
2.1 Perwujudan kawasan strategis dari sudut kepentingan
pertumbuhan ekonomi
a. Pengembangan perkotaan Indramayu sebagai
KSK Prajapolitan.
Kecamatan Indramayu, Kecamatan
Sindang, dan Kecamatan Balongan.
APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten
Pemda Kab. Indramayu
b. Pengembangan perkotaan Sukra sebagai KSK
Minapolitan Ujunggebang.
Desa Ujunggebang Kecamatan
Sukra.
APBD Kabupaten dan
masyarakat
Bappeda dan Din. Kanla
c. Pengembangan perkotaan Kandanghaur
sebagai KSK Minapolitan Eretan.
Desa Eretan Wetan dan Desa Eretan
Kulon Kecamatan Kandanghaur.
APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Bappeda dan Din. Kanla
d. Pengembangan perkotaan Juntinyuat sebagai
KSK Minapolitan Dadap.
Desa Dadap Kecamatan Juntinyuat. APBD Kabupaten dan
masyarakat
Bappeda dan Din. Kanla
NO PROGRAM UTAMA LOKASI SUMBER DANA INSTANSI PELAKSANA
WAKTU PELAKSANAAN
PJM-1
(2011-2015)
PJM-2
(2016-
2020)
PJM-3
(2021-
2025)
PJM-4
(2026-
2031) 1 2 3 4 5
e. Pengembangan perkotaan Cantigi sebagai KSK
Minapolitan Cemara.
Desa Cemara Kecamatan Cantigi. APBD Kabupaten dan
masyarakat
Bappeda dan Din. Kanla
f. Pengembangan perkotaan Indramayu sebagai
KSK Minapolitan Karangsong.
Desa Karangsong Kecamatan
Indramayu.
APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Bappeda dan Din. Kanla
g. Pengembangan perkotaan Widasari sebagai
KSK Agropolitan Widasari.
Desa Widasari Kecamatan Widasari. APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten, dan
masyarakat
Bappeda, Perindag, dan
Din. Tanak
h. Pengembangan perkotaan Tukdana sebagai
KSK Agropolitan Kerticala.
Desa Kerticala Kecamatan Tukdana. APBD Kabupaten dan
masyarakat
Bappeda, Din. Kop. UKM,
Perindag, dan Din. Tanak
i. Pengembangan perkotaan Haurgeulis sebagai
KSK Agropolitan Cipancuh.
Desa Cipancuh Kecamatan
Haurgeulis.
APBD Kabupaten dan
masyarakat
Bappeda, Din. Kop. UKM,
Perindag, dan Din. Tanak
2.2 Perwujudan kawasan strategis dari sudut kepentingan
fungsi dan daya dukung lingkungan hidup
a. Pengembangan perkotaan Gantar sebagai KSK
Wanapolitan Sanca.
Desa Sanca Kecamatan Gantar. APBD Kabupaten dan
masyarakat
Bappeda, Din. Hutbun, dan
Kantor LH
b. Pengembangan perkotaan Terisi sebagai KSK
Wanapolitan Cikawung.
Desa Cikawung Kecamatan Terisi. APBD Kabupaten dan
masyarakat
Bappeda, Din.Hutbun, dan
Kantor LH

Anda mungkin juga menyukai