Kabupaten Gresik
BAB – 1
PENDAHULUAN
antara satu jenis rencana tata ruang dengan jenis rencana tata ruang lainnya mempunyai
hubungan yang saling terkait dan saling berurutan satusama lainnya, serta dijaga
konsistensinya baik dari segi substansi maupun operasionalisasinya.
Selain itu, optimalisasi untuk pemanfaatan sumberdaya alam sebagai tujuan akhir
dari penyusunan suatu rencana tata ruang merupakan amanat dari Pasal 33 UUD Tahun
1945 khususnya Ayat (3) yang berbunyi: “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung
didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat”. Oleh karena itu, perencanaan ruang wilayah sebagai wujud perencanaan terhadap
bumi, air dan kekayaan alam, berada dan menjadi tugas besar dari pemerintah baik di
daerah sampai nasional dalam memfasilitasinya, haruslah optimal, sinergi dan digunakan
untuk “kemakmuran” untuk semua pihak, semua kalangan, termasuk masyarakat luas serta
memperhatikan setiap dinamika yang dimungkinkan terjadi di masa datang untuk
keberlanjutannya.
Sedangkan berdasarkan dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2022 Tentang Cipta Kerja dan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang; serta Pasal 6 ayat (2) Peraturan Daerah
Kabupaten Gresik Nomor 8 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Gresik Tahun 2010 - 2030, maka diperlukan rencana rinci tata ruang yang lebih aplikatif,
konsekuen dan optimal, mengingat RTRW Kabupaten Gresik tersebut belum efektif sebagai
acuan dalam pelaksanaan pemanfaatan ruang dan pengendalian ruang.
Untuk mengatasi kebutuhan akan rencana tata ruang yang lebih rinci, meminimalkan
dampak negatif pembangunan, serta menghadapi tantangan persaingan dan terwujudnya
kesejahteraan masyarakat yang lebih baik, maka perlu arahan pembangunan yang lebih
optimal, terarah, dengan mensinergikan kebijakan pembangunan keruangan (spasial)
Kabupaten Gresik, khususnya WP Gresik Utara, ke dalam arahan kebijakan pembangunan
Nasional, Propinsi dan Regional (antar wilayah kabupaten/kota) yang berdaya saing,
berdayaguna, terpadu, serta berkelanjutan di masa datang, melalui penyusunan RDTR
(Rencana Detail Tata Ruang) WP Gresik Utara tersebut.
Penyusunan Review Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) ini diarahkan pada kawasan
perkotaan di Kabupaten Gresik yang meliputi wilayah pusat kegiatan perkotaan yaitu WP
Gresik Utara. Cepatnya perkembangan pembangunan dan perubahan kebijakan strategis
pemerintah terutama dalam pembangunan infrastruktur berupa jalan tol di wilayah
perencanaan menuntut ada penyesuaian dokumen perencanaan yang telah disusun.
Sehingga diharapkan perencanaan mampu menjawab permasalahan yang akan terjadi
dimasa mendatang.
1.3 MANFAAT
Penyusunan RDTR WP Gresik Utara bermanfaat sebagai berikut:
1. Memberikan suatu bentuk perencanaan
ruang yang lebih detail/rinci, yang dapat dimanfaatkan secara optimal sebagai pedoman
bagi pembangunan dan penataan ruang wilayah di WP Gresik Utara
2. Sebagai arahan bagi seluruh stakeholder
dalam pengisian pembangunan fisik kawasan
3. Sebagai pedoman bagi instansi dalam
pemberian perijinan pemanfaatan peruntukan lahan dan kegiatan pengendalian
pemanfaatan ruang
11. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2020-2024 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2020 Nomor 10);
12. Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan
Ekonomi Di Kawasan Gresik - Bangkalan - Mojokerto - Surabaya - Sidoarjo -
Lamongan, Kawasan Bromo - Tengger - Semeru, Serta Kawasan Selingkar Wilis Dan
Lintas Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 225);
13. Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2022 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan
Strategis Nasional Kawasan Perkotaan Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya,
Sidoarjo, Dan Lamongan (Lembaran Negara, Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor
106);
14. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penyusunan,
Peninjauan Kembali, Revisi dan Penerbitan Persetujuan Subtansi Rencana Tata
Ruang Wilayah Propinsi, Kabupaten, Kota dan Rencana Detail Tata Ruang,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 329);
15. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyusunan Basis Data
dan Penyajian Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi, Kabupaten dan Kota,
serta Peta Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 326;
16. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 5 Tahun 2012 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun
2012 Nomor 3 Seri D); dan
17. Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 8 Tahun 2011 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Gresik Tahun 2010 - 2030 (Lembaran Daerah Kabupaten
Gresik Tahun 2011 Nomor 08).
2. Desa Bunderan;
3. Sebagian Desa Gedangan;
4. Sebagian Desa Golokan;
5. Desa Kauman;
6. Sebagian Desa Kertosono;
7. Sebagian Desa Lasem;
8. Sebagian Desa Mojoasem;
9. Sebagian Desa Mriyunan;
10. Sebagian Desa Ngawen;
11. Sebagian Desa Pengulu;
12. Desa Purwodadi;
13. Sebagian Desa Raci Kulon;
14. Desa Raci Tengah;
15. Sebagian Desa Randuboto;
16. Desa Sambi Pondok;
17. Sebagian Desa Sedagaran;
18. Desa Sidomulyo;
19. Sebagian Desa Srowo;
20. Sebagian Desa Sukorejo; dan
21. Desa Wadeng.
b. Kecamatan Ujungpangkah dengan luas 3.099,70 terdiri dari 11 desa yang
meliputi:
1. Desa Banyu Urip;
2. Desa Bolo;
3. Desa Cangaan;
4. Desa Glatik;
5. Desa Gosari;
6. Sebagian Desa Kebon Agung;
7. Desa Ngemboh;
8. Sebagian Desa Pangkah Kulon;
9. Sebagian Desa Pangkah Wetan;
10. Desa Sekapuk; dan
11. Sebagian Desa Tanjungawan.
c. Kecamatan Panceng dengan luas 3.072,97 terdiri dari 10 desa meliputi:
1. Desa Banyu Tengah;
2. Desa Campurejo;
3. Desa Doudo;
4. Desa Delegan;
5. Sebagian Desa Ketanen;
6. Sebagian Desa Pantenan;
7. Desa Prupuh;
8. Sebagian Desa Siwalan;
9. Desa Surowiti; dan
10. Desa Wotan.
2. Lingkup Subtansi
Ruang lingkup subtansi kegiatan Penyusunan RDTR WP Gresik Utara meliputi:
a. Persiapan penyusunan RDTR WP Gresik Utara
b. Pengumpulan data, meliputi:
Pengumpulan data primer setingkat kelurahan atau desa dilakukan melalui:
- Penjaringan aspirasi masyarakat yang dapat dilaksanakan melalui FGD,
konsultasi publik, wawancara, dan lainnya.
- Pengamatan langsung terhadap obyek kegiatan. Pada tahap ini data yang
dihimpun adalah data-data obyek mengenai pemanfaatan lahan per jenis
(termasuk batasan di peta), kondisi fisik/non fisik wilayah, transportasi kota,
utilitas, dan kondisi sarana dan prasarana.
- Hasil survey dan observasi akan diuraikan secara jelas dan akurat sehingga
potensi dan permasalahan dapat diidentifikasikan dengan baik.
Pengumpulan data sekunder
Berupa suvey instansional yang dilakukan pada Dinas/ Instansi, perusahaan dan
institusi baik pemerintah maupun swasta untuk mengumpulkan data baik
kualitatif maupun kuantitatif dalam berbagai aspek yang terkait yang berguna
sebagai pembanding dan pelengkap data primer.
c. Pengolahan data dan analisis terdiri dari:
- Terhadap kebijakan spasial (berdasarkan hasil review Kebijakan RTRW
Kabupaten Gresik) maupun kebijakan sektoral lainnya
- Kompilasi data eksisting serta analisis kebutuhan yang terkait dengan
perencanaan aspek penataan ruang di wilayah studi
d. Perumusan rencana RDTR WP Gresik Utara sesuai dengan substansi yang terdiri dari:
- Tujuan, Kebijakan dan strategi penataan ruang
- Rencana Struktur Ruang
- Rencana Pola Ruang
- Ketentuan Pemanfaatan Ruang
- Peraturan Zonasi