Kabupaten Gresik
BAB – 4
RENCANA STRUKTUR RUANG
Berdasarkan pembagian SWP di atas, maka dibagi menjadi beberapa blok di dalam
SWP yang didasarkan atas kesamaan penggunaan lahan dan kecenderungan
pengembangan kawasan. Berikut pembagian blok pada WP Gresik Utara :
Tabel 4.2. Pembagian Blok pada WP Gresik Utara
No. SWP Blok
1 SWP A Blok I.A.1 dengan luas 647,85 Ha
Blok I.A.2 dengan luas 388,92 Ha
2 SWP B Blok I.B.1 dengan luas 676,32 Ha
Blok I.B.2 dengan luas 569,98 Ha
(1) Pusat pelayanan kota/kawasan perkotaan yaitu pada SWP A Blok I.A.1 fungsi sebagai
pusat pemerintahan, pusat fasilitas umum, pusat perdagangan jasa.
(2) Sub pusat pelayanan kota/kawasan perkotaan meliputi:
a. Sub pusat pelayanan kota/kawasan perkotaan di SWP B Blok I.B.3 dengan fungsi
sebagai agroindustri, perdagangan jasa, pariwisata;
b. Sub pusat pelayanan kota/kawasan perkotaan di SWP C Blok I.C.1 dengan fungsi
pertanian, perikanan, hortikultura dan perdagangan jasa; dan
c. Sub pusat pelayanan kota/kawasan perkotaan di SWP D Blok I.D.1 dengan fungsi
perdagangan jasa, industri dan perikanan.
(3) Pusat pelayanan lingkungan berupa Pusat Lingkungan Kelurahan/Desa terdiri atas:
a. Pusat Lingkungan Desa Randuboto pada SWP A Blok I.A.1;
b. Pusat Lingkungan Desa Golokan pada SWP A Blok I.A.2;
c. Pusat Lingkungan Desa Wadeng pada SWP B Blok I.B.1;
d. Pusat Lingkungan Desa Kertosono pada SWP B Blok I.B.1;
e. Pusat Lingkungan Desa Wotan pada SWP B Blok I.B.2;
f. Pusat Lingkungan Desa Doudo pada SWP B Blok I.B.2;
g. Pusat Lingkungan Desa Ngemboh pada SWP C Blok I.C.4;
h. Pusat Lingkungan Desa Campurejo pada SWP D Blok I.D.1; dan
i. Pusat Lingkungan Desa Delegan pada SWP D Blok I.D.2.
Berdasarkan PP No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan, fungsi jalan (sifat dan
pergerakan pada lalu lintas dan angkutan jalan) dibedakan menjadi:
a. Jalan Arteri Primer menghubungkan secara berdaya guna antarpusat kegiatan
nasional atau antara pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan wilayah, ciri ciri
jalan arteri primer adalah sebagai berikut :
▪ Jalan arteri primer didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 60 (enam
puluh) kilometer per jam dengan lebar badan jalan paling sedikit 11 (sebelas)
meter.
▪ Mempunyai kapasitas yang lebih besar dari volume lalu lintas rata-rata.
▪ Pada jalan arteri primer lalu lintas jarak jauh tidak boleh terganggu oleh lalu lintas
ulang alik, lalu lintas lokal, dan kegiatan lokal.
▪ Jalan arteri primer yang memasuki kawasan perkotaan dan/atau kawasan
pengembangan perkotaan tidak boleh terputus.
b. Jalan Kolektor Primer menghubungkan secara berdaya guna antara pusat kegiatan
nasional dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat kegiatan wilayah, atau antara pusat
kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lokal, dengan ciri ciri sebagai berikut :
▪ Jalan kolektor primer didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 40
(empat puluh) kilometer per jam dengan lebar badan jalan paling sedikit 9
(sembilan) meter.
▪ Jalan kolektor primer mempunyai kapasitas yang lebih besar dari volume lalu lintas
rata-rata.
▪ Jalan kolektor primer yang memasuki kawasan perkotaan dan/atau kawasan
pengembangan perkotaan tidak boleh terputus.
c. Jalan Lokal Primer menghubungkan secara berdaya guna pusat kegiatan nasional
dengan pusat kegiatan lingkungan, pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan
lingkungan, antarpusat kegiatan lokal, atau pusat kegiatan lokal dengan pusat kegiatan
lingkungan, serta antarpusat kegiatan lingkungan. Ciri ciri jalan lokal primer :
▪ Jalan lokal primer didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 20 (dua
puluh) kilometer per jam dengan lebar badan jalan paling sedikit 7,5 (tujuh koma
lima) meter.
▪ Jalan lokal primer yang memasuki kawasan perdesaan tidak boleh terputus.
d. Jalan lingkungan primer menghubungkan antarpusat kegiatan di dalam kawasan
perdesaan dan jalan di dalam lingkungan kawasan perdesaan.
Berdasarkan ketentuan di atas dan menyesuiakan dengan Revisi RTRW Kabupaten Gresik
maka rencana jaringan jalan di WP Gresik Utara meliputi :
Tabel 4.3. Rencana Pengembangan Jaringan Jalan Berdasarkan Fungsi Jalan di WP
Gresik Utara
Rencana Nama Jalan Sumber
Jalan Kolektor Ruas Sadang (Bts. Kabupaten Lamongan) – Bts. Kota Keputusan Menteri Pekerjaan
Primer Satu Gresik yang melintasi: SWP A Blok I.A.1, Blok I.A.2, Umum Dan Perumahan Rakyat
SWP B Blok I.B.1, Blok I.B.2, Blok B,3, Blok I.B.4, SWP
(JKP-1) dengan D Blok I.D.1, Blok I.D.2, Blok I.D.3, Blok I.D.4 Republik Indonesia
status Jalan
Nasional Nomor: 248/KPTS/M/2015
Tentang
Jalan Kolektor 1. Ruas Banyuurip – Ngemboh pada SWP C Blok Revisi RTRW Kabupaten Gresik,
Primer Empat I.C.3, Blok I.C.4; Keputusan Bupati Gresik Nomor :
(JKP-4) 620/503/HK/437.12/2016 tentang
2. Jalan Kertosono – Sidayu (Lasem – Gerdugung) Ruas Jalan Menurut Statusnya
melintasi SWP A Blok I.A.2 dan SWP B Blok I.B.1 sebagai Jalan Kabupaten, 2016
Bupati dan hasil rencana
3. Jalan Raya Tenggilis (Golokan - Ujung Pangkah)
pada SWP A Blok I.A.1, Blok I.A.2 dan SWP C Blok
I.C.1;
Jalan Lokal a. Ruas Dalam Kota Sidayu melintasi SWP A Blok Revisi RTRW Kabupaten Gresik,
Primer I.A.1, Blok I.A.2;. Keputusan Bupati Gresik Nomor :
620/503/HK/437.12/2016 tentang
b. Jalan Telaga Rambit (Jalan Dalam Kota Sidayu) Ruas Jalan Menurut Statusnya
melintasi SWP A Blok I.A.1, Blok I.A.2; sebagai Jalan Kabupaten, 2016
Bupati dan hasil rencana
c. Jalan Sumur Watu (Dalam Kota Sidayu) melintasi
SWP A Blok I.A.1;
Jalan Melintasi SWP A Blok I.A.1, Blok I.A.2, SWP B Blok Hasil survey, 2019
Lingkungan I.B.1, Blok I.B.2, Blok I.B,3, Blok I.B.4, SWP C Blok
Sekunder I.C.1, Blok I.C.2, Blok I.C.3, Blok I.C.4, SWP D Blok
I.D.1, Blok I.D.2, Blok I.D.3, Blok I.D.4 meliputi :
Jalan Melintasi SWP A Blok I.A.1, Blok I.A.2; SWP B Blok Hasil survey, 2019
Lingkungan I.B.1, Blok I.B.2, Blok I.B,3, Blok I.B.4; SWP C Blok
Primer I.C.1, Blok I.C.2, Blok I.C.3, Blok I.C.4; dan SWP D
Blok I.D.1, Blok I.D.2, Blok I.D.3, Blok I.D.4.
Jalan khusus Melintasi SWP A Blok I.A.2; SWP B Blok I.B.1, Blok Hasil survey, 2019
I.B.2, Blok I.B,3, Blok I.B.4; SWP C Blok I.C.3; dan
SWP D Blok I.D.1, Blok I.D.2, Blok I.D.3, Blok I.D.4.
▪ Peningkatan fisik jalan dengan peningkatan perkerasan pada jalan yang rusak
▪ Pelebaran jalan menuju akses wisata dan menuju Kawasan Ekosistem Esensial (KEE)
▪ Pemeliharaan Jalan pada seluruh ruas jalan
▪ Pengembangan jalan di dalam kawasan permukiman dengan lebar minimal 6 meter
Pengembangan fungsi jalan di wilayah perencanaan pada beberapa ruas jalan yang
menghubungkan beberapa aktivitas penting masyarakat dalam lingkup internal wilayah
perencanaan khususnya, maupun dalam lingkup regional dengan wilayah di luar wilayah
perencanaan. Sistem jaringan jalan merupakan satu kesatuan jaringan jalan yang terdiri dari
sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder yang terjalin dalam
hubungan hierarki.
Perencanaan dimensi jalan meliputi penentuan lebar Ruang manfaat jalan (Rumaja),
Ruang milik jalan (Rumija) dan Ruang pengawasan jalan (Ruwasja). Dalam penetapan
dimensi jalan ini harus memenuhi standar minimum yang terdapat cukup ruang untuk jalur
hijau dan kelengkapan jalan (street furniture). Untuk ketentuan dimensi jalan ini mengacu
pada PP. 34 tahun 2006 tentang Jalan.
Perkerasan jalan ditentukan selain berpedoman pada fungsi jalannya, juga
kemampuan lahan dan volume lalu lintasnya. Sedangkan lebar jalan merupakan penampang
geometrik jalan yang dibedakan atas 3 jenis, yaitu :
● Lebar Ruang Manfaat Jalan
● Lebar Ruang Milik Jalan
● Lebar Ruang Pengawasan Jalan
Penentuan lebar dan besaran masing-masing kelompok dimensi jalan tersebut dilakukan
dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
● Laju Harian Rata-rata (LHR) jalan
● Konstruksi jalan eksisting ( lebar jalan dan lebar sempadan bangunan )
● Fungsi jalan
● Pedoman konstruksi jalan.
Sedangkan mengenai arahan lebar dimensi jalan disesuaikan dengan fungsi dari jalan
tersebut, terutama yang menyangkut tentang penentuan lebar Ruang Manfaat Jalan ,
Ruang Milik Jalan dan Ruang Pengawasan Jalan sebagai berikut :
lainnya. Lebar Ruang Manfaat Jalan untuk setiap fungsi jalan yang diarahkan di
Kawasan perencanaan sebagai berikut :
● Jalan Arteri Primer = > 16 meter
● Jalan Kolektor Primer = > 14 meter
● Jalan Lokal Primer = > 11 meter
● Jalan Arteri Sekunder = > 20 meter
● Jalan Kolektor Sekunder = > 10 meter
● Jalan Lokal Sekunder = > 5 meter
● Jalan Lingkungan = > 3 meter
1 Jalan Kolektor Ruas Sadang (Bts. Kabupaten Lamongan) – Bts. Kota Rumija : 25 meter
Primer Satu Gresik yang melintasi SWP A Blok I.A.1, Blok I.A.2;
SWP B Blok I.B.1, Blok I.B.2, Blok B,3, Blok I.B.4; SWP Lebar jalan : 11 meter
(JKP-1) dengan D Blok I.D.1, Blok I.D.2, Blok I.D.3, Blok I.D.4.
status Jalan
Nasional
2 Jalan Kolektor 1. Ruas Banyuurip – Ngimboh pada SWP C Blok I.C.3, Rumija : 15 meter
Primer Empat Blok I.C.4;
(JKP-4) dengan Lebar jalan : 9 meter
status jalan 2. Ruas Lasem-Gerdugung (Jalan Kertosono-Sidayu)
kabupaten melintasi SWP A Blok I.A.2 dan SWP B Blok I.B.1;
3 Jalan Lokal a. Ruas Dalam Kota Sidayu melintasi SWP A Blok Rumija : 11 meter
Primer I.A.1, Blok I.A.2;.
Lebar jalan : 7 meter
b. Ruas Dalam Kota Sidayu (Jalan Telaga Rambit)
melintasi SWP A Blok I.A.1, Blok I.A.2;
4 Jaringan Jalan Meliputi SWP A Blok I.A.1, Blok I.A.2; SWP B Blok Rumija : 6 meter
Lingkungan I.B.1, Blok I.B.2, Blok I.B,3, Blok I.B.4; SWP C Blok
Sekunder I.C.1, Blok I.C.2, Blok I.C.3, Blok I.C.4; dan SWP D Lebar jalan : 4 meter
Blok I.D.1, Blok I.D.2, Blok I.D.3, Blok I.D.4.
5 Jaringan Jalan Meliputi SWP A Blok I.A.1, Blok I.A.2; SWP B Blok Rumija : 6 meter
Lingkungan I.B.1, Blok I.B.2, Blok I.B,3, Blok I.B.4; SWP C Blok
Primer I.C.1, Blok I.C.2, Blok I.C.3, Blok I.C.4; dan SWP D Lebar jalan : 4 meter
Blok I.D.1, Blok I.D.2, Blok I.D.3, Blok I.D.4.
6 Jaringan Jalan Meliputi SWP A Blok I.A.2; SWP B Blok I.B.1, Blok -
Khusus I.B.2, Blok I.B,3, Blok I.B.4; SWP C Blok I.C.3; dan
SWP D Blok I.D.1, Blok I.D.2, Blok I.D.3, Blok I.D.4.
Berikut ini adalah ilustrasi penampang rencana dimensi jalan untuk WP Gresik Utara :
4.3.2. Terminal
Pada kondisi eksisting di WP Gresik Utara belum ada terminal angkutan umum.
Terdapat beberapa angkutan yang melalui WP Gresik Utara diantaranya Bis jurusan
Surabaya-Paciran dan angkutan Lyn yang menuju Kecamatan Sidayu, Kecamatan
Ujungpangkah dan Kecamatan Panceng.
Angkutan umum yang melalui WP Gresik Utara yaitu :
- angkutan Lyn C, Lyn D, angkutan Lyn Gub Suryo-S. Legowo yang melewati
Kecamatan Sidayu
- angkutan Lyn Gub. Suryo – Panveng yang melewati Kecamatan Panceng
- angkutan Lyn C, Lyn D, angkutan Lyn Gub Suryo-Ujungpangkah yang melewati
Kecamatan Ujungpangkah
4.3.3. Jembatan
Jembatan adalah Jalan yang terletak di atas permukaan air dan/atau di atas
permukaan tanah. Jaringan jalan di WP Gresik Utara dilalui beberapa jembatan baik dalam
kondisi perkerasan baik dan sebagian dalam kondisi rusak. Untuk ke depannya,
dikembangkan jembatan pada WP Gresik Utara dan diperlukan pemeliharaan jembatan.
4.3.4. Halte
Halte atau shelter digunakan untuk menaikkan dan menurunkan penumpang.
Rencana pengembangan halte ataupun shelter diarahkan pada ruas jalan yang dilewati
angkutan umum. Pengembangan prasarana ini diprioritaskan diarahkan pada koridor
jalan yang dilewati oleh kendaraan angkutan umum bus. Dengan adanya shelter ini
diharapkan dapat menertibkan pola pengambilan penumpang, pemberhentian sementara
dan lokasi sub terminal untuk angkutan kota yang akan berakibat kepada kemacetan
lalu lintas, terjadinya kecelakaan, dsb.
Shelter diletakkan pada jalur pejalan kaki, dengan membuat perbedaan ketinggian
lantai dengan satu atau dua trap yang membedakan shelter dan pedestrian yang dibuat
memutari shelter tersebut. Dengan tetap mempertimbangkan keberadaan fungsi
perumahan yang merupakan fungsi dominan kawasan, maka harus dipertimbangkan
juga keberadaan para penyandang cacat, utamanya yang berkursi roda. Sehingga,
perbedaan ketinggian lantai yang ada, nantinya diterapkan dengan ramp system. Desain
penataan halte/shelter dapat dilihat pada gambar berikut :
Pengembangan halte pada WP Gresik Utara terdapat pada SWP A Blok I.A.1, Blok I.A.2,
SWP B Blok I.B.1,SWP C Blok I.C.1, dan SWP D Blok I.D.1 yaitu meliputi :
a. ditempatkan pada jaringan jalan yang menjadi jalur trayek angkutan umum;
b. ditempatkan pada pusat perkotaan, pusat perdagangan jasa, dekat kegiatan
pariwisata dan SPU pada seluruh SWP.
c. pengembangan halte untuk pendukung shuttle bis wisata.
(5) Pengembangan penerangan jalan umum pada seluruh jalan di WP Gresik Utara
serta pengembangan penerangan jalan menggunakan konsep tenaga surya.
I.A.1, Blok I.A.2; SWP B Blok I.B.1, Blok I.B.2, Blok I.B.3, Blok I.B.4; dan SWP C
Blok I.C.1, Blok I.C.2
B. Jaringan Bergerak Seluler
Penggunaan fasilitas telematika oleh masyarakat meliputi prasarana telekomunikasi
dan informatika. Selain pengoptimalan jaringan telepon kabel, prasarana Telematika dalam
pengembangannya juga perlu penyediaan tower BTS ( Base Transceiver Station) hal ini
sangat penting guna menjangkau ke pelosok wilayah.
Adapun untuk rencana pengembangan prasarana telematika tetap berpedoman pada
penataan ruang sehingga dalam pembangunan BTS tidak menimbulkan konflik guna lahan
dan pemanfaatan ruang udara. Rencana pengembangan prasarana telematika diarahkan
pada pengembangan BTS terpadu oleh beberapa operator jasa layanan telekomunikasi.
Penyediaan tower BTS (Base Transceiver Station) sangat penting untuk mendukung
kebutuhan telekomunikasi masyarakat. Untuk jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut.
Di dalam kota tiap sel bisa berjarak sampai dengan 500 m, di luar kota area sebuah
sel bisa mencapai 5 km, sedangkan di wilayah yang jarang penduduk dengan dataran yang
luas pelanggan bisa menangkap sinyal yang jauhnya hampir 25 km. Hal tersebut terkait
dengan kategori wilayahnya daerah pelayanannya, yang ditandai dengan kriteria berikut :
Untuk itu direncanakan nantinya pola distribusi BTS menggunakan satu tower untuk
beberapa provider dan membentuk suatu kawasan khusus sehingga BTS ke depan lebih
efektif, aman dan memperhatikan estetika visual kota dan tidak menimbulkan hutan tower.
Efektifitas pemasangan menara telekomunikasi bisa didekati dengan menggunakan menara
BTS bersama (3-4 provider untuk 1 menara).
Untuk konsep sistem pelayanan BTS yang dapat diterapkan adalah sebagai berikut :
▪ Jangkauan pelayanan maksimal (pada daerah layanan padat dan/atau peak hour)
per antena BTS diarahkan limit (+) 3 km.
▪ Jarak antar tower minimum (antar provider/kelompok provider yang tergabung
dalam tower pemanfaatan bersama) diarahkan mendekati ( limit) 6 Km.
▪ Untuk penguatan spektrum layanan dapat menggunakan antena transmiter yang
dapat ditempatkan pada mini tower, gedung tinggi, dengan disamarkan
menyesuaikan karateristik estetika kawasan.
Berdasarkan penjelasan tentang kebutuhan air bersih diatas, ketersediaan air minum
di WP Gresik Utara saat ini masih didominasi dari HIPPAM dan sumur.
Rencana jaringan air minum di WP Gresik Utara berupa jaringan perpipaan, yaitu :
▪ mengoptimalkan sumber air baku PDAM Unit Gresik yang berasal dari sumber air
permukaan berupa Sungai Bengawan Solo dan Bendungan Gerak Sembayat.
▪ pengembangan bangunan penampung air yang tersebar SWP A Blok I.A.1, Blok
I.A.2, SWP B Blok I.B.1, Blok I.B.2, Blok I.B.4, SWP C Blok I.C.1, Blok I.C.3, Blok
I.C.4, SWP D Blok I.D.1, Blok I.D.2, Blok I.D.4
▪ pengembangan jaringan transmisi air minum yang tersebar di SWP A Blok I.A.1,
Blok I.A.2, SWP B Blok I.B.1, Blok I.B.2, Blok I.B.3, Blok I.B.4, SWP C Blok I.C.1,
Blok I.C.2, Blok I.C.3, Blok I.C.4, SWP D Blok I.D.1, Blok I.D.2, Blok I.D.3, Blok I.D.4
▪ pengoptimalan unit distribusi berupa jaringan distribusi pembagi pada SWP A Blok
I.A.1, Blok I.A.2, SWP B Blok I.B.1, Blok I.B.2, Blok I.B.3, Blok I.B.4, SWP C Blok
I.C.1, Blok I.C.2, Blok I.C.3, Blok I.C.4, SWP D Blok I.D.1, Blok I.D.2 Blok I.D.3, Blok
I.D.4.
Pada kawasan perencanaan diperlukan sistem pengolahan air limbah (grey water)
yang tepat. Dalam pengembangan sistem pengelolaan air limbah (grey water), pada setiap
tipe kegiatan dapat dilengkapi dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal agar
greywater tidak langsung bercampur dengan saluran drainase/aqua kultur/badan air.
Rekomendasi IPAL untuk greywater ini menggunakan teknologi aerobic system. Proses
aerasi pada teknologi aerobic system bertujuan untuk meningkatkan kontak antara udara
dengan air dengan memanfaatkan bakteri aerob.
Rencana untuk peningkatan pelayanan pengelolaan air limbah di WP Gresik Utara
yaitu:
(1) Rencana pengembangan SPAL setempat meliputi :
a. pengembangan sanitasi diarahkan kepada pemenuhan fasilitas septik tank pada
masing-masing KK;
b. pengembangan sanitasi off site dan on site;
c. pembangunan instalasi pengolahan limbah pada kawasan peruntukan industri.
(2) Rencana pengembangan SPAL terpusat berupa pengembangan IPAL Skala Kawasan
tertentu/Permukiman pada SWP A Blok I.A.1, SWP B Blok B,2, SWP C Blok I.C.1, Blok
I.C.4, SWP D Blok I.D.1
Arahan pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (limbah B3) meliputi:
a. Pengelolaan limbah B3 terbatas pada proses penyimpanan sementara dan
pengumpulan;
b. Pemilihan lokasi harus bebas banjir dan tidak berada pada zona rawan bencana
alam;
c. Dalam hal lokasi berada dalam zona rawan bencana, lokasi pengelolaan limbah B3
dapat direkayasa dengan teknologi untuk perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup;
d. Lokasi pengelolaan limbah B3 berada pada penguasaan pihak yang menghasilkan
limbah B3;dan
e. Memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan
hidup.
Peta 4.8. Rencana Pengelolaan Air Limbah dan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
B. Tempat Evakuasi
Pengembangan tempat evakuasi pada WP Gresik Utara berupa tempat evakuasi
sementara pada RTH di SWP B Blok I.B.4, SWP C Blok I.C.1, SWP D Blok I.D.1, Blok I.D.2
dan tempat evakuasi akhir pada Alun-alun dan GOR di SWP A Blok I.A.1