Anda di halaman 1dari 56

Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara.

Kabupaten Gresik

BAB – 4
RENCANA STRUKTUR RUANG

4.1. PEMBAGIAN SWP DAN BLOK


Berdasarkan Permen ATR/BPN No. 11 Tahun 2021, Sub Wilayah Perencanaan yang
selanjutnya disebut SWP adalah bagian dari WP yang dibatasi dengan batasan fisik dan
terdiri dari beberapa blok.
Pembentukan SWP pada suatu wilayah kota didasarkan pada kriteria-kriteria sebagai
berikut:
▪ Kesamaan Fungsi Wilayah. Pada masing-masing wilayah yang memiliki fungsi
dan peranan sesuai dengan kondisi dan potensi yang ada didalamnya. Dari
beberapa sub wilayah tersebut dapat diarahkan pada satu kesatuan wilayah blok
sehingga akan terjadi efisiensi dan efektifitas dalam satu lingkungan wilayah.
▪ Kesamaan Karakteristik Pengembangan. Wilayah yang memiliki karakteristik
tertentu, dapat digolongkan ke dalam satu blok yang memiliki karakteristik
pengembangan yang sama.
▪ Efisiensi Sistem Pergerakan Kawasan. Sub-sub wilayah terbentuk karena
adanya struktur ruang wilayah yang didalamnya terselenggara pola pergerakan
masyarakat dan fungsinya. Guna membentuk atau mengarahkan pola struktur
ruang kota yang lebih pada skala lebih besar maka pada bagian-bagian wilayah
kota dengan adanya ikatan pergerakan dapat disatukan dalam satu blok
sehingga akan terjadi efisiensi sistem pergerakan di dalam wilayah kota.
▪ Sistem Jaringan Jalan. Pembagian SWP dapat pula didasarkan pada sistem
jaringan jalan yang terdapat di beberapa bagian kota sebagai prasarana utama
bagi pola pergerakan penduduknya. Dalam hubungan dengan pembentukan
struktur ruang kota, pembagian blok yang didasarkan atas pertimbangan sistem
jaringan jalan ini memiliki karakteristik yang secara fisik dapat dilihat pada pola
jaringan jalan yang terbentuk (kondisi eksisting). Dengan adanya pertimbangan
sistem jaringan jalan ini pola-pola lingkungan SWP diarahkan pada satu
keteraturan bentuk seperti pola grid iron sehingga pada skala yang lebih luas
(skala kota) akan terbentuk struktur ruang kota yang benar-benar terarah,
efisien dan sesuai dengan fungsinya.

MATERI TEKNIS IV-1


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik

▪ Kondisi Fisik. Pembagian SWP dalam wilayah perkotaan hendaknya tetap


memperhatikan kondisi fisik dari masing-masing kawasan. Penetapan pusat
pelayanan utama dari wilayah kecamatan harus tetap memperhatikan
kelerengan dan fungsi lahan dari kawasan tersebut. Sehingga dalam proses
pengembangannya tidak bertentangan dengan kelayakan lahan yang ada di
wilayah tersebut.

Pembagian SWP didasarkan dari dominasi kegiatan, kecenderungan pengembangan


kawasan, perubahan pengembangan lahan dan kemampuan lahan.
✔ pengembangan tinggi dengan fungsi pusat permukiman, pusat fasilitas umum,
perdagangan jasa serta RTH yaitu :
- Kecamatan Sidayu : Desa Kauman, Desa Mriyunan, Desa Pengulu, Desa
Asempapak, Desa Raci Tengah, Desa Bunderan, Desa Purwodadi
- Kecamatan Ujungpangkah : Desa Sekapuk, Desa Pangkah Wetan, Desa Pangkah
Kulon, Desa Banyuurip
- Kecamatan Panceng : Desa Doudo, Desa Wotan, Desa Campurejo, Desa Prupuh,
Desa Dalegan, Desa Banyutengah
✔ pengembangan dengan fungsi industri berdasarkan eksisting dan arahan kebijakan
Revisi RTRW Kabupaten Gresik yaitu :
- Kecamatan Sidayu : Desa Golokan, Desa Wadeng
- Kecamatan Ujungpangkah : Desa Sekapuk, Desa Gosari
- Kecamatan Panceng : Desa Doudo, Desa Wotan, Desa Ketanen, Desa Pantenan
✔ pengembangan sedang dengan fungsi permukiman dan perdagangan jasa yaitu :
- Kecamatan Sidayu : Desa Randuboto, Desa Ngwen, Desa Mojosasem, Desa
Segadaran, Desa Srowo, Desa Lasem
- Kecamatan Ujungpangkah : Desa Bolo, Desa Glatik, Desa Kebonagung, Desa
Ngemboh, Desa Cangaan
- Kecamatan Panceng : Desa Gedangan, Desa Ketanen, Desa Pantenan

Berdasarkan hasil kecenderungan pengembangan kawasan, maka WP Gresik Utara


dibagi menjadi 4 (empat) SWP dengan fungsi yang berbeda, yaitu sebagaimana terlihat
pada tabel berikut ini.

MATERI TEKNIS IV-2


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik

Tabel 4.1. Pembagian SWP pada WP Gresik Utara


No. SWP Kelurahan/Desa Luas (ha) Fungsi
1 SWP A 1. Desa Mojoasem 1.036,77 Ha ▪ Pusat Pelayanan
2. Desa Raci Tengah Umum
3. Desa Asempapak ▪ Pusat Permukiman
4. Desa Mriyunan ▪ Pusat Perdagangan
5. Desa Sidomulyo Jasa
6. Desa Bunderan ▪ Pusat Perikanan
7. Desa Pengulu
8. Desa Purwodadi
9. Sebagian Desa Randuboto
10. Sebagian Desa Ngawen
11. Sebagian Desa Sedagaran
12. Sebagian Desa Srowo
13. Sebagian Desa Golokan
14. Sebagian Desa Glatik
15. Sebagian Desa Raci Kulon
16. Sebagian Desa Tanjungawan
2 SWP B 1. Desa Bolo 1.988,81 Ha ▪ Agroindustri
2. Desa Sambi Pondok ▪ Industri
3. Desa Wadeng ▪ Pariwisata
4. Desa Lasem
5. Desa Gedangan
6. Desa Sekapuk
7. Desa Doudo
8. Desa Wotan
9. Sebagian Desa Kertosono
10. Sebagian Desa Sukorejo
3 SWP C 1. Desa Pangkah Wetan 2.310,35 Ha ▪ Perikanan
2. Desa Kebonagung ▪ Perkebunan
3. Desa Banyuurip ▪ Pariwisata
4. Desa Ngemboh ▪ KEE (Kawasan
5. Desa Cangaan Ekosistem Esensial)
6. Desa Gosari
7. Sebagian Desa Pangkah
Kulon

4 SWP D 1. Desa Campurejo 2.431, 08 Ha ▪ Industri


2. Desa Dalegan ▪ Pariwisata
3. Desa Surowiti ▪ Perikanan
4. Desa Prupuh
5. Desa Banyutengah
6. Sebagian Desa Ketanen
7. Sebagian Desa Siwalan
8. Sebagian Desa Pantenan
Sumber : Hasil Rencana

Berdasarkan pembagian SWP di atas, maka dibagi menjadi beberapa blok di dalam
SWP yang didasarkan atas kesamaan penggunaan lahan dan kecenderungan
pengembangan kawasan. Berikut pembagian blok pada WP Gresik Utara :
Tabel 4.2. Pembagian Blok pada WP Gresik Utara
No. SWP Blok
1 SWP A Blok I.A.1 dengan luas 647,85 Ha
Blok I.A.2 dengan luas 388,92 Ha
2 SWP B Blok I.B.1 dengan luas 676,32 Ha
Blok I.B.2 dengan luas 569,98 Ha

MATERI TEKNIS IV-3


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik

No. SWP Blok


Blok I.B.3 dengan luas 276,05 Ha
Blok I.B.4 dengan luas 466,47 Ha
3 SWP C Blok I.C.1 dengan luas 385,84 Ha
Blok I.C.2 dengan luas 444.97 Ha
Blok I.C.3 dengan luas 1.086,17 Ha
Blok I.C.4 dengan luas 393,36 Ha
4 SWP D Blok I.D.1 dengan luas 423,25 Ha
Blok I.D.2 dengan luas 726,24 Ha
Blok I.D.3 dengan luas 807,68 Ha
Blok I.D.4 dengan luas 473,91 Ha
Sumber : Hasil Rencana

MATERI TEKNIS IV-4


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik

Peta 4.1. Pembagian SWP dan Blok

MATERI TEKNIS IV-5


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik

4.2. RENCANA PENGEMBANGAN PUSAT PELAYANAN


Rencana pengembangan pusat pelayanan WP Gresik Utara didasarkan dari
kecenderungan perkembangan kawasan serta aksesibilitas yang tinggi yaitu:
▪ Kecenderungan perkembangan kawasan :
✔ pengembangan tinggi dengan fungsi pusat permukiman, pusat fasilitas umum,
perdagangan jasa serta RTH yaitu :
- Kecamatan Sidayu : Desa Kauman, Desa Mriyunan, Desa Pengulu, Desa
Asempapak, Desa Raci Tengah, Desa Bunderan, Desa Purwodadi
- Kecamatan Ujungpangkah : Desa Sekapuk, Desa Pangkah Wetan, Desa Pangkah
Kulon, Desa Banyuurip
- Kecamatan Panceng : Desa Doudo, Desa Wotan, Desa Campurejo, Desa Prupuh,
Desa Dalegan, Desa Banyutengah
✔ pengembangan dengan fungsi industri berdasarkan eksisting dna arahan kebijakan
Revisi RTRW Kabupaten Gresik yaitu :
- Kecamatan Sidayu : Desa Golokan, Desa Wadeng
- Kecamatan Ujungpangkah : Desa Sekapuk, Desa Gosari
- Kecamatan Panceng : Desa Doudo, Desa Wotan, Desa Ketanen, Desa Pantenan
✔ pengembangan sedang dengan fungsi permukiman dan perdagangan jasa yaitu :
- Kecamatan Sidayu : Desa Randuboto, Desa Ngwen, Desa Mojosasem, Desa
Segadaran, Desa Srowo, Desa Lasem
- Kecamatan Ujungpangkah : Desa Bolo, Desa Glatik, Desa Kebonagung, Desa
Ngemboh, Desa Cangaan
- Kecamatan Panceng : Desa Gedangan, Desa Ketanen, Desa Pantenan
▪ Aksesibilitas tinggi yaitu pada :
✔ di sekitar Alun-alun Sidayu dan Pasar Sidayu pada Desa Kauman dan Desa Mriyunan
✔ di sekitar Pasar Ujungpangkah dan pemusatan fasilitas pendidikan di Desa Pangkah
Wetan
✔ di sekitar Pasar Sekapuk dan pemusatan fasilitas umum di Desa Doudo dan Desa
Sekapuk
✔ di sekitar Pasar Campurejo dan TPI Campurejo di Desa Campurejo
✔ pemusatan fasilitas umum, industri dan perdagangan jasa di koridor Jalan Pantura

Berdasarkan kecenderungan dan aksesibilitas di atas, maka arahan rencana


pengembangan pusat pelayanan pada WP Gresik Utara adalah sebagai berikut :

MATERI TEKNIS IV-6


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik

(1) Pusat pelayanan kota/kawasan perkotaan yaitu pada SWP A Blok I.A.1 fungsi sebagai
pusat pemerintahan, pusat fasilitas umum, pusat perdagangan jasa.
(2) Sub pusat pelayanan kota/kawasan perkotaan meliputi:
a. Sub pusat pelayanan kota/kawasan perkotaan di SWP B Blok I.B.3 dengan fungsi
sebagai agroindustri, perdagangan jasa, pariwisata;
b. Sub pusat pelayanan kota/kawasan perkotaan di SWP C Blok I.C.1 dengan fungsi
pertanian, perikanan, hortikultura dan perdagangan jasa; dan
c. Sub pusat pelayanan kota/kawasan perkotaan di SWP D Blok I.D.1 dengan fungsi
perdagangan jasa, industri dan perikanan.
(3) Pusat pelayanan lingkungan berupa Pusat Lingkungan Kelurahan/Desa terdiri atas:
a. Pusat Lingkungan Desa Randuboto pada SWP A Blok I.A.1;
b. Pusat Lingkungan Desa Golokan pada SWP A Blok I.A.2;
c. Pusat Lingkungan Desa Wadeng pada SWP B Blok I.B.1;
d. Pusat Lingkungan Desa Kertosono pada SWP B Blok I.B.1;
e. Pusat Lingkungan Desa Wotan pada SWP B Blok I.B.2;
f. Pusat Lingkungan Desa Doudo pada SWP B Blok I.B.2;
g. Pusat Lingkungan Desa Ngemboh pada SWP C Blok I.C.4;
h. Pusat Lingkungan Desa Campurejo pada SWP D Blok I.D.1; dan
i. Pusat Lingkungan Desa Delegan pada SWP D Blok I.D.2.

MATERI TEKNIS IV-7


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik

Peta 4.2. Rencana Pengembangan Pusat Pelayanan

MATERI TEKNIS IV-8


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik

4.3. RENCANA JARINGAN TRANSPORTASI


Rencana jaringan transportasi pada WP Gresik Utara terdiri atas:
a. jalan kolektor primer;
b. jalan lokal primer;
c. jalan lingkungan primer;
d. jalan lingkungan sekunder;
e. jalan khusus;
f. jalan tol;
g. terminal penumpang tipe C;
h. jembatan;
i. halte;
j. terminal khusus; dan
k. pelabuhan perikanan pantai.

Berikut lebih detailnya :


4.3.1. Jaringan Jalan
Jaringan jalan merupakan satu kesatuan jaringan jalan yang terdiri dari sistem jaringan jalan
primer dan sistem jaringan jalan sekunder yang terjalin dalam hubungan hierarki.
1) Sistem Jaringan Primer
Sistem jaringan jalan primer disusun berdasarkan rencana tata ruang dan pelayanan
distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional,
dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat
kegiatan sebagai berikut :
a. menghubungkan secara menerus pusat kegiatan nasional, pusat kegiatan wilayah,
pusat kegiatan lokal sampai ke pusat kegiatan lingkungan; dan
b. menghubungkan antarpusat kegiatan nasional.
2) Sistem Jaringan Sekunder
Sistem jaringan jalan sekunder disusun berdasarkan rencana tata ruang wilayah
kabupaten/kota dan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam
kawasan perkotaan yang menghubungkan secara menerus kawasan yang mempunyai
fungsi primer, fungsi sekunder kesatu, fungsi sekunder kedua, fungsi sekunder ketiga,
dan seterusnya sampai ke persil.

MATERI TEKNIS IV-9


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik

Berdasarkan PP No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan, fungsi jalan (sifat dan
pergerakan pada lalu lintas dan angkutan jalan) dibedakan menjadi:
a. Jalan Arteri Primer menghubungkan secara berdaya guna antarpusat kegiatan
nasional atau antara pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan wilayah, ciri ciri
jalan arteri primer adalah sebagai berikut :
▪ Jalan arteri primer didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 60 (enam
puluh) kilometer per jam dengan lebar badan jalan paling sedikit 11 (sebelas)
meter.
▪ Mempunyai kapasitas yang lebih besar dari volume lalu lintas rata-rata.
▪ Pada jalan arteri primer lalu lintas jarak jauh tidak boleh terganggu oleh lalu lintas
ulang alik, lalu lintas lokal, dan kegiatan lokal.
▪ Jalan arteri primer yang memasuki kawasan perkotaan dan/atau kawasan
pengembangan perkotaan tidak boleh terputus.
b. Jalan Kolektor Primer menghubungkan secara berdaya guna antara pusat kegiatan
nasional dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat kegiatan wilayah, atau antara pusat
kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lokal, dengan ciri ciri sebagai berikut :
▪ Jalan kolektor primer didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 40
(empat puluh) kilometer per jam dengan lebar badan jalan paling sedikit 9
(sembilan) meter.
▪ Jalan kolektor primer mempunyai kapasitas yang lebih besar dari volume lalu lintas
rata-rata.
▪ Jalan kolektor primer yang memasuki kawasan perkotaan dan/atau kawasan
pengembangan perkotaan tidak boleh terputus.
c. Jalan Lokal Primer menghubungkan secara berdaya guna pusat kegiatan nasional
dengan pusat kegiatan lingkungan, pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan
lingkungan, antarpusat kegiatan lokal, atau pusat kegiatan lokal dengan pusat kegiatan
lingkungan, serta antarpusat kegiatan lingkungan. Ciri ciri jalan lokal primer :
▪ Jalan lokal primer didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 20 (dua
puluh) kilometer per jam dengan lebar badan jalan paling sedikit 7,5 (tujuh koma
lima) meter.
▪ Jalan lokal primer yang memasuki kawasan perdesaan tidak boleh terputus.
d. Jalan lingkungan primer menghubungkan antarpusat kegiatan di dalam kawasan
perdesaan dan jalan di dalam lingkungan kawasan perdesaan.

MATERI TEKNIS IV-10


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik

▪ Jalan lingkungan primer didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 15


(lima belas) kilometer per jam dengan lebar badan jalan paling sedikit 6,5 (enam
koma lima) meter.
▪ Persyaratan teknis jalan lingkungan primer diperuntukkan bagi kendaraan bermotor
beroda tiga atau lebih.
▪ Jalan lingkungan primer yang tidak diperuntukkan bagi kendaraan bermotor beroda
tiga atau lebih harus mempunyai lebar badan jalan paling sedikit 3,5 (tiga koma
lima) meter.
e. Jalan arteri sekunder menghubungkan kawasan primer dengan kawasan sekunder
kesatu, kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kesatu, atau kawasan
sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kedua. Ciri-cirinya sebagai berikut :
▪ Jalan arteri sekunder didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 30 (tiga
puluh) kilometer per jam dengan lebar badan jalan paling sedikit 11 (sebelas)
meter.
▪ Jalan arteri sekunder mempunyai kapasitas yang lebih besar daripada volume lalu
lintas rata-rata.
▪ Pada jalan arteri sekunder lalu lintas cepat tidak boleh terganggu oleh lalu lintas
lambat.
▪ Persimpangan sebidang pada jalan arteri sekunder dengan pengaturan tertentu
harus dapat memenuhi ketentuan.
f. Jalan kolektor sekunder menghubungkan kawasan sekunder kedua dengan kawasan
sekunder kedua atau kawasan sekunder kedua dengan kawasan sekunder ketiga.
▪ Jalan kolektor sekunder didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 20
(dua puluh) kilometer per jam dengan lebar badan jalan paling sedikit 9 (sembilan)
meter.
▪ Jalan kolektor sekunder mempunyai kapasitas yang lebih besar daripada volume lalu
lintas rata-rata.
▪ Pada jalan kolektor sekunder lalu lintas cepat tidak boleh terganggu oleh lalu lintas
lambat .
▪ Persimpangan sebidang pada jalan kolektor sekunder dengan pengaturan tertentu
harus memenuhi ketentuan.
g. Jalan lokal sekunder menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan perumahan,
kawasan sekunder kedua dengan perumahan, kawasan sekunder ketiga dan seterusnya
sampai ke perumahan.

MATERI TEKNIS IV-11


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik

▪ Jalan lokal sekunder didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 10


(sepuluh) kilometer per jam dengan lebar badan jalan paling sedikit 7,5 (tujuh koma
lima) meter.
h. Jalan lingkungan sekunder menghubungkan antarpersil dalam kawasan perkotaan.
▪ Jalan lingkungan sekunder didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah
10 (sepuluh) kilometer per jam dengan lebar badan jalan paling sedikit 6,5 (enam
koma lima) meter.
▪ Persyaratan teknis jalan lingkungan sekunder diperuntukkan bagi kendaraan
bermotor beroda 3 (tiga) atau lebih.
▪ Jalan lingkungan sekunder yang tidak diperuntukkan bagi kendaraan bermotor
beroda 3 (tiga) atau lebih harus mempunyai lebar badan jalan paling sedikit 3,5
(tiga koma lima) meter

Berdasarkan ketentuan di atas dan menyesuiakan dengan Revisi RTRW Kabupaten Gresik
maka rencana jaringan jalan di WP Gresik Utara meliputi :
Tabel 4.3. Rencana Pengembangan Jaringan Jalan Berdasarkan Fungsi Jalan di WP
Gresik Utara
Rencana Nama Jalan Sumber

Jalan Kolektor Ruas Sadang (Bts. Kabupaten Lamongan) – Bts. Kota Keputusan Menteri Pekerjaan
Primer Satu Gresik yang melintasi: SWP A Blok I.A.1, Blok I.A.2, Umum Dan Perumahan Rakyat
SWP B Blok I.B.1, Blok I.B.2, Blok B,3, Blok I.B.4, SWP
(JKP-1) dengan D Blok I.D.1, Blok I.D.2, Blok I.D.3, Blok I.D.4 Republik Indonesia
status Jalan
Nasional Nomor: 248/KPTS/M/2015

Tentang

Penetapan Ruas Jalan Dalam


Jaringan Jalan Primer Menurut

Fungsinya Sebagai Jalan Arteri


(JAP) dan Jalan Kolektor-1 (JKP-1)

Jalan Kolektor 1. Ruas Banyuurip – Ngemboh pada SWP C Blok Revisi RTRW Kabupaten Gresik,
Primer Empat I.C.3, Blok I.C.4; Keputusan Bupati Gresik Nomor :
(JKP-4) 620/503/HK/437.12/2016 tentang
2. Jalan Kertosono – Sidayu (Lasem – Gerdugung) Ruas Jalan Menurut Statusnya
melintasi SWP A Blok I.A.2 dan SWP B Blok I.B.1 sebagai Jalan Kabupaten, 2016
Bupati dan hasil rencana
3. Jalan Raya Tenggilis (Golokan - Ujung Pangkah)
pada SWP A Blok I.A.1, Blok I.A.2 dan SWP C Blok
I.C.1;

4. Jalan Raya Dalegan (Panceng-Dalegan) pada SWP

MATERI TEKNIS IV-12


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik

Rencana Nama Jalan Sumber

D Blok I.D.1, Blok I.D.2;

5. Jalan Sitrada (Pangkah Kulon-Boolo) pada SWP B


Blok I.B.4 dan SWP C Blok I.C.1, Blok I.C.2;

6. Ruas Sekapuk – Ujungpangkah pada SWP C Blok


I.C.1, Blok I.C.3

7. Ruas Panceng-Lowayu melintasi SWP D Blok I.D.2,


Blok I.D.3, Blok I.D.4; dan

8. Ruas Surowiti-Sumurber melintasi SWP D Blok


I.D.3; dan

9. Ruas Lohgung - Sadang (Bts. Kab. Lamongan) yang


melintasi SWP D Blok I.D.1, Blok I.D.4.

10. Jl. Raya Tenggilis (Sekapuk - Ujung Pangkah)


melintasi SWP B Blok I.B.1, Blok I.B.3, Blok I.B.4
dan SWP C Blok I.C.2, Blok C.3;

11. Ruas Ngemboh-Dalegan melintasi SWP C Blok


I.C.4 dan SWP D Blok I.D.2.

Jalan Lokal a. Ruas Dalam Kota Sidayu melintasi SWP A Blok Revisi RTRW Kabupaten Gresik,
Primer I.A.1, Blok I.A.2;. Keputusan Bupati Gresik Nomor :
620/503/HK/437.12/2016 tentang
b. Jalan Telaga Rambit (Jalan Dalam Kota Sidayu) Ruas Jalan Menurut Statusnya
melintasi SWP A Blok I.A.1, Blok I.A.2; sebagai Jalan Kabupaten, 2016
Bupati dan hasil rencana
c. Jalan Sumur Watu (Dalam Kota Sidayu) melintasi
SWP A Blok I.A.1;

d. Jalan Bhayangkara melintasi SWP A Blok I.A.1, Blok


I.A.2;

e. Ruas Sidayu – Randuboto (Jalan Pelita III) melintasi


SWP A Blok I.A.1, Blok I.A.2;

f. Ruas Melirang-Raci Tengah (Jalan Raci Tengah)


melintasi SWP A Blok I.A.2;

g. Jalan Raya Badrun melintasi SWP A Blok I.A.1;

h. Ruas Wotan-Petung (Jalan Raya Desa Wotan)


melintasi SWP B Blok I.B.2;

i. Ruas Ujungpangkah-Tajung melintasi SWP C Blok


I.C.1;

j. Ruas Dalegan-Campurejo melintasi SWP D Blok


I.D.1, Blok I.D.2; dan

k. Ruas Panceng-Campurejo melintasi SWP D Blok


I.D.1, Blok I.D.4.

MATERI TEKNIS IV-13


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik

Rencana Nama Jalan Sumber

l. Jalan lokal primer lainnya melintasi SWP A Blok


I.A.1.

Jalan Melintasi SWP A Blok I.A.1, Blok I.A.2, SWP B Blok Hasil survey, 2019
Lingkungan I.B.1, Blok I.B.2, Blok I.B,3, Blok I.B.4, SWP C Blok
Sekunder I.C.1, Blok I.C.2, Blok I.C.3, Blok I.C.4, SWP D Blok
I.D.1, Blok I.D.2, Blok I.D.3, Blok I.D.4 meliputi :

Jalan Melintasi SWP A Blok I.A.1, Blok I.A.2; SWP B Blok Hasil survey, 2019
Lingkungan I.B.1, Blok I.B.2, Blok I.B,3, Blok I.B.4; SWP C Blok
Primer I.C.1, Blok I.C.2, Blok I.C.3, Blok I.C.4; dan SWP D
Blok I.D.1, Blok I.D.2, Blok I.D.3, Blok I.D.4.

Jalan khusus Melintasi SWP A Blok I.A.2; SWP B Blok I.B.1, Blok Hasil survey, 2019
I.B.2, Blok I.B,3, Blok I.B.4; SWP C Blok I.C.3; dan
SWP D Blok I.D.1, Blok I.D.2, Blok I.D.3, Blok I.D.4.

Rencana jalan Jalan Tol Ngawi-Bojonegoro-Tuban-Lamongan-Manyar- Revisi RTRW Kabupaten Gresik


tol Bunder berada di WP Gresik Utara
RTR KSN GKS

Sumber : Hasil Analisis

Pengembangan jaringan jalan dimaksudkan untuk memberikan kemudahan


pelayanan pergerakan antar bagian kawasan didalam kawasan perencanaan dan membuka
akses kawasan perencanaan dengan kawasan sekitarnya yang diintegrasikan dengan sistem
jaringan jalan kota atau regional.
Arahan rencana pengembangan jaringan jalan guna mendukung terciptanya
pemerataan pembangunan dan pengembangan wilayah di wilayah perencanaan yang
disesuaikan dengan arahan RTRW Kabupaten Gresik dan Perpres 80 Tahun 2019 meliputi :
▪ Pengembangan rencana jalan tol Jalan Tol Ngawi-Bojonegoro-Tuban-Lamongan-
Manyar-Bunder melalui SWP A Blok I.A.2, SWP B Blok I.B.1, I.B.2, SWP D Blok I.D.3,
I.D.4
▪ Pengembangan jalan menuju interchange tol Ngawi-Bojonegoro-Lamongan di SWP A
dan SWP D.
▪ Peningkatan Jalan Nasional Kolektor Primer / Daendels (Lohgung - BTS. Kota Gresik
▪ Peningkatan kondisi jalan dari jalan batu dan tanah menjadi jalan beraspal, yaitu di
Kecamatan Panceng (ruas jalan Wotan-Petung, Sukodono – Mentaras, Surowiti –
Serah, Surowiti – Ngimboh, Sumerber – Wotan, Ketanen – Pantenan)
▪ Pelebaran jalan untuk Jalan PU Gosari
▪ Pengembangan jalan yang menuju Kawasan TPI

MATERI TEKNIS IV-14


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik

▪ Peningkatan fisik jalan dengan peningkatan perkerasan pada jalan yang rusak
▪ Pelebaran jalan menuju akses wisata dan menuju Kawasan Ekosistem Esensial (KEE)
▪ Pemeliharaan Jalan pada seluruh ruas jalan
▪ Pengembangan jalan di dalam kawasan permukiman dengan lebar minimal 6 meter

Pengembangan fungsi jalan di wilayah perencanaan pada beberapa ruas jalan yang
menghubungkan beberapa aktivitas penting masyarakat dalam lingkup internal wilayah
perencanaan khususnya, maupun dalam lingkup regional dengan wilayah di luar wilayah
perencanaan. Sistem jaringan jalan merupakan satu kesatuan jaringan jalan yang terdiri dari
sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder yang terjalin dalam
hubungan hierarki.
Perencanaan dimensi jalan meliputi penentuan lebar Ruang manfaat jalan (Rumaja),
Ruang milik jalan (Rumija) dan Ruang pengawasan jalan (Ruwasja). Dalam penetapan
dimensi jalan ini harus memenuhi standar minimum yang terdapat cukup ruang untuk jalur
hijau dan kelengkapan jalan (street furniture). Untuk ketentuan dimensi jalan ini mengacu
pada PP. 34 tahun 2006 tentang Jalan.
Perkerasan jalan ditentukan selain berpedoman pada fungsi jalannya, juga
kemampuan lahan dan volume lalu lintasnya. Sedangkan lebar jalan merupakan penampang
geometrik jalan yang dibedakan atas 3 jenis, yaitu :
● Lebar Ruang Manfaat Jalan
● Lebar Ruang Milik Jalan
● Lebar Ruang Pengawasan Jalan
Penentuan lebar dan besaran masing-masing kelompok dimensi jalan tersebut dilakukan
dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
● Laju Harian Rata-rata (LHR) jalan
● Konstruksi jalan eksisting ( lebar jalan dan lebar sempadan bangunan )
● Fungsi jalan
● Pedoman konstruksi jalan.
Sedangkan mengenai arahan lebar dimensi jalan disesuaikan dengan fungsi dari jalan
tersebut, terutama yang menyangkut tentang penentuan lebar Ruang Manfaat Jalan ,
Ruang Milik Jalan dan Ruang Pengawasan Jalan sebagai berikut :

a. Ruang Manfaat Jalan


Merupakan ruang sepanjang jalan yang terdiri dari median jalan, perkerasan jalan, bahu
jalan, saluran tepi jalan, Pedestrian, gorong-gorong dan bangunan pelengkap jalan

MATERI TEKNIS IV-15


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik

lainnya. Lebar Ruang Manfaat Jalan untuk setiap fungsi jalan yang diarahkan di
Kawasan perencanaan sebagai berikut :
● Jalan Arteri Primer = > 16 meter
● Jalan Kolektor Primer = > 14 meter
● Jalan Lokal Primer = > 11 meter
● Jalan Arteri Sekunder = > 20 meter
● Jalan Kolektor Sekunder = > 10 meter
● Jalan Lokal Sekunder = > 5 meter
● Jalan Lingkungan = > 3 meter

b. Ruang Milik Jalan


Merupakan ruang sepanjang jalan yang meliputi Ruang Manfaat Jalan ditambah dengan
ruang tertentu yang diperuntukan bagi pelebaran jalan dan penambahan jalur lalu lintas.
Ruang yang dimaksud adalah sempadan pagar, yaitu ruang antara pagar rumah dengan
tepi luar saluran drainase. Lebar Ruang Milik Jalan untuk setiap fungsi jalan adalah :
● Jalan Arteri Primer = > 22 meter
● Jalan Kolektor Primer = > 18 meter
● Jalan Lokal Primer = > 14 meter
● Jalan Arteri Sekunder = > 24 meter
● Jalan Kolektor Sekunder = > 11 meter
● Jalan Lokal Sekunder = > 6 meter
● Jalan Lingkungan = > 4 meter

c. Ruang Pengawasan Jalan


Merupakan ruang sepanjang jalan yang meliputi Ruang Milik Jalan ditambah dengan
ruang tertentu, yang diperuntukan bagi pandangan bebas pengemudi dan pengamanan
konstruksi jalan. Ruang yang dimaksudkan adalah sempadan bangunan, yaitu ruang
yang berbatasan antara batas tembok bangunan rumah terluar/terdepan dengan batas
pagar rumah. Lebar Ruang Pengawasan Jalan untuk setiap fungsi jalan sebagai berikut:
● Jalan Arteri Primer = > 40 meter
● Jalan Kolektor Primer = > 30 meter
● Jalan Lokal Primer = > 20 meter
● Jalan Arteri Sekunder = > 40 meter
● Jalan Kolektor Sekunder = > 14 meter

MATERI TEKNIS IV-16


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik

● Jalan Lokal Sekunder = > 8 meter


● Jalan Lingkungan = > 6 meter

Dengan mengacu pada ketentuan diatas, maka untuk pengembangan geometris


jalan di Kawasan perencanaan dilakukan dengan penyesuaian terhadap karakteristik
transportasi yang ada, dengan tetap mengacu pada ketentuan tersebut terutama terhadap
batasan minimum yang ditetapkan.

Tabel 4.4. Rencana Pengembangan Dimensi Jalan di WP Gresik Utara


Arahan Dimensi Jalan
No Fungsi Jalan Nama Jalan berdasarkan PP No. 34 tahun
2006

1 Jalan Kolektor Ruas Sadang (Bts. Kabupaten Lamongan) – Bts. Kota Rumija : 25 meter
Primer Satu Gresik yang melintasi SWP A Blok I.A.1, Blok I.A.2;
SWP B Blok I.B.1, Blok I.B.2, Blok B,3, Blok I.B.4; SWP Lebar jalan : 11 meter
(JKP-1) dengan D Blok I.D.1, Blok I.D.2, Blok I.D.3, Blok I.D.4.
status Jalan
Nasional

2 Jalan Kolektor 1. Ruas Banyuurip – Ngimboh pada SWP C Blok I.C.3, Rumija : 15 meter
Primer Empat Blok I.C.4;
(JKP-4) dengan Lebar jalan : 9 meter
status jalan 2. Ruas Lasem-Gerdugung (Jalan Kertosono-Sidayu)
kabupaten melintasi SWP A Blok I.A.2 dan SWP B Blok I.B.1;

3. Ruas Golokan - Ujung Pangkah (Jalan Raya


Tenggilis) pada SWP A Blok I.A.1, Blok I.A.2 dan
SWP C Blok I.C.1;

4. Ruas Panceng-Dalegan (Jalan Raya Dalegan) pada


SWP D Blok I.D.1, Blok I.D.2;

5. Ruas Pangkah Kulon-Boolo (Jalan Sitrada) pada


SWP B Blok I.B.4 dan SWP C Blok I.C.1, Blok
I.C.2;

6. Ruas Sekapuk – Ujungpangkah (Jalan Raya


Tenggilis) pada SWP B Blok I.B.1, Blok I.B.3, Blok
I.B.4 dan SWP C Blok I.C.2, Blok C.3;

7. Ruas Panceng-Lowayu melintasi SWP D Blok I.D.2,


Blok I.D.3, Blok I.D.4; dan

8. Ruas Surowiti-Sumurber melintasi SWP D Blok


I.D.3; dan

9. Ruas Ngemboh-Dalegan pada SWP C Blok I.C.4


dan SWP D Blok I.D.2.

10. Ruas Lohgung - Sadang (Bts. Kab. Lamongan)

MATERI TEKNIS IV-17


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik

Arahan Dimensi Jalan


No Fungsi Jalan Nama Jalan berdasarkan PP No. 34 tahun
2006

yang melintasi SWP D Blok I.D.1, Blok I.D.4.

11. Ruas Sekapuk-Ujungpangkah melintasi SWP C Blok


I.C.1, Blok I.C.3.

3 Jalan Lokal a. Ruas Dalam Kota Sidayu melintasi SWP A Blok Rumija : 11 meter
Primer I.A.1, Blok I.A.2;.
Lebar jalan : 7 meter
b. Ruas Dalam Kota Sidayu (Jalan Telaga Rambit)
melintasi SWP A Blok I.A.1, Blok I.A.2;

c. Ruas Dalam Kota Sidayu (Jalan Sumur Watu)


melintasi SWP A Blok I.A.1

d. Jalan Bhayangkara melintasi SWP A Blok I.A.1, Blok


I.A.2

e. Ruas Sidayu – Randuboto (Jalan Pelita III) melintasi


SWP A Blok I.A.1, Blok I.A.2;

f. Ruas Melirang-Raci Tengah (Jalan Raci Tengah)


melintasi SWP A Blok I.A.2;

g. Jalan Raya Badrun melintasi SWP A Blok I.A.1;

h. Ruas Wotan-Petung (Jalan Raya Desa Wotan)


melintasi SWP B Blok I.B.2;

i. Ruas Ujungpangkah-Tajung melintasi SWP C Blok


I.C.1;

j. Ruas Dalegan-Campurejo melintasi SWP D Blok


I.D.1, Blok I.D.2; dan

k. Ruas Panceng-Campurejo melintasi SWP D Blok


I.D.1, Blok I.D.4.

l. Jalan lokal primer lainnya melintasi SWP A Blok I.A.1.

4 Jaringan Jalan Meliputi SWP A Blok I.A.1, Blok I.A.2; SWP B Blok Rumija : 6 meter
Lingkungan I.B.1, Blok I.B.2, Blok I.B,3, Blok I.B.4; SWP C Blok
Sekunder I.C.1, Blok I.C.2, Blok I.C.3, Blok I.C.4; dan SWP D Lebar jalan : 4 meter
Blok I.D.1, Blok I.D.2, Blok I.D.3, Blok I.D.4.

5 Jaringan Jalan Meliputi SWP A Blok I.A.1, Blok I.A.2; SWP B Blok Rumija : 6 meter
Lingkungan I.B.1, Blok I.B.2, Blok I.B,3, Blok I.B.4; SWP C Blok
Primer I.C.1, Blok I.C.2, Blok I.C.3, Blok I.C.4; dan SWP D Lebar jalan : 4 meter
Blok I.D.1, Blok I.D.2, Blok I.D.3, Blok I.D.4.

6 Jaringan Jalan Meliputi SWP A Blok I.A.2; SWP B Blok I.B.1, Blok -
Khusus I.B.2, Blok I.B,3, Blok I.B.4; SWP C Blok I.C.3; dan
SWP D Blok I.D.1, Blok I.D.2, Blok I.D.3, Blok I.D.4.

Sumber : Hasil Rencana

MATERI TEKNIS IV-18


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik

MATERI TEKNIS IV-19


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik

Berikut ini adalah ilustrasi penampang rencana dimensi jalan untuk WP Gresik Utara :

Gambar 4. 1 Ilustrasi Rencana Penampang JKP-1

Gambar 4. 2 Ilustrasi Rencana Penampang Jalan Lokal

Gambar 4. 3 Ilustrasi Rencana Penampang Jalan Lingkungan

MATERI TEKNIS IV-20


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik

4.3.2. Terminal
Pada kondisi eksisting di WP Gresik Utara belum ada terminal angkutan umum.
Terdapat beberapa angkutan yang melalui WP Gresik Utara diantaranya Bis jurusan
Surabaya-Paciran dan angkutan Lyn yang menuju Kecamatan Sidayu, Kecamatan
Ujungpangkah dan Kecamatan Panceng.
Angkutan umum yang melalui WP Gresik Utara yaitu :
- angkutan Lyn C, Lyn D, angkutan Lyn Gub Suryo-S. Legowo yang melewati
Kecamatan Sidayu
- angkutan Lyn Gub. Suryo – Panveng yang melewati Kecamatan Panceng
- angkutan Lyn C, Lyn D, angkutan Lyn Gub Suryo-Ujungpangkah yang melewati
Kecamatan Ujungpangkah

Berdasarkan kajian dari Dinas Perhubungan, terdapat rencana terminal penumpang


tipe C di SWP A Kecamatan Panceng untuk melayani pergerakan angkutan wilayah Utara
dan sekitarnya. Pengembangan terminal parkir khusus barang di arahkan di Gresik Utara,
diharapkan untuk mendukung pertumbuhan industri di Kabupaten Gresik dikarenakan
memiliki akses paling dekat ke Pelabuhan Brondong (Lamongan) dan juga akan terakses
oleh rencana tol Gresik Lamongan Tuban.
Pada WP Gresik Utara direncanakan penyediaan moda angkutan pariwisata yang
khusus melayani wisatawan menuju objek wisata di WP Gresik Utara dari Terminal
Penumpang.

4.3.3. Jembatan
Jembatan adalah Jalan yang terletak di atas permukaan air dan/atau di atas
permukaan tanah. Jaringan jalan di WP Gresik Utara dilalui beberapa jembatan baik dalam
kondisi perkerasan baik dan sebagian dalam kondisi rusak. Untuk ke depannya,
dikembangkan jembatan pada WP Gresik Utara dan diperlukan pemeliharaan jembatan.

4.3.4. Halte
Halte atau shelter digunakan untuk menaikkan dan menurunkan penumpang.
Rencana pengembangan halte ataupun shelter diarahkan pada ruas jalan yang dilewati
angkutan umum. Pengembangan prasarana ini diprioritaskan diarahkan pada koridor
jalan yang dilewati oleh kendaraan angkutan umum bus. Dengan adanya shelter ini
diharapkan dapat menertibkan pola pengambilan penumpang, pemberhentian sementara

MATERI TEKNIS IV-21


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik

dan lokasi sub terminal untuk angkutan kota yang akan berakibat kepada kemacetan
lalu lintas, terjadinya kecelakaan, dsb.
Shelter diletakkan pada jalur pejalan kaki, dengan membuat perbedaan ketinggian
lantai dengan satu atau dua trap yang membedakan shelter dan pedestrian yang dibuat
memutari shelter tersebut. Dengan tetap mempertimbangkan keberadaan fungsi
perumahan yang merupakan fungsi dominan kawasan, maka harus dipertimbangkan
juga keberadaan para penyandang cacat, utamanya yang berkursi roda. Sehingga,
perbedaan ketinggian lantai yang ada, nantinya diterapkan dengan ramp system. Desain
penataan halte/shelter dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 4. 4 Penataan Shelter di Koridor Jalan


Sumber : Hasil Rencana, 2019

Pengembangan halte pada WP Gresik Utara terdapat pada SWP A Blok I.A.1, Blok I.A.2,
SWP B Blok I.B.1,SWP C Blok I.C.1, dan SWP D Blok I.D.1 yaitu meliputi :
a. ditempatkan pada jaringan jalan yang menjadi jalur trayek angkutan umum;
b. ditempatkan pada pusat perkotaan, pusat perdagangan jasa, dekat kegiatan
pariwisata dan SPU pada seluruh SWP.
c. pengembangan halte untuk pendukung shuttle bis wisata.

4.3.5. Terminal Khusus


Terminal khusus adalah Terminal yang terletak di luar daerah lingkungan kerja dan
daerah lingkungan kepentingan pelabuhan yang merupakan bagian dari pelabuhan
terdekat untuk melayani kepentingan sendiri sesuai dengan usaha pokoknya.

MATERI TEKNIS IV-22


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik

Pada WP Gresik Utara didominasi oleh pengembangan zona kawasan peruntukan


industri. Dalam mendukung kelancaran pergerakan kegiatan KPI maka direncanakan
terminal khusus di SWP C Blok I.C.4.

4.3.6. Pelabuhan Perikanan Ikan


Pelabuhan Perikanan Pantai adalah Tempat yang terdiri atas daratan dan perairan di
sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan
kegiatan sistem bisnis perikanan yang digunakan sebagai tempat kapal perikanan
bersandar, berlabuh, dan/atau bongkar muat ikan yang dilengkapi dengan fasilitas
keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang perikanan kelas C. Pelabuhan Perikanan
Pantai di WP Gresik Utara yaitu PPP Campurejo di SWP D Blok I.D.1.
Untuk TPI (Tempat Pelelangan Ikan) di WP Gresik Utara yaitu TPI Karangtumpuk,
TPI Banyuurip dan TPI Randuboto sebagai pendukung kegiatan perikanan dan kawasan
minapolitan di WP Gresik Utara.
TPI (Tempat Pelelangan Ikan) di WP Gresik Utara berada di SWP A Blok I.A.1 dan
SWP D Blok I.D.1. Perlu pengoptimalan PPI eksisting dengan pemeliharaan dan
penambahan prasarana penunjang.

MATERI TEKNIS IV-23


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik

Peta 4.3. Rencana Jaringan Transportasi

MATERI TEKNIS IV-24


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik

4.4. RENCANA JARINGAN ENERGI


Pengembangan jaringan gas bumi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan akan
sistem prasarana gas yang berfungsi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam kaitannya dengan kegiatan pengembangan/
pembangunan daerah. Tingkat pelayanan gas di suatu daerah akan sangat tergantung dari
kemampuan penyediaan prasarana gas yang didalamnya mencakup sistem jaringan,
komponen prasarana dan rencana/ pengembangannya.
Dalam merencanakan kebutuhan gas maka dapat menggunakan perkiraan yang
telah dilakukan PT. PGN, baik untuk memenuhi kebutuhan pelanggan domestik maupun non
domestik. Lokasi penempatan pemasangan jaringan gas sebaiknya dilakukan dengan
mengikuti jaringan jalan utama untuk memudahkan penyambungan.
Rencana pengembangan Jaringan Penyaluran Gas Bumi dari Kilang Pengolahan-
Konsumen melintasi :
a. SWP A Blok I.A.1, Blok I.A.2;
b. SWP B Blok I.B.1, Blok I.B.3, Blok I.B.4;
c. SWP C Blok I.C.2, Blok I.C.3; dan
d. SWP D Blok I.D.1, Blok I.D.2, Blok I.D.3.

Untuk pemenuhan kebutuhan penerangan pada kawasan perencanaan sudah


terpenuhi dengan adanya pelayanan dari PLN, dimana jangkauan jaringan listrik di kawasan
perencanaan sudah mencapai ke seluruh wilayah. Kebutuhan terhadap listrik ini tidak hanya
untuk konsumsi rumah tangga, tetapi juga untuk penerangan jalan, fasilitas sosial,
perdagangan dan industri.
Kebutuhan listrik di WP Gresik Utara menggunakan Saluran Udara Tegangan
Menengah (SUTM) dan Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR) yang tersebar hampir
merata di seluruh wilayah perencanaan.
Secara umum semua penduduk di WP Gresik Utara kebutuhan listrik untuk
masyarakat menggunakan jasa listrik dari PLN. Perhitungan kebutuhan listrik untuk 5 Tahun,
10 Tahun, 15 Tahun, dan 20 Tahun mendatang diperoleh melalui standar:
❖ Rumah tangga kapling besar : 1300 VA/unit rumah

❖ Rumah tangga kapling sedang : 900 VA/unit rumah


❖ Rumah tangga kapling kecil : 450 VA/unit rumah

❖ Fasilitas perdagangan dan jasa : 40% dari kebutuhan perumahan

MATERI TEKNIS IV-25


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik

❖ Fasilitas umum : 10% dari kebutuhan perumahan


❖ Penerangan jalan : 1% dari kebutuhan perumahan
❖ Kehilangan daya : 10% dari kebutuhan perumahan
❖ Cadangan : 10% dari kebutuhan perumahan

Berdasarkan proyeksi kebutuhan listrik di WP Gresik Utara, diketahui bahwa total


daya yang dibutuhkan untuk kegiatan penduduk di akhir tahun perencanaan adalah 53.203
KVA. Penambahan ini sebanding dengan penambahan fasilitas pendukung kegiatan
penduduk yang membutuhkan listrik di dalamnya. Sehingga rencana pengembangan
jaringan energi WP Gresik Utara, meliputi:
(1) Pemeliharaan dan pengembangan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT)
melintasi:
a. SWP A Blok I.A.2;
b. SWP B Blok I.B.1; dan
c. SWP D Blok I.D.4.
(2) Pemeliharaan dan pengembangan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)
melintasi :
a. SWP A Blok I.A.1, Blok I.A.2;
b. SWP B Blok I.B.1, Blok I.B.2, Blok I.B.3, Blok I.B.4,;
c. SWP C Blok I.C.1, Blok I.C.2, Blok I.C.3, Blok I.C.4; dan
d. SWP D Blok I.D.1, Blok I.D.2, Blok I.D.3, Blok I.D.4.
(3) Pemeliharaan dan pengembangan Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR)
melintasi:
a. SWP A Blok I.A.1, Blok I.A.2;
b. SWP B Blok I.B.1, Blok I.B.2, Blok I.B.3, Blok I.B.4;
c. SWP C Blok I.C.1, Blok I.C.2, Blok I.C.3, Blok I.C.4; dan
d. SWP D Blok I.D.1, Blok I.D.2, Blok I.D.3, Blok I.D.4.
(4) Gardu listrik meliputi :
a. Pengembangan Gardu induk berada di SWP A Blok I.A.2.
b. Pemeliharaan dan pengembangan Gardu distribusi berada :
 SWP A Blok I.A.1, Blok I.A.2;
 SWP B Blok I.B.1, Blok I.B.3, Blok I.B.4;
 SWP C Blok I.C.1, Blok I.C.2, Blok I.C.3, Blok I.C.4; dan
 SWP D Blok I.D.1, Blok I.D.2, Blok I.D.3.

MATERI TEKNIS IV-26


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik

MATERI TEKNIS IV-27


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik

(5) Pengembangan penerangan jalan umum pada seluruh jalan di WP Gresik Utara
serta pengembangan penerangan jalan menggunakan konsep tenaga surya.

Gambar 4. 5 Ilustrasi Penampang Jaringan Gas dan PJU

MATERI TEKNIS IV-28


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik

Tabel 4.5. Proyeksi Kebutuhan Listrik WP Gresik Utara


Total Kebutuhan Listrik (VA) Tahun 2039
No. Desa
Rmh Kav Kecil Rmh Kav Sedang Rmh Kav Besar Total Keb. Rumah Listrik Fasum Penerangan Jalan
1 Purwodadi 118.396 118.396 57.006 293.798 29.380 2.938
2 Golokan 327.757 327.757 157.809 813.323 81.332 8.133
3 Ngawen 152.538 152.538 73.444 378.519 37.852 3.785
4 Asem Papak 65.255 65.255 31.419 161.928 16.193 1.619
5 Sidomulyo 60.742 60.742 29.246 150.730 15.073 1.507
6 Kauman 36.338 36.338 17.496 90.173 9.017 902
7 Bunderan 71.727 71.727 34.535 177.988 17.799 1.780
8 Pengulu 36.695 36.695 17.668 91.057 9.106 911
Raci Tengah
9
Raci Kulon 102.127 102.127 49.172 253.427 25.343 2.534
Wadeng
10
Sukorejo 433.862 433.862 208.897 1.076.621 107.662 10.766
11 Sambi Pondok 45.898 45.898 22.099 113.895 11.389 1.139
12 Kertosono 160.732 160.732 77.389 398.852 39.885 3.989
13 Mojo Asem 37.051 37.051 17.839 91.941 9.194 919
14 Mriyunan 119.524 119.524 57.549 296.598 29.660 2.966
15 Sedagaran 53.142 53.142 25.587 131.870 13.187 1.319
16 Srowo 74.517 74.517 35.879 184.913 18.491 1.849
17 Lasem 163.878 163.878 78.904 406.661 40.666 4.067
18 Gedangan 150.341 150.341 72.386 373.068 37.307 3.731
19 Randuboto 231.270 231.270 111.352 573.893 57.389 5.739
20 Doudo 88.352 88.352 42.540 219.244 21.924 2.192
21 Wotan 186.382 186.382 89.740 462.504 46.250 4.625
Surowiti
22
Siwalan 101.296 101.296 48.772 251.364 25.136 2.514
23 Prupuh 126.768 126.768 61.037 314.573 31.457 3.146
24 Banyu Tengah 199.920 199.920 96.258 496.097 49.610 4.961

MATERI TEKNIS IV-29


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik

Total Kebutuhan Listrik (VA) Tahun 2039


No. Desa
Rmh Kav Kecil Rmh Kav Sedang Rmh Kav Besar Total Keb. Rumah Listrik Fasum Penerangan Jalan
25 Pantenan 183.591 183.591 88.396 455.579 45.558 4.556
26 Campurejo 748.913 748.913 360.588 1.858.413 185.841 18.584
27 Dalegan 426.440 426.440 205.323 1.058.204 105.820 10.582
28 Ketanen 169.994 169.994 81.849 421.837 42.184 4.218
29 Cangaan 174.744 174.744 84.136 433.625 43.362 4.336
30 Ngemboh 191.192 191.192 92.055 474.438 47.444 4.744
31 Banyu Urip 400.612 400.612 192.887 994.110 99.411 9.941
32 Gosari 154.794 154.794 74.530 384.118 38.412 3.841
33 Bolo 190.479 190.479 91.712 472.670 47.267 4.727
Glatik
34
Tanjungawan 127.243 127.243 61.265 315.752 31.575 3.158
35 Sekapuk 294.625 294.625 141.856 731.106 73.111 7.311
36 Pangkah Wetan 616.504 616.504 296.835 1.529.842 152.984 15.298
37 Pangkah Kulon 489.795 489.795 235.827 1.215.416 121.542 12.154
38 Kebon Agung 84.849 84.849 40.853 210.550 21.055 2.106
    7.398.281 7.398.281 3.562.135 18.358.697 1.835.870 183.587
Sumber : Hasil Analisa, 2019

MATERI TEKNIS IV-30


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik

Peta 4.4. Rencana Jaringan Energi

MATERI TEKNIS IV-31


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik

4.5. RENCANA JARINGAN TELEKOMUNIKASI


Prasarana telekomunikasi adalah perangkat komunikasi dan pertukaran informasi
yang dikembangkan untuk tujuan-tujuan pengambilan keputusan di ranah publik ataupun
privat. Pengembangan prasarana telekomunikasi, terus ditingkatkan perkembangannya
hingga mencapai pelosok wilayah yang belum terjangkau sarana prasarana. Untuk
meningkatkan pelayanan di wilayah terpencil, pemerintah memberi dukungan dalam
pengembangan kemudahan jaringan telekomunikasi. Sehingga kedepannya direncanakan di
WP Gresik Utara dapat menerapkan teknologi komunikasi berbasis teknologi modern,
mengarahkan pemanfaatan tower BTS secara bersama dan pemanfaatan fiber optik, serta
peningkatan pelayanan jaringan telekomunikasi. Sehingga arahan pengembangan jaingan
telekomunikasi antara lain yaitu :

1. Peningkatan pelayanan jaringan kabel telepon meliputi:


a. pengembangan area pelayanan; dan
b. peningkatan kualitas layanan kabel telepon
2. Mengoptimalkan pemanfaatan secara bersama menara telekomunikasi
3. Peningkatan pelayanan jaringan internet, meliputi:
a. pengembangan sarana prasarana jaringan internet pada pusat kegiatan;
b. pengembangan sarana prasarana jaringan internet pada kawasan
pendidikan;dan
c. pengembangan sarana prasarana jaringan internet seluruh kawasan
perkotaan
4. Rencana pelayanan sistem pemancar radio dan televisi meliputi:
a. pengembangan jaringan pelayanan pemancar radio; dan
b. pengembangan pelayanan pemancar televisi.

Rencana pengembangan jaringan telekomunikasi di WP Gresik Utara meliputi:


A. Jaringan Tetap
Rencana jaringan tetap meliputi :
a. mempertahankan jaringan kabel telepon eksisting;
b. Pengembangan telepon fixed line pada jaringan jalan utama pada SWP A Blok
I.A.1, Blok I.A.2, SWP B Blok I.B.1, Blok I.B.2, Blok I.B.3, Blok I.B.4, SWP C Blok
I.C.1, Blok I.C.2, Blok I.C.3, Blok I.C.4, SWP D Blok I.D.1, Blok I.D.2, Blok I.D.3,
Blok I.D.4
c. Pengembangan jaringan serat optik mengikuti jaringan jalan pada SWP A Blok

MATERI TEKNIS IV-32


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik

I.A.1, Blok I.A.2; SWP B Blok I.B.1, Blok I.B.2, Blok I.B.3, Blok I.B.4; dan SWP C
Blok I.C.1, Blok I.C.2
B. Jaringan Bergerak Seluler
Penggunaan fasilitas telematika oleh masyarakat meliputi prasarana telekomunikasi
dan informatika. Selain pengoptimalan jaringan telepon kabel, prasarana Telematika dalam
pengembangannya juga perlu penyediaan tower BTS ( Base Transceiver Station) hal ini
sangat penting guna menjangkau ke pelosok wilayah.
Adapun untuk rencana pengembangan prasarana telematika tetap berpedoman pada
penataan ruang sehingga dalam pembangunan BTS tidak menimbulkan konflik guna lahan
dan pemanfaatan ruang udara. Rencana pengembangan prasarana telematika diarahkan
pada pengembangan BTS terpadu oleh beberapa operator jasa layanan telekomunikasi.
Penyediaan tower BTS (Base Transceiver Station) sangat penting untuk mendukung
kebutuhan telekomunikasi masyarakat. Untuk jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 4. 6 Cara Kerja BTS

Di dalam kota tiap sel bisa berjarak sampai dengan 500 m, di luar kota area sebuah
sel bisa mencapai 5 km, sedangkan di wilayah yang jarang penduduk dengan dataran yang
luas pelanggan bisa menangkap sinyal yang jauhnya hampir 25 km. Hal tersebut terkait
dengan kategori wilayahnya daerah pelayanannya, yang ditandai dengan kriteria berikut :

MATERI TEKNIS IV-33


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik

Tabel 4.6. Klasifikasi Daerah Pelayanan Base Transceiver Station


LUAS CELL
WILAYAH INDIKATOR
(KM)
Urban ● Banyaknya gedung tinggi
● Sedikit pepohonan
● Kerapatan rumah sedang 500 m
● Tingkat lalu lintas tinggi
● Bangunan-bangunan dengan ketinggian > 20 meter
Sub-Urban ● Tinggi rumah ≤ tinggi pohon
● Bangunan-bangunan tinggi memiliki ketinggian 10-20 meter 1,5 - 3 km
● Kerapatan rumah sedang
Rural ● Terdapat pepohonan tinggi
● Adanya variasi ketinggian permukaan tanah. >15 km
● Jalan-jalan lebar

Untuk itu direncanakan nantinya pola distribusi BTS menggunakan satu tower untuk
beberapa provider dan membentuk suatu kawasan khusus sehingga BTS ke depan lebih
efektif, aman dan memperhatikan estetika visual kota dan tidak menimbulkan hutan tower.
Efektifitas pemasangan menara telekomunikasi bisa didekati dengan menggunakan menara
BTS bersama (3-4 provider untuk 1 menara).
Untuk konsep sistem pelayanan BTS yang dapat diterapkan adalah sebagai berikut :
▪ Jangkauan pelayanan maksimal (pada daerah layanan padat dan/atau peak hour)
per antena BTS diarahkan limit (+) 3 km.
▪ Jarak antar tower minimum (antar provider/kelompok provider yang tergabung
dalam tower pemanfaatan bersama) diarahkan mendekati ( limit) 6 Km.
▪ Untuk penguatan spektrum layanan dapat menggunakan antena transmiter yang
dapat ditempatkan pada mini tower, gedung tinggi, dengan disamarkan
menyesuaikan karateristik estetika kawasan.

Gambar 4. 7 Konsep Sistem Transmisi pada Jaringan Telekomunikasi

MATERI TEKNIS IV-34


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik

Dengan semakin berkembangnya teknologi, untuk peningkatan kebutuhan dan


pelayanan masyarakat perlu dilakukan peningkatan jumlah dan mutu telekomunikasi pada
tiap wilayah melalui :
1. Jangkauan pelayanan antar BTS adalah 2,5 km
2. Mengarahkan dan memanfaatkan secara bersama pada satu tower BTS untuk
beberapa operator telepon selular dengan pengelolaan secara bersama pula.
3. Pengembangan sistem tower bersama (minimal satu tower 4 provider).
4. Jarak antar tower (antar provider/kelompok provider yang tergabung dalam tower
pemanfaatan bersama) diarahkan ± 5 km
5. Penggunaan tanah di sekitar tower digunakan sebagai RTH.

Tabel 4.7. Ketentuan Pembangunan Tower Telekomunikasi WP Gresik Utara


Jarak Tower dari Bangunan (meter)
Jenis
Ketinggian Tower Ketinggian Tower
Bangunan
sampai dengan 45 m di atas 45 m
Perumahan 20 30
Komersial 10 15
Industri 5 10
Sumber: Hasil Rencana

Berdasarkan Peraturan Bupati Kabupaten Gresik, ketentuan terkait pembangunan


menara telekomunikasi yaitu :
1. Pada kawasan perkotaan pebangunan menara telekomunikasi harus memiliki
kecukupan jarak udara minimal 300 meter dari menara eksisting terdekat.
2. Desain menara kamuflase, bentuknya harus diselaraskan dengan lingkungan dimana
menara telekomunikasi tersebut berada.
3. Pembangunan menara kamuflase berlaku untuk menara telekomunikasi yang
dibangun diatas tana maupun yang dibangun diatas bangunan.
Dalam rencana pengembangan jaringan bergerak seluler meliputi :
a. pemeliharaan menara Base Transceiver Station (BTS) tersebar di SWP A Blok
I.A.1, Blok I.A.2, SWP B dengan Blok I.B.1, Blok I.B.2, Blok I B,3, Blok I.B.4, SWP
C dengan Blok I.C.1, Blok I.C.3, Blok I.C.4, SWP D dengan Blok I.D.1, Blok I.D.2,
Blok I.D.3, Blok I.D.4
b. pengembangan BTS bersama sesuai kebutuhan dan peraturan perundangan.
C. Jaringan Bergerak Satelit
Jaringan bergerak satelit di WP Gresik Utara berupa stasiun bumi Indosat di SWP C
Blok I.C.1 pada Kecamatan Ujungpangkah.

MATERI TEKNIS IV-35


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik

Peta 4.5. Rencana Jaringan Telekomunikasi

MATERI TEKNIS IV-36


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik

4.6. RENCANA JARINGAN SUMBER DAYA AIR


Air adalah kebutuhan utama setiap masyarakat, yang dapat digunakan dalam
berbagai macam kegiatan, baik kebutuhan industri, perdagangan, hingga kebutuhan
sehari-hari. Oleh sebab itu dalam setiap perencanaan perlu dilihat titik sumber daya air.
Hal ini bertujuan agar persediaan air untuk seluruh masyarakat dapat tercukupi. Sumber
daya air ini dapat diambil dari waduk, mata air. Rencana jaringan sumber daya air di WP
Gresik Utara meliputi :
(1) Sistem jaringan irigasi meliputi :
a. Jaringan irigasi primer yang melintasi SWP A Blok I.A.1, Blok I.A.2, SWP B
Blok I.B.2, Blok I.B.3, Blok I.B.4, SWP C Blok I.C.3, I.C.4, SWP D Blok I.D.1,
Blok I.D.2, Blok I.D.3, Blok I.D.4; dan
b. Jaringan irigasi sekunder yang melintasi SWP A Blok I.A.1, I.A.2, SWP B Blok
I.B.2, I.B.3, SWP C Blok I.C.1, Blok I.C.3, Blok I.C.4, SWP D Blok I.D.1, Blok
I.D.2, Blok I.D.3, Blok I.D.4.
(2) Sistem pengendalian banjir berupa bangunan pengendalian banjir yang berada di
WP Gresik Utara.
(3) Bangunan sumber daya air berupa pintu air tersebar di SWP A Blok I.A.2, SWP B
Blok I.B.1, Blok I.B,2, Blok I.B.4, SWP D Blok I.D.1, Blok I.D.2
(4) Optimalisasi waduk untuk pengairan meliputi :
1. Waduk Sukodono untuk pendukung hortikultura dan kawasan agroindustri
2. Waduk Bolo
3. Waduk Campurejo
4. Waduk Delegan
5. Waduk Doudo
6. Waduk Glatik
7. Waduk Gosari
8. Waduk Ngawen I
9. Waduk Ngawen II
10. Waduk Ngawen III
11. Waduk Ngawen IV
12. Waduk Rambit
13. Waduk Wedeng

MATERI TEKNIS IV-37


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik

Peta 4.6. Rencana Jaringan Sumber Daya Air

MATERI TEKNIS IV-38


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik

4.7. RENCANA JARINGAN AIR MINUM


Kebutuhan air bersih termasuk kebutuhan utama dalam pemenuhan kebutuhan
sehari-hari, baik untuk keperluan minum maupun MCK (mandi, cuci, kakus). Kebutuhan air
eksisting di Perkotaan dikelompokkan menjadi 3 macam sesuai dengan pelayanan Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM), yaitu :
Kebutuhan air untuk pelayanan PDAM
● Konsumsi air per kapita : 158 L/ orang/hari
● Konsumsi air per SR : 19,16 m3/SR/bln.
● Peningkatan kosumsi air : 0,2 – 0,4 L/bln.
● Populasi per Rumah Tangga : 4 orang (berdasarkan SKN)
● Pemakaian air non domestik : 51 m3 / bln.
● Pelayanan : SR dan KU

Kebutuhan air untuk pelayanan HIPPAM


● Konsumsi air per kapita : 60 L/orang/hari.
● Populasi per Rumah tangga : 4 orang (berdasarkan SKN)
● Pelayanan : SR dan HU
● Pelayanan HU : 100 jiwa
Kebutuhan air untuk pelayanan Mandiri
● Konsumsi air per kapita : 125 L/orang/hari
● Pelayanan : SGL dan SPT
● Populasi per Rumah tangga : 4 orang (berdasarkan SKN)

Berdasarkan penjelasan tentang kebutuhan air bersih diatas, ketersediaan air minum
di WP Gresik Utara saat ini masih didominasi dari HIPPAM dan sumur.

Tabel 4.8. Proyeksi Kebutuhan Air Minum WP Gresik Utara


Keb. Air PDAM Keb. Air HIPPAM Keb. Air Sumur
No. Desa Konsumsi Air
l/hr m3/SR/bln Konsumsi Air l/hr Pelayanan HU Konsumsi Air l/hr
1 Purwodadi 565.671 42.009 131.551 22 274.065
2 Golokan 1.565.950 116.293 364.174 61 758.697
3 Ngawen 728.791 54.123 169.486 28 353.096
4 Asem Papak 311.772 23.153 72.505 12 151.052
5 Sidomulyo 290.211 21.552 67.491 11 140.606
6 Kauman 173.616 12.893 40.376
7 84.116

MATERI TEKNIS IV-39


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik

Keb. Air PDAM Keb. Air HIPPAM Keb. Air Sumur


No. Desa Konsumsi Air
l/hr m3/SR/bln Konsumsi Air l/hr Pelayanan HU Konsumsi Air l/hr
7 Bunderan 342.693 25.450 79.696 13 166.034
8 Pengulu 175.318 13.020 40.772
7 84.941
Raci Tengah
9 487.941 36.236 113.475
Raci Kulon 19 236.405
Wadeng
10 2.072.898 153.941 482.069
Sukorejo 80 1.004.311
11 Sambi Pondok 219.290 16.285 50.998
8 106.245
12 Kertosono 767.939 57.030 178.591 30 372.064
13 Mojo Asem 177.020 13.146 41.168
7 85.766
14 Mriyunan 571.061 42.409 132.805 22 276.677
15 Sedagaran 253.899 18.855 59.046 10 123.013
16 Srowo 356.027 26.440 82.797 14 172.494
17 Lasem 782.975 58.147 182.087 30 379.348
18 Gedangan 718.294 53.343 167.045 28 348.011
19 Randuboto 1.104.959 82.058 256.967 43 535.348
20 Doudo 422.126 31.349 98.169 16 204.518
21 Wotan 890.492 66.131 207.091 35 431.440
Surowiti
22 483.969 35.941 112.551
Siwalan 19 234.481
23 Prupuh 605.671 44.979 140.854 23 293.445
24 Banyu Tengah 955.173 70.935 222.133 37 462.777
25 Pantenan 877.159 65.141 203.990 34 424.980
26 Campurejo 3.578.138 265.725 832.125 139 1.733.594
27 Dalegan 2.037.437 151.307 473.822 79 987.130
28 Ketanen 812.195 60.316 188.882 31 393.505
29 Cangaan 834.889 62.002 194.160 32 404.501
30 Ngemboh 913.471 67.838 212.435 35 442.573
31 Banyu Urip 1.914.033 142.143 445.124 74 927.342
32 Gosari 739.571 54.923 171.993 29 358.319
33 Bolo 910.066 67.585 211.643 35 440.924
Glatik
34 607.940 45.148 141.381
Tanjungawan 24 294.545
35 Sekapuk 1.407.653 104.537 327.361 55 682.002
36 Pangkah Wetan 2.945.517 218.745 685.004 114 1.427.092
37 Pangkah Kulon 2.340.130 173.786 544.216 91 1.133.784
38 Kebon Agung 405.388 30.106 94.276 16 196.409
    35.347.342 2.625.020 8.220.312 1.370 17.125.650
Sumber: Hasil Analisa

Rencana jaringan air minum di WP Gresik Utara berupa jaringan perpipaan, yaitu :

MATERI TEKNIS IV-40


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik

▪ mengoptimalkan sumber air baku PDAM Unit Gresik yang berasal dari sumber air
permukaan berupa Sungai Bengawan Solo dan Bendungan Gerak Sembayat.
▪ pengembangan bangunan penampung air yang tersebar SWP A Blok I.A.1, Blok
I.A.2, SWP B Blok I.B.1, Blok I.B.2, Blok I.B.4, SWP C Blok I.C.1, Blok I.C.3, Blok
I.C.4, SWP D Blok I.D.1, Blok I.D.2, Blok I.D.4
▪ pengembangan jaringan transmisi air minum yang tersebar di SWP A Blok I.A.1,
Blok I.A.2, SWP B Blok I.B.1, Blok I.B.2, Blok I.B.3, Blok I.B.4, SWP C Blok I.C.1,
Blok I.C.2, Blok I.C.3, Blok I.C.4, SWP D Blok I.D.1, Blok I.D.2, Blok I.D.3, Blok I.D.4
▪ pengoptimalan unit distribusi berupa jaringan distribusi pembagi pada SWP A Blok
I.A.1, Blok I.A.2, SWP B Blok I.B.1, Blok I.B.2, Blok I.B.3, Blok I.B.4, SWP C Blok
I.C.1, Blok I.C.2, Blok I.C.3, Blok I.C.4, SWP D Blok I.D.1, Blok I.D.2 Blok I.D.3, Blok
I.D.4.

Rencana pengembangan jaringan non perpipaan berupa optimalisasi dan


pemeliharaan sumur pompa dan sumur bor yang tersebar pada seluruh wilayah
perencanaan.

Gambar 4. 8 Ilustrasi Penampang Jaringan Perpipaan Air Minum

MATERI TEKNIS IV-41


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik

Peta 4.7. Rencana Jaringan Air Minum

MATERI TEKNIS IV-42


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik

4.8. RENCANA PENGELOLAAN AIR LIMBAH DAN PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN


BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)
Untuk mengetahui dimensi saluran air limbah yang mempunyai kapasitas optimal,
perlu diketahui jumlah air buangan pada kawasan sampai dengan tahun perencanaan.
Standar yang digunakan dalam proyeksi jumlah air buangan di WP Gresik Utara adalah
sebagai berikut:
● Aliran Air Kotor Domestik : 75% dari Kebutuhan Air Bersih Domestik
● Aliran Air Pekat Domestik : 5% dari Kebutuhan Air Bersih Domestik
● Aliran Air Kotor Perdagangan dan Jasa : 20% dari Kebutuhan Air Bersih Domestik
● Aliran Air Kotor Perkantoran : 10% dari Kebutuhan Air Bersih Domestik
● Aliran Air Kotor Fasilitas Sosial : 10% dari Kebutuhan Air Bersih Domestik

Tabel 4.9. Proyeksi Jumlah Air Buangan Limbah WP Gresik Utara


Keb. Air Proyeksi buangan air limbah
Air Kotor
Desa Air Kotor Air Pekat Perdagangan Air Kotor Air Kotor
  Konsumsi Air l/hr Domestik Domestik dan Jasa Perkantoran Fasilitas Sosial
Purwodadi 565.671 424.253 28.284 113.134 56.567 56.567
Golokan 1.565.950 1.174.462 78.297 313.190 156.595 156.595
Ngawen 728.791 546.593 36.440 145.758 72.879 72.879
Asem Papak 311.772 233.829 15.589 62.354 31.177 31.177
Sidomulyo 290.211 217.658 14.511 58.042 29.021 29.021
Kauman 173.616 130.212 8.681 34.723 17.362 17.362
Bunderan 342.693 257.020 17.135 68.539 34.269 34.269
Pengulu 175.318 131.489 8.766 35.064 17.532 17.532
Raci Tengah
487.941
Raci Kulon 365.956 24.397 97.588 48.794 48.794
Wadeng
2.072.898
Sukorejo 1.554.673 103.645 414.580 207.290 207.290
Sambi Pondok 219.290 164.467 10.964 43.858 21.929 21.929
Kertosono 767.939 575.955 38.397 153.588 76.794 76.794
Mojo Asem 177.020 132.765 8.851 35.404 17.702 17.702
Mriyunan 571.061 428.296 28.553 114.212 57.106 57.106
Sedagaran 253.899 190.425 12.695 50.780 25.390 25.390
Srowo 356.027 267.020 17.801 71.205 35.603 35.603
Lasem 782.975 587.231 39.149 156.595 78.297 78.297
Gedangan 718.294 538.721 35.915 143.659 71.829 71.829
Randuboto 1.104.959 828.719 55.248 220.992 110.496 110.496
Doudo 422.126 316.594 21.106 84.425 42.213 42.213
Wotan 890.492 667.869 44.525 178.098 89.049 89.049
Surowiti
483.969
Siwalan 362.977 24.198 96.794 48.397 48.397
Prupuh 605.671 454.253 30.284 121.134 60.567 60.567
Banyu Tengah 955.173 716.379 47.759 191.035 95.517 95.517
Pantenan 877.159 657.869 43.858 175.432 87.716 87.716
Campurejo 3.578.138 2.683.604 178.907 715.628 357.814 357.814
Dalegan 2.037.437 1.528.078 101.872 407.487 203.744 203.744
Ketanen 812.195 609.146 40.610 162.439 81.219 81.219
Cangaan 834.889 626.167 41.744 166.978 83.489 83.489
Ngemboh 913.471 685.103 45.674 182.694 91.347 91.347
Banyu Urip 1.914.033 1.435.525 95.702 382.807 191.403 191.403

MATERI TEKNIS IV-43


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik

Keb. Air Proyeksi buangan air limbah


Air Kotor
Desa Air Kotor Air Pekat Perdagangan Air Kotor Air Kotor
  Konsumsi Air l/hr Domestik Domestik dan Jasa Perkantoran Fasilitas Sosial
Gosari 739.571 554.678 36.979 147.914 73.957 73.957
Bolo 910.066 682.550 45.503 182.013 91.007 91.007
Glatik
607.940
Tanjungawan 455.955 30.397 121.588 60.794 60.794
Sekapuk 1.407.653 1.055.739 70.383 281.531 140.765 140.765
Pangkah
2.945.517
Wetan 2.209.138 147.276 589.103 294.552 294.552
Pangkah Kulon 2.340.130 1.755.098 117.007 468.026 234.013 234.013
Kebon Agung 405.388 304.041 20.269 81.078 40.539 40.539
35.347.342 26.510.507 1.767.367 7.069.468 3.534.734 3.534.734
Sumber: Hasil Analisa

Pada kawasan perencanaan diperlukan sistem pengolahan air limbah (grey water)
yang tepat. Dalam pengembangan sistem pengelolaan air limbah (grey water), pada setiap
tipe kegiatan dapat dilengkapi dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal agar
greywater tidak langsung bercampur dengan saluran drainase/aqua kultur/badan air.
Rekomendasi IPAL untuk greywater ini menggunakan teknologi aerobic system. Proses
aerasi pada teknologi aerobic system bertujuan untuk meningkatkan kontak antara udara
dengan air dengan memanfaatkan bakteri aerob.
Rencana untuk peningkatan pelayanan pengelolaan air limbah di WP Gresik Utara
yaitu:
(1) Rencana pengembangan SPAL setempat meliputi :
a. pengembangan sanitasi diarahkan kepada pemenuhan fasilitas septik tank pada
masing-masing KK;
b. pengembangan sanitasi off site dan on site;
c. pembangunan instalasi pengolahan limbah pada kawasan peruntukan industri.
(2) Rencana pengembangan SPAL terpusat berupa pengembangan IPAL Skala Kawasan
tertentu/Permukiman pada SWP A Blok I.A.1, SWP B Blok B,2, SWP C Blok I.C.1, Blok
I.C.4, SWP D Blok I.D.1

MATERI TEKNIS IV-44


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik

Gambar 4. 9 Ilustrasi Pengelolaan Air Limbah

Arahan pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (limbah B3) meliputi:
a. Pengelolaan limbah B3 terbatas pada proses penyimpanan sementara dan
pengumpulan;
b. Pemilihan lokasi harus bebas banjir dan tidak berada pada zona rawan bencana
alam;
c. Dalam hal lokasi berada dalam zona rawan bencana, lokasi pengelolaan limbah B3
dapat direkayasa dengan teknologi untuk perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup;
d. Lokasi pengelolaan limbah B3 berada pada penguasaan pihak yang menghasilkan
limbah B3;dan
e. Memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan
hidup.

MATERI TEKNIS IV-45


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik

Peta 4.8. Rencana Pengelolaan Air Limbah dan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

MATERI TEKNIS IV-46


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik

4.9. RENCANA JARINGAN PERSAMPAHAN


Penanganan terhadap sampah memerlukan perhatian yang cukup besar mengingat
jumlah sampah yang akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk
kota, serta dampak yang ditimbulkannya apabila tidak ditangani secara tepat terhadap kota
itu sendiri. Selain pengangkutan dan pengelolaan sampah, penyediaan dan lokasi
pembuangan sampah merupakan kebutuhan bagi wilayah kota.Untuk perkiraan produksi
sampah yang dihasilkan dari aktivitas lainnya mempunyai standar yang berbeda, yaitu :
1. Rumah tangga menghasilkan sampah sebesar 2,5 lt/hari
2. Perdagangan, untuk tiap pasar diperkirakan menghasilkan sampah sebanyak 25
% dari sampah produksi rumah tangga sedangkan untuk perdagangan lainnya
menghasilkan 5 % dari sampah rumah tangga.
3. Jalan, menghasilkan sampah sebanyak 10 % dari sampah rumah tangga
4. Lain-lain diasumsikan 5 % dari sampah produksi rumah tangga

Berdasarkan SNI-3242-2008 tentang Pengelolaan Sampah Permukiman, untuk


menentukan kebutuhan TPS dan peralatan penunjang TPS adalah sebagai berikut:
● TPS Tipe I melayani 2.500 jiwa
● TPS Tipe II melayani 30.000 jiwa
● TPS Tipe III Melayani 120.000 jiwa.
● Wadah komunal melayani 100-200 jiwa.
● Komposter komunal melayani 50-100 jiwa
● Alat pengepul sampah sejenisnya melayani 640 jiwa
● Container truk amrol volume 6 m3 untuk 3200 jiwa
● Container retruk amrol volume 10 m3 untuk 2500 jiwa.
Dengan klasifikasi TPS sebagai berikut:
1. TPS tipe I adalah tempat pemindahan sampah dari alat pengumpul ke alat angkut
sampah dengan dilengkapi dengan:
● Ruang pemilihan
● Gudang
● Tempat pemindahan sampah yang dilengkapi dengan landasan container
● Luas lahan ± 10-50 m2

Tabel 4.10. Proyeksi Kebutuhan Persampahan WP Gresik Utara

MATERI TEKNIS IV-47


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik

Buangan Wadah Komposte Conatainer


Sampah RT Keb. TPS Tipe I Komunal r manual truk
Luas lahan ± 10-
No. Desa lt/hari 50 m2 200 jiwa 100 jiwa 3200
1 Purwodadi 5.481 1 11 22 1
2 Golokan 15.174 2 30 61 2
3 Ngawen 7.062 1 14 28 1
4 Asem Papak 3.021 0 6 12 0
5 Sidomulyo 2.812 0 6 11 0
6 Kauman 1.682 0 3 7 0
7 Bunderan 3.321 1 7 13 0
8 Pengulu 1.699 0 3 7 0
Raci Tengah
9 4.728
Raci Kulon 1 9 19 1
Wadeng
10 20.086
Sukorejo 3 40 80 3
11 Sambi Pondok 2.125 0 4 8 0
12 Kertosono 7.441 1 15 30 1
13 Mojo Asem 1.715 0 3 7 0
14 Mriyunan 5.534 1 11 22 1
15 Sedagaran 2.460 0 5 10 0
16 Srowo 3.450 1 7 14 0
17 Lasem 7.587 1 15 30 1
18 Gedangan 6.960 1 14 28 1
19 Randuboto 10.707 2 21 43 1
20 Doudo 4.090 1 8 16 1
21 Wotan 8.629 1 17 35 1
Surowiti
22 4.690
Siwalan 1 9 19 1
23 Prupuh 5.869 1 12 23 1
24 Banyu Tengah 9.256 1 19 37 1
25 Pantenan 8.500 1 17 34 1
26 Campurejo 34.672 6 69 139 4
27 Dalegan 19.743 3 39 79 2
28 Ketanen 7.870 1 16 31 1
29 Cangaan 8.090 1 16 32 1
30 Ngemboh 8.851 1 18 35 1
31 Banyu Urip 18.547 3 37 74 2
32 Gosari 7.166 1 14 29 1
33 Bolo 8.818 1 18 35 1
Glatik
34 5.891
Tanjungawan 1 12 24 1
35 Sekapuk 13.640 2 27 55 2
36 Pangkah Wetan 28.542 5 57 114 4
37 Pangkah Kulon 22.676 4 45 91 3
38 Kebon Agung 3.928 1 8 16 0
    342.513 55 685 1.370 43
Sumber: Hasil Analisa

Rencana pengembangan sistem persampahan pada WP Gresik Utara meliputi :


a. Optimalisasi TPS eksisting

MATERI TEKNIS IV-48


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik

b. pengembangan Tempat Penampungan Sementara (TPS) di masing-masing


Kelurahan/Desa pada SWP A Blok I.A.1, Blok I.A.2, SWP B Blok I.B.2, Blok I.B.4,
SWP C Blok I.C.1, Blok I.C.2, Blok I.C.3, Blok I.C.4, SWP D Blok I.D.1, Blok I.D.4
c. Pengembangan Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, Recycle (TPS3R)
ersebar di SWP A Blok I.A.1, SWP B Blok I.B.1, SWP D Blok I.D.4
d. Peningkatan TPS menjadi TPS 3R;
e. Pengembangan bank sampah;
f. peningkatan layanan pengangkutan persampahan;
g. pengembangan sarana dan prasarana persampahan; dan
h. pengembangan bank sampah di setiap kawasan permukiman.

Gambar 4. 10 Konsep Pengelolaan Gambar 4. 11 Ilustrasi Konsep TPS 3R


Sampah Berkelanjutan

Gambar 4.12 Ilustrasi Pelayanan Persampahan

4.10.RENCANA JARINGAN DRAINASE


Secara umum jaringan drainase di WP Gresik Utara sebagian besar sudah bagus dan
tertutup. Untuk permasalahan genangan di WP Gresik Utara yaitu pada Desa yang
lokasinya dekat dengan Sungai Bengawan Solo yaitu Desa Randuboto, Desa Ngawen, Desa
Mojoasem dan Desa Ujungpangkah Wetan. Pada saat ini sedang dilakukan kegiatan
pembangunan saluran drainase pada jalan nasional di Kecamatan Sidayu dan

MATERI TEKNIS IV-49


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik

pengembanagn drainase di jalan poros Desa Ujungpangkah Kulon. Rencana pengembangan


jaringan drainase pada WP Gresik Utara meliputi:
a. Jaringan drainase primer yang terdapat di SWP A Blok I.A.1, Blok I.A.2, SWP B Blok
I.B.1, Blok I.B.2, Blok I.B.3, SWP C Blok I.C.3, Blok I.C.4 dan SWP D Blok I.D.1,
Blok I.D.2, Blok I.D.3, Blok I.D.4
b. Jaringan drainase sekunder di SWP A Blok I.A.1, Blok I.A.2, SWP B Blok I.B.1, Blok
I.B.2, Blok I.B.3, Blok I.B.4, SWP C Blok I.C.1, Blok I.C.2, Blok I.C.3, Blok I.C.4 dan
SWP D Blok I.D.1, Blok I.D.2, Blok I.D.3, Blok I.D.4;
c. Jaringan drainase tersier di SWP A Blok I.A.1, Blok I.A.2, SWP B Blok I.B.1, Blok I.B.2,
Blok I.B.3, Blok I.B.4, SWP C Blok I.C.1, Blok I.C.2, Blok I.C.3, Blok I.C.4 dan SWP D
Blok I.D.1, Blok I.D.2, Blok I.D.3, Blok I.D.4;
d. pengembangan jaringan drainase tersebar di seluruh jaringan jalan di seluruh WP;
e. pengembangan jaringan drainase lingkungan tersebar di seluruh jaringan jalan
lingkungan di seluruh WP;
f. perbaikan saluran drainase primer, sekunder dan tersier
g. peningkatan mutu konstruksi saluran drainase lingkungan tersebar di seluruh WP;
h. normalisasi sungai dengan pengerukan sedimentasi;
i. mengintegrasikan saluran primer sampai dengan saluran tersier;
j. pengerukan sampah di sungai secara berkala dan penegakan peraturan terkait
pembuangan sampah
k. Pengembangan bangunan pengendali banjir (pemasangan pompa) di Kec. Sidayu
l. Pemanfaatan Waduk Gosari sebagai tampungan air hujan untuk pengendalian banjir
m. pengembangan sarana dan prasarana pendukung saluran drainase perkotaan berupa
rumah pompa pada lahan asset untuk mengatasi genangan;
n. pengembangan biopori dan sumur resapan pada zona perumahan kepadatan tinggi dan
di SPU.

Gambar 4. 13 Ilustrasi Penampang Jaringan Drainase Tertutup

MATERI TEKNIS IV-50


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik

Peta 4.9. Rencana Jaringan Persampahan

MATERI TEKNIS IV-51


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik

Peta 4.10. Rencana Jaringan Drainase

MATERI TEKNIS IV-52


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik

4.11.RENCANA JARINGAN PRASARANA LAINNYA


Rencana jaringan prasarana lainnya pada WP Gresik Utara berupa jalur evakuasi
bencana, tempat evakuasi dan jaringan pejalan kaki.
A. Jalur Evakuasi Bencana
WP Gresik Utara rawan akan bencana abrasi dan gelombang dengan resiko sedang
banjir dan abrasi dengan resiko sedang. Oleh karena itu diperlukan pengembangan jalur
evakuasi bencana pada WP Gresik Utara melalui pemanfaatan jalan yang melintasi SWP A
Blok I.A.1, Blok I.A.2, SWP B Blok I.B.1, Blok I.B.2, Blok I.B.3, Blok I.B.4, SWP C Blok
I.C.1, Blok I.C.2, Blok I.C.3, Blok I.C.4 dan SWP D Blok I.D.1, Blok I.D.2, Blok I.D.3, Blok
I.D.4.

B. Tempat Evakuasi
Pengembangan tempat evakuasi pada WP Gresik Utara berupa tempat evakuasi
sementara pada RTH di SWP B Blok I.B.4, SWP C Blok I.C.1, SWP D Blok I.D.1, Blok I.D.2
dan tempat evakuasi akhir pada Alun-alun dan GOR di SWP A Blok I.A.1

C. Jaringan Pejalan Kaki


Penyediaan jaringan pejalan kaki dimaksudkan untuk memberikan keleluasaan,
keamanan dan kenyamanan pejalan kaki dalam melakukan perjalanan, sehingga antara
pejalan kaki dan kendaraan bermotor dapat melakukan perjalanan tanpa saling
mengganggu dan membahayakan.
Jenis fasilitas jalur pejalan kaki yang digunakan selama ini terdiri atas jalur pejalan
kaki permanen. Rencana pengembangan jaringan pejalan kaki dikembangkan pada ruas
jalan di PPK dan SPPK serta ruas jalan lokal primer yang melintasi SWP A Blok I.A.1, Blok
I.A.2, SWP B Blok I.B.1, Blok I.B.2, Blok I.B.3, Blok I.B.4, SWP C Blok I.C.1, Blok I.C.2,
Blok I.C.3, Blok I.C.4 dan SWP D Blok I.D.1, Blok I.D.2, Blok I.D.3, Blok I.D.4. yang
meliputi:
● Ruas Sadang (Bts. Kabupaten Lamongan) – Bts. Kota Gresik yaitu Jalan Tuban-
Gresik (Jalan Pantura/Jalan Raya Deandles) pada pusat-pusat perkotaan
● Ruas Dalam Kota Sidayu;.
● Ruas Sidayu – Randuboto (Jalan Pelita III);
● Ruas Melirang-Raci Tengah (Jalan Raci Tengah);
● Ruas Lasem-Gerdugung (Jalan Kertosono-Sidayu);
● Ruas Dalam Kota Sidayu (Jalan Telaga Rambit);

MATERI TEKNIS IV-53


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik

● Ruas Dalam Kota Sidayu (Jalan Sumur Watu);


● Ruas Golokan - Ujung Pangkah (Jalan Raya Tenggilis) 1;
● Ruas Ujungpangkah-Tajung;
● Ruas Sekapuk – Ujungpangkah (Jalan Raya Tenggilis);
● Ruas Wotan-Petung (Jalan Raya Desa Wotan);
● Ruas Pangkah Kulon-Boolo (Jalan Sitrada);
● Ruas Sekapuk-Ujungpangkah;
● Ruas Banyuurip – Ngimboh;
● Ruas Dalegan-Campurejo
● Ruas Panceng-Dalegan (Jalan Raya Dalegan);
● Ruas Ngimboh-Dalegan;
● Ruas Panceng-Campurejo;
● Ruas Panceng-Lowayu
● Ruas Surowiti-Sumurber.
Pada jalan lainnya fasilitas jalur pejalan kaki tersebut dapat disediakan secara
temporer dengan memanfaatkan bahu jalan yang ada. Namun pada kawasan
pemukiman penduduk yang padat sedapat mungkin disediakan jalur pejalan kaki
permanen, yang dapat disatukan dengan fasilitas drainase atau utilitas lainnya.

Gambar 4. 14 Ilustrasi Jalur Pejalan Kaki

MATERI TEKNIS IV-54


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik

Peta 4.11. Rencana Jaringan Prasarana Lainnya

MATERI TEKNIS IV-55


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik

Peta 4.12. Rencana Struktur Ruang

MATERI TEKNIS IV-56

Anda mungkin juga menyukai