Anda di halaman 1dari 9

1.

TATA CARA PENDIRIAN BUMD, PERDA PENDIRIAN BUMD,


MODAL BUMD, PENYERTAAN MODAL DAERAH DAN ORGAN
BUMD

1.1. Tata Cara Pendirian BUMD

(1) Kepala Daerah menyampaikan usulan rencana pendirian BUMD


kepada Menteri.

(2) Usulan rencana pendirian BUMD sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) dilampiri:
a. kebutuhan Daerah;
b. analisa kelayakan usaha;
c. ringkasan laporan keuangan Pemerintah Daerah 3 (tiga) tahun
terakhir;
d. dokumen Perda tentang APBD 3 (tiga) tahun terakhir; dan
e. dokumen RPJMD.

(3) Menteri melakukan penilaian atas usulan rencana pendirian BUMD


sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(4) Hasil penilaian Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (3)


disampaikan kepada gubernur dan bupati/walikota paling lambat 15
(lima belas) hari kerja sejak usulan rencana pendirian BUMD
diterima.

(5) Berdasarkan hasil penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (3),

| 1
Daerah dapat menyusun rancangan Perda yang mengatur mengenai
pendirian BUMD.

Ketentuan lebih lanjut mengenai Tata Cara Pendirian BUMD diatur


dalam Peraturan Menteri Nomor 118 Tahun 2018 pasal 37 yakni :
(1) Membentuk tim pendirian BUMD;
(2) Menyusun analisa kebutuhan daerah dan analisa kelayakan bidang
usaha;
(3) Mengajukan usulan rencana pendirian BUMD untuk dinilai oleh
Menteri;
(4) Membuat Perda tentang pendirian BUMD;
(5) Membuat Perda tentang penyertaan modal;
(6) Menyiapkan dokumen kelengkapan inti perusahaan palin sedikit Akta
Pendirian Perusahaan, Nomor Pokok Wajib Pajak, Surat Izin Usaha
Perdagangan, Tanda Daftar Perusahaan, dan surat keterangan
domisili;
(7) Menyusun RKA BUMD sementara berdasarkan analisa kelayakan
bidang usaha sebagaimana dimaksud dalam poin 2;
(8) Memilih dan menetapkan Dewan Pengawas atau Komisaris atau
Direksi;
(9) Menandatangani kontrak kinerja antara KPM atau RUPS dengan
Dewan Pengawas atau Komisaris dan Direksi; dan
(10) Menyusun anggaran dasar

| 2
1.2. PERDA Pendirian BUMD

(1) Perda pendirian perusahaan umum Daerah paling sedikit memuat:


a. Nama dan tempat kedudukan;
b. Maksud dan tujuan;
c. Kegiatan usaha;
d. Jangka waktu berdiri;
e. Besarnya modal dasar dan modal disetor;
f. Tugas dan wewenang Dewan Pengawas dan Direksi; dan
g. Penggunaan laba.

(2) Perda pendirian perusahaan perseroan Daerah memuat:


a. Nama dan tempat kedudukan;
b. Maksud dan tujuan;
c. Kegiatan usaha
d. Jangka waktu berdiri; dan
e. Besarnya modal dasar.

(3) Dalam hal pendirian perusahaan umum Daerah dilakukan dengan


mengalihkan tugas dan fungsi perangkat Daerah atau unit kerja maka
Perda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat juga ketentuan
mengenai:
a. Pengalihan seluruh atau sebagian kekayaan Daerah menjadi
Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan; dan/atau
b. Pengalihan seluruh atau sebagian hak dan kewajiban perangkat

| 3
Daerah atau unit kerja menjadi hak dan kewajiban perusahaan
umum Daerah.

(4) Ketentuan mengenai tata cara pengalihan kekayaan Daerah serta hak
dan kewajiban perangkat Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

1.3. MODAL BUMD

(1) Sumber modal BUMD terdiri atas:


a. Penyertaan modal Daerah;
b. Pinjaman;
c. Hibah; dan
d. Sumber modal lainnya.

(2) Penyertaan modal Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a dapat bersumber dari:
a. APBD; dan/atau
b. Konversi dari pinjaman.

(3) Pinjaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dapat


bersumber dari:
a. Daerah;
b. BUMD lainnya; dan/atau
c. Sumber lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

| 4
undangan.

(4) Hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dapat bersumber
dari:
a. Pemerintah Pusat;
b. Daerah;
c. BUMD lainnya; dan/atau
d. Sumber lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

(5) Sumber modal lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d
meliputi:
a. Kapitalisasi cadangan;
b. Keuntungan revaluasi aset; dan
c. Agio saham

1.4. Penyertaan Modal Daerah

(1) Penyertaan modal Daerah dilakukan untuk:


a. Pendirian BUMD;
b. Penambahan modal BUMD; dan
c. Pembelian saham pada perusahaan perseroan Daerah lain.
(2) Penyertaan modal Daerah dapat berupa uang dan barang milik

| 5
Daerah.
(3) Barang milik Daerah dinilai sesuai nilai riil pada saat barang milik
Daerah dijadikan penyertaan modal Daerah. Nilai riil diperoleh
dengan melakukan penafsiran harga barang milik Daerah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) Penyertaan modal Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan Perda.
(5) Penyertaan modal Daerah dalam rangka pendirian BUMD ditujukan
untuk memenuhi modal dasar dan modal disetor. Penyertaan modal
Daerah untuk memenuhi modal dasar dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai
pengelolaan keuangan daerah. Modal disetor pada perusahaan umum
Daerah dipenuhi paling lambat 2 tahun sejak berdiri. Penyertaan
modal Daerah dalam rangka pendirian perusahaan perseroan Daerah
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang mengatur mengenai perseroan terbatas.
(6) Penyertaan modal Daerah dalam rangka penambahan modal BUMD
dilakukan untuk:
a. Pengembangan usaha;
b. Penguatan struktur permodalan; dan
c. Penugasan Pemerintah Daerah
(7) Penyertaan modal Daerah untuk penambahan modal BUMD
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan setelah dilakukan

| 6
analisis investasi oleh Pemerintah Daerah dan tersedianya rencana
bisnis BUMD.

1.5. Organ BUMD

(1) Pengurusan BUMD dilakukan oleh organ BUMD.

(2) Organ BUMD sebagaimana dimaksud ayat (1) pada perusahaan


umum Daerah terdiri atas:
a. KPM;
KPM merupakan adalah organ perusahaan umum Daerah yang
memegang kekuasaan tertinggi dalam perusahaan umum Daerah
dan memegang segala kewenangan yang tidak diserahkan kepada
Direksi atau Dewan Pengawas. KPM yang dimaksudkan adalah
Kepala Daerah Yang Mewakili Pemerintah Daerah Dalam
Kepemilikan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Pada
Perusahaan Umum Daerah.

b. Dewan Pengawas;
Dewan Pengawas adalah organ perusahaan umum Daerah yang
bertugas melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada
Direksi dalam menjalankan kegiatan pengurusan perusahaan
umum Daerah.

c. Direksi.

| 7
Direksi adalah organ BUMD yang bertanggung jawab atas
pengurusan BUMD untuk kepentingan dan tujuan BUMD serta
mewakili BUMD baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai
dengan ketentuan anggaran dasar.

(3) Organ BUMD sebagaimana dimaksud ayat (1) pada perusahaan


perseroan Daerah terdiri atas:

a. RUPS;
Rapat Umum Pemegang Saham atau RUPS adalah organ
perusahaan perseroan Daerah yang memegang kekuasaan
tertinggi dalam perusahaan perseroan Daerah dan memegang
segala wewenang yang tidak diserahkan kepada Direksi atau
Komisaris.

b. Komisaris;
Komisaris adalah organ perusahaan perseroan Daerah yang
bertugas melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada
Direksi dalam menjalankan kegiatan pengurusan perusahaan
perseroan Daerah.

c. Direksi.
Direksi adalah organ BUMD yang bertanggung jawab atas
pengurusan BUMD untuk kepentingan dan tujuan BUMD serta
mewakili BUMD baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai

| 8
dengan ketentuan anggaran dasar.

| 9

Anda mungkin juga menyukai