1. Modal perseroan ini berjumlah Rp. 200.000.000,- (Dua ratus juta rupiah), dimana
setiap waktu harus ternyata dari buku buku PERSEROAN
2. Bagian masing masing persero dalam modal perseroan setiap waktu harus ternyata
dalam buku buku perseroan
3. Para persero masing-masing dicatat dalam buku perseroan pada rekening modal
mereka untuk penyetoran uang atau nilai pemasukan benda dalam perseroan yang
telah dilakukan oleh mereka, dan sebagai bukti maka tiap tiap penyetoran dan
pemasukan tersebut akan diberikan suatu tanda penerimaan yang sah yang
ditandatangani oleh semua pesero .
4. Penambahan modal dalam perseroan dan pengambilan bagian masing masing persero
dari modal perseroan harusnya mendapat persetujuan dari semua pesero.
5. Selama perseroan berdiri dan pada waktu perseroan dibubarkan, masing masing
pesero mempunyai hak dan menanggung beban-beban/hutang-hutang perseroan
secara tanggung renteng menurut perbandingan jumlah jumlah yang telah
dimasukkan oleh masing masing kedalam perseroan.
SAHAM
Pasal 5
SURAT SAHAM
Pasal 6
1. Perseroan dapat mengeluarkan suatu surat kolektif saham yang memberi bukti
pemilikan dari dua (dua) saham atau lebih yang dimiliki oleh seorang pemegang
saham.
2. Pada surat saham sekurangnya harus dicantumkan :
a. Nama dan alamat para pemegang saham;
b. Nomor surat saham;
c. Nilai nominal saham;
d. Tanggal pengeluaran surat saham;
3. Pada surat kolektif saham sekurangnya harus dicantumkan :
a. Nama dan alamat pemegang saham:
b. Nomor surat kolektif saham;
c. Nomor surat saham dan jumlah saham;
d. Nilai nominal saham;
e. Tanggal pengeluaran surat kolektif saham;
f. Setiap surat saham dan/atau surat
RAPAT DIREKSI
Pasal 12
1. Rapat Direksi wajib diadakan secara berkala paling kurang 1 (satu) kali dalam setiap
bulan
2. Pemanggilan Rapat Direksi dilakukan oleh anggota Direksi yang berhak mewakili
Direksi
3. Pemanggilan untuk Rapat Direksi wajib disampaikan dengan sarana apapun dalam
bentuk tertulis yang disampaikan kepada setiap anggota Direksi paling lambat 3 (tiga)
hari kalender sebelum Rapat diadakan dengan tidak memperhitungkan tanggal
Pemanggilan dan tanggal Rapat.
4. Pemanggilan tersebut harus mencantumkan acara Rapat, tanggal, waktu, dan tempat Rapat.
5. Rapat Direksi diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau di tempat kegiatan usaha atau
ditempat kedudukan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan asal
saja dalam wilayah RepubIik Indonesia.
6. Rapat Direksi dipimpin oleh Direktur Utama. Dalam hal Direktur Utama tidak hadir atau
berhalangan untuk menghadiri Rapat Direksi, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak
ketiga, maka Rapat Direksi dipimpin oleh Wakil Direktur Utama. Dalam hal Direktur Utama
dan Wakil Direktur Utama tidak hadir atau berhalangan untuk menghadiri Rapat Direksi, hal
mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka Rapat Direksi dipimpin oleh salah
seorang anggota Direksi yang dipilih oleh dan dari anggota Direksi yang hadir dalam Rapat
tersebut.
7. Seorang anggota Direksi dapat diwakili dalam Rapat Direksi hanya oleh seorang anggota
Direksi yang lain berdasarkan surat kuasa.
8. Rapat Direksi adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila lebih dari
1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah anggota Direksi hadir atau diwakili dalam Rapat.
9. Keputusan Rapat Direksi harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam hal
keputusan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai maka keputusan diambil dengan
pemungutan suara berdasarkan suara setuju lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah
suara yang dikeluarkan dengan sah dalam Rapat tersebut.
10. Apabila suara yang tidak setuju dan suara yang setuju sama berimbang maka usul tersebut di
tolak.
11. Berita Acara Rapat Direksi harus dibuat oleh seorang yang hadir dalam Rapat yang ditunjuk
oleh Ketua Rapat, serta kemudian ditandatangani oleh seluruh anggota Direksi yang hadir
dalam Rapat yang bersangkutan.
12. Direksi dapat juga mengambil keputusan-keputusan yang sah dan mengikat tanpa
mengadakan Rapat Direksi, dengan ketentuan bahwa semua anggota Direksi telah
diberitahukan secara tertulis tentang usul-usul yang bersangkutan dan semua anggota Direksi
memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis serta menandatangani
persetujuan tersebut. Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai kekuatan
yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Direksi.
DEWAN KOMISARIS
Pasal 13
1. Dewan Komisaris terdiri dari paling sedikit 2 (dua) orang anggota, yang terdiri dari :
- 1 (satu) orang Komisaris Utama;
- 1 (satu) orang anggota Dewan Komisaris atau lebih; Dengan memperhatikan peraturan
yang berlaku dibidang Pasar Modal.
2. Setiap anggota Dewan Komisaris tidak dapat bertindak sendiri-sendiri melainkan berdasarkan
keputusan Dewan Komisaris atau berdasarkan penunjukan dari Dewan Komisaris.
3. Yang dapat diangkat sebagai anggota Dewan Komisaris adalah orang perseorangan yang
cakap melakukan perbuatan hukum, kecuali dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum
pengangkatannya pernah:
a. dinyatakan pailit;
b.menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah
menyebabkan suatu Perseroan dinyatakan pailit; atau;
c. dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara dan/atau yang
berkaitan dengan sektor keuangan.
4. Seorang anggota Dewan Komisaris berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan
memberitahukan secara tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada perseroan.
5. Terhadap anggota Dewan Komisaris yang mengundurkan diri sebagaimana tersebut diatas
tetap dapat diminta pertanggung jawabannya sebagai anggota Dewan Komisaris sejak
pengangkatan yang bersangkutan hingga tanggal disetujuinya pengunduran dirinya dalam
rapat direksi.
6. Anggota Dewan Komisaris yang mengundurkan diri baru bebas dari tanggung jawab setelah
Rapat Direksi menerima pengunduran dirinya serta membebaskannya dari tanggung jawab.
1. Tahun buku perseroan berjalan dari tanggal 1 Januari sampai 31 Desember. Pada akhir bulan
desember tiap tiap tahun,buku buku perseroan ditutup.
2. Selambat lambatnya 3 (tiga) bulan setelah buku-buku perseroan ditutup, oleh direksi harus
dibuat neraca dan perhitungan labarugi, dan setelah disetujui, oleh segenap para direksi serta
ditandatangani oleh segenap direksi sebagai tanda pengesahan.
3. Pengesahan neraca dan perhitungan laba rugi itu membebaskan Direksi dari tanggung jaawab
mereka atas nama segala tindakan yang telah mereka lakukan dalam tahun buku yang lampau.
4. Bila pengesahan neraca dan perhitungan labarugi terdapat perselisihan antara para Direksi
yang tidak dapat diselesaikan oleh mereka secara musyawarah maka masing masing pihak
memohon kepada hakim yang berwajib ditempat kedudukan Perseroan untuk mengangkat
3(tiga) orang arbiter yang akan memutuskan perselisihan itu.
1. Keuntungan bersih Perseroan tiap tiap tahun diperoleh dari hasil neraca dan laba rugi
tiap tiap tahunnya.
2. Dana cadangan, jika diadakan, terutama disediakan untuk menutup kerugian yang
mungkin diderita. Para persero bersama dapat memutuskan untuk mempergunakan
dana cadangan itu semuanya atau sebagian untuk modal kerja atau untuk tujuan
tujuan lainnya yang berguna bagi Perseroan dan uang cadangan itu dianggap laba yang
belum dibagikan.
3. Kerugian perseroan dipikul oleh masing masing persero menurut perbandingan
pemasukan mereka dalam modal perseroan, demikian dengan ketentuan bahwa para
pesero komanditer tidak akan memikul rugi yang melebihi pemasukannya dalam
modal perseroan.
Pasal 17
1. Bilamana salah seorang Direksi meninggal dunia, Perseroan tidak berakhir, akan tetapi
diteruskan oleh para pesero lainnya bersama sama dengan ahli waris yang meninggal
dunia.
2. Bilamana salah seorang pesero mengundurkan diri dan keluar dari Perseroan ,
Perseroan tidak berakhir, akan tetapi diteruskan oleh para Direksi yang meneruskan
untuk dalam waktu selambat lambatnya 3(tiga) bulan sesudahnya, membayar secara
tunai kepada direksi yang keluar, bagian Direksi yang bersangkutan dalam Perseroan,
maupun karena laba yang belum dibagikan atau karena apapun juga.
3. Bilamana salah seorang Direksi dinyatakan pailit atau ditaruh dibawah pengampuan
atau karena apapun juga tidak berhak lagi mengurus dan menguasai kekayaann, maka
Direksi itu dianggap telah keluar dari Perseroan 1 (satu) hari sebelum keputusan
pailisement atau pengampuan itu dijatuhkan oleh hakim , dan dalam hal demikian
Perseroan diteruskan oleh para Direksi lainnya , akan tetapi dengan kewajiban untuk
, dalam waktu selambat lambatnya 3 (tiga) bulan sesudahnya, membayar kepada wakil
menurut hukum dari Direksi yang bersangkutan baik Direksi itu dalam Perseroan, baik
karena pemasukan dalam modal Perseroan maupun karena laba yang belum dibagi
atau karena apapun juga .
4. Perhitungan bagian sebagai dimaksud dalam ayat 1,2,3 dan 3 pasal ini harus
berdasarkan atas angka angka dan daftar perhitungan terakhir.
MELEPASKAN ATAU MEMBEBANI BAGIAN DALAM PERSEROAN
Pasal 18
1. Masing masing pesero tidak diperbolehkan melepaskan, menggadaikan, atau
membebani bagiannya dalam perseroan tanpa persetujuan pesero lainnya.
2. Perjanjian- perjanjian yang bertentangan dengan ketentuan yang ditetapkan dalam
ayat pertama pasal ini tidak berlaku terhadap perseroan
Pasal 19
Jika Perseroan ini dibubarkan, maka likuidasinya akan dilakukan oleh Direksi pengurus,
kecuali jika para Direksi mengambil keputusan lain.
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 20
PENUTUP
Pasal 21
1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) ini disusun dalam rangka
optimalisasi kerja dan tanggung jawab terhadap perkembangan dan kemajuan
Perseroan, dan telah disepakati oleh para pesero atas dasar musyawarah mufakat untuk
dilaksanakan sebagai landasan kerja Perseroan.
2. Anggaran dasar perseroan comanditer dengan nama CV. Dua Putra Bakung ini
dinyatakan sah dan berlaku sejak tanggal ditetapkan.