Anda di halaman 1dari 45

ANALISA KAWASAN

Analisa Kebutuhan Kawasan


PP Nomor 27 Tahun 2010 tentang Bendungan Buku Pedoman Konservasi Waduk
Diketahui bahwa dalam kegiatan perlindungan dan Berdasarkan pada upaya-upaya pada perlindungan dan
pelestarian waduk dilakukan dengan cara pelestarian waduk pada Buku Panduan Konservasi Waduk
menetapkan dan mengelola kawasan lindung waduk, dilakukan dengan beberapa pertimbangan terhadap
vegetatif, dan/atau rekayasa teknik sipil melalui kelangsungan fungsi daerah tangkapan air, pengendalian
pendekatan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat erosi, pengendalian pengolahan tanah, dan sempadan
sekitar waduk. Beberapa poin terhadap pemenuhan kebutuhan
lahan yakni terkait (a) Pertanian Terasering; (b) Sabuk
Pada Pasal 97 dinyatakan terkait pemanfaatan ruang Hijau; (c) Sumur Resapan. Selain itu dalam menanggulangi
antara kawasan genangan hanya diperbolehkan pencemaran dalam pemanfaatan ruang diatur agar
untuk pemanfaatan yang bersifat (a) kegiatan kawasan waduk berada jauh dari sumber polutan dan jauh
pariwisata; (b) kegiatan olahraga; dan/atau (c) budi dari aktivitas industri.
daya perikanan. Sedangkan pemanfaatan ruang pada
daerah sempadan waduk hanya dapat dilakukan RTRW Kabupaten Lampung
untuk: (a) kegiatan penelitian; (b) kegiatan Pada ruang Sempadan Danau/Waduk ditetapkan pada
pengembangan ilmu pengetahuan; dan/atau (c) batas 50 meter hingga 100 meter dari pasang tertinggi air
upaya mempertahankan fungsi daerah sempadan danau/waduk. Pemanfaatannya diarahkan sebagai ruang
waduk terbuka hijau, dengan pembatasan pada bangunan yang
hanya berfungsi menunjang fungsi taman rekreasi
Analisa Fungsi Kawasan

Hasil overlay dengan Rencana Pola Ruang RTRW Kabupaten Lampung Timur menunjukkan bahwa lokasi rencana
penataan bertumpang tindih dengan pola ruang peruntukan:
a. Kawasan Peruntukan Pertanian
b. Kawasan Peruntukan Perkebunan
c. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi
d. Kawasan Peruntukan Permukiman
Analisis Matriks
Hubungan Antar
Fungsi

Berdasarkan fungsi kawasan pada


Rencana Pola Ruang RTRW Kabupaten
Lampung Timur, dapat mengalami
perubahan fungsi kawasan seiring
berjalannya penerapan di lapangan.
Namun terdapat pembatasan-
pembatasan terkait perubahan fungsi
kawasan yang diperbolehkan,
diantaranya sebagai berikut:
Keterangan:
i : Perubahan Diizinkan
b : Perubahan Bersyarat
t : Perubahan Tidak Diizinkan
ZONA A

Pada titik ini berada di Desa Tri Sinar


dengan Luas 13,35 ha yang memiliki
kawasan dengan fungsi Kawasan
Peruntukan Hutan Produksi, dimana
peruntukkan yang diarahkan kepada
peruntukkan Kawasan Lindung dan
Kawasan Konservasi. Pada sisi lain dapat
dimanfaatkan secara produktif sebagai
Kawasan Pariwisata namun dengan
ketentuan tidak diperkenankan untuk
mengubah kegiatan di luar kehutanan.
Sehingga dapat diarahkan kepada
kegiatan pariwisata yang berorientasi
pada kegiatan kehutanan.
ZONA B
Titik Lokasi B berada pada Desa
Sidomulyo dengan luas lahan yang
dimungkinkan untuk penataan seluas
5,16 hektare. Pada lokasi berdasarkan
RTRW diarahkan sebagai Kawasan
Peruntukan Pertanian. Dimana untuk
kawasan pertanian hanya boleh dirubah
sebagai peruntukkan perikanan dengan
syarat perikanan mina padi. Namun jika
merujuk pada ketentuan umum
memberikan ketentuan umum sebagai
berikut:
a. Pada kawasan budidaya pertanian
diperkenankan adanya bangunan
prasarana wilayah dan bangunan yang
bersifat mendukung kegiatan pertanian.
b. Dalam kawasan pertanian masih
diperkenankan dilakukan kegiatan wisata
alam secara terbatas, penelitian dan
pendidikan.
ZONA C

Lokasi C berada di Desa Karya Mukti


dengan luas 15,40 hektare, dimana
dominasi arahan peruntukan pada
Kawasan Peruntukan Perkebunan. Pada
ketentuan tata ruang, kawasan
perkebunan diperbolehkan beralih fungsi
menjadi jenis kawasan peruntukkan yang
lainnya. Namun pada ketentuan umum
diarahkan agar menanamkan jenis
tanaman yang tidak menyerap air dalam
jumlah besar
ZONA D

Lokasi ini terletak di Desa Buanasakti dan


Desa Rejoagung dimana pada lokasi ini
terdapat titik yang beririsan dengan
Kawasan Peruntukan Permukiman.
Dimana pada peruntukkan ini
diperkenankan untuk berubah menjadi
kawasan peruntukkan yang lainnya,
namun untuk kegiatan pertambangan dan
industri dapat dilakukan dengan
persyaratan tertentu
Analisis Kemampuan Lahan
Permen Lingkungan Hidup No 17 Tahun 2009
Kemampuan lahan menurut Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No 17 tahun 2009 tentang Pedoman
Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup Dalam
Penataan Ruang Wilayah adalah karakteristik lahan
yang mencakup sifat-sifat tanah, topografi, drainase, dan
kondisi lingkungan hidup lain untuk mendukung
kehidupan atau kegiatan pada suatu hamparan lahan.

Permen Penataan Ruang No 20 Tahun 2007


Klasifikasi kemampuan lahan (Land Capability
Classification) adalah penilaian lahan (komponen-
komponen lahan) secara sistematik dan
pengelompokannya ke dalam beberapa kategori
berdasarkan atas sifat-sifat yang merupakan potensi dan
penghambat dalam penggunaannya secara lestari.
Kemampuan lahan dipandang sebagai kapasitas lahan
itu sendiri untuk suatu macam atau tingkat penggunaan
umum
Analisis Ekosistem dan Vegetasi
Dalam pengendalian pengolahan tanah dilakukan
dengan memperhatikan kaidah konservasi dan
fungsi lindung sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Kaidah konservasi meliputi:

- Perlindungan sistem penyangga kehidupan;


- Pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan
dan satwa beserta ekosistemnya; dan
- Pemanfaatan secara lestari sumber daya alam
hayati dan ekosistemnya.

Pengelolaan vegetasi dilakukan dalam rangka


pelestarian keanekaragaman hayati, peningkatan
produktivitas lahan, restorasi ekosistem,
rehabilitasi dan reklamasi lahan. Beberapa contoh
dan tanaman yang bisa dimanfaatkan sesuai
dengan kriteria antara lain:
ANALISA MITIGASI
BENCANA
Analisis Sistem Siaga Bendungan
A. Siaga Bendungan III
Tindakan Pencegahan:
- Memonitor secara intensif instrumen bendungan.
- Melakukan analisa pada kerusakan dan anomali yang terjadi.
- Melakukan perbaikan untuk menghambat kerusakan.
- Menurunkan muka air waduk sampai dibawah lokasi kerusakan atau di elevasi yang aman.

B. Siaga Bendungan II
Tindakan Pencegahan :
- Memonitor secara intensif instrumen bendungan.
- Melakukan perbaikan untuk menghambat laju kerusakan.
- Menurunkan muka air waduk sampai dibawah lokasi kerusakan atau di elevasi yang aman.
- Menempatkan karung pasir di daerah pusaran air untuk menutup lubang bocoran.
- Mengisi rekahan dengan material.
- Menstabilkan longsoran di lereng hilir dengan memperberat kaki bendungan dengan tambahan urugan tanah,
pecahan batu atau kerikil.

C. Siaga Bendungan I
Tindakan Pencegahan :
- Terus berupaya mengamankan bendungan dengan segera melakukanrehabilitasi atau perbaikan.
- Terus berupaya menurunkan muka air waduk dengan pompa-pompa air untuk mengurangi dampak bencana.

Kesimpulan
- Membuat jalur evakuasi sebagai pencegahan.
- Menghindari daerah yang rawan longsor dan banjir
PARTISIPASI DAN
ASPIRASI MASYARAKAT
Analisis Sosial
Hasil Survey Sosial
• Dibuatkan tempat wisata sebagai hiburan masyarakat menginat
didaerah tersebut belum tersedianya tempat wisata yang layak
untuk masyarakat
• Jika di perbolehkan dibuatkan budidaya keramba dan diberikan
pelatihan serta pendampingan untuk masyarakat
• Dapat bermanfaat untuk masyarakat yang terdampak dan
kehilangan matapencaharian mereka
• Dapat dikelola dan ditata dengan baik
• Diharapkan dapat direalisasikan

Analisa
• Merancang area kawasan pariwisata yang terletak dengan area
genangan yang memiliki akses jalan terdekat dan dapat menjadi
pusat pariwisata
• Memasukan zona budidaya pada area genangan dengan
mengontrol ketat mengenai peraturan tentang budidaya keramba
agar masyarkat tidak membuat keramba budidaya serentak
• Membuat sistem pengelolaan dengan baik dan hendaknya
melibatkan masyarakat sekitar terutama masyarakat yang
terdampak dan kehilangan matapencahariannya.
Analisis Lingkungan
Hasil Survey Lingkungan
• Adanya hama tikus, ular dan biawak yang masuk kedalam pekarangan warga karena area yang sudah diclearing
di tumbuhi semak belukar sehingga dijadikan sebagai sarang untuk berkembang biak
• Tidak adanya batas lahan jelas sehingga warga tidak dapat menggarap lahan perkebunan / sawah mereka yang
berbatasan langsung dengan kawasan bendungan
• Diarea AS bendungan terdapat robotic yang berdekatan dengan Desa Trisinar akan tetapi tidak adanya
pengamanan berupa pagar yang layak.
• Area helipad terdapat pagar yang putus sehingga beberapa kali dimasuki oleh anak-anak dan bermain di area
helipad
• Membuat pengamanan berupa pagar untuk melindungi AS bendungan dengan desa yang terdampak

Analisa
• Merancang area kawasan pariwisata yang terletak dengan area genangan yang memiliki akses jalan terdekat
dan dapat menjadi pusat pariwisata
• Memasukan zona budidaya pada area genangan dengan mengontrol ketat mengenai peraturan tentang
budidaya keramba agar masyarkat tidak membuat keramba budidaya serentak
• Membuat sistem pengelolaan dengan baik dan hendaknya melibatkan masyarakat sekitar terutama masyarakat
yang terdampak dan kehilangan matapencahariannya.
ANALISA TAPAK
KAWASAN
Analisis Topografi
Kontur tertinggi kawasan Bendungan Margatiga ini terdapat pada angka ketinggian +77 m dpl. Kontur terendah
terdapat pada angka ketinggian +9 m dpl.
Batasan Kawasan yang akan dilakukan penataan adalah elevasi 23 – 25 m. pada elevasi yang telah ditentukan
akan diidentifikasi titik – titik lokasi yang curam dan landai agar dapat menentukan penataan kawasan untuk
menunjang upaya – upaya konservasi di kawasan Bendungan Margatiga.
Berikut lokasi dan penampang yang didapatkan menurut hasil Obserffasi dan penguukuran topografi pada Peta
Analisis Topografi
Penggunaan
Lahan Sekitar
Bendungan
AREA BIDANG
TANAH YANG
DIBEBASKAN
AREA YANG
DIRENCANAKA
N SEBAGAI
SABUK HIJAU
(GREEN BELT)
ORIENTASI
TAPAK
Orientasi Tapak
Analisis Keanekaragaman Daya Tarik (Atraksi) Wisata Analisis Sarana dan Prasarana
Something to do Kelengkapan sarana dan prasarana wisata yang
Menganalisa terkait perilaku wisatawan atau aktivitas yang terjadi disediakan bagi wisatawan dalam melakukan kegiatan
pada kawasan. wisata, akan memberikan rasa kepuasan dan
Hasil dari Analisa kenyamanan yang memberikan daya tarik tersendiri
- Menyediakan fasilitas sarana dan prasarana untuk penunjang bagi minat wisatawan untuk berkunjung kembali.
aktivitas wisatawan
- Membagi zona-zona sesuai dengan kebutuhan wisatawan Sarana Prasarana
1.Hutan lindung 6.Glamping ground 1.Air bersih
2.Kolam budidaya 7.Galeri UMKM 2.Listrik
Something to see 3.Wahana Indoor 8.Gazebo 3.Telekomunikasi
Menganalisa terkait visualisasi wisatawan, 4.Campingground 9.Toilet Umum 4.Drainase
Hasil dari Analisa ini : 5.Rumah makan 10.Mushola 5.sampah
- Menata vegetasi kawasan dengan harmonis dan memiliki nilai 11.Gudang
estetika.
- Menghadirkan fasilitas edukasi

Something to buy
Faktor ini berhubungan dengan segala jenis produk khas kawasan
yang dapat dibeli pada kawasan perencanaan. Produk-produk
tersebut dapat berupa hasil olahan setempat dan dapat pula berasal
dari luar Kawasan, hasil dari Analisa ini :
- Menyediakan fasilitas kuliner pada tiap zona
- Menyediakan tempat untuk tempat jual beli
cenderamata/souvernir.
SIRKULASI
TAPAK

Jalan Akses masuk ke Tapak

Jalan Penghubung
Jalan Utama menuju Zona

Akses Jalan Utama


Sirkulasi Tapak
Lama perjalanan dari Exit Tol Lemantang
menuju lokasi tapak diperkirakan sekitar 1 jam
17 menit dengan jarak tempuh sekitar 55.5 KM,
akses jalan yang digunakan sudah berupa
aspal dan dapat dilalui oleh 2 mobil secara
bersamaan, namun terdapat beberapa titik
yang memiliki lubang yang dapat menimbulkan
risiko bagi pengendara terutama bagi
kendaraan roda dua, kondisi lalu lintasnya
sendiri adalah lancar tidak di temui area
kemacetan
Pertempatan Jl. Punggung Raharo Jalan Masuk Bendungan

Jalan Desa Menuju Kawasan Jalan Desa Menuju Kawasan


Kondisi Aksesibilitas Analisis
Prasarana Jalan Tersedia satu akses jalan lintas Akses dari pintu tol melewati 3 jalan alternatif dengan lebar sekitar 6-
kabupaten yakni melewati : 7 meter dapat dilewati oleh 2 kendaran mobil dan dapat dilewati oleh
Jl. Ir Sutami, Jl. Punggung Raharo bus, dengan kondisi perkerasannya cukup baik akan tetapi masih di
dan Jl. Ps. Mengandung Sari jumpai beberapa lubang yang cukup besar. Untuk penerangan sendiri
  masih minim dibeberapa titik, karena jalan yang dilewati sebagian
besar berupa perkebunan hal ini perlu di perhatikan agar tidak
menyebabkan kecelakaan.
Angkutan umum Tidak tersedia angkutan umum Belum tersedianya angkutan umum menuju kawasan perencanaan,
menuju kawasan hal ini sangat penting untuk meningkatkan kenyamanan pengunjung.
Karena menggunakan kendaraan pribadi waktu tempuh yang
dibutuhkan dari pintu exit tol sekitar 1 jam 17 menit dengan kondisi
jalan yang cukup baik dan lancar
Papan penunjuk Tidak tersedia papan penunjuk jalan Petunjuk jalan atau rambu-rambu yang mengarahkan menuju
jalan menuju bendungan Bendungan Margatiga masih minim, keberadaan petunjuk jalan ini
sangat membantu wisatawan yang ingin mengunjungi Bendungan
Margatiga. Akan lebih baik jika diberi beberapa petunjuk jalan
setidaknya 3 titik yang dapat di letakan di pintu exit tol, dan pertigaan
di Jl. Ir Sutami dan 1 pada titik gapura/pintu masuk bendungan.
Parkir Terdapat fasilitas parkir eksisting Untuk fasilitias parkir masih terbilang sedikit yang parkir hanya boleh
pada fasilitas UPB Bendungan digunakan private untuk pengelola Bendungan Margatiga, lahan
Margatiga parkir sangat dibutuhkan untuk menunjang fasilitas wisatawan yang
akan berkunjung, dikarenakan sedikitnya wahana wisata di sekitar
bendungan margatiga diperkirakan akan terjadi lonjakan wisatawan
yang berkunjung baik wisatawan lokal dan luar daerah.
Akses Jalan Tiap Sebagian desa sudah memiliki Akses dari desa menuju tapak dapat dilewati 1 mobil dan 1 motor
Desa akses jalan yang cukup baik seperti dengan lebar sekitar 5 m, disebagian wilayah sudah dibuat
pengaspalan akan tetapi masih perkerasan berupa aspal akan tetapi masih terdapat desa yang
terdapat akses menuju lokasi menggunakan jalan batu. Untuk kenyamanan wisatawan sebaiknya
berupa jalan bebatuan akses jalan dari desa dilakukan perbaikan dengan menggantinya
menjadi jalan cor beton ataupun pengaspalan
KONSEP DAN
SKEMATIK DESAIN
KONSEP DASAR
Konsep dasar dari desain Penataan Kawasan dan Pengamanan Aset
Bendungan Margatiga ini yaitu, mengaplikasikan beberapa standar keamanan
sesuai dengan peraturan dan kebijakan yang terkait
Bahwa dalam rangka untuk menjaga fungsi waduk agar terpelihara keberadaan
dan keberlanjutannya, serta mencegah kerusakan atau gangguan yang
disebabkan oleh daya rusak alam maupun aktifitas manusia. Sehingga dalam
upaya pengendalian dan pelestarian bendungan, dibutuhkan pemanfaatan
ruang berupa:
• Sabuk Hijau
• Ruang Terbuka Hijau
• Sumur Resapan
• Pertanian Terasering
Dilakukan dengan pemanfaatan yang terbatas berupa:
• Ruang terbuka hijau untuk kegiatan pariwata/olahraga/pendidikan
• Budidaya Perikanan.
KONSEP PENGEMBANGAN
Penataa Kawasan bendungan
Margatiga dengan
keanekaragaman hayati dan
keindahan alamnya memiliki
potensi sebagai destinasi
wisata

Konsep ekowisata menjadi


pilihan dalam rencana
penataan kawasan
bendungan Margatiga.
ZONA A
Pada zona ini berfungsikan sebagai
hutan konservasi dengan konsep
ekowisata
Dengan fasilitas sumur resapan, toilet,
akses jalan, deck wisata, pos
penjagaan
Akses menuju Kawasan melalui jalan
desa Trisinar Dengan jarak 1,0 km
ZONA B
Pada zona ini berfungsikan sebagai
kawasan budidaya perikanan
Dengan fasilitas toilet, akses jalan,
gudang, rumah makan sederhana, pusat
informasi, gazebo, kolam pemancingan
Panjang akses jalan: 1,5 km dari Desa
Sidomulyo
Vegetasi yang akan di tanami : pohon
nangka, pohon ketapang laut dan pohon
pinus, trembesi, dan pohon bungur
ZONA C
Pada zona ini berfungsikan sebagai Kawasan
Konservasi dengan penerapasn sebagai
resapan yang difungsikan sebagai pertanian
terasering
Akses jalan melalui Desa Mekarmukti dengan
jarak 550 m
ZONA D
Pada zona ini berfungsikan sebagai
pariwisata taman rekreasi dan edukasi.
Dengan fasilitas toilet, taman bunga, spot
foto, Menara pandang, bangunan diorama
sebagai tempat edukasi simulasi
pengoperasian bendungan, bangunan
pengelola, taman bermain
Akses menuju kawasan melalui Desa
Buana Sakti dengan jarak 700 m
ZONA E
Pada zona ini berfungsikan sebagai
pariwisata untuk bumi perkemahan.
Dengan fasilitas toilet, campground,
bangunan pengelola, Glamping area,
gazebo, dapur umum, Outbond.
Akses menuju Kawasan melalui Desa
Buanasakti Dengan jarak 200 m
Konsep Sempadan Bendungan

Penataan Kawasan Sempadan


Sempadan waduk merupakan luasan
lahan yang mengelilingi dan berjarak
tertentu dari tepi badan waduk yang
berfungsi sebagai kawasan perlindung
waduk.

Dalam penetapan garis sempadan


waduk, selain harus mempertimbangkan
karakteristik waduk

Bendungan Margatiga menggunakan


konsep greenbelt dan jalan setapak
mengelilingi kawasan bendungan yang
bertujuan untuk memberikan
perlindungan area terbuka serta
kemudahan akses ke seluruh kawasan
bendungan dan kawasan sekitar
bendungan dan juga sebagai penegasan
batas kawasan yang menjadikan lahan
didalam bendungan menjadi Kawasan
sempadan.
PROGRAM RUANG DAN KEGIATAN
Konsep Delineasi Kawasan
Adalah penanda antara kawasan
bedungan dengan lahan milik warga.
Untuk konsep perencanannya
mengunakan jalan melingkar selebar 80
cm dengan Panjang 231,68 km
menggunakan material paving blok
Konsep Demarkasi Kawasan

Adalah pembuatan buffer zone 50-


100 meter dari genangan 25, hal ini
berfungsi sebagai perlindungan dari
naiknya muka air ketika banjir
Penataan Pohon Pada Zona Konservasi KONSEP VEGETASI
Selain vegetasi eksisting, penataan kawasan
Bendungan Margatiga perlu didukung oleh konsep
pemilihan vegetasi tambahan sebagai tutupan lahan Pada kawasan kritis yang termasuk didalam area
kawasan bendungan yang dapat selaras dan selebihnya sempadan Bendungan Margatiga diperlukan penanaman
mengoptimalkan kondisi ekologis maupun pohon agar dapat melindungi kawasan bendungan dari
perkembangan ekosistem lahan basah di area erosi dan longsor
genangan.
Konsep Revitalisasi
1. Konservasi 2. Perbaikan (Upgrade)
Untuk melindungi as bendungan dari desa yang Memberikan perlindungan tambahan berupa pagar
berbatasan langsung akan direncanakan menjadi panel untuk melindungi asset bendungan berupa
hutan konservasi dimana hal tersebut dapat area helipad dan robotic
meningkatkan nilai view dari Menara pandang di
dalam as bendungan
3. Rumah Tua
Merancang rumah tua agar berfungsi Kembali dan dapat menarik wisatawan dengan menjadikannya
sebagai area UMKM ataupun museum yang menjelaskan proses pembangunan dari Bendungan
Margatiga
KONSEP
ZONA
THAN

Anda mungkin juga menyukai