Anda di halaman 1dari 26

Environmental Safeguard dalam

Pengelolaan Pesisir Pulau Jawa


bagian Utara

Direktorat Pencegahan Dampak Lingkungan Kebijakan Wilayah dan Sektor


Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
KONDISI EKSISTING
PANTURA: KEBIJAKAN DAN
POTENSI PULAU JAWA
DAYA DUKUNG DAN DAYA
TAMPUNG LH (DDDTLH)
PULAU JAWA
KONDISI KEHATI PESISIR
UTARA PULAU JAWA
STRATEGI PENGELOLAAN LH
UNTUK PENINGKATAN
DDDTLH PULAU JAWA

OUTLINE PAPARAN
02
Isu Strategis dalam KLHS RPJPN 2025-2045
Kenaikan suhu bumi akibat aktivitas
manusia yang mempengaruhi variabilitas
iklim jangka panjang
Perubahan
Iklim

Menurunnya jumlah hingga hilangnya


keanekaragaman hayati yang dapat
Hilangnya mengancam ketahanan pangan dan air
Kehati

Polusi yang berpotensi mengancam


ketersediaan sumber daya alam
Polusi

Indonesia sangat rentan terhadap dampak triple planetary crisis. Tingginya laju pertumbuhan penduduk
dengan pola perilaku konsumsi dan produksi saat ini akan menjadi pressure terhadap lingkungan hidup.
KONDISI EKSISTING
PANTURA: KEBIJAKAN DAN
POTENSI PULAU JAWA
Arah Kebijakan Pulau Jawa dalam RPJPN 2025-2045

Wilayah Pulau Jawa


diarahkan menjadi:
Megalopis yang
unggul, Inovatif,
Inklusif, Teintegrasi
dan Berkelanjutan”
3 [Tiga] Tipologi/Cluster Pulau Jawa dan Karakteristiknya: Basis Pelaksanaan
Pembangunan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Berbasis Landscape-Seascape
JAWA BAGIAN UTARA; JAWA BAGIAN
a. Basis perkembangan peradaban Jawa: TENGAH;
b. Memiliki karekteristik lahan basah yang pada awalnya didominasi oleh ekosistem mangrove; a. Pada awalnya
c. Ekosistem mangrove sudah banyak berubah menjadi areal persawahan dan tambak; merupakan hutan
d. Saat ini areal perawahan dan tambak juga cendrung “mengkota” dan berubah menjadi pusat non-dipterocarpacea
pemukiman, perkotaan dan industri; sebagai pengatur air
dengan lahan yang
subur dan kehati
yang tinggi;
b. Kemudian berubah
menjadi lahan
pertanian lahan
kering dan sawah
irigasi;
c. Saat ini juga
cendrung
“mengkota”;
JAWA BAGIAN SELATAN:
a. Didominasi oleh karst dan batu kapur dengan hutan non-dipterocarpacea dan 3 [Tiga] Tipologi/Cluster P. Jawa
ultrabasah, lahan yang tidak subur dan memiliki sungai-sungai bawah tanah;
diperoleh dari hasil analisis:
b. Pernah menjadi ruang kehidupan/habitat harimau Jawa (yang sudah punah);
c. Wilayah ini saat ini juga banyak dimanfaatkan untuk kegiatan pertambangan • Peta Wilayah Ekoregion [KLHK]
dan “mengkota”; • Peta Unit Ekoregion [KLHK]
Tantangan Keberlanjutan: Pulau Jawa sebagai Tumpuan Percepatan Kegiatan Ekonomi Nasional
1. Dalam Penerapan PUU Cipta kerja ini, Pulau Jawa sampai saat ini masih
menjadi tumpuan akselerasi pembangunan ekonomi nasional.
2. Pembangunan LHK Ekoregion Jawa harus dapat memastikan bahwa
Akselerasi pembangunan ekonomi tersebut harus dilakukan dengan
tetap menjaga dua pilar penting keberlanjutan (landscape-seascape
sustainability), yaitu:
a. keberlanjutan proses, fungsi dan produktivitas lingkungan hidup
yang diindikasikan dengan status dan kondisi daya dukung dan
daya tampung lingkungan hidup terkait dengan udara/atmostfir,
lahan, air, laut dan kehati;
b. Keselamatan, mutu hidup dan kesejateraan masyarakat;
DAYA DUKUNG DAN DAYA
TAMPUNG LH PULAU JAWA
KERANGKA PIKIR D3TLH
“Jumlah populasi yang hidup sejahtera secara mandiri dan berkelanjutan (Social Capacity) dengan didukung oleh
kapasitas lingkungan hidup dalam satuan unit ekoregion (Biophysical Capacity)”

Biophysical Capacity Social Capacity

Indeks
Keselamata,
Mutu Hidup
dan
Kesejahteraan

▪ Konsep D3TLH untuk menjaga keseimbangan antara supply (penyediaan) dari sisi lingkungan dan demand (pemanfaatan)
dari kebutuhan dasar manusia.
• D3TLH sebagai instrumen untuk mengetahui ambang batas lingkungan hidup dalam menjamin keberlanjutan suatu
wilayah
DIREKTORAT PDLKWS KONDISI PEMANFAATAN SDA SAAT INI

Ekoregion dan Jasa Lingkungan Hidup


UNIT EKOREGION DOMINAN DI PULAU JAWA
No Unit Ekoregion Luas (Ha) Luas (%)
1 Pegunungan kerucut vulkanik lereng bawah bermaterial campuran batuan beku luar dan piroklastik bervegetasi hutan pamah (non dipterokarpa) 1.644.526 12,20%
2 Perbukitan denudasional bermaterial campuran batuan beku luar dan piroklastik bervegetasi hutan pamah (non dipterokarpa) 1.215.162 9,02%
3 Perbukitan struktural lipatan bermaterial batuan sedimen karbonat bervegetasi hutan batugamping pamah 1.037.101 7,70%
4 Dataran fluviovulkanik bermaterial aluvium bervegetasi hutan pamah monsun merangas 844.176 6,26%

1
3

2
4

Wilayah ekoregion dari bentang alam dan vegetasi alami yang membentuk perbedaan karakteristik wilayah setiap
pulau/kepulauan dan mempengaruhi jasa lingkungan hidup.
KATEGORI JASA LINGKUNGAN HIDUP TINGGI PULAU JAWA

Kategori Jasa Lingkungan Luas (Ha) Luas (%)


A 490.440 3,70%
*persentase berdasarkan luas total Pulau Jawa
B (Air & Karbon) 73.756 0,56%
B (Air & Kehati) 434.744 3,28%
B (Karbon & Kehati) 15 0,00% Keterangan:
C (Air) 352.787 2,66% Kategori A : memiliki 3 kategori jasa lingkungan hidup tinggi (Air, Karbon, dan Kehati)
Kategiru B : memiliki 2 kategori jasa lingkungan hidup tinggi (Air dan Kehati / Air dan Karbon / Kehati dan Karbon )
C (Karbon) - 0% Kategori C : memiliki 1 kategori jasa lingkungan hidup tinggi (Air atau Karbon atau Kehati)
C (Kehati) 456.563 3,44%
Total 1.808.305 13,64%
DIREKTORAT PDLKWS KONDISI PEMANFAATAN SDA SAAT INI

Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup


BIOKAPASITAS PULAU JAWA • Penduduk Pulau Jawa Tahun
Luas Total Wilayah : 13.476.307,00
2022 : ±154 Juta jiwa
Alokasi Lahan untuk kebutuhan Pangan : 8.898.841,97 • Jumlah Penduduk yang
Alokasi Lahan untuk kebutuhan Papan : 1.918.349,00 mampu didukung : ±109 Juta
Alokasi Lahan untuk kebutuhan Sandang : 472.910,84 jiwa
180,000,000
Produktifitas
160,000,000
Beras : 4.649,8 Kg/Ha
Sayur dan Buah : 7.768,8 Kg/Ha 140,000,000
120,000,000
JEJAK EKOLOGIS PULAU JAWA 100,000,000

Konversi orang/luas 80,000,000


Kebutuhan Manusia Jumlah 60,000,000
Satuan
penduduk
Kebutuhan 40,000,000
Komoditas 1.000 orang/ha
(kg/orang)
1a Beras 85,9 54 orang/ha 0,018 20,000,000
1b Jagung, terigu, dll 7,7 1.114 orang/ha 0,001 0
2 Umbi-umbian 8,5 1.745 orang/ha 0,001
3a Daging & susu 3,5 75 orang/ha 0,013
3b Unggas & telur 10,4 153 orang/ha 0,007
3c Ikan 2,2 15.529 orang/ha 0,000
4 Minyak dan lemak 13,7 69 orang/ha 0,014
5 Buah/biji berminyak 1,0 568 orang/ha 0,002
6 Kacang-kacangan 9,1 104 orang/ha 0,010
7 Gula 5,8 877 orang/ha 0,001 Optimum Eksisting 2022
8 Sayuran dan buah 84,8 92 orang/ha 0,011
9 Kapas 7,5 72orang/ha 0,014
KEBUTUHAN PANGAN 0,078
10 Tempat tinggal 1.111 orang/ha 0,001
11 Ruang public
12 Pemenuhan kayu
917
59
orang/ha
orang/ha
0,001
0,017
AMBANG BATAS Status sudah terlampaui pulau/kepulauan tersebut tidak dapat memenuhi
13 Listrik 2.433 orang/ha 0,000 D3TLH Pulau Jawa kebutuhan dasar penduduknya secara mandiri
KEBUTUHAN non PANGAN (Sandang dan Papan) 0,003
KEBUTUHAN Per Orang/Hektar/Tahun 0,111
DIREKTORAT PDLKWS PERBANDINGAN JUMLAH PENDUDUK TAHUN 2022, PROYEKSI JUMLAH
PENDUDUK TAHUN 2045, DAN JUMLAH PENDUDUK OPTIMUM PULAU JAWA

D3TLH dikaitkan dengan Jumlah Penduduk


Jumlah
Perbandingan Jumlah
Penduduk
Provinsi Jumlah Penduduk Penduduk Eksisting Status
Eksisting Tahun
Optimum (Jiwa) Tahun 2022 dan D3TLH
2022 (Jiwa)
Optimum (Jiwa)
Banten 12.167.040 7.508.092 -4.658.948 Terlampaui
DI Yogyakarta 3.712.570 3.419.796 -292.774 Terlampaui
DKI Jakarta 10.640.010 1.825.890 -8.814.120 Terlampaui
Jawa Barat 49.306.780 27.402.643 -21.904.137 Terlampaui
Jawa Tengah 37.180.410 32.035.976 -5.144.434 Terlampaui
Jawa Timur 41.229.980 37.595.892 -3.634.088 Terlampaui
Pulau Jawa 154.236.790 109.795.482 -44.448.501 Terlampaui

D3TLH dikaitkan dengan Jumlah Penduduk


Perbandingan
Proyeksi Jumlah
Proyeksi Jumlah
Provinsi Penduduk Tahun Jumlah Penduduk Status
Penduduk Tahun
2045 (Jiwa) Optimum (Jiwa) D3TLH
2045 dan Optimum
(Jiwa)
Banten 14.156.300 7.508.092 -6.648.208 Terlampaui
Proyeksi penduduk Pulau Jawa Tahun 2045 memiliki jumlah sebesar DI Yogyakarta 4.077.700 3.419.796 -657.904 Terlampaui
±172,61 juta jiwa, jika dibandingkan dengan jumlah penduduk DKI Jakarta 10.125.900 1.825.890 -8.300.010 Terlampaui
Jawa Barat 56.805.780 27.402.643 -29.403.137 Terlampaui
optimum maka dapat dikatakan ambang batas D3TLH Pulau Jawa
Jawa Tengah 42.585.400 32.035.976 -10.549.424 Terlampaui
secara indikatif berstatus terlampaui.
Jawa Timur 44.860.790 37.595.892 -7.264.898 Terlampaui
Pulau Jawa 172.611.870 109.795.482 -62.823.581 Terlampaui
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG AIR PULAU JAWA
Pemanfaatan Air
Ketersediaan Indikasi
Provinsi Total
(M3/Tahun) Status
(M3/Tahun)
1 2 3 4
Belum
Banten 10.345.285.844,43 8.142.249.837,92
Terlampaui
Daerah
Belum
Istimewa 2.674.752.651,43 2.319.401.669,39
Terlampaui
Yogyakarta
DKI Jakarta 506.984.979,75 975.148.041,53 Terlampaui

Belum
Jawa Barat 41.880.727.642,83 32.559.117.505,33
Terlampaui

Jawa Tengah 31.032.527.608,75 32.719.164.930,76 Terlampaui

Jawa Timur 32.461.003.410,23 40.326.333.084,03 Terlampaui

118.901.282.137,4 117.041.415.068,97
TOTAL
3

Ketersediaan Air Pemanfaatan Air Ambang Batas Indikasi Status Lampiran 3. Kecukupan JLH sebagai
118.901.282.137,43 117.041.415.068,97 153.000.000 Terlampaui Penyedia Air Per Provinsi di Pulau Jawa
m3/tahun m3/tahun Jiwa

Sumber: Perbaharuan Data D3TLH Air dari SK MenLHK Nomor 297/MenLHK/Setjen/PLA.3/4/2019


KECENDERUNGAN PERUBAHAN KINERJA JLH PENGATUR AIR PULAU JAWA
1996-2020
0.02%
Sumber: Perbaharuan Data D3TLH Air dari SK MenLHK Nomor
8.01%
297/MenLHK/Setjen/PLA.3/4/2019
16.49%
Meningkat
Menurun
Tetap
75.49% Tidak Ada Data

Peta Kecenderungan

Daerah dengan kecenderungan “menurun” perlu


disiapkan upaya mitigasi dan pengendalian
perizinan/persetujuan pemanfaatan SDA untuk
menjaga keberlanjutan penyediaan air. Lampiran 4. Kecenderungan Perubahan Kinerja JLH sebagai
Pengatur Air 1996-2020
STRATEGI PENGELOLAAN LH
UNTUK PENINGKATAN
DDDTLH PULAU JAWA
FORESIGHT SCENARIO DALAM
RPPLH NASIONAL 2025-2055
(lanjutan)
PENYUSUNAN RPPLH NASIONAL
Skenario Optimis
STATES/BASELINE

DAYA DUKUNG DAN INDEKS KUALITAS Rencana Adaptasi


DAYA TAMPUNG LH LINGKUNGAN HIDUP dan Mitigasi
Perubahan Iklim
EKOREGION DARAT EKOREGION LAUT
“memaksimalkan benefit”
Rencana
Pemanfaatan, KEY
FORESIGHT Pencadangan,
Pengendalian,
INDICATORS –
VISI RPPLH
SCENARIO Pemantauan,
Pendayagunaan dan
NASIONAL
Pelestarian SDA
Skenario Pesimis Rencana
Perlindungan
dan/atau
Pemeliharaan
Kualitas dan Fungsi
Lingkungan
SD Air SD Udara SD Lahan SD Kehati SD Laut
“meminimalisir risiko”
Hidup

FORESIGHT SCENARIO adalah metode mempelajari masa depan dengan cara memahami berbagai kekuatan
penggerak perubahan yang mempengaruhi pembentukan masa depan.
RPPLH sebagai hasil perencanaan lingkungan membentuk masa depan di tengah ketidakpastian (volatility,
uncertainty, complexity, dan ambiguity/VUCA) perubahan di masa depan.
19
(lanjutan)
RPPLH NASIONAL 2025-2055
ARAHAN UTAMA PPLH NASIONAL

MAXIMUM PROTECTION PEMANFAATAN JASLING


CORRECTIVE ACTION

mengarahkan kawasan yang upaya perbaikan dan pemulihan upaya memanfaatkan jasa
wajib dilindungi, khususnya lingkungan untuk menjaga lingkungan untuk kesejahteraan
Jasa Lingkungan Hidup tinggi keberlanjutan Jasa Lingkungan masyarakat secara berkeadilan

20
STRATEGI PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PULAU JAWA
RENCANA PEMELIHARAAN DAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN HIDUP

1. Perlindungan wilayah dengan fungsi sistem penyangga kehidupan dengan kinerja jasa lingkungan tinggi antara lain
di 12 Taman Nasional, 10 Suaka Margasatwa, 78 Cagar Alam serta 25 Taman Wisata Alam, terutama pada Kompleks
Pegunungan Tengah Jawa dari ancaman kegiatan ekstraktif serta untuk menjaga kekayaan aset biodiversitas Pulau Jawa
2. Pelestarian ekosistem keanekaragaman hayati melalui penyediaan konstelasi lanskap hijau alami serta buatan,
seperti Koridor Hijau dan Taman Kehati
3. Pemulihan dan pemeliharaan ekosistem kawasan pesisir dan laut dari ancaman penurunan muka tanah dan kenaikan
muka air laut, terutama pada Pantai Utara Jawa
4. Pengendalian pencemaran air, tanah dan udara serta pemulihan kapasitas ekosistem pada lahan dan DAS kritis
STRATEGI PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PULAU JAWA
RENCANA PEMANFAATAN, PENDAYAGUNAAN, DAN PENCADANGAN SUMBER DAYA ALAM

1. Pendayagunaan lahan prima melalui praktik pertanian berkelanjutan untuk mewujudkan Kemandirian Pangan Nasional
2. Penerapan solusi berbasis karakteristik alam dalam pengembangan kawasan perkotaan dan peri-urban beserta infrastruktur
pendukungnya
3. Penguatan penegakkan hukum dalam proses pengamanan lingkungan (environmental safeguard) pada kegiatan ekonomi strategis
beserta infrastruktur pendukungnya
4. Pendayagunaan aset keanekaragaman hayati melalui pengembangan bioprospeksi dengan teknologi ramah lingkungan pada lini
produksi dan distribusi kegiatan ekonomi strategis
5. Pembangunan kapasitas masyarakat kota-desa dengan pendekatan perilaku peduli lingkungan dan konsumsi ramah lingkungan
ARAHAN KEBERLANJUTAN PULAU JAWA

1. Perlindungan Kawasan dengan kinerja jasa lingkungan tinggi dari ancaman pemanfaatan ekstraktif, terutama pada Kompleks
Pegunungan Tengah Jawa
2. Pelestarian Ruang Hidup Keanekaragaman Hayati melalui Koridor Hijau dan Taman Kehati sebagai penjamin kualitas hidup masyarakat
kota desa
3. Pemastian kualitas dan kuantitas lahan pertanian guna mendukung Kemandirian Pangan
4. Pengendalian pencemaran air, tanah dan udara serta pemulihan pada lahan kritis dan kawasan pesisir, terutama pada Pantai Utara Jawa
5. Implementasi Solusi berbasis Ekosistem sebagai Pendekatan Utama dalam Pengembangan Kawasan Perkotaan beserta Infrastruktur
Pendukungnya
6. Penguatan mekanisme Pengamanan Lingkungan Hidup pada kegiatan ekonomi strategis beserta infrastruktur pendukungnya
7. Implementasi Teknologi Terbarukan Ramah Lingkungan pada lini produksi dan distribusi kegiatan ekonomi strategis
8. Pembangunan Manusia Kota dan Desa dengan pendekatan Perilaku Peduli Lingkungan dan Konsumsi Ramah Lingkungan
9. Pengendalian Pertumbuhan Penduduk sesuai ambang batas jumlah penduduk D3TLH Pulau Jawa sejumlah 109 juta jiwa
DIREKTORAT PDLKWS

Arahan untuk Arahan dalam rangka menyelenggarakan perlindungan lingkungan hidup Pesisir Utara Jakarta :

Pesisir Utara
• Pelaksanaan reklamasi memperhatikan kepentingan lingkungan, kepentingan
kepelabuhan, kepentingan kawasan berhutan bakau, kepentingan nelayan, dampak
terhadap banjir rob dan kenaikan permukaan laut serta sungai, kepentingan dan fungsi

Jakarta •
lain yang ada di kawasan pantura.
Penyelenggaraan reklamasi serta pengelolaan tanah hasil reklamasi dan penataan kembali
kawasan daratan Pantura, dilaksanakan secara terpadu melalui kerjasama usaha yang
saling menguntungkan antara Pemerintah Daerah, Masyarakat, dan dunia usaha.
• Pembangunan jaringan distribusi air bersih melalui peningkatan kapasitas produksi air
bersih dari sumber air eksisting untuk memenuhi kebutuhan air pada masa mendatang.
DIREKTORAT PDLKWS

Arahan dalam rangka menyelenggarakan perlindungan lingkungan hidup Pulau Jawa

Arahan untuk
• Pengembangan kawasan di bagian Utara Pulau Jawa agar tetap mempertahankan luasan
kawasan hutan atau penutupan hutan yang umumnya merupakan wilayah dengan jasa

Utara Pulau Jawa


lingkungan hidup tinggi (Mangrove).
• Kebijakan transformasi ekonomi di Pulau Jawa agar memperhatikan ambang batas daya
dukung dan daya tampung lingkungan hidup yang telah terlampaui, sedapat mungkin
kebijakan didorong ke arah pemanfaatan jasa lingkungan yang tidak ekstraktif dan tidak
menimbulkan deforestasi (Ekonomi Hijau).
• Pengendalian pencemaran air, tanah dan udara serta pemulihan pada lahan kritis dan
kawasan pesisir, terutama pada Pantai Utara Jawa
• Pelestarian Ruang Hidup Keanekaragaman Hayati melalui Koridor Hijau dan Taman
Kehati sebagai penjamin kualitas hidup masyarakat kota desa
• Penguatan mekanisme Pengamanan Lingkungan Hidup pada kegiatan ekonomi strategis
beserta infrastruktur pendukungnya
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
REPUBLIK INDONESIA

TERIMA KASIH

@kementerianlhk

Anda mungkin juga menyukai