Disajikan pada :
Webinar Tata Kelola Kehutanan menuju Indonesia Emas 2045
Bagaimana kepastian kawasan, kepastian usaha dan kepastian hukum dalam
tata kelola kehutanan oasca terbitnya UUCK menuju Indonesia Emas 2045 ?
2024
(Ketua Umum DPP Himpunan Alumni Fakultas Kehutanan
IPB University)
1
1
Pengantar:
Peluang dan Tantangan Tata Kelola Kehutanan dalam
Mewujudkan Indonesia Emas 2045
Pengantar: Peluang & Tantangan Tata Kelola Kehutanan
KEBERLANJUTAN Landscape-Seascape 3 (Tiga) Kompetensi:
(Landscape-Seascape Sustainability) 1. Aspek Yuridis;
1. Keberlanjutan proses, fungsi dan produktivitas LH 2. Aspek Teknis & Scientifik;
(5 Focal areas: Udara-Atmosfir, Lahan, Air, Laut dan 3. Aspek Manajemen/Tata Kelola i.e.
Biodiversity); dan Sustainable Forest Governance & Good
2. Keselamatan, Mutu Hidup dan Kesejahteraan Environmental Governance dan Carbon
Governance serta Transglobal Leadership
Masyarakat;
Peluang &Tantangan Global: Landscape-Seascape:
1. The triple planetary crisis: Berbagai Pola Ruang, Bentuk Pemanfaatan
Iklim, Biodiversity loss &
Pencemaran Lingkugan Hidup;
SDA & Penerapan Berbagai Instrumen LHK Hutan Tropis Basah
2. Global Risks; • kesatuan ekosistem,
3. Megatrend 2045; hamparan lahan, SDA Hayati,
4. SDGs (Ekologi, Sosial & dominasi pepohonan dalam
Ekonomi); persekutuan alam &
5. VUCA (Volatility, Uncertainty, lingkungannya, satu dengan
Complexity, Ambiguity) lainnya tidak dapat dipisahkan;
• Ruang 3 Dimensi: Dimensi
EKOREGION LAUT - Seascape EKOREGION TERESTRIAL - Landscape Horizontal dan Vertikal (5 focal
areas); dan
LANDSCAPE-SEASCAPE: SISTEM SOCIO-EKOLOGI (A SOCIO-ECOLOGICAL SYSTEM) yang mencakup • Karekteristik Bentang Alam
mosaik ekosistem alami dan buatan, dengan konfigurasi karakteristik topografi, vegetasi, penggunaan lahan, (KVA) dan Karakteristik
permukiman yang dipengaruhi oleh proses and aktivitas ekologi, sejarah, ekonomi dan budaya dari suatu area. Vegetasi Alami (KVA) → Tipe
HUTAN BAGIAN TIDAK TERPISAHKAN DARI SUATU LANDSCAPE-SEASCAPE Ekosistem
Ekosistem Hutan dan Keberlanjutan Landscape-Seascape
HUTAN BAGIAN TIDAK TERPISAHKAN DARI SUATU LANDSCAPE-
SEASCAPE. Hutan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh wilayah
sekitarnya dalam suatu landscape-seacape. Status Kondisi Ekosistem
Hutan menjadi penopang keberlanjutan Landscape-Seascape.
1. Keberlanjutan Proses, Fungsi dan Produktivitas Lingkungan (Kualitas LH
yang baik dan sehat): [1a]. Udara/ Atmosfir, [1b].Lahan, [1.c]. Air, [1.d]
Laut; dan [1.e] Biodiversity.
2. Keselamatan, mutu hidup dan kesejahteraan masyarakat
Penguatan dan Integrasi Pengembangan dan Penerapan PUU Cipta Kerja Penyelesaian Perencaaan
Perizinan secara Elektronik Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kehutanan
Peluang &Tantangan
Penguatan Aspek Global: i.e. the triple planetary
Optimalisasi dan
crisis: Iklim, Biodiversity loss & Efektifitas Penggunaan
Keberlanjutan Landscape- Pencemaran Lingkugan Hidup; Kawasan Untuk Sektor Lain
Seascape serta Tapak secara Berkelanjutan
[Udara/Atmosfir, Lahan, Air,
Laut dan Kehati] & Aspek HUTAN SEBAGAI SATU KESATUAN EKOSISTEM (Landscapp-Seascape Optimalisasi Pemanfaatan
Keselamatan, Mutu Hidup Management): Ecologically Sensible, Socially Acceptable, Hutan secara Berkelanjutan
dan Kesejahteaan Economically Feasible
&
Masyarakat Transformasi Perizinan
Optimalisasi dan
Transformasi Perizinan Efektifitas KEBIJAKAN Berusaha Bidang Kehutanan
Menjamin
HUTSOS: [PBPH]: Single Entitas menjadi
Bidang Lingkungan Hidup: Transisi Perlindungan
Pengaturan Penguatan Akses Multi Usaha Kehutanan [PBPH
Persetujuan Teknis dan Hutan dan
Legal Masyarakat Berbasis Landscape]
Persetujuan Lingkungan Pengawasan
PENGATURAN PENYELENGGARAAN DAN PENGURUSAN HUTAN
(UU NO. 41 TAHUN 1999)
PENYELENGGARAAN KEHUTANAN berasaskan manfaat dan lestari, kerakyatan, keadilan,
kebersamaan, keterbukaan, dan keterpaduan. Semua hutan di dalam wilayah Republik Indonesia
termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara untuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat, berasaskan manfaat dan lestari, kerakyatan, keadilan,
kebersamaan, keterbukaan, dan keterpaduan. (Pasal 2 dan 4)
TUJUAN (pasal 3) :
Mengatur, mengurus kemakmuran rakyat yang berkeadilan dan berkelanjutan :
hutan, kawasan hutan & a. menjamin keberadaan hutan dengan luasan yang cukup
hasil hutan dan sebaran yang proporsional;
Penguasaan
b. mengoptimalkan aneka fungsi hutan (fungsi konservasi,
hutan oleh
Menetapkan status lindung, dan produksi) untuk mencapai manfaat
Negara :
wilayah tertentu sbg lingkungan, sosial, budaya, dan ekonomi, yang seimbang
Memberi
kawasan hutan / dan lestari;
wewenang
kawasan hutan sbg c. meningkatkan daya dukung daerah aliran sungai;
kepada
bukan kawasan hutan d. meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan
Pemerintah
kapasitas dan keberdayaan masyarakat secara partisipatif,
(pasal 4) Mengatur & berkeadilan, dan berwawasan lingkungan sehingga mampu
menetapkan hub hukum menciptakan ketahanan sosial dan ekonomi serta
antara orang dg hutan ketahanan terhadap akibat perubahan eksternal;
serta mengatur e. menjamin distribusi manfaat yang berkeadilan dan
perbuatan hukum berkelanjutan.
mengenai kehutanan
PENYELENGGARAAN KEHUTANAN
Pasal 10 UU No. 41 Thn 1999 tentang Kehutanan
pengurusan hutan meliputi kegiatan penyelenggaraan perencanaan kehutanan, pengelolaan hutan, penelitian dan
pengembangan, pendidikan dan pelatihan, penyuluhan kehutanan, dan pengawasan
PERENCANAAN KEHUTANAN PENGELOLAAN HUTAN LITBANG & DIKLATLUH PENGAWASAN KEHUTANAN
PASAL 12 KEHUTANAN
✓ Inventarisasi hutan PASAL 21 PASAL 53 PASAL 52 (ayat 59 – 65)
✓ Tata hutan dan penyusunan ...
UU NO UU NO.
16/2016 KEBIJAKAN 18/2008
PARIS PLB3
AGREEMENT Lingkup
LINGKUNGAN UU NO.
UU NO. HIDUP DAN 32/2009
23/2014 KEHUTANAN PPLH
PEMDA
UU NO. UU NO.
37/2014 18/2013
UU NO. P3H
KTA 2/2014
PANAS
BUMI
16
17
18
20
PP No 23 tahun 2021
Tentang Penyelengaraan Kehutanan
PP No 5 tahun 2021 Pasal 202
Ketentuan lebih lanjut mengenai Tata
Tentang Penyelenggaraan Hutan,penyusunan rencana pengelolaan Hutan,
Perizinan Berusaha Berbasis
Resiko
PERATURAN pemanfaatan Hutan Lindung dan Hutan Produksi,
Pengolahan Hasil Hutan, PUHH, dan PNBP
Pasal 124
Standar kegiatan usaha dan/atau standar
produk sebagaimana. Dimaksud pada ayat (3)
(AMANAT (1) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah provinsi sesuai
kewenangannya bertanggung jawab terhadap
huruf d pada masing-masing sektor diatur
dengan Peraturan Menteri/Kepala Lembaga.
UUCK) pembangunan dan pengembangan KPH.
(2) Anggaran pembangunan dan pengembangan KPH
bersumber dari:
a. anggaran pendapatan dan belanja negara;
b. anggaran pendapatan dan belanja daerah; dan/atau
c. dana lain yang tidak mengikat sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
PP No 24 tahun 2021
Pasal 18 Perizinan di Bidang Kehutanan, Pasal 21-23 Verifikasi Permohonan , Pasal 24 Penerbitan
Surat Perintah Tagihan Pelunasan Provisi Sumber Daya Hutan dan Dana Reboisasi, Pasal 25 Pelunasan
Provisi Sumber Daya Hutan, dan Dana Reboisasi & Pasal 29 : Pengenaan Sanksi Administratif
POIN PENTING PP 23 TAHUN 2021 PENYELENGGARAAN KEHUTANAN
Penyelesaian Perencaaan Kehutanan
Bab I Ketentuan Umum
Bab II Perencanaan kehutanan 1. Pemerintah memantau Kawasan dan Penutupan Hutan melalui
Bagian Ke-1 Umum Sistem Informasi Kehutanan
Bagian Ke-2 Inventarisasi Hutan
2. Penyelesaian konflik kawasan hutan melalui Penataan Kawasan
Bagian Ke-3 Pengukuhan Kawasan Hutan
Bagian Ke-4 Penatagunaan Kawasan Hutan Hutan
Bagian Ke-5 Pembentukan Wilayah Pengelolaan Hutan 3. Penetapan luas kawasan hutan dan tutupan hutan yang
Bagian Ke-6 Prosedur Pembentukan KPHK, KPHL dan KPHP
dipertahankan dengan mempertimbangkan kriteria Biogeofisik,
Bagian Ke-7 Kecukupan Luas Kawasan Hutan dan Penutupan
Lahan DDDT, Karakteristik DAS dan Keanekaragaman Flora Fauna
Bagian Ke-8 Penyusunan Rencana Kehutanan
Optimalisasi dan Efektifitas Penggunaan Kawasan Untuk
Bab III perubahan peruntukan kawasan hutan dan Sektor Lain
perubahan fungsi kawasan hutan
Bagian Ke-1 Umum 1. Penggabungan HP dan HPT menjadi Hutan Produksti Tetap (HP)
Bagian Ke-2 Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan 2. Persetujuan Pelepasan hanya dapat dilakukan di HPK
Bagian Ke-3 Perubahan Fungsi Kawasan Hutan
3. Persetujuan Pelepasan di HP hanya dapat dilakukan PSN
Bab IV Penggunaan kawasan hutan
Bagian Ke-1 Umum 4. Penyelesaian Keterlanjuran Kegiatan Non Kehutanan
Bagian Ke-2 Tata Cara Penggunaan Kawasan Hutan 5. Perubahan Terminologi Pinjam Pakai Menjadi Persetujuan
Bagian Ke-3 Kawasan Hutan dengan Tujuan Tertentu Penggunaan Kawasan Hutan
Bab V tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan
hutan serta pemanfaatan hutan Optimalisasi Pemanfaatan Hutan
Bagian Ke-1 Tata Hutan
Bagian Ke-2 Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan 1. Satu Perizinan Berusaha untuk Multiusaha
Bagian Ke-3 Pemanfaatan Hutan 2. Pengelolaan Kawasan Hutan di Pulau Jawa oleh BUMN dan
Sebagian oleh Pemerintah (KHDPK)
23
3. Integrasi Dokumen Lingkungan ke dalam Perizinan Berusaha
POIN PENTING PP 23 tahun 2021 PENYELENGGARAAN KEHUTANAN
KEBIJAKAN HUTSOS
Bab VI Pengelolaan Perhutanan Sosial
Bagian Ke-1 Umum 1. Perhutanan Sosial menjadi sebuah Kebijakan Utama sebagai
Bagian Ke-2 Hutan Desa strategi penyelesaian konflik dan peningkatan kesejahteraan
Bagian Ke-3 Hutan Kemasyarakatan
Bagian Ke-4 Hutan Tanaman Rakyat masyarakat.
Bagian Ke-5 Hutan Adat 2. Peningkatan pemanfaatan hutan dalam Perhutanan Sosial
3. Penguatan Mekanisme dan Pengelolaan Hutan Adat
Bab VII Perlindungan Hutan
Bab VIII Pengawasan
Bab IX Sanksi Administratif Optimalisasi dan Efektifitas Perlindungan Hutan dan
Pengawasan
Bagian Ke-1 Penerapan Sanksi Administratif
Bagian Ke-2 Sanksi Administratif Perubahan 1. Pendekatan Sanksi Adminsitratif dalam pengelolan hutan
Peruntukan Kawasan Hutan
2. Penguatan Sistem pengawasan
Bagian Ke-3 Sanksi Administratif Penggunaan Kawasan
Hutan
Bagian Ke-4 Sanksi Administratif Pemanfaatan Hutan
Bagian Ke-5 Sanksi Administratif Pengolahan Hasil
Hutan
Bagian Ke-6 Sanksi Administratif Pengelolaan
Perhutanan Sosial
Bagian Ke-7 Sanksi Administratif Perlindungan Hutan Menjamin Transisi Pengaturan
Pengelolaan
Landscape/SFM
KELOLA KELOLA KELOLA
SOSIAL LINGKUNGAN EKONOMI
PENGUATAN AKSES MULTIUSAHA
LEGAL MASYARAKAT KEHUTANAN
PERSETUJUAN
LINGKUNGAN
27
PNBP
EKSPORT
PASAR DOMESTIK
CIPTA KERJA
MITIGASI dan ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM
BATASAN LUAS, BATASAN JANGKA WAKTU, JUMLAH PERIZINAN, PENATAAN LOKASI (BIOGEOFISIK DAN POTENSI
31 HUTAN)
PENGELOLAAN HUTAN LESTARI
IZIN USAHA PENURUNAN
PEMANFAATAN HASIL DEFORESTASI-
HUTAN
DEGRADASI –
KAYU DEKOMPOSISI
GAMBUT
PERIZINAN BERUSAHA
KAWASAN
PEMANFAATA HUTAN
N HUTAN PRODUKSI/
LINDUNG
MULTIUSAHA
BABINSA
A. Sinergi Personil:
BRIGDALKARHUT
(TNI) 1. Brigdalkarhut KPH
Desa Makeruh
2. Penyuluh Kehutanan
3. Polhut KPH
Desa Titi Akar
Resort
GANIS
4. Tenaga Teknis (GANIS-PHPL)
RESORT 5. BABINKAMTIBMAS (POLRI)
6. BABINSA (TNI)
Desa Dungun Baru
Desa Sei Cingam 7. Perangkat Desa
BABINKAMTIBMAS
8. Masyarakat Peduli Api (MPA)
POLHUT
(POLRI) 9. Masyarakat Pengamanan Hutan
(PAMHUT)
PERANGKAT DESA/
Desa Darul Aman MPA
B. Sinergi Kegiatan:
1. Sosialisasi pencegahan karhutla
2. Diseminasi PLTB
PENYULUH PAMHUT
Desa Sri Tanjung 3. Pelatihan
4. Patroli Bersama
Desa Tanjung Kapal
5. Penanggulangan Karhutla
Desa Batu Panjang C. Pengelolaan Hutan oleh KPH
Desa Sukarjo Mesim
bersama Masyarakat
Resort 1. Pengembangan Agroforestry
Desa Terkul
2. Pemanfaatan HHBK dan Jasling
3. Pengembangan usaha produktif
RESORT
KEPALA RESORT KPH
63 %
Luas Daratan Wilayah Indonesia 191.357.868
(https://www.bps.go.id)
Konservasi 27.401.900,73
(Perairan + Daratan)
21,79% Luas KH
125.766.896 Ha
Hutan Lindung (HL)
29.562.468,42
23,50% (darat+perairan)
Luas KH
Hutan Produksi Terbatas (HPT) 26.801.734,34 21,31 % 120.443.455 Ha
(daratan)
Hutan Produksi Tetap (HP) 29.199.692,45 23,24 %
Hutan Produksi yang dapat
12.798.978,84 10,17 %
37
ikonversi (HPK)
Perbedaan Perhitungan Kecukupan Luas Kawasan Hutan dan Penutupan
Hutan Sebelum dan Sesudah UUCK
Sebelum UUCK Setelah UUCK
Kecukupan 30% Luas Kawasan Hutan dan Tutupan Hutan Kecukupan Luas Kawasan Hutan dan Tutupan Hutan
Seluruh Indonesia Seluruh Indonesia Berdasarkan Kondisi kondisi fisik dan
Geografis pada luas DAS
Hanya Dalam Kawasan Hutan Dalam Kawasan Hutan Dan Luar Kawasan Hutan
Tidak Mempertimbangkan
Mempertimbangkan Variasi Karakterisitik:
Tidak 1. Biogeofisik Mempertimban
Variasi Karakterisiti:
Mempertimban 2. Daya Tampung dan gAdministrasi Mempertimbangkan
1. Biogeofisik Tidak
gAdministrasi Daya Dukung dan tidak Kondisi Eksisting
2. Daya Tampung Mempertimbangkan
semua sama Lingkungan semua sama Kawasan Hutan dan
Daya Dukung Kondisi Eksisting
untuk seluruh 3. Karakteristik DAS untuk seluruh Program Kebijakan
3. Karakteristik DAS Kawasan Hutan dan
Indonesia 4.Keanekaragaman Indonesia
4.Keanekaragaman Program Kebijakan Pembangunan
Flora Fauna
Flora Fauna Pembangunan Sebelumnya
Sebelumnya PP 23/2021 Pasal 41 (3)
• Kecukupan Luas Kawasan Hutan dan Penutupan Hutan adalah ambang batas minimal luas kawasan hutan dan penutupan hutan yang harus
dipertahankan pada DAS, pulau, dan/atau provinsi berdasarkan kriteria kondisi biogeofisik, geografis dan ekologis dalam rangka optimalisasi manfaat
lingkungan, manfaat sosial dan budaya serta manfaat ekonomi dan produksi.
2 RKTN 2011 – 2030
Proses Revisi
RKTN 2011 –
2030 Arahan Ruang Kehutanan
(Tahun 2017 -
2019) Target Capaian Sektor
Dilakukan untuk Kehutanan
mengakomodir
dinamika Arah Kebijakan dan
perubahan
kebijakan Strategi
pengelolaan
Diarahkan untuk Diarahkan untuk Diarahkan untuk
konservasi sumber melindungi ekosistem percepatan
daya hutan hutan alam dan rehabilitasi
gambut serta
Alokasi penyediaan karbon
(26,42 Jt ha)
Arahan Ruang (41,00 Jt ha) (3,96 Jt ha)
Pemanfaatan KAWASAN UNTUK
KAWASAN UNTUK PERLINDUNGAN HUTAN KAWASAN PRIORITAS
Kawasan Hutan KONSERVASI ALAM DAN EKOSISTEM REHABILITASI
GAMBUT
(RKTN 2011 – 2030)
UU NO. UU NO.
37/2014 18/2013
UU NO. P3H
KTA 2/2014
PANAS
BUMI
PEMANFAATAN PEMELIHARAAN PENEGAKAN HUKUM
6 P di UU Atur dan Awasi
(ADA)
32/2009
PPLH D3TLH & • Konservasi SDA Atur Diri Sendiri
• Pencadangan (ADS)
PERENCANAAN RPPLH PENGENDALIAN • Pelestarian fungsi PENGAWASAN
a. INVENTARISASI LH; Atmosfir i.e. MAPI Financial
b. PENETAPAN WILAYAH Approach
EKOREGION PEMULIHAN
c. PENYUSUNAN RPPLH
PENCEGAHAN PENANGGULANGAN
KPHL
• KLHS, tata ruang, baku
mutu LH, baku kerusakan Pembangunan,
KPHP Instrumen PPLH & Indonesia’s
KPHK
4
PUU terkait dengan Berbagai Upaya Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan PUU terkait dengan standar-standar
Hidup i.e. kewajiban penyedian tools, peralatan dan infrastruktur perlindungan OSS-RBA termasuk standar 5
lingkungan (Pencegahan, Penanggulangan/Tanggap Darurat dan Pemulihan fungsi pemetaan IGT dan proses
LH), termasuk Mitigasi & Adaptasi PI pengambilan contoh dan analisisnya
Target NDC: Pengurangan Emisi dan Ketahanan Iklim
Perecanaan Aksi Mitigasi PI a. Bidang KETAHANAN
Mitigasi PANGAN: Pertanian,
Perubahan Pelaksanaan Aksi Mitigasi PI Kelautan, Perikanan,
Iklim Peternakan, Kehutanan
Pemantauan dan Evaluasi Aksi
dan Perkebunan];
Mitigasi PI
b. Bidang KETAHANAN
Target NDC 2030 AIR: PU, Kehutanan,
• Penurunan EMISI GRK; • Ketahanan Iklim PPLH;
• Ketahanan Iklim • Konsep Adaptasi Perubahan Iklim; c. Bidang KETAHANAN
[Ketahanan Nasional, • Kapasitas Adapatasi Perubahan Iklim; ENERGI: Energi,
Wilayah dan • Aksi Adaptasi Perubahan Iklim Kehutanan, PU,
Kelauatan dan
Masyarakat]
Perkebunan;
d. Bidang KETAHANAN
Perencanan Aksi Adaptasi PI
KESEHATAN: Kesehatan,
Adaptasi PPLH, Kehutanan, PU;
Perubahan Pelaksanaan Aksi Adaptasi PI e. Bidang KETAHANAN
Sumber: Peraturan Presiden 98/2021 Iklim EKOSISTEM: PPLH,
Penyelenggaraan Nilai Karbon untuk Pemantauan dan Evaluasi Kehutanan dan
Pencapaian Target NDC dan Aksi Adaptasi PI Kelauatan;
Pengendalian Emisi GRK
Penerapan Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 untuk Mencapai Enhanced NDC
Berbasis Integrated Landscape Management
• Dalam menjawab tantangan global sebagaimana dinyatakan dalam dokumen NDC, diperlukan
langkah-langkah terobosan, inovasi dan kolaborasi upaya untuk percepatan implementasi aksi
iklim, terutama pada sektor kehutanan dan penggunaan lahan (khususnya pertanian).
• Sektor Kehutanan memiliki porsi TERBESAR di dalam target penurunan emisi gas rumah kaca:
HUTAN KONSERVASI
HUTAN LINDUNG KPHL KPHK
EKOSISTEM PBPH EKOSISTEM GAMBUT
PBPH MANGROVE
Dasar Pijakan:
PEMUKIMAN
Sustainable Forest Management
Environmental Governance
KPHP AGRIKULTUR
HUTAN PRODUKSI
PBPH
Carbon Governance
SUNGAI
PBPH MUARA LAUT
AGRIKULTUR
AGRIKULTUR PBPH INDUSTRI/
PENGOLAHAN
KPH