PENDAHULUAN
• Struktur Organisasi
• Uraian Tugas Bidang Peningkatan Cadangan Karbon
A. IDENTIFIKASI LOKASI PCK
B. REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN ROTASI dan NON ROTASI
B.1. Strategi
B.2. Target dan Kegiatan
B.3. Rencana Kegiatan dan Indikator Kinerja Tahun 2022 - 2030
a. Rencana kegiatan dan indikator kerja RHL
b. Kegiatan Peningkatan Cadangan Karbon (Non-rotasi) Pada Kawasan Konservasi
c. Kegiatan Peningkatan Cadangan Karbon Pada Lokasi Perhutanan Sosial.
d. Target luasan Kegiatan RHL Rotasi dan Non Rotasi PCK pada masing-masing PBPH per Provinsi.
B,4. Tata Waktu Pelaksanaan Kegiatan RHL (ROTASI – Non ROTASI)
B.5. Dukungan Sumberdaya Manusia
B.6. Pendanaan Kegiatan
C. MANGROVE
C.1. Strategi Peningkatan Cadangan Karbon Mangrove (PCK Mangrove)
C.2. Kegiatan dan Target Capaian Peningkatan Cadangan Karbon Mangrove (PCK Mangrove)
C.3. Target Luas dan lokasi Peningkatan Cadangan Karbon Mangrove (PCK Mangrove)
C.4. Tata Waktu Pelaksanaan Kegiatan
C.5. Dukungan Sumberdaya Manusia
C.6. Dukungan Pendanaan
9:13:59 PM 2
D. RESTORASI REPLIKASI EKOSISTEM, RUANG TERBUKA HIJAU & EKORIPARIAN
D.1. Pembangunan dan Pengelolaan Taman Kehati
D.1.1. Strategi Pembangunan dan Pengelolaan Taman Kehati
D.1.2. Target Pembangunan dan Pengelolaan Taman Kehati
D.1.3. Rencana Aksi Pembangunan dan Pengelolaan Taman Kehati
D.2. Pembangunan Ekoriparian
D.2.1. Strategi Pembangunan Ekoriparian
D.2.2. Rencana Kegiatan dan Indikator Kinerja Pembangunan Ekoriparian
D.2.3. Tata Waktu Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Ekoriparian
D.2.4. Dukungan Sumberdaya Manusia
D.2.5. Dukungan Pendanaan Kegiatan Pembangunan Ekoriparian
D.3. Pemulihan Kerusakan Lahan Bekas Tambang dan Pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
D.3.1. Rencana Kegiatan Pemulihan Kerusakan Lahan dan Pembangunan RTH
D.3.2. Tata Waktu Pemulihan Kerusakan Lahan dan Pembangunan RTH
D.2.3. Dukungan Sumber Daya Manusia Pemulihan Kerusakan Lahan dan Pembangunan RTH
D.2.4. Pendanaan Pemulihan Kerusakan Lahan Bekas Tambang dan Pembangunan RTH
KESIMPULAN
3
Penanggung Jawab
Tim Pengarah
Ketua Pelaksana
Tim Ahli
Ketua Pelaksana Harian
Kawasan dan
Darkahutla KH Rehabilitasi Hutan Kemintraan Sosialisasi dan
Peningkatan Populasi
dan Perizinan dan Lahan Masyarakat Kompublik
Spesies
PEMDA PEMDA-Non HGU - 2,011,174 191,558 2,202,732 • Untuk mencapai target LTS 2030, maka dapat
PEMDA-HGU - 221,820 33,488 255,308 dipenuhi lokasinya pada lokasi aksi mitigasi
JUMLAH - 2,232,994 225,046 2,458,040 21.06
PHL (Pengelolaan Hutan Lestari) yang relatif
JUMLAH TOTAL PCK 1,353,754 7,346,304 2,974,080 11,674,138
tersedia lebih luas dengan kegiatan berupa
TARGET LUAS SESUAI LTS 2030 11,227,332 2,787,847 2,509,062 16,524,241
TERDAPAT SELISIH
peningkatan cadangan karbon.
(9,873,578) 4,558,457 465,018 (4,850,103)
LUAS AREAL PELAKSANAAN PROGRAM AKSI MITIGASI MENURUT PEMANGKU PADA BIDANG
PENINGKATAN CADANGAN KARBON
PEMANGKU JENIS PCK (Ha) PROSENTASE
JUMLAH (Ha)
KAWASAN PENGELOLAAN ROTASI Non ROTASI (%)
DITJEN PHL HP-Non PBPH 1,232,263 535,552 1,767,815
HTI (PBPH-HT) 2,836,021 1,128,598 3,964,619
HPH (PBPH-HA) 1,006,157 - 1,006,157
KPHL-Non PIAPS 217,894 217,894
JUMLAH 5,074,441 1,882,044 6,956,485 67.41
KEGIATAN RHL PCK PADA AREAL YANG DIBEBANI IJIN/PBPH KEGIATAN RHL PCK PADA AREAL Non PBPH
No RO Arahan Kriteria* Deskripsi Luas (ha) No RO Arahan Kriteria* Deskripsi Luas (ha)
1 Non PBPH dan KPHP PIAPS 1,271,132
2 PBPH 2,836,021 1 RO7 ROTASI
4 APL non HGU 2,011,174
1 RO7 ROTASI 3 PBPH-HA dan PBPH-RE 1,006,157 Total RO7 3,282,306
4 APL - HGU 221,820 1 HP non PBPH 535,552
Total RO7 4,063,998 3 HL non PBPH 217,894
2 PBPH 1,128,598 2 RO8 Non ROTASI 4 HK 669,954
2 RO8 Non ROTASI 5 PIAPS (HP) 197,036
6 APL - HGU 33,488
6 APL non HGU 191,558
Total RO8 1,162,086 Total RO8 1,811,994
Total RO7+RO8 5,226,084 Total RO7+RO8 5,094,300
B. REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN
B.1. Strategi
Rencana strategi pelaksanaan Rehabilitasi Hutan dan Lahan pada lokasi sasaran
FOLU Netsink :
1.Menetapkan dan me-register Lokus PCK.
2.Menentukan penanggungjawab aksi mitigasi berdasarkan wilayah
pengelola tapak.
3.Mengintegrasikan rencana aksi mitigasi pencapaian FOLU Net Sink dengan
rencana pengelolaan hutan jangka panjang tingkat tapak dan rencana
pengelolaan turunannya.
4.Membangun komitmen para pemangku wilayah/kawasan dalam memastikan
keberhasilan dan keberlangsungan pelaksanaan RHL.
5. Mendorong pelaksanaan kegiatan RHL rotasi dan non rotasi khususnya pada
areal berizin sesuai rencana pengelolaan yang telah ditetapkan.
Lanjutan Strategi .....
7. Membangun dan menguatkan kelembagaan pengelola RHL ditingkat tapak melalui
pembentukan kelompok, peningkatan kapasitas SDM, supervisi, dan bimbingan teknis.
8. Memobilisasi dan diversifikasi sumber pendanaan selain APBN antara lain dari APBD, sukuk
hijau, investasi, dana hibah, kewajiban rehabilitasi DAS IPPKH, CSR, dan dana masyarakat lainnya
serta mengaplikasikan cross cutting budget dalam pelaksanaan RHL.
9. Membangun aspek ekonomi termasuk akses pasar terhadap produk – produk terkait output dan
outcome PCK serta keterkaitan dengan industry Hilir).
10. Mengoptimalkan peran IPTEK untuk menjamin
keberhasilan kegiatan RHL.
11. Membangun sistem monitoring dan evaluasi
yang accountable, terintegrasi, dan mudah diakses
oleh para pihak termasuk kemudahan
penanggungjawab tingkat tapak.
15
STRATEGI KEGIATAN TARGET
B.2. Target dan Kegiatan Register Lokus Fasilitator pada KPH dan Pemda Seluruh KPHL, KPHP, KPHK
KEGIATAN RHL PCK PADA AREAL YANG DIBEBANI IJIN/PBPH KEGIATAN RHL PCK PADA AREAL Non PBPH
No RO Arahan Kriteria* Deskripsi Luas (ha) No RO Arahan Kriteria* Deskripsi Luas (ha)
1 Non PBPH dan KPHP PIAPS 1,271,132
2 PBPH 2,836,021 1 RO7 ROTASI
4 APL non HGU 2,011,174
1 RO7 ROTASI 3 PBPH-HA dan PBPH-RE 1,006,157 Total RO7 3,282,306
4 APL - HGU 221,820 1 HP non PBPH 535,552
Total RO7 4,063,998 3 HL non PBPH 217,894
2 PBPH 1,128,598 2 RO8 Non ROTASI 4 HK 669,954
2 RO8 Non ROTASI 5 PIAPS (HP) 197,036
6 APL - HGU 33,488
6 APL non HGU 191,558
Total RO8 1,162,086 Total RO8 1,811,994
Total RO7+RO8 5,226,084 Total RO7+RO8 5,094,300
Catatan SASARAN LOKASI REFORESTASI DAN AFORESTASI UNTUK
KESTABILAN BENTANG ALAM DAN PROGRAM PRIORITAS NASIONAL
• Lahan Kritis • Rawan Limpasan
• Kekritisan Darah Resapan • Rawan Longsor
Tingkat
Kerawanan
kekritisan
Bencana
hutan/lahan
a.1. Rencana kegiatan dan indikator Fasilitasi pada KPH dan Pemda Unit 56 KPH dan 14 Provinsi
Riset Penelitian 10
3
Dilakukan satu kali setahun pada 70 Unit setiap tahunnya
4
Dilakukan satu kali setahun pada 70 Unit setiap tahunnya
5
Dilakukan satu kali setahun pada 70 Unit setiap tahunnya
6Dilakukan satu kali setahun pada 70 Unit setiap tahunnya
7
Dilakukan dipusat setahun satu kali setiap tahunnya
8
Dilakukan dipusat setahun satu kali setiap tahunnya
9
24
Dilakukan satu kali setahun pada setiap tahunnya.
b. Kegiatan Peningkatan Cadangan Karbon (Non-rotasi) Pada Kawasan Konservasi
b.1. Rencana Kegiatan dan indikator kegiatan RHL di Kawasan Konservasi
No. RINCIAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA
1 Penanganan Opened Area Berkurangnya Opened Area minimal sebesar 70% dari target
2 Pemulihan Ekosistem Terpulihkannya ekosistem
3 RHL pada Kawasan Konservasi Terlaksananya kegiatan RHL pada Kawasan Konservasi
Pembinaan habitat satwa liar melalui Terlaksananya pengkayaan tanaman pakan satwa
4
pengkayaan tanaman pakan satwa
Kemitraan Konservasi dalam rangka Terjalinnya Kemitraan Konservasi dengan stakeholders terkait
5
Pemulihan Ekosistem
Pemberdayaan Masyarakat Desa Terlibatnya Masyarakat Desa Penyangga dalam pelaksanaan
6
Penyangga kegiatan
7 Intensifikasi Jasling dan Wisata Alam Terbentuknya tata kelola pemanfaatan Jasling dan Wisata Alam
8 Inventarisasi dan Verifikasi Kehati Tersedianya informasi terkait Kehati
9 Mitigasi Konflik Manusia dan Satwa Liar Teratasinya konflik antara manusia dan satwa liar
Perlindungan, Pengamanan, dan Berkurangnya kerusakan hutan
10
Penjagaan Kawasan
Pengendalian Karhutla di KK dan Daerah Berkurangnya luas areal yang terbakar
11
Penyangga
12 RHL serta PE pada areal IKN Terlaksananya RHL dan PE pada areal IKN 25
Provinsi Kabupaten Unit Kelola Luas (Ha)
b.2. Lokasi dan luas Kegiatan RHL Pada Jambi Muarojambi TN Berbak 5,642
Kawasan Konservasi Tanjungjabung Barat CA Hutan Bakau Pantai Timur 48
Tanjungjabung Timur CA Hutan Bakau Pantai Timur 1,869
TN Berbak 24,460
Kalimantan Barat Ketapang CA Muara Kendawangan 135,881
Landak CA Mandor 877
Kalimantan Selatan Tanahlaut SM Pleihari Tanah Laut 6,180
Kalimantan Tengah Kotawaringin Barat TN Tanjung Puting 40,564
Seruyan TN Tanjung Puting 93,225
Kalimantan Timur Kutai Kartanegara CA Muara Kaman Sedulang 10,970
Tahura Bukit Soeharto 51,591
27
c.1. Kegiatan dan indikator kerja kegiatan penanaman pada Perhutanan Sosial
30
5. Dukungan Sumberdaya Manusia
Dukungan sumberdaya manusia pada kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan membutuhkan sumberdaya manusia sebagai
berikut :
Total Orang
Kegiatan
(Orang) 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
Fasilitator pada KPH dan Pemda1 1,680 210 210 210 210 210 210 210 210
Kegiatan penanaman2 3,575,000 162,500 243,750 325,000 406,250 487,500 568,750 650,000 731,250
Pendampingan RHL3 5,600 700 700 700 700 700 700 700 700
Pengawasan dan Pengendalian4 560 70 70 70 70 70 70 70 70
5
Pelatihan untuk penguatan kelembagaan 1,120 140 140 140 140 140 140 140 140
Pendampingan kelembagaan6 560 70 70 70 70 70 70 70 70
Total 3,584,520 163,690 244,940 326,190 407,440 488,690 569,940 651,190 732,440
Keterangan:
13 orang masing-masing unit KPH dan Pemda
21 orang per 8 ha untuk penanaman dan 1 orang per 16 ha untuk pemeliharaan
32
PENDEKATAN PEMBIAYAAN RHL
33
POTENSI PEMBIAYAAN UNTUK BENGKULU :
Pengamanan dan penegakan hukum Sosialisasi peraturan pemanfaatan kawasan mangrove Terlaksananya sosialisasi peraturan pemanfaatan kawasan mangrove Sosialisasi peraturan pemanfaatan kawasan mangrove
Pengawasan dan penegakan hukum Terlaksananya pengawasan dan pemberian sanksi Pengawasan dan pemberian sanksi hukum
Pengembangan kebijakan insentif dan Penyiapan skema insentif dan disinsentif Tersedianya skema insentif dan disinsentif Skema insentif dan disinsentif
11:16:00 PM 39
disinsentif Penerapan insentif dan disinsentif Terlaksananya pemberian insentif dan disinsentif Pemberian insentif dan disinsentif
3. STRATEGI KEBERLANJUTAN
Strategi Kegiatan Target Capaian Indikator Capaian (Output)
Tersedianya Kebijakan atau Regulasi di masing-masing Kebijakan atau Regulasi di masing-masing
Internalisasi aksi ke dalam kebijakan sektor/daerah sektor (K/L terkait) dan daerah yang mengangkat sektor (K/L terkait) dan daerah yang
Pengarusutamaan pelestarian mangrove mengangkat pelestarian mangrove
tingkat kebijakan Internalisasi fungsi, status dan arahan
Tersusunnya Rencana Tata Ruang yang mengakomodasi Rencana Tata Ruang yang mengakomodasi
pemanfaatan/pengendalian kawasan mangrove ke dalam
pelestarian mangrove pelestarian mangrove
rencana tata ruang
Internalisasi penerapan peraturan terkait ke dalam Tersusunnya peraturan perijinan yang mengakomodasi Peraturan perijinan yang mengakomodasi
Pengarusutamaan perijinan pelestarian mangrove pelestarian mangrove
tingkat usaha/kegiatan Terlaksananya penaatan usaha/kegiatan terhadap Penaatan usaha/kegiatan terhadap peraturan
Penaatan usaha/kegiatan
peraturan terkait mangrove dan arahan dalam perijinan terkait mangrove dan arahan dalam perijinan
Penguatan sistem Pengembangan riset dan panduan teknis terkait Tersedianya hasil riset untuk pengembangan silvikultur Hasil riset untuk pengembangan silvikultur
silvikultur silvikultur mangrove mangrove mangrove
Pengembangan pusat persemaian dan pembibitan Tersedianya pusat-pusat persemaian mangrove Pusat-pusat persemaian mangrove
Penyediaan bibit
Pengembangan pembibitan oleh masyarakat Tersedianya pembibitan mangrove masyarakat Pembibitan mangrove masyarakat
Pengembangan regulasi yang terkait kawasan “ open Tersedianya regulasi yang ketat bagi kawasan yang bersifat Regulasi yang ketat bagi kawasan yang bersifat
Pengembangan
access ” “ open access ” “ open access ”
kelembagaan pada area
Terlaksananya pengawasan bagi kawasan yang bersifat Pengawasan bagi kawasan yang bersifat “ open
“ open access ” Pengawasan
“ open access ” access ”
Pengembangan Pengembangan kesepakatan kerjasama dengan lembaga Tersedianya kesepakatan kerjasama dengan lembaga non Kesepakatan kerjasama dengan lembaga non
kerjasama dgn Lembaga non pemerintah pemerinta pemerinta
Non Pemerintah di Implementasi kerjasama dengan lembaga non Terlaksananya implementasi kerjasama dengan lembaga Implementasi kerjasama dengan lembaga non
dalam negeri pemerintah non pemerinta pemerinta
Pengembangan kesepakatan kerjasama luar negeri Tersedianya kesepakatan kerjasama luar negeri dengan Kesepakatan kerjasama luar negeri dengan
Pengembangan dengan negara lain dan lembaga internasional negara lain dan lembaga internasional negara lain dan lembaga internasional
kerjasama luar negeri Implementasi kerjasama dengan negara lain dan Terlaksananya implementasi kerjasama dengan negara lain Implementasi kerjasama dengan negara lain
11:16:00 PM lembaga internasional dan lembaga internasional dan lembaga internasional 40
C.3. Target Luas dan lokasi Peningkatan Cadangan Karbon Mangrove (PCK Mangrove)
Luas area yang menjadi target aksi mitigasi dalam Peningkatan Cadangan Karbon terkait
mangrove, berdasarkan Indikator Biofisik dengan kategori Indeks Prioritas Lokasi 1 sampai
dengan 6 pada masing-masing Region adalah sebagai berikut:
41
C.4. Tata Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Tata Waktu (Triwulan)
No Strategi Kegiatan 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
No Strategi Kegiatan 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
B Implementasi Aksi
Penetapan dan registrasi lokus
Pemulihan ekosistem
rehabilitasi mangrove berdasarkan PMN, V V V V V V
mangrove
Peta KLM dan Arahan FoLU Net Sink
Peningkatan ekosistem Identifikasi status, fungsi dan pemangku
V V V V V V
1 mangrove kawasan
Mempertahankan ekosistem Penyiapan rancangan teknis rehabilitasi
V V V V V V V V V V V V V V V V
mangrove hutandan lahan terkait mangrove
Pelaksanaan penanaman (intensif
V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
maupun pemeliharaan)
Penguatan ekosistem
2 Penetapan kawasan lindung V V V V V V
mangrove sbg kws lindung
Pembuatan pelindung Pelaksanaan pembuatan bangunan sipil
3 V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
tanaman dan habitat teknis pelindung tanaman
Penyediaan panduan pemanfaatan
Penerapan kebijakan V V V V V V V V V V
mangrove lestari
4 pemanfaatan mangrove
Pelaksanaan pemanfaatan mangrove
lestari V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
lestari
Penyuuhan dan pendampingan
V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
rehabilitasi mangrove
Penyuluhan dan pendampingan
V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
konservasi mangrove
Penyuluhan dan pendampingan
Edukasi, penyuluhan dan V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
5 sylvofishery yang ramah lingkungan
pendampingan
Penyuluhan dan pendampingan wisata
V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
mangrove yang ramah lingkungan
No Strategi Kegiatan 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
C Keberlanjutan
Internalisasi aksi ke dalam kebijakan
V V V V V V
sektor/daerah
Pengarusutamaan tingkat
1 Internalisasi fungsi, status dan arahan
kebijakan
pemanfaatan/pengendalian kawasan V V V V V V
mangrove ke dalam rencana tata ruang
Internalisasi penerapan peraturan terkait ke
Pengarusutamaan tingkat V V V V V V
2 dalam perijinan
usaha/kegiatan
Penaatan usaha/kegiatan V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
Pengembangan riset dan panduan teknis
3 Penguatan sistem silvikultur V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
terkait silvikultur mangrove
Pengembangan pusat persemaian dan
V V V V V V V V V V V V V V
pembibitan
4 Penyediaan bibit
Pengembangan pembibitan oleh masyarakat V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
• Analisis pemangku kepentingan, untuk kepentingan penataan peran sesuai dengan kewenangan, tugas dan fungsi dan
konektivitas kebijakan, program dan kegiatan para pihak dalam penyelenggaraan rehabilitasi dan PCK ekosistem mangrove.
• Peningkatkan pengetahuan dan keterampilan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui Pelatihan dan Penyuluhan.
Target group sasaran pelatihan adalah para petugas teknis, penyuluh kehutanan, pendamping kegiatan rehabilitasi mangrove;
sedangkan sasaran penyuluhan adalah kelompok tani, kelompok petambak dan kelompok nelayan yang lokasinya menjadi lokasi
sasaran kegiatan rehabilitasi mangrove.
45
C.6. Dukungan Pendanaan
• Berdasarkan rencana Roadmap Rehabilitasi Mangrove Nasional 2021-2023, diperlukan dukungan anggaran untuk
pelaksanaan rehabilitasi mangrove pada 119 KLM dengan luas total 750.000 ha yang memadai (Roadmap Rehabilitasi
Mangrove 2022-2030).
46
47
POTENSI KETERSEDIAAN BIBIT :
SEBARAN PERSEMAIAN PERMANEN DAN PUSAT PERSEMAIAN
Persemaian Permanen
Pusat Persemaian
48
Pusat Persemaian Rumpin PP BPTH Wil. I, SumSel PP BPTH Wil. II, SulSel PP Semarang, Jawa Tengah
KOLABORASI - KONVERGENSI RHL ROTASI NON ROTASI
LOKUS WILAYAH/KAWASAN :
WILAYAH-LOKASI • Pemahaman Tapak harus jelas : Peta Wilayah, SISTIM MONEV :
KLHK (DITJEN PHL , PKTL, PDASRH, KSDAE, PPKL, fungsi Hutan, Unit Analisis Perencanaan, è Reshaping and
PSKL), BRGM, PEMDA, APHI, HGU Tenurial, dll recording system
PERENCANAAN
è SRN (sistim registry
POKMAS & PENDAMPING KELEMBAGAAN : Nasional)
DITJEN PHL, PDASRH, KSDAE, PPKL, BRGM, PSKL, • Pemangku Kawasan, è Metoda menghitung
BP2SDM, PEMDA, APHI, HGU • Pengelola tingkat tapak , Pemegang ijin, pada ragam level
• Pemberdayaan KTH-Pokmas, Pemuda -Petani è Knowledge management
PELAKSANAAN Mlilenial dan sistim informasi
PENGELOLAAN HASIL RHL • Aturan main, dll..
DITJEN PHL, PDASRH, KSDAE, PPKL, BRGM, PSKL,
Kegiatan RHL PCK harus
BP2SDM, POKMAS, PEMDA, APHI, HGU, SWASTA, dll TEKNOLOGI : memenuhi tiga unsur yaitu:
PASCA
KEGIATAN • Bibit cukup kuantitas-kualitas , land § Economically Feasible
PENDANAAN suitability, jenis pohon local dan langka, serta (layak ekonomi),
SETJEN, DITJEN PHL , PKTL, PDASRH, KSDAE, PPKL, diminati masyarakat, pangan dll.
• Pendampingan - Penyuluhan - Pelatihan § Socialy Acceptable
BRGM, PSKL, PEMDA, SWASTA, BLU BPDLH Dll. (diterima masyarakat),
• Teknologi terapan (Incl. Industri Hilir),
DAL-WAS kearifan local (al. mau nikah, masuk sekolah) § Environmentally
PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN • Pengembangan Sistim Informasi Spatial Sustainable
SETJEN, ITJEN, DITJEN PHL , PKTL, PDASRH, KSDAE, • Akses Pembiayaan/Modal (mengutamakan
PPKL, BRGM, PSKL, PEMDA, GAKKUM, MASYARAKAT • Akses Pasar, kelestarian lingkungan).
49
D. RESTORASI REPLIKASI EKOSISTEM, RUANG TERBUKA HIJAU & EKORIPARIAN
Restorasi ekosistem dalam kerangka peningkatan cadangan karbon untuk mencapai target FoLU Net Sink
2030, dilakukan dengan meningkatkan ruang terbuka hijau melalui beberapa kegiatan, diantaranya (1)
Pembangunan dan Pengelolaan Taman Kehati, (2) Ekoriparian, (3) Pemulihan Kerusakan
Lahan Bekas Tambang, dan Pembangunan Ruang Terbuka Hijau.
D.1. Pembangunan Ekoriparian
Umumnya dikelola oleh masyarakat melalui komunitas sehingga selain meningkatkan ekonomi
masyarakat juga akan merubah pola pikir masyarakat dalam pengelolaan lingkungan. 51
D.3. Pemulihan Kerusakan Lahan Bekas Tambang dan
Pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
54
7. Membangun sistim Monitoring dan Evaluasi dengan memanfaatkan teknologi informasi dalam
perencanaan, implementasi, dan monitoring kegiatan PCK di setiap Unit Kerja dan Unit Usaha – Perizinan
Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH). Monitoring dan evaluasi dilaksanakan secara rutin dan periodic pada
setiap lokus maupun dengan pemangku wilayah, yang didukung oleh adanya penegakan hukum, koordinasi
di internal maupun eksternal KLHK (Pemda, APHI, dan para pihak terkait lainnya).
8. Selain monitoring dan evaluasi aspek fisik dan sosial juga adanya sistim yang terintegrasi dalam memonitor
aspek ekonomi, khususnya denyut pembangunan ekonomi seperti pasar PCK dan kluster bisnis berdasarkan
produk dan industri PCK, hasil produk PCK bernilai tinggi, dan lain-lain.
9. Buku Rencana Kerja PCK ini merupakan panduan bagi setiap pemangku kepentingan baik di tingkat nasional
maupun daerah dan sebagai instrumen arahan kebijakan teknis yang dapat dijadikan acuan bagi setiap
sektor yang terlibat. Dengan tersusunnya buku ini diharapkan seluruh pemangku kepentingan baik di
nasional maupun sub-nasional dapat menyusun rencana kegiatan ditingkat tapak yang selaras dengan
strategi yang telah ditetapkan, sehingga memudahkan dalam pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi serta
pencapaian target yang telah ditetapkan. 55
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
TERIMA KASIH
56