Anda di halaman 1dari 56

OUTLINE

PENDAHULUAN
• Struktur Organisasi
• Uraian Tugas Bidang Peningkatan Cadangan Karbon
A. IDENTIFIKASI LOKASI PCK
B. REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN ROTASI dan NON ROTASI
B.1. Strategi
B.2. Target dan Kegiatan
B.3. Rencana Kegiatan dan Indikator Kinerja Tahun 2022 - 2030
a. Rencana kegiatan dan indikator kerja RHL
b. Kegiatan Peningkatan Cadangan Karbon (Non-rotasi) Pada Kawasan Konservasi
c. Kegiatan Peningkatan Cadangan Karbon Pada Lokasi Perhutanan Sosial.
d. Target luasan Kegiatan RHL Rotasi dan Non Rotasi PCK pada masing-masing PBPH per Provinsi.
B,4. Tata Waktu Pelaksanaan Kegiatan RHL (ROTASI – Non ROTASI)
B.5. Dukungan Sumberdaya Manusia
B.6. Pendanaan Kegiatan

C. MANGROVE
C.1. Strategi Peningkatan Cadangan Karbon Mangrove (PCK Mangrove)
C.2. Kegiatan dan Target Capaian Peningkatan Cadangan Karbon Mangrove (PCK Mangrove)
C.3. Target Luas dan lokasi Peningkatan Cadangan Karbon Mangrove (PCK Mangrove)
C.4. Tata Waktu Pelaksanaan Kegiatan
C.5. Dukungan Sumberdaya Manusia
C.6. Dukungan Pendanaan
9:13:59 PM 2
D. RESTORASI REPLIKASI EKOSISTEM, RUANG TERBUKA HIJAU & EKORIPARIAN
D.1. Pembangunan dan Pengelolaan Taman Kehati
D.1.1. Strategi Pembangunan dan Pengelolaan Taman Kehati
D.1.2. Target Pembangunan dan Pengelolaan Taman Kehati
D.1.3. Rencana Aksi Pembangunan dan Pengelolaan Taman Kehati
D.2. Pembangunan Ekoriparian
D.2.1. Strategi Pembangunan Ekoriparian
D.2.2. Rencana Kegiatan dan Indikator Kinerja Pembangunan Ekoriparian
D.2.3. Tata Waktu Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Ekoriparian
D.2.4. Dukungan Sumberdaya Manusia
D.2.5. Dukungan Pendanaan Kegiatan Pembangunan Ekoriparian
D.3. Pemulihan Kerusakan Lahan Bekas Tambang dan Pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
D.3.1. Rencana Kegiatan Pemulihan Kerusakan Lahan dan Pembangunan RTH
D.3.2. Tata Waktu Pemulihan Kerusakan Lahan dan Pembangunan RTH
D.2.3. Dukungan Sumber Daya Manusia Pemulihan Kerusakan Lahan dan Pembangunan RTH
D.2.4. Pendanaan Pemulihan Kerusakan Lahan Bekas Tambang dan Pembangunan RTH

KESIMPULAN

3
Penanggung Jawab
Tim Pengarah

Ketua Pelaksana
Tim Ahli
Ketua Pelaksana Harian

Ketua BID I Ketua BID II Ketua BID IV Ketua BID V


Ketua BID III
Pengelolaan Peningkatan Pengelolaan Instrumen dan
Konservasi
Hutan Lestari Cadangan Karbon Ekosistem Gambut Informasi

Kawasan dan
Darkahutla KH Rehabilitasi Hutan Kemintraan Sosialisasi dan
Peningkatan Populasi
dan Perizinan dan Lahan Masyarakat Kompublik
Spesies

Perhutanan HCVF dan Kelola Rewetting dan


Mangrove Law Enforcement
Sosial fragmentasi habitat Sarana

Multi-usaha dan Restorasi-Replikasi


Intensifikasi Jasling, Evaluasi Kebijakan
Teknik Ekosistem, RTH dan
Tahura, Kebun Raya REE (Review, Renew
pengelolaan Ekoriparian
and Establish) dan
standarisasi
Kemitraan
Konservasi

K/L, PEMDA dan Pelaksana Teknis lapangan /Tapak


TUGAS BIDANG PENINGKATAN CADANGAN KARBON

DI BAGI DALAM 3 POKJA :


KEGIATAN UTAMA :
Menyusun guideline, memantau dan
mengevaluasi implementasi : 1. Rehabilitasi Hutan Dan Lahan
• Penanaman hutan tanaman lahan
mineral, Penanaman hutan tanaman 2. Mangrove
lahan gambut, serta pengayaan dan
rehabilitasi hutan dan lahan
• Penanaman mangrove,
3. Restorasi, Replikasi Ekosistem,
• Restorasi ekosistem, ruang terbuka
Ruang Terbuka Hijau dan
hijau dan ekoriparian; Ekoriparian
BIDANG PENINGKATAN CADANGAN KARBON

3. POKJA Restorasi, Replikasi


1. POKJA RHL 2. POKJA Mangrove Ekosistem, Ruang Terbuka
Hijau dan Ekoriparian
1. Melaksanakan penyusunan manual/
1. Melaksanakan penyusunan
1. Melaksanakan penyusunan guidelines operasional penanaman hutan
manual/guidelines operasional
manual/ guidelines tanaman lahan mineral, restorasi
penanaman hutan tanaman lahan
2. Rehabilitasi hutan dan lahan; ekosistem, RTH dan ekoriparian;
gambut, penanaman dan
3. Melaksanakan implementasi 2. Melaksanakan implementasi rencana
konservasi mangrove;
operasional penanaman hutan tanaman
rencana rehabilitasi hutan dan 2. Melaksanakan implementasi
lahan mineral, replikasi ekosistem, RTH
lahan; rencana operasional penanaman
dan ekoriparian;
4. Melaksanakan implementasi hutan tanaman lahan gambut,
3. Melaksanakan implementasi rencana
rencana operasional rehabilitasi penanaman dan konservasi
operasional penanaman hutan tanaman
mangrove;
hutan dan lahan; lahan mineral, restorasi ekosistem, RTH
3. Mengembangkan inovasi
5. Mengembangkan inovasi dan ekoriparian;
kebijakan bidang RHL dalam pola
kebijakan bidang RHL dalam 4. Mengembangkan inovasi kebijakan pola
kerja KPBU dan Kerjasama
pola kerja KPBU dan kerjasama KPBU dan kerjasama masyarakat untuk
masyarakat; dan
replikasi ekosistem, RTH dan ekoparian;
masyarakat; dan 4. Melaporkan pelaksanaan
dan
6. Melaporkan pelaksanaan kegiatan kepada Ketua Bidang.
5. Melaporkan pelaksanaan kegiatan
kegiatan kepada Ketua Bidang. kepada Ketua Bidang.
1. POKJA RHL 3. POKJA Restorasi, Replikasi
DITJEN PDASRH : Ekosistem, Ruang Terbuka
1. Plt. Direktur Rehabilitasi Hutan sebagai 2. POKJA Mangrove
(Koordinator). Hijau dan Ekoriparian
2. Direktur Perencanaan dan Pengawasan DITJEN PDASRH :
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai 1. Direktur Rehabilitasi Perairan Darat dan
3. Direktur Perbenihan Tanaman Hutan Mangrove. (Koordinator). DITJEN PDASRH :
4. Direktur Konservasi Tanah dan Air. 1. Direktur Rehabilitasi Perairan Darat dan
5. Plt. Direktur Rehabilitasi Perairan Darat dan Mangrove. (Koordinator).
Mangrove.
DITJEN PHL
2. Direktur Bina Usaha Pemanfaatan Hutan;
DITJEN KSDAE : DITJEN KSDAE :
6. Direktur Pengelolaan Kawasan Konservasi. 2. Direktur Bina Pengelolaan dan Pemulihan
DITJEN KSDAE :
DITJEN PHL 3. Direktur Pengelolaan Kawasan Konservasi.
Ekosistem.
7. Direktur Pengendalian Usaha Pemanfaatan DITJEN PPKL
Hutan. 3. Plt. Pengendalian Kerusakan Lahan.
DITJEN PKTL 4. Direktur Pengendalian Pencemaran dan
DITJEN PKTL 4. Direktur Rencana dan Penggunaan Kawasan
8. Direktur Rencana dan Penggunaan Kawasan Kerusakan Pesisir dan Laut.
Hutan dan Pembentukan Wilayah Pengelolaan 5. Plt. Direktur Pengendalian Pencemaran Air.
Hutan dan Pembentukan Wilayah Hutan.
Pengelolaan Hutan. 6. Direktur Pengendalian. Kerusakan Ekosistem
DITJEN PSKL Gambut
BRGM DITJEN PSLB3
9. Plt. Direktur Pengembangan Usaha 5. Kapokja Perencanaan Restorasi Gambut dan
Perhutanan Sosial. 7. Direktur Pemulihan Lahan Terkontaminasi dan
Restorasi Mangrove. Tanggap Darurat Limbah Bahan Berbahaya dan
DITJEN PPKL 6. Kapokja Pengembangan Usaha Masyarakat. Beracun dan Non Bahan Berbahaya dan Beracun.
10. Plt. Direktur Pengendalian Kerusakan Lahan. 8. Dra. Sri Tantri Arundhati, M.Sc., Direktur Adaptasi
DITJEN PPI Perubahan Iklim.
11. Direktur Mitigasi Perubahan Iklim.
A. IDENTIFIKASI LOKASI PCK
PEMANGKU JENIS
KAWASAN PENGELOLAAN
Ditjen PHL HP-Non PBPH
L HPK
O HTI (PBPH-HT)
K KAWASAN HUTAN HPH (PBPH-HA)
U RE (PBPH RE)
Koordinasi & S KPHL-Non PIAPS
Kolaborasi
DITJEN KSDAE KONSERVASI
Berbagai Pihak
P DITJEN PSKL KPHL-PIAPS
C KPHP-PIAPS
K APL PEMDA PEMDA-Non HGU
PEMDA-HGU

KOORDINASI AKSI MITIGASI DAN PEMANGKU KAWASAN dilakukan oleh


masing-masing pokja di Bidang PCK untuk sinkronisasi target, strategi, dan kegiatan PCK.
LUAS AREAL PELAKSANAAN PROGRAM AKSI MITIGASI MENURUT PEMANGKU PADA BIDANG
PENINGKATAN CADANGAN KARBON
PEMANGKU JENIS PBPH-HT PCK (Ha) JUMLAH PROSENTASE • Berdasarkan target LTS 2030, Bidang PCK
KAWASAN PENGELOLAAN (Ha) ROTASI Non ROTASI (Ha) (%)
memiliki target lokasi seluas 16.524.241 Ha
DITJEN PHL HP-Non PBPH 1,232,263 535,552 1,767,815
yang terdiri dari PBPH HT 11.227.332 Ha,
HTI (PBPH-HT) 1,346,427 2,836,021 1,128,598 5,311,046
HPH (PBPH-HA) 1,006,157 - 1,006,157 Rehabilitasi rotasi 2.787.847 Ha, dan
KPHL-Non PIAPS 217,894 217,894 Rehabilitasi non rotasi 2.509.062. Ha
JUMLAH 1,346,427 5,074,441 1,882,044 8,302,912 71.12
• Sedangkan luas total berdasarkan lokasi
DITJEN KSDAE KONSERVASI - - 669,954 669,954 5.74
prioritas FOLU NET SINK 2030 sebesar
11.227.332 Ha, maka dari itu terdapat selisih
DITJEN PSKL KPHL-PIAPS - - - -
luas target LTS 2030 dan luas eksisting
KPHP-PIAPS 7,327 38,869 197,036 243,232
JUMLAH 7,327 38,869 197,036 243,232 2.08 sebesar 4.850.103 Ha.

PEMDA PEMDA-Non HGU - 2,011,174 191,558 2,202,732 • Untuk mencapai target LTS 2030, maka dapat
PEMDA-HGU - 221,820 33,488 255,308 dipenuhi lokasinya pada lokasi aksi mitigasi
JUMLAH - 2,232,994 225,046 2,458,040 21.06
PHL (Pengelolaan Hutan Lestari) yang relatif
JUMLAH TOTAL PCK 1,353,754 7,346,304 2,974,080 11,674,138
tersedia lebih luas dengan kegiatan berupa
TARGET LUAS SESUAI LTS 2030 11,227,332 2,787,847 2,509,062 16,524,241
TERDAPAT SELISIH
peningkatan cadangan karbon.
(9,873,578) 4,558,457 465,018 (4,850,103)
LUAS AREAL PELAKSANAAN PROGRAM AKSI MITIGASI MENURUT PEMANGKU PADA BIDANG
PENINGKATAN CADANGAN KARBON
PEMANGKU JENIS PCK (Ha) PROSENTASE
JUMLAH (Ha)
KAWASAN PENGELOLAAN ROTASI Non ROTASI (%)
DITJEN PHL HP-Non PBPH 1,232,263 535,552 1,767,815
HTI (PBPH-HT) 2,836,021 1,128,598 3,964,619
HPH (PBPH-HA) 1,006,157 - 1,006,157
KPHL-Non PIAPS 217,894 217,894
JUMLAH 5,074,441 1,882,044 6,956,485 67.41

DITJEN KSDAE KONSERVASI - 669,954 669,954 6.49

DITJEN PSKL KPHL-PIAPS - - -


KPHP-PIAPS 38,869 197,036 235,905
JUMLAH 38,869 197,036 235,905 2.29

PEMDA PEMDA-Non HGU 2,011,174 191,558 2,202,732


PEMDA-HGU 221,820 33,488 255,308
JUMLAH 2,232,994 225,046 2,458,040 23.82
JUMLAH TOTAL PCK 7,346,304 2,974,080 10,320,384
Target Luas Prioritas FOLU Net Sink Pada Masing-masing RO
No RO Arahan Kriteria* Deskripsi Luas (ha)
1 RO7 Rotasi 1 Tanpa PBPH dan PIAPS (HTR) 1,271,132
2 PBPH 2,836,021
3 PBPH-HA dan PBPH-RE 1,006,157
4 APL dan HGU 2,232,994
Total RO7 7,346,304
2 RO8 Non rotasi 1 Tanpa PBPH dan PIAPS (HTR) 535,552
2 PBPH 1,128,598
3 HL tanpa PBPH 217,894
4 HK 669,954
5 PIAPS (HL) 197,036
6 APL dan HGU 225,046
Total RO8 2,974,080
Total RO7+RO8 10,320,384
Catatan

KEGIATAN RHL PCK PADA AREAL YANG DIBEBANI IJIN/PBPH KEGIATAN RHL PCK PADA AREAL Non PBPH

No RO Arahan Kriteria* Deskripsi Luas (ha) No RO Arahan Kriteria* Deskripsi Luas (ha)
1 Non PBPH dan KPHP PIAPS 1,271,132
2 PBPH 2,836,021 1 RO7 ROTASI
4 APL non HGU 2,011,174
1 RO7 ROTASI 3 PBPH-HA dan PBPH-RE 1,006,157 Total RO7 3,282,306
4 APL - HGU 221,820 1 HP non PBPH 535,552
Total RO7 4,063,998 3 HL non PBPH 217,894
2 PBPH 1,128,598 2 RO8 Non ROTASI 4 HK 669,954
2 RO8 Non ROTASI 5 PIAPS (HP) 197,036
6 APL - HGU 33,488
6 APL non HGU 191,558
Total RO8 1,162,086 Total RO8 1,811,994
Total RO7+RO8 5,226,084 Total RO7+RO8 5,094,300
B. REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN
B.1. Strategi
Rencana strategi pelaksanaan Rehabilitasi Hutan dan Lahan pada lokasi sasaran
FOLU Netsink :
1.Menetapkan dan me-register Lokus PCK.
2.Menentukan penanggungjawab aksi mitigasi berdasarkan wilayah
pengelola tapak.
3.Mengintegrasikan rencana aksi mitigasi pencapaian FOLU Net Sink dengan
rencana pengelolaan hutan jangka panjang tingkat tapak dan rencana
pengelolaan turunannya.
4.Membangun komitmen para pemangku wilayah/kawasan dalam memastikan
keberhasilan dan keberlangsungan pelaksanaan RHL.
5. Mendorong pelaksanaan kegiatan RHL rotasi dan non rotasi khususnya pada
areal berizin sesuai rencana pengelolaan yang telah ditetapkan.
Lanjutan Strategi .....
7. Membangun dan menguatkan kelembagaan pengelola RHL ditingkat tapak melalui
pembentukan kelompok, peningkatan kapasitas SDM, supervisi, dan bimbingan teknis.
8. Memobilisasi dan diversifikasi sumber pendanaan selain APBN antara lain dari APBD, sukuk
hijau, investasi, dana hibah, kewajiban rehabilitasi DAS IPPKH, CSR, dan dana masyarakat lainnya
serta mengaplikasikan cross cutting budget dalam pelaksanaan RHL.
9. Membangun aspek ekonomi termasuk akses pasar terhadap produk – produk terkait output dan
outcome PCK serta keterkaitan dengan industry Hilir).
10. Mengoptimalkan peran IPTEK untuk menjamin
keberhasilan kegiatan RHL.
11. Membangun sistem monitoring dan evaluasi
yang accountable, terintegrasi, dan mudah diakses
oleh para pihak termasuk kemudahan
penanggungjawab tingkat tapak.
15
STRATEGI KEGIATAN TARGET
B.2. Target dan Kegiatan Register Lokus Fasilitator pada KPH dan Pemda Seluruh KPHL, KPHP, KPHK

Kegiatan RHL yang dilakukan Menentukan dan menetapkan Penentapan penanggungjawab


penanggungjawab lokus lokus
Peraturan / SK

dengan kegiatan utama Penyediaan bibit dari seluruh persemaian/tempat


Penyediaan bibit rehabilitasi,
meliputi penanaman hutan Pelaksanaan aksi mitigasi RHL
penanaman dan pemeliharaan
produksi bibit di Indonesia, penanaman dan
pemeliharaan
tanaman lahan mineral, Pendampingan, Pembentukan Tim Pendampingan, Pembinaan dan Pengendalian
penanaman hutan tanaman, Pendorong kegiatan RHL Pembina dan Pengendali RHL dan pelaksanaan RHL
Pengawasan dan Pengendalian Menjamin keberhasilan tanaman
dan pengayaan dan RHL Pelatihan SDM KPH, KUPS
Penguatan kelembagaan
serta bangunan konservasi Pendampingan SDM KPH, KUPS

tanah. Diversifikasi sumber


Mendapatkan sumber pendanaan lain (APBD,
Fasilitasi dan Sosialisasi sukuk hijau, investasi, dana hibah, kewajiban
pendanaan
rehabilitasi DAS IPPKH, CSR, dan dana masyarakat)
Fasilitasi kegiatan RHL berbasis
Terbentuknya hasil RHL yang memberi manfaat
Pembangunan akses pasar komoditi dan akses terhadap
ekonomi serta tersedianya akses pasar/modal
pasar/modal
Dapat ditentukan jenis dan luasan RHL yang
Riset
sesuai dengan tapak dan pasarnya
Sistem aplikasi untuk penyajian data dan
Pengoptimalan peran IPTEK Pengembangan Sistem Informasi
informasi
Aplikasi penelitian untuk mendukung kegiatan
Penerapan IPTEK dan Inovasi
RHL
Penerapan monitoring dan
Monitoring dan Evaluasi Progres tahunan kegiatan RHL 16
evaluasi tahunan pada lokasi RHL
UPAYA REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN
1. RHL VEGETATIF
No Program Rencana Kegiatan
a. Di luar Kawasan (Agroforestri, Hutan
1 Pembinaan Pengendalian Kerusakan Darat Pengndalian kerusakan Dana Rakyat, Hutan Kota, Penghijauan
2 Pengelenggaraan Rehabilitasi Hutan dan a. Rehabilitasi Hutan dan Lahan serta lingkungan)
Lahan, Perencanaan DAS Pemulihan Ekosistem pada Kawasan IKN
b. Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis pada
b. Di dalam Kawasan (Reboisasi)
DAS c. Penyediaan Bibit Gratis (Penanaman 25
c. Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis pada Pohon/Orang)
Area Rawan/Pasca Bencana
2. RHL SIPIL TEKNIS
(Dam Pengendali, Dam Penahan, Gully Plug, Sumur
Resapan Air,Teras, SPA, Rorak, Terjunan)
3. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(Pendidikan, pelatihan dan penyuluhan;
pendampingan; pemberian bantuan
modal,sosialisasi dan diseminasi; dan/atau
penyediaan sarana dan prasarana) 17
FUNGSI KAWASAN HUTAN
NO. BPDASHL JUMLAH
KSA/KPA HL HPT HP HPK APL
1. Target Luas dan Lokasi RHL 1
2
AGAM KUANTAN
AKE MALAMO 15 345
207
49,468
15,269
59,594
17
29,687
9
1,059
15,502
140,168
Berdasarkan Wilayah Kerja 3
4
ASAHAN TOBA
BARITO
189
9,592
29,998
24,839
26,577 56,716 14,821
91,425 408,813 281,343
6,493
236,943
134,795
1,052,954
BPDAS-RH 5
6
BATANGHARI
BATURUSA CERUCUK
31,841
234
3,220
949
17,847 213,807
96,377
607 19,478
2,974
286,800
100,534
7 BENAIN NOELMINA 53 3 4,346 1,173 5,575
8 BONE BOLANGO 1 11,682 6,129 1,989 182 19,983
9 DODOKAN MOYOSARI 1,099 919 11,389 26,386 454 40,247
10 INDRAGIRI ROKAN 96,401 30,825 173,551 264,058 314,522 19,204 898,562
11 JENEBERANG SADDANG 342 4,551 6,059 10,951
12 KAHAYAN 167,568 58,483 246,727 689,133 492,107 297,169 1,951,187
13 KAPUAS 139,842 76,434 433,424 800,865 31,992 184,625 1,667,182
14 KETAHUN 30,184 17,635 5,097 39,071 91,986
15 KRUENG ACEH 49 2,860 5,949 46,576 3,443 3,474 62,352
16 LARIANG MAMASA 6 1,621 1 25 1,652
17 MAHAKAM BERAU 158,577 27,394 202,309 491,915 38,134 1,004,873 1,923,201
18 MEMBERAMO 0 571 33,588 151,701 4,564 1,524 191,948
19 MUSI 51,041 50,350 65,082 392,071 162 157,366 716,070
20 PALU POSO 115 651 42,046 16,065 648 8,155 67,681
21 REMU RANSIKI 559 13,263 34,072 16,933 4,843 69,670
22 SAMPARRA 1 4 31,273 2 57 31,339
23 TONDANO 2,007 16 2,022
24 WAEHAPU BATUMERAH 15 281 51,200 53,634 20,909 1,898 127,937
25 WAMPU SEI ULAR 57 15,105 6,157 4 1,617 22,939
26 WAY SEPUTIH SEKAMPUNG 15,700 21,357 127,786 27,023 191,867
18
JUMLAH 672,330 360,288 1,512,448 4,002,408 1,251,885 2,025,746 9,825,105
Target (Ha)
d. Target luasan Kegiatan RHL Provinsi Rotasi Non Rotasi Total

Rotasi dan Non Rotasi PCK Aceh


Bangka-belitung
19.128
76.228
44.049
24.696
63.178
100.924
pada masing-masing PBPH per Bengkulu
Gorontalo
3.16
19.766
19.139
265
22.299
20.031
Provinsi. Jambi 125.232 109.589 237.071
Kalimantan Barat 1144.709 123.758 1.360.064
Kalimantan Selatan 196.769 55.814 264.018
Kalimantan Tengah 726.217 188.563 970.407
Kalimantan Timur 541.209 113.351 834.325
Kalimantan Utara 106.205 13.38 119.585
Lampung 76.953 14.513 91.466
Maluku 115.853 12.974 128.826
Maluku Utara 132.066 8.524 140.59
Nusa Tenggara Barat 26.753 14.47 41.223
Nusa Tenggara Timur 3.157 2.597 5.755
Papua 90.309 104.908 195.217
Papua Barat 48.419 21.541 69.96
69.960
Riau 141.352 58.806 203.735
Sulawesi Barat 187 1.472 1.659
Sulawesi Selatan 10.428 644 11.071
Sulawesi Tengah 30.301 37.571 67.872
Sulawesi Tenggara 22.502 9.118 31.62
Sulawesi Utara 2.027 2.027
Sumatera Barat 28.361 5.996 34.357
Sumatera Selatan 272.888 110.416 503.062
Sumatera Utara 91.85 43.971 136.158
19
Total 4.052.030 1.140.124 5.656.500
Catatan - 1

KEGIATAN RHL PCK PADA AREAL YANG DIBEBANI IJIN/PBPH KEGIATAN RHL PCK PADA AREAL Non PBPH

No RO Arahan Kriteria* Deskripsi Luas (ha) No RO Arahan Kriteria* Deskripsi Luas (ha)
1 Non PBPH dan KPHP PIAPS 1,271,132
2 PBPH 2,836,021 1 RO7 ROTASI
4 APL non HGU 2,011,174
1 RO7 ROTASI 3 PBPH-HA dan PBPH-RE 1,006,157 Total RO7 3,282,306
4 APL - HGU 221,820 1 HP non PBPH 535,552
Total RO7 4,063,998 3 HL non PBPH 217,894
2 PBPH 1,128,598 2 RO8 Non ROTASI 4 HK 669,954
2 RO8 Non ROTASI 5 PIAPS (HP) 197,036
6 APL - HGU 33,488
6 APL non HGU 191,558
Total RO8 1,162,086 Total RO8 1,811,994
Total RO7+RO8 5,226,084 Total RO7+RO8 5,094,300
Catatan SASARAN LOKASI REFORESTASI DAN AFORESTASI UNTUK
KESTABILAN BENTANG ALAM DAN PROGRAM PRIORITAS NASIONAL
• Lahan Kritis • Rawan Limpasan
• Kekritisan Darah Resapan • Rawan Longsor

Tingkat
Kerawanan
kekritisan
Bencana
hutan/lahan

• 108 DAS Prioritas Sasaran


Prioritas
• DTA Danau/waduk lokasi
Prioritas •Dalam Kawasan hutan
• Program Unggulan (Pertanian, Perkebunan,
• Cekungan/ imbuhan air tanah Lahan terbuka)
• Destinasi Wisata • Luar Kawasan hutan
• RKP (Lahan terbuka)

RENCANA UMUM RHL-2020 21


Ekosistem Gambut Ekosistem Daratan Ekosistem Mangrove
Catatan

DIAGRAM ALIR Peta Lahan Peta Kekritisan Peta Rawan


Kritis Daerah Resapan Bencana
PENYUSUNAN
PETA RU-RHL DAS UNTUK Lahan Kritis
Lahan Kritis
Satuan Pemetaan Mangrove
MENDUKUNG PROGRAM Gambut
Sasaran RHL
(SPSR)
REFORESTASI DAN Tutupan Lahan Non hutan:
AFORESTASI •

Pertanian Lahan Kering,
Pertanian Lahan Kering Campur,
• Perkebunan,
SPSR Terpilih • Semak/belukar,
• Pemukiman, transmigrasi (luar Kawasan)
Ket: Fungsi Kawasan
Tata ruang
• Fungsi Lindung RKTN
• Fungsi Budidaya
Peta
Indikatif
RURHL
Garis besar tahapan
penyusunan RURHL Kebijakan Prioritas
Verifikasi : Peta Perizinan
1. Penyusunan Satuan Pemetaan Peta Administrasi
CSRT, Cek Lapangan,
Sasaran RHL (Lereng, tutupan Sosial Ekonomi
2. Penentuan Indikatif RURHL Kelembagaan
3. Groundcheck
lahan)
OVERLAY DENGAN PETA
4. Penyusunan Rekomendasi Kegiatan
RHL PETA RENCANA TARGET LOKASI DAN LUAS
Proyeksi Pelaksanaan
5. Proyeksi Pelaksanaan UMUM RHL DAS
BERDASARKAN
6. Identifikasi potensi pendanaan
IPL - FOLU NetSink
APBD APBN SWASTA/ MASYARAKAT
22
B.3. Rencana Kegiatan dan Indikator Kinerja Tahun 2022 - 2030
Rencana kegiatan dan indikator kerja rehabilitasi hutan dan lahan dibedakan menjadi dua kegiatan yaitu
kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan dan kegiatan perhutanan sosial. Rencana kegiatan dilakukan untuk
mewujudkan keberhasilan FoLU Net Sink dengan indikator kerja berupa luas target peningkatan cadangan
karbon (PCK).
Kegiatan Satuan Indikator Kinerja

a.1. Rencana kegiatan dan indikator Fasilitasi pada KPH dan Pemda Unit 56 KPH dan 14 Provinsi

kerja RHL Penetapan penanggungjawab lokus Dokumen 1

Kegiatan penanaman dan pemeliharaan ha 10.320.384 Ha

Pendampingan RHL Kegiatan 490

Pengawasan dan pengendalian Kegiatan 490

Pelatihan untuk penguatan kelembagaan Kegiatan 210

Pendampingan kelembagaan Kegiatan 490

Fasilitasi sumber pendanaan Kegiatan 9

Fasilitasi akses pasar/modal Kegiatan 9

Riset Penelitian 10

Pendampingan implementasi riset Kelompok 126

Monitoring tahunan pada lokasi RHL Report 8 23


a.2. Rencana Kegiatan RHL pertahun pada lokasi PCK
Indikator kerja
Kegiatan Satuan Total
2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
1
Fasilitator pada KPH dan Pemda Unit 70 35 35
Penentapan penanggungjawab lokus Dokumen 1 1
Kegiatan penanaman2 juta ha 12 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3
3
Pendampingan RHL Kegiatan 490 70 70 70 70 70 70 70 70 70
Pengawasan dan Pengendalian4 Kegiatan 490 70 70 70 70 70 70 70 70 70
5
Pelatihan untuk penguatan kelembagaan Kegiatan 210 70 70 70
6
Pendampingan kelembagaan Kegiatan 490 70 70 70 70 70 70 70 70 70
Fasilitasi sumber pendanaan7 Kegiatan 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Fasilitasi akses pasar/modal8 Kegiatan 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Riset Penelitian 10 10
Pendampingan implementasi riset9 Kelompok 126 14 14 14 14 14 14 14 14 14
Penerapan monitoring tahunan pada lokasi RHL Report 8 1 1 1 1 1 1 1 1
Keterangan:
1
56 unit KPH dan 14 Provinsi
2Target lokasi prioritas FOLU NET SINK

3
Dilakukan satu kali setahun pada 70 Unit setiap tahunnya
4
Dilakukan satu kali setahun pada 70 Unit setiap tahunnya
5
Dilakukan satu kali setahun pada 70 Unit setiap tahunnya
6Dilakukan satu kali setahun pada 70 Unit setiap tahunnya
7
Dilakukan dipusat setahun satu kali setiap tahunnya
8
Dilakukan dipusat setahun satu kali setiap tahunnya
9
24
Dilakukan satu kali setahun pada setiap tahunnya.
b. Kegiatan Peningkatan Cadangan Karbon (Non-rotasi) Pada Kawasan Konservasi
b.1. Rencana Kegiatan dan indikator kegiatan RHL di Kawasan Konservasi
No. RINCIAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA
1 Penanganan Opened Area Berkurangnya Opened Area minimal sebesar 70% dari target
2 Pemulihan Ekosistem Terpulihkannya ekosistem
3 RHL pada Kawasan Konservasi Terlaksananya kegiatan RHL pada Kawasan Konservasi
Pembinaan habitat satwa liar melalui Terlaksananya pengkayaan tanaman pakan satwa
4
pengkayaan tanaman pakan satwa
Kemitraan Konservasi dalam rangka Terjalinnya Kemitraan Konservasi dengan stakeholders terkait
5
Pemulihan Ekosistem
Pemberdayaan Masyarakat Desa Terlibatnya Masyarakat Desa Penyangga dalam pelaksanaan
6
Penyangga kegiatan
7 Intensifikasi Jasling dan Wisata Alam Terbentuknya tata kelola pemanfaatan Jasling dan Wisata Alam
8 Inventarisasi dan Verifikasi Kehati Tersedianya informasi terkait Kehati
9 Mitigasi Konflik Manusia dan Satwa Liar Teratasinya konflik antara manusia dan satwa liar
Perlindungan, Pengamanan, dan Berkurangnya kerusakan hutan
10
Penjagaan Kawasan
Pengendalian Karhutla di KK dan Daerah Berkurangnya luas areal yang terbakar
11
Penyangga
12 RHL serta PE pada areal IKN Terlaksananya RHL dan PE pada areal IKN 25
Provinsi Kabupaten Unit Kelola Luas (Ha)
b.2. Lokasi dan luas Kegiatan RHL Pada Jambi Muarojambi TN Berbak 5,642
Kawasan Konservasi Tanjungjabung Barat CA Hutan Bakau Pantai Timur 48
Tanjungjabung Timur CA Hutan Bakau Pantai Timur 1,869
TN Berbak 24,460
Kalimantan Barat Ketapang CA Muara Kendawangan 135,881
Landak CA Mandor 877
Kalimantan Selatan Tanahlaut SM Pleihari Tanah Laut 6,180
Kalimantan Tengah Kotawaringin Barat TN Tanjung Puting 40,564
Seruyan TN Tanjung Puting 93,225
Kalimantan Timur Kutai Kartanegara CA Muara Kaman Sedulang 10,970
Tahura Bukit Soeharto 51,591

Kutai Timur CA Muara Kaman Sedulang 37,686


Paser CA Teluk Adang 25,578
CA Teluk Apar 26,340

Tahura Lati Petangis 3,366

Penajampaser Utara CA Teluk Adang 2,270


Tahura Bukit Soeharto 3,124
Lampung Lampung Barat SM Gunung Raya 303
Waykanan SM Gunung Raya 3,115
Riau Bengkalis SM Balai Raja 14,329
Pelalawan TN Tesso Nilo 79,448
Siak TN Zamrud 255
Sumatera Selatan Banyuasin TN Berbak 4
Musibanyuasin SM Dangku 36,725
Ogan Komering Ulu Selatan SM Gunung Raya 26 34,698
TOTAL 638,548
c. Kegiatan Peningkatan Cadangan Karbon Pada Lokasi Perhutanan Sosial

Kegiatan Utama Perhutanan Sosial dalam


Peningkatan Cadangan Karbon Pada Lokasi
Perhutanan Sosial :
1. Penanaman pada areal PS
2. Percepatan Distribusi akses legal PS
3. Pengembangan Usaha PS
4. Percepatan Pendampingan PS
5. Penanganan Konflik tenurial dan Penetapan Hutan
Adat dan Hutan Hak

27
c.1. Kegiatan dan indikator kerja kegiatan penanaman pada Perhutanan Sosial

Kegiatan Indikator Kinerja Satuan Target


Penanaman pada PS Luas area yang tertanami Ha 5,810,482
Luas prakondisi persetujuan PS dalam skema HD, HKm, HTR, KK Ha 135,500
Percepatan distribusi
Luas kawasan hutan yang memperoleh persetujuan PS Skema HD, HKm, Kemitraan
akses legal PS Ha 84,500
Kehutanan, dan HTR kepada Kelompok Masyarakat
Rencana kerja/pengelolaan kelompok perhutanan sosial yang disahkan KUPS 160
Pengembangan Fasilitas peningkatan produktivitas dan nilai tambah hasil hutan dan jasa lingkungan KUPS 160
usaha PS
Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) yang ditingkatkan menjadi kelas Gold/Platinum KUPS 160
Percepatan Jumlah Tenaga Pendamping Perhutanan Sosial Orang 160
Pendampingan PS Kemitraan Kelompok Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan SK 160
Penangann Konflik Penanganan Kasus Konflik Tenurial Kasus 40
Tenurial, HA Penetapan Hutan Adat dan Hutan Hak SK
Rencana kelola PS yang disahkan KUPS 80
Pengembangan
Fasilitas Peningkatan produktivitas dan nilai tambah hasil hutan dan jasa lingkungan KUPS 80
usaha PS
Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) yang ditingkatkan menjadi kelas Gold/Platinum KUPS 80
Percepatan Jumlah Tenaga Pendamping Perhutanan Sosial Orang 80
Pendampingan PS Kemitraan Kelompok Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan SK 80
Konflik Tenurial Penanganan Kasus Konflik Tenurial Kasus 28 2
c.2. Rencana Kegiatan dan indikator kerja di Perhutanan Sosial (2023 – 2030)
Target ENR Kondisi Target tahunan (Ha)
Kegiatan Indikator Kinerja Satuan
Netsink FoLU Saat ini 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
Penanaman pada
5.810.482 Ha - Luas area yang tertanami Ha 726.31 726.31 726.31 726.31 726.31 726.31 726.31 726.31
PS
219.973,2 Ha Luas prakondisi persetujuan PS dalam skema HD,
Ha 17.5 17.5 17.5 17.5 16.5 16.5 16.5 16
(Indikatif PS) Percepatan HKm, HTR, KK
distribusi akses Luas kawasan hutan yang memperoleh persetujuan
legal PS PS Skema HD, HKm, Kemitraan Kehutanan, dan HTR Ha 11 11 11 11 10.5 10 10 10
kepada Kelompok Masyarakat
Rencana kerja/pengelolaan kelompok perhutanan
KUPS 20 20 20 20 20 20 20 20
sosial yang disahkan
Pengembangan Fasilitas peningkatan produktivitas dan nilai tambah
KUPS 20 20 20 20 20 20 20 20
usaha PS hasil hutan dan jasa lingkungan
Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) yang
KUPS 20 20 20 20 20 20 20 20
ditingkatkan menjadi kelas Gold/Platinum
Jumlah Tenaga Pendamping Perhutanan Sosial Orang 20 20 20 20 20 20 20 20
Percepatan
235.932 Ha Pendampingan PS Kemitraan Kelompok Perhutanan Sosial dan SK 20 20 20 20 20 20 20 20
Kemitraan Lingkungan
Penangann Penanganan Kasus Konflik Tenurial Kasus 5 5 5 5 5 5 5 5
Konflik Tenurial,
Penetapan Hutan Adat dan Hutan Hak SK pm pm pm pm pm pm pm pm
HA
15.838,94 Rencana kelola PS yang disahkan KUPS 10 10 10 10 10 10 10 10
(PS Definitif – Fasilitas Peningkatan produktivitas dan nilai tambah
Pengembangan KUPS 10 10 10 10 10 10 10 10
HL dan HP) - hasil hutan dan jasa lingkungan
usaha PS
Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) yang
7 KUPS KUPS 10 10 10 10 10 10 10 10
ditingkatkan menjadi kelas Gold /Platinum
Jumlah Tenaga Pendamping Perhutanan Sosial Orang 10 10 10 10 10 10 10 10
Percepatan
Pendampingan PS Kemitraan Kelompok Perhutanan Sosial dan SK 10 10 10 10 10 10 10 10
Kemitraan Lingkungan
Konflik Tenurial Penanganan Kasus Konflik Tenurial Kasus 2 2 - 29
4. Tata Waktu Pelaksanaan Kegiatan RHL (ROTASI – Non ROTASI)
Jadwal pelaksanaan dari tahun 2022-2030
Jadwal Pelaksanaan
Kegiatan Satuan
2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
Fasilitasi pada KPH dan Pemda Unit
Penentapan penanggungjawab lokus Dokumen
Kegiatan penanaman juta ha
Pendampingan RHL Kegiatan
Pengawasan dan Pengendalian Kegiatan
Pelatihan untuk penguatan kelembagaan Kegiatan
Pendampingan kelembagaan Kegiatan
Fasilitasi sumber pendanaan Kegiatan
Fasilitasi akses pasar/modal Kegiatan
Riset Penelitian
Pendampingan implementasi riset Kelompok
Penerapan monitoring tahunan pada lokasi RHL Report

30
5. Dukungan Sumberdaya Manusia
Dukungan sumberdaya manusia pada kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan membutuhkan sumberdaya manusia sebagai
berikut :
Total Orang
Kegiatan
(Orang) 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
Fasilitator pada KPH dan Pemda1 1,680 210 210 210 210 210 210 210 210
Kegiatan penanaman2 3,575,000 162,500 243,750 325,000 406,250 487,500 568,750 650,000 731,250
Pendampingan RHL3 5,600 700 700 700 700 700 700 700 700
Pengawasan dan Pengendalian4 560 70 70 70 70 70 70 70 70
5
Pelatihan untuk penguatan kelembagaan 1,120 140 140 140 140 140 140 140 140
Pendampingan kelembagaan6 560 70 70 70 70 70 70 70 70
Total 3,584,520 163,690 244,940 326,190 407,440 488,690 569,940 651,190 732,440

Keterangan:
13 orang masing-masing unit KPH dan Pemda
21 orang per 8 ha untuk penanaman dan 1 orang per 16 ha untuk pemeliharaan

310 orang masing-masing unit KPH dan Pemda

41 orang masing-masing unit KPH dan Pemda

52 orang masing-masing unit KPH dan Pemda

61 orang masing-masing unit KPH dan Pemda 31


6. Pendanaan Kegiatan
Kebutuhan dana RHL PCK meliputi aksi strategi paling pertama untuk dilakukan yaitu menetapkan dan
meregister lokus PCK, hingga sistem monitoring yang akan dibangun guna memastikan keberhasilan kegiatan
PCK ditahun 2030. Kebutuhan untuk kegiatan dari 2022 hingga 2030 pada 56 KPH dan 14 Provinsi kegiatan
dengan total kebutuhan pendanaan sebesar 102,4 Trilyun rupiah
Kebutuhan
Jumlah Total biaya
Kegiatan Satuan biaya (Rp.
kegiatan (Rp. Juta)
Juta)
Fasilitator pada KPH dan Pemda Unit 70 203 14,210
Kegiatan penanaman (areal non PBPH) ha 5,851,369 15 87,770,535
Pendampingan RHL Keg 490 50 24,500
Pengawasan dan Pengendalian Keg 11,674,138 1,2 14,553,980
Pelatihan untuk penguatan kelembagaan Keg 210 140 29,400
Pendampingan kelembagaan Keg 490 50 24,500
Fasilitasi sumber pendanaan Keg 9 50 450
Fasilitasi akses pasar/modal Keg 9 50 450
Riset Paket 8 1,000 8,000
Pendampingan implementasi riset Klp 126 50 6,300
Penerapan monitoring tahunan pada lokasi RHL Report 8 366 2,928
Total 102,427,261

32
PENDEKATAN PEMBIAYAAN RHL

• Rehabilitasi Hutan dan 1. Pemegang Ijin/ Investasi 1.Perhutanan Sosial (PS)


Lahan (didalam dan di Swasta
2. Swadaya Masyarakat
luar kawasan), dengan 2. Rehabilitasi DAS (sistem adopsi pohon,
sumber pembiayaan (IPPKH) hutan rakyat,dll)
melalui APBN, DAK, 3. CSR Pemegang Ijin
APBD dan DBH

Pemerintah Korporasi Masyarakat

33
POTENSI PEMBIAYAAN UNTUK BENGKULU :

NO. SUMBER PEMBIAYAAN KEGIATAN TARGET


RHL 440 Ha
1 APBN TAHUN 2023 Mangrove 25 Ha
BKTA 22 Unit
2 DAK TAHUN 2023 RHL 435 Ha
19 IPPKH seluas 4.235,9 Ha (18 unit sudah
3 ditetapkan, realisasi penanaman dengan luas Rehab DAS 3.980,2 Ha
255,7 Ha)

4 DANA LAINNYA (CSR, SWADAYA, HLN, DLL)


34
POTENSI PEMBIAYAAN UNTUK PAPUA BARAT :

NO. SUMBER PEMBIAYAAN KEGIATAN TARGET


RHL 400 Ha
1 APBN TAHUN 2023 Mangrove
BKTA 22 Unit
2 DAK TAHUN 2023 RHL
3 DBH TAHUN 2023 RHL
4 REHAB MANGROVE (BRGM) Mangrove 6.462 Ha *)
12 IPPKH seluas 8.214,3 Ha (8 unit sudah
ditetapkan seluas 8.609,6 Ha, realisasi
5 Rehab DAS 6.847 Ha
penanaman dengan luas 1.448 Ha dan sudah
diserahkan 320 Ha)
6 DANA LAINNYA (CSR, SWADAYA, HLN, DLL)
*) Usulan Pendanaan program BRGM melalui Dana World Bank
Sumber data : Ditjen PDASRH, Desember 2022 35
C. MANGROVE
C.1. Strategi Peningkatan Cadangan Karbon Mangrove (PCK Mangrove)
Strategi Bidang Peningkatan Cadangan Karbon Sub Bidang Mangrove didasarkan pada Strategi Rehabilitasi Mangrove dalam
Roadmap Rehabilitasi Mangrove Nasional Tahun 2021, yang dikelompokkan ke dalam Strategi Pemenuhan Kondisi Pemungkin,
Strategi Implementasi Aksi dan Strategi Keberlanjutan.

1. STRATEGI 2. STRATEGI 3. STRATEGI


PEMENUHAN KONDISI PEMUNGKIN IMPLEMENTASI AKSI KEBERLANJUTAN
a. Koordinasi, sinkronisasi dan sinergi a. Pemulihan ekosistem mangrove a. Pengarusutamaan hasil-hasil rehabilitasi
kebijakan dan program antar K/L terkait mangrove pada tingkat kebijakan dan
b. Peningkatan ekosistem mangrove
dan dengan pemda. program multi strata
c. Penguatan ekosistem mangrove sebagai
b. Penguatan data basis perencanaan melalui b. Pengarusutamaan tingkat usaha/ kegiatan
kawasan lindung
kerjasama penelitian dengan universitas
c. Penguatan sistem silvikultur
dan lembaga penelitian. d. Pembuatan pelindung tanaman dan habitat
d. Penyediaan bibit
c. Penguatan kelembagaan rehabilitasi dan e. Penerapan kebijakan pemanfaatan
pengelolaan ekosistem mangrove. mangrove lestari e. Pengembangan kelembagaan pada area
“open access”
d. Pemberdayaan masyarakat. f. Edukasi, penyuluhan dan pendampingan
f. Pengembangan kerjasama dengan
g. Pengamanan dan penegakan hukum
Lembaga Non Pemerintah di dalam negeri
h. Pengembangan kebijakan insentif dan
g. Pengembangan kerjasama luar negeri
37
disinsentif
C.2. Kegiatan dan Target Capaian Peningkatan Cadangan Karbon Mangrove (PCK Mangrove)
1. STRATEGI PEMENUHAN KONDISI PEMUNGKIN
Strategi Kegiatan Target Capaian Indikator Capaian (Output)
Tersusunnya Regulasi Perlindungan dan Pengelolaan Regulasi Perlindungan dan Pengelolaan
Penyusunan regulasi nasional
Ekosistem Mangrove Ekosistem Mangrove
Tersusunnya Regulasi Perlindungan dan Pengelolaan Regulasi Perlindungan dan Pengelolaan
Penyusunan regulasi daerah
Ekosistem Mangrove di daerah Ekosistem Mangrove di daerah
Perencanaan program kegiatan kolaboratif lintas K/L Tersedianya program kegiatan yang kolaboratif bagi Program kegiatan yang kolaboratif bagi
Koordinasi, sinkronisasi
bagi rehabilitasi, konservasi maupun pemanfaatan rehabilitasi, konservasi, maupun pemanfaatan rehabilitasi, konservasi, maupun
dan sinergi kebijakan
mangrove secara lestari mangrove secara lestari pemanfaatan mangrove secara lestari
dan program K/L dan
Penyediaan panduan teknis pelaksanaan rehabilitasi Tersedianya panduan teknis pelaksanaan rehabilitasi
Pemda
mangrove (pemulihan, peningkatan, maupun mangrove (pemulihan, peningkatan, maupun Penetapan dan sosialisasi panduan teknis
mempertahankan ekosistem mangrove) mempertahankan ekosistem mangrove)
Pengembangan sistem dan mekanisme monitoring Terbangunnya sistem dan mekanisme monitoring dan Sistem dan mekanisme monitoring dan
dan evaluasi evaluasi evaluasi
Monitoring dan evaluasi capaian kinerja Terlaksananya monitoring dan evaluasi Pelaksanaan monitoring dan evaluasi
Penyediaan peta dasar meliputi PMN, Peta KLM dan Tersedianya PMN, Peta KLM dan peta lainnya yang PMN, Peta KLM dan peta lainnya yang
Penguatan data basis
peta lainnya diperlukan diperlukan
perencanaan
Penyediaan basis data dan informasi lainnya Tersedianya basis data dan informasi lainnya Basis data dan informasi lainnya
Penguatan kelembagaan di pusat Terbentuknya kelembagaan di pusat Kelembagaan di pusat
Penguatan Penyusunan Rencana Kerja kelembagaan di pusat Tersusunnya Rencana Kerja Kelembagaan di Pusat Rencana Kerja Kelembagaan di Pusat
kelembagaan Penguatan kelembagaan di daerah Terbentuknya kelembagaan di daerah Kelembagaan di daerah
Penyusunan Rencana Kerja kelembagaan di daerah Tersusunnya Rencana Kerja Kelembagaan di Daerah Rencana Kerja Kelembagaan di Daerah
Pemberdayaan Penguatan kelembagaan di tingkat tapak Terlaksananya pembinaan kelembagaan masyarakat Pembinaan kelembagaan masyarakat
38
masyarakat Sosialisasi dan pelatihan masyarakat Terlaksananya sosialisasi dan pelatihan masyarakat Sosialisasi dan pelatihan masyarakat
2. STRATEGI IMPLEMENTASI AKSI
Strategi Kegiatan Target Capaian Indikator Capaian (Output)
Penetapan dan registrasi lokus rehabilitasi mangrove Terlaksananya penetapan dan registrasi lokus rehabilitasi mangrove Penetapan dan registrasi lokus rehabilitasi mangrove
Pemulihan ekosistem mangrove
berdasarkan PMN, Peta KLM dan Arahan FoLU Net Sink berdasarkan PMN, Peta KLM dan Arahan FoLU Net Sink berdasarkan PMN, Peta KLM dan Arahan FoLU Net Sink
Peningkatan ekosistem mangrove Identifikasi status, fungsi dan pemangku kawasan Teridentifikasinya status, fungsi dan pemangku kawasan Status, fungsi dan pemangku kawasan
Tersusunnya rancangan teknis rehabilitasi hutan dan lahan mangrove, Rancangan teknis rehabilitasi hutan dan lahan mangrove,
Mempertahankan ekosistem Penyiapan rancangan teknis rehabilitasi hutandan lahan
baik untuk pemulihan, peningkatan, maupun mempertahankan baik untuk pemulihan, peningkatan, maupun mempertahankan
mangrove terkait mangrove
ekosistem mangrove ekosistem mangrove
Penguatan ekosistem mangrove
Pelaksanaan penanaman (intensif maupun pemeliharaan) Terlaksananya penanaman mangrove Penanaman mangrove
sebagai kws lindung
Pembuatan pelindung tanaman dan Pelaksanaan pembuatan bangunan sipil teknis pelindung
Terlaksananya pembuatan bangunan sipil teknis pendukung tanaman Pembuatan bangunan sipil teknis pendukung tanaman
habitat tanaman
Penerapan kebijakan pemanfaatan Penyediaan panduan pemanfaatan mangrove lestari Tersedianya penduan pemanfaatan mangrove lestari Penduan pemanfaatan mangrove lestari
mangrove lestari Pelaksanaan pemanfaatan mangrove lestari Terlaksananya pemanfaatan mangrove lestari Pemanfaatan mangrove lestari
Terlaksananya penyuluhan dan pendampingan masyarakat dalam Penyuluhan dan pendampingan masyarakat dalam
Penyuuhan & pendampingan rehabilitasi mangrove
rehabilitasi mangrove rehabilitasi mangrove
Terlaksananya penyuluhan dan pendampingan masyarakat dalam Penyuluhan dan pendampingan masyarakat dalam
Penyuluhan & pendampingan konservasi mangrove
konservasi mangrove konservasi mangrove
Edukasi, penyuluhan dan Penyuluhan dan pendampingan sylvofishery yang ramah Terlaksananya penyuluhan dan pendampingan masyarakat dalam Penyuluhan dan pendampingan masyarakat dalam
pendampingan lingkungan silvofishery ramah lingkungan di kawasan mangrove silvofishery ramah lingkungan di kawasan mangrove
Penyuluhan dan pendampingan wisata mangrove yang Terlaksananya penyuluhan dan pendampingan masyarakat dalam Penyuluhan dan pendampingan masyarakat dalam ekowisata
ramah lingkungan ekowisata mangrove mangrove
Penyuluhan dan pendampingan pengolahan dan pemasaran Terlaksananya penyuluhan dan pendampingan masyarakat dalam Penyuluhan dan pendampingan masyarakat dalam
produk-produk turunan mangrove pengolahan dan pemasaran produk turunan mangrove pengolahan dan pemasaran produk turunan mangrove

Pengamanan dan penegakan hukum Sosialisasi peraturan pemanfaatan kawasan mangrove Terlaksananya sosialisasi peraturan pemanfaatan kawasan mangrove Sosialisasi peraturan pemanfaatan kawasan mangrove

Pengawasan dan penegakan hukum Terlaksananya pengawasan dan pemberian sanksi Pengawasan dan pemberian sanksi hukum
Pengembangan kebijakan insentif dan Penyiapan skema insentif dan disinsentif Tersedianya skema insentif dan disinsentif Skema insentif dan disinsentif
11:16:00 PM 39
disinsentif Penerapan insentif dan disinsentif Terlaksananya pemberian insentif dan disinsentif Pemberian insentif dan disinsentif
3. STRATEGI KEBERLANJUTAN
Strategi Kegiatan Target Capaian Indikator Capaian (Output)
Tersedianya Kebijakan atau Regulasi di masing-masing Kebijakan atau Regulasi di masing-masing
Internalisasi aksi ke dalam kebijakan sektor/daerah sektor (K/L terkait) dan daerah yang mengangkat sektor (K/L terkait) dan daerah yang
Pengarusutamaan pelestarian mangrove mengangkat pelestarian mangrove
tingkat kebijakan Internalisasi fungsi, status dan arahan
Tersusunnya Rencana Tata Ruang yang mengakomodasi Rencana Tata Ruang yang mengakomodasi
pemanfaatan/pengendalian kawasan mangrove ke dalam
pelestarian mangrove pelestarian mangrove
rencana tata ruang
Internalisasi penerapan peraturan terkait ke dalam Tersusunnya peraturan perijinan yang mengakomodasi Peraturan perijinan yang mengakomodasi
Pengarusutamaan perijinan pelestarian mangrove pelestarian mangrove
tingkat usaha/kegiatan Terlaksananya penaatan usaha/kegiatan terhadap Penaatan usaha/kegiatan terhadap peraturan
Penaatan usaha/kegiatan
peraturan terkait mangrove dan arahan dalam perijinan terkait mangrove dan arahan dalam perijinan
Penguatan sistem Pengembangan riset dan panduan teknis terkait Tersedianya hasil riset untuk pengembangan silvikultur Hasil riset untuk pengembangan silvikultur
silvikultur silvikultur mangrove mangrove mangrove
Pengembangan pusat persemaian dan pembibitan Tersedianya pusat-pusat persemaian mangrove Pusat-pusat persemaian mangrove
Penyediaan bibit
Pengembangan pembibitan oleh masyarakat Tersedianya pembibitan mangrove masyarakat Pembibitan mangrove masyarakat
Pengembangan regulasi yang terkait kawasan “ open Tersedianya regulasi yang ketat bagi kawasan yang bersifat Regulasi yang ketat bagi kawasan yang bersifat
Pengembangan
access ” “ open access ” “ open access ”
kelembagaan pada area
Terlaksananya pengawasan bagi kawasan yang bersifat Pengawasan bagi kawasan yang bersifat “ open
“ open access ” Pengawasan
“ open access ” access ”
Pengembangan Pengembangan kesepakatan kerjasama dengan lembaga Tersedianya kesepakatan kerjasama dengan lembaga non Kesepakatan kerjasama dengan lembaga non
kerjasama dgn Lembaga non pemerintah pemerinta pemerinta
Non Pemerintah di Implementasi kerjasama dengan lembaga non Terlaksananya implementasi kerjasama dengan lembaga Implementasi kerjasama dengan lembaga non
dalam negeri pemerintah non pemerinta pemerinta
Pengembangan kesepakatan kerjasama luar negeri Tersedianya kesepakatan kerjasama luar negeri dengan Kesepakatan kerjasama luar negeri dengan
Pengembangan dengan negara lain dan lembaga internasional negara lain dan lembaga internasional negara lain dan lembaga internasional
kerjasama luar negeri Implementasi kerjasama dengan negara lain dan Terlaksananya implementasi kerjasama dengan negara lain Implementasi kerjasama dengan negara lain
11:16:00 PM lembaga internasional dan lembaga internasional dan lembaga internasional 40
C.3. Target Luas dan lokasi Peningkatan Cadangan Karbon Mangrove (PCK Mangrove)
Luas area yang menjadi target aksi mitigasi dalam Peningkatan Cadangan Karbon terkait
mangrove, berdasarkan Indikator Biofisik dengan kategori Indeks Prioritas Lokasi 1 sampai
dengan 6 pada masing-masing Region adalah sebagai berikut:

Luas Lokus berdasarkan Indeks Prioritas Lokasi (ha)


Region Jumlah (ha)
6 5 4 3 2 1
Balinusra 3.301,7 296,8 931,4 538,1 1.834,5 32.655,5 39.558,0
Jawa 7.053,4 16.747,1 2.062,4 31.546,7 19.423,6 76.833,2
Kalimantan 2.508,6 846,2 7.585,7 6.110,2 101.690,6 570.830,3 689.571,6
Maluku 19.181,8 178,1 284,5 13.947,0 226.895,6 260.487,0
Papua 3.857,5 6.010,5 7.839,0 26.069,9 1.537.871,0 1.581.647,9
Sulawesi 17.908,2 50.832,6 68.280,8 60.317,5 197.339,1
Sumatera 11.518,6 276,2 13.594,3 10.325,1 46.335,9 606.847,3 688.897,4
Jumlah (ha) 65.329,8 1.419,2 95.879,7 27.159,3 289.705,4 3.054.840,8 3.534.334,2

41
C.4. Tata Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Tata Waktu (Triwulan)

No Strategi Kegiatan 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030

3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

A Pemenuhan Kondisi Pemungkin


Penyusunan regulasi nasional V V

Penyusunan regulasi daerah V V V V

Perencanaan program kegiatan


kolaboratif lintas K/L bagi
Koordinasi, sinkronisasi rehabilitasi, konservasi maupun V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
dan sinergi kebijakan pemanfaatan mangrove secara
1
dan program K/L dan lestari
Pemda
Pengembangan sistem dan
mekanisme monitoring dan V V V V V V V V V V V V V V
evaluasi
Monitoring dan evaluasi capaian
V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
kinerja

Penyediaan peta dasar meliputi


V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
Penguatan data basis PMN, Peta KLM dan peta lainnya
2
perencanaan
Penyediaan basis data dan
V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
informasi lainnya
Penguatan kelembagaan di pusat V V V V V V V V V V V V V V
Penyusunan Rencana Kerja
V V V V V V V V V V V V V V V V
kelembagaan di pusat

3 Penguatan kelembagaan Penguatan kelembagaan di daerah V V V V V V


Penyusunan Rencana Kerja
V V V V V V V V V V V V V V V V
kelembagaan di daerah
Penguatan kelembagaan di tingkat
V V V V V V V V V V V V V V V
11:16:01 PMtapak 42 V
Lanjutan Tata Waktu Pelaksanaan …
Tata Waktu (Triwulan)

No Strategi Kegiatan 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030

3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

B Implementasi Aksi
Penetapan dan registrasi lokus
Pemulihan ekosistem
rehabilitasi mangrove berdasarkan PMN, V V V V V V
mangrove
Peta KLM dan Arahan FoLU Net Sink
Peningkatan ekosistem Identifikasi status, fungsi dan pemangku
V V V V V V
1 mangrove kawasan
Mempertahankan ekosistem Penyiapan rancangan teknis rehabilitasi
V V V V V V V V V V V V V V V V
mangrove hutandan lahan terkait mangrove
Pelaksanaan penanaman (intensif
V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
maupun pemeliharaan)
Penguatan ekosistem
2 Penetapan kawasan lindung V V V V V V
mangrove sbg kws lindung
Pembuatan pelindung Pelaksanaan pembuatan bangunan sipil
3 V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
tanaman dan habitat teknis pelindung tanaman
Penyediaan panduan pemanfaatan
Penerapan kebijakan V V V V V V V V V V
mangrove lestari
4 pemanfaatan mangrove
Pelaksanaan pemanfaatan mangrove
lestari V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
lestari
Penyuuhan dan pendampingan
V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
rehabilitasi mangrove
Penyuluhan dan pendampingan
V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
konservasi mangrove
Penyuluhan dan pendampingan
Edukasi, penyuluhan dan V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
5 sylvofishery yang ramah lingkungan
pendampingan
Penyuluhan dan pendampingan wisata
V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
mangrove yang ramah lingkungan

Penyuluhan dan pendampingan


pengolahan dan pemasaran produk- V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
produk turunan mangrove
Sosialisasi peraturan pemanfaatan
Pengamanan dan V V V V V V
6 kawasan mangrove
penegakan hukum
Pengawasan dan penegakan hukum V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V

Penyiapan skema insentif dan disinsentif V V V V V V


7
Pengembangan kebijakan 43
insentif dan disinsentif
Penerapan insentif dan disinsentif V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
Lanjutan Tata Waktu Pelaksanaan …

Tata Waktu (Triwulan)

No Strategi Kegiatan 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030

3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

C Keberlanjutan
Internalisasi aksi ke dalam kebijakan
V V V V V V
sektor/daerah
Pengarusutamaan tingkat
1 Internalisasi fungsi, status dan arahan
kebijakan
pemanfaatan/pengendalian kawasan V V V V V V
mangrove ke dalam rencana tata ruang
Internalisasi penerapan peraturan terkait ke
Pengarusutamaan tingkat V V V V V V
2 dalam perijinan
usaha/kegiatan
Penaatan usaha/kegiatan V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
Pengembangan riset dan panduan teknis
3 Penguatan sistem silvikultur V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
terkait silvikultur mangrove
Pengembangan pusat persemaian dan
V V V V V V V V V V V V V V
pembibitan
4 Penyediaan bibit
Pengembangan pembibitan oleh masyarakat V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V

Pengembangan regulasi yang terkait kawasan


Pengembangan kelembagaan V V V V V V
5 “open access ”
pada area “open access ”
Pengawasan kawasan “open access ” V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
Pengembangan kesepakatan kerjasama
Pengembangan kerjasama V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
dengan lembaga non pemerintah
6 dengan Lembaga Non
Implementasi kerjasama dengan lembaga non
Pemerintah di dalam negeri V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
pemerintah
Pengembangan kesepakatan kerjasama luar
negeri dengan negara lain dan lembaga V V V V V V V V V V V V V V
Pengembangan kerjasama luar
7 internasional
negeri
Implementasi kerjasama dengan negara lain
V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
dan lembaga internasional 44
C.5. Dukungan Sumberdaya Manusia
• Penguatan atau pembentukan kelembagaan rehabilitasi mangrove yang diarahkan pada skema pengelolaan dengan standar
kelestarian yang ditetapkan.

• Analisis pemangku kepentingan, untuk kepentingan penataan peran sesuai dengan kewenangan, tugas dan fungsi dan
konektivitas kebijakan, program dan kegiatan para pihak dalam penyelenggaraan rehabilitasi dan PCK ekosistem mangrove.

• Beberapa bentuk dukungan SDM :


1. Pelaksanaan rehabilitasi mangrove melibatkan kelompok masyarakat setempat kurang lebih 25-40 orang/kelompok, sehingga
untuk kegiatan rehabilitasi mangrove yang akan dilaksanakan dari tahun 2022 hingga 2030 diperlukan, 10.880 orang.
2. Pelaksanaan rehabilitasi mangrove melibatkan kelompok-kelompok masyarakat, diantaranya: KTH, Proklim, Kemitraan
Konservasi, Perhutanan Sosial, serta kelompok masyarakat lainnya
3. Pendampingan Teknis dilakukan oleh Tenaga Teknis di tingkat provinsi dan desa, serta UPT KLHK.

• Peningkatkan pengetahuan dan keterampilan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui Pelatihan dan Penyuluhan.
Target group sasaran pelatihan adalah para petugas teknis, penyuluh kehutanan, pendamping kegiatan rehabilitasi mangrove;
sedangkan sasaran penyuluhan adalah kelompok tani, kelompok petambak dan kelompok nelayan yang lokasinya menjadi lokasi
sasaran kegiatan rehabilitasi mangrove.

45
C.6. Dukungan Pendanaan
• Berdasarkan rencana Roadmap Rehabilitasi Mangrove Nasional 2021-2023, diperlukan dukungan anggaran untuk
pelaksanaan rehabilitasi mangrove pada 119 KLM dengan luas total 750.000 ha yang memadai (Roadmap Rehabilitasi
Mangrove 2022-2030).

• Beberapa sumber pendanaan rehabilitasi mangrove antara lain:


1. State-based direct investment dalam bentuk APBN, APBD, dana transfer ke daerah (DAK, DBH-DR), dan APBDes.
2. Private-mandatory-based investment, misalnya kewajiban penggunaan kawasan hutan untuk rehabilitasi DAS.
3. Private-voluntary-based investment dalam bentuk CSR perusahaan BUMN dan Swasta murni.
4. Private-market-based investment yang dapat didorong adalah Izin usaha jasa lingkungan karbon dan jasa lingkungan
lainnya pada hutan mangrove di kawasan hutan.
5. Trust fund, antara lain ICCTF, BLU BPDLH
6. Hibah dan kerjasama luar negeri lainnya baik bilateral maupun multilateral.
7. Community-based funding yang dapat didorong antara lain melalui skema perhutanan sosial (hutan desa, hutan
kemasyarakatan, hutan tanaman rakyat, dan kemitraan kehutanan).

46
47
POTENSI KETERSEDIAAN BIBIT :
SEBARAN PERSEMAIAN PERMANEN DAN PUSAT PERSEMAIAN

Persemaian Permanen

Pusat Persemaian

48
Pusat Persemaian Rumpin PP BPTH Wil. I, SumSel PP BPTH Wil. II, SulSel PP Semarang, Jawa Tengah
KOLABORASI - KONVERGENSI RHL ROTASI NON ROTASI
LOKUS WILAYAH/KAWASAN :
WILAYAH-LOKASI • Pemahaman Tapak harus jelas : Peta Wilayah, SISTIM MONEV :
KLHK (DITJEN PHL , PKTL, PDASRH, KSDAE, PPKL, fungsi Hutan, Unit Analisis Perencanaan, è Reshaping and
PSKL), BRGM, PEMDA, APHI, HGU Tenurial, dll recording system
PERENCANAAN
è SRN (sistim registry
POKMAS & PENDAMPING KELEMBAGAAN : Nasional)
DITJEN PHL, PDASRH, KSDAE, PPKL, BRGM, PSKL, • Pemangku Kawasan, è Metoda menghitung
BP2SDM, PEMDA, APHI, HGU • Pengelola tingkat tapak , Pemegang ijin, pada ragam level
• Pemberdayaan KTH-Pokmas, Pemuda -Petani è Knowledge management
PELAKSANAAN Mlilenial dan sistim informasi
PENGELOLAAN HASIL RHL • Aturan main, dll..
DITJEN PHL, PDASRH, KSDAE, PPKL, BRGM, PSKL,
Kegiatan RHL PCK harus
BP2SDM, POKMAS, PEMDA, APHI, HGU, SWASTA, dll TEKNOLOGI : memenuhi tiga unsur yaitu:
PASCA
KEGIATAN • Bibit cukup kuantitas-kualitas , land § Economically Feasible
PENDANAAN suitability, jenis pohon local dan langka, serta (layak ekonomi),
SETJEN, DITJEN PHL , PKTL, PDASRH, KSDAE, PPKL, diminati masyarakat, pangan dll.
• Pendampingan - Penyuluhan - Pelatihan § Socialy Acceptable
BRGM, PSKL, PEMDA, SWASTA, BLU BPDLH Dll. (diterima masyarakat),
• Teknologi terapan (Incl. Industri Hilir),
DAL-WAS kearifan local (al. mau nikah, masuk sekolah) § Environmentally
PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN • Pengembangan Sistim Informasi Spatial Sustainable
SETJEN, ITJEN, DITJEN PHL , PKTL, PDASRH, KSDAE, • Akses Pembiayaan/Modal (mengutamakan
PPKL, BRGM, PSKL, PEMDA, GAKKUM, MASYARAKAT • Akses Pasar, kelestarian lingkungan).
49
D. RESTORASI REPLIKASI EKOSISTEM, RUANG TERBUKA HIJAU & EKORIPARIAN

Restorasi ekosistem dalam kerangka peningkatan cadangan karbon untuk mencapai target FoLU Net Sink
2030, dilakukan dengan meningkatkan ruang terbuka hijau melalui beberapa kegiatan, diantaranya (1)
Pembangunan dan Pengelolaan Taman Kehati, (2) Ekoriparian, (3) Pemulihan Kerusakan
Lahan Bekas Tambang, dan Pembangunan Ruang Terbuka Hijau.
D.1. Pembangunan Ekoriparian

Umumnya dikelola oleh masyarakat melalui komunitas sehingga selain meningkatkan ekonomi
masyarakat juga akan merubah pola pikir masyarakat dalam pengelolaan lingkungan. 51
D.3. Pemulihan Kerusakan Lahan Bekas Tambang dan
Pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

• Pemulihan lahan bekas tambang dan lahan kritis merupakan


kegiatan yang diupayakan oleh Pemerintah melalui APBN dengan
tujuan memulihkan lahan bekas tambang rakyat dan lahan kritis
menjadi lahan yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakt
sekitarnya. Lahan yang tidak produktif menjadi lahan produktif
baik secara sosial, ekonomi maupun estetis.
• Diharapkan upaya pemulihan ini dapat dikembangkan atau
direplikasi oleh pemerintah daerah, usaha dan/atau kegiatan dan
masyarakat.
• Pelaksanaan pemulihan dan pengelolaannya dengan
memberdayakan kelompok masyarakat di sekitar lokasi.
• Pelembagaan dibentuk dan dilatih sehingga pengelolaan
pemulihan yang telah dilaksanakan dapat berkelanjutan.
52
KESIMPULAN
1. Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan diharapkan menjadi penyumbang terbesar dalam pencapaian
target Peningkatan Cadangan Karbon yang sekaligus juga menjadi trigger bagi manfaat lainnya
(multiplier effect).
2. Strategi pencapaian target PCK mencakup seluruh sasaran IPL dan melibatkan multipihak dalam
pelaksanaannya. Untuk meningkatkan keselarasan dan menjamin tercapainya target PCK, perlu
ditetapkan strategi, program dan rencana kegiatan yang memiliki tahapan yang jelas.
3. Berdasarkan Buku Rencana Operasional FOLU Net Sink 2030, target luasan dan lokasi bidang PCK
seluas 16.524.241 ha yang terdiri dari PBPH HT 11.227.332 ha, rehabilitasi rotasi 2.787.847 ha, dan
rehabilitasi non rotasi 2.509.062 ha. Sedangkan luas total berdasarkan lokasi prioritas FOLU Net Sink
hanya sebesar 12.128.576 ha, maka dari itu terdapat selisih luas target LTS 2030 dan luas eksisting
sebesar 4.395.665 ha (belum termasuk survival rate). è dapat dipenuhi lokasinya pada area aksi
mitigasi PHL (Pengelolaan Hutan Lestari) yang relatif tersedia lebih luas dengan kegiatan berupa
peningkatan cadangan karbon.
4. Kebutuhan pendanaan bidang PCK sebesar Rp 240 Triliun. Kebutuhan pendanaan tersebut
didapatkan dari beberapa sumber seperti APBN, APBD, sukuk hijau, investasi, dana hibah, kewajiban
rehabilitasi DAS IPPKH, CSR, dan dana masyarakat lainnya serta mengaplikasikan cross cutting budget
dalam pelaksanaan PCK maupun sumber-sumber pendanaan internasional. Adapun Sumberdaya
manusia yang akan diserap dalam kegiatan PCK ini sebanyak 3,6 juta orang.
5. Melalui kegiatan PCK, diharapkan terbangunnya ekonomi yang jelas diantaranya dengan membangun
produk PCK bernilai tinggi, membangun pasar produk PCK, membangun pasar produk PCK, membuka
industry hilir terkait PCK, dan memberikan pendanaan.
6. Kegiatan PCK harus terukur dan baik aspek fisik (al. tutupan lahan, kesehatan DAS) juga membangun
aspek ekonomi antara lain melalui kegiatan multiusaha kehutanan. Penerapan Multiusaha Kehutanan
dapat dilakukan diantaranya dengan mengembangkan atau menanam berbagai jenis komoditas yang
memiliki nilai komersial tinggi dan mendorong terbangunnya industry hilir yang berorientasi ekspor.
Hal ini berpotensi untuk menyeimbangkan kepentingan sosial-ekonomi dan ekologi.

54
7. Membangun sistim Monitoring dan Evaluasi dengan memanfaatkan teknologi informasi dalam
perencanaan, implementasi, dan monitoring kegiatan PCK di setiap Unit Kerja dan Unit Usaha – Perizinan
Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH). Monitoring dan evaluasi dilaksanakan secara rutin dan periodic pada
setiap lokus maupun dengan pemangku wilayah, yang didukung oleh adanya penegakan hukum, koordinasi
di internal maupun eksternal KLHK (Pemda, APHI, dan para pihak terkait lainnya).

8. Selain monitoring dan evaluasi aspek fisik dan sosial juga adanya sistim yang terintegrasi dalam memonitor
aspek ekonomi, khususnya denyut pembangunan ekonomi seperti pasar PCK dan kluster bisnis berdasarkan
produk dan industri PCK, hasil produk PCK bernilai tinggi, dan lain-lain.

9. Buku Rencana Kerja PCK ini merupakan panduan bagi setiap pemangku kepentingan baik di tingkat nasional
maupun daerah dan sebagai instrumen arahan kebijakan teknis yang dapat dijadikan acuan bagi setiap
sektor yang terlibat. Dengan tersusunnya buku ini diharapkan seluruh pemangku kepentingan baik di
nasional maupun sub-nasional dapat menyusun rencana kegiatan ditingkat tapak yang selaras dengan
strategi yang telah ditetapkan, sehingga memudahkan dalam pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi serta
pencapaian target yang telah ditetapkan. 55
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

TERIMA KASIH
56

Anda mungkin juga menyukai