KEBIJAKAN
REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN
Oleh:
Direktorat Jenderal
Bina Pengelolaan
1999
DAS dan
Perhutanan Sosial
Direktorat Jenderal
1983 Rehabilitasi Lahan
Perpres
dan Perhutanan
Direktorat Jenderal No.24 /2010
Sosial
Reboisasi dan
Rehabilitasi Lahan SK Menhut
(RRL) No. 245/Kpts-II/1999
Keppres RI
No. 4/M/1983 Mengantisipasi kompleksitas permasalahan
pembangunan rehabilitasi lahan dan
perhutanan sosial
STRUKTUR ORGANISASI DITJEN BPDASPS
(Per Menhut No. P.13/Menhut-II/2005)
DIRJEN
Sekretasis DITJEN
UPT
- 36 Balai Pengelolaan DAS
- 6 Balai Perbenihan Tan Hutan
- 2 Balai Pengelolaan Hutan Mangrove
- 1 Balai Persuteraan Alam
URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEHUTANAN
(Lampiran PP No. 38/2007)
Pengembangan
KEGIATAN Perencanaan, Pengembangan
Kelembagaan dan Evaluasi
Perbenihan Tanaman Hutan Mangrove
Hutan
Pengembangan
Perhutanan
Sosial
Penyebab :
Konversi hutan, penebangan hutan liar, perambahan dan kebakaran hutan,
lemahnya penegakan hukum, kemiskinan, ketimpangan supply and demand kayu
dll. 9
PENYEBAB DEGRADASI
KONDISI DAS-DAS DI INDONESIA
Keadaan alam geomorfologi (geologi,
geologi, tanah,
tanah, dan topografi)
topografi) yang
rentan terjadi erosi,
erosi, banjir,
banjir, tanah longsor dan kekeringan
(kemampuan lahan/
lahan/daya dukung wilayah)
wilayah)
Iklim/
Iklim/curah hujan tinggi yang potensial menimbulkan daya
merusak lahan/
lahan/ tanah (erosivitas tinggi)
tinggi)
Aktivitas manusia :
-Penebangan hutan ilegal (pencurian kayu hutan)
hutan)
-Kebakaran hutan
-Perambahan hutan,
hutan, penggunaan kws hutan tidak sah
-Eksploitasi hutan dan lahan berlebihan ( HPH, tambang,
tambang,
kebun,
kebun, industri,
industri, permukiman,
permukiman, jalan,
jalan, pertanian dll.)
dll.)
-Penggunaan / pemanfaatan lahan tidak menerapkan
kaidah konservasi tanah dan air
PENGERTIAN RHL
Upaya untuk memulihkan,
memulihkan, mempertahankan dan
meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya
dukung,
dukung, produktivitas dan peranannya dalam
mendukung sistem penyangga kehidupan tetap
terjaga.
terjaga.
(PP No.76 Tahun 2008 tentang Rehabilitasi dan
Reklamasi Hutan)
Hutan)
PP No.76
No.76 Th.2008
Th.2008
Tentang Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan
Kegiatan
Rehabilitasi Rehabilitasi
Hutan menggunakan DAS
dan Lahan sebagai unit
pengelolaan
Sasaran Areal :
termasuk di dalam
sasaran Rencana
Teknik Rehabilitasi
Hutan dan Lahan (RTk
RHL) DAS, jangka
waktu 15 tahun
DAS PRIORITAS (2009)
2009)
Berdasarkan :
Kriteria Penetapan DAS Prioritas (SK Menhut No. 346/2005),
Peta DAS dalam PDTK 1:250.000 (Permenhut No. P.48/2009)
WILAYAH
WILAYAH WILAYAH
ADMINISTRATIF
EKONOMI HOMOGEN
DAS
Kab
Kab/Kota Pemegang
Nasional Pemegang
Tujuan bersama yang sama
“Hak” atas
Prop manfaat
Prop “Hak” atas
Sektor
Sektor manfaat
Industry
Rumah tangga R. tangga
Industri
Stakeholders
RENCANA PENGELOLAAN DAS TERPADU
SEBAGAI PENGIKAT PROGRAM/KEBIJAKAN SEKTORAL
DAS :
• Lintas Negara
• Lintas Provinsi
• Lintas Kabupaten RENCANA PENGELOLAAN DAS
• Dalam Kabupaten/Kota TERPADU (JK
( JK PANJANG/
20 TAHUN)
• Rumusan masalah, tujuan, kebijakan,
• Karakteristik program, kegiatan, kelembagaan,
LEMBAGA Biofisik DAS monev, sistem insentif dan disinsentif,
KOORDINASI pendanaan dan tata waktu
• Permasalahan
PENGELOLAAN • Ditetapkan oleh Komisi antar negara,
DAS • Kelembagaan
Per Pres, Perda Prov, Perda Kab/kota.
Sebagai
KAJIAN landasan
Penyusunan
Partisipatif PROGRAM DAN
RENCANA KEGIATAN
SEKTORAL
Data luas lahan kritis seluas 29.916.611,01 Ha
5.449.299,211 Ha 24.467.311,8 Ha
2
Peningkatan hasil rehabilitasi seluas
500.000 Ha/Tahun
Penghentian kerusakan lingkungan di
14 DAS yang rawan bencana mulai
2010 dan seterusnya
TARGET RHL (RENSTRA 2010-
2010-2014)
No SASARAN 2010 2011 2012 2013 2014 Total
(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha)
1. Tanaman Rehabilitasi
Hutan (RH) pada DAS 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 500.000
Prioritas (pada Hutan
Konservasi)
2. Tanaman Rehabilitasi
Lahan (RL) pada DAS - 389.000 488.000 537.000 540.000 1.954.000
Prioritas
4. Tanaman Rehabilitasi
Hutan, - 10.000 10.000 10.000 10.000 40.000
Mangrove,Pantai,
Gambut, dan Rawa
Menyusun
•Kegiatan RHL yang telah
Rancangan definitif akan dilaksanakan
Kegiatan •Mengacu pada RTn RHL
RHL
CAKUPAN KEGIATAN RHL
Rehabilitasi Rehabilitasi
Rehabilitasi Hutan Mangrove/Pantai/
Lahan
Rawa/Gambut
3. Hutan
3. Hutan Kota
Rawa/Gambut
TUJUAN
memulihkan fungsi pengatur tata air dan
penyangga ekosistem DAS serta untuk
mempertahankan dan meningkatkan
keanekaragaman dan kelestarian flora dan fauna
serta pembinaan habitat.
JENIS TANAMAN
KRITERIA minimum 60 % kayu-
kayuan, maksimum 40
lahan kritis/ Land Mapping Unit % tanaman serbaguna/
(LMU) Terpilih pada hutan lindung MPTS (penghasil getah
pada RTk RHL DAS namun / buah / kulit). Jenis
diutamakan pada lahan kategori RHL tanaman kayu-kayuan
Prioritas I, serta pada morfologi DAS untuk reboisasi hutan
bagian hulu dan tengah. lindung adalah jenis
kayu yang berdaur
panjang.
TUJUAN
Memulihkan fungsi pokok sebagai perlindungan
sistem penyangga kehidupan untuk mengatur
tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi,
mencegah intrusi air laut, dan memelihara
kesuburan tanah.
KRITERIA
lahan kritis/ Land Lokasi RHL Pengkayaan apabila
Mapping Unit (LMU) tegakan berupa anakan, pancang,
Terpilih pada hutan tiang, dan pohon sejumlah 200 – 400
lindung pada RTk RHL batang per Ha.
DAS namun
diutamakan pada lahan Untuk lokasi yang populasi tegakan /
kategori RHL Prioritas I, anakan kurang dari 200 batang / ha,
serta pada morfologi menjadi sasaran kegiatan penanaman.
DAS bagian hulu dan
tengah.
3. HUTAN RAKYAT
TUJUAN
memulihkan fungsi dan meningkatkan produktifitas lahan
dengan berbagai hasil tanaman berupa kayu dan non kayu,
memberikan peluang kesempatan kerja dan berusaha,
meningkatkan pendapatan masyarakat, kemandirian
kelompok.
KRITERIA LOKASI
lahan kritis/ LMU Terpilih pada
kawasan lindung dan budidaya , Lahan terbuka kerapatan
diutamakan pada kawasan lindung minimal 400 pohon/Ha;
dan RHL Prioritas I serta morfologi Pengkayaan antara 200 s/d
DAS hulu dan tengah 400 pohon/Ha
TUJUAN
untuk perbaikan lingkungan perkotaan
dengan tujuan untuk mewujudkan
lingkungan hidup wilayah perkotaan yang
sehat, rapi dan indah dalam suatu
hamparan tertentu sehingga mampu
memperbaiki dan menjaga iklim mikro,
estetika, resapan air serta keseimbangan
lingkungan perkotaan
KRITERIA LOKASI
hamparan lahan kosong di
dalam wilayah perkotaan baik
pada tanah negara maupun
tanah hak, yang ditetapkan
sebagai hutan kota oleh
pejabat yang berwenang.
5. REHABILITASI HUTAN MANGROVE
TUJUAN
mengembalikan keberadaan vegetasi
daerah pesisir/pantai sehingga
mampu berfungsi sebagai wilayah
perlindungan pantai dari aberasi dan
intrusi air laut serta bencana alam
tsunami
SASARAN LOKASI
adalah hutan dan lahan yang termasuk dalam
ekosistem mangrove berdasarkan hasil
penyusunan RTk RHL DAS pada Ekosistem
Mangrove dan Sempadan Pantai yang
diidentifikasi mempunyai vegetasi mangrove
dengan kerapatan kurang (NDVI 1,00 s/d
1,42) dan wilayah yang berdasarkan peta land
system termasuk KJP, KHY, PGO, LWW, TWH,
dan PTG yang kondisi vegetasinya telah
terbuka dan atau terdeforestasi.
SUMBER BIAYA RHL
-Pencemar lingkungan
DANA DUNIA -Penerima manfaat hutan,
USAHA
tanah dan air
SUMBER BIAYA
-Dana tanggung jawab
sosial perusahaan/CSR
-Dana investasi usaha.
DANA
MASYARAKAT Perorangan, kelompok
masyarakat