BIDANG
PENGELOLAAN
HUTAN LESTARI Oleh:
Ir. Drasospolino, M.Sc.
Direktur BRPH, Ditjen PHL
OUTLINE
1. PENGANTAR BIDANG
PENGELOLAAN HUTAN LESTARI
Bellows College
1
PENGANTAR
BIDANG
PENGELOLAAN
HUTAN LESTARI
I N D O N E S I A’ S F O L U N E T S I N K 2 0 3 0
DASA R PIJA K A N :
1. Sustainable Forest Management
2. Environmental Governance
3. Carbon Governance
Keputusan Menteri LHK Nomor 168/2022, 24 Februari 2022
tentang Indonesia’s Forestry and Other Land Use (FoLU) Net Sink 2030 untuk Pengendalian Perubahan Iklim.
SASARAN
Sasaran yang ingin dicapai melalui implementasi
Rencana Operasional Indonesia’s FOLU Net Sink 2030
tercapainya tingkat emisi gas rumah kaca sebesar
-140 juta ton CO2e pada tahun 2030, mendukung
net zero emission sektor kehutanan dan guna
memenuhi NDC yang menjadi kewajiban nasional
Indonesia sebagai kontribusi bagi agenda perubahan
iklim global, dengan memperhatikan visi Indonesia
yang lebih ambisius dalam dokumen LTS-LCCR.
RUANG LINGKUP INDONESIA’S FOLU NET SINK 2030
Ketua Bidang I:
Ir. Istanto, M.Sc, Direktur Bina Usaha Pemanfaatan Hutan
POKJA 1.1 POKJA 1.3
Pengendalian Kebakaran Hutan POKJA 1.2
Perhutanan Sosial Multiusaha dan
dan Lahan dan Pengendalian Teknik Pengelolaan Produksi
Pengelolaan Kawasan Hutan
a. melaksanakan penyusunan a. melaksanakan penyusunan a. melaksanakan penyusunan
manual/guidelines, manual/guidelines; manual/guidelines;
melaksanakan implementasi implementasi dan monitoring implementasi, monitoring dan
dan monitoring dan pencatatan dan pencatatan serta evaluasi pencatatan serta evaluasi
serta evaluasi pengendalian implementasi perhutanan operasional PHL kegiatan
kebakaran hutan dan lahan sosial; penerapan teknik RIL,
dan pengendalian b. melaporkan pelaksanaan teknik PHL, pemulihan
pengelolaan kawasan hutan; kegiatan kepada Ketua Bidang. kawasan dan penegakan
b. memantapkan sistem paralegal hukum, pengelolaan PBPH;
bagi Masyarakat Peduli Api b. melaporkan pelaksanaan
dan Masyarakat Adat; kegiatan kepada Ketua Bidang.
c. melaporkan pelaksanaan
kegiatan kepada Ketua Bidang.
RENCANA KERJA BIDANG 1 PENGELOLAAN HUTAN LESTARI
Bidang PHL
a. Dr. Omo Rusdiana;
b. Nana Rusyana, S.Si., M.Si.;
c. Teguh Prawira, SE;
Bidang Karhutla
a. Prof. Lailan Syaufina;
b. Dr. Nitya Ade Santi;
c. M. Hudzaifah Rihuljihad, S.Hut;
d. Atfi Indriyani Putri, S.Hut.
2
TARGET DAN
RENCANA KERJA
KELOMPOK
KERJA 1.1
KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
3 Luas Kebakaran Berdasarkan Provinsi
2,61
Luas kebakaran (x 1
Papua
2,5 Papua Barat
2 1,65 Maluku
juta ha)
§ Karhutla tahun 2021 banyak terjadi di NTT seluas 137.343 ha, karena Riau
terbakarnya lahan padang rumput, semak belukar, dan pertanian lahan Aceh
0,00 200,00 400,00 600,00 800,00 1000,00 1200,00
kering campur semak.
Luas kebakaran (x 1.000 Ha)
§ Karhutla yang terjadi di Kalbar tercatat sebanyak 20.590 ha.
§ Provinsi Kalbar mempunyai luas karhutla tahun 2015-2021 terbesar ke-7.
Emisi (x 1000 ton CO2-e)
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
35000
40000
45000
50000
Aceh
Sumatera Utara
Riau
43.602
Kep. Riau
Sumatera Barat
Jambi
Sumatera Selatan
32.800
Bengkulu
Bangka Belitung
Lampung
Kalimantan Barat
27.291
Kalimantan Tengah
46.798
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Barat
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Provinsi
Gorontalo
Sulawesi Utara
Sulawesi Tenggara
Banten
Jawa Barat
DKI Jakarta
Jawa Tengah
Yogyakarta
Jawa Timur
Bali
Nusa Tenggara Barat
Provinsi Kalbar mempunyai rata-rata emisi CO2 yang bersumber dari Karhutla Periode 2017-2021 tertinggi Keempat.
TAHUN
JENIS
RINCIAN KEGIATAN PELAKSANAAN
INTERVENSI
2022 2023 2024
KEBIJAKAN 1 Penyusunan manual pengendalian kebakaran hutan dan lahan dan
DAN pengendalian pengelolaan kawasan hutan
REGULASI 2 Implementasi manual pengendalian kebakaran hutan dan lahan dan
pengendalian pengelolaan kawasan hutan
3 Memantapkan sistem paralegal bagi Masyarakat Peduli Api dan
Masyarakat Adat
4 Pelaporan pelaksanaan kegiatan
TEKNOLOGI 5 Deteksi dan peringatan dini
6 Penyiapan sistem monitoring, pencatatan, serta evaluasi pengendalian
kebakaran hutan dan lahan dan pengendalian pengelolaan kawasan
hutan berbasis ICT
7 Monitoring, pencatatan, serta evaluasi pengendalian kebakaran hutan
dan lahan dan pengendalian pengelolaan kawasan hutan berbasis ICT
8 Penanggulan karhutla melalui pemadaman darat dan udara didukung
peningkatan sarana dan prasarana
9 Penanganan pasca kebakaran
TUGAS & RENCANA KEGIATAN KELOMPOK KERJA 1.1
TAHUN
JENIS
RINCIAN KEGIATAN PELAKSANAAN
INTERVENSI
2022 2023 2024
KEMITRAAN 14 Penyiapan dan implementasi Program dan Strategi Komunikasi
Publik
15 Penyiapan dan Pengembangan Forum Komunikasi
16 Penyiapan dan Pengembangan kemitraan para pihak
17 Fasilitasi dan pembinaan kelompok masyarakat
18 Koordinasi dan kolaborasi antar sektor terkait
19 Operasi bidang penanganan bencana
ANGGARAN 20 Penyusunan dan Implementasi rencana kerja dan rencana
anggaran
21 Penyiapan bahan konsep kelembagaan pendanaan kegiatan
PENDANAAN PENGENDALIAN KARHUTLA
• Rencana pendanaan dalkarhutla untuk areal dengan tingkat kerawanan sangat tinggi dan
tinggi seluas 16,39 juta hektar dengan total kebutuhan dana sebesar Rp.174,25 trilyun
atau 10 % dari total APBN Indonesia TA 2021;
• Alternatif insentif anggaran program dan kegiatan pengendalian kebakaran hutan dan
lahan:
o Semua dana hibah perubahan iklim dimasukkan dalam APBN untuk disalurkan melalui
BPDLH;
o Dalam PP Nomor 23 Tahun 2021 mekanisme insentif melalui DID (Dana Insentif
Daerah) untuk daerah yang melakukan konservasi atau penurunan emisi; dan
o Dalam PP 98 Tahun 2021 semua pendanaan perubahan iklim melalui focal point
Pemerintah (KLHK).
3
TARGET DAN
RENCANA KERJA
KELOMPOK
KERJA 1.2
Strategi Pengelolaan Perhutanan Sosial dalam
Mendukung Indonesia’s Folu Net Sink 2030 - Bidang PHL
REALISASI
NO PROVINSI Alokasi Capaian JML SK (Unit) JML KK
LUAS (Ha) LUAS (Ha)
1 ACEH 430.841 239.473,38 58 20.431
2 SUMATERA UTARA 597.494 76.547,44 182 18.810
3 SUMATERA BARAT 712.731 237.981,58 252 138.029
Realisasi per Skema 4 RIAU 1.343.134 136.698,36 98 26.767
5 JAMBI 349.500 215.969,92 390 37.595
1.564.955,00
1.064.831,46
- Penetapan Hutan Adat = 74.703 Ha 20 KALIMANTAN BARAT 1.513.224 641.006,44 212 81.974
- Indikatif Hutan Adat = 1.092.341 Ha 21 KALIMANTAN TENGAH 1.256.401 280.660,77 192 28.874
22 KALIMANTAN SELATAN 185.625 87.894,02 164 22.957
684.856,20
494.305,28
443.404,69
239.608,0
160.792,28
197.984,0
119.736,08
27 SULAWESI SELATAN 450.740 318.884,06 684 68.835
107.223,65
151.577,0
107.895,0
39.371,0
55.389,0
31.074,0
1.141,0
3.166,0
1.067,0
193,0
756,0
349,0
198,0
30 SULAWESI BARAT 113.342 47.197,82 471 6.313
31 MALUKU 230.888 192.667,68 136 30.080
2007-2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 32 MALUKU UTARA 229.410 189.365,89 174 40.318
33 PAPUA BARAT 714.088 101.227,19 85 9.043
Luas (Ha) Jumlah KK Jumlah Unit SK 34 PAPUA 2.560.213 133.137,99 69 13.443
TOTAL 14.677.386 5.019.111,09 7.644 1.106.221
STRATEGI PERHUTANAN SOSIAL
MENUJU INDONESIA’s NET SINK FOLU 2030
1. Areal Perhutanan Sosial (Landscape approach):
• Kawasan Hutan Negara:
- Hutan Konservasi
- Hutan Lindung
- Hutan Produksi
• Kawasan Hutan Hak/Adat Pijakan Dasar :
2. Pelaku Perhutanan Sosial : masyarakat setempat/masyarakat
Hukum Adat • Sustainable Forest
3. Jangka waktu Kelola : 35 tahun dapat diperpanjang
Management
(SFM)
4. Rencana Kelola Hutan (RKPS) dan Rencana Usaha (Bisnis Plan)
5. Komoditi: Multi-Produk (Kayu, HHBK, Jasa Lingkungan:
Karbon,Wisata,dll)
6. Desa-desa Perhutanan Sosial akan menjadi Kampung Iklim (Desa
Ramah Lingkungan – Pengelolaan Sampah, Pemanfaatan Energi
Terbaharukan (biogas dan lain-lain), pengelolaan limbah home
industry produk PS, dll)
TARGET & RENCANA KEGIATAN KELOMPOK KERJA 1.2
Aksi Mitigasi Pengayaan Hutan (Enhanced Natural Regeneration, ENR)
Target ENR- Kondisi Kegiatan Indikator Kinerja Satuan Target Biaya (Rp)
PIAPS Saat ini 2022 2023 2024 Indikatif
(x1000)
Percepatan Luas prakondisi persetujuan PS dalam skema HD,HKm, Ha 100 200 200 800.000
distribusi akses HTR,KK
legal PS Luas kawasan hutan yang memperoleh persetujuan PS Ha 100 200 200
Skema HD, HKm,Kemitraan Kehutanan, dan HTR kepada
Kelompok Masyarakat
Pengembangan Rencana kerja/pengelolaan kelompok perhutanan sosial KUPS - 2 3
13.070, 49 7.721,55 usaha PS yang disahkan
Ha Ha Fasilitas peningkatan produktivitas dan nilai tambah hasil KUPS - 2 3 1.500.000
hutan dan jasa lingkungan
(Indikatif Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) yang KUPS - 2 3
PS) ditingkatkan menjadi kelas Gold/ Platinum
Percepatan Jumlah Tenaga Pendamping Perhutanan Sosial Orang - 2 3 600.000
pendampingan PS Kemitraan Kelompok PS dan Kemitraan Lingkungan SK - 2 3
Penanganan Penanganan Kasus Konflik Tenurial Kasus - 1 1 640.000
Konflik tenurial, Penetapan Hutan Adat dan Hutan Hak SK - pm pm
HA
Pengembangan Rencana Kelola PS yang disahkan KUPS - 7 -
5.348,93 usaha PS Fasilitas peningkatan produktivitas dan nilai tambah hasil KUPS - 7 -
Ha hutan dan jasa lingkungan 2.100.000
164 KPS Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) yang KUPS - 7 -
ditingkatkan menjadi kelas Gold/ Platinum
(PS Percepatan Jumlah Tenaga Pendamping Perhutanan Sosial Orang - 7 - 840.000
Definitif) pendampingan PS Kemitraan Kelompok PS dan Kemitraan Lingkungan SK - 2 -
Konflik tenurial Penanganan Kasus Konflik Tenurial Kasus - 2 - 1.280.000
JUMLAH 7.760.000
TARGET & RENCANA KEGIATAN KELOMPOK KERJA 1.2
Aksi Mitigasi Pembangunan Hutan Tanaman
Target Kondisi Saat Kegiatan Indikator Kinerja Satuan Target Biaya (Rp)
Hutan ini 2022 2023 2024 Indikatif
Tanaman – (x1000)
PIAPS
Pengembangan Rencana Kelola PS yang disahkan KUPS - 15 15 9.400.000
perhutanan Fasilitas peningkatan nilai tambah hasil hutan KUPS - 15 15
7.327,12 7.327,12 Ha sosial dan jasa lingkungan
Ha 33 KPS Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) yang KUPS - 15 15
(PS Definitif) ditingkatkan menjadi kelas Gold/ Platinum
Percepatan Jumlah Tenaga Orang - 15 15 3.600.000
pendampingan Pendamping Perhutanan Sosial
perhutanan Kemitraan Kelompok Perhutanan Sosial dan SK - 5 5
sosial Kemitraan Lingkungan
Penanganan Penanganan Kasus Konflik Tenurial Kasus - 5 5 3.000.000
Konflik tenurial
JUMLAH 33.100.000
TARGET & RENCANA KEGIATAN KELOMPOK KERJA 1.2
Aksi Mitigasi Reduce Impact Loging –Carbon (RIL-C)
Target RIL- Kondisi Saat Kegiatan Indikator Kinerja Satuan Target Biaya (Rp)
C-PIAPS ini Indikatif
2022 2023 2024
(x1000)
Percepatan Luas prakondisi persetujuan PS (HD,HKm, HTR, KK) Ha 100 200 200 800.000
distribusi akses Luas kawasan hutan yang memperoleh persetujuan PS (HD, Ha 100 200 200
legal PS HKm, KK, dan HTR kepada Kelompok Masyarakat
Pengembangan Rencana kerja/pengelolaan kelompok PS yang disahkan KUPS - 2 3
usaha PS Fasilitas peningkatan produktivitas dan nilai tambah hasil KUPS - 2 3
hutan dan jasa lingkungan 1.500.000
2.936,88 Ha 863,75 Ha
Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) yang KUPS - 2 3
ditingkatkan menjadi kelas Gold/ Platinum
(Indikatif PS)
Percepatan Jumlah Tenaga Orang - 2 3 600.000
pendampingan PS Pendamping Perhutanan Sosial
Kemitraan Kelompok Perhutanan Sosial dan Kemitraan SK - 2 3
Lingkungan
Penanganan Penanganan Kasus Konflik Tenurial Kasus - 1 1 640.000
Konflik tenurial, HA Penetapan Hutan Adat dan Hutan Hak SK - pm pm
Pengembangan Rencana Kelola PS yang disahkan KUPS - 7 -
2.073,12 Ha usaha PS Fasilitas peningkatan produktivitas dan nilai tambah hasil KUPS - 7 -
69 KPS hutan dan jasa lingkungan 2.100.000
Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) yang KUPS - 7 -
(PS Definitif) ditingkatkan menjadi kelas Gold/ Platinum
Percepatan Jumlah Tenaga Pendamping Perhutanan Sosial Orang - 7 - 840.000
pendampingan PS Kemitraan Kelompok PS dan Kemitraan Lingkungan SK - 2 -
Konflik tenurial Penanganan Kasus Konflik Tenurial Kasus - 2 - 1.280.000
JUMLAH 7.760.000
RENCANA PELAPORAN DAN MONEV KELOMPOK KERJA 1.2
Bellows College
AKSI MITIGASI
(120 KPH Model) KPH yaitu Kalbar (2020), Lampung (2020), NTB (2019), Kaltim
(2019), Sulsel (2018) dan Papua Barat (2018), 14 Provinsi
(29 PROVINSI) (2017), 8 Provinsi (2016), 1 Provinsi (2015)
2015-2019 PERGUB NTT, Kalbar, Kalsel, Kaltara, Gorontalo, Sulteng, Sulbar, Sulsel,
Sultra, Maluku, Malut)
(347 KPHP & 182 KPHL) 2) UPT/UPTD KPHP-KPHL (10 PROV) ((Kepri, Sumbar, Jambi, Babel,
Bengkulu, Kalteng, Kaltim, Sulut, Papua dan Papua Barat)
3) UPT/UPTD Balai KPH (2 PROV) (DIY, NTB)
4) UPT/UPTD Pengelolaan Hutan (1 PROV) (SUMUT)
qPerizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan Kegiatan Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Produksi
Hutan Tanaman : 48 unit seluas ± 1.942.373 ha
Hutan Alam : 22 unit seluas ± 1.085.963 ha
RE : 1 unit seluas 14.080 ha
qArahan Pemanfaatan Hutan untuk Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan Tahun 2022
ü Keputusan Menteri LHK No. SK.5012/MENLHK-PHL/BRPH/HPL.0/6/2022 tanggal 10 Juni 2022, luas total
arahan pemanfaatan hutan untuk PBPH dan dasar pemberian Rekomendasi Gubernur Tahun 2022 di
Provinsi Kalimantan Barat seluas ± 639.999 ha (7,18% dari total 8,91 juta ha).
ü Arahan Pemanfaatan Hutan Provinsi Kalimantan Barat pada Hutan Produksi seluas ± 605.299 ha
ü Arahan Pemanfaatan Hutan Provinsi Kalimantan Barat pada Hutan Lindung seluas ± 4.841 ha
ü Arahan Pemanfaatan Hutan Provinsi Kalimantan Barat pada HPK seluas ± 29.859 ha
A. PENGENDALIAN DEGRADASI HUTAN KONSESI
Tahun 2020-2024
target luas usaha pemanfaatan
Hutan Produksi untuk
Bioenergi sebesar 15.000 Ha
Terdapat 32 unit PBPH-HT
dan Perum Perhutani yang
telah mendukung
pembangunan HTE
• 14 PBPH-HT – Telah
mengalokasikan areal untuk
Energi : 153.438 ha
• 18 PBPH-HT – Telah berkomitman
untuk Energi (4 PBPH HT di Prov
Kalbar)
FOLU NET-SINK
PROVINSI RIL-C ENR/SILIN
Total (Ha)
PHL PHL PDASHL KSDAE PSKL
Kalimantan Barat 11.104 26.334 - 3 212 37.652
Kalimantan Selatan 137 44.623 - 90 - 44.850
Kalimantan Tengah 22.596 14.880 21 8 1.968 39.473
Kalimantan Timur 117.091 96.684 0 433 0 214.208
Kalimantan Utara 328.596 23.575 - - - 352.171
Total (ha) 479.524 206.096 21 534 2.180 688.354
Legenda:
PBPH Pelaksana RIL
PBPH Belum RIL