Anda di halaman 1dari 46

PONTIANAK, 1 AGUSTUS 2022 | SOSIALISASI RENCANA OPERASIONAL INDONESIA’S FOLU NET SINK 2030

BIDANG
PENGELOLAAN
HUTAN LESTARI Oleh:
Ir. Drasospolino, M.Sc.
Direktur BRPH, Ditjen PHL
OUTLINE
1. PENGANTAR BIDANG
PENGELOLAAN HUTAN LESTARI

2. TARGET DAN RENCANA KERJA


KELOMPOK KERJA 1.1

3. TARGET DAN RENCANA KERJA


KELOMPOK KERJA 1.2

4. TARGET DAN RENCANA KERJA


KELOMPOK KERJA 1.3

Bellows College
1
PENGANTAR
BIDANG
PENGELOLAAN
HUTAN LESTARI
I N D O N E S I A’ S F O L U N E T S I N K 2 0 3 0

Upaya Indonesia untuk mencapai FoLU Net Sink 2030 adalah


Indonesia’s FoLU Net Sink 2030 perlu sebuah kondisi yang ingin dicapai
diikuti dengan alokasi lahan yang melalui penurunan emisi GRK
selektif dan terkontrol untuk dari sektor kehutanan dan
pembangunan dalam rangka penggunaan lahan dengan
meningkatkan kesejahteraan yang kondisi dimana tingkat serapan
adil dan merata bagi masyarakat sama atau lebih tinggi dari
Indonesia tingkat emisi.

DASA R PIJA K A N :
1. Sustainable Forest Management
2. Environmental Governance
3. Carbon Governance
Keputusan Menteri LHK Nomor 168/2022, 24 Februari 2022
tentang Indonesia’s Forestry and Other Land Use (FoLU) Net Sink 2030 untuk Pengendalian Perubahan Iklim.

SASARAN
Sasaran yang ingin dicapai melalui implementasi
Rencana Operasional Indonesia’s FOLU Net Sink 2030
tercapainya tingkat emisi gas rumah kaca sebesar
-140 juta ton CO2e pada tahun 2030, mendukung
net zero emission sektor kehutanan dan guna
memenuhi NDC yang menjadi kewajiban nasional
Indonesia sebagai kontribusi bagi agenda perubahan
iklim global, dengan memperhatikan visi Indonesia
yang lebih ambisius dalam dokumen LTS-LCCR.
RUANG LINGKUP INDONESIA’S FOLU NET SINK 2030

Pengurangan Laju Pengurangan Laju Pengurangan Laju Pengurangan Laju


1 Deforestasi Lahan 2 Deforestasi Lahan 3 Degradasi Hutan 4 Degradasi Hutan Lahan
Mineral Gambut dan Mangrove Lahan Mineral Gambut dan Mangrove

Pembangunan Hutan Pengelolaan Rehabilitasi Rehabilitasi Non


5 Tanaman 6 Hutan Lestari 7 Dengan Rotasi 8 Rotasi

Restorasi Gambut Rehabilitasi mangrove Konservasi


9 dan Perbaikan Tata 10 dan aforestasi pada 11 Keanekaragaman 12
Perhutanan
Sosial
Air Gambut kawasan bekas tambang Hayati

Pengembangan dan Introduksi Replikasi Pengawasan dan law


13 pemantapan Hutan 14 Ekosistem, Ruang 15 enforcement dalam mendukung
Adat Terbuka Hijau dan perlindungan dan pengamanan
Ekoriparian kawasan hutan
TUGAS BIDANG 1 PENGELOLAAN HUTAN LESTARI

Ketua Bidang I:
Ir. Istanto, M.Sc, Direktur Bina Usaha Pemanfaatan Hutan
POKJA 1.1 POKJA 1.3
Pengendalian Kebakaran Hutan POKJA 1.2
Perhutanan Sosial Multiusaha dan
dan Lahan dan Pengendalian Teknik Pengelolaan Produksi
Pengelolaan Kawasan Hutan
a. melaksanakan penyusunan a. melaksanakan penyusunan a. melaksanakan penyusunan
manual/guidelines, manual/guidelines; manual/guidelines;
melaksanakan implementasi implementasi dan monitoring implementasi, monitoring dan
dan monitoring dan pencatatan dan pencatatan serta evaluasi pencatatan serta evaluasi
serta evaluasi pengendalian implementasi perhutanan operasional PHL kegiatan
kebakaran hutan dan lahan sosial; penerapan teknik RIL,
dan pengendalian b. melaporkan pelaksanaan teknik PHL, pemulihan
pengelolaan kawasan hutan; kegiatan kepada Ketua Bidang. kawasan dan penegakan
b. memantapkan sistem paralegal hukum, pengelolaan PBPH;
bagi Masyarakat Peduli Api b. melaporkan pelaksanaan
dan Masyarakat Adat; kegiatan kepada Ketua Bidang.
c. melaporkan pelaksanaan
kegiatan kepada Ketua Bidang.
RENCANA KERJA BIDANG 1 PENGELOLAAN HUTAN LESTARI

Tenaga Ahli Bidang 1


Pengelolaan Hutan Lestari

Bidang PHL
a. Dr. Omo Rusdiana;
b. Nana Rusyana, S.Si., M.Si.;
c. Teguh Prawira, SE;

Bidang Karhutla
a. Prof. Lailan Syaufina;
b. Dr. Nitya Ade Santi;
c. M. Hudzaifah Rihuljihad, S.Hut;
d. Atfi Indriyani Putri, S.Hut.
2
TARGET DAN
RENCANA KERJA
KELOMPOK
KERJA 1.1
KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
3 Luas Kebakaran Berdasarkan Provinsi
2,61
Luas kebakaran (x 1

Papua
2,5 Papua Barat

2 1,65 Maluku
juta ha)

Nusa Tenggara Barat


1,5 Jawa Timur
1 0,53 Jawa Tengah
0,44 0,30 0,36
0,5 0,17 Jawa Barat
Sulawesi Tenggara
0 Gorontalo
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Sulawesi Tengah
Tahun Kalimantan Utara
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Luas karhutla periode 2015-2021 (sumber: KLHK 2022) Kalimantan Tengah
Kalimantan Barat
Bangka Belitung
§ KLHK mencatat, luas karhutla di Indonesia sebanyak 358.867 ha pada
Sumatera Selatan
Sumatera Selatan
2021, jumlah tersebut meningkat 20,85% dibandingkan pada 2020 yang
seluas 296.942 ha. Sumatera Barat

§ Karhutla tahun 2021 banyak terjadi di NTT seluas 137.343 ha, karena Riau

terbakarnya lahan padang rumput, semak belukar, dan pertanian lahan Aceh
0,00 200,00 400,00 600,00 800,00 1000,00 1200,00
kering campur semak.
Luas kebakaran (x 1.000 Ha)
§ Karhutla yang terjadi di Kalbar tercatat sebanyak 20.590 ha.
§ Provinsi Kalbar mempunyai luas karhutla tahun 2015-2021 terbesar ke-7.
Emisi (x 1000 ton CO2-e)

0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
35000
40000
45000
50000

Aceh
Sumatera Utara
Riau
43.602

Kep. Riau
Sumatera Barat
Jambi
Sumatera Selatan
32.800

Bengkulu
Bangka Belitung
Lampung
Kalimantan Barat
27.291

Kalimantan Tengah
46.798

Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Barat
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Provinsi

Gorontalo
Sulawesi Utara
Sulawesi Tenggara
Banten
Jawa Barat
DKI Jakarta
Jawa Tengah
Yogyakarta
Jawa Timur
Bali
Nusa Tenggara Barat
Provinsi Kalbar mempunyai rata-rata emisi CO2 yang bersumber dari Karhutla Periode 2017-2021 tertinggi Keempat.

Nusa Tenggara Timur


Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
RATA-RATA EMISI CO2 DARI KARHUTLA PERIODE 2017-2021
LOKASI PRIORITAS PENGENDALIAN KARHUTLA

Sebaran tingkat kerawanan karhutla Region Kalimantan

Kerawanan Kebakaran (Ha)


Total Tinggi-
No Provinsi
Sangat Tinggi
Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

1 Kalimantan Tengah 1.099.208 6.428.745 6.996.979 871.678 7.868.657

2 Kalimantan Barat 2.270.439 6.721.220 5.303.211 583.289 5.886.500

3 Kalimantan Timur 1.927.038 6.245.279 4.413.300 80.545 4.493.845

4 Kalimantan Selatan 37.768 241.346 1.534.359 1.903.190 3.437.549

5 Kalimantan Utara 3.538.979 2.530.188 863.912 33.957


897.869
TOTAL 8.873.432 22.166.778 19.111.761 3.472.659 22.584.420
PRIORITAS PENGENDALIAN KARHUTLA DI LAHAN GAMBUT

No Luas Gambut Kelas Kelas Prioritas Provinsi


Riau, Kalimantan Tengah, Papua,
1 >1 Juta hektar P1 Prioritas 1 Kalimantan Barat, Sumatera Selatan, Papua
Barat
Jambi, Sumatera Utara, Aceh, Kalimantan
Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan,
2 <1 Juta hektar P2 Prioritas 2 Sumatera Barat, Lampung, Bangka Belitung,
Kepulauan Riau, Bengkulu

Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur,


Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara
0 hektar Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi
3 P3 Prioritas 3
(non gambut) Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara,
Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku, DI
Yogyakarta, DKI Jakarta
LOKASI PRIORITAS PENGENDALIAN KARHUTLA

No Luas Area Terbakar Kelas Kelas Prioritas Provinsi


1 P1≥600.000 P1 Prioritas 1 Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Papua
2 300.000≤P2<600.000 P2 Prioritas 2 Riau
Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat,
Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Timur,
Jambi, Lampung, Maluku, Nusa Tenggara
Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara,
Sumatera Utara, Jawa Timur, Sulawesi
3 P3<300.000 P3 Prioritas 3 Selatan, Bangka-Belitung, Kalimantan Utara,
Aceh, Maluku Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah,
Sumatera Barat, Papua Barat, Sulawesi Barat,
Sulawesi Utara, Gorontalo, Kepulauan Riau,
Bengkulu, Bali, Banten, DI Yogyakarta, DKI
Jakarta
PRIORITAS LOKASI PENGENDALIAN KARHUTLA BERDASARKAN
PRIORITAS LAHAN GAMBUT DAN DATA AKTUAL KARHUTLA

Kebakaran Gambut Provinsi


P1 P1 Sumatera Selatan; Kalimantan Tengah; Papua
P2 P1 Riau
P1 Papua Barat
Kalimantan Selatan; Kalimantan Barat; Kalimantan Timur; Jambi;
P2 Lampung; Sumatera Utara; Bangka Belitung; Kalimantan Utara; Aceh;
Sumatera Barat; Kepulauan Riau; Bengkulu; NTT
P3
Maluku; NTB; Sulawesi Tengah; Sulawesi Tenggara; Jawa Timur,
P3 Sulawesi Selatan; Maluku Utara; Jawa Barat; Jawa Tengah; Sulawesi
Barat; Sulawesi Utara; Gorontalo; Bali; Banten; DIY; DKI Jakarta
TUGAS & RENCANA KEGIATAN KELOMPOK KERJA 1.1

TAHUN
JENIS
RINCIAN KEGIATAN PELAKSANAAN
INTERVENSI
2022 2023 2024
KEBIJAKAN 1 Penyusunan manual pengendalian kebakaran hutan dan lahan dan
DAN pengendalian pengelolaan kawasan hutan
REGULASI 2 Implementasi manual pengendalian kebakaran hutan dan lahan dan
pengendalian pengelolaan kawasan hutan
3 Memantapkan sistem paralegal bagi Masyarakat Peduli Api dan
Masyarakat Adat
4 Pelaporan pelaksanaan kegiatan
TEKNOLOGI 5 Deteksi dan peringatan dini
6 Penyiapan sistem monitoring, pencatatan, serta evaluasi pengendalian
kebakaran hutan dan lahan dan pengendalian pengelolaan kawasan
hutan berbasis ICT
7 Monitoring, pencatatan, serta evaluasi pengendalian kebakaran hutan
dan lahan dan pengendalian pengelolaan kawasan hutan berbasis ICT
8 Penanggulan karhutla melalui pemadaman darat dan udara didukung
peningkatan sarana dan prasarana
9 Penanganan pasca kebakaran
TUGAS & RENCANA KEGIATAN KELOMPOK KERJA 1.1

TAHUN
JENIS
RINCIAN KEGIATAN PELAKSANAAN
INTERVENSI
2022 2023 2024
KEMITRAAN 14 Penyiapan dan implementasi Program dan Strategi Komunikasi
Publik
15 Penyiapan dan Pengembangan Forum Komunikasi
16 Penyiapan dan Pengembangan kemitraan para pihak
17 Fasilitasi dan pembinaan kelompok masyarakat
18 Koordinasi dan kolaborasi antar sektor terkait
19 Operasi bidang penanganan bencana
ANGGARAN 20 Penyusunan dan Implementasi rencana kerja dan rencana
anggaran
21 Penyiapan bahan konsep kelembagaan pendanaan kegiatan
PENDANAAN PENGENDALIAN KARHUTLA
• Rencana pendanaan dalkarhutla untuk areal dengan tingkat kerawanan sangat tinggi dan
tinggi seluas 16,39 juta hektar dengan total kebutuhan dana sebesar Rp.174,25 trilyun
atau 10 % dari total APBN Indonesia TA 2021;
• Alternatif insentif anggaran program dan kegiatan pengendalian kebakaran hutan dan
lahan:
o Semua dana hibah perubahan iklim dimasukkan dalam APBN untuk disalurkan melalui
BPDLH;
o Dalam PP Nomor 23 Tahun 2021 mekanisme insentif melalui DID (Dana Insentif
Daerah) untuk daerah yang melakukan konservasi atau penurunan emisi; dan
o Dalam PP 98 Tahun 2021 semua pendanaan perubahan iklim melalui focal point
Pemerintah (KLHK).
3
TARGET DAN
RENCANA KERJA
KELOMPOK
KERJA 1.2
Strategi Pengelolaan Perhutanan Sosial dalam
Mendukung Indonesia’s Folu Net Sink 2030 - Bidang PHL
REALISASI
NO PROVINSI Alokasi Capaian JML SK (Unit) JML KK
LUAS (Ha) LUAS (Ha)
1 ACEH 430.841 239.473,38 58 20.431
2 SUMATERA UTARA 597.494 76.547,44 182 18.810
3 SUMATERA BARAT 712.731 237.981,58 252 138.029
Realisasi per Skema 4 RIAU 1.343.134 136.698,36 98 26.767
5 JAMBI 349.500 215.969,92 390 37.595

NO SKEMA LUAS (HA)


REALISASI 6
7
SUMATERA SELATAN
BENGKULU
413.461
147.924
127.253,81
75.152,28
199
72
31.965
16.170
8 LAMPUNG 365.404 225.362,74 386 84.610
9 KEP BANGKA BELITUNG 138.777 44.831,03 385 25.447
1 HD 1,984,042.21 5.019.111,09 Ha 10 KEP RIAU 148.113 33.005,00 29 4.724
11 JAKARTA - - - -
! 1.106.221 KK
2 HKM 906,996.59
3 HTR 355,185.08 12 JAWA BARAT 37.926 38.821,75 133 21.159
13 JAWA TENGAH 79.452 90.406,22 91 19.579
4 KEMITRAAN KEHUTANAN
A. KULIN KK 571,053.42 7.644 Unit SK 14
15
YOGYAKARTA
JAWA TIMUR
3.322
176.224
1.565,88
176.149,68
45
347
5.005
120.990
B. IPHPS 34,789.79 16 BANTEN 9.803 19.025,13 31 11.243
5 HA*)
JUMLAH
1,167,044.00
5,019,111.09
Ijin/Hak 17
18
BALI
NUSA TENGGARA BARAT
23.846
285.841
22.200,91
44.112,96
118
218
66.461
31.065
*) 19 NUSA TENGGARA TIMUR 493.492 65.526,63 277 22.929

1.564.955,00
1.064.831,46

- Penetapan Hutan Adat = 74.703 Ha 20 KALIMANTAN BARAT 1.513.224 641.006,44 212 81.974
- Indikatif Hutan Adat = 1.092.341 Ha 21 KALIMANTAN TENGAH 1.256.401 280.660,77 192 28.874
22 KALIMANTAN SELATAN 185.625 87.894,02 164 22.957
684.856,20

23 KALIMANTAN TIMUR 473.501 253.931,41 139 18.313


Realisasi per Tahun

24 KALIMANTAN UTARA 288.030 505.812,88 78 10.021

494.305,28
443.404,69

379.006,45 25 SULAWESI UTARA 124.034 40.073,35 220 5.178


26 SULAWESI TENGAH 429.096 229.982,55 1.251 31.441
256.211,0

239.608,0
160.792,28

197.984,0

119.736,08
27 SULAWESI SELATAN 450.740 318.884,06 684 68.835
107.223,65

151.577,0
107.895,0

39.371,0

28 SULAWESI TENGGARA 291.991 102.587,33 306 21.940


27.112,0

55.389,0

31.074,0
1.141,0
3.166,0

1.067,0
193,0

29 GORONTALO 59.521 24.597,01 152 14.512


658,0
116,0

756,0
349,0

198,0
30 SULAWESI BARAT 113.342 47.197,82 471 6.313
31 MALUKU 230.888 192.667,68 136 30.080
2007-2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 32 MALUKU UTARA 229.410 189.365,89 174 40.318
33 PAPUA BARAT 714.088 101.227,19 85 9.043
Luas (Ha) Jumlah KK Jumlah Unit SK 34 PAPUA 2.560.213 133.137,99 69 13.443
TOTAL 14.677.386 5.019.111,09 7.644 1.106.221
STRATEGI PERHUTANAN SOSIAL
MENUJU INDONESIA’s NET SINK FOLU 2030
1. Areal Perhutanan Sosial (Landscape approach):
• Kawasan Hutan Negara:
- Hutan Konservasi
- Hutan Lindung
- Hutan Produksi
• Kawasan Hutan Hak/Adat Pijakan Dasar :
2. Pelaku Perhutanan Sosial : masyarakat setempat/masyarakat
Hukum Adat • Sustainable Forest
3. Jangka waktu Kelola : 35 tahun dapat diperpanjang
Management
(SFM)
4. Rencana Kelola Hutan (RKPS) dan Rencana Usaha (Bisnis Plan)
5. Komoditi: Multi-Produk (Kayu, HHBK, Jasa Lingkungan:
Karbon,Wisata,dll)
6. Desa-desa Perhutanan Sosial akan menjadi Kampung Iklim (Desa
Ramah Lingkungan – Pengelolaan Sampah, Pemanfaatan Energi
Terbaharukan (biogas dan lain-lain), pengelolaan limbah home
industry produk PS, dll)
TARGET & RENCANA KEGIATAN KELOMPOK KERJA 1.2
Aksi Mitigasi Pengayaan Hutan (Enhanced Natural Regeneration, ENR)
Target ENR- Kondisi Kegiatan Indikator Kinerja Satuan Target Biaya (Rp)
PIAPS Saat ini 2022 2023 2024 Indikatif
(x1000)
Percepatan Luas prakondisi persetujuan PS dalam skema HD,HKm, Ha 100 200 200 800.000
distribusi akses HTR,KK
legal PS Luas kawasan hutan yang memperoleh persetujuan PS Ha 100 200 200
Skema HD, HKm,Kemitraan Kehutanan, dan HTR kepada
Kelompok Masyarakat
Pengembangan Rencana kerja/pengelolaan kelompok perhutanan sosial KUPS - 2 3
13.070, 49 7.721,55 usaha PS yang disahkan
Ha Ha Fasilitas peningkatan produktivitas dan nilai tambah hasil KUPS - 2 3 1.500.000
hutan dan jasa lingkungan
(Indikatif Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) yang KUPS - 2 3
PS) ditingkatkan menjadi kelas Gold/ Platinum
Percepatan Jumlah Tenaga Pendamping Perhutanan Sosial Orang - 2 3 600.000
pendampingan PS Kemitraan Kelompok PS dan Kemitraan Lingkungan SK - 2 3
Penanganan Penanganan Kasus Konflik Tenurial Kasus - 1 1 640.000
Konflik tenurial, Penetapan Hutan Adat dan Hutan Hak SK - pm pm
HA
Pengembangan Rencana Kelola PS yang disahkan KUPS - 7 -
5.348,93 usaha PS Fasilitas peningkatan produktivitas dan nilai tambah hasil KUPS - 7 -
Ha hutan dan jasa lingkungan 2.100.000
164 KPS Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) yang KUPS - 7 -
ditingkatkan menjadi kelas Gold/ Platinum
(PS Percepatan Jumlah Tenaga Pendamping Perhutanan Sosial Orang - 7 - 840.000
Definitif) pendampingan PS Kemitraan Kelompok PS dan Kemitraan Lingkungan SK - 2 -
Konflik tenurial Penanganan Kasus Konflik Tenurial Kasus - 2 - 1.280.000
JUMLAH 7.760.000
TARGET & RENCANA KEGIATAN KELOMPOK KERJA 1.2
Aksi Mitigasi Pembangunan Hutan Tanaman
Target Kondisi Saat Kegiatan Indikator Kinerja Satuan Target Biaya (Rp)
Hutan ini 2022 2023 2024 Indikatif
Tanaman – (x1000)
PIAPS
Pengembangan Rencana Kelola PS yang disahkan KUPS - 15 15 9.400.000
perhutanan Fasilitas peningkatan nilai tambah hasil hutan KUPS - 15 15
7.327,12 7.327,12 Ha sosial dan jasa lingkungan
Ha 33 KPS Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) yang KUPS - 15 15
(PS Definitif) ditingkatkan menjadi kelas Gold/ Platinum
Percepatan Jumlah Tenaga Orang - 15 15 3.600.000
pendampingan Pendamping Perhutanan Sosial
perhutanan Kemitraan Kelompok Perhutanan Sosial dan SK - 5 5
sosial Kemitraan Lingkungan
Penanganan Penanganan Kasus Konflik Tenurial Kasus - 5 5 3.000.000
Konflik tenurial
JUMLAH 33.100.000
TARGET & RENCANA KEGIATAN KELOMPOK KERJA 1.2
Aksi Mitigasi Reduce Impact Loging –Carbon (RIL-C)
Target RIL- Kondisi Saat Kegiatan Indikator Kinerja Satuan Target Biaya (Rp)
C-PIAPS ini Indikatif
2022 2023 2024
(x1000)
Percepatan Luas prakondisi persetujuan PS (HD,HKm, HTR, KK) Ha 100 200 200 800.000
distribusi akses Luas kawasan hutan yang memperoleh persetujuan PS (HD, Ha 100 200 200
legal PS HKm, KK, dan HTR kepada Kelompok Masyarakat
Pengembangan Rencana kerja/pengelolaan kelompok PS yang disahkan KUPS - 2 3
usaha PS Fasilitas peningkatan produktivitas dan nilai tambah hasil KUPS - 2 3
hutan dan jasa lingkungan 1.500.000
2.936,88 Ha 863,75 Ha
Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) yang KUPS - 2 3
ditingkatkan menjadi kelas Gold/ Platinum
(Indikatif PS)
Percepatan Jumlah Tenaga Orang - 2 3 600.000
pendampingan PS Pendamping Perhutanan Sosial
Kemitraan Kelompok Perhutanan Sosial dan Kemitraan SK - 2 3
Lingkungan
Penanganan Penanganan Kasus Konflik Tenurial Kasus - 1 1 640.000
Konflik tenurial, HA Penetapan Hutan Adat dan Hutan Hak SK - pm pm
Pengembangan Rencana Kelola PS yang disahkan KUPS - 7 -
2.073,12 Ha usaha PS Fasilitas peningkatan produktivitas dan nilai tambah hasil KUPS - 7 -
69 KPS hutan dan jasa lingkungan 2.100.000
Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) yang KUPS - 7 -
(PS Definitif) ditingkatkan menjadi kelas Gold/ Platinum
Percepatan Jumlah Tenaga Pendamping Perhutanan Sosial Orang - 7 - 840.000
pendampingan PS Kemitraan Kelompok PS dan Kemitraan Lingkungan SK - 2 -
Konflik tenurial Penanganan Kasus Konflik Tenurial Kasus - 2 - 1.280.000
JUMLAH 7.760.000
RENCANA PELAPORAN DAN MONEV KELOMPOK KERJA 1.2

KEGIATAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI


§ Tanda batas
§ RKPS - Ruang Perlindungan dan Ruang Pemanfaatan
1. goKUPS harian (real time)
§ RKPS dan rencana bisnis
2. Monitoring minimal 6 bulan sekali
§ Implementasi Agroforestry
3. Evaluasi tahunan dan 5 tahunan
§ Pasar regional dan nasional
4. Evaluasi insidental
§ Role Model HLN
§ Kemitraan Usaha
1. goKUPS harian (real time)
§ Reguler (berdasarkan permohonan)
2. Monitoring Karhutla Harian
§ Kerja Bareng Jemput Bola (Jareng Jebol) dan Vertek Online
3. Evaluasi tahunan dan 5 tahunan
§ Role Model HLN
4. Evaluasi insidental
§ Reguler (rekruitmen, seleksi dan penetapan)
1. goKUPS harian (real time)
§ Peningkatan Kapasitas
2. Monitoring minimal 6 bulan sekali
§ Forum Pendampingan antar K/L
3. Evaluasi tahunan
§ Apresiasi
4. Evaluasi insidental
§ Pengembangan Mitra Usaha
§ Assessment
§ Advokasi 1. Monitoring pada saat proses penanganan
§ Negosiasi 2. Monitoring pasca kesepakatan
§ Mediasi
OUTPUT CAPAIAN KEGIATAN KELOMPOK KERJA 1.2

1. Meningkatnya luas kawasan hutan yang memperoleh persetujuan PS


2. Meningkatnya kelas KUPS yang ditingkatkan menjadi kelas GOLD/PLATINUM
3. Meningkatnya jumlah kemitraan kelompok PS dan kemitraan lingkungan
4. Meningkatnya jumlah tenaga pendamping PS
5. Meningkatnya penyelesaian kasus konflik tenurial
6. Meningkatnya penetapan hutan adat dan hutan hak
7. Meningkatnya jumlah rencana kelola PS yang disahkan
8. Meningkatnya jumlah fasilitas peningkatan produktivitas dan nilai tambah hasil
hutan dan jasa lingkungan
4
TARGET DAN
RENCANA KERJA
KELOMPOK
KERJA 1.3

Bellows College
AKSI MITIGASI

qDegradasi Hutan Konsesi


Pada area konsesi, sebagian area masih banyak berupa hutan alam primer. Pencegahan degradasi hutan
primer menjadi sekunder pada area konsesi hutan merupakan salah satu aksi mitigasi.
qRIL-C
Kegiatan RIL-C diarahkan pada area konsesi yang tutupan lahannya masih hutan primer yang masuk arahan
produksi
qSILIN
Penerapan SILIN termasuk kegiatan ENR (enhanced natural regeneration) karena dapat meningkatkan
produktifitas hutan alam sampai 3–4 kali lipat dari produktifitas saat ini atau setara dengan 90–120 m3/ha/daur.
qPembangunan Hutan Tanaman
ü Lokasi prioritas untuk meningkatkan pembangunan hutan tanaman industri dalam memenuhi kebutuhan kayu
industri dengan mengurangi ketergantungan terhadap hutan alam pada area konsesi PBPH-HT dan area
PIAPS yang masuk ke dalam arahan IJLH produksi.
ü Pelaksanaan pembangunan hutan tanaman ialah pada area tidak produktif yang berada pada arahan produksi.
ü Pembangunan Hutan Tanaman juga dapat berupa hutan alam dan restorasi ekosistem.
MODALITAS KELEMBAGAAN KPH DALAM RANGKA
IMPLEMENTASI INDONESIA’S FOLU NET SINK 2030

REVISI SK PENETAPAN WILAYAH KPH PASCA UU


NO.23/2014, SEBANYAK 10 PROVINSI
RENSTRA KLHK
2010-2014 337 UPTD Revisi PERGUB KPH terbaru 2018-2020, sebanyak 6 Provinsi :

(120 KPH Model) KPH yaitu Kalbar (2020), Lampung (2020), NTB (2019), Kaltim
(2019), Sulsel (2018) dan Papua Barat (2018), 14 Provinsi
(29 PROVINSI) (2017), 8 Provinsi (2016), 1 Provinsi (2015)

Ragam Nomenklatur UPT/UPTD KPH di Provinsi,


RENSTRA KLHK DITETAPKAN 1) UPT/UPTD KPH (16 PROV ) (NAD, Riau, Sumsel, Lampung, Bali,

2015-2019 PERGUB NTT, Kalbar, Kalsel, Kaltara, Gorontalo, Sulteng, Sulbar, Sulsel,
Sultra, Maluku, Malut)
(347 KPHP & 182 KPHL) 2) UPT/UPTD KPHP-KPHL (10 PROV) ((Kepri, Sumbar, Jambi, Babel,
Bengkulu, Kalteng, Kaltim, Sulut, Papua dan Papua Barat)
3) UPT/UPTD Balai KPH (2 PROV) (DIY, NTB)
4) UPT/UPTD Pengelolaan Hutan (1 PROV) (SUMUT)

539 UNIT 344 UNIT KPHP


195 UNIT KPHL
MODALITAS PEMANFAATAN HUTAN
PROVINSI KALIMANTAN BARAT

qPerizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan Kegiatan Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Produksi
Hutan Tanaman : 48 unit seluas ± 1.942.373 ha
Hutan Alam : 22 unit seluas ± 1.085.963 ha
RE : 1 unit seluas 14.080 ha
qArahan Pemanfaatan Hutan untuk Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan Tahun 2022
ü Keputusan Menteri LHK No. SK.5012/MENLHK-PHL/BRPH/HPL.0/6/2022 tanggal 10 Juni 2022, luas total
arahan pemanfaatan hutan untuk PBPH dan dasar pemberian Rekomendasi Gubernur Tahun 2022 di
Provinsi Kalimantan Barat seluas ± 639.999 ha (7,18% dari total 8,91 juta ha).
ü Arahan Pemanfaatan Hutan Provinsi Kalimantan Barat pada Hutan Produksi seluas ± 605.299 ha
ü Arahan Pemanfaatan Hutan Provinsi Kalimantan Barat pada Hutan Lindung seluas ± 4.841 ha
ü Arahan Pemanfaatan Hutan Provinsi Kalimantan Barat pada HPK seluas ± 29.859 ha
A. PENGENDALIAN DEGRADASI HUTAN KONSESI

PBPH HT PBPH HA TOTAL (ha)


Provinsi Planned Unplanned Planned Unplanned Planned Unplanned
Degradation Degradation Degradation Degradation Degradation Degradation
Kalimantan Barat 8.334 7.980 24.984 - 33.317 7.980
Kalimantan Selatan - 37 410 247 410 283
Kalimantan Tengah 6 4 67.783 12.911 67.789 12.915
Kalimantan Timur 1.462 4.382 349.812 4.236 351.274 8.618
Kalimantan Utara 115 - 985.674 - 985.788 -
Total (ha) 9.917 12.403 1.428.663 17.394 1.438.578 29.796

Provinsi Kalimantan Barat harus mewaspadai potensi Unplanned Degradation seluas


7.980 Ha dan bisa meluas jika tidak dikendalikan, serta 33.317 Ha untuk potensi
Planned Degradation.
A. PENGENDALIAN DEGRADASI HUTAN KONSESI
B. PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN

NDC-CM1 dan Net sink LTS


Provinsi
PBPH HT PSKL (PIAPS) TOTAL (Ha)
Kalimantan Barat 126.412 26.847 153.259
Kalimantan Selatan 62.072 14.495 76.567
Kalimantan Tengah 103.452 122.594 226.046
Kalimantan Timur 446.411 44.625 491.037
Kalimantan Utara 46.473 20.707 67.180
Total (Ha) 784.820 229.268 1.014.089

Lahan potensial untuk perluasan tanaman dalam


kawasan PBPH HT di Region Kalimantan mencapai 0,78
juta Ha, sedangkan yang berada di Provinsi Kalimantan
Barat seluas 126.412 Ha (16,11%).
PENGEMBANGAN HUTAN TANAMAN ENERGI

Tahun 2020-2024
target luas usaha pemanfaatan
Hutan Produksi untuk
Bioenergi sebesar 15.000 Ha
Terdapat 32 unit PBPH-HT
dan Perum Perhutani yang
telah mendukung
pembangunan HTE

• 14 PBPH-HT – Telah
mengalokasikan areal untuk
Energi : 153.438 ha
• 18 PBPH-HT – Telah berkomitman
untuk Energi (4 PBPH HT di Prov
Kalbar)

Perum Perhutani mengalokasikan untuk


Energi 40.281 Ha (realisasi tanaman s/d 2021:
16.156 Ha)
C. PENGELOLAAN HUTAN LESTARI

FOLU NET-SINK
PROVINSI RIL-C ENR/SILIN
Total (Ha)
PHL PHL PDASHL KSDAE PSKL
Kalimantan Barat 11.104 26.334 - 3 212 37.652
Kalimantan Selatan 137 44.623 - 90 - 44.850
Kalimantan Tengah 22.596 14.880 21 8 1.968 39.473
Kalimantan Timur 117.091 96.684 0 433 0 214.208
Kalimantan Utara 328.596 23.575 - - - 352.171
Total (ha) 479.524 206.096 21 534 2.180 688.354

• Target RIL-C PBPH-HA regional Kalimantan seluas 479.524 Ha dengan


sebaran di Provinsi Kalbar seluas 11.104 Ha (2,31%);

• Target SILIN PBPH-HA regional Kalimantan seluas 206.096 Ha dengan


sebaran terbesar di Provinsi Kalbar seluas 26.334 Ha (12,78%).
PBPH YANG
MENERAPKAN
TEKNIK SILIN
1. Teknik SILIN telah
diterapkan di 119 unit
10
UM PBPH (s.d Juli 2022).
2 UM 2. Realisasi tanaman 1999 –
6 UM 5 UM Juli 2022 seluas 164.730
1 UM
12 UM ha.
3. Sebaran Pelaksana SILIN:
2 UM 28 UM 1 UM
1 UM 33 UM a. Kaltim 28 UM
8 UM
b. Kaltara 10 UM
3 UM
2 UM 5 UM c. Kalbar 6 UM (5,04%)
d. Kalteng 33 UM
e. Kalsel 3 UM
f. Sulteng 1 UM
g. Sumut 2 UM
h. Sumbar 1 UM
i. Bengkulu 2 UM
j. Maluku 5 UM
k. Malut 5 UM
l. Papua 8 UM
m.Papua Barat 12 UM.
n. Riau 1 UM
o. Jambi 2 UM
PBPH PELAKSANA RIL

Legenda:
PBPH Pelaksana RIL
PBPH Belum RIL

RIL 30 unit Belum RIL 251


(68.154,41 Ha) 221 unit Unit PBPH
PBPH PELAKSANA RIL DI PROVINSI KALBAR

No Nama PBPH Provinsi Luas


1 PT. Sari Bumi Kusuma Kalimantan Barat 1.780,00
2 PT. Suka Jaya Makmur Kalimantan Barat 5.081,00

• Terdapat 2 Unit PBPH yang melaksanakan RIL di Provinsi Kalbar.


• Luas RIL diperoleh dari etat luas per tahun.
RENCANA KEGIATAN KELOMPOK KERJA 1.3
RENCANA KEGIATAN KELOMPOK KERJA 1.3
RENCANA KEGIATAN KELOMPOK KERJA 1.3
RENCANA KEGIATAN KELOMPOK KERJA 1.3
KPH dan BPHP melakukan monitoring dan evaluasi
terhadap PBPH yang telah melakukan penanaman KPH, PBPH dan Ditjen PHL bersinergis
tahun 2023 di lokasi target Net Sink. dalam:
• Koordinasi terkait dengan integrasi RPHJP dan
KPH dan Dinas LHK Provinsi bersinergis dalam RPHJPd di KPH dan RKUPH di PBPH dengan
pemenuhan kebutuhan SDM yang berkompeten lokasi target Rencana FOLU Net Sink 2030 pada
untuk melakukan pemantauan dan evaluasi pada upaya mitigasi implementasi RIL-C & SILIN di
upaya aksi mitigasi pembangunan hutan tanaman. area PBPH-HA & PBPH-HT.

• Menyusun rencana dan metode pemantauan


Bappenas, Kemendagri, Ditjen KSDAE, Ditjen PSKL,
dan evaluasi pada area target pelaksanaan
Pemda Provinsi, Dinas LHK Provinsi bersinergis
kegiatan pengelolaan hutan lestari di area
dalam:
PBPH-HA dan PBPH-HT

• Mendorong upaya perlindungan hutan dengan kerangka


pendanaan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK).
• Penguatan peran pengelolaan hutan di KPH
• Ditjen KSDAE & Ditjen PSKL mendampingi KPH dalam
implementasi perlindungan kawasan hutan, sebagai
upaya mengurangi ancaman degradasi di area konsesi.
TERIMA KASIH
Bellows College

Anda mungkin juga menyukai