DINAS KEHUTANAN
Jl. Menteri Supeno I / 2 Telepon (024) 8319140 Fax. (024) 8319328
SEMARANG
Boo
Boo
klet
klet
Puji syukur patut kita panjatkan kepada Tuhan YME sehingga Buku Saku Bidang Pengusahaan Hutan ini dapat disusun
dengan baik.
Penyusunan Buku Saku ini dimaksud sebagai panduan bagi seluruh pegawai pada Bidang Pengusahaan Hutan Dinas
Kehutanan Provinsi Jawa Tengah dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi dalam rangka memberikan sosialisasi kepada
pelaku utama dan pelaku usaha yang bergerak di industri perkayuan dan pengelolaan hutan negara dan huta hak.
Data dan informasi yang terkandung dalam Buku Saku ini setiap periode perlu terus diperbaharui dan disempurnakan
sehingga informasi yang diberikan kepada para pihak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
Mudah-mudahan bermanfaat.
Salam Lestari.
Semarang, 2014
KEPALA BIDANG
PENGUSAHAAN HUTAN
DINHUT PROV. JAWA TENGAH
HAL.
PENGANTAR I
DAFTAR ISI II
1 VISI & MISI GUBERNUR JAWA TENGAH 1
2 VISI & MISI DINAS KEHUTANAN
3 PEMBANGUNAN KEHUTANAN MENDUKUNG PRO GROWTH, PRO
BAKU INDUSTRI
9 INDUSTRI PRIMER HASIL HUTAN KAYU
10 PRODUKSI KAYU DAN BUKAN KAYU
11 SERTIFIKASI HUTAN
12 PNBP SEKTOR KEHUTANAN
13 HASIL HUTAN MASUK MELALUI PELABUHAN
14 GANIS DAN WASGANIS
Misi :
1. Membangun Jawa Tengah berbasis Trisakti Bung Karno, berdaulat di bidang politik,
berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian di bidang kebudayaan.
Visi :
Terwujudnya hutan lestari sebagai penyangga kehidupan untuk kesejahteraan masyarakat
Misi :
PERMASALAHAN :
1. Masih terdapatnya lahan kritis dan potensial kritis di luar kawasan hutan + 696.797 Ha
(sangat kritis + 8.567 Ha)
2. Kawasan lindung baik di hutan lindung maupun diluar kawasan hutan belum berfungsi
secara optimal baik sebagai penyangga kehidupan dan bagi perekonomian masyarakat
di sekitarnya.
3. Masih terjadi gangguan terhadap kawasan hutan negara, meskipun kecenderungan dari
tahun ke tahun menurun
TANTANGAN :
1. Peningkatan produktivitas hutan negara dan Hutan rakyat/hak sebagai pemasok utama
kebutuhan bahan baku kayu industri menuju swasembada bahan baku kayu
2. Pengembangan hasil hutan non kayu, jasa lingkungan dan aneka usaha kehutanan
3. Meningkatkan peran sektor kehutanan dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat,
mengurangi kemiskinan dan pengangguran, khususnya masyarakat di sekitar hutan dan
petani hutan
4. Penerapan Sistem Pengelolan Hutan Lestari (PHL)
Kawasan hutan ideal minimal 30% dari luas daratan (UU No. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan). Jawa
Tengah telah berada di atas batas minimal kawasan hutan ideal ( > 976.470 Ha ) sebagai berikut :
Hutan rakyat di Jawa Tengah dibangun melalui beberapa pola yaitu pola bantuan (sebagian
komponen kegiatannya dibantu oleh pemerintah, seperti kegiatan Inpres Penghijauan dan
GN-RHL), pola swadaya (sepenuhnya dibiayai masyarakat sendiri) dan pola kemitraan
(dilaksanakan oleh petani dan mitra usaha dengan dana pinjaman dari Pemerintah Propinsi
Jawa Tengah (2003 – 2005).
Manfaat hutan rakyat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) aspek, yaitu ekologis, ekonomis dan
sosial.
Luas Hutan Rakyat Propinsi Jawa Tengah sampai saat ini ± 742.923 Ha.
Di pedesaan sudah mulai tumbuh kelembagaan yang nantinya dapat didayagunakan untuk
mengelola, menjaga dan memanfaatkan hutan desa tersebut dengan sebaik-baiknya.
Semangat/animo masyarakat untuk menanam pohon-pohonan di desa-desa Jawa Tengah
cukup tinggi (target rehabilitasi 25.000 ha/thn).
b. Kebutuhan bahan baku kayu bulat untuk IPHHK dilingkup Prov Jawa Tengah +
5.728.680,00 M3/tahun yang terdiri dari :
- Hutan Alam : + 1.605.315,00 M3/tahun
- Hutan Tanaman/Hak : + 4.123.365,00 M3/tahun
1. Meningkatkan mutu lingkungan, ekonomi dan sosial dari pengelolaan hutan, melalui
2. Memberikan kesempatan pada pasar untuk mendapatkan barang/jasa dari hutan yang
Peran Para Pihak dalam mendukung Implementasi Sertifikasi Hutan di Jawa Tengah
Tahun 2013 melalui APBD Provinsi Jawa Tengah telah dianggarkan untuk memfasilitasi kelompok
tani hutan rakyat di Kab. Banyumas dan Kab. Tegal untuk berproses mendapat Sertifikat LK dan
sudah LULUS (APHR Satria Wana Lestari Banyumas dan APHR Alas Sebayu Lestari Tegal).
Tahun 2013 Kemenhut melalui Direktur Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hutan
memfasilitasi pendampingan SVLK bagi 4 Kelompok Tani Hutan Hak dan 1 IUIPHHK yaitu :
1) Hutan Rakyat Lestari di Kab. Klaten
2) Hutan Desa Bucu di Kab. Jepara
3) Gapoktanhut Tirta Tuntang Desa Ngombak dan Desa Kentengsari Kec. Kedungjati Kab.
Grobogan
4) Hutan Hak Karya Tani Desa Tegalrejo Kec. Wirosari Kab. Grobogan, Kab. Klaten) dan
5) IUIPHHK Langgeng Makmur Kab. Banyumas.
Tahun 2014 Kemenhut melalui Pusat Standardisasi dan Lingkungan akan melakukan fasilitasi
pendampingan persiapan penerapan Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat Lestari (PHBML)
bagi 4 Kelompok Tani Hutan Hak yaitu :
1) Asosiasi Petani Hutan Rakyat (APHR) Usaha Lestari di Kecamatan Rembang Kabupaten
Purbalingga yang memiliki hutan rakyat seluas 500 ha yang terdiri dari 4 desa (Gunungwuled,
Losari, Tanalum dan Karangbawang).
Tahun 2014 melalui APBD Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah akan memfasilitasi 1 (satu)
UMHR di Kabupaten Pemalang untuk mendapatkan Sertifikat Legalitas Kayu (S-LK) sebesar Rp.
65.000.000,-.
Dalam implementasi Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) setidaknya ada 4 (empat)
persyaratan legal yang harus dipenuhi oleh industri kecil / industri rumah tangga /
pengrajin yaitu
1) persyaratan legal badan usaha,
2) persyaratan legal bahan baku,
3) persyaratan legal dalam proses produksi dan
4) persyaratan legal pemasaran.
Berdasarkan laporan studi CIFOR bahwa jumlah industri kecil dan industri rumah tangga /
pengrajin di Kabupaten Jepara pada tahun 2010 terdapat 11.981 unit usaha terdiri dari :
Kriteria :
• Industri kecil kehutanan adalah Industri Primer Hasil Hutan Kayu kapasitas produksi
sampai dengan 2.000 m3/tahun dengan modal investasi sampai dengan Rp. 500.000.000
(lima ratus juta rupiah) diluar tanah dan bangunan termasuk industri rumah tangga /
pengrajin.
• Industri Rumah Tangga / Pengrajin adalah industri yang memiliki jumlah karyawan /
tenaga kerja berjumlah 1 sampai dengan 4 orang.
KONTRIBUSI
SEKTOR KEHUTANAN TERHADAP PENDAPATAN
ASLI DAERAH
Hasil hutan
masuk jawa tengah
Melalui Pelabuhan
Jumlah Ganis dan Wasganis PHPL serta Pejabat Penerbit Surat Keterangan Asal Usul
(P2SKAU) di Jawa Tengah sebagai berikut :
GANIS PHPL yang ditetapkan menjadi Penerbit FAKO & Penerbit FAKB sebagai berikut :
Penerbit FA-KO = ...... orang
Penerbit FA-KB di Industri = ...... orang
Penerbit FA-KB Pelabuhan = ...... orang
PENUTUP
Buku saku ini masih belum sempurna, namun demikian mudah-mudahan dapat menggambarkan
dengan jelas peran aktif sektor kehutanan khususnya Bidang Pengusahaan Hutan di dalam
mendukung Visi Gubernur Jawa Tengah Mewujudkan Jawa Tengah Semakin Sejahtera Berdikari dan
Bermartabat.