Anda di halaman 1dari 36

UPAYA PENGENDALIAN

KEBAKARAN HUTAN
OLEH :
TRIYONO, S.Hut, M.Sc.
ASPER/KBKPH NGADISONO
KPH KEDU SELATAN
DASAR HUKUM PERUM
PERHUTANI
PP 72 TH. 2010
PP 72 TH. 2010
Tentang
PERUM
PERHUTANI

Perum Perhutani diberi tugas untuk


melakukan “PENGELOLAAN
HUTAN” meliputi :

1. Tata Hutan dan Penyusunan Rencana


Pengelolaan Hutan.
2. Pemanfaatan Hutan.
3. Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan.
4. Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam.
VISI DAN MISI
VISI
Menjadi Perusahaan Pengelola Hutan
Terkemuka di Dunia dan Bermanfaat Bagi
Masyarakat
MISI
1. Mengelola Sumberdaya Hutan secara
Lestari
2. Peduli kepada kepentingan
Masyarakat dan Lingkungan
3. Mengoptimalkan Bisnis Kehutanan
dengan Prinsip Good Corporate
Governance ( GCG )
PROFIL KPH KEDU SELATAN
LETAK GEOGRAFIS :
0722’ s.d. 0753’ LS
10916’ s.d. 11008’ BT
BATAS WILAYAH :
- Sebelah Utara: KPH Kedu Utara ( Kab. Wonosobo )
- Sebelah Timur : Kabupaten Magelang dan Provinsi DIY
- Sebelah Selatan : Samudera Indonesia
- Sebelah Barat : KPH Banyumas Timur ( Kab. Banyumas )
BERDASARKAN FUNGSI HUTAN

HL HP
Total Kawasan Hutan : 4.240,70 Ha 7.877,55 Ha

44.659,81 Ha
HPT
32.541,53 Ha

Sumber Data : RPKH Tahun 2014 - 2023


LUAS KAWASAN HUTAN PER BKPH
Luas Kawasan Hutan
No BKPH HL HPT HP Jumlah
(Ha) (Ha) (Ha) (Ha)
1 2 3 4 5 6
1 Purworejo - 6.751,71 2.343,59 9.095,30
2 Kebumen 31,09 5.783,67 942,10 6.756,86
3 Karanganyar 1.980,54 2.779,21 157,40 4.917,15
4 Gombong Utara 1.842,04 4.728,38 145,72 6.716,14
5 Gombong Selatan 387,06 3.664,97 211,90 4.263,93
6 Banjarnegara - 6.088,61 340,52 6.429,13
7 Ngadisono - 2.744,98 3.736,32 6.481,30
Jumlah 4.240,73 32.541,53 7.877,55 44.659,81
% 9,5 72,9 17,6 100
Sumber : Hasil Evapot Tahun 2016
LUAS KAWASAN HUTAN PER
KABUPATEN
Luas Kawasan Hutan
No Kabupaten HL HPT HP Jumlah
(Ha) (Ha) (Ha) (Ha)
1 2 3 4 5 6
1 Purworejo - 6.489,08 2.343,59 8.832,67
2 Kebumen 3.982,56 14.151,34 825,83 18.959,73
3 Banjarnegara 258,17 5.084,05 149,92 5.492,14
4 Wonosobo - 3.918,32 4.558,21 8.476,53
5 Banyumas - 2.898,74 - 2.898,74
Jumlah 4.240,73 32.541,53 7.877,55 44.659,81
% 9,50 72,87 17,64 100,00

Sumber : Hasil Evapot Tahun 2016


NILAI STATEGIS HUTAN :
“Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai negara dan digunakan untuk sebesar besarnya
kemakmuran rakyat” (Ps 33 UUD 1945)”

(1) Hutan merupakan sumber plasma nutfah yang kaya


keanekaragaman hayati
(2) Hutan merupakan sistem penyangga kehidupan dengan fungsi
ekologi, ekonomi
dan sosial
(3) Hutan merupakan komponen penting dalam perubahan iklim
(4) Hutan merupakan pendukung pembangunan
Penyedia ruang / lahan “terakhir” bagi pembangunan sektor lain
untuk lintas generasi
LUAS KEBAKARAN HUTAN
INDONESIA TAHUN 2014 -2020

Sumber : Sipongi KLHK 2019


KEBAKARAN HUTAN DI PULAU JAWA
(Ha)
No. Prov. 2015 2016 2017 2018 2019 2020
1. JABAR 2.886,03 - 648,11 4.104,51 9.552,00 1.516,00
2. JATENG 2.471,70 - 6.028,48 331,67 4.782,00 2.721,00
3. JATIM 7.966,79 - 5.116,43 7.279,76 23.655,00 1.222,00

Sumber : Sipongi KLHK 2019


KAWASAN RAWAN KARHUTLA DI JATENG
1. Gunung Slamet meliputi 5 kab (Brebes, Banyumas, Purbalingga,
Tegal, Pemalang).
2. Gunung Sindoro dan Sumbing meliputi 3 kab (Magelang,
Temanggung, Wonosobo).
3. Gunung Prau meliputi 4 kab (Banjarnegara, Batang, Kendal,
Wonosobo).
4. Gunung Lawu meliputi kab Karanganyar
HUTAN MUSNAH

Sekitar 1,7 juta hektar hutan dan perkebunan di Sumatera dan


Kalimantan musnah dilalap api. Demikian menurut data yang
dikeluarkan pemerintah.
UDARA TERCEMAR

Kebakaran hutan di Indonesia telah melepaskan sekitar 1,7 miliar ton karbon
dioksida (CO2). Jumlah ini dua kali lipat dari jumlah karbon dioksida yang diproduksi
Jerman per tahunnya. Tahun 2014 lalu, sekitar 800 juta ton CO2 dilepaskan Jerman
di udara.
EMISI TINGGI

Emisi CO2 dari kebakaran hutan meningkatkan jumlah


polutan di udara
SENYAWA MEMATIKAN

Penelitian di Kalimantan Tengah menunjukkan adanya


senyawa berbahaya di udara, termasuk ozon, karbon
monoksida, sianida, amoniak, formaldehida, oksida nitrat
dan metana.
KORBAN KEBAKARAN HUTAN

Korban kebakaran hutan dapat merenggut korban jiwa, harta benda, satwa, dan
lain-lainnya. Dan akibat kabut asap, dapat menyebabkan masalah pernafasan.
.
PENYEBAB KEBAKARAN HUTAN
A. Manusia :
1.Melakukan pembakaran hutan tanpa izin;
2.Membuang
99 %
benda-benda
menyebabkan kebakaran.
yang dapat

B. Daya-daya alam :
1.Petir, gunung berapi;

1%
2.Reaksi sumber daya alam dan atau gempa.
Peraturan Perundangan Kebakaran Hutan
Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2001
tentang Pengendalian Kerusakan dan atau
Pencemaran Lingkungan Hidup yang berkaitan
dengan Kebakaran Hutan dan atau Lahan
Peraturan Menteri LHK No.
P.32/MenLHK/Setjen /Kum.1/3/2016 tentang
Pengendalian Kebakaran Hutan
TATA LAKSANA PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN

“Usaha untuk mencegah dan membatasi kerusakan


hutan yang disebabkan oleh kebakaran.”

Meliputi Kegiatan :
1.PERENCANAAN
2.PENCEGAHAN
3.PEMADAMAN
4.PENANGANAN PASCA KEBAKARAN
PERENCANAAN
1. Man (Manusia), merujuk pada manusia sebagai tenaga kerja.
2. Machines (Mesin), merujuk pada mesin sebagai alat penunjang
kegiatan perusahaan baik operasional maupun non-
operasional.
3. Money (Uang atau Biaya), merujuk pada uang sebagai modal
untuk pembiayaan seluruh kegiatan.
4. Method (Metode atau Prosedur), merujuk pada metode atau
prosedur kerja sebagai panduan pelaksanaan kegiatan.
5. Materials (Bahan baku). Material yang dimaksud dalam hal
pengendalian kebakaran hutan adalah hasil inventarisasi lokasi
rawan kebakaran dalam areal kerja yang sudah dituangkan
dalam peta areal rawan kebakaran.
PENCEGAHAN
 Inventarisasi lokasi rawan kebakaran hutan (sekurang-
kurangnya sekali dalam satu tahun);
 Inventarisasi faktor penyebab kebakaran (sekurang-kurangnya
sekali dalam satu tahun);
 Penyiapan regu pemadam kebakaran (dilakukan pada setiap
kesatuan pengelolaan berdasarkan peraturan perundang-
undangan ;
 Pembuatan prosedur tetap (mengacu pada Prosedur Tetap
Provinsi dan Prosedur Tetap Kabupaten/Kota dengan
mempertimbangkan kondisi wilayah setempat);
 Pengadaan sarana dan prasarana (Peralatan tangan,
Perlengkapan perorangan, Pompa air dan kelengkapannya,
Peralatan telekomunikasi, Pompa bertekanan tinggi, Peralatan
mekanis, Peralatan transportasi, Peralatan logistik, medis dan
SAR, Gedung); dan
 Pembuatan sekat bakar (dilakukan pada setiap kawasan yang
rawan kebakaran).
PEMADAMAN
 Mendeteksi kejadian kebakaran
hutan
 Membuat sekat bakar
 Memadamkan api
PASCA KEBAKARAN
 Pencegahan kebakaran lanjutan
 Kecermatan pemeriksaan, sebelum
meninggalkan lokasi kebakaran
lakukan pemeriksaan pastikan bahwa
api sudah padam, dan lakukan
pemeriksaan kembali
RAPAT KOORDINASI LINTAS
INSTANSI
APEL SIAGA KEBAKARAN HUTAN
PATROLI GABUNGAN
PENGAMATAN HOTSPOT HARIAN
PERAN SERTA MASYARAKAT

A. Melalui Pendidikan dan Pelatihan Pelatihan dasar


pengendalian kebakaran hutan;
B. Penguatan Kelembagaan Pembentukan Masyarakat
Peduli Api.
C. Fasilitasi dukungan sarana dan prasarana
D. Penyuluhan Kampanye dalam rangka pencegahan
kebakaran hutan
D. Penerapan Perhutanan Sosial dengan Kelola hutan yang
baik akan mencegah kebakaran hutan dan lahan
PENGAMATAN SATUAN BANTUAN
PELAPORAN/INSTRUKSI
PEMADAMAN
POSKO SATDALKAR

SATUAN KHUSUS

SATUAN PAGAR BETIS


(DESA, DUSUN, DLL) SATUAN INTI
JANGAN BIARKAN INI TERJADI....!!!
“ Pelajari alam, cintai alam, tetap dekat dengan alam,
maka alam tidak akan pernah membuatmu kecewa”
-Frank Lloyd Wright-

SEKIAN
TERIMA KASIH
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai