PROPOSAL PENELITAN
OLEH :
ERLAN FABIYANTO
NIM : 1801124867
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................1
DAFTAR TABEL....................................................................................................2
DAFTAR BAGAN..................................................................................................3
A. Latar Belakang..................................................................................................4
B. Perumusan Masalah........................................................................................12
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.......................................................................13
a) Tujuan Penelitian..........................................................................................................
b) Manfaat Penelitian........................................................................................................
1. Manfaat Teoritis..................................................................................13
2. Manfaat Praktis...................................................................................14
D. Tinjauan Pustaka.............................................................................................15
1. Penelitian Terdahulu.....................................................................................................
2. Kerangka Teori..............................................................................................................
a. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat..................................................20
E. Kerangka Pemikiran........................................................................................28
F. Definisi Konseptual........................................................................................29
G. Metode Penelitian...........................................................................................31
1. Pendekatan Penelitian...................................................................................................
2. Jenis Penelitian..............................................................................................................
3. Lokasi Penelitian...........................................................................................................
4. Sumber Data..................................................................................................................
5. Jenis Data......................................................................................................................
6. Teknik Pengumpulan Data............................................................................................
7. Teknik Analisis Data.....................................................................................................
H. Sistematika Penulisan.....................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................38
1
DAFTAR TABEL
2
DAFTAR BAGAN
3
A. Latar Belakang
mencapai 22,5 juta hektare (ha) setelah Brazil dengan luas lahan gambut sebesar
31,1 juta ha. Di Indonesia, lahan gambut banyak tersebar di beberapa pulau besar
seperti Papua, Kalimantan dan Sumatera. Provinsi pemilik lahan gambut terbesar
adalah Papua dengan luas 6,3 juta ha, disusul Kalimantan Tengah (2,7 juta ha),
Riau (2,2 juta ha), Kalimantan Barat (1,8 juta ha) dan Sumatera Selatan (1,7 juta
ha). Selain itu ada Papua Barat (1,3 juta ha), Kalimantan Timur(0,9 juta ha), Serta
daerah memiliki 0,6 juta ha lahan gambut (Data Global Wetlands 16 April 2019).
proses yang panjang dari pelapukan sisa-sisa tanaman yang telah mati. Menurut
yang terbentuk secara alami dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak
Lahan gambut memiliki dua kali lebih banyak karbon dari pada hutan
tanah mineral biasa. Akan tetapi karbon yang tersimpan di dalam lahan gambut
akan terlepas ke udara menjadi sumber utama emisi gas rumah kaca ketika
hayati gambut pada aras lokal menjadikan lahan gambut suatu bagian dan sistem
(sequestering) karbon dan pendauran air menjadikan lahan gambut suatu bagian
4
Oleh itu dampak pengembangan lahan gambut tidak hanya dapat mengenai lahan
gambut dan masyarakat lokal itu sendiri, akan tetapi juga berdampak pada
lahan gambut.
Lahan gambut Provinsi Riau memiliki kualitas yang buruk akibat adanya
oleh perusahaan yang diluar kendali dan tidak bertanggung jawab, sehingga
terjadinya kebakaran hutan dan lahan gambut yang menyebabkan kabut asap dan
Disamping dampak kesehatan yang muncul akibat kebakaran hutan dan lahan
gambut, tidak kalah penting juga telah rusaknya ekosistem penting bagi
keberlangsungan hidup manusia berupa udara dan air bersih dan juga
terganggunya ekosistem bagi satwa liar yang dilindungi. Bencana tersebut telah
terjadi di Desa Sungai Tohor pada tahun 2014 yang menyebabkan hilangnya
sebagian mata pencarian masyarakat Desa Sungai Tohor yang sebagian besar
Kepulauan Meranti yang tepatnya berada di sisi timur Pulau Tebing Tinggi Riau.
Desa ini diberkahi hutan rawa gambut yang lebat dengan tingkat keanekaragaman
hayati yang tinggi. Mata pencaharian masyarakat Desa Sungai Tohor bergantung
pada hasil sagu, dimana pohon sagu (rumbia) masyarakat sebagian besar hidup
dilahan gambut, hal tersebut yang membuat kelestarian lahan gambut sangat
5
Tahun 2014, terjadi kebakaran besar – besaran di Desa Sungai Tohor yang
hutan dan lahan gambut tersebut membakar kebun masyarakat Desa Sungai
Tohor. Masyarakat Desa Sungai Tohor berinisiatif membangun sekat kanal untuk
membendung air gambut yang turun akibat banyaknya kanal galian perusahaan
yang menyebabkan gambut tidak bisa menyimpan air di dalamnya. Sekat kanal ini
kebakaran hutan gambut dan juga menambah persediaan air bagi masyarakat
dimusim kemarau. Dampak dari penutupan kanal ini membuat tanah gambut yang
tadinya kering di musim kemarau berubah menjadi lembab dan basah, sehingga
lahan gambut tersebut tidak mudah tersulut oleh api dan dapat mencegah
(BRG). Pada pasal 1 dijelaskan bahwa Badan Restorasi Gambut adalah suatu
presiden. Badan Restorasi Gambut ini berdiri pada tanggal 6 Januari 2016 yang
gambut yang rusak akibat kebakaran dan pengeringan. Tugas pokok dan fungsi
BRG secara rinci diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2016 di pasal 2
dan pasal 3. Pasal 2 menjelaskan bahwa tugas pokok dari Badan Restorasi
6
Sumatera Selatan dan Provinsi Papua”. Adapun fungsi dari Badan Restorasi
gambut;
kelengkapan;
di lahan konsesi;
Restorasi Gambut Daerah (TRGD) yang ditetapkan dan pejabatnya ditunjuk oleh
7
1. Rewetting (Pembasahan) adalah salah satu cara yang dipakai untuk
mengelola lahan gambut berbasis lahan dan berbasis air seperti pertanian tanpa
Adapun rincian kegiatan dari ketiga program tersebut adalah sebagai berikut.
NO PROGRAM KEGIATAN
a. Pembangunan Sekat Kanal
b. Pembangunan Sumur Bor
Rewetting (Pembasahan
1 c. Penimbunan Kanal
Gambut)
d. Embung
e. Kanal Tali Air
a. Pembibitan
2 Revegetation (Revegetasi) b. Penanaman
c. Pemeliharaan
Revitalisasi Ekonomi a. Bantuan Ekonomi Produktif
3
Masyarakat b. Desa Peduli Gambut
Sumber: Badan Restorasi Gambut
8
1. Rewetting (Pembasahan), pembasahan lahan gambut yang kering dilakukan
dengan cara penyekatan kanal. Pembangunan sekat kanal dari Presiden Ri,
Walhi Riau, Singapura, Desa Sungai Tohor dengan total 20 Buah, yang berada
6 buah. Kemudian pengadaan alat ukur muka air gambut oleh Pusat Studi
Bencana Universitas Riau. Program ini berfungsi sebagai salah satu cara untuk
musim kemarau dan juga sebagai pasokan air bagi masyarakat dimusim
2016, tidak terjadi kebakaran lagi di lahan gambut Desa Sungai Tohor yang
sudah dibangun sekat kanal. Padahal desa ini setiap tahunnya, terutama
dilakukan dengan cara membangun sekat kanal di sepanjang parit kekat guna
untuk menahan dan mengatur debit air supaya gambut tetap basah dan tidak
terjadi kekeringan. Pada tahun 2016 di Desa Sungai Tohor, sekat kanal yang
dibangun oleh masyarakat ini menjadi solusi atas bencana kebakaran yang
Tohor bahkan berhasil mencapai Zero Hotspot pada tahun 2016, selain itu Desa
9
Tropis. Namun kurangnya peninjauan yang dilakukan oleh pihak terkait
terhadap sekat kanal yang telah dibangun masih kurang diperhatikan dan
sekat kanal dan perawatan terhadap sekat kanal yang telah selesai dibangun
agar dapat terjaga kelestariannya dan juga manfaat dari sekat kanal bisa
berlangsung lama sehingga terdapat banyak sekat kanal yang rusak dimakan
waktu.
pemeliharaan. Restorasi lahan gambut oleh Walhi Riau dengan penanaman dan
pembibitan 1000 bibit kayu alam lokal, dilakukan di lahan yang terdampak
kebakaran dan juga di antara tanaman sagu masyarakat guna menyimpan air
sehingga air di kawasan perkebunan juga terjaga. Program ini dilakukan oleh
kayu yang masih kecil ditanam di polibag dan dirawat hingga kayu alam agak
besar agar tidak mudah mati ketika ditanam nantinya. Perawatan pembibitan
setelah kayu tumbuh agak besar baru dilakukan penanaman di lahan gambut
10
beberapa masalah yang terjadi dilapangan seperti kurangnya pendampingan
yang dilakukan dari Tim Restorasi Gambut Daerah, dan juga koordinasi antara
program.
KOMODITAS UNGGULAN
DIRI (Ha/Ekor) TOTAL
NAMA JUMLAH
TAHUN LUAS
NO KELOMPOK ANGGOTA
PEMBENTUKAN GARAPAN
TANI KELOMPOK TAN HOR NAK BUN (Ha/Ekor)
Durian Jantung
1 30 Desember 2016 20 √ 300 Batang
Tohor
2 Kekat Sejahtera 02 Agustus 2016 10 √ 250 Ekor
Kelompok Wanita
3 01 November 2017 30 √ 0.6 Ha
Tani Sungai Tohou
4 Millenial 28 Januari 2020 10 √
Sumber: Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kepulauan Meranti
11
masing. Komoditas unggulan dibagi menjadi 4 macam yaitu Tanaman Pangan
Tohor dilakukan dengan program pemberian bantuan 3 unit mesin kilang sagu
guna untuk membantu masyarakat dalam mengelola hasil sagu. Bantuan juga
diberikan dalam bentuk hewan peliharaan yaitu kambing sebanyak 100 ekor
kepada kelompok masyarakat dan bantuan bibit sagu untuk ditanam di kebun
masyarakat. Namun bantuan ini tidak berjalan sesuai keinginan karena banyak
kendala yang terjadi dilapangan, contohnya bantuan mesin kilang sagu hanya
dirasakan oleh beberapa orang yang memiliki kilang sagu saja, kemudian untuk
dikarenakan bantuan ini dikelola secara berkelompok maka banyak anggota yang
kurang ikut andil dalam pemeliharaan hewan ternak ini. Contohnya pencarian
rumput untuk makan ternak dilakukan setiap hari. Banyak anggota yang sibuk
bantuan ini.
penanaman bisa dikatakan berjalan dengan baik, namun setelah beberapa bulan
ditanam yang biasanya bibit sagu akan tumbuh pucuk baru, tapi kini lebih banyak
tanaman bibit sagu yang mati, dikarenakan bibit yang diberikan terlalu kecil dan
juga terlalu lama dibiarkan. Seharusnya untuk bibit sagu yang sudah diambil harus
pucuk sampai waktu penanaman. Selain itu, gagal tumbuhnya bibit sagu
12
disebabkan oleh kurangnya perawatan bibit yang sudah ditanam karena kurangnya
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat penulis rumuskan
a) Tujuan Penelitian
Meranti.
13
b) Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
penelitian yang tepat agar dapat menghasilkan sebuah kesimpulan serta hasil
dari penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai pijakan atau
2. Manfaat Praktis
penulis serta hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
14
D. Tinjauan Pustaka
1. Penelitian Terdahulu
teori untuk mengkaji penelitian. Dari penelitian terdahulu yang penulis paparkan
berikut, penulis tidak menemukan penelitian dengan judul yang sama seperti
bahan kajian. Berikut penelitian terdahulu yang berupa skripsi dan jurnal yang
“Evaluasi Program Badan Restorasi Gambut dalam Merestorasi Hutan dan Lahan
Rokan Hilir”. Dari hasil penelitian pada judul diatas untuk mengevaluasi program
Badan Restorasi Gambut dalam upaya melakukan pemulihan kembali hutan dan
dengan kegiatan pembangunan sekat kanal yang belum berjalan dengan optimal.
Kontruksi sekat kanal yang dibuat belum mampu membasahi gambut secara
15
Gambut pada kegiatan pembangunan sekat kanal adalah kurangnya sumberdaya
peran pemerintah kepenghuluan dan pola pikir masyarakat yang masih banyak
penelitian yang akan penulis lakukan yaitu terletak pada waktu, ruang lingkup,
penelitian ini adalah berfokus pada pelaksanaan, evaluasi dan faktor – faktor yang
pemadam api, bekerja sama dengan gambut mulia adalah memadamkan api ketika
terjadinya kebakaran hutan. Disaat musim panas patrol keliling Desa Rimbo
olahan yang bisa berkembang dan menjadi nilai ekonomis. Kelompok pembibitan
budidaya ikan, budidaya ikan ini berada dikawasan restorasi gambut dan
16
Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh saudara Syafrizal dan Resdati
dalam jurnalnya dengan penelitian yang akan penulis lakukan yaitu terletak
pada lokasi, waktu dan batasan masalah dalam penelitian ini. Selanjutnya ada
persamaan pada penelitian ini yang terletak pada fokus penelitian yaitu
program dari Badan Restorasi Gambut. Penulis juga ingin melihat program-
Ketiga, penelitian Dio Prama Sutra dan Adnan Aban dengan judul
berkelanjutan.
Adnan Aban dalam jurnalnya dengan penelitian yang akan penulis lakukan
yaitu terletak pada lokasi, waktu dan fokus penelitiannya. Penelitian penulis
17
Gambut yaitu Program Revitalisasi Ekonomi yang berada di Desa Sungai
Tohor.
dan juga harus dapat meminimalisir emisi gas karbon yang disumbangkan oleh
baik.
dalam jurnalnya dengan penelitian yang akan penulis lakukan yaitu terletak
tidak melihat strategi tetapi lebih kepada pelaksanaan dan dampak program.
Provinsi Riau. Hasil dari penelitian ini adalah ditemukan keberhasilan program
BRG terbukti dengan terjadinya penurunan titik api dibeberapa desa bahkan
ditahun 2016 tidak ditemukan titik api di Desa Sungai Tohor. Selain itu cannal
18
blocking juga memiliki manfaat lain bagi lahan-lahan gambut yang tadinya
kering dan rusak kini sudah membasah dan banyak ditumbuhi tumbuhan liar
dan sagu bekas terbakar juga kembali mulai tumbuh pucuknya, lahan-lahan
gambut ini juga ditata kembali agar dapat berfungsi sesuai kebutuhan
jurnalnya dengan penelitian yang akan penulis lakukan yaitu terletak pada
pengembalian atau pemulihan lahan gambut yang terbakar sehingga bisa di tata
kembali menjadi lahan gambut yang dikelola oleh masyarakat dengan kearifan
19
2. Kerangka Teori
a. Koordinasi
1. Pengertian Koordinasi
strukturalis.
20
Dalam buku Pengembangan Masyarakat karya Zubaedi (2013: 21-22)
dapat bersaing secara wajar sehingga tidak ada yang menang atau kalah.
pejabat, orang kaya dengan cara membentuk aliansi dengan mereka, atau
struktural.
21
4. Perspektif Post-strukturalis, menilai pemberdayaan sebagai upaya
adalah:
3. Kebebasan berekspresi;
4. Kemampuan kelembagaan;
22
2. Pemberdayaan melalui aksi – aksi sosial dan politik yang dilakukan
efektif.
mereka.
sebuah sistem yang bisa mengorganisasi diri sendiri secara mandiri. Individu
produktivitas rakyat dari segi sumber daya manusia maupun sumber daya
23
mereka sendiri dalam bentuk persoalan ekonomi, pendidikan, sosial dan
mandiri, meski dari Jauh dijaga agar tidak jatuh lagi (Sumodiningrat, 2000
dalam Ambar Teguh, 2004: 82). Dari pendapat diatas, pemberdayaan bearti
melalui suatu masa proses belajar hingga mencapai status mandiri, meskipun
menjadikan ekonomi yang kuat, besar, modern dan berdaya saing tinggi dalam
24
eksternal sebagai dampak dari pembangunan. Menurut Agnes Sunartiningsih
baik dan juga bisa memecahkan permasalahan yang dihadapi dengan sendiri
dan mandiri.
25
Menurut Ndraha (2003: 132), pemberdayaan ada berbagai macam
adalah agar yang diperintah mendapatkan apa yang menjadi haknya dalam
bentuk barang, jasa, layanan, dan kepedulian tanpa merugikan pihak lain.
kerusakan lingkungan.
26
Sumodiningrat (2015: 291-292) yang dikutip oleh Mami Suciati, ada beberapa
E.
27
F. Kerangka Pemikiran
Revitalisasi Ekonomi
Program Revitalisasi
Faktor – Faktor Ekonomi Desa Sungai
yang Implementasi Program Tohor
memengaruhi
1. Bantuan Mesin Kilang
Sagu
2. Bantuan Ternak
Kambing
3. Bibit Sagu
Berhasil Gagal
28
G. Definisi Konseptual
juga untuk menciptakan kesatuan bahasa, makna serta persepsi dan pengertian
dalam mengelola dan menganalisis data. Adapun beberapa definisi konsep yang
1. Gambut adalah jenis tanah yang terbentuk dari akumulasi sisa-sisa tumbuhan
yang setengah membusuk, oleh sebab itu, kandungan bahan organiknya tinggi.
Tanah yang terutama terbentuk di lahan-lahan basah ini disebut dalam bahasa
inggris sebagai peet, dan lahan-lahan bergambut dunia dikenal dengan aneka
kondisi hidrologis, struktural dan fungsinya berada pada kondisi pulih. Untuk
dan bertanggung jawab kepada Presiden yang dibentuk pada 6 Januari 2016,
29
dan kondisi diri sendiri. Pemberdayaan masyarakat hanya bisa terjadi apabila
masyarakat.
6. Revitalisasi Ekonomi, revitalisasi sendiri adalah suatu proses atau cara dan
vital (penting). Jadi revitalisasi ekonomi adalah proses dan perbuatan untuk
30
H. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain, secara holistik, dan dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus
2018 ). Metode ini dianggap cocok pada penelitian penulis karena bertujuan
2. Jenis Penelitian
Deskriptif kualitatif berarti data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa
yang sudah diteliti. Dengan demikian, laporan penelitian yang berisi kutipan-
videotape, dokumen pribadi, catatan atau nemo dan dokumen resmi lainnya
3. Lokasi Penelitian
Meranti Provinsi Riau. Adapun alasan penulis memilih Desa Sungai Tohor
31
adalah dikarenakan Desa Sungai Tohor memiliki lahan gambut dan
perkebunan sagu, karet dan lain-lain. Desa Sungai Tohor juga terpilih sebagai
salah satu desa yang menerima program restorasi gambut dari pemerintah
masyarakat di lahan gambut yang mana sangat cocok dengan Desa Sungai
gambut. Dan juga Desa Sungai Tohor terpilih sebagai kawasan laboratorium
gambut tropis.
4. Sumber Data
a. Informan Penelitian
yang diteliti. Selain itu, hal yang harus ada pada informan tersebut adalah
32
Tabel 2. Informan Penelitian
b. Dokumen
5. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh penulis
secara langsung dari sumber asli. Dalam hal ini data primer dikumpulkan
melalui teknik pengumpulan data secara langsung pada sumber data. Data
33
Sungai Tohor, kelompok masyarakat sebagai pengelola program BRG dan
b. Data Sekunder
oleh penulis yang mana data sekunder ini bisa penulis dapatkan dengan cara
dari sumber yang telah disediakan. Dalam penelitian ini data sekunder
Website Badan Restorasi Gambut Indonesia dan juga dari Badan Restorasi
sebagai berikut:
a. Wawancara (interview)
wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
34
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik
digunakan untuk merekam dan menyimpan hasil wawancara yang telah penulis
b. Dokumentasi
laporan kegiatan, catatan harian kegiatan, foto dan sebagainya. Dengan adanya
setelah penulis mendapatkan data dari sebuah responden ataupun sumber lain
35
penulis lakukan yaitu berdasarkan menurut Miles dan Huberman (dalam
yang didapatkan setelah pengumpulan, maka sudah tentu data yang terkumpul
tersebut tidak beraturan serta adanya beberapa informasi yang tidak perlu. Oleh
karena itu, perlu dilakukan analisis data. Analisis data yang berarti
serta mencari tema dan polanya. Dengan dilakukan reduksi data, data yang
dipahami.
mengolah informasi yang sudah penulis reduksi kedalam bentuk teks naratif,
grafik jaringan, tabel ataupun dalam bentuk bagan sesuai dengan kebutuhan
peneliti.
c. Kesimpulan (conclusion)
36
I. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini dikemukakan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah,
Pada bab ini akan dipaparkan beberapa gambaran yang berkaitan dengan lokasi
Kepulauan Meranti.
Pada bab yang ketiga akan dijelaskan terkait hasil dari penelitian mengenai
BRG.
37
BAB IV PENUTUP
Bab penutup berisi uraian kesimpulan penelitian sesuai dengan hasil yang telah
penulis temukan. Dalam bab ini juga berisikan saran yang merupakan masukan
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Ife, Jime. Community Development: Creating Community Alternaves – Vision,
Analysis and Practice, ( Melbourne Longman, 1997,).
Kartasasmitha, G. Pembangunan Untuk Rakyat: Memadukan Pertumbuhan dan
Pemerataan, (Jakarta: PT Pustaka Cisendo, 1996), Hlm 145.
Suciati, M. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Sekolah Perempuan: Studi
Terhadap PNPM Peduli-Lakpesdam NU Bantul, (Yogyakarta : UIN Sunan
Kalijaga, 2014), hlm. 12.
Sumodiningrat, G. Pemberdayaan Masyarakat dan jaring pengaman sosial,
(Jakarta: Gramedia, 1999), hlm. 138.
Taliziduhu, N. Kronologi Ilmu Pemerintahan Baru, (Jakarta: Direksi Cipta, 2003),
hlm. 132.
Zubaedi. Wacana Pembangunan Alternatif: Ragam Perspektif Pembangunan dan
Pemberdayaan Masyarakat, (Jakarta: Ar Ruzz Media,2007), Hlm 42.
Jurnal
Astika, M. W. (2021). Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Lingkungan Gambut.
Hal. 41-47
Erlina, N., & Yuliani, F. (2017). Analisis Pembangunan Canal Blocking Sebagai
Solusi Pencegahan Kebakaran Lahan Gambut Di Desa Sungaitohor
Kabupaten Kepulauan Meranti (Doctoral dissertation, Riau
University).JOM FISIP. Vol. 4(2). 1-15
Khairiyah, H. (2021). Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Lingkungan
Gambut. Prosiding. 37-40
Siregar, E. S. (2021). Strategi Pengelolaan Lahan Gambut Untuk Pengembangan
Perekonomian Masyarakat. Prosiding. 30-36.
Sutra, D. P., & Aban, A. (2021). Pengelolaan Wilayah Gambut Melalui
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Di Provinsi Riau. Prosiding. 24-29.
Syafrizal, S., & Resdati, R. (2021). Restorasi Gambut Berbasis Pembedayaan
Masyarakat. In Prosiding Seminar Nasional LPPM UMP.596-601
38
(2020). Partisipasi Masyarakat dalam Restorasi Gambutdi Desa Rimbo
Panjang. Journal of Education, Humaniora and Social Sciences
(JEHSS), 3(2), 712-720.
.Yuliani, F. (2017). Pelaksanaan Cannal Blocking Sebagai Upaya Restorasi
Gambut Di Kabupaten Meranti Provinsi Riau. Spirit Publik: Jurnal
Administrasi Publik, 12(1), 69-84.
. (2021). Partisipasi Masyarakat Dalam Implemtasi Jejaring Antar
Organisasi (Inter-Organizational Network) Bagi Pengendalian Karhutla
Pada Lahan Gambut. PROSIDING.18-23.
Website
Tim publikasi katadata.Luas Gambut Indonesia Terbesar Kedua di Dunia,29 April
2019. Diakses Pada 5 September 2022, Dari
https://katadata.co.id/timpublikasikatadata/infografik/5e9a519433cb1/luas-
gambut-indonesia-terbesar-kedua-di-dunia
Peraturan Perundang-undangan
Peraturan Presiden Nomor 1 tahun 2016 Tentangg Badan Restorasi Gambut
39