FIKRI PRIYATNA
41205425118018
2021
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas laporan praktikum ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan laporan ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta
kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan laporan mengenai “TAMAN NASIONAL MERBABU”.
Penulis tentu menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan saya ucapkan terimakasih.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................................6
PENDAHULUAN............................................................................................................................6
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................6
1.2 Tujuan Praktikum.........................................................................................................8
1. Tujuan dari pada praktikum ini adalah :...........................................................................8
2. Menganalisis pengelolaan Taman Nasional di Indonesia.................................................8
3. Menganalisis permasalahan kawasan khususnya Taman Nasional Merbabu....................8
4. Mengidentifikasi kasus-kasus yang terjadi di Taman Nasional........................................8
(Taman Nasional Merbabu)......................................................................................................8
1.3 Gambaran Umum Lokasi..............................................................................................9
1. Letak Geografis............................................................................................................9
2. Tofografi....................................................................................................................11
3. Potensi wisata.............................................................................................................12
1.4 Identifikasi Kasus dan Penyelesaian...........................................................................13
BAB II..........................................................................................................................................17
PEMBAHASAN............................................................................................................................17
BAB III.........................................................................................................................................19
PENUTUP....................................................................................................................................19
1. Kesimpulan....................................................................................................................19
2. Saran..............................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................20
3
DAFTAR TABEL
4
DAFTAR GAMBAR
5
BAB I
PENDAHULUAN
Konservasi sumber daya alam hayati adalah pengelolaan sumber daya alam
hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin
kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas
keanekaragaman dan nilainya. Bahwa dalam melakukan konservasi sumberdaya
alam hayati, pemerintah menetapkan hutan konservasi. Undang-Undang Nomor 41
tahun 199 tentang Kehutanan menjelaskan bahwa hutan konservasi adalah kawasan
hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok pengawetan
keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya. Selanjutnya, Hutan
Konservasi terbagi menjadi Kawasan Pelestarian Alam (KPA) dan Kawasan Suaka
Alam (KSA).
Indonesia adalah sebuah negara yang kaya akan hutan. Hampir separuh
wilayah daratnya berupa hutan. Untuk itu pemerintah berupaya memaksimalkan
fungsi hutan tersebut melalui pengelolaan yang semaksimal mungkin
mendatangkan kemanfaatan bagi rakyat. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41
tahun 1999 tentang Kehutanan, yang dimaksud hutan adalah suatu kesatuan
ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi
pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan yang lainnya
tidak dapat dipisahkan. Dari pengertian tersebut maka hutan akan memiliki
6
berbagai fungsi.
Berdasarkan fungsinya, hutan dibedakan menjadi hutan konservasi, hutan
lindung dan hutan produksi. Sementara dari sisi potensinya, hutan dapat
digolongkan menjadi 3 yaitu : hasil hutan kayu, hasil hutan non kayu dan jasa
ekosistem hutan atau yang lebih dikenal jasa lingkungan hutan (Direktorat
Pemanfaatan Jasa Lingkungan dan Wisata Alam Dirjen Perlindungan Hutan dan
konservasi Alam Departemen kehutanan, tahun 2008).
Dalam rangka mengoptimalkan fungsi hutan tersebut salah satu yang saat ini
dikembangkan oleh pemerintah adalah pengelolaan dan peningkatan jasa
lingkungan hutan. Yang dimaksud jasa lingkungan hutan yaitu jasa ekosistem
hutan yang bermanfaat bagi kehidupan manusia dengan bentuk seperti keindahan
dan fenomena alam (yang dikenal dengan wisata alam), keanekaragaman hayati
dan ekosistemnya (tanaman hias dan obat-obatan), fungsi hidrologi (massa air dan
energi/aliran air, energi panas matahari, energi angin) dan penyerapan dan/atau
penyimpanan karbon (dalam rangka menurunkan emisi/udara bersih).
Hal ini menjadi dirasa penting karena saat ini hutan di Indonesia diharapkan
menjadi solusi terhadap kemungkinan terjadinya krisis pangan, krisis air dan energi
dengan kemampuan hutan dalam mengatur siklus air serta potensinya sebagai salah
satu sumber energi baru terbarukan.
Salah satu lokasi yang kaya keanekaragaman hayati adalah vegetasi hutan
alami yang berada dikawasan Taman Nasional Gunung Merbabu terletak pada
ketinggian 1.000-3.142 m di atas permukaan laut. Hutan Gunung Merbabu
merupakan salah satu kawasan hutan alam yang berada di 3 (tiga) kabupaten, yaitu
Kabupaten Semarang), Kabupaten Magelang dan Kabupaten Boyolali Propinsi
Jawa Tengah. Secara geografis, kawasan Hutan Gunung Merbabu terletak 1100 32’
BT – 1100 48’ BT dan 70 38’ LS – 70 48’ LS. Hutan ini memiliki luas ± 5.725 ha.
Penggunaan lahan pada kawasan Gunung Merbabu yaitu hutan, permukiman,
ladang, perkebunan campuran, padang rumput, semak belukar dan lahan terbuka
(Alkaf, 2014). Selain itu Taman Nasional Gunung Merbabu memiliki kawasan
7
pelestarian alam baik daratan maupun perairan yang memiliki ekosistem asli,
dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu
pengetahuan, pendidikan menunjang budidaya, budaya, pariwisata, dan rekreasi
(PP RI No. 108 Tahun 2015). Oleh karenanya Hutan Gunung Merbabu memiliki
lingkungan yang subur sehingga banyak tumbuhan yang hidup di hutan ini salah
satunya adalah tumbuhan obat.
8
1.3 Gambaran Umum Lokasi
1. Letak Geografis
Sumber : aliamirudin.wordpress.com
9
Wilayah Kabupaten Boyolali secara geografis berada pada posisi geografis
antara 110022’-110050’ Bujur Timur dan antara 707’-7 036’ Lintang Selatan
mempunyai luas wilayah kurang lebih 101.510,10 hektar yang membentang dari
Barat-Timur sejauh 48 km dan Utara-Selatan sejauh 54 km, dengan batas
administrasi wilayah, sebagai berikut :
1) Sebelah Utara yaitu Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Semarang;
2) Sebelah Timur yaitu Kabupaten Karanganyar, Sragen, dan Sukoharjo;
3) Sebelah Selatan yaitu Kabupaten Klaten dan Provinsi D.I. Yogyakarta;
4) Sebelah Barat yaitu Kabupaten Magelang dan Kabupaten Semarang.
Kabupaten Boyolali secara administratif terbagi dalam 19 (sembilan belas)
kecamatan terdiri 261 (dua ratus enam puluh satu) desa dan 6 (enam) kelurahan.
a. Visi
“Terwujudnya masyarakat boyolali yang sejahtera lahir batin,mandiri dan
berdaya saing berbasis pada pertanian,industri dan pariwisata”.
10
b. Misi
1) Peningkatan kualitas sumber daya manusia agar lebih menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi, mampu berkompetisi dan professional.
2) Pemberdayaan masyarakat dalam rangka membentuk manusia yang
berbudi luhur, disiplin, mandiri, kreatif, produktif dan demokrasi.
3) Pengembangan industri kecil dan menengah yang berbahan baku lokal,
berpotensi menyerap tenaga kerja, dan memberi nilai tambah serta
didukung dengan pengembangan teknologi tepat guna.
4) Pengembangan sektor pertanian melalui diversifikasi dan intensifikasi
untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
5) Pengembangan pariwisata dan pemberdayaan masyarakat sebagai
6) commit to user
7) Meningkatkan kerjasama pariwisata wilayah Solo, Selo dan Borobudur.
8) Membangun sistem pemerintahan yang bersih dan baik serta berorientasi
pada pelayanan publik.
9) Membangun sarana dan prasarana public yang mendukung kelancaran
perekonomian, pemerataan pembangunan dan memperlancar pelayanan
publik.
Memperluas jaringan kerjasama dalam pembangunan dengan prinsip
saling menguntungkan, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
2. Tofografi
Topografi wilayah Kabupaten Boyolali adalah sebagai berikut :
11
3. Potensi wisata
Boyolali menyimpan banyak potensi yang siap dikembangkan salah satunya
potensi dalam sector pariwisata. Boyolali terkenal dengan kota yang masih
mempunyai tingkat kealamian yang cukup tinggi dari segi tempat wisata ataupun
agrowisata yang dimiliki oleh Boyolali,Khusus nya taman nasional Merbabu
terletak secara geografis pada 7,5° LS dan 110,4° BT. Secara administratif
gunung ini berada di wilayah Kabupaten Magelang di lereng sebelah barat dan
Kabupaten Boyolali di lereng sebelah timur dan selatan, Kabupaten Semarang di
lereng sebelah utara, Provinsi Jawa Tengah.
12
1.4 Identifikasi Kasus dan Penyelesaian
13
mengupayakan solusi integratif. Upaya pertemuan bina konsensus dengan
melibatkan berbagai pihak terkait dan pihak ketiga dapat membantu melakukan
klarifikasi sejarah kawasan dan menjadi langkah awal upaya pemecahan masalah
yang konstruktif. Sedangkan kebijakan konservasi dapat menjadi alternatif
instrumen penyelesaian konflik yang bersifat solusi integratif dengan adanya
kesepakatan bersama untuk melakukan rekonstruksi batas dan optimalisasi zonasi
secara mufakat dengan keterlibatan pihak ketiga. Kebijakan konservasi yang
mengedepankan aspek ekonomi, sosial budaya dan ekologi, dapat menjembatani
kebutuhan kedua belah pihak dan meningkatkan kepedulian bersama terhadap
pelestarian kawasan TN Gunung Merbabu.
Dan Kabupaten Boyolali mempunyai dua gunung yaitu Merapi dan Merbabu
yang menyebabkan kondisi topografinya menjadi berbukit-bukit dengan ketinggian
rata-rata 700 meter di atas permukaan laut. Titik tertinggi Kabupaten Boyolali
berada pada 1.500 mdpl yaitu di Kecamatan Selo dan terendah pada 75 mdpl di
Kecamatan Banyudono (BPS, Boyolali Dalam Angka: 2015) Kondisi geologis
Kecamatan Selo yang terletak di lereng Gunung Merapi dan Merabu menyebabkan
tingginya ancaman bencana di kecamatan ini. Dua potensi bencana yang sudah
diketahui masyarakat luas adalah erupsi gunung api dan juga gempa bumi vulkanik
yang tidak hanya menyebabkan kerugian material tetapi juga korban jiwa. Terdapat
dua desa di kecamatan Selo yang berada di punggungan gunung Merapi dan
Merbabu. Kedua pemukiman ini hanya berjarak kurang lebih 6 Km dari puncak
gunung Merapi dan Merbabu. Pemukiman terakhir di punggungan gunung Merapi
adalah desa Lencoh yang berjarak hanya 3 Km saja. Sedangkan di punggungan
gunung merbabu pemukiman terakhir berada pada desa Selo yang juga merupakan
jalur pendakian gunung merbabu berjarak hanya 4 Km. Jika ditinjau dari lokasi
pemukiman ini, akan banyak sekali potensi ancaman bencana 2 yang ada di kedua
desa ini. Terlebih lagi status gunung Merapi yang masih aktif yang akan saja bisa
terjadi erupsi. Erupsi Merapi memiliki sejarah yang panjang dan akan berulang,
tercatat erupsi kecil terjadi setiap 2 – 3 tahun dan erupsi besar terjadi sekitar 10 – 15
tahun, dimana erupsi pada tahun 2010 silam termasuk erupsi terbesar dengan
luncuran awan panas mencapai kurang lebih 15 Km. Bahkan pada erupsi tahun 1930
14
telah menghancurkan 13 desa dengan korban jiwa sekitar 1.400 jiwa. Erupsi besar
terakhir yang terjadi pada awal Oktober sampai November 2010 silam menyebabkan
sedikitnya 410.388 warga megungsi, dengan jumlah korban meninggal sebanyak
337 jiwa serta ratusan rumah warga hancur dan rusak parah (Badan Geologi Pusat
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana: 2014). Erupsi besar terakhir Gunung Merapi
menyebabkan aktivitas penduduk lumpuh total mulai dari pendidikan, per-
ekonomian, transportasi dan lain-lain. Seluruh penduduk disekitar lereng gunung
Merapi di evakuasi ke tempat yang lebih aman untuk menghindari meningkatnya
jumlah korban yang terkena material erupsi. Karena dalam radius 10 Km sudah
tidak memungkinkan untuk ditinggali. Di sektor pendidikan, kegiatan belajar
mengajar dilakukan secara darurat di tenda-tenda pengungsian. Masing-masing guru
dari sekolah mencari muridnya untuk melakukan kegiatan belajar mengajar,
meskipun semua murid tidak bisa terkumpul karena berada di pengungsian yang
terpisah. Melihat ancaman bencana yang ada di Kecamatan Selo perlu diadakan
upaya peningkatan pengetahuan bencana sejak dini, terutama di bangku sekolah.
Alasan kenapa pengetahuan bencana perlu ditingkatkan melalui bangku sekolah
karena sekolah merupkan jalur formal bagi anak untuk memperoleh informasi. Dan
dilihat dari lingkungan sekolah, lebih efektif dilakukan kegiatan berupa
pembelajaran yang mendukung perubahan seorang anak baik dari segi pengetahuan,
sikap maupun keterampilan. Selain itu di bangku sekolah siswa mengalami proses
pembelajaran yang akan mengarahkan perubahan diri siswa secara terencana, baik
dalam aspek pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Proses belajar di bangku
sekolah dijalankan berdasarkan kurikulum dan program pembelajaran yang telah
disusun secara sistematis
Melihat permasalahan yang telah diuraikan, maka dipilih SMP Negeri 1 Selo
untuk dilakukan penelitian. SMP Negeri 1 Selo terletak di Jalan Ki Hajar Saloka
Km 1 Desa Gebyog, Selo. Dalam letusan terakhir gunung Merapi pada tahun 2010,
SMP Negeri 1 Selo terkena dampak berupa hujan abu vulkanik yang menyebabkan
kegiatan belajar mengajar dihentikan. Selain itu gemuruh yang berasal dari gunung
Merapi semakin membuat kegiatan belajar mengajar sangat tidak memungkinkan.
Selama erupsi gunung Merapi proses belajar mengajar dilakukan di Boyolali,
15
dikarenakan semua warga dievakuasi ke posko pengungsian. Berdasarkan latar
belakang diatas, maka judul yang dipilih adalah “Pengembangan Video
Pembelajaran Erupsi Gunung Api untuk Meningkatkan Pengetahuan pada Subtema
Kondisi Alam Indonesia di Kelas VII SMP Negeri 1 Selo Boyolali”.
16
BAB II
PEMBAHASAN
Taman Nasional Gunung Merbabu (TNGM) memiliki fungsi ekologi yang sangat
penting.Sebagai kawasan konservasi keanekaragaman hayati TNGM terdiri atas
beberapa tipehutan yaitu hutan semi-montane memiliki ketingggian antara 1500 - 2000
m dpl (diataspermukaan air laut), hutan pegunungan dengan ketinggian diatas 2000 m
dpl dan hutanalpin pada ketinggian di atas 3000 m dpl. Masing-masing tipe hutan
tersebut memilikiciri-ciri vegetasi tertentu. Di dalam kawasan hutan tersebut terdapat
sumber-sumber airyg dapat langsung diminum. Oleh karena itu keberadaan TNGM
dengan vegetasinyamenjadi sangat penting dlm kelangsungan hidup masyarakat di
Propinsi Jawa Tengah.Berbagai penelitian di TNGM telah dilakukan, namun penelitian
vegetasi belum banyakinformasinya.Penelitian bertujuan untuk mendapatkan data-data
keanekaragaman jenisanak pohon.Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
metoda eksplorasi danpetak kuadrat pada lima ketinggian yang berbeda.Hasil analisis
data memperlihatkan antara lain Chisocheton pentandrum, Acacia decurrens,Dodonaea
17
viscosa; Pinusmerkusii dan Casuarina junghuhniana merupakan jenis anak pohon yang
mendominasikawasan hutan Taman Nasional Gunung Merbabu
Potensi fauna yang hidup di wilayah taman nasional ini cukup beragam dari jenis
liar, langka, sampai spesies endemik. Beberapa jenis mamalia diantaranya adalah lutung
hitam (Tracypithecus auratus), lutung kelabu (Presbytis fredericae), kera ekor panjang
(Macaca fascicularis), kijang (Muntiacus muntjak), macan tutul (Panthera pardus),
landak (Histrix sp.), musang (Herpates javanica), dan luwak (Paradoxunus
hermaproditus).
Sementara jenis burung yang hidup di kawasan merbabu, antara lain elang hitam
(Ichtnaetus malayanesis), pentet (Lavinus eshach), alap-alap sapi (Falco moluccensis),
sepah gunung (Pericrotus leuchopaeus), puter (Streptopelia risoria), dan kutilang
(Pynonotus aurigaster).
Adapun jenis burung endemik, yaitu cekakak jawa (Halcyon cyannoventris), tepus
leher putih (Stachyris thoracica), takur bututut (Megalaima corvina), ciung air jawa
(Macronous flavicollis), dan kipasan ekor merah (Rhipidura phoenicura).
18
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Gunung Merbabu terletak di Jawa Tengah dengan ketinggian 3142m dpl yang
terdiri dari 3 puncak dan 5 kawah yang tidak aktif lagi, selain mempunyai
keindahan juga menantang untuk didaki. Pendakian Gunung Merbabu bisa
melalui 3 jalur alternatif, tetapi setelah sampai di puncak pemandangan
memprihatinkan terlihat. Vegetasi gunung ini sudah tak bagus lagi, tapi
pemandangan dari Gunung Merbabu sungguh indah.
2. Saran
Adapun saran pada praktikum maupun laporan praktikum (Online) ini penulis
menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi melengkapi dan menyempurnakan makalah ini.
19
DAFTAR PUSTAKA
20