Anda di halaman 1dari 39

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN


EKOSISTEM

SOSIALISASI
Indonesia’s FoLU Net Sink 2030

Bidang III Konservasi


Provinsi Bangka Belitung
Dr. Ammy Nurwati, M.M.
Direktur Bina Pengelolaan dan Pemulihan Ekosistem
Direktorat Jenderal KSDAE
Outline
INDIKATOR KEBERHASILAN
LATAR BELAKANG 1 5 PER AKSI MITIGASI

STRUKTUR ORGANISASI TARGET DAN LOKASI FOLU


FOLU NET SINK 2030
2 6 PER AKSI MITIGASI

TUGAS BIDANG III RINCIAN KEGIATAN


KONSERVASI
3 7 PER AKSI MITIGASI

SASARAN BIDANG III


KONSERVASI
4 8 LANGKAH SELANJUTNYA
Latar
Belakang
LATAR BELAKANG

Indonesia berkomitmen Ratifikasi Paris Undang Undang Cipta


tinggi untuk menurunkan Agreement dengan UU Kerja dan aturan
emisi GRK baik nasional Nomor 16 Tahun 2016. turunannya, i.e., PP,
maupun global. Permen, dan Perpres
98/2021.

Indonesia diharapkan dapat


Dokumen Road Map Nationally
Determined Contribution (NDC) Mendukung tercapainya mencapai puncak net sink
Mitigasi, dan Long term Strategy on tingkat emisi gas rumah
Low Carbon and Climate Resilience kaca sebesar - 140 juta ton seluruh sektor pada tahun
(LTS-LCCR) 2050. CO2e pada tahun 2030 2030 melalui INDONESIA’S
FORESTRY AND OTHER
LAND USE (FoLU) NET
SINK 2030.
4
4
Indonesia’s FoLU Net Sink 2030
 Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun
2021 tentang Penyelenggaraan NEK
untuk Pencapaian Target Kontribusi
yang ditetapkan secara Nasional dan
Pengendalian Emisi GRK dalam
Pembangunan Nasional
 Pengurangan Emisi GRK Nasional
didukung utamanya dan dengan
pendekatan “Indonesia’s Forestry and
Other Land Use (FoLU) Net Sink 2030
untuk Pengendalian Perubahan Iklim.
 Rencana Operasional Indonesia’s FoLU
Net Sink 2030
Pertimbangan Program FoLU Net Sink 2030
Total emisi karbon yang
disebabkan aktivitas
manusia
OPSI MITIGASI BERBASIS LAHAN
42% Merupakan salah satu peluang yang paling hemat biaya untuk
terakumulasi di atmosfer menyerap karbon, dibandingkan opsi lain seperti penggunaan
bahan bakar alternatif dengan energi matahari atau angin
sebagai pengganti bahan bakar fosil. Manfaat ganda:
34% • Memperbaiki kesuburan tanah,
diserap ekosistem terestrial • Mengurangi kerawanan pangan,
(PERAN PENTING HUTAN) • Meningkatkan aliran air,
• Meningkatkan tutupan hutan nasional untuk
meningkatkan kapasitas adaptif ekosistem terkait,
23% • Menjaga keanekaragaman hayati, dan
diserap lautan • Memulihkan integritas ekologi di kawasan lindung dan
bentang alam penting
6
STRUKTUR
ORGANISASI
FOLU NET SINK 2030
STRUKTUR
ORGANISASI FOLU
NET SINK 2030

8
KELOMPOK KERJA DAN PERSONIL BIDANG III KONSERVASI
Ketua Bidang III Konservasi: Dr. Ir. Wiratno, M.Sc .
POKJA 2 POKJA 3
POKJA 1 INTENSIFIKASI JASA POKJA 4
HIGH CONSERVATION VALUE FOREST KEMITRAAN KONSERVASI
KAWASAN & PENINGKATAN LINGKUNGAN, TAMAN HUTAN
RAYA, KHDTK DAN KELOLA FRAGMENTASI HABITAT
POPULASI SPESIES

1. Dr. Nandang Prihadi, S.Hut., M.Sc. 1. Dr. Ir. Ammy Nurwati, M.M. (Direktur Bina 1. Ir. Jefry Susyafrianto, M.M. (Direktur
1. Drh. Indra Exploitasia, M.Si. (Direktur
(Direktur Pemanfaatan Jasa Lingkungan Pengelolaan dan Pemulihan Ekosistem) Pengelolaan Kawasan Konservasi)
Konservasi Keanekaragaman Hayati
Spesies dan Genetik) Kawasan Konservasi) 2. Ahmad Munawir, S.Hut., M.Si. (Direktur 2. Ir. Muhammad Said, M.M. (Direktur
2. Ahmad Munawir, S.Hut., M.Si. (Direktur Perencanaan Kawasan Konservasi) Penanganan Konflik Tenurial dan Hutan
2. Ahmad Munawir, S.Hut., M.Si. (Direktur
Perencanaan Kawasan Konservasi) 3. Ir. Jefry Susyafrianto, M.M. (Direktur Adat)
Perencanaan Kawasan Konservasi)
3. Ir. Jefry Susyafrianto, M.M. (Direktur Pengelolaan Kawasan Konservasi) 3. Dra. Jo Kumala Dewi, M.Sc. (Direktur
3. Dr. Nandang Prihadi, S.Hut., M.Sc.
Pengelolaan Kawasan Konservasi) 4. Erik Teguh Primiantoro, S.Hut., MES. Kemitraan Lingkungan)
(Direktur Pemanfaatan Jasa Lingkungan
Kawasan Konservasi) 4. Ir. Istanto, M.Sc. (Direktur Bina Usaha (Direktur Pencegahan Dampak 4. Dr. Muhammad Zainal Arifin, S.Hut., M.Si.
Pemanfaatan Hutan) Lingkungan Kebijakan Wilayah dan (Direktur Konservasi Tanah dan Air)
4. Dr. Ir. Ammy Nurwati, M.M. (Direktur Bina
Pengelolaan dan Pemulihan Ekosistem) 5. Erik Teguh Primiantoro, S.Hut.,MES. Sektor) 5. Ir. Thomas Nifinluri, M.Sc. (Kepala Pusat
(Direktur Pencegahan Dampak 5. Drh. Indra Exploitasia, M.Si., Direktur Kebijakan Strategis)
5. Ir. Thomas Nifinluri, M.Sc. (Kepala Pusat
Kebijakan Strategis) Lingkungan Kebijakan Wilayah dan Konservasi Keanekaragaman Hayati
Sektor) Spesies dan Genetik)
6. Ir. Sri Handayaningsih, M.Sc. (Sekretaris 6. Ir. Istanto, M.Sc. (Direktur Bina Usaha
Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Pemanfaatan Hutan)
Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan) 7. Ir. Edy Nugroho Santoso (Plt. Direktur
7. Ir. Sri Parwati Murwani Budisusanti, M.Sc. Pengendalian Kerusakan Lahan)
(Plt. Sekretaris Direktorat Jenderal 8. Yeri Permata Sari, S.Hut., M.T., M.Sc.
Pengendalian Pencemaran dan (Pusat Fasilitasi Penerapan Standar
Kerusakan Lingkungan) Instrumen Lingkungan Hidup dan
Kehutanan)
9. Herban Heryandana, S.Hut., M.Sc.
(Direktur Pengukuhan dan Penatagunaan
Kawasan Hutan)
9
TUGAS
BIDANG III
KONSERVASI
TUGAS BIDANG III KONSERVASI
1. Menyusun manual/guidelines operasional peningkatan konservasi keanekaragaman hayati
2. Memantau implementasi operasional peningkatan konservasi keanekaragaman hayati
3. Mengevaluasi implementasi operasional peningkatan konservasi keanekaragaman hayati
4. Melaporkan pelaksanaan kegiatan kepada Ketua Tim untuk selanjutnya disampaikan kepada Menteri.

Kegiatan Utama Peningkatan Konservasi Kehati:


1. Perlindungan, pelestarian, pengawetan, dan pemanfaatan
keanekaragaman hayati secara berkelanjutan,
2. Pengelolaan kawasan dan peningkatan populasi spesies,
3. High conservation value forest dan kelola fragmentasi habitat,
4. Kemitraan konservasi,
5. Intensifikasi jasa lingkungan, taman hutan raya dan KHDTK
11
SASARAN
BIDANG III
KONSERVASI
TARGET 4+ AKSI MITIGASI
RENJA FOLU NET SINK 2030 BIDANG KONSERVASI
SK Menteri LHK No.168/MENLHK/PKTL/ PLA.1/2022

1. Pencegahan Deforestasi & Degradasi


Mineral dan Gambut
2. Peningkatan Cadangan Karbon (Non-
Rotasi)
3. Pengelolaan Hutan Lestari (Enhanced
Natural Regeneration)
4. Pengelolaan Ekosistem Gambut
(Restorasi Gambut)

+ Konservasi Keanekaragaman
Hayati pada Areal HCV
11
SASARAN BIDANG III KONSERVASI
Dalam mendukung program FOLU Net Sink 2030, Bidang Konservasi menetapkan sasaran :

Pencegahan deforestasi dan degradasi (DD) hutan alam di lahan mineral


dan lahan gambut di dalam Kawasan Konservasi;

Penurunan emisi gas rumah kaca melalui upaya peningkatan cadangan


karbon dengan pengayaan (Enhanced Natural Regeneration), ENR;

Peningkatan cadangan karbon melalui rehabilitasi hutan untuk


pemulihan fungsi konservasi dan untuk fungsi tata air dan layanan jasa
lingkungan lainnya dengan non-rotasi

Penurunan emisi gas rumah kaca melalui rangkaian kegiatan pembasahan


(rewetting) dan penghijauan kembali (revegetasi) pada lahan
gambut di dalam kawasan konservasi.

Pencegahan terjadinya emisi gas rumah kaca yang berasal dari Areal
Bernilai Konservasi Tinggi (ABKT) di luar kawasan Konservasi
14
Rencana Kerja Bidang III
Konservasi
Bertujuan untuk mendukung Rencana Operasional Indonesia’s Forestry
and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030 sebagai berikut:
1. Menjelaskan prosedur kerja bidang konservasi dalam rangka
mendukung Rencana Operasional Indonesia’s Forestry and Other
Land Use (FOLU) Net Sink 2030;
2. Menjabarkan target dan program bidang konservasi dalam rangka
mendukung Rencana Operasional Indonesia’s Forestry and Other
Land Use (FOLU) Net Sink 2030;
3. Menjelaskan tata waktu pelaksanaan bidang konservasi dalam
rangka mendukung Rencana Operasional Indonesia’s Forestry and
Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030;
4. Menjabarkan upaya-upaya bidang konservasi di tingkat tapak
dalam rangka mendukung Rencana Operasional Indonesia’s
Forestry and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030.

Dokumen Turunan:
Rencana Kerja Sub Nasional 15
TARGET & LOKASI
FOLU NET SINK 2030
PER AKSI MITIGASI
TARGET NASIONAL PER AKSI MITIGASI (BIDANG KONSERVASI)

KODE Aksi Mitigasi Bidang Bidang Lain Proporsi Bidang


AM Konservasi (Ha) Beririsan (Ha) Konservasi (%)
AM 1 Pencegahan Deforestasi dan 172.495 1.823.630 9,75
Degradasi Hutan (Mineral)
AM 1 Pencegahan Deforestasi dan 224.467 962.461 13,70
Degradasi Hutan (Gambut)
AM 2 Pengelolaan Hutan Lestari 450 7.095.778 0,01
(Enhanced Natural Regeneration)

AM 3 Peningkatan Cadangan Karbon (Non 653.989 2.722.236 23,46


Rotasi)
AM 4 Restorasi Gambut 9.446 2.146.059 0,44

Aksi Mitigasi + Area Bernilai Konservasi Tinggi (Ha)


Konservasi Keanekaragaman Hayati Pada Areal HCV 39.689.111

Sumber: Kepmenlhk 168/2022 tentang Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 untuk Pengendalian Perubahan Iklim
17
TARGET AM 1-4 FOLU NET SINK 2030 BID. KONSERVASI PER PROVINSI
LUAS TARGET (HEKTAR)
NO PROVINSI
AM 1 (DEF.MINERAL) AM 1 (DEF.GAMBUT) AM 2 (PCK) AM 3 (ENR) AM 4 (GAMBUT)
1 KALIMANTAN TENGAH 89.770 127.929 120.074 60 5.263

2 KALIMANTAN BARAT 6.358 80 172.076 150 1.033

3 KALIMANTAN TIMUR 27.253 170 118.318 115 2.100

4 KALIMANTAN SELATAN 217 0 16.682 0 16.682

5 KALIMANTAN UTARA 0 0 1.000 0 0

6 JAMBI 26.784 69.973 88.572 80 1.000

7 SUMATERA BARAT 0 0 20.000 0 0

8 RIAU 3.892 26.315 39.984 45 50

9 SUMATERA SELATAN 18.221 0,20 42.785 0 0

10 SUMATERA UTARA 0 0 16.000 0 0

11 LAMPUNG 0 0 20.000 0 0

TOTAL 172.495 224.467 653.989 450 9.446


Target Indonesia’s FOLU Net Sink 2030
Provinsi Bangka Belitung

● Provinsi Bangka Belitung tidak memiliki target Aksi


Mitigasi (AM 1-4) FOLU NET SINK 2030 di dalam
kawasan konservasi.
● Namun, terdapat target Pemulihan Ekosistem (PE) di
Kawasan Konservasi yang juga dapat mendukung
pencapaian FOLU Net Sink 2030.
● Target PE di Provinsi Bangka Belitung seluas 6409,58
ha. 19
Target Pemulihan Ekosistem di Kawasan Konservasi
Provinsi Bangka Belitung

Luasan
No Nama Kawasan Konservasi UPT Penanggung Jawab
Target (ha)
Taman Wisata Alam Jering
1 1337,44
Menduyung
Taman Wisata Alam Gunung
2 239,06 BKSDA Sumatera Selatan
Permisan
3 Taman Nasional Gunung Maras 3643,34

4 Taman Hutan Raya Gunung Mangkol 205,20 UPTD Tahura


Taman Hutan Raya Gunung
5 31,71 UPTD Tahura
Menumbing
6 Taman Hutan Raya Gunung Lalang 952,83 UPTD Tahura

Jumlah 6409,58
20
Target
Pemulihan
Ekosistem

Taman Wisata
Alam Jering
Menduyung

Luas Target:
1337,44 Hektar

21
Target
Pemulihan
Ekosistem

Taman Wisata
Alam Gunung
Permisan

Luas Target:
239,06 Hektar

22
Target
Pemulihan
Ekosistem

Taman
Nasional
Gunung Maras

Luas Target:
3643,34 Hektar

23
Target
Pemulihan
Ekosistem

Taman Hutan
Raya Gunung
Mangkol

Luas Target:
205,20 Hektar

24
Target
Pemulihan
Ekosistem

Taman Hutan
Raya Gunung
Menumbing

Luas Target:
31,71 Hektar

25
Target
Pemulihan
Ekosistem

Taman Hutan
Raya Gunung
Lalang

Luas Target:
952,83 Hektar

26
TARGET &
LOKASI FOLU
NET SINK 2030
AKSI MITIGASI +
Pentingnya Keberadaan Keanekaragaman Hayati
dalam Kerangka FoLU Net Sink 2030

● Kehati tinggi umumnya berada pada ekosistem hutan alam yang


masih memiliki stok karbon tinggi
● Keberadaan tumbuhan dan satwa liar merupakan salah satu indikator
tingkat kesehatan suatu area/kawasan
● Beberapa area merupakan perwakilan ekosistem penting, misalnya
savana
● Area yang diindikasikan memiliki keanekaragaman hayati tinggi
kemungkinan beririsan dengan lokasi target aksi mitigasi FoLU Net
Sink 2030 lain, misalnya lokasi sebaran satwa bisa jadi beririsan
dengan lokus AM 1 (Pencegahan Degradasi & Deforestasi Lahan)
28
LOKASI AKSI MITIGASI + (KEHATI TINGGI DI HCV)
Areal bernilai Areal bernilai
No Provinsi No Provinsi
konservasi tinggi (Ha) konservasi tinggi (Ha)
1 Aceh 2.128.865 18 Kepulauan Riau 90.590
2 Bali 72.250 19 Lampung 53.517
3 Bangka Belitung 94.540 20 Maluku 691.925
4 Banten 2.886 21 Maluku Utara 487.979
5 Bengkulu 150.932 22 Nusa Tenggara Barat 394.298
6 D.I. Yogyakarta 2 23 Nusa Tenggara Timur 450.575
7 DKI Jakarta 25 24 Papua 8.476.553
8 Gorontalo 347.595 25 Papua Barat 2.338.874
9 Jambi 451.825 26 Riau 975.502
10 Jawa Barat 62.475 27 Sulawesi Barat 460.136
11 Jawa Tengah 44.825 28 Sulawesi Selatan 1.107.220
12 Jawa Timur 174.088 29 Sulawesi Tengah 2.318.807
13 Kalimantan Barat 4.352.261 30 Sulawesi Tenggara 1.232.764
14 Kalimantan Selatan 386.967 31 Sulawesi Utara 156.367
15 Kalimantan Tengah 5.610.023 32 Sumatera Barat 841.493
16 Kalimantan Timur 3.087.137 33 Sumatera Selatan 398.231
17 Kalimantan Utara 1.238.278 34 Sumatera Utara 1.009.293
Total (ha) 39.689.111
Luasan Area Target AM+ per Fungsi Kawasan (dalam hektar)
No Unit KPH HP HPK HL APL Badan Air Jumlah
1 BANGKA SELATAN 1.338,45 1.904,36 3.242,81
2 BELITUNG 3.135,23 9.806,67 12.941,90
3 BUBUS PANCA 812,80 1.433,20 2.246,00
4 GUNUNG DUREN 854,25 854,25
5 JEBU BEMBANG ANTAN 1.388,21 4.890,17 6.278,38
6 RAMBAT MENDUYUNG 6.422,51 5.866,72 2,16 12.291,39
7 SIGAMBIR KOTAWARINGIN 295,60 2.137,58 2.433,17
8 SUNGAI SEMBULAN 6.682,48 2.762,61 9.445,09
9 UNIT IX KEP BABEL 1.982,03 7.866,99 9.849,02
10 UNIT VI KEP BABEL 453,38 506,60 959,98
11 UNIT VII KEP BABEL 3.511,00 3.511,00
12 UNIT XI KEP BABEL 6.093,21 6.093,21
13 UNIT XII KEP BABEL 341,83 16.255,41 16.597,24
14 NON KPH 95,65 10,97 42,98 7.454,23 193,19 7.797,01
Jumlah 22.948,18 10,97 63.931,73 7.454,23 195,35 94.540,45
Target Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 – Kehati Tinggi
Provinsi Bangka Belitung

● Target FOLU NET SINK AM+ pada provinsi Bangka Belitung adalah
seluas 94.540,45 hektar, yang berada pada pengelolaan 13 KPH.
● Sebagian besar area dengan kehati tinggi berada di wilayah kawasan
Hutan Lindung (63931,73 ha) dan Hutan Produksi (22959,15 ha).
● Terdapat area non KPH seluas 7797,01 ha, yang berupa kawasan APL
(7454,23 ha), Badan Air (195,19 ha), Hutan Lindung (42,98 ha), Hutan
Produksi (95,65 ha), dan Hutan Produksi Khusus (10,97 ha).
● Area non KPH ini perlu dikonfirmasi kembali kepada para pihak
pengelolanya di tingkat tapak.

32
INDIKATOR
KEBERHASILA
N PER AKSI
MITIGASI
Indikator Keberhasilan per Aksi Mitigasi

AKSI MITIGASI OUTPUT INDIKATOR

Pencegahan Deforestasi & Mempertahankan tutupan vegetasi Luas tutupan hutan vegetasi yang
Degradasi (Mineral dan Gambut) dipertahankan dari ancaman
deforestasi dan degradasi
Peningkatan Cadangan Karbon Meningkatnya tutupan lahan Luas Ekosistem yang dipulihkan
(Non Rotasi)
Pengelolaan Hutan Lestari (ENR) Meningkatnya kualitas dan luas Keanekaragaman jenis fauna asli
habitat untuk hidupan liar dan habitatnya meningkat serta
bertambah luas kehidupan liarnya
Pengelolaan Gambut Pulih dan terjaganya ekosistem Luas ekosistem gambut yang
gambut serta SDAH di dalamnya dipulihkan
Konservasi Kehati pada Areal HCV Terjaganya Keanekaragaman Luas kawasan yang terverifikasi
Hayati dan Ekosistem Serta dan terlindungi keanekaragaman
Tutupan Hutan hayatinya

34
RINCIAN
KEGIATAN PER
AKSI MITIGASI
Rincian Kegiatan per Aksi Mitigasi
AKSI MITIGASI 4+: Konservasi Kehati pada Areal HCV
Target: 94.540,45 Hektar
RINCIAN KEGIATAN OUTPUT SASARAN LOKASI POKJA TERKAIT
1. Pengembangan entitas perlindungan, Terjaganya Areal Bernilai Konservasi • Pokja 1: Kawasan dan
Keanekaragaman Tinggi di Provinsi Bangka Peningkatan Populasi
pengawetan dan pemanfaatan kehati, dan
Hayati Belitung seluas 94.540,45 Spesies
penangkaran serta restocking dan Ekosistem ha, pada 13-unit KPH • Pokja 3: High
2. Perlindungan, rescue, rehab dan release Serta Tutupan Conservation Value dan
Hutan Kelola Fragmentasi
satwa
Habitat
3. Peningkatan efektifitas pengelolaan KEE
(Mangrove dan Taman Keanekragaman
Hayati)
4. Pemberdayaan masyarakat
5. Inventarisasi dan verifikasi ABKT
6. Mitigasi konflik manusia dan satwa liar

36
LANGKAH
SELANJUTNYA
Bagaimana Selanjutnya?

38
Terima Kasih
”Melayani Sepenuh Hati Untuk
KSDAE Hebat”

Anda mungkin juga menyukai