Manokwari
15 Februari 2023
OUTLINE
1. LATAR BELAKANG
2. STRUKTUR ORGANISASI & URAIAN TUGAS
3. AKSI MITIGASI BIDANG III KONSERVASI
4. RINCIAN KEGIATAN
5. TARGET LOKASI, TATA WAKTU, & PENDANAAN
6. OUTPUT & INDIKATOR KEBERHASILAN
7. PRAKTEK IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSERVASI
2
LATAR BELAKANG
1 2 3
5 6
4
Doc. Road Map NDC; Doc. Long Mendukung tercapainya Indonesia diharapkan dapat mencapai
term Strategy on Low Carbon tingkat emisi gas rumah kaca puncak net sink seluruh sektor pada tahun
and Climate Resilience (LTS- sebesar -140 juta ton CO2e 2030 melalui INDONESIA’S FORESTRY
LCCR) 2050. pada tahun 2030 AND OTHER LAND USE (FoLU) NET
SINK 2030.
3
KELOMPOK KERJA BIDANG III KONSERVASI 4
1. Drh. Indra Exploitasia, M.Si. (Direktur 1. Dr. Nandang Prihadi, S.Hut., M.Sc. 1. Dr. Ir. Ammy Nurwati, M.M. (Direktur 1. Ir. Jefry Susyafrianto, M.M. (Direktur
Konservasi Keanekaragaman Hayati (Direktur Pemanfaatan Jasa Bina Pengelolaan dan Pemulihan Pengelolaan Kawasan Konservasi)
Spesies dan Genetik) Lingkungan Kawasan Konservasi) Ekosistem) 2. Ir. Muhammad Said, M.M. (Direktur
2. Ahmad Munawir, S.Hut., M.Si. (Direktur 2. Ahmad Munawir, S.Hut., M.Si. (Direktur 2. Ahmad Munawir, S.Hut., M.Si. (Direktur Penanganan Konflik Tenurial dan Hutan
Perencanaan Kawasan Konservasi) Perencanaan Kawasan Konservasi) Perencanaan Kawasan Konservasi) Adat)
3. Dr. Nandang Prihadi, S.Hut., M.Sc. 3. Ir. Jefry Susyafrianto, M.M. (Direktur 3. Ir. Jefry Susyafrianto, M.M. (Direktur 3. Dra. Jo Kumala Dewi, M.Sc. (Direktur
(Direktur Pemanfaatan Jasa Lingkungan Pengelolaan Kawasan Konservasi) Pengelolaan Kawasan Konservasi) Kemitraan Lingkungan)
Kawasan Konservasi) 4. Ir. Istanto, M.Sc. (Direktur Bina Usaha 4. Erik Teguh Primiantoro, S.Hut., MES. 4. Dr. Muhammad Zainal Arifin, S.Hut.,
4. Dr. Ir. Ammy Nurwati, M.M. (Direktur Pemanfaatan Hutan) (Direktur Pencegahan Dampak M.Si. (Direktur Konservasi Tanah dan
Bina Pengelolaan dan Pemulihan 5. Erik Teguh Primiantoro, S.Hut.,MES. Lingkungan Kebijakan Wilayah dan Air)
Ekosistem) (Direktur Pencegahan Dampak Sektor) 5. Ir. Thomas Nifinluri, M.Sc. (Kepala Pusat
5. Ir. Thomas Nifinluri, M.Sc. (Kepala Pusat Lingkungan Kebijakan Wilayah dan 5. Drh. Indra Exploitasia, M.Si., Direktur Kebijakan Strategis)
Kebijakan Strategis) Sektor) Konservasi Keanekaragaman Hayati
6. Ir. Sri Handayaningsih, M.Sc. (Sekretaris Spesies dan Genetik)
Direktorat Jenderal Pengendalian 6. Ir. Istanto, M.Sc. (Direktur Bina Usaha
Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Pemanfaatan Hutan)
Hutan) 7. Ir. Edy Nugroho Santoso (Plt. Direktur
7. Ir. Sri Parwati Murwani Budisusanti, Pengendalian Kerusakan Lahan)
M.Sc. (Plt. Sekretaris Direktorat Jenderal 8. Yeri Permata Sari, S.Hut., M.T., M.Sc.
Pengendalian Pencemaran dan (Plt. Pusat Fasilitasi Penerapan Standar
Kerusakan Lingkungan) Instrumen Lingkungan Hidup dan
Kehutanan)
9. Herban Heryandana, S.Hut., M.Sc.
(Direktur Pengukuhan dan
Penatagunaan Kawasan Hutan)
4
TUGAS BIDANG III KONSERVASI
1. Menyusun manual/guidelines operasional peningkatan konservasi keanekaragaman hayati
2. Memantau implementasi operasional peningkatan konservasi keanekaragaman hayati
3. Mengevaluasi implementasi operasional peningkatan konservasi keanekaragaman hayati
4. Melaporkan pelaksanaan kegiatan kepada Ketua Tim untuk selanjutnya disampaikan kepada Menteri.
4. Kemitraan konservasi,
5
SASARAN BIDANG III KONSERVASI
Dalam mendukung program FOLU Net Sink 2030, Bidang Konservasi menetapkan sasaran :
1. Pencegahan deforestasi dan degradasi (DD) hutan alam di lahan mineral dan lahan
gambut di dalam kawasan Konservasi;
2. Penurunan emisi gas rumah kaca melalui upaya peningkatan cadangan karbon dengan
pengayaan (Enhanced Natural Regeneration), ENR;
4. Penurunan emisi gas rumah kaca melalui rangkaian kegiatan pembasahan (rewetting) dan
penghijauan kembali (revegetasi) pada lahan gambut di dalam kawasn konservasi.
5. Pencegahan terjadinya emisi gas rumah kaca yang berasal dari Areal Bernilai Konservasi
Tinggi (ABKT) di luar kawasan Konservasi
6
Peran Bidang Konservasi dalam Pencapaian Target
Indonesia’s FOLU Net Sink 2030
1. Kegiatan konservasi keanekaragaman hayati sebagai added value;
2. Data dan informasi sebaran nilai konservasi tinggi (High Conservation Value, HCV),
penting untuk memahami kualitas hutan dan nilai daya dukung dan daya tampung
(DDDT) lingkungan;
3. Perilaku dan jelajah satwa menjadi indikator degradasi habitat, menjadi penting untuk
mempertimbangkan dampak kegiatan antropogenik terhadap keanekaragaman hayati
melalui perubahan penggunaan/tutupan lahan
4. Hasil penelitian di hutan Amerika Selatan dan Afrika mendapatkan bahwa karbon yang
terkunci di dalam hutan akan berkurang jika vertebrata besar hilang (agen penyebar biji).
5. Beberapa satwa prioritas memiliki nilai karismatik yang dapat mengajak orang untuk
turut melindungi ataupun menjaga populasinya
7
7
Rencana Kerja
Bidang III Konservasi
Bertujuan untuk mendukung Rencana Operasional Indonesia’s
Forestry and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030 sebagai
berikut:
1. Menjelaskan prosedur kerja bidang konservasi dalam
rangka mendukung Rencana Operasional Indonesia’s
Forestry and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030;
2. Menjabarkan target dan program bidang konservasi dalam
rangka mendukung Rencana Operasional Indonesia’s
Forestry and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030;
3. Menjelaskan tata waktu pelaksanaan bidang konservasi
dalam rangka mendukung Rencana Operasional
Indonesia’s Forestry and Other Land Use (FOLU) Net Sink
2030;
4. Menjabarkan upaya-upaya bidang konservasi di tingkat
tapak dalam rangka mendukung Rencana Operasional
Indonesia’s Forestry and Other Land Use (FOLU) Net Sink
2030.
8
TARGET 4+ AKSI MITIGASI
RENJA FOLU NET SINK 2030 BIDANG KONSERVASI
SK Menteri LHK No.168/MENLHK/PKTL/ PLA.1/2022
9
Luas Areal Pelaksanaan Program
Aksi Mitigasi Bidang III Konservasi
Luas
No Rencana Operasional Lokasi KK
(Ha)
1 Pencegahan Deforestasi Mineral (RO1) 172.495 9 CA, 7 SM, 8 TN, 5 TWA, 2 KSA/KPA & 2
Tahura
Pencegahan Deforestasi Gambut (RO2) 224.467 2 CA, 6 SM, 5 TN, 1 TWA & 3 KSA/KPA
2 Penerapan Pengayaan Hutan Alam/ENR (RO5) 450 3 CA & 3 TN
3 Peningkatan Cadangan Karbon Tanpa Rotasi (RO8) 653.989 13 CA, 11 SM, 2 TWA, 3 KSA/KPA, 8 TN,
& 2 Tahura
4 Pelaksanaan Restorasi Gambut (RO10) 9.446 3 CA, 1 SM, 1 TWA, & 5 TN
Jumlah aksi di dalam Kawasan Konservasi 1.060.847
+ Perlindungan Areal Bernilai Konservasi Tinggi (RO11) 39.689.111 HP, HL, APL
Total 40.749.958
Sumber: Rencana Kerja Bidang III Konservasi
10
AKSI MITIGASI 1: Pencegahan Deforestasi & Degradasi (Mineral dan Gambut)
Target: 396.962 Ha (Mineral 172.495 Ha & Gambut 224.467 Ha)
12
AKSI MITIGASI 3: Peningkatan Cadangan Karbon (Non Rotasi)
Target: 653.989 Ha
14
AKSI MITIGASI + : Konservasi Keanekaragaman Hayati Tinggi
Target: 39.689.111 Hektar
Catatan: Meningkatkan tanggungjawab kepada penanggung jawab ABKT (KPH, pemegang ijin
HPH/HTI/PPKH, Hutsos, Hutan Adat), Pemprov, Pemkab, dan perorangan.
15
Kegiatan Mitigasi Lintas Eselon KLHK Untuk Bidang Konservasi
Kegiatan Mitigasi Kegiatan Bidang
Kegiatan terkait di luar Bidang Konservasi Bidang FOLU*
FOLU Konservasi
Perlindungan, Pengamanan Menerapkan kebijakan pelarangan penebangan hutan primer I (PHL)
Pencegahan dan Penjagaan Kawasan Peningkatan pengamanan dan perlindungan hutan, kawasan hutan V (Instrumen &
Deforestasi dan dan hasil hutan Informasi)
Degradasi di Lahan Pengendalian Karhutla di Sosialisasi dan komunikasi publik V (Komunikasi)
Mineral dan Gambut KK dan Daerah Penyangga Peningkatan peran serta masyarakat dibidang Dalkarhutla I (PHL)
Pencegahan penebangan liar di areal hutan konservasi
Pemberdayaan Masyarakat Peningkatan kapasitas (Kelola kawasan, kelola kelembagaan dan
Desa Penyangga kelola usaha) kelompok masyarakat.
Fasilitasi implementasi standar pendukung (sosialisasi, promosi, V (Instrumen &
bimbingan teknis, pendampingan penerapan) Informasi)
Kemitraan Konservasi Akses Sosialisasi dan Komunikasi Publik V (Instrumen &
HHBK Identifikasi, pemetaan dan pengembangan potensi Jasa Lingkungan Informasi)
dan HHBK
Fasilitasi implementasi standar pendukung (sosialisasi, promosi,
bimbingan teknis, pendampingan penerapan)
Pengelolaan Jasling dan Identifikasi, pemetaan dan pengembangan potensi Jasa Lingkungan
Wisata Alam dan HHBK
Fasilitasi implementasi standar pendukung (sosialisasi, promosi,
bimbingan teknis, pendampingan penerapan)
Mitigasi Konflik Manusia Sosialisasi kepada masyarakat dan pemangku kepentingan setempat II (PCK)
dan Satwa Liar
16
Kegiatan Mitigasi Kegiatan Bidang
Kegiatan terkait di luar Bidang Konservasi Bidang FOLU*
FOLU Konservasi
Peningkatan Penanganan Opened Penanganan opened area II (PCK)
Cadangan Karbon area Penanganan konflik tenurial
(Non Rotasi) Sosialisasi dan komunikasi publik V (Instrumen &
Informasi)
Pemberdayaan Peningkatan kapasitas (Kelola kawasan, kelola kelembagaan dan kelola II (PCK)
Masyarakat Desa usaha) kelompok masyarakat
Penyangga Fasilitasi implementasi standar pendukung (sosialisasi, promosi, bimbingan V (Instrumen &
teknis, pendampingan penerapan) Informasi)
Intensifikasi Jasling Fasilitas peningkatan nilai tambah hasil hutan dan jasa lingkungan.
dan Wisata Alam Identifikasi, pemetaan dan pengembangan potensi jasa lingkungan dan
HHBK. II (PCK)
Fasilitasi implementasi standar pendukung (sosialisasi, promosi, bimbingan
teknis, pendampingan penerapan)
Perlindungan, Menerapkan kebijakan pelarangan penebangan hutan primer
V (Instrumen &
Pengamanan, dan
Informasi)
Penjagaan Kawasan
RHL pada Kawasan Rehabilitasi, perlindungan dan konservasi mangrove I (PHL)
Konservasi
Pemberdayaan Desa Mandiri Peduli Gambut (DMPG) IV (Pengelolaan
Masyarakat Pengembangan usaha masyarakat gambut Ekosistem
Fasilitasi implementasi standar pendukung (sosialisasi, promosi, bimbingan Gambut)
teknis, pendampingan penerapan)
Pengendalian Penyusunan manual/guidelines operasional pengendalian kebakaran hutan V (Instrumen &
Karhutla di KK dan dan lahan
Informasi) 17
Daerah Penyangga
Kegiatan Mitigasi Kegiatan Bidang Bidang FOLU*
Kegiatan terkait di luar Bidang Konservasi
FOLU Konservasi
Pengelolaan Lahan Revegetasi Desa Mandiri Peduli Gambut IV (Pengelolaan
Gambut (Penanaman Intensif Revegetasi lahan gambut Ekosistem
Bersama Masyarakat, Gambut)
Pemulihan fungsi ekosistem gambut di kawasan konservasi
Pemulihan Ekosistem Fasilitasi implementasi standar pendukung (sosialisasi, promosi, bimbingan
Melalui Mekanisme
teknis, pendampingan penerapan)
Alam, Penyusunan
Rencana Pemulihan V (Instrumen &
Ekosistem) Informasi)
Rewetting Perencanaan perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut tingkat
(Pembasahan) KHG
dengan Revegetasi lahan gambut
Pembangunan Sekat
Kanal
Pemeliharaan Sekat Pengembangan kebijakan pengendalian deforestasi dan pemulihan
Kanal ekosistem gambut
Perlindungan, Pengembangan kebijakan pengendalian deforestasi dan pemulihan
Pengamanan, dan ekosistem gambut
Penjagaan Kawasan Peningkatan perlindungan lingkungan hidup V (Instrumen &
Perencanaan perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut tingkat Informasi)
KHG
Fasilitasi implementasi standar pendukung (sosialisasi, promosi, bimbingan
teknis, pendampingan penerapan)
Pengendalian Penyusunan manual/guidelines operasional pengendalian kebakaran hutan
Kebakaran Hutan dan lahan
18
Kegiatan Mitigasi Kegiatan Bidang
Kegiatan terkait di luar Bidang Konservasi Bidang FOLU*
FOLU Konservasi
Konservasi Peningkatan Menerapkan kebijakan pelarangan penebangan hutan primer I (PHL)
Keanekaragaman efektifitas Peningkatan perlindungan lingkungan hidup V (Instrumen &
Hayati Tinggi pengelolaan ABKT Informasi)
Mitigasi konflik Peningkatan perlindungan lingkungan hidup (law enforcement)
manusia dan satwa Fasilitasi implementasi standar pendukung (sosialisasi, promosi, bimbingan
liar teknis, pendampingan penerapan)
Sosialisasi dan komunikasi publik
Penyusunan NSPK Penyediaan enabling condition bagi Bidang Konservasi (penyusunan dan
Kehati di ABKT penetapan standar/NSPK)
19
© Balai TN Berbak-Sembilang
Catatan: Lokasi target merupakan hasil analisis Peta Indonesia’S FOLU Net Sink 2030 dengan Peta Rencana dan Target Pemulihan Ekosistem 22
di kawasan konservasi.
LOKASI KONSERVASI TINGGI FoLU Net Sink 2030
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
No Kegiatan Rincian Output Komponen UPT
24
AM II. Kegiatan Pengelolaan Hutan Lestari (Enhanced Natural Regeneration) di Kawasan
Hutan Konservasi
Tahun -
UPT
No Kegiatan Rincian Output Komponen
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
1 Pembinaan Habitat Kawasan Perlindungan Intervensi Manajemen BTN Tanjung Puting
Keanekarag aman Spesies TSL di dalam Kawasan BKSDA Kalbar
dan Genetik TSL Konservasi
BKSDA Kaltim
BKSDA Kalsel
BTN Berbak
Sembilang
BTN Tesso Nilo
Penanganan Konflik BTN Tanjung Puting
Satwa melalui Resceu, BKSDA Kalbar
Rehab, Release, dan
BKSDA Kaltim
Monitoring
BKSDA Kalsel
BTN Berbak
Sembilang
BTN Tesso Nilo
25
AM III. Kegiatan Peningkatan Cadangan Karbon (PCK Non-Rotasi) di Kawasan Konservasi
Tahun
UPT
No Kegiatan Rincian Output Komponen
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
1 Revegetasi Pemulihan Ekosistem di Penanaman Intensif BKSDA Kalteng
Kawasan Konservasi Bersama Masyarakat BTN Tanjung
Puting
BTN Sebangau
BKSDA Kalbar
BTN Gunung
Palung
BKSDA Kaltim
BTN Berbak
Sembilang
BBKSDA Riau
27
AM. + Kegiatan Konservasi Kehati Tinggi di Area Bernilai Konservasi Tinggi
Tahun
UPT
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
No Kegiatan Rincian Output
28
Indikatif Pendanaan Per Aksi Mitigasi Bidang Konservasi
Total 36.834.946.550.000
29
© Balai TN Gn Palung
Konservasi Kehati pada Areal HCV Terjaganya keanekaragaman hayati Luas Kawasan yang terverifikasi dan
dan habitatnya terlindungi keanekaragaman
hayatinya
31
Praktek Implementasi Kegiatan Bidang Konservasi yang
Mendukung Indonesia’s FOLU Net Sink 2030
1. Pemantapan kawasan - upaya untuk mempertahankan hutan alam yang ada dengan membatasi akses dan
pemanfaatan sumber daya hutan yang tidak terkendali dan mencegah konversi lahan. Upaya ini merupakan
strategi yang paling efektif untuk melestarikan keanekaragaman hayati, cadangan karbon dan memberikan
beragam manfaat jasa ekosistem pada masyarakat di wilayah hulu dan hilir
2. Pemberdayaan masyarakat (akses HHBK) - Mengurangi deforestasi dan degradasi hutan melalui promosi hutan
kemasyarakatan atau pengelolaan hutan bersama (termasuk untuk produksi kayu). Pendekatan kehutanan
masyarakat bertujuan mendorong pengelolaan hutan yang lebih efektif, konservasi keanekaragaman hayati, dan
manfaat terhadap penciptaan mata pencaharian. Ada beragam bukti mengenai manfaat pendekatan hutan
kemasyarakatan dalam konservasi keanekaragaman hayati.
3. Pemberdayaan Masyarakat (pemulihan ekosistem) - Mempertahankan hutan alam yang ada dengan mencegah
akses dan penggunaan sumber daya hutan dan konversi lahan
4. Pengelolaan karhutla – mengurangi degradasi hutan melalui manajemen kebakaran
5. Pemulihan (restorasi) ekosistem – pemulihan tutupan hutan di lahan hutan yang terdegradasi, meningkatkan
penyerapan karbon dan menyediakan jasa ekosistem hutan lainnya. Regenerasi alami (ENR) mengacu pada
intervensi untuk mempercepat proses regenerasi alami, termasuk mendorong penyebaran benih , restorasi
tanah, membersihkan tumbuhan invasif, mengelola hama, dan sebagainya
32
Penetapan Batas dan Luas Resort
Pembelajaran TN Gunung Leuser
• Pengelolaan Kawasan Berbasis Resort:
❑ Menempatkan SDM, anggaran, dan sistem kerja di seluruh Resort
sebagai Unit Manajemen Terkecil di lapangan.
❑ Melaksanakan SMART Patrol di dalam Kawasan dan inentifikasi
Sosesk Desa-desa Penyangga untuk menetapkan Tipologi Resort
• Penetapan Manajemen Stasiun Penelitian:
❑ Integrasi program dan pengelolaan stasiun penelitian bersama mitra
dalam satu manajemen terpadu.
❑ Mengakomodir aktivitas penelitian dan menggunakan hasilnya
sebagai upaya Menyusun prioritas kegiatan di setiap resort.
• Pengembangan Kemitraan/Kolaborasi Para Pihak
❑ Kemitraan dengan Pemprov/Pemkab dan Desa-desa Penyangga
❑ Perjanjian Kerjssama dengan LSM terkait Kemitraan Konservasi dan
Perlindungan Satwa Liar dan Resolusi Konflik satwa Liar
33
Kemitraan Konservasi Akses HHBK dan Pemulihan Ekosistem
(Socio-Economic Buffer)
Catatan:
Pada tahun 2016, realisasi fisik masih rendah karena Petunjuk Teknis belum disahkan sehingga menghambat pelaksanaan
penyusunan PKS di lapangan (IKK baru).
35
JENIS USAHA EKONOMI PRODUKTIF DAERAH PENYANGGA
S/D TAHUN 2021
37
38
39
Saupon Mangrove Homestay
Waifoi Village, Mayalibit Bay
40
Taman Nasional Kepulauan Seribu, Jakarta
Model penanaman mangrove rumpun berjarak (2006) di Trekkng
Mangrove Pramuka (2017)
TN Way Kambas
Pemulihan ekosistem berupa pembinaan habitat dengan
penanaman jenis pakan Badak
25 Ha mulai tanam aw al 2020
42
Pemulihan Ekosistem di SM Paliyan, Yogyakarta
Problem : Aktifitas masyarakat (Ds. Karang Duwet, Ds. Jetis, Ds. Kepek, Ds. Karang Asem) Kemitraan Konservasi-
Pemulihan Ekosistem BKSDA DI Yogyakarta bersama Sumitomo
Petak 136
Petak 137
Petak 138
Petak 141
Petak 139
Petak 140
434 Ha
43
2006 2009
2010 2013
SM Kuala Lupak BKSDA Kalsel
Kemitraan Konservasi Pemulihan Ekosistem Mangrove BKSDA KALSEL
Persemaian sekitar lokasi Tanaman Bakau umur 8 Bulan Supervisi Kegiatan P1 oleh Kabalai dan Tim
Awal
Sebelum restorasi Pelaksanaan 1 Tahun Setelah
Restorasi Penanaman Sumber: BBTNG Leuser
46
Pemulihan Ekosistem
di TN Gunung Gede Pangrango
Adopsi Pohon Program Green Wall : 300 Ha mulai tahun 2008, didukung CII/Yayasan Konservasi Indonesia
47
Mahendra, Ka BPDAS Mamberamo
48
49
Terima kasih… 50