PENELITIAN TERPADU
DALAM RANGKA PERMOHONAN
PERSETUJUAN PELEPASAN KAWASAN HUTAN
UNTUK PEMBANGUNAN BENDUNGAN JRAGUNG
AN. MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DI KABUPATEN SEMARANG, PROVINSI JAWA TENGAH
2021
LAPORAN
TIM TERPADU
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat, kesehatan, kekuatan, petunjuk dan hidayahnya, sehingga Tim
Terpadu dapat menyelesaikan penelitian dalam rangka permohonan persetujuan
I
pelepasan kawasan hutan an. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
untuk Pembangunan Bendungan Jragung di Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa
Tengah. Penelitian terpadu melibatkan institusi/lembaga yang mempunyai otoritas ilmiah
meliputi Sadan Riset dan lnovasi Nasional, Perguruan Tinggi, Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan, serta instansi Pemerintah Daerah. Tim Terpadu ini dibentuk
berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
SK.6423/MENLHK-PKTL/KUH/PLA.2/10/2021 tanggal 26 Oktober 2021.
Laporan ini disusun oleh Tim Terpadu dalam rangka Penelitian Permohonan
persetujuan pelepasan kawasan hutan Produksi Tetap (HP) seluas ± 360,23 ha dan
Kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) seluas ± 268,96 ha untuk Pembangunan
Bendungan Jragung atas nama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
yang terletak di Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah sebagai
pertanggungjawaban dari pelaksanaan kegiatan. Maksud penelitian Tim Terpadu adalah
untuk memperoleh data dan informasi serta kondisi aktual kawasan sebagai langkah awal
optimalisasi fungsi kawasan guna mempercepat pembangunan Bendungan Jragung.
Tujuan Penelitian Tim Terpadu adalah menyiapkan bahan rekomendasi kepada Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk menentukan kebijakan perubahan
peruntukan kawasan hutan.
Hasil penelitian Tim Terpadu, baik yang merupakan hasil penelaahan pustaka
(desk study) maupun penelitian lapangan (field study) terhadap aspek biofisik, sosial
ekonomi budaya, serta hukum dan kelembagaan dituangkan dalam bentuk laporan
dengan mengikuti standar, kriteria, kaidah ilmiah, pendekatan multi disiplin ilmu dan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Laporan ini diharapkan dapat bermanfaat
dan kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan kegiatan diucapkan
terimakasih.
Jakarta, Desember 2021
Kec;x::
/
3 Dr. Neo Endra Lelana, S.Si., Pusat Standardisasi lnstrumen
MSi Pengelolaan Hutan
Berkelanjutan, Badan
Standardisasi lnstrumen
6;{
Lingkungan Hidup dan
Kehutanan
4. Elvida Yosefi Suryandari, Pusat Standardisasi lnstrumen
S.Hut., M.SE. Ketahanan Bencana dan
Perubahan lklim, Badan
Standardisasi I nstrumen
Lingkungan Hidup dan
Kehutanan
5. Aris Subekti, S.H. Biro Hukum, Sekretariat Jenderal
Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan
V I
ilt
Tim Terpadu Persetujuan Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
RINGKASAN EKSEKUTIF
dilakukan selama 3 (tiga) tahun dan setelah itu belum ada informasi rencana pemanfaatan
dan penggunaan lahan selanjutnya.
Pada lokasi penelitian terdapat areal seluas ± 0,44 ha yang berupa jalan akses di
Desa Penawangan yang tidak termasuk dalam pertimbangan Gubernur Nomor
522/0013170 tanggal 30 September 2021. Selain itu, terdapat tumpang tindih dengan
Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan atas nama PT. PLN (Persero) seluas ± 1,46 ha
dan tidak mendapat pertimbangan Gubernur Nomor 522/0013170 tanggal 30 September
2021. Keberadaan PPKH PT PLN menimbulkan fragmentasi karena memotong sebagian
areal yang dimohon pada bagian utara seluas ± 6,52 ha, yang tersebar pada 3 (tiga)
poligon. Dengan demikian, sebagian areal yang dimohon seluas ± 8,42 ha secara teknis
tidak memenuhi kriteria untuk pelepasan kawasan hutan.
Pada lokasi penelitian juga terdapat tumpang tindih dengan Peta Indikatif dan Areal
Perhutanan Sosial (PIAPS) Revisi VI seluas ± 53,04 ha namun belum ada izin
perhutanan sosial yang diterbitkan. Adanya areal yang terindikasi PIAPS tetapi masuk
dalam lokasi usulan pelepasan untuk pembangunan Bendungan Jragung, menjadi
pertimbangan untuk dikeluarkan dari PIAPS pada revisi selanjutnya.
Pembangunan Bendungan Jragung memberikan dampak sosial kepada 3 (tiga)
dusun yaitu Dusun Kedungglatik, Dusun Sapen, dan Dusun Borangan yang berada dalam
wilayah administrasi di Desa Candirejo, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang.
Ketiga dusun tersebut terbagi menjadi 2 kategori berdasarkan dampak kepemilikan
tempat tinggal dan lahan. Kategori pertama: dusun yang lokasinya berada di dalam areal
terdampak baik rumah dan lahannya yaitu Dusun Kedungglatik. Kategori kedua: dusun
yang warganya memanfaatkan lahan di areal yang terdampak yaitu pada Dusun Sapen
dan Dusun Borangan.
Masyarakat Dusun Kedungglatik mulai mendiami kawasan hutan pada petak 79a
RPH Borangan sejak terjadinya bencana banjir pada Tahun 1983. Kondisi tempat tinggal
berupa bangunan semi permanen dengan dinding kayu. Mayoritas masyarakat ketiga
dusun mengetahui bahwa lahan garapan mereka merupakan kawasan hutan dalam
pengelolaan Perum Perhutani, dan akan dilepaskan untuk kepentingan pembangunan
Bendungan Jragung. Seluruh responden menyatakan tidak menolak dengan rencana
pembangunan Bendungan Jragung, namun warga yang memiliki lahan milik minta
diberikan ganti rugi dan menginginkan dapat segera terealisasi seiring dengan dimulainya
pembangunan bendungan.
Terdapat Perjanjian kerjasama antara Perum Perhutani KPH Semarang dengan
LMDH Wana Jati Mulyo serta terdapat Naskah Kesepakatan Kerjasama Kemitraan
Kehutanan antara Perum Perhutani dengan LMDH Wana Jati Mulyo. Terkait perjanjian
kerjasama antara Perum Perhutani dengan LMDH Wana Jati Mulyo yang terdampak
pembangunan bendungan, pemohon perlu berkoordinasi dengan pihak terkait untuk
mencarikan lahan garapan baru pada petak lain Hutan Pangkuan Desa Candirejo.
Berdasarkan hasil penelitian aspek biofisik, sosial ekonomi dan budaya, serta
hukum dan kelembagaan, maka permohonan persetujuan pelepasan kawasan hutan atas
nama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk pembangunan Bendungan
Jragung di Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah yang dapat diproses lebih lanjut
seluas ± 620,77 ha, dengan catatan:
Dalam hal kecukupan luas kawasan hutan dan tutupan hutan provinsi Jawa Tengah
tidak terpenuhi, pemohon harus melakukan rehabilitasi hutan dan lahan.
v
Tim Terpadu Persetujuan Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
***
vi
Tim Terpadu Persetujuan Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
DAFTAR ISI
vii
Tim Terpadu Persetujuan Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
viii
Tim Terpadu Persetujuan Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Waktu dan tempat kegiatan penelitian Tim Terpadu ........................................6
Tabel 2.5. Jumlah responden pada masing-masing dusun ...............................................9
Tabel 3.1. Kawasan Hutan di Kabupaten Semarang ...................................................... 11
Tabel 3.2. Daerah Aliran Sungai di Kabupaten Semarang.............................................. 13
Tabel 3.3. Penafsiran penutupan lahan pada kawasan hutan dimohon .......................... 15
Tabel 3.4. Jumlah penduduk dan jumlah KK tiap desa/kelurahan di Kecamatan
Pringapus Tahun 2020 .................................................................................. 16
Tabel 4.1. Lokasi penelitian berdasarkan fungsi kawasan hutan dan rencana kegiatan . 20
Tabel 4.2. Curah hujan dan hari hujan periode Tahun 2014 s/d 2020............................. 24
Tabel 4.3. Rincian penutupan lahan hasil penafsiran citra satelit PlanetScope Resolusi
3 meter liputan tanggal 13 Oktober 2021 berdasarkan fungsi kawasan
hutan ............................................................................................................. 25
Tabel 4.4. Rincian penutupan lahan hasil penafsiran citra satelit PlanetScope resolusi
3 meter liputan tanggal 13 Oktober 2021 berdasarkan rencana kegiatan
bendungan .................................................................................................... 28
Tabel 4.5. Rincian petak Perhutani pada area genangan dan greenbelt......................... 29
Tabel 4.6. Rincian petak Perhutani pada spoil area, tapak bendungan dan bangunan
pelengkap ...................................................................................................... 30
Tabel 4.7. Rincian petak Perhutani pada borrow area .................................................... 31
Tabel 4.8. Jenis pohon yang ditemukan pada lokasi penelitian ...................................... 35
Tabel 4.9. Areal yang secara teknis tidak memenuhi kriteria pelepasan kawasan
hutan ............................................................................................................. 38
Tabel 4.10. Sebaran responden pada masing-masing dusun menurut jenis kelamin........ 40
Tabel 4.11. Sebaran responden pada masing-masing dusun menurut kelompok umur .... 40
Tabel 4.12. Sebaran responden pada masing-masing dusun menurut tingkat
pendidikan ..................................................................................................... 40
Tabel 4.13. Sebaran responden pada masing-masing dusun menurut mata
pencaharian ................................................................................................... 41
ix
Tim Terpadu Persetujuan Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Letak lokasi penelitian dalam wilayah Kabupaten Semarang .................... 12
Gambar 3.2. DAS di Kabupaten Semarang dan sekitarnya ........................................... 14
Gambar 3.3. Penafsiran penutupan lahan pada kawasan hutan dimohon ..................... 15
Gambar 4.1. Lokasi penelitian berdasarkan fungsi kawasan hutan dan rencana
kegiatan..................................................................................................... 20
Gambar 4.2. Hasil pencermatan kawasan hutan berdasarkan dokumen BATB dan
tanda batas (pal) yang ditemukan ............................................................. 22
Gambar 4.3. Kondisi geomorfologi lokasi penelitian....................................................... 23
Gambar 4.4. Lokasi penelitian berdasarkan letak DAS .................................................. 24
Gambar 4.5. Grafik debit Bendung Jragung selama 16 tahun (1998 – 2013) ................. 25
Gambar 4.6. Citra satelit PlanetScope resolusi 3 meter liputan tanggal
13 Oktober 2021 ....................................................................................... 26
Gambar 4.7. Penutupan lahan hasil penafsiran citra satelit PlanetScope Resolusi 3
meter liputan tanggal 13 Oktober 2021 ..................................................... 27
Gambar 4.8. Kondisi penutupan lahan pada lokasi penelitian ........................................ 27
Gambar 4.9. Indikatif PIAPS Revisi VI pada lokasi penelitian ........................................ 32
Gambar 4.10. Lokasi PPKH PT. PLN (Persero) pada lokasi penelitian ............................ 33
Gambar 4.11. Tower SUTET PT. PLN (Persero) rencana areal genangan Bendungan
Jragung ..................................................................................................... 33
Gambar 4.12. Kondisi vegetasi pada lokasi penelitian ..................................................... 35
Gambar 4.13. Kondisi vegetasi pada areal rencana greenbelt yang didominasi
tegakan jati ............................................................................................... 36
Gambar 4.14. Hasil kajian teknis ..................................................................................... 38
Gambar 4.15. Sebaran responden di tiga dusun menurut jenis kelamin, usia, tingkat
pendidikan dan mata pencaharian. ........................................................... 39
Gambar 4.16. Pemukiman yang terdampak di Dusun Kedungglatik................................. 44
Gambar 4.17. Fasilitas umum jalan dan jembatan di Desa Candirejo .............................. 44
Gambar 4.18. Fasilitas umum masjid dan pemakaman di areal terdampak ..................... 44
Gambar 4.19. Lahan garapan masyarakat di Desa Candirejo .......................................... 45
Gambar 4.20. Pendapatan responden di ketiga dusun .................................................... 45
Gambar 4.21. Beberapa contoh pemanfaatan lahan ........................................................ 47
Gambar 4.22. Penyampaian informasi di ketiga dusun terkait pembangunan
Bendungan Jragung .................................................................................. 49
Gambar 4.23. Pengisian kuisioner di Desa Candirejo ...................................................... 49
x
Tim Terpadu Persetujuan Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor PS.03.01-
Mn/1419 tanggal 20 Agustus 2021 hal Permohonan Persetujuan
Pelepasan Kawasan Hutan Produksi pada Proyek Strategis Nasional
(PSN) untuk Pembangunan Bendungan Jragung di Kabupaten Semarang,
Provinsi Jawa Tengah beserta Peta Permohonan.
Lampiran 2. Peta Citra Satelit SPOT 7 Liputan Tanggal 28 Juni 2020 Skala 1:50.000.
Lampiran 3. Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 509/46 Tahun 2020 tentang
Penetapan Lokasi Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Bendungan
Jragung.
Lampiran 4. Pernyataan Komitmen Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 05/SP/M/2021 tanggal 20 Agustus 2021.
Lampiran 5. Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 660.1/3 Tahun 2020 tentang
Perubahan atas Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 660.1/3
Tahun 2019 tentang Izin Lingkungan Rencana Pembangunan Bendungan
Jragung di kabupaten Semarang dan Kabupaten Grobogan, Provinsi
Jawa Tengah.
Lampiran 6. Pertimbangan Gubernur Jawa Tengah Nomor 522/0013170 tanggal 30
September 2021.
Lampiran 7. Pertimbangan Teknis Direktur Utama Perum Perhutani Nomor
0293/044.3/SEKPER/2021 tanggal 21 September 2021.
Lampiran 8. Pakta Integritas Direktur Jenderal Sumber Daya Air Nomor HK.02.01-
DA/1055 tanggal 20 Agustus 2021.
Lampiran 9. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
SK.416/MENLHK/SETJEN/PLA.9/7/2021 tanggal 26 Juli 2021 tentang
Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan untuk Kegiatan Pembangunan
Jalur Transmisi Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi 500 kV
Tanjungjati-TX (Unggaran-Pedan) atas nama PT. PLN (Persero).
Lampiran 10. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
SK.6423/MENLHK-PKTL/KUH/PLA.2/10/2021 tanggal 26 Oktober 2021
membentuk Tim Terpadu dalam rangka Penelitian Permohonan
Persetujuan Pelepasan Kawasan Hutan Produksi Tetap (HP) Seluas
± 360,23 (Tiga Ratus Enam Puluh dan Dua Puluh Tiga Perseratus) Hektar
dan Kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) Seluas ± 268,96 (Dua
Ratus Enam Puluh Delapan dan Sembilan Puluh Enam Perseratus)
xi
Tim Terpadu Persetujuan Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
xii
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
I. PENDAHULUAN
1
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
Persetujuan Pelepasan Kawasan Hutan Produksi Tetap (HP) Seluas ± 360,23 (Tiga
Ratus Enam Puluh dan Dua Puluh Tiga Perseratus) Hektar dan Kawasan Hutan
Produksi Terbatas (HPT) Seluas ± 268,96 (Dua Ratus Enam Puluh Delapan dan
Sembilan Puluh Enam Perseratus) Hektar untuk Pembangunan Bendungan Jragung
atas nama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang terletak
di Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Kegiatan penelitian terpadu dimaksud
dilakukan melalui kegiatan penelitian lapangan dengan berpedoman pada ketentuan
peraturan terkait persetujuan pelepasan kawasan hutan.
2
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
3
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
12. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2021 tentang Tata Cara Pengenaan
Sanksi Administratif dan Tata Cara Penerimaan Negara Bukan Pajak yang
Berasal dari Denda Administratif di Bidang Kehutanan;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2021 tentang Kemudahan Proyek
Strategis Nasional;
14. Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan
Proyek Strategis Nasional sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga
Atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan
Proyek Strategis Nasional;
15. Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2018 tentang Penanganan Dampak
Sosial Kemasyarakatan dalam rangka Penyediaan Tanah untuk
Pembangunan Nasional;
16. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang Organisasi Kementerian
Negara;
17. Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 2020 tentang Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan;
18. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan
Proyek Strategis Nasional;
19. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 7 Tahun 2021
tentang Perencanaan Kehutanan, Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan dan
Perubahan Fungsi Kawasan Hutan, serta Penggunaan Kawasan Hutan;
20. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pengaturan dan Tata Cara Penetapan Hak Guna
Usaha;
21. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 7 Tahun 2021
tentang Perubahan Daftar Proyek Strategis Nasional;
22. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
SK.304/MENLHK/PDASHL/DAS.0/7/2018 tentang Penetapan Peta Daerah Aliran
Sungai;
23. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor SK.9406/MENLHK-
PKTL/KUH/PLA.2/11/2019 tentang Peta Perkembangan Pengukuhan Kawasan
Hutan Provinsi Jawa Tengah sampai dengan Tahun 2018;
24. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor SK.7875/MenLHK-
PHPL/KPHP/HPL.0/12/2020 tentang Peta Indikatif Arahan Pemanfaatan Hutan
Produksi Tahun 2021;
4
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
5
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
2.1. Pelaksanaan
Kegiatan penelitian Tim Terpadu diawali dengan paparan permohonan
persetujuan pelepasan kawasan hutan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat (diwakili oleh Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pemali-Juana) kepada
Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan dan Tim Terpadu serta
pengarahan dari Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan pada
tanggal 8 November 2021. Penelitian lapangan Tim Terpadu dilaksanakan pada
tanggal 15 s/d 20 November 2021, berdasarkan Surat Tugas Direktur Jenderal
Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Nomor ST.100/PKTL/KUH/PLA.2/11/2021.
Adapun rincian keseluruhan waktu dan tempat kegiatan Penelitian Tim Terpadu
disajikan pada Tabel 2.1.
6
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
7
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
8
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
Tabel 2.2. Jumlah penduduk dan responden pada masing-masing dusun lokasi
penelitian
No. Nama Dusun Jumlah Penduduk Jumlah responden
1 Kedungglatik 290 31
2 Sapen 656 21
3 Borangan 494 12
Jumlah 1.440 64
9
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
10
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
Kawasan hutan yang menjadi lokasi penelitian adalah Kawasan Hutan Produksi
Terbatas seluas ± 268,96 ha dan Kawasan Hutan Produksi Tetap seluas ± 360,23 ha
yang terletak di Desa Candirejo, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang,
Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Pringapus merupakan kecamatan terluas dengan
luas wilayah 78,35 km2 atau 8,25% dari luas wilayah Kabupaten Semarang, terbagi ke
dalam 9 desa/kelurahan. Letak lokasi penelitian dalam wilayah Kabupaten Semarang
dapat dilihat pada Gambar 3.1.
11
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
3.2. Topografi
Berdasarkan informasi dalam Proposal Teknis Rencana Pemanfaatan dan
Penggunaan Bendungan Jragung (Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, 2021),
Kabupaten Semarang berada pada ketinggian 318 meter dpl hingga 1.450 meter dpl.
Di Kecamatan Pringapus terdapat desa tertinggi (dilihat dari letak kantor desa) adalah
Desa Klepu dengan ketinggian 456 meter dpl. Sementara untuk wilayah dengan
ketinggian terendah adalah Desa Candirejo dengan ketinggian 237 meter dpl yang
memiliki topografi pada seluruh desa adalah berupa dataran rendah. Desa Candirejo
yang memiliki letak ketinggian paling rendah berada di antara Kawasan perbukitan
yang memiliki akses yang cukup sulit untuk dilalui.
12
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
3.3. Iklim
Suhu udara rata-rata di Kabupaten Semarang bisa dikatakan relatif sejuk. Hal ini
memungkinkan karena jika ditilik berdasarkan ketinggian wilayah dari permukaan laut,
Kabupaten Semarang berada pada ketinggian 318 meter dpl hingga 1.450 dpl. Rata-
rata curah hujan dan hari hujan mengalami kenaikan dibanding tahun lalu menjadi
2.587 mm dan 127 hari hujan rata-rata selama tahun 2020 (BPS Kabupaten
Semarang, 2021).
13
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
14
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
15
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
16
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
3.6.3. Pendidikan
Pendidikan merupakan sarana penting dalam mencetak sumber daya manusia
yang berkualitas, untuk itu diperlukan prasarana pendidikan yang bagus dan
representatif guna mendukung wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun. Tingkat
pendidikan masyarakat Kecamatan Pringapus tahun 2021 terdiri dari tamat SD dan
yang sederajat sebanyak 793 orang, tamat SMP dan yang sederajat 373 orang dan
tingkat SMA dan yang sederajat 758 orang. Sedangkan di Desa Candirejo tingkat
pendidikan masyarakatnya sebanyak 711 orang tidak tamat SD. Fasilitas pendidikan di
Kecamatan Pringapus tersedia pada seluruh jenjang pendidikan antara lain dimulai
dengan TK sebanyak 44 unit serta SD dan yang sederajat sebanyak 29 unit. Pada
jenjang menengah, fasilitas yang tersedia adalah SMP dan yang sederajat sejumlah 6
unit, dan SMK sebanyak 1 unit. Sedangkan di Desa Candirejo tersedia fasilitas
pendidikan TK sebanyak 4 unit, SD dan yang sederajat sejumlah 4 unit. Rata-rata rasio
guru dan murid pada tingkat SD di Desa Candirejo sebesar 1:21. Artinya, beban guru
tergolong berat dimana 1 orang guru menangani 21 orang murid (Kecamatan
Pringapus dalam Angka, 2020).
17
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
3.6.4. Kesehatan
Sarana dan prasarana kesehatan yang ada di Kecamatan Pringapus terdiri dari
Puskesmas sebanyak 1 unit, Pustu sebanyak 4 unit, Poliklinik sebanyak 4 unit, Praktek
Dokter sebanyak 5 unit, Praktik Bidan sebanyak 10 unit, Poskesdes sebanyak 6 unit,
Polindes sebanyak 1 unit dan Posyandu sebanyak 61 unit (Kecamatan Pringapus
Dalam angka 2020). Sedangkan sarana dan prasarana kesehatan yang dimiliki Desa
Candirejo terdiri dari Puskesmas Pembantu sebanyak 1 unit, Praktek Dokter sebanyak
1 unit, Praktik Bidan sebanyak 2 unit, Polindes sebanyak 1 unit, Posyandu sebanyak
7 unit.
3.6.5. Kelembagaan
Kelembagaan di masyarakat yang ada di Desa Candirejo meliputi 8 RW, 32 RT,
KPMD (Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa), PKK, Karang Taruna, Bumdes, BPD,
LKMD/LPM dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan Wana Tani Mulyo yang merupakan
gabungan dari beberapa kelompok tani.
LMDH difasilitasi pembentukannya oleh Perum Perhutani sebagai bentuk
pengelolaan hutan bersama masyarakat (PHBM). Sebagai angota LMDH masyarakat
diberi hak garapan sesuai kesepakatan dalam LMDH dan berperan sebagai
pesanggem/penggarap Hutan Pangkuan Desa (HPD) sesuai perjajian kerjasama
antara LMDH dan Perum Perhutani. Dengan pelibatan masyarakat Perum Perhutani
diuntungkan karena dibantu mengelola lahan hutan dan menjaga tanaman produktif
Perum Perhutani.
18
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
19
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
Gambar 4.1. Lokasi penelitian berdasarkan fungsi kawasan hutan dan rencana
kegiatan
Tabel 4.1. Lokasi penelitian berdasarkan fungsi kawasan hutan dan rencana kegiatan
Kawasan Hutan
Rencana Kegiatan Luas (ha)
HPT HP
Area Genangan dan Greenbelt 180,80 332,12 512,92
Borrow Area 20,21 20,21
Jalan Akses 1,06 7,90 8,96
Spoil Area, Tapak Bendungan,
87,10 - 87,10
dan Bangunan Pelengkap
Total Luas (ha) 268,96 360,23 629,19
20
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
21
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
Gambar 4.2. Hasil pencermatan kawasan hutan berdasarkan dokumen BATB dan
tanda batas (pal) yang ditemukan
4.1.2. Geomorfologi
Secara morfologi, areal rencana pembangunan Bendungan Jragung merupakan
kaki gunung api dan perbukitan struktural lipatan, dengan jenis batuan beku dan
gamping. Topografi lokasi penelitian berbukit hingga bergelombang dengan ketinggian
antara 60 m dpl s/d 120 m dpl. Sungai besar yang melintas di lokasi penelitian yaitu
sungai Jragung, sungai Lutung dan sungai Trimo (daerah tangkapan air dan wilayah
basin/pengendapan). Jenis tanah pada lokasi penelitian dominan latosol merah kuning
dan coklat tua serta mediteran coklat tua dengan tekstur berpasir dan lempungan.
Berdasarkan hasil perhitungan data spasial diketahui luas jenis tanah latosol merah
kuning dan coklat tua adalah ± 467,09 ha sedangkan jenis tanah mediteran coklat tua
seluas ± 162,10 ha.
22
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
23
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
Rencana Pembangunan
Bendungan Jragung
Berdasarkan data curah hujan Tahun 2014 s/d 2020 yang diperoleh dari data
Kecamatan Pringapus dalam Angka Tahun 2021, curah hujan rerata tahunan
di Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang adalah 1.742 mm/tahun (tinggi)
dengan rerata hari hujan tahunan sebanyak 100 hari.
Tabel 4.2. Curah hujan dan hari hujan periode Tahun 2014 s/d 2020
No Tahun Curah Hujan (mm) Hari Hujan (Hari)
1 2014 1.982 107
2 2015 1.855 82
3 2016 3.486 132
4 2017 2.290 115
5 2018 903 82
6 2019 824 82
7 2020 854 99
Rerata 1.742 100
Dari data pencatatan debit harian Sungai Jragung di Bendung Jragung, debit
maksimum yang pernah terjadi sebesar 201,47 m3/det pada tanggal 12 Januari 2009.
Dengan mempertimbangkan debit maksimum dari pencatatan tersebut, maka debit
banjir rancangan untuk kala ulang 100 tahun menggunakan Metode Hidrograf Snyder
sebesar 325,99 m3/det. Dari hasil analisa laju sedimentasi pada Feasibility dan Pra
Desain Bendungan Jragung Tahun 2014, maka laju sedimentasi potensial yang masuk
ke Waduk Jragung sebesar 1,5 Juta/tahun. Laju sedimentasi yang masuk ke waduk
selama usia guna waduk yang diharapkan yaitu 50 tahun sebesar 17,45 juta m3.
24
JUL 28.90 37.37 7.54 7.79 7.56 3.79 6.05 4.28 2.99 4.79 3.13 8.64 5.95 4.06 3.73 7.81
AGUST 8.24 28.42 6.32 3.80 3.52 0.98 3.80 3.27 2.23 2.41 3.40 9.12 5.39 5.25 2.40 5.60
SEP 1.87 16.90 4.59 1.46 1.23 0.60 3.15 2.12 2.42 0.04 2.03 3.20 7.06 5.68 1.35 4.58
OKT 9.77 3.71 3.54 4.15 0.46 0.16 2.36 0.89 0.52 0.17 0.00 8.35 6.47 2.11 0.61 5.16
NOP 24.80 5.25 2.84 7.02 0.51 0.18 0.65 2.09 0.00 0.59 0.18 6.93 3.45 0.97 0.39 4.25
DES 29.05
Tim
5.25
Terpadu
1.89
Pelepasan
4.17 0.04
Kawasan
0.18 0.68
Hutan
2.21
untuk
0.00
Pembangunan
0.64 0.18 0.92
Bandungan
3.09 1.09
Jragung,
0.39 5.01
2021
Rerata 24.85 36.82 4.01 6.67 3.94 2.98 4.25 3.42 2.79 1.97 3.70 6.42 5.06 3.26 5.44 5.36
35.0
30.0
Debit (m3/dt)
25.0
20.0
15.0
10.0
5.0
-
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Tahun
Gambar 4.5. Grafik debit Bendung Jragung selama 16 tahun (1998 – 2013)
Tabel 4.3. Rincian penutupan lahan hasil penafsiran citra satelit PlanetScope resolusi
3 meter liputan tanggal 13 Oktober 2021 berdasarkan fungsi kawasan
hutan
Kawasan Hutan Total
No Penutupan Lahan Persentase
HPT HP Luas (ha)
(%)
1 Hutan Tanaman 30,34 116,45 146,79 23,33
2 Pemukiman 2,45 - 2,45 0,39
3 Pertanian Lahan Kering 171,49 210,10 381,58 60,65
4 Tanah Terbuka (Jalan Alur) 0,07 7,90 7,97 1,27
5 Tanah Terbuka (Kegiatan) 53,87 0,51 54,38 8,64
6 Tubuh Air 10,74 25,27 36,00 5,72
Total 268,96 360,23 629,19 100,00
25
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
26
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
27
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
Tabel 4.4. Rincian penutupan lahan hasil penafsiran citra satelit PlanetScope resolusi
3 meter liputan tanggal 13 Oktober 2021 berdasarkan rencana kegiatan
bendungan
Rencana Kegiatan Total
Spoil Area,
Area
No Penutupan Lahan Tapak
Genangan Borrow Jalan Persentase
dan Area Akses
Bendungan, Luas (ha)
dan Bangunan (%)
Greenbelt
Pelengkap
1 Hutan Tanaman 137,16 7,32 0,55 1,77 146,79 23,3
28
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
Tabel 4.5. Rincian petak Perhutani pada area genangan dan greenbelt
Luas Luas
Kelas Jenis Tahun
No RPH Petak Baku Dimohon
Hutan Tanaman Tanam
(Ha) (± Ha)
1. Borangan 68a 12,8 4,72 TK
2. Borangan 68b 19,3 1,23 TBK JPP KBK 2006
3. Borangan 68c 25,3 1,67 TBK JATI 2005
4. Borangan 68d 3,7 0,59 KU I JPP SP 2018
5. Borangan 68e 4,5 8,60 KPS
6. Borangan 69a 12,3 6,52 KU I JPP SP 2018
7. Borangan 69b 24,4 32,14 KU I JPP SP 2016
8. Borangan 69c-1 20,5 5,21 TK
9. Borangan 69c-2 5 1,98 KU III JPP KBK 2009
10 Borangan 69d 4,8 4,43 KU IV JPP KBK 2004
11. Borangan 69e 15 27,09 KPS
12. Borangan 79a 9,7 13,25 KPS
13. Borangan 79b 0,2 0,15 LDTI
15. Borangan 79c 2,3 2,29 KU I JPP SP 2017
15. Borangan 79d 5,2 5,19 KU II JPP SP 2015
16. Borangan 79f 5,3 1,30 TBK JPP SP 2015
17. Borangan 79h 15,8 14,51 KUII JPP SP 2014
18. Borangan 79i 6 6,00 KU I JPP SP 2016
19. Candi 40c 16,7 0,45 TBK JATI 1997
20. Candi 40e 4,2 1,09 KPS
21. Candi 42a 18,8 4,45 TBK JATI 1998
22. Candi 42b 27,2 14,73 TBK JATI 1998
23. Candi 42c 8,4 7,38 KPS
24. Candi 43b 28,9 0,01 TKL Sengon 2017
25. Candi 43c 7,8 1,48 TBK JATI 1998
26. Candi 43d 18,7 0,27 TBK JATI 2004
27. Candi 43e 3,3 3,12 KPS
28. Candi 44b 47,5 0,26 KU II JPP SP 2014
29. Candi 44c 8,5 0,17 KPS
30. Candi 46f 9,2 0,04 KPS
31. Candi 47a 1,5 1,38 KPS
32. Candi 47b 19,3 3,82 KU II JPP SP 2013
33. Candi 47c 11,3 0,66 TBK JATI 1997
34. Candi 47d-1 25,83 0,33 KU III JPP SP 2010
35. Candi 48a-1 3,9 0,14 KPS
36. Candi 48a-2 0,1 0,10 LDTI
37. Candi 48a-3 1,3 1,31 KPS
38. Candi 48b-1 10,8 9,77 TK JATI 1999
39. Candi 48b-2 4,8 4,36 TK JATI 1998
40. Candi 48c-1 9 9,03 TBK JATI 1998
41. Candi 48c-2 1,9 1,07 LDTI
42. Candi 48c-3 10,5 4,25 TBK JATI 1998
43. Candi 48d-1 9,85 5,05 KU II JPP SP 2011
44. Candi 48d-2 1,05 0,04 LDTI
45. Candi 48e 16,5 3,55 KU IV JATI 2002
46. Candi 49a 3,3 2,89 KPS
47. Candi 49b 10,6 10,23 KU I JPP 2019
48. Candi 49c-1 33,4 14,07 TBK JATI 1998
49. Candi 49c-2 2,5 2,58 LTJL
50. Candi 49g 13,3 1,38 KU IV JPP 2005
51. Candi 50a 26,1 24,12 KU II JPP 2015
52. Candi 50b 9,5 8,86 KPS
53. Candi 50c 36,7 13,26 TBK JATI 1998
29
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
Luas Luas
Kelas Jenis Tahun
No RPH Petak Baku Dimohon
Hutan Tanaman Tanam
(Ha) (± Ha)
54. Candi 50d 16,7 15,97 TBK JATI 2010
55. Candi 50e 2,4 2,64 KU I JPP SP 2019
56. Candi 51a 29,5 6,13 TBK JATI 1998
57. Candi 51b 7,1 7,08 KPS
58. Candi 51c 14,3 1,82 TBK JPP KBK 2005
59. Candi 51d 8,2 2,11 KU I JPP SP 2019
60. Candi 52a 10,9 1,00 TBK JPP SP 2010
61. Candi 52c-1 19,2 5,31 TKL Sengon 2016
62. Candi 52d 6 4,12 KPS
63. Candi 52e 5 4,23 TBK JPP KBK 2006
65. Penawangan 39b 20,5 2,79 TBK JPP SP 2011
66. Penawangan 39c 3,4 1,35 KPS
67. Penawangan 41a 66,1 12,31 HAS
68. Penawangan 41b 5,1 5,47 KPS
69. Penawangan 41c 5,3 5,22 KU II JPP SP 2012
70. Penawangan 80a-1 39 27,93 KPS
71. Penawangan 80a-2 5,01 4,36 LDTI
72. Penawangan 80a-3 17,99 20,91 HAS
73. Penawangan 80b-1 4,2 4,70 KPS
74. Penawangan 80b-2 0,33 0,24 LDTI
75. Penawangan 80b-3 17,87 13,71 KPS
76. Penawangan 81a-1 66,1 38,59 HAS
77. Penawangan 81a-2 1,6 1,29 LDTI
78. Penawangan 81a-3 3,6 3,18 HAS
79. Penawangan 81b 0,9 0,61 KPS
80. Penawangan 82a-1 17,29 0,04 TK
81. Watugajah 65a 2,4 5,20 KPS
82. Watugajah 65b 52,2 0,41 TBK JPP SP 2012
83. Watugajah 66a 3,7 8,19 KPS
84. Watugajah 66b 46,2 7,61 TBK JPP SP 2012
Jumlah 512,92
Tabel 4.6. Rincian petak Perhutani pada spoil area, tapak bendungan dan bangunan
pelengkap
Luas Luas
Kelas Jenis Tahun
No RPH Petak Baku Dimohon
Hutan Tanaman Tanam
(Ha) (± Ha)
1. Borangan 77a 2 1,65 KPS
2. Borangan 78a 8,1 1,77 TBK JATI 2000
3. Borangan 78b 8,5 0,18 TBK JATI KBK 2006
4. Borangan 78c 1,4 0,16 KPS
5. Borangan 78e 16,4 0,71 TBK JATI TBK
6. Borangan 79a 9,7 3,75 KPS
7. Borangan 79e 4,8 2,87 TBK JATI 2003
8. Borangan 79f 5,3 3,09 TBK JPP SP 2015
9. Borangan 79h 15,8 1,32 KU II JPP SP 2014
10. Penawangan 81a-1 66,1 2,50 HAS
11 Penawangan 81a-2 1,6 0,31 LDTI
12. Penawangan 81a-3 3,6 0,48 HAS
13. Penawangan 81b 0,9 0,40 KPS
14. Penawangan 82a-1 17,29 17,31 TK
15. Penawangan 82a-2 0,91 0,94 LDTI
16. Penawangan 82a-3 3,5 3,52 TK
30
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
Luas Luas
Kelas Jenis Tahun
No RPH Petak Baku Dimohon
Hutan Tanaman Tanam
(Ha) (± Ha)
17. Penawangan 82b-1 8,77 8,69 KU II JPP SP 2013
18. Penawangan 82b-2 1,43 1,52 LDTI
19. Penawangan 82b-3 8,6 12,75 KU II JPP SP 2013
20. Penawangan 82c-1 1,57 1,52 KPS
21. Penawangan 82c-2 0,83 0,95 LDTI
22. Penawangan 82d 14,8 9,30 TBK JPP SP 2013
23. Penawangan 82e 3,5 2,86 KPS
24. Penawangan 83b 4,1 0,92 KPS
25. Penawangan 83c 17,3 1,05 TBK JPP SP 2011
26. Penawangan 83d-1 8,8 6,17 KU II JPP SP 2011
Jumlah 86,70
Lokasi yang digunakan untuk jalan akses seluas ± 8,96 ha berada pada :
Desa Penawangan seluas ± 0,44 ha berada pada Petak 83d-1, 83d-2 dan 84 RPH
Penawangan, BKPH Jembolo Selatan, BH Semarang Barat.
Desa Candirejo dan Desa Jatirunggo Seluas ± 8,52 Ha berada pada sebagaian
Alur HE, HL, HM, HP, dan HU dan Petak 57b, 57d-2, 57e, 57f-1, 57f-2, 58a, 58b,
59a-1, 60a, 60b, 60f, 63a, 63b, 63c, 63d, 64b, 65b, 66b, 67a-1, 67b, 68B, 68c,
69c-1, 70a, 79f, 79g RPH Borangan, Watugajah, Alur CAB, B, petak 68, 69a-2,
49b, 49d RPH Prigi, Kalikurmo, BKPH Tempuran, BH Semarang Timur.
Berdasarkan hasil analisis dengan Peta Indikatif dan Areal Perhutanan Sosial
(Revisi VI) sesuai Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
SK.4028/MenLHK-PKTL/REN/PLA.0/5/2021 tanggal 25 Mei 2021, lokasi penelitian
berada pada areal indikatif PIAPS dengan kriteria pencadangan seluas ± 53,04 ha.
Tutupan lahan pada areal indikatif PIAPS tersebut didominasi oleh pertanian lahan
kering seluas ± 39,46 ha. Pada areal indikatif PIAPS tersebut juga terdapat kegiatan
penyiapan/penataan lahan untuk bendungan seluas ± 8,13 ha.
31
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
32
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
Gambar 4.10. Lokasi PPKH PT. PLN (Persero) pada lokasi penelitian
Gambar 4.11. Tower SUTET PT. PLN (Persero) rencana areal genangan
Bendungan Jragung
33
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
4.1.6. Flora
Lokasi penelitian meliputi areal untuk genangan dan greenbelt; spoil area, tapak
bendungan, dan bangunan pelengkap; borrow area; dan jalan akses. Berdasarkan
data inventarisasi dari Perum Perhutani pada areal yang dimohon dan pengamatan
langsung di lapangan, secara umum penutupan lahan pada lokasi penelitian
didominasi oleh hutan tanaman dan pertanian lahan kering. Hutan tanaman didominasi
oleh tegakan jati yang ditanam dengan pola agroforestry dengan tanaman jagung.
Sementara itu tegakan jati terdiri atas jati konvensional dan jati plus perhutani (JPP),
dengan umur pohon bervariasi dari pohon muda sampai dengan siap panen (Gambar
4.12). Pertumbuhan jati terlihat juga bervariasi, beberapa tegakan tumbuh kurang baik
dan beberapa tegakan pertumbuhannya baik. Selain jati, beberapa jenis tanaman lain
juga ditemukan di areal kajian walaupun hanya sedikit di sela-sela tegakan jati. Pada
areal genangan dan greenbelt, jenis alami yang ditemukan yaitu jenis sengon
(Falcataria moluccana), mahoni (Swietenia macrophylla), dan sonokeling (Dalbergia
latifolia). Begitu pula pada areal borrow area dan pada areal jalan akses, juga
ditemukan sengon dan glereside (Gliricidia sp.).
Secara umum, semua jenis pohon yang ditemukan merupakan jenis pohon
budidaya, sehingga bukan termasuk spesies yang dilindungi. Jenis-jenis pohon
tersebut tidak terdapat dalam daftar yang disebutkan dalam Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018
tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa
yang Dilindungi.
Mengingat bahwa areal yang dialokasikan untuk greenbelt didominasi oleh
tegakan monokultur jati (Gambar 4.13), maka agar dapat berfungsi maksimal, kedepan
perlu dilakukan pengkayaan jenis. Pengkayaan dapat dilakukan dengan berbagai jenis
tanaman MPTS (Multi Purposes Tree Species), seperti sukun, mangga, durian,
alpukat, jambu-jambuan, petai, dan jengkol; dan jenis tanaman yang dapat menahan
erosi seperti bambu dan akar wangi.
34
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 4.12. Kondisi vegetasi pada lokasi penelitian. (a) tegakan jati, (b) pertanian
lahan kering, (c) tegakan jati muda pola agroforestry dengan jagung,
(d) tegakan jati dewasa.
35
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
Gambar 4.13. Kondisi vegetasi pada areal rencana greenbelt yang didominasi
tegakan jati
4.1.7. Fauna
Berdasarkan data primer dan sekunder yang dikumpulkan tercatat bahwa jenis-
jenis satwa yang terdapat di lokasi penelitian meliputi kelompok burung, mamalia dan
reptilia. Kelompok burung terdiri atas burung kutilang (Pycnonotus aurigaster), burung
tekukur (Spilopelia chinensis), burung perkutut (Geopelia striata), burung bondol jawa
(Lonchura leucogastroides), dan ayam hutan (Gallus sp.). Untuk kelompok mamalia
yaitu babi hutan (Sus crofa), tupai (Tupaia javanica), bajing kelapa (Callosciurus
notatus), dan kelelawar (Cynopterus spp.); sementara kelompok reptilia meliputi kadal
(Mabouya multifasciata), biawak air (Varanus salvator), dan ular sanca kembang
(Malayopython reticulatus). Berdasarkan Peraturan Menteri LHK Nomor
P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Menteri LHK Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan
dan Satwa yang Dilindungi, jenis-jenis satwa pada lokasi penelitian tidak termasuk
dalam daftar spesies yang dilindungi.
36
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
37
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
seluas ± 8,42 ha secara teknis tidak memenuhi kriteria untuk pelepasan kawasan
hutan yang secara rinci disajikan pada Tabel 4.9. dan Gambar 4.14.
Tabel 4.9. Areal yang secara teknis tidak memenuhi kriteria pelepasan kawasan hutan
Lokasi Luas (ha) Keterangan
38
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
Gambar 4.15. Sebaran responden di tiga dusun menurut jenis kelamin, usia,
tingkat pendidikan dan mata pencaharian.
39
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
Tabel 4.10. Sebaran responden pada masing-masing dusun menurut jenis kelamin
Dusun Dusun Dusun
Jenis kelamin Kedungglatik Sapen Borangan
N % N % N %
Laki-laki 18 58 21 100 12 100
Perempuan 13 42 - - - -
Jumlah 31 100 21 100 12 100
Jumlah responden terbanyak berdasarkan kelompok umur pada umumnya
tersebar usia lebih dari 50 tahun baik itu di Dusun Kedungglatik, Dusun Sapen dan
Dusun Borangan. Selanjutnya diikuti usia 40-49 tahun, 30-39 tahun dan ≤ 30 tahun
(Tabel 4.11.).
Tabel 4.11. Sebaran responden pada masing-masing dusun menurut kelompok umur
Dusun Dusun Dusun
Kelompok umur Kedungglatik Sapen Borangan
N % N % N %
≤ 30 1 3,2 - 0,0 2 16,7
30 - 39 4 12,9 3 14,3 - 0,0
40 - 49 7 22,6 3 14,3 3 25,0
≥ 50 19 61,3 15 71,4 7 58,3
Jumlah 31 100,0 21 100,0 12 100,0
Tingkat pendidikan responden di ke 3 dusun didominasi oleh tingkat pendidikan
SD, yaitu masing-masing 64,5% di dusun Kedungglatik, 42,9% di dusun Sapen dan
33,3% di dusun Borangan, sedangkan sisanya tingkat pendidikan SLTP, SLTA/SMK
dan tidak sekolah. Sebaran responden menurut tingkat pendidikan dapat dilihat pada
Tabel 4.12.
Tabel 4.12. Sebaran responden pada masing-masing dusun menurut tingkat pendidikan
Dusun Dusun
Dusun Borangan
Tingkat pendidikan Kedungglatik Sapen
N % N % N %
Tidak sekolah 5 16,1 1 4,80 1 8,3
SD 20 64,5 9 42,9 4 33,3
SLTP 4 12,9 5 23,8 4 33,3
SLTA/SMK 2 6,50 6 28,6 3 25,0
Jumlah 31 100,0 21 100,0 12 100,0
40
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
Tabel 4.13. Sebaran responden pada masing-masing dusun menurut mata pencaharian
Dusun Dusun Dusun
Mata pencaharian Kedungglatik Sapen Borangan
N % N % N %
Petani 27 87,1 20 95,2 6 50,0
Buruh - 0,0 - 0,0 1 8,3
Wiraswasta 1 3,2 - 0,0 1 8,3
Pedagang 1 3,2 - 0,0 1 8,3
Lainnya 2 6,5 1 4,8 3 25,0
Jumlah 31 100,0 21 100,0 12 100,0
41
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
berdasarkan kepemilikan dengan keterangan dari kepala desa atau dikenal dengan
letter C pada Areal Penggunaan Lain (APL) yang akan tergenang.
Sebagian besar responden (90%) menyatakan bahwa masyarakat telah tinggal
di Dusun Kedungglatik lebih dari 20 tahun. Bahkan ada masyarakat yang mengklaim
telah membangun rumah sejak tahun 1960. Kondisi tempat tinggal masyarakat Dusun
Kedungglatik merupakan bangunan semi permanen dengan dinding kayu jati. Luas
rumah dan pekarangan masyarakat rata-rata lebih dari 300 m2 sebesar 67,7%, luas
201-300 m2 sebesar 9,67%, 100-200 m2 sebesar 16,1% dan dengan luas kurang dari
100 m2 sebesar 3,2%.
Luas penguasaan lahan oleh masyarakat bervariasi tergantung kemampuan
dalam mengusahakan lahan sebagai lahan pertanian. Responden sebanyak 2 orang
tidak memililiki lahan (6,45%), 3 orang memiliki dibawah 1 ha (9,7%), 1-2 ha sebanyak
14 orang (45 %), 3-4 ha sebanyak 5 orang (16,1%), 5-7 ha sebanyak 3 orang (9,7%)
serta 8-10 ha sebanyak 2 orang (6,45%). Sebanyak 93,5% masyarakat mengaku lahan
pertanian yang diolah adalah lahan garapan dalam wilayah kelola Perum Perhutani
yang telah diusahakan lebih dari 10 tahun dan sisanya merupakan lahan milik (APL)
dengan sertifikat hak milik.
Jenis tanaman yang paling banyak diusahakan oleh petani adalah jagung. Jenis
tanaman lain yang diusahakan petani Desa Kedungglatik adalah singkong, pisang,
tembakau, kacang, cabe, terong dan rumput gajah. Produksi bersih hasil panen
campuran masyarakat rata-rata adalah 6-10 ton/ha/tahun.
Sebagian besar masyarakat Dusun Kedungglatik (87%) mengetahui bahwa
lahan garapan yang selama ini dikelola merupakan kawasan hutan produksi.
Pengelolaan lahan pertanian merupakan mata pencaharian utama masyarakat.
Kegiatan masyarakat sehari-hari adalah mengelola lahan garapan yang lokasinya
berjarak kurang dari 3 km dari tempat tinggalnya. Masyarakat memanfaatkan lahan
dalam kawasan hutan untuk menanam jagung, pisang, singkong dan rumput gajah.
Selain itu juga masyarakat mengambil hasil hutan berupa buah-buahan, kayu untuk
bangunan dan kayu bakar dari kawasan hutan. Hasil wawancara dengan responden
yang menyatakan kawasan hutan di dusunnya telah berubah menjadi lahan pertanian
(58%) dan sebagian akan dimanfaatkan untuk bendungan (42%).
42
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
43
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
44
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
45
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
46
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
saat akan diproses mengalami perubahan kebijakan pengelolaan hutan di Pulau Jawa
sehingga Pengakuan dan Perlindungan Kemitraan Kehutanan belum dapat dikeluarkan
oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
47
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
48
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
49
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
50
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
51
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
3. Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga Atas
Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 Tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek
Strategis Nasional
1) Pasal 1 ayat 1: Proyek Strategis Nasional adalah proyek dan/atau program
yang dilaksanakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, danf atalu badan
usaha yang memiliki sifat strategis untuk peningkatan pertumbuhan dan
pemerataan pembangunan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan pembangunan daerah.
52
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
4. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 7 Tahun 2021 tentang
Perencanaan Kehutanan, Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan Dan Perubahan
Fungsi Kawasan Hutan, Serta Penggunaan Kawasan Hutan
1) Pasal 272
(1) Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan secara parsial dilakukan melalui
Persetujuan Pelepasan Kawasan Hutan.
2) Pasal 273
(1) Persetujuan Pelepasan Kawasan Hutan sebagaiman dimaksud dalam Pasal
272 untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan Kehutanan dilakukan
pada Kawasan HPK.
(3) Dalam hal Persetujuan Pelepasan Kawasan Hutan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) untuk kegiatan:
a. Proyek Strategis Nasional;
b. pemulihan ekonomi nasional;
c. pengadaan tanah untuk Ketahanan Pangan (Food Estate) dan energi;
d. pengadaan tanah untuk bencana alam;
e. pengadaan TORA; dan
f. kegiatan usaha yang telah terbangun dan memiliki perizinan di dalam
Kawasan Hutan sebelum berlakunya Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2020 tentang Cipta Kerja, Persetujuan Pelepasan Kawasan Hutan dapat
dilakukan pada Kawasan HPK dan/atau Kawasan Hutan Produksi
Tetap.
3) Pasal 277
(1) Persetujuan Pelepasan Kawasan Hutan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 272 dilakukan berdasarkan permohonan.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilengkapi
dengan persyaratan administrasi dan persyaratan teknis, serta pernyataan
Komitmen.
4) Pasal 283
(1) Berdasarkan permohonan dan persyaratan permohonan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 279 dan Pasal 280, Direktur yang membidangi
Pengukuhan Kawasan Hutan dalam jangka waktu paling lama 24 (dua
53
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
6. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2019 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-2023.
7. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perubahan
Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengan Tahun 2009-2029.
54
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
55
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
56
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
57
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
Hal tersebut diatas sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor 7 Tahun 2021 tentang Perencanaan Kehutanan, Perubahan
Peruntukan Kawasan Hutan dan Perubahan Fungsi Kawasan Hutan, serta
Penggunaan Kawasan Hutan
Pasal 334 ayat (2) bahwa dalam hal usulan Perubahan Fungsi Kawasan Hutan
scara parsial dalam rangka kegiatan Proyek Strategis Nasional, program pemulihan
ekonomi nasional, pengadaan tanah untuk bencana alam, TORA yang ditetapkan
Pemerintah dan penyelesaian Pelepasan Kawasan Hutan untuk pemukiman, dapat
diusulkan oleh Menteri atau menteri/pimpinan lembaga yang ditetapkan sebagai
pelaksana.
Tindak lanjut terhadap hal tersebut di atas, Direktur Jenderal Planologi
Kehutanan dan Tata Lingkungan membentuk Tim Terpadu permohonan persetujuan
pelepasan Kawasan hutan sesuai Keputusan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor SK.6423/MENLHK-PKTL/KUH/PLA.2/
10/2021 tanggal 26 Oktober 2021 tentang Pembentukan Tim Terpadu Dalam Rangka
Penelitian Permohonan Persetujuan Pelepasan Kawasan Hutan Produksi tetap (HP)
Seluas + 360,23 (Tiga Ratus enam Puluh dan Dua Puluh Tiga Perseratus) Hektar dan
Hutan Produksi Terbatas (HPT) Seluas + 268,96 (Dua Ratus Enam Puluh Delapan
dan Sembilan Puluh Enam Perseratus) Hektar untuk Pembangunan Bendungan
Jragung atas Nama Menteri Pekerjan Umum dan Perumahan Rakyat yang terletak di
Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah.
Berdasarkan hal tersebut diatas, dapat kami sampaikan bahwa permohonan
persetujuan pelepasan kawasan hutan untuk Pembangunan Bendungan Jragung atas
Nama Menteri Pekerjan Umum dan Perumahan Rakyat yang terletak di Kabupaten
Semarang telah memenuhi persyaratan administrasi dan teknis sesuai dalam
peraturan perundang-undangan antara lain dalam Pasal 57 Peraturan Pemerintah
Nomor 23 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Kehutanan, dan Pasal 280, Pasal
281 ayat (1) dan Pasal 282 ayat (1) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor 7 Tahun 2021 tentang Perencanaan Kehutanan, Perubahan
Peruntukan Kawasan Hutan dan Perubahan Fungsi Kawasan Hutan, serta
Penggunaan Kawasan Hutan.
58
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
59
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
61
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
(9) Rehabilitasi Hutan termasuk penerapan teknik konservasi tanah dan air
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(10) Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerah
kabupaten/kota, dan pihak lain dapat memberikan insentif kepada pihak yang
dapat memulihkan, mempertahankan, dan/atau melestarikan Hutan di dalam
Kawasan Hutan dan di luar Kawasan Hutan.
(11) Kecukupan Kawasan Hutan dan penutupan Hutan yang ditetapkan oleh Menteri
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi bahan arahan untuk
diintegrasikan ke dalam penyelenggaraan penataan ruang.
Berdasarkan Pasal 294 huruf e dan g Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2021,
mengatur:
e. Kawasan Hutan yang telah ditunjuk atau ditetapkan oleh Menteri sebelum
berlakunya Peraturan Pemerintah ini, dinyatakan sebagai bagian dari kecukupan
luas Kawasan Hutan;
g. dalam hal suatu provinsi atau wilayah belum ditetapkan kecukupan luas Kawasan
Hutannya maka Kawasan Hutan yang dipakai adalah Kawasan Hutan sebelumnya
Pasal 273 ayat (7) dan ayat (8) PermenLHK Nomor 7 Tahun 2021 tentang
Perencanaan Kehutanan, Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan dan Perubahan
Fungsi Kawasan Hutan, serta Penggunaan Kawasan Hutan, disebutkan:
(7) Persetujuan Pelepasan Kawasan Hutan harus mempertahankan Kecukupan
Luas Kawasan Hutan dan Penutupan Hutan provinsi.
(8) Persetujuan Pelepasan Kawasan Hutan memperhatikan daya dukung dan daya
tampung Kawasan Hutan tetap layak kelola.
63
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
64
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
65
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal a.n. Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor 74/1/IPPKH/PMDN/2017 tanggal 25 Juli 2017 sebagaimana telah
diubah dengan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
SK.1032/MENLHK/SETJEN/PLA.0/12/2019 tanggal 3 Desember 2019. Sebelum
dilakukan permohonan pinjam pakai oleh Kementerian PUPR, dalam hal ini UPT
Kementerian PUPR Wilayah Provinsi Jawa Tengah yaitu Balai Besar Wilayah Sungai
Pemali-Juana telah melakukan kontrak Tahun Jamak Bendungan Jragung untuk
pengerjaan proyek Pembangunan Bendungan Jragung dengan:
1. PT. Waskita Karya (Persero) TBK sesuai Kontrak Nomor KU.03.01/Ao.8.2/IX/01
tanggal 26 September 2020. (Bendungan Paket I);
2. PT. Wijaya Karya – PT. Basuki Rahmanta Putra (KSO) sesuai Kontrak Nomor
KU.03.01/Ao.8.2/XI/02 tanggal 6 November 2020. (Bendungan Paket II);
3. PT. Brantas Abipraya (Persero) – PT. Pelita Nusa Perkasa (KSO) sesuai Nomor
Kontrak KU.03.01/Ao.9.3/IX/03 tanggal 6 September 2020 (Bendungan Paket III);
Dari kontrak-kontrak tersebut ditindaklanjuti dengan:
1. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) Nomor 02/SPMK/Ao.8.2/2020 tanggal 14
Oktober 2020 tentang Paket Pekerjaan Pembangunan Bendungan Jragung Paket
I, Kab Semarang.
2. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) Nomor 03/SPMK/Ao.8.2/XI/2020 tanggal 10
November 2020 tentang Paket Pekerjaan Pembangunan Bendungan Jragung
Paket II, Kab Semarang.
3. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) Nomor 01/SPMK/Ao.8.2/X/2020 tanggal 14
Oktober 2020 tentang Paket Pekerjaan Pembangunan Bendungan Jragung Paket
III, Kab Semarang.
66
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
Ayat (3) Setiap Orang yang melakukan kegiatan usaha pertambangan, perkebunan,
dan/atau kegiatan lain yang telah terbangun di dalam Kawasan Hutan yang dilakukan
sebelum berlakunya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, yang
tidak memiliki Perrzinan di bidang kehutanan, dikenai Sanksi Administratif.
Ayat (4) Sanksi Administratif berupa:
a. Penghentian Sementara Kegiatan Usaha;
b. Denda Administratif;
c. pencabutan Perizinan Berusaha; dan/atau
d. paksaan pemerintah.
Bahwa Balai Besar Wilayah Sungai Pemali-Juana dalam hal ini adalah Unit
Pelaksana Teknis dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang
bertindak sebagai pelaksana Pembangunan Bendungan Jragung, telah melakukan
kegiatan sebelum adanya persetujuan pelepasan kawasan hutan maka sebagai
penanggung jawab pelaksanaan kegiatan pembangunan Bendungan Jragung, agar
Balai Besar Wilayah Sungai Pemali-Juana menghentikan sementara semua
kegiatan pembangunan sampai dengan persetujuan pelepasan Kawasan hutan telah
diterbitkan. Namun demikian sebagaimana disampaikan bahwa pembangunan
Bendungan Jragung merupakan kegiatan Proyek Strategis Nasional (PSN) serta telah
terdapat kontrak kerja diperlukan prinsip kehati-hatian serta mempertimbangkan
ketentuan Pasal 28 Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan
Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional mengatur:
(1) Menteri/kepala lembaga, gubernur, dan bupati/walikota wajib menyelesaikan
hambatan dan permasalahan dibidangnya dalam pelaksanaan Proyek Strategis
Nasional.
(2) Dalam hal penyelesaian hambatan dan permasalahan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) bersifat mendesak untuk kepentingan dan kemanfaatan umum
serta pelayanan publik, menteri/kepala lembaga, gubernur, dan bupati/walikota
mengambil diskresi sesuai dengan Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik,
berdasarkan alasan-alasan yang objektif, tidak menimbulkan konflik
kepentingan, dan dilakukan dengan iktikad baik serta memperhatikan ketentuan
peraturan perundangundangan di bidang administrasi pemerintahan.
(3) Pengambilan diskresi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) termasuk dilakukan
dalam rangka penanganan dampak sosial yang timbul dalam pelaksanaan
Proyek Strategis Nasional.
67
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
(4) Dalam hal tertentu pengambilan diskresi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilakukan berdasarkan koordinasi dan pembahasan dengan
kementerian/lembaga dan/atau Pemerintah Daerah.
(5) Dalam hal pengambilan diskresi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), terdapat
permasalahan hukum terkait dengan administrasi Pemerintahan,
penyelesaiannya dilakukan melalui ketentuan peraturan perundangundangan di
bidang administrasi Pemerintahan.
68
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
5.1. Kesimpulan
1. Pembangunan Bendungan Jragung termasuk dalam Proyek Strategis Nasional
berdasarkan Lampiran Nomor 139 Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020
tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang
Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.
2. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 6 Tahun 2011
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Semarang Tahun 2011
sampai dengan 2031, kawasan hutan yang dimohon termasuk dalam pola ruang
kawasan budidaya.
3. Areal dimohon seluas ± 629,19 ha berada pada Kawasan Hutan Produksi
Terbatas seluas ± 268,96 ha dan Kawasan Hutan Produksi Tetap seluas
± 360,23 ha yang rencananya akan digunakan untuk area genangan dan
greenbelt seluas ± 512,92 ha, borrow area seluas ± 20,21 ha, spoil area, tapak
bendungan, dan bangunan pelengkap seluas ± 87,10 ha, serta jalan akses
seluas ± 8,96 ha (terletak di Desa Penawangan seluas ± 0,44 ha serta di Desa
Candirejo dan Desa Jatirunggo seluas ± 8,52 ha).
4. Geomorfologi berupa kaki gunung api dan perbukitan struktural lipatan dengan
jenis batuan beku dan gamping. Topografi berbukit hingga bergelombang
dengan ketinggian antara 60 m dpl s/d 120 m dpl dengan jenis tanah dominan
latosol merah kuning dan coklat tua serta mediteran coklat tua dengan tekstur
berpasir dan lempungan.
5. Sungai besar yang melintasi lokasi penelitian yaitu sungai Jragung, sungai
Lutung dan sungai Trimo (daerah tangkapan air dan wilayah
basin/pengendapan), berada pada DAS Jragung. Curah hujan rata-rata tahunan
di lokasi penelitian adalah 1.742 mm/tahun (tinggi) dengan rerata hari hujan
tahunan sebanyak 100 hari.
6. Berdasarkan citra satelit PlanetScope Resolusi 3 meter liputan tanggal
13 Oktober 2021, lokasi penelitian didominasi oleh tutupan lahan non tegakan
hutan (pertanian lahan kering), namun hasil kunjungan lapangan terdapat
tutupan lahan tanah terbuka hasil kegiatan penyiapan/penataan lahan yang
dilakukan oleh kontraktor pelaksana pembangunan bendungan. Tanah terbuka
tersebut berada pada rencana pembangunan area genangan dan greenbelt dan
spoil area, tapak bendungan, dan bangunan pelengkap. Rencana jalan akses
berada pada alur jalan Perhutani dengan lebar jalan sekitar 6-8 meter.
69
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
70
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
16. Terdapat Perjanjian kerjasama antara Perum Perhutani KPH Semarang dengan
LMDH Wana Jati Mulyo, serta terdapat Naskah Kesepakatan Kerjasama
Kemitraan Kehutanan antara Perum Perhutani dengan LMDH Wana Jati Mulyo.
17. Seluruh responden menyatakan tidak menolak dengan rencana pembangunan
Bendungan Jragung, namun warga yang memiliki lahan milik meminta ganti rugi
lahan dan menginginkan dapat segera terealisasi seiring dengan dimulai
pembangunan bendungan.
18. Terdapat aktifitas berupa pekerjaan penyiapan yang dilakukan di dalam kawasan
hutan sebelum adanya persetujuan pelepasan kawasan hutan dari Menteri LHK.
19. Permohonan persetujuan pelepasan kawasan hutan untuk Pembangunan
Bendungan Jragung atas Nama Menteri Pekerjan Umum dan Perumahan Rakyat
yang terletak di Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah telah memenuhi
persyaratan administrasi dan teknis sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
5.2. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian aspek biofisik, sosial ekonomi dan budaya, serta hukum
dan kelembagaan, maka permohonan persetujuan pelepasan kawasan hutan atas nama
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk pembangunan Bendungan
Jragung di Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah dapat diproses lebih lanjut
seluas ± 620,77 ha, dengan catatan:
1. Dalam hal kecukupan luas dan tutupan hutan provinsi Jawa Tengah tidak terpenuhi,
pemohon harus melakukan rehabilitasi hutan dan lahan.
2. Terhadap pekerjaan penyiapan yang sudah berjalan untuk dihentikan sementara
sampai mendapat persetujuan pelepasan kawasan hutan dari Menteri LHK.
3. Terhadap lokasi borrow area, setelah dilakukan pengambilan material agar
dimanfaatkan untuk kepentingan umum (relokasi permukiman, fasos, fasum yang
terdampak pembangunan bendungan).
5.3. Saran
1. Untuk mempertahankan kecukupan luas kawasan hutan sebagaimana
diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan, maka diperlukan kebijakan
dari Menteri LHK terhadap proses persetujuan pelepasan kawasan hutan untuk
Bendungan Jragung yang merupakan kegiatan Proyek Strategis Nasional,
mengingat sampai saat ini belum terbit Keputusan Menteri tentang Kecukupan
Luas Kawasan Hutan dan Penutupan Hutan di Provinsi Jawa Tengah.
71
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
2. Terkait perjanjian kerjasama antara Perum Perhutani dengan LMDH Wana Jati
Mulyo yang terdampak pembangunan bendungan, pemohon perlu berkoordinasi
dengan pihak terkait untuk mencarikan lahan garapan baru pada petak lain
Hutan Pangkuan Desa Candirejo.
3. Terhadap lokasi usulan pelepasan kawasan hutan untuk Bendungan Jragung
yang masuk dalam indikatif PIAPS Revisi VI, menjadi bahan pertimbangan untuk
dikeluarkan dari PIAPS revisi selanjutnya dan pemohon perlu berkoordinasi
dengan instansi terkait.
4. Terhadap jalan akses seluas ± 8,52 ha (jalur Ngrapah) yang termasuk dalam
areal yang direkomendasikan, digunakan untuk umum dan pengelola
bendungan.
5. Terkait pemanfaatan kayu, pemohon agar berkoordinasi dengan Perum
Perhutani dan instansi terkait lainnya.
72
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
DAFTAR PUSTAKA
Balai Besar Wilayah Sungai Pemali-Juana. 2019. Addendum Andal dan RKL-RPL
Rencana Pembangunan Bendungan Jragung di Kabupaten Semarang dan
Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah. Balai Besar Wilayah Sungai Pemali-
Juana, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air. Semarang.
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air. 2021. Proposal Teknis Rencana Pemanfaatan dan
Penggunaan Bendungan Jragung Kab. Semarang, Provinsi Jawa Tengah.
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat. Jakarta.
Pemerintah Desa Candirejo. 2020. Peraturan Desa Candirejo Nomor 03 Tahun 2020
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Candirejo Tahun 2021-
2026. Pemerintah Desa Candirejo, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang
73
Tim Terpadu Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bandungan Jragung, 2021
LAMPIRAN
74
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
NOTULEN RAPAT
EKSPOSE AWAL DAN PERSIAPAN PENELITIAN TERPADU
PERMOHONAN PERSETUJUAN PELEPASAN KAWASAN HUTAN
UNTUK PEMBANGUNAN BENDUNGAN JRAGUNG
AN. MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DI KABUPATEN SEMARANG, PROVINSI JAWA TENGAH
I. DASAR : Undangan Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Nomor
UN.10/PKTL-KUH/PPFKH/PLA.2/11/2021 tanggal 3 November 2021.
II. PELAKSANAAN
Hari/Tanggal : Senin, 8 November 2021
Waktu : 09.00 WIB s/d selesai
Media : Aplikasi Zoom Meeting
Meeting ID: 876 7197 8746; Password: 260227
Pimpinan Rapat : Plt. Kasubdit Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan
Acara : 1. Paparan permohonan persetujuan pelepasan kawasan hutan untuk
pembangunan Bendungan Jragung an. Menteri PUPR di Kabupaten
Semarang, Provinsi Jawa Tengah; dan
2. Pembahasan persiapan penelitian lapangan Tim Terpadu.
1 II PESERTA RAPAT
4 PESERTA RAPAT
5 PESERTA RAPAT
6 PESERTA RAPAT
PESERTA RAPAT
9 PESERTA RAPAT
KOORDINATOR TIM
10
TERPADU
SEKRETARIAT TIM
11
TERPADU
12 PESERTA RAPAT
NO. HADIR SEBAGAI
14 PESERTA RAPAT
15 PESERTA RAPAT
17 TIM TERPADU
18 PESERTA RAPAT
19 PESERTA RAPAT
20 PESERTA RAPAT
SEKRETARIAT TIM
III
TERPADU
22 PESERTA RAPAT
23 TIM TERPADU
25 PESERTA RAPAT
26 TIM TERPADU
27 TIM TERPADU
29 PESERTA RAPAT
31 PESERTA RAPAT
32 PESERTA RAPAT
33 PESERTA RAPAT
34 TIM TERPADU
SEKRETARIAT TIM
35 III
TERPADU
36 PESERTA RAPAT
NO. HADIR SEBAGAI
37 TIM TERPADU
SEKRETARIAT TIM
39
TERPADU
Pada hari ini Senin tanggal tiga belas bulan Desember Tahun dua ribu dua puluh satu, Tim
Penelitian Terpadu yang bertanda tangan dibawah ini secara bersama-sama menyatakan:
1. Penelitian lapangan telah dilakukan tanggal 15 November sampai dengan 20 November
2021 sesuai Surat Perintah Tugas Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata
Lingkungan Nomor ST.100/PKTL/KUH/PLA.2lLtl202L tanggal 11 November 202L dalam
rangka penelitian permohonan persetujuan pelepasan kawasan Hutan Produksi Tetap
(HP) seluas L 360,23 ha dan Kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) seluas L 268,96
ha untuk Pembangunan Bendungan Jragung atas nama Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat yang terletak di Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah;
2. Sehubungan dengan butir 1, Tim Terpadu telah melaksanakan rapat Pembahasan dan
Penyusunan Laporan tanggal 9 Desember sampai dengan 13 Desember 2A2l;
3. Hasil rapat dengan rekomendasi sebagai berikut:
Berdasarkan hasil penelitian aspek biofisik, sosial ekonomi dan budaya, serta hukum dan
kelembagaan, maka permohonan persetujuan pelepasan kawasan hutan atas nama
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk pembangunan Bendungan
Jragung di Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah dapat diproses lebih lanjut
seluas + 620,77 ha, dengan catatan:
a. Dalam hal kecukupan luas dan tutupan hutan provinsi Jawa Tengah tidak terpenuhi,
pemohon harus melakukan rehabilitasi hutan dan lahan.
b. Terhadap pekerjaan penyiapan yang sudah berjalan untuk dihentikan sementara
sampai mendapat persetujuan pelepasan kawasan hutan dari Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan.
c. Terhadap lokasi Borrow Area, setelah dilakukan pengambilan material agar
dimanfaatkan untuk kepentingan umum (relokasi permukiman, fasos, fasum yang
terdampak pembangunan bendungan).
4. Hasil dan rekomendasi secara lengkap dituangkan dalam laporan Tim Terpadu dalam
rangka penelitian tim terpadu persetujuan pelepasan kawasan Hutan Produksi Tetap
(HP) dan Kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) untuk Pembangunan Bendungan
Jragung atas nama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang terletak di
Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah, dokumen laporan terlampir.
n*;i,u\r
Demikian Serita Acara ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
(¼·
S.T., M.T., M.Sc. Kabupaten Semarang
f4�
13. Iwan Nurhidayat Perum Perhutani
Lampiran 16
NOTULENSI RAPAT
PAPARAN HASIL PENELITIAN TERPADU PERMOHONAN PERSETUJUAN
PELEPASAN KAWASAN HUTAN UNTUK PEMBANGUNAN BENDUNGAN JRAGUNG
ATAS NAMA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DI KABUPATEN SEMARANG, PROVINSI JAWA TENGAH
I. DASAR
Surat Undangan Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Nomor
UN.110/PKTL/KUH/PLA.2/12/2021 tanggal 3 Desember 2021.
II. PELAKSANAAN
Hari/Tanggal : Selasa, 14 Desember 2021
Waktu : 09.00 s/d selesai
Tempat/Media : Aplikasi Zoom Meeting ID: 848 5653 7677, Password: 103227
Pimpinan Rapat : Plt. Kasubdit Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan
Agenda : Paparan Hasil Penelitian Tim Terpadu Permohonan Persetujuan
Pelepasan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Bendungan Jragung
an. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Kabupaten
Semarang, Provinsi Jawa Tengah.
a. Ayat (3), Setiap Orang yang melakukan kegiatan usaha pertambangan, perkebunan,
dan/atau kegiatan lain yang telah terbangun di dalam Kawasan Hutan yang dilakukan
sebelum berlakunya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, yang
tidak memiliki Perizinan di bidang kehutanan, dikenai Sanksi Administratif.
b. Ayat (4), Sanksi Administratif berupa:
Penghentian Sementara Kegiatan Usaha;
Denda Administratif;
pencabutan Perizinan Berusaha; dan/atau
paksaan pemerintah.
9. Berkenaan dengan rekomendasi Tim Terpadu untuk penghentian sementara kegiatan sampai
mendapat persetujuan pelepasan kawasan hutan dari Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan, mengacu ketentuan Pasal 67 Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Kehutanan, pemegang Persetujuan Pelepasan Kawasan Hutan
dapat melaksanakan kegiatannya bersamaan dengan pelaksanaan tata batas Kawasan Hutan
yang dilepaskan.
10. Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek
Strategis Nasional yang ditujukan kepada antara lain Para Menteri Kabinet Kerja, Diktum
Kedua menyatakan melakukan penyelesaian masalah dan hambatan dalam pelaksanaan
Proyek Strategis Nasional atau untuk memberikan dukungan dalam percepatan pelaksanaan
Proyek Strategis Nasional antara lain dengan mengambil diskresi dalam rangka mengatasi
persoalan yang konkret dan mendesak, maka terhadap kegiatan yang sudah terbangun
berdasarkan fakta di lapangan diperlukan langkah strategis kebijakan dari Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
V. KESIMPULAN
1. Peserta rapat menyetujui bahwa pembangunan Bendungan Jragung merupakan Proyek
Strategis Nasional yang perlu didukung dan pelaksanaannya mengacu pada ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
2. Pada prinsipnya, para pihak dapat memahami dan menerima hasil penelitian dan
rekomendasi Tim Terpadu dalam rangka permohonan persetujuan pelepasan kawasan hutan
untuk pembangunan Bendungan Jragung an. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat, namun diperlukan langkah strategis agar sanksi administratif berupa penghentian
sementara tidak menimbulkan dampak signifikan terhadap proyek pembangunan.
3. Tim Terpadu akan melakukan finalisasi laporan berdasarkan masukan-masukan dari peserta
rapat untuk kemudian menyampaikan hasilnya kepada Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan melalui Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan.
Pimpinan Rapat,
IV/a
III C
III c
IVb
IVa
IVb
IV/3
IV/a
IVa
Penata Tk I / III.d
IV b
IVa
IV/b
III b 08112661113
Penata TK I / IIId
IIIc/Penata
IV B
IV/a
III C
Lampiran 17
110°30'0"E 110°31'30"E 110°33'0"E
Kali Ngrajeg
Je m bo
lo
PETA
Kali
REKOMENDASI TIM TERPADU
Jrag
PERMOHONAN PERSETUJUAN PELEPASAN KAWASAN HUTAN
lak
ng u
i Do
UNTUK PEMBANGUNAN BENDUNGAN JRAGUNG
7°7'30"S
7°7'30"S
Kal
Kali Jragung
DAN PERUMAHAN RAKYAT
Kali Jragung
DI KABUPATEN SEMARANG
PROVINSI JAWA TENGAH
Kali Jragung
SKALA 1 : 25.000
Kali Jragung
gan
B oran 0 0,25 0,5 1 1,5 2 2,5 Km
Kali
U
Penawangan
Ka
Ka
li Lu
KETERANGAN :
l
iD
tu n
g
ol
ak
Kampung/pemukiman
Jalan
Do
la k
e n Sungai/Anak Sungai/Tubuh Air
li ap
Ka
n li S
ga Ka
Kali Jrag
an apen
Ka
aw
S
FUNGSI KAWASAN HUTAN :
l
Kali
iJ
n
ra
Pe
gu
l i
un
Hutan Produksi Tetap
n
Ka HP
g
g
7°9'0"S
7°9'0"S
APL Areal Penggunaan Lain
Ka
l iJ
ra
gu
n g
DASAR :
- Surat Menteri PUPR Nomor PS.03.01-Mn/1419 tanggal 20 Agustus 2021 hal Permohonan
Persetujuan Pelepasan Kawasan Hutan pada Proyek Strategis Nasional (PSN) untuk
Pembangunan Bendungan Jragung di Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah.
o m
Kali Tri
Kali Trimo
- Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor. SK.6423/MENLHK-PKTL/KUH/
Pla.2/10/2021 tanggal 26 Oktober 2021 tentang Pembentukan Tim Terpadu dalam rangka
tung im
o Penelitian Permohonan Persetujuan Pelepasan Kawasan Hutan Produksi Tetap (HP) seluas
u Tr
Kali L li
Ka 360,23 ha dan Kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) seluas 268,96 ha untuk Pembangun
o
Trim
Kal
i Tr
im an Bendungan Jragung an Menteri PUPR yang terletak di Kabupaten Semarang, Provinsi
li
o
Ka
Jawa Tengah.
o
i Trim
Kal
SUMBER :
Ka
li
Tri
m
Candirejo
- Peta Kawasan Hutan Provinsi Jawa tengah Skala 1 : 250.000
Ngrapah
(Lampiran Keputusan MenLHK No. 3590/Menhut-II/2004 tanggal 1 Oktober 2004)
Kali Jragung
Duren - Peta Perkembangan Pengukuhan Kawasan Hutan Provinsi Jawa Tengahi dengan tahun 2018 .
Sambirejo (lampiran Keputusan MenLHK Nomor SK. 8100/MENLHK-PKTL/KUH/PLA.2/11/2018
tanggal 23 November 2018).
- Hasil Tim Terpadu dalam rangka Penelitian Permohonan Persetujuan Pelepasan Kawasan
Hutan Produksi Tetap (HP) Seluas ± 360,23 Hektar dan Kawasan Hutan Produksi Terbatas
Ka
7°10'30"S
7°10'30"S
iJl
Ka
(HPT) Seluas ± 268,96 Hektar untuk Pembangunan Bendungan Jragung atas nama Menteri
ra
l
iJ
gu
Ka
ra
l iJ
g
gu
ra
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang terletak
n
gu
g
n g Sambiroto
di Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah.
Wonoreja Larangan n g
gu
Dawung ra Ka
li J li
Ka W
a tu 110°30'0"E 110°45'0"E
Kali Jragung
g
un
PETA SITUASI
ut
Demak
iLl
Ka
SEBAGIAN
g
Kal
Kali Jragun
iK
Rejosari lum
puk PROVINSI JAWA TENGAH
SKALA 1 : 500.000
Kawah
SEMARANG
7°0'0"S
7°0'0"S
puk
Kali Klum
Ka Soklatan
l iL
Kali K
ut
un
g
m puklu
Gelaskambang
Sengkrik
Getasan
Kali
Dawunggajah gu
n g
puk
K
Jra
lump
li
Ka
lum
iK
uk
Kal
7°12'0"S
7°12'0"S
7°15'0"S
7°15'0"S
Ka
Watugajah ad Ambarawa
li
d
Dawung Ge Areal yang dipetakan
Pu
li
Ka
rw
d a
o
Ged
110°30'0"E 110°45'0"E
Kali
Ka Watugajah Dua
KETUA TIM TERPADU
Ka
l iG
l
ey
on
ey
ga
on
n
Kali K
ga
n
a
urma
rm
li Ku
Ka
Sugihwaras
Kandangan Dr. Edi Mirmanto, M. Sc.