Anda di halaman 1dari 33

RENCANA KERJA BIDANG I PHL

INDONESIA’S FOLU NET SINK 2030

SOSIALISASI MANUAL FOLU NET SINK 2030 BIDANG PHL


Bogor, 18 Januari 2024
PENDAHULUAN
STRUKTUR ORGANISASI TIM FOLU NET SINK 2030

SK.168/Menlhk/PKTL/PLA.1/2/2022
tentang Indonesia’s Forestry and Other
Land Use (FOLU) Net Sink 2020 untuk
Pengendalian Perubahan Iklim.
TUGAS BIDANG I PENGELOLAAN HUTAN LESTARI
POKJA 1.1 Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan dan Pengendalian Pengelolaan Kawasan Hutan
• melaksanakan penyusunan manual/guidelines
• melaksanakan implementasi dan monitoring dan pencatatan serta evaluasi pengendalian
kebakaran hutan dan lahan dan pengendalian pengelolaan Kawasan hutan
• memantapkan sistem paralegal bagi Masyarakat Peduli Api dan Masyarakat Adat
• melaporkan pelaksanaan kegiatan kepada Ketua Bidang

POKJA 1.2 Perhutanan Sosial


• melaksanakan penyusunan manual/guidelines
• implementasi dan monitoring dan pencatatan serta evaluasi implementasi perhutanan sosial
• melaporkan pelaksanaan kegiatan kepada Ketua Bidang

POKJA 1.3 Multiusaha dan Teknik Pengelolaan


• melaksanakan penyusunan manual/guidelines
• implementasi, monitoring dan pencatatan serta evaluasi operasional PHL kegiatan penerapan
teknik RIL, teknik PHL, pemulihan kawasan dan penegakan hukum, pengelolaan PBPH
• melaporkan pelaksanaan kegiatan kepada Ketua Bidang
RENOPS INDONESIA’S FOLU NET SINK 2030
AKSI MITIGASI SEKTOR FOLU CAPAIAN FOLU NET SINK 2030 DITENTUKAN
OLEH:
1. Pencegahan Deforestasi Mineral
1. Pengurangan emisi dari DEFORESTASI dan
2. Pencegahan Deforestasi Gambut
LAHAN GAMBUT (dekomposisi gambut dan
3. Pencegahan Degradasi Konsesi kebakaran gambut);

4. Pembangunan Hutan Tanaman 2. Peningkatan kapasitas hutan alam dalam


penyerapan karbon (melalui pengurangan
5. Penerapan Pengayaan Hutan Alam DEGRADASI dan meningkatkan REGENERASI);
6. Penerapan RIL-C (Pengurangan Dampak Pembalakan) 3. RESTORASI dan PERBAIKAN TATA AIR
GAMBUT;
7. Peningkatan Cadangan Karbon dengan Rotasi
4. RESTORASI dan REHABILITASI HUTAN
8. Peningkatan Cadangan Karbon tanpa Rotasi (pengayaan tanaman/peningkatan serapan
karbon);
9. Pengelolaan Tata Air Gambut
5. PENGELOLAAN HUTAN LESTARI;
10. Pelaksanaan Restorasi Gambut
6. OPTIMASI LAHAN TIDAK PRODUKTIF untuk
11. Perlindungan Areal Konservasi Tinggi
pembangunan Hutan Tanaman dan Tanaman
12. Pengelolaan Mangrove Perkebunan.

RENOPS BIDANG I : RO 1 RO 2 RO 3 RO 5 RO 6
SASARAN IMPLEMENTASI
RENCANA KERJA BIDANG I PENGELOLAAN HUTAN LESTARI

Tercapainya target pada aksi mitigasi pencegahan


deforestasi lahan mineral sejak 2013 sampai dengan tahun
2030 tidak melebihi 3,97 juta ha

Tercapainya target pada aksi mitigasi pencegahan


deforestasi lahan gambut sejak 2013 sampai dengan tahun
2030 tidak melebihi 0,25 juta ha

Tercapainya target pada aksi mitigasi pencegahan degradasi


hutan konsesi sejak 2013 sampai dengan tahun 2030 tidak
melebihi 2,28 juta ha

Tercapainya target kegiatan pengayaan alami/sistem


silvikultur intensif dan sistem tebang berdampak rendah (RIL)
sejak dari 2011-2030 seluas 2,207,261 ha
FASE RENCANA KERJA

3. AKSELERASI
Tahun 2025-2030
2. AKTUALISASI
Tahun 2023-2024

1. PRAKONDISI
s.d. Akhir 2022
POKJA 1.1 Pengendalian Kebakaran
Hutan dan Lahan dan Pengendalian
Pengelolaan Kawasan Hutan
Fase pra Krisis Fase Pemulihan
SIKLUS (Januari-April) (Oktober-November)
MANAJEMEN kebakaran sudah mulai terjadi fase krisis sudah selesai;
KEBAKARAN 01 di beberapa daerah, khususnya 04 aktivitas normal kecuali di Jawa,
HUTAN DAN Riau dan Kalimantan Barat, fase Bali, dan Nusa Tenggara
ini cenderung aman
LAHAN
Fase Peringatan
(April-Juni) Fase Evaluasi (Desember)
Dimplementasika
n SetiapTahun Evaluasi dampak, karhutla
telah terjadi kebakaran
02 lebih dari 1 kejadian 05 terjadi di bagian timur
Indonesia (Papua)

Fase Krisis
(Juni-Oktober)
Karhutla terjadi di Sumatra,
03 Kalimantan, Sulawesi
Karhutla memiliki potensi polusi
kabut asap
STRATEGI PENGENDALIAN KEBAKARAN
HUTAN DAN LAHAN
Peningkatan dan penguatan operasional multipihak
dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan di
1 wilayah rawan karhutla.

Pemantapan kerjasama operasional dan


pendanaan dalkarhutla di tingkat tapak, daerah,
2 nasional, dan internasional.

Peningkatan kapasitas dalkarhutla aparatur


pemerintah dan pelaku usaha di wilayah rawan
3 karhutla.
Patroli Pencegahan Karhutla sipongi.menlhk.go.id

11
DESA

KALTARA
3DESA 3
57 31
DESA
DESA 29
RIAU
DESA
653 KALTIM2 DESA SULUT 3
74
DESA
10
DESA
DESA
DESA KALBAR DESA DESA
2
DESA
DE SULTENG
60 JAMBI
494
KALTENG
3
DESA
19 DESA
DESA
KALSEL
DESA 5
DESA
SUMSEL DESA 32
DESA
34 10 3 SULTRA DESA
60 DESA SULSEL
5
DESA
10
DESA
DESA

JATIM
1 NTB
DESA
Patroli Mandiri NTT 10
DESA

Patroli Terpadu
• Sampai dengan Desember 2022, Patroli Mandiri oleh MANGGALA AGNI telah dilaksanakan di 490 desa rawan di wilayah
Sumatera, Kalimantan ,Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Maluku Papua.
• Patroli Terpadu oleh Manggala Agni bersama-sama dengan Babinsa (TNI), Babinkamtibmas (POLRI), dan Masyarakat Peduli Api
(MPA).
Sumber : Ditjen PPI 1
1
KONDISI HOTSPOT DI REGIONAL JAWA BALI NUSA TENGGARA sipongi.menlhk.go.id

TAHUN 2022 DAN JANUARI 2023

2022 2023
No Provinsi
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des JML Jan
1 Bali 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Banten 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 DKI Jakarta 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Jawa Barat 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 2 0
5 Jawa Tengah 0 0 0 3 2 0 0 0 0 0 0 0 5 0
6 Jawa Timur 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 3 0
7 Nusa Tenggara Barat 0 0 0 0 0 0 1 4 19 10 0 0 34 0
8 Nusa Tenggara Timur 0 0 0 2 9 5 5 56 31 3 0 0 111 0
9 Yogyakarta 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total 0 0 1 5 11 5 6 60 54 13 0 0 155 0

12
TATA WAKTU TARGET PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN

No. Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030

Penurunan luas
1 1.616.273 1.583.288 1.550.303 1.517.317 1.484.332 1.484.332 1.484.332 1.484.332 1.484.332 1.484.332 1.484.332
kebakaran (ha)

Pencegahan
2 1.200 1.200 1.300 1.350 1.400 1.400 1.400 1.400 1.400 1.400 1.400
Karhutla (desa)

Penanggulangan
Kebakaran Hutan
dan Lahan melalui
3 Pemadaman 1.200 1.200 1.200 1.200 1.200 1.200 1.200 1.200 1.200 1.200 1.200
Darat (hari
operasional)
Penanggulangan
Kebakaran Hutan
4 dan Lahan melalui 170 170 170 170 170 170 170 170 170 170 170
Pemadaman
Udara (sortie)
POKJA 1.2 Perhutanan Sosial
PERHUTANAN SOSIAL : Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat

• Luas Hutan di Indonesia 120,7 jt Ha (63,09 % dari luas daratan) Ketimpangan


• Jumlah Desa di seluruh Indonesia terdapat 83.381 Desa, dimana dan
25.853 Desa berada disekitar kawasan hutan (36,7% Kesenjangan
penduduknya miskin); konflik tenurial ±2.100 kasus; kesenjangan Perkotaan
desa/kota (Gini Ratio): urbanisasi Perdesaan

AKSES LAHAN Sistem pengelolaan hutan lestari


yang dilaksanakan dalam kawasan
hutan negara atau hutan hak/ hutan
KEBIJAKAN KESEMPATAN BERUSAHA: adat yang dilaksanakan oleh
PEMERATAAN AKSES MODAL &
EKONOMI AKSES PASAR Masyarakat setempat atau
masyarakat hukum adat sebagai
pelaku utama. Bertujuan untuk
PERHUTANAN SOSIAL meningkatkan kesejahteraan,
PENINGKATAN
KAPASITAS PETANI keseimbangan lingkungan dan
HUTAN
“melalui 5 skema” dinamika sosial budaya.

Target : 12.7 Juta Ha

Terbentuknya pusat ekonomi domestik dan pusat pertumbuhan desa untuk produksi hasil hutan berbasis desa
yang menyerap tenaga kerja dan mengentaskan kemiskinan 15
REALISASI
NO PROVINSI Alokasi Capaian JML SK (Unit) JML KK
LUAS (Ha) LUAS (Ha)
1 ACEH 430,841 239,579.40 58 20,431
2 SUMATERA UTARA 597,494 81,503.12 206 19,861
3 SUMATERA BARAT 712,731 295,296.70 292 164,112
Reliasasi : 5.318.627,20 Ha | ± 1.188.498 KK | 8.041 Unit SK 4 RIAU 1,343,134 139,083.54 102 27,247
5 JAMBI 349,500 217,970.24 396 38,268
Kelompok 6 SUMATERA SELATAN 413,461 132,120.77 208 32,783
Perhutanan Sosial 7 BENGKULU 147,924 76,330.16 76 17,464
8 LAMPUNG 365,404 228,273.03 404 86,306
9 KEP BANGKA 138,777 46,464.03 386 27,473
BELITUNG
10 KEP RIAU 148,113 33,005.00 29 4,724
11 JAKARTA - - - -
12 JAWA BARAT 37,926 38,821.75 133 21,159
13 JAWA TENGAH 79,452 90,406.22 91 19,579
14 YOGYAKARTA 3,322 1,565.88 45 5,005
15 JAWA TIMUR 176,224 176,149.68 347 120,990
16 BANTEN 9,803 24,482.82 34 15,544
17 BALI 23,846 23,798.13 134 69,445
18 NUSA TENGGARA 285,841 49,667.56 267 33,484
Perhutanan Sosial menyebar di 33 Provinsi, 380 Kab/Kota, 2.165 Kecamatan dan 4.035 Desa di Indonesia
BARAT
19 NUSA TENGGARA 493,492 71,699.63 306 27,403
TIMUR
KUPS MANDIRI 20 KALIMANTAN BARAT 1,513,224 691,686.29 207 84,067
PEMBENTUKANKELOMPOK Platinum (50 KUPS)
21 KALIMANTAN TENGAH 1,256,401 294,724.40 205 31,308
22 KALIMANTAN SELATAN 185,625 92,812.02 175 26,776
USAHAPERHUTANAN 0,51% 23 KALIMANTAN TIMUR 473,501 290,158.57 157 20,404
Gold (936 KUPS)
SOSIAL(KUPS) 24
25
KALIMANTAN UTARA
SULAWESI UTARA
288,030
124,034
515,622.71
40,073.35
85
220
12,244
5,178
Silver (4.334 KUPS) 26 SULAWESI TENGAH 429,096 217,765.69 1,254 33,760
KUPS adalah kelompok usaha 27 SULAWESI SELATAN 450,740 330,762.33 733 73,593
yang dibentuk oleh KPS yang 28 SULAWESI TENGGARA 291,991 106,105.33 313 22,909
akan dan/atau telah melakukan Blue (4.665 KUPS) 29 GORONTALO 59,521 29,917.53 174 15,944
usaha (P.9/2021) 30 SULAWESI BARAT 113,342 55,606.06 485 8,086
31 MALUKU 230,888 197,220.96 146 32,734
9.985 KUPS 32 MALUKU UTARA 229,410 211,604.00 208 46,262
33 PAPUA BARAT 714,088 120,208.00 88 9,589
PERHUTANAN SOSIAL
DALAM MENDUKUNG INDONESIA’S FOLU NET SINK 2030
Areal Perhutanan Sosial - 01
a. Kawasan Hutan Negara :
01 04 - Perencanaan
❖ Hutan Konservasi
Rencana Kelola Hutan (RKPS dan RKT)
❖ Hutan Lindung 04 dan Rencana Usaha (Bisnis Plan)
❖ Hutan Produksi
b. Kawasan Hutan Hak/Adat

02 Pijakan Dasar :
Pelaku Perhutanan 05 - Komoditi
Sustainable
Sosial - 02 Forest Multi-produk (Kayu, HHBK, Jasa
Lingkungan : Karbon, Wisata, dll)
Masyarakat setempat/ Management 05
masyarakat Hukum Adat
(SFM)

03 06 – Menuju Kampung Iklim


Jangka Waktu Kelola - 03 Desa-desa Perhutanan Sosial akan menjadi
06 Kampung Iklim (desa ramah lingkungan –
Selama 35 Tahun dan dapat
diperpanjang pengelolaan sampah, pemanfaatan energi
terbarukan (biogas, dll), pengelolaan limbah
home industry produk PS, dll)
SASARAN PENGELOLAAN PERHUTANAN SOSIAL DALAM
MENDUKUNG INDONESIA’S FOLU NET SINK 2030
Distribusi Akses Legal Penambahan Pendamping Pembentukan Kelompok
Perutanan Sosial 12,7 juta sebanyak 25.000 sampai Usaha Perhutanan Sosial
Ha sampai dengan Tahun Tahun 2030 sebanyak 25.000 sampai
2028 Tahun 2030

Terbentuknya
percontohan IAD, Terbentuknya Meningkatnya
paling sedikit di 1 pengembangan usaha Meningkatnya kelas kontribusi menjaga
Kabupaten per Provinsi tematik paling sedikit Kelompok Usaha ekologi sesuai target
1 lokasi per Provinsi Perhutanan Sosial FOLU NET SINK 2030
Target Mitigasi Perhutanan Sosial Indonesia’s Folu Net Sink 2030
pada Areal Definitif Perhutanan Sosial
Indikator
Fasilitasi
Pengesahan Tenaga Tersusunnya PKS
Peningkatan
dokumen Rencana Peningkatan pendamping Kemitraan
No. Target Produktivitas dan
Kerja/Pengelolaan Kelas KUPS yang akan Kelompok
Nilai Tambah Hasil
Kelompok menjadi mendampingi Perhutanan Sosial
Hutan dan Jasa
Perhutanan Sosial Gold/Platinum kelompok PS dan Kemitraan
Lingkungan
(dokumen) (orang/tahun) Lingkungan (PKS)
(KUPS)
1 Pengayaan 162 162 16 162 81
alami/ENR
(5.349 ha)
2 Pembangunan 806 806 85 806 403
hutan tanaman
(116.041 ha)
3 Pencegahan 200 200 20 200 100
deforestasi di
tanah mineral
(62.860 ha)
4 Pencegahan 95 95 10 95 48
deforestasi di
tanah gambut
(98.027 ha)
Target Mitigasi Perhutanan Sosial Indonesia’s Folu Net Sink 2030
pada Areal Indikatif Perhutanan Sosial

Tersusunnya
Fasilitasi
Pengesahan PKS
Peningkatan Tenaga
Kawasan dokumen Kemitraan
Produktivitas Peningkatan pendamping
Prakondisi Hutan yang Rencana Kelompok
dan Nilai Kelas KUPS yang akan
No. Target Persetujuan Memperoleh Kerja/Pengelolaan Perhutanan
Tambah Hasil menjadi mendampingi
PS (ha) Persetujuan Kelompok Sosial dan
Hutan dan Jasa Gold/Platinum kelompok PS
PS (ha) Perhutanan Sosial Kemitraan
Lingkungan (orang/tahun)
(dokumen) Lingkungan
(KUPS)
(PKS)
Pencegahan
deforestasi di
1 75.886 75.886 209 209 22 209 105
tanah mineral
(75.886 ha)
Pencegahan
deforestasi di
2 4.397 4.397 37 209 9 37 19
tanah gambut
(4.397 ha)
TATA WAKTU KEGIATAN PENGELOLAAN PERHUTANAN SOSIAL
PADA FOLU NET SINK 2030
Intervensi Tujuan Kegiatan Tahun pelaksanaan
2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
Percepatan akses Meningkatnya penyiapan Penyiapan Kawasan
kelola kawasan kawasan perhutanan sosial Perhutanan Sosial
Tata kelola usaha Meningkatnya Pengembangan Usaha
dan hutan adat pengembangan usaha Perhutanan Sosial dan
perhutanan sosial dan hutanHutan Adat
adat
SDM Meningkatnya pendampingan Penanganan
pendampingan perhutanan sosial Konflik Tenurial dan
Hutan Adat
Penguatan Meningkatnya kemitraan Kemitraan Lingkungan
kemitraan
POKJA 1.3 Multiusaha dan Teknik
Pengelolaan
DISľRIBUSI IMPLEMENľASI
SILIN
Kalimantan Utara
| 10 UM
Sumatera Utara|2 UM
Kalimantan Barat | Kalimantan Timur
Riau|1 UM 6 UM | Maluku Utara|5 UM
28 UM
Jambi|2 UM
Papua Barat|12 UM Telah
Sumatera Barat|
1 UM Sulawesi Tengah|1 UM dilaksanakan
Bengkulu|
Kalimantan Tengah|
33 UM Kalimantan Selatan| oleh 119 Unit
2 UM 3 UM Maluku|5 UM
PBPH, seluas
Papua|5 UM 164.730 ha
IMPLEMENTASI RIL

Legenda:
PBPH Pelaksana RIL
PBPH Belum RIL

RIL 31 unit PBPH


(63.789,40 Ha)
STRATEGI MULTIUSAHA DAN TEKNIK PENGELOLAAN

Penerapan Silvikultur Intensif, Multi Sistem Silvikultur dan RIL pada hutan alam,
serta Teknik intensifikasi pada hutan tanaman.

Multi Bisnis/ Multi Usaha pada pengelolaan hutan produksi.

Evaluasi kinerja Usaha Unit Manajemen.

Optimalisasi pemanfaatan areal izin usaha.

Penyelesaian konflik pada Hutan Produksi melalui pemberian akses.

Pengembangan hutan tanaman untuk bioenergi.

Mendorong IUPHHK-HA/ HTI/HTR, HPHD, IUPHKm dan KPH untuk membangun


industri.

Optimalisasi limbah hasil pembalakan dan pengolahan industri.


Target Aksi Mitigasi Teknik Pengelolaan Hutan Lestari Indonesia’s Folu Net Sink 2030
Sebaran Lokasi Jumlah Volume
No Aksi Mitigasi Pengelolaan Hutan Lestari
Provinsi Kabupaten PBPH Kegiatan (ha)
1 RIL-C pada HA 17 81 183 4.380.952
2 RIL-C pada HT 21 53 62 192.369
3 SILIN pada HA 19 106 263 5.881.305
4 SILIN pada HT 25 144 272 1.201.355
5 SILIN pada RE 8 11 9 6.257
Luas Total Alokasi 11.662.238

Target Aksi Mitigasi Degradasi Hutan Alam di Konsesi Indonesia’s Folu Net Sink 2030 Kegiatan Aksi Mitigasi Degradasi
Hutan Alam di Konsesi
Aksi Mitigasi Sebaran Lokasi • Peningkatan Usaha Jasa
No Degradasi Hutan Jumlah PBPH Volume Kegiatan (ha) Lingkungan Hutan Produksi dan
Provinsi Kabupaten
Alam di Konsesi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)
1 Degradasi Konsesi 24 73 83 402.225 • Pengembangan sertifikasi PHL
pada Area PBPH-HT (Menerapkan kebijakan pelarangan
2 Degradasi Konsesi 19 90 206 5.444.315 penebangan hutan primer masuk
pada Area PBPH- arahan lindung berdasarkan IJLH)
• Pengembangan sistem insentif bagi
HA
pencegahan degradasi hutan
3 Degradasi Konsesi 3 4 4 84.277 primer (Menerapkan kebijakan
pada Area PBPH-RE pelarangan penebangan hutan
Luas Total Alokasi 5.930.817 primer masuk arahan produksi
berdasarkan IJLH)
Tata Waktu Pelaksanaan Teknik Pengelolaan Hutan Lestari Indonesia’s Folu Net Sink 2030

Volume Tahun 2023-2026 Tahun 2027-2030


Lokasi Kegiatan
Kegiatan (ha) 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030

RIL-C pada PBPH-HA 251.453 80.511 67.745 42.621 30.057 70.673 58.397 41.474 29.198

Total RIL-C PBPH-HT 20.692 6.624 5.406 3.355 2.331 4.404 3.562 2.623 1.781

SILIN pada PBPH-HA 922.104 262.612 215.977 123.823 77,746 194.216 149.190 119.621 74.595

SILIN pada PBPH-HT 786.462 165.755 146.887 146.281 148.311 105.406 73.822 - -

Tata Waktu RO Degradasi pada Konsesi Indonesia’s Folu Net Sink 2030
Volume Tahun 2023-2026 Tahun 2027-2030
Lokasi Kegiatan Kegiatan
(ha) 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030

Degradasi Terencana pada PBPH HTI 192.903 68.324 57.499 38.331 28.750 42.026 35.794 23.863 17.897
Degradasi Konsesi "Tidak terencana " pada
209.322 73.791 62.553 41.703 31.276 44.718 38.279 25.519 19.139
PBPH HT
Degradasi Konsesi pada PBPH HA 1.423.690 360.882 308.885 205.925 154.443 239.667 205.348 136.898 102.674

Degradasi Konsesi pada PBPH RE 84.277 29.497 25.283 16.855 12.642 -


INTERVENSI PENGELOLAAN HUTAN LESTARI

1. Intervensi Kebijakan dan Regulasi


a. Penyusunan manual/guidelines penerapan teknik RIL, dan penerapan teknik
pengelolaan hutan lestari, pengelolaan PBPH
b. Implementasi manual/guidelines penerapan teknik RIL, dan penerapan teknik
pengelolaan hutan lestari, pengelolaan PBPH
c. Pelaporan pelaksanaan kegiatan

2. Intervensi Teknologi
a. Penyiapan sistem monitoring, pencatatan, serta evaluasi implementasi penerapan teknik
RIL, dan penerapan teknik pengelolaan hutan lestari, pengelolaan PBPH berbasis ICT
(Information and Communication Technology)
b. Monitoring, pencatatan, serta evaluasi implementasi penerapan teknik RIL, dan
penerapan teknik pengelolaan hutan lestari, pengelolaan PBPH berbasis ICT
INTERVENSI PENGELOLAAN HUTAN LESTARI

3. Intervensi Sumber Daya Manusia


Pendampingan, peningkatan kompetensi dan kapasitas SDM (melibatkan pakar,
akademisi)

4. Intervensi Kemitraan
a. Penyiapan dan Implementasi Program dan Strategi Komunikasi Publik
b. Penyiapan dan Pengembangan Forum Komunikasi
c. Penyiapan dan Pengembangan kemitraan para pihak
d. Koordinasi dan kolaborasi antar sektor terkait

5. Intervensi Anggaran
a. Penyusunan dan Implementasi rencana kerja dan rencana anggaran implementasi
kegiatan
b. Penyiapan bahan konsep kelembagaan pendanaan kegiatan
PROYEKSI KEBUTUHAN
DA N S K E M A P E N DA NA A N

Kebutuhan
Kegiatan pendanaan
(trilyun rupiah)
Pengendalian kebakaran hutan
dan lahan 37,17
Perhutanan Sosial 0,96
Multiusaha (RIL-C dan ENR) 69,55
Pembangunan hutan tanaman 76,56
Total 184,24
• Sumber pendanaan dari pemerintah didistribusikan akan
berasal dari optimasi pendanaan di tingkat pusat (APBN)
melalui instrumen green sukuk dan pasar karbon domestik
(Nilai Ekonomi Karbon), dan transfer anggaran berbasis
ekologi (TAPE/TAKE); optimasi pendanaan di tingkat
daerah melalui instrumen Pendapatan Asli Daerah (PAD)
dan obligasi hijau daerah; dan optimasi skema Result-Based
Payment untuk REDD+.
• Sumber pendanaan dari swasta akan diarahkan pada
instrument hibah, obligasi hijau, pinjaman, ekuitas swasta,
Penyusunan Renja Sub Nasional
PENYUSUNAN RENJA SUB NASIONAL

1. Telah disusun Renja Sub Nasional pada 12 Provinsi yaitu Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Jambi,
Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur.

2. Selanjutnya akan disusun Renja Sub Nasional pada 22 Provinsi

3. Renja Sub Nasional Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 berpedoman pada Rencana Operasional Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 dan
Rencana Kerja Bidang Indonesia’s FOLU Net Sink 2030

4. Dokumen Renja sub nasional disusun secara Holistik, Integratif, Tematik dan Spasial yang menjabarkan target penurunan emisi
gas rumah kaca sampai dengan tahun 2030 pada tingkat Sub Nasional Provinsi.

5. Penyusunan Renja didukung intelektualitas secara kontinyu dari tim pakar, sehingga dapat menghasilkan Renja yang berbasis
pengetahuan sebagai bahan masukan kebijakan (scientific based policy).

6. Cermati target, susun strategi untuk mencapai target dan konsekuensi jika target tersebut tidak tercapai

7. Jalin dan koordinasi dengan para stakeholder di tingkat daerah dan melakukan sosialisasi terus menerus kepada mitra kerja dan
masyarakat.

PPT模板 http://www.1ppt.com/moban/
TERIMA
KASIH
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, includingicons by Flaticon and
infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai