Anda di halaman 1dari 25

KAJIAN TEKNIS

PEMENUHAN BAKU MUTU


AIR LIMBAH
RSUD DR. SOEDIRMAN
KEBUMEN
TUJUAN

Tujuan pembuatan Kajian Teknis Pengolahan


Limbah Cair adalah sebagai petunjuk
pengolahan limbah cair rumah sakit sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Penapisan Pembuangan Air Limbah RSUD
Dr. Soedirman Kebumen ke badan air permukaan

RSUD Dr. Saoedirman Kebumen

Daftar usaha dan/atau


kegiatan dengan potensi Y Susun kajian teknis
pencemar tinggi ?
 Jenis Kegiatan yang dilakukan berbentuk rumah sakit
dengan kapasitas tempat tidur 295
 Sumber limbah cair rumah sakit berasal dari seluruh
sumber dari bangunan/kegiatan rumah sakit.
 Air hujan dan limbah cair yang termasuk kategori
limbah B3 dilarang disalurkan ke IPAL.
 Sistem Pengolahan Air Limbah di RSUD Dr. Soedirmam
Kebumen adalah Sistem biologi gabungan dari proses
anaerobik dan aerobik yaitu proses biologi dengan
menggunakan lumpur aktif bakteri untuk penguraian
secara biologis/alami.
 Tahapan proses sistem ini :
Anaerob Aerob (Aerasi) Sedimentasi Bak desinfeksi
Proses Filtrasi (Sand dan Karbon Aktif)
Penampungan air proses (Bak Kontrol) Badan Air
(Sungai Luk Ulo)
 Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor : 7 Tahun 2019 tentang Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit Kebutuhan air untuk
rumah sakit kelas C adalah 200 – 300 L/TT/hari.
Dari kebutuhan air tersebut 80% sebagai limbah
cair.
 Jadi kebutuhan air baku per harinya dengan
jumlah tempat tidur 295 adalah 88,5 m3/hari
sedangkan limbah cair yang dihasilkan adalah
70,8 m3/hari.
 Fluktuasi atau kontinuitas produksi limbah cair
di RSUD Dr. Soedirman Kebumen bersifat
kontinyu dihasilkan setiap hari. Debit limbah
cair rata-rata per hari 82.18 m3/hari
 Layout IPAL RSDS.docx

Kapasitas Instalasi pengolahan air limbah :


 Debit limbah cair yang dibuang Ke Badan Air Sungai Luk Ulo
IPAL RSUD Dr. Soedirman Kebumen adalah 74.9 m3/hari
 Debit Limbah Cair RSUD Dr. Soedirman Kebumen adalah
82.18 m3/hari
 Kapasitas ipal yaitu volume seluruh bak adalah 182 m3
 Waktu tinggal = kapasitas ipal : Debit air sebenarnya
= 182 m3 : 82.18 m3/hari
= 2,2 hari
 Waktu tinggal minimal 2 hari, jadi Ipal RSUD Dr. Soedirman
Kebumen kapasitas ipal masih memenuhi.
 Bangunan IPAL RSUD Dr. Soedirman Kebumen tidak
dipengaruhi adanya curah hujan dikarenakan bangunanya
tertutup. Saluran air hujan terpisah dengan saluran air IPAL
sehingga tidak ada pengaruh air hujan terhadap karakteristik
air limbah
Penggunaan Air

 Sumber air baku yang digunakan di RSUD Dr.


Soedirman Kebumen : Sumur gali 1 bh, Sumur
dalam 2 bh dan PDAM.
 Ketiga sumber tersebut mempunyai kapasitas
pengambilan sebesar 302.77 m3/hari.
 Debit Air Bersih RSUD Dr. Soedirman Kebumen
adalah 9.386 m3/bulan
KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK
 Air limbah dari kegiatan RSUD Dr. Soedirman Kebumen
akan dibuang ke badan air permukaan yaitu sungai Luk Ulo
 Komponen lingkungan yang terkena dampak antara lain badan
air permukaan sebagai badan air penerima air limbah yaitu
sungai Luk Ulo
 Penetapan lokasi titik pengambilan contoh uji sungai yaitu 50
meter sebelum titik akhir pembuangan dan 50 m setelah titik
akhir
 Berdasarkan hasil pemeriksaan limbah cair di badan air
permukaan sungai Luk Ulo bahwa hasil pemeriksaan limbah
pada 50 meter sebelum titik akhir pembuangan dan 50 meter
setelah titik akhir pembuangan limbah dari RSDS ada beberapa
parameter yang tidak memenuhi baku mutu. Hal ini dapat
dijelaskan bahwa karakteristik air permukaan sungai sebelum
titik akhir pembuangan memang sudah tinggi, hal ini dapat
disebabkan karena sungai Luk Ulo adalah sungai yang tidak
hanya dialiri limbah dari RSDS saja tetapi disekitar sungai Luk
Ulo juga banyak terdapat pabrik industri yang limbahnya juga
dialirkan ke sungai Luk Ulo.
 Kandungan Bakteri Coliform di Sungai Luk Ulo masih
memenuhi baku mutu air sungai.
KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK AKIBAT
PEMBUANGAN AIR LIMBAH

 Sanitasi Lingkungan
Dampak pembuangan air limbah berpengaruh
terhadap sanitasi lingkungan apabila limbah padat
(medis dan non medis) dan limbah cair tidak dikelola
dengan baik sehingga vektor penyakit akan
meningkat dan rembesan air limbah akan mencemari
air sumur masyarakat.
 Air Permukaan
Dampak kegiatan operasional terhadap kualitas air
permukaan dapat terjadi apabila terjadi kontak
antara limbah padat maupun limbah cair yang
dihasilkan dari kegiatan operasional kontak dengan
badan air permukaan sehingga dapat terjadi
penurunan kualitas air permukaan. Dampak ini
dapat tersebar menurut arah aliran air permukaan
tersebut.
 Air tanah
Dampak kegiatan operasinal terhadap kualitas air
tanah dangkal dapat terjadi apabila ada limbah
padat maupun limbah cair yang dihasilkan dari
kegiatan operasional terbawa oleh aliran permukaan
dan malalui proses infiltrasi meresap ke dalam tanah
mencapai air tanah dangkal sehingga dapat terjadi
pencemaran terhadap air tanah dangkal.
 Aspek biologi
Limbah cair dari IPAL yang dibuang ke sungai Luk
Ulo banyak mengandung bakteri coliform, yang
merupakan indicator pencemaran biologis di suatu
perairan sehingga pencemaran biologis akan semakin
besar. Kegiatan ini menimbulkan dampak negative
tidak penting karena kualitas air sungai Luk Ulo
sebelum adanya kegiatan pembuangan limbah cair ke
sungai Luk Ulo memang sudah rendah
 Aspek Kimia
Berdasarkan hasil pemeriksaan limbah cair di badan air
permukaan sungai Luk Ulo dapat dilihat bahwa hasil
pemeriksaan limbah pada Badan Air Sungai Luk ulo 50
meter sebelum titik akhir pembuangan dan 50 meter setelah
titik akhir pembuangan limbah dari RSUD Dr. Soedirman
Kebumen ada beberapa parameter yang tidak memenuhi
baku mutu yaitu Nitrat (NO3-N), BOD5, COD, Minyak
lemak, Sianida, Klorin Bebas, DO, Sulfida, ZN, Cr.
Kegiatan ini menimbulkan dampak negative tidak penting
karena kualitas air sungai Luk Ulo sebelum adanya kegiatan
pembuangan limbah cair dari RSUD Dr. Soedirman ke
sungai Luk Ulo memang sudah tinggi.
Hal ini berarti memang karakteristik dari sungai Luk Ulo itu
sendiri.
Sungai Luk Ulo tidak hanya sebagai pembuangan limbah
cair dari RSUD Dr. Soedirman saja, tetapi juga berasal dari
kegiatan-kegiatan disekitar sungai Luk Ulo yang juga
sangat mempengaruhi kualitas air sungai Luk Ulo tersebut.
PRAKIRAAN DAMPAK

 Parameter yang digunakan adalah parameter


sebagaimana tercantum dalam Baku Mutu Air
Nasional yaitu PP Nomor 22 tahun 2021 tentang
penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup Lampiran VI Baku mutu air
nasional bagian I (Baku Mutu Air Sungai dan
Sejenisnya)
 Penilaian untuk perhitungan beban pencemaran
adalah BPA (Beban Pencemaran Sebenarnya) tidak
boleh lebih besar dari BPM (Beban Pencemaran
Maksimum).
 Hasil perhitungan beban pencemaran sebenarnya
untuk semua parameter tidak melebihi dari beban
pencemaran maksimum. Sehingga tidak diperlukan
perencanaan ulang untuk dimensi IPAL
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

 Kapasitas instalasi pengolahan air limbah RSUD


Dr. Soedirman Kebumen adalah 182 m3.
 Sistem Pengolahan Air Limbah di RSUD Dr.
Soedirmam Kebumen adalah Sistem biologi
gabungan dari proses anaerobik dan aerobik
yaitu proses biologi dengan menggunakan
lumpur aktif bakteri untuk penguraian secara
biologis/alami.
Proses Pengoperasian :
 Hidupkan panel kontrol dengan memutar selector
pada posisi on
 Selanjutnya putar selektor blower dan pompa
transfer ke posisi on automatic
 Pada posisi ini blower dan pompa sudah berfungsi
secara auto matic, karena sudah dilengkapi dengan
level kontrol dan timer.
 Salurkan buangan air limbah dari kamar sampit
kedalam unit STP yang tersedia.
 Air limbah selanjutnya akan di proses secara biologi
oleh bakteri
 Hindari pembuangan pembersih lantai, bahan bahan
yang bersifat asam dan basa secara berlebihan
kedalam saluran STP, karena akan mengakibatkan
bateri dalam sistem mati
KRITERIA DESAIN SETIAP UNIT PROSES

 Proses Anaerobik
Air limbah hasil terlebih dahulu disaring dari
padatan/sampah agar tidak terbawa ke sistem
Seluruh air limbah ditampung didalam bak
Equalisasi/Anaerobik, proses penguraian di
lakukan oleh aktivitas bakteri anaerobik, yang
mana dalam proses ini fasa padat limbah tinja
akan dirubah secara cepat oleh bakteri ini
menjadi fasa cair.
Volume bak Equalisasi/Anaerobik adalah 11 x 4 x
3 = 132 m3
 Proses Biologi Aerobik
Pada proses ini air limbah akan diuraikan dengan
aktifitas lumpur aktif bakteri dengan pemberian
asupan oksigen sebagai media hidup, bakteri yang
ada dalam sistem adalah bakteri aerobik yaitu
bakteri yang aktifitas nya memerlukan oksigen
sebagai media hidupnya di samping asupan nutrisi
yang perlu di berikan atau juga bisa bersumber dari
limbah tinja yang di buang, pada bagian ini
dilengkapi dengan :
- Bola Bakteri ( Rumah Bakteri )
- Blower sebanyak 4 buah yang di oprasikan dg
timer.
Volume bak aerob adalah 2 x 15 m3 = 30 m3
 Penanganan lumpur dan lumpur bakteri
Pada proses operasionalnya sistem ini akan
menghasilkan material sampingan (Excees Material)
sebagai dampak dari proses dekomposisi organik
menjadi material lain yaitu lumpur aktif, pada
dasarnya lumpur ini adalah mikroorganisma yang
sudah tidak efektif lagi melakukan
penguraian/Lumpur Tua.
Lumpur ini harus dibuang secara berkala, namun
tidak dapat dibuang secara langsung ke lingkungan
terbuka. Begitu juga lumpur hasil pengolahan dari
proses kimia fisika tidak dapat dibuang begitu saja.
Oleh karena itu sistem ini dilengkapi juga dengan
fasilitas pengolah/tangki penampung lumpur
tersebut, seluruh lumpur dikumpulkan berdasarkan
jenisnya agar konsentrasinya lebih padat, air hasil
pemisahan dialirkan menuju tangki equalisasi.
Pada proses ini dilengkapi dengan Unit lamella
 Pembuangan Hasil Proses
Air hasil proses kemudian di buang dengan
pompa yang sudah diatur level kontrolnya, atau
secara gravitasi melalui saluran buang yang
menuju ke badan air, dalam unit ini dilengkapi
dengan :
2 Centrifugal pump
Radar (Automatic Level Switch)
Pengelolaan lumpur dan/atau gas yang
dihasilkan
 Lumpur ini harus dibuang secara berkala,
namun tidak dapat dibuang secara langsung ke
lingkungan terbuka. Begitu juga lumpur hasil
pengolahan dari proses kimia fisika tidak dapat
dibuang begitu saja. Oleh karena itu sistem ini
dilengkapi juga dengan fasilitas pengolah/tangki
penampung lumpur tersebut, seluruh lumpur
dikumpulkan berdasarkan jenisnya agar
konsentrasinya lebih padat, air hasil pemisahan
dialirkan menuju tangki equalisasi.
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN

 Titik Penataan ( Outlet )


Titik penaatan IPAL RSDS koordianat :
S: 07°42'001" E: 109°39'880“
 Titik pemantauan badan air permukaan

Titik pembuangan air limbah dari IPAL RSDS


berada di Sungai Luk Ulo dengan koordinat :
+ 50 m sebelum titik akhir pembuangan IPAL
RSDS 49M, x: 0352149; y : 9148226
+ 50 m setelah titik akhir pembuangan IPAL
RSDS 49M, x: 0352137; y : 9148291
Mutu Air Limbah
 Dilakukan pemeriksaan limbah cair
Baku Mutu Limbah Cair menggunakan :
- Peraturan Menteri LHK No.68 Tahun 2016 tentang Baku
mutu Limbah Domestik
- Peraturan Menteri LH NO. 05 Tahun 2014 tentang Baku
mutu Limbah (Lampiran XLIV) Baku mutu Air Limbah
Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Pelayanan Kesehatan
 Dilakukan Pemeriksaan limbah cair dibadan air
Baku Mutu menggunakan PP No. 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Lampiran VI Baku Mutu Air Nasional bagian I ( Baku
Mutu Air Sungai dan Sejenisnya)
 Dilakukan Pemeriksaan Mutu Air Tanah
Baku Mutu yang digunakan Permenkes No.32 Tahun 2017
tentang Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene
dan Sanitasi Kolam renang, Solus Per Aqua dan Pemandian
Umum
Frekuensi Pemantauan
 Frekuensi pemantauan mutu air limbah di
RSUD Dr. Soedirman Kebumen dilakukan setiap
bulan sekali.
 Frekuensi pemantauan mutu air pada badan air
permukaan dilakukan satu tahun sekali
 Frekuensi pemantauan kualitas air bersih
secara mikrobiologi dilakukan 1 bulan sekali
 Sistem Penanggulangan Keadaan Darurat
Instalasi Hygiene dan Sanitasi adalah Instalasi yang
bertanggung jawab terhadap pengelolaan limbah cair
di RSUD Dr. Soedirman Kebumen. Apabila terjadi
kondisi darurat maka pengambil keputusan adalah
Direktur RSUD Dr. Soedirman Kebumen setelah
mendapat laporan dari Instalasi Hygiene dan
Sanitasi yang juga telah berkoordinasi dengan
Kepala Bidang Penunjang Medis dan Non Medis.
 Ada Prosedur Tanggap Darurat Pengolahan IPAL
 Biaya operasional dan pemeliharan Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) di RSDS dianggarkan
dari anggaran BLUD.
 Pemeliharan dan pengembangan IPAL dilakukan
oleh teknisi dengan penanggungjawab Penunjang
Medis dan Non Medis
 Ada struktur Organisasi Instalasi HS
 Sumber Daya Manusia

Direktur memiliki tanggungjawab atas


pengendalian pencemaran air yang berada
dilingkungan RSUD Dr. Soedirman Kebumen.
Instalasi Hygiene dan Sanitasi adalah Instalasi
yang bertanggung jawab terhadap pengolahan
limbah cair di RSUD Dr. Soedirman Kebumen.
Instalasi Hygiene dan Sanitasi berkoordinasi
dengan Kepala Bidang Penunjang Medis dan
Non Medis dalam melaksanakan tugasnya
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai