PUSKESMAS NOGOSARI
Jalan Raya Nogosari – Kartosuro Km1, Nogosari Boyolali
Limbah Medis
1 Rintek PLB3
2. LOKASI TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN
BERACUN
Lokasi TPS
MELATI 4
TOILET TOILET
LAKI-LAKI
ISOLASI WANITA
Limbah B3
ISOLASI PRIA
MELATI 3
WANITA
TITIK KUMPUL
TOILET LIMBAH B3
RUANG
PENYELENGGAR
A MAKANAN TEMPAT JEMUR LINEN
MELATI 2
MUSHOLA
GUDANG ATK
TEMPAT LINEN
BERSIH
PARKIR AMBULANCE
MELATI 1 ANAK
MAWAR 1
POS
CUCI LINEN
JAGA
MAWAR 2
DAPUR PIS PK
TOILET TOILET
HALAMAN
AULA 2
TOILET
BP. UMUM
TITK KUMPUL
RUANG
KONSE PENDA
RUANG RUANG DOKU FARMA GUDAN
LING RUANG TB RUANG GIGI FTARA LANSIA
IMUNISASI GIZI MEN SI G OBAT
ANAK N
RM
POJOK
DAHAK
PUSKESMAS NOGOSARI
MASUK KELUAR
PINTU PINTU
Keterangan:
a. Lokasi bebas banjir tidak rawan bencana alam
b. lokasi penyimpanan Limbah B3 berada dalam penguasaan penghasil
2 Rintek PLB3
3. SPESIFIKASI TEKNIS TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH B3
Bangunan
TPS Limbah
B3 a. Atap Bahan Atap : Genting dan Plafon
Keterangan : -
dinding
b. bangunan Bahan : Dinding batu - bata
Tinggi : 3,5 M
c. Lantai Bahan lantai : Kedap air Ya/tidak*
Kemiringan lantai : ada/tidak*
% kemiringan : 0%
arah kemiringan : -
d. Bak Ceceran ada/tidak*
Limbah B3 :
kedap air: ya/tidak*
tertutup/tidak tertutup*
e Sistem
Penerangan Keterangan : (jumlah lampu : 1 )
f Ventilasi udara Keterangan : Ada
g bagian depan Keterangan : tertempel papan nama TPS
TPS
: tertempel Simbol Limbah
B3 sesuai kareakteristik
yang tersimpan (25 x 25
cm)
: tertempel Koordinat
3 Rintek PLB3
5. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PENGENDALIAN DAN
PEMBUANGAN LIMBAH
BERBAHAYA
No. Dokumen : 565 / SOP
-VIII /2019
No. Revisi : 02
SOP
Tanggal Terbit : 18 Maret 2019
Halaman : 1/3
PUSKESMAS dr. SRI MARYATI
NOGOSARI NIP. 19660106 200212 2 003
1. Pengertian Pengendalian dan pembuangan limbah berbahaya adalah pengendalian
dan pembuangan limbah berbahaya medis dari hasil pelayanan di Poli
umum, KIA, KB, MTBS, Poli Gigi,Laboratorium,Ruang Vaksin seperti
jarum,botol bekas cairan suntikan ,sisa perawatan pasien, kasa, perban,
kapas,sisa spuit injection.
2.Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah Pengendalian dan
pembuangan limbah berbahaya
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nogosari Nomor : 445.4 /163 Tahun 2019Tentang
Perubahan Atas Keputusan Kepala Puskesmas Nomor : 445.4/067 Tahun
2019 Tentang Pengendalian Dan Pembuangan Limbah Berbahaya
4. Referensi 1. Peraturan Pemerintah N0.66 Tentang Kesehatan Lingkungan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No1428/MENKES/SK/XII/2006 Tentang Pedoman Penyelenggaraan
Kesehatan Lingkungan Puskesmas
2. Peraturan Menteri Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2014
tentang Pengelolaan Limbah Berbahaya dan Beracun
5. Prosedur 1. Penanganan limbah berbahaya puskesmas dilakukan setiap hari
2. Petugas memastikan ada 3 tempat sampah tertutup pada unit
pelayanan yang menghasilkan limbah berbahaya :
a. safety box untuk pembuangan jarum suntik
b. tempat sampah tertutup di lapisi plastic warna kuning
dengan tanda Medis untuk limbah Medis
c. tempat sampah tertutup dengan lapisan plastic warna hitam
untuk sampah non medis dengan tanda limbah non medis
3. Petugas masing-masing unit pelayanan memasukkan limbah
berbahaya pada tempat sampah tertutup yang telah disediakan
sesuai dengan jenisnya
4. Petugas membawa limbah berbahaya yang terkumpul setiap
hari sekali untuk dibawa ketempat penyimpanan sementara
limbah b3 dengan meggunakan APD yang lengkap
5. Petugas mengumpulkan limbah berbahaya dari masing-masing
unit pelayanan ke TPS B3
6. Petugas mencatat berapa kg sampah yang dihasilkan tiap hari di
loogbook yang telah disediakan setiap hari
7. Pembuangan akhir limbah bekerja sama dengan PT Arah
environmental Indonesia yang di angkut selama 1 bulan 1 kali
8. Petugas melakukan pencatatan dan pelaporan
4 Rintek PLB3
1. 6. Diagram Alir
2. Penanganan Adanya 3 Memasukka
limbah tempat n limbah
berbahaya sampah berbahaya
puskesmas tertutup di pada tempat
setiap unit yang telah
pelayanan tersedia
Mengumpulkan limbah
berbahaya dari limbah
berbahaya dari masing Petugas Membawa
masing unit pelayanan limbah berbahaya
ke TPS B3 ketempat TPS B3
menggunakan APD
Mencatat Volume
limbah yang masuk ke
TPS di loogbook
Limbah diangkut
oleh PT Arah
Pencatatan
dan pelaporan
Rekaman Historis
Tgl. Mulai
No Yang di rubah Isi Perubahan
Diberlakukan
5 Rintek PLB3
6. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TANGGAP DARURAT
PENANGANAN TUMPAHAN
LIMBAH BAHAN
BERBAAHAYA DAN
BERACUN (B3)
No. Dokumen : 168 / SOP
-VIII /2019
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 3 Januari 2019
Halaman : 1/2
PUSKESMAS dr. SRI MARYATI
NOGOSARI NIP. 19660106 200212 2 003
1. Pengertian B3 merupakan yang karena sifatnya, jumlah dan / konsentrasinya
baik langsung maupun tidak langsun, mambahayakan lingkungan,
Kesehatan dan kelangsungan hidup manusia serta makluk hidup
lainnya.
Tumpahan adalah merupakan kondisi tidak sesuai dari kegiatan
operasional yang menyebabkan terkjadinya cacaeran atau tumpahan
material cair.
2.Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah penanganan ceceran
tumpahan limbah bahan berbahaya dan beracun.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nogosari Nomor : 445.4/163 Tahun 2019
tentang Perubahan atas Keputusan Kepala Puskesmas Nomor Nomor
445.4 /070 Tahun 2019 Tentang Pengendalian dan Pembuangan
Limbah Berbahaya di Puskesmas Nogosari
4. Referensi Peraturan Menteri Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2014
tentang Pengelolaan Limbah Berbahaya dan Beracun
5. Prosedur PERSIAPAN
1. Gunakan alat pelindung drri yang dibutuhkan sebelum
melakukan pekerjaan
2. Gunakan peralatan peralatan yang sesuai dengan penanganan
ceceran dan tympahan yang terjadi
3. Untuk penanganan ceceran dan tumpahan bahan kimia, sebelum
melakukan persiapan terlebih dahulu harus mengikuti dan
memahami petujuk pada material Safety Dataa Sheet (MSDS)
untuk bahan kimia tersebut
PENANGANAN TUMPAHAN DAN CECERAN
1. Untk melakukanpengendailian terhadap kemungkinan terjadinya
ceceran dan tumpahan dalam kegiatn operasional, setiap petugas
yang melakukan pekerjaan yang dapat menimbulkan pptensi
ceceran dan tumpahan hrus menyediakan tempat penampungan
6 Rintek PLB3
yang sesuai dan memadahi untuk menampung ceceran dan
tumpahan yang terjadi
2. Untuk tumpahan dan ceceran material cair (dapat dikendalikan )
dibersihkan terlebih dahulu dengan absorben atau kai, terutama
untuk bahan kimia pastikan tidak adalagi sisa ceceran dan
tumpahan yang tertinggal.
a. Ceceran / tumpahan alcohol dibersihkan dengan absorben /
kain atau peralatan lain yang sesuai volume ceceran /
tumpahan untuk dibuang ke tong sampah medis yang
tersedia dan dilakukan perbaikan terhadap sumber ceceran /
tumpahan
b. Ceceran / tumpahan bahan kimia di bersihkan menggunakan
absorben yang sesuai dengan MSDS bahan tersebut..
3. Untuk ceceran / tumpahan material caie (tidak dapat dikendalikan
dalam jumlah besar harus segera dibuatkan lokalisir terhadap
ceceran / tumpahan tersebut dengan absorben ( Pasir/serbuk
gergaji)
4. Ceceran /tumpahan tersebut ditempatkan pada tempat
penampungan beridentitas”limbah B3” dan diletakkan pada
penampungan limbah B3 termasuk kain absorben lain yang
terkontaminsai, selanjutnya proses penanganan
didokumentasikan menggunakan formular penanganan Ceceran
& Tumpahan)
3. 6. Diagram Alir
Persiapan
4.
8 Rintek PLB3
8. PERLENGKAPAN SISTEM TANGGAP DARURAT
9 Rintek PLB3
9. DOKUMENTASI TPS LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
10 Rintek PLB3
10. MOU PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN
PIHAK KETIGA
Puskesmas Nogosari bekerja sama dengan PT Arah Enviromental dengan nomor MOU:
1377/PKS-3/BYA/AEI-YGY/VI/2021 tanggal 1 juni 2021, masa berlaku sampai dengan tanggal 31
Mei 2022
11 Rintek PLB3
11. RANCANGAN FORMAT LOG BOOK LIMBAH B3 NERACA LIMBAH B3
. . . . . . . . . . . . . . . . , 2018
Paraf Petugas [4]
Keterangan :
[1] Sumber kegiatan yang menghasilan limbah. Misal dari kegiatan sendiri berasal dari ruang operasi, ruang bengkel,
dsb.
[2] Batas waktu maksimal penyimpanan di TPS, misal untuk limbah infeksius maksimal 2x24 jam untuk suhu lebih dari 2°C, sesuai rekomendasi
[3] Dokumen dapat berupa: manifest, atau dokumen internal perusahaan yang diserahkan dari baguan lain.
[4] Setiap lembar harap diparaf oleh Petugas yang bertanggung jawab.
12 Rintek PLB3
Format Neraca Limbah B3
Nama Perusahaan :
Bidang Usaha :
Periode Waktu :
JENIS AWAL JUMLAH CATATAN :
I ………………………………………………………………….
LIMBAH (TON)
………………………………………………………………….
………………………………………………………………….
………………………………………………………………….
TOTAL A (+)
JENIS LIMBAH PERIZINAN LIMBAH B3
II PERLAKUAN : JUMLAH (TON) YANG TIDAK KADAL
DIKELOLA ADA
ADA UARSA
1. DISIMPAN 1……………..
2……………..dst
2. DIMANFAATKAN 1……………..
2……………..dst
3. DIOLAH 1……………..
2……………..dst
4. DITIMBUN 1……………..
2……………..dst
5. DISERAHKAN
KEPIHAK KETIGA 1……………..
2……………..dst
6. EKSPOR 1……………..
2……………..dst
7. PERLAKUAN
LAINNYA 1……………..
2……………..dst
TOTAL B (-)
RESIDU * C (+)………….TON
JUMLAH LIMBAH
YANG BELUM D (+)………….TON
TERKELOLA**
TOTAL JUMLAH
LIMBAH YANG (C+D)…………TON
TERSISA
Formulir Neraca Limbah B3 merupakan kinerja pengelolaan Limbah B3 dalam periode tertentu.
13 Rintek PLB3
1 Nama Perusahaan :
diisi dengan nama perusahaan sesuai Akta Pendirian Perusahaan.
2 Bidang Usaha
: diisi dengan bidang usaha sesuai Akta Pendirian Perusahaan.
3 Periode Waktu diisi dengan periode waktu yang dilakukan sampai dengan waktu pelaporan.
Misalnya:
: Periode 1 Januari – 31 Maret yang dilaporkan pada awal bulan April pada tahun yang sama
14 Rintek PLB3
12 DISIMPAN : Diisi sesuai dengan Limbah B3 sesuai dengan kondisi Limbah yang sedang disimpan pada
fasilitas tempat Penyimpanan Limbah B3 dalam kurun waktu 90 hari dan/atau 180 hari
dan/atau 365 hari ke belakang sejak neraca Limbah B3 disusun/ditandatangani.
Tempat penyimpanan Limbah B3 dapat berupa bangunan, tangki, silo, waste impoundment
dan/atau waste pile sesuai dengan izin Penyimpanan Limbah B3 yang diterbitkan. Jika
Limbah B3 yang disimpan lebih dari 2 (dua) jenis, maka jumlah baris dalam formulir dapat
ditambah sesuai dengan jenis Limbah B3 yang ada.
Misalnya:
Neraca Limbah B3 ditanda tangani tanggal 10 April 2019, maka catat semua jenis Limbah
B3 beserta jumlahnya yang ada di tempat Penyimpanan Limbah B3 dari tanggal 10 Januari
2019 sampai dengan tanggal 9 April 2019.
13 DIMANFAATKA : Diisi sesuai dengan Limbah B3 yang dimanfaatkan dalam periode waktu tertentu.
N Pemanfaatan ini dapat lebih dari satu jenis Limbah B3. Jika Limbah B3 yang dimanfaatkan
tersebut lebih dari 2 (dua) jenis maka jumlah baris dalam formulir dapat ditambah sesuai
dengan jenis Limbah B3 yang dimanfaatkan.
Misalnya:
Dua jenis Limbah B3 yang dimanfaatkan yaitu recovery minyak dari Limbah sludge oil
sebanyak 200 ton dan Limbah spent catalyst dimanfaatkan sebanyak 250 ton.
14 DIOLAH : Diisi sesuai dengan Limbah B3 yang diolah dalam periode waktu tertentu. Pengolahan ini
dapat berupa kegiatan bioremediasi, incenerasi dan lain-lain. Jika Limbah B3 yang diolah
tersebut lebih dari 2 (dua) jenis maka jumlah baris dalam formulir dapat ditambah sesuai
dengan jenis Limbah B3 yang diolah.
Misalnya:
pembakaran Limbah majun bekas di fasilitas incinerator
sebanyak 2 (dua) ton.
15 DITIMBUN : Diisi sesuai dengan Limbah B3 yang ditimbun dalam periode tertentu.
16 DISERAHKAN : Diisi sesuai dengan Limbah B3 yang diserahkan kepada pihak ketiga yaitu Pengumpul
KEPADA PIHAK Limbah B3, Pemanfaat Limbah B3, Pengolah Limbah B3 dan/atau Penimbun Limbah B3
KETIGA yang memiliki Izin Pengelolaan Limbah B3 dari Menteri, gubernur, bupati/wali kota sesuai
dengan kewenangannya, melalui Pengangkut Limbah B3 yang memiliki rekomendasi
Pengangkutan Limbah B3 dari Menteri dan Izin Pengangkutan
Limbah B3 dari Kementerian Perhubungan
Misalnya:
Limbah minyak pelumas bekas diserahkan kepada Pengumpul Limbah B3 skala Provinsi
PT X sebanyak 10 ton melalui Pengangkut Limbah B3 PT Y.
17 EKSPOR : Diisi sesuai dengan Limbah B3 yang akan diekspor dalam periode waktu tertentu disertai
LIMBAH B3 dengan notifikasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Misalnya:
ekpsor Limbah spent catalyst sebanyak 250 ton ke negara Jepang.
18 PERLAKUAN : Diisi untuk jenis perlakuan di luar perlakuan yang ada dalam formulir neraca Limbah B3
LAINNYA sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilakukan pada periode
tertentu.
19 TOTAL : Diisi sesuai dengan penjumlahan secara total jumlah Limbah B3 yang dilakukan perlakuan
pada kolom JUMLAH (Ton).
Misalnya :50 ton + 200 ton + 250 ton + 2 ton + 10 ton + 250 ton = 762 ton.
20 RESIDU : Jumlah Limbah B3 yang terbentuk dari proses perlakuan pengelolaan Limbah B3 seperti
abu incenerator, bottom ash dan/atau fly ash dari pemanfaatan sludge oil di boiler, residu
dari penyimpanan oli bekas dan lain-lain.
Misalnya:
pembakaran Limbah B3 majun bekas sebanyak 2 ton, lalu sisa abunya sebanyak 0,4 ton,
maka jumlah 0,4 ton abu adalah termasuk residu. Juga untuk oil recovery dari sludge
minyak dihasilkan residu sebanyak 100 ton. Total residu 100,4 ton tidak dilakukan
pengelolaan lanjutan
21 JUMLAH : Diisi untuk Limbah B3 yang:
LIMBAH YANG a. tidak ikut dalam perlakuan atau jumlah Limbah B3 yang tidak dilakukan perlakuan
BELUM apapun dan/atau
TERKELOLA b. disimpan melebihi batas waktu penyimpanan 90 hari dan/atau 180 hari dan/atau 365 hari.
c. dikelola tanpa izin.
Atau dapat diisi dengan cara sebagaiberikut :
TOTAL A (+) – TOTAL B (-) = 1212 Ton – 762 Ton = 450 Ton.
22 TOTAL JUMLAH : Diisi dengan cara menjumlahkan antara JUMLAH LIMBAH YANG BELUM DIKELOLA
15 Rintek PLB3
LIMBAH B3 dan jumlah RESIDU.
YANG TERSISA Misalnya:
mengacu contoh di atas maka pengisian menjadi 100,4 Ton + 450 Ton = 550,4 Ton.
23 KINERJA : Diisi dengan menggunakan rumus sebagaimana tertera di formulir neraca Limbah B3.
PENGELOLAAN Kinerja ini menunjukkan derajat ketaatan Pengelolaan Limbah B3 terhadap peraturan
LB3 SELAMA perundang-undangan. Jika menunjukkan angka 100% maka pengelolaannya taat dan
PERIODE SKALA Limbah B3 dikelola dengan baik dan benar.
WAKTU. Misalnya :
Contoh di atas menunjukkan kinerja sebagai berikut:
{[A-(C+D)]/A} * 100%} = {[1212-(550,4)]/1212} * 100%} = 54,6 %.
24 PIHAK : Nama perseorangan yang bertanggung jawab terhadap Pengelolaan Limbah B3 di
PERUSAHAAN perusahaan yang bersangkutan dengan dilengkapi tandatangan dan stempel perusahaan.
Selaku Penanggung Jawab Usaha dan/atau Kegiatan PUSKESMAS NOGOSARI akan memenuhi
Kewajiban Pelaksanaan Penyimpanan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Sebagai Berikut :
a. Memenuhi persyaratan teknis Penyimpanan Limbah B3 termasuk kelengkapan prasarana
dan sarana;
b. Melakukan identifikasi Limbah B3 yang dihasilkan setiap hari;
c. Melakukan pencatatan nama dan jumlah Limbah B3 yang dihasilkan;
d. Melakukan Pengemasan dan melekatkan simbol serta label sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku;
e. Melakukan Penyimpanan Limbah B3 paling lama :
i. 90 (sembilan puluh) hari sejak Limbah B3 dihasilkan, untuk Limbah B3 yang
dihasilkan sebesar 50 kg (lima puluh kilogram) per hari atau lebih;
ii. 180 (seratus delapan puluh) hari sejak Limbah B3 dihasilkan, untuk Limbah B3
yang dihasilkan kurang dari 50 kg (lima puluh kilogram) per hari untuk
Limbah B3 kategori 1;
iii. 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari sejak Limbah B3 dihasilkan, untuk
Limbah B3 yang dihasilkan kurang dari 50 kg (lima puluh kilogram) per hari untuk
Limbah B3 kategori 2 dari sumber tidak spesifik dan sumber spesifik umum;
iv. 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari sejak Limbah B3 dihasilkan, untuk
Limbah B3 kategori 2 dari sumber spesifik khusus;
v. 2 (dua) hari sejak Limbah B3 kategori infeksius, patologis, benda tajam
disimpan pada ruangan dengan suhu normal;
vi. 7 (tujuh) hari sejak Limbah B3 kategori infeksius, patologis, benda tajam
disimpan pada ruangan dengan suhu 3 sampai dengan 8 derajat celcius
vii. 90 (sembilan puluh) hari sejak Limbah B3 kategori infeksius, patologis, benda tajam
disimpan pada ruangan dengan suhu lebih kecil atau sama dengan 0 derajat celcius
viii. Atau Kurang dari 90 (sembilan puluh) hari apabila kapasitas Tempat Penyimpanan
Limbah B3 sudah tidak memungkinkan untuk menampung seluruh Limbah B3 yang
dihasilkan.
16 Rintek PLB3
f. Setelah jangka waktu penyimpanan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun berakhir,
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun diserahkan kepada Jasa Pengolah Limbah yang
berizin;
g. Tidak Menempatkan, membuang Limbah B3 diluar tempat Penyimpanan Limbah B3
termasuk di media lingkungan hidup yang tidak memenuhi ketentuan;
h. Penanggung jawab kegiatan diperbolehkan :
i. Menerima dan menyimpan sementara limbah bahan berbahaya dan beracun untuk
jenis limbah medis infeksius; produk farmasi kadaluwarsa dan kemasan produk
farmasi di tempat penyimpanan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun dari Praktek
dokter/Bidan.
ii. Untuk dapat menerima dan menyimpan sementara limbah bahan berbahaya dan
beracun sebagaimana poin (i) diatas, harus melalui perjanjian kerjasama yang
diketahui oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali.
i. Tidak Menerima dan menempatkan limbah B3 dari pihak luar kedalam Tempat
Penyimpanan Sementara Limbah B3, selain yang dimaksud huruf h;
j. Tidak Melakukan open burning terhadap Limbah B3 yang dihasilkan;
k. Tidak melakukan pencampuran terhadap Limbah B3 yang berbeda kode dan/atau fase;
l. Tidak Menyerahkan Limbah B3 ke pihak lain apapun alasannya kecuali pihak lain tersebut
memiliki Izin dari Instansi yang berwenang sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku;
m. Tidak Melakukan Pemanfaatan, Pengolahan dan Penimbunan terhadap Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun yang Dihasilkan Tanpa memiliki Izin dari Instansi yang
berwenang sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku
n. Penanggung jawab kegiatan berkewajiban menepati ketentuan Peraturan
Perundang – undangan yang berlaku dan mengatur semua jenis limbah bahan berbahaya
dan beracun yang disimpan sesuai jenis karakteristiknya pada tempat yang sudah
ditentukan serta menghindari adanya tumpahan dan atau ceceran;
o. Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib melakukan penanggulangan dan
pemulihan fungsi lingkungan hidup dalam hal terjadi pencemaran dan/atau perusakan
lingkungan hidup dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang – undangan dan seluruh
biaya dibebankan kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan;
p. Penanggung jawab kegiatan berkewajiban menyampaikan laporan pengelolaan limbah
bahan berbahaya dan beracun untuk kegiatan penyimpanan limbah bahan berbahaya dan
beracun setiap 6 (enam) bulan sekali kepada :
i. Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Kehutanan u.p. Deputi Bidang Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun;
ii. Gubernur Jawa Tengah u.p. Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi
Jawa Tengah;
iii. Bupati Boyolali u.p. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali.
17 Rintek PLB3