Anda di halaman 1dari 12

MEMAHAMI MASYARAKAT,

MEMAHAMI KESEHARIAN

Sundjaya
Associate Researcher, LP2SP-Antropologi
Universitas Indonesia
Pertanyaan dasar
• Siapa masyarakat?
• Apakah mereka memiliki karakteristik?
• Mengapa karakteristik masyarakat dibutuhkan?
• Bagaimana karakteristik masyarakat dapat dipahami?

• Maka, bagaimana tercipta terminologi ‘masyarakat’: desa, adat, desa hutan,


perkotaan, kelas menengah, miskin, nelayan, terasing, moderen, tradisional, dll.
• Apakah itu sebuah tipologi? Apa kategori yang membedakannya? Semua tergantung
paradigma, kepentingan dan tujuan proyek.
Memahami masyarakat
(oleh pemerintah, LSM, korporasi, akademisi, komunitas setempat)

• Tujuan, agar ‘masyarakat’ menjadi sesuatu yang:


 dapat dibayangkan, dipelajari, dipahami, diamati, dikalkulasi,
diprediksi dan diketahui ciri-ciri padanya;
 dapat ditentukan bentuk/model hubungan antara pogram/proyek
dengan masyarakat untuk kepentingan tertentu;

• Proses, biasanya dengan cara:


 Merumuskan tema dan indikator sebuah ‘masyarakat’ sesuai misi
proyek;
 Menggali data yang relevan terhadap indikator/kategori;
 Kategorisasi, berdasarkan unsur-unsur pembeda satu ‘masyarakat’
dengan yang lainnya  comparative study.
Kategorisasi, mencakup:
Dimensi historis, sosiokultural, ekonomi, dan politik terkait aspek:
• Ruang fisik: teritori, lokasi, tempat, lanskap, tipe geografis, dll

• Identitas aktor: individu dan kelompok (etnisitas, gender, usia, asal usul, afiliasi
politik, penguasaan aset, peran sosial, dll)
• Tindakan dan interaksi: antarindividu/manusia, materi non-manusia (satwa,
tumbuhan, dll), non-materi (arwah leluhur, makro kosmos, dll)
• Pranata dan organisasi: norma/aturan/adat istiadat, kekerabatan, struktur sosial,
kelompok sosial, pemerintahan adat/desa, dsb.
• Persepsi dan sikap terhadap proyek/institusi pelaksana (kooperatif, konflik, dll).

 Itu semua diperoleh melalui kajian atau pemetaan sosial, dan menjadi basis data
untuk menyusun strategi proyek dan pendampingan.
Permasalahan
1) Problem paradigma, keyakinan, cara pandang tentang ‘masyarakat’.
• Apakah: masyarakat realitas objektif? atau, realitas yang diciptakan dan dibayangkan? 
kecenderungan melihat masyarakat sebagai entitas terpisah dari proyek.

2) Penentuan dimensi, indikator, parameter dalam proses kategorisasi.


• Misal: kekeliruan metodologis dan instrumen kajian, kelemahan dalam analisis data, dsb.

3) Luput perhatian pada dinamika dan konteks yang lebih luas


• misal: isu sosial politik dan ekonomi global, nasional, dan regional; atau keterkaitan desa
perkembangan wilayah urban dan peri-urban; implikasi perkembangan daerah hulu dan hilir,
orientasi kehidupan masyarakat ke luar desa, jaringan para aktor, dsb.

4) Kontestasi proyek menciptakan respons yang kontradiktif dari masyarakat.


• Proyek konservasi di desa dengan lokasi dan kelompok sosial sama, tapi dengan strategi dan
tujuan berbeda.
Contoh: Persepsi petani terhadap orangutan
Yapeka-UNESCO Marchal & Hill
Satwa pengganggu tanaman
% Rank % Rank

Babi hutan (Sus scrofa) 100 1 29.6 7

Kera ekor panjang (Macaca fascicularis) - - 88.6 1

Beruk (Macaca nemestrina) 75.8 2 29.8 6

Kedih (Presbytis thomasi) 74.8 3 84.9 2

Orangutan (Pongo abelii) 68.3 4 51.2 4

Rusa (Cervus unicolor). 63.4 5 - -

Tupai (Callosciurus notatus) - - 68.0 5

Sumber: UNESCO-Yapeka, 2010; Valerie Marchal dan Catherine Hill (2009), Studi persepsi masyarakat terhadap
orangutan Sumatera, TNGL
Dialektika

Institusi Proyek MASYARAKAT

Siapa mereka? Apa yang harus


Siapa mereka? Apa yang akan mereka
dilakukan terhadap mereka? bagaimana
lakukan? Mengapa dilakukan? Apa
harus dilakukan? Apa kebutuhan untuk
pengaruhnya untuk kehidupan kami?
pelaksanaannya? Apa hasilnya bagi
Bagaimana kami merespon mereka?
tujuan proyek?
Pendamping Masyarakat
Mengapa perlu pendampingan? asumsi proyek:

 ‘masyarakat’ menjadi bagian penting dalam mencapai tujuan


program/project.
• Konsep: konsultasi, partisipatif, pelibatan, kemitraan, dsb.

 ‘masyarakat’ harus memiliki kemampuan (pengetahuan dan teknis)


yang mendukung tujuan program/project.
• Konsep: capacity building, community development, edukasi, pelatihan, dsb

 komunikasi intensif agar integrasi misi proyek dengan keinginan


masyarakat tetap berlangsung.
• Konsep: pengorganisasian, fasilitasi, strategi komunikasi, dsb
Posisi Pendamping
MEDIASI

representasi fasilitasi KOMU


KLHK
NITAS

Proyek
Mata dan telinga bagi proyek Lembaga
Layar dan cermin dari proyek
Lain
Beberapa dilema
• Uniformitas vs Diversitas
 Antara kebijakan institusi project yang universal dan statis, atau realitas yang
multidimensi , variatif dan dinamis;

• Wacana (discourse) vs Konteks keseharian


 Antara misi dan visi project, atau sistem nilai dan praktik kehidupan riil masyarakat

• Responsif vs Prosedural
 Antara menyelesaikan persoalan di masyarakat secara cepat, atau sesuai SOP dan
birokrasi

Dilema dapat mengarah pada tindakan: 1) pembiaran; 2) memilih sebagian dan mengabaikan
lainnya; atau 3) bernegosiasi.

Semua akan berimplikasi pada relasi antara pendamping dengan masyarakat dan institusi proyek.
Saran
• Mekanisme penguatan kapasitas pendamping desa: pengetahuan,
keahlian teknis dan metodologis, dan pendokumentasian;

• Sistem pengelolaan pengetahuan (knowledge management system)


yang mudah terakses, dan kekinian.

• Formulasi kebijakan berbasis informasi para pendamping desa (jika


Resort Based Management/RBM menjadi model pengelolaan masa
depan).

• Standard Operasional dan Prosedur dalam pendampingan


masyarakat (social safeguard policy)
Sekian, Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai