Anda di halaman 1dari 20

SKENARIO ROLE PLAY UJI KOMPETENSI

IMPLEMENTASI TECHNOLOGY OF PARTISIPATION PADA EDUKASI


PENCEGAHAN STUNTING DI DESA SUKARATU

ASESOR :

Aribowo, Ph.D

Drs. Suradi, MP

Oleh:

JAZZICA LUTFI LEMBONG

NRP. 20.03.066

PROGRAM STUDI PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN SOSIAL


POLITEKNIK KESEJAHTERAAN SOSIAL
BANDUNG
2023
TECHNOLOGY OF PARTICIPATION (TOP)

A. TECHNOLOGY OF PARTICIPATION (TOP)

Pada tahap-tahap sebelumnya, telah dilakukan upaya pengenalan,


asesmen atau pendalaman terhadap permasalahan yang ada di desa
Sukaratu, baik melalui tahap Community Involvement & Home visit,
Transecwalk, MPA, Analisis Pohon Masalah, hingga pada tahap analisis
kelembagaan yang menggunakan Diagram Venn.

Pada tahap ini, proses intervensi yang dilakukan oleh pekerja sosial di
desa Sukaratu akan memasuki babak baru, yaitu tahap Technology of
Participation. Yang mana melalui tahap ini, pekerja sosial bersama
masyarakat desa Sukaratu akan mencari solusi sebagai upaya
pemecahan masalah yang selama ini rasakan oleh masyarakat desa
Sukaratu. Proses pemecahan masalah tersebut akan dilakukan melalui
beberapa tahap atau kegiatan, seperti kegiatan diskusi yang dilakukan
untuk mendorong masyarakat mengungkapkan informasi yang dibutuhkan,
mengadakan lokakarya, hingga pada tahap perencanaan tindak lanjut
yang nantinya akan melahirkan sebuah kesepakatan mengenai cara dan
upaya pengembangan yang akan dilakukan untuk keluar dari masalah
yang ada.

A. Pengertian
Technology of Participation (ToP) adalah suatu teknik perencanaan
pembangunan masyarakat secara partisipatif, yang menempatkan semua
pihak pada kedudukan yang sama dalam memberikan ide dan
mengapresiasi ide orang lain (Keneth H. Elison, 1997). Technology of
Participation (ToP) adalah teknik yang digunakan oleh praktikan untuk
memfasilitasi warga dalam merencanakan kegiatan guna menyelesaikan
suatu masalah yang teridentifikasi dan yang menjadi prioritas. Penerapan
teknik ToP merupakan tahapan setelah dilakukan asesmen masalah dan
kebutuhan pada masyarakat.
B. Tujuan
Teknologi partisipatif ini bertujuan untuk mengeksplorasi munculnya
sikap inisiatif, sikap kepemimpinan, keputusan dan tanggung jawab dari
seluruh warga yang hadir. Teknik ini dapat membantu target group
(kelompok sasaran) untuk menghasilkan kegiatan operasional (Ajat
Sudrajat dkk, 2005).

C. Tools
Alat yang digunakan dalam penerapan teknik TOP adalah sebagai berikut :

a. Recording
Alat perekam diperlukan untuk merekam isi kegiatan yang
dilalukan oleh praktikan dengan kelompok sasaran

b. Buku Catatan
Buku catatan digunakan untuk mencatat hasil dari kegiatan yang
dilakukan oleh praktikan

c. Kertas karton / papan tulis


Kertas karton / papan tulis sebagai media tulis praktikan
dalam melakukan kegiatan bersama kelompok sasaran

d. Alat tulis
Alat tulis seperti spidol, pulpen dan penghapus digunakan oleh
praktikan dan kelompok sasaran ketika melakukan teknik
pencatatan

D. Tahap Pelaksanaan
Pada rangkain pelaksanaan Technology of participation
(TOP) terdiri dari tiga tahap yaitu tahap diskusi, tahap
lokakarya, dan tahap rencana tindak lanjut.
1. Diskusi
a. Pengertian
Diskusi merupakan dialog yang dipandu dengan serangkaian
pertanyaan yang dipandu oleh fasilitator. Struktur ini memungkinkan peserta
untuk menjelajah dari hal yang dangkal sampai pemahaman yang mendalam.

b. Hal yang harus di persiapkan sebelum pelaksanaan


Sebelum melakukan proses diskusi ada beberapa hal yang harus di
persiapkan diantaranya adalah ;

1) Menyiapkan bahan yang akan digunakan (Penggaris, spidol, kertas


plano, maskingtip/isolasi kertas, metacard)
2) Menentukan peserta yang akan dilibatkan dalam diskusi, dalam hal
ini pesertanya meliputi beberapa anggota masyarakat Desa
Sukaratu yang telah mengikuti dari tahap awal assessmen yang
telah dilakukan.
3) Menentukan jadwal sesuai kesepakatan
c. Langkah-Langkah pelaksanaan
Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan tahap diskusi ini adalah :
1) Buat posisi melingkar sehingga setiap peserta dapat saling bertatap muka
2) Persilahkan tokoh masyarakat untuk membuka diskusi
3) Fasilitator memandu jalannya diskusi dengan mengajukan pertanyaan
pertanyaan mulai dari yang mudah sampai yang sulit.
Berikut pertanyaan yang akan diajukan pada diskusi yang akan dilakukan
dengan masyarakat Desa Sukaratu :

a. Objective, yaitu mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan


fakta dan data. Sehingga dari pertanyaan ini diperoleh suatu
jawaban yang menjelaskan keadaan/kondisi hal tertentu
berdasarkan panca indra peserta (melihat, mendengar,
merasakan). Bentuk pertanyaan objective yang diajukan di Desa
Sukaratu : “jika mendengar masalah stunting, apasih yang terlintas
di pikiran bapak ibuk sekalian?”.
b. Reflective, yaitu mengajukan pertanyaan yang dapat
mengungkapkan reaksi atas kondisi tertentu dengan
mempertimbangkan berdasarkan perasaan, emosi, dan kenangan.
Bentuk pertanyaan reflective yang diajukan di Desa Sukaratu :
“sejauh ini bagaimana cara yang sudah dilakukan bapak ibu untuk
mencegah terjadinya stunting?”.
c. Interpretative, yaitu mengajukan pertanyaan tentang arti masalah.
Dari pertanyaan ini diharapkan dapat mengundang pemikiran kritis
tentang pemecahan masalah. Bentuk pertanyaan interpretative
yang diajukan di Desa Sukaratu adalah :“apakah yang sudah
dilakukan bapak ibu untuk meningkatkan pencegahan stunting
sudah benar?”.
d. Decisional, yaitu mengajukan pertanyaan yang akan
menggambarkan tanggapan peserta diskusi terhadap pokok
persoalan yang dihadapi. Bentuk pertanyaan yang digunakan
untuk masalah di Desa Sukaratu adalah :

1) “Bagaimana menurut bapak ibu hal yang benar untuk


mencegah terjadinya stunting?”
2) “Berbicara tentang stunting sesuai kesepakatan
dalam MPA yang lalu, kita akan menyelesaikan
permasalahan dengan meningkatkan pengetahuan
masyarakat terhadap pencegahan stunting . Menurut
bapak ibu bagaimana hal yang benar untuk
mencegah terjadinya stunting terutama pada ibu
hamil?”
Akhir dari tahap diskusi adalah membuat kesepakatan tentang
permasalahan yang dihadapi dan adanya keinginan untuk
melakukan pemecahan masalah.

2. Lokakarya
a. Pengertian
Tahap lokakarya merupakan proses yang mengorganisasi para
anggota kelompok kearah pendalaman diskusi guna mencapai konsesus
atau kesepakatan bersama tentang tindakan yang tepat untuk dilakukan
anggota kelompok. Tahap ini nantinya akan memfasilitasi pikiran-pikiran
anggota kelompok terkait pokok bahasan tertentu guna terfokuskan dan
untuk menentukan keputusan atau solusi dan bagimana melakukan
tindakan yang tepat nantinya guna memecahkan masalah yang telah
dihadapi. Inti dari tahap ini juga dapat disimpulkan bahwa :

1) Mudah menangkap pemikiran terbaik suatu kelompok


2) Merangsang proses berpikir rasional dan intuitif
3) Mengintegrasikan beragam ide, sehingga menyelesaikan konflik dan
dinamika kelompok tidak produktif lainnya.
4) Menghasilkan solusi praktis dan kreatif
5) Mendengar setiap suara
6) Mengembangkan konsensus yang kuat
7) Memberikan forum bagi masyarakat untuk memahami satu sama lain

b. Langkah-langkah dalam tahap Lokakarya


1) Menjalin kerja sama dengan pemerintah desa

Tahap pertama yang paling penting dalam tahap lokakarya ini adalah,
menjalin kerjasama dengan pemerintah Desa dan pengurusan segala
perizinan dan administratif untuk kegiatan yang akan dilakukan. Selain itu
tahap menjalin kerjasama ini iuga penting karena pemerintah desa
sebagai sistem sumber yang dapat memberikan dukungan dan dorongan
demi keberlangsungan program yang akan dijalankan.

2) Identifikasi wilayah
Dalam tahap ini pekerjaan sosial bersama masyarakat yang sudah
ditugaskan selama akan mengidentifikasi dan menetapkan daerah-daerah
mana saja di Desa Suakaratu tersebut yang anak yang stunting guna
kelangsungan kegiatan yang akan dilakukan dalam upaya mencapai
tujuan program.

3) Mendata anak yang stunting dan ibu hamil yang beresiko di desa
untuk kegiatan sosialisasi

Tahap selanjutnya adalah mendata anak yang stunting dan ibu hamil
dapat diajak dalam kegiatan penyuluhan. Dalam hal ini pekerja sosial
dibantu oleh masyarakat dan pemerintah desa akan mendata siapa-siapa
saja yang sekiranya di Desa Sukaratu tersebut.

3. Rencana Tindak Lanjut (RTL)


a. Pengertian
Tahap rencana tindak digunakan untuk membuat rencana secara rinci
melalui tindakan yang realistis dan mudah dilakukan oleh kelompok
setelah terjadinya kesepakatan bersama untuk merealisasikan kegiatan.
Tahap rencana tindak adalah gabungan dari tahap diskusi dan tahap
lokakarya. Pada tahapan ini telah dihasilkan rencana kegiatan kepada
pemerintah desa di mana upaya ini dilakukan dengan mempertimbangkan
sumber-sumber yang ada dalam masyarakat. Kemudian rencana
anggaran dan biaya, Tim Kerja Masyarakat (TKM). Disamping itu ada
pernyataan kesediaan (Commitment) untuk berpartisipasi pada
pelaksanaan kegiatan.

b. Langkah-langkah dalam tahapan rencana tindak sebagai berikut :


1. Tahap menentukan nama program
Dalam tahap ini, pekerja sosial bersama dengan masyarakat harus
merumuskan nama program dengan memenuhi unsur :

a) Kegiatan apa yang akan dilaksanakan


b) Durasi atau periode program
c) dimana program tersebut dilaksanakan

Maka dalam permasalahan kurangnya kesadaran memeriksa selama


kehamilan akan kesehatan bayi dalam kandungan yang beresiko stunting
di Desa Sukaratu, dirumuskan nama “SI CENTIL RISTI (Edukasi
Pencegahan Stunting bagi Ibu Hamil yang Beresiko Tinggi”

2. Penetapan tujuan program


Dalam tahap ini, pekerja sosial bersama dengan masyarakat harus
menentukan kondisi apa yang ingin dicapai ketika kegiatan telah selesai.
Masyarakat harus menuangkan harapan mengenai apa yang ingin
dirasakan, dilihat, atau didengar dari orang lain mengenai kondisi terkini
ketika kegiatan selesai.

Maka dalam permasalahan ini, yang akan diselesaikan dengan


pengembangan ekonomi lokal melalui pengelolaan bambu, diperoleh
tujuan sebagai berikut :
1. Meningkatnya pengetahuan ibu hamil terkait permsalahan stunting
2. Menciptakan pola hidup yang bersih dan sehat ibu hamil guna penceghan
stunting
3. Menumbuhkan kemauan dan kemamouan ibu hamil untuk
mengoptimalkan pola asuh pemenuhan gizi sebagai upaya pencegahan
stunting
4. Menumbuhkan kebiasaan memeriksa tumbuh kembang kehamilan dan
perkembangan anak untuk mencegah stunting.
3. Tahap Menentukan Kondisi Objektif
Kegiatan memahami kekuatan, kelemahan, kerugian, dan keuntungan yang
akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam merencanakan kegiatan.

A. Kelebihan
 Memberikan manfaat bagi masyarakat Desa
Sukaratu
 Teredukasinya masyarakat Desa Sukaratu terkait
pencegahan stunting
 Bidan desa dan PKK memiliki semangat dan
antusiasme yang tinggi terhadap pelaksanaan
program
B. Kekurangan
 Sarana dan prasarana yang kurang.
 Jangka waktu sosialisasi yang singkat
 Pemahaman akan pencegahan stunting terbatas.

4. Tahap Membuat Komitmen (Janji Hati)


Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan bahwa kelompok benar-
benar ingin dan dapat melaksanakan rencana yang telah disusun.

Pekerja sosial menanyakan komitmen masyarakat “apakah bapak ibu


sekalian sepakat melaksanakan program Edukasi Pencegahan Stunting di
Desa Sukaratu?”

Masyarakat sepakat, ditandai dengan dijawabnya pertanyaan tersebut


“Sepakat”, dan dilanjutkan dengan penandatanganan kontrak.
Pekerja sosial lalu melanjutkan, “dengan
disepakatinya/ditandatanganinya pelaksanaan program ini, maka bapak
ibu sepakat melaksanakan program Edukasi Pencegahan Stunting di Desa
Sukaratu ini”.

5. Tahap merancang kegiatan


Pada tahap ini, pekerja sosial bersama-sama dengan masyarakat
mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan. rancangan
kegiatan disusun sesuai tujuan yang akan dicapai secara logis. Kegiatan
menyusun berbagai langkah kegiatan harus rinci dan terfokus. Langkah-
langkah diurutkan sesuai dengan prioritas kegiatan yang akan dilakukan
secara berkesinambungan. Selanjutnya anggota kelompok diminta untuk
meninjau kembali langkah-langkah kegiatan yang sudah dirumuskan
tersebut, apakah akan diperbaiki atau cukup untuk disepakati.

Maka dalam permasalahan stunting di Desa Sukaratu, yang akan


diselesaikan dengan sosialisasi edukasi pencegahan stunting di Desa
Sukaratu diperoleh tahap rancangan kegiatan sebagai berikut:

1. Melakukan Koordinasi
Koordinasi dilakukan oleh pekerja sosial dengan menghubungi pihak-
pihak yang nantinya dapat memberikam bantuan kelancaran program
kegiatan. Koordinasi secara terarah dengan menghubungi
narasumber kegiatan dan kepada Pihak Puskesmas
2. Mengurus Perizinan dan Undangan Kegiatan
Perizinan serta pembuatan surat undangan dilakukan dengan berkoordinasi
kepada aparatur kepala puskesmas, pemerintahan desa, intereset group, dan
target group.
3. Menyiapkan logistik (alat dan bahan)
Pekerja sosial menyiapkan tempat dan logsitik erlebih dahulu dengan
menyusun dan menyiapkan peralatan apa saja yang dibutuhkan dalam kegiatan
intervensi serta mencatat seluruh perlengkapan agar tidak ada kekeliruan dalam
pelaksanaan kegiatan.

6. Tahap Pembentukan TKM (Tim Kerja Masyarakat)


Ketua
Farras

Sekretaris Bendahara
adinda
firda

Div. Acara
Div. Publikasi
Rajen Div.Konsumsi Dekorasi
Dokumentasi
Sulthon
Lutfan

TKM dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang


direncanakan. dengan cara meminta anggota kelompok untuk memilih
kegiatan mana yang akan menjadi tanggungjawabnya.
SCRIPT ROLE PLAY TECHNOLOGY OF PARTISIPATION (TOP)

“EDUKASI PENCEGAHAN STUNTING DI DESA SUKARATU”

1. Pembagian Peran

P : Praktikan

Farras : Pokja kesehatan (warga 1)

Firda : Kader Posyandu (warga 2)

Adinda : Ketua PKK (warga 3)

Rajen : Kasi Kesra (warga 4)

Sulthon : Kepala Dusun 2 (warga 5)

Lutfan : Kepala Dusun 3 (warga 6)

2. Pelaksanaan ToP dilakukan pada :

Hari/Tanggal : Kamis, 23 November 2023

Waktu : 11.00 WIB

Tempat : Ruangan PKK (Kantor Desa Sukaratu)


Pembahasan : Rencana Tindak Lanjut mengenai Permasalahan Stunting

Teknik : Technology Of Participation (ToP)

Praktikan : “ Assalamualaikum Wr.Wb.”

Semua Warga : “ Walaikumsalam Wr.Wb.”

Praktikan : “Terimakasih atas kesempatan dan terimakasih sudah


meluangkan waktunya pada kegiatan hari ini. Hari ini kita akan
melakukan kegiatan menyusun perencanaan sosial. Di dalam
perencenaan sosial ini yaitu menyusun suatu program atau
kegiatan untuk mengupayakan atau menangani permasalahan
mengenai stunting di Desa Sukaratu ini. Nah pada kegiatan
sebelumnya kita sudah mengetahui dan menentukan fokus
masalahnya. Sebelum masuk kedalam perencanaan saya ingin
berdiskusi dahulu sama ibu/bapak yang ada disini. Jika
mendengar mengenai masalah stunting, apasih yang terlintas di
pikiran ibu/bapak Boleh acungkan tangannya.”

Warga 1 : “ Saya boleh deh neng.”

(praktikan mempersilahkan warga untuk menyampaikan


pendapatnya)

“Yang terlintas di pikiran saya mengenai stunting itu, balita yang


usia dibawah 5 tahun mengalami gagal tumbuh akibat
kekurangan gizi.”

Praktikan : “Baik terimakasih bu. Apakah ibu/bapak ada yang mau


menambahkan lagi?”

Warga 3 : (warga langsung mengacungkan tangan)

(praktikan mempersilahkannya)

“Izin ya neng menambahkan. Yang saya ketahui stunting ini bisa


terjadi karena pola pikir dan pengetahuan orangtua yang rendah,
neng. “

Praktikan : “Maaf bu, izin maksudnya pola pikir dan pengetahuan orangtua
yang rendah itu bagaimana ya, bu?”

Warga 4 : “ Iya neng, jadi kan di Desa Sukaratu ini mayoritas bekerjanya
sebagai buruh dan rata-rata pendidikan nya juga rendah. Dan
menurut ibu, ini menjadi salah satu penyebab terjadinya stunting.”

Warga 2 : “Izin menambahkan ya neng”

(praktikan mempersilahkannya)

“Jadi menurut Ibu yang tadi tuh, jika dilihat dari kemiskinan
kemungkinan akan semakin terjadi stunting, ya itu karena
disebabkan pemenuhan gizi nya kurang. Dan semakin rendahnya
pendidikan masyarakat terutama jika orangtua nya latar belakang
pendidikan nya rendah maka kurangnya pola pikir pengetahuan
terhadap pencegahan stunting itu kurang.”

Praktikan : “Baik ibu terimakasih atas pendapatnya. Jadi, stunting sendiri


yaitu balita yang usianya dibawah 5 tahun mengalami gagal
tumbuh karena pemenuhan gizi nya kurang. Dan stunting ini bisa
terjadi salah satunya faktor pola asuh dari orangtuanya gitu ya
bu. Selanjutnya bu, untuk di Desa Sukaratu anak yang stunting
ada berapa ya jumlahnya, soalnya kemarin masih simpang siur
gitu bu?”.

Warga 2 : “Dari data puskesmas dan posyandu, anak yang stunting di Desa
Sukaratu ada 21 anak, neng.”

Praktikan : “Waduhh.. ternyata banyak juga ya ibu-ibu. Baiklah, karena


angka anak stunting di Desa Sukaratu ini banyak, lalu sejauh ini
bagaimana cara yang sudah dilakukan ibu-ibu untuk mencegah
terjadinya stunting?”

Warga 2 : “Saya sebagai kader posyandu neng, berperan sangat penting


untuk melihat warganya yang sedang hamil dan selalu mengajak
untuk ke posyandu mengecek kondisi kandungannya. Karena
kadang ada warga yang tidak mau mengecek kandungannya
karena malas ke puskesmas katanya jauh terus kalau ke rs
disuruh bayar, sedangkan posyandu kan udah mah gratis terus
tempatnya juga masih lingkungan sekitar.”

Praktikan : “Baik terimakasih ibu. Betul yang ibu sudah katakan, karena
untuk mendeteksi stunting itu bukan dilihat dari pas bayi baru
lahir saja tetapi dilihat juga pada saat masa kandungan 0 sampai
9 bulan. “

Warga 4 : “Betul neng. Selain itu juga, kita harus pastikan ibu hamil
mendapatkan asupan makanan bergizi dan kaya protein hewani
dan banyak konsumsi sayur dan buah agar tidak menjadi ibu
hamil yang anemia.”

Praktikan : “Nah setuju banget sama pendapat ibu, terimakasih ya. Kita
harus memastikan ibu hamil asupan gizi yang cukup. Lalu ibu-
ibu, setelah kita membicara mengenai stunting ini sesuai
kesepakatan kegiatan lalu kita akan menyelesaikan
permasalahan dengan meningkatkan pencegahannya. Menurut
ibu-ibu bagaimana upaya yang harus dilakukan untuk mencegah
stunting ini terutama pada ibu hamil?”

Warga 3 : (warga mengangkat tangan)

“Izin berpendapat, neng.”

(praktikan mempersilahkan)

“Kalau menurut saya, fokus masalah kita kan kurangnya


pengetahuan ibu hamil terkait pencegahan stunting ya. Jadi
mungkin salah satu nya dengan sosialisasi terlebih dahulu.”

Warga 5 : “Mungkin selain itu juga, setelah sosialisasi pemeriksaan


kehamilan neng terutama melani nya, dan menyebarkan pamflet
mengenai pencegahan stunting.”

Praktikan : “Baik terimakasih ibu-ibu. Setelah mendengarkan pendapat yang


sangat lengkap dari ibu-ibu, saya bisa memfasilitasi kebutuhan-
kebutuhan apa saja yang dibutuhkan. Dengan adanya kegiatan
pada hari ini, saya akan membentuk Tim Kerja Masyarakat.
Dengan terbentuknya TKM ini bisa membantu jalannya program
dengan tugasnya masing-masing. Bagaimana ibu/bapak setuju?”

Semua warga : “setujuuu…”

Warga 6 : “Setuju, neng. Agar lebih mudah untuk pencegahan stunting ini
ya, neng.”

Praktikan : “Iya ibu betul sekali. Alhamdulillah jika semuanya sepakat.


Langsung saja ya, tadi diawal saya sudah menyinggung bahwa
kita hari ini akan melakukan kegiatan menyusun rencana sosial.
Lalu apasih perencanaan sosial itu? erencanaan sosial
merupakan Menyusun suatu program atau kegiatan untuk
mengupayakan atau menangani permasalahan stunting yang ada
di Desa Sukaratu. Selanjutnya, hari ini hal-hal yang kita akan
diskusi kan yaitu akan ditentukan nama program, sasaran, tujuan,
waktu pelaksanaan, tempat pelaksanaan, kebutuhan dan setiap
kegiatan harus ada penanggung jawabnya siapa saja. Nah,
selanjutnya langsung saja ke pertanyaan yang pertama, apakah
ibu-ibu ada ide untuk nama program yang akan kita laksanakan?”

Warga 1 : “ Saya neng”

(sambil mengangkat tangan)

“saya ingin mencoba mengusulkan nama program nya, gimana


kalo pencegahan risti. Jadi risti ini singkatan dari resiko tinggi,
neng. Kan kita sasaran nya ke ibu hamil yang beresiko tinggi.”

Praktikan : “Baik terimakasih ibu atas usulannya. Mungkin ibu-ibu ada yang
mengusulkan lagi?”

Warga 4 : “Saya boleh..”

(sambil mengangkat tangan)

“ Kita kan akan melaksanakan kegiatan sosialisasi ya, gimana


jika nama program nya menjadi Sosialisasi Pencegahan Stunting
pada Ibu Hamil yang Beresiko Tinggi.”

Praktikan : “Baik ibu terimakasih, sangat bagus itu ide nya. Mungkin ibu-ibu
yang lain ada tambahan? Atau kita sepakati saja nama program
nya?”

Warga 3 : “Neng gimana kalau nama program nya itu kita singkat saja jadi
SI CENTIL RISTI itu singkatan dari Sosialisasi Pencegahan
Stunting pada Ibu Hamil yang Beresiko Tinggi. Biar masyarakat
baca nya tidak terlalu panjang dan unik aja gitu, neng.”

Praktikan : “Nah setuju banget bu, nama nya lucu dan unik ya bu hehehe.
Gimana ibu-ibu yang apakah setuju kita menggunakan nama SI
CENTIL RISTI ini?”

Semua warga : “Setujuuuuu…”

(praktikan menuliskan nama program di kertas plano)

Praktikan : “Selanjutnya masuk ke dalam bentuk kegiatannya, apakah ada


solusi atau saran atau mungkin usulan dari ibu-ibu untuk
program yang akan kita jalankan kedepannya?”

Warga 2 : “Saya, neng”

(sambil mengakat tangan)

“Tadi kan diawal sudah disinggung ya, kita bikin sosialisasi aja,
terus setelah sosialisasi pemeriksaan kehamilan neng terutama
melani nya, dan menyebarkan pamflet mengenai pencegahan
stunting.”

Praktikan : “ Baik, terimakasih atas usulannya. Apakah ibu-ibu ada saran


untuk kegiatan kita selanjutnya?”

(warga menggelengkan kepala nya yang berarti tidak ada usulan


lagi)
Praktikan : Baik, setuju ya bentuk kegiatan yang sudah di usulkan oleh ibu
yang tadi,”

Semua warga : “Setujuuuuu…”

(praktikan menuliskan nama program di kertas plano)

Praktikan : “ Nah sekarang kita masuk kedalam pembahasan yang


selanjutnya yaitu ada tujuan. Menurut ibu-ibu apa tujuan kita
untuk melakukan kegiatan ini?”

Warga 4 : “ (sambil mengangkat tangan) menurut saya untuk meningkatkan


pengetahuan masyarakat terutama ibu hamil terkait
permasalahan stunting.”

Warga 5 : “ saya izin menambahkan (sambil mengangkat tangan)


menciptakan pola hidup yang bersih dan sehat untuk
mengoptimalkan pola asuh pemenuhan gizi sebagai upaya
pencegahan stunting.”

Warga 2 : “ Izin langsung menambahkan ya neng, menumbuhkan kemauan,


kemampuan, kebiasaan memeriksa tumbuh kembang kehamilan
dan perkembangan anak untuk mencegah stunting.”

Praktikan : “Baik terimakasih ibu atas usulannya. Apakah ada tambahan


lagi? Atau mungkin sudah setuju dari beberapa usulan yang
tadi?”

Semua warga : “setujuuuuuuuuu…….”

Praktikan : “(menuliskan tujuan) baik terimakasih atas saran nya. Nah


disini kita memiliki 3 tujuan dan sepertinya sudah cukup
untuk kegiatan kita. Lalu, selanjutnya kita masuk kedalam
kegiatan sasaran kegiatan yang akan kita lakukan. Nah,
kira-kira menurut ibu-ibu sasaran nya siapa saja?”

Warga 6 : “ menurut saya neng, sasarannya lebih jelasnya ke ibu hamil,


balita yang stunting, PKK, dan remaja yang sudah pubertas
karena remaja ini perlu di edukasi agar nantinya tau cara
mencegah stunting serta remaja ini calon ibu nantinya.”

Praktikan : “ Ok baik terimakasih ibu. Gimana ibu-ibu apakah setuju untuk


sasarannya?atau mungkin ada yang mau ditambahkan?”

Semua warga : “Cukup, neng. Setujuuuuuuu”

Praktikan : “ Okeyyy, kita masuk ke waktu dan tempat pelaksanaan nya nih
ibu-ibu. Nah kira-kira apakah ibu-ibu ada usul untuk waktu dan
tempatnya?”

Warga 1 : “Neng, untuk tempatnya mah kita laksanain di Aula kantor desa
aja, biar gampang. Soalnya kan masyarakat tau nya kalo ada
kegiatan sosialisasi biasanya diadakan di aula kantor desa,
neng.”

Warga 3 : “Setuju neng, untuk waktunya kebetulan PKK suka mengadakan


rapat di hari senin ini tanggal 4 Desember, jadi saran saya biar
semuanya datang mengikuti sosialisasi, laksanakan di hari itu
saja, untuk waktunya saya usul pagi saja supaya masih pada
fresh dan semangat neng.”

Praktikan : “Baik ibu, ide yang bagus. Gimana ibu-ibu yang lain apakah pada
setuju?”

Semua warga : “setujuuuu….”

Praktikan : “ Baiklah. Jadi kita akan melaksanakan program ini pada hari
Senin, 4 Desember 2023 pukul 10.00 WIB saja ya ibu-ibu,
bertempat di Aula Kantor Desa Sukaratu.

(sambil menuliskan di kertas plano)

Praktikan : “Selanjutnya masuk ke dalam kebutuhan. Nah, menurut ibu-ibu


apa saja yang akan kita butuhkan dalam kegiatan ini?”

Warga 4 : “alat-alatnya neng, seperti proyektor, sound system, alat tulis,


banner pamflet, sama konsumsi.”

Warga 5 : “ Neng, ini kan mengadakan sosialisasi ya, berarti kita harus
menentukan siapa saja pematerinya.”

Praktikan : “Siap ibu terimakasih atas usulannya. Untuk pematerinya saya


sudah berkoordinasi dengan pihak puskesmas terutama pada
ahli gizi dan PHBS nya bu, serta nanti nya akan ada pemeriksaan
melani oleh bidan desa. Nah nantinya beliau-beliau ini lah yan
akan mengisi kegiatan kita nanti.”

Warga 2 : “wahhh bagus tuh neng, jadi nya seru dan menarik nantinya
kegiatan kita.”

Praktikan : “ terimakasih ibu, Selanjutnya, di pembahasan yang terakhir nih


ibu-ibu. Disini ada menentukan penanggung jawabnya, agar
berjalan dengan lancar selama kegiatan berlangsung. Nah yang
kita butuhkan ada ketua coordinator, bendahara, sekertaris divisi
acara, divisi konsumsi, dan PDD. Kira-kira apakah ibu-ibu ada
yang bersedia?”

Warga 4 : “Neng, ibu bersedia menjadi ketua koordinator, terus kalau untuk
sekretaris dan bendahara kayanya ibu warga 1dan ibu warga 2
sih bisa ya. Soalnya mereka di PKK menjadi itu neng biar
sekalian aja.”

Praktikan : “ Baik terimakasih ibu atas kesediannya menjadi ketua


coordinator, lalu apakah ibu (warga 1 dan 2) bersedia
menjadi sekretaris dan bendahara untuk kegiatan ini?”

Warga1 dan 2 : “Boleh, neng. Setujuuuuuuuu”

Praktikan : “ Baik terimakasih ibu atas ketersediannya. Berarti ini tinggal sisa
devisi acara, konsumsi, dan PDD. Apakah ibu-ibu ada yang
bersedia?”

Warga 5 : “Neng saya mau jadi divisi konsumsi aja..”


Praktikan : “Baik ibu, boleh. Sisa di divisi acara dan divisi PDD. Apakah ada
yang bersedia atau mungkin saya tunjuk saja nih?”

Warga 3 : “ Boleh deh, neng. Saya dan warga 4 bersedia menjadi divisi
acara dan PDD.”

Praktikan : “ Baik terimakasih ya ibu-ibu atas partisipasinya. Nah, selanjutnya


kita membuat janji hati. Lalu apasih janji hati itu? Janji hati
merupakan sebuah komitmen atau kontribusi kita di dalam
kegiatan yang akan kita laksanakan ke depannya. Selanjutnya
kita akan membuat janji hati nya ya ibu-ibu, saya akan
membagikan kertas kepada ibu/bapak, nah ibu/bapak bisa
menuliskan nama dan menanda tangani terus menuliskan apa
saja yang bisa ibu/bapak sumbangkan ke dalam kegiatan
ini..selanjutnya ibu-ibu bisa menempelkan nya di depan ya..

(ibu-ibu menuliskan nama dan ttd di metacard dan langsung


menempelkan ke depan)

Alhamdulillah akhirnya selesai pada tahap perencanaan,


terimakasih atas waktunya dan kesediaan ibu-ibu pada hari ini
dan saya harap dengan adanya janji hati ini yang sudah kita buat
dan kegiatan yang sudah kita rancang berjalan dengan lancer ke
depannya, dan saya mohon bantuan ibu/bapak untuk
kedepannya agar kegiatan berjalan dengan lancar. Dikarenakan
tahap demi tahap sudah selesai, saya akhiri kegiatan pada hari
ini. Saya mohon maaf apabila ada salah kata. Terimakasih.
Wasalamualaikum. Wr . wb.

Anda mungkin juga menyukai