ASESOR :
Aribowo, Ph.D
Drs. Suradi, MP
Oleh:
NRP. 20.03.066
Pada tahap ini, proses intervensi yang dilakukan oleh pekerja sosial di
desa Sukaratu akan memasuki babak baru, yaitu tahap Technology of
Participation. Yang mana melalui tahap ini, pekerja sosial bersama
masyarakat desa Sukaratu akan mencari solusi sebagai upaya
pemecahan masalah yang selama ini rasakan oleh masyarakat desa
Sukaratu. Proses pemecahan masalah tersebut akan dilakukan melalui
beberapa tahap atau kegiatan, seperti kegiatan diskusi yang dilakukan
untuk mendorong masyarakat mengungkapkan informasi yang dibutuhkan,
mengadakan lokakarya, hingga pada tahap perencanaan tindak lanjut
yang nantinya akan melahirkan sebuah kesepakatan mengenai cara dan
upaya pengembangan yang akan dilakukan untuk keluar dari masalah
yang ada.
A. Pengertian
Technology of Participation (ToP) adalah suatu teknik perencanaan
pembangunan masyarakat secara partisipatif, yang menempatkan semua
pihak pada kedudukan yang sama dalam memberikan ide dan
mengapresiasi ide orang lain (Keneth H. Elison, 1997). Technology of
Participation (ToP) adalah teknik yang digunakan oleh praktikan untuk
memfasilitasi warga dalam merencanakan kegiatan guna menyelesaikan
suatu masalah yang teridentifikasi dan yang menjadi prioritas. Penerapan
teknik ToP merupakan tahapan setelah dilakukan asesmen masalah dan
kebutuhan pada masyarakat.
B. Tujuan
Teknologi partisipatif ini bertujuan untuk mengeksplorasi munculnya
sikap inisiatif, sikap kepemimpinan, keputusan dan tanggung jawab dari
seluruh warga yang hadir. Teknik ini dapat membantu target group
(kelompok sasaran) untuk menghasilkan kegiatan operasional (Ajat
Sudrajat dkk, 2005).
C. Tools
Alat yang digunakan dalam penerapan teknik TOP adalah sebagai berikut :
a. Recording
Alat perekam diperlukan untuk merekam isi kegiatan yang
dilalukan oleh praktikan dengan kelompok sasaran
b. Buku Catatan
Buku catatan digunakan untuk mencatat hasil dari kegiatan yang
dilakukan oleh praktikan
d. Alat tulis
Alat tulis seperti spidol, pulpen dan penghapus digunakan oleh
praktikan dan kelompok sasaran ketika melakukan teknik
pencatatan
D. Tahap Pelaksanaan
Pada rangkain pelaksanaan Technology of participation
(TOP) terdiri dari tiga tahap yaitu tahap diskusi, tahap
lokakarya, dan tahap rencana tindak lanjut.
1. Diskusi
a. Pengertian
Diskusi merupakan dialog yang dipandu dengan serangkaian
pertanyaan yang dipandu oleh fasilitator. Struktur ini memungkinkan peserta
untuk menjelajah dari hal yang dangkal sampai pemahaman yang mendalam.
2. Lokakarya
a. Pengertian
Tahap lokakarya merupakan proses yang mengorganisasi para
anggota kelompok kearah pendalaman diskusi guna mencapai konsesus
atau kesepakatan bersama tentang tindakan yang tepat untuk dilakukan
anggota kelompok. Tahap ini nantinya akan memfasilitasi pikiran-pikiran
anggota kelompok terkait pokok bahasan tertentu guna terfokuskan dan
untuk menentukan keputusan atau solusi dan bagimana melakukan
tindakan yang tepat nantinya guna memecahkan masalah yang telah
dihadapi. Inti dari tahap ini juga dapat disimpulkan bahwa :
Tahap pertama yang paling penting dalam tahap lokakarya ini adalah,
menjalin kerjasama dengan pemerintah Desa dan pengurusan segala
perizinan dan administratif untuk kegiatan yang akan dilakukan. Selain itu
tahap menjalin kerjasama ini iuga penting karena pemerintah desa
sebagai sistem sumber yang dapat memberikan dukungan dan dorongan
demi keberlangsungan program yang akan dijalankan.
2) Identifikasi wilayah
Dalam tahap ini pekerjaan sosial bersama masyarakat yang sudah
ditugaskan selama akan mengidentifikasi dan menetapkan daerah-daerah
mana saja di Desa Suakaratu tersebut yang anak yang stunting guna
kelangsungan kegiatan yang akan dilakukan dalam upaya mencapai
tujuan program.
3) Mendata anak yang stunting dan ibu hamil yang beresiko di desa
untuk kegiatan sosialisasi
Tahap selanjutnya adalah mendata anak yang stunting dan ibu hamil
dapat diajak dalam kegiatan penyuluhan. Dalam hal ini pekerja sosial
dibantu oleh masyarakat dan pemerintah desa akan mendata siapa-siapa
saja yang sekiranya di Desa Sukaratu tersebut.
A. Kelebihan
Memberikan manfaat bagi masyarakat Desa
Sukaratu
Teredukasinya masyarakat Desa Sukaratu terkait
pencegahan stunting
Bidan desa dan PKK memiliki semangat dan
antusiasme yang tinggi terhadap pelaksanaan
program
B. Kekurangan
Sarana dan prasarana yang kurang.
Jangka waktu sosialisasi yang singkat
Pemahaman akan pencegahan stunting terbatas.
1. Melakukan Koordinasi
Koordinasi dilakukan oleh pekerja sosial dengan menghubungi pihak-
pihak yang nantinya dapat memberikam bantuan kelancaran program
kegiatan. Koordinasi secara terarah dengan menghubungi
narasumber kegiatan dan kepada Pihak Puskesmas
2. Mengurus Perizinan dan Undangan Kegiatan
Perizinan serta pembuatan surat undangan dilakukan dengan berkoordinasi
kepada aparatur kepala puskesmas, pemerintahan desa, intereset group, dan
target group.
3. Menyiapkan logistik (alat dan bahan)
Pekerja sosial menyiapkan tempat dan logsitik erlebih dahulu dengan
menyusun dan menyiapkan peralatan apa saja yang dibutuhkan dalam kegiatan
intervensi serta mencatat seluruh perlengkapan agar tidak ada kekeliruan dalam
pelaksanaan kegiatan.
Sekretaris Bendahara
adinda
firda
Div. Acara
Div. Publikasi
Rajen Div.Konsumsi Dekorasi
Dokumentasi
Sulthon
Lutfan
1. Pembagian Peran
P : Praktikan
(praktikan mempersilahkannya)
Praktikan : “Maaf bu, izin maksudnya pola pikir dan pengetahuan orangtua
yang rendah itu bagaimana ya, bu?”
Warga 4 : “ Iya neng, jadi kan di Desa Sukaratu ini mayoritas bekerjanya
sebagai buruh dan rata-rata pendidikan nya juga rendah. Dan
menurut ibu, ini menjadi salah satu penyebab terjadinya stunting.”
(praktikan mempersilahkannya)
“Jadi menurut Ibu yang tadi tuh, jika dilihat dari kemiskinan
kemungkinan akan semakin terjadi stunting, ya itu karena
disebabkan pemenuhan gizi nya kurang. Dan semakin rendahnya
pendidikan masyarakat terutama jika orangtua nya latar belakang
pendidikan nya rendah maka kurangnya pola pikir pengetahuan
terhadap pencegahan stunting itu kurang.”
Warga 2 : “Dari data puskesmas dan posyandu, anak yang stunting di Desa
Sukaratu ada 21 anak, neng.”
Praktikan : “Baik terimakasih ibu. Betul yang ibu sudah katakan, karena
untuk mendeteksi stunting itu bukan dilihat dari pas bayi baru
lahir saja tetapi dilihat juga pada saat masa kandungan 0 sampai
9 bulan. “
Warga 4 : “Betul neng. Selain itu juga, kita harus pastikan ibu hamil
mendapatkan asupan makanan bergizi dan kaya protein hewani
dan banyak konsumsi sayur dan buah agar tidak menjadi ibu
hamil yang anemia.”
Praktikan : “Nah setuju banget sama pendapat ibu, terimakasih ya. Kita
harus memastikan ibu hamil asupan gizi yang cukup. Lalu ibu-
ibu, setelah kita membicara mengenai stunting ini sesuai
kesepakatan kegiatan lalu kita akan menyelesaikan
permasalahan dengan meningkatkan pencegahannya. Menurut
ibu-ibu bagaimana upaya yang harus dilakukan untuk mencegah
stunting ini terutama pada ibu hamil?”
(praktikan mempersilahkan)
Warga 6 : “Setuju, neng. Agar lebih mudah untuk pencegahan stunting ini
ya, neng.”
Praktikan : “Baik terimakasih ibu atas usulannya. Mungkin ibu-ibu ada yang
mengusulkan lagi?”
Praktikan : “Baik ibu terimakasih, sangat bagus itu ide nya. Mungkin ibu-ibu
yang lain ada tambahan? Atau kita sepakati saja nama program
nya?”
Warga 3 : “Neng gimana kalau nama program nya itu kita singkat saja jadi
SI CENTIL RISTI itu singkatan dari Sosialisasi Pencegahan
Stunting pada Ibu Hamil yang Beresiko Tinggi. Biar masyarakat
baca nya tidak terlalu panjang dan unik aja gitu, neng.”
Praktikan : “Nah setuju banget bu, nama nya lucu dan unik ya bu hehehe.
Gimana ibu-ibu yang apakah setuju kita menggunakan nama SI
CENTIL RISTI ini?”
“Tadi kan diawal sudah disinggung ya, kita bikin sosialisasi aja,
terus setelah sosialisasi pemeriksaan kehamilan neng terutama
melani nya, dan menyebarkan pamflet mengenai pencegahan
stunting.”
Praktikan : “ Okeyyy, kita masuk ke waktu dan tempat pelaksanaan nya nih
ibu-ibu. Nah kira-kira apakah ibu-ibu ada usul untuk waktu dan
tempatnya?”
Warga 1 : “Neng, untuk tempatnya mah kita laksanain di Aula kantor desa
aja, biar gampang. Soalnya kan masyarakat tau nya kalo ada
kegiatan sosialisasi biasanya diadakan di aula kantor desa,
neng.”
Praktikan : “Baik ibu, ide yang bagus. Gimana ibu-ibu yang lain apakah pada
setuju?”
Praktikan : “ Baiklah. Jadi kita akan melaksanakan program ini pada hari
Senin, 4 Desember 2023 pukul 10.00 WIB saja ya ibu-ibu,
bertempat di Aula Kantor Desa Sukaratu.
Warga 5 : “ Neng, ini kan mengadakan sosialisasi ya, berarti kita harus
menentukan siapa saja pematerinya.”
Warga 2 : “wahhh bagus tuh neng, jadi nya seru dan menarik nantinya
kegiatan kita.”
Warga 4 : “Neng, ibu bersedia menjadi ketua koordinator, terus kalau untuk
sekretaris dan bendahara kayanya ibu warga 1dan ibu warga 2
sih bisa ya. Soalnya mereka di PKK menjadi itu neng biar
sekalian aja.”
Praktikan : “ Baik terimakasih ibu atas ketersediannya. Berarti ini tinggal sisa
devisi acara, konsumsi, dan PDD. Apakah ibu-ibu ada yang
bersedia?”
Warga 3 : “ Boleh deh, neng. Saya dan warga 4 bersedia menjadi divisi
acara dan PDD.”