PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
JUDUL KEGIATAN:
MUSYAWARAH MUFAKAT
Oleh:
WIKA PEBRIANA (C1C021023)
DOSEN PENGAMPU :
1
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui
Dosen Pengampu Mata Kuliah, Ketua Pelaksana,
2
Abstrak
Ringkasan
Bentuk pelaksanaan musyawarah untuk mufakat dalam rapat karang taruna Sumber
Cahaya di desa ujung tanjung 2, kabupaten lebong sebagaian besar saling menghargai, tutur
kata baik, kesabaran, bersedia berbicara, bersedia mendengar, memberi maaf dalam rapat
ketika musyawarah untuk mufakat.
Kendala pada pelaksanaan musyawarah untuk mufakat dalam rapat karang taruna
Sumber Cahaya di desa ujung tanjung 2, kabupaten lebong. yaitu anggota sebagian kecil,
terkadang mempunyai ego yang tinggi dan membawa konflik pribadi, rendahnya pendidikan,
pengalaman untuk berbicara, keluar meninggalkan ruangan, lebih banyak bercanda, mengobrol
dengan teman disebelahnya, sibuk bermain handphone, tidak memahami peraturan untuk
menerima segala keputusan dengan lapang dada dalam musyawarah untuk mufakat.
3
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kita atas kehadirat Allah SWT. Yang dimana atas
izinnyalah saya selaku penulis dapat menyelesaikan Laporaan Akhir Praktikum ini dengan
judul “musyawarah mufakat, dalam rapat karang taruna” dapat terselesaikan dalam waktu yang
telah ditentukan.
Saya selaku penulis mengharapkan tujuan dalam penulisan laporan ini agar dapat
bermanfaat untuk masyarakat yang telah berkeluarga maupun untuk pembelajaran bagi
saudara/saudari yang akan membina rumah tangga.
Didalam karya tulis yang berjudul “musyawarah mufakat,dalam rapat karang taruna”
ini mempunyai dampak baik untuk pembaca, sehingga dapat dicegah maupun diterapkan
dialam lingkungan keluarga.
Dengan ini saya selaku penulis memohon maaf apabila terjadi kesalahan dan
kekurangan dalam penulisan laporan ini, semoga tujuan saya dalam pembuatan laporan ini
dapat bermanfaat untuk orang banyak. Demikian yang dapat saya sampaikan terimakasih.
Wika Pebriana
C1C021023
4
DAFTAR ISI
A. PENDAHULUAN .................................................................................................. 6
1. Latar belakang ............................................................................................ 6
2. Perumusan masalah ..................................................................................... 6
B. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 7
C. TUJUAN DAN MANFAAT................................................................................... 7
1. Tujuan kegiatan ........................................................................................... 8
2. Manfaat kegiatan ......................................................................................... 8
a. Manfaat teoris ................................................................................. 8
b. Manfaat praktis ............................................................................... 8
D. METODE ................................................................................................................ 9
E. HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................... 9
1. Geografi ...................................................................................................... 9
2. Pemerintahan............................................................................................... 10
3. Kependudukan ............................................................................................ 10
4. Pelaksanaan kegiatan .................................................................................. 11
a. Pelaksanaan kegiatan ...................................................................... 12
b. Hasil pelaksanaan kegiatan ............................................................. 13
F. KESIMPULAN DAN SRAN ................................................................................. 14
1. Kesimpulan ................................................................................................. 14
2. Saran ........................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 15
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................................ 16
1. Bio data ............................................................................................................. 16
2. Dokumentasi ...................................................................................................... 16
3. Daftar peserta pelaksanaan ................................................................................ 18
4. Surat keterangan telah melaksanakan kegiatan ................................................. 19
5
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Musyawarah menjadi salah satu teknik pengambilan keputusan yang
dijunjung tinggi oleh masyarakat Indonesia. Dalam hal ini, musyawarah
mufakat sendiri tertuang dalam dasar negara berupa Pancasila khususnya pada
sila ke-4 yang bunyinya yaitu “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan”. Hal ini menandakan
bahwa Indonesia mengedapankan prinsip musyawarah mufakat untuk
menyelesaikan permasalahan yang ada.
Abdul Manan (2016) menjelaskan bahwa musyawarah dan mufakat
merupakan dua kata dengan arti yang sama. Musyawarah sendiri merupakan
proses diskusi yang melibatkan banyak orang sehingga dapat terjadi tukar-
menukar pendapat atau pikiran yang membuahkan hasil berupa kesepakatan
bersama. Kesepakatan bersama ini dapat disebut sebagai mufakat. Mufakat
berasal dari kata muwafaqat yang berarti persetujuan. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa mufakat merupakan sebuah persetujuan atau kesepakatan bersama yang
telah diperoleh dari berbagai macam pendapat atau pikiran orang dalam proses
musyawarah.
Musyawarah mufakat ini sering dilakukan guna mencarai solusi atau
jalan keluar dalam pemecahan suatu masalah yang ada di sekitar baik di
lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Musyawarah mufakat ini
mengedepankan saran dan solusi dari sudut pandang masing-masing orang yang
ada. Melalui diskusi atau forum kecil, masing-masing orang memiliki
kebebasan berpendapat untuk menyelesaikan persoalan yang ada sehingga
nantinya diperoleh kesepakatan bersama yang tidak memberatkan salah satu
pihak. Oleh karena itu, dengan adanya kesepakatan bersama itu, diharapkan
untuk semua orang dapat melaksanakan secara maksimal dan penuh tanggung
jawab.
2. Rumusan Masalah
1) Apa tujuan pembuatan laporan tentang musyawarah mufakat ini ?
2) Apa yang mengenai tentang musyawarah mufakat, dalam rapat karang
taruna ini?
6
3) Bagaimana hasil dari peninjauan ulang terhadap musyawarah mufakat
dalam rapat karang taruna ini?
B. Tinjauan Pustaka
Dalam penelitian tentang Musyawarah menjadi salah satu teknik pengambilan
keputusan yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Indonesia. Penelitian ini belum
ditemukan yang menggarap secara khusus baik dalam literature ataupun buku-buku
mata kuliah, skripsi, tesis, atau karya ilmiah lainnya. Akan tetapi kita dapat menjumpai
penelitian yang relevan yang berhubungan dengan penelitian ini diantaranya yaitu:
Menurut Abdul Manan (2016) menjelaskan bahwa musyawarah dan mufakat
merupakan dua kata dengan arti yang sama. Musyawarah sendiri merupakan proses
diskusi yang melibatkan banyak orang sehingga dapat terjadi tukar-menukar pendapat
atau pikiran yang membuahkan hasil berupa kesepakatan bersama. Kesepakatan
bersama ini dapat disebut sebagai mufakat. Mufakat berasal dari kata muwafaqat yang
berarti persetujuan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa mufakat merupakan sebuah
persetujuan atau kesepakatan bersama yang telah diperoleh dari berbagai macam
pendapat atau pikiran orang dalam proses musyawarah.
Musyawarah mufakat ini sering dilakukan guna mencarai solusi atau jalan
keluar dalam pemecahan suatu masalah yang ada di sekitar baik di lingkungan keluarga,
sekolah, maupun masyarakat. Musyawarah mufakat ini mengedepankan saran dan
solusi dari sudut pandang masing-masing orang yang ada. Melalui diskusi atau forum
kecil, masing-masing orang memiliki kebebasan berpendapat untuk menyelesaikan
persoalan yang ada sehingga nantinya diperoleh kesepakatan bersama yang tidak
memberatkan salah satu pihak. Oleh karena itu, dengan adanya kesepakatan bersama
itu, diharapkan untuk semua orang dapat melaksanakan secara maksimal dan penuh
tanggung jawab.
7
c. Untuk mengetahui hasil dari peninjauan ulang terhadap musyawarah mufakat
dalam rapat karang taruna!
2. Manfaat Kegiatan
Adapan manfaat penelitian ini di ambil dari manfaat teoritis dan manfaat praktis
yaitu:
a) Secara Teoritis
Secara teori penelitian ini bermanfaat:
1) Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang
musyawarah mufakat.
2) Dalam penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi
penelitian lainnya yang bermaksud meneliti masalah yang sama dalam
bentuk yang luas.
b) Secara Praktis
1) Bagi Penelitian, dari penelitian yang dilakukan diharapkan menambah
ilmu pengetahuan dalam menambah kemampuan dalam
mengaplikasikan teori tentang musyawarah mufakat.
2) Bagi Mahasiswa, dari hasil penelitian yang dilakukan semoga
bertambah wawasan dan memperdalam ilmu pengetahuan bagi
mahasiswa UNIB.
D. METODE
Penelitian ini dilakukan sumber cahaya di desa ujung tanjung 2, kabupaten
lebong. Penelitian ini dilakukan seminggu. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian
kualitatif, karena data yang diperoleh berupa kata-kata, gambar, dan perilaku yang tidak
dituangkan dalam bentuk bilangan atau angka statistik. Strategi penelitian ini adalah
studi kasus tunggal. Studi kasus dalam penelitian ini adalah pelaksanaan musyawarah
untuk mufakat dalam rapat Karang Taruna sumber cahaya di desa ujung tanjung 2,
kabupaten lebong.. Subjek dalam penelitian ini adalah:
1. Ketua rukun tetangga (RT).
2. Kepala desa.
3. Ketua dan seluruh anggota karang taruna Sumber Cahaya.
8
Objek dalam penelitian ini adalah pelaksanaan musyawarah untuk mufakat dalam
rapat karang taruna. Sumber data dalam penelitian ini yaitu orang (person), tempat
(place), simbol atau dokumen (paper). Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi
atau pencatatan arsip. Instrumen pengumpulan data berupa:
1. Pedoman observasi.
2. Pedoman wawancara.
3. Pedoman dokumentasi dan
4. Catatan lapangan.
Triangulasi untuk menguji keabsahan data dalam penelitian ini yaitu triangulasi
sumber dan triangulasi metode. Penelitian ini menggunakan analisis data model
interaktif. Langkah-langkah teknik analisis data model interaktif sebagai berikut:
1. Pengumpulan data.
2. Reduksi data (data reduction).
3. Penyajian data
4. Pengambilan keputusan atau verifikasi.
Prosedur adalah langkah-langkah dari peneliti untuk menghimpun data sesuai
permasalahan, dalam penelitian ini dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut:
1. Tahap pra lapangan.
2. Tahap penelitian lapangan.
3. Tahap analisis data dan analisis dokumentasi.
4. Observasi dan wawancara.
5. Tahap penulisan laporan.
9
1. Bentuk pelaksanaan musyawarah untuk mufakat dalam rapat karang taruna
sumber cahaya di desa ujung tanjung 1, kabupaten lebong. Pelaksanaan
musyawarah untuk mufakat dalam rapat karang taruna Sumber Cahaya
merupakan keseharusan dan diutamakan pada topik pembahasaan rapat. Tidak
hanya karang taruna saja, pemerintah di pusat juga berkewajiban untuk
melaksanakan musyawarah sehingga ditiru oleh semua organisasi. Pancasila,
yang mengutamakan musyawarah dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan
hal tersebut tentu ada beberapa ciri-ciri dalam melakukan musyawarah untuk
mufakat dalam rapat karang taruna Sumber Cahaya.
a) Anggota sebagian besar memperhatikan pengarahan dan menunggu
usulan selesai disampaikan pihak lain, kemudian baru menyampaikan
pendapatnya dalam rapat.
b) Anggota rapat sebagian besar membuka pembicaraan dengan salam dan
menutup dengan ucapan terima kasih serta menggunakan bahasa
Indonesia dalam musyawarah untuk mufakat.
c) Anggota rapat akan menunda musyawarah apabila belum mencapai
kata sepakat dan berusaha untuk tersenyum apabila saran atau
gagasannya tidak diterima oleh peserta rapat.
d) Anggota yang ingin berbicara, sebagian besar mengangkat tangan
terlebih dahulu dan diberi kesempatan untuk berpendapat.
e) Anggota sebagian besar mendengarkan dengan seksama setiap
penjelasan dan tidak berbuat kegaduhan ketika ada pihak yang
mengemukakan pendapat saat musyawarah.
f) Anggota sebagian besar akan menghindari perdebatan yang terlalu
panas dan berjabat tangan setelah acara musyawarah dalam rapat
selesai.
10
terkendala masalah jarak usia, status ekonomi, dan latar belakang
pendidikan.
c) Ketua terkadang memihak kepada salah satu dari anggota rapat saat
musyawarah untuk mufakat.
d) Anggota rapat karang taruna sebagian kecil, terkadang membawa
konflik pribadi saat musyawarah untuk mufakat.
e) Anggota karang taruna sebagian kecil terkendala pengalaman untuk
berbicara di depan orang banyak.
f) Anggota karang taruna sebagian kecil terkendala karena pengaruh faktor
lingkungan tempat tinggal yang negatif.
g) Anggota karang taruna sebagian besar kurang berpengalaman
berorganisasi.
h) Anggota karang taruna sebagian kecil datang tidak tepat waktu dalam
menghadiri rapat.
i) Anggota rapat sebagian kecil ada yang keluar meninggalkan ruangan,
ketika jalannya musyawarah untuk mufakat.
j) Anggota karang taruna sebagian terlihat lebih banyak bercanda atau
bermain handphone saat musyawarah untuk mufakat.
k) Posisi duduk beberapa anggota saat rapat yang terlalu jauh, sehingga
terkesan tidak mendengarkan jalannya musyawarah untuk mufakat.
l) Pembawa acara atau moderator yang memimpin jalannya musyawarah
untuk mufakat kurang kreatif.
m) Anggota yang lebih tua merasa paling benar, sehingga tidak mau
berjabat tangan atau meminta maaf.
3. Solusi dalam pelaksanaan musyawarah untuk mufakat saat rapat karang taruna
Sumber Cahaya di desa ujung tanjung 2, kabupaten lebong meliputi:
a) Anggota karang taruna harus terus menjalin keakraban, khususnya di
luar forum rapat.
b) Anggota karang taruna harus selalu melakukan instropeksi diri,
termasuk memperbaiki sikap apabila terjadi perselisihan.
c) Anggota karang taruna harus saling memberi kritik atau masukan yang
membangun, agar saling mewujudkan rasa kekeluargaan.
11
d) Anggota karang taruna harus bisa memisahkan permasalahan pribadi,
sehingga tidak dibawa dalam forum rapat.
e) Ketua atau pimpinan rapat harus aktif dalam mengatur jalannya
musyawarah, agar tidak masuk dalam perdebatan yang negatif.
f) Anggota karang taruna harus menempuh pendidikan formal sesuai
dengan program pemerintah, untuk mengembangkan potensi yang
dimiliki terutama dalam berbahasa Indonesia.
g) Anggota karang taruna perlu aktif dalam beror-ganisasi di sekolah,
untuk lebih mengembangkan potensi diri.
h) Anggota karang taruna yang senior perlu memberikan bimbingan
kepada yang lebih junior, terutama dalam bertutur kata yang baik dalam
rmusyawarah untuk mufakat.
i) Anggota karang taruna perlu diberikan sanksi bagi yang tidak disiplin
dalam mengikuti musyawarah untuk mufakat.
j) Anggota karang taruna perlu membuat desain acara musyawarah yang
menarik agar suasana bisa menyenangkan.
k) Pengaturan posisis tempat duduk anggota rapat ketika musyawarah
untuk mufakat perlu ditata secara rapi.
l) Perlu adanya peraturan untuk membatasi penggunaan handphone dalam
rapat ketika musyawarah untuk mufakat.
m) Sesepuh desa perlu hadir ketika karang taruna membahas tentang
persoalan yang sangat penting, sehingga situasi dapat lebih terkendali
12
Menurut Menurut Islamey (2011:4), ciri-ciri musyawarah dan mufakat
antara lain:
13
F. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, peneliti memberikan
kesimpulan berikut ini:
a) Bentuk pelaksanaan musyawarah untuk mufakat dalam rapat karang
taruna Sumber Cahaya di desa ujung tanjung 2, kabupaten lebong
sebagaian besar saling menghargai, tutur kata baik, kesabaran, bersedia
berbicara, bersedia mendengar, memberi maaf dalam rapat ketika
musyawarah untuk mufakat.
b) Kendala pada pelaksanaan musyawarah untuk mufakat dalam rapat
karang taruna Sumber Cahaya di desa ujung tanjung 2, kabupaten
lebong. yaitu anggota sebagian kecil, terkadang mempunyai ego yang
tinggi dan membawa konflik pribadi, rendahnya pendidikan,
pengalaman untuk berbicara, keluar meninggalkan ruangan, lebih
banyak bercanda, mengobrol dengan teman disebelahnya, sibuk
bermain handphone, tidak memahami peraturan untuk menerima segala
keputusan dengan lapang dada dalam musyawarah untuk mufakat.
c) Solusi untuk mengatasi kendala tersebut ialah anggota harus
memisahkan permasalahan pribadi dan terus menjalin keakraban,
menempuh pendidikan 10 formal, memperbanyak pengalaman bertutur
kata, sanksi bagi yang tidak disiplin, perlu dilatihan untuk berbicara di
depan forum, adanya tim kretaif, peraturan penggunaan handphone,
kesadaran memberi maaf, kehadiran sesepuh desa.
2. Saran
Untuk menyempurnakan pembuatan laporan kedepannya, saya
mengharapkan adanya saran dari semua pihak dosen maupun mahasiswa yang
membaca laporan MUSYAWARAH MUFAKAT ini terhadap kekurangan yang
terdapat pada laporan ini, agar saya bisa memperbaiki laporan saya sehingga
bisa lebih sempurna kedepannya.
14
DAFTAR PUSTAKA
15
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Bio Data
2. Dokumentasi
16
17
3. Daftar Peserta Pelaksana Kegiatan
18
4. Surat Keterangan Sudah melaksanakan kegiatan
SURAT KETERANGAN
Nomor hp : 081367961533
Npm :C1C021023
Dengan demikian surat keterangan ini diberikan untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Hasan Rasidi
Kades
19
20