Anda di halaman 1dari 15

PERANAN MUSYAWARAH DAN MUFAKAT UNTUK MENCAPAI KEPUTUSAN

BERSAMA

Disusun Oleh :

1. Inayah sepnida samara (F0G021024)


2. Khurnia wenda C (F0G021017)
3. Letra sunata (F0G021037)
4. Meilinda waningsih (F0G021031)
5. Rizka hayu aisyah (F0G021033)

Dosen Pengampuh:

Putra Perdana A.S,SH,MH

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

TAHUN AJARAN 2022/2023


LEMBAR PENGESAHAN MAKALAH

Nama lengkap: Inayah sepnida samarah

Tanggal lahir: 12 september 2003

NPM: F0G021024

Jurusan: kebidanan

Perguruan tinggi: Universitas Bengkulu

Email: inayahsamarah129@gmail.com

Alamat: jl.sutoyo 7 nomor 7A, kec. Ratu agung, kota bengkulu

Judul makalah: peranan musyawarah dan mufakat untuk mencapai keputusan bersama

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah yang diselesaikan
adalah benar. Dengan ini saya menyatakan penulisan makalah ini dengan judul peranan
musyawarah dan mufakat untuk mencapai keputusan bersama telah memenuhi semua syarat
dan ketentuan yang ditetapkan oleh dosen.

Bengkulu, 04 april 2022

Yang membuat pernyataan,

(…………………………..)

Yang memberi pengesahan,

(…………………………..)

i
ABSTRAK DAN RINGKASAN

Kedudukan musyawarah mufakat untuk mencapai keputusan bersama. Bangsa


Indonesia lahir terlebih dahulu sebelum terbentuknya Negara Indonesia. Soekarno
menegaskan, bahwa Negara Kesatuan ialah Negara Kebangsaan.Tujuan bangsa Indonesia
adalah merdeka, dan membentuk negara memiliki satu cita-cita, kehendak untuk mengangkat
harkat dan martabat hidup rakyat Indonesia. Bangsa Indonesia telah hidup pada kondisi
tatanan kehidupan seolaholah sama dengan negara demokrasi, ialah negara dulu terbentuk
baru bangsanya dilahirkan kemudian. Sehingga kedaulatan rakyat Indonesia yang berdasarkan
prinsip musyawarah-mufakat dan perwakilan belum mampu terealisasi. Sementara
pelaksanaan demokrasi voting yang memiliki dasar liberalisme terus bergulir. Sepertinya,
kehidupan bangsa Indonesia semakin jauh dari cita-cita sebagaimana ditegaskan dalam
Konstitusi kita.

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya mengenai makalah “peranan musyawarah dan mufakat untuk
mencapai keputusan bersama”

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca.. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu,04 april 2022

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………. ............................... i

ABSTRAK DAN RINGKASAN ................................................................................................ ii

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. iii

DAFTAR ISI................................................................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................. 2

1.3 Tujuan ............................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................. 3

2.1 Peranan Musyawarah dan Mufakat Dalam Suatu Organisasi .......................................... 3

2.2 Prinsip-Prinsip Musyawarah Untuk Mufakat .................................................................. 4

2.3 Mengambil Suatu Keputusan Harus di Dasarkan Pada Musyawarah Mufakat ............... 6

2.4 Makna musyawarah untuk mufakat ................................................................................. 7

2.5 Menerima dan Mematuhi Keputusan Bersama ................................................................ 8

BAB III KESIMPULAN............................................................................................................. 9

3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................... 9

3.2 Saran ................................................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 10

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dalam menghadapi segala permasalahan dalam kehidupan, tentunya diperlukan suatu
pengambilan keputusan secara bijak yang dapat dipertanggungjawabkan. Misalnya,
pengambilan keputusan oleh suatu organisasi atau lembaga, harus mempertimbangkan segala
aspek yang dirasa menguntungkan dan tidak memberatkan pihak lain sehingga semua pihak
dapat melaksanakan keputusan tersebut dengan penuh tanggung jawab. Akan tetapi,
terkadang dalam memutuskan suatu hal masih saja terdapat rasa emosional, rasa
mementingkan keperntingan pribadi, dan ingin menang sendiri. Hal ini akan berdampak
buruk pada kegiatan yang akan datang.
Indonesia adalah negara demokratis yang memiliki berbagai macam suku, agama, ras,
adat istiadat, dan budaya yang majemuk. Penduduk Indonesia yang beragam mempunyai
perbedaan dan wilayah. Hubungan hidup antar sesama manusia sering terjadi perbedaan ide
dan pendapat. Perbedaan tersebut seharusnya bukan menjadi hambatan yang
dipertentangkan, melainkan agar dapat bekerjasama dan mewujudkan cita-cita bangsa
Indonesia. Keragaman dan perbedaan akan menjadi pemersatu bangsa, yakni hukum yang
mengikat serta memaksa. Adanya suku, rakyat Indonesia akan memiliki kesamaan di
dalamnya. Sejauh ini negara Indonesia masih konsisten berpedoman pada Pancasila yang
mencerminkan kaidah pokok hidup berbangsa dan bernegara. Secara umum segala peraturan
yang berlaku di Indonesia berdasarkan Pancasila termasuk penyelesaian masalah dengan
musyawarah untuk mufakat.
Kebudayaan bangsa dalam era globalisasi masyarakat mengalami perubahan sosial
yang mengubah pola pikir dan kepribadian bangsa. Efek dari perubahan sosial menuntut agar
semua orang siap menghadapi persoalan dan mampu mengikut perkembangan. Dampak
negatif bagi bangsa Indonesia salah satunya ialah memudarnya musyawarah untuk mufakat
dalam pengambilan keputusan. Musyawarah merupakan kegiatan dalam pengambilan
keputusan pada suatu forum dan agenda yang akan dilaksanakan bersama secara mufakat.

1
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana peranan musyawarah dan mufakat dalam suatu organisasi?
2. Apa saja prinsip musyawarah untuk mufakat?
3. Mengapa di dalam mengambil suatu keputusan harus didasarkan pada musyawarah
mufakat?
4. Bagaimana makna musyawarah untuk mufakat?
5. Bagaimana menerima dan mematuhi keputusan bersama?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui bagaimana peranan musyawarah dan mufakat dalam suatu organisasi
2. Mengetahui apa saja prinsip musyawarah untuk mufakat
3. Mengetahui mengapa di dalam mengambil suatu keputusan harus didasarkan pada
musyawarah mufakat
4. Mengetahui bagaimana makna musyawarah untuk mufakat
5. Mengetahui bagaimana menerima dan mematuhi keputusan bersama

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Peranan Musyawarah dan Mufakat Dalam Suatu Organisasi

Dalam sebuah organisasi internal atau eksternal kampus khususnya untuk mahasiswa
tentunya pernah merasakan yang namanya bermusyawarah secara bersama demi mencapai
keputusan yang telah di sepakati itu sudah menjadi hal yang sangat lumrah bagi kalangan
mahasiswa. Seperti yang kita ketahui secara seksama dalam suatu organisasi kelembagaan
pastinya memiliki beberapa hal atau masalah yang perlu untuk di selasaikan jadi disitu kita
bisa memfungsikan musyawarah sebagai kunci untuk membuka jawaban dari permasalahan
sebbelumnya.

Namun untuk era sekarang kebanyakan pelajar/mahasiswa banyak yang tidak mau
memaknai pentingnya musyawarah besar dalam berorganisasi mereka hanya menganggap
adalah hal yang membosankan dan bisa menyita waktu mereka padahal jika kita melihat
pengaruhnya sangat besar pada diri kita sendiri dan bisa berguna dalam memajukan suatu
wadah atau organisasi yang kita ikuti apabila menekuni pentingnya musyawarah besar.

Untuk lebih jelasnya di bawh ini merupakan efek positif yang akan kita dapatkan setelah
mengikuti musyawarah besar:

1. Melatih untuk meyuarakan gagasan/ide ( pendapat )


Dengan mengikuti musyawarah, seseorang bisa dilatih untuk mengutarakan pendapat
yang nantinya akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mencari jalan keluar.
Apalagi kalau kalian yang berjiwa inovatif dan kreatif tentuya memiliki banyak gagasan
,jadi rugi kalau gak di utarakan didepan umum. Dan kalian akan terbiasa berbicara
didepan umum.
2. Semua permasalahan akan mudah di pecahkan.
Dalam suatu organisasi tentunya memiliki banyak permasalahan internal ,nah dengan
kalian mengikuti musyawarah besar kalian akan dilatih mencari solusi dari permasalahn
tersebut dengan cara yang lebih sederhana.
3
3. Hasil keputusan bermanfaat bagi semua kalangan
Keputusan yang diambil dalam suatu musyawarah tidak boleh merugikan salah satu pihak
atau anggota dalam musyawarah. Agar nantinya hasil yang diputuskan tersebut dapat
diterima dan dilaksanakan oleh seluruh anggota dengan penuh keikhlasan.
4. Pendapat yang berbeda bisa di satukan.
Dalam bermusyarah tentunya memiliki pendapat masing-masing karna kita disitu seninya
musyawarah besar kalian akan dilatih saling melempar argument yang nantinya akan
diputuskan secara bersama argumennya siapa yang dipilih demi kepentingan bersama.
5. Terjalinnya kebersamaan dan kekluargaan.
Dalam musyawarah besar akan saling mempertemukan karakter dan pikiran yang
berbeda-beda. Dari perbedaan tersebut akan mudah muncul namanya silaturahmi dan tali
persaudaraan.
6. Mudah mendapatkan kesimpulan.
Jika kalian mengikuti musyawarah besar, kalian akan dilatih bagaimana menyimpulkan
seuatu gagasan/pendapat dengan baik dan dapat dijalankan dengan sebaik-baiknya.
7. Menjaga stabilitas emosi.
Mengeluarkan pendapat atau menerima masukan adalah hal penting yang akan di
dapatkan setelah mengikuti musyawarah besar karna kita juga akan dilatih bagaiaman
melatih emosi dan stabilitas sikap dalam menghargai pendapat orang lain . kalian juga
akan meraskan tingkat kedisipilinan yang begitu kuat.
8. Melatih jiwa-jiwa kepimimpinan.
Apabila kalian sudah mengikuti musyawarah kalian akan terbiasa sudah dengan
mengeluarkan gagasan, menyimpulkan atau menyelasaikan masalah, berbicara di depan
umum dan sudah bisa merangkul kebersamaan tentunya semua itu adalah tanda-tanda
kalian sudah bisa menjadi seorang pemimpin dalam suatu organisasi

2.2 Prinsip-Prinsip Musyawarah Untuk Mufakat

a. Setiap peserta musyawarah mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam
mengeluarkan pendapat.
4
b. Setiap keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan dan tidak boleh
bertentangan dengan Pancasila serta UUD 1945.
c. Musyawarah bersumber pada paham sila keempat Pancasila.
d. Setiap keputusan, baik sebagai hasil mufakat maupun berdasarkan suara terbanyak
harus diterima dan dilaksanakan.
e. Apabila cara musyawarah untuk mufakat tidak dapat dicapai dan telah diupayakan
berkali-kali maka dapat digunakan cara lain yaitu dengan pengambilan suara terbanyak
(voting).

Pembahasan mengenai prinsip-prinsip di dalam pelaksanaan musyawarah masih jarang


untuk ditemukan, hal ini dikarenakan belum adanya praktik musyawarah yang menyeluruh
dan berkesinambungan mulai dari kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Akan
tetapi, pemikiran dan pembahasan mengenai musyawarah sebagai suatu prinsip yang harus
ditegakkan dalam kehidupan sangat banyak untuk ditemukan. Namun demikian, beberapa hal
yang harus ada dalam pelaksanaan musyawarah adalah: Pertama, keridhaan atau kemauan
untuk kebaikan bersama yang tidak bertentang dengan perintah Allah Swt.. Di mana Allah
memberikan petunjuk apabila dalam suatu keluarga sudah ada keridhaan di antara keduanya
dan bermusyawarahlah.

Kedua, hati yang lemah lembut (bersih) lawan dari berhati keras. Prinsip ini haruslah
ada, hati yang lemah lembut yaitu yang tidak menaruh kedengkian dan kebencian antara satu
sama lainnya, dalam musyawarah perilaku ini akan terlihat pada saat berbicara atau
menyampaikan pendapat atau sebuah gagasan. Oleh karenanya apabila musyawarah
dilaksanakan tidak berdasarkan hati yang lemah lembut (bersih) sebagai rahmat dari Allah
Swt, maka mustahillah akan dapat terjadi kemufakatan.

Ketiga, saling memaafkan dan memohonkan ampun kepada Allah Swt. Karena di dalam
musyawarah pasti akan sering terjadi perbedaan pendapat mengenai suatu pembahasannya,
maka antara sesama anggota yang terlibat didalam musyarawah apabila ada yang merasa
tesinggung akibat ucapan maupun pemikiran, maka mestilah siap untuk saling memaafkan
dan memohonkan ampun kepada Allah Swt.

5
Keempat, mematuhi perintah Allah Swt dan mendirikan sholat. Berdasarkan prinsip
yang keempat ini menunjukan bahwa dalam praktik musyawarah untuk mengambil suatu
keputusan harus didasarkan atau tidak boleh bertentang dengan perintah Allah Swt. Makanya,
orang-orang yang bermusyawarah dalam menetapkan suatu aturan atau hukum untuk
kehidupan bersama harus senantiasa didasarkan kepada hukum-hukum Allah Swt.

Kelima, mufakat, segala keputusan yang akan ditetapkan dalam suatu permusyawaratan
harus merupakan kemufakatan dari seluruh anggota yang terlibat di dalam musyawarah.
Mufakat adalah antara satu dan lainnya anggota musyawarah menerima hasil musyawarah
yang akan diputuskan dan ditetapkan untuk dilaksanakan bersama-sama. Adapun keputusan
yang diambil tersebut tidaklah boleh bertentangan dengan prinsip-prinsip hukum Islam, dalam
konteks kaidah-kaidah utama yang tertuang di dalam tujuan hukum menurut V\DUD· yang
disebut dengan Adhdhararul, yaitu: Memelihara Agama, Memelihara Jiwa, Memelihara Akal,
Memelihara Keturunan, Memelihara Harta dan Kehormatan.

2.3.Mengambil Suatu Keputusan Harus di Dasarkan Pada Musyawarah Mufakat

Musyawarah diartikan sebagai pembahasan untuk menyatukan pendapat dalam


penyelesaian suatu masalah bersama.Musyawarah dilaksanakan dengan akal sehat dan sesuai
dengan hati nurani yang luhur agar diperoleh hasil keputusan bersama yang dapat
dipertanggung jawabkan.Sedangkan mufakat adalah sesuatu yang telah disetujui sebagai
keputusan berdasarkan kebulatan pendapat sebagai hasil musyawarah.

Musyawarah untuk mencapai mufakat adalah bentuk pengambilan keputusan bersama


yang paling baik.Sebab dengan musyawarah mufakat berarti semua orang yang terlibat dalam
musyawarah menyatakan setuju terhadap keputusan yang diambil bersama.Agar dalam
bermusyawarah bisa mencapai mufakat dengan baik, ada beberapa prinsip yang harus
diperhatikan oleh peserta musyawarah.

 Pertama, setiap orang diberi hak dan kebebasan yang sama untuk menyampaikan
pendapat dalam musyawarah.
 Kedua, pendapat yang disampaikan oleh setiap peserta dalam musyawarah harus disertai
dengan alasan yang masuk akal.
6
 Ketiga, pendapat harus disampaikan dengan niat yang baik untuk memenuhi kepentingan
bersama.
 Keempat, penyampaian pendapat juga harus dilakukan dengan sopan dan penuh
kerendahan hati.
 Kelima, dalam musyawarah lebih menonjolkan persamaan daripada perbedaan dari
pendapat yang ada, sehingga akan mudah mencapai kesepakatan bersama.

2.4 Makna musyawarah untuk mufakat

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan musyawarah merupakan


pembahasan bersama dengan maksud mencapai keputusan atas penyelesaian masalah.
Musyawarah adalah perundingan ataupun perembukan. Musyawarah adalah kegiatan yang
dilandasi kepentingan bersama dan memiliki tujuan bersama.

Musyawarah adalah sebuah istilah yang berasal dari kata Syawara dalam Bahasa Arab
yang berarti berunding, urun rembuk, atau mengatakan dan mengajukan sesuatu. Sudut
pandang Islam punya pedoman mengenai apa itu musyawarah, yang termaktub dalam Al-
Qur`an. Sebagaimana dijelaskan dalam Surat Asy-Syura ayat 38 yang artinya:

“Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhan-Nya dan


mendirikansholat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka;
dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang kami berikan kepada mereka.”

Dari ayat tersebut, dengan jelas diterangkan dalam menghadapi sebuah urusan,
diperintahkan untuk melakukan musyawarah secara bersama-sama. Bahwa dengan
musyawarah, mereka tergolong sebagai orang yang patuh kepada seruan Tuhan.

Menurut Demokrasi Pancasila

Istilah musyawarah adalah kata yang juga dikenal dengan sebutan lainnya seperti
“syuro”, “rembug desa”, “kerapatan nagari” dan “demokrasi”. Musyawarah untuk mufakat
adalah salah satu ciri dari Demokrasi Pancasila. Musyawarah adalah bagian penting dari

7
demokrasi. Musyawarah juga memiliki manfaat dalam kegiatan sehari-hari untuk mencapai
mufakat pada kepentingan masyarakat banyak maupun dalam keluarga.

2.5. Menerima dan Mematuhi Keputusan Bersama

Melaksanakan keputusan bersama bukan karena terpaksa tetapi karena untuk menjaga
kelancaran dan tujuan hidup bersama. Dalam melaksanakan keputusan bersama , asas yang
perlu diperhatikan yaitu asas kekeluargaan dan asas gotong royong.

1. Asas kekeluargaan
Asas kekeluargaan yaitu asas yang memandang anggota kelompok sebagai
keluarga sendiri. Semua anggota diperlakukan sama, kelompok diibaratkan sebuah
keluarga. Setiap anggota haru saling membantu dengan anggota yang lain.

2. Asas gotong-royong
Dengan gotong royong apapun akan lebih mudah dilaksanakan. Tidak ada
perbedaan antara anggota dan pengurus. Semuanya harus bergotong-royong untuk
mencapai suatu tujuan bersama. Melaksanakan keputusan bersama secara kekeluargaan
mempunyai beberapa manfaat, antara lain
a. Semua anggota merasa memiliki kedudukan yang sama
b. Terciptanya keadilan antar anggota
c. Setiap anggota melaksanakan keputusan bersama dilandasi rasa tanggung jawab
d. Keputusan bersama dilaksanakan bukan karena terpaksa tetapi untuk menjaga
kelancaran kegiatan dalam hidup bersama.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam menghadapi segala permasalahan dalam kehidupan, tentunya diperlukan suatu


pengambilan keputusan secara bijak yang dapat dipertanggungjawabkan. Misalnya,
pengambilan keputusan oleh suatu organisasi atau lembaga, harus mempertimbangkan segala
aspek yang dirasa menguntungkan dan tidak memberatkan pihak lain sehingga semua pihak
dapat melaksanakan keputusan tersebut dengan penuh tanggung jawab. Akan tetapi,
terkadang dalam memutuskan suatu hal masih saja terdapat rasa emosional, rasa
mementingkan keperntingan pribadi, dan ingin menang sendiri. Hal ini akan berdampak buruk
pada kegiatan yang akan datang.

3.2 Saran

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk kedepannya
penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan
sumber-sumber yang lebih banyak dan tentunya dapat dipertanggung jawabkan. Manusia
tidak luput dari kesalahan, apabila ada kesalahan penulisan maupun penyusunan dalam
makalah ini kami mohon kritik dan saran dari para pembaca. Terima kasih atas partisipasinya
dan mohon maaf atas kesalahan dalam penulisan makalah ini, karena kesempurnaan hanyalah
milik Allah SWT.

9
DAFTAR PUSTAKA

Jakti. “Musyawarah Mufakat.” dalam http://Musyawarah Mufakat-BahasaKita.htm.

diakses 12 November 2019, Pukul 20:00

http://books.google.co.id/Panduan Belajar dan Evaluasi. diakses 12 November 2019,

pukul 10:22

http://digilib.uinsgd.ac.id/13204/4/bab%201.pdf

https://m.merdeka.com/sumut/manfaat-musyawarah-mufakat-ketahui-pengertian-dan-tujuannya-
kln.html

https://anakuntad.com/2017/01/pentingnya-musyawarah-besar-suatu-organisasi/amp/

https://bobo.grid.id/amp/082659830/contoh-cara-mengambil-keputusan-bersama-musyawarah-
dan-pemungutan-suara?page=3

10

Anda mungkin juga menyukai