INTEGRASI NASIONAL
Dosen Pengajar :
Bu Dinda Kadarwati
Nama Anggota :
2022/2023
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan kami kesempatan untuk menyelesaikan makalah "Integrasi Nasional"
dengan baik dan tepat waktu. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca yang ingin mencari referensi dan media pembelajaran tentang Integrasi Nasional
Kami juga berterima kasih kepada Bu Dinda Kadarwati, selaku dosen pengampu
mata kuliah kewarganegaraan yang telah menugaskan pembuatan makalah ini. Tidak lupa
juga kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman dan semua pihak yang terlibat
dalam penyelesaian tugas makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Sifat masyarakat Indonesia yang individualisme dapat menjadi salah satu faktor
penyebab runtuhnya persatuan dan kesatuan bangsa. Maka dari itu, diperlukannya
Pendidikan kewarganegaraan sejak dini untuk menumbuhkan semangat jiwa berbangsa
dimana semangat jiwa berbangsa ini diperlukan untuk tetap menjaga kebhinekaan bangsa,
sebab dengan menjaga kebhinekaan akan tercipta kehidupan yang aman dan tentram di
setiap lapisan masyarakat.
Sebagai generasi penerus bangsa, marilah kita memiliki rasa tanggung jawab terhadap
keutuhan dan kesatuan bangsa. Tidak hanya sebagai generasi penerus bangsa, tetapi kita
adalah generasi pelurus bangsa dimana menjunjung tinggi sikap keadilan adalah suatu
keharusan demi terciptanya kesejahteraan dan kemakmuran bangsa.
Sebagai warga Negara Indonesia yang baik, marilah kita memiliki rasa Integrasi
Nasional. Yaitu suatu sikap kepedulian terhadap sesama, serta memiliki rasa persatuan
yang tinggi, baik terhadap bangsa, negara, agama, sosial, budaya, maupun keluarga.
1
Tidak ada kata terlambat untuk memulai terciptanya kehidupan yang berlandaskan
Pancasila, berpegang teguh pada semboyan bangsa “Bhinneka Tunggal Ika” dan
bersandar hukum pada UUD.
Integrasi suatu bangsa terjadi karena adanya perpaduan dari berbagai unsur, seperti
suku bangsa, tradisi, kepercayaan atau agama, sosial budaya, dan budaya ekonomi
sehingga terwujud satu kesatuan wilayah, politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang
membentuk jati diri suatu bangsa.
Menurut Liddle, suatu integrasi nasional yang tangguh hanya bisa berkembang
apabila :
1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi Integrasi Nasional
2. Mengetahui pendapat para ahli mengenai Integrasi Nasional
3. Mengetahui apa saja jenis – jenis Integrasi Nasional
2
4. Menggambarkan kondisi Indonesia yang bersifat pluralis
5. Mengetahui faktor – faktor pembentuk dan penghambat Integrasi Nasional
6. Mengetahui penjelasan dari integrasi dan disentegrasi
3
BAB II
PEMBAHASAN
Integrasi adalah keserasian satuan-satuan yang terdapat dalam suatu sistem, dan
bukan penyeragaman, namun merupakan hubungan satuan-satuan yang sedemikian rupa
serta tidak merugikan masing-masing satuan. Yang baik saling mendukung satuan serta
masih memiliki identitas masing-masing dan saling menguntungkan. (Menurut Widjaja
dalam Dedpdikbud 1997: 24)
4
nasional yang hendak diwujudkan. Intinya, integrasi nasional adalah proses penyatuan
perbedaan dalam suatu negara sehingga terjadi keselarasan secara nasional dalam suatu
negara.
Dari beberapa definisi integrasi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa integrasi
adalah usaha-usaha untuk menyatukan unsur-unsur yang saling mendukung untuk
menjadi suatu bentuk kesatuan yang utuh.
Pada realitas nasional, integrasi dapat dilihat dari beberapa aspek yang meliputi
aspek politik, ekonomi, dan social dan budaya. Kemudian aspek politik lazim disebutkan
sebagai “integrasi politik”, aspek ekonomi “integrasi ekonomi”, yakni saling tergantung
ranah ekonomi antar daerah yang bekerjasama secara sinergi dan yang terahir adalah
aspek sosial budaya disebut sebagai “integrasi sosial budaya” yang merupakan hubungan
antara suku, lapisan dan galongan. Berdasar pendapat ini, integrasi nasional meliputi:
yang pertama integrasi politik, kedua integrasi ekonomi, dan yang ketiga integrasi sosial
budaya (Ristek Dikti, 2016).
5
mengadakan adaptasi berintegrasi terhadap perkembangan pembangunan dan lingkungan
hidupnya, secara logis dia tidak akan mungkin memberikan partisipasi secara aktif dalam
kehidupan bermasyarakat. Kondisi ini akan membahayakan etnik lainnya, disamping
menjadi beban bagi yang lainnya juga mengganggu kestabilan bersama (Depdikbud,
1996: 21).
Di sisi lain, banyak pula potensi sumber daya yang dimiliki oleh negara, yang
mestinya dapat digunakan untuk melaksanakan pembangunan bagi kesejahteraan
masyarakat, harus dikorbankan untuk menyelesaikan konflik tersebut. Dengan demikian,
negara yang senantiasa diwarnai konflik di dalamnya akan sulit untuk mewujudkan
kemajuan.
6
membangun kejayaan bangsa dan negara, dan oleh karena itu, perlu senantiasa
diupayakan.
Kedua, bagi negara-negara baru, tuntutan integrasi ini juga menjadi masalah pelik
bukan saja karena perilaku pemerintah kolonial sebelumnya, tetapi juga latar belakang
bangsa yang bersangkutan. Negara-bangsa (nation state) merupakan negara yang di
dalamnya terdiri dari banyak bangsa (suku) yang selanjutnya bersepakat bersatu dalam
sebuah bangsa yang besar. Suku-suku itu memiliki pertalian primordial yang merupakan
unsur negara dan telah menjelma menjadi kesatuan etnik yang selanjutnya menuntut
pengakuan dan perhatian pada tingkat kenegaraan. Ikatan dan kesetiaan etnik adalah
sesuatu yang alami, bersifat primer. Adapun kesetiaan nasional bersifat sekunder. Bila
ikatan etnik ini tidak diperhatikan atau terganggu, mereka akan mudah dan akan segera
kembali kepada kesatuan asalnya. Sebagai akibatnya mereka akan melepaskan ikatan
komitmennya sebagai satu bangsa.
Ditinjau dari keragaman etnik dan ikatan primordial inilah pembangunan integrasi
bangsa menjadi semakin penting. Ironisnya bahwa pembangunan integrasi nasional selalu
menghadapi situasi dilematis seperti terurai di depan. Setiap penciptaan negara yang
7
berdaulat dan kuat juga akan semakin membangkitkan sentimen primordial yang dapat
berbentuk gerakan separatis, rasialis atau gerakan keagamaan. Kekacauan dan
disintegrasi bangsa yang dialami pada masa-masa awal bernegara misalnya yang terjadi
di India dan Srilanka bisa dikatakan bukan semata akibat politik “pecah belah” kolonial
namun akibat perebutan dominasi kelompok kelompok primordial untuk memerintah
negara. Hal ini menunjukkan bahwa setelah lepas dari kolonial, mereka berlomba saling
mendapatkan dominasinya dalam pemerintahan negara. Mereka berebut agar identitasnya
diangkat dan disepakati sebagai identitas nasional.
Kodrat integrasi pada bangsa Indonesia, tercipta oleh kesadaran kebangsaan dan
cita-cita perjuangan yang dibangun melalui gairah dan kehendak yang kuat dari kodrat
keanekaragaman kehidupan bangsa Indonesia. Kodrat keanekaragaman kehidupan itulah
yang membangun kehendak berintegrasi ke dalam satu kesatuan 6 bangsa, dan bercita-
cita membangun satu kehidupan kebangsaan, dalam satu negara kesatuan Republik
Indonesia (Mattulada dalam Depdikbud 1997: 24).
Bagi negara yang terdiri dari berbagai suku bangsa seperti Indonesia, konsep
integrasi sering digunakan dalam rangka penyatuan wilayah Indonesia dalam satu
wawasan yang disebut dengan wawasan nusantara. Adanya beberapa suku-bangsa yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia, di satu pihak merupakan kebangsaan tersendiri karena
memiliki kekayaan kebudayaan yang sangat tinggi harganya. Namun, di sisi lain dengan
banyaknya jumlah suku- bangsa yang ada merupakan sumber timbulnya konflik
(Depdikbud 1997: 24).
8
dan hal ini yang akan menghambat terwujudnya integrasi nasional (Depdikbud, 1997:
28).
Karena itu dalam masalah integrasi nasional ini ada 4 komponen yang merupakan
kesatuan sebuah sistem yang menjadi indikator untuk keberhasilan integrasi nasional dan
kerjasama golongan etnik tersebut. Keempat komponen tersebut dikenal dengan SARA
yaitu suku atau etnik, agama, ras, dan antar golongan. Empat komponen ini sangat sensitif
dan paling mudah menimbulkan perpecahan. Karena itu kestabilan keempat komponen
ini merupakan asset bangsa yang menjadikan bangsa kita menjadi berjaya (Depdikbud,
1996: 21)
Gografis Nasional dianggap sebagai suatu jiwa, suatu asas spiritual, suatu
solidaritas yang besar yang tercipta oleh perasaan pengorbanan yang telah dibuat oleh
sejarah di masa lampau dan yang bersedia dibuat di masa yang akan datang. Nasion
dianggap mempunyai suatu masa lampau yang melanjutkan dirinya dalam masa kini oleh
suatu kenyataan yang jelas, kesepatan, keinginan yang dinyatakan dengan jelas untuk
terus hidup bersama. Jadi, anggota nasion Indonesia adalah orang yang menganggap
dirinya sebagai orang Indonesia dalam arti yang sesungguhnya, baik jiwa maupun
raganya. Mereka benar-benar meresapi dan menghayati bahwa ia benarbenar manusia
Indonesia sehingga segala sesuatu yang ingin menjatuhkan nama bangsa dan negara
dengan tulus ikhlas akan membela dan mempertahankannya. Kemudian yang perlu
diingat adalah bahwa nasional Indonesia telah ada sebelum negara Republik Indonesia
terbentuk karena solidaritas tidak sama dengan hak-hak dan kewajban warga negara
seperti yang dinyatakan oleh undang-undang yang berlaku. Orang- orang yang bersama
yang merupakan warga negara RI tidak 8 sepenuhnya sama dengan orang-orang yang
bersama- sama merupakan anggota nasional Indonesia (Bachtiar dalam Depdikbud, 1997:
27).
9
Persatuan dari kemajemukan suku inilah yang menjadi salah satu ciri khas bangsa
Indonesia yang membedakannya dengan bangsa lain. Sehingga dengan adanya
kompleksitas perbedaan suku yang bersatu di Indonesia dijadikan sebagai identitas
bangsa sebagai bangsa yang majemuk yang kaya akan suku, tradisi dan bahasa dalam
wujud semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Jadi, antara Integrasi nasional dan identitas nasional dijadikan sebagai salah satu
identitas nasional, semboyan ini tidak akan pernah ada di negara lain, semboyan ini hanya
ada di Indonesia dan menjadi identitas bangsa yang membedakan bangsa Indonesia
dengan bangsa yang lainnya.
10
2.3 Pendapat Para Ahli Mengenai Integrasi Nasional
Myron Weiner (1971) memberikan lima definisi mengenai integritas seperti berikut :
a. Integrasi menunjuk pada proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan social
dalam satu wilayah dan proses penyatuan identitas nasional, membangun rasa
kebangsaan dengan cara menghapus kesetiaan pada ikatan – ikatan yang lebih
sempit.
b. Integrasi menunjuk pada masalah pembentukan wewenang kekuasaan nasional
pusat di atas unit – unit sosial yang lebih kecil yang beranggotakan kelompok –
kelompok sosial budaya masyarakat tertentu.
c. Integrasi menunjuk pada masalah menghubungkan antara pemerintah dengan
yang diperintah. Mendekatkan perbedaan – perbedaan mengenai aspirasi dan nilai
pada kelompok elit dan massa.
d. Integrasi menunjuk pada adanya konsensus terhadap pada nilai yang minimum
yang diperlukan dalam memelihara tertib sosial.
e. Integritas menunjuk pada penciptaan tingkah laku yang terintegrasi dan yang
diterima demi mencapai tujuan bersama.
Integrasi berarti penyatuan bangsa – bangsa yang berbeda dari suatu masyarakat
menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan masyarakat – masyarakat
kecil yang banyak menjadi satu bangsa.
11
Djuliati Suroyo (2002)
Bersatunya suatu bangsa yang menempati wilayah tertentu dalam sebuah negara
yang berdaulat.
Suroyo (2002)
Proses penyatuan berbagai kelompok sosial budaya dalam satu kesatuan wilayah
dan dalam suatu identitas nasional.
Kurana (2010)
Integrasi nasional adalah kesadaran identitas bersama di antara warga negara. Ini
berarti bahwa meskipun kita memiliki kasta yang berbeda, agama dan daerah, dan
berbicara bahasa yang berbeda, kita mengakui kenyataan bahwa kita semua adalah satu.
Dari pengertian integrasi nasional menurut para ahli, didapat kesamaan yaitu
integrasi dapat berarti penyatuan, pembauran, keterpaduan, sebagai kebulatan dari unsur
atau aspek aspeknya.
12
1) Integrasi Bangsa
Integrasi bangsa menunjuk pada proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan
sosial dalam satu kesatuan wilayah dan dalam suatu pembentukan identitas nasional.
Contoh kasus pada tanggal 15 Agustus 2005 melalui MoU (Memorandum of
Understanding) di Vantaa, Helsinki, Finlandia, pemerintah Indonesia berhasil secara
damai mengajak Gerakan Aceh Merdeka (GAM) untuk kembali bergabung dan setia
memegang teguh kedaulatan bersama Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Proses ini telah berhasil menyelesaikan kasus disintegrasi yang terjadi di Aceh sejak
tahun 1975 sampai 2005.
2) Integrasi Wilayah
3) Integrasi Nilai
Integrasi nilai menunjuk pada adanya konsensus terhadap nilai yang minimum
yang diperlukan dalam memelihara tertib social. Contoh kasus pengalaman
mengembangkan Pancasila sebagai nilai integratif terus-menerus dilakukan, misalnya,
melalui kegiatan Pendidikan Pancasila baik dengan mata kuliah di perguruan tinggi dan
mata pelajaran di sekolah. Melalui kurikulum 1975, mulai diberikannya mata pelajaran
Pendidikan Moral Pancasila (PMP) di sekolah. Saat ini, melalui kurikulum 2013 terdapat
mata pelajaran PPKn. Melalui pelajaran ini, Pancasila sebagai nilai bersama dan sebagai
dasar filsafat negara disampaikan kepada generasi muda.
13
4) Integrasi Elit-massa
1) Integrasi Asimilasi
14
2) Integrasi Akulturasi
Merupakan penggabungan dua atau lebih kebudayaan tanpa menghilangkan ciri khas
kebudayaan asli di suatu lingkungan.
3) Integrasi Normatif
4) Integrasi Instrumental
Terjadi dan tampak secara nyata sebagai akibat adanya keseragaman antar
individu dalam lingkungan masyarakat. Hal itu bisa terbentuk karena adanya kesamaan
atau keseragaman antar individu atau kelompok dalam lingkungan hidup.
5) Integrasi Ideologis
Terjadi dan tampak secara nyata karena adanya ikatan spiritual/ ideologis yang
kuat tanpa adanya paksaan.
6) Integrasi Fungsional
Terjadi karena adanya berbagai fungsi tertentu dari semua pihak di dalam
masyarakat. Mereka yang merasa mempunyai kesamaan fungsi atau peran cenderung
mudah bersatu dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
7) Integrasi Koersif
Terjadi karena adanya pengaruh dari penguasa dan bersifat paksaan. Jadi, sifatnya
tidak secara suka rela ketika bersatu dalam suatu hal. Integrasi semacam ini pastinya tidak
bisa bertahan lama dan kuat karena memang sifatnya yang terpaksa.
15
penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial dalam kesatuan wilayah nasional yang
membentuk suatu identitas nasional. Syarat keberhasilan suatu integrasi pada suatu
negara yaitu anggota-anggota masyarakat merasa bahwa mereka dapat berhasil untuk
saling mengisi kebutuhan-kebutuhan satu dengan lainnya. Hal ini bertujuan supaya
timbul persatuan dan kesatuan secara luas dalam kehidupan bermasyarakat; Terciptanya
sebuah kesepakatan bersama (konsensus) terkait norma-norma dan nilai-nilai sosial yang
dilestarikan dan dijadikan pedoman dalam melakukan berbagai kegiatan; Norma- norma
sosial dan nilai-nilai sosial akan dijadikan aturan baku dalam melangsungkan proses
integrasi sosial. Hal tersebut bertujuan supaya proses integrasi nasional dapat terjadi di
masyarakat.
16
nilai Pancasila yang diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
7. Adanya jiwa dan rasa semangat bergotong royong, yaitu semua komponen
masyarakat bekerja bersama untuk mencapai hasil yang diharapkan.
8. Integrasi Nasional juga penting untuk mengantisipasi ancaman dari luar.
Bentuk ancaman dari luar tersebut bisa berupa pengambilan wilayah atau pulau
paling luar di Indonesia.
17
8. Mulai tergerusnya budaya asli Indonesia juga bisa menghambat integrasi
nasional. Lemahnya nilai-nilai budaya bangsa terjadi akibat kuatnya pengaruh
budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa, baik melewati
kontak langsung maupun tidak langsung.
18
f. Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok – kelompok yang
lain.
19
konsesus maka disintegrasi dapat menimbulkan konflik atau perseteruan dan
pertentangan.
Integrasi adalah masalah sosial yang tidak pernah selesai, masalah tersebut tentu
selalu dikaitkan dengan adanya disintegritas. Selain disintegritas, integrasi juga selalu
mengajak kita untuk meninjau kembali kebertujuan “dimensi teologis”. Artinya bahwa
pada setiap prestasi pencapaian hanyalah menjadi salah satu titik dari sebuah proses
berkelanjutan yang masih Panjang. Kesimpulannya bahwa, masih ada pencapaian-
pencapaian lain yang harus diwujudkan dalam konteks integrasi nasional. Sehingga,
dengan berbagai macam pencapaian tersebut integrasi nasional dapat mempunyai makna
yang berbeda bergantung pada kepentingan yang melingkupinya (Kuntowijoyo, 2006:
153).
Istilah integrasi di Indonesia sendiri masih sering dikacaukan atau tertukar dengan
istilah pembauran atau asimilasi. Sehingga, sebelum membicarakan integrasi secara
panjang lebar, perlu kiranya dijernihkan terlebihan dahulu perbedaan antara integritas dan
asimilasi atau pembauran. Integrasi dapat diartikan pula sebagai integrase kebudayaan,
integrasi sosial, dan pluralisme sosial. Adapun pembauran dapat berarti asimilasi atau
amalgamasi (Ubaidillah, 2000:24).
20
mendukung terhadap pluralisme maupun multikulturalisme, serta nilai-nilai kebangsaan.
Pendidikan kewarganegaraan khususnya dan disiplin keilmuan lain secara umum dapat
menjadi jembatan dalam mewujudkan upayaupaya menuju integrasi nasional.
21
BAB III
KESIMPULAN
Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti kesempurnaan atau
keseluruhan. Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan
perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan
secara nasional. Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar
baik dari kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif
bagi bangsa karena kita bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau
mengelola budaya budaya yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain
menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah yang baru.
Integrasi nasional merupakan proses mempersatukan bagian-bagian, unsur atau
elemen yang terpisah dari masyarakat menjadi kesatuan yang lebih bulat, sehingga
menjadi satu nation (bangsa). Jenis jenis integrasi mencakup 1) integrasi bangsa, 2)
integrasi wilayah, 3) integrasi nilai, 4) integrasi elit-massa, dan 5) integrasi tingkah laku
(perilaku integratif). Integrasi berkebalikan dengan disintegrasi. Jika integrasi
menyiratkan adanya keterpaduan, kesatuan dan kesepakatan atau konsensus, disintegrasi
menyiratkan adanya keterpecahan, pertentangan, dan konflik.
Integrasi bangsa diperlukan guna membangkitkan kesadaran akan identitas
bersama, menguatkan identitas nasional, dan membangun persatuan bangsa.
22
DAFTAR PUSTAKA
23