Di Susun Oleh :
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................. 2
A............................................................................................................................Penge
rtian Bimbingan..................................................................................................... 1
B............................................................................................................................Tujuaa
n Bimbingan dan Konseling.................................................................................. 3
C............................................................................................................................Fungsi
Bimbingan dan Konseling..................................................................................... 3
D............................................................................................................................Prosed
ur Umum Pelaksanaan Bimbingan Konseling...................................................... 5
E............................................................................................................................Forma
t Perencanaan Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan dan Konseling....................... 5
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 8
3
4
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bimbingan
Sebelum mempelajari materi bimbingan dan konseling lebih jauh dan mendalam, mari
kita perhatikan pendapat para pakar yang menyampaikan pengertian tentang bimbingan
secara umum dibawah ini:
Jones (1963: 25) memberikan pengertian bimbingan adalah bimbingan merupakan
bantuan kepada individu dalam membuat suatu pilihan yang cerdas atau tepat dalam
penyesuaian kehidupan mereka. Selanjutnya pula dikatakan bahwa kemampuan itu bukan
merupakan faktor bawaan, tetapi harus dikembangkan.1
Tujuan yang sangat mendasar bagi bimbingan menurut jones adalah mengembangkan
setiap individu untuk mencapai batas yang optimal, yaitu dapat memecahkan
permasalahannya sendiri dan membuat keputusan yang sesuai dengan keadaan dirinya
sendiri. Dengan demikian, suatu keputusan yang diambil bukan merupakan hasil
pelaksanaan seseorang guru dan orang tua, melainkan datang dari dalam diri sendiri setelah
memperoleh layanan bimbingan dan konseling.
Hamrin (1947) mengemukakan pengertian tentang bimbingan yaitu membantu
memecahkan masalah seseorang sehingga dapat membuat keputusan yang tepat atau dengan
kata dengan bimbingan diharapkan memperoleh sebuah solusi dan perencanaan yang tepat.
Solusi dan perencanaan yang tepat ini dapat diartikan untuk masa kini dan masa yang akan
datang peserta didik atau dengan bahasa lain, pembimbing harus dapat memberikan
gambaran tentang cara pandang yang salah untuk mempersiapkan masa yang akan datang,
yang tadinya peserta didik sebagian besar berparadigma “bagaimana nanti” diubah kedalam
paradigma “nanati bagaimaan”.
Sedangkan menurut Sunaryo Kartadinata (1998: 3) memberikan pengertian bimbingan
adalah proses membantu individu untuk mencapai perkembangan yang optimal.2
Sedangkan Rochman Natawidjaja (1987: 37) memberikan pengertian bimbingan sebagai
suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan,
supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga dia sanggup mengarahkan
1 Jones, J.J, Secondary School Administration, (New York: McGraw Hill Book Company, 1963), hal. 25.
2 Sunaryo Kartadinata, Kompilasi Perkuliahan Konseling Lintas Budaya, (Makalah Pada Perkuliahan Program
Pascasarjana UPI Bandung, 2008), hal. 3.
2
dirinya dan bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah,
keluarga, masyarakat dan kehidupan pada umumnya.3
Sedangkan menurut Sutirna (2012:7) menyebutkan bimbingan adalah bantuan atau
perolongan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain yang memerlukannya. Perkataan
membantu dalam bimbingan tidak ada paksaan, tetapi lebih menekankan pada pemberian
peranan individu kearah tujuan yang sesuai dengan potensinya. Jadi, dalam hal ini
pembimbing sama sekali tidak ikut menentukan pilihan atau keputusan dari orang yang
dibimbingnya. Yang menentukan pilihan atau keputusan adalah individu itu sendiri. Bantuan
atau pertolongan merupakan hal yang pokok dalam bimbingan. Namun, perlu diperhatikan
tidak semua pertolongan atau bantuan dapat disebut dengan bimbingan, seperti membantu
anak yang jatuh agar bangkit kembali. Pertolongan atau bantuan yang dikatakan sebagai
bimbingan adalah mempunyai sifat-sifat lain yang harus dipenuhi.4
2. Fungsi fasilitas
4 Sutirna, Bimbingan dan Konseling: Pendidikan Formal, Non Formal dan Informal, (Yogyakarta: Penerbit
Andi Publiser, 2012), hal. 7.
7 Ibid, hal.175-179.
5
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Evaluasi
4. Analisis
5. Tindak lanjut.
Salah satu kegiatan yang harus dibuat dalam perencanaan adalah membuat RPP-BK
(Rencana Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan dan Konseling) yang dibuat oleh guru sesuai
dengan hasil temuan. Tujuannya adalah memahami hakikat RPP BK, memahami prosedur
pengembangan RPP BK, dan melalui latihan dapat mengembangkan RPP BK untuk satu
topik layanan.
Dalam memahami hakikat RPP BK, ada beberapa istilah yang pernah kita kenal, seperti
satuan bimbingan (satbim), satuan layanan (satalan), rencana pelaksanaan program
bimbingan dan konseling (RPP BK), dan bagi guru bidang studi RPP (Rencana Program
Pembelajaran) dan satuan pelajaran (Satpel). Dalam batasan ilmiah, RPPBK merupakan
rincian program BK yang berisi kompetisi/tujuan yang akan dicapai, materi, strategi, dan
evaluasi yang akan dilaksanakan dalam memberikan suatu layanan bimbingan kepada konseli
(peserta didik).8
Dari pembahasan makalah diatas, maka dapat kami simpulkan bahwa Tujuan bimbingan
dan konseling yaitu membantu konseli agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangan yang
meliputi aspek-aspek pribadi, sosial, belajar, dan karir. Komponen program bimbingan dan
konseling terdiri dari Pelayanan dasar bimbingan, Pelayanan responsif, Perencanaan
individual dan Dukungan sistem.
Salah satu kegiatan yang harus dibuat dalam perencanaan adalah membuat RPP-BK
(Rencana Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan dan Konseling) yang dibuat oleh guru sesuai
dengan hasil temuan. Tujuannya adalah memahami hakikat RPP BK, memahami prosedur
pengembangan RPP BK, dan melalui latihan dapat mengembangkan RPP BK untuk satu
topik layanan. Sedangkan prosedur pelayanan Bimbingan dan konseling yaitu Perencanaan,
Pelaksanaan, Evaluasi, Analisis dan Tindak lanjut.
7
DAFTAR PUSTAKA
Jones, J.J, Secondary School Administration, (New York: McGraw Hill Book Company,
1963).
Rochman Natawijaya, Pendekatan-pendekatan Dalam Penyuluhan Kelompok, (Jakarta:
Depdikbud Dirjen Dikdasmen, 1987).
Sunaryo Kartadinata, Kompilasi Perkuliahan Konseling Lintas Budaya, (Makalah Pada
Perkuliahan Program Pascasarjana UPI Bandung, 2008).
Sutirna, Bimbingan dan Konseling: Pendidikan Formal, Non Formal dan Informal,
(Yogyakarta: Penerbit Andi Publiser, 2012).