Anda di halaman 1dari 2

NAMA ; ILHAM ANUGRAH

NPM ; C1C021016
MATKUL ; Tata Kelola dan Etika

perusahaan yang menerapkan prinsip-prinsip GOOD CORPORATE GOVERNANCE


Pada pembahasan kali ini saya akan meriview penerapan perusahaan aneka tambang, yang
mana perusahaan ini beroperasi di indonesia, berdasarkan sumber bacaan diatas perusahaan aneka
tambang telah menerapkan good corporate governance, Penerapan praktik terbaik Corporate
Governance secara konsisten dan berkesinambungan merupakan komitmen penuh dari ANTAM
dalam pengelolaan ANTAM dengan menjaga keseimbangan antara kepentingan pemegang saham
maupun kepentingan stakeholders lainnya, dalam penerapan GCG Perusahan ANTAM tidak
hanya sekedar untuk mematuhi peraturan perundang undangan tetapi juga menerapkan prinsip-
prinsip GCG yakni transparansi, accountability, responsibility, independency, dan fairness, yang
mana ini dapat terlihat dalam dalam mengambil keputusan memperhatikan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, dalam pengembangan sumber daya manusia ANTAM melakukan nya
dengan penilaian yang objektif, transparan, dan wajar, menyusun laporan keuangan secara akurat
dan dapat dipertanggung jawabkan yang mana ini akan meningkatkan kepercayaan investor,
kreditur dan pemegang saham, selain itu juga antam juga mengadopsi standar yang berlaku secara
internasional seperti Australian Securities Exchange (ASX) Corporate Governance Principles and
Recommendations 4th Edition yang diterbitkan oleh ASX Corporate Governance Council,
ASEAN Corporate Governance Scorecard yang diterbitkan oleh ASEAN Capital Market Forum,
standar yang berlaku di Indonesia seperti Pedoman GCG yang diterbitkan oleh Komite Nasional
Kebijakan Governance (KNKG) tahun 2006, standar penerapan GCG untuk Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) yang dikeluarkan oleh Kantor Kementerian Negara BUMN, yaitu Peraturan
Menteri Negara BUMN No. Per-01/MBU/2011 dan SK-16/S MBU/2012 serta Peraturan Otoritas
Jasa Keuangan Nomor 21/POJK.04/2015 tentang Penerapan Pedoman Tata Kelola Perusahaan
Terbuka dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 32/SEOJK.04/2015 tentang Pedoman Tata
Kelola Perusahaan, selain itu juga Kebijakan Tata Kelola Perusahaan dilaksanakan oleh ANTAM
dengan memberlakukan Pedoman Kebijakan Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance
Policy), Standar Etika Perusahaan (Code of Conduct, COC), Pedoman Kerja (Charter) Dewan
Komisaris, Charter Direksi, Charter Komite Penunjang Dewan Komisaris, Charter Internal Audit,
Pedoman Kebijakan Manajemen Perusahaan (Corporate Management Policy), Pedoman
Kebijakan Manajemen Risiko, serta kebijakan-kebijakan lainnya seperti Sistem dan Prosedur
Operasional (Standard and Operating Procedure) serta Instruksi Kerja (Work Instructions). Soft
structure Good Corporate Governance (GCG)

Berikut adalah table perbandingan Praktik CG antara perusahaan US, EU, dan Indonesia
Aspek US EU Indonesia
Keterbukaan Lebih terbuka Lebih terbuka Kurang terbuka
Struktur Perusahaan Lebih terpusat Lebih terpusat Kurang terbuka
Pengawasan Regulasi Ketat Regulasi Ketat Pengawasan Kurang
efektif
Partisipasi pemegang Pemegang sahan Pemegang sahan Pertisipasi pemegang
sahan lebih berkuasa lebih berkuasa saham kurang

CG atau Corporate Governance mengacu pada cara perusahaan dikelola dan diatur agar
memenuhi standar etika, transparansi, dan akuntabilitas yang tinggi. Perusahaan-perusahaan di
berbagai negara dapat memiliki perbedaan dalam praktik CG, dan perbandingannya antara
perusahaan US, EU, dan Indonesia dapat dilihat dari beberapa aspek sebagai berikut:
 Keterbukaan: Perusahaan-perusahaan di US dan EU cenderung lebih terbuka dalam
mengungkapkan informasi keuangan dan operasional mereka dibandingkan dengan
perusahaan-perusahaan di Indonesia. Di Amerika Serikat, Securities and Exchange
Commission (SEC) memiliki persyaratan pengungkapan yang ketat untuk perusahaan-
perusahaan publik, sementara di UE, perusahaan-perusahaan diwajibkan untuk mengikuti
standar pelaporan keuangan yang ketat. Di Indonesia, masih banyak perusahaan yang tidak
memenuhi persyaratan pengungkapan yang sesuai.
 Struktur perusahaan: Perusahaan-perusahaan di US dan EU cenderung memiliki struktur
perusahaan yang lebih terpusat dan dikelola secara profesional, dengan pemegang saham
dan dewan direksi yang kuat. Di Indonesia, struktur perusahaan masih sangat dipengaruhi
oleh keluarga atau individu tertentu, dan kurangnya pemegang saham institusional yang
kuat dapat mempengaruhi CG di beberapa perusahaan.
 Pengawasan: Di US dan EU, terdapat regulasi yang ketat untuk mengawasi praktik CG
perusahaan-perusahaan, seperti Sarbanes-Oxley Act di AS dan Undang-Undang
Perniagaan UE. Di Indonesia, meskipun terdapat regulasi, pengawasan masih kurang
efektif, dan terdapat masalah dalam implementasi regulasi.
Partisipasi pemegang saham: Di US dan EU, pemegang saham memiliki hak yang lebih kuat dalam
mempengaruhi keputusan perusahaan melalui rapat pemegang saham dan mekanisme lainnya. Di
Indonesia, meskipun regulasi memberikan hak yang sama bagi pemegang saham, namun
partisipasi pemegang saham masih kurang karena beberapa faktor seperti budaya, infrastruktur dan
regulasi.
Secara keseluruhan, perusahaan-perusahaan di US dan EU cenderung memiliki praktik CG yang
lebih baik dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan di Indonesia, meskipun masih ada
perbedaan antara perusahaan-perusahaan di negara-negara tersebut. Namun, Indonesia saat ini
sedang berupaya untuk memperbaiki praktik CG melalui reformasi kebijakan dan penegakan
hukum yang lebih efektif.

Anda mungkin juga menyukai