Anda di halaman 1dari 22

TATA KELOLA PERUSAHAAN

PADA PENGENDALIAN DAN


ETIKA
KELOMPOK 9
ANGGOTA KELOMPOK

WIDI RAHMAT S. M. AMIRUL ZAKI PIUS ERGAYAM S.


NIM. 40010922066019 NIM. 40010920060063 NIM. 40010922066040
Corporate
Tata Kelola Perusahaan
Governance
: Suatu rangkaian mekanisme atau sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar
sesuai dengan harapan para pemangku kepentingan (stakeholders), selaras dengan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku, serta patuh pada norma-norma etika bisnis yang berlaku
secara universal dan tata nilai perusahaan yang dijunjung tinggi oleh seluruh jajaran perusahaan.

Mekanisme atau sistem ini mempengaruhi penetapan dan pencapaian tujuan perusahaan,
pemantauan dan penilaian resiko usaha, memaksimalkan upaya peningkatan kinerja dan
pembentukan serta pengembangan budaya kerja di lingkungan perusahaan
PRINSIP-PRINSIP GCG
Kemandirian Akuntabilitas Pertanggungjawaban

Dikelola secara profesional tanpa Kejelasan fungsi, pelaksanaan Memiliki tekad dan komitmen
benturan-benturan kepentingan dan dan pertanggungjawaban organ manajemen dalam pengelolaan
pengaruh/tekanan dari pihak manapun sehingga pengelolaan perusahaan perusahaan yang sesuai dengan
terlaksana secara efektif. peraturan perundang undangan

Transparansi Keadilan/Kewajaran

Menerapkan keterbukaan dalam melaksanakan proses Memperlakukan secara adil dan setara di dalam
pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam memenuhi hak-hak pemangku kepentingan yang
mengungkapkan informasi material dan relevan timbul berdasarkan perjanjian (komitmen tertulis)
mengenai perusahaan. dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
APA TUJUANNYA?
1) Memberi perlindungan yang memadai dan perlakuan yang adil kepada para Pemegang
Saham, pengelola, dan pemangku kepentingan lainnya, melalui peningkatan nilai Pemegang
Saham (shareholder value), secara maksimal.

2) Memberikan kontribusi secara maksimal pada peningkatan pelayanan jasa asuransi/


penjaminan yang dikelola.

3) Meningkatkan dan menjaga citra perusahaan melalui pelayanan prima di bidang asuransi.

4) Menjaga sumber dana yang dimiliki dan digunakan untuk usaha perusahaan
LANDASAN HUKUM
Landasan Hukum Implementasi Good Corporate Governance :
1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tanggal 19 Juni 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara.
2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
3. Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang Penerapan Tata Kelola
Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) pada BUMN sebagaimana diubah terakhir melalui Peraturan
Menteri BUMN Nomor: PER-09/MBU/2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-
01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada BUMN.
4. Keputusan Sekretaris Kementerian BUMN Nomor: SK-16/S.MBU/2012 tentang Indikator/Parameter Penilaian dan
Evaluasi atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG) pada BUMN.
5. Pedoman Umum Good Corporate Governance yang dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance tahun
2016.
6. Roadmap Tata Kelola Perusahaan Indonesia yang dikeluarkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
UNDANG-UNDANG
SARBANES-OXLEY 2002
Sarbanes Oxley Act adalah hukum federal Amerika Serikat tahun 2002 yang
berisi penetapan suatu standar baru bagi semua dewan dan manajemen
perusahaan publik serta kantor akuntan publik yang sudah go public, mengatur
mulai tanggungjawab tambahan dewan perusahaan hingga ketentuan hukum
pidana
SARBANES-OXLEY ACT OF 2002

Tujuan dari SOX sebenarnya adalah untuk melindungi investor melalui peningkatan
keakuratan dan kepastian pengungkapan dalam laporan keuangan perusahaan. SOX
mewajibkan seperangkat perubahan dalam laporan keuangan perusahaan dan corporate
governance untuk perusahaan yang sudah go public (Engel, Hayes and Wang, 2004)

Sedangkan fokus utama dari SOX adalah untuk meningkatkan integritas proses audit pada
perusahaan yang sudah go public dan kelayakan laporan keuangan yang sudah diaudit.
Artinya kongres Amerika memberi institusi pengadilan dan SEC alat bantu untuk
mengawasi/mengamati laporan keuangan perusahaan publik.
STRUKTUR TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK
● Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
RUPS adalah organ tertinggi dalam suatu perusahaan. RUPS terdiri dari para pemegang saham yang
memiliki hak suara untuk menentukan arah perusahaan. RUPS harus bertindak secara profesional dan
bertanggung jawab dalam mengambil keputusan yang menyangkut kepentingan perusahaan. RUPS juga
harus menjunjung tinggi prinsip keterbukaan dan akuntabilitas.

Kewajiban RUPS adalah:


- Memutuskan anggaran dasar dan perubahannya
- Memilih dan memberhentikan anggota direksi dan dewan komisaris
- Menyetujui laporan tahunan dan pembagian dividen
● Direksi
Direksi adalah organ eksekutif suatu perusahaan yang bertanggung jawab kepada RUPS. Direksi
terdiri dari satu orang atau lebih yang dipilih oleh RUPS. Direksi harus bertindak secara profesional
dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugasnya serta menjunjung tinggi prinsip transparansi dan
akuntabilitas.
Kewajiban direksi adalah:
- Memimpin dan mengurus perusahaan
- Mewakili perusahaan di dalam dan di luar pengadilan
- Menyelenggarakan RUPS
● Dewan Komisaris
Dewan komisaris adalah organ pengawas suatu perusahaan yang bertanggung jawab kepada RUPS. Dewan
komisaris terdiri dari tiga orang atau lebih yang dipilih oleh RUPS. Dewan komisaris harus bertindak secara
independen dan objektif dalam mengawasi kinerja direksi. Dewan komisaris juga harus menjunjung tinggi
prinsip transparansi dan akuntabilitas. Kewajiban dewan komisaris adalah:
- Melakukan pengawasan terhadap kebijakan dan pelaksanaan tugas direksi
- Memberikan nasihat kepada direksi
- Melakukan evaluasi kinerja direksi
● Sekretaris Perusahaan
Sekretaris perusahaan adalah organ perusahaan yang bertugas untuk membantu direksi
dalam menjalankan tugasnya. Sekretaris perusahaan bertanggung jawab kepada direksi.
Sekretaris perusahaan harus bertindak secara profesional dan bertanggung jawab dalam
membantu direksi menjalankan tugasnya. Sekretaris perusahaan juga harus menjunjung
tinggi prinsip kerahasiaan dan profesionalitas.

Kewajiban sekretaris perusahaan adalah :


- Membantu direksi dalam menjalankan tugasnya
- Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang tata kelola perusahaan
- Menjaga ketertiban dan kelancaran administrasi perusahaan
● Komite Audit
Komite Audit adalah organ yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk
membantu dewan komisaris dalam melaksanakan tugasnya. Komite Audit
bertanggung jawab kepada dewan komisaris. Komite Audit harus bertindak
secara independen dan objektif dalam melakukan audit atas laporan keuangan.
Komite Audit juga harus menjunjung tinggi prinsip profesionalitas dan
integritas.

Kewajiban Komite Audit adalah:


- Melakukan pengawasan atas pelaksanaan tata kelola perusahaan
- Melakukan audit atas laporan keuangan
● Komite Nominasi & Remunerasi
Komite Nominasi & Remunerasi adalah organ yang dibentuk oleh dewan komisaris
untuk membantu dewan komisaris dalam melaksanakan tugasnya. Komite Nominasi &
Remunerasi bertanggung jawab kepada dewan komisaris. Komite Nominasi &
Remunerasi harus bertindak secara independen dan objektif dalam mengusulkan calon
direksi dan komisaris. Komite Nominasi & Remunerasi juga harus menjunjung tinggi
prinsip transparansi dan akuntabilitas.

Kewajiban Komite Nominasi & Remunerasi adalah:


- Melakukan evaluasi kinerja direksi
- Melakukan seleksi dan mengusulkan calon direksi dan komisaris
- Menetapkan remunerasi direksi dan komisaris
STUDI KASUS
PROFILE PERUSAHAAN
PT Katarina Utama Tbk atau dikenal dengan sebutan RINA merupakan sebuah perusahaan yang bergerak
dibidang jasa pemasangan, pengujian dan uji kelayakan produk dan peralatan telekomunikasi. Direktur
utama PT Katarina Utama ini Bernama Fazli bin Zainal Abidin (Murti, n.d.). PT Katarina Utama Tbk sudah
didirikan di Indonesia sejak tanggal 20 Juni 1997 berdasarkan akta notaris Miryam Magdalena Indriani
Wiardy, S.H Nomor 88. Dimana akta pendirian tersebut sudah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik
Indonesia pada tanggal 8 Oktober 1997 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia
Nomor 24 yaitu pada 23 Maret 1999 (Rivandi, 2014).

Permasalahan pada PT Katarina Utama Tbk ini berhubungan dengan pengendalian Good Corporate
Governance atau GCG yang belum direalisasikan dengan baik. Dimana PT Katarina Utama diduga telah
memanipulasi laporan keuangan audit tahun 2009 dengan memauskkan sejumlah piutang fiktif guna
memperbesar nilai aset perseroan (Murti, n.d.)
STUDI KASUS
INTI PERMASALAHAN
Pada Agustus 2010 lalu, salah satu pemegang saham Katarina, PT Media Intertel Graha (MIG),
dan Forum komunikasi Pekerja Katarina (FKPK) melaporkan telah terjadi penyimpangan dana hasil IPO
yang dilakukan oleh manajemen RINA. Dana yang sedianya akan digunakan untuk membeli peralatan,
modal kerja, serta menambah kantorcabang, tidak digunakan sebagaimana mestinya. Hingga saat ini
manajemen perseroan belum melakukan realisasi sebagaimana mestinya.
Dari dana hasil IPO sebesar Rp 33,66 miliar, yang direalisasikan oleh manajemen ke dalam
rencana kerja perseroan hanya sebesar Rp 4,62 miliar, sehingga kemungkinan terbesar adalah terjadi
penyelewengan dana publik sebesar Rp 29,04 miliar untuk kepentingan pribadi.
STUDI KASUS
INTI PERMASALAHAN (LANJUTAN)
Selain itu, Katarina diduga telah memanipulasi laporan keuangan audit tahun 2009 dengan
memasukkan sejumlah piutang fiktif guna memperbesar nilai aset perseroan. Bahkan Perusahaan Listrik
Negara (PLN) telah memutus aliran listrik ke kantor cabang RINA di Medan, Sumatera Utara, karena
tidak mampu membayar tunggakan listrik sebesar Rp 9 juta untuk tagihan selama 3 bulan berjalan.
Akhirnya Cabang Di Medan ditutup secara sepihak tanpa meyelesaikan hak hak karyawannya.
Bahkan selama ini manajemen tidak menyampaikan secara utuh dana jamsostek yang dipotong dari gaji
karyawan, ada juga karyawan yang tidak mengikuti jamsostek tetapi gajinya juga ikut dipotong. Bursa
menghentikan perdagangan saham RINA sejak awal September 2010. BEI kemudian melimpahkan kasus
ini kepada Bapepam-LK untuk ditindaklanjuti.
STUDI KASUS
DAMPAK - DAMPAK

• Ketidakpercayaan para pemegang saham


• Ketidakpercayaan karyawan, munculnya berbagai demo karyawan di berbagai cabang PT Katarina Utama
• Ketidakpercayaan Mitra Kerja, penggelembungan nilai aset dengan memasukkan sejumlah piutang fiktif yang
dituduhkan kepada satu pemegang saham Katarina. PT Media Intertel Graha (MIG), membuat mitra kerja tersebut
berbalik melaporkan Manajemen RINA dan menimbulkan ketidakpercayaan kepada Manajemen RINA
• Ketidakpercayaan Pemerintah, PLN memutus aliran listrik ke kantor cabang RINA di Medan, Sumatera Utara,
karena tidak mampu membayar tunggakan listrik sebesar Rp 9juta untuk tagihan selama 3 bulan berjalan
• Bursa menghentikan perdagangan saham RINA sejak awal September 2010
• Tidak berjalannya kegiatan operasional perusahaan karena perusahaan tidak mampu membiayai kegiatan
operasional sehingga tidak ada pemasukan bagi perusahaan, bahkan kantor cabang RINA di Medan akhirnya
ditutup.
STUDI KASUS
SOLUSI - SOLUSI
• Menindaklanjuti laporan dari pemegang saham dan FKPK.
PT Katarina Utama harus membentuk tim khusus untuk menindaklanjuti laporan tersebut. Tim tersebut
harus melakukan investigasi secara menyeluruh untuk mengetahui kebenaran laporan tersebut.

•Melakukan audit internal.


PT Katarina Utama harus melakukan audit internal untuk memeriksa laporan keuangan perusahaan. Audit
tersebut harus dilakukan oleh auditor independen untuk memastikan bahwa laporan keuangan tersebut
disusun dengan wajar dan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.

•Menyelesaikan permasalahan dengan karyawan.


PT Katarina Utama harus menyelesaikan permasalahan dengan karyawan, termasuk membayar tunggakan
gaji dan dana jamsostek yang belum dibayarkan.

•Melakukan perbaikan tata kelola perusahaan.


PT Katarina Utama harus melakukan perbaikan tata kelola perusahaan (GCG) untuk mencegah terjadinya
penyimpangan di masa mendatang. Perbaikan GCG dapat dilakukan dengan menerapkan kebijakan dan
prosedur yang lebih ketat, serta meningkatkan pengawasan internal.
SUMBER REFERENSI
• https://fhukum.unpatti.ac.id/jurnal/sasi/article/view/274
• https://kumparan.com/berita-bisnis/tata-kelola-perusahaan-pengertian-tujuan-dan-
prinsipnya-1yasgEQJxwb/full
• https://www.esgi.ai/apa-itu-dewan-direksi/
• https://www.scribd.com/document/262302563/Kasus-Pelanggaran-Good-Corporate-
Governance-Oleh-PT-KATARINA
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai