Anda di halaman 1dari 19

KELOMPOK 9

YAYU
NURISMI BARDA
BESSE NURVADILLA
KEPUTUSAN BERETIKA

• Pertimbangan Etika

Pengambilan keputusan beretika tidak dapat dipisahkan


dengan pengambilan keputusan bisnis: hal tersebut merupakan
satu rangkaian kegiatan yang harus dilakukan secara simultan.
Aspek substantif dan administratif dari dua macam
pengambilan keputusan itu dikerjakan dalam waktu yang
bersamaan. Pertimbangan etika dalam pengambilan keputusan
bisnis harus dimunculkan dalam aspek substantif
melaksanakan aspek administratif.
• Elemen Etika
Elemen etika dalam paham deontologisme dapat
diikhtisarkan menjadi tiga hal, yakni hak kewajiban, dan
keadilan. Sasaran yang ingin dicapai, sama seperti
utilitarianisme, yaitu kebaikan bagi masyarakat banyak.
Elemen ini merupakan prinsip moral dan nilai yang
digunakan sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan
etis.
Evaluasi Kepentingan Stakeholder

Your text has been concise and beautiful, Your text has been concise and beautiful, Your text has been concise and beautiful, Your text has been concise and beautiful,
But the information is inextricably But the information is inextricably But the information is inextricably But the information is inextricably
inextricable inextricable inextricable inextricable
HIERARKI DAN PRIORITAS

Dalam pengambilan keputusan bisnis, hierarki, dan


prioritas etika, Sebagai bahan pertimbangan, dapat
berbeda antara satu keputusan dan keputusan yang lain.
Perbedaan itu ditentukan oleh jenis dan sifat keputusan
yang akan diambil. Jenis berkaitan dengan bidang
kegiatan untuk tujuan Apa keputusan tersebut dibuat,
misalnya keputusan tentang pengadaan barang dan jasa
produksi, pemasaran, penjualan, pendanaan, kepegawaian,
dan lain sebagainya.
Konsekuensi

Tahap berikut dari evaluasi elemen etika dalam pengambilan


keputusan bisnis adalah mengkualifikasi elemen-elemen
tersebut tidak semua elemen dapat di kuantifitur banyak
pelaksanaan dari elemen-elemen itu yang hanya dapat dilihat
melalui proses. Elemen etika yang paling dapat di kuantifitur
adalah manfaat atau kesejahteraan. Untuk tiap-tiap
stakeholder dapat ditentukan parameter manfaatnya masing-
masing.
PENGGABUNGAN
KONSEKUENSI
PELAPORAN
Pada akhirnya, perilaku atau perbuatan etis harus tercermin
dalam laporan keuangan perusahaan. Namun, karena
penyajian dan pengungkapan laporan keuangan ditentukan
oleh standar yang berlaku kegiatan-kegiatan yang berkaitan
dengan pelaksanaan dan penerapan etika menjadi tidak dapat
dilihat secara langsung dari laporan tersebut. Alternatif
terbaik adalah apabila program dan kebijakan etis kepada
stakeholder disajikan dalam laporan tahunan. Ini akan
membuat reputasi perusahaan di mata investor meningkat.
KERANGKA TATA KELOLA PERUSAHAAN
Pengertian

Tata kelola perusahaan adalah rangkaian proses,


kebiasaan, kebijakan, aturan, dan institusi
yangmempengaruhi pengarahan, pengelolaan, serta
pengontrolan suatu perusahaan atau korporasi. Tata
kelola perusahaan juga mencakup hubungan antara para
pemangku kepentingan (stakeholder) yang terlibat
serta tujuan pengelolaan perusahaan. Pihak- pihak
utama dalam tata kelola perusahaan adalah pemegang
saham, manajemen, dan dewan direksi
PRINSIP-PRINSIP DASAR
STRUKTUR TATA KELOLA
Struktur berbicara tentang lembaga, institusi atau organ
dalam perusahaan atau di luar perusahaan yang membentuk
dan mendukung terselenggaranya tata kelola perusahaan yang
baik. Lembaga atau institusi yang dapat dibentuk karena
ketentuan regulasi atau atas inisiatif perusahaan sendiri.
Lembaga atau institusi yang terlibat dengan tata kelola
perusahaan terdiri atas sebagai:
1. Pemegang saham
2. Stakeholder
3. Dewan Komisaris
4. Direksi (manajemen)
5. Regulator
6. Profesi
Fungsi Tata Kelola

Zabihollah(2009:41-42) menyebutkan adanya 7


fungsi tata kelola perusahaan (corporate governance
function) sebagai berikut.
1. Pengawasan (oversight)
2. Kepengurusan (manajerial)
3. Kepatuhan (compliance)
4. Audit internal (internal audit)
5. Audit eksternal (eksternal audit)
6. Monitoring
7. Kepenasihatan
Mekanisme Tata Kelola
Mekanisme tata kelola perusahaan atau corporate
governance mekanis menjelaskan Bagaimana lembaga
atau institusi yang tercakup dalam struktur tata kelola
berinteraksi secara terintegritas dalam menjalankan fungsi
masing-masing. Perlu dicatat bahwa mekanisme tersebut
tidak selalu dihasilkan oleh internal perusahaan. Bahkan
sebagian besar pengaturan tentang tata kelola perusahaan
justru dikeluarkan oleh pihak regulator. Karena sudah
menjadi regulasi, tidak ada tugas lain bagi perusahaan
selain mematuhinya. Sarbanes and oxley Act di Amerika
Serikat yang dikeluarkan pada 2002 dianggap sebagai
awal dari reformasi tata kelola perusahaan.
Sasaran Dan Tujuan

Atau goals yang ingin dicapai dengan dibentuknya


sistem tata kelola perusahaan yang baik Ada tiga poin
berikut:
1. Peningkatan nilai tambah perusahaan dan pemegang
saham
2. Perlindungan terhadap kepentingan stakeholder lain
3. Penurunan biaya keagenan.
PRINSIP OECD
Organization for ekonomic Cooperation and development
(OECD) adalah organisasi internasional yang sangat
berkepentingan terhadap berjalannya sistem tata kelola
perusahaan di negara-negara anggotanya selain anggota. OECD
menyimpulkan bahwa kerangka tata kelola perusahaan yang
dikembangkan harus dapat:
1. Meningkatkan promote pasar yang transparan dan efisien
2. Konsisten dengan peraturan perundang-undangan
3. Menyatakan secara jelas pembagian tanggung jawab antara
wewenang pengawasan (supervisory) regulasi (regulatory)
dan pelaksanaan (enforcement).
Terdapat 5 prinsip yang tercakup dalam kerangka tata
kelola perusahaan menurut OECD berikut ke-5 prinsip
tersebut.
1. Hak pemegang saham
2. Perlakuan yang adil terhadap pemegang saham
3. Peran stakeholder
4. Pengungkapan dan transparansi
5. Tanggung jawab dewan.
Kasus pengambilan keputusan adalah kasus perusahaan Nike :

Nike adalah produsen sepatu nomor satu di dunia. Dengan permodalan yang


sedikit, Nike tidak mampu untuk membuat iklan untuk produknya. Nike kemudian
hanya menggunakan image dari atlet terkenal untuk menarik minat
konsumen. Selain itu untuk menekan biaya yang besar, Nike membeli sepatu dari
supplier Asia. Pratama Abadi Industri adalah perusahaan yang bergerak dalam
bidang manufaktur sepatu lari. Spesifikasi dari tiap tipe sepatu telah diberikan
oleh pihak Nike untuk kemudian diproduksi oleh PT. Pratama Abadi Industri
sesuai dengan syarat spesifikasi yang telah ada. Nike sangat memegang kendali
karena mempunyai hak untuk memutuskan kerjasama bila harga dari supplier
terlalu mahal, hal ini bisa berdampak buruk bagi pekerja karena mereka tidak bisa
menuntut kehidupan yang lebih baik dengan peningkatan tunjangan pekerja
otomatis akan menambah biaya produksi yang mengakibatkan harga yang lebih
mahal.  
Studi Kasus Pada Bank Artha Graha International Tbk)

Bank Artha Graha International Tbk. sudah cukup baik dalam penerapan tata kelola
perusahaan. Namun hanya memiliki 1 dewan dengan 2 komisaris saja. Pada Bank Artha
Graha International Tbk. Para pemegang saham dapat mewakilkan suaranya dengan surat
kuasa. Dalam struktur kepemilikan yang saling terkait, Bank Artha Graha International Tbk
tidak memiliki keterkaikan. Perusahaan ini melakukan hubungan berelasi dengan berbagai
pihak dan perusahaan. Baik dengan entitas sepengendalian maupun pihak berelasi lainnya.
Tidak terdapat kompensasi berlebih sesuai dengan laporan tahunannya, namun untuk pajak
tangguhan, secara positif Manajemen berkeyakinan bahwa aset pajak tangguhan dapat
dimanfaatkan di masa mendatang. Perushaan sudah menyediakan informasi secara
transparan. Informasi yang diberikan dilakukan dengan jelas, cepat, dan dengan
pertimbangan. Auditor harus independen dari perusahaan dan manajemen. Hal ini terbukti
karena Seluruh anggota Komite Audit pada Bank Artha Graha International telah
memenuhi ketentuan yang berlaku untuk persyaratan independensi anggota Komite Audit.
TERIMA KASIH ATAS
PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai