Anda di halaman 1dari 17

Makalah Manajemen Stratejik

Etika Bisnis dalam Mendukung Manajemen Strategis

Disusun Oleh :

Juliana Arista / 20210310100131

Aliyah Nurhaliza / 20210310100200

Dosen : Rony Edward Utama S.E, MM

Fakultas Ekonomi & Bisnis

Universitas Muhammadiyah Jakarta

1
2023

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................................... i
BAB 1 ............................................................................................................................... 1
A. ETIKA BISNIS DAN MANAJEMEN STRATEGIS....................................................... 1
B. GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN MANAJEMEN PERUSAHAAN.......... 6
C. KONSEP GOOD CORPORATE SOCIAL RESPONSBILITY....................................... 10
D. CORPORATE SOCIAL RESPONSBILITTY DAN KEBIJAKAN PERUSAHAAN..... 12
E.INDIKATOR KEBERHASILAN CORPORATE SOCIAL RESPONBILITY DAN MODEL
PENERAPAN DI INDONESIA...................................................................................... 14
F. CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY..................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 17

2
Pengertian Etika Bisnis

Etika berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu ethos yg berarti : kebiasaan/adat,
akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir.

Menurut (Simorangkir, 2006) "etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku
menurut ukuran dan nilai yang baik. "

Menurut (Suseno, 2001), "Etika adalah sebuah ilmu dan bukan sebuah ajaran.Yang memberi
kita norma tentang bagaimana kita harus hidup adalah moralitas".

Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi
ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan
perilaku bisnis (Bhatt, 2000).

Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan
salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan,
institusi, dan perilaku bisnis. Dalam menciptakan etika bisnis ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, antara lain adalah:

(1) Pengendalian diri.

(2) Pengembangan tanggung jawab social.

(3) Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya
perkembangan informasi dan teknologi.

(4) Menciptakan persaingan yang sehat.

(5) Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”.

(6) Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi).

(7) Mampu menyatakan yang benar itu benar.

(8) Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan
pengusaha ke bawah.

3
(9) Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama.

(10) Menumbuh- kembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah
disepakati.

(11) Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum positif yang
berupa peraturan perundang- undangan.

Manfaat perusahaan menerapkan etika bisnis dalam hal ini adalah kinerja perusahaan
yang akan bertambah baik dengan didukung dengan karyawan/bawahan yang bermoral dan
bertanggung jawab.

Tinjauan Umum Tentang Manajemen Strategis atas sikap dan pekerjaannya serta
menaati semua perintah atasan dengan baik. Kinerja perusahaan akan terlihat dari adanya :

1. Pengurangan biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi baik intern


perusahaan maupun dengan eksternal.

2. Peningkatan motivasi pekerja.

3. Terlindungi prinsip kebebasan ber-niaga

4. Peningkatan keunggulan bersaing

Terdapat tiga faktor utama yang memungkinkan terciptanya iklim etika dalam perusahaan.
Pertama, terciptanya budaya perusahaan secara baik. Kedua, terbangunnya suatu kondisi
organisasi berdasarkan saling percaya (trust-based organization). Dan ketiga, terbentuknya
manajemen hubungan antar pegawai (employee relationship management).

Pengertian Manajemen Strategis

Manajemen strategis merupakan proses atau rangkaian kegiatan pengambilan


keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai penetapan cara melaksanakannya,
yang dibuat oleh pimpinan dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran di dalam suatu
organisasi, untuk mencapai tujuan.

Inti dari manajemen strategis adalah memenangkan persaingan. Karena manajemen


strategis selalu berusaha memenangkan persaingan, maka mau tidak mau perusahaan harus

4
senantiasa menganalisis diri dan memperbaiki diri agar tampil lebih baik dari perusahaan
pesaing.

Manajemen strategis memiliki Karakteristik sebagai berikut :bersifat jangka panjang


dan dinamis, berkaitan erat dengan manajemen operasional, selalu dimotori oleh unsur-unsur
pada manajer tingkat puncak,berorientasi masa depan, dan dalam pelaksanaannya didukung
oleh semua sumber daya ekonomi yang tersedia.

Proses manajemen strategis terdiri atas tiga tahap:

1. Formulasi strategi, antara lain adalah mengembangkan visi dan misi, mengidentifikasi
peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan kelemahan internal,
menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif strategi, dan memilih strategi
tertentu yang akan dilaksanakan.

2. Implementasi strategi,diantaranya mengembangkan budaya yang mendukung strategi,


menciptakan struktur organisasi yang efektif dan mengarahkan usaha pemasaran, menyiapkan
anggaran, mengembangkan dan memberdayakan sistem informasi, dan menghubungkan
kinerja karyawan dengan kinerja organisasi. Suksesnya implementasi strategi terletak pada
kemampuan manajer untuk memotivasi karyawan.

3. Evaluasi strategi adalah tahap final dalam manajemen strategis. Evaluasi strategi adalah
alat untuk mendapatkan informasi kapan strategi tidak dapat berjalan. Semua strategi dapat
dimodifikasi di masa datang karena faktor internal dan eksternal secara konstan berubah.
Tiga aktifitas dasar evaluasi strategi adalah (1) Meninjau ulang faktor eksternal dan internal
yang menjadi dasar strategi saat ini; (2) Mengukur kinerja; (3) Mengambil tindakan korektif.

Beberapa model manajemen strategis yang sering menjadi acuan dari top manajemen
perusahaan adalah model manajemen strategis.

Tinjauan Umum Tentang Manajemen Strategis berbasis sumber daya untuk


profitabilitas tinggi. Model ini mengasumsikan bahwa tiap organisasi merupakan kumpulan
sumber daya dan kemampuan unik yang merupakan dasar untuk strategi dan sumber utama
profitabilitasnya. Juga diasumsikan bahwa perusahaan memperoleh sumber daya yang
berbeda serta mengembangkan kemampuannya yang unik. Karenanya seluruh perusahaan
bersaing dalam industri tertentu mungkin tidak memiliki sumber daya atau kemampuan
strategis yang sama. Model ini juga mengasumsikan bahwa sumber daya tidak terlalu mudah
berpindah antar perusahaan. Perbedaan dalam sumber daya, yang tidak mungkin didapatkan

5
atau ditiru perusahaan lain, serta cara penggunaannya merupakan dasar keunggulan
bersaing.Sumber daya adalah input bagi proses produksi perusahaan, seperti barang, modal,
kemampuan para pekerjanya, paten, keuangan dan manajer yang berbakat. Umumnya sumber
daya perusahaan dapat diklasifikasikan menjadi tiga katagori, yaitu modal fisik, sumber daya
manusia dan organisasi.Satu jenis sumber daya saja mungkin tidak dapat menghasilkan
keunggulan bersaing yang berkesinambungan. Misalnya sepotong mesin canggih hanya dapat
menjadi sumber daya yang relevan secara strategis jika digunakan bersama aspek operasi
lainnya (seperti pemasaran dan pekerjaan pegawai).

Pengertian Corporate Governance

Secara umum istilah Good Corporate Governance merupakan sistem pengendalian


dan pengaturan perusahaan yang dapat dilihat dari mekanisme hubungan antara berbagai
pihak yang mengurus perusahaan (hard definition), maupun ditinjau dari "nilai-nilai" yang
terkandung dari mekanisme pengelolaan itu sendiri (soft definition).

Corporate Governance adalah rangkaian proses terstruktur yang digunakan untuk


mengelola serta mengarahkan atau memimpin bisnis dan usaha-usaha korporasi dengan
tujuan untuk meningkatkan nilai-nilai perusahaan serta kontinuitas usaha. Terdapat beberapa
pemahaman tentang pengertian Corporate Governance yang dikeluarkan beberapa pihak baik
dalam perspektif yang sempit (shareholder) dan perspektif yang luas (stakeholders, namun
pada umumnya menuju suatu maksud dan pengertian yang sama.

Good Corporate Governance (GCG) adalah seperangkat sistem yang mengatur dan
mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan
(Kusmayadi, Rudiana, & Badruzaman, 2015). GCG dapat mendorong terbentuknya pola
kerja manajemen yang bersih, transparan dan profesional sehingga dapat menarik minat para
investor. Tujuan penerapan GCG adalah untuk mengurangi masalah-masalah yang timbul
sebagai akibat dari adanya masalah keagenan dan memberikan rasa aman pada pemegang
saham ataupun investor bahwa hak-hak mereka diperhatikan dan dilindungi. Kesadaran
mengenai praktik GCG akan mendorong transparansi perusahaan dan investor akan men-
gapresiasi nilai informasi lengkap yang disajikan perusahaan untuk membantu mereka
mengevaluasi kinerja dan prospek perusahaan.

6
The Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) merupakan
salah satu organisasi internasional yang sangat aktif mendukung implementasi dan perbaikan
Corporate Governance di seluruh dunia. OECD mendefinisikan Corporate Governance
sebagai berikut (sebagimana dikutip dari Sutojo dan Aldridge, 2005):

Menurut Sutedi (2011) Corporate Governance adalah suatu proses dan struktur yang
digunakan oleh organ perusahaan (Pemegang Saham/Pemilik Modal, Komisaris/dewan
Pengawas dan Direksi) untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan
guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan
kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundang-undangan dan nilai-nilai
etika.

Cadbury Committee dalam Budiharta dan Gusnadi (2008), mengemukakan bahwa


corporate goveranance merupakan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara
pemegang saham, pengelola perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta
pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan
kewajiban mereka atau dengan kata lain merupakan suatu sistem yang mengatur dan
mengendalikan perusahaan.

Menurut Fakhruddin (2014:36), good corporate goverenance dapat diartikan

sebagai “Suatu sistem pengurusan dan pengawasan sebuah perusahaan (the way a

company directed and controlled)”. Pengertian ini menyiratkan luasnya cakupan tata

kelola perusahaan dan secara tidak langsung mengangkat isu tentang pentingnya

komitmen dan kepemimpinan Board dalam implementasi GCG.

Menurut Bank Dunia (World Bank) dalam Effendi (2016:2), pengertian good

corporate governance (GCG) adalah kumpulan hukum, peraturan, dan kaidah-kaidah

yang wajib dipenuhi,yang dapat mendorong kinerja sumber-sumber perusahaan untuk

berfungsi secara efesien guna menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang

berkesinanmbungan bagi pemegang saham maupun masyarakat sekitar secara

keseluruhan.

Menurut International Chamber of Commerce dalam Simamarta (2007:17)

7
mendefinisikan bahwa: “Corporate governance adalah suatu tata hubungan di antara

manajemen perseroan, direksi, pemodal, masyarakat dan institusi lain yang ikut

menginvestasikan uangnya pada perseroan serta mengharapkan imbalan atas

investasinya tersebut.

Pengertian Manajemen Perusahaan

Manajemen perusahaan adalah serangkaian unsur dalam perusahaan sebagai proses


memimpin, mengarahkan dan mengadministrasikan sumber daya yang dimiliki perusahaan.
Dari definisinya tersebut kita dapat melihat bahwa manajemen adalah unsur penting yang
harus dimiliki oleh sebuah perusahaan atau bisnis. Dalam sebuah perusahaan, manajemen
merupakan komponen penting yang harus dimiliki perusahaan untuk mewujudkan visi dan
misi yang ingin dicapai.

1. George R. Terry (1997)

Menurut George R. Terry, manajemen di perusahaan adalah suatu proses yang


berbeda terdiri dari perencanaan (planning), penyusunan (organizing), pengarahan
(actuating), dan pengendalian (controlling) dimana dilakukan untuk mencapai tujuan utama
perusahaan dengan melibatkan manusia dan sumber daya lainnya.

2. Harold Koontz

Menurut Koontz, company management adalah suatu seni yang produktif yang
didasarkan pada sebuah pemahaman ilmu dimana ilmu dan seni tersebut tidak bertentangan,
namun keduanya saling melengkapi.

3. Wilson Bangun

Menurut Wilson Bangun, manajemen perusahaan adalah serangkaian tindakan dan


upaya anggota perusahaan untuk mencapai sasaran atau target bisnis yang dinaungi
perusahaan tersebut dimana proses tersebut dicapai melalui aktivitas yang sistematis.

4. James A.F. Stoner

Menurut Stoner, company management adalah proses dalam membuat suatu


perencanaan, penyusunan, pengendalian, serta memimpin berbagai usaha dari anggota entitas

8
atau organisasi dengan menggunakan semua sumber daya yang dimiliki untuk dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

5. Lawrance A. Appley

Menurut Lawrance A. Appley, company management adalah sebuah seni untuk


mencapai sebuah tujuan yang dinginkan dan dilaksanakan dengan usaha orang lain.

Fungsi Manajemen Perusahaan

Seberapa penting manajemen di dalam sebuah perusahaan? Dari penjelasan


definisinya di atas, kita dapat memahami bahwa manajemen perusahaan dalam sebuh
perusahaan atau organisasi memiliki beberapa fungsi penting, yaitu:

1. Memimpin (Leading)

Seorang manajer perusahaan bertindak sebagai pemimpin agar tujuan perusahaan


dapat tercapai. Adapun beberapa tugas seorang manajer dalam perusahaan, yaitu:

 Mengambil keputusan
 Melakukan komunikasi
 Memberi motivasi
 Menentukan sumber daya manusia untuk masuk divisi tertentu
 Pengembangan SDM melalui penilaian terhadap hasil kinerja dengan
memberikan saran maupun promosi.

2. Merencanakan (Planning)

Manajemen di dalam perusahaan berfungsi sebagai perencana kegiatan dan aktivitas


seperti apa yang akan dilakukan anggota perusahaan. Perencanaan tersebut meliputi:

 Menentukan jenis kegiatan


 Menetapkan waktu pelaksanaan kegiatan
 Membuat target atau sasaran dari setiap kegiatan
 Mengatur jadwal (scheduling)
 Mengendalikan biaya agar tidak overbudget

9
 Membuat standar operasional prosedur dari setiap kegiatan
 Fungsi ini sangat penting karena tanpa adanya manajemen yang baik,
perusahaan akan sulit bergerak sesuai dengan tujuannya.

3. Menyusun (Organizing)

Company management dapat berperan sebagai pengatur dan penghubung antar divisi
pekerjaan sehingga pelaksanaan setiap tanggungjawab lebih efisien dan efektif, seperti:

 Membuat desain struktur organisasi


 Menentukan job description
 Mendelegasikan tanggung jawab
 Menetapkan hubungan-hubungan yang membedakan antara atasan dan staff
 Mendeskripsikan setiap yang hal yang berkaitan dengan pemanfaatan sumber
daya manusia.

4. Pengawasan (Controlling)

Setiap kegiatan dan tanggung jawab masing-masing divisi di dalam perusahaan perlu
dilakukan pengawasan guna pengendalian jika sewaktu-waktu terjadi penyimpangan dari
suatu divisi. Manajer perusahaan berkewajiban untuk mengarahkan, memberi saran dan
menentukan keputusan seperti apa yang harus diambil jika terjadi penyimpangan. Kegiatan
pengawasan, pengendalian dan pengamatan meliputi:

 Perkembangan pekerjaan
 Pengukuran hasil pekerjaan
 Melakukan tindakan koreksi dan perbaikan terhadap kesalahan.

Konsep Corporate Governance

Menurut Effendi (2016:4) implementasi corporate governance di perusahaan sebagai


sebuah sistem dapat menggunakan pendekatan Model 7s dari Mc Kinsey, yang dapat
digambarkan sebagai berikut :

10
Gambar 2.1 Model 7s dari Mc Kinsey.

Model ini terdiri dari 2 (dua) aspek yang merupakan dasar atau fondasi untuk
menetapkan mekanisme corporate governance sabagai sebuah sistem, sebagai berikut:

1. Aspek keras (hard component)

a. Strategy (strategi), merupakan rencana organisasi dalam memanfaatkan sumber daya untuk
mencapai tujuan organisasi.

b. Structure (struktur), merupakan cara unit organisasi berhubungan satu sama yang lain.
Structure Strategy Skills Share Values Staff Systems.

c. System (sistem), merupakan langkah atau mekanisme yang dilakukan oleh manajemen
puncak dan personel lainnya dalam organisasi untuk mecapai tujuan organisasi

2. Aspek lunak (soft component)

a. Skill (kecakapan), merupakan kemampuan khusus dari menajemen puncak dan personel
lainnya dalam organisasi secara keseluruhan untuk membentuk kompetisi perusahaan.

b. Style (gaya kepemimpinan), merupakan gaya kepemimpinan manajemen puncak untuk


mendukung pencapaian tujuan organisasi.

c. Staff (staf), merupakan bekerja sama dari manajemen puncak dan personel lainnya.

d. Shared value (nilai-nilai perusahaan), merupakan nilai-nilai yang dipegang oleh para
pemangku kepentingan (stakeholders) perusahaan yang membentuk perilaku anggota
organisasi.

11
Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR)

Corporate Social Responbility (CSR) ialah Semua aktivitas dan kegiatan yang
dilakukan oleh perusahaan tentu wajib dipertanggungjawabkan pada tiap perusahaan. Mulai
dari karyawan, pemilik saham, customer, pemerintah, dan juga masyarakat umum.
Pertanggungjawaban tersebut biasanya dikenal sebagai Corporate Social Responsibility atau
CSR.

Jadi, CSR adalah suatu bentuk pertanggungjawaban yang wajib dilakukan oleh suatu
perusahaan kepada semua pihak yang ada di dalamnya dengan melaksanakan sebuah program
yang mempunyai manfaat.

Pengertian Corporate Social Responbility, Menurut Para Ahli:

1. Menurut (Widjaja & Yeremia, 2008): CSR merupakan bentuk kerjasama antara
perusahaan (tidak hanya Perseroan Terbatas) dengan segala hal (stake-holders) yang
secara langsung maupun tidak langsung berinteraksi dengan perusahaan untuk tetap
menjamin keberadaan dan kelangsungan hidup usaha (sustainability) perusahaan
tersebut. Pengertian tersebut sama dengan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan,
yaitu merupakan komitmen Perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan
ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang
bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat
pada umumnya.
2. Menurut UUPT 2007: Pengertian CSR dalam Pasal 1 angka 3 menyebutkan tang-
gungjawab sosial dan lingkungan adalah komitmen perseroan untuk berperan serta
dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan
dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri, komunitas setempat,
maupun masyarakat pada umumnya.
3. Menurut (Kotler & Nance, 2005): Mendefinisikannya sebagai komitmen korporasi
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar melalui kebijakan praktik
bisnis dan pemberian kontribusi sumber daya korporasi.

Dari pengertian tersebut tampak bahwa CSR merupakan social responsibility dan
perusahaan dalam hubungannya dengan pihak internal dan eksternal perusahaan.

12
Perkembangan Corporate Social Responbility

Dunia usaha saat ini berkembang sangat pesat, dan semakin terasa pengaruhnya
terhadap roda perekonomian masyarakat. Merekalah yang belakangan paling diharapkan
peranannya terutama karena mereka dianggap paling mampu menciptakan lapangan kerja
baru, meningkatkan taraf hidup banyak orang serta mendorong kehidupan yang lebih baik
bagi masyarakat luas (Wibisono 2007:95).

Perkembangan dunia usaha yang semkain pesat diikuti dengan berbagai peraturan
yang harus ditaati oleh perusahaan salah satunya adalah CSR (Tanggung jawab sosial) yang
harus diungkapkan oleh perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya selama satu
periode. Perkembangan CSR untuk konteks indonesia (terutama yang berkaitan dengan
pelaksanaan CSR untuk kategori discretionary responsibilities) dapat dilihat dari dua
perspektif yang berbeda. Pertama, pelaksaaan CSR memang merupakan praktik bisnis secara
sukarela (discretionary business practice) artinya pelaksaaan CSR lebih banyak berasal dari
inisiatif perusahaan dan bukan merupakan aktivitas yang dituntut untuk dilakukan perusahaan
oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku di negaran Republik Indonesia. Kedua,
pelaksanaan CSR bukan lagi merupakan discretionary business practice, melainkan
pelasanaannya sudah di atur oleh undang-undang (bersifat mandatory) (Solihin 2008:161).

Tujuan Pelaksanaan Corporate Social Responbility

Dalam melakukan program-program CSR, perusahaan tersebut harus mempunyai


beberapa tujuan tertentu, dimana tujuan tersebut harus tetap berkaitan dengan kesejahteraan
dan kebermanfaatan untuk masyarakat dan pihak-pihak yang ada di perusahaan. Berikut ini
adalah tujuan dari program CSR secara umum:

1. Nama Baik dan Citra: Tujuan utama dari pelaksanaan program CSR salah satunya
adalah untuk menjaga citra dan juga nama baik perusahaan di hadapan masyarakat
umum. Biasanya, program CSR yang dilaksanakan suatu perusahaan untuk mencapai
tujuan tersebut yaitu dengan menunjukkan bahwa pihak perusahaan merupakan pihak
yang akan bertanggungjawab atas kesejahteraan masayarakat sekitar.
2. Menjaga Hubungan Baik Dengan Stakeholder: Tujuan berikutnya dari pelaksanaan
program CSR yaitu untuk menjaga dan memelihara hubungan baik dengan
stakeholder. Dengan program CSR yang dilakukan oleh suatu perusahaan, maka hal

13
itu akan menciptakan sebuah hubungan yang lebih hangat dan bersahabat dengan
lingkungan perusahaan. Tak hanya itu, program CSR juga mampu memberikan
banyak manfaat bagi masyarakat dalam upaya pengembangan dan pemberdayaan
mereka sendiri.
3. Solusi Untuk Menyelesaikan Masalah yang Terjadi di Sekitar Lingkungan: Adanya
sebuah perusahaan disuatu tempat tentu akan melibatkan banyak pihak yang ada di
lingkungan tersebut. Salah satu cara agar masalah yang ada disekitar bisa
terselesaikan yaitu dengan mengadakan program CSR. Masalah yang ada bisa muncul
dari berbagai sisi. Mulai dari lingkungan, sosial, dan juga ekonomi. Adanya program
CSR menjadi salah satu bentuk upaya dari perusahaan untuk membantu dalam
menyelesaikan semua masalah yang ada di lingkungan sekitar.

Indikator Corpprate Social Responbility

Pengukuran CSRDI dihitung dengan Komponen Corporate Social Responsibility menurut


Edy Rismanda Sembiring (2005) sebagai berikut :

1. Lingkungan:
 Pengendalian polusi kegiatan operasi, pengeluaran riset dan pengembangan untuk
mengurangi polusi.
 Pengelolaan limbah
 Pernyataan yang menunjukkan bahwa polusi operasi telah atau akan dikurangi.
 Pencegahan atau perbaikan kerusakan lingkungan akibat pengelolaan sumber
alam, misalnya reklamasi daratan atau reboisasi.
 Konservasi sumber alam, misalnya mendaur ulang kaca, besi, minyak, air dan
kertas.
 Mempelajari dampak lingkungan untuk memonitor dampak lingkungan
perusahaan.
 Perlindungan lingkungan hidup.
2. Energi
 Menggunakan energi secara lebih efisien dalam kegiatan operasi.
 Memanfaatkan barang bekas untuk memproduksi energi.
 Penghematan energi sebagai hasil produk daur ulang.

14
 Membahas upaya perusahaan dalam mengurangi konsumsi energi.
 Peningkatan efisiensi energi dan produk.
 Riset yang mengarah pada peningkatan efisiensi energi dari produk.
 Mengungkapkan kebijakan energi perusahaan.
3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
 Mengurangi polusi, iritasi, atau resiko dalam lingkungan kerja.
 Mempromosikan keselamatan tenaga kerja dan kesehatan fisik atau mental.
 Mengungkapkan statistik kecelakaan kerja.
 Mentaati peraturan standar kesehatan dengan keselamatan kerja.
 Menerima penghargaan berkaitan dengan keselamatan kerja.
 Menetapkan suatu komite keselamatan kerja.
 Melaksanakan riset untuk meningkatkan keselamatan kerja.
 Mengungkapkan pelayanan kesehatan tenaga kerja.

4. Produk
 Pengungkapan informasi pengembangan produk perusahaan, termasuk
pengemasan.
 Gambaran pengeluaran riset dan pengembangan produk.
 Pengungkapan informasi proyek riset perusahaan untuk memperbaiki produk.
 Pengungkapan bahwa produk memenuhi standar keselamatan.
 Membuat produk lebih aman untuk konsumen.
 Melaksanakan riset atas tingkat keselamatan produk perusahaan.
 Pengungkapan peningkatan kebersihan/kesehatan dalam
 pengolahan dan penyiapan produk.
 Pengungkapan informasi atas keselamatan produk perusahaan.
5. Umum
 Pengungkapan tujuan. Kebijakan perusahaan secara umum berkaitan dengan
tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat.
 Informasi hubungan dengan tanggung jawab sosial perusahaan selain yang disebut
di atas.

15
Penerapan Corporate Social Responbility di Indonesia

Pada dasarnya dapat diarahkan pada penguatan ekonomi rakyat yang berbasis usaha kecil
dan menengah serta peningkatan kualitas SDM masyarakat melalui perbaikan sarana dan
prasarana Pendidikan. Lebih jelasnya, ada beberapa bentuk implementasi CSR, yaitu:

1. Konsumen, dalam bentuk penggunaan material yang ramah lingkungan, tidak


berbahaya.
2. Karyawan, dalam bentuk persamaan hak dan kewajiban atas seluruh karyawan tanpa
membedakan ras, suku, agama, dan golongan.
3. Komunitas dan lingkungan, dalam bentuk kegiatan kemanusiaan maupun lingkungan
hidup.
4. Kesehatan dan keamanan, dalam bentuk penjagaan dan pemeliharaan secara rutin atas
fasilitas dan lingkungan kantor.

Namum dengan keterbatasan pemerintah dalam menangani persoalan sosial, lingkungan dan
ekonomi serta potensi yang dimiliki oleh dunia bisnis, masyarakat kini mulai menuntut
perusahaan-perusahaan untuk ikut andil dalam menyelesaikannya. Sebagai bentuk menjaga
hubungan baik, perusahaan, masyarakat dan pemerintah harus besinergi untuk mewujudkan
kedamaian sosial, kelestarian lingkungan serta kesejahteraan ekonomi.

Permasalahan Corporate Social Responsibility

Permasalahan corporate social responsibility (csr) lam rangka pemberdayaan masyarakat,


CSR yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, merupakan
komitmen perusahaan untuk membangun kualitas hidup yang lebih baik bersama-sama
dengan para pihak (baik di dalam maupun di luar perusahaan) untuk memberikan kontribusi
terhadap kesejahteraan perusahaan. perekonomian yang berkelanjutan. Dalam hal ini
pemberdayaan masyarakat merupakan bagian dari komitmen tersebut. Hasil analisis
menunjukkan bahwa konsep CSR sudah baik, namun sayangnya hingga saat ini masih
banyak perusahaan yang belum melaksanakan CSR dengan baik. Oleh karena itu, perlu

16
dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program-program yang berkaitan dengan CSR,
sehingga program tersebut dapat dilaksanakan secara berkesinambungan dan dapat
memberdayakan masyarakat. "Hartini Retnaningsih Aspirasi: Jurnal Masalah-Masalah Sosial
6 (2), 177-188, 2015".

DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.gramedia.com/literasi/csr/
2. https://jab.ejournal.unri.ac.id/index.php/JAB/article/viewFile/910/903
3. http://e-journal.uajy.ac.id/8259/3/EM218396.pdf
4. https://www.gramedia.com/literasi/csr/
5. https://environment-indonesia.com/implementasi-corporate-social-responsibility-
sebagai-unggulan-kompetitif-perusahaan/#:~:text=Penerapan%20CSR%20di
%20Indonesia%20pada,perbaikan%20sarana%20dan%20prasarana%20Pendidikan
6. https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=permasalahan+corporate+social+responsibility+secara+um
um&btnG=#d=gs_qabs&t=1696691977756&u=%23p%3DAqjbunL3NgAJ
7. http://repositori.unsil.ac.id/1280/1/GOOD%20CORPORATE
%20GOVERMANCE.pdf
8. https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=vKk5DgAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA1&dq=info:wG7H2cf_dfIJ:scholar
.google.com/
&ots=w967NsDvbH&sig=9Dp4vNMX5CsESqkWk222kFifQps&redir_esc=y#v=one
page&q&f=false
9. https://lp2m.uma.ac.id/2022/05/13/mengenal-manajemen-perusahaan-definisi-fungsi-
serta-tujuannya/#:~:text=Menurut%20George%20R.%20Terry%2C
%20manajemen,manusia%20dan%20sumber%20daya%20lainnya
10. http://repository.stei.ac.id/1242/5/FILE%203%20BAB%202.pdf

17

Anda mungkin juga menyukai