MANAJEMEN STRATEGIK
Oleh :
Kelompok 7
Dosen Pembimbing :
Hosra Afrizoni, SE., MM.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat Menyusun makalah Manajemen
Strategik yang berjudul “Etika Bisnis, GCG, CSR Dalam Mendukung Manajemen
Strategis”. Melalui makalah ini diharapkan pembaca memahami mengenai Etika
Bisnis, GCG, CSR Dalam Mendukung Manajemen Strategis. Ruang lingkup dalam
makalah ini terbatas pada kegiatan yang berkaitan dengan bidang Manajemen
Strategik.
Tidak lupa penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuan, dukungan, dan motivasi kepada penulis dalam proses
penyusunan makalah ini, terimakasih kepada dosen pengampun pada matakuliah
Manajemen Strategik ini yaitu Bapak Hosra Afrizoni, SE., MM.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, saran, dan kritik yang membangun demi penyempurnaan makalah ini selalu di
harapkan. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat.
DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................ i
Kata Pengantar ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan .......................................................................... 27
B. Saran ................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 27
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang baik, sehat, efektif dan efisien. Etika bisnis tidak disangkal lagi memiliki peran
yang sangat besar dalam hal tersebut. Menerapkan etika bisnis secara konsisten dapat
mewujudkan iklim usaha yang sehat, efisien dan transparan merupakan salah satu
sumbangsih besar yang dapat diberikan oleh dunia usaha untuk mendorong terciptanya
pasar yang efisien, transparan dan mampu memberikan manfaat yang besar bagi
seluruh stakeholder-nya.
Saat ini seringkali muncul pertanyaan apakah etika bisnis merupakan suatu hal
yang penting bagi perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Etika bisnis
dianggap sebagai suatu hal yang merepotkan yang seandainya tidak diindahkan pun
suatu bisnis tetap dapat berjalan dengan baik dan memberikan keuntungan. Berangkat
dari hal itu, peran etika sangat besar dalam melakukan kegiatan bisnis, maka sudah
Untuk membatasi permasalahan yang akan di telaah dalam makalah ini, penulis
1
2
B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana peran etika bisnis, GCG dan CSR dalam mendukung manajemen strategi
C. Tujuan
1) Untuk mengetahui peran etika bisnis, GCG dan CSR dalam mendukunga manajemen
startegi.
BAB II
STRATEGIS
Etika sering dikaitkan dengan moral. Dalam bahasa latin Yunani Etika berasal
dari kata A thikos yang diterjemahkan dengan” mores” yang berati kebiasaan.
“mores” yang juga berarti kebiasaan. Kata moral ini mengacu pada baik dan buruknya
Menurut Muslich, etika bisnis adalah suatu pengetahuan tentang tata cara ideal
pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang
Menurut Sumarni, etika bisnis ini terkait dengan masalah penilaian terhadap
kegiatan dan perilaku bisnis yang mengacu pada kebenaran atau kejujuran berusaha
(1998:21).
Menurut Bertens, etika bisnis bahkan lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh
hukum, bahkan merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal
ketentuan hukum, karena dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan wilayah abu-
3
4
Setelah mengetahui definisi teori etika bisnis menurut para ahli, selanjutnya
Anda perlu tahu beberapa prinsipnya. Bisnis yang beretika ini sebenarnya perlu
dipandang dari tiga sudut pandang seperti yang dirumuskan oleh Bertens (2013: 25):
▪ Dari sudut pandang ekonomi, bisnis yang baik adalah bisnis yang menghasilkan
▪ Dari sudut pandang hukum, bisnis yang baik adalah bisnis yang tidak
▪ Dari sudut pandang moral, bisnis yang baik adalah bisnis yang sesuai dengan
ukuran-ukuran moralitas.
Sementara itu, menurut Sonny Keraf (1998), ada lima prinsip etika bisnis yang
Prinsip Otonomi
jawab. Orang yang mandiri berarti orang yang dapat mengambil suatu keputusan dan
diyakininya, bebas dari tekanan, hasutan, dan ketergantungan kepada pihak lain.
Prinsip Kejujuran
Prinsip kejujuran menanamkan sikap bahwa apa yang dipikirkan adalah apa
yang dikatakan, dan apa yang dikatakan adalah yang dikerjakan. Prinsip ini juga
5
Prinsip Keadilan
adil, yaitu suatu sikap yang tidak membeda-bedakan dari berbagai aspek baik dari
perlu ditanamkan prinsip win-win solution, artinya dalam setiap keputusan dan
Prinsip integritas moral adalah prinsip untuk tidak merugikan orang lain dalam
segala keputusan dan tindakan bisnis yang diambil. Prinsip ini dilandasi oleh kesadaran
mengarah pada perumusan strategi untuk mencapai tujuan suatu perusahaan ataupun
organisasi.
(2003) menyebutkan bahwa manajemen strategis adalah perencanaan skala besar dan
6
jangka panjang agar organisasi dapat berinteraksi secara efektif dalam produksi dan
menyebutkan bahwa manajemen strategi adalah tugas penting yang dilakukan manajer
bahwa manajemen strategis adalah seni dan ilmu perumusan, penerapan, evaluasi, dan
mencapai tujuan organisasi. Tidak hanya sekedar mencapai, akan tetapi strategi juga
rencana strategi kurun waktu lima tahun atau lebih diwaktu yang akan datang setelah
dari strategi korporat sebagai suatu strategi umum dan komprehensif yang akan
Berikut ini adalah beberapa metode yang lebih umum yang digunakan
a. Rancangan unik,.
b. Kemasan unik,
c. Merek unik.
2. Strategi Korporat.
bisnis sebagai suatu kesatuan strategi. Strategi ini ditetapkan berdasar pada analisis
a. Strategi pertumbuhan.
Strategi ini dilakukan pada kondisi bisnis yang tumbuh dan berkembang,
meliputi:
a. Konsentrasi.
b. Perluasan Pasar.
c. Pengembangan Produk.
d. Integrasi Horizontal.
e. Integrasi Vertikal.
f. Diversifikasi Konsentrik.
g. Diversifikasi Konglomerasi.
perusahaan lain dengan tujuan untuk menggunakan kompetensi inti perusahaan yang
utamanya adalah untuk mencapai kekuatan pasar yang lebih besar. Kekuatan pasar
merupakan kemampuan menjual barang atau jasa ditingkat kompetitif dengan harga
dihasilkan yang tidak dimiliki oleh para pesaing perlu dikembangkan untuk
c. Strategi Menggarap Pasar Khusus, pasar khusus (ceruk pasar) adalah pasar
Fungsional bisnis adalah bagihan dari suatu unit usaha yang dapat terdiri
pengelolaan sumber daya manusia. Strategi fungsional atau divisional tersebut sebagai
berikut:
A. Strategi Operasi.
a. Strategi Internally Neutral, menurut strategi ini barang atau jasa yang
dihasilkan tidak dipengaruhi oleh kondisi internal bisnis dan mendasarkan pada
b. Strategi Eksternally Neutral, pada strategi ini barang atau jasa yang dihasilkan
c. Strategi Internally Supportif, strategi ini barang atau jasa yang dibuat tidak
lebih dipengaruhi oleh kondisi internal dan dipadukan dengan informasi yang
d. Strategi Eksternally Supportif, strategi ini barang atau jasa yang dibuat lebih
didominasi oleh pengaruh dari informasi pasar dan dipadukan dengan kondisi
internal bisnis.
4. Strategi Pemasaran.
beberapa strategi:
Proses manajemen strategis secara garis besar dapat dibagi menjadi dua,
yaitu:
strategi sebagaimana yang telah diuraikan didepan, sebagai contoh “menjadi market
leader dalam bisnis seluler”. Kemudian untuk contoh formulasi strategi misalnya
yang dipilih dan juga pengendalian atas implementasi yang dilakukan. Sebagai contoh
perusahaan meliputi perumusan visi, misi, dan tujuan perusahaan. Misi suatu
12
lain yang sejenis dan mengidentifikasi lingkup operasinya. Secara singkat misi
Sulit dipungkiri, selama sepuluh tahun terakhir ini, istilah Good Corporate
Governance (GCG) kian populer. Tak hanya populer, istilah tersebut juga ditempatkan
di posisi terhormat. Pertama, GCG merupakan salah satu kunci sukses perusahaan
persaingan bisnis global. Kedua, krisis ekonomi di kawasan Asia dan Amerika Latin
Pada tahun 1999, kita melihat negara-negara di Asia Timur yang sama-sama
terkena krisis mulai mengalami pemulihan, kecuali Indonesia. Harus dipahami bahwa
negara tersebut. Jadi menang atau kalah, menang atau terpuruk, pulih atau tetap
(Moeljono, 2005).
secara benar. Dalam bahasa khusus, korporat kita belum menjalankan governansi
(Moeljono). Survey dari Booz-Allen di Asia Timur pada tahun 1998 menunjukkan
13
bahwa Indonesia memiliki indeks corporate governance paling rendah dengan skor
2,88 jauh di bawah Singapura (8,93), Malaysia (7,72) dan Thailand (4,89). Rendahnya
perusahaan-perusahaan tersebut.
Konsultan manajemen McKinsey & Co, melalui penelitian pada tahun yang
yang tercatat di pasar modal (sebelum krisis) ternyata over valued. Dikemukakan
bahwa sekitar 90% nilai pasar perusahaan publik ditentukan oleh growth expectation
dan sisanya 10% baru ditentukan oleh current earning stream. Sebagai pembanding,
nilai dari perusahaan publik yang sehat di negara maju ditentukan dengan komposisi
30% dari growth expectation dan 70% dari current earning stream, yang merupakan
kinerja sebenarnya dari korporasi. Jadi, sebenarnya terdapat ”ketidak jujuran” dalam
permainan di pasar modal yang kemungkinan dilakukan atau diatur oleh pihak yang
hubungan ini dimanifestasikan dalam bentuk berbagai aturan permainan dan sistem
dihasilkan.”
baik yaitu suatu sistem yang mengatur hubungan peran Dewan Komisaris, peran
Dewan Direksi, pemegang saham, dan pemangku kepentingan lainnya. Tata kelola
perusahaan yang baik juga disebut sebagai suatu proses yang transparan atas penentuan
Governance” (GCG) atau tata kelola organisasi adalah seperangkat hubungan yang
(2011:101) memberikan pengertian sebagai berikut: “Tata kelola perusahaan yang baik
pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak
dan kewajiban mereka; atau dengan kata lain suatu sistem yang mengarahkan dan
mengendalikan perusahaan.”
Dua teori utama yang terkait dengan corporate governance adalah stewardship
atas asumsi filosofis mengenai sifat manusia yakni bahwa manusia pada hakekatnya
dapat dipercaya, mampu bertindak dengan penuh tanggung jawab, memiliki integritas
dan kejujuran terhadap pihak lain. Inilah yang tersirat dalam hubungan fidusia yang
stakeholder. Sementara itu, agency theory yang dikembangkan oleh Michael Johnson,
saham, akan bertindak dengan penuh kesadaran bagi kepentingannya sendiri, bukan
sebagai pihak yang arif dan bijaksana serta adil terhadap pemegang saham.
mana pengelolaan dilakukan dengan penuh kepatuhan kepada berbagai peraturan dan
added) untuk semua stakeholder (Monks,2003). Ada dua hal yang ditekankan dalam
konsep ini, pertama, pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi
dengan benar dan tepat pada waktunya dan, kedua, kewajiban perusahaan untuk
Ada empat komponen utama yang diperlukan dalam konsep good corporate
dan responsibility. Keempat komponen tersebut penting karena penerapan prinsip good
keuangan dan juga dapat menjadi penghambat aktivitas rekayasa kinerja yang
Konsep good corporate governance baru populerdi Asia. Konsep ini relatif
berkembang sejak tahun 1990-an. Konsep good corporate governance baru dikenal di
Inggris pada tahun 1992. Negara-negara maju yang tergabung dalam kelompok OECD
Secara umum terdapat lima prinsip dasar dari good corporate governance yaitu:
2. Accountability (akuntabilitas)
3. Responsibility (pertanggungjawaban)
4. Independency (kemandirian)
3. Kebijakan GCG
tujuan agar Kebijakan ini menjadi acuan bagi pelaksanaan good corporate governance
Perseroan Terbuka, Badan Usaha Milik Negara dan perusahaan yang menggunakan
atau mengelola dana publik saja yang harus mempelopori penerapan Kebijakan ini,
Republik Indonesia juga diharapkan dapat menerapkan Kebijakan ini dengan secepat
konstruktif dan fleksibel bagi perusahaan, bukan dengan pendekatan yang preskriptif
undangan, namun terdapat pula aspek lain yang sebaiknya diterapkan sesuai dengan
perlu diperhatikan bahwa Pedoman ini dimaksudkan agar bersifat dinamis, sehingga
dari waktu ke waktu dapat disesuaikan dengan laju perkembangan pasar dan struktur
masyarakat yang dinamis. Apabila terjadi perubahan yang bersifat eksternal, maka
prinsip good corporate governance yang terkait dapat mengikutinya. Oleh sebab itu,
Kebijakan ini pada hakikatnya dapat selalu berubah (evolutionary in nature) dan harus
dibaca serta dikaji dalam hubungannya dengan perubahan yang dapat diantisipasi baik
Ada dua faktor dalam GCG yaitu faktor internal dan faktor eksternal:
a) Faktor Internal
Maksud faktor internal adalah pendorong keberhasilan pelaksanaan praktek GCG yang
standar GCG.
19
• Adanya keterbukaan informasi bagi publik untuk mampu memahami setiap gerak
b) Faktor Eksternal
hidup perusahaan, serikat pekerja, mitra kerja, supplier dan pelanggan yang menuntut
mengelola keuangan dengan benar dan mematuhi semua peraturan dan undang-undang
• Investor
Meliputi semua pihak yang berkaitan dengan pemegang saham dan pelaku
atau dijaminnya pengelolaan perusahaan sesuai standar dan prinsip-prinsip etika bisnis.
20
• Komunitas Keuangan
bursa efek, Bapepam-LK, US SEC dan Departemen Keuangan RI. Setiap komunitas di
5. Manajemen perusahaan
produktif didasarkan pada sebuah pemahaman ilmu dimana ilmu dan seni itu tidak
dan upaya anggota perusahaan untuk mencapai sasaran atau target bisnis yang
dinaungi perusahaan tersebut dimana proses tersebut dicapai melalui aktivitas yang
sistematis.
1. Leading (memimpin)
21
memimpin dalam suatu manajemen. Manajer inilah yang akan memimpin agar semua
tujuan dari perusahaan segera tercapai. Berikut tugas dari seorang manajer perusahaan:
2. Planning (merencanakan)
perencanaan meliputi:
3. Organizing (menyusun)
22
penghubung antar divisi dalam perusahaan sehingga kerjasama antar divisi dapat
4. Controlling (pengawasan)
tidak.
• Melakukan tindakan perbaikan jika ada sesuatu yang salah dan juga melakukan
Etika pada dasarnya adalah standar atau moral yang menyangkut benar salah
dan baik buruk. Dalam kerangka konsep etika bisnis terdapat pengertian tentang etika
(misalnya dengan perusahaan lain atau masyarakat setempat), etika kerja terkait antara
karyawan. Perilaku etis yang telah berkembang dalam perusahaan menimbulkan situasi
Penerapan Good Corporate Governance dapat didorong dari dua sisi, yaitu etika
dan peraturan. Dorongan dari etika (ethical driven) datang dari kesadaran individu-
yang berlaku. Kedua pendekatan ini memiliki kekuatan dan kelemahannya masing-
masing dan seyogyanya saling melengkapi untuk menciptakan lingkungan bisnis yang
sehat. Inti dari Good Corporate Governance adalah moral dan etika yang dibarengi
bisnis adalah seperti kaitan antara nilai, norma dan moral. Nilai merupakan suatu yang
abstrak. Tidak dapat dilihat, diraba atau dirasakan. Tetapi nilai ini hidup dan diakui
oleh masyarakat. Nilai ini sama seperti etika dalam bisnis. Tidak terlihat dan tidak
24
dapat disentuh, tetapi setiap pelaku bisnis mengetahui mengenai apa yang termasuk ke
dalam etika dalam pelaksanaan bisnis. Etika ini pun dilaksanakan oleh para pelaku
bisnis. Walaupun tidak terlihat tetapi dengan menerapkan etika bisnis ini para pelaku
bisnis dapat merasakan manfaat dan pengaruhnya terhadap bisnis mereka. Selanjutnya
adalah norma. Norma ini level selanjutnya di atas nilai. Karena norma ini dapat dilihat
dan di rasakan keberadaannya. Norma dibuat dalam rangka usaha mewujudkan nilai.
Etika bisnis yang abstrak itu mulai di usahakan untuk di konkritkan dengan
dibuatnya konsep Good Corporate Governance. Kalau etika bisnis mengatur mengenai
perbuatan apa saja yang boleh dan tidak boleh, salah dan benar, baik dan buruk, Good
Corporate Governance lebih kepada pengaturan mengenai apa yang harus dilakukan
perusahaan secara konkrit yang didalamnya sudah terkandung etika bisnis tadi. Lalu
yang terakhir adalah moral. Moral adalah perwujudan paling nyata disbanding nilai
dan norma. Karena disini sudah ada realisasi dari para subjek. Sudah tidak hanya
berbicara baik dan buruk atau apa yang harus dilakukan tetapi moral sudah sampai pada
tahap mematuhi aturan yang ada. Moral ini seperti kode etik ataupun aturan mengenai
prinsip Good Corporate Governance secara tertulis atau yang lebih dikenal dengan
Pedoman Prinsip Good Corporate Governance. Etika bisnis dan Good Corporate
Governance tadi yang bentuknya abstrak dan semi nyata, harus diwujudkan dengan
satu alat yang punya kekuatan lebih powerfull agar para pelaku bisnis dapat
pelaksanaan etika bisnis dan prinsip Good Corporate Governance yang baik dan sesuai
dengan peraturan, baik peraturan negara ataupun peraturan perusahaan. Jadi etika
bisnis dan Good Corporate Governance memiliki keterkaitan yang sangat erat. Dimana
mengenai etika bisnis yang baik. Dalam prinsip Good Corporate Governance pun
perusahaan. Jadi keduanya merupakan hal yang sangat penting dalam upaya
meningkatkan nilai dari suatu perusahaan. Tetapi pelaksanaan baik etika bisnis maupun
yang mengatur secara tertulis mengenai etika bisnis yang harus dilaksanakan dan
Kajian yang dibuat oleh Bank Dunia (yang dikutip oleh Djalil, 2000)
yang menentukan parahnya krisis di Asia. Kelemahan tersebut antara lain terlihat dari
kurangnya pengawasan atas aktivitas manajemen oleh komisaris dan auditor, serta
Menurut Newel & Wilson (2002) secara teoritis, praktik good corporate
Hal ini diperkuat dengan hasil survey yang dilakukan oleh McKinsey &
utama para investor menyamai kinerja finansial dan potensi pertumbuhan, khususnya
bagi pasar-pasar yang sedang berkembang (emerging market). Dalam hal ini mereka
penentu. Dan di mata investor, Indonesia termasuk negara di Asia terburuk (very poor)
Oleh karena itu, tidak ada pilihan lain kecuali bahwa korporasi-korporasi baik
harus mulai melihat dan menerapkan good corporate governance dan bukan sebagai
aksesoris belaka, tetapi suatu sistem nilai dan best practices yang sangat fundamental
bagi peningkatan nilai perusahaan. Berkenaan dengan uraian di atas, maka dalam
tulisan ini akan dikemukakan konsep, pengertian, tujuan, manfaat, dan prinsip-prinsip
dari good corporate governance. Disamping itu, juga akan dibahas kendala, tantangan
Indonesia.
27
BAB III
STUDI KASUS
A. Kasus
yang berkantor pusat di jakarta dan tengah melakukan operasi penggalian emas di
pedalaman aceh. Perusahaan telah beroperasi selama 6 tahun dan telah menunjukkan
kondisi perolehan keuntungan yang terus meningkat. Dalam kontrak kerja yang ditanda
tangani antara pemilik PT dengan pemerintah daerah provinsi aceh disepakati bahwa
40% karyawan yang bekerja disana harus ditempatkan penduduk asli yang berasal dari
bisa bekerja sebagai pegawa PT tambang samudra. Sementara selama ini sudah jumlah
pegawai yang berasal yang berasal dari masyarakat sekitar baru terpakai 15% artinya
banyak dari mereka yang bersatatus pekerja lepas artinya belum memiliki pekerjaan
tetap. Kondisi ini semakin diperparah ketika beberapa waktu lalu terjadi d emonstarasi
yang menyebabakan terbakarnya mobil keruk dan rusaknya pagar pintu masuk ke
perusahaan. Persoalan ini sudah sampai ke kantor pusat yang berada di jakarta, artinya
28
pembicaraan mulai serius dilakukan. Pihak komisaris perusahaan dan top manajemen
menugaskan kepala publik relation untuk mempelajari dan memberikan solusi atas
kasus iini.
B. Solusi
Adapun solusi yang dapat diberikan pada kasus ini adalah sebaiknya pihak
publik relation dari PT Tambang Samudra melakukan research dan kajian secara
mengetahui setiap permasalahan secara detail terutama dengan melhatnya dari dua sisi
yaitu pihak manajemen perusahaan dan masyarakat, maka diharapkan kesimpulan dan
solusi akan dapat diberikan secara sangat aspiratif. Pada prinsipnya pihak manajemen
40% pegawai yang berasal dari masyarakat sekitar keberadaan perusahaan. Jika atasan
tidak bisa menerima seluruhnya karena kopetensi akademik meraka yang masih
rendah, maka sudah menjadi kewajiban pihak manajemen perusahaan untuk mendidik
atau memberi pelatihan kepada setiap masyarakat yang nantinya akan diangkat menjadi
beasiswa kepada anak-anak yang berada di kawasan aceh pedalaman tersebut untuk
sekolah ke jenjang universitas. Dan selanjutnya mereka diberikan kontrak jika selesai
kuliah nanti untuk mengabdikan dirinya pada perusahaan PT tambang samudra. Dana
untuk membiayai semua itu bisa diambil dari dana CSR yang teralokasi atau
29
dianggarkan untuk kepentingan CSR perusahaan. Dan kegiatan sperti ini bisa dianggap
bagian dari sikap CSR yang mengedepankan nilai-nilai etika bisnis. Tentunya sikap
dan keputusan CSR lainnya seperti melakukan acara sunatan amasl, memberikan
bantuan bagi acara karang taruna masyarakat sekitar, membantu alat-alat gotong
royong, bantuan bagi acara keagamaan lainnya. Semua ini bertujuan untuk
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
profitability perusahaan.
B. Saran
Demikianlah penulisan kami kali ini, semoga apa yang kami tulis
bermanfaat. Kritik dan saran dari para pembaca yang membangun kami
DAFTAR PUSTAKA
Ardeno Kurniawan. 2012. Audit Internal Nilai Tambah Bagi Organisasi. Edisi.
Pertama. Yogyakarta: BPFE
Agoes, Sukrisno. 2011. Etika Bisnis dan Profesi. Jakarta: Salemba Empat
Keraf, Sonny, 1998, Etika Bisnis Tuntutan dan Relevansinya. Kanisius: Yogyakarta.
Monks, Robert A.G, dan Minow, N, Corporate Governance 3rd Edition, Blackwell
Publishing, 2003.
Achmad, Mas Daniri. 2005. Good Corporate Governance: Konsep dan Penerapannya
dalam Konteks Indonesia. Jakarta: Ray Indonesia.
Baird, M. 2000. The Proper Governance of Companies Will Become as Crucial to the
World Economy as the Proper Governing of Countries. Paper
Newell, R., dan Wilson, G. 2002. A premium for good governance. The MCKinsey
Quartely 3, 20-23.
32
Mckinsey and Company. 2002. Praktik Good Corporate Governance di Tujuh Negara
Asia.