Disusun Oleh :
Kelompok 2
Fakultas Ekonomi
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebab atas kesehatan
yang diberikan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampuh matakuliah Etika Profesi dan Tata
Kelola Koorporat atas bimbingan beliau kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Dalam makalah yang berjudul Etika Profesi dan Tata Kelola Koorporat ini, kami membahas
beberapa poin-poin materi yang kami mengira mudah dipahami oleh pembaca.
Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu
kami sangat terbuka terhadap kritik dan saran demi perbaikan dimasa depan. Kami berharap
semoga makalah ini berguna bagi para pengajar, mahasiswa, dan pembaca pada umumnya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
2.1 Etika Bisnis, Etika Profesi, Etika Murni Dan Etika Organisasi ……………… 3
2.4 Definisi HAM, Utilitarianisme, Deontologi, Hak dan Keadilan dan virtuisme .… 12
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Sebuah perusahaan bisnis yang baik harus memiliki etika dan tanggung jawab sosial
yang baik. Kata etika berasal dari kata Yunani ethos yang mengandung arti yang cukup
luas yaitu tempat yang biasa ditinggali kebiasaan adaptasi akhlak watak perasaan sikap
dan cara berpikir. Tak hanya dalam dunia bisnis, etika baiknya harus selalu hadir
dalam.diri seseorang baik dalam dunia bisnis, dalam agama, organisasi maupun profesi.
Menciptakan tika yang baik sangat penting sebab dapat memberikan sesuatu yang positif
serta dapat menciptakan rasa percaya, rasa senang maupun rasa nyaman kepada
lingkungan sosial.
Tidak hanya membahas mengenai etika didalam makalah ini terdapat beberapa poin-
poin penting yang akan dijelaskan, termasuk pengendalian diri, pengendalian diri dapat
diartikan sebagai pengarah dan pengekang diri sehingga sikapnya terkontrol dan
terkendali. Pengendalian diri merupakan faktor penting dalam kesuksesan seseorang
dalam menangani suatu permasalahan hidup. Serta dalam makalah ini juga dijelaskan
beberapa teori teori yang sebelumnya sudah ada. Teori yang dimaksud dalam makalah ini
diantaranya teori utilitarianisme, Deontologi dan keadilan Virtuisme. Teori
utilitarianisme merupakan bentuk baru aliran etika. Untuk Definisi yang lebih jelas
tentang teori teori ini, dapat kita lihat pada bab selanjutnya.
1. Apa yang dimaksud dengan etika bisnis, etika profesi, etika murni dan etika
organisasi?
3. Apa yang dimaksud dengan etika dalam agama (agama, hukum dan etika)?
4. Apa yang dimaksud dengan HAM, Utilitarianisme, Deontologi, hak dan keadilan
dan virtuisme?
1
1.3 Tujuan
1. Memahami materi terkait etika bisnis, etika profesi, etika murni dan etika organisasi.
3. Memahami materi terkait etika dalam agama (agama, hokum dan etika).
4. Memahami materi terkait HAM, Utilitarianisme, Deontologi, hak dan keadilan dan
virtuisme.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Etika bisnis, etika profesi, etika murni dan etika organisasi.
- Menurut Sumarni, etika bisnis terkait dengan masalah penilaian terhadap kegiatan dan
perilaku bisnis yang mengacu pada kebenaran atau kejujuran perusahaan (1998:21).
- Menurut Muslich, etika bisnis merupakan suatu pengetahuan tentang tata cara ideal
pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma serta moralitas yang
berlaku secara universal (2004:9).
- Menurut Bertens, etika bisnis bahkan lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh
hukum, bahkan merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan dengan standar
minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan bisnis sering kita temukan wilayah
abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan hukum (2000).
- Zimmerer (774;08), etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha
berdasarkan nilai - nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dalam membuat
keputusan dan memecahkan persoalan.
Berdasarkan pengertian etika bisnis yang telah di kemukakan oleh beberapa ahli, dapat
disimpulkan bahwa etika bisnis adalah suatu sifat, perilaku atau tingkah laku baik dan
buruk.
Etika bisnis penting karena menciptakan suasana profesional, saling menghormati dan
meningkatkan komunikasi, yang membantu kantor berfungsi sebagai tempat yang
produktif. Orang merasa lebih baik tentang pekerjaan mereka ketika mereka merasa
dihormati, dan itu juga berarti hubungan pelanggan yang lebih baik. Tanpa etika dalam
berbisnis, persaingan antar perusahaan dapat menjadi tidak sehat, konsumen menderita,
terjadi pencemaran lingkungan atau menimbulkan praktik monopoli perdagangan. Contoh
etika bisnis dapat dilihat dari adanya CSR ( Corporate Social Responsibility) atau
tanggung jawab sosial perusahaan. Secara sederhana CSR adalah kegiatan perusahaan
3
yang memiliki tanggung jawab secara sosial kepada masyarakat sekitar dan masyarakat
secara luas hingga pemangku kepentingan.
Menurut Sonny Keraf (1998), ada lima prinsip yang dapat dijadikan pedoman untuk
menjalankan praktik bisnis, di antaranya sebagai berikut :
1. Prinsip Kejujuran
Prinsip kejujuran menanamkan sikap apa adanya berdasarkan fakta, situasi dan
kondisi yang sebenarnya. Dengan kata lain, apa yang dikatakan itulah apa yang
dikerjakan. Prinsip ini juga memberikan kepatuhan dalam melaksanakan berbagai
kontrak, komitmen, dan perjanjian yang telah dibuat.
2. Prinsip Otonomi
4. Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan menanamkan sikap untuk bersikap adil terhadap semua pihak,
dengan tidak membeda-bedakan dari segala aspek, seperti aspek ekonomi, hukum,
maupun yang lainnya.
Prinsip integritas moral merupakan prinsip yang tidak merugikan orang lain dalam
mengambil keputusan dan tindakan bisnis. Prinsip ini dilandasi dengan kesadaran.
4
C. Definisi Etika Profesi
- Menurut Prakoso (2015:59), etika profesi merupakan etika sosial dalam etika khusus
mempunyai tugas dan tanggung jawab kepada ilmu dan profesi yang disandangnya.
- Menurut Muchtar (2016:95) etika profesi merupakan aturan perilaku yang memiliki
kekuatan mengikat bagi setiap pemegang profesi.
Maksud dari prinsip ini adalah bahwa semua profesional wajib bertanggung jawab
atas pekerjaan yang dilakukan. Hal ini pun meliputi hasil dari pekerjaan tersebut.
Sebagai profesional, harus siap bertanggung jawab terhadap dampak dari keputusan
dan apa pun yang dibuat dalam pekerjaan pada kehidupan orang lain dan juga
masyarakat umum.
2. Prinsip keadilan
Maksud dari prinsip ini adalah bahwa seorang profesional harus selalu
mementingkan nilai keadilan dalam pekerjaannya. Apapun yang dilakukan harus
adil dan diberikan pada siapapun yang berhak, apalagi bagi profesi yang melayani
rakyat seperti petugas kesehatan, polisi, dan lain-lain.
5
3. Prinsip otonomi
Profesional dalam dunia kerja memiliki kebebasan dan wewenang untuk bekerja
sesuai dengan profesinya. Hal ini juga berarti seorang profesional memiliki hak
untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu berdasarkan kode etik profesi yang
berlaku.
Dalam etika profesi, integritas moral sangat penting karena merupakan kualitas
kejujuran dan prinsip moral yang dilakukan secara konsisten sebagai seorang
profesional. Sebagai seorang profesional, kamu harus ingat untuk menjaga
kepentingan profesi, diri sendiri, dan juga memikirkan kepentingan masyarakat.
1. manfaat terhadap diri sendiri. Penyandang profesi memiliki kesempatan luas untuk
mengabdikan diri demi kepentingan publik.
3. Manfaat terhadap negara. Penyandang profesi dapat berperan serta memajukan negara
dengan keahlian bidang atau keahlian profesi tertentu yang dimilikinya. Segala bidang
dalam aktifitas negara saling terkait, apabila segala bidang kehidupan dapat berjalan
dengan maksimal maka mekanisme pembangunan dalam segala bidang menjadi maju
yang berdampak pada kemajuan negara. Contohnya seperti seorang guru melakukan
Profesi nya dengan baik dan mampu menyalurkan ilmu kepada anak didiknya tentu
berhubungan dengan negara sebab dapat menciptakan generasi yang baik.
4. Manfaat terhadap hukum. Negara kita adalah negara hukum dan hukum sebagai
panglima yang tertinggi. Profesi pada bidangnya masing-masing tetap hukum menjadi
panutan bagi profesi sesuai pandangan segala segi kehidupan harus berpatokan pada
hukum yang berlaku. Profesi hukum merupakan profesi yang terdepan dalam
berupaya menegakkan hukum berfungsi sebagai panutan bagi profesi selain hukum
dan masyarakat.
6
F. Definisi Etika Murni.
- Menurut Aristoteles, pengertian etika dibagi menjadi dua yaitu terminius technikus
dan manner and custom. Terminius technikus adalah etika yang dipelajari sebagai
ilmu pengetahuan dengan mempelajari suatu problema tindakan atau perbuatan
manusia. Sedangkan manner and custom adalah pembahasan etika yang berhubungan
atau berkaitan dengan tata cara serta adat kebiasaan yang melekat pada kodrat
manusia yang sangat terkait dengan arti baik dan buruk suatu perilaku, tingkah laku,
atau perbuatan manusia.
- Menurut Hamzah Yakub, pengertian etika adalah menyelidiki suatu perbuatan yang
baik dan buruk.
Berdasarkan definisi etika murni menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa etika
adalah sifat baik dan buruk dari tindakan tindakan seseorang yang melekat pada
dirinya. Mengapa etika bisa sejalan dengan moral tetapi juga bisa berbeda dengan
moral? Dari penjelasan singkat tersebut dapat dipahami bahwa etika lebih berlaku
secara luas atau lebih kepada kelompok sosial untuk menilai baik dan buruknya suatu
hal. Sedangkan moral digunakan secara personal/individual untuk mengetahui sesuatu
hal termasuk benar atau salah. Etika memang memandang tingkah laku manusia
secara umum. Namun, moral memandang perilaku manusia secara lokal dan setempat.
Jika etika menjelaskan ukuran yang dipakai, maka moral
merealisasikan/mewujudkan/melahirkan ukuran tersebut dalam perbuatan. Unsur
utama yang mendasari terbentuk etika adalah moral. Etika hanya mengatur tentang
cara manusia dalam bertindak dan tidak memperhatikan kondisi fisik dari manusia.
7
G. Definisi Etika Organisasi.
- Robbins dan Judge (2013:5) mendefinisikan perilaku organisasi sebagai studi yang
menginvestasi pengaruh individu, kelompok dan struktur terhadap perilaku didalam
organisasi untuk tujuan penerapan pengetahuan demi peningkatan efektivitas
organisasi.
Adapun perbedaan antara etika bisnis, etika profesi, etika murni, dan etika organisasi
yang dapat di jelaskan yaitu berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa
etika sangat penting untuk menunjang kehidupan, baik dalam berbisnis, berorganisasi
maupun dalam profesi. Pada dasarnya manusia memanglah sudah beretika namu, tak
lepas dari pada itu tentu nya terdapat manusia dengan etika antara baik dan kurang
baik (buruk). Perbedaan dari antara etika bisnis, etika profesi dan etika organisasi
adalah dapat dilihat dari latar suasananya. Etika bisnis tentunya lebih merujuk
kedalam suatu bisnis/usaha yang dimana sudah dijelaskan definisi dari etika bisnis
pada halaman sebelumnya. Etika organisasi yaitu lebih merujuk kepada kelompok
dan etika profesi lebih merujuk kepada etika kita didalam melakukan suatu pekerjaan
(keahlian atau keterampilan khusus seseorang).
- Calhoun dan Acocella (1990) kontrol diri adalah pengaturan proses-proses fisik,
psikologis, dan perilaku seseorang, dengan kata lain serangkaian proses yang
membentuk dirinya sendiri.
Pengendalian diri seseorang yang baik dan yang buruk dapat terlihat dari kehidupan
seseorang baik dari sifat dari dalam maupun dari luar, yaitu terbagi menjadi dua
eksternal dan internal.
Pengendalian diri dapat dilihat dari kehidupan seseorang dalam kehidupan sehari-hari
yang mempunyai keinginan yang tinggi agar pada diri seseorang dapat tercapai
keinginan dalam kehidupannya, contoh nya seperti:
1. Sukabekerjakeras
5. Selalu mempunyai persepsi bahwa usaha harus dilakukan jika ingin berhasil.
Pengendalian diri dari luar yang menunjukkan kendali diri seseorang kurang
mempunyai harapan atau kemauan untuk berusaha memperbaiki kegagalan yang ada
pada diri nya seperti:
2. Mempunyai harapan bahwa ada sedikit korelasi antara usaha dan kesuksesan.
3. Kurang suka berusaha, karena mereka percaya bahwa faktor luarlah yang
mengontrol.
9
2.3 Definisi Etika dalam agama (agama, hukum dan etika).
A. Etika beragama
adalah dalam perilaku yang kita pergunakan dalam menjalin hubungan yang
harmonis, bersikap dan bertindak yang didasarkan pada nilai-nilai agama yang ada.
Sebagian besar agama memiliki komponen etis, biasanya berasal dari wahyu
supernatural yang diakui atau bimbingan. Dengan demikian hubungan antara etika
dengan agama sangat erat kaitannya, yakni adanya saling isi mengisi dan tunjang
menunjang antara satu dengan yang lainnya.
B. Definisi Agama
- Harun Nasution, menjelaskan bahwa Agama adalah suatu sistem kepercayaan dan
tingkah laku yang berasal dari suatu kekuatan yang ghaib. Pendapat lain
mengenai Agama menurut Al-Syahrastani adalah kekuatan dan kepatuhan yang
terkadang biasa diartikan sebagai pembalasan dan perhitungan (amal perbuatan di
akhirat).
tujuan penciptaan manusia adalah untuk menyembah Tuhan Yang Maha-Esa, yang
dikenal sebagai agama, dan kebutuhan manusia akan agama lebih besar daripada
kebutuhannya akan kebutuhan hidup lainnya.
Terkhusus di negara Indonesia itu sendiri Ketua Umum Pengurus Besar Nadlatul
Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menegaskan bahwa tidak boleh ada warga negara
10
Indonesia yang tidak beragama. Menurut Kiai Said, setiap warga negara Indonesia
harus memeluk agama tertentu. Setiap warga negara wajib memeluk agama
berdasarkan ideologi negara Indonesia Sila Pertama Pancasila. Tidak memeluk suatu
agama/kepercayaan berarti tidak mengakui Sila Pertama Pancasila yang menjadi
dasar negara Indonesia yang menjadi dasar berlakunya hak dan kewajiban seseorang
sebagai warga negara Indonesia.
C. Definisi Hukum
Hukum dan Etika memiliki perbedaan mendasar dalam pengertian praktis, hukum
adalah aturan yang bersifat formal dan memiliki sanksi tegas. Etika itu aturan
nonformal dan lebih merupakan sopan-santu, adab, atau tatakrama. Sedangkan
persamaannya yaitu:
Orang yang melakukan pelanggaran etika belum tentu melanggar hukum tetapi orang
yang melanggar hukum pasti melanggar etika. Hukum yang baik adalah hukum yang
tidak mengabaikan etika.
Hubungan antara Hukum dengan etika tidak jauh berbeda karena berisi aturan untuk
mengatur tata kehidupan dan perbuatan manusia. Etika memerintahkan berbuat apa
yang berguna dan melarang apa yang tidak baik sementara itu hukum berperan
sebagai "penjaga" agar etika dan norma-norma lain di dalam masyarakat dapat
berjalan dengan baik. Membahas mengenai hukum dan etika dikatakan "law floats in
a sea of ethics" artinya hukum mengapung di atas samudera etika. Hukum pada
dasarnya terbentuk dari norma, etika dan nilai yang ada di dalam masyarakat. Dengan
kata lain etika adalah landasan bagi hukum dan hukum hanya akan tegak serta
bergerak di atas etika. Selain itu Hubungan hukum dengan Etika adalah tentang
11
perbuatan manusia. Hukum memberikan putusan hukumnya bagi suatu perbuatan,
sedangkan etika memberikan penilaian baik atau buruknya suatu perbuatan
- Menurut John Locke, Hak Asasi Manusia adalah hak istimewa yang langsung
diberikan Tuhan.
- Menurut jan materson HAM adalah hak yang sudah melekat pada setiap
manusia dari lahir. Seseorang yang tidak mendapatkan HAM sulit menjalani
hidupnya
Pengaturan tentang hak asasi manusia setelah amandemen UUD 1945 diatur secara
rinci dalam Pasal 28 A sampai dengan 28 J. Berdasarkan ketentuan tersebut,
bahwasannya tidak ada satupun hak asasi manusia di Indo- nesia yang bersifat
mutlak dan tanpa batas,. Hak asasi manusia bukanlah hak yang absolute.
Terkait dengan HAM Hukuman mati juga dianggap pengingkaran terhadap hak
asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaaan apapun seperti termuat
dalam pasal 28I ayat (1) UUD 1945 bahwa “Hak untuk hidup, adalah hak asasi
manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun” namun, hukuman
mati diberlakukan sebab bertujuan demi untuk masyarakat juga. Hukuman
mati diatur dalam Undang Undang Nomor 1 Tahun 2023 tentang Kitab Undang
Undang Hukum Pidana (KUHP). Dalam pasal 98 UU itu disebutkan bahwa
hukuman mati atau pidana mati diancamkan secara alternatif sebagai upaya terakhir
untuk mencegah dilakukannya tindak pidana dan (untuk) mengayomi masyarakat.
B. Utilitarianisme
Tujuan hukum dan wujud keadilan, menurut Bentham, adalah untuk mewujudkan
the greatest happiness of the greatest number (kebahagiaan yang sebesar-besarnya
untuk sebanyak-banyaknya orang). Untuk itu perundang-undangan harus berusaha
untuk mencapai empat tujuan, yaitu:
- pertama, manfaat konsep yang begitu luas sehingga dalam kenyataan praktis
akan menimbulkan kesulitan yg tidak sedikit.
- Kedua, etika utilitarisme tidak pernah menganggap serius nilai suatu tindakan
pd dirinya sendiri dan hanya memperhatikan nilai suatu tindakan sejauh
berkaitan dg akibatnya.
13
- Kedua, utilitarianisme sangat menghargai kebebasan setiap pelaku moral
Contoh nya Ada seorang pedagang es kacang hijau yang seharusnya menggunakan
air mineral tetapi ia malah menggunakan air keran yang dapat menimbulkan
penyakit terhadap konsumen. Tetapi dalam teori utilitarisme itu sangat
menguntukan bagi pedagang yang menjual es kacang hijau tersebut karena ia tidak
banyak mengelirkan modal karena menggunakan air dari keran dan juga penyakit
yang diderita kosumen adalah kesalahan dari konsumen tersebut yang membeli
jajanan secara sembarangan.
C. Definisi Deontologi
Disebut juga etika kewajiban. Menurut etika deontologis, yang berasal dari kata
Yunani deon yang berarti kewajiban, suatu tindakan itu dipandang benar bila
tindakan itu terjadi sesuai dengan norma sosial yang berlaku. Berakar pada etika
Immanuel Kant (1724- 1804) yang mengukur baik-buruk perbuatan dari motif
pelaku tindakan. Perbuatan hanya bisa disebut baik jika didasari oleh kehendak baik
pula.
Kelebihan
- Deontologi menempatkan yang hak menjadi prioritas atas yang baik, tapi tidak
menganggap yang baik dan yang hak itu berbeda tingkatnya, melainkan
keduanya komplementer.
Kelemahan
14
sambil melanggar yang lain, etika deontologis tidak banyak membantu karena
hanya mengatakan: bertindaklah sesuai dengan kewajibanmu.
E. Definisi Virtuisme
Teori Virtuisme (Keutamaan) dari etika yaitu memandang sikap atau akhlak
seseorang. Tidak ditanyakan apakah suatu perbuatan tertentu adil, atau jujur, atau
murah hati dan sebagainya.
15
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Etika sangat berperan penting bagi kehidupan manusia. Etika tidak pernah lepas dari
sosok manusia sebab manusia tentunya masing-masing sudah memiliki etika namun
tidak menutup kemungkinan manusia ada yang beretika baik dan kurang baik. Dalam
dunia bisnis, profesi, agama maupun organisasi etika (baik) juga sangat diperlukan.
Tak hanya menyangkut masalah itu, terkait pengendalian diri dalam makalah ini juga
sudah dijelaskan bahwa pengendalian diri adalah kemampuan mengenali emosi diri.
Terkait dengan beberapa teori atau aliran aliran yang diantara aliran utilitarianisme
deontologi, hak dan keadilan virtuisme yang dimana aliran/teori ini adalah suatu teori
yang pada dasarnya sama sama-sama bertujuan untuk memberikan manfaat namun sama
sama terdapat kekurangan dan kelebihan nya pula.
16
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/13823228/Makalah_etika_profesi_finish_2
https://www.academia.edu/10975039/Pengendalian_diri
https://www.kompasiana.com/miftakhul81316/6235ab32cfca51521d10ba42/hubungan-etika-
dengan-hukum
https://www.studocu.com/id/document/universitas-pekalongan/manajemen/utilitarianisme-
tugas-kuliah/27246779
https://id.scribd.com/document/497817590/Utilitarianisme-Deontologi-Virtuisme
https://id.scribd.com/document/380275399/1-Makalah-Pengendalian-Diri
https://www.google.com/search?q=MENGAPA+DILAKUKAN+HUKUMAN+MATI+JIKA
+MELANGGAR+HAM&oq=MENGAPA+DILAKUKAN+HUKUMAN+MATI+JIKA+ME
LANGGAR+HAM&aqs=chrome..69i57.19363j0j9&sourceid=chrome&ie=UTF-8
17