Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

Etika Profesi dan Tata Kelola Koorporat

Disusun Oleh :

Kelompok 2

Nurmila (C0220005) Arwini Puspita (C0220008)

Wanda (C0220007) Santi (C0220009)

Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi

Universitas Sulawesi Barat


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebab atas kesehatan
yang diberikan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampuh matakuliah Etika Profesi dan Tata
Kelola Koorporat atas bimbingan beliau kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Dalam makalah yang berjudul Etika Profesi dan Tata Kelola Koorporat ini, kami membahas
beberapa poin-poin materi yang kami mengira mudah dipahami oleh pembaca.

Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu
kami sangat terbuka terhadap kritik dan saran demi perbaikan dimasa depan. Kami berharap
semoga makalah ini berguna bagi para pengajar, mahasiswa, dan pembaca pada umumnya.

Majene, 21 Februari 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………… ii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………. iii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………. 1

1.1 LatarBelakang …………………………………………………………………… 1

1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………………… 1

1.3 Tujuan ………………………………………………………………………… 2

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………… 3

2.1 Etika Bisnis, Etika Profesi, Etika Murni Dan Etika Organisasi ……………… 3

2.2 Definisi Pengendalian Diri ..……………………………………………………… 8

2.3 Definisi Etika Dalam Agama (Agama, Hukum Dan Etika)……………………… 10

2.4 Definisi HAM, Utilitarianisme, Deontologi, Hak dan Keadilan dan virtuisme .… 12

BAB III KESIMPULAN …………………………………………………………… 16

3.1 Kesimpulan …………………………………………………………………… 16

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebuah perusahaan bisnis yang baik harus memiliki etika dan tanggung jawab sosial
yang baik. Kata etika berasal dari kata Yunani ethos yang mengandung arti yang cukup
luas yaitu tempat yang biasa ditinggali kebiasaan adaptasi akhlak watak perasaan sikap
dan cara berpikir. Tak hanya dalam dunia bisnis, etika baiknya harus selalu hadir
dalam.diri seseorang baik dalam dunia bisnis, dalam agama, organisasi maupun profesi.
Menciptakan tika yang baik sangat penting sebab dapat memberikan sesuatu yang positif
serta dapat menciptakan rasa percaya, rasa senang maupun rasa nyaman kepada
lingkungan sosial.

Tidak hanya membahas mengenai etika didalam makalah ini terdapat beberapa poin-
poin penting yang akan dijelaskan, termasuk pengendalian diri, pengendalian diri dapat
diartikan sebagai pengarah dan pengekang diri sehingga sikapnya terkontrol dan
terkendali. Pengendalian diri merupakan faktor penting dalam kesuksesan seseorang
dalam menangani suatu permasalahan hidup. Serta dalam makalah ini juga dijelaskan
beberapa teori teori yang sebelumnya sudah ada. Teori yang dimaksud dalam makalah ini
diantaranya teori utilitarianisme, Deontologi dan keadilan Virtuisme. Teori
utilitarianisme merupakan bentuk baru aliran etika. Untuk Definisi yang lebih jelas
tentang teori teori ini, dapat kita lihat pada bab selanjutnya.

1.2 Rumusan Masalah

Adapaun masalah yang dapat diangkat dari makalah ini yaitu :

1. Apa yang dimaksud dengan etika bisnis, etika profesi, etika murni dan etika
organisasi?

2. Apa yang dimaksud dengan pengendalian diri?

3. Apa yang dimaksud dengan etika dalam agama (agama, hukum dan etika)?

4. Apa yang dimaksud dengan HAM, Utilitarianisme, Deontologi, hak dan keadilan
dan virtuisme?
1
1.3 Tujuan

1. Memahami materi terkait etika bisnis, etika profesi, etika murni dan etika organisasi.

2. Memahami materi terkait pengendalian diri.

3. Memahami materi terkait etika dalam agama (agama, hokum dan etika).

4. Memahami materi terkait HAM, Utilitarianisme, Deontologi, hak dan keadilan dan
virtuisme.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Etika bisnis, etika profesi, etika murni dan etika organisasi.

A. Definisi Etika Bisnis

- Menurut Sumarni, etika bisnis terkait dengan masalah penilaian terhadap kegiatan dan
perilaku bisnis yang mengacu pada kebenaran atau kejujuran perusahaan (1998:21).

- Menurut Muslich, etika bisnis merupakan suatu pengetahuan tentang tata cara ideal
pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma serta moralitas yang
berlaku secara universal (2004:9).

- Menurut Bertens, etika bisnis bahkan lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh
hukum, bahkan merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan dengan standar
minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan bisnis sering kita temukan wilayah
abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan hukum (2000).

- Zimmerer (774;08), etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha
berdasarkan nilai - nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dalam membuat
keputusan dan memecahkan persoalan.

Berdasarkan pengertian etika bisnis yang telah di kemukakan oleh beberapa ahli, dapat
disimpulkan bahwa etika bisnis adalah suatu sifat, perilaku atau tingkah laku baik dan
buruk.

Etika bisnis penting karena menciptakan suasana profesional, saling menghormati dan
meningkatkan komunikasi, yang membantu kantor berfungsi sebagai tempat yang
produktif. Orang merasa lebih baik tentang pekerjaan mereka ketika mereka merasa
dihormati, dan itu juga berarti hubungan pelanggan yang lebih baik. Tanpa etika dalam
berbisnis, persaingan antar perusahaan dapat menjadi tidak sehat, konsumen menderita,
terjadi pencemaran lingkungan atau menimbulkan praktik monopoli perdagangan. Contoh
etika bisnis dapat dilihat dari adanya CSR ( Corporate Social Responsibility) atau
tanggung jawab sosial perusahaan. Secara sederhana CSR adalah kegiatan perusahaan

3
yang memiliki tanggung jawab secara sosial kepada masyarakat sekitar dan masyarakat
secara luas hingga pemangku kepentingan.

B. Prinsip Etika Bisnis

Menurut Sonny Keraf (1998), ada lima prinsip yang dapat dijadikan pedoman untuk
menjalankan praktik bisnis, di antaranya sebagai berikut :

1. Prinsip Kejujuran

Prinsip kejujuran menanamkan sikap apa adanya berdasarkan fakta, situasi dan
kondisi yang sebenarnya. Dengan kata lain, apa yang dikatakan itulah apa yang
dikerjakan. Prinsip ini juga memberikan kepatuhan dalam melaksanakan berbagai
kontrak, komitmen, dan perjanjian yang telah dibuat.

2. Prinsip Otonomi

Prinsip otonomi menunjukkan sikap kemandirian, kebebasan, serta tanggung


jawab. Orang yang mandiri berarti orang yang dapat mengambil keputusan lalu
melaksanakannya berdasarkan kemampuan sendiri dan sesuai dengan apa yang
diyakini, bebas dari tekanan, hasutan, dan ketergantungan kepada pihak lain.

3. Prinsip saling Menguntungkan (mutual benefit principle).

Prinsip saling menguntungkan menanamkan kesadaran untuk saling memberikan


keuntungan satu sama lain, artinya dalam setiap tindakan bisnis harus diusahakan
supaya semua pihak merasa diuntungkan.

4. Prinsip Keadilan

Prinsip keadilan menanamkan sikap untuk bersikap adil terhadap semua pihak,

dengan tidak membeda-bedakan dari segala aspek, seperti aspek ekonomi, hukum,
maupun yang lainnya.

5. Prinsip Integritas Moral

Prinsip integritas moral merupakan prinsip yang tidak merugikan orang lain dalam
mengambil keputusan dan tindakan bisnis. Prinsip ini dilandasi dengan kesadaran.

4
C. Definisi Etika Profesi

- Menurut Prakoso (2015:59), etika profesi merupakan etika sosial dalam etika khusus
mempunyai tugas dan tanggung jawab kepada ilmu dan profesi yang disandangnya.

- Menurut Muchtar (2016:95) etika profesi merupakan aturan perilaku yang memiliki
kekuatan mengikat bagi setiap pemegang profesi.

Berdasarkan beberapara pengertian dari beberapa ahli mengenai etika kesimpulannya


yaitu etika profesi adalah sebuah panduan profesionalisme dalam dunia kerja,
memahami etika sebagai profesional yang tepat untuk tahu bagaimana bicara dan
bertindak serta mengambil keputusan secara profesional.Dampak yang timbul jika
tidak diciptakannya kode etik profesi yaitu seperti terjadinya penyalahgunaan profesi
kemungkinan mengabaikan tanggung jawab dari profesi nya karna tidak ada pedoman
dalam suatu organisasi memungkinkan setiap individu untuk mendahului kepentingan
pribadinya contohnya para pejabat yang korupsi.

D. Prinsip Etika Profesi

Dilansir dari Maxmanroe, ada 4 prinsip etika profesi, yaitu:

1. Prinsip tanggung jawab

Maksud dari prinsip ini adalah bahwa semua profesional wajib bertanggung jawab
atas pekerjaan yang dilakukan. Hal ini pun meliputi hasil dari pekerjaan tersebut.
Sebagai profesional, harus siap bertanggung jawab terhadap dampak dari keputusan
dan apa pun yang dibuat dalam pekerjaan pada kehidupan orang lain dan juga
masyarakat umum.

2. Prinsip keadilan

Maksud dari prinsip ini adalah bahwa seorang profesional harus selalu
mementingkan nilai keadilan dalam pekerjaannya. Apapun yang dilakukan harus
adil dan diberikan pada siapapun yang berhak, apalagi bagi profesi yang melayani
rakyat seperti petugas kesehatan, polisi, dan lain-lain.

5
3. Prinsip otonomi

Profesional dalam dunia kerja memiliki kebebasan dan wewenang untuk bekerja
sesuai dengan profesinya. Hal ini juga berarti seorang profesional memiliki hak
untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu berdasarkan kode etik profesi yang
berlaku.

4. Prinsip integritas moral

Dalam etika profesi, integritas moral sangat penting karena merupakan kualitas
kejujuran dan prinsip moral yang dilakukan secara konsisten sebagai seorang
profesional. Sebagai seorang profesional, kamu harus ingat untuk menjaga
kepentingan profesi, diri sendiri, dan juga memikirkan kepentingan masyarakat.

E. Manfaat Etika Profesi

1. manfaat terhadap diri sendiri. Penyandang profesi memiliki kesempatan luas untuk
mengabdikan diri demi kepentingan publik.

2. manfaat terhadap masyarakat. Masyarakat dapat memperoleh pelayanan sesuai


dengan kebutuhannya mengingat profesi memiliki keahlian khusus yang tidak dimiliki
pihak lain.

3. Manfaat terhadap negara. Penyandang profesi dapat berperan serta memajukan negara
dengan keahlian bidang atau keahlian profesi tertentu yang dimilikinya. Segala bidang
dalam aktifitas negara saling terkait, apabila segala bidang kehidupan dapat berjalan
dengan maksimal maka mekanisme pembangunan dalam segala bidang menjadi maju
yang berdampak pada kemajuan negara. Contohnya seperti seorang guru melakukan
Profesi nya dengan baik dan mampu menyalurkan ilmu kepada anak didiknya tentu
berhubungan dengan negara sebab dapat menciptakan generasi yang baik.

4. Manfaat terhadap hukum. Negara kita adalah negara hukum dan hukum sebagai
panglima yang tertinggi. Profesi pada bidangnya masing-masing tetap hukum menjadi
panutan bagi profesi sesuai pandangan segala segi kehidupan harus berpatokan pada
hukum yang berlaku. Profesi hukum merupakan profesi yang terdepan dalam
berupaya menegakkan hukum berfungsi sebagai panutan bagi profesi selain hukum
dan masyarakat.
6
F. Definisi Etika Murni.

- Menurut Aristoteles, pengertian etika dibagi menjadi dua yaitu terminius technikus
dan manner and custom. Terminius technikus adalah etika yang dipelajari sebagai
ilmu pengetahuan dengan mempelajari suatu problema tindakan atau perbuatan
manusia. Sedangkan manner and custom adalah pembahasan etika yang berhubungan
atau berkaitan dengan tata cara serta adat kebiasaan yang melekat pada kodrat
manusia yang sangat terkait dengan arti baik dan buruk suatu perilaku, tingkah laku,
atau perbuatan manusia.

- K Bertens menjelaskan pengertian etika adalah nilai-nila dan norma-norma moral


yang menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok untuk mengatur perilaku.

- WJS Poerwadarminto berpendapat pengertian etika yakni ilmu pengetahuan tentang


asas-asas akhlak atau moral.

- Menurut Hamzah Yakub, pengertian etika adalah menyelidiki suatu perbuatan yang
baik dan buruk.

- Soegarda Poerbakawatja mengatakan pengertian etika adalah filsafat berkaitan dengan


nilai-nilai tentang baik dan buruknya tindakan dan kesusilaan.

Berdasarkan definisi etika murni menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa etika
adalah sifat baik dan buruk dari tindakan tindakan seseorang yang melekat pada
dirinya. Mengapa etika bisa sejalan dengan moral tetapi juga bisa berbeda dengan
moral? Dari penjelasan singkat tersebut dapat dipahami bahwa etika lebih berlaku
secara luas atau lebih kepada kelompok sosial untuk menilai baik dan buruknya suatu
hal. Sedangkan moral digunakan secara personal/individual untuk mengetahui sesuatu
hal termasuk benar atau salah. Etika memang memandang tingkah laku manusia
secara umum. Namun, moral memandang perilaku manusia secara lokal dan setempat.
Jika etika menjelaskan ukuran yang dipakai, maka moral
merealisasikan/mewujudkan/melahirkan ukuran tersebut dalam perbuatan. Unsur
utama yang mendasari terbentuk etika adalah moral. Etika hanya mengatur tentang
cara manusia dalam bertindak dan tidak memperhatikan kondisi fisik dari manusia.

7
G. Definisi Etika Organisasi.

- Robbins dan Judge (2013:5) mendefinisikan perilaku organisasi sebagai studi yang
menginvestasi pengaruh individu, kelompok dan struktur terhadap perilaku didalam
organisasi untuk tujuan penerapan pengetahuan demi peningkatan efektivitas
organisasi.

perilaku organisasi merupakan interaksi perilaku individu yang meliputi potensi


kemampuan, kepercayaan, pengalaman, pengharapan terhadap organisasi yang
memiliki sistem hirarki, tugas-tugas, wewenang, tanggung jawab. Etika organisasi
dapat diartikan sebagai tatanan moral yang digunakan oleh setiap elemen organisasi
untuk mengelola dan mengembangkan organisasi.

Adapun perbedaan antara etika bisnis, etika profesi, etika murni, dan etika organisasi
yang dapat di jelaskan yaitu berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa
etika sangat penting untuk menunjang kehidupan, baik dalam berbisnis, berorganisasi
maupun dalam profesi. Pada dasarnya manusia memanglah sudah beretika namu, tak
lepas dari pada itu tentu nya terdapat manusia dengan etika antara baik dan kurang
baik (buruk). Perbedaan dari antara etika bisnis, etika profesi dan etika organisasi
adalah dapat dilihat dari latar suasananya. Etika bisnis tentunya lebih merujuk
kedalam suatu bisnis/usaha yang dimana sudah dijelaskan definisi dari etika bisnis
pada halaman sebelumnya. Etika organisasi yaitu lebih merujuk kepada kelompok
dan etika profesi lebih merujuk kepada etika kita didalam melakukan suatu pekerjaan
(keahlian atau keterampilan khusus seseorang).

2.2 Definisi Pengendalian Diri.

- Calhoun dan Acocella (1990) kontrol diri adalah pengaturan proses-proses fisik,
psikologis, dan perilaku seseorang, dengan kata lain serangkaian proses yang
membentuk dirinya sendiri.

- Larry (dalam R.S Satmoko, 1986:130) mengungkapkan bahwa Pengendalian diri


adalah kemampuan mengenali emosi dirinya dan orang lain. Baik itu perasaan
bahagia, sedih, marah, senang, takut, dan sebagainya, mengelola emosi baik itu
menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan pas, kemampuan untuk
menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan, atau ketersinggungan,
8
mengendalikan dorongan hati memotivasi diri sendiri, dan memahami orang lain
secara bijaksana dalam hubungan antar manusia.

Pengendalian diri seseorang yang baik dan yang buruk dapat terlihat dari kehidupan
seseorang baik dari sifat dari dalam maupun dari luar, yaitu terbagi menjadi dua
eksternal dan internal.

a. Internal (dari dalam):

Pengendalian diri dapat dilihat dari kehidupan seseorang dalam kehidupan sehari-hari
yang mempunyai keinginan yang tinggi agar pada diri seseorang dapat tercapai
keinginan dalam kehidupannya, contoh nya seperti:

1. Sukabekerjakeras

2. Memiliki inisiatif yang tinggi.

3. Selalu berusaha untuk menemukan pemecahan masalah.

4. Selalu mencoba untuk berpikir seefektif mungkin.

5. Selalu mempunyai persepsi bahwa usaha harus dilakukan jika ingin berhasil.

b. External (dari luar)

Pengendalian diri dari luar yang menunjukkan kendali diri seseorang kurang
mempunyai harapan atau kemauan untuk berusaha memperbaiki kegagalan yang ada
pada diri nya seperti:

1. Kurang memiliki inisiatif

2. Mempunyai harapan bahwa ada sedikit korelasi antara usaha dan kesuksesan.

3. Kurang suka berusaha, karena mereka percaya bahwa faktor luarlah yang
mengontrol.

4. Kurang mencari informasi untuk memecahkan masalah

9
2.3 Definisi Etika dalam agama (agama, hukum dan etika).

A. Etika beragama

adalah dalam perilaku yang kita pergunakan dalam menjalin hubungan yang
harmonis, bersikap dan bertindak yang didasarkan pada nilai-nilai agama yang ada.
Sebagian besar agama memiliki komponen etis, biasanya berasal dari wahyu
supernatural yang diakui atau bimbingan. Dengan demikian hubungan antara etika
dengan agama sangat erat kaitannya, yakni adanya saling isi mengisi dan tunjang
menunjang antara satu dengan yang lainnya.

Keduanya terdapat persamaan dasar, yakni sama-sama menyelidiki dan menentukan


ukuran baik dan buruk dengan melihat pada amal perbuatan manusia. Sedangkan
untuk perbedaannya Etika mengajarkan nilai baik dan buruk kepada manusia
berdasarkan akal pikiran dan hati nurani. Sedangkan agama mengajarkan nilai baik
dan buruk kepada manusia berdasarkan wahyu (kitab suci) yang kebenarannya
absolut (mutlak) dan dapat diuji dengan akal pikiran. Selain itu hubungan agama dan
etika yaitu agama membutuhkan etika untuk secara kritis melihat tindakan moral
yang mungkin tidak rasional. Sedangkan etika sendiri membutuhkan agama agar
manusia tidak mengabaikan kepekaan rasa dalam dirinya, sehingga lebih mudah
menciptakan aura positif.

B. Definisi Agama

- Harun Nasution, menjelaskan bahwa Agama adalah suatu sistem kepercayaan dan
tingkah laku yang berasal dari suatu kekuatan yang ghaib. Pendapat lain
mengenai Agama menurut Al-Syahrastani adalah kekuatan dan kepatuhan yang
terkadang biasa diartikan sebagai pembalasan dan perhitungan (amal perbuatan di
akhirat).

tujuan penciptaan manusia adalah untuk menyembah Tuhan Yang Maha-Esa, yang
dikenal sebagai agama, dan kebutuhan manusia akan agama lebih besar daripada
kebutuhannya akan kebutuhan hidup lainnya.

Terkhusus di negara Indonesia itu sendiri Ketua Umum Pengurus Besar Nadlatul
Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menegaskan bahwa tidak boleh ada warga negara

10
Indonesia yang tidak beragama. Menurut Kiai Said, setiap warga negara Indonesia
harus memeluk agama tertentu. Setiap warga negara wajib memeluk agama
berdasarkan ideologi negara Indonesia Sila Pertama Pancasila. Tidak memeluk suatu
agama/kepercayaan berarti tidak mengakui Sila Pertama Pancasila yang menjadi
dasar negara Indonesia yang menjadi dasar berlakunya hak dan kewajiban seseorang
sebagai warga negara Indonesia.

C. Definisi Hukum

- Menurut Immanuel Kant, hukum adalah keseluruhan syarat berkehendak bebas


dari orang untuk bisa menyesuaikan diri dengan kehendak bebas dari orang lain.
Menurut Thomas Hobbes, hukum adalah perintah orang yang memiliki kekuasaan
untuk memerintah dan juga memaksakan perintahnya kepada orang lain.

Hukum dan Etika memiliki perbedaan mendasar dalam pengertian praktis, hukum
adalah aturan yang bersifat formal dan memiliki sanksi tegas. Etika itu aturan
nonformal dan lebih merupakan sopan-santu, adab, atau tatakrama. Sedangkan
persamaannya yaitu:

- Sama-sama merupakan alat untuk mengatur tertibnya hidup bermasyarakat.

- Membuka kesadaran untuk bersifat manusiawi.

Orang yang melakukan pelanggaran etika belum tentu melanggar hukum tetapi orang
yang melanggar hukum pasti melanggar etika. Hukum yang baik adalah hukum yang
tidak mengabaikan etika.

Hubungan antara Hukum dengan etika tidak jauh berbeda karena berisi aturan untuk
mengatur tata kehidupan dan perbuatan manusia. Etika memerintahkan berbuat apa
yang berguna dan melarang apa yang tidak baik sementara itu hukum berperan
sebagai "penjaga" agar etika dan norma-norma lain di dalam masyarakat dapat
berjalan dengan baik. Membahas mengenai hukum dan etika dikatakan "law floats in
a sea of ethics" artinya hukum mengapung di atas samudera etika. Hukum pada
dasarnya terbentuk dari norma, etika dan nilai yang ada di dalam masyarakat. Dengan
kata lain etika adalah landasan bagi hukum dan hukum hanya akan tegak serta
bergerak di atas etika. Selain itu Hubungan hukum dengan Etika adalah tentang

11
perbuatan manusia. Hukum memberikan putusan hukumnya bagi suatu perbuatan,
sedangkan etika memberikan penilaian baik atau buruknya suatu perbuatan

2.4 HAM, utilitarianisme Deontologi, Hak dan Keadilan dan Virtuisme.

A. HAM (Hak Asasi Manusia)

- Menurut John Locke, Hak Asasi Manusia adalah hak istimewa yang langsung
diberikan Tuhan.

- Menurut jan materson HAM adalah hak yang sudah melekat pada setiap
manusia dari lahir. Seseorang yang tidak mendapatkan HAM sulit menjalani
hidupnya

Pengaturan tentang hak asasi manusia setelah amandemen UUD 1945 diatur secara
rinci dalam Pasal 28 A sampai dengan 28 J. Berdasarkan ketentuan tersebut,
bahwasannya tidak ada satupun hak asasi manusia di Indo- nesia yang bersifat
mutlak dan tanpa batas,. Hak asasi manusia bukanlah hak yang absolute.

Terkait dengan HAM Hukuman mati juga dianggap pengingkaran terhadap hak
asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaaan apapun seperti termuat
dalam pasal 28I ayat (1) UUD 1945 bahwa “Hak untuk hidup, adalah hak asasi
manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun” namun, hukuman
mati diberlakukan sebab bertujuan demi untuk masyarakat juga. Hukuman
mati diatur dalam Undang Undang Nomor 1 Tahun 2023 tentang Kitab Undang
Undang Hukum Pidana (KUHP). Dalam pasal 98 UU itu disebutkan bahwa
hukuman mati atau pidana mati diancamkan secara alternatif sebagai upaya terakhir
untuk mencegah dilakukannya tindak pidana dan (untuk) mengayomi masyarakat.

B. Utilitarianisme

Uutilitarianisme pada dasarnya merupakan suatu paham etis-etika yang


menempatkan tindakan-tindakan yang dapat dikatakan baik adalah yang berguna,
memberikan faedah (manfaat), dan menguntungkan, sedangkan tindakan-tindakan
yang tidak baik adalah yang memberikan penderitaan dan kerugian. Utilitarianisme
adalah suatu aliran di dalam filsafat hukum. Aliran ini sebagai suatu aliran yang
meletakkan azas kemanfaatan sebagai tujuan utama hukum. Kemanfaatan disini
12
diartikan sebagai kebahagiaan. Menurut teori ini hukum ingin menjamin
kebahagiaan yang terbesar bagi manusia dalam jumlah yang sebanyak-banyaknya
(the greatest good of the greatest number). Pada hakikatnya menurut teori ini tujuan
hukum adalah manfaat dalam menghasilkan kesenangan atau kebahagiaan yang
terbesar bagi jumlah orang yang terbanyak.

Tujuan hukum dan wujud keadilan, menurut Bentham, adalah untuk mewujudkan
the greatest happiness of the greatest number (kebahagiaan yang sebesar-besarnya
untuk sebanyak-banyaknya orang). Untuk itu perundang-undangan harus berusaha
untuk mencapai empat tujuan, yaitu:

- To provide subsistence (untuk memberi nafkah hidup)

- To provide abundance (untuk memberikan makanan yang melimpah)

- To provide security (untuk memberikan perlindungan)

- To attain equity (untuk mencapai persamaan)

Kelemahan Etika Utilitarianisme

- pertama, manfaat konsep yang begitu luas sehingga dalam kenyataan praktis
akan menimbulkan kesulitan yg tidak sedikit.

- Kedua, etika utilitarisme tidak pernah menganggap serius nilai suatu tindakan
pd dirinya sendiri dan hanya memperhatikan nilai suatu tindakan sejauh
berkaitan dg akibatnya.

- Ketiga, etika utilitarisme membenarkan hak kelompok minoritas tertentu


dikorbankan demi kepentingan mayoritas

Nilai positif/kelebihan etika utilitarianisme

- Pertama, Rasionalitas :Utilitarianisme tidak menerima saja norma moral yang


ada. Ia mempertanyakan dan ini mengandaikan peran rasio. Utilitarianisme ini
bersifat rasional karena ia mempertanyakan suatu tindkan apakah berguna atau
tidak. Dalam kasus seks pra nikah tadi, utilitarianisme mempertanyakan sebab-
sebab seks pra nikah dilarang

13
- Kedua, utilitarianisme sangat menghargai kebebasan setiap pelaku moral

- Ketiga, Universalitas semboyan yang terkenal dari utilitarianisme adalah sesuatu


itu dianggap baik kalau dia memberi kegunaan yang besar bagi banyak orang.
Hal ini sering dipakai dalam politik dan negara.

Contoh nya Ada seorang pedagang es kacang hijau yang seharusnya menggunakan
air mineral tetapi ia malah menggunakan air keran yang dapat menimbulkan
penyakit terhadap konsumen. Tetapi dalam teori utilitarisme itu sangat
menguntukan bagi pedagang yang menjual es kacang hijau tersebut karena ia tidak
banyak mengelirkan modal karena menggunakan air dari keran dan juga penyakit
yang diderita kosumen adalah kesalahan dari konsumen tersebut yang membeli
jajanan secara sembarangan.

C. Definisi Deontologi

Disebut juga etika kewajiban. Menurut etika deontologis, yang berasal dari kata
Yunani deon yang berarti kewajiban, suatu tindakan itu dipandang benar bila
tindakan itu terjadi sesuai dengan norma sosial yang berlaku. Berakar pada etika
Immanuel Kant (1724- 1804) yang mengukur baik-buruk perbuatan dari motif
pelaku tindakan. Perbuatan hanya bisa disebut baik jika didasari oleh kehendak baik
pula.

Kelebihan

- Deontologi menempatkan yang hak menjadi prioritas atas yang baik, tapi tidak
menganggap yang baik dan yang hak itu berbeda tingkatnya, melainkan
keduanya komplementer.

Kelemahan

- Dalam kehidupan sehari-hari ketika menghadapi situasi yang dilematis, etika


deontologis tidak memadai untuk menjawab pertanyaan bagaimana saya harus
bertindak dalam situasi konkret yang dilematis itu. Ketika ada dua atau lebih
kewajiban yang saling bertentangan, ketika kita harus memilih salah satu

14
sambil melanggar yang lain, etika deontologis tidak banyak membantu karena
hanya mengatakan: bertindaklah sesuai dengan kewajibanmu.

Contoh : Jika seseorang memberikan tugas dan menjalankannya sesuai dengan


tugas itu, maka ia dianggap benar, sementara berhak tahu itu salah jika ia
melakukannya.

D. Hak dan Keadilan

Hak memperoleh keadilan adalah hak asasi manusia untuk memastikan


penghormatan, pelindungan, dan pemenuhan hak atas setiap orang di hadapan
hukum yang sama, setara, dan bermartabat.

Dalam Pasal 17 UU No 39 tahun 1999 menjelaskan: ”Setiap orang tanpa


diskriminasi berhak untuk memperoleh keadilan dengan mengajukan permohonan,
pengaduan, dan gugatan, baik dalam perkara pidana, perdata, maupun administrasi
serta diadili melalui proses peradilan yang bebas dan tidak memihak, sesuai dengan
hukum acara yang menjamin pemeriksaan yang obyektif oleh hakim yang jujur dan
adil untuk memperoleh putusan yang adil dan benar.

E. Definisi Virtuisme

Peterson dan Seligman (2004) berpendapat bahwa virtues (kebajikan) merupakan


karakteristik dasar yang dihargai oleh filsuf moral dan pemikir agama. Virtue
merupakan karakter utama yang dimiliki individu secara universal.

Teori Virtuisme (Keutamaan) dari etika yaitu memandang sikap atau akhlak
seseorang. Tidak ditanyakan apakah suatu perbuatan tertentu adil, atau jujur, atau
murah hati dan sebagainya.

15
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Etika sangat berperan penting bagi kehidupan manusia. Etika tidak pernah lepas dari
sosok manusia sebab manusia tentunya masing-masing sudah memiliki etika namun
tidak menutup kemungkinan manusia ada yang beretika baik dan kurang baik. Dalam
dunia bisnis, profesi, agama maupun organisasi etika (baik) juga sangat diperlukan.

Tak hanya menyangkut masalah itu, terkait pengendalian diri dalam makalah ini juga
sudah dijelaskan bahwa pengendalian diri adalah kemampuan mengenali emosi diri.
Terkait dengan beberapa teori atau aliran aliran yang diantara aliran utilitarianisme
deontologi, hak dan keadilan virtuisme yang dimana aliran/teori ini adalah suatu teori
yang pada dasarnya sama sama-sama bertujuan untuk memberikan manfaat namun sama
sama terdapat kekurangan dan kelebihan nya pula.

16
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/13823228/Makalah_etika_profesi_finish_2

https://www.academia.edu/10975039/Pengendalian_diri

https://www.kompasiana.com/miftakhul81316/6235ab32cfca51521d10ba42/hubungan-etika-
dengan-hukum

https://www.studocu.com/id/document/universitas-pekalongan/manajemen/utilitarianisme-
tugas-kuliah/27246779

https://id.scribd.com/document/497817590/Utilitarianisme-Deontologi-Virtuisme

https://id.scribd.com/document/380275399/1-Makalah-Pengendalian-Diri

https://www.google.com/search?q=MENGAPA+DILAKUKAN+HUKUMAN+MATI+JIKA
+MELANGGAR+HAM&oq=MENGAPA+DILAKUKAN+HUKUMAN+MATI+JIKA+ME
LANGGAR+HAM&aqs=chrome..69i57.19363j0j9&sourceid=chrome&ie=UTF-8

17

Anda mungkin juga menyukai