PENJUALAN TEKNOLOGI
MEDICAL ULTRASOUND DI ASIA
(studi kasus)
Maria (062.150.041)
Yohanes (062.150.100)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
Bahasa Indonesia yang mengangkat topik yang terkait dengan praktik etika dalam
bisnis. Ucapan terima kasih, penulis sampaikan kepada Dosen pengampu mata
kuliah yang telah memberikan tugas ini kepada penulis. Penulis sampaikan pula
penulis.
Penulis sangat berharap makalah ini tidak hanya sebagai pemenuhan tugas
kuliah mata kuliah Bahasa Indonesia, namun juga dapat berguna sebagai
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran demi
perbaikan makalah.
kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang membangun.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL…………………………………………………...………..i
KATA PENGANTAR…………………………………………………...………..ii
DAFTAR ISI………………………………………………………..…………….iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………….………..……….……...........1
1.2 Rumusan Masalah………………………….………..……….……......2
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...22
LAMPIRAN……………………………………………………………………..24
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Proses bisnis, baik dalam negeri dan maupun di luar negeri, harus dipandu
oleh norma perilaku etis yang sesuai. Jika bisnis ingin mendapat tempat di
lingkungan pasar, maka struktur dan proses pengaturan yang tepat, yang
memiliki implikasi positif bagi persepsi tentang praktik bisnis yang baik dan
benar.
Sebuah perusahaan bisnis yang baik harus memiliki etika dan tanggung
jawab sosial yang baik. Kata ―etika‖ berasal dari kata Yunani ethos yang
mengandung arti yang cukup luas yaitu, tempat yang biasa ditempati, kebiasaan,
adaptasi, akhlak, watak, perasaan, sikap dan cara berpikir. Kata ―moralitas‖ dari
kata lain ―moralis‖ dan merupakan kata abstrak dari ―moral‖ yang menunjuk
kepada baik dan buruknya suatu perbuatan. Sedangkan, definisi dari etika bisnis
adalah pengetahuan tentang tata cara ideal pengaturan dan pengelolaan bisnis
dan penerapan norma dan moralitas ini menunjang maksud dan tujuan kegiatan
1
2
medical ultrasound di Asia.‖ Kasus ini layak diangkat dengan alasan bahwa
Kasus ini menarasikan perjalanan bisnis seorang insiyur muda ke Asia yang
penyalahgunaan.
kepentingan?
3
ini?
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini akan dijelaskan tentang tinjauan teori yang digunakan
sebagai acuan dalam mengembangkan pemahaman dalam kasus etika bisnis ini.
Bab ini antara lain akan menjelaskan tentang pengertian etika bisnis, prinsip-
Pemahaman dasar yang harus dipahami yakni pengertian bisnis dan etika.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, online), bisnis diartikan sebagai
Sedangkan, etika didefinisikan sebagai ilmu tentang apa yang baik dan apa yang
sehingga kita harus menguasai sudut pandang ekonomi, hukum dan etika maupun
moral agar bisa mencapai target yang diinginkan. Moralitas selalu berkaitan
dengan apa yang dilakukan oleh manusia, aspek baik atau buruk yang dilakukan
oleh seseorang.
ekonomi, khususnya bisnis. Jadi, secara hakiki sasarannya adalah perilaku moral
pebisnis yang berkegiatan ekonomi. Hill., et.al (2014), pengertian etika bisnis
4
5
adalah suatu ajaran untuk membedakan antara salah dan benar. Hal ini dapat
masalah moral yang kompleks. Velasques (2014), etika bisnis adalah studi yang
dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada
bisnis.
Perilaku tidak etis dalam kegiatan bisnis sering juga terjadi karena peluang
untuk mencapai tujuannya dan harus dijadikan pedoman agar memiliki standar
baik untuk dilakukan. Atau mengandung arti bahwa perusahaan secara bebas
dengan visi dan misi yang dimilikinya. Kebijakan yang diambil perusahaan harus
diarahkan untuk pengembangan visi dan misi perusahaan yang berorientasi pada
internal maupun eksternal perusahaan. Jika prinsip kejujuran ini dapat dipegang
Terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa ditunjukkan secara jelas
bahwa bisnis tidak akan bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidak didasarkan
kontrak. Kedua, kejujuran dalam penawaran barang atau jasa dengan mutu dan
harga yang sebanding. Ketiga, jujur dalam hubungan kerja intern dalam suatu
perusahaan.
Prinsip ini ada hubungan erat dengan prinsip kejujuran. Penerapan prinsip
kejujuran yang ketat akan mampu meredam niat jahat perusahaan itu.
sistem bisnis. Contohnya, upah yang adil kepada karyawan sesuai kontribusinya,
pelayanan yang sama kepada konsumen, dan lain-lain, menuntut agar setiap orang
7
diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai kriteria yang
berbagai masalah moral atau etika yang dapat muncul dalam lingkungan bisnis
dan tugas atau kewajiban khusus yang berlaku untuk orang yang terlibat dalam
Penilaian dibuat tentang apa yang benar atau salah. Ferrell, Fraedrich dan Ferrell
(2004) mengemukakan bahwa etika bisnis terdiri dari prinsip dan standar moral
yang memandu perilaku dalam dunia bisnis. Apakah perilaku tertentu itu benar
atau salah, etis atau tidak etis sering ditentukan oleh publik sebagaimana
serta melalui individu, moral dan nilai-nilai pribadi. Dengan demikian, etika
dalam bisnis secara langsung terkait dengan nilai-nilai sosial, norma dan tren
bisnis global dan secara negatif terkait dengan korupsi di masyarakat. Dalam
penelitian ini, bukti ketidakpuasan sosial dengan perilaku bisnis dicari melalui
tinjauan terhadap masalah bisnis signifikan yang dilaporkan secara publik sebagai
pun harus didasarkan pada prinsip keadilan. Sebuah masyarakat, yang merampas
warga negara yang paling produktif dari sumber daya meskipun integritas mereka
etis bukan, dalam analisis akhir, tanggung jawab individu semata. Sebaliknya,
sebagian besar tindakan adalah hasil dari manajer dan karyawan mengikuti
dan standar perilaku yang mengatur individu atau kelompok. Mereka juga
masalah kekhawatiran tentang etika dalam praktik bisnis dengan tiga faktor: a)
membuatnya lebih mudah untuk menanggapi kritik nanti; dan c) adopsi standar
dan jasa dengan harga murah: ini menciptakan konflik dengan bisnis yang
lanjut muncul antara tuntutan masyarakat untuk mengurangi biaya polusi, emisi
karbon dan bisnis yang ingin meminimalkan biaya yang mungkin ditambahkan
akan dilaksanakan secara efektif. Cramton dan Dees (2002) berpendapat bahwa
dalam dunia yang kompetitif dan tidak sempurna secara moral, orang-orang bisnis
bahwa dalam beberapa kasus bank telah memberikan sanksi pinjaman lebih
budaya organisasi ini berdampak buruk terhadap persepsi etis korporasi serta
pesaing mereka. Banyak perusahaan juga memiliki hubungan yang rumit dengan
memiliki berbagai klaim yang sah tetapi tidak ada perusahaan yang mungkin
mereka.
efisien, ada dampak negatif pada sektor bisnis. Dilema etis dapat terjadi karena
berbagai alasan dalam bisnis termasuk konflik agen/ prinsip yang dijelaskan oleh
pemberian sanksi pinjaman oleh pejabat perusahaan atau jika personel yang tidak
efisien direkrut, maka timbul konflik kepentingan antara pelaku dan agen. Paine
lingkungan yang mendukung perilaku yang etis dan untuk menanamkan rasa
dipandang sebagai aspek positif dari kehidupan organisasi, bukan sebagai kendala
karena memberikan kekuatan yang luar biasa bagi segelintir orang dan
yang lebih rendah oleh pengusaha etis dan dapat mengakibatkan pasar yang
sangat tidak efisien, dan pada akhirnya menyebabkan runtuhnya industri. Menurut
Hurther dan Shah (2002) di negara-negara, di mana korupsi dan tata kelola yang
buruk adalah masalah yang serius, prioritas dalam upaya anti-korupsi harus untuk
praktik etika.
resep untuk apa nilai-nilai seseorang seharusnya daripada deskripsi tentang apa
organisasi perlu berurusan dengan sumber dilema etis untuk mengatasi masalah
tersebut. Proses yang lebih baik untuk memahami dan menangani dilema etis yang
dihadapi oleh para manajer berasal dari pengembangan dan penggunaan kode etik,
sistem. yang ada dalam konteks organisasi dan kelembagaan yang mencerminkan
masyarakat kontemporer.
BAB III
ANALISIS
Isu yang ditemukan dari kasus yakni adanya permasalahan terkait etika
sebagai solusi untuk masalah kesehatan, sebaliknya di beberapa budaya Asia yang
informasi gender. Praktik ini menjadi sangat umum di Cina, yang mengontrol
semacam menjadi sulit dan buram, terutama di klinik yang jauh dari kota dan
12
13
dijual secara bebas di pasar barang bekas, sehingga membuat medical ultrasound
menciptakan masalah sosial yang besar karena laki-laki lebih banyak daripada
Banyak ibu tampaknya merasa terdorong oleh tekanan budaya atau keluarga untuk
kemampuan untuk melakukan diagnosis lebih cepat dan lebih akurat, tetapi
mereka juga dapat ditekan untuk menggunakan sistem ini untuk tujuan yang tidak
etis. Perusahaan tentu mendapat keuntungan dari produksi dan penjualan lebih
banyak produk ini. Tetapi perusahaan dan industri berisiko menodai reputasi
mereka jika mereka dianggap bertanggung jawab karena menjual sistem ini
kepada pengguna yang tidak sah untuk tujuan yang melanggar hukum.
perawatan kesehatan dan gizi, sering berakhir dengan kematian dini. Namun, pada
di banyak negara Asia, dan peluang untuk menggunakan teknologi baru untuk
kombinasi preferensi anak lelaki, budaya keluarga kecil dan akses mudah ke
14
serius dan belum pernah terjadi sebelumnya telah muncul. Ketidakseimbangan ini
Rasio jenis kelamin, Sex Ratio Birth (SRB) saat lahir didefinisikan sebagai
jumlah anak laki-laki yang lahir dari setiap 100 anak perempuan, dan sangat
konsisten dalam populasi manusia di sekitar 105 kelahiran laki-laki hingga setiap
100 kelahiran perempuan. Korea Selatan adalah negara pertama yang melaporkan
BPRS yang sangat tinggi, karena penggunaan teknologi selektif jenis kelamin
mulai meningkat di Korea Selatan pada pertengahan 1980-an, dan pada 1992
Kasus ini menunjukan bahwa telah terjadi pelanggaran nilai inti hak asasi
manusia, terutama bagi perempuan. Pikirkan semua anak perempuan yang tidak
akan pernah dilahirkan, jika praktik ini dibiarkan berlanjut. Di sisi lain, ada bukti
bahwa wanita merasa ditekan untuk terlibat dalam praktik ini, sehingga mereka
akan memiliki seorang putra yang akan merawat mereka. Dalam jangka waktu
yang panjang, hak asasi anak laki-laki mungkin juga dipertaruhkan, jika peluang
untuk memiliki pasangan hidup sebagai hak asasi manusia. Jika demikian, hak ini
Praktik ini sebenarnya telah mendapat kajian hukum. Bahkan praktik ini
tetapi hukum itu tidak ditegakkan dengan baik. Penegakan hukum yang baik tentu
personal dari seorang yang mewakili perusahaan, insiyur muda, Pat, merupakan
memutuskan apakah ini adalah masalah pribadi atau masalah perusahaan. Jika ini
adalah masalah pribadi yang berimplikasi pada perusahaan, maka Pat harus
positif dari perusahaan. Pat mungkin ingin mendidik manajemen tentang masalah
tersebut dan berbicara dalam hal risiko potensial terhadap reputasi perusahaan,
jika tidak ada upaya apapun yang dilakukan. Dia mungkin juga ingin melibatkan
rekan untuk mengangkat masalah dengannya. Ini menjadi dilemma etis untuk Pat.
Pat tentu saja berpikir tentang banyaknya kerugian yang terjadi pada masyarakat
dalam jangka panjang (versus manfaat medis yang diberikan oleh mesin).
saja sulit untuk diantisipasi mengingat transparansi di dunia kita yang saling
terhubung, orang tidak pernah tahu siapa yang akan mengambil masalah dan
kelamin. Di sisi lain, mengambil tindakan keras dapat memiliki efek negatif, jika
mereka dilihat sebagai imperialis budaya. Jadi, tindakan harus diambil dengan
ini tentang bagaimana harus berurusan dengan masalah ini. Misalnya, dengan
harus lebih terlibat dalam hubungan dalam rantai pasokan dari perspektif etika.
pemantauan yang mahal. Hal ini mengingat bahwa banyak dari klinik-klinik ini
sederhana.
Solusi kasus ini, dapat dikaji dari pengungkapan yang dilakukan oleh
memberikan respon yang positif. Respon positif sangat diperlukan untuk menjaga
reputasi perusahaan. Tentu saja, hal ini sulit untuk diantisipasi jika manajemen
17
tidak merespon dengan baik kasus ini. Hal ini mengingat transparansi di dunia
kita yang saling terhubung, orang tidak pernah tahu siapa yang akan seharusnya
bertanggung jawab secara langsung. Tentu saja manajemen perlu khawatir, karena
kasus ini secara jelas terkait dengan manajemen. Manajemen bisa saja
kelamin. Di sisi lain, mengambil tindakan keras dapat memiliki efek negatif, jika
mereka dilihat sebagai imperialis budaya. Jadi, tindakan harus diambil dengan
Langkah realistis yang dapat ditempuh sebagai bentuk tanggung jawab dan
upaya penemuan solusi yakni perusahaan ini harus lebih terlibat dalam hubungan
dalam rantai pasokan dari perspektif etika. Mereka mungkin ingin mendapatkan
tetapi ketika pertanyaan itu diajukan, akan sulit untuk memastikan kepatuhan,
tanpa menerapkan sistem pemantauan yang ketat. Hal ini mengingat bahwa
banyak dari klinik-klinik ini berlokasi di daerah terpencil, melakukan hal itu
untuk melakukan ini, meskipun akan sulit untuk melakukannya dengan cara yang
tidak dipandang sebagai imperialisme etis. Imperialisme etis adalah istilah yang
digunakan untuk menggambarkan situasi di mana kode perilaku etis atau sikap
diterapkan pada komunitas atau masyarakat lain. Ini biasanya digunakan dalam
arti menghina atau merendahkan (Sagepub, online). Penerapan satu solusi yang
sesuai pada satu masyarakat secara budaya dengan masyarakat lain, dengan dalih
18
online).
dalam perjuangan nilai-nilai inti kehidupan. Dengan kata lain, perusahaan dapat
setuju dengan pendirian perusahaan untuk melakukan pelatihan, jika mereka mau
penjualan, jika jelas bahwa mesin tersebut akan digunakan untuk tujuan itu. Jika
tidak ada arahan dari perusahaan, tenaga penjualan setidaknya harus melaporkan
mereka tidak boleh digunakan untuk mengidentifikasi jenis kelamin janin. Mereka
juga dapat menolak jasa perbaikan yang digunakan untuk tujuan pemilihan jenis
kelamin. Tapi, ini hanya akan berfungsi jika tidak ada pesaing lokal, yang bisa
memahami penyebab masalah ini, sehingga mereka dapat berupaya untuk sampai
pada solusi kreatif. Mereka mungkin bekerja dengan pemerintah dan aktivis untuk
19
dengan produk yang dijualnya. Hal ini selaras dengan visi dan misi perusahaan
pihak terkait. Kejujuran harus diarahkan pada semua pihak, baik perusahaan itu
pihak seharusnya jujur agar tercipta transparasi. Transparasi ini memudahkan agar
semua rangkaian aktivas ke mana produk itu berjalan mulai dari perusahaan
kegiatan bisnis yang bisa ditunjukkan secara jelas bahwa perusahaan dapat
harus jujur dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak apalagi yang
20
terkait dengan aspek hukum . Demikian pula, perusahaan harus jujur dalam
sistem bisnisnya. Perusahaan harus adil pada pemerintah, masyarakat atau budaya
setempat dan juga karyawannya. Penerapan prinsip keadilan ini selaras dengan
bersikap adil dan jujur dalam hal penegakan hukum. Jika saja dalam penyelidikan
yang adil bagi insiyurnya yang membantu mengungkap permasalahan ini. Dengan
berlaku adil dan jujur kepada karyawannya, semua karyawan, perusahaan dapat
Tentu saja menjadi dilemma bagi seorang insiyur muda yang merupakan
bagi perusahaan penjual. Kasus ini tentu saja mengikat perusahaan agar terlibat
menghadapi kasus seperti ini. Perusahaan perlu mengkaji dan mengawasi semua
lini rantai pasokannya agar pengguna akhir produk benar-benar yang memiliki
otoritas yang resmi. Pemerintah dan hukum setempat haruslah pula dihormati oleh
permasalahan ini dalam jangka panjang. Semua implikasi ini tentu saja harus
21
DAFTAR PUSTAKA
Afful, K. 2002. Effective Management in the South, R.C. Timothy. Nepal: Ekta
Books Distributors Pvt. Ltd.
Badaracco Jr. J. 2003. Defining Moments: when Managers Must Choose between
Right and Right, Business Ethics, Fifteenth Edition. Richardson, John
E.(Editor). McGraw-Hill/Dushkin.
Boatright, J. 2009. Ethics and the Conduct of Business, Sixth Edition. Prentice
Hall.
Ferrell, O., Fraedrich, J. & Ferrell, L. 2004. Business Ethics: Ethical Decision
Making and Cases, Sixth Edition. Boston: Houghton Mifflin Company.
22
23
Quddus, M. 2001. Bureaucratic corruption and business ethics: the case of the
garment exports from Bangladesh, Journal of Bangladesh Studies, Vol. 3,
No. 1.
Trevino, L. & Nelson, K. 1995. Managing Business Ethics. New York: John
Wiley & Sons Inc.
Vickers, M. 2005. Business Ethics and the HR Role: Past, Present, and Future,
Human Resource Planning, Vol. 28.
Karena teknologi ultrasonik telah maju dan semakin tersedia, teknologi ini
telah digunakan secara lebih luas dalam keputusan untuk menggugurkan janin
perempuan demi anak laki-laki. Setelah beberapa penelitian lebih lanjut, Pat
mengetahui bahwa praktik ini menjadi sangat umum di Cina, yang mengontrol
pertumbuhan populasi dengan memungkinkan keluarga hanya memiliki satu anak.
Di India, anak-anak perempuan lebih mahal bagi keluarga karena budaya
mengharuskan keluarga untuk menanggung biaya pernikahan dan mas kawin putri
mereka. Sebagai perbandingan, uji ultrasound merupakan pengeluaran kecil
bahkan untuk keluarga miskin ini. Pat selanjutnya terkejut mengetahui bahwa
teknologi ultrasound digunakan untuk mengidentifikasi jenis kelamin janin dan
menggugurkan janin berdasarkan informasi gender adalah melanggar hukum di
sebagian besar negara-negara ini (misalnya, di India dokter dilarang
mengungkapkan jenis kelamin janin). Namun, penegakan hukum semacam itu
sulit dan buram, terutama di klinik yang jauh dari kota dan regulator. Masalahnya
24
25
sedang diperburuk karena banyak mesin ultrasound yang dijual di pasar bekas,
sehingga membuat ultrasound lebih tersedia dan lebih terjangkau untuk klinik ini.
Meningkatnya penggunaan teknologi untuk menggugurkan janin perempuan
mulai menciptakan masalah sosial yang besar karena laki-laki lebih banyak
daripada perempuan, mendistorsi keseimbangan gender alam yang cermat. Ada
perkiraan bahwa lebih dari 150 juta perempuan ―hilang‖ dari dunia sebagai akibat
dari aborsi selektif jenis kelamin dan pembunuhan bayi perempuan. Itu sama
dengan kehilangan setiap wanita di Amerika! Sensus India tahun 2001
menunjukkan penurunan besar dalam jumlah anak perempuan relatif terhadap
anak laki-laki (927 anak perempuan untuk setiap 1.000 anak laki-laki
dibandingkan dengan 945 hingga 100 pada satu dekade sebelumnya), dan
masalahnya terus memburuk dengan meningkatnya penggunaan teknologi
ultrasound. Menurut UNICEF, Cina sekarang hanya memiliki 832 anak
perempuan untuk setiap 1.000 anak laki-laki berusia 0–4 tahun. Melihat ke masa
depan ketika anak-anak ini tumbuh dewasa, beberapa telah memperkirakan
peningkatan perdagangan perempuan untuk prostitusi dan kejahatan dengan
kekerasan ketika laki-laki muda bersaing untuk mendapatkan jumlah perempuan
yang lebih sedikit.
Bagaimana Pat harus memikirkan ini? Apakah manfaat dari teknologi bagi
masyarakat lebih besar daripada bahayanya? Bahkan jika mereka melakukannya,
apakah perusahaan ingin terhubung dengan praktik yang banyak orang anggap
tidak bermoral dan ilegal di banyak negara? Pat menemukan praktik ini sangat
tidak menyenangkan ketika melihatnya dari perspektif perempuan yang tidak akan
dilahirkan hanya karena jenis kelamin mereka. Pat bertanya-tanya, Apakah praktik
ini adil bagi mereka? Dan bukankah kita semua memfasilitasi praktik dengan
melihat ke arah lain? Apa yang akan terjadi jika diskriminasi gender semacam itu
diterima secara global sebagai praktik normal? Mungkinkah itu hal yang benar
untuk dilakukan? ’Apa yang akan organisasi kesehatan internasional seperti the
World Federation for Ultrasound in Medicine and Biology (WFUMB), yang
memberikan pelatihan dan pendidikan kepada dokter di seluruh dunia, harus
mengatakan tentang praktik seperti itu? Pat bertanya-tanya apa yang akan
dipikirkan istrinya jika dia tahu bahwa pekerjaannya melibatkan hasil yang tidak
terduga ini? Apakah dia berharap dia melakukan sesuatu? Apa tanggung jawab
pribadinya di sini? Apa tanggung jawab perusahaannya?
Karena Pat merasa sangat bingung dengan apa yang telah dia baca, dan dia
tidak sepenuhnya memahami lingkungan hukum atau budaya, dia tidak pernah
menyebutkan masalah ini kepada klien Asia-nya. Tapi itu tetap di benaknya.
Ketika dia kembali ke rumah, dia terus memikirkannya. Tidak ada struktur formal
baginya untuk mengemukakan masalah ini di dalam perusahaan, jadi dia
memutuskan untuk membahas masalah ini dengan beberapa rekan terpercaya. Dia
bertanya-tanya apakah mereka mengetahui masalah ini dan apa yang mungkin
mereka pikirkan tentang hal itu. Apakah mereka sama terganggunya seperti dia?
Ternyata mereka sama sekali tidak menyadari praktik-praktik seperti ini
sebelumnya. Itu juga tampak lebih jauh bagi mereka karena mereka belum
melakukan perjalanan ke Asia seperti dia, dan tidak ada kesepakatan tentang apa
yang harus dilakukan. Insinyur cenderung memikirkan produk hanya dalam hal
teknis — potensi kelemahan teknis dan bahaya yang dapat membahayakan pasien.
Mereka jarang bertemu dengan pengguna akhir, dan mereka tidak terlatih untuk
memikirkan implikasi budaya.
Sebagai orang Barat, semua ini sangat sulit dihadapi Pat. Dia benar-benar
lengah. Dia bertanya pada dirinya sendiri: Apa yang harus saya lakukan, jika ada?
Saya dijadwalkan untuk kembali ke negara-negara ini untuk mendukung
penggunaan teknologi kami oleh klien kami, jadi saya tidak akan bisa
menghindari masalah terlalu lama. Rasanya hampir konyol bahwa saya menjadi
sadar akan masalah ini melalui buku perjalanan. Jika bukan karena buku itu, saya
mungkin tidak akan pernah memikirkan masalah ini sama sekali. Perusahaan saya
belum mempersiapkan saya. Perusahaan tidak menawarkan pelatihan khusus
tentang masalah budaya atau etika bagi karyawan yang mereka kirim untuk
bekerja di luar negeri. Sepertinya nilai-nilai perusahaan dalam memberikan
kesempatan kepada orang-orang untuk diagnosa sebelumnya mencegah kami
27