Tidak ada yang lebih penting bagi kehidupan sebuah perusahaan selain jajaran
perusahaan. Para direktur memiliki kekuasaan untuk mengambil keputusan pada banyak
aspek seperti pemilihan manajer, mengawasi strategi yang digunakan, serta menentukan
tujuan jangka panjang organisasi. Meski terdengar sederhana, interpretasi terhadap peran
jajaran direktur terhadap tata kelola perusahaan dapat berbeda-beda pada setiap perusahaan di
seluruh dunia. Pada tulisan ini, kami mencoba untuk melakukan perbandingan tata kelola
perusahaan antar berbagai negara di seluruh dunia, serta mencari prinsip tata kelola
Asia Tenggara
Tenggara melihat tata kelola perusahaan sebagai seperangkat hubungan antara dewan
di mana tujuan perusahaan ditetapkan, bagaimana cara mencapai tujuan tersebut dan
Salah satu tantangan utama yang dihadapi tata kelola perusahaan di Asia Tenggara
adalah maraknya bisnis milik keluarga, yang seringkali mengutamakan kepentingan keluarga
di atas kepentingan pemangku kepentingan lainnya. Oleh karena itu, sangat penting untuk
melindungi kesetaraan hak pemegang saham, akuntabilitas yang tepat, dan transparansi atau
menjamin pengungkapan yang tepat atas informasi keuangan dan non-keuangan yang
relevan.
Anglo-Amerika
selama beberapa tahun terakhir, khususnya yang terjadi di negara-negara anglo-amerika. Tata
dewan, tersebatnya struktur kepemilikan, dan adanya peran kuat tata kelola eksternal seperti
kesetaraan hak pemegang saham dan penggunaan pihak eksternal untuk pengawasan telah
menjadi prioritas.
Homanen dan Liang memilih tiga kategori variabel dalam meneliti tata kelola
a. Peraturan perusahaan
b. Kepemilikan institusional
c. Batasan institusional tingkat negara, yang diukur berdasarkan : (1) proteksi terhadap
Tata kelola yang optimal mungkin berbeda di berbagai negara. Di suatu negara
tertentu, tata kelola yang optimal mungkin bergantung pada karakteristik perusahaan seperti
Menurut Verhezen dan Abeng, agar sebuah perusahaan dapat berjalan dengan baik
maka setidaknya ada 4 prinsip yang harus dijalankan oleh para jajaran pimpinannya, antara
lain :
a. Transparansi : suatu perusahaan harus mempromosikan tata kelola yang transparan dan
efisien, konsisten dengan aturan hukum dan dengan jelas mengartikulasikan pembagian
tanggung jawab di antara otoritas pengawas, manajer, dan penegak peraturan. Adanya
transparansi akan menciptakan adanya pengungkapan yang akurat dan tepat waktu atas hal-
hal yang bersifat material, seperti situasi dan kinerja keuangan, kepemilikan, dan fitur tata
kelola tertentu.
b. Keadilan dan kesetaraan para pemegang saham : Kerangka tata kelola perusahaan harus
memastikan adanya perlakuan yang adil terhadap semua pemegang saham, termasuk
pemegang saham minoritas dan asing. Semua pemegang saham harus memiliki kesempatan
untuk mendapatkan ganti rugi yang efektif atas pelanggaran hak-hak mereka.
pelaksanaan hak-hak pemegang saham. Hak dasar pemegang saham harus mencakup hak
mendapatkan informasi dan materi tentang korporasi secara tepat waktu dan teratur, untuk
berpartisipasi dan memberikan suara dalam rapat umum pemegang saham, untuk memilih
d. Tanggung jawab : Kerangka tata kelola perusahaan harus mengakui hak-hak pemangku
Keempat prinsip tersebut, yang disebut juga sebagai empat prinsip generik OECD
untuk tata kelola perusahaan yang baik, dapat membantu organisasi untuk mengurangi resiko,
mematuhi peraturan dan hukum yang berlaku, mendapatkan akses yang lebih baik pada
modal dan talent, menciptakan kepercayaan untuk investasi baru, serta mengarahkan
organisasi menuju kesempatan baru dengan modal yang tersedia dan mendapatkan
pengetahuan baru.
Bibliografi
https://doi.org/10.1515/9783110787634
http://dx.doi.org/10.2139/ssrn.3302216