Anda di halaman 1dari 5

TINJAUAN TATA KELOLA : LATAR BELAKANG, PRINSIP, MANFAAT, DAN

PRAKTIK DI INDONESIA

Resume Ini Ditulis dan Disajikan Guna Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas pada Mata
Kuliah “Corporate Governance”

Dosen Pengampu : Dr. I Gusti Ketut Agung Ulupui, SE,M.Si, AK, CA

Disusun Oleh: Sarah Selli Ardelia

NIM: 1706620057

Kelas: S1 Akuntansi A 2020

PRODI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2023
BAB I
TINJAUAN TATA KELOLA : LATAR BELAKANG, PRINSIP, MANFAAT, DAN
PRAKTIK DI INDONESIA

A. Pengertian Good Corporate Governance


Tata kelola perusahaan adalah rangkaian proses, kebiasaan, kebijakan, aturan, dan
institusi yang mempengaruhi pengarahan, pengolahan, serta pengontrolan suatu perusahaan
atau korporasi. Tata Kelola perusahaan juga mencakup hubungan antara para pemangku
kepentingan (stakeholder) yang terlibat serta tujuan pengelolaan perusahaan. Pihak-pihak
utama dalam tata kelola perusahaan adalah pemegang saham, manajemen, dan dewan direksi.
Pemangku kepentingan lainnya termasuk karyawan, pemasok, pelanggan, bank dan kreditor
lain, regulator, lingkungan, serta masyarakat luas.
Salah satu topik utama dalam tata kelola perusahaan adalah menyangkut masalah
akuntabilitas dan tanggung jawab mandat, khususnya implementasi pedoman dan mekanisme
untuk memastikan perilaku yang baik dan melindungi kepentingan pemegang saham. Fokus
utama lain adalah efisiensi ekonomi yang menyatakan bahwa sistem tata kelola perusahaan
harus ditujukan untuk mengoptimalisasi hasil ekonomi, dengan penekanan kuat pada
kesejahteraan para pemegang saham, pemangku kepentingan menuntut perhatian dan
akuntabilitas lebih terhadap pihak-pihak lain selain pemegang saham, misalnya karyawan
atau lingkungan.

B. Prinsip Tata Kelola Perusahaan


Secara umum terdapat lima prinsip dalam tata kelola perusahaan menurut KNKG
(2006), berikut rinciannya:
1. Transparansi
Prinsip tata kelola perusahaan yang pertama, yaitu transparansi. Maksudnya perusahaan
menyediakan informasi yang relevan dan mudah diakses atau mudah dipahami oleh
pemangku kepentingan. Informasi tersebut bukan hanya berasal dari poin yang disyaratkan
peraturan Undang-Undang. Melainkan juga hal penting lainnya guna mengambil keputusan
pemegang saham, kreditur, dan pemangku kepentingan lainnya.
2. Akuntabilitas
Prinsip selanjutnya adalah akuntabilitas, yakni pertanggungjawaban kinerja perusahaan
dengan transparan. Prinsip ini mengajarkan agar perusahaan bisa dikelola secara terukur
sesuai kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham
dan pemangku kepentingan lain.
3. Responsibilitas
Responsibilitas dalam tata kelola perusahaan maksudnya adalah perusahaan mematuhi
peraturan perundang-undangan dan bertanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan.
Perusahaan bisa memelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat
pengakuan sebagai good corporate citizen.
4. Independensi
Prinsip tata kelola perusahaan yang keempat adalah independensi. Dalam prinsip ini,
perusahaan dikelola secara independen dan tidak terafiliasi dengan pihak lain. Dengan begini
tiap perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak bisa diintervensi oleh pihak lain.
5. Keadilan
Terakhir adalah keadilan (fairness), maksudnya yaitu adanya jaminan perlindungan hak para
pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya. Dalam hal ini juga termasuk hak
pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing.

Selain itu, ada prinsip GCG menurut OECD (2004 : 17 – 24) menyangkut hal – hal
sebagai berikut:
a. The Rights of Shareholders and Key Ownership Functions (hak – hak pemegang saham dan
fungsi kepemilikan kunci). Kerangka tata kelola perusahaan harus melindungi dan
memfasilitasi pelaksanaan hak-hak pemegang saham.
b. The Equitable Treatment of Shareholders (Perlakuan yang sama terhadap para pemegang
saham). Kerangka tata kelola perusahaan harus memastikan perlakuan sederajat terhadap
semua pemegang saham, termasuk pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing.
c. The Role of Stakeholders in Corporate Governance (peranan semua pihak yang
berkepentingan dalam tata kelola perusahaan). Kerangka tata kelola perusahaan harus
mengakui hak-hak para pemangku kepentingan yang didirikan oleh hukum atau melalui
perjanjian yang saling menguntungkan dan mendorong kerjasama aktif antara perusahaan dan
stakeholder dalam menciptakan kekayaan, pekerjaan, dan keberlanjutan finansial perusahaan
(the sustainability of financially sound enterprises)
d. Disclosure and Transparency (pengungkapan dan transparansi). Kerangka tata kelola
perusahaan harus memastikan pengungkapan dibuat dengan tepat dan akurat pada semua hal
materi mengenai perusahaan, termasuk situasi keuangan, kinerja, kepemilikan, dan tata kelola
perusahaan.
e. The Responsibilities of the Board (tanggung jawab dewan komisaris). Kerangka tata kelola
perusahaan harus memastikan pedoman strategis perusahaan, pemantauan efektif terhadap
manajemen oleh dewan, dan pertanggungjawaban dewan kepada perusahaan dan pemegang
saham

C. Tujuan dan Manfaat Tata Kelola Perusahaan


Tujuan utama dari pengelolaan perusahaan yang baik adalah untuk memberikan
perlindungan yang memadai dan memperlakukan pemegang saham dan pihak yang
berkepentingan lainnya secara adil (Suprayitno, et al., 2005).
Pedoman umum GCG dari KNKG menyatakan GCG diperlukan dalam rangka:
a. Mendorong tercapainya kesinambungan perusahaan melalui pengelolaan yang didasarkan
pada prinsip transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, serta kesetaraan dan
kewajaran.
b. Mendorong pemberdayaan fungsi dan kemandirian masing – masing organ perusahaan,
yaitu Dewan Komisaris, Direksi, dan Rapat Umum Pemegang Saham.
c. Mendorong pemegang saham, anggota dewan komisaris, dan anggota direksi agar dalam
membuat keputusan dan menjalankan tindakannya dilandasi oleh nilai moral yang tinggi dan
kepatuhan terhadap peraturan perundang – undangan.
d. Mendorong timbulnya kesadaran dan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap
masyarakat dan kelestarian lingkungan terutama di sekitar perusahaan.
e. Mengoptimalkan nilai perusahaan bagi pemegang saham dengan tetap memperhatikan
pemangku kepentingan lainnya.
f. Meningkatkan daya saing perusahaan secara nasional maupun internasional, sehingga
meningkatkan kepercayaan pasar yang dapat mendorong arus investasi dan pertumbuhan
ekonomi nasional yang berkesinambungan.

D. GCG Dalam Pengawasan Pasar Modal Di Indonesia


Secara formal, pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar dimana berbagai
instrumen keuangan jangka panjang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang maupun
modal sendiri, baik yang terbitkan oleh pemerintah maupun perusahaan swasta. Keberadaan
pasar modal ditentukan oleh lembaga-lembaga penunjang pasar modal, antara lain:
1. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan;
2. Bursa Efek;
3. Lembaga Kliring;
4. Investor;
5. Akuntan public;
6. Notaris;
7. Konsultan hukum

E. GCG Perbankan Di Indonesia


Menyadari tata kelola perbankan di Indonesia masih lemah, dalam upaya menata
kembali manajemen dan kegiatan perbankan di Indonesia, Bank Indonesia mengeluarkan
peraturan No 8/4/PBI/2006 pada tanggal 30 januari 2006 tentang implementasi GCG oleh
Bank-bank komersial.Secara garis besar, peraturan ini mengatur tentang :
1. Prosedur pengelolaan melalui penerapan prinsip transparansi, akuntabilitas,
tanggung jawab,independensi dan kesetaraan
2. Tujuan implementasi GCE, minimal untuk merealisasikan:
a. Kejelasan tugas dan tanggung jawab Dewan komisaris dan Dewan Direksi
b. Kelengkapan dan implementasi tugas komite dan unit pelaksana fungsi
internal audit bank
c. Kinerja ketaatan, fungsi auditor internal dan eksternal.
d. Implementasi manajemen risiko termasuk sistem pengendalian internal
3. Jumlah komposisi, kriteria dan independensi Dewan Komisaris
4. Jumlah, komposisi, kriteria dan independensi Dewan Direksi
5. Komite
6. Ketaatan, Fungsi Auditor Eksternal dan Internal
7. Implementasi Manajemen Risiko

Anda mungkin juga menyukai