Anda di halaman 1dari 26

PP-3

PB 3. PEMBERDAYAAN DAN PENDAMPINGAN MASYARAKAT

PENGANTAR :
Program Pamsimas menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama dan sekaligus sebagai
penanggungjawab pelaksanaan kegiatan. Hal tersebut terbukti dengan menempatkan
pemberdayaan masyarakat sebagai salah satu komponen program. Komponen ini bertujuan
memampukan masyarakat untuk mengorganisasi dirinya, merencanakan, mengelola dan
menjaga keberlanjutan pelayanan air minum dan sanitasi yang aman.

Fasilitator sebagai pendamping menuju keberdayaan warga harus memahami secara


mendalam makna hakiki pemberdayaan manusia dan memegang teguh prinsip
pemberdayaan masyarakat dengan landasan pembelajaran orang dewasa. Dalam keseharian
melakukan pendampingan untuk pemberdayaan masyarakat, fasilitator harus
mengimplementasikan konsep dasar pendampingan masyarakat dengan landasan
pembelajaran orang dewasa.

Berbagai tuntutan program tersebut yang harus dipenuhi fasilitator, akan dibahas dalam
Pokok Bahasan 3 ini selama 3 jam melalui metode study kasus, testimony, berbagai
penugasan baik individu maupun kelompok untuk pendalaman prinsip dan pendekatan
pemberdayaan masyarakat.

TUJUAN UMUM :
Peserta memahami konsep pendampingan yang memberdayakan masyarakat melalui
implementasi pendekatan POD dan inclusive social.

SUB POKOK BAHASAN:


3.1. Makna Hakiki Pemberdayaan Masyarakat,
3.2. Penerapan Konsep POD dan Inklusi Sosial dalam Pendampingan Masyarakat,
3.3. Pendampingan Masyarakat dalam Pamsimas.

METODE :
 Ceramah dan Tanya Jawab
 Study Kasus
 Curah Pendapat
 Penugasan
 Diskusi Kelompok
 Diskusi Pleno
 Sharing

WAKTU :
5 JPL (225 menit)
PP-3.1

SPB 3.1.
MAKNA HAKIKI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

TUJUAN:
Peserta dapat:
 Menguraikan perbedaan hakiki antara manusia yang tidak berdaya, berdaya & mandiri,
 Menguraikan makna pemberdayaan masyarakat,
 Menjelaskan prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat,
 Menjelaskan factor penentu yang menyebabkan masyarakat berdaya.

MATERI:
 Makna hakiki pemberdayaan manusia
 Ciri-ciri masyarakat berdaya
 Konsep dan prinsip pemberdayaan masyarakat
 Faktor penyebab masyarakat berdaya

WAKTU:
2 JPL (90 menit)

METODE:
Diskusi Kelompok membedah kasus, Curah Pendapat, Diskusi Pleno dan Sharing

PERSIAPAN PENTING:
 Fasilitator/Pemandu harus membaca dengan cermat kasus yang akan digunakan dalam
diskusi.
 Menggandakan lembar kasus yang akan dibagikan kepada setiap peserta.

PROSES:

Langkah-langkah Waktu Media Belajar


A. Pengantar PB/SPB 5’
 Sampaikan salam pembuka. Mulailah menyapa peserta secara informal
dengan menanyakan “apa khabar hari ini?”. Lembar Tayang
 Jelaskan tentang: Pembuka
- Pokok bahasan (PB) dan Sub Pokok Bahasan (SPB) serta tujuan umum (PP-3) &
yang diharapkan dari rangkaian kegiatan pembelajaran kali ini. (PP-3.1)
- Serangkaian metode yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran selama 5 jam pelajaran.
- Jelaskan tujuan dan metode untuk pendalaman Sub Pokok Bahasan
3.1 Makna Hakiki Pemberdayaan Masyarakat dalam 2 jam pelajaran
kedepan.
B. Makna Hakiki dan Ciri-Ciri Masyarakat Berdaya 45’
 Lakukan curah pendapat, mendasarkan pada Kasus (LK 3.1.1). Lembar Kasus
dan Curah
 Setelah pertanyaan curah pendapat pada kasus selesai dijawab (ditulis
Pendapat
pada papan/flipchart/kartu metaplan), Fasilitasi peserta untuk
“Pemberdayaan
Langkah-langkah Waktu Media Belajar
memusyawarahkan dan mencapai kesepakatan kolektif tentang: Hewani”
1) Ciri-ciri utama orang utan yang berdaya (apa yang dapat (LK 3.1.1)
dilakukan)?
2) Jadi apakah definisi pemberdayaan orang utan (keberdayaan Lembar Kasus
hewani)? dan Diskusi
 Lanjutkan dengan Diskusi Kelompok ”Membedah Kasus”. Peserta dibagi Kelompok
dalam beberapa kelompok (@5-7 orang/kelompok). Bagikan LK 3.1.2. “Pemberdayaan
Minta salah seorang membacakan kasusnya (Kasus-1a, 1b dan Kasus-2). Hewani”
Minta kelompok membahas sesuai LK 3.1.2 selama 10’. (LK 3.1.2)
 Sementara kelompok membaca dan menjawab pertanyaan pada kasus,
Fasilitator menyiapkan matriks dalam 1 dinding yang menunjukkan
Matriks
rekapitulasi hasil semua kelompok. Gunakan MB 3.1.1a dan MB 3.1.1b.
Rekapitulasi
 Fasilitasi kelompok dalam pleno untuk mengelompokkan jawaban- Hasil Diskusi
jawaban atas pertanyaan setelah mencermati kasusnya. Kelompok
 Pandu kelompok untuk menempelkan hasilnya menggunakan MB 3.1.1a Tugas-1 dan
dan MB 3.1.1b. Tugas-2
 Gunakan MB 3.1.1a dan MB 3.1.1b untuk analisis bersama. Lakukan (MB 3.1.1a) dan
diskusi kelas untuk memusyawarahkan hasil kelompok dan mencapai (MB 3.1.1b)
kesepakatan kolektif tentang:
a) Apakah ciri-ciri seorang manusia yang berdaya? – Tugas 2
Pertanyaan 2.
b) Apakah inti pemberdayaan manusia itu yang kemudian
disebut sebagai pemberdayaan sejati?
C. Konsep Pemberdayaan Masyarakat 10’
 Lakukan curah pendapat tentang: Lembar Tayang
1) “Apa itu pemberdayaan masyarakat”?. Konsep
2) “Apa prinsip-prinsip yang harus dipegang dalam pemberdayaan Pemberdayaan
masyarakat?” Masyarakat
 Minta peserta untuk mengkaitkan dengan hasil diskusi sebelumnya (MB 3.1.2)
tentang Ciri-ciri masyarakat berdaya dan pemberdayaan sejati.
 Berdasarkan hasil curah pendapat tersebut serta BB pemberdayaan
masyarakat, lakukan penjelasan seperlunya tentang Konsep
Pemberdayaan Masyarakat.
D. Faktor Penyebab Manusia Berdaya 20’
 Jelaskan bahwa berdasarkan pembahasan sebelumnya tentang hewan
dan manusia berdaya serta makna pemberdayaan manusia, maka kita
sudah dapat mengetahui “apa factor penyebab yang menentukan
seseorang berdaya atau tidak berdaya?”. Misalnya faktor aset/harta,
intelektual atau nurani. Minta dengan spontan, dan tulis jawaban
peserta pada flipchart. Stop Jika sudah muncul 2-3 faktor pembeda.
 Kaitkan dengan Masyarakat Pengelola Air Minum dan Sanitasi Perdesaan
yang berdaya. Jelaskan bahwa untuk mengetahui factor penyebab
manusia atau masyarakat berdaya, maka kita harus tahu ciri-ciri
masyarakat berdaya. Seperti apa yang sudah didiskusikan sebelumnya.
Sambil menunjukkan dan mengajak peserta melihat Ciri-Ciri masyarakat
Berdaya-Tanyakan kembali dan kaitkan dengan masyarakat pengelola air
Langkah-langkah Waktu Media Belajar

minum dan sanitasi perdesaan umumnya.


 Untuk itu, lakukan curah pendapat terstruktur dalam kelompok-
kelompok yang duduk berdekatan (2-3 orang). “Bayangkan bahwa lokasi
kerja pendampingan Anda saat ini sudah mencapai pada kondisi
“masyarakat berdaya” dalam mengelola air minum dan sanitasi
perdesaan. Tentu Anda melihat keseharian kondisi masyarakat berdaya
tersebut. Untuk itu, tuliskan dalam kartu-kartu meta plan “Apa ciri-ciri
masyarakat berdaya yang Anda lihat sehari-harinya?”. Pastikan bahwa 1
ciri ditulis dalam 1 kartu metaplan. Peserta bisa mengacu pada hasil
bedah kasus, tetapi harus dikaitkan dengan kondisi nyata.
 Minta kartu-kartu di tempel di dinding/kain sticky cloth.
 Kemudian bantu peserta untuk mengelompokkan kartu-kartu tersebut.
Berdasarkan ciri tersebut, ajak peserta untuk mengkaitkan dengan
“Faktor-Faktor yang menyebabkan Masyarakat Pengelola Air Minum
dan Sanitasi Berdaya atau tidak berdaya”.
 Lanjutkan dengan curah pendapat ”Langkah strategis apa yang perlu
dilakukan agar terjadi proses pemberdayaan sejati dalam pengelolaan
air minum dan sanitasi perdesaan?” atau supaya ciri-ciri masyarakat
pengelola air minum dan sanitasi berdaya bisa diwujudkan.
1) Rangkuman dan Penegasan 5’
 Jelaskan bahwa ”Manusia berdaya, adalah manusia yang mampu Lembar Tayang
memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri tanpa tergantung kepada orang Konsep
lain, namun bersedia untuk berbagi, peduli kepada sesama, mau Pemberdayaan
bekerjasama, mengembangkan diri, selalu belajar, mau berusaha keras, Masyarakat
mau menghargai sesama, dsb.” (MB 3.1.2)
 Untuk memastikan tujuan tercapai, ajukan pertanyaan kepada peserta
yang nampak kurang aktif selama proses:
1) Jelaskan pengertian pemberdayaan masyarakat Lembar Bacaan
Pemberdayaan
2) Sebutkan dan jelaskan ciri-ciri masyarakat pengelola air minum dan
Masyarakat
sanitasi yang berdaya
(BB 3.1)
3) Sebutkan dan jelaskan factor penyebab masyarakat berdaya atau
tidak berdaya.
 Ajak peserta untuk menyiapkan diri mengikuti SPB selanjutnya yang
sangat berkaitan dengan SPB ini. Katakan bahwa “peserta akan sangat
terbantu membangun pemahaman pada SPB selanjutnya jika SPB ini
sudah clear sebagai paradigm kunci”. Ajukan pertanyaan “apakah sudah
siap?”.
LK-3.1.1

KASUS DAN CURAH PENDAPAT


PEMBERDAYAAN HEWAN

Kasus 1a: Pemberdayaan Hewan


Di sebuah kota terjadi penggerebekan rumah yang memelihara binatang yang hampir
punah. Dalam rumah itu ditemukan seekor orang utan yang tak berdaya dengan tatapan
matanya yang layu. Melihat hal tersebut petugas pemerintah yang sangat peduli tersebut
segera mengirimkan orang utan tersebut ke Tanjung Puting di Kalimantan tempat
rehabilitasi orang utan dilakukan. Dalam pusat rehabiltasi orang utan inilah orang hutan
yang tak berdaya tersebut diberdayakan. Disini orang utan tersebut akan mendapat latihan
untuk “mempertahankan hidup”, seperti mencari makan, menjaga dan melindungi hak-
haknya, dsb. Oleh pedulinya yang dalam terhadap pelestarian binatang langka, enam bulan
kemudian petugas pemerintah tersebut memutuskan untuk melihat nasib binatang yang
malang dan tak berdaya itu. Sesampainya disana dia temukan kandang sudah kosong.
Pegawainya mengatakan dia sudah dilepas di hutan karena memang sudah menjadi orang
utan yang berdaya (orang utan sejati). Dengan bantuan pegawai tersebut dia masuk
kehutan dan menemukannya: seekor orang utan yang sungguh sangat berdaya.
Curah Pendapat:
a) Kondisi orang utan seperti apakah yang dia lihat setelah dia kembali enam bulan
kemudian?
b) Menurut pendapat Anda apakah orang utan yang berdaya adalah yang mampu
secara mandiri mencari makan dan mempertahankan hidupnya?
c) Apakah motivasi utama orang utan yang berdaya untuk berpindah dari satu wilayah
ke wilayah yang lain?
Kasus 1b : Pemberdayaan Hewan
Di hutan dimana orang utan tersebut hidup saat ini sedang mengalami musim kemarau
panjang dan hanya ada satu pohon yang berbuah yang lain sudah mati kekeringan padahal
ada lebih dari 20 orang utan yang sangat berdaya yang saat ini berada dihutan tersebut.
Curah Pendapat:
a) Apakah yang akan dilakukan oleh orang utan tersebut untuk mendapat makan
karena hanya ada 1 pohon yang berbuah sedang yang lain mengering?
b) Apakah pilihan (opsi) mereka dalam hal mendapatkan makanan tersebut?
c) Musim kemarau panjang telah menyebabkan sebagian hutan mulai gundul. Apakah
yang dapat dilakukan oleh orang utan yang berdaya ini dalam memperbaiki kondisi
lingkungan mereka?
d) Jadi apa saja yang dapat dilakukan orang utan yang berdaya?
LK-3.1.2

KASUS DAN PENUGASAN KELOMPOK


PEMBERDAYAAN HEWAN
”Menemukan Makna Hakiki Pemberdayaan Manusia”

Tugas – 1
1. Simak dan baca kembali kasus 1a dan 1b yang sudah dibahas dalam curah pendapat,
kemudian baca kasus 2 dengan cermat.
Kasus 1a: Pemberdayaan Hewan
Di sebuah kota terjadi penggerebekan rumah yang memelihara binatang yang hampir punah. Dalam
rumah itu ditemukan seekor orang utan yang tak berdaya dengan tatapan matanya yang layu.
Melihat hal tersebut petugas pemerintah yang sangat peduli tersebut segera mengirimkan orang
utan tersebut ke Tanjung Puting di Kalimantan tempat rehabilitasi orang utan dilakukan. Dalam
pusat rehabiltasi orang utan inilah orang hutan yang tak berdaya tersebut diberdayakan. Disini
orang utan tersebut akan mendapat latihan untuk “mempertahankan hidup”, seperti mencari
makan, menjaga dan melindungi hak-haknya, dsb. Oleh pedulinya yang dalam terhadap pelestarian
binatang langka, enam bulan kemudian petugas pemerintah tersebut memutuskan untuk melihat
nasib binatang yang malang dan tak berdaya itu. Sesampainya disana dia temukan kandang sudah
kosong. Pegawainya mengatakan dia sudah dilepas di hutan karena memang sudah menjadi orang
utan yang berdaya (orang utan sejati). Dengan bantuan pegawai tersebut dia masuk kehutan dan
menemukannya: seekor orang utan yang sungguh sangat berdaya.

Kasus 1b : Pemberdayaan Hewan


Di hutan dimana orang utan tersebut hidup saat ini sedang mengalami musim kemarau panjang
dan hanya ada satu pohon yang berbuah yang lain sudah mati kekeringan padahal ada lebih dari 20
orang utan yang sangat berdaya yang saat ini berada dihutan tersebut.

Kasus 2: Siapa Yang Paling Berdaya?


Di desa yg berdekatan dgn hutan tsb hiduplah suatu masyarakat manusia yg mengalami kemarau
panjang juga. Mengingat jml beras yg terbatas maka si A, cendekiawan & pengusaha kaya segera
membeli sebagian persediaan beras krn dia tidak ingin keluarganya kelaparan. Malah si A melihat
paceklik ini sbg peluang sehingga kemudian dia membeli lagi beras dlm jumlah besar utk dijual
kembali dgn harga yg menguntungkan. Si B yang tdk sekaya si A, berpendidikan tinggi & sangat
peduli dgn kaum miskin, secara sadar memutuskan membeli juga beras dlm jml besar utk dibagi-
bagikan ke keluarga miskin di desanya dan sisanya sedikit disimpan utk keluarganya. Si B ini juga
mengorganisasikan masyarakat desa utk bersama membangun saluran air dari sumber air yg
memang tak jauh dari desa tsb sehingga kemarau panjang ini dapat diatasi, Si C dan istrinya si D
adalah warga yg kurang mampu & hanya sanggup membeli ½ l per hari. Pada saat masak mereka
mendengar anak tetangganya (keluarga E) menangis karena lapar. Keluarga E ini memang memiliki
banyak anak & sangat miskin. Hati mereka tergerak maka mereka putuskan utk memberi separuh
nasi mereka tiap hari kpd tetangganya. Si F yg tinggal tak jauh dari si C & D adalah ahli kunci yg
handal, keahlian si F, dia gunakan utk membongkar toko si A utk mencuri beras.
2. Gunakan kartu-kartu metaplan (1 kelompok 1 warna kartu) untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang ada pada kasus ini.
3. Diskusikan dalam kelompok tentang “Siapa yang paling Berdaya?”.
Bila sangat berdaya diberi nilai (+5) dan sangat tidak berdaya (-5) dan selanjutnya seperti
tersebut di bawah ini :

 Sangat berdaya : +5
 Berdaya :1
 Sangat tidak berdaya : -5
 Yang lain berada pada skala +5 s/d –5,
 Angka 0 diberikan untuk mereka yang kurang berdaya dan tidak berbuat apa-apa.
Dengan menggunakan kejernihan akal dan nurani untuk menentukan urutan keberdayaan A, B,
C+D, E dan F serta berikanlah alasan mengapa kelompok anda memilih urutan tersebut.
Gunakan ”Tabel Peringkat Keberdayaan Manusiawi”.

Tugas 2
Setelah memahami keberdayaan hewani dan keberdayaan manusiawi coba diskusikan dalam
kelompok hal-hal tersebut di bawah ini:
a) Apa beda dan persamaan berdayanya si A dengan “orang utan” yang berdaya?
b) Jadi apakah ciri-ciri manusia yang berdaya?
c) Apakah ciri-ciri manusia yang berdaya tersebut dipunyai oleh laki-laki atau perempuan?
d) Jadi apakah definisi dan tujuan utama pemberdayaan manusia?

Tabel Peringkat Keberdayaan Manusiawi

Nama Orang
Nilai Alasan
(A, B, C+D, E, F)
+5

+4

+3

+2

+1

-1

-2

-3

-4

-5
MB-3.1.1a

Matriks Rekapitulasi Hasil Diskusi Kelompok Tugas – 1

Tabel Peringkat Keberdayaan Manusiawi Hasil 5 Kelompok

Nama Orang (A, B, C+D, E, F) setiap kelompok


Nilai
1 2 5 4 5

+5 (Sangat berdaya)

+4

+3

+2

+1 (Berdaya)

0 (kurang berdaya & tidak


berbuat apa-apa)

-1

-2

-3

-4

-5 (Sangat tidak berdaya)


MB-3.1.1b

Matriks Rekapitulasi Hasil Diskusi Kelompok Tugas-2

Pertanyaan dan Jawaban setiap kelompok


Kelompok 1. Apa beda dan 2. Jadi apakah ciri- 3. Apakah ciri-ciri 4. Jadi apakah
(tergantung persamaan ciri manusia yang manusia yang definisi dan
jumlah
berdayanya si A berdaya? berdaya tersebut tujuan utama
kelompok
dengan “orang dipunyai oleh pemberdayaan
diskusi)
utan” yang laki-laki atau manusia?
berdaya? perempuan?
1.

2.

3.

4.

5.
MB-3.1.2

Media Tayang
Konsep Pemberdayaan Masyarakat
-3.2. PP-3.2

SPB 3.2.
PENERAPAN KONSEP POD DAN INKLUSI SOSIAL DALAM PENDAMPINGAN
MASYARAKAT

TUJUAN:
Peserta dapat:
 Menjelaskan pengertian dan prinsip-prinsip pendampingan masyarakat,
 Mempraktikkan pendekatan Pembelajaran Orang Dewasa dalam proses pendampingan
masyarakat yang memberdayakan,
 Mempraktikan cara-cara membangun kesadaran kritis masyarakat,
 Menguraikan pentingnya pendekatan inklusi social (termasuk bagi kaum miskin,
perempuan dan disabilitas) dalam pendampinan masyarakat yang memberdayakan,
 Menjelaskan indikator inklusi social dalam pendampingan masyarakat.

MATERI:
 Pengertian pendampingan masyarakat,
 Prinsip pendampingan masyarakat,
 Konsep dan Praktik POD,
 Strategi membangun kesadaran kritis masyarakat,
 Pendekatan inklusi social dalam pendampingan masyarakat
 Indikator Inklusi social dalam pendampingan masyarakat

WAKTU:
2 JPL (90 menit)

METODE:
Curah pendapat, Diskusi Kelompok, Quiz, Permainan,

PERSIAPAN PENTING:
Menyiapkan Kertas-kertas label (1, 2 dan 3) serta kalung taling jika menggunakan PP Opsi-1,
Menyiapkan kartu-kartu pertanyaan untuk Quiz Gender dan Sosial, jika menggunakan PP
Opsi-2,

PROSES:

Langkah-langkah Waktu Media Belajar


A. Pengantar SPB 3.2 5’
 Jelaskan tentang:
- Sub Pokok Bahasan (SPB) serta tujuan yang diharapkan dari rangkaian Lembar
kegiatan pembelajaran kali ini. Tayang
Pembuka
- Serangkaian metode yang akan digunakan dalam proses pembelajaran
Sesi
selama 1 jam pelajaran. Gunakan PP-3.2.
(PP-3.2)
- Keterkaitan SPB ini dengan SPB sebelumnya, bahwa SPB ini merupakan
lanjutan dari SPB tentang Makna Hakiki Pemberdayaan Masyarakat
Langkah-langkah Waktu Media Belajar

sebelumnya.
 Untuk memastikan bahwa benar ada keterkaitan antar SPB, tanyakan:
“menurut Anda, apa keterkaitan antara SPB-Makna Hakiki Pemberdayaan
Masyarakat dengan SPB-ini (Penerapan Konsep POD dan Inklusi Sosial dalam
Pendampingan Masyarakat)?.
 Jelaskan bahwa berdasarkan keterkaitan tersebut, memberi keyakinan kita
semua bahwa untuk menerapkan konsep POD dan inklusi social dalam
pendampingan masyarakat memerlukan pemahaman mendalam tentang
makna hakiki pemberdayaan masyarakat.
B. Pengertian Pendampingan Masyarakat 15’
 Lakukan curah pendapat tentang “Apa yang dimaksud dengan
Pendampingan Masyarakat?”, “apa bedanya dengan Penyuluhan?’ Bahan Tayang
 Lanjutkan dengan pertanyaan “Sosok seperti apa pendamping masyarakat Pendampingan
itu?” Masyarakat
 Catat semua jawaban pada kertas plano. (MB 3.2.1)
 Ajak peserta untuk menyimpulkan/ merangkum dari jawaban-jawaban di
atas. Sebagai acuan, gunakan MB 3.2: slide …… dan rangkuman poin kunci di
bawah ini:

“PENYULUHAN VS PENDAMPINGAN”
Penyuluhan cenderung memposisikan Penyuluh sebagai pihak yang
tahu segalanya sementara masyarakat tidak tahu. Masalah masyarakat
akan teratasi jika masyarakat melaksanakan petunjuk dari Penyuluh.
Pendampingan adalah upaya membantu masyarakat agar mampu
mengatasi masalahnya sendiri. Pendamping adalah pribadi yang
membantu masyarakat agar mampu membantu dirinya sendiri.
Pendamping membantu masyarakat menemukan jalan keluar, bukan
memberikan/menunjukkan jalan keluar.
 Pendampingan menempatkan masyarakat sebagai kumpulan subyek
yang memiliki kemampuan menolong diri sendiri.
 Pendamping Masyarakat adalah seseorang/beberapa orang yang
melaksanakan fungsi dalam rangka Pendampingan, baik berasal dari
masyarakat sendiri ataupun dari luar masyarakat.
 Dalam konteks ini peranan pendamping diwujudkan dalam
kapasitasnya sebagai pihak yang membantu menemukan jalan
keluar, bukan sebagai pemecah masalah (problem solver) secara
langsung.

C. Ciri Utama Pendamping Masyarakat dan Prinsip Pendampingan 15’


Masyarakat
 Bagikan kartu-kartu meta plan (2 warna) kepada peserta.
 Minta peserta yang duduk berdekatan 2-3 orang untuk mendiskusikan dan
kemudian menjawab pertanyaan berikut (5 menit) :
1) Ciri utama apa yang harus dimiliki seorang Pendamping Masyarakat? –
Warna Kartu 1.
Langkah-langkah Waktu Media Belajar
2) Prinsip-prinsip apa yang harus dipegang oleh Pendamping Masyarakat?
– Warna Kartu 2.
 Sementara peserta menulis jawaban, Fasilitator menempelkan
pertanyaannya di papan.
 Minta peserta untuk menempelkan jawabannya di bawah pertanyaan yang
sudah ditempel.
 Lakukan diskusi pleno untuk merangkum dari hasil diskusi kelompok
tersebut. Hal yang sama digabungkan, hal yang kurang jelas minta
klarifikasi.
 Gunakan poin kunci berikut untuk menegaskan atau merangkum:
“CIRI UTAMA PENDAMPING DAN PRINSIP PENDAMPINGAN”
Ciri Utama Pendamping Masyarakat:
 Memiliki komitmen untuk pengembangan/pemberdayaan masyarakat
 Mempromosikan “pembebasan” masyarakat dari ketertinggalannya
 Mendorong dan percaya pada kemampuan dan kreativitas masyarakat
 Obyektif dan bebas dari prasangka, serta menghargai perspektif sosial yang
ada pada masyarakat.
Prinsip Pendampingan Masyarakat
 Pendamping bukan atasan dari masyarakat.
 Tidak “menggurui” masyarakat.
 Pendamping bukan pengambil keputusan bagi masyarakat.
 Bekerja berdasarkan kesepakatan bersama masyarakat
 Bekerja berdasarkan norma-norma atau adat-istiadat masyarakat.
 Menjaga hubungan yang harmonis dengan pihak-pihak terkait.
 Tidak mengambil manfaat/keuntungan dari masyarakat.
Bahan Tayang
 Sebagai acuan gunakan MB 3.2.: slide…..5 dan BB 3.2. Pendampingan
Masyarakat
(MB 3.2.1)
D. Konsep Pembelajaran Orang Dewasa (POD) 15’
 Tanyakan kepada 1-2 orang peserta tentang “Apa keterkaitan mendasar
antara Prinsip Pemberdayaan Masyarakat dengan Konsep Dasar POD?.
 Sampaikan bahwa karena keterkaitan itulah, maka Anda sebagai Fasilitator
harus betul-betul mendalami konsep dasar POD ini.
 Ajak peserta berbagi pengalaman (brainstorming) dengan meminta untuk:
1) Memfokuskan pada pertemuan yang pernah diikuti (rapat di kantor,
musrenbang, diskusi multipihak tentang Air Minum dan Sanitasi
Perdesaan, dll). Apa yang dirasakan? Apakah peserta merasa “terlibat”? Lembar
2) Berbagi pengalaman tentang siapa yang memandu (baca: memfasilitasi) Bacaan
kelompok tersebut? Apakah peserta menyukainya? Apakah mereka (BB 3.2)
membuat peserta merasa penting dan didengarkan?.
 Jelaskan bahwa mereka semua adalah orang dewasa yang belajar terus dari Bahan Tayang
kehidupan. Konsep POD
 Berdasarkan hasil diskusi dan BB (3.2), jelaskan seperlunya tentang Siklus (MB 3.2.2)
dan Prinsip POD.
E. POD dalam Tindakan Nyata Pendampingan Masyarakat 15’
Langkah-langkah Waktu Media Belajar

 Ajak peserta untuk memperagakan langsung bagaimana POD diterapkan


dalam proses pendampingan.
 Mulailah dengan menjelaskan bahwa sebelum kita belajar lebih banyak Lembar
dalam pelatihan ini, kita harus mempunyai pengertian yang lebih baik Bacaan
tentang bagaimana kita belajar. Selama hidup, kita terus-menerus belajar, (BB 3.2)
dari bayi, menjadi anak-anak kemudian sampai dewasa.
 Jelaskan bahwa sesi ini akan fokus pada cara bagaimana orang dewasa
belajar. Terangkan bahwa hal ini akan tercapai melalui refleksi dan analisis
terhadap pengalaman-pengalaman pembelajaran kita yang terbaik.
 Ajaklah setiap peserta selama 2 menit untuk berpikir ke masa lalu, kemudian
memilih satu peristiwa atau pengalaman dalam pendampingan atau
pemberdayaan masyarakat yang mereka ingat sebagai pengalaman belajar
yang sangat baik/berkesan. Kalau perlu, berikan contoh.
 Minta agar peserta berpasang-pasangan di tempat duduk yang terdekat dan
saling menceritakan pengalaman masing-masing selama 2-3 menit. Masing-
masing harus mengajukan pertanyaan:
1) Apa yang anda pelajari?
2) Bagaimana cara belajarnya?
3) Siapa yang membantu anda belajar? Apa hubunganmu dengan
orang itu?
4) Dalam situasi seperti apa anda belajar hal itu?
5) Kenapa anda belajar hal itu?
 Sementara peserta sedang berbagi pengalaman, siapkan tabel atau dengan
kartu-kartu di depan dalam 5 kolom: apa, bagaimana, siapa, dimana,
kenapa.
 Setelah 3 menit, minta agar 3-4 pasang terdekat berkumpul untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan dan menuliskannya pada tabel di depan sebagai
temuan bersama (3-4 pasang) dari proses belajar/sharing. Sesudah tabel diisi
dengan beberapa contoh, tanyakan kepada peserta “apakah mereka dapat
simpulkan mengenai – apa, bagaimana, siapa, dimana, dan kenapa -- dari
peristiwa-peristiwa pembelajaran kita”.
 Perkenalkan kesimpulan-kesimpulan:
Prinsip-prinsip dasar pembelajaran orang dewasa: partisipatif/ reflektif/
pengalaman, penghormatan, lingkungan yang aman dan nyaman,
kebutuhan langsung (lihat kertas plano-yang sudah disiapkan sebelumnya).
Kaitkan dengan siklus belajar orang dewasa (Mengungkapkan pengalaman-
Mengolah-Menganalisis-Menyimpulkan-Menerapkan kembali).
 Tanyakan “apakah para peserta bisa menghubungkan prinsip-prinsip itu
dengan pengalaman pribadi mereka dalam melakukan pendampingan
masyarakat untuk isu air minum dan sanitasi?”. Ajukan pertanyaan-
pertanyaan berikut : Bahan
1) Menurut anda, apakah prinsip-prinsip itu hanya berlaku bagi Tayang
pembelajaran orang dewasa di tempat-tempat tertentu atau Prinsip POD
secara umum sama diseluruh dunia (universal)? (MB 3.2.3)
2) Apakah menurut anda ini merupakan gagasan-gagasan yang
Langkah-langkah Waktu Media Belajar

modern?.
 Beri tekanan pada pentingnya pengalaman – orang dewasa (dalam hal ini
masyarakat desa penerima manfaat air minum dan sanitasi, perangkat desa,
BPSPAMS dan pihak lainnya), paling bagus belajarnya kalau apa yang mereka
pelajari berkaitan langsung dengan pengalaman sehari-hari mereka, dan
bahwa apa yang mereka temukan sendiri bisa digunakan. Sebagai Fasilitator,
kita harus berusaha sedapat mungkin untuk merancang dan memfasilitasi hal
ini di lapangan.
Kunci kesuksesan praktik ini adalah menggali prinsip-prinsip pembelajaran
orang dewasa dari pengalaman/peristiwa yang diceritakan oleh para
peserta, bukan dipresentasikan sebagai teori yang abstrak. Kalau Fasilitator
berhasil melakukan hal ini, para peserta akan cenderung menerima dan
menyadari bahwa walaupun prinsip-prinsip itu sifatnya universal, sebagian
besar pelatihan dan pendidikan konvensional tidak mengikuti prinsip-
prinsip tersebut.

F. Konsep Dasar dan Indikator Inklusi Sosial dalam Pendampingan 20’


Masyarakat
OPSI – 1 FASILITASI BAGIAN – F
 Secara cepat, bagi kelompok menjadi 2-3 (masing-masing kelompok terdiri
maksimal 15 anggota).
 Masing-masing peserta akan diberikan kertas LABEL-1 berisi status sosial
asli (given status) atau kondisi lahir seseorang, seperti “anak bupati”,
“perempuan”, “waria”, “etnis China”, “anak kepala suku”, “tuna rungu”,
“adik Ketua DPRD” , “darah biru”, “anak kyai”, “istri kepala desa”,
“terinfeksi HIV/AIDs” dan seterusnya.
 Peserta diminta untuk mengenakan label masing-masing kemudian
membentuk barisan sesuai urutan dimulai dari yang paling berpengaruh
sampai yang paling termarginalkan secara sosial. Lakukan diskusi refleksi
terhadap urutan tersebut berdasarkan situasi riil di masyarakat perdesaan.
 Peserta mendapatkan label berikutnya LABEL-2, berupa tingkat
pendidikan, atau kemampuan/ketidakmampuan yang dimiliki seperti
“tidak percaya diri”, “Jago diplomasi”, “ahli organisasi”, lulusan S2 dari
Amerika”, “ahli fotografi”, “pandai bermain musik”, “tidak bisa internet”,
“kurang mau bergaul”, “tidak lancar membaca dan menulis” dll. Sekarang
masing-masing orang memiliki dua label dengan kombinasi yang menarik.
Minta peserta untuk kembali membentuk formasi sesuai dengan label yang
diperoleh dari yang memiliki pendidikan/keahlian/ kemampuan dan
pengaruh paling tinggi/ hingga paling rendah. Lakukan diskusi refleksi atas
formasi tersebut. “Situasi apa ini?”, “Apakah ada hubungan label status
social dan label pendidikan?”
 Berikan LABEL-3 yang menggambarkan statusnya saat ini, misalnya
“Camat”, “Pedagang Kelontong”, “Petani”, “Mahasiswa”, “Direktur LSM”,
“Ketua BPSPAMS” “Kepala Desa”, “Anggota Dewan”, “Pemain Band”,
“Pengusaha Kerupuk”, “Ketua RT”, “Kader AMPL”, “Pemilik Perkebunan”,
Langkah-langkah Waktu Media Belajar

“Pemilik Mata Air”,dst.


 Dengan kombinasi 3 label tersebut, minta peserta menyusun formasi
berurutan dari yang paling berpengaruh di masyarakat hingga yang
terekslusi. Kemudian minta peserta membuat lingkaran dan mendiskusikan
makna permainan tadi dengan mengajukan pertanyaan:
1) Apa yang menyebabkan seseorang menjadi termarjinalkan secara sosial?
2) Mengapa setiap satu label ditambahkan, formasi kelompok akan
berubah?
3) Apa yang menyebabkan status seseorang bisa berubah?
4) Betulkah kapasitas seseorang sangat menentukan perubahan status?
 Berdasarkan permainan tadi, jelaskan secara singkat tentang kelompok
marjinal (kelompok terekslusi) di masyarakat. Siapa saja mereka dan
bagaimana umumnya mereka diperlakukan di masyarakat.

“INKLUSI SOSIAL”
 Kelompok marjinal seringkali tidak terlihat sehingga tidak dilibatkan
dalam proses pengambilan keputusan dan tidak bisa mengakses
sarana air minum dan sanitasi yang memadai.
 Oleh karena itu, seorang fasilitator perlu mengetahui pendekatan
inklusi sosial, yakni pendekatan yang memungkinkan semua
komponen masyarakat, baik yang paling terpengaruh maupun yang
paling termarjinalkan berpartisipasi dalam pembangunan air minum
dan sanitasi perdesaan.
 Untuk mengkaitkan dengan pendampingan masyarakat, ajukan pertanyaan
“Mengapa pendampingan masyarakat dalam Pamsimas harus
menggunakan pendekatan inklusi social?.
 Jelaskan bahwa prinsip inklusi sosial bisa kita mulai terapkan pada praktik
selanjutnya selama pelatihan termasuk kasus-kasus yang akan dibahas.

OPSI – 2 FASILITASI BAGIAN – F


 Lakukan curah pendapat “apa yang dipahami tentang-Inklusi Sosial?”. Catat
jawaban peserta pada kertas plano.
 Untuk membuktikan pentingnya pendekatan inklusi sosial dalam
pendampingan, ajak peserta untuk bermain “Angin Bertiup” sebagai berikut:
1) Siapkan kartu-kartu (tidak lebih dari 8) yang sudah ditulisi: (Memakai ikat
pinggang, Memakai Kaca Mata, Menggunakan Jam Tangan, Menggunakan
Sepatu, Punya anak lebih dari 2, Belum menikah, dan lain sebagainya-sesuaikan
dengan situasi dan kondisi peserta).
2) Bagikan kartu tebal yang sudah diisi isolasi sebagai perekat ke lantai kepada
setiap peserta.
3) Minta peserta membentuk lingkaran, kartu ditempel dengan kuat di lantai
dimana peserta berdiri. Kartu diinjak. Tetapi pastikan bahwa Anda yang berada
di tengah lingkaran, tidak menggunakan dan tidak menginjak kartu.
Langkah-langkah Waktu Media Belajar

4) Letakkan kartu-kartu metaplan yang sudah ditulisi dengan tulisan menghadap


kabawah-tertutup (tidak kelihatan).
5) Jelaskan petunjuk permainannya. Katakan bahwa “saya akan menyebutkan -
Angin Bertiup-”, kemudian minta semua peserta mengucapkan pertanyaan
“bertiup kemana?”. Ambil satu kartu di lantai, kemudian baca, jika pada kartu
tertulis “yang memakai ikat pinggang”, maka peserta yang menggunakan ikat
pinggang HARUS berpindah dan mendesak peserta lain yang juga menggunakan
ikat pinggang. Saat itulah orang yang ditengah harus berebut mencari tempat
yang kosong (dan menginjak kartu yang tertempel di lantai). Begitu seterusnya
sampai kartu-kartu meta plan yang ditengah habis.
 Di akhir permainan lakukan refleksi dengan pertanyaan kunci”:
1) Apa yang terjadi?
2) Adakah persoalan marjinalisasi dalam hal ini?. Pada situasi apa dalam
permainan terjadi marjinalisasi?
3) Siapa yang umumnya terkena marjinalisasi?, Adakah ketidak adilan?
Adakah proses pengambilan keputusan?, kemudian bagaimana tindakan
pasca pengambilan keputusan?
4) Bagaimana marjinalisasi terjadi dalam permainan tadi?
5) Bagaimana marjinalisasi terjadi jika dikaitkan dengan situasi masyarakat
dalam konteks pengelolaan air mimun dan sanitasi di lapangan?
 Berdasarkan proses pengambilan keputusan kemudian dikaitkan dengan
akses dan control dalam permainan tadi, lanjutkan pembahasan konsep
inklusi social dengan metode QUIZ.
 Bagikan 5 kartu metaplan 5 warna kepada setiap peserta. Pastikan arti dari
setiap warna kartu yaitu 1-LAKI, 2-PEREMPUAN, 3-KAYA, 4-MISKIN dan 5-
DISABILITAS.
 Jelaskan apa arti “Disabilitas” yaitu: orang yang memiliki keterbatasan fisik,
mental, intelektual, atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam
berinteraksi dengan lingkungan dan sikap masyarakatnya dapat menemui Bahan Tayang
hambatan yang menyulitkan untuk berpartisipasi penuh dan efektif Konsep Inklusi
berdasarkan kesamaan hak. Sosial dalam
 Pertanyaan ditulis dalam potongan kertas plano, dan dibaca satu per satu, Pendampingan
kemudian minta peserta secara bertahap mengangkap kartu jawaban Masyarakat
Pertama: LAKI atau PEREMPUAN, setelah selesai menghitung suara, baru (MB 3.2.5)
minta mengangkat kartu Kedua: KAYA atau MISKIN, dan yang terakhir
apakah DISABILITAS atau tidak. Hitung jumlah suara dan tulis jumlahnya
dalam kolom seperti matriks, gunakan LK 3.2.1. Lembar
 Hingga pertanyaan terakhir. Minta peserta focus melihat dan merefleksikan Bacaan
hasil Quiz dengan pertanyaan kunci: (BB 3.2)
1) Apa yang terjadi?
2) Siapa (Laki atau Perempuan) dan (Kaya atau Miskin) yang paling banyak
kelihatan terlibat?.
3) Pada hal apa perempuan paling banyak terlibat?
4) Pada hal apa laki paling banyak terlibat?
Langkah-langkah Waktu Media Belajar
5) Pada hal apa orang kaya paling banyak terlibat?
6) Pada hal apa orang miskin paling banyak terlibat?
7) Apakah terjadi ketimpangan?. Apakah terjadi marjinalisasi?
8) Mengapa timpang?
9) Siapa yang kita sebut termarjinalisasi?
10) Jadi … apakah penting memastikan semua komponen terlibat?, semua
unsur ikut mengambil keputusan?. --- itulah yang kita sebut INKLUSI
SOSIAL.
11) Bagaimana harus diperbaiki?
 Berdasarkan Quiz dan analisis hasilnya, tentu kita bisa mengidentifikasi “Apa
IndikAtor utama Inklusi Sosial dalam pendampingan masyarakat?
 Lakukan curah pendapat, catat jawaban peserta pada kertas plano. Pastikan
bahwa Indikator akan berkaitan dengan 3 pertanyaan utama
1) Siapa yang ikut serta?
2) Siapa yang memutuskan?
3) Siapa yang mendapat manfaat?
 Buat rangkuman secukupnya.
 Jelaskan bahwa prinsip inklusi sosial bisa kita mulai terapkan pada praktik
selanjutnya selama pelatihan termasuk kasus-kasus yang akan dibahas.
G. Rangkuman dan Penegasan 3’
 Manusia berdaya, adalah manusia yang mampu memenuhi kebutuhan Bahan Tayang
hidupnya sendiri tanpa tergantung kepada orang lain, namun bersedia untuk Pendampingan
Masyarakat
berbagi, peduli kepada sesama, mau bekerjasama, mengembangkan diri,
(MB 3.2)
selalu belajar, mau berusaha keras, mau menghargai sesama, dsb
 Untuk memastikan tujuan tercapai, ajukan pertanyaan kepada peserta yang
nampak kurang aktif selama proses:
Lembar
1) Jelaskan pengertian pemberdayaan manusia Bacaan
2) Sebutkan dan jelaskan ciri-ciri masyarakat pengelola air minum dan (BB 3.2)
sanitasi berdaya
3) Sebutkan dan jelaskan factor penyebab manusia berdaya atau tidak
berdaya.
4) Apa Konsep dasar pembelajaran orang dewasa?
5) Bagimana Konsep POD tersebut diterjemahkan atau digunakan untuk
pemberdayaan dan pendampingan masyarakat?
6) Berikan contoh tindakan nyata dalam menerapkan POD untuk
pendampingan masyarakat.
 Ajak peserta untuk menyiapkan diri mengikuti SPB selanjutnya yang sangat
berkaitan dengan SPB ini. Katakan bahwa “peserta akan sangat terbantu
untuk membangun pemahaman pada SPB selanjutnya jika SPB ini sudah
clear sebagai paradigm kunci”. Ajukan pertanyaan “apakah sudah siap?”.
MB 3.2.1

Bahan Tayang
Pendampingan Masyarakat
MB 3.2.2

Bahan Tayang
Konsep Pembelajaran Orang Dewasa
MB 3.2.3

Bahan Tayang
Prinsip Pembelajaran Orang Dewasa
LK 3.2.1

Matriks Rekapitulasi
Hasil Quiz Gender dan Sosial

Jumlah peserta yang mengangkat kartu


Pernyataan
Laki Perempuan Kaya Miskin Disabilitas
1 2 3 4

1. Siapa yang memprakarsai adanya


program/kegiatan masyarakat?
2. Siapa yang mendapat informasi
mengenai rincian program?
3. Siapa yang terlibat dalam
penentuan jenis pilihan teknologi
sarana?
4. Siapa yang terlibat dalam
penentuan tingkat pelayanan air
minum?
5. Siapa yang terlibat dalam
penentuan lokasi sarana?
6. Siapa yang terlibat dalam
penentuan komposisi/orang yang
tergabung dalam badan pengelola?
7. Siapa menentukan pengaturan
untuk operasi dan pemeliharaan
sarana
8. Siapa yang terlibat dalam penentuan
sistem keuangan pelayanan (seperti:
waktu pembayaran, pembebasan,
penunggakan, cara pengumpulan
iuran, penyimpanan uang, dll)?
9. Siapa yang terlibat dalam
penentuan orang yang dilatih?
10. Siapa yang paling sering hadir
gotong royong?
11. Siapa yang menyiapkan minum dan
makanan saat masyarakat gotong
royong?
12. Siapa yang ikut pertemuan-
pertemuan masyarakat?
MB 3.2.5

Bahan Tayang
Konsep Inklusi Sosial dalam Pendampingan Masyarakat
PP-3.3

SPB 3.3
PENDAMPINGAN MASYARAKAT DALAM PAMSIMAS

TUJUAN:
Peserta dapat:
 Menguraikan bagaimana prinsip pemberdayaan masyarakat diterapkan di dalam
pendampingan masyarakat program Pamsimas.
 Menguraikan bagaimana prinsip pendampingan masyarakat diterapkan dalam Pamsimas.
 Menjelaskan contoh-contoh pendampingan masyarakat yang memberdayakan termasuk
dalam program Pamsimas.

MATERI:
 Praktik/penerapan prinsip pemberdayaan masyarakat dalam Pamsimas
 Prinsip pendampingan masyarakat dalam Pamsimas
 Contoh-contoh pendampingan masyarakat yang memberdayakan.

WAKTU:
1 JPL (45 menit)

METODE:

PERSIAPAN PENTING:
 Memastikan hasil diskusi SPB 3.2 sebelumnya menjadi Media dalam SPB 3.3.
 Mempelajari kasus pengalaman pendampingan masyarakat yang memberdayakan.

PROSES

Langkah-langkah Waktu Media Belajar


A. Pengantar SPB 3.2 5’
 Jelaskan tentang:
- Sub Pokok Bahasan (SPB) serta tujuan yang diharapkan dari Lembar Tayang
rangkaian kegiatan pembelajaran kali ini. Pembuka Sesi
- Serangkaian metode yang akan digunakan dalam proses (PP-3.3)
pembelajaran selama 1 jam.
- Keterkaitan SPB ini dengan SPB sebelumnya dalam pelatihan,
bahwa SPB ini merupakan lanjutan dari SPB tentang Konsep Dasar
Pendampingan Masyarakat sebelumnya.
 Minta 1-2 orang peserta untuk menjelaskan “apa keterkaitan antara
SPB sebelumnya dengan SPB 3.3 Pendampingan Masyarakat dalam
Pamsimas?”.
 Jelaskan bahwa karena keterkaitan tersebut, maka Anda sebagai
Fasilitator harus mendalami bagaimana POD, prinsip inklusi social dan
prinsip pemberdayaan masyarakat dipraktikkan dalam konteks
pendampingan masyarakat dalam program Pamsimas.
B. Praktik/Penerapan Prinsip Pemberdayaan Masyarakat dalam 15’
Langkah-langkah Waktu Media Belajar
Pendampingan Masyarakat di Pamsimas
 Gunakan hasil pada SPB 3.1. Pemberdayaan dan 3.2 Pendampingan Hasil Kesimpulan
SPB 3.1. dan SPB 3.2
untuk menemukan prinsip-prinsip pemberdayaan yang akan
dijabarkan/ diterjemahkan kedalam konteks pendampingan (MB 3.3.)
masyarakat Pamsimas.
Matriks Hasil Diskusi
 Tempel kembali prinsip tersebut dan minta kelompok kecil 2-3 orang Rumusan Strategi
yang duduk berdekatan untuk merumuskan jawaban pertanyaan “apa menerapkan dalam
bentuk/strategi kongkrit yang bisa diterapkan dalam konteks pendampingan
pendampingan masyarakat program Pamsimas dari setiap prinsip program Pamsimas
tersebut?”. Gunakan LK 3.3. (LK 3.3.)

C. Contoh-contoh Pendampingan Masyarakat yang 20’


Memberdayakan
 Bagi peserta menjadi beberapa kelompok (@ 5-6 orang/kelompok). Lembar Kasus
 Bagikan lembar kasus yang berisi berbagai pengalaman pendampingan (LK 3.3.)
masyarakat LK 3.3….
 Jelaskan secara singkat apa yang harus dilakukan oleh kelompok sesuai
LK 3.3….
 Lakukan refleksi dan diskusi cerdas dalam pleno dengan pertanyaan
kunci:
1) Apakah pendampingan masyarakat yang memberdayakan
tersebut, mungkin diterapkan di program Pamsimas?.
2) Apa tips penting supaya pendampingan masyarakat di
Pamsimas betul-betul terbukti untuk pemberdayaan dan
menerapkan POD serta prinsip inklusi social?.
D. Rangkuman dan Penegasan 5’
 Untuk memastikan sejauhmana tujuan SPB tercapai, ajukan
pertanyaan kepada beberapa orang yang selama sesi nampak kurang
aktif:
1) Jelaskan bagaimana prinsip pemberdayaan masyarakat diterapkan
di dalam pendampingan masyarakat program Pamsimas. Lembar Bacaan
2) Uraikan bagaimana prinsip pendampingan masyarakat diterapkan Pemberdayaan
dalam Pamsimas. dan
3) Berikan contoh pendampingan masyarakat yang memberdayakan Pendampingan
termasuk dalam program Pamsimas. Masyarakat
 Tutup sesi dengan menyampaikan bahwa ”pemahaman mendasar (BB 3)
tentang PB Pemberdayaan dan Pendampingan Masyarakat sangat
membantu bagaimana menyambungkan dengan PB selanjutnya”.
“Pemberdayaan masyarakat dengan prinsip POD dan inklusi social
akan menjadi landasan bagaimana pendampingan menjadi
bermakna dalam mewujudkan tujuan Pamsimas”.
 Beri penegasan dan sesekali lakukan klarifikasi ke peserta untuk
rangkuman PB 3 ini bahwa:
1) Pemahaman Fasilitator secara mendalam tentang makna hakiki
Langkah-langkah Waktu Media Belajar

pemberdayaan masyarakat, akan memperkuat kesadaran bahwa


membangun sarana tidak akan memberi manfaat banyak jika
manusianya tidak dibangun.
2) Membangun manusia dalam kerangka pemberdayaan masyarakat
dilakukan secara kongkrit melalui pendampingan masyarakat.
3) Pendampingan masyarakat untuk tujuan pemberdayaan harus
dibarengi dengan proses membangun kesadaran kritis masyarakat,
bukan mengharuskan karena berbagai aturan dan syarat program,
tetapi menerapkan sistem pembelajaran orang dewasa, inklusi
social, sehingga kaum marginal tidak hanya menjadi penonton
karena air dan sanitasi adalah hak dasar setiap manusia.

Anda mungkin juga menyukai