PENGANTAR :
Program Pamsimas menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama dan sekaligus sebagai
penanggungjawab pelaksanaan kegiatan. Hal tersebut terbukti dengan menempatkan
pemberdayaan masyarakat sebagai salah satu komponen program. Komponen ini bertujuan
memampukan masyarakat untuk mengorganisasi dirinya, merencanakan, mengelola dan
menjaga keberlanjutan pelayanan air minum dan sanitasi yang aman.
Berbagai tuntutan program tersebut yang harus dipenuhi fasilitator, akan dibahas dalam
Pokok Bahasan 3 ini selama 3 jam melalui metode study kasus, testimony, berbagai
penugasan baik individu maupun kelompok untuk pendalaman prinsip dan pendekatan
pemberdayaan masyarakat.
TUJUAN UMUM :
Peserta memahami konsep pendampingan yang memberdayakan masyarakat melalui
implementasi pendekatan POD dan inclusive social.
METODE :
Ceramah dan Tanya Jawab
Study Kasus
Curah Pendapat
Penugasan
Diskusi Kelompok
Diskusi Pleno
Sharing
WAKTU :
5 JPL (225 menit)
PP-3.1
SPB 3.1.
MAKNA HAKIKI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
TUJUAN:
Peserta dapat:
Menguraikan perbedaan hakiki antara manusia yang tidak berdaya, berdaya & mandiri,
Menguraikan makna pemberdayaan masyarakat,
Menjelaskan prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat,
Menjelaskan factor penentu yang menyebabkan masyarakat berdaya.
MATERI:
Makna hakiki pemberdayaan manusia
Ciri-ciri masyarakat berdaya
Konsep dan prinsip pemberdayaan masyarakat
Faktor penyebab masyarakat berdaya
WAKTU:
2 JPL (90 menit)
METODE:
Diskusi Kelompok membedah kasus, Curah Pendapat, Diskusi Pleno dan Sharing
PERSIAPAN PENTING:
Fasilitator/Pemandu harus membaca dengan cermat kasus yang akan digunakan dalam
diskusi.
Menggandakan lembar kasus yang akan dibagikan kepada setiap peserta.
PROSES:
Tugas – 1
1. Simak dan baca kembali kasus 1a dan 1b yang sudah dibahas dalam curah pendapat,
kemudian baca kasus 2 dengan cermat.
Kasus 1a: Pemberdayaan Hewan
Di sebuah kota terjadi penggerebekan rumah yang memelihara binatang yang hampir punah. Dalam
rumah itu ditemukan seekor orang utan yang tak berdaya dengan tatapan matanya yang layu.
Melihat hal tersebut petugas pemerintah yang sangat peduli tersebut segera mengirimkan orang
utan tersebut ke Tanjung Puting di Kalimantan tempat rehabilitasi orang utan dilakukan. Dalam
pusat rehabiltasi orang utan inilah orang hutan yang tak berdaya tersebut diberdayakan. Disini
orang utan tersebut akan mendapat latihan untuk “mempertahankan hidup”, seperti mencari
makan, menjaga dan melindungi hak-haknya, dsb. Oleh pedulinya yang dalam terhadap pelestarian
binatang langka, enam bulan kemudian petugas pemerintah tersebut memutuskan untuk melihat
nasib binatang yang malang dan tak berdaya itu. Sesampainya disana dia temukan kandang sudah
kosong. Pegawainya mengatakan dia sudah dilepas di hutan karena memang sudah menjadi orang
utan yang berdaya (orang utan sejati). Dengan bantuan pegawai tersebut dia masuk kehutan dan
menemukannya: seekor orang utan yang sungguh sangat berdaya.
Sangat berdaya : +5
Berdaya :1
Sangat tidak berdaya : -5
Yang lain berada pada skala +5 s/d –5,
Angka 0 diberikan untuk mereka yang kurang berdaya dan tidak berbuat apa-apa.
Dengan menggunakan kejernihan akal dan nurani untuk menentukan urutan keberdayaan A, B,
C+D, E dan F serta berikanlah alasan mengapa kelompok anda memilih urutan tersebut.
Gunakan ”Tabel Peringkat Keberdayaan Manusiawi”.
Tugas 2
Setelah memahami keberdayaan hewani dan keberdayaan manusiawi coba diskusikan dalam
kelompok hal-hal tersebut di bawah ini:
a) Apa beda dan persamaan berdayanya si A dengan “orang utan” yang berdaya?
b) Jadi apakah ciri-ciri manusia yang berdaya?
c) Apakah ciri-ciri manusia yang berdaya tersebut dipunyai oleh laki-laki atau perempuan?
d) Jadi apakah definisi dan tujuan utama pemberdayaan manusia?
Nama Orang
Nilai Alasan
(A, B, C+D, E, F)
+5
+4
+3
+2
+1
-1
-2
-3
-4
-5
MB-3.1.1a
+5 (Sangat berdaya)
+4
+3
+2
+1 (Berdaya)
-1
-2
-3
-4
2.
3.
4.
5.
MB-3.1.2
Media Tayang
Konsep Pemberdayaan Masyarakat
-3.2. PP-3.2
SPB 3.2.
PENERAPAN KONSEP POD DAN INKLUSI SOSIAL DALAM PENDAMPINGAN
MASYARAKAT
TUJUAN:
Peserta dapat:
Menjelaskan pengertian dan prinsip-prinsip pendampingan masyarakat,
Mempraktikkan pendekatan Pembelajaran Orang Dewasa dalam proses pendampingan
masyarakat yang memberdayakan,
Mempraktikan cara-cara membangun kesadaran kritis masyarakat,
Menguraikan pentingnya pendekatan inklusi social (termasuk bagi kaum miskin,
perempuan dan disabilitas) dalam pendampinan masyarakat yang memberdayakan,
Menjelaskan indikator inklusi social dalam pendampingan masyarakat.
MATERI:
Pengertian pendampingan masyarakat,
Prinsip pendampingan masyarakat,
Konsep dan Praktik POD,
Strategi membangun kesadaran kritis masyarakat,
Pendekatan inklusi social dalam pendampingan masyarakat
Indikator Inklusi social dalam pendampingan masyarakat
WAKTU:
2 JPL (90 menit)
METODE:
Curah pendapat, Diskusi Kelompok, Quiz, Permainan,
PERSIAPAN PENTING:
Menyiapkan Kertas-kertas label (1, 2 dan 3) serta kalung taling jika menggunakan PP Opsi-1,
Menyiapkan kartu-kartu pertanyaan untuk Quiz Gender dan Sosial, jika menggunakan PP
Opsi-2,
PROSES:
sebelumnya.
Untuk memastikan bahwa benar ada keterkaitan antar SPB, tanyakan:
“menurut Anda, apa keterkaitan antara SPB-Makna Hakiki Pemberdayaan
Masyarakat dengan SPB-ini (Penerapan Konsep POD dan Inklusi Sosial dalam
Pendampingan Masyarakat)?.
Jelaskan bahwa berdasarkan keterkaitan tersebut, memberi keyakinan kita
semua bahwa untuk menerapkan konsep POD dan inklusi social dalam
pendampingan masyarakat memerlukan pemahaman mendalam tentang
makna hakiki pemberdayaan masyarakat.
B. Pengertian Pendampingan Masyarakat 15’
Lakukan curah pendapat tentang “Apa yang dimaksud dengan
Pendampingan Masyarakat?”, “apa bedanya dengan Penyuluhan?’ Bahan Tayang
Lanjutkan dengan pertanyaan “Sosok seperti apa pendamping masyarakat Pendampingan
itu?” Masyarakat
Catat semua jawaban pada kertas plano. (MB 3.2.1)
Ajak peserta untuk menyimpulkan/ merangkum dari jawaban-jawaban di
atas. Sebagai acuan, gunakan MB 3.2: slide …… dan rangkuman poin kunci di
bawah ini:
“PENYULUHAN VS PENDAMPINGAN”
Penyuluhan cenderung memposisikan Penyuluh sebagai pihak yang
tahu segalanya sementara masyarakat tidak tahu. Masalah masyarakat
akan teratasi jika masyarakat melaksanakan petunjuk dari Penyuluh.
Pendampingan adalah upaya membantu masyarakat agar mampu
mengatasi masalahnya sendiri. Pendamping adalah pribadi yang
membantu masyarakat agar mampu membantu dirinya sendiri.
Pendamping membantu masyarakat menemukan jalan keluar, bukan
memberikan/menunjukkan jalan keluar.
Pendampingan menempatkan masyarakat sebagai kumpulan subyek
yang memiliki kemampuan menolong diri sendiri.
Pendamping Masyarakat adalah seseorang/beberapa orang yang
melaksanakan fungsi dalam rangka Pendampingan, baik berasal dari
masyarakat sendiri ataupun dari luar masyarakat.
Dalam konteks ini peranan pendamping diwujudkan dalam
kapasitasnya sebagai pihak yang membantu menemukan jalan
keluar, bukan sebagai pemecah masalah (problem solver) secara
langsung.
modern?.
Beri tekanan pada pentingnya pengalaman – orang dewasa (dalam hal ini
masyarakat desa penerima manfaat air minum dan sanitasi, perangkat desa,
BPSPAMS dan pihak lainnya), paling bagus belajarnya kalau apa yang mereka
pelajari berkaitan langsung dengan pengalaman sehari-hari mereka, dan
bahwa apa yang mereka temukan sendiri bisa digunakan. Sebagai Fasilitator,
kita harus berusaha sedapat mungkin untuk merancang dan memfasilitasi hal
ini di lapangan.
Kunci kesuksesan praktik ini adalah menggali prinsip-prinsip pembelajaran
orang dewasa dari pengalaman/peristiwa yang diceritakan oleh para
peserta, bukan dipresentasikan sebagai teori yang abstrak. Kalau Fasilitator
berhasil melakukan hal ini, para peserta akan cenderung menerima dan
menyadari bahwa walaupun prinsip-prinsip itu sifatnya universal, sebagian
besar pelatihan dan pendidikan konvensional tidak mengikuti prinsip-
prinsip tersebut.
“INKLUSI SOSIAL”
Kelompok marjinal seringkali tidak terlihat sehingga tidak dilibatkan
dalam proses pengambilan keputusan dan tidak bisa mengakses
sarana air minum dan sanitasi yang memadai.
Oleh karena itu, seorang fasilitator perlu mengetahui pendekatan
inklusi sosial, yakni pendekatan yang memungkinkan semua
komponen masyarakat, baik yang paling terpengaruh maupun yang
paling termarjinalkan berpartisipasi dalam pembangunan air minum
dan sanitasi perdesaan.
Untuk mengkaitkan dengan pendampingan masyarakat, ajukan pertanyaan
“Mengapa pendampingan masyarakat dalam Pamsimas harus
menggunakan pendekatan inklusi social?.
Jelaskan bahwa prinsip inklusi sosial bisa kita mulai terapkan pada praktik
selanjutnya selama pelatihan termasuk kasus-kasus yang akan dibahas.
Bahan Tayang
Pendampingan Masyarakat
MB 3.2.2
Bahan Tayang
Konsep Pembelajaran Orang Dewasa
MB 3.2.3
Bahan Tayang
Prinsip Pembelajaran Orang Dewasa
LK 3.2.1
Matriks Rekapitulasi
Hasil Quiz Gender dan Sosial
Bahan Tayang
Konsep Inklusi Sosial dalam Pendampingan Masyarakat
PP-3.3
SPB 3.3
PENDAMPINGAN MASYARAKAT DALAM PAMSIMAS
TUJUAN:
Peserta dapat:
Menguraikan bagaimana prinsip pemberdayaan masyarakat diterapkan di dalam
pendampingan masyarakat program Pamsimas.
Menguraikan bagaimana prinsip pendampingan masyarakat diterapkan dalam Pamsimas.
Menjelaskan contoh-contoh pendampingan masyarakat yang memberdayakan termasuk
dalam program Pamsimas.
MATERI:
Praktik/penerapan prinsip pemberdayaan masyarakat dalam Pamsimas
Prinsip pendampingan masyarakat dalam Pamsimas
Contoh-contoh pendampingan masyarakat yang memberdayakan.
WAKTU:
1 JPL (45 menit)
METODE:
PERSIAPAN PENTING:
Memastikan hasil diskusi SPB 3.2 sebelumnya menjadi Media dalam SPB 3.3.
Mempelajari kasus pengalaman pendampingan masyarakat yang memberdayakan.
PROSES