Anda di halaman 1dari 35

PP – 4

PB 4.
FASILITATOR MASYARAKAT DAN RELASINYA DENGAN PIHAK LAIN

PENGANTAR :
Tim Fasilitator Masyarakat mempunyai tugas utama yaitu mendampingi masyarakat dan
pemerintah desa dalam mengelola program di tingkat desa sejak sosialisasi, penyusunan
proposal, perencanaan, pendampingan kegiatan musyawarah masyarakat desa, penguatan
kelembagaan, hingga kegiatan teknis dan pendampingan masa operasional dan pemeliharaan.
Advokasi kepada pemerintah Desa dan kecamatan untuk pemanfaatan APBDesa merupakan
salah satu hal yang penting dalam rangka integrasi dengan system desa. Untuk itu, Fasilitator
Masyarakat harus mampu memaksimalkan kerjasama dengan Tim Pendamping Desa yang
berperan dalam implementasi UU Desa.
Tugas-tugas tersebut menuntut kecerdasan Fasilitator Masyarakat dalam mengembangkan diri
dan integritasnya. Pokok Bahasan ini akan memicu Fasilitator Masyarakat untuk mengenal
kapasitas dirinya dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk membangun relasi dengan
pihak lain serta menjadi FM yang memiliki etika sebagai fasilitator.
Salah satu strategi Pamsimas III adalah sinergi dengan program APBD reguler, DAK PAM
STBM/Kesehatan dan Hibah Air Minum Perdesaan. Program Pamsimas mendorong sinergi
program air minum dan sanitasi perdesaan. Sinergi ini memerlukan pemahaman dan strategi
bagaimana Fasilitator Masyarakat menganalisis relasinya sebagai ruang lingkup kendali
dengan pelaku dalam ruang lingkup pengaruh utama (boundary partner) dan ruang lingkup
kepedulian dalam program Pamsimas.

TUJUAN UMUM :
Peserta memahami dirinya sebagai Fasilitator Masyarakat dan memiliki kemampuan untuk
membangun relasi dan mengembangkan orang lain dalam pendampingan program yang
berlandaskan pada etika fasilitator.

SUB POKOK BAHASAN:


4.1. Citra Diri Fasilitator
4.2. Peran Fasilitator Masyarakat
4.3. Etika Fasilitator
4.4. Analisis Relasi Fasilitator dengan Pihak Lain

METODE :
 Ceramah dan Tanya Jawab
 Penugasan Individu dan Kelompok
 Curah Pendapat
 Diskusi
 Studi Kasus
 Peragaan
 Permainan

WAKTU : 4 JPL (180 menit)


PP – 4.1

SPB 4.1.
CITRA DIRI FASILITATOR

TUJUAN:
Peserta dapat:
 Menggambarkan dirinya dalam sebuah symbol/ gambar yang memberi makna pada peran
untuk mengembangkan orang lain.
 Menguraikan apa motivasinya sebagai Fasilitator dalam program Pamsimas.

MATERI:
 Pengertian Citra Diri
 Motivasi fasilitator dalam program

WAKTU:
1 JPL (45 menit)

METODE:
Penugasan dan Diskusi

PERSIAPAN PENTING:
Pelajari dan pahami kasus dengan baik dan coba kerjakan sendiri sebelum Anda memfasilitasi
kasus tersebut dalam sesi ini. Pastikan Anda sudah memperbanyak LK & Kasus serta
menyiapkan MB dalam bahan tayang (jika diperlukan dengan Power Point atau dengan kertas
lebar-Flipchart dan kartu-kartu metaplan).

PROSES:

Langkah-langkah Waktu Media Belajar

A. Pengantar PB/SPB 5’
 Sampaikan salam pembuka, dan untuk memulai dengan informal
coba tanyakan “apa khabar?”.
 Jelaskan.tentang:
- Pokok bahasan (PB) dan Sub Pokok Bahasan (SPB) serta
tujuan umum yang diharapkan dari rangkaian kegiatan
pembelajaran kali ini.
- Serangkaian metode yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran PB-4 selama 4 JPL (180 menit).
- Keterkaitan PB ini dengan PB sebelumnya dalam pelatihan,
bahwa PB ini merupakan lanjutan dari PB 3 tentang
“Pemberdayaan & Pendampingan Masyarakat” sebelumnya
serta kontribusi PB ini untuk tahapan selanjutnya dan untuk alur
kegiatan di lapangan seperti yang ada dalam Alur Pelatihan.
Langkah-langkah Waktu Media Belajar

- Jelaskan tujuan dan metode untuk SPB 4.1 Citra Diri Fasilitator, MB-4.1.1.
dan metode yang akan digunakan selama 1 JPL (45 menit Power Point
kedepan). salam pembuka
- Jelaskan bahwa SPB ini akan bicara tentang bagaimana
menemukan kekuatan diri sendiri dan apa motivasi Anda
bekerja di Pamsimas.

B. Menggambarkan dan Menganalisis Citra Diri 20’

 Lakukan curah pendapat cepat tentang “Apa itu Citra Diri?” dan
“Apa itu Jati Diri?”. Baca BB 4.1. untuk memberi rangkuman
pengertian setelah curah pendapat.
 Jelaskan bahwa ada banyak cara untuk melakukan Citra Diri dan
Jati Diri ini. Sampaikan bahwa dalam pelatihan ini, kita akan
menggunakan metode kreatif dengan Gambar dalam Flipchart
bagian atas “YANG TERBAIK DARI SAYA” dan bagian bawah
“SISI LAIN SAYA”, yang masing-masing bagian diminta
menuliskan “3 HAL PENTING YANG DIPIKIRKAN-3 THINGS”. MB-4.1.2.
Tekankan bahwa ini penting bagi kita sebagai PERSON (bagian Format Gambar
kiri) dan FASILITATOR (bagian kanan). Diri Saya

 Presentasikan Format Gambar Diri Saya (MB 4.1.2) dan MB 4.1.3 MB-4.1.3.
ada 4 gambar sebagai contoh ‘yang terbaik dari saya sebagai Contoh 4
Personal dan Trainer. gambar “SIAPA
SAYA”
 Mintalah kepada peserta agar menyiapkan flip chart/Kertas Manila
serupa tentang diri mereka (Yang terbaik dari saya sebagai
LK-4.1.1:
“Personal dan Fasilitator”). Setelah selesai, mintalah agar flip
Lembar
chart tersebut ditempelkan/ digantung pada bagian depan tubuh
Penugasan
dengan selotif/tali.
Diskusi
 Minta peserta berdiri dan berkeliling sambil memperkenalkan flip
Sharing/berbagi
chart mereka kepada peserta lain dan minta mereka mencari
tentang diri dan
kawan yang betul-betul belum dikenal (4-5 orang) untuk
orang lain
berkelompok yang cenderung memiliki gambar diri mirip.
Kemudian bagikan LK 4.1.1. kepada setiap kelompok. dalam
Kelompok
 Minta peserta menunjukkan contoh ‘sisi lain saya sebagai
Fasilitator’, dalam kelompok. Jelaskan pentingnya merefleksikan
kelemahan kita sendiri dan menemukan hal-hal yang ingin kita
perbaiki agar dapat mengambil manfaat lebih banyak dari
pelatihan ini.
 Mintalah kelompok merefleksikan atas kedua bagian dalam
flipchart dengan pertanyaan kunci:
1) apa yang mereka pelajari tentang diri sendiri dan peserta lain?
2) mengapa kegiatan itu bermanfaat?
3) Cara-cara/prinsip (maksimal 3) untuk membuat orang lain
menyukai Anda
Langkah-langkah Waktu Media Belajar
4) Apakah hanya dapat dilakukan dalam situasi pelatihan untuk
fasilitator?.
 Kenalkan konsep-konsep “Mandala Diri”, refleksi dan sharing
(atau berbagi), sebagai alat bantu untuk belajar tentang orang
lain, pengalaman mereka, dan tentang kita sendiri.
 Refleksi dapat dilakukan terhadap :
 identitas, pemikiran, nilai, norma
 kualitas, kemampuan, kekuatan, kelemahan
 pengalaman, pelajaran yang diperoleh
 Tekankan bahwa refleksi diri penting bagi perkembangan diri, dan MB-4.1.4.
merupakan suatu proses dimana orang berpikir untuk dirinya Bahan Tayang
sendiri dan menggunakan pengalaman mereka untuk “Menemukan
menyempurnakan gagasan-gagasan mereka. Ini akan mengarah Kekuatan diri
pada perubahan diri; perasaan-perasaan baru, gagasan-gagasan dan orang lain”.
baru, kemampuan baru, dsb.
 Jelaskan dengan ringkas mengacu pada MB 4.1.4.

C. Motivasi Fasilitator dalam Program-Kasus “Gentong Retak” 15’


 Dalam kelompok yang sama, bagikan LK 4.1.2 : Kasus Gentong LK-4.1.2 :
Retak. Kasus Gentong
Retak.
 Minta setiap kelompok untuk membaca dan menganalisis,
kemudian mendiskusikan pertanyaan yang diminta dalam kasus.
 Minta secara bergiliran untuk menyampaikan jawabannya (lisan
atau tertulis).
D. Rangkuman dan Penegasan 5’

 Simpulkan sesi ini dengan menekankan bahwa selama pelatihan PP-4.1


berjalan akan ada banyak kesempatan untuk lebih saling MB 4.1.5.
mengenal dan mengenal diri sendiri dengan lebih baik juga. Enam cara
 Tanyakan kepada beberapa orang (tunjuk peserta yang dirasa untuk membuat
kurang berbicara) untuk memberikan pendapat, mengacu pada orang lain
sejauhmana tujuan tercapai (1 pertanyaan 1-2 orang): menyukai
Anda.
1) Berdasarkan gambar diri Anda dalam sebuah simbol, dan
beberapa permainan selama sesi ini, apa yang bisa anda
perankan untuk mengembangkan orang lain?.
2) Berdasarkan refleksi diri Anda dari proses sesi ini, apa motivasi
Anda sebenarnya dalam program Pamsimas?
 Tayangkan MB 4.1.5 sambil meminta 1 orang memperagakan (jika
tersedia waktu) dari setiap prinsip dengan cepat dari tempat
duduknya.
BB – 4.1

CITRA DIRI FASILITATOR


Fasilitator apapun latar belakangnya tetap adalah manusia yang berdaya, berarti mempunyai
kewajiban untuk melakukan pembaruan di masyarakat sebagai panggilan jiwa, maka dalam
melaksanakan tugasnya dipandang tidak hanya untuk mendapat upah melainkan untuk ibadah.
Sehingga dengan cara pandang seperti itu menimbulkan motivasi yang tinggi untuk tidak hanya
sekedar menjadi pekerja proyek yang menyelesaikan tugasnya tetapi yang harus dilakukan
dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
“Fasilitator yang diperlukan adalah fasilitator yang dapat menjunjung tinggi nilai-nilai luhur
universal yang diimplementasikan dalam berjuang melakukan perubahan kearah kebaikan”
Bagaimana mencapai hal tersebut melalui refleksi kita memulai menyadari diri kita ada di posisi
mana. Cermin dapat digunakan sebagai ilustrasi untuk menemukan citra diri dan akhirnya jati
diri, yaitu :
 Cermin datar, akan memberikan gambaran citra diri kita sebagaimana adanya, dia
tidak akan berbohong. Orang-orang yang jujur biasanya melihat dirinya atau menilai
orang lain dengan menggunakan cermin datar. Inilah yang dinamakan manusia
seutuhnya, jati diri kita ketemu bila orang mau jujur kepada kita.
 Cermin cekung, membuat kenyataan yang ada menjadi lebih kecil. Ketika menilai
diri sendiri dengan menggunakan cermin cekung maka orang tersebut cenderung
rendah diri, tetapi kalau menilai orang lain dengan cermin cekung biasanya orang
tersebut cenderung merendahkan orang lain.
 Cermin cembung, memberikan gambaran sesuatu menjadi lebih besar. Kalau kita
melihat diri kita dengan cermin ini biasanya cenderung sombong dan membesar-
besarkan sesuatu. Kalau kita melihat gambaran orang lain dengan cermin ini maka
akan terjadi mengagung-agungkan orang tersebut.
Untuk itulah diperlukan kejujuran masing-masing sehingga ketemu jati diri masing-masing
Bagaimana keterkaitan antar citra diri dan jati diri.

Citra Diri

Jati Diri

 Manusia adalah roh yang mengisi tubuh, dimana dalam roh tersebut berisi nilai-nilai
kebaikan.
 Citra diri adalah tampilan/bayangan/image yang memancar dari dalam diri
 Jati diri adalah nilai-nilai kebaikan yang sudah dimiliki sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai manusia yaitu mahluk yang luhur.
Enam cara untuk membuat orang lain menyukai Anda1:
Prinsip – 1 Bersungguh-sungguhlah menaruh minat pada orang lain
Prinsip – 2 Tersenyumlah – cara sederhana untuk membuat kesan pertama yang baik.
Prinsip – 3 Ingatlah nama seseorang adalah hal paling mengesankan dan paling
penting bagi orang lain dalam bahasa apapun.
Prinsip – 4 Jadilah pendengar yang baik. Dorong orang lain untuk berbicara tentang diri
mereka. Hal ini bisa menjadi cara mudah untuk menjadi pembicara yang baik.
Prinsip – 5 Bicaralah mengenai minat orang lain. – Ini cara kuat untuk menarik minat
orang lain.
Prinsip – 6 Buat orang lain merasa penting – dan lakukan itu dengan tulus.

1
Sumber- Dale Carnegie “Bagaimana Mencari Kawan dan Mempengaruhi Orang Lain” (1981 – versi bahasa inggris
dan 1995 versi bahasa indonesia)-halaman 93-178
MB – 4.1.1

Power Point Salam Pembuka Sesi

APA KABAR? nama saya Lina…


Tapi PB 4 ini bicara tentang kamu. Kalau kamu mau
membantu orang lain mengerti dirinya dengan lebih
baik, mungkin kamu mau memulainya dengan
mengerti diri sendiri dengan lebih baik. Kita akan
lihat bagaimana kamu mengenali kemmapuanmu

yang bisa kamu lalui untuk melihat dirimu dan orang


lain dengan lebih baik. Saya rasa kamu akan
menyukai pengalaman ini. Dan kamu akan tahu
bahwa kamu lebih menarik dari yang kamu kira
selama ini!
MB – 4.1.2

FORMAT GAMBAR DIRI SAYA


“Yang terbaik dari saya VS sisi lain saya

YANG TERBAIK DARI SAYA


Pribadi Fasilitator
- Senang bergaul - Belajar dari pengalaman
- Senang berbicara - …

3 Hal yang dipikirkan


(3 Things) 3 Hal yang dipikirkan
- … (3 Things)
- … - …
- -
SISI LAIN SAYA SISI :LAIN SAYA
(Personal) (Fasilitator)
- … - …..
- … - …..
3 Things - …..
- … 3 Things
- … - …
- … - …
- …
MB – 4.1.3

Contoh 4 gambar “SIAPA SAYA”

1 2

3 4
MB – 4.1.5

Enam cara
untuk membuat orang lain menyukai Anda
Prinsip – 1 Bersungguh-sungguhlah menaruh minat
pada orang lain

Prinsip – 2 Tersenyumlah – cara sederhana untuk


membuat kesan pertama yang baik.

Prinsip – 3 Ingatlah nama seseorang adalah hal paling


mengesankan dan paling penting bagi orang lain dalam
bahasa apapun.

Prinsip – 4 Jadilah pendengar yang baik. Dorong orang


lain untuk berbicara tentang diri mereka. Hal ini bisa
menjadi cara mudah untuk menjadi pembicara yang
baik.

Prinsip – 5 Bicaralah mengenai minat orang lain. – Ini


cara kuat untuk menarik minat orang lain.

Prinsip – 6 Buat orang lain merasa penting – dan


lakukan itu dengan tulus.
LK – 4.1.1

LEMBAR PENUGASAN KELOMPOK

Sharing/Berbagi tentang Diri dan Orang Lain

 Setiap orang menunjukkan Flipchart-nya “YANG TERBAIK DARI SAYA” dan ‘SISI LAIN
SAYA SEBAGAI FASILITATOR”, dalam kelompok.

 Diskusikan dan refleksikan dalam kelompok atas kedua bagian dalam flipchart dengan
pertanyaan kunci:
1) apa yang Anda dan Kelompok pelajari tentang diri sendiri dan peserta lain?
2) apa saja manfaat kegiatan ini?
3) cara-cara/prinsip (maksimal 3) untuk membuat orang lain menyukai Anda.
4) apakah hanya dapat dilakukan dalam situasi pelatihan untuk fasilitator?, mengapa.

 Tulis jawaban dalam Kartu-Kartu meta plan, (1 kartu untuk satu jawaban/ satu statement).

 Biarkan kartu-kartu jawaban dalam kelompok, tidak perlu ditempel sampai menunggu
proses selanjutnya.
LK – 4.1.2

KASUS
GENTONG RETAK

Alkisah seorang pemikul air yang mempunyai dua buah gentong besar, yang
digantungkan pada sebatang bambu yang dipikulnya. Salah satu gentong itu retak. Gentong
yang tidak retak selalu bekerja dengan baik dan membawa pulang segentong air penuh pada
akhir perjalanan panjang dari sungai hingga rumah majikan si pemikul, sedangkan gentong
yang retak hanya berhasil membawa pulang setengah gentong air.
Selama dua tahun hal yang sama terjadi, dari hari ke hari, si Pemikul Air hanya bisa
mengantarkan satu setengah air ke rumah majikannya. Sudah tentu Gentong Sempurna
sangat bangga atas keberhasilannya yang sempurna pula. Sedangkan Gentong Retak sangat
malu karena kekurangannya, dan sedih karenan hanya bisa memenuhi setengah dari
tugasnya.
Setelah merasa gagal selama dua tahun, Gentong Retak itu berkata pada se Pemikul Air
pada waktu berada di tepi sungai, “Saya sangat malu dan ingin minta maaf.” Si pemikul
bertanya, “Ada apa? Mengapa kamu malu?” “Karena” kata si Gentong Retak, “selama dua
tahun terakhir ini saya hanya bisa membawa setengah gentong air gara-gara retakan ini yang
membuat air bocor keluar sepanjang jalan menuju rumah majikanmu.”
Si Pemikul Air merasa kasihan pada Gentong Retak yang tua itu, dan ramah
mengatakan, “Nanti kalau kita kembali ke rumah Pak Majikan, perhatikan bunga-bunga yang
indah sepanjang jalan menuju rumahnya.”
Memang betul, di sepanjang jalan menuju rumah Pak Majikan, Gentong Retak melihat
bunga-bunga yang dihangatkan oleh sinar matahari, dan hatinya sedikit terhibur. Tetapi, ketika
tiba di rumah Pak Majikan, ia kembali sedih karena lagi-lagi setengah isinya bocor sepanjang
perjalanan. Gentong Retak meminta maaf lagi kepada si Pemikul Air atas kegagalannya.
Si Pemikul Air berkata, “Apakah kamu perhatikan bahwa bunga-bunga itu hanya tumbuh
pada sisi yang kamu lewati, tetapi tidak pada sisi yang dilewati Gentong Sempurna? Itu terjadi
karena dari awal saya mengetahui kekurangan kamu, tetapi kemudian memanfaatkannya.
Saya menanam biji bunga sepanjang sisi jalan yang kamu lewati, dan setiap hari,
sepanjang kita berjalan dari sungai sampai rumah Pak Majikan, kamu telah menyirami mereka
dengan air yang bocor itu. Selama dua tahun saya dapat menghiasi meja makan Pak Majikan
dengan bunga-bunga yang indah itu. Tanpa kamu menjadi dirimu sendiri, Pak Majikan tidak
akan bisa menikmati keindahan itu dalam rumahnya”
Kita semua mempunyai kekurangan yang unik. Kita semua adalah gentong-gentong yang
retak. Jangan takut akan kekurangan-kekurangan itu. Terimalah, dan percayalah bahwa kamu
juga bisa menjadi pencipta keindahan. Dalam memahami kekurangan kita, kita juga
menemukan kekuatan kita sendiri.

‘Orang yang mengenal orang lain adalah arif; Orang yang mengenal dirinya sendiri mengetahui kebenaran;
penerangan; Orang yang menguasai orang lain adalah kuat; Orang yang menguasai dirinya sendiri adalah luar
biasa (Ch’u Ta-Kao, Tao Te Ching)
Lanjutan …- Kasus Gentong Retak-

Pertanyaan Diskusi:
1. Apa motivasi si Pemikul Air?
2. Apa kesan yang Anda lihat terhadap keberadaan Si Gentong Sempurna dan bagaimana
dengan Si Gentong Retak?”
3. Apa makna dari “Si Gentong Retak” terhadap Anda sebagai seorang Fasilitator
Masyarakat?”
4. Apa pembelajaran yang dapat dari kasus Si Gentong Retak jika dikaitkan dengan Citra/
Jati Diri dan Motivasi Anda bekerja di Pamsimas?.
Tulis Jawaban dalam Flipchart
PP – 4.2

SPB 4.2.
PERAN FASILITATOR MASYARAKAT

TUJUAN:
Peserta dapat:
 Menguraikan tugas utama sebagai Fasilitator Masyarakat.
 Menjelaskan tugas sebagai FM dikaitkan dengan prinsip pemberdayaan masyarakat

MATERI:
 Tugas utama Fasilitator Masyarakat
 Keterkaitan antara Tugas Fasilitator dengan prinsip pemberdayaan masyarakat.

WAKTU:
1 JPL (45 menit)

METODE:
Diskusi, Penugasan Individu, Curah Pendapat.

PERSIAPAN PENTING:
Memperbanyak LK, menyiapkan MB yang disalin dalam kertas flipchart atau kartu-kartu
metaplan dan atau dalam power point. Merangkum BB untuk penegasan.

PROSES:

Langkah-langkah Waktu Media Belajar

A. Pengantar SPB 2’
 Sebagai kelanjutkan dari SPB 4.1, jelaskan.tentang:
SPB 4.2, tujuan dan metode yang akan digunakan selama 1 JPL
(45 menit) kedepan.
B. Tugas Utama Fasilitator Masyarakat 15’

 Jelaskan bahwa pembahasan Tugas Utama FM yang harus LK 4.2.1


dikaitkan dengan 5 kompetensi fasilitator akan dilakukan melalui Lembar
Diskusi Kelompok. Penugasan
Diskusi
 Gunakan kelompok yang sudah terbentuk sebelumnya, pastikan
Kelompok
setiap kelompok sudah menyiapkan kartu meta plan, kertas
“Peran
plano/ flipchart dan spidol besar.
Fasilitator
 Bagikan LK 4.2.1 untuk mendiskusikan dan mendalami peran Masyarakat”
fasilitator dikaitkan dengan kompetensi. Jelaskan bagaimana (dikaitkan dg 5
Kelompok akan berdiskusi dan merumuskan hasil diskusinya. kompetensi
 Bacakan batasan-batasan atau deskripsi 5 komperensi yang fasilitator)
dimaksud. Gunakan MB 4.2.1. Kompetensi Fasilitator. MB 4.2.1.
 Minta setiap kelompok untuk mendiskusikan dan menjawab Kompetensi
pertanyaan serta menuliskan dalam kartu dan atau flipchart Fasilitator
selama 10 menit.
Langkah-langkah Waktu Media Belajar

 Berdasarkan hasil diskusi tersebut, jelaskan tentang Tugas


Fasilitator (Baca BB 4.2) – sesuai dengan Pedoman Umum BB 4.2. Tugas
Program Pamsimas III. Lakukan curah pendapat cepat,”apakah Fasilitator
tugas yang diminta sesuai dengan apa yang Anda bayangkan Masyarakat.
dan diskusikan dalam kelompok?”.
MB 4.2.2
 Penjelasan juga dapat dilakukan dengan bantuan MB 4.2.2.
Peran
Peran Fasilitator
Fasilitator
C. Keterkaitan antara Tugas Fasilitator dengan Pendekatan 15’
Pemberdayaan Masyarakat
 Untuk membahas bagian ini (keterkaitan antara tugas fasilitator
dengan prinsip pemberdayaan), ajak peseta mengingat kembali
“Pendekatan Pemberdayaan” yang sudah dibahas pada PB-3
sebelumnya yaitu:
1) Terarah/memihak (targeted)
2) Partisipasi (participatory) BB 4.2. Tugas
3) Bertumpu pada kelompok (community based) Fasilitator
4) Bertumpu pada nilai (value based) Masyarakat
 Tanyakan “mengapa kita harus mengkaitkan Tugas Fasilitator
dengan Pendekatan Pemberdayaan?”. Catat jawaban peserta,
kemudian rangkum menjadi alasan mendasar bahwa tugas
fasilitator sangat berkaitan dengan pendekatan pemberdayaan.
D. Contoh-contoh Tugas FM dalam kaitannya dengan 8’
Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat
 Berdasarkan hasil curah pendapat tentang “keterkaitan antara
tugas fasilitator dengan pendekatan pemberdayaan
masyarakat”, minta beberapa orang untuk memberikan contoh-
contoh nyata tentang Tugas FM dikaitkan dengan Pendekatan
Pemberdayaan Masyarakat tersebut.
E. Rangkuman dan Penegasan 5’
 Minta peserta untuk merangkum. Ajukan pertanyaan kepada
beberapa orang peserta (tunjuk yang kurang berbicara) tentang
sejauhmana tujuan SPB ini tercapai yaitu:
1) Menguraikan tugas utama sebagai Fasilitator Masyarakat.
2) Menjelaskan tugas sebagai FM dikaitkan dengan prinsip
pemberdayaan masyarakat
MB 4.2.3.
 Berikan penegasan dengan membacakan/menayangkan MB Catatan Kecil
4.2.3. Catatan kecil penutup. Penutup
LK–4.2.1.

LEMBAR DISKUSI KELOMPOK


Mendalami Jendela Peran Fasilitator dikaitkan dengan Kompetensi Fasilitator

1 2

3 4
Me-nga-ju-kan per-ta-nya-an

Memberi Tahu

Berdasarkan 4 jendela tersebut (semakin kekanan kecenderungannya semakin banyak


memberi tahu dan semakin ke atas semakin banyak mengajukan pertanyaan), diskusikan:
1. Di Jendela mana (antara 1, 2, 3 dan 4) posisi/tempat:
a. Pengamat
b. Nara Sumber/Presenter/Motivator
c. Trainer/Moderator
d. Fasilitator
2. Berikan alasan-alasan mendasar mengapa kelompok memutuskan posisi tersebut.
3. Jika sudah menemukan posisi Fasilitator berdasarkan kecenderungannya antara
memberi tahu dan mengajukan pertanyaan, diskusikan dan tuliskan apa saja peran
Fasilitator Masyarakat berdasarkan posisi tersebut dikaitkan dengan 5 Kompetensi
Seorang Fasilitator.

No Kompetensi Fasilitator Peran Fasilitator Masyarakat

1. Integritas
Mengetahui, bertindak sesuai
nilai-nilai, etika dan peraturan
yang berlaku dalam organisasi,
serta dapat menjadi panutan.
Fasilitator minimal harus mampu
memberikan umpan balik secara
positif atas perilaku yang tidak
konsisten terhadap nilai-nilai, etika
dan peraturan

2. Kepemimpinan
No Kompetensi Fasilitator Peran Fasilitator Masyarakat

Tindakan meyakinkan,
mempengaruhi dan memotivasi
orang lain di lingkungan kerjanya
dengan tujuan agar orang-orang
tersebut mengikuti atau
mendukung rencana kerja
unit/organisasi. Fasilitator minimal
harus mampu meyakinkan orang
lain dengan menggunakan
argumentasi yang logis

3. Mengembangkan Orang Lain


Melakukan upaya
mendorong/mengembangkan
pihak-pihak lain agar dapat
bekerja optimal. Fasilitator minimal
harus mampu memberikan saran
yang bermanfaat untuk
mempermudah pelaksanaan
pekerjaan

4. MembangunJejaring dan
Hubungan Kerjasama
Membangun dan
mengembangkan jejaring dan
hubungan kerjasama dengan
melibatkan pihak-pihak lain terkait
dengan dampak jangka panjang
pada unit kerja. Fasilitator minimal
harus mampu menjalin jejaring
dan hubungan formal dan informal
untuk mewujudkan tujuan

5. Penyelenggaraan Program
dan/ atau Kegiatan
Kemampuan untuk melakukan
perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian, pengawasan
program dan/atau kegiatan.
Fasilitator minimal harus mampu
melakukan perencanaan, fasilitasi,
pelaksanaan serta pengawasan
program dan/atau kegiatan
Tulis jawaban/ peran dari setiap Kompetensi dalam kartu-kartu metaplan dan jangan
ditempel, menunggu panduan Pemandu selanjutnya.
MB–4.2.1

5 Kompetensi Fasilitator
1. Integritas

2. Kepemimpinan

3. Mengembangkan Orang Lain

4. MembangunJejaring dan Hubungan


Kerjasama

5. Penyelenggaraan Program dan/ atau


Kegiatan
MB–4.2.3

Datanglah kepada rakyat,


Hiduplah bersama mereka,
Mulailah dengan apa yang mereka tahu,
Bangunlah dari apa yang mereka punya,
Tetapi pendamping yang baik adalah ketika
pekerjaan selesai dan tugas dirampungkan,
Rakyat berkata , “Kami sendirilah yang
mengerjakannya”

(Lao Tze)
BB–4.2.1

TUGAS FASILITATOR MASYARAKAT2

Fasilitator Masyarakat dalam Program Pamsimas III disebut juga dengan istilah Tenaga
Pendamping Masyarakat yang terdiri dari a) Tim Fasilitator Masyarakat (TFM), yang dipimpin
oleh seorang (1) Fasilitator Senior (SF) dan beranggotakan maksimum Sembilan (9) orang
Fasilitator Masyarakat (FM) dan b) Fasilitator STBM Kabupaten dan Sanitarian, yaitu
pendampingan khusus untuk bidang kesehatan.
Tugas Utama TFM, yaitu mendampingi masyarakat dan pemerintah desa dalam:
1) Sosialisasi tingkat desa dan penyusunan proposal, termasuk di dalamnya adalah
pendampingan kegiatan IMAS Tahap I, pembentukkan tim penyusun proposal dan kader
AMPL, serta penyusunan dokumen proposal program bantuan air minum dan sanitasi
yang siap diajukan kepada Pemerintah Kabupaten melalui Pokja AMPL;
2) Perencanaan PJM ProAKSI dan perencanaan dan pelaksanaan rencana kerja masyarakat
(RKM), termasuk pendampingan dalam kegiatan musyawarah masyarakat desa,
pengembangan rancangan teknis SPAM, penyusunan rencana pengelolaan SPAM serta
pembentukkan dan penguatan kelembagaan;
3) Pendampingan dalam masa operasional dan pemeliharaan SPAM, termasuk di dalamnya
adalah pemantauan dan penguatan kinerja kelembagaan, teknis dan keuangan, termasuk
fasilitasi musyawarah dalam rangka peningkatan kapasitas pengelolaan, hands-on
training, dan peningkatan peran dan kinerja Asosiasi BPSPAMS;
4) Advokasi kepada pemerintah desa dan kecamatan untuk pemanfaatan APBDesa dalam
rangka peningkatan kinerja dan pengembangan SPAM dalam rangka pencapaian target
akses universal air minum dan sanitasi tingkat desa (100% pelayanan tingkat desa).
Dalam pelaksanaan tugas ini, TFM diharapkan untuk dapat memaksimalkan kerjasama
dengan Tim Pendamping Desa.
Kinerja TFM dinilai dari:
1) Keberhasilan pendampingan pemerintah desa dan masyarakat (kualitas proses), misalnya
tingkat partisipasi masyarakat, transparansi (bahwa seluruh proses dapat diakses oleh
masyarakat yang lebih luas); keterlibatan perempuan dalam pengambilan keputusan,
rancangan ramah anak dan difabel, serta dapat dipertanggung-jawabkan (kebenaran data
dan informasi yang disampaikan);
2) Tersedianya dokumen PJM ProAKSI, RKM untuk pembangunan baru, peningkatan (atau
RKM perbaikan kinerja), dan perluasan (pengembangan dalam rangka pencapaian akses
aman dan sanitasi layak 100% atau RKM 100%) yang baik dan akurat;
3) Terbangunnya SPAM desa secara tepat waktu dengan kualitas teknis yang baik dan dapat
dipertanggungjawabkan;
4) Terdapatnya jumlah pengguna aktual sesuai dengan target dalam RKM, dan konsisten
dengan proposal desa;

2
Dikutip dari Pedoman Umum Pamsimas III, Maret 2016.
5) Terdapatnya sejumlah desa yang dapat melaksanakan RKM 100% atau pengembangan
dan peningkatan kualitas layanan dengan menggunakan sumber dana selain Pamsimas
(misalnya APBDesa, APBD, Hibah Air Minum Perdesaan);
6) Kelembagaan tingkat desa dengan kinerja baik (KKM, Satlak, Tim Penyusun Proposal,
BPSPAMS, Kader AMPL) dapat melaksanakan peran dan fungsinya.
Tugas Fasilitator Senior dan Fasilitator Masyarakat:
1) Fasilitator Senior berperan sebagai koordinator TFM yang menjamin seluruh proses
pendampingan dan kualitas hasil di tingkat masyarakat, menyediakan dukungan atau
support kepada FM (termasuk menyediakan coaching dan bimbingan dalam pelaksanaan
tugas), fasilitasi penyelesaian masalah dan koordinasi antar FM, memandu pembelajaran
dan peningkatan kapasitas FM, melakukan evaluasi kinerja FM, serta mengkomunikasikan
kebutuhan dan kebijakan program dari dan kepada DPMU melalui Koordinator Kabupaten
ROMS. Di tingkat kabupaten, Fasilitator Senior bertugas membantu Koordinator
Kabupaten dalam mengawal Asosiasi SPAMS Perdesaan, memfasilitasi dukungan dari
pemda, serta memfasilitasi kemitraan.
2) Fasilitator Masyarakat (FM) berperan dalam membantu masyarakat untuk
mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya dalam hal teknis dan kelembagaan
yang dibutuhkan untuk merencanakan dan melaksanakan kegiatan program, serta
pengelolaan dan pengoperasian sarana air minum, termasuk: penerapan tarif, integrasi
PJM ProAKSI dengan RPJM Desa, dan RKM 100% dengan RKP Desa, dan memfasilitasi
akses masyarakat kepada sumber-sumber pendanaan lain untuk membiayai RKM 100%.
FM bekerja dalam satu sub-tim yang beranggotakan tiga (3) orang, terdiri dari: FM bidang
teknik sarana air minum dan sanitasi dan FM bidang pemberdayaan masyarakat. Satu
sub-tim FM mendampingi sekitar 15 desa lama dan baru peserta Pamsimas.
Fasilitator STBM Kabupaten merupakan tenaga pendamping yang mempunyai fokus
memfasilitasi penerapan pendekatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang
diterapkan pada skala kabupaten. Fasilitator STBM bekerja sama dengan Sanitarian dalam
pelaksanaan pemicuan dan tindak lanjut pemicuan, dan bekerja sama dengan TFM dalam
pengembangan dan pelaksanaan kegiatan terkait dengan promosi kesehatan dan perubahan
perilaku dalam RKM. Seorang Fasilitator STBM akan ditugaskan di satu kabupaten dan
bekerjasama dengan Fasilitator Senior dibawah pengendalian Koordinator Kabupaten ROMS.
BB – 4.2.2

BAGAIMANA MENJADI FASILTATOR MASYARAKAT YANG BAIK

Sesuai Pedoman Umum Pamsimas III, Fasilitator Masyarakat (FM) berperan dalam
membantu masyarakat untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya dalam hal
teknis dan kelembagaan yang dibutuhkan untuk merencanakan dan melaksanakan kegiatan,
serta pengelolaan dan pengoperasian sarana air minum, termasuk: penerapan tarif, integrasi
PJM ProAKSI dengan RPJM Desa, dan RKM 100% dengan RKP Desa, serta memfasilitasi
akses masyarakat kepada sumber-sumber pendanaan lain untuk membiayai RKM 100%.
Sehingga peran FM adalah “ membantu masyarakat dengan cara mencari kemudahan “ dalam:
 mengenali masalah–masalah penting yang ada di masyarakat
 menganalisis masalah–masalah tersebut
 mencari cara–cara dan kemungkinan mengatasinya
 memilih opsi yang paling sesuai bagi kebutuhan masyarakat
 mengembangkan perencanaan pelaksanaan atas opsi yang telah mereka
sepakati
 mengadakan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan perencanaan

Prinsip Sebagai Fasilitator Masyarakat:


 FASILITATOR BUKAN “GURU“
 SEMUA PESERTA DISKUSI ADALAH “SAMA“
 SEMUANYA BERBICARA
 SEGALANYA BERTUJUAN
 AKUI SETIAP USAHA
 CIPTAKAN SUASANA YANG BAIK
Sikap Dasar Seorang Fasilitator Masyarakat yang baik:
1. Bersikap Sabar
Aspek utama pendekatan partisipatori adalah proses belajar. Jika kurang sabar melihat
proses yang kurang lancar lalu mengambil alih proses itu, berarti kita telah mengambil alih
kesempatan belajar masyarakat.
2. Mendengarkan dan tidak mendominasi
Karena pelaku utama dalam proses partisipatori dalam proyek PNPM GSC adalah
masyarakat, maka kita lebih banyak menjadi pemerhati dan pendengar. Hanya dengan
memberi kesempatan agar masyarakat aktif, pengalihan peran dari fasilitator kepada
masyarakat bisa dilakukan sedikit demi sedikit.
3. Menghargai dan rendah hati
Cara menghargai masyarakat adalah dengan menunjukkan minat yang sungguh-sungguh
pada pengetahuan dan pengalaman mereka. Penghargaan itu bukan hanya kepada
kepribadian orang per orang, namun juga kepada masyarakat secara keseluruhan. Kita
sebagai orang luar sering menganggap keadaan masyarakat miskin, serba ketinggalan,
sehingga sikap rendah hati perlu kita sadari.
4. Mau belajar
Seorang fasilitator kegiatan partisipatori perlu memiliki semangat belajar. Banyak hal yang
bisa dipelajari didalam suatu masyarakat, baik itu adat istiadatnya, tata nilai dan hukum
tradisional yang berlaku, teknologi lokal, serta semua bagian dari perkembangan
masyarakat tersebut. Kita tidak dapat bekerja sama dengan masyarakat apabila tidak ingin
memahami atau belajar tentang mereka. Seringkali orang luar menganggap masyarakat
serba ketinggalan yang perlu belajar, padahal kita bisa juga belajar mengenai “mengapa”
sebuah masyarakat mengalami ketertinggalan, bagaimana cara mereka menghadapi
keadaan tersebut.
5. Bersikap Sederajat
Seringkali kita membandingkan keadaan masyarakat miskin dengan lingkungan lain yang
dianggap lebih maju. Hal itu perlu dihindari dengan mengembangkan sikap kesederajatan
agar kita diterima sebagai teman atau mitra kerja oleh masyarakat. Sebaiknya kita
menghindari adanya “benteng” perbedaan antara ‘orang luar’ dan masyarakat. Dengan
demikian, akan terhindar sikap sebagai tamu, sebab kita akan bekerja langsung di tingkat
masyarakat.
6. Bersikap Akrab dan Melebur
Hubungan dengan masyarakat sebaiknya dilakukan dengan informal, akrab dan santai,
sehingga suasana kesederajatan pun tercipta. Masyarakat biasanya senang apabila kita
tidak sungkan untuk melebur kedalam kehidupan mereka, termasuk berpakaian tidak
menyolok, saling berbagi makanan, tinggal di rumah mereka, dan menolong diri sendiri
selama bersama masyarakat (mengambil air mandi dan mencuci sendiri). Suasana
gembira dan penuh humor akan sangat membantu menciptakan keakraban ini.
7. Tidak Menggurui
Proses belajar dengan partisipatori berlangsung bersama orang dewasa. Orang dewasa
memiliki pengalaman dan pendirian, karena itu tidak akan berhasil apabila kita bersikap
sebagai guru yang serba tahu. Sebaiknya kita belajar dengan saling berbagi pengalaman,
agar diperoleh suatu pemahaman yang kaya.
8. Berwibawa
Meskipun di dalam suasana yang akrab dan santai, seorang fasilitator sebaiknya
menunjukkan kesungguh-sungguhan di dalam bekerja bersama masyarakat. Dengan
demikian, masyarakat akan menghargainya. Penghargaan ini juga akan diberikan apabila
kita memiliki wawasan yang cukup tentang pekerjaan bersama masyarakat.
9. Tidak memihak, menilai dan mengritik
Di tengah masyarakat seringkali terjadi pertentangan pendapat. Kita tidak boleh menilai
dan mengritik semua pendapat, juga tidak boleh bersikap memihak. Secara netral kita
berusaha memfasilitasi komunikasi diantara pihak-pihak yang berbeda pendapat, untuk
mencari kesepakatan dan jalan keluar yang dapat diterima semua pihak.
10. Bersikap Terbuka
Fasilitator, perlu mengembangkan suasana keterbukaan secara luwes di antara orang luar
dengan masyarakat, maupun di antara masyarakatnya sendiri. Seringkali keseganan, malu,
bahkan takut, menyebabkan masyarakat mengemukakan hal yang bukan sebenarnya.
Biasanya, masyarakat akan lebih terbuka apabila telah tumbuh kepercayaan kepada orang
luar. Juga jangan segan untuk berterus terang bila merasa kurang mengetahui sesuatu,
agar masyarakat memahami bahwa semua orang selalu masih perlu belajar.
11. Bersikap Positif
Seorang fasilitator masyarakat, sebaiknya selalu membangun suasana yang positif.
Artinya, kita mengajak masyarakat untuk memahami keadaan dirinya dengan menonjolkan
potensi-potensi yang ada, bukan sebaliknya mengeluhkan keburukan-keburukannya. Perlu
diingat, potensi terbesar setiap masyarakat adalah kemauan dari manusianya sendiri untuk
merubah keadaan.
PP – 4.3

SPB 4.3.
ETIKA FASILITATOR

TUJUAN:
Peserta dapat:
 Memperagakan etika seorang fasilitator yang benar dikaitkan dengan peran FM

MATERI:
 Etika Fasilitator
 Integritas Fasilitator

WAKTU:
1 JPL (45 menit)

METODE:
Studi Kasus, Diskusi

PERSIAPAN PENTING:
Menyiapkan dan memperbanyak LK, memahami kasus sebelum digunakan dalam sesi ini.
Menyalin MB 4.3.1 dengan kartu-kartu metaplan.

PROSES:

Langkah-langkah Waktu Media Belajar

A. Pengantar SPB 2’
 Jelaskan tentang:
- SPB 4.3, tujuan, metode dan waktu yang dibutuhkan dalam
pembelajaran kedepan serta keterkaitan SPB 4.3 ini dengan
SPB 4.2 sebelumnya tentang Peran Fasilitator.
B. Etika Fasilitator 15’

 Lakukan curah pendapat cepat “apa yang dimaksud dengan


etika?” Rumuskan jawaban peserta, dan kaitkan rangkuman
tersebut dengan rangkuman berikut ini :
Etika adalah standar-standar moral yang mengatur perilaku kita
bagaimana kita bertindak dan mengharapkan orang lain untuk
LK 4.3.1
bertindak (Verderber, 1978). Etika pada dasarnya merupakan
Lembar
dialektika antara kebebasan dan tanggung jawab, antara tujuan
Penugasan
yang hendak dicapai dan cara untuk mencapai tujuan itu. Etika
Peragaan
berkaitan dengan penilaian perilaku ‘benar’ atau ‘tidak benar’,
Kasus (Apa
‘baik’ atau ‘tidak baik’, ‘pantas’ atau ‘tidak pantas’, ‘berguna’
yang boleh dan
atau ‘tidak berguna’, dan yang harus dilakukan atau tidak boleh tidak boleh
dilakukan (Dedi Mulyana, 1996). dilakukan
 Jelaskan bahwa untuk mengindentifikasi etika fasilitator yang seorang
berkaitan dengan “Apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan Fasilitator).
Langkah-langkah Waktu Media Belajar

seorang Fasilitator”, peserta akan diajak mendiskusikan dan


memperagakan kasus yang sudah disiapkan dalam kelompok
kecil. Peserta dibagi menjadi 7 tim (masing-masing
MB 4.3.1.
mendiskusikan dan memperagakan 1 kasus).
Yang harus
 Bagikan LK 4.3.1 Minta setiap kelompok untuk membaca dilakukan dan
kasusnya dengan cermat, kemudian memberikan pendapat dihindari
yang dibahas dalam kelompok dan dilanjutkan dengan sebagai
memperagakan. Fasilitator
 Setiap tim yang memperagakan, tim lain diminta menyimak
dengan baik dan telaten.
 Berdasarkan peragaan setiap tim, sebelum tim bersangkutan
membacakan hasil diskusinya, minta tim lain untuk memberikan
pendapat dengan cepat.
 Setelah semua memperagakan, lakukan curah pendapat
tentang “Apa yang harus dilakukan dan apa yang dihindari
seorang Fasilitator?”
 Gunakan MB 4.3.1. yang disalin ke dalam kartu-kartu meta plan
dan dibahas satu persatu.
C. Integritas Fasilitator 15’

 Lakukan curah pendapat tentang makna “integritas”. Catat


jawaban peserta pada kertas flipchart dan berikan rangkuman
bahwa INTEGRITAS merupakan mutu, sifat, atau keadaan yang
menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan
kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan kejujuran.
 Berdasarkan hasil diskusi bedah kasus sebelumnya, tanyakan
kepada kelompok tentang “Integritas Fasilitator yang berkaitan
dengan Etika” dengan pertanyaan “Jelaskan etika apa saja yang
dapat memancarkan kewibawan dan kejujuran seorang
fasilitator?”.
 Catat jawaban peserta dalam kertas plano dan kaitkan dengan
peran FM.
D. Rangkuman dan Penegasan 3’
 Rangkum sesi dengan menggunakan referensi BB 4.3.1. BB 4.3.1. Etika
 Untuk memastikan tujuan SPB tercapai, ajukan pertanyaan dan mengkomuni-
minta beberapa peserta menjawab dengan spontan. “Apa saja kasikan pesan
etika seorang fasilitator dan etika mana yang sudah biasa Anda
terapkan sebagai seorang fasilitator?.
LK – 4.3.1

LEMBAR PENUGASAN DISKUSI DAN PERAGAAN

Etika Fasilitator Masyarakat


”Apa yang boleh/ dan Apa yang tidak boleh dilakukan seorang Fasilitator”
Diskusikan dalam kelompok, kemudian peragakan kasusnya/kejadiannya, kemudian jawab
pertanyaannya. Jawaban ditulis dalam kertas plano

Tim-1 Seorang Fasilitator datang ke pertemuan di kantor kelurahan/desa dengan memakai


atribut partai politik. Apa tanggapan Kelompok Anda? Apakah implikasinya?.

Tim-2 Dalam sebuah diskusi/musyawarah warga, pesertanya relatif heterogen. Untuk
merangsang agar warga miskin dapat menyampaikan aspirasinya maka Fasilitator
hanya memberikan kesempatan bagi warga miskin untuk menyampaikan
pendapatnya. Sedangkan beberapa orang warga non-miskin yang hadir, sama sekali
tidak diberi kesempatan berbicara. Alasannya bahwa sasaran kegiatan Pamsimas
adalah warga miskin. Apa pendapat Anda,? Jelaskan!.

Tim-3 Setelah pencairan BLM pertama selesai, kemudian anggota masyarakat sepakat
untuk memberikan tanda terima kasih kepada Fasilitator Masyarakat. Apa sikap
Anda?, Apakah Anda menerima atau menolaknya? Jelaskan!.

Tim-4 Waktu pencairan dana BLM sudah batas akhir, sementara itu kelompok pemanfaat
belum terbentuk. Untuk mengakali agar dana BLM tersebut dapat dicairkan, Fasilitator
Masyarakat bersama tokoh masyarakat sepakat untuk membuat proposal fiktif yang
nantinya dana tersebut akan dimanfaatkan sebagaimana mestinya dengan syarat
harus membentuk KSM, walaupun menyusul. Apa pendapat Anda?.

Tim-5 Untuk mempermudah dalam proses musyawarah penyusunan Rencana Pembuatan
Kegiatan Fisik, fasilitator membuatkan seluruh draf rencana tersebut sampai selesai
dan kemudian dimintakan persetujuannya ke Musyawarah Warga. Apa pendapat
anda?


Tim-6 Untuk merangsang kehadiran perempuan dalam pertemuan warga, Fasilitator
sepakat dengan Lurah/Kades akan memberikan hadiah bagi perempuan yang datang,
dengan cara diundi antara perempuan yang datang saja. Apa pendapat Anda?
Uraikan alasan Anda


Tim-7 Untuk meningkatkan peran serta aktif perempuan dalam musyawarah warga, maka
Fasilitator sepakat kepada warga perempuan yang mengajukan pertanyaan atau
komentar lebih dari lima kali, akan diberi hadiah. Apa pendapat Anda? Uraikan alasan
Anda.
MB – 4.3.1

YANG HARUS DILAKUKAN (DO) & DIHINDARI (DON’T)


SEBAGAI FASILITATOR

JANGAN LAKUKAN LAKUKAN

Menawarkan Subsidi/Bantuan Memicu kegiatan setempat

Mengajari Memfasilitasi

Memfasilitasi masy.
menganalisa kondisi mereka,
Menyuruh membuat jamban memicu, mendorong masy.
untuk BAB tidak disembarang
tempat

Memberikan alat-alat atau Melibatkan masy. dlm setiap


petunjuk kepada orang pengadaan Alat utk proses
perorang fasilitasi/pemicuan

Fasilitator hanya
menyampaikan “ pertanyaan
Menjadi pemimpin, sebagai pancingan“ & masy. yg
Mendominasi proses diskusi berdiskusi/berbicara (masy. yg
memimpin)

Membiarkan masy. menyadari


Memberi tahu yg baik & buruk sendiri

Langsung memberi jawaban


terhadap pertanyaan Kembalikan setiap pertanyaan
masyarakat masy. ke masy. itu sendiri
BB–4.3.1

ETIKA MENGKOMUNIKASIKAN PESAN

Batasan etis berkaitan dengan Fasilitator yang diadaptasi dari Halbert Gulley
(Johannesen,1990) dalam bukunya Discussion, Conference and Group Process,
mengemukakan bahwa etika bagi fasilitator dalam mengkomunikasikan pesan yaitu;
 Fasilitator bertanggung jawab dan mempertimbangan untuk mempertahankan keputusan
dan kebijaksanaan kelompok dan masyarakat, Jika tidak mampu, harus dengan tegas
menolak mendukungnya pada waktu keputusan itu dicapai;
 Fasilitator bertanggungjawab untuk memiliki informasi yang baik dan akurat;
 Fasilitator bertanggung jawab dalam mendorong secara aktif kementar orang lain dan
mencari sudut pandang termasuk yang tidak popular;
 Fasilitator secara terbuka harus menyatakan bias-bias dan harus menjelaskan sumber
informasi dari setiap prasangka terhadap sumber tersebut; "Kebohongan yang disengaja,
perekayasa bukti, pemalsuan sumber, sengaja salah mengutip dan pemalsuan fakta adalah
praktik-praktik tidak jujur yang nyata”;
 Anggota kelompok tidak berupaya untuk memanipulasi pembicaraan dengan cara tidak
wajar agar tujuannya sendiri terlayani dan harapan orang lain atau kelompok gagal;
 Fasilitator menghindari penggunaan taktik dengan sengaja mengaburkan analisis;
mengejek bahasa yang sarat emosi, kesalahan, disebabkan asosiasi, generalisasi yang
tergesa-gesa, mengubah definisi dan terlalu menyederhanakan alternatif pemecahan
masalah "kalau tidak ini berarti itu".
PP – 4.4

SPB 4.4.
ANALISIS RELASI FASILITATOR DENGAN PIHAK LAIN

TUJUAN:
Peserta dapat:
 Menguraikan relasi antara Fasilitator sebagai ruang lingkup kendali dengan pelaku
dalam ruang lingkup pengaruh dan ruang lingkup kepedulian (penerima manfaat) dalam
Program Pamsimas.

 Memperagakan dirinya sebagai ruang lingkup kendali yang akan berkaitan dengan tim
lain di luar lingkaran ruang lingkup pengaruh dan kepedulian.

MATERI:
Pelaku dalam ruang lingkup kendali, boundary partner dan ruang lingkup kepedulian (penerima
manfaat).

WAKTU:
1 JPL (45 menit)

METODE:
Studi Kasus, Diskusi, peragaan dan penugasan individu

PERSIAPAN PENTING:
Menyiapkan bagan relasi antar pelaku yang akan digunakan dalam diskusi kelas (pleno),
memperbanyak LK.

PROSES:

Langkah-langkah Waktu Media Belajar

A. Pengantar SPB 2’
 Jelaskan.tentang:
- SPB 4.4, tujuan, metode dan waktu yang digunakan dalam
pembelajaran ini.
B. Posisi Fasilitator Masyarakat 10’

 Jelaskan bagan seperti MB 4.4.1. Jelaskan bahwa “karena kita MB 4.4.1.


bicara TFM sebagai pokok diskusi dan membahas relasi-nya Bagan Aktor/
dengan pihak lain, maka TFM kita tempatkan pada lingkaran Pelaku dalam
ruang kendali. ruang lingkup
“Kendali”,
 Lakukan curah pendapat “apa arti posisi TFM pada ruang “Pengaruh”, dan
lingkup kendali dalam konteks ini?”. Catat jawaban peserta dan “Kepedulian”.
beri penjelasan. Gunakan BB 4.4.1. sebagai referensi.
Rangkum BB 4.4.1 dengan kartu-kartu metaplan untuk BB 4.4.1.
penjelasan. Ruang Lingkup
Kendali, dan
hubungannya
Langkah-langkah Waktu Media Belajar

Rangkuman “TFM adalah salah satu tim pelaksana program dengan ruang
memiliki “kendali” langsung terhadap masukan yang disediakan lingkup
dan kegiatan yang dilakukan. Namun kendali pada keluaran dan pengaruh dan
capaian lebih terbatas. kepedulian.

C. Hubungan dan Relasi antara Fasilitator Masyarakat dengan 20’


Pihak Lain
 Sementara kelompok berdiskusi, pemandu menyiapkan visual MB 4.4.1.
seperti MB 4.4.1 dalam 1 kain sticky cloth atau 1 dinding Bagan Aktor/
ruangan yang lebar. Pelaku dalam
ruang lingkup
 Setelah seluruh kelompok selesai mengindentifikasi dan
“Kendali”,
mendiskusikan sesuai LK, minta secara bergiliran menempelkan
“Pengaruh”, dan
hasilnya secara bertahap :
“Kepedulian”.
1. Mulai dari kelompok – 1 minta menempelkan 1 pelaku yang
masuk dalam ruang lingkup pengaruh, dan menjelaskan
relasi seperti apa antara hubungan TFM dengan pelaku yang
ditempel tersebut. Minta kelompok lain yang memiliki kartu
pelaku yang sama untuk ruang lingkup pengaruh untuk
menjelaskan relasinya dengan TFM.
2. Lanjutkan dengan Kelompok – 2 untuk menempelkan 1
pelaku lainnya yang berbeda dalam lingkup pengaruh dan
menjelaskan hubunganya.
3. Begitu seterusnya (berputar) sampai semua pelaku yang
diidentifikasi tertempel di 1 visual besar dengan alasan-
alasan mendasar dan relasi seperti apa antara TFM dengan
pelaku tersebut.
4. Beberapa pertanyaan kunci yang dapat digunakan dalam
analisis:
a) Apa peran utama TFM dalam membangun relasi dengan
pelaku pada ruang lingkup pengaruh?.
b) Apa artinya TFM dalam ruang lingkup kendali dengan
pelaku-pelaku di ruang lingkup pengaruh?
c) Apa relasi yang terjadi antara TFM dengan pelaku di
ruang lingkup kepedulian atau penerima manfaat?.
d) Seberapa besar peran TFM dalam relasinya dengan
pelaku di ruang lingkup kepedulian?.
e) Dll.

D. Rangkuman dan Penegasan 3’

 Rangkum dan jelaskan kembali tentang hubungan antara ruang


lingkup kendali, pengaruh dan kepedulian dalam konteks
Langkah-langkah Waktu Media Belajar

program Pamsimas III.


 Untuk memastikan tujuan SPB tercapai, lakukan uji cepat
dengan mengajukan pertanyaan kepada beberapa pesereta
tentang :
1) Apa artinya bahwa TFM berada pada ruang lingkup kendali.
2) Apa relasi yang terjadi antara TFM sebagai ruang lingkup
kendali dengan stakeholder sebagai ruang lingkup pengaruh
dalam konteks pencapaian program Pamsimas III di
lapangan.
3) Siapa saja yang masuk dalam ruang lingkup pengaruh dan
apa relasinya dengan ruang lingkup kepedulian?.
4) Apa relasi yang terjadi antara TFM sebagai ruang lingkup
kendali dengan pelaku di tingkat masyarakat yang disebut
ruang lingkup kepedulian atau penerima manfaat?.
MB–4.4.1

Bagan Aktor/ Pelaku dalam ruang lingkup “Kendali”, “Pengaruh”, dan “Kepedulian”

Ruang Lingkup Kepedulian - Penerima Manfaat

Penerima manfaat
Ruang Lingkup
TFM (ruang
Pengaruh Pengaruh
lingkup kendali)
Stak - Stakeholders
LK–4.4.1

PANDUAN DISKUSI KELOMPOK


Posisi TFM dan Relasinya dengan Pihak Lain dalam Prohram Pamsimas III

Diskusikan dalam kelompok, dan tulis jawabannya dalam kartu-kartu meta plan.

1. Perhatikan dengan baik penjelasan tentang bagan aktor/pelaku-pelaku dalam ruang lingkup
“Pengaruh” (Partner/Stakeholder) dan “Kepedulian” (Penerima manfaat) dan hubungannya
dengan ruang lingkup “Kendali”, seperti bagan di bawah ini.

Ruang Lingkup Kepedulian - Penerima Manfaat

Penerima manfaat
Ruang Lingkup
TFM (ruang
Pengaruh Pengaruh
lingkup kendali)
Stak - Stakeholders

 Input Program
 Support Tim Pelaksana (Koord Prov.,
Advisory, Konsultan, dll.)
 Informasi, pedoman, petunjuk teknis, modul
dan lainnya.

2. Anda adalah TFM yang berada pada ruang lingkup kendali, karena Anda yang
mengendalikan diri anda dan sumberdaya program di tingkat TFM.
3. Identifikasikan siapa saja pelaku di tingkat lingkaran ruang lingkup pengaruh dan siapa saja
pelaku yang berada pada lingkaran ruang lingkup penerimta manfaat (ruang lingkup
kepedulian).
4. Uraikan alasan-alasan dan hubungannya antara Ruang Lingkup Kendali (Anda sebagai
TFM) dengan stakeholder yang berasal pada ruang lingkup pengaruh serta penerima
manfaat yang berada pada ruang lingkup kepedulian.
BB – 4.4.1

Ruang Lingkup Kendali, dan hubungannya dengan ruang lingkup pengaruh dan
kepedulian – dalam pendekatan outcome mapping.

TFM adalah salah satu tim pelaksana program memiliki “kendali” langsung terhadap masukan
yang disediakan dan kegiatan yang dilakukan. Namun kendali pada keluaran dan capaian lebih
terbatas.
TFM dapat bekerjasama dan mencoba ”mempengaruhi” stakeholders/mitra langsungnya
melalui berbagai dukungan program/ kegiatan. Namun TFM tidak dapat mengendalikan
langsung tingkat perubahan yang terjadi pada masyarakat/warga sebagai penerima manfaat.
Dengan demikian, aktor yang sebenarnya paling berpengaruh dan bertanggungjawab terhadap
perubahan yang terjadi sebagai capaian program adalah para mitra dan stakeholder di ruang
lingkup pengaruh. Fokus pada perubahan perilaku stakeholders/ partner tidak berarti bahwa
program dapat menentukan bagaimana, kapan dan alasan stakeholders/partner tersebut
berubah.
TFM sama sekali tidak memiliki kendali atas apa yang akan terjadi di tingkat penerima manfaat.
Meskipun perubahan yang terjadi di tingkat penerima manfaat, sebenarnya merupakan
kepentingan dan titik “kepedulian” yang menjadi pemicu lahirnya suatu program pembangunan.
Pendekatan ini berasumsi bahwa stakeholders/partner-lah yang mengendalikan dan
menenntukan tingkat perubahan yang terjadi sebagai capaian program. Namun, program
diharapkan dapat mempengaruhi secara langsung atau berkontribusi rerhadap perubahan-
perubahan yang terjadi pada stakeholders/partner. Sebagai pendukung eksternal, suatu
program pembangunan hanya dapat memfasilitasi proses dengan menyediakan akses ke
sumberdaya, ide-ide, atau kesempatan yang baru kepada stakeholders selama jangka waktu
tertentu.

Anda mungkin juga menyukai