Anda di halaman 1dari 3

Refleksi Diri

Kezia Arihta, 1906400646, Profesionalisme dalam Keperawatan kelas D

Pada mata kuliah PDK (Profesionalisme dalam Keperawatan), saya mempelajari tentang
nilai-nilai profesionalitas di bidang keperawatan. Pertemuan pertama kali kelas ini berupa kelas
besar, yaitu seluruh kelas digabung untuk mengikuti panduan dari narasumber terkait kelas
tersebut. Pada saat itu, setiap mahasiswa diberikan tugas untuk mencari serta membuat biografi
dari salah satu tokoh perawat di dunia. Setiap mahasiswa mendapat tokoh yang berbeda (tidak
boleh sama) kemudian tugas ini dikumpulkan dua minggu berikutnya. Setelah pengumpulan
tugas tersebut, kegiatan perkuliahan dilaksanakan di kelas masing-masing. Setiap fasilitator
memberikan arahan untuk berdiskusi mengenai PBL yang telah tertera di Emas, PBL yang
didiskusikan adalah nilai profesionalitas, kode etik, serta etika dan moral. Diskusi tersebut
dilanjut dengan pembagian tugas dan pengisian borang oleh sekretaris. Untuk minggu
selanjutnya, mahasiswa harus mengumpulkan LTM dengan topik berdasarkan bagian tugasnya
dan didiskusikan kembali dengan teman sekelompok. Sesekali mahasiswa akan bertanya kepada
fasilitator apabila menemui kendala. Setelah diskusi, akan ada pembuatan power point untuk
presentasi di minggu selanjutnya. Presentasi dilakukan oleh tiga orang perwakilan tiap
kelompok. Setelah presentasi selesai, akan ada klarifikasi oleh narasumber di minggu
selanjutnya. Klarifikasi dilakukan di kelas besar atau kelas gabungan.

Perasaan saya mengikuti mata kuliah PDK selama satu semester ini adalah saya merasa
senang dan menikmati proses kegiatan belajar-mengajar tersebut. Narasumber-narasumber yang
memberikan klarifikasi sangat bersemangat serta memberikan ilmu yang mungkin di kesempatan
lain belum tentu dapat saya dapatkan. Fasilitator saya pun demikian. Beliau selalu menjawab
pertanyaan setiap mahasiswa secara jelas, rinci, dan tidak lupa memberitahukan sumber. Dosen
di kelas saya juga selalu memberikan saran yang baik bagi tiap mahasiswa di kelas. Oleh karena
itu, saya tidak pernah merasa tertekan dengan suasana di kelas, meskipun saya sempat gugup
apabila sudah giliran saya untuk presentasi.

Setiap PBL yang dibahas dalam mata kuliah ini memicu mahasiswa agar dapat berpikir
lebih kritis. Menurut Barrows (2002) dalam buku The Wiley Handbook of Problem-Based
Learning, PBL atau Problem Based Learning merupakan metode pembelajaran yang berfokus
pada kesahihan, mempertanyakan, serta masalah dunia nyata. Masalah yang menjadi topik
biasanya tidak terstruktur serta memiliki solusi yang beragam. Dalam melakukan PBL,
mahasiswa bekerja di dalam kelompok untuk mendiskusikan pemicu yang ada. Fasilitator
nantinya akan membimbing jalannya diskusi kelompok tersebut. Pada mata kuliah ini,
mahasiswa diminta agar terus berperan aktif (karena PBL harus dilakukan orang anggota
kelompok yang aktif) dan menyuarakan pendapat mereka. Selain itu, mahasiswa juga harus
memiliki sumber baca yang beragam untuk menunjang pengetahuannya. Dalam pemicu-pemicu
yang ada, sering kali dibahas mengenai kode etik serta etika dalam keperawatan. Kode etik
menurut Kelly (1987) merupakan ciri dari perilaku keprofesionalitasan seorang perawat dalam
menjalankan profesinya. Ciri tersebut memberikan arti penting dalam penentuan, pemertahanan,
dan peningkatan standar profesi. Pembahasan mengenai kode etik tidak semata-mata hanya
mengerjakan tugas yang diberikan untuk dijadikan LTM saja, tetapi mahasiswa harus benar-
benar menerapkan konsep tersebut saat sudah menjadi perawat profesional di masa yang akan
datang. Keberadaan kode etik membuat profesi perawat melaksanakan subyeknya dengan tunduk
terhadap perundang-undangnya, seperti “Perawat harus…/Perawat memiliki obligasi untuk
memperlakukan klien dengan rasa hormat untuk kebutuhan pribadi klien tersebut…”
(Seedhouse, 2000). Kode etik merupakan konsep penting dalam meningkatkan mutu pelayanan
asuhan keperawatan dari perawat profesional.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa saya merasa senang dan merasa
mendapatkan banyak ilmu pengetahuan baru dari mata kuliah ini. Setiap klarifikasi, saya selalu
mendapatkan pencerahan dan semakin mengerti topik-topik yang dibahas. Metode yang
digunakan, yaitu PBL, melatih saya untuk selalu aktif dan lebih kritis karena seorang perawat
memang harus memiliki sikap yang kritis agar mampu mengambil keputusan yang baik.
Tindakan selanjutnya yang perlu saya lakukan adalah dengan belajar lebih giat serta
meningkatkan semangat saya dalam mengikuti perkuliahan untuk semester selanjutnya. Saya
harus lebih rajin mencatat dan belajar berpikir kritis dengan memikirkan suatu topik dari
berbagai aspek lalu bertanya apabila tidak mengerti. Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih
kepada fasilitator, narasumber, serta teman-teman sekelas saya yang turut andil berperan dalam
membantu saya selama satu semester di kelas PDK-D ini.
Referensi

Moallem, M., Hung, W., & Dabbagh, N. (2019). The Wiley handbook of problem-based learning
(1st ed., Wiley Handbooks in Education). Hoboken, NJ: John Wiley & Sons.

Priharjo, R (1995). Pengantar etika keperawatan. Yogyakarta: Kanisius.

Seedhouse, D. (2000). Practical nursing philosophy: The universal ethical code (1st ed.).
Chichester: John Wiley&Sons.

Anda mungkin juga menyukai