Anda di halaman 1dari 6

Etika Keperawatan dan Kode Etik

Kezia Arihta, 1906400646, Kelompok 1, PDK-D

I. Pendahuluan

Nilai profesionalitas seorang perawat diukur dari bagaimana dirinya bersikap dan
mengambil sebuah keputusan dalam asuhan keperawatannya. Perawat profesional berusaha
semaksimal mungkin untuk memberikan asuhan keperawatan yang bermutu sehingga
kepuasan pasien dapat tercapai. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh perawat adalah
dengan mempelajari apa itu etik keperawatan serta apa saja kode etik dalam keperawatan.

II. Isi
A. Etika Keperawatan

Kata etika berasal dari bahasa Yunani, ethos, yang artinya kebiasaan atau
model perilaku, atau standar yang diharapkan serta kriteria tertentu untuk suatu
tindakan (Araskar dan David, 1978). Sedangkan menurut Rowson (1992), etik
merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan isu moral. Etika
berhubungan erat dengan moral. Moral memiliki definisi yaitu suatu kegiatan atau
perilaku yang mengarahkan manusia untuk memiliki tindakan yang dilakukan
adalah hal baik atau buruk. Etika merupakan bagian dari filosofi yang
berhubungan dengan keputusan moral menyangkut manusia (Spike Lee, 1994).

Dapat disimpulkan etika merupakan pengetahuan moral dan susila,


falsafah hidup, kekuatan moral, sistem nilai, serta kesepakatan yang telah
disetujui dalam suatu lingkungan atau masyarakat. Hal ini juga menegaskan
bahwa moral merupakan bagian dari etik itu sendiri serta etika adalah ilmu
tentang moral, sedangkan moral merupakan satu kesatuan nilai yang dipakai
manusia sebagai dasar prilakunya. Dengan demikian, etika keperawatan dapat
diartikan merupakan model perilaku atau standar bagaimana perawat mengatur
dirinya sendiri, etika keperawatan diatur ke dalam kode etik keperawatan.

Dalam etika keperawatan, Henderson dalam buku Teori Keperawatan,


menjelaskan bahwa terdapat konsep moral keperawatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah keperawatan dengan menggunakan metode ilmiah, bila
membicarakan praktek keperawatan tidak lepas dari fenomena keperawatan dan
hubungan pasien dan perawat. Fenomena keperawatan sendiri memiliki arti
bahwa terdapat penyimpangan kebutuhan pasien secara biologi, psikologi, sosial,
dan spiritual. Asuhan keperawatan merupakan bentuk dari praktek keperawatan,
dimana asuhan keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan praktek
keperawatan yang diberikan pada pasein dengan menggunakan proses
keperawatan berpedoman pada standar keperawatan, dilandasi etika dan etiket
keperawatan (Kozier, 1991).

Terdapat prinsip-prinsip moral yang perlu dilakukan dalam melakukan


praktek keperawatan, yaitu menghargai otonomi (autonomy), keadilan (justice),
tidak membahayakan (nonmaleficence), kemurahan hati (beneficence), kesetiaan
(fidelitiy), serta kebenaran (veracity). Menghargai otonomi memiliki arti bahwa
perawat memberikan kebebasan pada pasien untuk memilih dan tidak
memaksakan kehendaknya dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Sedangkan
keadilan memiliki arti bahwa perawat harus mampu memfasilitasi pasien secara
adil, tidak memandang status sosial, suku, dan budaya. Perawat juga tidak boleh
membahayakan pasien (nonmaleficence), dalam keadaan darurat, misalnya,
perawat harus mengambil tindakan terbaik agar pasien tetap selamat. Seorang
perawat juga harus memiliki kemurahan hati dengan bersikap ramah dan rela
berkorban apabila pasien membutuhkan (mementingkan kepentingan orang lain
dibandingkan kebutuhannya sendiri). Perawat harus memiliki kesetiaan yang baik
dan bertanggung jawab terhadap janji-janji yang diberikan (fidelity). Sedangkan
kebenaran atau veracity memiliki arti yaitu perawat melakukan segala
tindakannya sesuai dengan kebenaran serta ketentuan yang berlaku, tidak ada
yang ditutupi, dan tidak memberikan harapan palsu.

B. Kode Etik Keperawatan

Kode etik keperawatan merupakan daftar prilaku atau bentuk


pedoman/panduan etik prilaku profesi keperawatan secara professional (Aiken,
2003). Tujuan dari pembuatan kode etik adalah sebagai pelindung pelaku dan
penerima praktek keperawatan.

Menurut PPNI, kode etik perawat adalah sebagai berikut:

a. Perawat dan klien

1. Perawat dalam menghargai harkat dan martabat dan keunikan klien


serta tidak terpengaruh dengan suku, bangsa, ras, warna kulit,
umur, jenis kelamin, aliran politik, kedudukan sosial, dan agama
klien.

2. Perawat senantiasa memelihara suasana lingkungan dalam


memberikan pelayanan keperawatan. Perawat juga menghormati
nilai-nilai budaya, adat istiadat, dan kelangsungan hidup beragama
pasien.

3. Perawat memiliki tanggung jawab utama yaitu kepada klien yang


membutuhkan asuhan keperawatan.

4. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang dikehendaki


sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali
jika diperlukan oleh yang berwenang sesuai dengan ketentuan
hukum yang berlaku.
b. Perawat dan praktek

1. Perawat meningkatkan kompetensi atau kemampuan dengan terus


belajar (pengembangan diri).

2. Perawat memiliki sikap jujur yang profesional serta memelihara


mutu pelayanan keperawatan yang tinggi dengan menerapkan
pengetahuan serta keterampilan keperawatan yang sesuai dengan
kebutuhan pasien.

3. Dalam membuat keputusan, perawat harus membuat keputusan


yang tepat sesuai dengan informasi akurat serta mempertimbangan
kualifikasi seseorang bila melakukan konsultasi, menerima
delegasi, dan memberikan delegasi kepada orang lain.
4. Perawat menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan
bersikap secara profesional.
c. Perawat dan masyarakat
Perawat bersama masyarakat memiliki tanggung jawab untuk
memprakarsai serta mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi
kebutuhan terutama Kesehatan masyarakat.
d. Perawat dan teman sejawat
1. Pemeliharaan hubungan baik antarperawat serta tenaga Kesehatan
lainnya agar terdapat suasana lingkungan kerja yang baik demi
tercapainya tujuan pelayanan kesehatan secara keseluruhan.
2. Perawat melindungi pasien dari tenaga kesehatan lain yang
memberikan pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis
dan ilegal.
e. Perawat dan profesi
1. Perawat memiliki peran utama dalam menentukan standar
pendidikan, pelayanan keperawatan, serta menerapkan hal tersebut
dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan keperawatan.
2. Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan
profesinya.
3. Perawat mampu berpartisipasi secara aktif dalam mengupayakan
profesi untuk membangun dan memelihara suasana kerja yang
kondusif agar asuhan keperawatan yang dilakukan memiliki mutu
yang tinggi.
III. Penutup
Dapat disimpulkan bahwa dalam keprofesionalitasan keperawatan, terdapat etika
keperawatan yang perlu dimiliki oleh seorang perawat. Etika keperawatan merupakan
model perilaku atau standar dalam melakukan tindakan keperawatan. Dalam etika
keperawatan, terdapat konsep moral keperawatan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah keperawatan agar asuhan keperawatan yang dilakukan dapat memiliki mutu
yang tinggi.
Perawat juga memiliki kode etik keperawatan yang merupakan pedoman dalam
melakukan tindakan asuhan keperawatan dan pelindung pelaku serta penerima asuhan
keperawatan. Kode etik tersebut tersusun atas perawat dan klien, perawat dan praktek,
perawat dan masyarakat, perawat dan teman sejawat, perawat dan profesi. Kelima
poin tersebut harus dilakukan dengan baik agar mutu pelayanan asuhan keperawatan
yang dilakukan baik dan tinggi.
Daftar Pustaka

Berman, A., Kozier, B., Erb, G. L., Snyder, S., Levett-Jones, T., Dwyer, T.,
Stanley, D. (2016). Kozier and Erbs fundamentals of nursing: concepts, process
and practice (10th ed.). Melbourne, Victoria: Pearson Australia.

Kode Etik Keperawatan Indonesia. (n.d.). Retrieved April 20, 2020, from
https://ppni-
inna.org/doc/ADART/KODE_ETIK_KEPERAWATAN_INDONESIA.pdf

Priharjo, R (1995). Pengantar etika keperawatan. Yogyakarta: Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai