Anda di halaman 1dari 151

LTM DK 1: SISTEM SARAF, PENGINDERAAN,

DAN MUSKULOSKELETAL

Kezia Arihta
1906400646
IBD B28
I. SISTEM SARAF
1. JELASKAN STRUKTUR DAN
FUNGSI SEL SARAF DAN SEL
PENUNJANG SISTEM SARAF
Sistem saraf adalah rangkaian organ yang dibentuk
oleh jaringan saraf

Sel pembentuk jaringan saraf, yaitu :

Sel Saraf (Neuron) Sel Penunjang (Neuroglia)

Sebagai penerima, penghantar, serta


memproses informasi dengan Men-support, melindungi, merawat
menjalankan fungsi sistem saraf; dan mempertahankan homeostasis
mengingat, berpikir, dan mengontrol cairan di sekeliling neuron.
aktivitas tubuh.
1). Badan sel/perikaryon/soma, terdapat pada inti sel
jaringan saraf (nucleus) yang berfungsi sebagai penerima
rangsang dari dendrit yang kemudian rangsang tersebut
diolah dan hasil pengolahannya diteruskan ke akson.
2). Inti sel (nukleus), berfungsi untuk mengatur seluruh
aktivitas neuron yang berada di dalam badan sel, dan
mengambang diantara sitoplasma.
3). Dendrit, merupakan sel saraf pendek yang
bercabang-cabang halus dan berfungsi untuk menerima
rangsang dari reseptor atau neuron lain dan
meneruskannya ke badan sel.
4). Akson, adalah selaput sel saraf panjang yang
merupakan perluasan dari badan sel. Serta berfungsi
sebagai penerima rangsang dari badan sel dan
meneruskannya ke akson lain atau efektor. Akson
dilindungi oleh selubung meilin yang berperan untuk
melindungi akson dari kerusakan.
5). Selubung Myelin, berfungsi untuk memberi nutrisi
kepada akson, menjadi perlindungan, mencegah
kebocoran ion, mempercepat jalannya rangsang dan
insulasi akson.
6). Sel Schwann, adalah sel penyokong akson yang
berfungsi membentuk selubung mielin, dan membantu
dalam regenerasi akson.
7). Akson Terminal, berfungsi sebagai ujung akson yang
Principles of anatomy & menghasilkan neurotransmitter sebagai penghantar
physiology 12th edition,
Tortora
rangsang kimiawi ke neuron berikutnya atau efektor.
Struktur Sel Saraf Penunjang

1). Astrosit merupakan sel glia terbesar dan


yang paling banyak, bentuknya seperti
bintang dan berfungsi sebagai penyokong
neuron secara struktural dan membantu
transfer nutrisi ke neuron.
2). Oligodendrosit adalah sel saraf yang
melapisi akson dengan membentuk
selubung myelin pada neuron SSP.
3). Mikroglia berfungsi sebagai imunitas
(bersifat fagosit) dan mensekresikan
nervegrowthfactor
4). Sel Ependimal merupakan sel bersilia
yang berfungsi untuk mengatur
pergerakan cairan serebrospinal

Human physiology: From cell to system 7th Edition


2010, Sherwood
DAFTAR PUSTAKA
Kuntarti. (n.d). Anatomi Sistem Muskuloskeletal dan Sistem
Integumen. Depok: Universitas Indonesia. Diambil dari
http://staf.ui.ac.id
Sherwood, Lauralee. (2010). Human physiology: From cells to
system 7th edition. US: Brooks/Cole, Cengage Learning
Tortora, G. J., & Derrickson, B. (2009). Principles of anatomy and
physiology 12th edition. United State : John Wiley & Sons, Inc.
2. JELASKAN KLASIFIKASI SISTEM
SARAF SECARA ANATOMI DAN
FISIOLOGI!
A. SEBUTKAN BAGIAN SISTEM
SARAF PUSAT DAN FUNGSINYA!
B. SEBUTKAN BAGIAN SISTEM
SARAF TEPI DAN FUNGSINYA!
A. BAGIAN SISTEM SARAF PUSAT DAN SARAF TEPI
BESERTA FUNGSI

Otak
o Merupakan pusat komputer dari seluruh alat tubuh.
o Jaringan Otak dibungkus oleh selaput otak dan tulang tengkorak yang kuat dan terletak dalam kavum
kranii.
o Otak dibungkus oleh tiga selaput otak (meningen) dan dilindungi oleh tulang tengkorak. Meningen
merupakan selaput pembungkus otak dan sumsum tulang belakang yang berfungsi sebagai:
pelindung struktur saraf yang halus
membawa pembuluh darah dan cairan sekresi serebrospinalis
memperkecil benturan atau getaran pada otak dan sumsum tulang belakang.

Referensi : Kuntarti. (2006). Anatomisaraf. [PDF File]. Available from


http://staff.ui.ac.id/system/files/users/kuntarti/material/fisiologiotot.pdf
Otak Besar (Serebrum)
oMerupakan bagian terbesar dari otak manusia.
oTerdapat dua hemisfer yang tampak simetris tetapi struktur dan fungsi berbeda:
Hemisfer kanan : mengontrol tangan kiri, pengendalian terhadap musik, ruang
dan pola, dan imajinasi.
Hemisfer kiri : mengontrol tangan kanan, bahasa tulisan dan lisan, keterampilan
numerik dan saintifik, dan penalaran.

Referensi : Kuntarti. (2006). Anatomisaraf. [PDF File]. Available from


http://staff.ui.ac.id/system/files/users/kuntarti/material/fisiologiotot.pdf
Otak Kecil (Serebelum)
oBagian terbesar kedua otak.
oMemiliki belahan yang ditutupi oleh lapisan bahan kelabu, korteks cerebellar.
oSerebelum menyesuaikan gerakan yang sedang berlangsung dengan membandingkan sensasi tiba dengan sensasi
yang sebelumnya dialami, memungkinkan individu untuk melakukan gerakan yang sama berulang-ulang.

Referensi: Martini FH, Nath JL, Bartholomew EF. Fundamentals of anatomy & physiology. 9th ed. San Francisco:
Pearson Education, Inc; 2012.
Otak Tengah (Mesensefalon)
oTerletak di depan otak kecil dan jembatan varol (menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga
menghubungkan otak besardan sumsum tulang belakang).
oDi depan otak tengah (diencephalon)
Talamus (Pusat pengatur sensoris)
Hipotalamus (Pusat pengatursuhu, Mengatur selera makan, Keseimbangan cairan
tubuh). Bagian atas ada lobusoptikus (pusat refleks mata).

Diakses dari https://dinus.ac.id/persarafan1


Sumsum Tulang Belakang
oFungsi: Penghubung impuls dari dan ke otak. Memungkinkan jalan terpendek pada gerak refleks.
oDi bagian dalam terdapat :
akardorsal yang mengandung neuron sensorik.
akarventral yang mengandung neuron motorik.
Urutan Saraf Nama Saraf Sifat Saraf Memberikan saraf untuk dan fungsi saraf
I N. Olfaktorius Sensoris Hidung, sebagai alat penciuman
II N. Optikus Sensoris Bola mata, untuk penglihatan
III N. Okulomotoris Motorik Penggerak bola mata dan mengangkat kelopak
mata
IV N. Troklearis Motorik Mata, memutar mata dan penggerak kelopak mata
V N. Trigeminus Motorik dan sensorik Kulit kepala dan kelopak mata atas
N. Oftalmikus Motorik dan sensorik
N. Maksilaris Sensorik Rahang atas, palatum, dan hidung
N. Mandibularis Motorik dan sensorik Rahang bawah dan lidah
VI N. Absuden Motorik Mata, penggoyang sisi mata
VII N. Fasialis Motorik dan sensorik Otot lidah, penggerak sisi lidah dan selaput lender
rongga mulut
VIII N. Auditorius Sensorik Telinga, rangsangan pendengar
IX N. Glosofaringeus Sensorik dan motorik Faring, tonsil, dan lidah. Rangsangan cita rasa
X N. Vagus Sensorik dan motorik Faring, laring, paru dan esofagus
XI N. Aksesorius Motorik Leher dan otot leger
XII N. Hipoglosus Motorik Lidah, cita rasa, dan otot lidah
Saraf Somatik (saraf sadar)
 Merupakan saraf yang mengumpulkan informasi sensoris dari tubuh. Indra somatif digolongkan menjadi tiga
jenis :
Indra somatik mekanoreseptif, yang dirangsang oleh pemindahan mekanisme
sejumlah jaringan tubuh, meliputi indra raba, tekanan, tekanan yang menentukan
posisi relative, dan kecepatan gerakan berbagai bagian tubuh.
Indra termoreseptor, mendeteksi panas dan dingin
Indra nyeri, digiatkan oleh factor apa saja yang merusak jaringan

Referensi : Syaifuddin, Haji. Ilmu Biomedik dasar: Anatomi I Fisiologi Untuk Keperawatan & Kebidanan.
Jakarta, 2019.
Saraf Otonom (saraf tidak sadar)
oSaraf yang mempersarafi alat-alat dalam tubuh seperti kelenjar, pembuluh darah, paru, lambung, usus, dan
ginjal.
oBerfungsi untuk mengatur motilitas dan sekresi pada kulit, pembuluh darah, dan organ visceral dengan cara
merangsang pergerakan otot polos dan kelenjar eksokrin.

Referensi : Syaifuddin, Haji. Ilmu Biomedik dasar: Anatomi I Fisiologi Untuk Keperawatan
& Kebidanan. Jakarta, 2019.
3. JELASKAN PROSES
PEMBENTUKAN POTENSIAL
BERJENJANG DAN POTENSIAL
AKSI!
POTENSIAL BERTINGKAT
Perubahan lokal dalam potensi membran yang terjadi dalam berbagai tingkat atau derajat magnitudo
atau kekuatan dan tidak dapat menyebar jauh dari lokasi stimulasi.
Setiap stimulus yang membuka saluran gated menghasilkan potensi bertingkat

Sherwood, Lauralee. Fundamentals of Human Physiology,


4thE edition. Cengage Learning; 2010.

Martini. Fundamentals of Anatomy & Physiology.


9th ed. Pearson; 2012.
Potensi bertingkat, baik depolarisasi atau hiperpolarisasi, memiliki empat karakteristik dasar:
1. Potensi transmembran paling berubah di tempat stimulasi dan efeknya berkurang dengan
jarak.
2. Efeknya menyebar secara pasif karena merupakan arus lokal.
3. Perubahan bertingkat dalam potensi transmembran dapat melibatkan polarisasi,
depolarisasi atau hiperpolarisasi. Sifat-sifat dan distribusi saluran membran yang terlibat
menentukan sifat perubahan.
4. Semakin kuat stimulus, semakin besar perubahan potensial transmembran dan semakin
besar area yang terkena.

Martini. Fundamentals of Anatomy &


Physiology. 9th ed. Pearson; 2012.
PROSES POTENSI BERTINGKAT
1. Ion natrium memasuki sel dan tertarik ke negatif
mengisi sepanjang permukaan bagian dalam
membran. Seperti ini tambahan muatan positif
tersebar, transmembran potensi bergeser ke 0 mV.
Setiap pergeseran dari istirahat potensi menuju
potensi yang lebih positif disebut depolarisasi.
Perhatikan bahwa istilah ini berlaku untuk
perubahan pada potensial dari –70 mV ke nilai
negatif yang lebih kecil (–65 mV, –45 mV, –10 mV),
serta untuk potensi membran di atas 0mV (+10
mV,+30 mV). Dalam semua perubahan ini,
membran potensi menjadi lebih positif.
2. Sebagai membran plasma yang mendepolarisasi, ion natrium
dilepaskan dari permukaan luarnya. Ion-ion ini, bersama dengan ion
natrium ekstraseluler lainnya, kemudian bergerak menuju tempat
terbuka saluran, menggantikan ion yang sudah masuk sel. Pergerakan
muatan positif ini paralel dengan permukaan dalam dan luar
membran disebut lokal
arus.

Martini. Fundamentals of Anatomy & Physiology. 9th ed. Pearson; 2012.


POTENSIAL AKSI
Perubahan singkat, cepat, dan besar berupa dorongan listrik yang diperbanyak di sepanjang permukaan
akson (ke satu atau lebih sinapsis) dan tidak berkurang saat bergerak menjauh dari sumbernya
Potensial terbalik sehingga bagian dalam sel yang tereksitasi sementara menjadi lebih positif dari yang di
luar.
Disebabkan karena aliran arus pasif yang menyertai potensial berjenjang cepat menghilangkan sewaktu
arus tersebut bergerak menjauhi tempat pembentukan

Martini. Fundamentals of Anatomy & Physiology. 9th ed.


Pearson; 2012.

Sherwood, Lauralee. Fundamentals of Human Physiology, 4thE


edition. Cengage Learning; 2010.
Setiap neuron menerima informasi dalam bentuk potensial berjenjang pada dendrit dan sel
tubuh, dan potensial berjenjang di terminal sinaptik memicu rilis neurotransmiter. Namun,
kedua ujung neuron mungkin terpisah satu meter dan bahkan yang terbesar potensial
berjenjang hanya mempengaruhi area kecil.
Potensial aksi merupakan perubahan yang diperbanyak dalam potensi transmembran yang,
sekali dimulai, memengaruhi seluruh membran yang mudah terbakar. Padahal potensi
istirahat tergantung pada leak channel dan potensial berjenjang.

Martini. Fundamentals of Anatomy


& Physiology. 9th ed. Pearson;
2012.
PROSES POTENSIAL AKSI
1. Depolarization to Threshold (Depolarisasi ke ambang)
Stimulus yang memulai potensial aksi adalah depolarisasi bertingkat yang cukup besar untuk buka voltage-gated
sodium channels. Pembukaan saluran terjadi pada potensial transmembran yang dikenal sebagai ambang.

2. Aktivasi Sodium Channel dan Depolarisasi Cepat


Ketika gerbang saluran natrium terbuka, membran plasma menjadi jauh lebih permeabel terhadap Na +.
Didorong oleh gradien elektrokimia yang besar, ion natrium masuk ke dalam sitoplasma, dan terjadi depolarisasi
cepat. Permukaan membran dalam sekarang mengandung lebih banyak ion positif daripada yang negatif, dan
potensial transmembran telah berubah dari –60 mV menjadi nilai positif.

Martini. Fundamentals of Anatomy &


Physiology. 9th ed. Pearson; 2012.
Martini. Fundamentals of Anatomy &
Physiology. 9th ed. Pearson; 2012.
3. Inaktivasi Saluran Natrium dan Aktivasi Saluran Kalium
Ketika potensial transmembran mendekati +30 mV, gerbang inaktivasi dari saluran natrium
yang diberi tegangan tertutup. Langkah ini dikenal sebagai inaktivasi saluran natrium, dan
bertepatan dengan pembukaan saluran kalium yang terjaga tegangannya. Ion kalium
bermuatan positif bergerak keluar dari sitosol, menggeser potensi transmembran kembali ke
tingkat istirahat. Repolarisasi sekarang dimulai.

4. Penutupan Sodium Channels


The voltage-gated sodium channels tetap tidak aktif sampai membran telah dipolarisasi ke
dekat ambang batas. Saat ini, mereka mendapatkan kembali status normalnya: tertutup tetapi
mampu dibuka. Saluran potassium yang terjaga tegangannya mulai menutup saat membran
mencapai potensial istirahat normal (sekitar –70 mV). Sampai semua saluran kalium ini
tertutup, ion kalium terus meninggalkan sel. Ini menghasilkan hiperpolarisasi singkat.
Martini. Fundamentals of Anatomy &
Physiology. 9th ed. Pearson; 2012.
4. JELASKAN TENTANG STRUKTUR
SINAPS, FUNGSI, DAN PROSES YANG
TERJADI PADA SINAPS SECARA
SINGKAT!
STRUKTUR SINAPS, FUNGSI SINAPS, DAN PROSES
SINAPS
SINAPSIS merupakan titik temu
akson yang ada pada neuron satu
dengan neuron yang lainnya. sinapsis
terbentuk karena pembengkakan
terminal akson. Sinapsis
memungkinkan neuron (sel saraf)
untuk melewatkan sinyal listrik atau
kimia ke sel lain (atau sebaliknya).

Repository.unpas.ac.id
STRUKTUR SINAPS

1. Membran presinaps, berfungsi


mengeluarkan neurotransmiter
2. Celah sinaptik (berisi cairan),
berfungsi sebagai media yang
menghantarkan neurotransmiter ke
membran postsinaps
3. Membran postsinaps, penebalan
membran plasma pada sel target

Zulliesikawati.staff.ugm.ac.id
FUNGSI SINAPS

1. Membagi impuls ke beberapa neuron


2. Sebagai pemberi rangsangan ke sel otot
3. Penyedia koneksi antar neuron
4. Mengatur transmisi neuron
5. Berperan dalam pembentukan ingatan pada manusia dan hewan
PROSES SINAPS
Impuls yang sudah berada di ujung akson, membuka kanal ion kalsium. Ion kalsium masuk ujung
akson dan ion natrium dan senyawa kolin dan asetat masuk pompa natrium untuk masuk ke dalam
akson.
Senyawa asetat di mitokondria akan di aktivasi menjadi ko-enzim A sedangkan kolin + asetil ko-
enzim A (dari mitokondria) + enzim kolin asetil transferase = asetil kolin.
Asetil kolin dibungkus membran vesikel sinaps yang diinternalisasi dari proses endositosis yang
didalamnya terdapat ATP.
Akibat stimulus ion kalsium vesikel sinaps menuju bouton terminaux dan menyatu dengan
membran akson
Dari proses eksositosis neurotransmiter dikeluarkan ke celah sinaps, selanjutnya asetil kolin
berikatan dengan reseptornya di post-sinaps sehingga menimbulkan respons listrik
Enzim asetil kolin-esterase menghidrolisis asetil kolin menjadi senyawa kolin & asetat dengan
melepas ikatan asetil kolin dengan reseptornya.
Ekosistem.co.id
REFERENSI
UNY. n.d. Diakses dari
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132300162/pendidikan/Jaringan_Saraf.pdf

Jusuf, A. A. (2009). Aspek histologis dalam neurosains. Depok: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
5. SEBUTKAN PELINDUNG SISTEM
SARAF PUSAT DAN TEPI!
STRUKTUR PELINDUNG SISTEM SARAF

 Lapisan perlindung pertama:


a. Tulang cranium yang keras membungkus otak
b. Kanal vertebral yang mengelilingi sumsum tulang
belakang.

 Lapisan pelindung kedua:


a. Meninges, 3 membran yang terletak di antara
bungkusan tulang dan jaringan saraf
pada otak dan sumsum tulang belakang.
1. Dura mater: lapisan terluar yang tebal berkolagen.
2. Araknoid mater: lapisan tengah yang terletak di
bagian eksternal pia mater dan mengandung
sedikit pembuluh darah.

Sherwood L. Introduction to human physiology. 8th ed. Virginia: Brooks/Cole, Cengage


Learning; 2013. p. 134
a. Ruang Subaraknoid: memisahkan lapisan araknoid dari pia mater dan mengandung cairan
serebrospinalis, pembuluh darah, dan jaringan penghubung seperti selaput yang berfungsi untuk menjaga
posisi lapisan araknoid.
b. Vili araknoid: berkas kecil jaringan araknoid yang menonjol ke dalam sinus vena pada dura mater.

3. Pia mater: Lapisan terdalam yang halus dan tipis serta mengandung banyak
pembuluh darah untuk menyuplai jaringan saraf.
 Cairan Cerebrospinal:
- Terdapat di ruang subaraknoid pada otak dan medulla spinalis.
- Cairan ini hampir sama seperti plasma darah, namun tidak mengandung protein.
- Cairan ini dihasilkan oleh:
 Pleksus Koroid: jaringan-jaringan kapilar berbentuk bunga kol yang menonjol
dari pia mater ke dalam dua ventrikel otak.
 Sekresi oleh sel-sel ependymal.
- Fungsi:
 Sebagai bantalan untuk jaringan lunak otak dan medulla spinalis.
 Media pertukaran nutrien dan zat buangan antara darah dan otak serta medulla
spinalis.
Blood-Brain Barrier (Sawar Darah Otak):
- Membran yang sangat selektif untuk membatasi akses bahan-bahan di dalam darah untuk masuk ke jaringan otak
yang rentan.
- Sawar darah otak membatasi penggunaan obat untuk terapi gangguan otak dan medulla spinalis karena
sawar ini tidak dapat ditembus oleh banyak obat.
Referensi
Sherwood L. Introduction to human physiology. 8th ed. Virginia: Brooks/Cole,
Cengage Learning; 2013. p. 134
6. PEMBULUH DARAH APAKAH
YANG MEMBERIKAN
VASKULARISASI PADA OTAK?
PEMBULUH DARAH PADA OTAK
Dibagi menjadi 2 arteri

Arteri Karotis Internal


membentuk
interconnected Circle of Willis

Arteri vertebral kiri Arteri cerebri posterior


Dibagi menjadi
bergabung 2 cabang
Arteri basilaris
Arteri vertebral Arteri komunikasi
kanan posterior

(Martini, Nath and Bartholomew, 2012)


Arteri Karotis Internal

Mengalirkan pasokan darah ke


otak, lebih tepatnya bagian
depan otak

Arteri basilaris

Mengalirkan pasokan darah ke


saraf tulang belakang, medulla
oblongata, pons, cerebellum

(Martini, Nath and Bartholomew, 2012)


REFERENSI
Martini, F., Nath, J. and Bartholomew, E. (2012). Fundamentals of anatomy & physiology.
San Francisco: Benjamin Cummings.
II. SISTEM PENGINDERAAN
1. SEBUTKAN STRUKTUR YANG BERPERAN
DALAM SISTEM PENGINDERAAN (UMUM DAN
KHUSUS), SEL RESEPTOR PADA ORGAN
TERSEBUT, DAN SEBUTKAN FUNGSINYA
A. PENGLIHATAN
B. PENDENGARAN
C. KESEIMBANGAN
D. PENGHIDU
E. PENGECAP
F. SOMATOSENSORIK
A. ORGAN YANG BERPERAN PADA SISTEM PENGINDERAAN PENGLIHATAN
BESERTA RESEPTOR DAN FUNGSINYA

MATA
Struktur :
a) Sklera
b) Kornea
c) Iris
d) Pupil
e) Lensa
f) Retina

Sumber: Principles of anatomy and physiology 13th edition


Reseptor

FOTORESEPTOR

Fungsi: Melihat lingkungan sekitar dalam bentuk gambar sehingga


mampu mengenali benda-benda yang ada di sekitarnya.
FUNGSI STRUKTUR PADA MATA
Pupil : mengatur cahaya yang masuk ke bola mata
Retina : menangkap bayangan yang masuk ke mata
Lens : membentuk gambar
Vitreous humor : menjaga bentul bola mata
Fovea/bintik kuning : mengandung sel kerucut
Iris : menentukan warna mata dan mengatur jumlah cahaya yang masuk melalui pupil
Cornea : memfokuskan cahaya yang masuk
Sclera : membentuk bola mata, melindungin bagian dalam mata, dan tempat melekatnya otot
Canal of schlemm : celah antara sclera dan cornea
Aqueous humor : cairan di canal of schlemm
Choroid : mencegah refleksi dan hamburan cahaya pada mata
B. ORGAN YANG BERPERAN PADA SISTEM
PENGINDERAAN PENDENGARAN BESERTA
RESEPTOR DAN FUNGSINYA
Tiap-tiap telinga terdiri dari tiga bagian yaitu telinga luar, tengah, dan dalam.
Bagian luar dan tengah telinga menyalurkan gelombang suara dari udara ke telinga dalam yang berisi
cairan, mengamplifikasi energi suara dalam proses ini.
Telinga dalam berisi dua sistem sensorik: koklea, yang mengandung reseptor untuk mengubah
gelombang suara menjadi impuls saraf sehingga kita dapat mendengar, dan aparatus vestibularis, yang
penting bagi sensasi keseimbangan.
STRUKTUR SISTEM PENDENGARAN

(Sherwood, 2013)
BAGIAN TELINGA LUAR
Pinna (daun telinga) : lipatan menonjol tulang rawan yang dilapisi oleh kulit yang berfungsi
mengumpulkan gelombang suara yang akan diteruskan ke saluran telinga.
Meatus auditarius eksternus (saluran telinga) : Mengarahkan gelombang suara ke membran timpani.
Membran timpani : membran tipis yang memisahkan telinga luar dengan telinga tengah.
Meneruskan gelombang suara sehingga tulang-tulang telinga tengah bergetar.
TELINGA TENGAH

Maleus : Rangkaian tulang yang melekat ke membran timpani.


Incus : Rangkaian tulang pendengaran telinga.
Stapes : Rangkaian tulang yang melekat pada jendela oval.
Fungsi ketiganya adalah bergetar secara harmonis dengan membran timpani dan
memicu gerakan berupa gelombang di perilimfe koklea dengan frekuensi yang sama.
TELINGA DALAM
Jendela oval : Bergetar bersama stapes yang menyebabkan perilimfe koklea bergerak.
Skala vestibuli : Berisi perilimfe yang digerakkan oleh jendela oval.
Skala timpani : Berisi perilimfe yang berhubungan dengan skala.
Duktus koklearis (skala media) : Berisi endolimfe dan organ korti.
Membranbasilaris : Bergetar bersama dengan gerakan perilimfe.
Jendela bundar : Untuk meredakan tekanan di koklea.
TELINGA DALAM
Organ corti : Mengandung sel rambut yang berfungsi sebagai reseptor suara.
Membran tektorium : Sebagai tempat rambut sel reseptor mengalami pembengkokan dan
membentuk potensial aksi.
Kanalis semisirkularis : Mendeteksi percepatan dan perlambatan rotasi kepala.
Utrikulus : Mendeteksi perubahan posisi kepala dalam arah horizontal.
Sakulus :Mendeteksi perubahan posisi kepala dalam arah vertikal.
REFERENSI
Sherwood, L. (2013). In S. Alexander (Ed.), Introduction to Human Physiology (8th ed.).
US: Brooks/Cole, Cengage Learning.
C. Organ yang Berperan pada Sistem Penginderaan
Keseimbangan Beserta Reseptor dan Fungsinya
Struktur yang berperan:
Urtikel
Sakula
Tiga kanalis semi-sirkularis
URTIKULUS DAN SAKULUS
Utrikel dan sakula merupakan dua kantung membran
yang terletak di vestibula. Keduanya berisi sel-sel rambut
kecil di mana stereosilia-nya tertanam dalam bahan agar-
agar yang disebut membran otolitik. Stereosilia tersebut
berperan sebagai mechanoreseptor.
Berfungsi dalam ekuilibrium gravitasi
Utrikel sangat sensitif terhadap gerakan horizontal
(mundur) dan penekukan kepala.
Sakula merespon terbaik terhadap gerakan vertikal (atas-
bawah).
TIGA SALURAN SEMI-SIRKULARIS
Tiga saluran yang berisi cairan endolimfe.
Saluran semi-sirkularis superior,
diorientasikan secara vertikal dan menonjol
ke atas.
Saluran semi-sirkularis posterior,
diorientasikan secara vertikal dan mengarah
ke belakang kepala.
Saluran semi-sirkularis lateral, diorientasikan
secara horizontal dan mengarah ke lateral
kepala.
Terdapat struktur yang membesar pada
ujungnya yang disebut ampula.
Ampula berisi reseptor keseimbangan yang
disebut krista ampularis.
TIGA SALURAN SEMI-SIRKULARIS
Tiga saluran semi-sirkularis berfungsi dalam
ekuilibrium rotasi.
Ketika cairan endolimfe mengalir, stereosilia yang
terdapat pada cupula dari sel-sel rambut menekuk
sehingga terjadi pola impuls yang dibawa oleh saraf
vestibular ke otak.
REFERENSI

Mader, S. S. (2005). Understanding Human Anatomy and Physiology (5th Edition


ed.). New York: Mcgraw Hill.
D. Organ yang Berperan pada Sistem Penginderaan
Penghidu Beserta Reseptor dan Fungsinya
STRUKTUR HIDUNG
1. Rongga hidung bagian bawah
(terdapat rambut-rambut
hidung, lapisan lendir)
2. Rongga hidung bagian
atas/sinus (terdapat lapisan
lendir dengan serabut saraf
pembau).
3. Sel – sel penyokong berupa sel
–sel epitel.

Biology 8th Edition, Solomon, Berg, &


Martin.
• Hidung menerima rangsangan bau
dalam sebuah bentuk gas.
• Gas tersebut diterima olah sel saraf
olfaktori.
• Serabut – serabut saraf pembau
bersatu dan membentuk urat saraf
pembau atau Olfactory Bulb
• Pada bagian ujung serabut saraf
pembau terdapat sel saraf pembau
dan sel – sel tersebut dilindungi oleh
silia atau rambut – rambut halus
diujungnya dan dilengkapi dengan
selaput lendir yang bertujuan sebagai
pelembap.

Encharta
Encyclopedia
SISTEM PENGINDERAAN PENGHIDU
Pada bagian rongga hidung atas memiliki tiga sel:
Sel penunjang mengeluarkan mukus yang berfungsi sebagai pelapis saluran hidung.
Sel basal adalah prekursor yang digunakan untuk sel reseptor olfaktorius baru yang diubah setiap
dua bulan.
Indera penghidu saat bergantung pada sel reseptor olfaktori yang berfungsi sebagai pendeteksi bau
atau aroma.
STRUKTUR SISTEM PENGHIDU

Sherwood, L. (2013)
Reseptor Penghidu
Bagian reseptor dari sel reseptor olfaktorius terdiri dari sebuah benjolan yang membesar dan
mengandung beberapa silia panjang yang bergererak ke permukaan mukosa. Silia mengandung
tempat untuk mengikat odoran yang merupakan molekul yang mudah dihidu.
Agar dapat mudah dihidu, suatu bahan harus :
1. Mudah menguap sehingga molekul dapa masuk ke dalam melalui proses inspirasi.
2. Larut dalam air sehingga dapat masuk ke lapisan mukus yang menutupi mukosa olfaktorius
yang merupakan bercak mukosa pada atap rongga hidung.
REFERENSI
Nurwendah. Hidung dan Telinga. Available on:
https://my.belajar.kemdikbud.go.id/sumberbelajar/tampil/Hidun g-dan-Telinga-
2011/konten3.html
Listyawati. Sistem Indera pada Manusia. Available on:
https://my.belajar.kemdikbud.go.id/sumberbelajar/tampil/Siste m-Indera-pada-Manusia-
/konten2.html
Sherwood, L. (2013). In S. Alexander (Ed.), Introduction to Human Physiology (8th ed.). US:
Brooks/Cole, Cengage Learning.
E. Organ yang Berperan pada Sistem
Penginderaan Pengecap Beserta Reseptor
dan Fungsinya
STRUKTUR MULUT
Lidah dibagi menjadi dua bagian simetris oleh
septum yang disebut lingual frenulum
Ada 2 macam otot rangka di lidah:
1. Ekstrinsik: berasal dari luar lidah dan masuk
ke dalam, menggerakan lidah dari sisi ke sisi
dan keluar serta masuk untuk memanipulasi
makanan
2. Intrinsik: berasal dan masuk ke dalam,
mengubah ukuran dan bentuk lidah untuk
berbicara dan menelan
STRUKTUR LIDAH
Permukaan atas dan samping lidah tertutupi
papilla, yang merupakan proyeksi lamina propria
yang ditutupi epitel. Papilla membuat permukaan
lidah kasar.
Papilla filiform ditemukan di depan lidah, kasar
dan penting untuk menjilat
Papilla fungiform dan papilla circumvallate
ditemukan menuju belakang lidah, semua
mengandung perasa (taste buds).
Terdapat 5 rasa yaitu asam, manis, pahit, asin, dan
umami
Rasa mami diidentifikasi oleh para peneliti jepang,
yang mendeteksi msg (monosodium glutamate),
rasa yang berbeda yang popular di makanan asia.
SEL RESEPTOR DALAM LIDAH
Reseptor dalam lidah adalah perasa (taste
buds) yang terdapat pada papilla yang
menutupi permukaan lidah
Perasa (taste buds) adalah sebuah kapsul
epitel yang mengandung beberapa sel
reseptor rasa. Sebuah sel reseptor rasa dapat
merespon lebih dari satu kategori rasa.
Membran plasma di ujung setiap sel
reseptor rasa memiliki mikrovili yang
meluas ke pori rasa pada permukaan lidah,
dimana terendam di saliva
Reseptor rasa mendeteksi zat kimia terlarut
dalam air liur
REFERENSI
Rizzo, D. C. (2010). Fundamentals of Anatomy Physiology, Third Edition.
Michigan: Delmar, Cengage Learning.
Solomon, E. P., Berg, L. R., & Martin, D. W. (2008). Biology, Eigth Edition.
Capital America: Thomson HIgher Education.
F. Organ yang Berperan pada Sistem
Penginderaan Somatosensorik Beserta Reseptor
dan Fungsinya
Somatosensorik: sistem penginderaan yang mendeteksi
sentuhan, tekanan, dan juga pun suhu.
Sistem somatosensori dasar meliputi aferen dari reseptor perifer
yang berakhir di medula spinalis atau batang otak, semua
neuron orde dua dari struktur ini ke thalamus, proyeksi dari
thalamus ke berbagai daerah neokorteks, dan sejumlah
somatosensori korteks yang saling berhubungan area yang
diproyeksikan ke korteks motorik, area kortikal lain, dan
struktur subkortikal.
ORGAN YANG TERDAPAT PADA
SOMATOSENSORIK
Kulit: memiliki reseptor yang dapat merasakan sentuhan, panas, dingin, tekanan, dan juga pun
sakit.
Reseptor untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke epidermis.
Reseptor untuk rangsangan sentuhan dan panas ujungnya terletak di dekat epidermis.
Reseptor rangsangan pada tekanan berada di dermis jauh dari epidermis.
REFERENSI
- UNIVERSITAS LAMPUNG. (N.D). SISTEM RANGKA
MANUSIA. RETRIEVED 2 NOVEMBER 2019, FROM
HTTP://DIGILIB.UNILA.AC.ID/6846/14/BAB%/2011.PD
F
- TORTORA, G.J., DERRICKSON, B. 2012. PRINCIPLES OF
ANATOMY & PHYSIOLOGY (13.ED). AMERIKA: QUAD
GRAPHICS.
III. MUSKULOSKELETAL
1. SEBUTKAN JENIS-JENIS TULANG
BERDASARKAN BENTUKNYA,
SERTA BERIKAN CONTOHNYA!
JENIS-JENIS TULANG
1. Tulang Sutural
2. Tulang Irregular
3. Tulang Pendek
4. Tulang Panjang
5. Tulang Pipih
6. Tulang Sesamoid
TULANG SUTURAL
Atau tulang wormian: tulang kecil, datar, berbentuk
tidak teratur, berada di antara tulang datar
tengkorak.

Terdapat variasi individu dalam jumlah, bentuk, dan


posisi tulang sutural. Perbatasan seperti potongan
puzzle dan ukurannya berkisar dari sebutir pasir
hingga selebar seperempat dari bagian atas
tengkorak.
TULANG IRREGULAR

Berbentuk kompleks: Permukaan pendek,


datar, berlekuk atau bergerigi.
Contoh: Tulang belakang, tulang panggul,
dan beberapa tulang tengkorak.
TULANG PENDEK
Berukuran kecil dan berbentuk kotak.
Contoh: Tulang pendek; termasuk tulang
karpal (pergelangan tangan) dan tulang
tarsal (pergelangan kaki).
TULANG PIPIH
Memiliki permukaan paralel yang tipis.
Pembentuk atap tengkorak sternum, tulang
rusuk, dan skapula.
Memberikan perlindungan untuk jaringan
lunak yang mendasarinya dan menawarkan
area permukaan yang luas untuk pemasangan
otot rangka.
TULANG PANJANG
Berbentuk panjang dan ramping.
Terletak di lengan dan lengan bawah, paha
dan kaki, telapak tangan, telapak tangan,
dan kaki.
Tumor dan tulang paha adalah tulang
terbesar dan terberat dalam tubuh.
TULANG SESAMOID
Berukuran kecil, pipih, dan berbentuk agak
seperti biji wijen.
Berkembang di dalam tendon dan paling sering
terletak di dekat sendi di lutut, tangan, dan kaki.
Setiap orang memiliki patella sesamoid (singular,
patella, piring kecil yang dangkal), atau retak,
tetapi masing-masing memiliki penempatan yang
bervariasi dan banyaknya orang yang memiliki
tulang yang tidak sama. Variasi ini, antara lain,
menyumbang perbedaan dalam jumlah total
tulang dalam kerangka. (Tulang sesamoid dapat
terbentuk di setidaknya 26 lokasi.)
DAFTAR PUSTAKA
Martini, F., Nath, J. And Bartholomew, E. (2012). Fundamentals of Anatomy &
Physiology. 9th ed. San Francisco: Pearson Benjamin Cummings.
2. JELASKAN SUBSTANSI YANG
MENYUSUN TULANG DAN
FUNGSINYA
• Matriks Ekstraselular :
1. Komponen anorganik : hidroksiapatit (kalsium dan fosfor). Lebih dari
99% kalsium tubuh terdapat pada tulang dan gigi. Fungsi komponen
anorganik berhubungan dengan kekakuan dan kekuatan tulang.

2. Komponen organik :
Protein kolagen 90%
Protein non kolagen, seperti proteoglikan, sialoprotein.
Fungsi komponen ini berhubungan pada sifat ketegangan.
Sel-sel penyusun tulang :
1. Osteoblas
Sel yang berfungsi dalam pembentukan tulang. Sel ini berperan dalam mineralisasi matriks
organik.
2. Osteosit
Sel yang berfungsi daam pemeliharaan fungsi tulang.
3. Osteoklas
Sel ini disebut sel pemecah tulang. Sel ini bertanggung jawab atas resorpsi tulang.
Martini, Nath and Bartholomew, 2012
REFERENSI
Martini, F., Nath, J. and Bartholomew, E. (2012). Fundamentals of anatomy &
physiology. San Francisco: Benjamin Cummings.
Sherwood, L. (2011). Human Physiology from Cells to systems (8th edition). Belmont:Brooks/Cole.
Trihapsari, E. (2009). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Densitas Mineral Tulang
Wanita≥ 45 Tahun di Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta Pusat Tahun 2009. Depok:
Universitas Indonesia.
3. SEBUTKAN ORGANISASI SISTEM
RANGKA!
Sistem Rangka Aksial
1. Menyokong dan melindungi otak,
Medulla spinalis,
dan organ pada thorax
2. Rangka aksial memiiki 80 tulang
3. Komponen :
Tengkorak (8 tulang kranial dan 14 tulang wajah)
Tulang-tulang yang menempel pada tulang kepala (6
auditory ossicles dan tulang hyoid)
Tulang-tulang punggung (24 tulang
punggung/belakang, tulang kelangkang, and tulang
ekor)
tulang yang melindungi dada atau kerangka dada
(tulang dada dan 24 tulang rusuk)

Referensi: Martini FH, Nath JL, Bartholomew EF. Fundamentals of anatomy & physiology. 9th ed. San Francisco:
Pearson Education, Inc; 2012.
ORGANISASI SISTEM RANGKA
Sistem Rangka Apendikular
1. Sistem rangka ini terdiri dari ekstremitas
atas dan bawah, serta ada elemen penyokong
(girdle) yang menghubungan ekstremitas-
ekstremitas dengan sistem rangka aksial
2. Sistem rangka ini berfungsi untuk
menyokong tubuh saat melakukan
pergerakan

Referensi: Martini FH, Nath JL, Bartholomew EF. Fundamentals of anatomy & physiology. 9th ed. San Francisco:
Pearson Education, Inc; 2012.
4. JELASKAN PERAN KALSIUM
DALAM PEMBENTUKAN
TULANG
KALSIUM
Kalsium merupakan zat gizi mikro dan
merupakan mineral terbanyak yang terdapat di
dalam tubuh; 1,5 – 2% dari berat badan orang
dewasa atau kurang lebih 1 kilogram. (Almatsier,
2001)
Di dalam tulang, hampir seluruh kalsium
berperan sebagai sentral (pusat) dalam struktur
dan kekuatan tulang dan gigi.
Sumber utama kalsium terdapat pada susu dan
hasil olahnya (keju, yoghurt, dsb.)
Sherwood, 2009
PERAN KALSIUM DALAM PEMBENTUKAN
TULANG
Sebagai pembentuk struktur tulang dan
gigi. Kalsium berperan sebagai pencegah
osteoporosis; tulang panggul, vertebrae,
deformitas, dan tulang belakang.
Pada tulang, kalsium dalam bentuk
garam (hydroxpatite/kalsium fosfat)
membentuk matriks pada kolagen
protein pada struktur tulang membentuk
rangka untuk menyangka tubuh dan
menempelnya otot.
Sherwood, 2011
REFERENSI
[1] Rachmiaty, R. (2009). Gambaran Asupan: Kalsium. Depok: Universitas
Indonesia
[2] Sherwood, L. (2011). Human Physiology from Cells to Systems: Chapter 18. (8th
edition). Belmont: Brooks/Cole
5. JELASKAN MENGENAI PROSES
BONE REMODELING
Sepanjang hidup, tulang secara berkala akan mengalami pembentukan kembali (remodelling).
Proses ini meliputi resorpsi dan formasi.
Pada saat resorpsi, tulang yang tua akan hancur dan akan dipindahkan oleh sel osteoklas.
Pada saat formasi. Jarigan tulang yang baru akan menggantikan tulang yang telah rusak, dan
hal ini dilakukan oleh sel osteoklas.
Pembentukan tulang kembali digambarkan dengan keseimbangan fungsi osteoblas dan
osteoklas. Proses ini terjadi pada tiap permukaan tulang, berlanjut sepanjang hidup (tiap
tahun).
Fungsi proses tulang kembali yaitu untuk melindungi efek kerukakan dan menjaga kekuatan
tulang.
DAFTAR PUSTAKA
File:///C:Users/MyPc/AppData/Local/Temp/digital_124731-S-57922-Faktor-
faktor%20yang-Literatur-1.pdf
6. SEBUTKAN KOMPONEN
PENYUSUN SENDI
1. KAPSUL ARTIKULAR
Terbagi menjadi 2 macam:
1. Membran fibrosa
Membran berserat yang memiliki daya regang yang besar. Fungsinya
adalah membantu mencegah tulang agar tidak berpindah lokasi pada saat
bergerak, sekalipun pada gaya regan yang besar.
2. Membran sinovial
Adalah akumulasi jaringan adiposa, yang disebut bantalan lemak articular.
Fungsinya ialah menyediakan ruang pemisahan atau pemutusan antara
jaringan padat sehingga gerakan terjadi lancar tanpa ada gesekan apapun.
Selain itu, juga mengendalikan volume cairan yang ada pada rongga
sinovial.
2. TULANG RAWAN HIALIN
Fungsi:
Melindungi kedua ujung tulang sehingga ketika terjadi pergerakan tidak terjadi benturan atau
gesekan pada kedua tulang tsb.
3. CAIRAN SINOVIAL
Fungsi:
Cairan ini berfungsi sebagai cairan pelumas pada ruang sendi sehingga sendi akan lebih
mudah bergerak dan tidak menimbulkan gesekan yang keras.
DAFTAR PUSAKA

Tortora, Gerard & Bryan Derrickson. 2014. 14th Edition: Principles of Anathomy &
Physiology. United States of America: Quad Graphics/Versailles.
7. SEBUTKAN JENIS SENDI
BERDASARKAN BENTUK DAN
GERAKANNYA! DAN BERIKAN
CONTOHNYA!
BENTUK-BENTUK SENDI
Synarthrosis (sendi mati) • Terdapat empat tipe sendi sinartrosis:
adalah sendi yang tidak bisa
digerakkan. - Sutura: persendian antar tulang tengkorak melalui
hubungan dua tulang yang saling mengunci dan
Tersusun atas tulang fibrosa disatukan oleh jaringan ikat fibrosa.
atau kartilago
- Gomphosis: persambungan antara gigi dengan soket
pada maksila dan mandibular. Dihubungkan oleh
fibrosa yang disebut ligament periodontal.
- Sinkondrosis: penghubung antar dua tulang yang
bersifat kaku.
- Sinostosis: persambungan tulang tanpa adanya
jaringan penghubung dan bersifat sangat kaku.

(Martini, Nath and Bartholomew, 2012)


(Martini, Nath and Bartholomew, 2012)
BENTUK-BENTUK SENDI
Amphiarthrosis (sendi kaku) adalah • Dibagi menjadi 2 tipe,
sendi yang dapat digerakkan, namun - sindesmosis (dihubungkan oleh
terbatas. jaringan ikat).
- simfisis (dihubungkan oleh
jaringan tulang rawan).

(Martini, Nath and Bartholomew,


2012)
BENTUK-BENTUK SENDI
Diarthrosis (sendi gerak) adalah sendi yang dapat bergerak secara bebas, disebut juga
synovial joint (persendian synovial)
Dibedakan menjadi enam macam berdasarkan arah gerakannya.

(Martini, Nath and Bartholomew, 2012)


BERDASARKAN GERAKAN

Gliding Movement
- Gliding joint (sendi luncur)
permukaan sendi datar atau sedikit
melengkung. Bergerak bergeseran antar
permukaan tulang datar lainnya.
Contoh: intercarparl and intertarsal joints.
- Hinge joint (sendi engsel)
sendi yang memungkinkan pergerakan satu
arah saja, ditekuk atau diluruskan.
Contoh: elbow joint, knee joint.
- Pivot joint (sendi putar)
sendi yang berputar terhadap tulang lain.
Contoh: sendi pada tulang atlas.

(Martini, Nath and Bartholomew, 2012)


• Gliding Movement
- Condyloid joint (sendi ellipsoidal)
sendi yang dapat digerakkan maju mundur dan
ke samping, tapi tidak mengitari poros.
Contoh: radiocarpal joint.
- Saddle joint (sendi pelana)
sendi yang memungkinkan adanya dua arah
pergerakan, tapi tidak bisa berputar.
Contoh: sendi pada ibu jari tangan.
- Ball and socket joint (sendi peluru)
sendi yang memungkinkan terjadinya gerakan ke
seluruh arah.
Contoh: sendi pada tulang bahu dan tulang
paha.

(Martini, Nath and Bartholomew,


2012)
BERDASARKAN GERAKAN
Angular Movement
- Fleksi dan Ekstensi
Gerakan memperkecil atau memperbesar
sudut antar dua tulang. Ekstensi yang
melebihi posisi anatomi disebut
hiperekstensi.
- Abduksi dan Adduksi
Gerakan menjauhi bagian tengah tubuh
(lateral) dan mendekati bagian tengah tubuh
(medial).
- Sirkumduksi
Gerakan melingkar.

(Martini, Nath and Bartholomew,


2012)
BERDASARKAN GERAKAN
- Inversi dan Eversi
Gerakan sendi ke arah dalam
dan ke arah luar.
- Dorsifleksi dan Plantarfleksi
Gerakan telapak kaki ke arah depan atau belakang
- Oposisi dan Reposisi
Gerakan ibu jari ke permukaan telapak tangan atau jari
lainnya dan kembali ke posisi semula.
- Protraksi dan Retraksi
Gerakan bagian tubuh ke depan dan ke belakang tanpa
mengubah sudut.
- Elevasi dan Depresi
Gerakan menaikkan dan menurunkan anggota tubuh.
- Fleksi lateral
Gerakan leher atau batang tubuh ke samping.
- Pronator dan Supinator
Gerakan memutar lengan hingga telapak tangan
menghadap ke bawah dan ke atas.
(Martini, Nath and Bartholomew, 2012)
DAFTAR PUSTAKA
Martini, F., Nath, J. and Bartholomew, E. (2012). Fundamentals of anatomy &
physiology. San Francisco: Benjamin Cummings.
8. SEBUTKAN BERBAGAI JENIS OTOT
SERTA KARAKTERISTIKNYA MASING-
MASING DALAM KAITANNYA
DENGAN FUNGSINYA.
OTOT RANGKA
Penampilan dan fitur mikroskopis : serat silindris panjang dengan banyak inti terletak di tepi; tidak bercabang; lurik
Lokasi : menempel pada tendon di tulang
Diameter serat : sangat besar (10–100 mikromili).
Komponen jaringan ikat : endomysium, perimysium, dan epimysium
Panjang serat : sangat panjang ( 12 inc)
Protein kontraktil diatur menjadi sarkomer : iya
Retikulum sarkoplasma : sangat banyak
Tubulus melintang : iya, selaras dengan setiap celah band A-I
Celah antarserat : tidak ada
Autorhytmicity : tidak
sumber ca2+ untuk kontraksi : reticulum sarkoplasma
Protein regulator untuk kontraksi : troponin dan tropomiosin
Kecepatan kontraksi : cepat
Kontrol saraf : secara sadar (sistem saraf somatic)
Regulasi kontraksi : asetilkolin dilepaskan oleh neuron motoric somatic
Kapasitas untuk regenerasi : terbatas, lewat sel satelit

(Tortora & Derrickson, 2012)


FUNGSI : GERAKAN SADAR; PENGGERAK; MANIPULASI
LINGKUNGAN; RAUT WAJAH

(Marieb, 2012)
OTOT JANTUNG
Penampilan dan fitur mikroskopis : serat silindris bercabang dengan inti sel berada di pusat tengah; cakram selingan bergabung dengan serat sel tetangga; lurik
Lokasi : jantung
Diameter serat : besar (10–20 mikromili).
Komponen jaringan ikat : endomysium dan perimisium
Panjang serat : panjang
Protein kontraktil diatur menjadi sarkomer : iya
Retikulum sarkoplasma : beberapa
Tubulus melintang : iya, selaras dengan masing-masing Z
Celah antarserat : disk interkalasi berisi gap junction dan desmosom
Autorhytmicity : iya
sumber ca2+ untuk kontraksi : reticulum sarkoplasma dan cairan interstitial
Protein regulator untuk kontraksi : troponin dan tropomiosin
Kecepatan kontraksi : moderat
Kontrol saraf : tidak sadar (sistem saraf otonom)
Regulasi kontraksi : asetilkolin dan norepinefrin dilepaskan oleh neuron motoric otonom; beberapa hormon
Kapasitas untuk regenerasi : terbatas, dengan kondisi tertentu

(Tortora & Derrickson, 2012)


FUNGSI : (SAAT BERKONTRAKSI) MENDORONG DARAH KE DALAM
SIRKULASI; GERAKAN TIDAK SADAR

(Marieb, 2012)
OTOT POLOS
Penampilan dan fitur mikroskopis : serat paling tebal ditengah meruncing di setiap ujung, dan satu inti sel diposisikan; tidak lurik

Lokasi : dinding rongga viscera, saluran udara, pembuluh darah, iris dan siliaris mata, otot pili pengatur folikel rambut

Diameter serat : kecil (3–8 mikromili).

Komponen jaringan ikat : endomysium

Panjang serat : sedang

Protein kontraktil diatur menjadi sarkomer : tidak

Retikulum sarkoplasma : sangat sedikit

Tubulus melintang : tidak

Celah antarserat : gap junction berada di otot polos visceral; tidak terdapat di otot polos multiunit

Autorhytmicity : iya, di otot polos visceral

sumber ca2+ untuk kontraksi : reticulum sarkoplasma dan cairan interstitial

Protein regulator untuk kontraksi : kalmodulin dan miosin rantai pendek kinase

Kecepatan kontraksi : lambat

Kontrol saraf : tidak sadar (sistem saraf otonom)

Regulasi kontraksi : asetilkolin dan norepinefrin dilepaskan oleh neuron motoric otonom; beberapa hormone; perubahan kimia lokal; peregangan
(Tortora & Derrickson, 2012)
Kapasitas untuk regenerasi : cukup besar (dibandingkan dengan jaringan otot lainnya, tetapi terbatas dibandingkan dengan epitel), melalui perisit.
FUNGSI: MENDORONG ZAT ATAU BENDA (BAHAN MAKANAN,
URIN, BAYI) DI SEPANJANG LORONG INTERNAL

(Marieb, 2012)
9. SEBUTKAN KELOMPOK OTOT
BERDASARKAN GERAKAN
YANG DIHASILKANNYA
FLEKSI DAN EKSTENSI
Fleksi dan ekstensi adalah gerakan yang terjadi dalam bidang sagital dan melibatkan gerakan
anterior atau posterior tubuh atau anggota tubuh.
Fleksi (fleksi anterior) adalah pembengkokan leher atau tubuh ke depan, sementara ekstensi
melibatkan gerakan yang diarahkan ke belakang, seperti meluruskan dari posisi tertekuk atau
membungkuk ke belakang.
Fleksi lateral adalah penekukan leher atau tubuh ke arah kanan atau kiri.
Pada tungkai, fleksi mengurangi sudut antara tulang (menekuk sendi), sementara ekstensi
meningkatkan sudut dan meluruskan sendi.
Untuk ibu jari, ekstensi menjauhkan ibu jari dari telapak tangan, dalam bidang yang sama
dengan telapak tangan, sementara fleksi membawa ibu jari kembali ke jari telunjuk atau ke
telapak tangan. Gerakan ini terjadi di sendi carpometacarpal pertama.
Pada tungkai bawah, menggerakkan paha ke depan dan ke atas adalah fleksi pada sendi
panggul, sementara setiap gerakan paha posterior adalah ekstensi.
Abduksi dan Adduksi
• Gerakan abduksi dan adduksi terjadi di dalam
bidang koronal dan melibatkan gerakan medial-
lateral tungkai, jari, jari kaki, atau ibu jari.
• Abduksi adalah gerakan menjauh dari garis
batas longitudinal tubuh.
• Adduksi adalah gerakan mendekat pada garis
batas longitudinal tubuh.
• Circumduction adalah gerakan dari suatu
wilayah tubuh secara melingkar, di mana salah
satu ujung wilayah tubuh yang dipindahkan
tetap relatif diam sementara ujung lainnya
menggambarkan sebuah lingkaran. Ini
melibatkan kombinasi berurutan dari fleksi,
adduksi, ekstensi, dan abduksi pada sendi. Jenis
gerakan ini ditemukan pada sendi biaxial
condyloid dan saddle, dan pada ball-and-socket
joint multiaxial
ROTASI
• Rotasi leher atau tubuh adalah gerakan
memutar yang dihasilkan oleh
penjumlahan gerakan rotasi kecil yang
tersedia antara vertebra yang berdekatan.
• Rotasi tangan atau kaki : rotasi lateral
(eksternal) dan rotasi medial (internal)
PRONASI DAN SUPINASI
• Supinasi dan pronasi adalah gerakan
lengan bawah.
• Supinasi, gerakan memutar lengan bawah
sehingga telapak tangan menghadap ke
depan atau ke atas.
• Pronasi, gerakan memutar lengan bawah
sehingga telapak tangan menghadap ke
belakang atau ke bawah.
INVERSI DAN EVERSI

• Inversi adalah gerakan membuka ke arah


dalam
• Eversi adalah gerakan membuka ke arah
keluar
PROTRACTION AND RETRACTION
• Protaksi dan retraksi adalah gerakan skapula
atau mandibula anterior-posterior. Busur
skapula terjadi ketika bahu digerakkan ke
depan, seperti ketika mendorong sesuatu
atau melempar bola. Retraksi adalah gerakan
yang berlawanan, dengan skapula ditarik ke
posterior dan medial, menuju kolom
vertebra. Untuk mandibula, penonjolan
terjadi ketika rahang bawah didorong ke
depan, untuk menjulurkan dagu, sementara
retraksi menarik rahang bawah ke belakang.
ELEVASI DAN DEPRESI

• Depresi adalah gerakan Menurunkan


aggota tubuh
• Elevasi adalah gerakan menaikkan
anggota tubuh
REFERENSI

Sherwood, Lauranlee. (2010). Human Physiologi: From cells to system 7th edition.
US: Brooks/Cole, Cengage Learning.
Anatomy and Physiology : Types of Body Movements. (n.d.). Retrieved from
https://opentextbc.ca/anatomyandphysiology/chapter/9- 5-types-of-body-
movements/.
10. JELASKAN PROSES KONTRAKSI
OTOT RANGKA MULAI DARI
ADANYA IMPULS DI SARAF MOTORIK
HINGGA RELAKSASI KEMBALI
(EXCITATION-CONTRACTION
COUPLING).
(Excitation-Contraction Coupling:

“Proses Kontraksi Otot Rangka Mulai dari Adanya Impuls di


Saraf Motorik Hingga Relaksasi Kembali”
Excitation : Rangsangan yang di terima oleh sel neuron akan menghasilkan aktivitas
listrik atau perubahan pada beda potensial sel, yang-

Contraction : -menghasilkan interaksi antara aktin dan myosin sehingga otot akan
berkontraksi
PROTEIN YANG TERLIBAT

1. Filamen
Kontraksi sel otot bergantung pada interaksi antara struktur protein yang disebut
filamen tipis dan tebal.
Komponen filamen tipis yang paling banyak jumlahnya adalah protein aktin globular.
Dalam filamen tipis, dua helai aktin globular ini akan terpolimerisasi dan menggulung
satu sama lain membentuk mikrofilamen, yang berfungsi dalam motilitas, atau
kemampuan sel untuk bergerak secara independen dengan menggunakan energi
metabolik. Aktin (filamen tipis), akan bergerak jika terjadi suatu interaksi dengan
filamen tebal.
Komponen filamen tebal adalah susunan molekul myosin yang tidak rata. Mysosin
merupakan enzim (ATPase) yang bergerak di sepanjang filamen aktin dengan
menggabungkan hasil hidrolisis ATP, yaitu ADP ke perubahan konformasi (perubahan
penataan atom/molekul). Jenis enzim ini, yang mengubah energi kimia menjadi energi
mekanik, disebut enzim mechanochemical atau protein motor (protein yang bergerak).

Campbell, 2016
SARKOMER

Sarkomer, atau kontraktil dasar unit otot rangka, tersusun atas Filamen tebal dan filamen tipis.
Pada keadaan otot relaksasi, Filamen tipis, atau aktin berada pada garis Z, yaitu garis yang
memisahkan antara sarkomer satu dengan sarkomer lainnya, yang terletak di ujung sarkomer,
sementara filamen tebal berada di tengah sarkomer, atau garis M.

140 Campbell, 2016


PROTEIN YANG TERLIBAT

2. Protein Regulatori

Protein yang terikat dengan aktin memainkan peran penting dalam mengendalikan kontraksi otot.

Dalam serat otot saat istirahat, tropomyosin, protein regulator (protein yang mempertahankan
lingkungan agar tetap konstan) dan kompleks troponin, satu set protein regulator tambahan, akan
terikat pada untaian aktin filamen tipis. Tropomyosin akan menutup tempat myosin-binding di
sepanjang filamen tipis, yang mencegah aktin dan miosin dari berinteraksi

Campbell, 2016
PROSES EXCITATION-
CONTRACTION COUPLING
TAHAP EXCITATION
Akson-akson pada sel-sel saraf yang berada di sumsum tulang belakang akan
melekat pada setiap serat otot, lalu membentuk ikatan neuromuskular. Kemudian,
potensial aksi melewati saraf, yang mengakibatkan saraf melepaskan Ca2+ ke dalam
sitosol sel melalui . Kalsium ini akan melepaskan Acetylcholine (ACh).

ACh akan berikatan dengan reseptor pada membran sel otot dan membuka
kanal Na+, Na+ langsung masuk ke dalam sel dan menyebabkan depolarisasi (bagian
dalam membran sel lebih positif)

Caplan, Geralyn M., n.d


TAHAP EXCITATION
Di dalam, Ca2+ akan melalui tubulus T (transfer) lalu tersimpan di dalam retikulum
sarkoplasmik.

Karena terjadi depolarisasi, Ca2+ keluar dari retikulum tersebut dan membersihkan ikatan
tropomyosin yang memerangkap aktin dengan cara berikatan dengan kompleks troponin sehingga
troponin berubah bentuk.

Kontraksi lalu terjadi.

Caplan, Geralyn M., n.d


TAHAP KONTRAKSI
Setiap molekul myosin memiliki bagian ekor dan kepala yang bulat. Ekornya akan menempel ke
ekor molekul myosin lainnya dan mengikat bersama membentuk filamen tebal.
Kepalanya, yang menonjol ke samping, dapat mengikat ATP. Hidrolisis ATP yang terikat akan
mengubah myosin menjadi bentuk energi yang tinggi untuk mengikat aktin dan membentuk jembatan
silang antara myosin dan filamen tipis. Kepala myosin kemudian kembali ke bentuk energi rendah setelah
membantu menarik filamen tipis menuju pusat sarkomer.
Ketika molekul ATPyang baru mengikat ke kepala myosin, jembatan silang terganggu, melepaskan
kepala myosin dari filamen aktin. Kontraksi otot membutuhkan siklus pengulangan dan pelepasan.
Selama siklus, setiap kepala myosin akan dibebaskan dari jembatan silang, lalu memotong ATP
yang baru diikat, dan mengikat lagi ke aktin. Karena filamen tipis bergerak ke arah pusat sarkomer di setiap
siklus, kepala myosin sekarang menempel ke situs pengikatan lebih jauh di sepanjang filamen tipis dari
pada siklus sebelumnya.

Campbell, 2016
TAHAP KONTRAKSI

Campbell, 2016
TAHAP AKHIR

Setelah potensial aksi selesai, kanal ion K+ akan terbuka dan kanal ion Na+
akan tertutup, yang menyebabkan terjadinya repolarisasi (bagian dalam kembali negatif),
dan pengaktifan kembali troponin yang memerangkan situs pengikatan aktin.

Kontraksi selesai, otot mengalami relaksasi

Caplan, Geralyn M., n.d


Campbell, 2016
Referensi
• Urry, L. A., Cain, M. L., DKK. (2016). Campbell biology. (11th ed.) USA.
Pearson Education, Inc.

• Caplan, Geralyn M.. n.d. Muscular System: Stages of A Muscle


Contraction. Owensboro Community & Technical College. United
States. Di akses dari
http://legacy.owensboro.kctcs.edu/gcaplan/anat/notes/
api%20notes%20j%20%20muscle%20contraction.htm

149
11. JELASKAN SUMBER ENERGI
PADA OTOT?
Fosfokreatin yang mengandung banyak ATP, dapat langsung digunakan oleh otot, tetapi cepat
habis (sekitar 5-8 detik)
Proses glikolisis dari glikogen yang dapat menghasilkan asam piruvat dan asam laktat. Reaksi ini
tidak memerlukan oksigen (anaerob) dan mekanisme pembentukan energinya lebih cepat dari
mekanisme fosforilasi oksidatif (sekitar 2,5 kali lebih cepat). Namun otot biasanya mudah mengalami
kelelahan dalam beberapa menit karena akumulasi asam laktat.
Fosforilasi oksidatif merupakan kombinasi antara oksigen dengan produk yang dihasilkan dari
proses glikolisis, tetapi dalam proses ini membutuhkan waktu yang lama untuk menghasilkan energi.
Umumnya 95% energi pada otot didapatkan dari sumber ini.

Referensi : Kuntarti. (2006). Fisiologi Otot. [PDF File]. Available from


http://staff.ui.ac.id/system/files/users/kuntarti/material/fisiologiotot.pdf

Anda mungkin juga menyukai