SEMESTER 4
Pembelajaran PBL 7 jumps biasanya dibagi dalam dua sesi pembelajaran yang
dilakukan dalam hari yang berbeda. Langkah 1 s/d 5 dilakukan pada sesi
pertama, dan langkah 7 dilakukan pada sesi kedua, sementara langkah 6
dilakukan diantara dua sesi sebagai bentuk tugas individu. Dalam KBK
Pendidikan Dokter, sesi I biasanya dilakukan pada hari Senin, sementara untuk
sesi II dilakukan pada hari Rabu atau Kamis. Sementara belajar individu
dilakukan dengan cara menggali informasi dari kuliah-kuliah terjadwal,
wawancara narasumber, praktikum, maupun mencari informasi dari literatur di
internet maupun text book di perpustakaan dilakukan diantara sesi I dan Sesi
II. Pada sesi II setiap individu melaporkan hasil belajarnya dalam kelompok
diskusi untuk kemudian disusun menjadi hasil diskusi kelompok dalam bentuk
Laporan Diskusi PBL.
Setidaknya ada tiga aktivitas yang dilakukan langkah pertama ini, yaitu;
1. Memastikan bahwa setiap peserta diskusi memiliki pemahaman yang sama
terhadap istilah (cue and clue) yang ada dalam skenario
2. Memastikan bahwa setiap peserta diskusi memiliki gambaran ruang lingkup
yang sama dari kasus yang akan didiskusikan
3. Memastikan bahwa setiap peserta diskusi menyepakati hal-hal apa yang
diluar ruang lingkup diskusi
Buku acuan:
1. Basic Disaster Life Support v.3.0, course manual, The national Disaster Life
Support Foundation, 2012
2. Disaster Victim Identification Guidelines, Interpol, 2008
3. Management of dead bodies after disaster: a field manual for first responders,
Washington DC, PAHO, 2006
Skenario/Problem
Sebagai respon cepat dari adanya kejadian guguran awan panas tersebut, Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang telah mengeluarkan
imbauan kepada masyarakat dan para penambang untuk tidak beraktivitas di
sepajang Daerah Aliran Sungai (DAS) Mujur dan Curah Kobokan. Unsur potensi
Kesehatan diseluruh Lumajang dan wilayah Malang Raya berkoordinasi untuk
mengirimkan Disaster Medical Team dari masing masing fasilitas Kesehatan.
Korban dengan luka bakar sedang berat, segera dievakuasi ke RSUD Pasirian.
Beberapa korban dengan luka ringan dilakukan perawatan di PKM Candipuro dan
PKM Pronojiwo. Penyitas yang tidak mengalami luka, untuk sementara tinggal di
bebearapa balai desa, kantor kecamatan, beberapa fasilitas pendidikan dan rumah
ibadah terdekat untuk menjahui lokasi bencana.
Awan Panas Guguran tersebut menyebabkan Krisis Kesehatan. Banyak korban jiwa
dari penambang pasir dan warga yang terlambat atau tidak mampu melakukan
evakuasi mandiri. Korban meninggal ditemukan pada posisi dan lokasi yang berbeda-
beda disepanjang Sungai Curah Kobokan, dan beberapa rumah yang tertimbun awan
panas guguran. Luka bakar derajat III dan IV menyebabkan jenazah sulit dikenali.
Beberapa korban dengan triase hitam, dalam kondisi tangan dan kaki teramputasi.
Tercatat sebanyak 51 korban meninggal, 28 luka berat, 69 luka ringan, 5.824 penyitas
dan 6 potongan anggota badan belum teridentifikasi.