Anda di halaman 1dari 17

PROBLEM BASED LEARNING

(PBL) HAND BOOK


6th Semester

FOR STUDENT

MKK PULMONOLOGI
& KEDOKTERAN RESPIRASI
MKK IKM-KP

Contributors,
dr. NUNUK SRI MUKTIARTI, Sp.P(K)
dr. TEGUH R SARTONO, Sp.P(K)
dr. YANI JANE SUGIRI, Sp. P(K)
Dr. dr. SUSANTHY DJAJALAKSANA, Sp.P(K)
dr. NGAKAN PUTU P PUTRA, Sp.P(K)
dr. TRIWAHJU ASTUTI, M.Kes, Sp.P(K)
dr. SURYANTI DWI PRATIWI, Sp.P(K)
dr. IIN NORCHOZIM, Sp.P(K)
dr. UNGKY AGUS SETYAWAN, Sp.P
dr. RAHCMAD SARWO BEKTI, MMed
dr. YHUSI KARINA R., MSc.
dr. DEWI MUSTIKA, M.Biomed

Medical Faculty
Universitas Brawijaya
2016
PBL HANDBOOK FOR TUTOR
6th SEMESTER
ACADEMIC YEAR 2016/2017

Belajar Sepanjang Hayat dengan Belajar Berbasis Masalah 7 Langkah


(Problem Based Learning 7 Jumps)
Oleh: MEU FKUB

Metode belajar berbasis masalah dengan 7 langkah (PBL 7 jumps) merupakan salah
satu metode belajar yang sering digunakan di dunia pendidikan kedokteran. Metode ini
pertama kali dikenalkan oleh Barrow (1980) sebagai bentuk pembelajaran yang diyakini
dapat menstimulus kemampuan penalaran klinis calon dokter. Barrow dan Tamblyn (1980),
yang dianggap sebagai Bapak-bapak PBL, mengatakan bahwa selama berpuluh-puluh tahun
pembelajaran di kedokteran terlalu menekankan pada hafalan yang seringkali tidak dapat
dimanfaatkan secara langsung untuk menyelesaikan masalah kedokteran riil. Mereka
berpikir alangkah baiknya bila pembelajaran mendekatkan masalah riil dengan ilmu yang
akan digunakan sehingga pada saat menjumpai masalah, ilmu, konsep dan teori dapat lebih
optimal digunakan. Oleh karena itu metode yang dikenalkan oleh Barrow dan Tamblyn ini
dilakukan dengan memberikan kepada mahasiswa masalah pasien untuk dipelajari dan
diselesaikan daripada menjejali dengan materi kuliah berjam-jam. Pendekatan belajar ini
dengan demikian memiliki dua tujuan utama, yaitu: 1) mengasah kemampuan pemecahan
masalah (problem solving) sekaligus 2) mendapatkan pengetahuan yang terintegrasi yang
relevan dengan masalah yang dihadapi. Dalam perkembangannya metode belajar PBL ini
ternyata juga berkontribusi positif pada peningkatan penguasaan pengetahuan,
kemampuan komunikasi kolaboratif serta aplikasi kedokteran berbasis bukti (evidence
based medicine).

Dalam dasawarsa terakhir, PBL telah menjadi salah satu trend setter pembelajaran
di fakultas kedokteran di dunia. Oleh karenanya, Standar Pendidikan Profesi Dokter
Indonesia menjadikan PBL sebagai pendekatan standar untuk Kurikulum Berbasis
Kompetensi di Pendidikan Dokter Indonesia. Metode pembelajaran PBL biasanya didisain
sebagai suatu pembelajaran dalam kelompok yang terdiri dari 10-15 mahasiswa yang sering
disebut kelompok diskusi kecil yang difasilitasi oleh seorang dosen yang disebut dengan
Tutor. Tutor dalam PBL bukanlah seorang pakar/narasumber dalam diskusi namun sebagai
penstimulus dinamika kelompok serta memonitor jalannya diskusi dalam mencapai sasaran
belajar yang telah ditetapkan. Diskusi PBL dimulai dengan paparan masalah yang biasanya
berupa deskripsi dari suatu fenomena yang membutuhkan penjelasan. Masalah ini sering
disebut dengan skenario pemicu. Kelompok diskusi kecil, tutor dan skenario pemicu
merupakan tiga unsur utama dalam pembelajaran PBL.

This book is only for teacher, please saveproperly


2|Page
PBL HANDBOOK FOR TUTOR
6th SEMESTER
ACADEMIC YEAR 2016/2017

Gambar 1 Tiga Unsur Utama dalam Pembelajaran PBL

Langkah-langkah dalam PBL 7 Jumps


PBL 7 jumps, seperti namanya terdiri dari 7 langkah sebagai berikut:

1. Reading the Case and Clarifing unclear terms or concepts


2. Define the problem
3. Analyze the problem using prior knowledge
4. Order Ideas and systematically analyze them in depth
5. Formulate learning objective
6. Seek additional information (individual learning)
7. Synthesize and test the new information by sharing

Pembelajaran PBL 7 jumps biasanya dibagi dalam dua sesi pembelajaran yang dilakukan
dalam hari yang berbeda. Langkah 1 s/d 5 dilakukan pada sesi pertama, dan langkah 7
dilakukan pada sesi kedua, sementara langkah 6 dilakukan diantara dua sesi sebagai bentuk
tugas individu. Dalam KBK Pendidikan Dokter, sesi I biasanya dilakukan pada hari Senin,
sementara untuk sesi II dilakukan pada hari Rabu atau Kamis. Sementara belajar individu
dilakukan dengan cara menggali informasi dari kuliah-kuliah terjadwal, wawancara
narasumber, praktikum, maupun mencari informasi dari literatur di internet maupun text
book di perpustakaan dilakukan diantara sesi I dan Sesi II. Pada sesi II setiap individu
melaporkan hasil belajarnya dalam kelompok diskusi untuk kemudian disusun menjadi hasil
diskusi kelompok dalam bentuk Laporan Diskusi PBL.

Langkah 1 : Membaca skenario pemicu (trigger scenario)

Hal pertama yang perlu dilakukan dalam menghadapi masalah adalah membuat segala yang
tidak jelas, terutama terhadap penggunaan istilah dalam masalah. Dengan melakukan hal ini
diharapkan setiap peserta diskusi memiliki pandangan yang sama tentang skenario yang
dihadapi serta ruang lingkupnya.

This book is only for teacher, please saveproperly


3|Page
PBL HANDBOOK FOR TUTOR
6th SEMESTER
ACADEMIC YEAR 2016/2017

Setidaknya ada tiga aktivitas yang dilakukan langkah pertama ini, yaitu;

1. Memastikan bahwa setiap peserta diskusi memiliki pemahaman yang sama


terhadap istilah (cue and clue) yang ada dalam skenario
2. Memastikan bahwa setiap peserta diskusi memiliki gambaran ruang lingkup yang
sama dari kasus yang akan didiskusikan
3. Memastikan bahwa setiap peserta diskusi menyepakati hal-hal apa yang diluar
ruang lingkup diskusi

Langkah 2: Define the problem (menentukan masalah)

Pada tahap ini, peserta diskusi harus memiliki kesepakatan terhadap masalah atau
fenomena yang membutuhkan penjelasan dan hubungan-hubungan teoritik yang ada
diantara masalah. Kadang masalah sudah jelas sejak awal sehingga kelompok dapat
langsung menuju langkah 3. Namun demikian pada beberapa kasus, hubungan variable
penting dalam kasus tidak selalu jelas dan membutuhkan penjelasan. Dalam langkah ini,
kelompok mengidentifikasi hal-hal yang kemungkinan menjadi masalah dalam kasus dari
cue and clue yang ada.

Langkah 3: Analyze the problem (menganalisa masalah, dengan brainstorming)

Langkah ini merupakan langkah untuk menggunakan pengetahuan yang telah didapatkan
sebelumnya untuk menjelaskan daftar masalah yang telah disepakati pada langkah kedua.
Masing-masing peserta tim diharapkan dapat berkontribusi menyumbangkan ide
konstruktifnya dalam menjelaskan masalah yang ditemukan berdasarkan pengetahuan
terbaik yang telah dimiliki.

Langkah 4: Order Ideas and systematically analyze them in depth

Pada tahap ini, peserta diskusi diharapkan telah memiliki kerangka konsep yang lebih jelas
dari masalah-masalah yang telah dijelaskan, termasuk hubungan antara pertanyaan dan
variabel baru yang muncul saat brainstorming. Pada tahap ini pemimpin diskusi diharapkan
mampu membuat anggota kelompok menyepakati urutan prioritas masalah yang akan
menjadi tujuan belajar.

This book is only for teacher, please saveproperly


4|Page
PBL HANDBOOK FOR TUTOR
6th SEMESTER
ACADEMIC YEAR 2016/2017

Langkah 5 State Learning Objective (Menentukan Tujuan Belajar)

Langkah ini merupakan konklusi sementara dari langkah 4, dimana semua peserta diskusi
bersepakat terhadap masalah yang dapat dipahami (dapat dijelaskan secara logis dan
meyakinkan) serta masalah mana yang menjadi kebutuhan bersama untuk dipelajari baik
dari kuliah, baca literatur, diskusi dengan pakar serta aktivitas akademik lain yang mungkin
dilakukan pada langkah 6. Pada langkah ini anggota kelompok menyepakati rencana aksi
(action plan) dengan distribusi tugas masing-masing anggota.

Langkah 6 Seek additional information (individual learning)

Masing-masing peserta diskusi mencari informasi terkait dengan teori, konsep, atau
penjelasan akademik yang relevan dengan daftar tujuan belajar yang telah ditetapkan pada
langkah 6.

Langkah 7 :Synthesize and test the new information by sharing

Anggota kelompok bertemu kembali untuk mendiskusikan informasi yang didapat masing-
masing sebagai tahap akhir dari PBL. Pada tahap ini peserta diskusi menyepakati bentuk
laporan bersama

Pembagian Peran dalam Diskusi PBL


Dalam pelaksanaan belajar kelompok kecil dalam PBL, mahasiswa membagi diri kedalam
peran-peran tertentu untuk melancarkan jalannya diskusi. Diantara peran yang dijalankan
antara lain:

A. Chair/leader (pemimpin diskusi)

Seperti namanya, tugas pemimpin diskusi adalah menjamin agar diskusi berjalan lancar
sesuai dengan tahap-tahapnya. Pemimpin bertanggung jawab mendistribusikan
kesempatan setiap anggota diskusi untuk berpendapat, menjaga dinamika diskusi dan
melakukan monitor terhadap waktu serta hasil diskusi. Tugas pemimpin diskusi juga
memastikan scribe dapat mengimbangi jalannya/dinamika diskusi serta melakukan
perekaman pendapat yang muncul dalam diskusi secara akurat. Pemimpin juga memiliki
tanggung jawab dalam memastikan pembagian tugas belajar kelompok.

B. Scribe (Sekretaris kelompok)

Tugas dari Scribe adalah mencatat jalannya diskusi, termasuk merekam sumber-sumber
belajar yang dikemukakan atau digunakan di dalam diskusi. Scribe mengumpulkan
catatan atau ide dari semua anggota dan menyarikannya sebagai hasil diskusi kelompok.

This book is only for teacher, please saveproperly


5|Page
PBL HANDBOOK FOR TUTOR
6th SEMESTER
ACADEMIC YEAR 2016/2017

C. Anggota Diskusi

Peran anggota diskusi adalah mengikuti langkah-langkah diskusi sesuai tahapannya dan
secara aktif berpartisipasi dalam diskusi. Kelancaran diskusi ditentukan oleh
keterbukaan masing-masing anggota kelompok untuk saling mendengar dan
menerima/berbagi informasi yang dimiliki serta saling menghargai pendapat yang
dikemukaan di dalam diskusi.

Peran Tutor dalam PBL


Secara umum, peran tutor dalam PBL adalah untuk memfasilitasi, menciptakan
pembelajaran aktif, serta mendorong seluruh anggota kelompok untuk berkolaborasi
mengembangkan ide-ide dan konsep yang relevan dengan masalah yang disajikan. Para
tutor harus dilatih, mereka tidak menyajikan informasi maupun memberikan jawaban.
Dalam grup yang baik, para siswa lah yang aktif mengidentifikasi masalah, berbagi informasi,
dan mencari kejelasan dari kesulitan yang mereka hadapi. Para tutor diharapkan dapat
menyesuaikan pendekatan pembelajaran mereka dengan tingkat pengetahuan siswa,
kualitas interaksi dalam grup PBL, dan konten dari permasalahan yang disajikan (Sefron &
Frommer, 2013).
Dalam PBL, tutor memiliki beberapa peran yang spesifik, yaitu :
1. The tutor as diagnostician
Tutor harus mampu menentukan dan mendiagnosis sejauh mana pengetahuan dan
keterampilan (prior knowledge)para siswa dalam konteks masalah yang disajikan.
Dengan mengetahui prior knowledge mereka, tutor akan dapat melihat secara
langsung bagaimana para siswa belajar, dan selanjutnya akan mempermudah tutor
dalam menfasilitasi proses belajar. Pada tahap ke tujuh (information sharing), tutor
juga diharapkan mengobservasi sampai sejauh mana para siswa mampu menguasai
materi, dan apakah mereka mampu mengaplikasikan pengetahuan mereka ke
dalam masalah yang disajikan.
2. The tutor as challenger
Siswa, baik secara individu maupun kelompok, tidak selalu dalam kondisi terdorong
untuk memaksa diri mereka sendiri untuk terlibat dalam proses belajar dan berpikir,
baik di dalam maupun di luar proses tutorial. Seringkali para tutor harus menantang
para siswa untuk bereksperimen dengan strategi belajar yang baru. Contohnya,
pada tahap diskusi (reporting), siswa cenderung hanya semata-mata menjawab
pertanyaan dari LO tanpa keinginan atau rasa penasaran tentang bagaimana
mengaplikasikannya pada kasus riil atau kasus lainnya. Disinilah tugas tutor untuk
merangsang mereka berpikir dan menvisualisasikannya.

This book is only for teacher, please saveproperly


6|Page
PBL HANDBOOK FOR TUTOR
6th SEMESTER
ACADEMIC YEAR 2016/2017

3. The tutor as role model


Pemberian contoh (modelling) bisa dilakukan secara lebih eksplisit atau kurang
eksplisit, tergantung dari problem yang dihadapi dalam dinamika kelompok. Dengan
mengembangkan berbagai keterampilan yang diperlukan untuk ber-PBL, tidak
hanya tutor, namun para siswa pun, juga dapat menjadi contoh yang efektif dalam
strategi belajar dan berpikir, serta mengembangkan keterampilan yang esensial
dalam problem-based learning.
4. The tutor as activator
Para siswa, terutama pada tingkat lanjut, seringkali sudah memiliki cukup prior
knowledge serta strategi belajar dan berpikir yang memadai, namun sayangnya
mereka belum berhasil untuk menggunakan modal ini dengan baik pada saat PBL.
Disinilah para tutor berperan sebagai activator, mengaktivasi para siswanya untuk
mengaplikasikan pengetahuan mereka secara efektif. Peran tutor sebagai activator
berbeda dengan peran tutor sebagai challenger, dimana pada peran ini siswa sudah
memiliki pengetahuan dan keterampilan namun belum mampu mengemasnya
secara optimal. Sedangkan peran challenger, lebih cenderung kepada mendorong
dan merangsang siswa untuk mencoba perilaku belajar yang baru serta memaksa
diri mereka sendiri untuk memaksimalkan potensi sesuai dengan konteks
permasalahan yang disajikan dalam PBL.
5. The tutor as monitor
Tugas ini mengharuskan tutor untuk melihat keseluruhan proses dan progress dari
grup tutorial serta masing-masing anggotanya selama PBL berlangsung. Selain itu,
tutor juga diharapkan mampu menentukan sejauh mana ketercapaian tujuan
belajar selama proses pembelajaran dalam PBL. Contohnya, jika tujuan belajar
kelompok yang disepakati terlalu simpel atau sedikit, maka tutor boleh
menambahkan atau menambah kompleksitas dari masalah. Pada tahap ini tentunya
tutor harus dapat menentukan terlebih dahulu tingkat pengetahuan siswanya,
sehingga tutor bisa menggiring para siswa sedekat mungkin dengan konteks kasus
sebenarnya.
6. The tutor as evaluator
Pada akhir sesi, para tutor akan diminta untuk berperan sebagai evaluator. Tahap
assessment ini akan memfokuskan terutama pada keterampilan profesional siswa
secara keseluruhan serta attitude mereka selama proses PBL berlangsung. Selain itu,
tutor diharapkan mampu menstimulasi refleksi dari para siswa selama proses PBL,
sehingga para siswa dan tutor sendiri bisa mengevaluasi kemampuan masing-
masing dalam proses pembelajaran.

This book is only for teacher, please saveproperly


7|Page
PBL HANDBOOK FOR TUTOR
6th SEMESTER
ACADEMIC YEAR 2016/2017

OVERVIEW OF STUDENT SKILLS in PBL

STEP DESCRIPTION CHAIR SCRIBE


1 Clarifying unfamiliar  Invites group members to read the problem  Divides the
terms  Checks if everyone has read the problem blackboiard into
 Checks if there are unfamiliar terms in the three parts
Unfamiliar terms is the problem  Notes down the
problem text are clarified  Concludes and proceeds to the next phrase unfamiliar terms
2 Problem definition(cue  Asks the group for possible problem  Notes down the
and clue) definitions problem
 Paraphrases contributions of group definitions
The tutorial group defines members
the problem in a set of  Checks if everyone is satisfied with the
questions problem definitions
 Concludes and proceeds to the next phrase
3 Brainstorming  Allows all group members to contribute one  Makes brief and
(dari cue and clue bisakah by one clear summaries
dibikin cerita sendiri)  Summarizes contributions of group of contributions
members  Distinguishes
Preexisting knowledge is  Stimulates all group members to contribute between main
activated and  Summarizes at the end of the brainstorm points and side
determined, hypothesis  Makes sure that a critical analysis of all issues
are generated contributions is postphoned until step four
4 Analyzing the  Makes sure that all points from the  Makes brief and
problem(skala prioritas, brainstorm are discussed clear summaries
mana LO yg menjadi  Summarizes contributions of groups contributions
prioritas utama dst) members  Indicates
 Asks questions, promotes depth in the relations between
Explanations and discussion topics, makes
hypotheses are discussed  Makes sure the group does not stray from schemata
in depth and are the subject
systematically analyzed to  Stimulates group members to find relations
each other between topics
 Stimulates all group members to contribute
5 Formulating learning  Asks for possible learning issues  Notes down the
issues  Paraphrases contributions of group member learning issues
 Checks if everyone is satisfied with the
It is determined what learning issues
knowledge the group  Checks if all obscurities and contradictions
lacks, and learning issues from the problem analysis have been
are formulated on these converted into learning issues
topics
7 Reporting  Prepares the structure of the reporting  Makes brief and
phase clear summaries
Findings from the  Makes an inventory ofa what sources have of contributions
literature are reported been used  Indicates
and answers to the  Repeats every learning issue and asks what relations between

This book is only for teacher, please saveproperly


8|Page
PBL HANDBOOK FOR TUTOR
6th SEMESTER
ACADEMIC YEAR 2016/2017

learning issues are has been found topics, makes


discussed  Summarizes contributions of group schemata
members  Distinguishes
 Asks questions, promotes depth in the between main
discussion points and side
 Stimulates group members to find relations issues
between topics
 Stimualtes all group members to contribute
 Concludes the discussion of each learning
issue with a summary

This book is only for teacher, please saveproperly


9|Page
PBL HANDBOOK FOR TUTOR
6th SEMESTER
ACADEMIC YEAR 2016/2017

Topic tree/LO Blok

THE MANAGEMENT OF REHABILITATION


THE PREVENTION
DISEASE

 THT/ENT DIAGNOSIS OF CERTAINRESPIRATORY AND PULMONARY


 OBSTRETIC &
DISEASE
GYNECOLOGY
 UROLOGY
 MUSCULOSCELET
AL CLINICAL SKILLS
 CARDIOLOGY PATHOPHYSIOLOGY SUPPORTING
 PSICHIATRY OF RESPIRATORY & THE DIAGNOSIS OF
 HEMATO- RESPIRATORY &
PULMONARY SYSTEM
ONKOLOGY PULMONARY DISEASES
 IMMUNOLOGY
 NEUROLOGY
 GASTROENTEROL
OGI
 ENDOCRINOLOGY

THE PHYSIOLOGY OF THE ANATOMY OF SUPPORTING MODALITIES


RESPIRATORY & RESPIRATORY & IN DIAGNOSIS
PULMONARY PULMONARY OF
SYSTEM SYSTEM RESPIRATORY &
PULMONARY DISEASES

This book is only for teacher, please saveproperly


10 | P a g e
PBL HANDBOOK FOR TUTOR
6th SEMESTER
ACADEMIC YEAR 2016/2017

CASES
SECTION

This book is only for teacher, please saveproperly


11 | P a g e
PBL HANDBOOK FOR TUTOR
6th SEMESTER
ACADEMIC YEAR 2016/2017

SCENARIO1

Diesel and Dust (1)


You are a GP in a Town in Sulawesi, You see Mr. Andi Agam, one Saturday
morning. He is a 46-year-old plant operator at the open-cut mine, and says
'Sorry to bother you about this, Doc. My wife’s been on at me for ages to
come and see you, but you know what a worrier she is. I’m just here to keep
the peace. I get a bit short of breath sometimes, not much really. I just put it
down to not being 20 anymore. I suppose the middle age spread doesn’t
help, does it?'
You ask Mr.Andi Agam when he gets short of breath, and he says that it is
only when he works hard, 'like changing the tyre the other day – I haven’t had
to do that for ages. I had to rest a couple of times. I was pretty well buggered
for the rest of the day. Same thing happened last week when I dug some new
garden beds'.

History
You ask Mr. Andi Agam some specific questions about his recent health and
the history is clarified. He has been having some breathlessness on
exertion for about eighteen months. He thinks it is fairly constant but never
happens at rest and never disturbs his sleep. He does not wheeze. He
has had a cough for as long as he can remember, worst in the
mornings, but also periodically during the day. He brings up 'about a
teaspoon' of brownish sputum during his morning coughing but He has
never coughed up any bright blood.
He has gradually gained weight (about 10 kg) over the last three or four
years. He puts this down to a less active job.
You review his history: Smokes: 30–40 cigarettes a day since his late teens;
Alcohol: 4 pots of beer on Friday nights
Past medical history: usually has 'bronchitis' each rainy season, requiring one
or two courses of antibiotics. No other past history of note. Family history: nil
of note.
Occupational history: He has worked in the mining industry since the age of
16 years, in Papua, and currently in South Sulawesi for 12 months. He has
never worked underground. When not working in the mining industry, he has
done contracting work for councils or builders. He has had occupational
exposure to gold, silver and copper – although mostly to 'diesel and dust!' he
says. To his knowledge he has never been exposed to uranium, asbestos or
nickel.

This book is only for teacher, please saveproperly


12 | P a g e
PBL HANDBOOK FOR TUTOR
6th SEMESTER
ACADEMIC YEAR 2016/2017

Skenario PBL
Skenario I
Suatu pagi, terjadi kebakaran di pemukiman warga di dekat pasar Kebalen di Kota Malang.
Dokter Amir, seorang dokter yang baru diterima PNS kota dan menjadi dokter fungsional di
puskesmas kedungkandang mendapatkan instruksi dari Kepala Puskesmas untuk membantu
penanganan korban sebagai tim medis bantuan. Amir agak gugup, karena selama menjadi
mahasiswa kedokteran belum pernah sekalipun terlibat dalam tim tanggap bencana. Kepala
Puskesmas yang sedang keluar kota menghadiri rapat, memberikan ultimatum tim harus
siap dalam waktu maksimal dua jam dan sudah harus segera meluncur ke Tempat Kejadian
Perkara karena Kepala Daerah setempat memberikan ultimatum seperti itu. Akhirnya
setelah melakukan koordinasi dengan perawat senior, tim tanggap bencana Puskesmas
Kedungkandang berangkat ke tempat kejadian perkara, terdiri dari 1 orang dokter, 3
perawat, 1 relawan dan 1 sopir.
Sesampainya di TKP Amir dan tim melihat api masih berkobar hebat, karena memang bulan
itu sedang musim kemarau dengan banyak angin. Segera perawat senior menghubungi
Koorlok penanggulangan bencana yang ada di tempat dan melaporkan fasilitas yang dapat
diberikan oleh Tim PKM Kedungkandang. Sesaat setelah lapor tim mendapatkan seorang
laki-laki paruh baya berusia 50 tahunan datang bersama petugas PMK dengan keluhan
lemas dan sesak. Wajah laki-laki tersebut berkeringat dan berwarna hitam jelaga. Menurut
petugas PMK, laki-laki tersebut ditemukan di salah satu lapak yang sedang terbakar saat
akan menyelamatkan barang dagangan. Dari pemeriksaan awal, pasien terlihat lemas
cenderung delirium, dengan kesulitan bernafas dengan disertai bunyi wheezing. Di saku
celana pasien ditemukan bungkus obat berisi salbutamol 10 mg dengan bungkus bertulisan
3 x 1.
Pada saat hampir bersamaan datang lagi relawan dengan membawa korban yang berteriak
kesakitan karena jempol kakinya remuk akibat kejatuhan balok kayu. Sementara itu dari
sebelah berlari-lari seorang wanita dengan berteriak “anakku-anakku !!, anakku masih di
dalam bedak sambil menangis dan memandang dr.Amir sambil memohon “anak saya masih
di dalam Pak, tolong Pak!”.
Apa yang dr.Amir lakukan kemudian?
Skenario II
Saat sedang menangani pasien sesak, petugas PMK yang lain datang dengan teriakan
lantang “minta jalan, ada korban tidak sadar” sambil membawa seorang wanita yang dalam
keadaan tidak sadar. Dari pemeriksaan Triage perawat senior PKM disampaikan data klinis
pasien sebagai berikut:
- Keadaan umum : GCS 234 dengan menekan di daerah dada saat ditanya apakah ada
yang sakit,
- TD : 80/50, Nadi : 120/mnt; RR: 30
- Akral dingin
Dr.Amir menduga korban ini sedang proses shock yang harus segera mendapatkan
pertolongan awal dan segera mendapatkan penanganan kegawatan di Rumah Sakit
terdekat.
Penanganan medis apa yang dibutuhkan pasien dr.Amir?
Skenario III

This book is only for teacher, please saveproperly


13 | P a g e
PBL HANDBOOK FOR TUTOR
6th SEMESTER
ACADEMIC YEAR 2016/2017

Seminggu setelah kejadian kebakaran, banyak penduduk di sekitar pasar yang bekerja
sebagai pedagang datang berobat ke PKM dengan keluhan sakit kepala, gastritis dan
gangguan tidur. Salah satu dari pasien-pasien tersebut adalah Pak Jayus, pedagang wadah-
wadah plastik yang kiosnya terbakar ludes beserta barang daganganannya ia merasa sakit
kepala yang berat sekali di bagian kiri-kanan, hilang bila diberi Panadol namun terus muncul
lagi, Pak Jayus jadi malas makan dan tidak semangat kalau diajak bicara, terutama terkait
dengan barang dagangan. Menurut anaknya yang mengantar Pak Jayus juga jadi sering
marah dan murung serta terbangun di malam hari lalu sulit tidur.
Dr.Amir menduga kasus Pak Jayus merupakan gambaran gunung es dari peningkatan insiden
gangguan psikologis dan mungkin juga psikiatrik pada penduduk yang menjadi korban
kebakaran, baik korban karena ada anggota keluarga yang meninggal atau sakit, atau karena
barang-dagangannya hangus terbakar. Dr.Amir berpikir PKM perlu membuat program yang
efektif untuk merespon tren ini.
Saat melakukan kunjungan ke para korban kebakaran yang dirawat di PKM, Kepala Dinas
Kesehatan mengingatkan Kepala Puskesmas untuk memperbarui perlengkapan dan SOP
penanganan kebakaran di PKM setelah disindir Walikota kalau Alat Pemadam Kebakarannya
di PKM Cuma satu itupun sudah sangat tua dan terlihat berkarat.
Apa yang dapat dilakukan oleh PKM untuk mencegah terjadinya morbiditas yang lebih buruk
pada warga di sekitar pasar?

This book is only for teacher, please saveproperly


14 | P a g e
REFERENSI
1. Alfred P. Fishman, Jack A. Elias, Jay A.Fishman(2015). Fishman's
Pulmonary Diseases And Disorders 5th Edition. New York : McGraw Hill
2. Murray and Nadel's Textbook of Respiratory Medicine: 2-Volume Set, 5e
(Textbook of Respiratory Medicine (Murray)) 5th Edition
3. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Diagnosis dan
Penatalaksanaan Asma Bronkiale (2011)
4. Global Initiative for Asthma (GINA) 2016. Global Strategy For The
Diagnosis, Management, And Prevention Of Astma
5. Global Initiative for Asthma (GINA) 2017. Global Strategy For The
Diagnosis, Management, And Prevention Of Astma
6. .
STRUKTUR PBL SEMESTER VI
Pengarah Konsep PBL : dr. RAHMAD SARWO BEKTI, M.Med, Ed
Koordinator Sistem, Konsep, Nilai&Soal : dr. NURRAHMA W. FITRIYANI, M.Med, Ed
Koordinator Jadwal, &Modul : dr. DEWI MUSTIKA, M.Biomed
Koordinator Administrasi&Mahasiswa : ARIEF AGUSTIAN PRASETYA, A.Md
PJMK MKK PULMONOLOGI & K. RESPIRASI : dr. TRIWAHJU ASTUTI, M.Kes, Sp.P(K)
Wakil PJMK PULMONOLOGI & K. RESPIRASI :dr.UNGKY AGUS SETYAWAN, Sp.P

JADWAL PBL SEMESTER VI

Ruang Diskusi GPP FKUB lt. 2 dan 3 (202 – 310)


PUKUL 08.00 – 10.00 WIB

Hari, Tanggal
No. JUDUL MODUL
PBL STEP 1-5 PBL STEP 6-7
1 Rabu, 1 Mar 2017 Jumat, 3 Mar 2017 Diesel and Dust : History
2 Jumat, 3 Mar 2017 Rabu, 8 Mar 2017 Diesel and Dust : Examination
3 Rabu, 8 Mar 2017 Jumat, 10 Mar 2017 Diesel and Dust : Laboratory Finding
Diesel and Dust : Further Advice, Progress, &
4 Jumat, 10 Mar 2017 Rabu, 15 Mar 2017
Outcome
5 Rabu, 15 Mar 2017 Jumat, 17 Mar 2017 Don’t Have Doctor in House
Don’t Have Doctor in House (Examination &
6 Jumat, 17 Mar 2017 Rabu, 22 Mar 2017
Investigation)
Don’t Have Doctor in House (Initial Treatment,
7 Rabu, 22 Mar 2017 Jumat, 24 Mar 2017
Progress & Outcome)
PBL HANDBOOK FOR TUTOR
6th SEMESTER
ACADEMIC YEAR 2016/2017

DAFTAR TUTOR PBL MKK RESPIRASI

NO NAMA TUTOR PBL RUANG


1 dr. TRIWAHJU ASTUTI,M.Kes., Sp.P(K) 202
2 dr. UNGKY AGUS SETYAWAN, Sp.P. 203
3 dr. IIN NOOR CHOZIN, Sp.P(K) 204
4 dr. SURYANTI DWI PRATIWI, Sp.P(K) 205
5 dr. DANIK AGUSTIN PURWANTININGRUM, M.Kes 206
6 dr. KHUZNITA DASA NOVITA, Sp.THT-KL. 207
7 WIKE ASTRID CAHAYANI, S.Ked., M.Biomed. 301
8 dr. INDRIATI DWI RAHAYU, M.Kes 302
9 dr. NURUL HIDAYATI, M.Sc 303
10 dr. OBED TRINURCAHYO KINANTYO PAUNDRALINGGA, M.Sc 304
11 dr. ARIS WIDAYATI, Sp.S. 305
12 dr. DEWI MUSTIKA, M.Biomed. 306
13 dr. NIA KURNIANINGSIH, M.Biomed 307
14 dr. ARDANI GALIH PRAKOSA, M.Biomed 308
15 dr. YHUSI KARINA RISKAWATI, M.Sc 309
16 dr. IHDA DIAN KUSUMA 310
17 dr. RACHMAD SARWO BEKTI, MMedEd 311
18 dr. NURRAHMA WAHYU FITRIYANI, MMedEd 312
19 dr. ALIDHA NUR RAKHMANI, S.Ked. 313

This book is only for teacher, please saveproperly


17 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai