Anda di halaman 1dari 17

Buku Pegangan Mahasiswa

MODUL PBL
SISTEM KARDIOVASKULER

DISUSUN OLEH :
Prof. Dr. dr. Ali Aspar Mappahya, Sp.PD, Sp.JP, FIHA, FINASIM
dr. Wisudawan, M.Kes, Sp.JP
dr. Nurhikmawati, M. Kes, Sp.JP

Diberikan pada Mahasiswa Semester III


Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2023
PENDAHULUAN

Problem Based Learning (PBL) dalam bahasa Indonesia disebut Pembelajaran


Berbasis Masalah (PBM). Pengertian Pembelajaran Berbasis masalah adalah metode mengajar
dengan fokus pemecahan masalah yang nyata, proses dimana Peserta didik melaksanakan kerja
kelompok, umpan balik, diskusi yang dapat berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi
dan penyelidikan dan laporan akhir. Dengan demikian Peserta didik di dorong untuk lebih aktif
terlibat dalam materi pembelajaran dan mengembangkan ketrampilan berfikir kritis.
PBL memiliki gagasan bahwa pembelajaran dapat dicapai jika kegiatan pendidikan
dipusatkan pada tugas-tugas atau permasalahan yang otentik, relevan, dan dipresentasikan
dalam suatu konteks. Cara tersebut bertujuan agar mahasiswa memilki pengalaman
sebagaimana nantinya mereka hadapi di kehidupan profesionalnya. Pengalaman tersebut
sangat penting karena pembelajaran yang efektif dimulai dari pengalaman konkrit. Pertanyaan,
pengalaman, formulasi, serta penyususan konsep tentang pemasalahan yang mereka ciptakan
sendiri merupkan dasar untuk pembelajaran.
Skenario berfungsi sebagai perangsang untuk belajar dalam suatu kelompok diskusi
baik dengan maupun tanpa tutor. Mahasiswa diharapkan mengemukakan berbagai pertanyaan
prinsip dan mencari jawabannya pada berbagai acuan sewaktu berdiskusi pada pertemuan
tutorial pertama. Masalah yang belum terpecahkan menjadi tujuan pembelajaran pada saat itu
dan dijadikan sebagai pekerjaan rumah dengan cara belajar mandiri, yang hasilnya akan
didiskusikan kembali pada pertemuan kedua. Kalaupun masih ada masalah yang belum
terpecahkan maka kelompok diskusi yang difasilitasi oleh tutor membuat kesepakatan dengan
pakar baik dalam bentuk diskusi maupun dalam bentuk kuliah pakar pada waktu yang
disepakati.
Sebelum menggunakan buku ini, tutor harus membaca strategi pembelajaran, metode
tujuh langkah, Tujuan Instruksional Umum dan Tujuan Instruksional Khusus (TIU & TIK),
sehingga pelaksanaan diskusi nantinya akan lebih efisien dan efektif.

Penyusun Modul

Tim Blok Kardiovaskuler

2
Proses “Problem-Based Learning” (PBL)
dan “Active Learning” (AL)

MASALAH/PERTANYAAN KELOMPOK KECIL

- Deskripsi fenomena - Hal-hal apa yang sudah


diketahui dari masalah.
- Disiapkan oleh tim/ - Hal-hal apa yang masih
staf pengajar harus diketahui.
- Mengarahkan kegiatan - Gunakan metode 7 langkah
belajar

PERTUKARAN INFO BELAJAR SENDIRI

- Apakah dibutuhkan - Sarana belajar


pemahaman yang lebih
baik mengenai proses - Integrasi pengetahuan dari
dari masalah tersebut. berbagai disiplin ilmu

3
Metode 7 langkah :
1. Mengklarifikasi hal-hal yang belum diketahui dalam skenario.
Dalam hal ini kelompok akan mendefinisikan istilah-istilah dan konsep yang tidak
jelas agar interpretasi terhadap informasi yang tersedia tidak perlu dipertanyakan
lagi.
2. Mendefinisikan masalah.
Kelompok harus dapat mencapai kesepakatan agar setiap fenomena yang saling
berhubungan dapat dijelaskan. Masalah yang ada dapat dibagi menjadi beberapa sub-
masalah agar dapat didiskusikan menurut aturan tertentu. Fungsi langkah ini adalah
menuntun proses brainstorming (langkah 3) dan juga diskusi selanjutnya.
3. Menganalisa masalah.
Kelompok mencoba menentukan hal-hal yang dipikirkan oleh anggotanya, apa yang
mereka ketahui atau apa yang mereka anggap mereka ketahui tentang proses dan
mekanisme yang mendasari masalah tersebut. Melalui tehnik brainstorming ini,
pengetahuan yang ada sebelumnya diaktivasi agar dasar diskusi tersedia.
4. Membuat daftar penjelasan-penjelasan yang dapat diterima.
Ide-ide dari langkah ke-3 disusun dan diperhatikan secara kritis. Pandangan-
pandangan yang nampaknya seragam dikelompokkan bersama sebagai suatu
kesatuan, sementara pendapat yang berbeda disortir, sehingga akan lebih jelas lagi
apa yang masih harus dipelajari.
5. Merumuskan tujuan pembelajaran.
Pertanyaan-pertanyaan yang muncul selama atau sebagai hasil analisa masalah harus
dijawab agar tercapai pemahaman yang lebih baik. Tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan tersebut merupakan dasar dari kegiatan belajar yang harus dilaksanakan
pada tahap berikutnya. Fungsi langkah ini adalah menuntun proses belajar mandiri
(active learning).
6. Mencari informasi tambahan di luar kelompok (Active learning).
Berdasarkan langkah ke-5, siswa diwajibkan mencari dan mengumpulkan informasi
pada berbagai sumber acuan (kuliah, perpustakaan, internet,dll). Pada langkah ini,
mahasiswa belajar untuk mengumpulkan informasi yang relevan guna menguasai
masalah.
7. Membuat laporan pada kelompok tentang apa yang diperoleh sewaktu belajar
mandiri.
Sesuai tujuan belajar, mahasiswa akan mendiskusikan hasil kegiatan belajar mandiri.

Langkah ini memiliki 3 fungsi yaitu :


A. Mengumpulkan informasi dari berbagai sumber hingga tiap kesalahan dapat
dikoreksi.
B. Menunjukkan dan mendiskusikan hal-hal yang tidak jelas dari bahan yang dipelajari.
C. Memperdalam pengetahuan para siswa dengan cara pertukaran informasi secara
aktif.

4
TUGAS UNTUK MAHASISWA
1. Setelah membaca dengan teliti skenario di atas anda harus mendiskusikan kasus
tersebut pada satu kelompok diskusi terdiri dari 12 – 15 orang, dipimpin oleh seorang
ketua dan seorang penulis yang dipilih oleh anda sendiri. Ketua dan sekretaris ini
sebaiknya berganti-ganti pada setiap kali diskusi. Diskusi kelompok ini bisa dipimpin
oleh seorang tutor atau dilakukan secara mandiri oleh kelompok.
2. Melakukan aktivitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan menggunakan
buku ajar, majalah, slide, tape atau video, dan internet, untuk mencari informasi
tambahan.
3. Melakukan diskusi kelompok mandiri (tanpa tutor) , melakukan curah pendapat
bebas antar anggota kelompok untuk menganalisa dan atau mensintese informasi
dalam menyelesaikan masalah.
4. Berkonsultasi pada nara sumber yang ahli pada permasalahan dimaksud untuk
memperoleh pengertian yang lebih mendalam (tanpa pakar).
5. Mengikut kuliah khusus (kuliah pakar) dalam kelas untuk masalah yang belum jelas
atau tidak ditemukan jawabannya.
6. Melakukan latihan di laboratorium keterampilan klinik dan praktikum di
laboratorium.

PROSES PEMECAHAN MASALAH


Dalam diskusi kelompok dengan menggunakan metode curah pendapat, anda
diharapkan memecahkan problem yang terdapat dalam skenario ini, yaitu dengan
mengikuti 7 langkah penyelesaian masalah di bawah ini :
1. Klarifikasi istilah yang tidak jelas dalam skenario di atas, dan tentukan kata/ kalimat
kunci skenario di atas.
2. Identifikasi problem dasar skenario di atas, dengan membuat beberapa pertanyaan
penting.
3. Analisa problem-problem tersebut dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas.
4. Klasifikasikan jawaban atas pernyataan-pertanyaan tersebut di atas.
5. Tentukan tujuan pembelajaran selanjutnya yang ingin dicapai oleh anda .
Langkah 1 s/d 5 dilakukan dalam diskusi pertama bersama tutor.
6. Cari informasi tambahan tentang kasus di atas di luar kelompok tatap muka.
Langkah 6 dilakukan dengan belajar mandiri.
7. Laporkan hasil diskusi dan sintesis informasi-informasi yang baru ditemukan.
Langkah 7 dilakukan dalam kelompok diskusi dengan tutor.

Penjelasan :
Bila dari hasil evaluasi laporan kelompok ternyata masih ada informasi yang
diperlukan untuk sampai pada kesimpulan akhir, maka proses 6 bisa diulangi, dan
selanjutnya dilakukan lagi langkah 7.
Kedua langkah di atas bisa diulang-ulang di luar tutorial, dan setelah informasi
dirasa cukup maka pelaporan dilakukan dalam diskusi akhir, yang biasanya dilakukan
dalam bentuk diskusi panel dimana semua pakar duduk bersama untuk memberikan
penjelasan atas hal-hal yang masih belum jelas.

5
JADWAL KEGIATAN
▪ Pertemuan pertama dalam kelas besar dengan tatap muka satu arah dan tanya jawab.
Tujuan : menjelaskan tentang modul dan cara menyelesaikan modul dan membagi
kelompok diskusi. Pada pertemuan pertama buku modul dibagikan.
▪ Pertemuan kedua : diskusi mandiri. Tujuan :
o Memilih ketua dan sekretaris kelompok,
o Brain-storming untuk proses 1 – 3,
o Membagi tugas
▪ Pertemuan ketiga: diskusi tutorial dipimpin oleh mahasiswa yang terpilih menjadi
ketua dan penulis kelompok, serta difasilitasi oleh tutor. Tujuan: untuk melaporkan
hasil diskusi mandiri dan menyelesaikan proses sampai langkah 5.
▪ Anda belajar mandiri baik sendiri-sendiri. Tujuan: untuk mencari informasi baru yang
diperlukan.
▪ Pertemuan keempat: adalah diskusi tutorial. Tujuan: untuk melaporkan hasil diskusi
lalu dan mensintese informasi yang baru ditemukan. Bila masih diperlukan informasi
baru dilanjutkan lagi seperti No. 2 dan 3.
▪ Pertemuan terakhir: dilakukan dalam kelas besar dengan bentuk diskusi panel untuk
melaporkan hasil diskusi masing-masing kelompok dan menanyakan hal-hal yang
belum terjawab pada ahlinya (temu pakar).

TIME TABLE
PERTEMUAN
I II III IV V VI VII
Pertemuan I Pertemuan Tutorial I Mandiri Kuliah Tutorial II Pertemuan
(Penjelasan) Mandiri Pengumpulan konsultasi (Laporan & Terakhir
(Brain informasi Praktikum Diskusi) (Laporan)
Stroming) Analisa & CSL
sintese

6
STRATEGI PEMBELAJARAN
1. Diskusi kelompok tanpa tutor, brainstorming bebas diantara mahasiswa.
2. Kelompok diskusi dipandu oleh tutor untuk menentukan berbagai alternatif
pertanyaan dari masalah yang dikemukakan.
3. Konsultasi dengan pakar untuk memperoleh pemahaman yang lebih dalam
terhadap suatu masalah.
4. Kuliah khusus untuk materi yang baru.
5. Belajar mandiri di perpustakaan atau media elektronik.
6. Melakukan kegiatan di “skill-lab”(CSL)
▪ Anamnesis (History taking)
▪ Pemeriksaan fisik (manekin/mahasiswa)
▪ Perekaman /pembacaan dasar-dasar EKG
▪ Pembacaan foto thoraks
7. Melakukan kegiatan praktikum.
- Anatomi
- Fisiologi
- Histologi
- Patologi Anatomi
- Mikrobiologi
- Gizi

BAHAN BACAAN & SUMBER INFORMASI LAIN


a. Kuliah sistim kardiovaskuler dari berbagai disiplin ilmu.
b. Textbooks/Journals yang berhubungan dengan masalah kardiovaskuler.
• Buku ajar Kardiovaskular jilid 1 dan 2. (2017) Departemen Kardiologi dan
Kedokteran Vaskular FKUI.
• Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. (2018). Pedoman
tatalaksana Sindroma Koroner Akut. Edisi Ketiga. Centra Communication.
• Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. (2020). Pedoman
tatalaksana Gagal Jantung. Edisi Kedua. Centra Communication.
• Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. (2022). Panduan
tatalaksana dislipidemia Edisi Kedua. Centra Communication.
• Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. (2019). Panduan
evaluasi dan tatalaksana Angina pektoris stabil. Edisi Kedua. Centra
Communication.
• Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. (2016). Panduan
praktik klinis dan Clinical Pathway penyakit jantung dan pembuluh darah. Edisi
Pertama. Centra Communication.
• Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. (2014). Pedoman
tatalaksana Fibrilasi Atrium. Edisi Pertama. Centra Communication.
• Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. (2014). Pedoman
tatalaksana Hipertensi Pada Penyakit Kardiovaskular. Edisi Pertama. Centra
Communication.
• Lilly Leonard S. (2016). Patophysiology of Heart Disease. 6 th Edition. Wolters
Kluwer

7
• Kabo, Peter. (2011). Bagaimana menggunakan obat-obat kardiovaskular secara
rasional. Balai Penerbit FKUI

8
MODUL 3

BERDEBAR

SISTEM KARDIOVASKULER

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2022

9
TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Intruksional Umum (TIU) :


Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa mampu memahami konsep-konsep dasar
yang berhubungan dengan gejala berdebar-debar dan mampu menegakkan diagnosis
beberapa penyakit kardiovaskuler dengan berdebar-debar sebagai keluhan utama.

Tujuan Instruksional Khusus (TIK) :


1. Memahami perbedaan keluhan berdebar-debar pada penyakit kardiovaskuler
dan penyakit non-kardiovaskuler.
2. Memahami mekanisme timbulnya berdebar-debar pada berbagai penyakit
kardiovaskuler.
3. Memahami faktor-faktor yang berperan dalam proses patologis yang terjadi di
paru-paru yang menimbulkan gejala berdebar-debar.
4. Memahami hal-hal yang berhubungan dengan anamnesis dan pemeriksaan
fisik pada penderita kardiovaskuler dengan keluhan berdebar-debar.
5. Memahami hubungan antara gejala berdebar-debar dan gejala lainnya yang
relevan dengan diagnosis penyakit kardiovaskuler tertentu.
6. Menentukan jenis pemeriksaan dan prosedur diagnostik tertentu yang
menunjang diagnosis penyakit kardiovaskuler dengan gejala berdebar-debar.
7. Memahami prosedur tindakan dan terapi pada penderita dengan berdebar-
debar diruang gawat darurat akibat penyakit kardiovaskuler tertentu.
8. Memahami kemungkinan komplikasi yang timbul dari penyakit
kardiovaskuler tertentu dengan keluhan berdebar-debar.
9. Memahami prognosis penyakit-penyakit kardiovaskuler tertentu dengan
keluhan berdebar-debar.

10
Sesak Napas

11
SKENARIO 1

Seorang laki-laki berusia 40 tahun dibawa ke rumah sakit oleh temannya karena
tiba-tiba tidak sadar sejak 1 jam yang lalu. Sebelumnya pasien sedang rapat di kantornya
tiba-tiba tidak sadar. Sebelumnya pasien sudah dikatakan sakit jantung tetapi tidak
berobat teratur
Dari tanda vital didapatkan tekanan darah tidak terukur, nadi tidak teraba.
Riwayat hipertensi dan penyakit jantung sebelumnya tidak ada.

SKENARIO 2
Seorang
Seorangperempuan
perempuanberusia
berusia35
35tahun
tahundatang
datangkekeklinik
klinikdengan
dengankeluhan
keluhanberdebar-
berdebar-
debar
debardan
danrasa
rasatidak
tidak nyaman
nyaman pada
pada dada
dada sejak
sejak 11 bulan
bulan terakhir.
terakhir. Keluhan
Keluhan tidak
tidak
dipengaruhi
dipengaruhioleh
olehaktivitas
aktivitasdan
danlebih
lebihsering
seringdirasakan
dirasakanpada
padasaat
saatistirahat.
istirahat.Tidak
Tidakada
ada
keringat
keringatdingin
dinginataupun
ataupunlemas.
lemas.Pasien
Pasienrutin
rutinmengkonsumsi
mengkonsumsikopi
kopisaat
saatbekerja.
bekerja.Tidak
Tidakada
ada
riwayat
riwayatpingsan.
pingsan.Tidak
Tidakada
adariwayat
riwayatkeluarga
keluargadengan
dengankeluhan
keluhanyang
yangsama.
sama.Tidak
Tidakada
ada
riwayat
riwayathipertensi
hipertensiataupun
ataupundiabetes
diabetesmellitus.
mellitus.
Dari
Daripemeriksaan fisikfisik
pemeriksaan didapatkan Tekanan
didapatkan darah 120/70
Tekanan darahmmhg, nadimmhg,
120/70 90x/menit,
nadi
irreguler, pernapasan
90x/menit, irreguler,22 x/menit, suhu
pernapasan 36,5 0C. Tidak
22 x/menit, ada 0murmur
suhu 36,5 C. Tidak ada murmur
Dari
Daripemeriksaan
pemeriksaanEKGEKGdidapatkan
didapatkan

12
SKENARIO 3

Seorang perempuan berusia 18 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan


berdebar-debar memberat sejak 2 hari terakhir. Keluhan sudah dirasakan sejak 1
tahun kadang-kadang disertai rasa pusing dan seperti mau pingsan tetapi memberat 1
minggu terakhir disertai lemas dan cepat lelah saat beraktivitas. Dari riwayat penyakit
didapatkan pasien pernah didiagnosis penyakit jantung rheumatic tetapi berhenti
berobat beberapa bulan terakhir.
Pada pemeriksaan fisis TD 90/60 mmHg, Denyut Jantung 120x/menit tidak
teratur, laju napas 28x/menit and temperatur badan 37,2˚C. Pada pemeriksaan nadi
didapatkan pulsus deficit.

SKENARIO 4

Seorang laki-laki berusia 75 tahun datang ke Rumah sakit dengan keluhan berdebar-

debar dan lemas sejak 1 hari yang lalu. Riwayat pasien lemas disertai keringat dingin dan ada

Riwayat pingsan. Riwayat keluhan yang sama sejak 1 bulan yang lalu tetapi tidak berobat.

Riwayat hipertensi dan penyakit jantung koroner ada tetapi tidak berobat teratur.

Dari pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 160/70 mmHg, denyut nadi

35x/menit, pernapasan 20x/menit.

Dari pemeriksaan penunjang didapatkan pemeriksaan EKG sebagai berikut

13
SKENARIO 5

Seorang laki-laki berusia 45 tahun datang ke IGD dengan keluhan berdebar-debar


sejak sekitar 2 hari sebelum masuk rumah sakit.Riwayt pasien mengeluh lemas, dan
seperti mau pingsan, disertai keringat dingin. Riwayat keluhan yang sama sebelumnya
tidak ada. Pasien juga mengeluh rasa tidak nyaman pada dada sebelah kiri disertai rasa
pusing dan mual saat tiba di IGD. Muntah tidak ada, nyeri perut disangkal.
Dari pemeriksaan secara umum pasien lemas, tanda vital tekanan darah 100/60
mmHg, HR 160x/menit, pernapasan 20x/menit, akral hangat
Dari pemeriksaan EKG didapatkan

14
ENGLISH CLASS

SCENARIO 1

A 40 year old man was taken to hospital by his friend because he suddenly became
unconscious 1 hour ago. Previously, the patient was in a meeting in his office and
suddenly became unconscious. Previously, the patient had been said to have heart
disease but had not received regular treatment
From vital signs it was found that blood pressure was not measurable, pulse was
not palpable. There was no previous history of hypertension or heart disease.

SKENARIO 2
A 35Seorang perempuan
year old berusia
woman came 35 tahun
to the clinic datang ke klinik dengan
with complaints keluhan berdebar-
of palpitations and chest
debar dan rasa
discomfort tidak
for the last 1nyaman pada dada are
month. Complaints sejak
not 1influenced
bulan terakhir. Keluhan
by activity and aretidak
more
dipengaruhi
often felt atoleh
rest. aktivitas
There is dan lebih
no cold sering
sweat dirasakan pada
or weakness. saat istirahat.
The patient regularlyTidak ada
consumes
keringat dinginworking.
coffee while ataupun There
lemas. was
Pasien
no rutin mengkonsumsi
history kopi saat
of fainting. There bekerja.
is no familyTidak adaof
history
riwayat
similar pingsan. Tidak
complaints. adawas
There riwayat keluarga
no history dengan keluhan
of hypertension yang mellitus.
or diabetes sama. Tidak ada
riwayat
Fromhipertensi ataupun
the physical diabetesblood
examination, mellitus.
pressure was found to be 120/70 mmHg, pulse
Dari pemeriksaan
90x/minute, fisik didapatkan
irregular, breathing Tekanan
22x/minute, darah 120/70
temperature mmhg,
36.50C. nadi 90x/menit,
No murmurs
irreguler,
From thepernapasan 22 x/menit,
ECG examination suhu
it was 36,5 0C. Tidak ada murmur
obtained
Dari pemeriksaan EKG didapatkan

15
SKENARIO 3

An 18 year old woman came to the hospital with complaints of severe palpitations for
the last 2 days. I've had complaints since 1 year, sometimes accompanied by dizziness
and feeling like I'm going to faint, but it's gotten worse in the last week, accompanied
by weakness and getting tired quickly when doing activities. From the medical history,
it was found that the patient had been diagnosed with rheumatic heart disease but had
stopped treatment in the last few months.
On physical examination, Blood Pressure was 90/60 mmHg, irregular heart rate
120x/minute, respiratory rate 28x/minute and body temperature 37.2˚C. Pulse
examination revealed a pulsus deficit.

SKENARIO 4

A 75 year old man came to the hospital with complaints of palpitations and weakness since 1

day ago. The patient's history is weakness accompanied by cold sweat and there is a history of

fainting. History of the same complaint since 1 month ago but no treatment. There is a history

of hypertension and coronary heart disease but no regular treatment.

From vital signs examination, blood pressure was found to be 160/70 mmHg, pulse

35x/minute, breathing 20x/minute. From the supporting examination, the following ECG

examination

16
SKENARIO 5

A 45 year old man came to the emergency room with complaints of palpitations
since about 2 days before he was admitted to hospital. The patient's history complained
of weakness, and as if he was going to faint, accompanied by cold sweat. There is no
previous history of similar complaints. The patient also complained of discomfort in the
left side of the chest accompanied by dizziness and nausea when he arrived at the
Emergency Room. Vomiting was absent, abdominal pain was denied.
From the general examination, the patient is weak, vital signs blood pressure
100/60 mmHg, HR 160x/minute, breathing 20x/minute, acral warm
Following are the results of the EKG examination

17

Anda mungkin juga menyukai