Tutorial yang dilakukan adalah diskusi dalam kelompok kecil dengan menggunakan
Problem Based Learning (PBL). Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang
beranggotakan 10-15 orang dengan dibimbing oleh seorang tutor sebagai fasilitator. Tutorial
dijadwalkan 2 kali diskusi dan 1 kali ujian topik seminggu untuk diskusi tentang masalah yang
belum dipahami dan dilakukan dengan didampingi oleh fasilitator atau mandiri. Dalam diskusi
tutorial perlu ditunjuk satu orang sebagai ketua diskusi dan satu orang sebagai sekretaris,
keduanya akan bertugas sebagai pimpinan diskusi. Ketua diskusi dan sekretaris ditunjuk secara
bergiliran untuk setiap skenario agar semua mahasiswa mempunyai kesempatan berlatih
sebagai pemimpin dalam diskusi. Oleh karena itu perlu dipahami dan dilaksanakan peran dan
tugas masing-masing dalam tutorial sehingga tercapai tujuan pembelajaran.
Sebelum diskusi dimulai tutor akan membuka diskusi dengan perkenalan antara tutor
dengan mahasiswa dan antara sesama mahasiswa. Setelah itu tutor menyampaikan aturan main
dan tujuan pembelajaran secara singkat. Ketua diskusi dibantu sekretaris memimpin diskusi
dengan menggunakan 7 langkah atau seven jumps untuk mendiskusikan masalah yang ada
dalam skenario. Setiap satu skenario akan dibahas dalam dua kali pertemuan.
Pertemuan pertama akan melakukan langkah 1-5 dan langkah 6 mahasiswa
menggunakan sumber belajar eksternal dan belajar mandiri. Pertemuan kedua mahasiswa akan
melanjutkan diskusi untuk langkah 7. Dalam diskusi tutorial, tujuan instruksional umum atau
TIU dapat digunakan sebagai pedoman untuk menentukan tujuan belajar. Ketua diskusi
memimpin diskusi dengan memberi kesempatan setiap anggota kelompok untuk dapat
menyampaikan ide dan pertanyaan, mengingatkan bila ada anggota kelompok yang
mendominasi diskusi serta memancing anggota kelompok yang pasif selama proses diskusi.
Ketua dapat mengakhiri brain storming bila dirasa sudah cukup dan memeriksa skretaris
apakah semua hal penting sudah ditulis. Ketua diskusi dibantu sekretaris bertugas menulis hasil
diskusi dalam komputer.
Dalam diskusi tutorial perlu dimunculkan learning atmosphere disertai iklim
keterbukaan dan kebersamaan yang kuat. Mahasiswa bebas mengemukakan pendapat tanpa
khawatir apakah pendapatnya dianggap salah, remeh dan tidak bermutu oleh teman lain, karena
dalam tutorial yang lebih penting adalah bagaimana mahasiswa berproses memecahkan
masalah dan bukan kebenaran pemecahan masalahnya. Proses tutorial menuntut mahasiswa
agar aktif dalam mencari informasi atau belajar mandiri untuk memecahkan masalah. Dalam
pembelajaran orang dewasa, mahasiswa dapat belajar secara mandiri dari berbagai sumber
belajar eksternal yaitu: perpustakaan, website (internet dan intranet), e-learning, buku dan
artikel jurnal. Metode belajar mandiri berbentuk pelaksanaan tugas membaca atau kajian artikel
jurnal oleh mahasiswa tanpa bimbingan.
Pada masa pandemic covid-19 saat ini, maka metode tutorial online dilakukan. Tutorial
online dapat menggunakan berbagai media untuk memfasilitasi pertemuan anggota kelompok
seperti Video Call WhatsApp, Zoom meeting, Google Meet, atau media lainnya. Selain itu,
pelaporan harus menyertakan logbook pengerjaan tutorial sesuai step yang ada dan
mendokumentasikan proses tutorial (foto diskusi kelompok).
2. Pelaksanaan Tutorial
a. Membaca skenario
b. Analisis dan klarifikasi istilah
c. Mendefenisikan dan menyusun masalah dapat berupa pertanyaan atau kalimat
pernyataan.
d. Merumuskan hipotesis (jawaban sementara) dari permasalahan atau pernyataan
diatas.
e. Identifikasi dan mencari pengetahuan yang diperlukan untuk mendukung hipotesis.
f. Mengorganisasi dan menguraikan pentehuan yang dibutuhkan
g. Membagi anggota untuk mengumpulkan informasi dari sumber-sumber belajar yang
ada (hasil analisa/rangkuman journal/teksbook diserahkan ke tutor)
h. Mensintesa masalah yaitu mendiskusikan informasi yang ada untuk mengetahui
apakah ada kesalahan dan/atau ada yang belum lengkap.
Jadwal Kegiatan
Sebelum dilakukan pertemuan antar kelompok mahasiswa dan tutor, mahasiswa dibagi
menjadi kelompok – kelompok diskusi yang terdiri dari 10-15 orang setiap kelompok.
1. Pertemuan pertama dalam kelas besar dengan tatap muka atau satu arah untuk penjelasan
modul, dan dibagi menjadi kelompok diskusi. Pada pertemuan pertama buku modul
dibagikan.
2. Pertemuan kedua diskusi tutorial 1 dipimpin oleh mahasiswa yang terpilih menjadi ketua
dan penulis kelompok serta fasilitator oleh tutor. Tujuan:
a. Memilih ketua dan sekretaris kelompok
b. Bran storming untuk proses 1-5
c. Pembagian tugas.
3. Pertemuan ketiga diskusi tutorial 2 seperti pada tutorial 1. Tujuan: untuk melaporkan
informasi baru yang diperoleh dari pembelajaran mandiri dan melakukan klarifikasi,
analisa, dan sintesa dari semua informasi.
4. Mahasiswa belajar mandiri baik sendiri – sendiri maupun berkelompok. Tujuan: untuk
mencari informasi baru yang diperlukan.
5. Diskusi mandiri: diskusi ini sama dengan diskusi tutorial dan apabila informasi yang
diperlukan telah cukup, maka hasil dari diskusi mandiri digunakan untuk membuat laporan
penyajian dan laporan tertulis. Diskusi mandiri bisa dilakukan berulang – ulang diluar
jadwal.
6. Diskusi panel dan tanya jawab pakar. Tujuan: untuk melaporkan hasil analisa dan sintesa
informasi yang ditemukan untuk menyelesaikan masalah pada skenario. Bila ada masalah
yang belum jelas atau terjadi salah persepsi, maka diselesaikan oleh pakar yang hadir pada
pertemuan ini. Laporan penyajian dibuat oleh kelompok dalam bentuk sesuai urutan yang
tercantum pada buku kerja.
7. Masing – masing mahasiswa kemudian diberi tugas untuk menuliskan laporan sesuai
dengan skenario yang telah didiskusikan bersama pada kelompoknya. Laporan ditulis
dalam bentuk laporan penyajian dan laporan lengkap.
8. Pertemuan terakhir: laporan kasus dilakukan dalam kelas besar oleh masing – masing
mahasiswa.
Catatan:
a. Laporan penyajian kelompok serta semua laporan hasil diskusi kelompok serta
laporan kasus masing – masing mahasiswa diserahkan satu rangkap ke tutor melalui
ketua kelompok.
b. Semua laporan akan diperiksa dan dinilai oleh tutor dan dikembalikan ke mahasiswa
untuk perbaikan.
c. Setelah diperbaiki, masing – masing laporan diserahkan ke tutor.
d. Semua mahasiswa wajib menyalin laporan dari kelompok dan mahasiswa lain untuk
dipakai sebagai salah satu bahan ujian.
Strategi Pembelajaran
1. Diskusi kelompok difasilitasi oleh tutor
2. Diskusi kelompok tanpa tutor
3. Konsultasi pakar
4. Aktivitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan menggunakan buku ajar,
majalah, video dan internet.
Skenario 1
Pasien Ny. S, berumur 35 tahun, status belum menikah, dirawat di ruang akut Rumah
Sakit Jiwa. Saat dikaji perawat, pasien diisolasi di ruang khusus. Pasien tampak tidak rapi,
rambut acak-acakan, kuku hitam. Pasien juga tampak jalan mondar-mandir, gelisah, bicara
tidak beraturan, tertawa sendiri, kontak mata kurang. Klien mengatakan “Suster saya
mendengar suara – suara yang menyuruh bunuh diri”, “Pasien sering mengatakan “Saya tidak
berguna, tidak berarti lagi, pacar saya meninggalkan saya karena saya miskin”. Lebih lanjut
lagi pasien mengatakan bahwa sahabatnya mengguna-guna pacarnya dan merebut semua
kekayaan dirinya. Menurut perawat ruangan, dua hari yang lalu pasien dibawa keluarga ke RSJ
karena sudah 2 minggu sebelum masuk rumah sakit, pasien tidak mau keluar dari kamar dan
tidak mau melakukan aktifitas seperti biasanya, dan sering bicara sendiri. Menurut keluarga,
tahun 2015 pasien di PHK, setahun kemudian tunangannya menikah dengan sahabatnya, dan
ibunya meninggal karena sakit jantung. Sejak saat itu pasien sering menyendiri, mudah
tersinggung. Kalau marah, pasien sering melampiaskannya dengan melukai dirinya sendiri,
seperti membenturkan kepala. Tahun 2018, pasien juga pernah dirawat di RSJ.
Learning Objective :
1. Mahasiswa dapat menganalisa kasus, menjelaskan data-data yang muncul, dan data yang
perlu dikaji lebih lanjut
2. Mahasiswa dapat menentukan core problem dan masalah keperawatan lain dari analisa
kasus di atas
3. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep (pengertian, tanda dan gejala, predisposisi dan
presipitasi, psikopatologi) dari core problem dan masalah lain yang muncul
4. Mahasiswa dapat menentukan intervensi keperawatan mandiri dan kolaborasi dari kasus
diatas.
Skenario 2
Seorang laki-laki berusia 50 tahun dirawat di RSJ dengan alasan mengamuk dan
memukul ibunya di rumah. Pada saat dikaji klien terlihat mondar-mandir sambil tertawa dan
berbicara sendiri, pandangan mata tajam dan sesekali klien tampak mengepalkan tangan sambil
berbicara sendiri. Ketika perawat menanyakan siapa yang diajak berbicara. Klien mengatakan
bahwa dia sedang mendapatkan tugas untuk menjalankan misi rahasia dan meminta perawat
untuk diam. Saat ini klien sedang menjalani hari ke 2 di ruang intensif dengan diagnosis medis
skizofrenia paranoid.
Learning Objective :
1. Jelaskan tentang manajemen pelayanan keperawatan di ruang intensif RSJ
2. Mahasiswa dapat menganalisa kasus, menjelaskan data-data yang muncul, dan data yang
perlu dikaji lebih lanjut
3. Mahasiswa dapat menentukan core problem dan masalah keperawatan lain dari analisa
kasus di atas
4. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep (pengertian, tanda dan gejala, predisposisi dan
presipitasi, psikopatologi) dari core problem dan masalah lain yang muncul
5. Mahasiswa dapat menentukan intervensi keperawatan mandiri dan kolaborasi dari kasus
diatas.
Skenario 3
Ny.K usia 38 tahun dibawa ke RSKD oleh keluarga. Klien adalah seorang pekerja
kantoran di bank swasta yang ditinggal menikah oleh suaminya dan mempunyai 4 orang anak
perempuan. Menurut adik klien alasan suaminya menikah lagi adalah keinginan mendapatkan
anak laki-laki. Adiknya juga mengatakan bahwa klien suka keluyuran, dan baru ditemukan
kembali ke rumah setelah 3 hari. Klien mudah marah dan tersinggung. Terkadang sering
dilampiaskan kepada anaknya dan membentak serta melemparkan barang. Saat dikaji oleh
perawat tampak wajah tegang pasien, mata melotot, bicara kasar. Ketika ditanya klien hanya
menjawab “saya benci dengan ahmad. Dia jahat”. Tidak hanya itu, menurut adiknya klien juga
sering menyakiti diri sendiri dengan memukul-mukulkan tangannya ketembok, mengigit
kukunya sampai berdarah. Begitu pun saat dirawat di RS klien menolak tindakan pengobatan
dan perawatan, serta suka memaki-maki perawat, atau orang yang datang menjenguknya.
Learning Objective :
1. Mahasiswa dapat menganalisa kasus, menjelaskan data-data yang muncul, dan data yang
perlu dikaji lebih lanjut
2. Mahasiswa dapat menentukan core problem dan masalah keperawatan lain dari analisa
kasus di atas
3. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep (pengertian, tanda dan gejala, predisposisi dan
presipitasi, psikopatologi) dari core problem dan masalah lain yang muncul
4. Mahasiswa dapat menentukan intervensi keperawatan mandiri dan kolaborasi dari kasus
diatas.
Skenario 4
Seorang gadis usia 25 tahun berhasil di selamatkan setelah tadi pagi melakukan percoban
bunuh diri dengan minum obat serangga. Keluarga melaporkan bahwa beberapa bulan terakhir
ini putrinya terlihat murung dan lebih suka menyendiri dikamar, saat pengkajian pasien
mengatakan putus asa, merasa bingung apa yang harus dilakukan. Klien adalah mahasiswi
tingkat akhir yang telah memasuki semester 10. Skripsi yang di kerjakannya mengalami
kebuntuan bahkan sekarang klien merasa tidak ada semangat lagi untuk mengerjakan, selain
itu klien juga merasa malas untuk beraktifitas yang lain termasuk ke kampus, hingga merasa
bahwa mengakhiri hidup adalah jalan yang lebih baik.
Learning Objective :
1. Mahasiswa dapat menganalisa kasus, menjelaskan data-data yang muncul, dan data yang
perlu dikaji lebih lanjut
2. Mahasiswa dapat menentukan core problem dan masalah keperawatan lain dari analisa
kasus di atas
3. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep (pengertian, tanda dan gejala, predisposisi dan
presipitasi, psikopatologi) dari core problem dan masalah lain yang muncul
4. Mahasiswa dapat menentukan intervensi keperawatan mandiri dan kolaborasi dari kasus
diatas.